Presentasi Sonar

download Presentasi Sonar

of 14

Transcript of Presentasi Sonar

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    1/14

    SISTEM SONAR

    KELOMPOK 2

       JUWITA AMELIA 2012-64-0

      MILYAN U. LATUE 2013-64-0

     

    DICKY 2013-64-0  STELLA L. TOBING 2013-64-047

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    2/14

    KARAKTERISASI PANTULAN AKUSTIKKARANG MENGGUNAKAN

    ECHOSOUNDER SINGLE BEAMBaigo Hamuna, Sri Pujiyati, Totok Hestirianoto

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    3/14

    PENDAHULUAN

      Konsep scattering strength dimunculkan untuk mengkuantifkasi

    scattering  yang berasal dari dasar laut maupun permukaan laut,sedangkan backscattering strength  menunjukan pada bagian darigelombang akustik yang dipantulkan kembali ke arah pemancar padasystem sonar monostatik. Kekuatan energi akustik yang dipantulkandari dasar perairan menggunakan SBES Single Beam Echosounder !telah digunakan untuk mengklasifkasikan jenis dasar perairan dalam

     Acoustics Discrimination System "#S!

      Parameter fsik dasar perairan yang ber$ariasi akan mempengaruhipantulan sinyal akustik, seperti tingkat kekasaran dan kekerasan dasarperairan, ukuran butiran sedimen dan relie% dasar dapatmempengaruhi proses hamburan balik sinyal akustik.

      Ekosistem terumbu karang yang terdiri dari berbagai bentukpertumbuhan dan tipe karang yang tentunya akan memiliki

    karakteristik yang berbeda pula antara karang yang satu denganlainnya.

       Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pantulanakustik acoustics backscattering! permukaan dari beberapa tipekarang menggunakan imstrumen akustik Echosounder single beam &ru'Pro Pc(()* %rekuensi +** kH' dan * kH'.

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    4/14

    METODOLOGI

     

    -okasi Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribu  "lat Kamera under/ater, Echosounder single beam

    &ru'Pro Pc(()* (rekuensi +** kH' dan * kH'!

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    5/14

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    6/14

    PROSEDUR PENELITIAAN

    Proses perekaman data

    akustik dilakukan secarastasioner. Pengambilan

    gambar karangmenggunakan kameraunder/ater untuk

    $alidasi data hasil

    perekaman akustik.Proses perekaman data

    akustik dilakukan

    selama 0* sampai 0menit pada tiap tipekarang. #iagram alir

    proses perekaman dataakustik dapat dilihatpada gambar di

    samping.

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    7/14

    PEMROSESAN DAN ANALISIS DATA

    Pemrosesan sinyal hasil perekamanakustik dilakukan dengan

    menggunakan perangkat lunak1isroso%t E2cel dan 1atlab 3+*0*a.#ata dalam bentuk raw data datamentah!, diekstrak denganmenggunakan 1icroso%t E2cel untukmemudahkan pengolahan dan analisisdata pada program 1atlab. Satuan

    dasar pencuplikan ElementarySampling Unit , ESU! digunakan padaproses pengolahan data untukmengetahui nilai pantulan akustik tiaptipe karang perekaman selama detik!.

    Proses membedakan echo daribeberapa tipe karang, dilakukandengan kuantifkasi sinyal echo untukmenghasilkan suatu data berdasarkannilai rata4rata yang diperoleh.

    Proses kuantifkasi dilakukan dengan mengadopsipersamaan

    #imana, SS adalah surface backscattering strength, RS danSL adalah sensitivity dan source level alat yang digunakandB!,  AR adalah amplitudo atau echo pantulan target dB!, A! dan  A! adalah gain alat dan setingan pada saatperekaman akustik dB!, R adalah jarak target daritransduser meter!, " adalah koefsien absorpsi dBkm40!dan  A adalah luas cakupan beam transduser pada dasarperairan yang diperoleh dengan persamaan

     A = π (R tan(θ))²

       

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    8/14

    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    9/14

    K!" T#$ %&!&'( )&!($) #$'$*)&'+ K&'&'" P&'),*&' &*%&%,)% %&!&'( /&#*$ 60 #'( !$%,$' 200 0 %H5

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    10/14

    LANJUTAN

      Sur%ace backscattering strength SS!  merupakan perbandingan antarakekuatan intensitas suara yang dipantulkan dengan intensitas suarayang mengenai permukaan dasar perairan. Keras atau lunaknya dasar

    perairan akan memberikan pengaruh terhadap intensitas pantulansinyal akustik yang dikembalikan.

      &oral mushroom &13! dan rubble atau patahan karang 3B! cenderungmemiliki karakter pantulan akustik yang lebih tinggi baik pada %rekuensi+** kH' maupun * kH' karena dipengaruhi oleh bentuk pertumbuhan&13 dan &1 yang sangat padat dan keras. Pada 3B dapat dipengaruhi

    oleh komposisi patahan karang yang lebih padat dan ukurannya yangrelati% besar. "cropora tabulate "&T! memiliki karakter pantulan akustikyang relati% lebih rendah pada %rekuensi +** kH', sedangkan "croporabranching "&B! dan &oral massi$e mati #&! memiliki nilai pantulanyang lebih rendah pada kedua %rekuensi akustik yang digunakan.3endahnya nilai pantulan akustik pada "&T diduga karena bentukpertumbuhan yang "&T yang tipis. "&B dengan bentuk yang bercabang4cabang sehingga dapat menghamburkan sinyal akustik yangmengenainya dan melemahkan sinyal pantulan ke transduser. Pada #&dapat disebabkan karena struktur kapur pada &oral massi$e matitersebut mulai rapuh dan permukaanya cenderung tertutup oleh alga.

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    11/14

    LANJUTAN

      Perbedaan nilai SS antara %rekuensi tinggi +** kH' dan%rekuensi rendah * kH' dapat disebabkan karena responakustik tiap tipe karang yang berbeda terhadap %rekuensiyang berbeda.

      Penggunaan %rekuensi akan berhubungan langsung denganabsorpsi dalam medium ait laut!. "bsorpsi dapatmemberikan pengaruh terhadap kuat atau lemahnyapantulan akustik dari target.

      (rekuensi yang lebih tinggi akan memiliki tingkat absorpsiyang lebih tinggi, sehingga energi pantulan dari dasarperairan lebih sedikit dibandingkan energy pantulan pada%rekuensi rendah dengan tingkat absorpsi yang lebih kecil.

     

    (rekuensi yang rendah akan memberikan nilai pantulanakustik yang lebih tinggi dibandingkan %rekuensi yang tinggipada dasar perairan yang sama.

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    12/14

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    13/14

    LANJUTAN

      Pada Tabel + terlihat bah/a nilai SS tiap tipe karang padakedua %rekuensi akustik memiliki perbedaan nilai yangsangat kecil sehingga perlu dilakukan pengujian statistikuntuk mengetahui ragam nilai rata4rata SS yang diperoleh.

       Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian statisticmenggunakan metode analisis Tukey HS#. Hasil uji ragammenunjukkan bah/a perbedaan nilai rata4rata SS antar tipekarang pada %rekuensi +** dan * kH' berbeda signifkan0**7, dimana nilai hasil uji sig! lebih kecil dari nilai tara%uji sig 8 *.*!. "rtinya bah/a nilai rata4rata SS pada kedua%rekuensi berbeda nyata antar tipe karang pada penelitianini.

      Hasil uji statistik tersebut menandakan bah/a respon

    akustik antar tipe karang dan pasir yang berbeda satu danlainnya, sehingga dapat disimpulkan bah/a instrumensingle beam echosounder &ru'Pro Pc(()* dapat digunakanuntuk membedakan nilai pantulan akustik berbagai tipekarang.

  • 8/17/2019 Presentasi Sonar

    14/14

    KESIMPULAN

      Hasil kuantifkasi sur%ace backscattering strength SS!

    menunjukkan bah/a tiap tipe karang memiliki karakter

    pantulan akustik yang berbeda, dimana bentuk pertumbuhankarang akan sangat berpengaruh terhadap kuat lemahnya

    pantulan akustik. &oral mushroom &13! dan rubble ataupatahan karang 3B! cenderung memiliki karakter pantulan

    yang lebih tinggi dari tipe karang lainnya, sedangkan "croporabranching "&B! dan &oral massi$e mati #&! memiliki karakter

    pantulan akustik yang lebih rendah pada kedua %rekuensi.

      Penggunaan %rekuensi sangat berpengaruh terhadap tinggi

    rendahnya absorpsi yang berpengaruh terhadap nilai sur%acebackscattering strength SS! yang diperoleh.

      Hasil penelitian ini menunjukkan bah/a echosounder singlebeam SBES! &ru'Pro Pc(()* dapat digunakan untuk

    membedakan pantulan balik akustik acoustics backscatteringstrength! karang.