IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

102
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SDN 2 KALOSI KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh JULIANTI USMAN 105401112216 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SDN 2 KALOSI

KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

JULIANTI USMAN

105401112216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

\

iv

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

\

v

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

\

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Julianti Usman

NIM : 10540 11122 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran

Pendidikan kewarganegaraan SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh

siapapun .

Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020

Yang Membuat Pernyataan

Julianti Usman

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

\

vii

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Julianti Usman

NIM : 10540 11122 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, Saya akan

menyusun sendiri skripsi Saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, Saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila Saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, Saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini Saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020

Yang Membuat Perjanjian

Julianti Usman

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

\

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Barang siapa yang menunjukki kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan

pahala seperti pahala orang yang mengerjakan.

(Hadits Muslim)

Sabar itu tiada batasnya

Bersyukur itu tiada hentinya

Berbuat baik itu kepada siapa saja

Kuperuntukkan karya sederhana ini sebagai baktiku kepada

Ayahanda Usman dan Ibunda Cimuna dan kepada saudara-

saudaraku, guru, Dosen dan teman-teman serta kepada orang-

orang yang mencintaiku dengan segenap harapan terbaik dan

do‟a serta kebahagian mereka untukku

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

\

ix

ABSTRAK

JULIANTI USMAN. 2020. Implementasi Pendidikan Karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhajir dan

pembimbing II H. Muhammad Basri.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah implementasi

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV

SDN 2 Kalosi dan faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter

pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2 Kalosi.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan meliputi : observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode

analisis yang digunakan ada tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan

verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpedoman pada kurikulum 2013 yang

mencantumkan nilai-nilai karakter disetiap penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Perencanaan ini digunakan guru sebagai panduan dalam

melaksanakan pembelajaran beserta menanamkan nilai-nilai karakter yang sesuai

dengan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan termuat dalam pembelajaran tematik sehingga

penanaman nilai karakter diikuti dengan pembelajaran lainnya. Faktor-faktor yang

memengaruhi dalam pelaksanaan pembelajaran karakter diantaranya faktor

lingkungan, faktor adat kebiasaan, faktor keluarga, faktor insting. Ke empat faktor

tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda dalam memengaruhi karakter murid

kelas IV.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan implementasi

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan

dengan baik di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang meskipun dengan

beberapa hambatan.

Kata kunci: Pendidikan Karakter. Pendidikan Kewarganegaraan

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia

kepada penulis sehingga penulisan ini terselesaikan. Salawat dan taslim penulis haturkan

kepada junjungan tercinta, Nabiullah, Muhammad SAW yang telah meletakkan fondasi

ketauhidan yang syarat dengan risalah keselamatan dunia dan akhirat di muka bumi ini.

Semoga kita menjadi hamba yang selalu dalam limpahan rahmat Allah swt dan termasuk

golongan hamba yang mendapatkan syafa‟at Muhammad saw diakhirat kelak.

Dalam penulisan skripsi ini bukanlah hal yang mudah terwujud. Banyak aral dan

rintangan yang dialami penulis. Namun selalu ada kemudahan jika kita selalu berusaha

dan berdoa. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun penulis sehingga penelitian ini

dapat selesai. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Usman dan Ibunda Cimuna yang

telah mengorbankan segala do‟a, cinta, kasih sayang dan perhatian kepada penulis dalam

segala hal.

Ucapan terima kasih yang penuh kesungguhan penulis sampaikan kepada

berbagai pihak yang telah memberikan banyak sumbangsi, khususnya: Dr. Muhajir,

M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr. H. Muhammmad Basri, M.Si. sebagai pembimbing

II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penullis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag, Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajaranya yang telah memberikan

pengajaran, pembinaan dan perhatian kepada penulis selama menimba ilmu di

Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd. Ph.D. Dekan Fakultas

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

ix

Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta jajarannya yang telah membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar beserta jajarannya yang telah bersedia membimbing penulis dalam

penulisan skripsi ini. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah banyak memberikan ilmuya kepada penulis.

Kepada teman-teman seangkatan penulis, terimakasih atas semua saran dan

motivasi selama menyelesaikan penulisan ini. Semoga saran dan motivasi yang

diberikan bernilai ibadah di sisi Alla SWT.

Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan,

penulis sangat mengharapkan berbagai kritik yang bersifat membangun dari pembaca

untuk perbaikan hasil penulisan ini serta dapat dijadikan sebagai panduan untuk

penulisan-penulisan selanjutnya.

Makassar, September 2020

Penulis

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN............................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................... . vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ . x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ . xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 7

A. Landasan Teori ........................................................................................ 7

1. Pendidikan ......................................................................................... 7

2. Karakter ............................................................................................. 8

3. Pendidikan Karakter .......................................................................... 14

4. Pendidi kan Kewarganegaraan .......................................................... 27

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 34

C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 35

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

xi

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 38

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................ 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 38

C. Sumber Data ............................................................................................ 38

D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 39

E. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 47

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 47

B. Deskripsi Informan Penelitian ........................................................................... 48

C. Hasil penelitian ................................................................................................. 49

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran pendidikan

kewaganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi ............................................ 49

2. Faktor yang memengaruhi implemntasi pendidikan karakter pada

pembelajaran pendidikan kewarganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi . 57

D. Pembahasan ....................................................................................................... 61

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran pendidikan

kewaganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi ............................................ 62

2. Faktor yang memengaruhi implemntasi pendidikan karakter pada

pembelajaran pendidikan kewarganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi . 63

BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 65

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 65

B. Saran ...................................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 70

RIWAYAT HIDUP

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Nilai pendidikan karakter dalam Undang-Undang RI ........................... 33

4.1 Matrix tabel nilai karakter ....................................................................... 56

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, setiap manusia

pasti membutuhkan pendidikan agar bisa memperoleh pengetahuan dan wawasan

yang lebih luas serta bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Pendidikan

juga merupakan bagian penting dari kehidupan yang tak pernah bisa ditinggalkan.

Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai pendidikan dalam

kehidupan manusia. Pertama, ia bisa dianggap sebagai sebuah proses yang terjadi

secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah. Pengertian ini merujuk pada fakta

bahwa pada dasarnya manusia secara alamiah merupakan makhluk yang belajar dari

peristiwa alam dan gejala-gejala kehidupan yang ada untuk mengembangkan

pengetahuannya. Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara

sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku,

terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat

(Zubaedi (2012:2).

Pendidikan sebagai proses transformasi pengetahuan melibatkan banyak

sekali aspek atau komponen yang ada di dalamnya untuk mendukung kegiatan

pendidikan tersebut. Namun pendidikan sekarang ini yang dianggap masih terlalu

mengedepankan pengetahuan kognitif, nyatanya tidak mampu atau gagal mengatasi

perkembangan moral muridnya. Ini dibuktikan dengan maraknya pemberitaan tentang

kenakalan-kenakalan remaja. Dari itu maka kini mulai dilaksanakan pendidikan

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

2

dengan berbasis karakter.

Mengingat begitu urgennya karakter, maka institusi pendidikan memiliki

tanggung jawab untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran. Penguatan

pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis

moral yang terjadi di Negara kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata

dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling

berharga yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan

bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,

kebiasaan menyontek, dan penyalahgunaan obat-obatan, dan pornografi sudah

menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.

Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh

pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya di bangku sekolah ternyata tidak

berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat

adalah begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain yang

dibicarakan, dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpandangan bahwa kondisi

demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.

Demoralisasi terjadi karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan pendidikan

moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang mempersiapkan murid untuk

menyikapi dan menghadapi kehidupan yang kontradiktif. Pendidikanlah yang

sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Dalam

konteks pendidikan formal di sekolah, bisa jadi salah satu penyebabnya karena

pendidikan di Indonesia lebih menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

3

kognitif semata, sedangkan aspek soft skills atau non akademik, sebagai unsur utama

pendidikan karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cenderung diabaikan

(Zubaedi (2012:2)

Diakui, persoalan karakter atau moral memang tidak sepenuhnya terabaikan

oleh lembaga pendidikan. Akan tetapi, dengan fakta-fakta seputar kemerosotan

karakter pada sekitar kita menunjukkan bahwa ada kegagalan pada institusi

pendidikan kita dalam hal menumbuhkan manusia Indonesia yang berkarakter atau

berakhlak mulia. Hal ini karena apa yang diajarkan di sekolah tentang pengetahuan

agama dan pendidikan moral belum berhasil membentuk manusia yang berkarakter.

Padahal apabila kita tilik isi dari pelajaran agama dan moral, semuanya bagus, dan

bahkan kita dapat memahami dan menghafal apa maksudnya. Untuk itu, kondisi dan

fakta kemerosotan karakter dan moral yang terjadi menegaskan bahwa para guru yang

mengajar pembelajaran apapun harus memiliki perhatian dan menekankan pentingnya

pendidikan karakter pada para murid.

Lebih lanjut harus diingat bahwa secara eksplisit pendidikan karakter (watak)

adalah amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

4

jawab”.

Setelah mengetahui seberapa pentingnya pendidikan karakter perlu

ditanamkan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita

mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Seringkali setiap membicarakan

tentang pendidikan karakter, mata pelajaran pertama yang terlintas dalam benak kita

adalah Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Memang tidak

salah apabila kita berfikir seperti itu, mengingat di dalam mata pelajaran tersebut ada

banyak sekali materi yang mengajarkan tentang perilaku dan sikap. Namun mata

pelajaran yang berisikan banyak sekali materi tentang pendidikan karakter itu juga

tidak akan berfungsi maksimal dalam menanamkan nilai-nilai karakter apabila sistem

pendidikan atau proses penanamannya juga tidak berlangsung sesuai dengan cara-

cara yang benar.

Sejak diterapkannya Kurikulum 2013, proses pembelajaran lebih

menekankan pada penanaman karakter dan budaya kepada murid terdidik sejak usia

dini. Hal ini juga dilakukan di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla‟ Kabupaten Enrekang

dimana awal tahun ajaran 2016/2017 di sekolah tersebut mulai menggunakan

Kurikulum 2013. Dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah tersebut tidak

terbatas dalam aspek pembelajaran di dalam kelas saja, melainkan malalui kegiatan

keseharian yang dilakukan oleh para muridnya.

Dari berbagai uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

5

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang?

2. Faktor apakah yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter pada

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang

2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan

karakter pada Pembelaj aran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN

2Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang dapat memperkaya

khasanah pengetahuan khususnya dalam pendidikan karakter

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid, sebagai masukan tentang manfaat pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Bagi guru, sebagai masukan dalam pengembangan kemampuan dalam

pembelajaran dengan pengimplementasian pendidikan karakter.

c. Bagi lembaga pendidikan sekolah, sebagai bahan informasi yang dapat

dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran khusus dalam bidang studi

Pendidikan Kewarganegaraan.

d. Bagi peneliti, sebagai bahan banding atau bahan referensi yang ingin

mengkaji permasalahan yang relevan.

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan

a) Pengertian Pendidikan

Defenisi pendidikan sesungguhnya relatif, sebab setiap orang memiliki

pengertian subjektif tentang pendidikan berdasarkan sudut pandang dan luas

wawasan yang dimilikinya.

Setiap orang pada dasarnya pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak

setiap orang mengerti maknanya. Pendidikan merupakan bimbingan atau

pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak utnuk

mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan

tugas hidupnya sendiri tidak dengn bantuan orang lain (Feni 2014:13)

Pendidikan adalah keseluruhan proses tekninik dan metode belajar

mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada

orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Siagian 2006:273)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pendidikan

yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai

pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan

spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap

individu yaitu mrmiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan

pendidikan yang diperoleh.

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

8

Tentunya, tujuan pendidikan adalah baik. Ada proses dimana para

pendidik sengaja melakukan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan

potensi anak baik itu secra kognitif, psikomotorik dan juga dari segi afektifnya.

Tidak ada hal negatif yang diharapkan dari sebuah pendidikan. Muara dari

berlangsungnya proses pengajaran adalah agar nantinya peserta didik tumbuh

menjadi pribadi yang unggul dan berguna.

b) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut :

1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No.2 tahun 1985 yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang

seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

2. Tujuan pendidikan nasional manurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

kepribadian, mandiri, maju tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,

beretos, kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.

2. Karakter

a) Pengertian Karakter

Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seorang

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

9

dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam kesehariannya yang

tergantung pada pembentukan karakter dilingkungannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang

lain. Watak atau karakter berasal dari kata Yunani “charassein”, yang berarti

barang atau alat untuk menggores, yang kemudian dipahami sebagai stempel atau

cap. Jadi karakter atau watak merupakan sifat-sifat yang melekat pada seseorang

(Adisusila 2012:76).

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas 2008 adalah

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku,

bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Karakter merupakan atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan

membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu

kelompok atau bangsa. Sementara itu the free dictionary dalam situs onlinenya

yang dapat diunduh secara bebas mendefinisikan karakter sebagai suatu

kombinasi kualitas atau ciri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau

suatu benda dengan yang lain. Karakter juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi

dari atribut, ciri-ciri, atau kemampuan seseorang (Scerenko 38:1997).

Secara konseptual, lazimnya istilah karakter dipahami dalam dua kubu

pengertian. Pengertian pertama, bersifat deternistik. Disini karakter dipahami

sebagai sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang sudah teranugerahi

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

10

(given). Dengan demikian, ia merupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak

bisa kita ubah. Ia merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi tanda

khusus yang membedakan orang yang satu dengan yang lain. Pengertian kedua,

bersifat non deternistik atau dinas. Disini karakter dipahami sebagai tingkat

kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah

yang sudah given. Ia merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang (willed)

untuk menyempurnakan kemanusiaannya (Saptono 2011:18)

Karakter dibentuk secara kultural sejak kita memasuki fase usia emas,

yaitu dari saat lahir sampai mencapai usia enam tahun. Dengan demikian, karakter

muncul dari suatu proses pembelajaran yang berawal dari pola asuh dari keluarga,

dan kelak dilengkapi oleh sistem pendidikan tepat guna yang di atur pihak

Negara. Pendidikan tepat guna berarti pembelajaran yang diberikan harus

memperhatikan kesesuaian dengan perkembangan otak anak menurut usia yang

telah dicapainya (Setiawan 2011:16)

Jadi perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Setiap manusia memiliki potensi bawaan yang

akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi dengan karakter

atau nilai- nilai kebajikan. Dalam hal ini manusia pada dasarnya memiliki potensi

mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan

sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi

binatang, bahkan lebih buruk lagi (Zimmer 2011:16)

Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter di atas, maka

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

11

karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,

yang membedakannya dari orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis

terkait terbentuknya karakter manusia menurut Mu‟in (2011:167) Unsur- unsur

tersebut antara lain:

i. Sikap

Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakternya, bahkan

sering dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu saja tidak

sepenuhnya benar, tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu

yang ada di hadapannya, biasanya menunjukkan bagaimana karakternya.

ii. Emosi

Emosi adalah gejala dinas dalam situasi yang dirasakan manusia, yang

disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses

fisiologis.

iii. Kepercayaan

Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam memandang

kenyataan dan ia memberikan dasar bagi manusia untuk mengambil pilihan dan

membuat keputusan.

iv. Kebiasaan dan kemauan

Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosiopsikologis.

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

12

otomatis, dan tidak direncanakan. Setiap orang mempunyai kebiasaan yang

berbeda dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan memberikan pola

perilaku yang dapat diramalkan.

v. Konsepsi diri

Hal penting lainnya dalam pembentukan karakter adalah konsepsi diri.

Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang cuek dengan dirinya.

Orang yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimana dia membentuk

wataknya.

b) Karakter dalam Pandangan Islam

Sebagai agama yang lengkap, Islam sudah memiliki aturan yang jelas

tentang pendidikan akhlak ini. Didalam al-Quran akan ditemukan banyak sekali

pokok-pokok pembicaraan tentang akhlak atau karakter ini. Seperti perintah untuk

berbuat baik (ihsan), dan kebajikan (al-birr), menepati janji (al-wafa), sabar,

jujur, takut kepada Allah SWT, bersedekah di jalan Allah, berbuat adil, pemaaf

dalam banyak ayat didalam al-Quran. Kesemuanya itu merupakan prinsip-prinsip

dan nilai karakter mulia yang harus dimiliki oleh setiap pribadi muslim.

Implementasi pendidikan karakter dalam Islam, tersimpul dalam karakter

pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang

mulia dan agung. Dalam surah al-Qalam ayat 4 dijelaskan:

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Sementara itu, dalam surat al-Ahzab ayat 21 dijelaskan:

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

13

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Sesungguhnya Rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia

yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada

umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter atau akhlaknya dan

manusia yang sempurna adalah yang memiliki akhlak al-karimah, karena ia

merupakan cerminan iman yang sempurna.

Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan

dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat.

Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 90

sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan

keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran”

Ayat diatas menjelaskan tentang perintah Allah yang menyuruh manusia

agar berbuat adil, yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik dan terbaik,

berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturrahmi pada mereka serta

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

14

menjauhkan diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang menyakiti sesama

dan merugikan orang lain.

3. Pendidikan Karakter

a) Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan

moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan siswauntuk memberi keputusan yang baik.

Pengertian tentang pendidikan karakter ada banyak sekali pendapat yang

mencoba menjelaskannya, di antaranya menurut Lickona yang dikutip oleh Prof.

Dr. Muchlas Samani dan Drs. Hariyanto, M.S mendefinisikan pendidikan

karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang

memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. pendidikan

karakter dapat didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang

luas pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah diluar bidang

akades terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi

seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yang sempit

pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan

nilai tertentu. (Samani & Hariyanto 2012:44)

Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan

dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya,

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

15

diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan

lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian,

sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk kepenasaran akan

intelektual, dan berfikir logis. (Zubaedi 2012:17)

Kaitannya dengan pendidikan akhlak, pendidikan karakter punya orientasi

yang sama, yaitu pembentukan karakter. Perbedaan diantara keduanya salah

satunya adalah pendidikan akhlak terkesan timur dan islam, sedangkan

pendidikan karakter terkesan barat dan sekuler. Sejauh ini pendidikan karakter

telah berhasil dirumuskan oleh para penggiatnya sampai pada tahapan yang

sangat operasional meliputi metode, strategi, dan teknik. Sedangkan pendidikan

akhlak sarat dengan informasi kriteria ideal dan sumber karakter baik.

Selanjutnya, nilai baik buruk, benar salah dalam akhlak didasarkan pada

ketentuan syariat, sedangkan karakter nilai-nilai baik buruk didasarkan pada

kesepakatan universal yang berlaku secara umum.

Sedangkan pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di

sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam

hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang

menekankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan ranah

psikomotorik (Zuriah 2011:19)

b) Landasan Pendidikan Karakter

Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad menjadikan

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

16

pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari

pembangunan nasional. Lebih lanjut harus diingat bahwa secara eksplisit

pendidikan karakter (watak) adalah amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa:

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Berikut ini adalah dasar hukum pembinaan pendidikan karakter:

1) Undang-undang Dasar Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

a) Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Ayat 1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

b) Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Ayat 2

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

17

pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman.

c) Bab II (Dasar, Fungsi, dan Tujuan) Pasal 2

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Bab II (lingkup, Fungsi, dan Tujuan) Pasal 4

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjan mutu pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

3) Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.

Bab I (Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup) Pasal 1 Tujuan pembinaan

kesiswaan :

• Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi

bakat, minat, dan kreativitas.

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

18

• Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah

sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh

negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

• Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai

bakat dan minat.

• Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,

demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan

masyarakat madani (civil society).

c) Tujuan Pendidikan Karakter

Para ahli filsafat etika, seperti Emmanuel Kant sudah lama merumuskan

tujuan pendidikan moral yang disampaikan secara formal di sekolah atau secara

nonformal oleh orang tua, sebagai berikut:

1. Memaksimalkan rasa hormat kepada manusia sebagai individu. Oleh karena

itu, setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang hendaknya diarahkan demi

kebaikan orang lain sebagai tujuan akhir dan bukan sebagai alat atau demi

dirinya sendiri.

2. Memaksimalkan nilai-nilai moral universal. Tujuan pendidikan moral bukan

saja dengan terlaksananya aturan- aturan yang didukung oleh otoritas

masyarakat tertentu, tetapi demi terlaksananya prinsip-prinsip moral universal

yang diterima dan diakui secara universal.

Pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan menurut

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

19

Zubaedi dalam bukunya yang berjudul “Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi

dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan” 2012 mengatakan, antara lain:

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia

warga negara yang memiliki nilai- nilai karakter bangsa.

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

3) Menanamkan jiwa kepempinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

generasi pene rus bangsa.

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,

kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar

yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, dan dengan rasa

kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

d) Perencanaan Pendidikan Karakter

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan

perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa

yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, rencana pelaksanaan

pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Khaeruddin 2007:145)

Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai

berikut (Sanjaya 2011:35)

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

20

1) Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat

memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang

terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki

program.

2) Fungsi inovatif

Inovasi hanya akan muncul seandainya kita memahami adanya

kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat

ditangkap, manakala kita hanya memahami proses yang dilaksanakan secara

sistematis yang direncanakan dan terprogram secara utuh.

3) Fungsi selektif

Adakalanya untuk mencapai tujuan atau sasaran pembelajaran kita

dihadapkan kepada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita

dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk

dikembangkan.

4) Fungsi komunikatif

Suatu perencanaan yang memadahi harus dapat menjelaskan kepada setiap

orang yang terlibat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan

kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, atau

rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan.

5) Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat dapat menggambarkan

apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

21

yang disusun.

6) Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang

diperlukan untuk menyampaikan materi. Sehingga tidak terjadi kebingungan

apabila materi yang disampaikan ternyata membutuhkan waktu yang lebih dari

apa yang disediakan.

7) Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi, akan tetapi

membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam

aspek intelektualnya saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.

8) Fungsi kontrol

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui

perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat

diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami siswa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013,

maka komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi:

• Identitas mata pelajaran

• Kompetensi inti

• Kompetensi dasar

• Indikator pencapaian kompetensi

• Tujuan pembelajaran

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

22

• Materi ajar

• Alokasi waktu

• Metode pembelajaran

• Kegiatan pembelajaran

• Penilaian hasil belajar

• Sumber belajar

e) Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Pelaksanaan pendidikan karakter tentunya tidak lepas dari perencanaan

yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi pendahuluan,

kegiatan inti, dan penutup. Pendidikan karakter haruslah masuk atau ada dalam

setiap kegiatan tersebut.

Praktik penanaman pendidikan karakter harus dilakukan menggunakan

metode yang tepat. Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional tahun

2011 dalam kaitannya dengan pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan

dalam kaitan pengembangan diri, menyarankan empat hal yang meliputi:

1) Kegiatan rutin

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik

secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.

2) Kegiatan spontan

Bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu terjadi keadaan tertentu,

salnya mengumpulkan sumbangan bagi korban bencana alam.

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

23

3) Keteladanan

Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan

sikap guru dan tenaga kependidikan di sekolah, bahkan seluruh warga sekolah

yang dewasa lainnya sebagai model.

Pelaksanaan pendidikan karakter haruslah dilaksanakan secara sungguh-

sungguh dan berkelanjutan. Jadi penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya

dilakukan dalam satu kali pertemuan pembelajaran. Penanaman pendidikan

karakter juga jangan hanya dilakukan di ruang kelas, namun dalam setiap

kegiatan dan di lingkungan sekolah guru harus dapat memberikan contoh atau

dapat mengarahkan siswa untuk bertindak yang sesuai dengan karakter yang baik.

Jadi upaya untuk mengimplementasi pendidikan karakter perlu dilakukan

dengan pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter

kedalam setiap aspek kehidupan sekolah. Pendekatan holistis dalam pendidikan

karakter menurut (Zubaedi 2012:195) memiliki indikasi sebagai berikut:

1) Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas kolaborasi

hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat.

2) Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli dimana ada

ikatan yang jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan sekolah.

3) Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran akademik.

4) Kerjasama dan kolaborasi diantara siswa menjadi hal yang lebih utama

dibandingkan persaingan.

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

24

5) Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi bagian

pembelajaran sehari-hari baik di dalam maupun diluar kelas.

6) Siswa-siswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikkan

perilaku moralnya melalui kegiatan- kegiatan seperti pembelajaran

memberikan pelayanan.

7) Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan

masalah dibandingkan hadiah dan hukuman.

8) Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan

beralih ke kelas demokrasi dimana guru dan siswa berkumpul untuk

membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah.

Kemudian yang juga penting untuk diketahui adalah bahwa karakter

dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan

(habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Seorang yang

memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai

dengan pengetahuannya itu kalau ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan

tersebut. Jadi berawal dari pengetahuan tentang karakter, maka harus juga

dibarengi dengan praktek atau latihan dalam mengintegrasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. Yang kemudian dilakukan secara terus menerus dan

konsisten.

f) Evaluasi Pendidikan Karakter

Penilaian pencapaian pendidikan karakter didasarkan pada indikator.

Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan

Page 37: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

25

“mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat,

diamati, dipelajari, atau dirasakan”, maka guru mengamati apakah yang dikatakan

seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Perasaan yang

dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang tidak berbeda

dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang

bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus-menerus setiap guru berada di kelas atau

di sekolah. Model Anecdotal Record (catatan yang dibuat guru ketika melihat

adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat

digunakan guru. Selain itu guru juga dapat memberikan tugas yang berisikan

suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik diminta

menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan

terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai

kepada hal yang dapat menimbulkan konflik pada dirinya.

Posisi nilai yang dimiliki peserta didik adalah posisi seorang peserta didik

di akhir semester, bukan akumulasi tindakan penilaian selama satu semester

tersebut. Ini yang membedakan penilaian hasil belajar pengetahuan dengan

penilaian karakter atau keterampilan (kemdikbud 2010:22)

g) Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Dalam tinjauan ilmu akhlak diungkapkan bahwa semua tindakan dan

Page 38: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

26

perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu dan lainnya, pada

dasarnya merupakan akibat adanya pengaruh dari dalam diri manusia dan

motivasi yang disuplai dari luar dirinya. Beberapa faktor yang dapat

memengaruhi pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012:177) di antaranya:

1. Faktor insting (naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi

oleh potensi kehendak yang dimotori oleh insting seseorang. Insting merupakan

seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan

bahwa insting (naluri) berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong

lahirnya tingkah laku.

2. Faktor adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang

dilakukan secara berulang- ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi

kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, dll. Namun perbuatan yang telah

menjadi adat kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja, tetapi harus

disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya. Orang yang sedang

sakit, rajin berobat, minum obat, mematuhi nasihat- nasihat dokter, tidak bisa

dikatakan adat kebiasaan, sebab dengan begitu dia akan sembuh. Dia tidak akan

berobat lagi kepada dokter. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu adalah karena

adanya kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.

3. Faktor keturunan

Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat memengaruhi

Page 39: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

27

pembentukan karakter atau sikap seseorang. Adapun sifat yang diturunkan

orang tua terhadap anaknya itu bukan sifat yang tumbuh dengan matang karena

pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan melainkan sifat-sifat bawaan sejak

lahir. Di dalam ilmu pendidikan kita mengenal perbedaan pendapat antara aliran

nativisme bahwa seseorang ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir.

Pendidikan tidak dapat memengaruhi perkembangan jiwa seseorang. Adapun

menurut aliran empirisme bahwa perkembangan jiwa anak itu mutlak

ditentukan oleh pendidikan atau lingkungannya. Menyikapi dua aliran

konfrontatif tersebut, timbul teori konfergensi yang bersifat mengkomprokan

kedua teori ini dengan menekankan bahwa “dasar” dan “ajar” secara bersama-

sama memengaruhi perkembangan jiwa manusia.

4. Faktor lingkungan

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam pembentukan

corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana

seseorang berada. Lingkungan manusia adalah apa yang mengelilinginya,

seperti negeri, lautan, udara dan masyarakat. Dengan kata lain lingkungan

adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas- luasnya.

4. Pendidikan Kewarganegaraan

a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic education) atau Civics memiliki

banyak pengertian dan istilah. Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dua kata

Page 40: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

28

yaitu pendidikan dan kewarganegaraan. Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1

UU No. 20 Tahun 2003).

Kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut “CIVIS” selanjutnya dari

kata “CIVIS” dalam bahasa Inggris timbul kata “CIVIC” yang artinya warga

Negara atau kewarganegaraan. Akhirnya dari kata “CIVIC” yang artinya i lmu

kewarganegaraan atau Civic education, Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan

menurut undang-undang pendidikan yang lama, Undang-undang nomor 2 tahun

1989 menyebutkan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

hubungan antar warga negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela

Negara (PPBN)”.

Menurut Muhammad Noman Sumantri dalam bukunya Pendidikan

Kewarganegaraan, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,

tahun 2005 merumuskan pengertian Civics sebagai Ilmu Kewarganegaraan yang

membicarakan hubungan manusia dengan:

1) Manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi

sosial, ekonomi, politik)

2) Individu-individu dengan negara.

Page 41: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

29

b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pada penjelasan pasal 37

dijelaskan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan

cinta tanah air”. Sedangkan berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No.

267/DIKTI/ 2000 adalah mencakup:

1) Tujuan umum

Tujuan umum Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan

pengetahuan dan kemampuan dasar kepada siswa mengenai hubungan antara

warga negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang

dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

2) Tujuan khusus

Tujuan khusus Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa dapat

memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan

demokratis, serta ikhlas sebagai warga Negara republik Indonesia terdidik dan

bertanggung jawab.

Menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak dalam bukunya “Pendidikan

Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani”

2005 mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun

karakter bangsa Indonesia yang antara lain:

• Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan

bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 42: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

30

• Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan

demokratis, namun tetap memiliki kotmen menjaga persatuan dan

integritas bangsa.

• Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan,

persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.

Jadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan

wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air,

bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional

kepada siswa, mahasiswa, calon ilmuwan warga negara republik Indonesia yang

menguasai ilmu pengetahuan dan seni yang dijiwai nilai- nilai Pancasila.

c) Nilai-nilai Karakter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Terdapat banyak sekali nilai-nilai karakter yang terdapat di dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter

Pada Satuan Pendidikan, dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila

dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai sebagai berikut:

1. Religius

2. Jujur

3. toleran

4. disiplin

5. bekerja keras

Page 43: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

31

6. kreatif

7. mandiri

8. demokratis

9. rasa ingin tahu

10. semangat kebangsaan

11. cinta tanah air

12. menghargai prestasi

13. komunikatif

14. cinta damai

15. gemar membaca

16. peduli lingkungan,

17. peduli sosial

18. bertanggung jawab

Selain itu oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum 2010 dijelaskan beberapa nilai-nilai karakter

yang terdapat di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV

yang diantaranya:

1) Semangat kebangsaan

2) Cinta tanah air

3) Menghargai prestasi

4) Bersahabat

5) Komunikatif

Page 44: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

32

6) Cinta damai

7) Senang membaca

8) Peduli sosial

9) Peduli lingkungan

10) Religious

11) Jujur

12) Toleransi

13) Disiplin

14) Kerja keras

15) Kreatif

16) Mandiri

17) Demokratis

18) Rasa ingin tahu

19) Percaya

20) Respek

21) Bertanggung jawab

22) Saling berbagi

Nilai-nilai Pendidikan Karakter berdasarkan Permendikbud Nomor 20

tahun 2018 dan Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum 2010 digambarkan sebagai berikut.

Page 45: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

33

Tabel 2.1 nilai pendidikan karakter dalam Undang-Undang RI

Kementerian Pendidikan Nasional,

Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum 2010

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018

1. Semangat kebangsaan 1. Semangat kebangsaan

2. Cinta tanah air 2. Cinta tanah air

3. Menghargai prestasi 3. Menghargai prestasi

4. Respek

5. Komunikatif 4. Konikatif

6. Cinta damai

5. Cinta damai 7. Saling berbagi

8. Bersahabat

9. Senang membaca 6. Gemar membaca

10. Peduli social 7. Peduli social

11. Peduli lingkungan 8. Peduli lingkungan

12. Religius 9. Religius

13. Jujur 10. Jujur

14. Percaya

15. Toleran 11. Toleran

16. Disisplin 12. Disiplin

17. Kerja keras 13. Bekerja keras

18. Kreatif 14. Kreatif

19 Mandiri 5. Mandiri

20. Demokratisi 16. Demokratis

Page 46: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

34

21. Rasa Ingin tahu 17. Rasa ingin tahu

22. Bertanggung jawab 18. Bertanggung jawab

B. Penelitian yang Relevan

1. Karya tulis yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya yang ditulis

oleh Etik frohah mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang berjudul

“Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam pada Kelas V (Studi

Kasus pada SD Alam Ungaran). Hasil penelitian ini pada pelaksanaan

pendidikan karakter dilaksanakan dengan menggunakan metode pengajaran,

keteladanan, dan refleksi. Dengan demikian, peserta didik mempunyai karakter

berfikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter dan ajaran

agama Islam. Namun pendidikan karakter belum bisa dilaksanakan secara

efektif disebabkan beberapa hal, di antaranya adalah dengan kemajuan teknologi

yang ada anak-anak menjadi lebih sulit diarahkan untuk belajar atau beribadah,

kemudian cara pandang orang tua yang berbeda terhadap anak dibandingkan

dengan guru.

2. Karya tulis yang ditulis oleh Wildan Fatkhul mahasiswa IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul “Pendidikan Karakter melalui Seni Teater (Studi pada

Kelompok Studi Teater dan Sastra (STESA) Madrasah Aliyah Negeri Kendal)”.

Hasil penelitian ini menyatakan nilai-nilai pendidikan karakter pada kelompok

STESA adalah ajaran untuk hidup sehat, larangan melontarkan ucapan buruk,

keberanian, kedisiplinan, kreatifitas, amanah, dll. Pelaksanaan pendidikan

Page 47: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

35

karakter dimulai dengan pemberian penjelasan mengenai teori teater, dan

manfaat bagi kehidupan nyata, proses latihan dasar dan latihan naskah.

Perbedaan karya tulis tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah, skripsi yang ditulis oleh E tik frohah lebih berfokus pada bagaimana

proses penanaman pendidikan karakter. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh

Wildan adalah fokus tentang bagaimana menanamkan karakter melalui seni

teater. Jadi perbedaan karya-karya tulis tersebut dengan penelitian ini terdapat

pada lebih luasnya permasalahan yang akan diteliti, yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan apa saja faktor- faktor yang memengaruhi penanaman

pendidikan karakter pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan di teliti (Sugiyono 2010:91).

Implementasi nilai-nilai karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dilakukan dengan cara

mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus dan RPP. Memahami konsep dan

perilaku yang diharapkan di dalam KI, SK dan KD menjadi kunci dalam penyusunan

indikator yang akan menjadi acuan dalam pembelajaran. Nilai- nilai karakter yang di

integritaskan kedalam indikator tersebut yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan

Page 48: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

36

Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 yang digunakan dalam kurikulim 2013 antara lain:

Religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, bertanggung jawab.

Penanaman nilai karakter yang dilaksanakan juga memiliki faktor- faktor yang

dapat memengaruhi berhasil tidaknya penerapan pendidikan karakter dalam Pendidikan

Kewarganegaraan. Meskipun demikian pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu menjadikan murid kelas IV SDN 2

Kalosi berkarakter dan berbudi luhur yang baik.

Page 49: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

37

Bagan kerangka pikir

Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan karakter meliputi nilai-nilai

sebagai berikut

Religius Jujur

Demokrasi

Peduli

lingkungan

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Semangat

kebangsaan Cinta tanah

air

Disiplin Tolerans

i Kreatif Kerja keras

Meghargai

prestasi

Bertanggung

jawab Peduli sosial

Mandiri

Cinta damai Komunikatif

Murid kelas IV SDN 2 Kalosi

berkarakter

Page 50: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa

kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

dengan mamaparkan keadaan objek yang diteliti (Zuriah 2007: 92)

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang khususnya di kelas IV pada pembelajaran Pendididikan Kewarganegaraan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat yang peneliti gunakan berkenaan dengan judul penelitian ini

adalah sebuah lembaga pendidikan Sekolah Dasar, yaitu SDN 2 Kalosi yang

terletak dikecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Sedangkan waktu penelitian tentang implementasi pendidikan karakter

dilaksanakan pada tanggal 27 Juli - 27 Agustus semester pertama tahun ajaran

2020/2021.

C. Sumber Data

Data yang digunakan sebagai sumber penelitian ini adalah:

1. Sumber Primer

Sumber primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

Page 51: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

39

sumber pertamanya (Suryabrata 2012:84). Data primer dapat diperoleh peneliti

dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi secara langsung

dengan guru kelas. Guru kelas yang akan dijadikan sumber primer yaitu guru kelas

IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

2. Sumber Sekunder

Sumber sekunder yaitu sumber penunjang selain dari sumber primer,

sebagai bahan pendukung dalam pembahasan skripsi yang seringkali juga

diperlukan oleh peneliti. Sumber ini biasanya berbentuk dokumen-dokumen,

seperti; data tentang demografis suatu daerah, papan monografi, notulen rapat,

daftar hadir, bahan bacaan, majalah, dan lain-lain (Suryabrata 2012:85). Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber sekunder penelitian adalah kepala sekolah, dan

pihak-pihak lain yang terkait.

D. Fokus dan Deskripsi Penelitian

Spradley seperti dikutip dalam buku Metode Penelitian Pendidikan,

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D mengatakan bahwa “a focused refer to

a single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah bahwa fokus

itu merupakan akses tunggal atau beberapa akses yang terkait dari situasi sosial.

Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih didasarkan pada tingkat kebaruan

informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (Sugiyono 2005: 374)

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian ini maka:

1. Fokus penelitian adalah pendidikan karakter pada murid kelas IV di SDN 2

Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Page 52: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

40

2. Deskripsi penelitian adalah pendidikan kewarganegaraan pada proses

pembelajaran murid kelas IV di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang.

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-

metode penelitian seperti wawancara, observasi dan dokumentasi, yang memerlukan

alat bantu sebagai instrument (Arikunto 1996:129)

1. Pedoman Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan tanya jawab kepada

pihak yang bersangkutan dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Wawancara

terhadap guru kelas IV, Kepala Sekolah, guru kelas VI, guru kelas II, guru

kelas III, dan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi untuk mengetahui sejauh

mana implementasi pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang.

2. Pedoman Observasi

Pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis

fenomena-fenomena yang di selidiki. Tujuan penggunaan metode ini adalah

agar bisa diperoleh dan diketahui data sebenarnya. Adapun teknik observasi

yang digunakan adalah jenis observasi partisipan yaitu observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan non partisipasi yaitu peneliti mengamati

proses kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang.

Page 53: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

41

3. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Baik yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan lain-lain.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana kelengkapan

perangkat pembelajaran di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data yang

umum digunakan. Beberapa metode tersebut antara lain wawancara, observasi, studi

dokumentasi, dan focus group discussion (Herdiansyah 2010:116).

Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara

secara garis besar dibagi menjadi dua, wawancara tak terstruktur dan

wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut

wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan

wawancara terbuka, wawancara etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur

sering juga disebut wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah

ditetapkan sebelumnya dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah

Page 54: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

42

disediakan. Dari dua model wawancara tersebut, maka peneliti akan

menggunakan model wawancara tak terstruktur (Mulyana 2010:180)

Data wawancara mendalam berkaitan dengan pembelajaran akan peneliti

gunakan untuk mencari informasi tentang perencanaan pembelajaran (yang di

dalamnya memuat tujuan pembelajaran, metode yang digunakan, langkah-

langkah pembelajaran sampai pada kegiatan penilaian). Wawancara juga

digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana guru melaksanakan

pembelajaran karakter, evaluasinya, serta faktor-faktor yang memengaruhi

pelaksanaan pendidikan karakter. Adapun sumber-sumber yang akan

diwawancarai diantaranya:

a. Guru kelas IV SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tentang

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

b. Guru kelas VI SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

c. Guru kelas III SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

d. Guru kelas II SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

Page 55: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

43

e. Kepala sekolah SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang

faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pembelajaran karakter dan

profil sekolah.

f. Orang tua murid kelas VI SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan

tentang implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam

mewawancarai narasumber sebagaimana terlampir dalam lampiran 1.

2. Observasi

Observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti memerhatikan dan

mengikuti. Menurut Cartwright sebagaimana dikutip Haris Herdiansyah,

observasi diartikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati

serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu

(Herdiansyah 2012:131).

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan

untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Dengan metode

observasi ini akan diketahui kondisi nyata yang terjadi di lapangan dan

diharapkan mampu menangkap gejala terhadap suatu kenyataan sebanyak

mungkin mengenai apa yang akan diteliti.( Koentjaraningrat 1997:109)

Observasi dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:

a. Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan

Page 56: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

44

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,

dan ikut merasakan suka dukanya.

b. Observasi terus terang atau tersamar

Dalam observasi ini, peneliti dalam melakukan

pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,

bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat

peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal

ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan

data yang masih dirahasiakan.

c. Observasi tak berstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan

instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu

pengamatan (Sugiyono 2017:310)

Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana

kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan menanamkan

nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana

guru melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat. Adapun

observasi akan dilakukan terhadap guru yang mengajar di kelas

Page 57: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

45

IV. Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti dalam

mendapatkan data pelaksanaan adalah sebagaimana terlampir

dalam lampiran 2.

3. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Studi

dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau

wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh

sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, ditempat kerja,

dimasyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel

apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada

(Sugiyono 2017:329)

Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data

diantaranya:

a. Silabus

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Lembar perkembangan sikap murid kelas IV

d. Profil sekolah.

Lembar dokumentasi yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan

dokumen-dokumen yang diharapkan adalah sebagaimana terlampir dalam

lampiran 3.

Page 58: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

46

G. Teknik Analisis Data

Pada dasarnya analisis data adalah sebuah proses mengatur urutan data dan

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan rumusan kerja seperti yang disarankan oleh data (Sudjana

2001:102).

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Oleh karena itu bentuk datanya

adalah kualitatif. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini ditempuh prosedur

sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang berhasil dikumpulkan yaitu dari data hasil

pengamatan (wawancara, observasi dan dokumentasi).

2. Mengadakan reduksi data yakni merangkum, mengumpulkan, dan

memilih data yang relavan, dapat diolah dan disimpulkan.

3. Display data yakni berusaha mengorganisasikan dan memaparkan

secara keseluruhan guna memperoleh gambaran yang lengkap dan

utuh.

4. Menyimpulkan data verifikasi yakni melakukan penyempurnaan

dengan mencari data baru yang diperlukan guna mengambil

kesimpulan.

Page 59: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Didirikan tahun 1918 SDN 2 Kalosi merupakan sekolah dasar tertua kedua di

Kabupaten Enrekang. Ditinjau dari lokasi SDN 2 kalosi berada diantara pemukiman

lingkungan masyarakat tepatnya berada di jalan bara-barayya kalosi Kecamatan Alla

30M dari poros Enrekang-Toraja.

Jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitar, maka SDN 2 Kalosi

mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya tidak berdiri tepat di sisi jalan poros

yang dapat menyebabkan kebisingan, sehingga dapat memudahkan proses belajar

mengajar dan dapat dikatakan letak sekolah yang aman bagi murid.

SDN 2 Kalosi senantiasa berupaya untuk mewujudkan impian cita-cita yang

ingin dicapai oleh warga sekolah dalam visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

Mewujudkan Sekolah Dasar Negeri 2 Kalosi sebagai sekolah yang

berkualitas dan terpercaya di masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dalam

rangka menuntaskan wajib belajar

2 . Misi

Meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui wadah pembinaan

profesional guru

Page 60: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

48

Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovasi sesuai dengan

perkembangan serta meningkatkan penggunaan media, alat peraga

pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar

Menanamkan budi pekerti melalui semua mata pelajaran zaman

Menumbuhkembangkan penghayatan murid terhadap ajaran agama melalui

pengajian dan shalat

Menggalang peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung

penyelenggaraan pendidikan

B. Deskripsi Informan Penelitian

Informan penelitian terdiri dari guru dan orangtua murid yang berinisial B, H,

AR,BT,D,S,M,A. Berikut ini profil dari masing-masing responden.

1. Informan I, dengan inisial B 64 tahun, selaku kepala sekolah SDN 2 Kalosi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2020 pada pukul 10.04 sampai

dengan 10.25 WITA.

2. Informan II, dengan inisial H 56 tahun, selaku guru kelas IV SDN 2 Kalosi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.00 sampai

dengan 08.20 WITA.

3. Informan III, dengan inisial AR 39 tahun, selaku guru kelas VI SDN 2 Kalosi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.20 sampai

dengan 08.35 WITA.

Page 61: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

49

4. Informan IV, dengan inisial BT 38 tahun, selaku guur kelas III SDN 2 Kalosi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.45 sampai

dengan 09.00 WITA.

5. Informan V, dengan inisial D 56 tahun, selaku guru kelas II SDN 2 Kalosi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 09.00 sampai

dengan 09.17 WITA.

6. Informan VI, dengan inisial S 49 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2

Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 09.05

sampai dengan 09.20 WITA.

7. Informan VII, dengan inisial M 48 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2

Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 10.37

sampai dengan 10.50 WITA.

8. Informan VIII, dengan inisial A 48 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2

Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 10.50

sampai dengan 11.05 WITA.

C. Hasil Penelitian

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi

Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi merupakan wujud dari sikap yang

ditunjukkan oleh murid kelas IV selama proses pembelajaran Pendidikan

Page 62: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

50

Kewarganegaraan di sekolah, di rumah, maupun dalam lingkungan

masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan B (Wawancara, 21 Agustus

2020) sebagai berikut :

Pembelajaran tetap berlangsung secara daring (dalam jaringan)

melalui aplikasi whatsapp yang dilakukan masing-masing guru

kelas. Adapun pembelajarang luring (luar jaringan) yang dilakukan

dengan kunjungan ke rumah murid yang telah dibagi menjadi

beberapa kelompok belajar. Kunjungan ke rumah murid tidak

dilakukan setiap hari melainkan dalam satu minggu sekali setiap

kelompok belajar murid akan dikunjungi.

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa meskipun murid

tidak datang ke sekolah dikarenakan pandemi covid-19 proses pembelajaran

di SDN 2 Kalosi tetap berlangsung secara daring (dalam jaringan) dan luring

(luar jaringan) yang dilaksanakan semua kelas sehingga proses implementasi

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tetap

dapat dilaksanakan dengan komunikasi yang dilakukan antara guru kelas IV

dan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi.

Seperti yang diungkapkan oleh M (Wawancara, 25 Agustus 2020)

sebagai berikut :

Saya memantau proses belajar anak melalui apliaksi whatsapp dan

selalu melaporkan setiap tugas-tugas yang telah dikerjakan anak

dirumah kepada guru kelas IV yang dilakukan setiap satu kali

dalam satu minggu

Sama halnya yang dikatakan oleh S (Wawancara, 25 Agustus 2020)

mengatakan:

Anak sekarang lebih sering belajar lewat handphone jadi kita

hanya dapat mengawasi dan saling berkomunikasi dengan wali

Page 63: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

51

kelas IV perilaku anak juga selalu saya bicarakan dengan guru

kelasnya.

Selanjutnya menurut A (Wawancara, 25 Agustus 2020) bahwa :

Saya hanya bisa saling berkomunikasi dengan guru kelas tentang

proses pembelajarannya dan hal apa saja yang mereka lakukan

dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil wawancara diatas menunjukkan bentuk kerja sama yang

dilakukan orang tua murid kelas IV dengan guru kelas IV SDN 2 Kalosi

terjalin dengan baik. Orang tua murid yang komunikatif menjadikan guru

kelas dapat melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagaimana yang diharapkan dalam setiap langkah-langkah pembelajaran.

Penyususnan RPP di SDN 2 Kalosi berpedoman pada kurikulum 2013 yang

mewajibkan adanya penyisipan nilai-nilai karakter seperti di tegaskan oleh H

(Wawancara, 24 Agustus 2020) bahwa :

Pendidikan karakter dalam proses pembelajaran termuat dalam

setiap RPP yang disusun dan dilaksanakan. Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan salah satu muatan dalam tema

pembelajaran yang banyak mengajarkan murid dalam hal

pendidikan karakter. Banyak materi yang murid dapatkan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kemudian murid

dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) juga mengungkapkan

sebagai berikut :

Ya termuat karena dalam penyusunan RPP para guru selalu

berpedoman pada silabus yang merupakan bagian dalam

kurikulum 2013 yang mengharuskan adanya nilai-nilai karakter

dalam RPP.

Page 64: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

52

Hal ini diperkuat oleh AR (Wawancara, 24 Agustus 2020)

sebagai berikut :

Ya, nilai-nilai karakter selalu saya masukkan dalam pembuatan

RPP yang saya buatkan karena selalu ada supervisi dari kepala

sekolah jadi guru harus menyesuaikan dengan silabus dan

kurikulum yang berlaku.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa salah satu

penentu keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam

menyusun perencanaan yang tertuang dalam RPP. Penyusunan RPP

mengacu pada silabus, buku guru dan buku murid. Pengembangan RPP

dapat dilakukan guru secara mandiri atau kelompok melalui KKG.

Bentuk RPP yang disusun oleh guru kelas IV terlihat pada

bagaian lembar dokumentasi lampiran 3 halaman 80 nilai karakter yang

tercantum dalam RPP tersebut dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Religius dan disiplin

2. Kegiatan inti

Perhatian, percaya diri, tanggung jawab dan menghargai prestasi

3. Kegiatan penutup

Tekun kerja sama, religius dan rajin

Dalam menyusun RPP diperlukan kemampuan guru untuk

memfasilitasi pengalaman belajar yang berkesan sehingga mampu

menguatkan karakter murid. Penguatan nilai-nilai karakter dalam

Page 65: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

53

pembelajaran diharapkan tidak hanya administratif, tetapi diterapkan

dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh D

(Wawancara, 24 Agustus 2020) sebagai berikut :

Penerapan yang dilakukan adalah kebiasaan kebiasaan mereka

dimulai dari kelas 1 hingga kelas tinggi yang dilakukan tahap demi

tahap.

Dari wawancara tersebut dapat dinyatakan bahwa pembentukan

karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU

Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan

nasional adalah mengembangkan petensi peserta didik untuk

mencerdaskan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar

pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun

juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir

generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas

nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Hal inilah yang diterapkan di SDN 2 Kalosi dimulai ketika usia

anak-anak masih memasuki kelas 1 penanaman nilai-nilai karakter

dilakukan mulai dari hal-hal kecil hingga menjadi kebiasaan yang akan

dikembangkan sedikit demi sedikit seiring dengan kenaikan kelas murid

SDN 2 Kalosi karena anak-anak adalah kunci utama untuk membangun

bangsa.

Page 66: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

54

Pelaksanaan pendidikan karakter juga disampaikan oleh

beberapa informan antara lain:

Oleh H (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :

Penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran baik daring

(dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan) contohnya adalah

murid selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar yang merupakan

penerapan nilai religius.

Oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :

Penerapan dapat dilihat langsung saat kunjungan ke rumah murid.

Sedangkan dalam pembelajaran dalam jaringan guru lebih banyak

berkomunikasi dengan orang tua murid.

Oleh AR (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :

Penerapan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran daring

(dalam jaringan) adalah jujur. Saya menilai tulisan murid apakah

menulis sendiri atau dikerjakan orang lain apabila saya beri tugas.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diungkapkan bahwa proses

penanaman nilai karakter pada murid kelas IV SDN 2 Kalosi dalam proses

pembelajaran di rumah saja dapat tetap dikawal dan dikontrol oleh guru. Ada

banyak karakter positif yang dapat dikembangkan oleh guru sesuai kompetensi

inti dari Kurikulum 2013 seperti memiliki sifat religius, jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan lain-lain. guru

dapat mengembangkan melalui jurnal harian perkembangan sikap peserta didik.

Peneliti tidak hanya sebatas wawancara saja namun juga dengan

melakukan observasi pada lampiran 2 halaman 78 berupa pelaksanaa RPP dan

dokumentasi pada lampiran 3 halaman 80 berupa nilai karakter dalam RPP serta

lampiran jurnal harian perkembangan sikap murid kelas IV di halaman 82

Page 67: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

55

Berdasarkan hasil analisis data peneliti menyatakan bahwa pada

observasi penelitian Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) pada lampiran ke

2 beberapa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan tidak dilaksanakan

guru kelas IV SDN 2 Kalosi. Kegiatan pendahuluan yang tidak dilakukan oleh

guru kelas IV adalah menjelaskan tujuan pembelajran yang akan dicapai.

Kegiatan eksplorasi yang tidak dilaksanakan guru dikarenakan terbatasnya

waktu pembelajaran yang dilakukan secara daring (dalam jaringan).

Peneliti juga melakukan analisis data berupa dokumentasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat nilai-nilai karakter dalam kegiatan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Religius

2. Disiplin

3. Tanggung jawab

4. Percaya diri

5. Perhatian

6. Rajin

7. Menghargai prestasi

8. Kerja sama

Selanjutnya peneliti membuat matriks tabel nilai-nilai pendidikan

karakter murid kelas IV SDN 2 Kalosi sebagai berikut.

Page 68: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

56

Tabel 4.1 Matrix nilai karakter

Nilai-nilai Pendidikan

karakter Implementasi pendidikan karakter Ket.

Kurikulum 2013 di SDN 2 Kalosi

1. Semangat kebangsaan • Menyanyikan lagu nasional sebelum memulai

pembelajaran

Kadang-

kadang

2. Cinta tanah air • Melaksanakan upacra Bendera Selalu

3. Menghargai prestasi

• Guru memberikan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah

• Guru memberikan motivasi diakhir

pembelajaran Sering

4. Komunikatif

• Bertanya pada guru baik dalam proses

pembelajaran daring/luring(dalam jaringan/luar

jaringan) Sering

5. Cinta damai • Berteman dengan siapa saja Selalu

6. Gemar membaca • Literasi 15 menit sebelum memulai

pembelajaran secara luring (luar jaringan) Jarang

7. Peduli sosial • Membantu teman yang kesulitan Kadang-

kadang

8. Peduli lingkungan • Membuang sampah pada tempatnya

• Melakukan kerja bakti

Kadang-

kadang

9. Religius • Berdoa sebelum dan sesudah belajar

• Melaksanakan shalat 5 waktu Selalu

10. Jujur

• Murid mengerjakan sendiri tugas yang diberikan

guru

• Murid membayar jajan yang dibeli Selalu

11. Toleran • Menghargai teman yang berbeda jenis kelamin,

suku ras maupun agama Selalu

12. Disiplin

• Hadir tepat waktu dalam pembeajaran

• Murid memakai baju seragam setiap proses

pembelajaran

• Mengumpulkan tugas tepat waktu Sering

13. Bekerja keras

• Belajar bersama kelompok belajar yang di

tentukan oleh guru

• Membantu teman membersihkan tempat belajar Sering

14. Kreatif • Pembuatan karya dalam pembelajran SBdP Kadang-

Berdasarkan tabel diatas, kecenderungan implementasi pendidikan

karakter pada kategori selalu adalah sikap cinta tanah air, cinta damai,

Page 69: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

57

religius, jujur dan toleran. Kategori sering adalah sikap menghargai prestasi,

komunikatif, disiplin dan bekerja keras. Kategori kadang-kadang adalah sikap

semnagat kebangsaan, peduli sosial dan peduli lingkungan. Kategori jarang

adalah sikap gemar membaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan

implementasi nilai pendidikan karakter pada pembelajaran Pendididkan

Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi dalam kategori baik.

Peneliti juga menganalisis penilaian perkembangan sikap murid pada

bagian lembar jurnal harian untuk memperkuat hasil penelitian pada bagian

lampiran halaman 82. Kurikulum 2013 berimplikasi terhadap penilaian sikap

yang dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil

pengukuran capaian kompetensi murid kelas IV SDN 2 Kalosi.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendi dikan Kewarganegaraan SDN 2 Kalosi

Pelaksanaan pendidikan karakter tentunya tidak terlepas dari faktor-

faktor yang memengaruhinya, begitu juga dengan pelaksanaan pendidikan

karakter di SDN 2 Kalosi. Terdapat beberapa hal yang memengaruhi

pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2 Kalosi.

Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh H

(Wawancara, 24 Agustus 2020) sebagai berikut :

Faktor yang memengaruhi proses penanaman nilai karakter adalah

keluarga. Proses belajar mengajar sekarang ini sangat

membutuhkan peran serta orang tua karena murid kelas IV selalu

Page 70: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

58

saya berikan arahan untuk tidak membiasakan diri bermain HP

karena dapat membawa pengaruh buruk.

Hal ini juga diungkapkan oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) berikut ini :

Faktor pendukung salah satunya dari orang tua yang dapat

bersikap komunikatif dengan guru sehingga bukan hanya guru

yang melakukan pemantau sikap murid tapi orang tua murid juga

ikut berperan.

Dari hasil pemaparan diatas terihat bahwa para guru mengharapkan

partisipasi besar dari orang tua dalam penanaman nilai karakter pada anak di

masa belajar dari rumah sekarang ini. Keluarga merupakan pendidikan yang

pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan murid. Sebab

keluarga berfungsi untuk mendidik, mengasuh, mensosialisasikan anak, dan

mengembangkan kemampuan murid agar dapat menjalankan fungsinya

dimasyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan di lingkungan yang

sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.

Bukan hanya guru kelas IV namun kepala sekolah SDN 2 Kalosi juga

mengharapkan hal yang demikian, seperti yang diungkapkan oleh B

(Wawancara, 21 Agustus 2020) berikut ini :

Harapan pada pendidikan karakter yang termuaat dalam

pembelajaran kewarganegaraan kiranya tidak hanya sebatas proses

pembalajaran saja namun murid dapat menerapkan dalam

kehidupan sehar-hari. Apalagi dimasa pembelajaran di rumah saja

saat ini, orang tua diharapkan dapat berperan dalam memotivasi

semangat belajar murid.

Kepala sekolah juga memiliki peran edukator dalam implementasi

pendidikan karakter ditunjukkan dengan melakukan program pembiasaan dan

Page 71: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

59

motivasi kepada guru, menjadi suri teladan. Kepala sekolah harus mampu

bersifat terbuka tidak hanya dengan guru namun juga dengan orang tua murid.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang tua murid kelas

IV SDN 2 Kalosi antara lain :

Informan M (Wawancara, 25 Agustus 2020) mengatakan:

Saya selalu memberikan masukan pada anak misalnya untuk

memakai seragam meskipun pembelajaran hanya dilaksanakan di

rumah saja

Informan A (Wawancara, 25 Agustus 2020) mengatakan:

Penanaman karakter yang saya lakukan di rumah adalah

kebiasaan-kebiasaan di rumah seperti menyimpan barang pada

tempatnya agar anak terbiasa disiplin.

Informan S (Wawancara, 245Agustus 2020) mengatakan:

Salah satu hal yang selalu saya ajarkan pada anak dirumah adalah

bagaimana agar mereka tidak pernah meninggalkan shalat dan

senantiasa berkata jujur. Proses belajar mengajar dalam masa

pandemi covid-19 ini misalnya, jika ada tugas dari guru secara

daring (dalam jaringan) saya membiasakan anak untuk menulis

sendiri tugas tersebut.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa orang tua murid

kelas IV memberikan contoh yang baik bagi anak saat proses pembelajaran

yang dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat. Terlihat bahwa orang tua murid kelas IV

SDN 2 Kalosi menyadari pentingnya penanaman nilai karakter pada anak.

Selain keluarga faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan

karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN

Page 72: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

60

2 Kalosi ada faktor lainnya ialah faktor naluri. Seperti yang diungkapkan saat

wawancara dengan D (Wawancara, 24 Agustus 2020) berikut ini :

Faktor pelaksanaan pendidikan karakter tergantung dari

lingkungan pergaulan murid juga dari didikan orang tua di rumah,

apalagi dalam masa pandemi saat ini. Keluarga memberikan

pengaruh besar pada perkembangan sikap murid.

Faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter setelah

keluarga adalah faktor lingkungan karena sebagian waktu anak dihabiskan di

lingkungan. Dengan lingkungan yang baik, kondusif, dan mendukung terhadap

perkembangan karakter anak, maka pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter

di sekolah juga akan lebih mudah.

Lingkungan sekitar tempat bermain murid kelas IV SDN 2 Kalosi

sebagaian besar adalah teman sebaya atau teman sekolah yang bertetangga satu

sama lain sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan murid kelas IV

merupakan lingkungan yang baik dan dapat memberikan pengaruh yang baik.

Faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter adalah

faktor insting/naluri seperti yang dikatakan oleh AR (Wawancara, 24 Agustus

2020) sebagai berikut :

Faktor yang memengaruhi adalah dari kemauan murid itu sendiri

apakah mau belajar atau tidak, apakah mau merubah sikap atau

tidak. Kadangkalah guru senantiasa memberikan arahan dan

bimbingan namun ada murid yang memang sulit untuk berubah

karena tidak memiliki kemauan.

Dari wawancara tersebut faktor insting/naluri menjadi faktor yang

terakhir karena guru kelas IV tidak pernah lepas untuk memberikan bimbingan

Page 73: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

61

pada murid baik dalam proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar

mengajar namun kerena usia murid kelas IV yang masih sering menirukan hal-

hal yang tidak baik dan rasa penasaran murid menjadikan murid kadang

membandel dan sulit untuk berubah

Berdasarkan hasil analisis data peneliti menyatakan faktor-faktor

yang memengaruhi implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah faktor keluarga, lingkungan dan dari

anak itu sendiri (insting). Dari hasil wawancara peneliti melihat bahwa orang

tua murid yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.

Orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi yang komunikatif menjadi faktor

pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi.

D. Pembahasan

Peneliti memberikan pengertian pendidikan karakter merupakan usaha

sadar dan terencana di dalam mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan

potensi dan juga pembudayaan murid untuk membangun karakter pribadi yang

bertanggung jawab, bermoral dan memiliki akhlak yang baik.

Pembelajaran pendidikan karakter yang terdapat dalam Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan wujud dari indikator-indikator pencapaian yang

harus dilaksanakan dalam setiap penyusunan RPP. Penelitian yang berjudul

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi sebagai pembeda dari penelitian

Page 74: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

62

sebelumnya. Perbedaan karya tulis sebelumnya dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah, skripsi yang ditulis oleh Etik frohah lebih berfokus pada

bagaimana proses pengamalan pendidikan karakter. Sedangkan skripsi yang

ditulis oleh Wildan adalah fokus tentang bagaimana menanamkan karakter

melalui seni teater. Jadi perbedaan karya-karya tulis tersebut dengan penelitian ini

terdapat pada lebih luasnya permasalahan yang akan diteliti, yang meliputi proses

implementasi pendidikan karakter melalui perencanaan dan pelaksanaan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan faktor- faktor yang memengaruhi

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas

IV SDN 2 kalosi

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

Perencanaan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi dari data yang telah di dapatkan oleh

peneliti sudah sesuai dengan panduan perencanaan pembelajaran

Kurikulum 2013 dan disertai dengan penilaian perkembangan sikap murid

kelas IV.

Kurikulum 2013 menempatkan tanggung jawab pembentukan

karakter tidak hanya pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

dimana kompetensi inti dan indikator yang harus dicapai dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi tanggung jawab semua

pembelajaran yang kemudian telah berbasis tematik.

Page 75: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

63

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku siswa dalam

menerapkan nilai karakter telah membudaya artinya sikap murid kelas IV

menonjol pada kategori selalu dengan sikap cinta tanah air, cinta damai,

religius, jujur dan toleran. sedangkan sikap yang masih jarang ditanamkan

pada siswa adalah sikap gemar membaca.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter

pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN

2 Kalosi

Data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara tentang faktor-faktor

yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter adalah faktor keluarga,

faktor lingkungan dan faktor insting. Kemudian dari faktor tersebut faktor

keluargalah yang menjadi faktor utama dalam pelaksanaan pendidikan

karakter khusunya dalam masa pembelajaran di rumah saja.

Menurut peneliti faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid

kelas IV SDN 2 Kalosi yang telah disampaikan oleh informan dalam hasil

wawancara sudah sangat jelas, dan peneliti setuju dengan pernyataan tersebut.

Proses pembelajaran murid kelas IV SDN 2 Kalosi secara daring (dalam

jaringan) menjadikan keluarga memegang penting peranan dalam

perkembangan sikap murid. Peneliti menemukan proses pembelajaran lebih

banyak melibatkan peran Ibu dan saudara murid kelas IV dalam mengarahkan

murid setiap proses pembelajaran secara daring berlangsung. Murid kelas IV

Page 76: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

64

tidak memiliki handphone melainkan hanya menggunakan milik orang tua

atau saudara yang lebih tua dari murid kelas IV hal ini merupakan sikap yang

baik yang di terapkan oleh orang tua di rumah pada murid kelas IV SDN 2

Kalosi. Selanjutnya faktor yang memengaruhi implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran Pendididkan Kewarganegaraan adalah faktor

lingkungan dan faktor insting/ naluri pada murid kelas IV SDN 2 Kalosi.

Page 77: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang implementasi pendidikan karakter

pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang peneliti menyimpulkan bahwa

proses implementasi pendidikan karakter dilakukan mulai dari

perencanaan berupa penyususnan RPP dan pelaksanaan yang ditunjukkan

dengan perilaku murid Kelas IV dengan kategori selalu, sering, kadang-

kadang, jarang dan tidak pernah. Implementasi pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2

Kalosi dapat dikatakan baik karena menonjol pada kategori sikap selalu

yakni nilai cinta tanah air, cinta damai, religius, jujur dan toleran.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi implemntasi

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah

faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor insting.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2

Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang maka peneliti memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan masukan kepada:

Page 78: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

66

1. Pihak sekolah

a) Kepada kepala sekolah untuk terus melakukan pengawasan dan

peningkatan perihal pelaksanaan pendidikan di sekolah.

b) Kepada guru kelas untuk lebih memperhatikan murid yang memiliki

catatan perkembangan sikap perlu bimbingan untuk memperbaiki

sikp dan perilaku murid

2. Pihak Orang tua

Kepada orang tua untuk selalu mengawasi perkembangan karakter

anak, jadi perkembangan karakter anak bukan hanya diserahkan kepada

sekolah tetapi orang tua juga ikut mengontrol karakter anak.

3. Pihak Pemerintah

Kepada pihak pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi dan

pelatihan tentang pendidikan karakter kepada semua guru yang ada.

Supaya pendidikan karakter bukan cuma perintah kepada sekolah untuk

melaksanakan tetapi menjadi tanggungjawab bersama pihak pemerintah

dan sekolah.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi untuk

mengadakan penelitian yang sejenis tentang pendidikan karakter

pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembahasan

yang lebih luas.

Page 79: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

67

DAFTAR PUSTAKA

Adisusila, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah

Pendekatan Evaluasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bisri, Mustofa & Tin Tisnawati. 2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah

Menghadapi Sertifikasi. Semarang: Ghyyas Putra.

Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta:

Depdiknass

Fatkhul Wildan, 2011. Pendidikan Karakter Melalui Seni Teater (Studi Pada

Kelompok Studi Teater dan Sastra Madrasah Aliyah Negeri Kendal)

Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Feni Sari, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Grava media.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kementerian Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa.

Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jogjakarta:

Nuansa Aksara.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Grafindo Pustaka Utama.

Mifrohah, Etik, 2011. Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam

pada Kelas V (Studi Kasus pada SD Alam Ungaran, Skripsi,

Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Waliongo Semarang.

Muhadjir. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarnya.

Page 80: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

68

Mu‟in. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan Praktik.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Rasyid, Harun. 2000. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan

Agama. Pontianak: STAIN Pontianak.

Saleh & Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani:

Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.

Samani, Muchlas & Hariyanto. 2012 Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung: Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga

Group.

Scerenko, L. C. 1997. Value and Character Education Implementasi Guide.

Atlanta: Departement of Education.

Setiawan, Ganda. 2011. Mendesain Karakter Anak melalui Sensomotorik.

Jakarta: Libri.

Siagan, P. 2006 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi aksara

Sudjana, Nana. & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Dilengkapi dengan Contoh

Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Muhammad Noman. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan,

Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:

Prenada Media.

Suprayoga, Imam. & Tobroni. 2001.Metode Penelitian Sosial Agama.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Suyoto. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 81: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

69

Tafsir, Ahmad. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Ubaedillah, A. & Abdul, Rozak. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan,

Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:

Prenada Media.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. 2006.

Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Zimmer, Ratih. 2011. Mendesain Karakter Anak melalui Sensomotorik.

Jakarta: Libri.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya

dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Page 82: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...
Page 83: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

LAMPIRAN NAMA-NAMA INFORMAN

No NAMA JABATAN ALAMAT

1 Hj. Bintarti, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah Belajen

2 Hadamiah, S.Pd. Guru kelas IV To'Banga

3 Andi Roslan, S.Pd Guru kelas VI Passanggarahan

4 Bunga Tang, S.Pd. Guru kelas II Kalosi

5 Djumaria, S.Pd. Guru kelas III Taulo

6 Sumiati Orang tua siswa Kalosi

7 Misna Orang tua siswa Pararuk

8 Asrianti Orang tua siswa Pararuk

Page 84: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

1. Informan Penelitian 1

Nama : Hj. Bintarti, S.Pd., M.Pd. (Kepala Sekolah SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1.

Apakah pendidikan karakter

pada pembelajaran pendidikan

kewarganegraan tetap bisa

dilaksanakan meskipun dalam

keadaan pandemi saat ini?

Pembelajaran tetap berlangsung secara

daring (dalam jaringan) melalui aplikasi

Whatsapp yang dilakukan masing-masing

guru kelas. Adapun pembelajarang luring

(luar jaringan) yang dilakukan dengan

kunjungan ke rumah siswa yang telah

dibagi menjadi beberapa kelompok belajar.

Kunjungan ke rumah siswa tidak dilakukan

setiap hari melainkan dalam satu minggu

sekali setiap kelompok belajar siswa akan

dikunjungi.

2.

Apakah menurut Ibu

pendidikan karakter di sekolah

ini sudah terimplementasi

dengan baik terutama dalam

pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan?

Ya, menurut saya sudah dapat dikatakan

baik karena guru selalu melakukan

penilaian pendidikan karakter dalam jurnal

harian.

3

Hal apa yang Ibu upayakan

untuk mendorong guru agar

menjadi model karakter yang

baik bagi semua siswa?

Setiap melakukan supervisi pasti ada saling

bertukar pikiran dengan para guru.

Kebiasaan yang Saya lakukan memberi

masukan yang dapat mendorong guru

menjadi lebih termotivasi

4

Apa harapan Ibu terkait dengan

implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan

di SDN 2 Kalosi?

Harapan pada pendidikan karakter yang

termuaat dalam pembelajaran

kewarganegaraan kiranya tidak hanya

sebatas proses pembalajaran saja namun

siswa dapat menerapkan dalam kehidupan

sehar-hari. Apalagi dimasa pembelajaran di

rumah saja saat ini, orang tua diharapkan

dapat berperan dalam memotivasi

semangat belajar siswa.

Page 85: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

2. Informan Penelitian II

Nama : Hadamiah, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah nilai-nilai karakter

termuat dalam RPP

terutama dalam

pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan yang ibu

buat?

Pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran termuat dalam setiap

RPP yang disusun dan dilaksanakan.

Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan salah satu muatan dalam

tema pembelajaran yang banyak

mengajarkan siswa dalam hal

pendidikan karakter. Banyak materi

yang siswa dapatkan dalam

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yang kemudian

siswa dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari

2

Bagaimana penerapan

nilai-nilai karakter yang

dilakukan siswa baik

dalam pembelajaran daring

(dalam jaringan) dan

luring (luar jaringan)?

Penerapan nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran baik daring (dalam

jaringan) maupun luring (luar

jaringan) contohnya adalah siswa

selalu berdoa sebelum dan sesudah

belajar yang merupakan penerapan

nilai religius

3

Menurut Ibu apa sajakah

yang memengaruhi

penanaman nilai-nilai

pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan?

Faktor yang memengaruhi proses

penanaman nilai karakter adalah

keluarga. Proses belajar mengajar

sekarang ini sangat membutuhkan

peran serta orang tua karena siswa

kelas IV selalu saya berikan arahan

untuk tidak membiasakan diri

bermain HP karena dapat membawa

pengaruh buruk.

Page 86: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

3. Informan Penelitian III

Nama : Andi Roslan, S.Pd. (Guru Kelas VI SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah nilai-nilai karakter

termuat dalam RPP

terutama dalam

pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan yang ibu

buat?

Ya, nilai-nilai karakter selalu saya

masukkan dalam pembuatan RPP

2

Bagaimana penerapan

nilai-nilai karakter yang

dilakukan siswa baik

dalam pembelajaran daring

(dalam jaringan) dan

luring (luar jaringan)?

Penerapan yang biasa dilakukan

dalam pembelajaran daring (dalam

jaringan) adalah jujur. Saya menilai

tulisan siswa apakah menulis sendiri

atau dikerjakan orang lain apabila

saya beri tugas

3

Menurut Ibu apa sajakah

yang memengaruhi

penanaman nilai-nilai

pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan?

Faktor yang memengaruhi adalah

dari kemauan siswa itu sendiri

apakah mau belajar atau tidak. Jika

siswa memiliki kemauan sangat baik

dalam penerapan pendidikan

karakter karena Pendidikan

Kewarganegaraan tidak berdiri

sendiri melainkan dalam muatan

tema sehingga dalam penerapan

pendidikan karakter ikut dalam

setiap pembelajaran.

Page 87: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

4. Informan Penelitian IV

Nama : Bunga Tang, S.Pd. (Guru Kelas III SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah nilai-nilai karakter

termuat dalam RPP

terutama dalam

pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan yang ibu

buat?

Ya termuat karena dalam

penyusunan RPP para guru selalu

berpedoman pada silabus yang

merupakan bagian dalam Kurikulum

2013 yang mengharuskan adanya

nilai-nilai karakter dalam RPP

2

Bagaimana penerapan

nilai-nilai karakter yang

dilakukan siswa baik

dalam pembelajaran daring

(dalam jaringan) dan

luring (luar jaringan)?

Penerapan dapat dilihat langsung

saat kunjungan ke rumah siswa.

Sedangkan dalam pembelajaran

dalam jaringan guru lebih banyak

berkomunikasi dengan orang tua

siswa

3

Menurut Ibu apa sajakah

yang memengaruhi

penanaman nilai-nilai

pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan?

Faktor pendukung salah satunya dari

orang tua yang dapat bersikap

komunikatif dengan guru sehingga

bukan hanya guru yang melakukan

pemantau sikap siswa tapi orang tua

siswa juga ikut berperan.

Page 88: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

5. Informan Penelitian V

Nama : Djumaria, S.Pd. (Guru Kelas II SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah nilai-nilai karakter

termuat dalam RPP

terutama dalam

pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan yang ibu

buat?

Ya termuat dalam RPP berdasarkan

Kurikulum 2013 yang berlaku

2

Bagaimana penerapan

nilai-nilai karakter yang

dilakukan siswa baik

dalam pembelajaran daring

(dalam jaringan) dan

luring (luar jaringan)?

Penerapan yang dilakukan adalah

kebiasaan kebiasaan mereka dimulai

dari kelas 1 hingga kelas tinggi yang

dilakukan tahap demi tahap

3

Menurut Ibu apa sajakah

yang memengaruhi

penanaman nilai-nilai

pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan?

Faktor pelaksanaan pendidikan

karakter tergantung dari lingkungan

pergaulan siswa juga dari didikan

orang tua di rumah, apalagi dalam

masa pandemi saat ini. Keluarga

memberikan pengaruh besar pada

perkembangan sikap siswa.

Page 89: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

6. Informan Penelitian VI

Nama : Sumiati (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimanakah bentuk

peran orangtua di rumah

dalam proses pembelajaran

daring (dalam jaringan) ?

Anak sekarang lebih sering belajar

lewat handphone jadi kita hanya

dapat mengawasi dan saling

berkomunikasi dengan wali kelasnya

2

Bentuk tindakan seperti

apa yang Ibu lakukan

dalam penanaman nilai

nilai kakter pada anak di

rumah?

Salah satu hal yang selalu saya

ajarkan pada anak dirumah adalah

bagaimana agar mereka tidak pernah

meninggalkan shalat dan senantiasa

berkata jujur. Proses belajar

mengajar dalam masa pandemi

covid-19 ini misalnya, jika ada tugas

dari guru secara daring (dalam

jaringan) saya membiasakan anak

untuk menulis sendiri tugas tersebut.

Page 90: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

7. Informan Penelitian VII

Nama : Misna (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimanakah bentuk

peran orangtua di rumah

dalam proses pembelajaran

daring (dalam jaringan) ?

Saya memantau proses belajar anak

melalui apliaksi whatsapp dan selalu

melaporkan setiap tugas-tugas yang

telah dikerjakan anak dirumah

2

Bentuk tindakan seperti

apa yang Ibu lakukan

dalam penanaman nilai

nilai kakter pada anak di

rumah?

Saya selalu memberikan masukan

pada anak misalnya untuk memakai

seragam meskipun pembelajaran

hanya dilaksanakan di rumah saja

Page 91: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

8. Informan Penelitian VIII

Nama : Asrianti (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimanakah bentuk

peran orangtua di rumah

dalam proses pembelajaran

daring (dalam jaringan) ?

Saya hanya bisa saling

berkomunikasi dengan guru kelas

tentang proses pembelajarannya dan

hal apa saja yang mereka lakukan

dalam kehidupan sehari-hari.

2

Bentuk tindakan seperti

apa yang Ibu lakukan

dalam penanaman nilai

nilai kakter pada anak di

rumah?

Penanaman karakter yang saya

lakukan di rumah adalah kebiasaan-

kebiasaan di rumah seperti

menyimpan barang pada tempatnya

agar anak terbiasa disiplin

Page 92: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Lampiran 2 Lembar Observasi

No. Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan

Ada Tidak

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Berdoa atas nikmat kesehatan dan

minta agar dimudahkan menerima

pelajaran hari itu.

b. Mengecek kehadiran siswa,

menanyakan kabar siswa, jika ada

yang sakit ungkapkan keprihatinan.

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

d. Guru memberikan motivasi kepada

siswa hubungannya dengan materi

yang akan disampaikan.

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru melibatkan siswa dalam

mencari informasi yang luas tentang

materi yang dipelajari (mengajak

berfikir kritis).

b. Guru melibatkan siswa secara aktif

dalam setiap kegiatan pembelajaran

daring/luring (mengembangkan

nilai-nilai karakter

yang sesuai).

Elaborasi

a. Memberikan kesempatan untuk

berfikir kritis, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan berani

bertindak.

b. Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan dan rasa

percaya diri.

Page 93: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

No. Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan

Ada Tidak

Konfirmasi

a. Memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan maupun isyarat terhadap

keberhasilan peserta didik.

b. Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar

yang telah dilakukan.

3 Kegiatan Penutup

a. Melakukan penilaian dan refleksi

terhadap kegiatan pembelajaran

daring/luring yang sudah

dilaksanakan.

b. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran.

c. Mengajak peserta didik berdoa untuk

menanamkan nilai-nilai religius.

Page 94: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Lampiran 3 Lembar Dokumentasi

No. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Nilai

karakter

A Kegiatan Awal :

Apersepsi

1. kelas dimulai dengan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh

salah seorang siswa.

3. Siswa diingatkan untuk selalu

mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan

manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.

Religius

Disiplin

B Kegiatan inti

1. Guru memberikan penjelasan tentang kerjasama.

2. Semua peserta didik diminta untuk berdiskusi

mengenai masalah „Ibu Mimin penjaga kantin‟

pada buku pembelajaran

3. Melibatkan peserta didik mencari informasi

yang luas dan dalam tentang topik/tema materi

yang dipelajari

4. Peserta didik menjawab pertanyaan yang ada

pada buku pembelajaran

5. Guru mengarahkan peserta didik untuk

mengingat kembali contoh peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari berkaitan dengan masalah

„Ibu Mimin penjaga kantin

6. Peserta didik menceritakan pengalamannya

dalam bersikap jujur dan tanggung jawab

7. Guru senantiasa melakukan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik

8. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih

jauh

9. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif

Perhatian

Percaya diri

Rasa ingin tahu

Tanggung

jawab

Menghargai

prestasi

Rasa ingin tahu

C Kegiatan Penutup

1. siswa bersama guru melakukan refleks atas

pembelajaran yang telah berlangsung:

• apa saja yang telah dipelajari hari ini?

• Bagaimana perasaan atas pembelajaraan hari

ini?

• Sikap apa saja yang perlu diperbaiki?

2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini

3. Guru menyampaikan kegiatan bersama orang tua

mengenai kerja sama yang telah dilakukan serta

meminta pendapat mereka mengenai sikap yang

Tekun

Kerja sama

Page 95: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

telah dilakukan

4. Salam dan doa penutup di pimpim oleh siswa

yang memiliki catatan pembelajaran lengkap hari

ini.

Religius dan

rajin

Page 96: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...
Page 97: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Wawancara dengan kepala sekolah SDN 2 Kalosi

(Jumat, 21 Agustus 2020 pukul 09.00)

Wawancara dengan guru kelas IV dan kelas VI SDN 2 Kalosi

(Senin, 24 Agustus 2020 pukul 08.30)

Wawancara dengan guru kelas II dan kelas III SDN 2 Kalosi

(Senin, 24 Agustus 2020 pukul 09.00)

Page 98: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

Wawancara dengan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi

(Selasa, 25 Agustus 2020 pukul 11.00)

Proses belajar mengajar siswa kelas IV SDN 2 Kalosi

(29 Juli 2020 – 19 Agustus 2020)

Page 99: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...
Page 100: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...
Page 101: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...
Page 102: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN ...

RIWAYAT HIDUP

JULIANTI USMAN lahir di Kalosi pada tanggal 21 Desember

1997, anak kedua dari 4 bersaudara, dari pasangan Usman dan

Cimuna, S.Pd. Penulis pertama kali menempuh pendidikan

formal di SDN 2 Kalosi pada tahun 2004 dan tamat pada tahun

2010. Melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di SMPN 3

Alla pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013

kembali melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Alla dan tamat pada tahun 2016. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) program Strata 1 (S1). Pada tahun 2020, penulis

menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul “Implementasi

Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegraaan kelas IV

SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.