REPUTASI PROGRAM STUDIrepository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/609/1/Buku...REPUTASI PROGRAM...

180

Transcript of REPUTASI PROGRAM STUDIrepository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/609/1/Buku...REPUTASI PROGRAM...

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    i

    REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing,

    Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

  • ii REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

    Pasal 72

    1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal

    ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana

    dengan pidana penjara masing-masing paling sedikit 1

    (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit

    Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara

    paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak

    Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan

    atau barang hasil pelangaran hak cipta terkait sebagai

    dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara

    paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak

    Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    iii

    REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi

    Inti, dan Inovasi Nilai

    Penulis:

    Dr. Hery Winoto, TJ., S.E., M.M.

    PENERBIT:

    CV. AA. RIZKY

    2020

  • iv REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi

    Inti, dan Inovasi Nilai

    © Penerbit CV. AA RIZKY

    Penulis:

    Dr. Hery Winoto, TJ., S.E., M.M.

    Desain Sampul dan Tata Letak:

    Tim Kreasi CV. AA. RIZKY

    Cetakan Pertama, Juni 2020

    Penerbit:

    CV. AA. RIZKY

    Jl. Raya Ciruas Petir, Puri Citra Blok B2 No. 34

    Kecamatan Walantaka, Kota Serang - Banten, 42183

    Hp. 0819-06050622, Website : www.aarizky.com

    E-mail: [email protected]

    Anggota IKAPI No. 035/BANTEN/2019

    ISBN : 978-623-6506-04-2 xii + 166 hlm, 23 cm x 15,5 cm

    Copyright © 2020 CV. AA. RIZKY

    Hak cipta dilindungi undang-undang

    Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara

    apapun tanpa ijin tertulis dari penulis dan penerbit.

    Isi diluar tanggungjawab Penerbit

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    v

    PRAKATA

    Persaingan untuk mendapatkan mahasiswa baru

    program studi S1 Manajemen di lingkungan Kopertis

    Wilayah III DKI Jakarta saat ini semakin ketat. Data

    sekunder menunjukkan adanya kecenderungan berkurangnya

    minat calon mahasiswa memilih program studi S1

    Manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

    hasil kajian mengenai rumusan strategi keunggulan bersaing,

    kompetensi inti, inovasi nilai, dan pengaruhnya terhadap

    reputasi di lingkungan PTS Kopertis Wilayah III DKI

    Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Unit

    analisis adalah program studi sedangkan unit observasinya

    adalah pejabat struktural program studi S1 Manajemen di

    lingkungan Kopertis Wilayah III. Data penelitian berupa data

    sekunder dan data primer, keduanya bersifat data cross

    sectional. Data sekunder berasal dari Direktorat Jenderal

    Perguruan Tinggi, sedangkan data primer dikumpulkan

    melalui survey kepada pejabat struktural program studi S1

    Manajemen yang terpilih sebagai sampel dengan

    menggunakan kuesioner. Ukuran sampel sebanyak 75

    program studi S1 Manajemen dengan unit observasinya

    sebanyak 75 orang pejabat struktural. Pengujian hipotesis

    penelitian dilakukan dengan metode statistika deskriptif dan

    metode Partial Least Square (PLS).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) program

    studi S1 Manajemen PTS di lingkungan Kopertis Wilayah III

    DKI Jakarta belum mampu merumuskan strategi keunggulan

  • vi REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    bersaing, belum memanfaatkan kompetensi inti, belum

    melakukan inovasi nilai dan belum meningkatkan reputasi

    yang positif di mata masyarakat; (2) Secara simultan terdapat

    pengaruh dari strategi keunggulan bersaing dan kompetensi

    inti terhadap inovasi nilai; namun secara parsial kompetensi

    inti lebih dominan dalam mempengaruhi inovasi nilai; (3)

    inovasi nilai berpengaruh signifikan terhadap reputasi. (4)

    Secara simultan terdapat pengaruh dari strategi keunggulan

    bersaing dan kompetensi inti terhadap reputasi baik langsung

    maupun tidak langsung melalui inovasi nilai; namun secara

    parsial kompetensi inti lebih dominan dalam mempengaruhi

    reputasi.

    Jakarta, Juni 2020

    Dr. Hery Winoto., S.E., M.M

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    vii

    DAFTAR ISI

    PRAKATA ...................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ........................................................... ix

    DAFTAR GRAFIK ......................................................... xi

    BAB I PROBLEMATIKA REPUTASI PROGRAM

    STUDI ........................................................... 1

    BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING .. 19

    A. Pengertian Strategi Keunggulan

    Bersaing ................................................... 19

    B. Pengukuran Strategi Keunggulan

    Bersaing ................................................... 31

    BAB III KOMPETENSI INTI ..................................... 37

    A. Pengertian Kompetensi Inti ..................... 37

    B. Pengukuran Kompetensi Inti ................... 42

    BAB IV INOVASI NILAI ........................................... 47

    A. Pengertian Inovasi Nilai .......................... 47

    B. Pengukuran Inovasi Nilai ........................ 52

    BAB V REPUTASI .................................................... 57

    A. Pengertian Reputasi ................................. 57

    B. Pengukuran Reputasi ............................... 65

    BAB VI DESKRIPSI HASIL (STUDI KASUS)......... 73

    A. Strategi Keunggulan Bersaing,

    Kompetensi Inti, Inovasi Nilai, dan

    Reputasi Program Studi ........................... 73

    1. Strategi Keunggulan Bersaing............. 77

    2. Kompetensi Inti ................................... 88

    3. Inovasi Nilai ........................................ 97

    4. Reputasi Prodi Manajemen ................. 109

  • viii REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    B. Strategi Keunggulan Bersaing, dan

    Kompetensi Inti terhadap Inovasi Nilai

    serta Implikasinya pada Reputasi ............ 120

    1. Strategi Keunggulan Bersaing dan

    Kompetensi Inti Terhadap Inovasi

    Nilai .................................................... 120

    2. Inovasi Nilai terhadap Reputasi .......... 126

    C. Strategi Keunggulan Bersaing dan

    Kompetensi Inti Berpengaruh Terhadap

    Reputasi melalui Inovasi Nilai ................ 133

    D. Pemetaan Strategi .................................... 138

    E. Langkah Strategi Operasional ................. 141

    BAB VII PENUTUP ..................................................... 149

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 152

    TENTANG PENULIS .................................................... 165

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Program Studi S1 Manajemen Yang Telah/

    Pernah Diakreditasi BAN PT ....................... 2

    Tabel 1.2 Distribusi Program Studi S1 Di Wilayah

    Provinsi DKI Jakarta yang Pernah/Telah

    Diakreditasi BAN PT.................................... 4

    Tabel 2.1 Rekapitulasi Pengertian Strateg

    Keunggulan Bersaing ................................... 29

    Tabel 2.2 Komparasi Dimensi Strategi Keunggulan

    Bersaing ........................................................ 32

    Tabel 3.1 Rekapitulasi Pengertian Kompetensi Inti ..... 41

    Tabel 3.2 Komparasi Dimensi Variabel Kompetensi

    Inti ................................................................. 42

    Tabel 4.1 Rekapitulasi Pengertian Inovasi Nilai .......... 51

    Tabel 4.2 Komparasi Dimensi Inovasi Nilai ................ 52

    Tabel 5.1 Rekapitulasi Pengertian Reputasi ................. 64

    Tabel 5.2 Rekapitulasi Pengertian Reputasi ................. 68

    Tabel 6.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1 .......................... 76

    Tabel 6.2 Analisis Deskriptif Variabel Strategi

    Keunggulan Bersaing ................................... 77

    Tabel 6.3 Analisis Deskriptif Kompetensi Inti ............. 88

    Tabel 6.4 Analisis Deskriptif Inovasi Nilai .................. 98

    Tabel 6.5 Analisis Deskriptif Reputasi ......................... 110

    Tabel 6.6 Pengujian secara Simultan Strategi

    Bersaing dan Kompetensi Inti terhadap

    inovasi Nilai .................................................. 121

    Tabel 6.7 Pengujian Secara Parsial Strategi

    Keunggulan Bersaing dan Kompetensi Inti

    terhadap Inovasi Nilai ................................... 122

    Tabel 6.8 Pengujian Inovasi Nilai terhadap Reputasi ... 127

  • x REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Tabel 6.9 Pengujian Simultan Strategi Keunggulan

    Bersaing dan Kompetensi Inti terhadap

    Reputasi Melalui Inovasi .............................. 134

    Tabel 6.10 Pengujian secara Parsial Strategi

    Keunggulan Bersaing dan Kompetensi Inti

    serta Inovasi terhadap Reputasi .................... 134

    Tabel 6.11 Pengaruh Langsung dan Tak Langsung

    Strategi Keunggulan Bersaing dan

    Kompetensi Inti terhadap Reputasi melalui

    Inovasi Nilai ................................................. 135

    Tabel 6.12 Pemetaan Strategi Pengembangan Inovasi

    Nilai .............................................................. 139

    Tabel 6.13 Pemetaan Strategi Peningkatan Reputasi ..... 140

    Tabel 6.14 Langkah Strategi Operasional

    Pengembangan Kompetensi Inti ................... 141

    Tabel 6.15 Langkah Strategi Operasional Strategi

    Keunggulan Bersaing ................................... 144

    Tabel 6.16 Langkah Strategi Operasional

    Pengembangan Inovasi Nilai ........................ 145

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    xi

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.1 Upaya Pengelola dalam Membangun

    Reputasi Program Studi Manajemen ............ 6

    Grafik 1.2 Inovasi Nilai Prodi S1 Manajemen ............... 10

    Grafik 2.1 Strategi Keunggulan Bersaing Prodi S1

    Manajemen ................................................... 13

    Grafik 2.2 Kompetensi Inti Pengelola Program Studi

    S1 Manajemen .............................................. 16

    Grafik 6.1 Nilai Rata-Rata Hasil Riset........................... 75

  • xii REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    1

    BAB I

    PROBLEMATIKA REPUTASI

    PROGRAM STUDI

    Persaingan diantara PTS (Perguruan Tinggi Swasta)

    untuk mendapatkan mahasiswa baru tidak ubahnya

    persaingan perusahaan untuk mendapatkan konsumen.

    Situasi tersebut tampak dari strategi dan upaya yang

    dilakukan untuk menarik perhatian calon mahasiswa/

    konsumen. PTS telah menerapkan strategi bisnis yang

    selama ini hanya dilakukan oleh perusahaan. Pada masa-

    masa penerimaan mahasiswa baru, bahkan jauh sebelumnya,

    iklan-iklan PTS muncul setiap hari di surat kabar,

    terpampang di billboard jembatan penyeberangan, spanduk,

    dan di berbagai media iklan lainnya. Pada masa-masa

    tersebut PTS aktif mengunjungi sekolah-sekolah dan

    mengirimkan tawaran masuk perguruan tinggi dengan

    pemotongan biaya atau beasiswa dalam jumlah yang besar.

    PTS juga membuat analisis SWOT (strength, weakness,

    opportunity, dan threats) menetapkan STP (segmenting,

    targeting, dan positioning), menganalisis situasi persaingan,

    mengidentifikasi beberapa PTS lainnya sebagai kompetitor,

    dan sebagainya layaknya yang dilakukan perusahaan bisnis.

    Total program studi S1 yang telah/pernah diakreditasi

    BAN PT sampai Juni 2014 adalah 11.287 program studi.

    Program studi yang paling banyak diakreditasi adalah

    program studi S1 Manajemen (2.262 program studi atau

  • 2 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    20,04%), program studi S1 Pendidikan Agama Islam (582

    program studi atau 5,16%), dan program studi S1 Akuntansi

    (546 program studi atau 4,84%).

    Hal tersebut menunjukkan bahwa persaingan untuk

    mendapatkan mahasiswa baru semakin ketat pada program

    studi S1 Manajemen. Jumlah program studi S1 Manajemen

    kurang lebih sama dengan jumlah universitas ditambah

    STIE, hal ini karena hampir semua universitas dan STIE

    dapat dipastikan memiliki Program Studi Manajemen.

    Jumlah Program Studi S1 Manajemen yang telah diakreditasi

    BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi)

    dipaparkan pada Tabel 1.1.

    Tabel 1.1

    Program Studi S1 Manajemen Yang Telah/Pernah

    Diakreditasi BAN PT

    Wilayah Jumlah Persentase

    PTS dan PTN Wilayah Provinsi

    DKI Jakarta 108 4.77%

    PTS dan PTN Wilayah Provinsi

    Jawa Barat dan Provinsi Banten 791 34.97%

    PTS dan PTN Wilayah Provinsi

    Jawa Timur 115 5.08%

    PTS dan PTN Wilayah Provinsi

    Jawa Tengah 64 2.83%

    PTS dan PTN Wilayah Provinsi

    DI Yogyakarta 28 1.24%

    PTS dan PTN di luar Pulau Jawa 363 16.05%

    PTS dan PTN Seluruh Indonesia 793 35.06%

    Total 2.262 100.00%

    Sumber: http://ban-pt.kemdiknas.go.id/ diakses tanggal 29

    Juni 2012

    http://ban-pt.kemdiknas.go.id/

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    3

    Data pada Tabel 1.1 menunjukkan 4.77% program

    studi S1 Manajemen yang sudah diakreditasi BAN-PT

    berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, 34,97% berada di

    wilayah Provinsi Jawa Barat, dan Banten, dan 16,05%

    berada di luar Pulau Jawa. Situasi tersebut menunjukkan

    persaingan mendapatkan mahasiswa baru menjadi semakin

    ketat terjadi di program studi S1 Manajemen di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, karena

    sebagian besar sudah terakreditasi BAN PT. Terlebih lagi

    jarak diantara lokasi perguruan tinggi relatif dekat dan

    akses/infrastruktur transportasi tersedia dengan memadai.

    Mahasiswa yang bermukim di lingkungan Jabodetabek

    (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) bahkan

    ditambah Serang dan Karawang pada umumnya

    memanfaatkan fasilitas transportasi darat motor, mobil

    pribadi, bis umum, angkutan umum, dan kereta commuter

    line untuk menuju ke kampusnya masing-masing. Persaingan

    diantara PTS di wilayah ini menjadi semakin ketat.

    Persaingan untuk mendapatkan mahasiswa program

    studi S1 Manajemen diantara PTS tidak hanya terjadi

    diantara program studi yang sama, yakni program studi S1

    Manajemen, tetapi juga diantara berbagai pilihan program

    studi yang ditawarkan. Jumlah program studi S1 yang

    telah/pernah diakreditasi di wilayah 3 (yakni PTS dan PTN

    (Perguruan Tinggi Negeri) yang berada di wilayah Provinsi

    DKI Jakarta) sebanyak 1.205 program studi, sedangkan di

    wilayah 4 (PTS dan PTN di wilayah Provinsi Jawa Barat dan

    Provinsi Banten) sebanyak 1.563 program studi. Beberapa

    program studi yang merupakan saingan terdekat program

  • 4 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    studi manajemen diantaranya adalah program studi S1

    Akuntansi, S1 Teknik Informatika, S1 Ilmu Komunikasi, S1

    Ilmu Hukum, S1 Sistem Informasi, S1 Teknik Industri, dan

    S1 Psikologi. Distribusi program studi S1 di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta yang telah/pernah diakreditasi BAN PT

    ditunjukkan pada Tabel 1.2.

    Tabel 1.2

    Distribusi Program Studi S1 Di Wilayah Provinsi DKI

    Jakarta yang Pernah/Telah Diakreditasi BAN PT

    Program Studi/Gabungan

    Program Studi Jumlah

    Persentase

    (%)

    Akuntansi 80 6,64

    Teknik Informatika 52 4,32

    Ilmu Komunikasi 43 3,57

    Ilmu Hukum 41 3,40

    Sistem Informasi 38 3,15

    Teknik Industri 28 2,32

    Psikologi 24 1,99

    Gabungan Program Studi

    Pendidikan

    165 13,69

    Gabungan Program Studi Teknik

    (selain Teknik Informatika dan

    Teknik Industri)

    121 10,04

    Gabungan Program Studi Lainnya 505 41,91

    Manajemen 108 8,96

    Total 1.205 100%

    Sumber: http://ban-pt.kemdiknas.go.id/ diakses tanggal 29

    Juni 2012

    http://ban-pt.kemdiknas.go.id/

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    5

    Berdasarkan Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 terungkap

    bahwa program studi S1 manajemen di wilayah DKI Jakarta

    dihadapkan pada persaingan dengan prodi S1 Manajemen

    yang berada di wilayah sekitarnya yaitu di wilayah Jawa

    Barat dan Banten yang sebagian besar sudah terakreditasi.

    Selain itu juga dihadapkan pada persaingan dengan beberapa

    program studi lainnya yang juga sudah banyak yang

    terakreditasi, misalnya dengan gabungan program studi

    pendidikan, S1 Akuntansi, S1 Teknik Informatika, S1 Ilmu

    Komunikasi, S1 Ilmu Hukum, S1 Sistem Informasi, S1

    Teknik Industri, dan S1 Psikologi.

    Situasi persaingan PTS di Provinsi DKI Jakarta, baik

    diantara sesama program studi S1 Manajemen, ataupun

    diantara berbagai program studi yang merupakan pesaing

    program studi S1 Manajemen, mengindikasikan perlunya

    berbagai upaya manajerial jika program studi/PTS tidak

    ingin ditutup karena kekurangan mahasiswa. Upaya tersebut

    seharusnya difokuskan pada upaya membuat calon

    mahasiswa tertarik pada program studi S1 Manajemen yang

    dikelolanya. Namun hasil observasi awal menunjukkan

    masih kurangnya upaya yang dilakukan pihak program studi

    untuk meningkatkan ketertarikan pada program studi S1

    Manajemen. Hal itu berimplikasi pada reputasi program

    studi yang menurun.

    Pentingnya reputasi menurut Wijanarko (2006)

    adalah sebagai salah satu pendorong daya saing perguruan

    tinggi. Reputasi menurut Chun (2005:102) yaitu pandangan

    publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik, atau tidak

    hanya dipandang secara global atas hal-hal seperti

  • 6 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    keterbukaan, kualitas dan lainnya sehingga dapat dikatakan

    sebagai pandangan atas dasar gerak langkah perusahaan.

    Dimensi reputasi yang bersumber dari Chun

    (2005:102) terdiri dari : Emotional Appeal, Product and

    Services, Financial Performance, Vision and Leadership,

    Workplace Environment, Social Responsibility. Namun hasil

    survey pendahuluan yang dilakukan pada tahun 2013

    terhadap 20 pengelola program studi S1 Manajemen,

    ternyata memperlihatkan bahwa sebagian besar pengelola

    Program Studi S1 Manajemen masih kurang melakukan

    upaya untuk meningkatkan reputasi bagi program studi yang

    dikelolanya, sebagaimana terlihat pada Grafik 1.1 di bawah

    ini :

    Grafik 1.1

    Upaya Pengelola dalam Membangun Reputasi Program

    Studi Manajemen

    Sumber : Survey Awal Untuk Penelitan Disertasi, 2013, n=20

    3,4 3,58 3,59 3,46 3,56 3,47

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    5

    Emotionalappeal

    Product andservice

    Financialperformance

    Vision andleadership

    WorkplaceEnvironment

    Socialresponsibility

    Reputasi

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    7

    Berdasarkan Grafik 1.1 di atas, terlihat bahwa

    pengelola program studi S1 Manajemen di Area Jakarta

    belum mengelola secara optimal reputasi program studinya,

    berdasarkah hasil survey yang menunjukkan skor masing-

    masing aspek reputasi yang masih berada di bawah skala

    4.00. Pada grafik terlihat bahwa reputasi diukur dari

    emotional appeal, product and service, financial

    performance, vision and leadership, workplace environment,

    dan social responsibility yang masing-masing berada di

    bawah skala 4 (skala kategori “baik”).

    Pengelola program studi S1 manajemen yang

    menjadi responden pada umumnya cenderung masih kurang

    melakukan upaya untuk meningkatkan reputasi yang baik

    bagi program studi yang dikelolanya. Hal tersebut dapat

    diketahui dari kurang adanya aktivitas yang dapat

    menimbulkan rasa kagum dari masyarakat pada prodi

    (seperti mengembangkan prestasi yang dapat

    dipublikasikan), kurang membuat program studi S1

    Manajemen menarik di mata masyarakat, kurang

    mempertahankan keberlangsungan program studi S1

    Manajemen, dan kurang aktif dalam melakukan pengabdian

    pada masyarakat.

    Masih rendahnya reputasi di kalangan program studi

    S1 Manajemen di area Jakarta sebagaimana terungkap pada

    Grafik 1.1 di atas, diduga karena masih rendahnya proses

    inovasi nilai yang diimplementasikan di program studi

    tersebut. Bennett, Lucchesi, dan Vedder (2010:54)

    menyatakan bahwa inovasi nilai yang dilakukan pendidikan

    tinggi dapat meningkatkan reputasi institusi.

  • 8 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    WHO (2012:37) mengajukan komponen inovasi nilai

    untuk jasa pendidikan, yaitu:

    (1) Keuntungan relatif (relative profit), yaitu sejauh mana

    inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.

    Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi

    dapat diukur dari nilai ekonomi, kepuasan, dan status

    sosial, atau karena mempunyai komponen yang sangat

    penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin

    cepat tersebarnya inovasi. Karena itu keuntungan relatif

    pada suatu perguruan tinggi menjadi pertimbangan

    mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi.

    (2) Kompatibel (compatible), yaitu tingkat kesesuaian

    inovasi dengan nilai, pengalaman masa lampau, dan

    kebutuhan penerima. Karena itu mahasiswa memilih

    perguruan tinggi dari pengalaman masa lampau orang

    lain yang telah merasakan kuliah pada program studi

    tertentu di perguruan tinggi, serta sesuai dengan

    kebutuhan calon mahasiswa tersebut.

    (3) Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran

    untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi

    penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan

    mudah digunakan akan cepat tersebar, sedangkan inovasi

    yang sukar dimengerti atau sukar dipergunakan akan

    lambat proses penyebarannya.

    (4) Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau

    tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Inovasi

    pembelajaran misalnya diberikan kepada mahasiswa

    sebagai suatu percobaan, apakah inovasi tersebut dapat

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    9

    memberikan perubahan pada proses pembelajaran di PT

    tersebut.

    (5) Observabilitas (observability), yaitu mudah tidaknya

    diamati suatu inovasi. Inovasi yang dilakukan oleh

    perguruan tinggi, misalnya inovasi dalam promosi yang

    dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi

    yang dapat diamati oleh mahasiswa dan masyarakat.

    Berdasarkan pernyataan di atas, maka rendahnya

    reputasi PTS yang memiliki program studi S1 Manajemen,

    cenderung disebabkan oleh kurangnya program studi

    tersebut melakukan inovasi, sehingga inovasi nilai menjadi

    rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey awal (2013)

    terhadap 20 responden pengelola program studi S1

    Manajemen yang ternyata hanya sebagian pengelola prodi

    yang melakukan inovasi pada saat melakukan aktivitas

    penerimaan mahasiswa baru (PMB), misalnya melakukan

    kerja sama dengan sekolah menengah melalui lomba-lomba

    yang berbasis kompetensi, melakukan simulasi kewira-

    usahaan, dan lain-lain, yang memberikan nuansa baru untuk

    para calon mahasiswa, sehingga menjadi daya tarik tersediri,

    sebagaimana yang terlihat pada Grafik 1.2 di bawah ini :

  • 10 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Grafik 1.2

    Inovasi Nilai Prodi S1 Manajemen

    Sumber : Survey Awal Untuk Penelitan Disertasi, 2013, n=20

    Berdasarkan Grafik 1.2 di atas, terlihat bahwa

    pengelola program studi S1 Manajemen di Area Jakarta

    belum secara optimal mengembangkan inovasi nilai dalam

    mengelola program studinya, berdasarkah hasil survey yang

    menunjukkan skor masing-masing aspek inovasi nilai yang

    masih berada di bawah skala 4.00. Pada grafik terlihat bahwa

    inovasi nilai diukur dari keuntungan relatif, kompatibel,

    kompleksitas, triabilitas, dan observabilitas yang masing-

    masing berada di bawah skala 4 (skala kategori “baik”).

    Pengelola program studi S1 Manajemen cenderung

    masih kurang mampu menciptakan inovasi yang dapat

    meningkatkan status sosial mahasiswa di masyarakat

    (misalnya aktivitas mahasiswa yang mampu memberikan

    solusi bisnis nyata bagi masyarakat UMKM), kurang mampu

    melaksanakan inovasi yang sudah berhasil dilaksanakan

    3,43 3,58 3,6 3,56 3,49

    11,5

    22,5

    33,5

    44,5

    5

    Keuntunganrelatif

    Kompatibel Kompleksitas Trialabilitas Observabilitas

    Inovasi Nilai

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    11

    program studi lain (misalnya program studi S1 Akuntansi

    telah mampu mengadakan perlombaan akuntansi se-

    Jabotabek), kurang mampu membangun inovasi yang mudah

    dipahami oleh masyarakat pada umumnya (misalnya

    menciptakan suatu model manajemen pemerintahan desa),

    dan kurang mampu membuat inovasi yang mudah

    diujicobakan pada mahasiswa (misalnya program

    kewirausahaan kampus).

    Peranan inovasi dalam mengembangkan reputasi

    sejalan dengan hasil penelitian Hüsig dan Mann (2012:186)

    dalam jurnalnya yang berjudul “The Role of Promoters in

    Effecting Innovation in Higher Education Institutions”.

    Tulisan tersebut meneliti dua studi kasus Honour Program di

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis, University of Regensburg

    Jerman sebagai bentuk inovasi. Hasilnya menunjukkan

    bahwa program tersebut meningkatkan kualitas pendidikan,

    dan reputasi fakultas.

    Selanjutnya berkaitan dengan inovasi dan reputasi,

    Courtright dan Smudde (2009:245) menganalisis komunikasi

    strategis terbaru dari perusahaan yang dipilih pada

    Reputation Institute's 2008 Global Pulse Project (lima

    perusahaan yang dinilai baik pada inovasi, dibandingkan

    dengan lima perusahaan dengan peringkat rendah pada

    reputasi keseluruhan). Hasil menunjukkan bahwa tema

    umum, pilihan gaya, dan pola wacana yang digunakan untuk

    membingkai identitas perusahaan, menghasilkan citra

    pemangku kepentingan yang menguntungkan, dan

    membangun reputasi yang inovatif.

  • 12 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Kurangnya reputasi program studi S1 Manajemen

    sebagaimana dikemukakan di atas, diduga pula karena pihak

    pengelola program studi belum menerapkan strategi

    keunggulan bersaing dengan tepat. Trustrum dan Wee

    (2007:8) menyatakan bahwa strategi bersaing dapat

    menurunkan biaya dan meningkatkan manfaat dari layanan

    pendidikan suatu lembaga pendidikan tinggi tersebut,

    sehingga dapat menciptakan inovasi nilai. Dasar keunggulan

    bersaing yang mengacu pada pendapat Porter (1998) terdiri

    dari : kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost

    leadership) dan diferensiasi (differentiation) yang mencakup

    speed dan flexibility.

    Berdasarkan pernyataan di atas, inovasi nilai yang

    kurang dilakukan oleh program studi S1 Manajemen

    disinyalir disebabkan oleh kurang tepatnya pengelola

    program studi merumuskan strategi keunggulan bersaing.

    Dalam menciptakan strategi bersaing tersebut banyak

    perguruan tinggi menonjolkan beberapa program unggulan

    mereka, diantaranya sertifikasi internasional, kerja sama

    dengan industri, dan kerja sama internasional. Sertifikasi

    internasional bisa berupa pengakuan dari organisasi profesi

    di luar negeri (misalnya ada program bisnis yang mengklaim

    mendapatkan pengakuan AACSB (American Association of

    Colleges and Schools of Business) atau sertifikasi kendali

    mutu yang biasanya dilakukan di dunia industri (ada PTS

    yang telah memperoleh ISO 9001).

    Keterkaitan antara perguruan tinggi dan dunia kerja

    merupakan salah satu area yang paling banyak menjadi

    unggulan bagi PTS. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    13

    kompetensi (SK Mendiknas No 045/U/2002 perihal

    Kurikulum Inti), pengajaran harus relevan dengan kebutuhan

    masyarakat dan kompetensi yang ditentukan industri terkait

    dan organisasi profesi. Maka dari itu, kerja sama dengan

    industri sering dijadikan nilai jual.

    Berdasarkan uraian di atas, seharusnya PTS yang

    memiliki program studi S1 Manajemen dapat menerapkan

    strategi keunggulan bersaing sebagaimana yang

    dikemukakan di atas, namun pada kenyataannya prodi S1

    manajemen di DKI Jakarta masih relatif kurang mampu

    menerapkan strategi keunggulan bersaing tersebut,

    sebagaimana yang terlihat pada Grafik 1.3 di bawah ini :

    Grafik 1.3

    Strategi Keunggulan Bersaing Prodi S1 Manajemen

    3,6 3,58 3,57

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    5

    KepemimpinanBiaya Operasional

    Keunikan KualitasProgram Studi

    Strategi Fleksibilitas

    Strategi Keunggulan Bersaing

    Sumber : Survey Awal Untuk Penelitan Disertasi, 2013, n=20

    Berdasarkan Grafik 1.3 di atas, terlihat bahwa

    pengelola program studi S1 Manajemen di Area Jakarta

  • 14 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    belum secara optimal merumuskan strategi keunggulan

    bersaing yang tepat dalam mengelola program studinya,

    berdasarkan hasil survey yang menunjukkan skor masing-

    masing aspek strategi keunggulan bersaing yang masih

    berada di bawah skala 4.00. Pada grafik terlihat bahwa

    strategi keunggulan bersaing diukur dari kepemimpinan

    biaya operasional, keunikan kualitas program studi, dan

    strategi fleksibilitas yang masing-masing berada di bawah

    skala 4 (skala kategori “baik”).

    Berdasarkan Grafik 1.3, terlihat bahwa sebagian

    besar pengelola program studi S1 Manajemen cenderung

    menerapkan strategi keunggulan biaya, namun persaingan

    biaya kuliah yang ditawarkan sangat ketat, sehingga banyak

    diantara PTS yang mengandalkan beasiswa untuk merekrut

    mahasiswa yang relatif kurang mampu. Hanya sedikit

    program studi S1 Manajemen di wilayah Provinsi DKI

    Jakarta yang menerapkan strategi keunggulan manfaat dan

    menerapkan perbedaan dalam proses pembelajarannya,

    seperti pembahasan kasus pada bisnis nyata di kelas. Dengan

    hasil demikian diduga mempengaruhi reputasi program studi

    tersebut.

    Dugaan keterkaitan antara strategi keunggulan

    bersaing dengan reputasi, sejalan dengan hasil penelitian

    Tavitiyaman, Qu, dan Zhang (2011:651) yang menjelaskan

    bahwa faktor kekuatan persaingan dalam industri sebagai

    dasar perumusan strategi bersaing dalam rangka

    meningkatkan kinerja perilaku (behavior performance)

    merupakan intangible asset dari perusahaan yang dapat

    disebut sebagai reputasi perusahaan.

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    15

    Obloj dan Obloj (2006:213) menyimpulkan

    penelitiannya bahwa :

    “Our analysis shows that if the differences in the

    levels of reputation decrease, the value of a unit of

    difference increases. We also extrapolate the results

    of our research into a more general model that shows

    the conditions in which a strategy based on high

    reputation (price premium per unit of reputation) is

    the most effective one and indicates the process of

    reputation development by stimulating the dynamics

    of leader and follower behavior”

    Hasil tersebut mengungkapkan bahwa jika terjadi

    perbedaan dalam tingkat penurunan reputasi, maka

    perbedaan nilai unit akan meningkat. Diketemukan model

    yang lebih umum yang menunjukkan kondisi di mana

    strategi didasarkan pada reputasi tinggi (harga premium per

    unit reputasi) adalah yang paling efektif dan menunjukkan

    proses pembangunan reputasi dengan merangsang dinamika

    perilaku pemimpin dan pengikut.

    Selain itu, juga terdapat indikasi masih adanya

    kelemahan dalam kompetensi inti yang ada di program studi

    S1 Manajemen di Jakarta dan sekitarnya. Awang,

    Mohammed, dan Sharil (2011:243) menjelaskan bahwa

    kompetensi inti merupakan suatu kemampuan, keterampilan,

    dan pengetahuan unit dari perguruan tinggi sebagai dasar

    dalam menciptakan inovasi suatu organisasi. Berdasarkan

    pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kurangnya

    program studi S1 Manajemen dalam melakukan inovasi

    cenderung disebabkan oleh pemanfaatan kompetensi inti

    yang kurang optimal.

  • 16 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Hu dan Lin (2011 : 4229) membagi kompetensi inti

    dalam empat dimensi, yaitu interpersonal skill, professional

    field, job attitude, dan higher education. Interpersonal skill

    mencakup (1) memiliki kemampuan menyelesaikan masalah;

    (2) respek terhadap mahasiswa, mengetahui tentang perasaan

    dan kebutuhan mahasiswa, dan membangun hubungan yang

    baik; (3) memiliki keinginan menyelesaikan masalah,

    menyelesaikan komplain, dan memenuhi kebutuhan.

    Untuk memperkuat dugaan kurangnya kompetensi

    inti dari pengelola program studi S1 Manajemen di area

    Jakarta, telah dilakukan survey pendahuluan (2013) terhadap

    pengelola program studi S1 Manajemen di DKI Jakarta,

    yang ternyata sebagain besar program studi belum memiliki

    program-program unggulan yang bernilai, sulit ditiru, dan

    tidak dapat digantikan, sebagaimana tergambar pada grafik

    berikut ini :

    Grafik 1.4

    Kompetensi Inti Pengelola Program Studi S1 Manajemen

    Sumber : Survey Awal Untuk Penelitan Disertasi, 2013, n=20

    3,6 3,58 3,57 3,56

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    5

    InterpersonalSkill

    ProfessionalField

    Job Attitude HigherEducation

    Kompetensi Inti

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    17

    Berdasarkan Grafik 1.4 di atas, terlihat bahwa

    pengelola program studi S1 Manajemen di Area Jakarta

    belum secara optimal memanfaatkan kompetensi inti yang

    dimilikinya dalam mengelola program studinya, karena

    berdasarkan hasil survey yang menunjukkan skor masing-

    masing aspek kompetensi inti yang masih berada di bawah

    skala 4.00. Pada grafik terlihat bahwa kompetensi inti

    diukur dari interpersonal skill, professional field, job

    attitude, dan higher education yang masing-masing berada

    di bawah skala 4 (skala kategori “baik”).

    Demikian juga menurut Asosiasi Badan

    Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia

    (ABPPTSI, 2012) terdapat sebanyak 90 persen dari 3.214

    perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia dinilai tidak

    siap bersaing dengan perguruan tinggi asing saat

    diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, sehingga

    sangat berpotensi tutup, karena belum memiliki program-

    program unggulan. Sementara Henard dan Roseveare

    (2012:8) menyatakan bahwa kompetensi inti suatu institusi

    pendidikan tinggi seperti world class university, tercermin

    dari kinerja penelitian yang menjadi suatu dasar untuk

    mempertahankan reputasi institusi tersebut.

    Dugaan keterkaitan antara kompetensi inti dengan

    reputasi, adalah sejalan dengan hasil penelitian Hidayat

    (2008) yang menurutnya terdapat empat faktor dalam

    kompetensi yang menampilkan kebernilaian dan tingkat

    kesulitan suatu program untuk ditiru oleh perguruan tinggi

    lain sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi

    terbentuknya kompetensi. Semakin bernilai dan semakin

  • 18 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    sulit ditiru suatu program unggulan yang dimiliki perguruan

    tinggi maka kompetensinya akan meningkat pula. Perguruan

    tinggi kurang menciptakan program-program unggulan yang

    bernilai dan sulit ditiru sehingga kurang terlihat lebih

    menarik dibanding dengan para pesaingnya.

    Berikutnya Dalota (2013:203) mencoba untuk

    menentukan apakah inovasi menentukan manajemen sumber

    daya manusia perusahaan atau, sebaliknya, manajemen

    sumber daya manusia mempengaruhi tingkat inovasi

    perusahaan. Kesimpulan penelitian dikemukakan sebagai

    berikut yang menunjukkan adanya keterkaitan antara sumber

    daya manusia dengan inovasi :

    “The conclusions drawn from European studies

    about HRM impact on firms’ innovations using the

    above models are the following:

    - There are empirical evidences that innovation explains the adoption of some HRM practices. The

    choice of an innovation strategy implies the use of

    an incentive-based compensation, the

    encouragement of employee participation, the use

    of appraisal systems and the use of broad internal

    career opportunities.

    - The HRM practices condition the firm’s orientation towards innovation. The participation

    and the use of promotion plans significantly

    explain the firm’s innovation orientation.

    (Dalota, 2013: 210)

    Berdasarkan penelitian Dalota tersebut yang

    mengungkapkan bahwa sumber daya berperan dalam

    pembentukan inovasi, menunjukkan bahwa kompetensi inti

    memiliki keterkaitan dengan inovasi, mengingat kompetensi

    inti melekat dalam sumber daya manusia suatu organisasi.

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    19

    BAB II

    STRATEGI KEUNGGULAN

    BERSAING

    A. Pengertian Strategi Keunggulan Bersaing

    Tavitiyaman, Qu, dan Zhang (2011:650) menyatakan

    strategi keunggulan bersaing adalah strategi untuk

    memenangkan persaingan melalui penciptaan nilai yang

    superior bagi pelanggan. Strategi bersaing terdiri dari strategi

    citra merek, strategi sumber daya manusia, dan strategi

    teknologi informasi. Pada jasa pendidikan tinggi strategi

    keunggulan bersaing menitikberatkan pada memenangkan

    persaingan melalui strategi sumber daya manusia dan

    teknologi informasi. Sumber daya manusia merupakan

    output dari pendidikan tinggi, yaitu kualitas lulusan yang

    baik yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang

    melibatkan kualitas dosen/ pengajar yang baik pula.

    Strategi keunggulan bersaing (competitive

    advantange strategy) bisa ditafsirkan sebagai upaya

    memberikan berbagai nilai tambah dan keistimewaan pada

    setiap aspek pemasaran produk atau jasa kepada konsumen,

    dibandingkan para pesaing, dalam proses pertukaran

    tersebut. Sedangkan Porter, sebagaimana dikutip Assael

    (2001:14) antara lain menyebutkan adanya tiga hal pokok

    untuk menciptakan keunggulan bersaing, yakni memberikan

    nilai (value) kepada konsumen melalui produk atau jasa yang

    superior, disebut marketing advantage atau differentiation

  • 20 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    strategy; menyerahkan nilai tersebut kepada konsumen

    melalui harga yang lebih rendah dibandingkan para pesaing

    dengan cara mengurangi biaya produksi dan pemasaran

    selanjutnya ini disebut cost advantage atau cost leadership

    strategy, serta melayani pasar tertentu atau disebut focus

    strategy.

    Penerapan strategi keunggulan bersaing dalam bisnis

    jasa pendidikan tinggi menjadi sangat penting, karena pada

    perguruan tinggi terutama PTS sebagaimana yang

    dikemukakan oleh Sucipta (2013) menjelaskan bahwa di

    Indonesia, sektor jasa pendidikan tinggi swasta ternyata

    dapat dikatakan sedang menurun, hal ini ditandai oleh

    banyaknya PTS yang bermasalah. Masalah PTS tersebut

    terutama disebabkan oleh kurangnya minat calon mahasiswa

    yang mau mendaftar di PTS tersebut. Sehingga PTS yang

    mengandalkan dana masyarakat untuk membiayai

    operasional pendidikannya menjadi sangat lemah, sehingga

    pada akhirnya tidak mampu mempertahankan kelangsungan

    hidupnya (survive).

    Perkembangan dan perubahan lingkungan yang

    begitu cepat berubah, termasuk pergeseran tuntutan

    masyarakat, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial

    ekonomi, telah mempengaruhi sektor pendidikan tinggi,

    sehingga mengakibatkan timbulnya persaingan bisnis dalam

    industri pendidikan tinggi yang begitu ketat

    (hypercompetitive). Perkembangan dan perubahan terjadi

    secara lintas geografis. Kondisi yang demikian menuntut

    setiap PTS untuk bisa menggali dan mengembangkan

    sumber-sumber keunggulan bersaing agar dapat bertahan

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    21

    hidup. Perubahan yang semakin cepat di tengah arus

    globalisasi dan industrialisasi, menuntut PTS untuk mampu

    mengantisipasi perubahan tersebut, khususnya dalam

    menghasilkan lulusan yang adaptif, yang siap menyambut

    tantangan tersebut. Namun pada sisi lain PTS dinilai belum

    siap bersaing di era global.

    Dalam membangun dan mengembangkan keunggulan

    bersaing perguruan tinggi, maka dibutuhkan proses

    manajemen pemasaran (marketing management process),

    yaitu suatu mekanisme dimana PTS mampu berinteraksi

    dengan masyarakat melalui aktivitas pembelajaran,

    penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Mekanisme ini

    dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,

    kemudian mengembangkan dan menerapkan strategi yang

    tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serta melakukan

    evaluasi terhadap respons masyarakat. Secara bersamaan

    mekanisme tersebutberlangsung dengan melibatkan

    lingkungan, yaitu dengan diawalievaluasi terhadap

    lingkungan, pengembangan berbagai kemungkinan strategi

    dalam rangka meningkatkan keunggulan bersaing, dan

    diakhiri dengan evaluasi terhadap respons kompetisi yang

    timbul.

    Menurut Wheelen & Hunger (2012:110) kekuatan

    persaingan industri bersumber dari lima kekuatan persaingan

    Porter ditambah dengan kekuatan stakeholder, lima kekuatan

    persaingan yang dimaksud terdiri dari:

    1. Masuknya pesaing baru (threat of new entrants)

    Pada prinsipnya semakin mudah memasuki suatu industri

    jasa pendidikan tinggi, maka profitabilitas bagi PTS yang

  • 22 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    ada di pasar akan semakin rendah. Di pihak lain jika

    terdapat penghalang masuk pasar, maka jumlah PTS baru

    yang akan masuk akan semakin berkurang. Terdapat

    beberapa penghalang masuk pasar yang signifikan,

    termasuk: skala ekonomi, diferensiasi jasa pendidikan,

    modal yang dibutuhkan, akses kepada stakeholder

    (masyarakat, para pengelola dan dosen, pemerintah dalam

    hal ini DIKTI), biaya peralihan dan kebijakan pemerintah.

    2. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitutes)

    Tersedianya alternatif pendidikan lain sebagai substitusi

    dari PTS, seperti kursus-kursus, pelatihan siap kerja, atau

    tawaran-tawaran pekerja tingkat SMU dapat membatasi

    limit dari potensi laba dari pesaing dalam suatu industri

    dengan menetapkan biaya kuliah tertinggi yang dapat

    dikenakan kepada mahasiswa. Untuk mengatasi hal ini

    PTS harus dapat memberikan “superior value” bagi

    mahasiswanya. Masyarakat akan beralih ke jasa

    pendidikan substitusi dalam kondisi:

    Biaya kuliah dan manfaat atau penampilan jasa

    pendidikan substitusi tidak berbeda jauh dari jasa

    pendidikan yang ditawarkan pada PTS.

    Biaya peralihan (switching cost) rendah

    Masyarakat lebih cenderung memilih bekerja bagi

    anak-anaknya yang sudah lulus SMU di masa

    sebelumnya.

    3. Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of

    buyers)

    Jika masyarakat memiliki kekuatan tawar menawar yang

    tinggi maka laba yang dapat diraih oleh setiap PTS

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    23

    menjadi berkurang, artinya calon mahasiswa memiliki

    banyak pilihan untuk masuk perguruan tinggi, sehingga

    banyak PTS yang sulit mendapatkan mahasiswa baru

    melakukan penurunan biaya kuliah atau menawarkan

    beasiswa. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan

    kekuatan tawar menawar dari masyarakat tinggi,

    termasuk:

    Masyarakat/calon mahasiswa yang berdaya beli tinggi

    memiliki banyak pilihan.

    Perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi alternatif yang

    sangat menarik bagi masyarakat/calon mahasiswa,

    bahkan beberapa PTN membuka program ekstensi

    yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan daya

    tampungnya.

    4. Kekuatan tawar menawar supplier (bargaining power of

    suppliers)

    Jika pemasok dalam suatu industri memiliki kekuatan

    tawar menawar yang tinggi, mereka dapat menekan

    pesaing dengan menetapkan harga yang tinggi atau

    menurunkan kualitas produknya. Pemasok PTS dalam hal

    ini penyedia buku, ATK, serta pemerintah dalam hal ini

    BAN-PT sebagai pengakreditasi PTN dan PTS memiliki

    kekuatan tawar menawar yang tinggi, sehingga baik PTN

    maupun PTS wajib terakreditasi supaya mendapatkan

    mahasiswa, karena saat ini mahasiswa sudah lebih cerdas

    dalam memilih PTS, mereka akan memilih PTS yang

    minimal berakreditasi “B”. Terdapat beberapa faktor

    penyebab kekuatan tawar menawar pemasok PTS yang

    tinggi, termasuk:

  • 24 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Hanya terdapat sedikit pemasok besar, misalnya jurnal

    nasional akreditasi dan internasional terakreditasi

    jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah dosen di

    PTS, padahal salah satu persyaratan peningkatan

    jabatan akademik, baik lektor kepala maupun guru

    besar mewajibkan memiliki jurnal tersebut. Demikian

    juga untuk akreditasi PTS agar memperoleh predikat A

    dan B harus memiliki jurnal tersebut.

    Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) merupakan

    suatu lembaga pemerintahan yang sangat diperlukan

    oleh perguruan tinggi, sehingga baik PTN maupun

    PTS mutlak harus melalui BAN-PT untuk menjalankan

    operasional pendidikannya.

    5. Intensitas persaingan diantara pesaing yang ada (intensity

    of rivalry)

    Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan persaingan

    yang intens pada jasa pendidikan tinggi, termasuk:

    Banyaknya jumlah PTS dan PTN dengan ukuran dan

    kekuatan yang relatif sama.

    Pertumbuhan para lulusan SMU yang tidak semuanya

    memilih PT.

    Biaya tetap dan penghalang keluar jasa pendidikan

    yang tinggi.

    Buffet dalam Gordon (2002) menyatakan kunci dari

    investasi bukan dengan menilai seberapa banyak industri

    mempengaruhi society tetapi dengan menentukan

    keunggulan bersaing dari perusahaan dan yang paling utama

    durabilitydari keunggulan tersebut, atau ”the key to investing

    is not assessing how much an industry is going to affect

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    25

    society or how much it will grow, but rather determining the

    competitive advantage of any given company and above will,

    the durability of that advantage”. Pada jasa pendidikan

    tinggi, investasi yang utama adalah human capital, yaitu

    seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui

    peningkatan pendidikan (Hastarini Dwi Atmanti, 2005:31).

    Gordon (2002) yang meninjau keunggulan bersaing

    dari sisi competitor dan customer (CRM) berpendapat bahwa

    bersaing bukan hanya merupakan pemikiran tetapi juga suatu

    strategi dan proses. Menurut Gordon (2002) perusahaan

    bersaing mengenai lima sumber daya, yaitu: manusia, waktu,

    uang, teknologi dan pengetahuan. Pada jasa pendidikan

    tinggi juga melibatkan lima unsur, yaitu manusia, waktu,

    dana, teknologi, dan pengetahuan. Kelima hal tersebut masih

    kurang dimiliki oleh PTS di Indonesia, sebagaimana yang

    dilaporkan oleh ABPPTS (2012) bahwa sebanyak 90 persen

    dari 3.214 perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia

    dinilai tidak siap bersaing dengan perguruan tinggi asing saat

    2015 mulai diberlakukan Masyarakat ASEAN sehingga

    sangat berpotensi tutup. Mungkin hanya ada 10 persen

    perguruan tinggi swasta yang mampu bersaing dengan

    perguruan tinggi asing di saat pasar Indonesia makin terbuka

    pada saat itu. Posisi PTS di Indonesia banyak yang kalah

    bersaing dengan perguruan tinggi asing, sehingga

    dikhawatirkan jika hal tersebut dibiarkan maka akan banyak

    PTS yang tutup. Bila dilihat dari modal, teknologi, dan

    sumber daya manusia maka 90 persen PTS yang ada di

    Indonesia akan kalah bersaing dengan perguruan tinggi

    asing. Hal lain yang dikhawatirkan adalah saat itu akan

  • 26 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    banyak dosen asing yang mengajar di perguruan tinggi asing

    yang tentunya akan membuat disparitas pendapatan yang

    lebar antara gaji pendidik lokal dan asing. Kekhawatiran lain

    adalah adanya kemungkinan perguruan tinggi asing akan

    mengakuisisi PTS yang tidak kuat. Bisa saja pada awalnya

    mereka melakukan kerjasama tapi pada akhirnya PTS akan

    diakuisisi oleh perguruan tinggi asing. Walaupun dalam

    Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional dan UU Nomor 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi

    ada rambu-rambu yang mengatur masuknya perguruan tinggi

    asing ke Indonesia, namun persiapan untuk meningkatkan

    daya saing PTS Indonesia menjadi sangat penting.

    Gordon (2002) berpendapat bahwa mengingat

    kompleksitas dalam meningkatkan keunggulan bersaing,

    maka organisasi bisnis jarang memperhatikan pesaing dan

    lebih kepada konsumen dan segmen pasar, oleh karena itu

    diperlukan pendekatan baru yang tidak hanya fokus kepada

    konsumen tetapi juga pesaing. Dengan mempelajari pesaing,

    maka kesempatan terbuka bagi perusahaan untuk

    mengadopsi inisiatif dalam meningkatkan keunggulan,

    sehingga perusahaan dapat melakukan investasi untuk

    memperoleh keunggulan bersaing sebelum pesaing

    melakukannya. Demikian juga kondisi PTS di Indonesia,

    Hadari Nawawi (2005) menjelaskan bahwa PTS lebih

    memfokuskan bagaimana mendapatkan mahasiswa melalui

    pendekatan dengan SMU-SMU disekitar meraka, namun

    kurang memperhatikan program pendidikan dan kurikulum

    seperti apa yang dimiliki oleh PTN atau PTS lain, sehingga

    lembaga tersebut lebih menarik bagi para calon mahasiswa

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    27

    untuk dipilih. Karena itu PTS harus juga melihat aktivitas

    pendidikan PTN atau PTS lain yang banyak dipilih oleh

    calon mahasiswa/ lulusan SMU, sehingga memiliki kualitas

    pendidikan yang sama dengan para pesaingnya itu. Dengan

    kata lain PTS harus memperhatikan pesaing sasaran,

    sebagaimana yang dikemukakan oleh Gordon (2002) :

    “Competitor targeting is the process of selecting a

    competitor that represents an important opportunity

    or threat to your company, especially in respect of the

    individual customers your firm wants and then

    planning and implementing strategic, tactical and real

    time initiatives to help the company achieve its

    business objectives”.

    Competitor targeting dilakukan agar PTS dapat :

    (1) Belajar dari PTN atau PTS lainnya, sehingga dapat

    memperbaiki kualitas pendidikan.

    (2) Merancang differentiated position pada masyarakat yang

    berbeda dengan PTN/ PTS lainya.

    (3) Merancang differentiated position pada masyarakat yang

    berbeda dengan PTN/ PTS lainnya yang telah ditentukan.

    (4) Memperoleh keunggulan relatif pada PTN/ PTS lain

    yang menjadi sasaran perbandingan.

    (5) Memperoleh hasil competitively superior untuk

    shareholder.

    Penerapan strategi keunggulan bersaing yang sesuai

    akan menghasilkan superior customer value baik berupa

    lower relative cost ataupun unique benefits. Selanjutnya

    superior customer value akan meningkatkan kepuasan pasar

    sasarannya yang pada gilirannya akan memberi respon

  • 28 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    positif dalam bentuk semakin banyak mahasiswa yang

    menggunakan dan loyal terhadap PTS, karena lebih

    tingginya nilai (value) yang dirasakan daripada value yang

    dirasakan dari strategi keunggulan bersaing PTN atau PTS

    lainnya.

    Strategi keunggulan bersaing suatu perguruan tinggi

    diarahkan untuk memenangkan persaingan di suatu pasar

    sasaran. Suatu persaingan akan dimenangkan jika strategi

    PTS mampu menciptakan strategi bersaing (competitive

    strategy) yang mempunyai keunggulan bersaing (competitive

    advantage). Sebagaimana dikemukakan oleh Wheelen dan

    Hunger (2012:183) strategi bersaing merupakan strategi

    dimana suatu perusahaan atau suatu bisnis akan bersaing

    dalam sebuah cakupan industri yang memfokuskan pada

    pengembangan posisi kompetisi unit bisnis baik yang

    bergerak dalam bidang barang ataupun jasa.

    Bennett dan Smith (2002:75), menyatakan

    keunggulan bersaing merupakan keunggulan yang dicapai

    melalui nilai pelanggan yang superior dengan menciptakan

    suatu strategi bersaing untuk mencapai kemampuandan

    pertumbuhan.

    Berdasarkan pemaparan konsep strategi keunggulan

    bersaing di atas, di bawah ini terungkap tentang rekapitulasi

    pemaparan dari beberapa ahli tentang konsep tersebut.

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    29

    Tabel 2.1

    Rekapitulasi Pengertian Strateg Keunggulan Bersaing

    No Penulis Konsep

    1 Tavitiyaman,

    Qu, dan

    Zhang (2011:

    650)

    Strategi keunggulan bersaing adalah

    strategi untuk memenangkan

    persaingan melalui penciptaan nilai

    yang superior bagi pelanggan.

    Strategi bersaing terdiri dari strategi

    citra merek, strategi sumber daya

    manusia, dan strategi teknologi

    informasi.

    2 Porter, dalam

    dikutip

    Assael

    (2001: 14)

    Ada tiga hal pokok untuk

    menciptakan keunggulan bersaing,

    yakni memberikan nilai (value)

    kepada konsumen melalui produk

    atau jasa yang superior, disebut

    marketing advantage atau

    differentiation strategy; menyerahkan

    nilai tersebut kepada konsumen

    melalui harga yang lebih rendah

    dibandingkan para pesaing dengan

    cara mengurangi biaya produksi dan

    pemasaran selanjutnya ini disebut

    cost advantage atau cost leadership

    strategy, serta melayani pasar

    tertentu atau disebut focus strategy.

    3 Gordon

    (2002)

    Meninjau keunggulan bersaing dari

    sisi competitor dan customer (CRM)

  • 30 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    No Penulis Konsep

    berpendapat bahwa bersaing bukan

    hanya merupakan pemikiran tetapi

    juga suatu strategi dan proses

    4 Wheelen dan

    Hunger

    (2012:183)

    Strategi bersaing merupakan strategi

    dimana suatu perusahaan atau suatu

    bisnis akan bersaing dalam sebuah

    cakupan industri yang memfokuskan

    pada pengembangan posisi kompetisi

    unit bisnis baik yang bergerak dalam

    bidang barang ataupun jasa

    5 Bennett dan

    Smith

    (2002:75)

    Keunggulan bersaing merupakan

    keunggulan yang dicapai melalui

    nilai pelanggan yang superior dengan

    menciptakan suatu strategi bersaing

    untuk mencapai kemampuandan

    pertumbuhan.

    6 Porter dalam

    Hua (2011:

    2086-2008)

    yaitu suatu kombinasi antara tujuan

    yang diperjuangkan dengan alat

    (kebijakan) yang digunakan untuk

    mencapai tujuan tersebut atau

    pencarian posisi yang mengun-

    ungkan dalam suatu pasar sebagai

    tempat persaingan

    Berdasarkan komparasi konsep di atas, maka

    konstruk strategi keunggulan bersaing dalam penelitian ini

    merupakan suatu kombinasi antara tujuan yang

    diperjuangkan PTS dengan alat (kebijakan) yang digunakan

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    31

    untuk mencapai tujuan tersebut atau pencarian posisi yang

    menguntungkan dalam suatu pasar sebagai tempat

    persaingan.

    B. Pengukuran Strategi Keunggulan Bersaing

    Indikator keunggulan bersaing menurut Bennett dan

    Smith (2002) adalah meliputi price, promotion skill, speed of

    service, established reputation,cost advantage, product

    design, service quality, specialized expertise, range of

    expertise, flair and creativity, and personal attention to

    client needs.

    Namun Day dan Wensley (1988) menyatakan bahwa

    keunggulan bersaing diartikan sebagai kompetisi yang

    berbeda dalam keunggulan keahlian dan sumber daya.

    Secara luas menunjukkan apa yang diteliti di pasar yaitu

    keunggulan posisional berdasarkan adanya customer value

    yang unggul atau pencapaian biaya relatif yang lebih rendah.

    Dalam memilih suatu strategi bersaing ada dua faktor

    yang perlu dipertimbangkan yaitu: daya tarik suatu pasar

    untuk memberikan tingkat laba jangka panjang dan

    penentuan posisi relatif dalam suatu pasar. Dengan demikian

    tujuan strategi bersaing adalah menemukan posisi PTS

    dalam suatu pasar yang memungkinkan suatu lembaga

    perguruan tinggi dapat melindungi diri terhadap tekanan

    persaingan atau mempengaruhi tekanan secara positif.

    Adapun daya tarik pasar bagi suatu PTS dalam

    persaingan ditentukan oleh lima kekuatan bersaing yaitu:

    ancaman masuknya PTS baru, ancaman dari lembaga

    pendidikan lainnya, kekuatan tawar-menawar masyarakat,

  • 32 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    kekuatan tawar-menawar pemasok, dan persaingan di antara

    PTN/PTS yang ada. Pada gilirannya posisi relatif suatu

    perguruan tinggi dalam suatu pasar menentukan tingkat laba.

    Untuk memenangkan persaingan, suatu perguruan tinggi

    dapat menciptakan dua dasar keunggulan bersaing

    sebagaimana menurut Wheelen dan Hunger (2012:185)

    terdapat dua strategi kompetitif generik Porter yang

    dimaksudkan untuk mengungguli pesaingnya dalam suatu

    industri yaitu : lower cost dan diferensiasi. Kedua dasar

    keunggulan tersebut jika dihubungkan dengan cakupan pasar

    dapat menghasilkan tiga strategi generik yaitu:

    kepemimpinan biaya dan diferensiasi untuk segmen yang

    luas dan fokus (focus) untuk segmen yang sempit. Secara

    langsung keunggulan bersaing melalui pemasaran dapat

    diperoleh dari diferensiasi dan fokus segmen.

    Berdasarkan beberapa konsep strategi keunggulan

    bersaing di atas, terungkap komparasi dimensi sebagai

    berikut :

    Tabel 2.2

    Komparasi Dimensi Strategi Keunggulan Bersaing

    Bennett dan

    Smith (2002)

    Tavitiyaman,

    Qu, dan

    Zhang

    (2011: 650)

    Porter, dalam

    dikutip Assael

    (2001: 14)

    Wheelen dan

    Hunger

    (2012:185)

    Konstruk

    (pendapat

    penulis)

    - Price,

    - promotion

    skill,

    - Speed of

    service,

    - Established

    reputation,

    - strategi

    citra

    merek,

    - strategi

    sumber

    daya

    manusia,

    - Cost

    leadership

    strategy

    - Differentia-

    tion strategy

    - Focus

    strategy

    - Lower cost

    - Diferensiasi

    - Strategi

    kepemim-

    pinan biaya

    operasional,

    - Keunikan

    kualitas

    program

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    33

    - Cost

    advantage,

    - Product

    design,

    - Service quality,

    - Specialized

    expertise,

    - Range of

    expertise,

    - Flair and

    creativity,

    - Personal

    attention to

    client needs.

    - strategi

    teknologi

    informasi

    studi,

    - Strategi

    fleksibilitas

    Berdasarkan komparasi dimensi di atas, maka

    variabel strategi keunggulan bersaing dalam penelitian ini

    diukur atas konstruk dimensi strategi kepemimpinan biaya

    operasional, keunikan kualitas program studi, dan strategi

    fleksibilitas. Sedangkan indikator untuk masing-masing

    dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    (1) Strategi Kepemimpinan Biaya Operasional

    Menurut Wheelen & Hunger (2012:186),

    Kepemimpinan biaya adalah strategi bersaing-biaya

    yang lebih rendah yang ditujukan untuk pasar massal

    yang luas dan membutuhkan bangunan agresif dari

    fasilitas skala efisien, mengejar pengurangan biaya,

    biaya yang ketat dan kontrol biaya overhead,

    menghindari rekening nasabah marginal, dan

    minimalisasi biayadi daerah seperti R & D, layanan,

    tenaga penjualan, periklanan, dan sebagainya.

  • 34 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Adapun menurut Ireland, Hoskisson, Hitt

    (2013:100), Strategi kepemimpinan biaya adalah

    serangkaian tindakan terpadu yang dilakukan untuk

    menghasilkan barang atau jasa dengan fitur yang

    diterima pelanggan pada biaya terendah, dibandingkan

    dengan para pesaing.

    Strategi kepemimpinan biaya rendah yang

    dilakukan perguruan tinggi lebih menitikberatkan pada

    keunggulan dalam biaya operasional dibandingkan

    dengan pesaingnya, sehingga dapat menawarkan harga/

    biaya kuliah yang relatif lebih rendah dari pesaingnya.

    Berdasarkan paparan di atas, maka dimensi

    kepemimpinan biaya operasional dalam penelitian ini,

    tersusun atas konstruk :

    a. Pertimbangan pada kemampuan keuangan mahasiswa

    b. Perhatian pada biaya kuliah Perguruan Tinggi lainnya

    c. Perhatian pada permintaan mahasiswa atas prodi S1

    Manajemen

    (2) Dimensi Keunikan Kualitas Program Studi

    Sebagaimana diketahui strategi diferensiasi akan

    menempatkan perguruan tinggi secara unik untuk

    memenuhi kebutuhan khusus mahasiswa. Secara umum

    PT akan memberikan nilai penting bagi mahasiswa

    sehingga mahasiswa bersedia membayar harga premium

    (premium price). PTS harus selalu mencari cara-cara

    diferensiasi yang menghasilkan harga premi yang lebih

    besar dari biaya diferensiasi. Hal tersebut dijelaskan

    secara bisnis oleh Hooley dan Saunders (1993: 210)

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    35

    tercatat empat cara diferensiasi (uniqueness divers)

    yaitu: diferensiasi produk (product differentiation),

    diferensiasi harga (pricing differentiation), diferensiasi

    promosi (promotional differentiation) dan diferensiasi

    distribusi (distribution differentiation).

    Sementara itu Kotler dan Keller (2009:295)

    mengemukakan diferensiasi dilakukan dengan cara:

    diferensiasi produk (product differentiation),

    diferensiasi pelayanan (service differentiation),

    diferensiasi karyawan (personnel differentiation), dan

    diferensiasi citra (image differentiation). Sementara

    menurut Wheelen& Hunger (2012:186), diferensiasi

    ditujukan untuk pasar missal yang luas dan melibatkan

    penciptaan produk atau jasa yang unik.

    Strategi diferensiasi pada perguruan tinggi lebih

    melihat pada sejauhmana perguruan tinggi memiliki

    keunggulan dalam manfaat pembelajaran dibandingkan

    dengan pesaingnya, menitikberatkan pada perbedaan

    dalam proses pembelajarannya dengan pesaingnya,

    kecepatan merespon permasalahan mahasiswa (speed),

    dan fleksibel dalam layanan (flexibility).

    Berdasarkan paparan di atas, maka dimensi

    strategi keunikan kualitas program studi tersusun atas

    konstruk indikator sebagai berikut :

    a. Keunggulan dalam sistem informasi

    b. Keunggulan dalam sistem pembelajaran

    c. Keunggulan dalam kurikulum

    d. Keunggulan dalam fasilitas pembelajaran

  • 36 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    (3) Strategi Fleksibilitas

    “In dealing with flexibility, managers have two

    main dimensions : speed and variety (Verdu-Jover et al,

    2004). Speed refes to the ability to activate response in

    time and variety refers to the amount of capabilities

    firms have to respond to the demands of the

    environment”(Idris, 2002:280). Berdasarkan pendapat

    tersebut, fleksibilitas terkait dengan kemampuan

    organisasi untuk merespon permintaan lingkungan.

    Berdasarkan paparan di atas, maka dimensi

    strategi fleksibilitas tersusun atas konstruk indikator

    sebagai berikut :

    a. Fleksibilitas dalam melayani mahasiswa yang kurang

    mampu

    b. Fleksibilitas dalam kualitas pembelajaran

    c. Fleksibilitas dalam kekhususan kurikulum

    *****

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    37

    BAB III

    KOMPETENSI INTI

    A. Pengertian Kompetensi Inti

    Chen dan Chang (2011:5738) menyatakan “core

    competence has become a popular term in business

    discipline, however, the meaning of the “core” term is still

    unclear because it is loosely used in a variety of way”.

    Kompetensi inti dapat juga berlaku bagi disiplin bisnis

    manajemen, walaupun arti “inti” itu sendiri masih belum

    jelas untuk disiplin ini.Pada dasarnya kompetensi inti dalam

    bisnis merupakan suatu kemampuan dalam menemukan

    suatu gagasan yang merupakan unsur investasi dari suatu

    organisasi, misalnya gagasan berupa visi tentang perusahaan.

    Implikasinya, bagaimana investasi tersebut dilaksanakan

    dengan menggunakan pengetahuan atau keterampilan teknis

    untuk mengembangkan perusahaan. Untuk itu perlu

    diterjemahkan ke dalam kegiatan-kegiatan seperti

    menilai peluang-peluang utama apa saja untuk bisa masuk ke

    industri dan atau pasar. Setelah itu perlu dirancang apa

    strategi bisnis yang tergolong unik untuk merealisasikan visi

    perusahaan. Dan kemudian bagaimana kompetensi inti

    perusahaan ditetapkan. Chen dan Chang (2011:5740)

    mendefinisikan kompetensi inti dari sudut pandang

    manajemen stratejik, yaitu “organizational capabilities that

    advantageously integrate, reconfigure, gainand release

    internal resources to match oreven create market change

  • 38 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    and lead to organizational competitive advantage”.

    Kapabilitas organisasi yang memiliki keunggulan yang

    sesuai dengan perubahan pasar serta dapat membangun

    keunggulan bersaing.

    Menurut Wheelen & Hunger (2012:138) “Core

    competency is a collection of competencies that crosses

    divisional boundaries, is widespread within the corporation,

    and is something that the corporation can do exceedingly

    well”. Kompetensi inti merupakan sekumpulan kompetensi

    yang lintas divisional dan tersebar di seluruh perusahaan dan

    merupakan sesuatu yang dapat dilakukan organisasi dengan

    baik.

    Dalam prakteknya dipendidikan tinggi, Nawawi

    (2005) melihat pentingnya PTS memiliki kompetensi inti itu

    sebagai sumber keunggulan bersaing bagi PTS tersebut, serta

    jika kompetensi inti PTS tersebut terkomunikasikan dengan

    baik, maka akan memudahkan masyarakat mengenalnya dan

    membedakannya dengan perguruan tinggi lain, baik PTN,

    PTS lainnya, atau PT asing. Kompetensi inti perguruan

    tinggi akan dicerminkan oleh kebutuhan pengetahuan teknis

    apa saja yang akan digunakan. Keterkaitan kompetensi

    dengan strategi bisnis akan dicerminkan oleh rangkaian

    proses yang diawali dari sumber gagasan berupa inovasi

    produk paten yang merupakan hasil dari program penelitian

    dan pengabdian masyarakat. Kemudian proses berikutnya

    dicerminkan oleh produktivitas dan efisiensi. Ketika produk

    dihasilkan maka hal itu tidak lepas dari bagaimana

    membangun kepercayaan masyarakat. Untuk itu menurut

    Alma (2005) PTS harus mengembangkan citra layanan

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    39

    pendidikan mereka dilihat dari kualitas pembelajaran,

    penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Karena itulah

    dimensi distribusi dan salurannya menjadi hal yang sangat

    penting sesuai dengansegmen pasar. Keseluruhan proses itu

    akan diikuti dengan umpan balik yang berguna untuk

    menyusun strategi inovasi teknologi baru. Dalam

    perkembangan jangka panjang kompetensi inti itu sendiri

    bisa berubah sesuai dengan perkembangan pasar dan

    teknologi.

    Orisinalitas dari konsep menurut Hu dan Lin

    (2011:4228) adalah “learning new knowledge and

    technology by oneself and collecting information about the

    work”. Melakukan pembelajaran pengetahuan dan teknologi

    baru secara mandiri dan mengumpulkan informasi mengenai

    pekerjaan/tugas.

    Kompetensi inti PTS membuat adanya pergeseran

    yakni dari individual ke organisasi sebagai unit analisis dan

    dari aspek-aspek sosio-budaya ke hal-hal yang sifatnya lebih

    teknis. Hal itu didasarkan pada analisis peran profesional

    dan/atau formulasi tanggung jawab profesional. Pernyataan

    kompetensi menjelaskan hasil yang diharapkan dari kinerja

    dan dari fungsi yang terkait secara professional,

    pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat penting

    untuk kinerja fungsi tersebut. Pernyataan kompetensi

    tersebut memfasilitasi penilaian yang berpatokan pada

    kriteria tertentu. Dalam hal ini kompetensi diperlukan

    sebagai alat prediksi tentatif atas efektivitas profesional dan

    harus mengikuti prosedur validasi terus menerus.

  • 40 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    Kompetensi inti beragam sesuai dengan jenis

    industrinya. Sebagai contoh, dalam jasa bisnis pendidikan

    tinggi, kompetensi inti bermuara pada aktivitas

    pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

    Jadi perguruan tinggi yang paling baik adalah yang mampu

    menciptakan nilai masyarakat yang tinggi. Tiap PT harus

    memiliki kompetensi inti yang memenuhi syarat-syarat

    untuksukses di masyarakat. Misalnya PT yang bergerak di

    bidang studi perhotelan harus berbasis pada mutu pelayanan

    yang prima dalam bidang pendidikan perhotelan.

    Kompetensi inti sangat terikat dengan fokus strategi

    perguruan tinggi. Dalam industri jasa pendidikan tinggi, PTS

    harus memiliki perbedaan keunggulan dengan PTN atau PTS

    lainnya. Untuk itu pengelola PTS dapat menentukan satu

    dari beberapa pilihan utama dari fokus strategis. Misalnya,

    kalau strateginya berfokus pada inovasi pembelajaran, maka

    PTS akan bersaing melalui perubahan kurikulum sesuai

    dengan tuntutan masyarakat dan pemberi kerja. Kalau

    strateginya mengarah pada pusat penelitian, maka PTS harus

    bersaing dalam memperoleh hibah bersaing dari DIKTI serta

    penelitian-penelitian lain yang bermanfaat bagi

    pembangunan Indonesia. Kalau strateginya dalam hal

    pengabdian pada masyarakat maka PTS harus mampu

    bersaing dalam membangun masyarakat binaan dan

    masyarakat mandiri yang mampu terberdayakan dalam

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta hibah

    pengabdian masyarakat dari DIKTI.

    Peran pemimpin PTS sangatlah strategis untuk

    menetapkan dan mengembangkan kompetensi inti PTS

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    41

    tersebut. Dalam dunia bisnis misalnya, para investor akan

    menjadi lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya apabila

    kompetensi inti perusahaan tersebut mampu memenuhi

    ekspektasi pasar yang tinggi. Untuk itu kompetensi inti ini

    baru akan dapat dipenuhi kalau setiap individu dosen dalam

    perguruan tinggi itu juga memiliki kompetensi inti berupa

    tingkat pengetahuan, sikap, keterampilan, karakter dan nilai

    pribadi, dan motivasi kerja yang tinggi.

    Berikut ini adalah komparasi pengertian kompetensi

    inti dari berbagai sumber :

    Tabel 3.1

    Rekapitulasi Pengertian Kompetensi Inti

    No Penulis Pengertian

    1 Chen dan

    Chang (2011)

    Kapabilitas organisasi yang memiliki

    keunggulan yang sesuai dengan

    perubahan pasar serta dapat membangun

    keunggulan bersaing.

    2 Wheelen &

    Hunger (2012)

    Kompetensi inti merupakan sekumpulan

    kompetensi yang lintas divisional dan

    tersebar di seluruh perusahaan dan

    merupakan sesuatu yang dapat

    dilakukan organisasi dengan baik.

    3 Hu and Lin

    (2011)

    Melakukan pembelajaran pengetahuan

    dan teknologi baru secara mandiri dan

    mengumpulkan informasi mengenai

    pekerjaan/tugas.

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka konstruk

    kompetensi inti dalam penelitian ini disusun ke dalam suatu

    konstruk yaitu kapabilitas organisasi yang memiliki

  • 42 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    keunggulan yang sesuai dengan perubahan pasar serta dapat

    membangun keunggulan bersaing.

    B. Pengukuran Kompetensi Inti

    Hu dan Lin (2011:4229) membagi kompetensi inti

    dalam empat dimensi, yaitu interpersonal communication,

    professional field, job attitude, and higher education.

    Interpersonal skill mencakup (1) memiliki kemampuan

    menyelesaikan masalah, (2) respek terhadap mahasiswa,

    mengetahui tentang perasaan dan kebutuhan mahasiswa, dan

    membangun hubungan yang baik, (3) memiliki keinginan

    menyelesaikan masalah, menyelesaikan komplain, dan

    memenuhi kebutuhan. Professional field mencakup

    memberikan pelayanan yang baik oleh kompetensi

    profesional. Job attitude mencakup (1) mampu bekerja keras

    dan kooperatif dengan mitra, (2) bekerja tekun dan proaktif

    pada tugas. Higher education mencakup kemampuan untuk

    melakukan pembelajaran pengetahuan dan teknologi baru

    secara mandiri dan mengumpulkan semua informasi untuk

    kelancaran tugas.

    Berikut disampaikan komparasi dimensi kompetensi

    inti yang disampaikan oleh beberapa sumber berikut ini :

    Tabel 3.2

    Komparasi Dimensi Variabel Kompetensi Inti

    Hu dan Lin

    (2011: 4229)

    Wheelen dan

    Hunger (2012)

    Konstruk

    (pendapat penulis)

    - Interpersonal

    communication,

    - Professional

    - Asset berwujud

    - Asset tidak

    berwujud

    - Keterampilan

    interpersonal,

    - Wilayah

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    43

    field,

    - Job attitude,

    - higher

    education.

    profesional,

    - Sikap terhadap

    Pekerjaan,

    - Pendidikan

    tinggi

    Berdasarkan paparan di atas, maka variabel

    kompetensi inti dalam penelitian ini disusun atas konstruk

    dimensi yang terdiri dari : Keterampilan interpersonal

    (interpersonal skill), Wilayah professional (professional

    field), Sikap terhadap Pekerjaan (job attitude), dan

    Pendidikan tinggi ( higher education). Penjelasan untuk

    masing-masing dimensi dijelaskan berikut ini :

    (1) Dimensi Interpersonal Skill

    Menurut Lawrence Dyche (2007:1036-1037)

    interpersonal skill terdiri dari aspek Cognitive yaitu

    pemahaman, Affective yaitu empati, dan Behavioral

    yaitu Relational versatility.

    Berdasarkan pendapat di atas, serta sesuai

    dengan unit analisis penelitian, maka dimensi

    interpersonal skill tersusun atas konstruk indikator :

    a. Kemampuan menyelesaikan masalah perkuliahan

    b. Kemampuan menyelesaikan masalah pribadi

    mahasiswa

    c. Kemampuan menyelesaikan masalah keuangan

    mahasiswa

  • 44 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    (2) Dimensi Professional Field

    Baretti (2004) ”affirms that the development of a

    professional self is more a process than an acquired set

    of behaviors or values” (Shelagh Larkin, 2010:448).

    Profesional merupakan suatu proses . ”Professional

    field: Supplying good service by professional

    competence” (Hu and Lin, 2011:4228).

    Berdasarkan pendapat di atas, serta sesuai dengan

    unit analisis penelitian, maka dimensi Professional field,

    tersusun atas konstruk indikator :

    a. Kemampuan dalam pelayanan yang profesional

    b. Kemampuan soft skill dalam melakukan pekerjaan

    (3) Dimensi Job Attitude

    Job attitude: ”Working hard and cooperating with

    colleagues and Persistent work and Proactive

    encouragement to the work”(Hu and Lin, 2011:4228).

    Berdasarkan pendapat di atas, serta sesuai dengan

    unit analisis penelitian, maka dimensi job attitude

    tersusun atas konstruk indikator :

    a. Mampu kooperatif dengan mitra

    (4) Dimensi Higher Education

    ”Higher education: Learning new knowledge and

    technology by oneself and collecting information about

    the work” (Hu and Lin, 2011:4228). Higher

    educationmencakup kemampuan untuk melakukan

    pembelajaran pengetahuan dan teknologi baru secara

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    45

    mandiri dan mengumpulkan semua informasi untuk

    kelancaran tugas.

    Berdasarkan pendapat di atas, serta sesuai dengan

    unit analisis penelitian, maka dimensi job attitude

    tersusun atas konstruk indikator :

    a. Kesesuaian pendidikan pegawai dengan pekerjaan

    b. Kesesuaian jabatan pegawai dengan pendidikannya

    c. Kesesuaian jabatan akademik dosen dengan aturan

    dalam mengajar

    d. Kesesuaian pendidikan dosen dengan aturan dalam

    mengajar

    e. Kesesuaian kompetensi dosen dengan mata kuliah

    f. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi

    *****

  • 46 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    47

    BAB IV

    INOVASI NILAI

    A. Pengertian Inovasi Nilai

    Henard dan Roseveare (2012:33) menyatakan inovasi

    nilai adalah salah satu unsur utama yang mengendalikan

    perbaikan kualitas mengajar yang dapat meningkatkan level

    institusi pendidikan tinggi. Inovasi dalam mengajar dan

    pembelajaran dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting

    untuk institusi pendidikan tinggi. Inovasi dalam institusi

    pendidikan lebih dititikberatkan pada kegiatan penelitian dan

    pengembangan yang dapat mendorong solusi yang kreatif

    dari permasalahan-pemasalahan praktis maupun akademik

    serta menjadi suatu bentuk baru dalam mempromosikan

    pembelajaran mahasiswa sesuai dengan pemecahan

    masalahnya.

    McLaughlin (2011) menyatakan ”organizations that

    innovate will continue to achieve success and innovation

    around products and services is certainly of value, but high-

    order innovation can provide more substantial, economic

    long-term benefits”. Organisasi yang berinovasi akan

    mencapai keberhasilan dan inovasi di seluruh produk dan

    jasa pasti akan meningkatkan nilai, tapi semakin tinggi

    melakukan inovasi akan bermanfaat secara ekonomi dalam

    jangka panjang. Misalnya inovasi yang dilakukan oleh

    Universitas Indonesia sebagaimana yang disampaikan

    Muhammad (2012) bahwa inovasi dalam pendidikan yang

    http://pemilihanrektor.ui.ac.id/content/inovasi-dalam-pendidikan-yang-menjadikan-ui-sebagai-perguruan-tinggi-unggulan-dengan-misi

  • 48 REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    menjadikan UI sebagai perguruan tinggi unggulan dengan

    misi memberikan akses pendidikan seluas-luasnya bagi

    bangsa indonesia. Universitas Indonesia yang telah

    dicanangkan sebagai suatu cyber campus, memiliki potensi

    di dalam pemanfaatan TIK baik untuk kegiatan akademik

    maupun non-akademik. Dalam rangka untuk meningkatkan

    kualitas pembelajaran, memperluas akses dan memfasilitasi

    program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), maka penerapan e-

    Learning menjadi salah satu strategi yang penting untuk

    mencapai tujuan tersebut. Kondisi infrastruktur dan fasilitas

    TIK yang ada saat ini memungkinkan berbagai kegiatan

    pembelajaran berbasis e-Learning dapat diterapkan secara

    efektif dan efisien, mulai dari kegiatan seminar, studium

    generale hingga program berjenjang secara penuh dapat

    diselenggarakan tanpa mengurangi kualitas pendidikannya.

    Kim and Mauborgne (2008) menyatakan dalam

    strategi samudra biru (Blue Ocean Strategy), inovasi nilai

    adalah pengejaran pembedaan yang serempak dan biaya-

    biaya lebih rendah. Inovasi nilai diciptakan dalam wilayah

    dimana tindakan perusahaan secara positif mempengaruhi

    struktur biaya dan penawaran nilai pada pembeli.

    Penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan dan

    mengurangi faktor yang menjadi titik persaingan dalam

    industri. Dalam perjalanan waktu, biaya berkurang lebih jauh

    ketika skala ekonomi bekerja setelah terjadi volume

    penjualan tinggi akibat nilai unggul yang diciptakan.

    WHO (2012:37) mengajukan komponen inovasi nilai

    untuk jasa pendidikan, yaitu:

    http://pemilihanrektor.ui.ac.id/content/inovasi-dalam-pendidikan-yang-menjadikan-ui-sebagai-perguruan-tinggi-unggulan-dengan-misihttp://pemilihanrektor.ui.ac.id/content/inovasi-dalam-pendidikan-yang-menjadikan-ui-sebagai-perguruan-tinggi-unggulan-dengan-misihttp://pemilihanrektor.ui.ac.id/content/inovasi-dalam-pendidikan-yang-menjadikan-ui-sebagai-perguruan-tinggi-unggulan-dengan-misi

  • REPUTASI PROGRAM STUDI Tinjauan Atas Keunggulan Bersaing, Kompetensi Inti, dan Inovasi Nilai

    49

    (1) Keuntungan relatif (relative profit), yaitu sejauhmana

    inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.

    Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi

    dapat diukur dari nilai ekonomi, kepuasan, dan status

    sosial, atau karena mempunyai komponen yang sangat

    penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin

    cepat tersebarnya inovasi. Karena itu keuntungan relative

    pada suatu perguruan tinggi menjadi pertimbangan

    mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi.

    (2) Kompatibel (compatible), yaitu tingkat kesesuaian

    inovasi dengan nilai, pengalaman masa lampau, dan

    kebutuhan penerima. Karena itu mahasiswa memilih

    perguruan tinggi dari pengalaman masa lampau orang

    lain yang telah merasakan kuliah p