IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SDN 2 KALOSI
KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
JULIANTI USMAN
105401112216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Julianti Usman
NIM : 10540 11122 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran
Pendidikan kewarganegaraan SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun .
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Julianti Usman
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
vii
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Julianti Usman
NIM : 10540 11122 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, Saya akan
menyusun sendiri skripsi Saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, Saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila Saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, Saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini Saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Julianti Usman
\
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barang siapa yang menunjukki kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan
pahala seperti pahala orang yang mengerjakan.
(Hadits Muslim)
Sabar itu tiada batasnya
Bersyukur itu tiada hentinya
Berbuat baik itu kepada siapa saja
Kuperuntukkan karya sederhana ini sebagai baktiku kepada
Ayahanda Usman dan Ibunda Cimuna dan kepada saudara-
saudaraku, guru, Dosen dan teman-teman serta kepada orang-
orang yang mencintaiku dengan segenap harapan terbaik dan
do‟a serta kebahagian mereka untukku
\
ix
ABSTRAK
JULIANTI USMAN. 2020. Implementasi Pendidikan Karakter pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhajir dan
pembimbing II H. Muhammad Basri.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah implementasi
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV
SDN 2 Kalosi dan faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter
pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2 Kalosi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi : observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode
analisis yang digunakan ada tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpedoman pada kurikulum 2013 yang
mencantumkan nilai-nilai karakter disetiap penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Perencanaan ini digunakan guru sebagai panduan dalam
melaksanakan pembelajaran beserta menanamkan nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan termuat dalam pembelajaran tematik sehingga
penanaman nilai karakter diikuti dengan pembelajaran lainnya. Faktor-faktor yang
memengaruhi dalam pelaksanaan pembelajaran karakter diantaranya faktor
lingkungan, faktor adat kebiasaan, faktor keluarga, faktor insting. Ke empat faktor
tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda dalam memengaruhi karakter murid
kelas IV.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan implementasi
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan
dengan baik di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang meskipun dengan
beberapa hambatan.
Kata kunci: Pendidikan Karakter. Pendidikan Kewarganegaraan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia
kepada penulis sehingga penulisan ini terselesaikan. Salawat dan taslim penulis haturkan
kepada junjungan tercinta, Nabiullah, Muhammad SAW yang telah meletakkan fondasi
ketauhidan yang syarat dengan risalah keselamatan dunia dan akhirat di muka bumi ini.
Semoga kita menjadi hamba yang selalu dalam limpahan rahmat Allah swt dan termasuk
golongan hamba yang mendapatkan syafa‟at Muhammad saw diakhirat kelak.
Dalam penulisan skripsi ini bukanlah hal yang mudah terwujud. Banyak aral dan
rintangan yang dialami penulis. Namun selalu ada kemudahan jika kita selalu berusaha
dan berdoa. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun penulis sehingga penelitian ini
dapat selesai. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Usman dan Ibunda Cimuna yang
telah mengorbankan segala do‟a, cinta, kasih sayang dan perhatian kepada penulis dalam
segala hal.
Ucapan terima kasih yang penuh kesungguhan penulis sampaikan kepada
berbagai pihak yang telah memberikan banyak sumbangsi, khususnya: Dr. Muhajir,
M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr. H. Muhammmad Basri, M.Si. sebagai pembimbing
II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penullis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag, Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajaranya yang telah memberikan
pengajaran, pembinaan dan perhatian kepada penulis selama menimba ilmu di
Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd. Ph.D. Dekan Fakultas
ix
Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta jajarannya yang telah membimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar beserta jajarannya yang telah bersedia membimbing penulis dalam
penulisan skripsi ini. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah banyak memberikan ilmuya kepada penulis.
Kepada teman-teman seangkatan penulis, terimakasih atas semua saran dan
motivasi selama menyelesaikan penulisan ini. Semoga saran dan motivasi yang
diberikan bernilai ibadah di sisi Alla SWT.
Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan,
penulis sangat mengharapkan berbagai kritik yang bersifat membangun dari pembaca
untuk perbaikan hasil penulisan ini serta dapat dijadikan sebagai panduan untuk
penulisan-penulisan selanjutnya.
Makassar, September 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................... . vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ . x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ . xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 7
A. Landasan Teori ........................................................................................ 7
1. Pendidikan ......................................................................................... 7
2. Karakter ............................................................................................. 8
3. Pendidikan Karakter .......................................................................... 14
4. Pendidi kan Kewarganegaraan .......................................................... 27
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 34
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 35
xi
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 38
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................ 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 38
C. Sumber Data ............................................................................................ 38
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 39
E. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 47
B. Deskripsi Informan Penelitian ........................................................................... 48
C. Hasil penelitian ................................................................................................. 49
1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran pendidikan
kewaganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi ............................................ 49
2. Faktor yang memengaruhi implemntasi pendidikan karakter pada
pembelajaran pendidikan kewarganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi . 57
D. Pembahasan ....................................................................................................... 61
1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran pendidikan
kewaganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi ............................................ 62
2. Faktor yang memengaruhi implemntasi pendidikan karakter pada
pembelajaran pendidikan kewarganegraan kelas IV SDN 2 Kalosi . 63
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 65
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 65
B. Saran ...................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 70
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Nilai pendidikan karakter dalam Undang-Undang RI ........................... 33
4.1 Matrix tabel nilai karakter ....................................................................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, setiap manusia
pasti membutuhkan pendidikan agar bisa memperoleh pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas serta bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Pendidikan
juga merupakan bagian penting dari kehidupan yang tak pernah bisa ditinggalkan.
Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai pendidikan dalam
kehidupan manusia. Pertama, ia bisa dianggap sebagai sebuah proses yang terjadi
secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah. Pengertian ini merujuk pada fakta
bahwa pada dasarnya manusia secara alamiah merupakan makhluk yang belajar dari
peristiwa alam dan gejala-gejala kehidupan yang ada untuk mengembangkan
pengetahuannya. Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara
sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku,
terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat
(Zubaedi (2012:2).
Pendidikan sebagai proses transformasi pengetahuan melibatkan banyak
sekali aspek atau komponen yang ada di dalamnya untuk mendukung kegiatan
pendidikan tersebut. Namun pendidikan sekarang ini yang dianggap masih terlalu
mengedepankan pengetahuan kognitif, nyatanya tidak mampu atau gagal mengatasi
perkembangan moral muridnya. Ini dibuktikan dengan maraknya pemberitaan tentang
kenakalan-kenakalan remaja. Dari itu maka kini mulai dilaksanakan pendidikan
2
dengan berbasis karakter.
Mengingat begitu urgennya karakter, maka institusi pendidikan memiliki
tanggung jawab untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran. Penguatan
pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis
moral yang terjadi di Negara kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata
dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling
berharga yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan
bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
kebiasaan menyontek, dan penyalahgunaan obat-obatan, dan pornografi sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh
pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya di bangku sekolah ternyata tidak
berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat
adalah begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain yang
dibicarakan, dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpandangan bahwa kondisi
demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.
Demoralisasi terjadi karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan pendidikan
moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang mempersiapkan murid untuk
menyikapi dan menghadapi kehidupan yang kontradiktif. Pendidikanlah yang
sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Dalam
konteks pendidikan formal di sekolah, bisa jadi salah satu penyebabnya karena
pendidikan di Indonesia lebih menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau
3
kognitif semata, sedangkan aspek soft skills atau non akademik, sebagai unsur utama
pendidikan karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cenderung diabaikan
(Zubaedi (2012:2)
Diakui, persoalan karakter atau moral memang tidak sepenuhnya terabaikan
oleh lembaga pendidikan. Akan tetapi, dengan fakta-fakta seputar kemerosotan
karakter pada sekitar kita menunjukkan bahwa ada kegagalan pada institusi
pendidikan kita dalam hal menumbuhkan manusia Indonesia yang berkarakter atau
berakhlak mulia. Hal ini karena apa yang diajarkan di sekolah tentang pengetahuan
agama dan pendidikan moral belum berhasil membentuk manusia yang berkarakter.
Padahal apabila kita tilik isi dari pelajaran agama dan moral, semuanya bagus, dan
bahkan kita dapat memahami dan menghafal apa maksudnya. Untuk itu, kondisi dan
fakta kemerosotan karakter dan moral yang terjadi menegaskan bahwa para guru yang
mengajar pembelajaran apapun harus memiliki perhatian dan menekankan pentingnya
pendidikan karakter pada para murid.
Lebih lanjut harus diingat bahwa secara eksplisit pendidikan karakter (watak)
adalah amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
4
jawab”.
Setelah mengetahui seberapa pentingnya pendidikan karakter perlu
ditanamkan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita
mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Seringkali setiap membicarakan
tentang pendidikan karakter, mata pelajaran pertama yang terlintas dalam benak kita
adalah Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Memang tidak
salah apabila kita berfikir seperti itu, mengingat di dalam mata pelajaran tersebut ada
banyak sekali materi yang mengajarkan tentang perilaku dan sikap. Namun mata
pelajaran yang berisikan banyak sekali materi tentang pendidikan karakter itu juga
tidak akan berfungsi maksimal dalam menanamkan nilai-nilai karakter apabila sistem
pendidikan atau proses penanamannya juga tidak berlangsung sesuai dengan cara-
cara yang benar.
Sejak diterapkannya Kurikulum 2013, proses pembelajaran lebih
menekankan pada penanaman karakter dan budaya kepada murid terdidik sejak usia
dini. Hal ini juga dilakukan di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla‟ Kabupaten Enrekang
dimana awal tahun ajaran 2016/2017 di sekolah tersebut mulai menggunakan
Kurikulum 2013. Dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah tersebut tidak
terbatas dalam aspek pembelajaran di dalam kelas saja, melainkan malalui kegiatan
keseharian yang dilakukan oleh para muridnya.
Dari berbagai uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
5
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang?
2. Faktor apakah yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang
2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan
karakter pada Pembelaj aran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN
2Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang dapat memperkaya
khasanah pengetahuan khususnya dalam pendidikan karakter
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi murid, sebagai masukan tentang manfaat pendidikan karakter dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Bagi guru, sebagai masukan dalam pengembangan kemampuan dalam
pembelajaran dengan pengimplementasian pendidikan karakter.
c. Bagi lembaga pendidikan sekolah, sebagai bahan informasi yang dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran khusus dalam bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan.
d. Bagi peneliti, sebagai bahan banding atau bahan referensi yang ingin
mengkaji permasalahan yang relevan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan
a) Pengertian Pendidikan
Defenisi pendidikan sesungguhnya relatif, sebab setiap orang memiliki
pengertian subjektif tentang pendidikan berdasarkan sudut pandang dan luas
wawasan yang dimilikinya.
Setiap orang pada dasarnya pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak
setiap orang mengerti maknanya. Pendidikan merupakan bimbingan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak utnuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengn bantuan orang lain (Feni 2014:13)
Pendidikan adalah keseluruhan proses tekninik dan metode belajar
mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada
orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Siagian 2006:273)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pendidikan
yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap
individu yaitu mrmiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan
pendidikan yang diperoleh.
8
Tentunya, tujuan pendidikan adalah baik. Ada proses dimana para
pendidik sengaja melakukan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan
potensi anak baik itu secra kognitif, psikomotorik dan juga dari segi afektifnya.
Tidak ada hal negatif yang diharapkan dari sebuah pendidikan. Muara dari
berlangsungnya proses pengajaran adalah agar nantinya peserta didik tumbuh
menjadi pribadi yang unggul dan berguna.
b) Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut :
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No.2 tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2. Tujuan pendidikan nasional manurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
kepribadian, mandiri, maju tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos, kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
2. Karakter
a) Pengertian Karakter
Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seorang
9
dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam kesehariannya yang
tergantung pada pembentukan karakter dilingkungannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang
lain. Watak atau karakter berasal dari kata Yunani “charassein”, yang berarti
barang atau alat untuk menggores, yang kemudian dipahami sebagai stempel atau
cap. Jadi karakter atau watak merupakan sifat-sifat yang melekat pada seseorang
(Adisusila 2012:76).
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas 2008 adalah
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku,
bersifat, bertabiat, dan berwatak.
Karakter merupakan atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan
membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu
kelompok atau bangsa. Sementara itu the free dictionary dalam situs onlinenya
yang dapat diunduh secara bebas mendefinisikan karakter sebagai suatu
kombinasi kualitas atau ciri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau
suatu benda dengan yang lain. Karakter juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi
dari atribut, ciri-ciri, atau kemampuan seseorang (Scerenko 38:1997).
Secara konseptual, lazimnya istilah karakter dipahami dalam dua kubu
pengertian. Pengertian pertama, bersifat deternistik. Disini karakter dipahami
sebagai sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang sudah teranugerahi
10
(given). Dengan demikian, ia merupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak
bisa kita ubah. Ia merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi tanda
khusus yang membedakan orang yang satu dengan yang lain. Pengertian kedua,
bersifat non deternistik atau dinas. Disini karakter dipahami sebagai tingkat
kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah
yang sudah given. Ia merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang (willed)
untuk menyempurnakan kemanusiaannya (Saptono 2011:18)
Karakter dibentuk secara kultural sejak kita memasuki fase usia emas,
yaitu dari saat lahir sampai mencapai usia enam tahun. Dengan demikian, karakter
muncul dari suatu proses pembelajaran yang berawal dari pola asuh dari keluarga,
dan kelak dilengkapi oleh sistem pendidikan tepat guna yang di atur pihak
Negara. Pendidikan tepat guna berarti pembelajaran yang diberikan harus
memperhatikan kesesuaian dengan perkembangan otak anak menurut usia yang
telah dicapainya (Setiawan 2011:16)
Jadi perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Setiap manusia memiliki potensi bawaan yang
akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi dengan karakter
atau nilai- nilai kebajikan. Dalam hal ini manusia pada dasarnya memiliki potensi
mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan
sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi
binatang, bahkan lebih buruk lagi (Zimmer 2011:16)
Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter di atas, maka
11
karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,
yang membedakannya dari orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis
terkait terbentuknya karakter manusia menurut Mu‟in (2011:167) Unsur- unsur
tersebut antara lain:
i. Sikap
Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakternya, bahkan
sering dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu saja tidak
sepenuhnya benar, tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu
yang ada di hadapannya, biasanya menunjukkan bagaimana karakternya.
ii. Emosi
Emosi adalah gejala dinas dalam situasi yang dirasakan manusia, yang
disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses
fisiologis.
iii. Kepercayaan
Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam memandang
kenyataan dan ia memberikan dasar bagi manusia untuk mengambil pilihan dan
membuat keputusan.
iv. Kebiasaan dan kemauan
Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosiopsikologis.
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara
12
otomatis, dan tidak direncanakan. Setiap orang mempunyai kebiasaan yang
berbeda dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan memberikan pola
perilaku yang dapat diramalkan.
v. Konsepsi diri
Hal penting lainnya dalam pembentukan karakter adalah konsepsi diri.
Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang cuek dengan dirinya.
Orang yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimana dia membentuk
wataknya.
b) Karakter dalam Pandangan Islam
Sebagai agama yang lengkap, Islam sudah memiliki aturan yang jelas
tentang pendidikan akhlak ini. Didalam al-Quran akan ditemukan banyak sekali
pokok-pokok pembicaraan tentang akhlak atau karakter ini. Seperti perintah untuk
berbuat baik (ihsan), dan kebajikan (al-birr), menepati janji (al-wafa), sabar,
jujur, takut kepada Allah SWT, bersedekah di jalan Allah, berbuat adil, pemaaf
dalam banyak ayat didalam al-Quran. Kesemuanya itu merupakan prinsip-prinsip
dan nilai karakter mulia yang harus dimiliki oleh setiap pribadi muslim.
Implementasi pendidikan karakter dalam Islam, tersimpul dalam karakter
pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang
mulia dan agung. Dalam surah al-Qalam ayat 4 dijelaskan:
Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Sementara itu, dalam surat al-Ahzab ayat 21 dijelaskan:
13
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Sesungguhnya Rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia
yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada
umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter atau akhlaknya dan
manusia yang sempurna adalah yang memiliki akhlak al-karimah, karena ia
merupakan cerminan iman yang sempurna.
Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan
dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 90
sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran”
Ayat diatas menjelaskan tentang perintah Allah yang menyuruh manusia
agar berbuat adil, yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik dan terbaik,
berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturrahmi pada mereka serta
14
menjauhkan diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang menyakiti sesama
dan merugikan orang lain.
3. Pendidikan Karakter
a) Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan siswauntuk memberi keputusan yang baik.
Pengertian tentang pendidikan karakter ada banyak sekali pendapat yang
mencoba menjelaskannya, di antaranya menurut Lickona yang dikutip oleh Prof.
Dr. Muchlas Samani dan Drs. Hariyanto, M.S mendefinisikan pendidikan
karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang
memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. pendidikan
karakter dapat didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang
luas pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah diluar bidang
akades terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi
seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yang sempit
pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan
nilai tertentu. (Samani & Hariyanto 2012:44)
Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan
dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya,
15
diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan
lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian,
sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk kepenasaran akan
intelektual, dan berfikir logis. (Zubaedi 2012:17)
Kaitannya dengan pendidikan akhlak, pendidikan karakter punya orientasi
yang sama, yaitu pembentukan karakter. Perbedaan diantara keduanya salah
satunya adalah pendidikan akhlak terkesan timur dan islam, sedangkan
pendidikan karakter terkesan barat dan sekuler. Sejauh ini pendidikan karakter
telah berhasil dirumuskan oleh para penggiatnya sampai pada tahapan yang
sangat operasional meliputi metode, strategi, dan teknik. Sedangkan pendidikan
akhlak sarat dengan informasi kriteria ideal dan sumber karakter baik.
Selanjutnya, nilai baik buruk, benar salah dalam akhlak didasarkan pada
ketentuan syariat, sedangkan karakter nilai-nilai baik buruk didasarkan pada
kesepakatan universal yang berlaku secara umum.
Sedangkan pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di
sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara
menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam
hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang
menekankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan ranah
psikomotorik (Zuriah 2011:19)
b) Landasan Pendidikan Karakter
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad menjadikan
16
pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari
pembangunan nasional. Lebih lanjut harus diingat bahwa secara eksplisit
pendidikan karakter (watak) adalah amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Berikut ini adalah dasar hukum pembinaan pendidikan karakter:
1) Undang-undang Dasar Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
a) Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Ayat 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b) Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Ayat 2
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
17
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
c) Bab II (Dasar, Fungsi, dan Tujuan) Pasal 2
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Bab II (lingkup, Fungsi, dan Tujuan) Pasal 4
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjan mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3) Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
Bab I (Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup) Pasal 1 Tujuan pembinaan
kesiswaan :
• Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi
bakat, minat, dan kreativitas.
18
• Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah
sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh
negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.
• Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai
bakat dan minat.
• Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani (civil society).
c) Tujuan Pendidikan Karakter
Para ahli filsafat etika, seperti Emmanuel Kant sudah lama merumuskan
tujuan pendidikan moral yang disampaikan secara formal di sekolah atau secara
nonformal oleh orang tua, sebagai berikut:
1. Memaksimalkan rasa hormat kepada manusia sebagai individu. Oleh karena
itu, setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang hendaknya diarahkan demi
kebaikan orang lain sebagai tujuan akhir dan bukan sebagai alat atau demi
dirinya sendiri.
2. Memaksimalkan nilai-nilai moral universal. Tujuan pendidikan moral bukan
saja dengan terlaksananya aturan- aturan yang didukung oleh otoritas
masyarakat tertentu, tetapi demi terlaksananya prinsip-prinsip moral universal
yang diterima dan diakui secara universal.
Pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan menurut
19
Zubaedi dalam bukunya yang berjudul “Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi
dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan” 2012 mengatakan, antara lain:
1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
warga negara yang memiliki nilai- nilai karakter bangsa.
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
3) Menanamkan jiwa kepempinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi pene rus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, dan dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
d) Perencanaan Pendidikan Karakter
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa
yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Khaeruddin 2007:145)
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai
berikut (Sanjaya 2011:35)
20
1) Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang
terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki
program.
2) Fungsi inovatif
Inovasi hanya akan muncul seandainya kita memahami adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat
ditangkap, manakala kita hanya memahami proses yang dilaksanakan secara
sistematis yang direncanakan dan terprogram secara utuh.
3) Fungsi selektif
Adakalanya untuk mencapai tujuan atau sasaran pembelajaran kita
dihadapkan kepada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita
dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk
dikembangkan.
4) Fungsi komunikatif
Suatu perencanaan yang memadahi harus dapat menjelaskan kepada setiap
orang yang terlibat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan
kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, atau
rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan.
5) Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat dapat menggambarkan
apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program
21
yang disusun.
6) Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan materi. Sehingga tidak terjadi kebingungan
apabila materi yang disampaikan ternyata membutuhkan waktu yang lebih dari
apa yang disediakan.
7) Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi, akan tetapi
membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam
aspek intelektualnya saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.
8) Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui
perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat
diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami siswa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013,
maka komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi:
• Identitas mata pelajaran
• Kompetensi inti
• Kompetensi dasar
• Indikator pencapaian kompetensi
• Tujuan pembelajaran
22
• Materi ajar
• Alokasi waktu
• Metode pembelajaran
• Kegiatan pembelajaran
• Penilaian hasil belajar
• Sumber belajar
e) Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pelaksanaan pendidikan karakter tentunya tidak lepas dari perencanaan
yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Pendidikan karakter haruslah masuk atau ada dalam
setiap kegiatan tersebut.
Praktik penanaman pendidikan karakter harus dilakukan menggunakan
metode yang tepat. Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional tahun
2011 dalam kaitannya dengan pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan
dalam kaitan pengembangan diri, menyarankan empat hal yang meliputi:
1) Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik
secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.
2) Kegiatan spontan
Bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu terjadi keadaan tertentu,
salnya mengumpulkan sumbangan bagi korban bencana alam.
23
3) Keteladanan
Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan
sikap guru dan tenaga kependidikan di sekolah, bahkan seluruh warga sekolah
yang dewasa lainnya sebagai model.
Pelaksanaan pendidikan karakter haruslah dilaksanakan secara sungguh-
sungguh dan berkelanjutan. Jadi penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya
dilakukan dalam satu kali pertemuan pembelajaran. Penanaman pendidikan
karakter juga jangan hanya dilakukan di ruang kelas, namun dalam setiap
kegiatan dan di lingkungan sekolah guru harus dapat memberikan contoh atau
dapat mengarahkan siswa untuk bertindak yang sesuai dengan karakter yang baik.
Jadi upaya untuk mengimplementasi pendidikan karakter perlu dilakukan
dengan pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter
kedalam setiap aspek kehidupan sekolah. Pendekatan holistis dalam pendidikan
karakter menurut (Zubaedi 2012:195) memiliki indikasi sebagai berikut:
1) Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas kolaborasi
hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat.
2) Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli dimana ada
ikatan yang jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan sekolah.
3) Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran akademik.
4) Kerjasama dan kolaborasi diantara siswa menjadi hal yang lebih utama
dibandingkan persaingan.
24
5) Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi bagian
pembelajaran sehari-hari baik di dalam maupun diluar kelas.
6) Siswa-siswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikkan
perilaku moralnya melalui kegiatan- kegiatan seperti pembelajaran
memberikan pelayanan.
7) Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan
masalah dibandingkan hadiah dan hukuman.
8) Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan
beralih ke kelas demokrasi dimana guru dan siswa berkumpul untuk
membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah.
Kemudian yang juga penting untuk diketahui adalah bahwa karakter
dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan
(habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Seorang yang
memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai
dengan pengetahuannya itu kalau ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan
tersebut. Jadi berawal dari pengetahuan tentang karakter, maka harus juga
dibarengi dengan praktek atau latihan dalam mengintegrasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Yang kemudian dilakukan secara terus menerus dan
konsisten.
f) Evaluasi Pendidikan Karakter
Penilaian pencapaian pendidikan karakter didasarkan pada indikator.
Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan
25
“mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat,
diamati, dipelajari, atau dirasakan”, maka guru mengamati apakah yang dikatakan
seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Perasaan yang
dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang tidak berbeda
dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang
bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.
Penilaian dilakukan secara terus-menerus setiap guru berada di kelas atau
di sekolah. Model Anecdotal Record (catatan yang dibuat guru ketika melihat
adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat
digunakan guru. Selain itu guru juga dapat memberikan tugas yang berisikan
suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik diminta
menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan
terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai
kepada hal yang dapat menimbulkan konflik pada dirinya.
Posisi nilai yang dimiliki peserta didik adalah posisi seorang peserta didik
di akhir semester, bukan akumulasi tindakan penilaian selama satu semester
tersebut. Ini yang membedakan penilaian hasil belajar pengetahuan dengan
penilaian karakter atau keterampilan (kemdikbud 2010:22)
g) Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Dalam tinjauan ilmu akhlak diungkapkan bahwa semua tindakan dan
26
perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu dan lainnya, pada
dasarnya merupakan akibat adanya pengaruh dari dalam diri manusia dan
motivasi yang disuplai dari luar dirinya. Beberapa faktor yang dapat
memengaruhi pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012:177) di antaranya:
1. Faktor insting (naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi
oleh potensi kehendak yang dimotori oleh insting seseorang. Insting merupakan
seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan
bahwa insting (naluri) berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong
lahirnya tingkah laku.
2. Faktor adat atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang- ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, dll. Namun perbuatan yang telah
menjadi adat kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja, tetapi harus
disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya. Orang yang sedang
sakit, rajin berobat, minum obat, mematuhi nasihat- nasihat dokter, tidak bisa
dikatakan adat kebiasaan, sebab dengan begitu dia akan sembuh. Dia tidak akan
berobat lagi kepada dokter. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu adalah karena
adanya kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.
3. Faktor keturunan
Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat memengaruhi
27
pembentukan karakter atau sikap seseorang. Adapun sifat yang diturunkan
orang tua terhadap anaknya itu bukan sifat yang tumbuh dengan matang karena
pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan melainkan sifat-sifat bawaan sejak
lahir. Di dalam ilmu pendidikan kita mengenal perbedaan pendapat antara aliran
nativisme bahwa seseorang ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir.
Pendidikan tidak dapat memengaruhi perkembangan jiwa seseorang. Adapun
menurut aliran empirisme bahwa perkembangan jiwa anak itu mutlak
ditentukan oleh pendidikan atau lingkungannya. Menyikapi dua aliran
konfrontatif tersebut, timbul teori konfergensi yang bersifat mengkomprokan
kedua teori ini dengan menekankan bahwa “dasar” dan “ajar” secara bersama-
sama memengaruhi perkembangan jiwa manusia.
4. Faktor lingkungan
Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam pembentukan
corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana
seseorang berada. Lingkungan manusia adalah apa yang mengelilinginya,
seperti negeri, lautan, udara dan masyarakat. Dengan kata lain lingkungan
adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas- luasnya.
4. Pendidikan Kewarganegaraan
a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic education) atau Civics memiliki
banyak pengertian dan istilah. Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dua kata
28
yaitu pendidikan dan kewarganegaraan. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1
UU No. 20 Tahun 2003).
Kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut “CIVIS” selanjutnya dari
kata “CIVIS” dalam bahasa Inggris timbul kata “CIVIC” yang artinya warga
Negara atau kewarganegaraan. Akhirnya dari kata “CIVIC” yang artinya i lmu
kewarganegaraan atau Civic education, Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan
menurut undang-undang pendidikan yang lama, Undang-undang nomor 2 tahun
1989 menyebutkan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
hubungan antar warga negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara (PPBN)”.
Menurut Muhammad Noman Sumantri dalam bukunya Pendidikan
Kewarganegaraan, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
tahun 2005 merumuskan pengertian Civics sebagai Ilmu Kewarganegaraan yang
membicarakan hubungan manusia dengan:
1) Manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi
sosial, ekonomi, politik)
2) Individu-individu dengan negara.
29
b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pada penjelasan pasal 37
dijelaskan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air”. Sedangkan berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No.
267/DIKTI/ 2000 adalah mencakup:
1) Tujuan umum
Tujuan umum Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan
pengetahuan dan kemampuan dasar kepada siswa mengenai hubungan antara
warga negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
2) Tujuan khusus
Tujuan khusus Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa dapat
memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan
demokratis, serta ikhlas sebagai warga Negara republik Indonesia terdidik dan
bertanggung jawab.
Menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak dalam bukunya “Pendidikan
Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani”
2005 mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun
karakter bangsa Indonesia yang antara lain:
• Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
30
• Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan
demokratis, namun tetap memiliki kotmen menjaga persatuan dan
integritas bangsa.
• Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan,
persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
Jadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air,
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
kepada siswa, mahasiswa, calon ilmuwan warga negara republik Indonesia yang
menguasai ilmu pengetahuan dan seni yang dijiwai nilai- nilai Pancasila.
c) Nilai-nilai Karakter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Terdapat banyak sekali nilai-nilai karakter yang terdapat di dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan, dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Religius
2. Jujur
3. toleran
4. disiplin
5. bekerja keras
31
6. kreatif
7. mandiri
8. demokratis
9. rasa ingin tahu
10. semangat kebangsaan
11. cinta tanah air
12. menghargai prestasi
13. komunikatif
14. cinta damai
15. gemar membaca
16. peduli lingkungan,
17. peduli sosial
18. bertanggung jawab
Selain itu oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum 2010 dijelaskan beberapa nilai-nilai karakter
yang terdapat di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV
yang diantaranya:
1) Semangat kebangsaan
2) Cinta tanah air
3) Menghargai prestasi
4) Bersahabat
5) Komunikatif
32
6) Cinta damai
7) Senang membaca
8) Peduli sosial
9) Peduli lingkungan
10) Religious
11) Jujur
12) Toleransi
13) Disiplin
14) Kerja keras
15) Kreatif
16) Mandiri
17) Demokratis
18) Rasa ingin tahu
19) Percaya
20) Respek
21) Bertanggung jawab
22) Saling berbagi
Nilai-nilai Pendidikan Karakter berdasarkan Permendikbud Nomor 20
tahun 2018 dan Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum 2010 digambarkan sebagai berikut.
33
Tabel 2.1 nilai pendidikan karakter dalam Undang-Undang RI
Kementerian Pendidikan Nasional,
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum 2010
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018
1. Semangat kebangsaan 1. Semangat kebangsaan
2. Cinta tanah air 2. Cinta tanah air
3. Menghargai prestasi 3. Menghargai prestasi
4. Respek
5. Komunikatif 4. Konikatif
6. Cinta damai
5. Cinta damai 7. Saling berbagi
8. Bersahabat
9. Senang membaca 6. Gemar membaca
10. Peduli social 7. Peduli social
11. Peduli lingkungan 8. Peduli lingkungan
12. Religius 9. Religius
13. Jujur 10. Jujur
14. Percaya
15. Toleran 11. Toleran
16. Disisplin 12. Disiplin
17. Kerja keras 13. Bekerja keras
18. Kreatif 14. Kreatif
19 Mandiri 5. Mandiri
20. Demokratisi 16. Demokratis
34
21. Rasa Ingin tahu 17. Rasa ingin tahu
22. Bertanggung jawab 18. Bertanggung jawab
B. Penelitian yang Relevan
1. Karya tulis yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya yang ditulis
oleh Etik frohah mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang berjudul
“Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam pada Kelas V (Studi
Kasus pada SD Alam Ungaran). Hasil penelitian ini pada pelaksanaan
pendidikan karakter dilaksanakan dengan menggunakan metode pengajaran,
keteladanan, dan refleksi. Dengan demikian, peserta didik mempunyai karakter
berfikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter dan ajaran
agama Islam. Namun pendidikan karakter belum bisa dilaksanakan secara
efektif disebabkan beberapa hal, di antaranya adalah dengan kemajuan teknologi
yang ada anak-anak menjadi lebih sulit diarahkan untuk belajar atau beribadah,
kemudian cara pandang orang tua yang berbeda terhadap anak dibandingkan
dengan guru.
2. Karya tulis yang ditulis oleh Wildan Fatkhul mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang yang berjudul “Pendidikan Karakter melalui Seni Teater (Studi pada
Kelompok Studi Teater dan Sastra (STESA) Madrasah Aliyah Negeri Kendal)”.
Hasil penelitian ini menyatakan nilai-nilai pendidikan karakter pada kelompok
STESA adalah ajaran untuk hidup sehat, larangan melontarkan ucapan buruk,
keberanian, kedisiplinan, kreatifitas, amanah, dll. Pelaksanaan pendidikan
35
karakter dimulai dengan pemberian penjelasan mengenai teori teater, dan
manfaat bagi kehidupan nyata, proses latihan dasar dan latihan naskah.
Perbedaan karya tulis tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah, skripsi yang ditulis oleh E tik frohah lebih berfokus pada bagaimana
proses penanaman pendidikan karakter. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh
Wildan adalah fokus tentang bagaimana menanamkan karakter melalui seni
teater. Jadi perbedaan karya-karya tulis tersebut dengan penelitian ini terdapat
pada lebih luasnya permasalahan yang akan diteliti, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan apa saja faktor- faktor yang memengaruhi penanaman
pendidikan karakter pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
C. Kerangka Pikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan di teliti (Sugiyono 2010:91).
Implementasi nilai-nilai karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dilakukan dengan cara
mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus dan RPP. Memahami konsep dan
perilaku yang diharapkan di dalam KI, SK dan KD menjadi kunci dalam penyusunan
indikator yang akan menjadi acuan dalam pembelajaran. Nilai- nilai karakter yang di
integritaskan kedalam indikator tersebut yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan
36
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 yang digunakan dalam kurikulim 2013 antara lain:
Religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, bertanggung jawab.
Penanaman nilai karakter yang dilaksanakan juga memiliki faktor- faktor yang
dapat memengaruhi berhasil tidaknya penerapan pendidikan karakter dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Meskipun demikian pendidikan karakter pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu menjadikan murid kelas IV SDN 2
Kalosi berkarakter dan berbudi luhur yang baik.
37
Bagan kerangka pikir
Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan karakter meliputi nilai-nilai
sebagai berikut
Religius Jujur
Demokrasi
Peduli
lingkungan
Gemar
membaca
Rasa ingin
tahu
Semangat
kebangsaan Cinta tanah
air
Disiplin Tolerans
i Kreatif Kerja keras
Meghargai
prestasi
Bertanggung
jawab Peduli sosial
Mandiri
Cinta damai Komunikatif
Murid kelas IV SDN 2 Kalosi
berkarakter
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa
kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
dengan mamaparkan keadaan objek yang diteliti (Zuriah 2007: 92)
Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang khususnya di kelas IV pada pembelajaran Pendididikan Kewarganegaraan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat yang peneliti gunakan berkenaan dengan judul penelitian ini
adalah sebuah lembaga pendidikan Sekolah Dasar, yaitu SDN 2 Kalosi yang
terletak dikecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
Sedangkan waktu penelitian tentang implementasi pendidikan karakter
dilaksanakan pada tanggal 27 Juli - 27 Agustus semester pertama tahun ajaran
2020/2021.
C. Sumber Data
Data yang digunakan sebagai sumber penelitian ini adalah:
1. Sumber Primer
Sumber primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
39
sumber pertamanya (Suryabrata 2012:84). Data primer dapat diperoleh peneliti
dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi secara langsung
dengan guru kelas. Guru kelas yang akan dijadikan sumber primer yaitu guru kelas
IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yaitu sumber penunjang selain dari sumber primer,
sebagai bahan pendukung dalam pembahasan skripsi yang seringkali juga
diperlukan oleh peneliti. Sumber ini biasanya berbentuk dokumen-dokumen,
seperti; data tentang demografis suatu daerah, papan monografi, notulen rapat,
daftar hadir, bahan bacaan, majalah, dan lain-lain (Suryabrata 2012:85). Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber sekunder penelitian adalah kepala sekolah, dan
pihak-pihak lain yang terkait.
D. Fokus dan Deskripsi Penelitian
Spradley seperti dikutip dalam buku Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D mengatakan bahwa “a focused refer to
a single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah bahwa fokus
itu merupakan akses tunggal atau beberapa akses yang terkait dari situasi sosial.
Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih didasarkan pada tingkat kebaruan
informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (Sugiyono 2005: 374)
Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian ini maka:
1. Fokus penelitian adalah pendidikan karakter pada murid kelas IV di SDN 2
Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
40
2. Deskripsi penelitian adalah pendidikan kewarganegaraan pada proses
pembelajaran murid kelas IV di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-
metode penelitian seperti wawancara, observasi dan dokumentasi, yang memerlukan
alat bantu sebagai instrument (Arikunto 1996:129)
1. Pedoman Wawancara
Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan tanya jawab kepada
pihak yang bersangkutan dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Wawancara
terhadap guru kelas IV, Kepala Sekolah, guru kelas VI, guru kelas II, guru
kelas III, dan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi untuk mengetahui sejauh
mana implementasi pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang.
2. Pedoman Observasi
Pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang di selidiki. Tujuan penggunaan metode ini adalah
agar bisa diperoleh dan diketahui data sebenarnya. Adapun teknik observasi
yang digunakan adalah jenis observasi partisipan yaitu observasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan non partisipasi yaitu peneliti mengamati
proses kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang.
41
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen. Baik yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan lain-lain.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana kelengkapan
perangkat pembelajaran di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten
Enrekang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data yang
umum digunakan. Beberapa metode tersebut antara lain wawancara, observasi, studi
dokumentasi, dan focus group discussion (Herdiansyah 2010:116).
Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara
secara garis besar dibagi menjadi dua, wawancara tak terstruktur dan
wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut
wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan
wawancara terbuka, wawancara etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur
sering juga disebut wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah
42
disediakan. Dari dua model wawancara tersebut, maka peneliti akan
menggunakan model wawancara tak terstruktur (Mulyana 2010:180)
Data wawancara mendalam berkaitan dengan pembelajaran akan peneliti
gunakan untuk mencari informasi tentang perencanaan pembelajaran (yang di
dalamnya memuat tujuan pembelajaran, metode yang digunakan, langkah-
langkah pembelajaran sampai pada kegiatan penilaian). Wawancara juga
digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana guru melaksanakan
pembelajaran karakter, evaluasinya, serta faktor-faktor yang memengaruhi
pelaksanaan pendidikan karakter. Adapun sumber-sumber yang akan
diwawancarai diantaranya:
a. Guru kelas IV SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tentang
implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
b. Guru kelas VI SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang
implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
c. Guru kelas III SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang
implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
d. Guru kelas II SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang
implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
43
e. Kepala sekolah SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan tentang
faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pembelajaran karakter dan
profil sekolah.
f. Orang tua murid kelas VI SDN 2 Kalosi untuk memperoleh data tambahan
tentang implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam
mewawancarai narasumber sebagaimana terlampir dalam lampiran 1.
2. Observasi
Observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti memerhatikan dan
mengikuti. Menurut Cartwright sebagaimana dikutip Haris Herdiansyah,
observasi diartikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati
serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu
(Herdiansyah 2012:131).
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Dengan metode
observasi ini akan diketahui kondisi nyata yang terjadi di lapangan dan
diharapkan mampu menangkap gejala terhadap suatu kenyataan sebanyak
mungkin mengenai apa yang akan diteliti.( Koentjaraningrat 1997:109)
Observasi dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
a. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
44
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,
dan ikut merasakan suka dukanya.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam observasi ini, peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal
ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan
data yang masih dirahasiakan.
c. Observasi tak berstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan (Sugiyono 2017:310)
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan menanamkan
nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana
guru melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat. Adapun
observasi akan dilakukan terhadap guru yang mengajar di kelas
45
IV. Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti dalam
mendapatkan data pelaksanaan adalah sebagaimana terlampir
dalam lampiran 2.
3. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh
sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, ditempat kerja,
dimasyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel
apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada
(Sugiyono 2017:329)
Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data
diantaranya:
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Lembar perkembangan sikap murid kelas IV
d. Profil sekolah.
Lembar dokumentasi yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
dokumen-dokumen yang diharapkan adalah sebagaimana terlampir dalam
lampiran 3.
46
G. Teknik Analisis Data
Pada dasarnya analisis data adalah sebuah proses mengatur urutan data dan
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan rumusan kerja seperti yang disarankan oleh data (Sudjana
2001:102).
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Oleh karena itu bentuk datanya
adalah kualitatif. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini ditempuh prosedur
sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang berhasil dikumpulkan yaitu dari data hasil
pengamatan (wawancara, observasi dan dokumentasi).
2. Mengadakan reduksi data yakni merangkum, mengumpulkan, dan
memilih data yang relavan, dapat diolah dan disimpulkan.
3. Display data yakni berusaha mengorganisasikan dan memaparkan
secara keseluruhan guna memperoleh gambaran yang lengkap dan
utuh.
4. Menyimpulkan data verifikasi yakni melakukan penyempurnaan
dengan mencari data baru yang diperlukan guna mengambil
kesimpulan.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Didirikan tahun 1918 SDN 2 Kalosi merupakan sekolah dasar tertua kedua di
Kabupaten Enrekang. Ditinjau dari lokasi SDN 2 kalosi berada diantara pemukiman
lingkungan masyarakat tepatnya berada di jalan bara-barayya kalosi Kecamatan Alla
30M dari poros Enrekang-Toraja.
Jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitar, maka SDN 2 Kalosi
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya tidak berdiri tepat di sisi jalan poros
yang dapat menyebabkan kebisingan, sehingga dapat memudahkan proses belajar
mengajar dan dapat dikatakan letak sekolah yang aman bagi murid.
SDN 2 Kalosi senantiasa berupaya untuk mewujudkan impian cita-cita yang
ingin dicapai oleh warga sekolah dalam visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi
Mewujudkan Sekolah Dasar Negeri 2 Kalosi sebagai sekolah yang
berkualitas dan terpercaya di masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dalam
rangka menuntaskan wajib belajar
2 . Misi
Meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui wadah pembinaan
profesional guru
48
Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovasi sesuai dengan
perkembangan serta meningkatkan penggunaan media, alat peraga
pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar
Menanamkan budi pekerti melalui semua mata pelajaran zaman
Menumbuhkembangkan penghayatan murid terhadap ajaran agama melalui
pengajian dan shalat
Menggalang peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan
B. Deskripsi Informan Penelitian
Informan penelitian terdiri dari guru dan orangtua murid yang berinisial B, H,
AR,BT,D,S,M,A. Berikut ini profil dari masing-masing responden.
1. Informan I, dengan inisial B 64 tahun, selaku kepala sekolah SDN 2 Kalosi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2020 pada pukul 10.04 sampai
dengan 10.25 WITA.
2. Informan II, dengan inisial H 56 tahun, selaku guru kelas IV SDN 2 Kalosi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.00 sampai
dengan 08.20 WITA.
3. Informan III, dengan inisial AR 39 tahun, selaku guru kelas VI SDN 2 Kalosi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.20 sampai
dengan 08.35 WITA.
49
4. Informan IV, dengan inisial BT 38 tahun, selaku guur kelas III SDN 2 Kalosi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 08.45 sampai
dengan 09.00 WITA.
5. Informan V, dengan inisial D 56 tahun, selaku guru kelas II SDN 2 Kalosi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 pada pukul 09.00 sampai
dengan 09.17 WITA.
6. Informan VI, dengan inisial S 49 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2
Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 09.05
sampai dengan 09.20 WITA.
7. Informan VII, dengan inisial M 48 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2
Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 10.37
sampai dengan 10.50 WITA.
8. Informan VIII, dengan inisial A 48 tahun, selaku orang tua murid kelas IV SDN 2
Kalosi. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul 10.50
sampai dengan 11.05 WITA.
C. Hasil Penelitian
1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi
Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi merupakan wujud dari sikap yang
ditunjukkan oleh murid kelas IV selama proses pembelajaran Pendidikan
50
Kewarganegaraan di sekolah, di rumah, maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan B (Wawancara, 21 Agustus
2020) sebagai berikut :
Pembelajaran tetap berlangsung secara daring (dalam jaringan)
melalui aplikasi whatsapp yang dilakukan masing-masing guru
kelas. Adapun pembelajarang luring (luar jaringan) yang dilakukan
dengan kunjungan ke rumah murid yang telah dibagi menjadi
beberapa kelompok belajar. Kunjungan ke rumah murid tidak
dilakukan setiap hari melainkan dalam satu minggu sekali setiap
kelompok belajar murid akan dikunjungi.
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa meskipun murid
tidak datang ke sekolah dikarenakan pandemi covid-19 proses pembelajaran
di SDN 2 Kalosi tetap berlangsung secara daring (dalam jaringan) dan luring
(luar jaringan) yang dilaksanakan semua kelas sehingga proses implementasi
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tetap
dapat dilaksanakan dengan komunikasi yang dilakukan antara guru kelas IV
dan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi.
Seperti yang diungkapkan oleh M (Wawancara, 25 Agustus 2020)
sebagai berikut :
Saya memantau proses belajar anak melalui apliaksi whatsapp dan
selalu melaporkan setiap tugas-tugas yang telah dikerjakan anak
dirumah kepada guru kelas IV yang dilakukan setiap satu kali
dalam satu minggu
Sama halnya yang dikatakan oleh S (Wawancara, 25 Agustus 2020)
mengatakan:
Anak sekarang lebih sering belajar lewat handphone jadi kita
hanya dapat mengawasi dan saling berkomunikasi dengan wali
51
kelas IV perilaku anak juga selalu saya bicarakan dengan guru
kelasnya.
Selanjutnya menurut A (Wawancara, 25 Agustus 2020) bahwa :
Saya hanya bisa saling berkomunikasi dengan guru kelas tentang
proses pembelajarannya dan hal apa saja yang mereka lakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil wawancara diatas menunjukkan bentuk kerja sama yang
dilakukan orang tua murid kelas IV dengan guru kelas IV SDN 2 Kalosi
terjalin dengan baik. Orang tua murid yang komunikatif menjadikan guru
kelas dapat melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagaimana yang diharapkan dalam setiap langkah-langkah pembelajaran.
Penyususnan RPP di SDN 2 Kalosi berpedoman pada kurikulum 2013 yang
mewajibkan adanya penyisipan nilai-nilai karakter seperti di tegaskan oleh H
(Wawancara, 24 Agustus 2020) bahwa :
Pendidikan karakter dalam proses pembelajaran termuat dalam
setiap RPP yang disusun dan dilaksanakan. Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu muatan dalam tema
pembelajaran yang banyak mengajarkan murid dalam hal
pendidikan karakter. Banyak materi yang murid dapatkan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kemudian murid
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) juga mengungkapkan
sebagai berikut :
Ya termuat karena dalam penyusunan RPP para guru selalu
berpedoman pada silabus yang merupakan bagian dalam
kurikulum 2013 yang mengharuskan adanya nilai-nilai karakter
dalam RPP.
52
Hal ini diperkuat oleh AR (Wawancara, 24 Agustus 2020)
sebagai berikut :
Ya, nilai-nilai karakter selalu saya masukkan dalam pembuatan
RPP yang saya buatkan karena selalu ada supervisi dari kepala
sekolah jadi guru harus menyesuaikan dengan silabus dan
kurikulum yang berlaku.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa salah satu
penentu keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam
menyusun perencanaan yang tertuang dalam RPP. Penyusunan RPP
mengacu pada silabus, buku guru dan buku murid. Pengembangan RPP
dapat dilakukan guru secara mandiri atau kelompok melalui KKG.
Bentuk RPP yang disusun oleh guru kelas IV terlihat pada
bagaian lembar dokumentasi lampiran 3 halaman 80 nilai karakter yang
tercantum dalam RPP tersebut dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
Religius dan disiplin
2. Kegiatan inti
Perhatian, percaya diri, tanggung jawab dan menghargai prestasi
3. Kegiatan penutup
Tekun kerja sama, religius dan rajin
Dalam menyusun RPP diperlukan kemampuan guru untuk
memfasilitasi pengalaman belajar yang berkesan sehingga mampu
menguatkan karakter murid. Penguatan nilai-nilai karakter dalam
53
pembelajaran diharapkan tidak hanya administratif, tetapi diterapkan
dalam kehidupan.
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh D
(Wawancara, 24 Agustus 2020) sebagai berikut :
Penerapan yang dilakukan adalah kebiasaan kebiasaan mereka
dimulai dari kelas 1 hingga kelas tinggi yang dilakukan tahap demi
tahap.
Dari wawancara tersebut dapat dinyatakan bahwa pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan petensi peserta didik untuk
mencerdaskan, kepribadian dan akhlak mulia.
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar
pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun
juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir
generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas
nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Hal inilah yang diterapkan di SDN 2 Kalosi dimulai ketika usia
anak-anak masih memasuki kelas 1 penanaman nilai-nilai karakter
dilakukan mulai dari hal-hal kecil hingga menjadi kebiasaan yang akan
dikembangkan sedikit demi sedikit seiring dengan kenaikan kelas murid
SDN 2 Kalosi karena anak-anak adalah kunci utama untuk membangun
bangsa.
54
Pelaksanaan pendidikan karakter juga disampaikan oleh
beberapa informan antara lain:
Oleh H (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :
Penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran baik daring
(dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan) contohnya adalah
murid selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar yang merupakan
penerapan nilai religius.
Oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :
Penerapan dapat dilihat langsung saat kunjungan ke rumah murid.
Sedangkan dalam pembelajaran dalam jaringan guru lebih banyak
berkomunikasi dengan orang tua murid.
Oleh AR (Wawancara, 24 Agustus 2020) mengatakan :
Penerapan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran daring
(dalam jaringan) adalah jujur. Saya menilai tulisan murid apakah
menulis sendiri atau dikerjakan orang lain apabila saya beri tugas.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diungkapkan bahwa proses
penanaman nilai karakter pada murid kelas IV SDN 2 Kalosi dalam proses
pembelajaran di rumah saja dapat tetap dikawal dan dikontrol oleh guru. Ada
banyak karakter positif yang dapat dikembangkan oleh guru sesuai kompetensi
inti dari Kurikulum 2013 seperti memiliki sifat religius, jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan lain-lain. guru
dapat mengembangkan melalui jurnal harian perkembangan sikap peserta didik.
Peneliti tidak hanya sebatas wawancara saja namun juga dengan
melakukan observasi pada lampiran 2 halaman 78 berupa pelaksanaa RPP dan
dokumentasi pada lampiran 3 halaman 80 berupa nilai karakter dalam RPP serta
lampiran jurnal harian perkembangan sikap murid kelas IV di halaman 82
55
Berdasarkan hasil analisis data peneliti menyatakan bahwa pada
observasi penelitian Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) pada lampiran ke
2 beberapa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan tidak dilaksanakan
guru kelas IV SDN 2 Kalosi. Kegiatan pendahuluan yang tidak dilakukan oleh
guru kelas IV adalah menjelaskan tujuan pembelajran yang akan dicapai.
Kegiatan eksplorasi yang tidak dilaksanakan guru dikarenakan terbatasnya
waktu pembelajaran yang dilakukan secara daring (dalam jaringan).
Peneliti juga melakukan analisis data berupa dokumentasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat nilai-nilai karakter dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Religius
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
4. Percaya diri
5. Perhatian
6. Rajin
7. Menghargai prestasi
8. Kerja sama
Selanjutnya peneliti membuat matriks tabel nilai-nilai pendidikan
karakter murid kelas IV SDN 2 Kalosi sebagai berikut.
56
Tabel 4.1 Matrix nilai karakter
Nilai-nilai Pendidikan
karakter Implementasi pendidikan karakter Ket.
Kurikulum 2013 di SDN 2 Kalosi
1. Semangat kebangsaan • Menyanyikan lagu nasional sebelum memulai
pembelajaran
Kadang-
kadang
2. Cinta tanah air • Melaksanakan upacra Bendera Selalu
3. Menghargai prestasi
• Guru memberikan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah
• Guru memberikan motivasi diakhir
pembelajaran Sering
4. Komunikatif
• Bertanya pada guru baik dalam proses
pembelajaran daring/luring(dalam jaringan/luar
jaringan) Sering
5. Cinta damai • Berteman dengan siapa saja Selalu
6. Gemar membaca • Literasi 15 menit sebelum memulai
pembelajaran secara luring (luar jaringan) Jarang
7. Peduli sosial • Membantu teman yang kesulitan Kadang-
kadang
8. Peduli lingkungan • Membuang sampah pada tempatnya
• Melakukan kerja bakti
Kadang-
kadang
9. Religius • Berdoa sebelum dan sesudah belajar
• Melaksanakan shalat 5 waktu Selalu
10. Jujur
• Murid mengerjakan sendiri tugas yang diberikan
guru
• Murid membayar jajan yang dibeli Selalu
11. Toleran • Menghargai teman yang berbeda jenis kelamin,
suku ras maupun agama Selalu
12. Disiplin
• Hadir tepat waktu dalam pembeajaran
• Murid memakai baju seragam setiap proses
pembelajaran
• Mengumpulkan tugas tepat waktu Sering
13. Bekerja keras
• Belajar bersama kelompok belajar yang di
tentukan oleh guru
• Membantu teman membersihkan tempat belajar Sering
14. Kreatif • Pembuatan karya dalam pembelajran SBdP Kadang-
Berdasarkan tabel diatas, kecenderungan implementasi pendidikan
karakter pada kategori selalu adalah sikap cinta tanah air, cinta damai,
57
religius, jujur dan toleran. Kategori sering adalah sikap menghargai prestasi,
komunikatif, disiplin dan bekerja keras. Kategori kadang-kadang adalah sikap
semnagat kebangsaan, peduli sosial dan peduli lingkungan. Kategori jarang
adalah sikap gemar membaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
implementasi nilai pendidikan karakter pada pembelajaran Pendididkan
Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi dalam kategori baik.
Peneliti juga menganalisis penilaian perkembangan sikap murid pada
bagian lembar jurnal harian untuk memperkuat hasil penelitian pada bagian
lampiran halaman 82. Kurikulum 2013 berimplikasi terhadap penilaian sikap
yang dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil
pengukuran capaian kompetensi murid kelas IV SDN 2 Kalosi.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter pada
pembelajaran Pendi dikan Kewarganegaraan SDN 2 Kalosi
Pelaksanaan pendidikan karakter tentunya tidak terlepas dari faktor-
faktor yang memengaruhinya, begitu juga dengan pelaksanaan pendidikan
karakter di SDN 2 Kalosi. Terdapat beberapa hal yang memengaruhi
pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2 Kalosi.
Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh H
(Wawancara, 24 Agustus 2020) sebagai berikut :
Faktor yang memengaruhi proses penanaman nilai karakter adalah
keluarga. Proses belajar mengajar sekarang ini sangat
membutuhkan peran serta orang tua karena murid kelas IV selalu
58
saya berikan arahan untuk tidak membiasakan diri bermain HP
karena dapat membawa pengaruh buruk.
Hal ini juga diungkapkan oleh BT (Wawancara, 24 Agustus 2020) berikut ini :
Faktor pendukung salah satunya dari orang tua yang dapat
bersikap komunikatif dengan guru sehingga bukan hanya guru
yang melakukan pemantau sikap murid tapi orang tua murid juga
ikut berperan.
Dari hasil pemaparan diatas terihat bahwa para guru mengharapkan
partisipasi besar dari orang tua dalam penanaman nilai karakter pada anak di
masa belajar dari rumah sekarang ini. Keluarga merupakan pendidikan yang
pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan murid. Sebab
keluarga berfungsi untuk mendidik, mengasuh, mensosialisasikan anak, dan
mengembangkan kemampuan murid agar dapat menjalankan fungsinya
dimasyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan di lingkungan yang
sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.
Bukan hanya guru kelas IV namun kepala sekolah SDN 2 Kalosi juga
mengharapkan hal yang demikian, seperti yang diungkapkan oleh B
(Wawancara, 21 Agustus 2020) berikut ini :
Harapan pada pendidikan karakter yang termuaat dalam
pembelajaran kewarganegaraan kiranya tidak hanya sebatas proses
pembalajaran saja namun murid dapat menerapkan dalam
kehidupan sehar-hari. Apalagi dimasa pembelajaran di rumah saja
saat ini, orang tua diharapkan dapat berperan dalam memotivasi
semangat belajar murid.
Kepala sekolah juga memiliki peran edukator dalam implementasi
pendidikan karakter ditunjukkan dengan melakukan program pembiasaan dan
59
motivasi kepada guru, menjadi suri teladan. Kepala sekolah harus mampu
bersifat terbuka tidak hanya dengan guru namun juga dengan orang tua murid.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang tua murid kelas
IV SDN 2 Kalosi antara lain :
Informan M (Wawancara, 25 Agustus 2020) mengatakan:
Saya selalu memberikan masukan pada anak misalnya untuk
memakai seragam meskipun pembelajaran hanya dilaksanakan di
rumah saja
Informan A (Wawancara, 25 Agustus 2020) mengatakan:
Penanaman karakter yang saya lakukan di rumah adalah
kebiasaan-kebiasaan di rumah seperti menyimpan barang pada
tempatnya agar anak terbiasa disiplin.
Informan S (Wawancara, 245Agustus 2020) mengatakan:
Salah satu hal yang selalu saya ajarkan pada anak dirumah adalah
bagaimana agar mereka tidak pernah meninggalkan shalat dan
senantiasa berkata jujur. Proses belajar mengajar dalam masa
pandemi covid-19 ini misalnya, jika ada tugas dari guru secara
daring (dalam jaringan) saya membiasakan anak untuk menulis
sendiri tugas tersebut.
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa orang tua murid
kelas IV memberikan contoh yang baik bagi anak saat proses pembelajaran
yang dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat. Terlihat bahwa orang tua murid kelas IV
SDN 2 Kalosi menyadari pentingnya penanaman nilai karakter pada anak.
Selain keluarga faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan
karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN
60
2 Kalosi ada faktor lainnya ialah faktor naluri. Seperti yang diungkapkan saat
wawancara dengan D (Wawancara, 24 Agustus 2020) berikut ini :
Faktor pelaksanaan pendidikan karakter tergantung dari
lingkungan pergaulan murid juga dari didikan orang tua di rumah,
apalagi dalam masa pandemi saat ini. Keluarga memberikan
pengaruh besar pada perkembangan sikap murid.
Faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter setelah
keluarga adalah faktor lingkungan karena sebagian waktu anak dihabiskan di
lingkungan. Dengan lingkungan yang baik, kondusif, dan mendukung terhadap
perkembangan karakter anak, maka pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter
di sekolah juga akan lebih mudah.
Lingkungan sekitar tempat bermain murid kelas IV SDN 2 Kalosi
sebagaian besar adalah teman sebaya atau teman sekolah yang bertetangga satu
sama lain sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan murid kelas IV
merupakan lingkungan yang baik dan dapat memberikan pengaruh yang baik.
Faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter adalah
faktor insting/naluri seperti yang dikatakan oleh AR (Wawancara, 24 Agustus
2020) sebagai berikut :
Faktor yang memengaruhi adalah dari kemauan murid itu sendiri
apakah mau belajar atau tidak, apakah mau merubah sikap atau
tidak. Kadangkalah guru senantiasa memberikan arahan dan
bimbingan namun ada murid yang memang sulit untuk berubah
karena tidak memiliki kemauan.
Dari wawancara tersebut faktor insting/naluri menjadi faktor yang
terakhir karena guru kelas IV tidak pernah lepas untuk memberikan bimbingan
61
pada murid baik dalam proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar
mengajar namun kerena usia murid kelas IV yang masih sering menirukan hal-
hal yang tidak baik dan rasa penasaran murid menjadikan murid kadang
membandel dan sulit untuk berubah
Berdasarkan hasil analisis data peneliti menyatakan faktor-faktor
yang memengaruhi implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah faktor keluarga, lingkungan dan dari
anak itu sendiri (insting). Dari hasil wawancara peneliti melihat bahwa orang
tua murid yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
Orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi yang komunikatif menjadi faktor
pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SDN 2 Kalosi.
D. Pembahasan
Peneliti memberikan pengertian pendidikan karakter merupakan usaha
sadar dan terencana di dalam mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan
potensi dan juga pembudayaan murid untuk membangun karakter pribadi yang
bertanggung jawab, bermoral dan memiliki akhlak yang baik.
Pembelajaran pendidikan karakter yang terdapat dalam Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan wujud dari indikator-indikator pencapaian yang
harus dilaksanakan dalam setiap penyusunan RPP. Penelitian yang berjudul
implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi sebagai pembeda dari penelitian
62
sebelumnya. Perbedaan karya tulis sebelumnya dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah, skripsi yang ditulis oleh Etik frohah lebih berfokus pada
bagaimana proses pengamalan pendidikan karakter. Sedangkan skripsi yang
ditulis oleh Wildan adalah fokus tentang bagaimana menanamkan karakter
melalui seni teater. Jadi perbedaan karya-karya tulis tersebut dengan penelitian ini
terdapat pada lebih luasnya permasalahan yang akan diteliti, yang meliputi proses
implementasi pendidikan karakter melalui perencanaan dan pelaksanaan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan faktor- faktor yang memengaruhi
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas
IV SDN 2 kalosi
1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Perencanaan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi dari data yang telah di dapatkan oleh
peneliti sudah sesuai dengan panduan perencanaan pembelajaran
Kurikulum 2013 dan disertai dengan penilaian perkembangan sikap murid
kelas IV.
Kurikulum 2013 menempatkan tanggung jawab pembentukan
karakter tidak hanya pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
dimana kompetensi inti dan indikator yang harus dicapai dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi tanggung jawab semua
pembelajaran yang kemudian telah berbasis tematik.
63
Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku siswa dalam
menerapkan nilai karakter telah membudaya artinya sikap murid kelas IV
menonjol pada kategori selalu dengan sikap cinta tanah air, cinta damai,
religius, jujur dan toleran. sedangkan sikap yang masih jarang ditanamkan
pada siswa adalah sikap gemar membaca.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter
pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN
2 Kalosi
Data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara tentang faktor-faktor
yang memengaruhi pelaksanaan pendidikan karakter adalah faktor keluarga,
faktor lingkungan dan faktor insting. Kemudian dari faktor tersebut faktor
keluargalah yang menjadi faktor utama dalam pelaksanaan pendidikan
karakter khusunya dalam masa pembelajaran di rumah saja.
Menurut peneliti faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid
kelas IV SDN 2 Kalosi yang telah disampaikan oleh informan dalam hasil
wawancara sudah sangat jelas, dan peneliti setuju dengan pernyataan tersebut.
Proses pembelajaran murid kelas IV SDN 2 Kalosi secara daring (dalam
jaringan) menjadikan keluarga memegang penting peranan dalam
perkembangan sikap murid. Peneliti menemukan proses pembelajaran lebih
banyak melibatkan peran Ibu dan saudara murid kelas IV dalam mengarahkan
murid setiap proses pembelajaran secara daring berlangsung. Murid kelas IV
64
tidak memiliki handphone melainkan hanya menggunakan milik orang tua
atau saudara yang lebih tua dari murid kelas IV hal ini merupakan sikap yang
baik yang di terapkan oleh orang tua di rumah pada murid kelas IV SDN 2
Kalosi. Selanjutnya faktor yang memengaruhi implementasi pendidikan
karakter pada pembelajaran Pendididkan Kewarganegaraan adalah faktor
lingkungan dan faktor insting/ naluri pada murid kelas IV SDN 2 Kalosi.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang implementasi pendidikan karakter
pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Kalosi
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang peneliti menyimpulkan bahwa
proses implementasi pendidikan karakter dilakukan mulai dari
perencanaan berupa penyususnan RPP dan pelaksanaan yang ditunjukkan
dengan perilaku murid Kelas IV dengan kategori selalu, sering, kadang-
kadang, jarang dan tidak pernah. Implementasi pendidikan karakter pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan murid kelas IV SDN 2
Kalosi dapat dikatakan baik karena menonjol pada kategori sikap selalu
yakni nilai cinta tanah air, cinta damai, religius, jujur dan toleran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi implemntasi
pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kelas IV SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah
faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor insting.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang implementasi pendidikan
karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2
Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang maka peneliti memberikan
beberapa saran yang dapat dijadikan masukan kepada:
66
1. Pihak sekolah
a) Kepada kepala sekolah untuk terus melakukan pengawasan dan
peningkatan perihal pelaksanaan pendidikan di sekolah.
b) Kepada guru kelas untuk lebih memperhatikan murid yang memiliki
catatan perkembangan sikap perlu bimbingan untuk memperbaiki
sikp dan perilaku murid
2. Pihak Orang tua
Kepada orang tua untuk selalu mengawasi perkembangan karakter
anak, jadi perkembangan karakter anak bukan hanya diserahkan kepada
sekolah tetapi orang tua juga ikut mengontrol karakter anak.
3. Pihak Pemerintah
Kepada pihak pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi dan
pelatihan tentang pendidikan karakter kepada semua guru yang ada.
Supaya pendidikan karakter bukan cuma perintah kepada sekolah untuk
melaksanakan tetapi menjadi tanggungjawab bersama pihak pemerintah
dan sekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi untuk
mengadakan penelitian yang sejenis tentang pendidikan karakter
pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembahasan
yang lebih luas.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adisusila, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah
Pendekatan Evaluasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bisri, Mustofa & Tin Tisnawati. 2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah
Menghadapi Sertifikasi. Semarang: Ghyyas Putra.
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdiknass
Fatkhul Wildan, 2011. Pendidikan Karakter Melalui Seni Teater (Studi Pada
Kelompok Studi Teater dan Sastra Madrasah Aliyah Negeri Kendal)
Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Feni Sari, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Grava media.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.
Kementerian Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa.
Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jogjakarta:
Nuansa Aksara.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Grafindo Pustaka Utama.
Mifrohah, Etik, 2011. Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam
pada Kelas V (Studi Kasus pada SD Alam Ungaran, Skripsi,
Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Waliongo Semarang.
Muhadjir. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarnya.
68
Mu‟in. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan Praktik.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rasyid, Harun. 2000. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan
Agama. Pontianak: STAIN Pontianak.
Saleh & Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani:
Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2012 Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: Pustaka Setia.
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga
Group.
Scerenko, L. C. 1997. Value and Character Education Implementasi Guide.
Atlanta: Departement of Education.
Setiawan, Ganda. 2011. Mendesain Karakter Anak melalui Sensomotorik.
Jakarta: Libri.
Siagan, P. 2006 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi aksara
Sudjana, Nana. & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Dilengkapi dengan Contoh
Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Muhammad Noman. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan,
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media.
Suprayoga, Imam. & Tobroni. 2001.Metode Penelitian Sosial Agama.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suyoto. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
69
Tafsir, Ahmad. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.
Ubaedillah, A. & Abdul, Rozak. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan,
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. 2006.
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Zimmer, Ratih. 2011. Mendesain Karakter Anak melalui Sensomotorik.
Jakarta: Libri.
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
LAMPIRAN NAMA-NAMA INFORMAN
No NAMA JABATAN ALAMAT
1 Hj. Bintarti, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah Belajen
2 Hadamiah, S.Pd. Guru kelas IV To'Banga
3 Andi Roslan, S.Pd Guru kelas VI Passanggarahan
4 Bunga Tang, S.Pd. Guru kelas II Kalosi
5 Djumaria, S.Pd. Guru kelas III Taulo
6 Sumiati Orang tua siswa Kalosi
7 Misna Orang tua siswa Pararuk
8 Asrianti Orang tua siswa Pararuk
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
1. Informan Penelitian 1
Nama : Hj. Bintarti, S.Pd., M.Pd. (Kepala Sekolah SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1.
Apakah pendidikan karakter
pada pembelajaran pendidikan
kewarganegraan tetap bisa
dilaksanakan meskipun dalam
keadaan pandemi saat ini?
Pembelajaran tetap berlangsung secara
daring (dalam jaringan) melalui aplikasi
Whatsapp yang dilakukan masing-masing
guru kelas. Adapun pembelajarang luring
(luar jaringan) yang dilakukan dengan
kunjungan ke rumah siswa yang telah
dibagi menjadi beberapa kelompok belajar.
Kunjungan ke rumah siswa tidak dilakukan
setiap hari melainkan dalam satu minggu
sekali setiap kelompok belajar siswa akan
dikunjungi.
2.
Apakah menurut Ibu
pendidikan karakter di sekolah
ini sudah terimplementasi
dengan baik terutama dalam
pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan?
Ya, menurut saya sudah dapat dikatakan
baik karena guru selalu melakukan
penilaian pendidikan karakter dalam jurnal
harian.
3
Hal apa yang Ibu upayakan
untuk mendorong guru agar
menjadi model karakter yang
baik bagi semua siswa?
Setiap melakukan supervisi pasti ada saling
bertukar pikiran dengan para guru.
Kebiasaan yang Saya lakukan memberi
masukan yang dapat mendorong guru
menjadi lebih termotivasi
4
Apa harapan Ibu terkait dengan
implementasi pendidikan
karakter pada pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan
di SDN 2 Kalosi?
Harapan pada pendidikan karakter yang
termuaat dalam pembelajaran
kewarganegaraan kiranya tidak hanya
sebatas proses pembalajaran saja namun
siswa dapat menerapkan dalam kehidupan
sehar-hari. Apalagi dimasa pembelajaran di
rumah saja saat ini, orang tua diharapkan
dapat berperan dalam memotivasi
semangat belajar siswa.
2. Informan Penelitian II
Nama : Hadamiah, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah nilai-nilai karakter
termuat dalam RPP
terutama dalam
pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang ibu
buat?
Pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran termuat dalam setiap
RPP yang disusun dan dilaksanakan.
Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan salah satu muatan dalam
tema pembelajaran yang banyak
mengajarkan siswa dalam hal
pendidikan karakter. Banyak materi
yang siswa dapatkan dalam
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang kemudian
siswa dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari
2
Bagaimana penerapan
nilai-nilai karakter yang
dilakukan siswa baik
dalam pembelajaran daring
(dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan)?
Penerapan nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran baik daring (dalam
jaringan) maupun luring (luar
jaringan) contohnya adalah siswa
selalu berdoa sebelum dan sesudah
belajar yang merupakan penerapan
nilai religius
3
Menurut Ibu apa sajakah
yang memengaruhi
penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter dalam
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan?
Faktor yang memengaruhi proses
penanaman nilai karakter adalah
keluarga. Proses belajar mengajar
sekarang ini sangat membutuhkan
peran serta orang tua karena siswa
kelas IV selalu saya berikan arahan
untuk tidak membiasakan diri
bermain HP karena dapat membawa
pengaruh buruk.
3. Informan Penelitian III
Nama : Andi Roslan, S.Pd. (Guru Kelas VI SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah nilai-nilai karakter
termuat dalam RPP
terutama dalam
pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang ibu
buat?
Ya, nilai-nilai karakter selalu saya
masukkan dalam pembuatan RPP
2
Bagaimana penerapan
nilai-nilai karakter yang
dilakukan siswa baik
dalam pembelajaran daring
(dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan)?
Penerapan yang biasa dilakukan
dalam pembelajaran daring (dalam
jaringan) adalah jujur. Saya menilai
tulisan siswa apakah menulis sendiri
atau dikerjakan orang lain apabila
saya beri tugas
3
Menurut Ibu apa sajakah
yang memengaruhi
penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter dalam
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan?
Faktor yang memengaruhi adalah
dari kemauan siswa itu sendiri
apakah mau belajar atau tidak. Jika
siswa memiliki kemauan sangat baik
dalam penerapan pendidikan
karakter karena Pendidikan
Kewarganegaraan tidak berdiri
sendiri melainkan dalam muatan
tema sehingga dalam penerapan
pendidikan karakter ikut dalam
setiap pembelajaran.
4. Informan Penelitian IV
Nama : Bunga Tang, S.Pd. (Guru Kelas III SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah nilai-nilai karakter
termuat dalam RPP
terutama dalam
pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang ibu
buat?
Ya termuat karena dalam
penyusunan RPP para guru selalu
berpedoman pada silabus yang
merupakan bagian dalam Kurikulum
2013 yang mengharuskan adanya
nilai-nilai karakter dalam RPP
2
Bagaimana penerapan
nilai-nilai karakter yang
dilakukan siswa baik
dalam pembelajaran daring
(dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan)?
Penerapan dapat dilihat langsung
saat kunjungan ke rumah siswa.
Sedangkan dalam pembelajaran
dalam jaringan guru lebih banyak
berkomunikasi dengan orang tua
siswa
3
Menurut Ibu apa sajakah
yang memengaruhi
penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter dalam
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan?
Faktor pendukung salah satunya dari
orang tua yang dapat bersikap
komunikatif dengan guru sehingga
bukan hanya guru yang melakukan
pemantau sikap siswa tapi orang tua
siswa juga ikut berperan.
5. Informan Penelitian V
Nama : Djumaria, S.Pd. (Guru Kelas II SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah nilai-nilai karakter
termuat dalam RPP
terutama dalam
pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang ibu
buat?
Ya termuat dalam RPP berdasarkan
Kurikulum 2013 yang berlaku
2
Bagaimana penerapan
nilai-nilai karakter yang
dilakukan siswa baik
dalam pembelajaran daring
(dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan)?
Penerapan yang dilakukan adalah
kebiasaan kebiasaan mereka dimulai
dari kelas 1 hingga kelas tinggi yang
dilakukan tahap demi tahap
3
Menurut Ibu apa sajakah
yang memengaruhi
penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter dalam
pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan?
Faktor pelaksanaan pendidikan
karakter tergantung dari lingkungan
pergaulan siswa juga dari didikan
orang tua di rumah, apalagi dalam
masa pandemi saat ini. Keluarga
memberikan pengaruh besar pada
perkembangan sikap siswa.
6. Informan Penelitian VI
Nama : Sumiati (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimanakah bentuk
peran orangtua di rumah
dalam proses pembelajaran
daring (dalam jaringan) ?
Anak sekarang lebih sering belajar
lewat handphone jadi kita hanya
dapat mengawasi dan saling
berkomunikasi dengan wali kelasnya
2
Bentuk tindakan seperti
apa yang Ibu lakukan
dalam penanaman nilai
nilai kakter pada anak di
rumah?
Salah satu hal yang selalu saya
ajarkan pada anak dirumah adalah
bagaimana agar mereka tidak pernah
meninggalkan shalat dan senantiasa
berkata jujur. Proses belajar
mengajar dalam masa pandemi
covid-19 ini misalnya, jika ada tugas
dari guru secara daring (dalam
jaringan) saya membiasakan anak
untuk menulis sendiri tugas tersebut.
7. Informan Penelitian VII
Nama : Misna (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimanakah bentuk
peran orangtua di rumah
dalam proses pembelajaran
daring (dalam jaringan) ?
Saya memantau proses belajar anak
melalui apliaksi whatsapp dan selalu
melaporkan setiap tugas-tugas yang
telah dikerjakan anak dirumah
2
Bentuk tindakan seperti
apa yang Ibu lakukan
dalam penanaman nilai
nilai kakter pada anak di
rumah?
Saya selalu memberikan masukan
pada anak misalnya untuk memakai
seragam meskipun pembelajaran
hanya dilaksanakan di rumah saja
8. Informan Penelitian VIII
Nama : Asrianti (Orangtua siswa kelas IV SDN 2 Kalosi)
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimanakah bentuk
peran orangtua di rumah
dalam proses pembelajaran
daring (dalam jaringan) ?
Saya hanya bisa saling
berkomunikasi dengan guru kelas
tentang proses pembelajarannya dan
hal apa saja yang mereka lakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
2
Bentuk tindakan seperti
apa yang Ibu lakukan
dalam penanaman nilai
nilai kakter pada anak di
rumah?
Penanaman karakter yang saya
lakukan di rumah adalah kebiasaan-
kebiasaan di rumah seperti
menyimpan barang pada tempatnya
agar anak terbiasa disiplin
Lampiran 2 Lembar Observasi
No. Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan
Ada Tidak
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa atas nikmat kesehatan dan
minta agar dimudahkan menerima
pelajaran hari itu.
b. Mengecek kehadiran siswa,
menanyakan kabar siswa, jika ada
yang sakit ungkapkan keprihatinan.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
d. Guru memberikan motivasi kepada
siswa hubungannya dengan materi
yang akan disampaikan.
√
√
√
√
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
√
√
a. Guru melibatkan siswa dalam
mencari informasi yang luas tentang
materi yang dipelajari (mengajak
berfikir kritis).
b. Guru melibatkan siswa secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran
daring/luring (mengembangkan
nilai-nilai karakter
yang sesuai).
Elaborasi
√
√
a. Memberikan kesempatan untuk
berfikir kritis, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan berani
bertindak.
b. Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri.
No. Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan
Ada Tidak
Konfirmasi
√
√
a. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan maupun isyarat terhadap
keberhasilan peserta didik.
b. Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
3 Kegiatan Penutup
a. Melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran
daring/luring yang sudah
dilaksanakan.
b. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
c. Mengajak peserta didik berdoa untuk
menanamkan nilai-nilai religius.
√
√
√
Lampiran 3 Lembar Dokumentasi
No. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Nilai
karakter
A Kegiatan Awal :
Apersepsi
1. kelas dimulai dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh
salah seorang siswa.
3. Siswa diingatkan untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Religius
Disiplin
B Kegiatan inti
1. Guru memberikan penjelasan tentang kerjasama.
2. Semua peserta didik diminta untuk berdiskusi
mengenai masalah „Ibu Mimin penjaga kantin‟
pada buku pembelajaran
3. Melibatkan peserta didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang topik/tema materi
yang dipelajari
4. Peserta didik menjawab pertanyaan yang ada
pada buku pembelajaran
5. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengingat kembali contoh peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan dengan masalah
„Ibu Mimin penjaga kantin
6. Peserta didik menceritakan pengalamannya
dalam bersikap jujur dan tanggung jawab
7. Guru senantiasa melakukan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik
8. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh
9. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif
Perhatian
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Tanggung
jawab
Menghargai
prestasi
Rasa ingin tahu
C Kegiatan Penutup
1. siswa bersama guru melakukan refleks atas
pembelajaran yang telah berlangsung:
• apa saja yang telah dipelajari hari ini?
• Bagaimana perasaan atas pembelajaraan hari
ini?
• Sikap apa saja yang perlu diperbaiki?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini
3. Guru menyampaikan kegiatan bersama orang tua
mengenai kerja sama yang telah dilakukan serta
meminta pendapat mereka mengenai sikap yang
Tekun
Kerja sama
telah dilakukan
4. Salam dan doa penutup di pimpim oleh siswa
yang memiliki catatan pembelajaran lengkap hari
ini.
Religius dan
rajin
Wawancara dengan kepala sekolah SDN 2 Kalosi
(Jumat, 21 Agustus 2020 pukul 09.00)
Wawancara dengan guru kelas IV dan kelas VI SDN 2 Kalosi
(Senin, 24 Agustus 2020 pukul 08.30)
Wawancara dengan guru kelas II dan kelas III SDN 2 Kalosi
(Senin, 24 Agustus 2020 pukul 09.00)
Wawancara dengan orang tua murid kelas IV SDN 2 Kalosi
(Selasa, 25 Agustus 2020 pukul 11.00)
Proses belajar mengajar siswa kelas IV SDN 2 Kalosi
(29 Juli 2020 – 19 Agustus 2020)
RIWAYAT HIDUP
JULIANTI USMAN lahir di Kalosi pada tanggal 21 Desember
1997, anak kedua dari 4 bersaudara, dari pasangan Usman dan
Cimuna, S.Pd. Penulis pertama kali menempuh pendidikan
formal di SDN 2 Kalosi pada tahun 2004 dan tamat pada tahun
2010. Melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di SMPN 3
Alla pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013
kembali melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Alla dan tamat pada tahun 2016. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) program Strata 1 (S1). Pada tahun 2020, penulis
menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegraaan kelas IV
SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.
Top Related