IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS …

177
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR PADA MASA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI OLEH : ZAKIAH MAWAHDAH NIM : A1D117107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI, 2021

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS …

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDEDLEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PADA MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

OLEH :

ZAKIAH MAWAHDAHNIM : A1D117107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI

JANUARI, 2021

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDEDLEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PADA MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar

oleh

Zakiah MawahdahNIM : A1D117107

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI

JANUARI, 2021

iii

iviviv

v

vi

MOTTO

“Apapun yang sedang kamu hadapi, mulailah dengan penuh keyakinan, jalankandengan penuh keikhlasan, dan selesaikan dengan penuh kebahagiaan. Percayalahkamu akan menuai kebaikan”

“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, danbersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku” (Q.S Al-Baqarah: 152)

Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda (alm) dan ibunda tercinta yangselama ini telah berjuang dan bekerja keras demi membesarkanku hingga akuberada di perguruan tinggi ini. Semuanya berkat do’a dan perjuangan orang tuakutercinta yang ingin melihat anaknya sukses dan menggapai cita-cita. Terima kasihku ucapkan kepada ayahanda dan ibunda yang telah menjadi pelita yang selalumengingatkanku disaat aku lupa, yang selalu ada disaat aku tak berdaya, yangselalu menjadi sandaran disaat aku putus asa, dan yang paling utama adalahsumber semangat perjuanganku hingga berada di titik ini.

vii

ABSTRAK

Mawahdah, Zakiah. 2021. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learningdi Kelas V Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19: Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dinidan Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,Pembimbing: (I) Dr. Yantoro, M.Pd., (II) Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag.

Kata Kunci : blended learning, online, tatap muka

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaranblended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-19.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 55/I Sridadi pada November-Desember2020. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenispenelitian studi kasus. Data dalam penelitian ini berupa deskripsi tentangimplementasi model pembelajaran blended learning yang diperoleh melaluimetode wawancara dan observasi sebagai data utama dan dokumentasi sebagaidata penunjang. Dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru kelas V A danperwakilan siswa kelas V A. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudiandilakukan analisis data secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran blendedlearning di kelas V A pada masa pandemi covid-19 sudah terlaksana dimulai dariperencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru seperti perangkatpembelajaran, mengatur jadwal pembelajaran antara tatap muka dan online, danbahan ajar untuk pembelajaran blended learning. Pelaksanaan pembelajaransesuai dengan sintaks blended learning yaitu seeking of information, acquisitionof information dan shyntesizing of knowledge yang dilakukan baik padapembelajaran online maupun tatap muka. Penilaian pembelajaran blendedlearning meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diamatipada pembelajaran online dan tatap muka dengan cara-cara tertentu. Adapunkendala dalam penerapan model blended learning adalah akses internet yang tiba-tiba mengalami gangguan pada saat melakukan pembelajaran online. Sedangkanpada pembelajaran tatap muka terkadang masih ada siswa yang lupa memakaiprotokol kesehatan seperti masker.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa implementasi model blendedlearning di kelas V A dapat dilihat melalui kegiatan perencanaan bahwa gurusudah menyiapkan perangkat pembelajaran, jadwal dan bahan ajar. Pada kegiatanpelaksanaan sudah sesuai dengan sintaks blended learning. Pada kegiatanpenilaian dilakukan secara tatap muka dan online.

viii

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul Implementasi Model Pembelajaran Blended learning di Kelas V

Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19 sebagai syarat untuk mengikuti

ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Jambi.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik dukungan moril maupun

dukungan materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada keluarga tercinta khususnya kedua orang tuaku, Almarhum Ayah M.

Satar dan Ibu Jamilah yang tiada hentiya mendoakan, memberi perhatian dan

dukungan untuk kesuksesan kepada penulis. Serta saudara-saudaraku Agus Adha,

Siti Anita dan Muhammad Hafiz yang selalu memberikan doa dan dukungan

disetiap lisannya. Semoga jerih payah kalian mendapat imbalan dari Yang Khalik.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan sabar dan menyediakan banyak waktu, ilmu dan dukungan

kepada penulis yaitu Bapak Dr. Yantoro, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan

Bapak Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag sebagai dosen pembimbing II serta penulis

ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si selaku Kaprodi

PGSD FKIP Universitas Jambi, dan Bapak/Ibu dosen PGSD yang telah memberi

ilmu kepada penulis. Serta terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Romiyati selaku

kepala sekolah SD Negeri 55/I Sridadi, Ibu Sugiah S.Pd selaku wali kelas V A

dan siswa-siswi kelas V A yang telah menyediakan waktu dan tempat kepada

ix

penulis untuk melakukan penelitian. Semoga semuanya menjadi ladang pahala

bagi Bapak dan Ibu sekalian.

Terima kasih kepada sahabat tercinta Tuti Alawiyah, Tasya Yulistina,

Wiji Lestari, Muhammad Reza, Lesi Amiiroh, Hikmatun Nazilah, Awesome

Group, dan seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu

persatu namanya yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan semangat kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga kebaikan kalian semua mendapat

imbalan dari Allah SWT.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, saran dan kritik penulis terima

mengingat perlunya masukan dan perbaikan dari kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Akhir kata semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Muara Bulian, Januari 2021

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ivPERNYATAAN............................................................................................ vMOTTO ........................................................................................................ viABSTRAK .................................................................................................... viiPRAKATA.................................................................................................... viiiDAFTAR ISI................................................................................................. xDAFTAR TABEL ........................................................................................ xiiDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 71.3 Tujuan Peneitian ............................................................................... 81.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORITIK2.1 Kajian Teori ..................................................................................... 9

2.1.1 Pembelajaran ............................................................................. 92.1.2 Model Pembelajaran.................................................................. 11

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran........................................ 112.1.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran ............................................ 12

2.1.3 Blended learning ....................................................................... 132.1.3.1 Pengertian Blended learning ............................................. 132.1.3.2 Tujuan dan Karakteristik Blended learning....................... 152.1.3.3 Ruang Belajar Blended learning ....................................... 162.1.3.4 Komponen Blended learning............................................. 192.1.3.5 Pengembangan Blended learning ...................................... 202.1.3.6 Perencanaan Pembelajaran Blended learning.................... 212.1.3.7 Tahapan dalam Blended learning ...................................... 232.1.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning.................. 282.1.3.9 Penilaian Blended learning................................................ 292.1.3.10 Indikator Blended learning.............................................. 30

2.2 Penelitian yang Relevan.................................................................... 322.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 363.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 363.3 Data dan Sumber Data .................................................................... 37

3.3.1 Data ........................................................................................... 373.3.2 Sumber Data .............................................................................. 38

3.4 Subjek Penelitian ............................................................................ 383.5 Kehadiran Peneliti .......................................................................... 383.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39

xi

3.6.1 Observasi................................................................................... 393.6.2 Wawancara ................................................................................ 403.6.3 Dokumentasi.............................................................................. 41

3.7 Uji Validitas Data ........................................................................... 423.7.1 Triangulasi Teknik .................................................................... 423.7.2 Triangulasi Sumber .................................................................. 42

3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 423.9 Prosedur Penelitian ......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitain ................................................ 464.2 Deskripsi Temuan Penelitian.......................................................... 47

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning .......................... 484.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning (Pembelajaran

Online danPembelajaran Tatap Muka) ..................................... 514.2.3 Penliaian Pembelajaran Blended Learning................................ 64

4.3 Pembahasan .................................................................................... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN5.1 Simpulan......................................................................................... 785.2 Implikasi ......................................................................................... 795.3 Saran ............................................................................................... 80

DAFTAR RUJUKANLAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman2.1 Sintak Seeking Of Information ................................................................. 252.2 Sintak Acquisition of Information ............................................................ 262.3 Sintak Synthesizing Knowledge .............................................................. 273.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ................................................................ 403.2 Kisi-Kisi InstrumenWawancara ............................................................... 41

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning ............................................... 172.2 Bagan Kerangka Berpikir........................................................................ 353.1 Bagan Prosedur Penelitian ....................................................................... 45

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran HalamanLampiran 1 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ................................ 85Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ............................................................... 86Lampiran 3 Surat Bukti Penelitian............................................................. 87Lampiran 4 Surat Persetujuan Pembelajaran Tatap Muka......................... 88Lampiran 5 Lembar Pedoman Observasi................................................... 89Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ......... 90Lampiran 7 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru .......................... 91Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa......................... 93Lampiran 9 Hasil Temuan Observasi (1) ................................................... 94Lampiran 10 Hasil Temuan Observasi (2) ................................................... 96Lampiran 11 Hasil Temuan Observasi (3) ................................................... 98Lampiran 12 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Kepala Sekolah ......... 100Lampiran 13 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Kepala Sekolah ......... 103Lampiran 14 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Kepala Sekolah ......... 105Lampiran 15 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Guru .......................... 107Lampiran 16 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Guru .......................... 111Lampiran 17 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Guru .......................... 114Lampiran 18 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Siswa......................... 116Lampiran 19 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Siswa......................... 121Lampiran 20 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Siswa......................... 125Lampiran 21 Prota (Program Tahunan) ....................................................... 129Lampiran 22 Promes (Program Semester) ................................................... 131Lampiran 23 Silabus .................................................................................... 136Lampiran 24 Rpp Blended Learning............................................................ 137Lampiran 25 LKPD...................................................................................... 141Lampiran 26 Instrumen Penilaian Google Form ......................................... 144Lampiran 27 Jurnal Penilaian Sikap ............................................................ 146Lampiran 28 Rekapitulasi Daftar Nilai Pengetahuan dan Keterampilan ..... 147Lampiran 29 Pendokumentasian Penelitian................................................. 148Lampiran 30 Hasil Cek Plagiat .................................................................... 162Lampiran 31 Riwayat Hidup......................................................................... 163

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu tindakan terjadinya proses belajar dan pengajaran.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperuntukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan menurut Oemar Hamalik (2015 : 2) adalah terjadinya suatu

kegiatan belajar, proses yang akan dilalui oleh peserta didik untuk dapat

mempengaruhi dalam belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga

peserta didik mendapat perubahan baik dalam dirinya terlebih untuk masyarakat

sekitar. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan

adalah proses pengajaran suatu keterampilan, pengetahuan atau kebiasaan yang

dilakukan oleh seorang pengajar kepada siswa atau peserta didik untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Sementara penyebaran virus corona saat ini terus melonjak sejak masuk ke

Indonesia. Sehingga jumlah pasien Covid-19 juga terus meningkat dengan jumlah

yang besar. Menurut Sari dan Maharani (2020) dalam berita harian

nasional.kompas.com bahwa hingga 18 September 2020 total kasus positif corona

di Indonesia mencapai 236.519 orang, terhitung sejak diketahui pasien pertama

pada Maret 2020. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia terus bergerak

2

untuk menanggulangi pandemi Covid-19 saat ini dengan melakukan berbagai

upaya seperti menerapkan social distancing, phsycal distancing, PSBB, lockdown,

protocol kesehatan yang ketat dan berbagai upaya lainnya.

Berbagai kebijakan pemerintah tersebut tentunya sangat berpengaruh pada

berbagai sektor kehidupan, khususnya pada sektor pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan situs resmi Kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang

dikeluarkan pada tanggal 24 Maret 2020. Seperti yang telah dijalankan saat ini,

pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau dari rumah (jarak

jauh) untuk seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial

sebagai upaya untuk mengatasi atau setidaknya memperkecil angka penyebaran

virus corona.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi menjelaskan

bahwa pendidikan jarak jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah pendidikan

yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan

berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media

lain. Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu sistem yang sengaja dirancang

untuk berbagai keperluan yang belum terpenuhi oleh pendidikan reguler (Munir,

2012:122). Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini

dimana terdapat kendala dalam melakukan proses pembelajaran. Menurut Sadikin

dan Hamidah, (2020:215) pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah proses

pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet dengan

3

konektivitas, fleksibilitas, aksesibilitas dan kemampuan untuk memunculkan dan

menciptakan beberapa interaksi dalam proses pembelajaran. Sehingga untuk

menerapkan pembelajaran secara daring, semua pihak yang terlibat dalam proses

pembelajaran harus memiliki kesiapan seperti jaringan internet dengan

konektivitas yang memadai serta fasilitas lainnnya yang dapat menunjang agar

proses pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan dengan baik.

Dewi (2020: 58) mengatakan bahwa pembelajaran dalam jaringan

diterapkan dengan menyeseuaikan kesiapan dari sekolah itu sendiri. Namun tidak

bisa kita pungkiri bahwa tidak semua siswa, guru ataupun pihak sekolah memiliki

kemampuan atau kesiapan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Selain

itu bagaimanapun baiknya proses pembelajaran daring dilaksanakan, belum

mampu menggantikan proses pembelajaran tatap muka secara langsung karena

pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih lebih efektif dibandingkan

pembelajaran secara daring. Meskipun pembelajaran secara daring memfasilitasi

siswa untuk memperoleh pembelajaran dimana saja dan kapan saja dengan

mudah, namun siswa sebagai manusia tetap memiliki keinginan untuk berada

dalam suatu kelompok belajar yang sesungguhnya (Rusman, 2018: 306).

Disamping itu, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dalam wawancara

telekonferensi menyebutkan bahwa terdapat beberapa daerah yang memungkinkan

memulai pembelajaran tatap muka dengan persyaratan protokol kesehatan yang

ketat. Selain itu kebijakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka berada di

tangan kepala daerah, kepala sekolah, dan orang tua siswa agar mendapat

kesepakatan bersama untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Meskipun zona

4

ditentukan per kabupaten/kota, ada kecamatan atau desa yang relatif aman dari

covid-19

Perencanaan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 saat ini tentu saja

perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang tepat sasaran agar dapat digunakan

dan membantu siswa memperoleh pembelajaran. Salah satu upaya untuk

memenuhi kebutuhan belajar siswa pada kondisi pandemi saat ini yaitu dengan

membuat perencanaan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran

secara daring dan tatap muka dengan merancang model pembelajaran yang bisa

diterapkan saat ini. Model pembelajaran perlu dirancang dan dikembangkan

sedemikian rupa untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar dengan baik

(Darmawan dan Wahyudin, 2018: 1). Model pembelajaran memilki peran yang

besar terhadap prestasi maupun motivasi belajar siswa. Terlebih lagi pada masa

pandemi Covid-19 saat ini. Guru harus pandai memodifikasi pembelajaran dengan

model yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran yang diterapkan harus bisa

digunakan oleh siswa dan guru dan mematuhi standar protokol kesehatan. Model

pembelajaran yang dapat dilakukan pada kondisi saat ini salah satunya adalah

model pembelajaran kombinasi atau yang dikenal dengan istilah blended learning.

Onta (2018: 2) menyebutkan bahwa blended learning merupakan

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap

muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran

berbasis online. Munir (2017: 63) juga mengungkapkan bahwa blended learning

adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran

menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan

komputer secara online (internet dan mobile learning). Hal ini dapat dimanfaatkan

5

sebagai upaya untuk menggabungkan keunggulan dari dua jenis metode yang

digunakan. Sehingga pembelajaran yang terjadi akan semakin lebih baik dalam

penguasaan materi sekaligus pada penguasaan teknologinya. Karena blended

learning ini bukan hanya sebagai model pembelajaran yang inovatif dalam

mengkombinasikan pelaksanaan pembelajaran. Namun juga sebagai inovasi untuk

mengenalkan kemajuan teknologi dalam bidang pendidikan melalui model

pembelajaran. Dwiyanto (2020: 4) juga mengatakan bahwa blended learning

sebagai solusi menjawab tantangan dalam merangkai pembelajaran dan

pengembangan individu siswa. Sehingga sangat tepat digunakan pada situasi saat

ini.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan

judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”

menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran blended learning pada

mata pelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Kemudan hasil penelitian oleh Ahmad Rusdiana, dkk (2020) dengan judul

“Penerapan Model POE2WE berbasis Blended learning Google classroom pada

pembelajaran masa WFH pandemi Covid-19” menunjukkan bahwa pembelajaran

berbasis blended learning google classroom dengan model POE2WE dapat

dimanfaatkan sebagai solusi dari permasalahan dalam proses pembelajaran masa

pandemi covid-19.

Pada tanggal 5 Oktober 2020 peneliti melakukan observasi dan wawancara

terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan salah satu guru kelas yaitu wali kelas

V A SD Negeri 55/I Sridadi. Dari informasi yang didapatkan, diketahui bahwa

6

sekolah tersebut telah menerapkan model pembelajaran blended learning atau

lebih dikenal di sekolah tersebut dengan istilah pembelajaran kombinasi yaitu

penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online.Dimana

pembelajaran tatap muka dilakukan dua kali dalam seminggu dengan menerapkan

protokol kesehatan. Sementara pembelajaran daring dilakukan secara fleksibel

melalui media online. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi pencarian

informasi baik secara mandiri ataupun dibantu oleh guru (seeking of information),

diskusi bersama kelompok baik secara online ataupun saat pembelajaran tatap

muka di kelas (acquisition of information), dan demonstrasi hasil diskusi atau

hasil pembelajaran yang telah dilakukan baik secara langsung di depan kelas saat

tatap muka ataupun melalui pengunggahan tugas secara online (synthesizing

knowledge)

Menurut wali kelas V A, Model pembelajaran blended learning atau

kombinasi ini diterapkan, karena tidak semua materi pembelajaran bisa

disampaikan secara online mengingat tidak semua siswa mempunyai akses dan

kemampuan yang sama. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan merupakan

hasil keputusan bersama yang dilakukan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah

dan orang tua siswa, dimana pembelajaran tatap muka yang boleh dilakukan

adalah 1 jam 35 menit tanpa istirahat. Sehingga penerapan model pembelajaran

blended learning juga didasari atas kesepakatan bersama dari berbagai pihak,

salah satunya orang tua/wali siswa. Oleh sebab itu wali kelas V A telah

menyiapkan surat pernyataan dari semua wali siswanya sebagai bukti bahwa tidak

ada paksaan dalam penerapan model pembelajaran blended learning atau

kombinasi ini. Artinya banyak pihak yang menyetujui penerapan model

7

pembelajaran blended learning atau kombinasi ini karena mereka merasa terbantu

dengan adanya model pembelajaran ini.

Melalui penerapan model pembelajaran blended learning ini, guru menilai

siswa akan lebih leluasa untuk mempelajari materi secara mandiri dengan

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, siswa dan guru juga

dapat melakukan diskusi kapanpun dan dimanapun. Guru juga dapat

menyelenggarakan kuis dengan lebih mudah. Selain itu, sumber belajar juga

menjadi tidak terbatas. Siswa tidak hanya menguasai materi pembelajaran namun

siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari pengalaman belajar dengan

model ini. Oleh sebab itu guru merasa proses pembelajaran lebih bervariasi,

efektif dan efisien dengan penerapan model pembelajaran blended learning ini,

karena dinilai dapat memudahkan siswa dalam memperoleh pembelajaran pada

masa pandemi covid-19.

Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil observasi beserta wawancara

yang dilakukan di SD Negeri 55/I Sridadi, peneliti ingin mengetahui dan

mengkaji lebih dalam mengenai implementasi model pembelajaran blended

learning di sekolah dasar selama masa pandemi Covid-19. Karena peneliti merasa

model pembelajaran ini tepat digunakan untuk situasi yang sedang dihadapi oleh

dunia pendidikan saat ini. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning

di Kelas V Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil

penelitian dengan rumusan masalah yaitu : Bagaimana implementasi model

8

pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa

pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diambil oleh peneliti, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model

pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa

pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan agar hasil penelitian dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan

bahan pertimbangan bagi sekolah lain yang belum menerapkan model

pembelajaran blended learning. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

dan pengalaman mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di

di sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19 bagi peneliti, guru, siswa dan orang

tua. Selain itu hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memilih model pembelajaran

yang efektif pada masa pandemi Covid-19 dan memberikan gambaran dalam

perancangan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan model

pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran

Makna pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah

proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Setiap

guru penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan pemahaman

sistem ini, setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil

yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,

pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang

ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut.

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan

yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses

pembelajaran tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran harus mengandung unsur

ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour

(perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition (dalam

kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat 7 menunjukkan kemampuan

sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas

tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).

10

Di sisi lain, upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu

mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran, yang

antara lain ditandai dengan adanya perubahan dari model belajar terpusat pada

guru ke model terpusat pada peserta didik, dari kerja terisolasi ke kerja kolaborasi,

dari pengiriman informasi sepihak ke pertukaran informasi, dari pembelajaran

pasif ke pembelajaran aktif dan partisipatif, dari yang bersifat faktual ke cara

berpikir kritis, dari respon reaktif ke proaktif, dari konteks artificial ke konteks

dunia nyata, dari single media ke multimedia. Oleh karena itu, pembelajaran harus

berpotensi mengembangkan suasana belajar mandiri. Dalam hal ini, pembelajaran

dituntut dapat menarik perhatian peserta didik dan sebanyak mungkin

memanfaatkan momentum kemajuan teknologi khususnya dengan

mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (information

and communication technology). Membahas tentang teknologi, tak lepas dari

kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan berbagai kemungkinan

penerapannya, khususnya pada pembelajaran. Kekuatan TIK pada pembelajaran,

akan melahirkan konsep ELearning, manfaat E-Learning, dan bahan-bahan

pembelajaran untuk E-Learning (Budi Murtiyasa, 2012).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

proses kegiatan belajar yang melibatkan berbagai komponen, yaitu guru, siswa, 8

tujuan, materi, metode, media, evaluasi dengan pendidikan dan sumber belajar

pada suatu lingkaran belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Pada penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan media online

(ELearning) untuk menyampaikan materi sekaligus membudayakan peserta didik

untuk mencari referensi belajar secara online, lebih luas dan mandiri.

11

2.1.2 Model Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

pola dari sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat. Model dapat dikatakan

sebagai kerangka konseptual yang dijadikan sebagai fondasi ketika melaksanakan

suatu kegiatan (Syarifuddin, 2019: 23). Selanjutnya Indrawati (2011: 15),

mengungkapkan bahwa suatu rencana dan susunan yang digunakan sebagai

pondasi dalam merancang pembelajaran di kelas disebut dengan model

pembelajaran. Prosedur yang digunakan sebagai pedoman agar tercapainya tujuan

pembelajaran secara maksimal diantaranya yaitu seperti strategi, teknik, metode,

media dan lain-lain (Affandi, dkk 2013: 16)

Model pembelajaran akan merujuk pada pendekatan pembelajaran yang

digunakan yaitu tujuan pembelajaran, tahapan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan

efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2012: 133).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

adalah seluruh susunan penyajian materi pembelajaran yang meliputi segala aspek

baik sesudah ataupun sebelum melakukan pembejaran yang akan dilakukan oleh

guru serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan untuk menunjang proses pembelajaran

baik secara langsung ataupun tidak langsung agar pembelajaran tersusun secara

sistematis dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu model

pembelajaran dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk membuat, merancang

12

atau melaksanakan sesuatu kegiatan agar hasilnya sesuai dengan yang

diharapkan.

2.1.2.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Sebuah pembelajaran perlu perencanaan pembelajaran dari beberapa teori

untuk menyusunnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat

memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran (Amiruddin, 2016: 4). Sehingga

diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan atau pedoman

dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah salah satu bagian yang

paling berperan dalam suatu pembelajaran. Berangkat dari prinsip-prinsip dan

teori belajar, model pembelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga memilki

ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada strategi, metode atau prosedur

pembelajaran. Menurut Rusman (2012: 136), adapun ciri-ciri model pembelajaran

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

Misalnya model penelitian kelompokm disusun oleh Herbert Thelen dan

berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisispasi

dalam kelompok secara demokratis.

2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam

pelajaran mengarang.

4. Memilki bagian-bagian model yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sisitem sosial;

13

dan (d) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman

praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5. Memilki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak

tersebut meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat

diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

merupakan perencanaan pembelajaran yang paling utama. Sehingga dalam sebuah

model pembelajaran, sudah termasuk di dalamnya strategi, metode dan teknik

dalam pembelajaran. Oleh sebab itu ketika kita menggunakan model

pembelajaran, maka secara otomatis kita akan mengetahui strategi, metode dan

teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa strategi, metode, teknik yang digunakan pada pembelajaran bergantung

pada model pembelajaran yang digunakan.

2.1.3 Blended Learning

2.1.3.1 Pengertian Blended Learning

Istilah blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa

Inggris terdiri dari dua suku kata yaitu blend artinya campuran, maksudnya

terdapat beberapa pola pembelajaran yang diintegrasikan, dan learning yang

artinya belajar. Secara umum model pembelajaran blended learning adalah

pembelajaran kombinasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman

14

pembelajaran online yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun dan

pengalaman belajar tatap muka yang terhubung secara langsung dengan guru.

Blended learning adalah kombinasi dari dua instruksi model pembelajaran

yaitu sistem pembelajaran tradisional dan sistem pembelajaran yang menekankan

pada peran teknologi komputer atau lebih dikenal dengan pembelajaran online

(Hendarita, 2018: 2). Sementara Munir (2017: 62) menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan pembelajaran berbasis blended learning yaitu pembelajaran

bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi dikombinasikan dengan sumber

ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat online maupun offline. Sedangkan

Onta (2018: 2) menyebutkan bahwa blended learning adalah pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan

pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran berbasis online

dan berbagai macam alat komunikasi yang mendukung komunikasi antara siswa

dan guru.

Dengan demikian peneliti dapat merangkum bahwa blended learning

adalah perencanaan atau pendekatan pembelajaran yang menggabungkan antara

pembelajaran langsung tatap muka dengan pembelajaran secara online yang

memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan tujuan siswa tidak hanya menguasai

materi pembelajaran namun siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari

pengalaman belajar dengan model ini. Oleh karena itu kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran juga sudah mulai diarahkan ke arah blended learning

sehingga terjadi pembelajaran yang lebih bermakna (Dwiyogo, 2018:83)

15

2.1.3.2 Tujuan dan Karakteristik Blended Learning

Dalam pelaksanaan pembelajaran, blended learning memiliki beberapa

tujuan. Onta (2018: 22) menyebutkan tujuan dari model pembelajaran blended

learning adalah :

1. Membantu siswa agar dapat memperoleh pembelajaran lenih baik yang

disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan belajarnya.

2. Menyediakan peluang bagi pendidik dan siswa untuk pembelajaran

secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang.

3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi siswa, dengan

menggabungkan aspek tatap muka dan online.

4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam

pengalaman interaktif.

5. Kelas online memberikan siswa konten multimedia yang kaya akan

pengetahuan pada setiap saat dan dimana saja selama siswa memilki

akses internet.

Selain tujuan pembelajaran, Onta (2018: 23) juga menyebutkan

karakteristik dari model pembelajaran blended learning sebagai berikut :

1. Blended learning memupuk kemandirian siswa karena lebih banyak

waktu dihabiskan untuk mencoba latihan secara mandiri sebelum

konsultasi dan melatih siswa untuk melakukan penilaian terhadap diri

sendiri.

2. Siswa harus memilki keterampilan dalam manajemen waktu dan

menyesuaikan jadwal belajar dengan sifat pekerjaan sesuai dengan

kecepatan mereka sendiri.

16

3. Siswa merasakan lingkungan belajar terpadu sebagai lingkungan yang

membutuhkan lebih banyak tanggung jawab

4. Model blended learning mengajarkan siswa untuk disiplin karena siswa

bekerja lebih teratur dan aktif dalam latihan soal secara online.

Berdasarkan tujuan dan karakteristik dari model pembelajaran blended

learning yang telah diuraikan dapat kita ketahui bahwa model pembelajaran ini

sangat solutif dan tepat untuk diterapkan pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

Hal ini diikarenakan model pembelajaran blended learning menawarkan

kemudahan untuk memperoleh pembelajaran jarak jauh yaitu salah satunya

dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Penerapan model

pembelajaran blended learning ini tidak hanya menjadi solusi untuk proses

pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, namun juga dapat dilihat sebagai

inovasi untuk mengintegrasikan kemajuan teknologi pada era revolusi industri

4.0. Blended learning menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas

(tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan

pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan mengurangi jumlah waktu tatap

muka (Husamah, 2014: 7). Oleh sebab itu banyak sekali manfaat dan pengalaman

yang akan didapatkan oleh siswa, guru ataupun sekolah pada penerapan model

pembelajaran blended learning ini.

2.1.3.3 Ruang Belajar Blended Learning

Dwiyanto (2020: 4) berpendapat bahwa terdapat empat ruang belajar

dalam blended learning yaitu sinkron langsung (live synchronous), sinkron virtual

(virtual syinchronous), asinkron mandiri (self-paced asynchronous) dan asinkron

kolaboratif (collaborative asynchronous).

17

Gambar 2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning

Dari diagram diatas, terlihat jelas terdapat empat ruang belajar yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Sinkron langsung (live synchronous) merupakan proses pembelajaran yang

terjadi secara tatap muka pada tempat dan waktu secara bersamaan. Dimana

siswa dan guru berada pada satu ruangan atau kelas untuk melakukan

pembelajaran. Pembelajaran seperti ini biasanya sering disebut dengan

pembelajaran konvensional atau tradisional yang biasanya dilakukan di

sekolah.

b. Sinkron virtual (virtual synchronous) merupakan proses pembelajaran yang

terjadi secara tatap maya. Dimana pembelajaran terjadi pada waktu yang

sama namun dalam tempat yang berbeda-beda satu sama lain. Pembelajaran

ini menggunakan berbagai macam teknologi video conference seperti zoom

meeting, google meet, dan lainnya.

• learninganytime andanywhere withother

•self-directedlearninganytime andanywhere

• learning at thesame time, butdifferent space

•Learning atthe same timeand space

livesynchronous

virtualsynchronous

collaborativeasynchronous

self-directedasynchronous

BLENDED

18

c. Asinkron mandiri (self- directed asynchronous) adalah proses pembelajaran

yang terjadi secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Sehingga proses

pembelajaran tidak terikat oleh waktu dan tempat. Siswa secara mandiri

memenuhi kebutuhan belajarnya dengan difasilitasi bahan ajar digital atau

learning object dalam berbagai jenis media audio, video, teks dan lainnya.

d. Asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous) adalah proses

pembelajaran yang terjadi kapan saja dan dimana saja untuk saling

mendiskusikan,mengkritisi ataupun mengevaluasi dengan memanfaatkan

teknologi kolaboratif. Misalnya melakukan diskusi, tanya jawab pada forum

diskusi online seperti Google classroom, whatsapp group dan lainnya.

Komposisi blended learning yang sering digunakan yaitu 50 berbanding

50, artinya dari alokasi waktu yang disediakan, 50% untuk kegiatan pembelajaran

tatap muka 50% untuk pembelajaran secara online atau dalam jaringan. Namun

ada pula yang menggunakan komposisi 75 berbanding 25, yang artinya 75%

untuk pembelajaran tatap muka dan 25% untuk pemeblajaran secara online.

Begitu pula sebaliknya pada komposisi 25 berbanding 75 yaitu, 25% untuk

pembelajaran tatap muka sedangkan untuk pembelajaran secara online 75 %.

Pertimbangan untuk menentukan komposisi yang digunakan pada pembelajaran

disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran seperti kompetensi yang akan

dihasilkan, lokasi pembelajar, kemampuan siswa dan guru serta sumber belajar

yang cocok (Munir, 2017:64). Seperti kondisi yang sedang terjadi saat ini, dimana

komposisi yang paling tepat untuk digunakan adalah 25 berbanding 75, dimana

guru dan siswa lebih banyak melakukan proses pembelajaran secara online

19

dibandingkan tatap muka dikarenakan mempertimbangkan kondisi yang terjadi

saat ini yaitu pandemi Covid-19. Namun apapun bentuk dan komposisi

kombinasinya, penyelenggraan pembelajaran berbasis blended learning senantiasa

bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang diperlukan

(Pribadi, 2017: 226).

2.1.3.4 Komponen Blended Learning

Model pembelajaran blended learning memilki 3 komponen pembelajaran

yang digabungkan menjadi satu bentuk pembelajaran blended learning

(Istiningsih dan Hasbullah, 2015: 68). Komponen-komponen tersebut diantara

sebagai berikut :

1. Online learning

Online learning adalah lingkungan pembelajaran yang menggunakan

teknologi internet dalam mengakses materi pembelajaran dan memungkinkan

terjadinya interaksi pembelajaran antara sesama siswa dan guru dimana saja

dan kapan saja.

2. Pembelajaran tatap muka (face to face learning)

Pembelajaran tatap muka merupakan model yang sampai saat ini masih terus

dilakukan dan sangat sering dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tatap

muka merupakan salah satu bentuk model pembelajaran konvensional, yang

berupaya untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran

tatap muka akan mempertemukan guru dengan siswa dalam satu ruangan

untuk belajar. Dengan pembelajaran tatap muka, siswa bisa lebih

memperdalam apa yang telah dipelajari melalui online learning, atau

20

sebaliknya online learning untuk lebih memperdalam materi yang diajarkan

melalui tatap muka.

3. Belajar Mandiri (individualizad learning)

Individualizad learning yaitu siswa dapat belajar mandiri dengan cara

mengakses informasi atau materi pembelajaran secara online via internet.

Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, belajar mandiri berarti belajar

secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar.

Sehingga proses belajar mandiri adalah proses belajar dimana siswa

memegang kendali atas pengambilan keputusan terhadap kebutuhan

belajarnya dengan sedikit memperoleh bantuandari guru.

Pada umumnya komponen-komponen blended learning yang telah

dipaparkan diatas, merupakan komponen dalam pembelajaran blended learning

yang paling sering digunakan. Namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat

komponen yang dapat dilaksanakan selain yang telah dipaparkan. Pada masa

pandemi covid-19, komponen-komponen ini terlaksana pada rentang waktu paling

lama satu minggu.

2.1.3.5 Pengembangan Blended Learning

Model pembelajaran blended learning memiliki bentuk pembelajaran yang

bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dalam kondisi apapun.

Ansori (2018: 127) mengatakan secara umum terdapat empat model

pengembangan blended learning, yaitu :

1. Face to face driver model, merupakan model yang menggunakan

teknologi hanya sebagai pendukung pembelajaran tatap muka. Jadi

21

pembelajaran tatap muka adalah pembelajaran utama sementara

online learning hanya sebagai pelengkap pembelajaran.

2. Rotation model, merupakan model kombinasi yang terstruktur,

dimana pembelajaran secara tatap muka dan online memiliki jadwal

masing-masing sehingga kedua tipe pembelajan ini benar-benar

terpisah.

3. Flex model, merupakan model blended learning yang memusatkan

pada pembelajaran secara mandiri melalui online learning. Guru

dalam model ini hanya sebagai fasilitator.

4. Online lab school model, merupakan model pembelajaran yang

dilakukan di ruang laboratorium digital dan sepenuhnya

menggunakan pembelajaran online. Sementara guru hanya sebagai

fasilitator yang memandu jalannya pembelajaran dalam laboratorium

tersebut.

Pengembangan dari model pembelajaran blended learning diatas

digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak yang akan melaksanakan

pembelajaran. Karena pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk memudahkan

siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran. Pada masa pandemi saat

ini, model yang dapat digunakan pada umumnya adalah rotation model dan flex

model.

2.1.3.6 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning

Blended learning merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang

untuk memudahkan proses pembelajaran pada masa pandemi covid-19 dan

merupakan salah satu inovasi pengintegrasian kemajuan teknologi dalam

22

pendidikan atau proses pembelajaran. Proses pembelajarannya lebih mendorong

siswa pada digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Edwards, Williams dan Roderick menunjukkan bahwa

penggunaan berbagai media (multimedia) dalam proses belajar menunjukkan hasil

belajar yang signifikan lebih baik dibandingkan proses belajar yang hanya

menggunakan media tradisional seperti buku teks (Munir, 2015: 22).

Peran yang dilakukan oleh guru dalam melakukan perencanaan

pembelajaran adalah dengan membuat perangkat pembelajaran. Perangkat

pembelajaran merupakan beberapa persiapan yang disusun oleh guru agar

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan

memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Hilayati, 2013: 24). Oleh sebab itu

guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran blended learning dengan

memadukan proses pembelajaran online yang memanfaatkan berbagai media

online dengan pembelajaran tatap muka yang disesuaikan dengan keadaan saat ini.

Husamah (2014: 27) menyebutkan ada enam tahapan dalam merancang

pembelajaran blended learning agar hasilnya optimal. Adapun tahapan yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar.

Dalam tahapan ini perlu dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi syarat

pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena pada model pembelajaran blended learning,

bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari sendiri oleh siswa, dapat

dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap muka dan dapat dipelajari dengan

cara berinteraksi melalui pembelajaran online.

23

2. Menetapkan rancangan blended learningyang digunakan.

Dalam tahapan ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat komponen

pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu perlu

disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis pada model

pembelajaran blended learning.

3. Tetapkan format pembelajaran online.

Pada tahapan ini perlu diidentifikasi media online apa yang akan digunakan pada

pembelajaran daring.

4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat.

Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah rancangan pembelajaran

yang dibuat dapat terlaksana dengan mudah atau sebaliknya

5. Menyelenggarakan blended learningdengan baik

6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning.

2.1.3.7 Tahapan dalam Blended Learning

Menurut Hendarita (2018) terdapat tiga tahapan dasar dalam model

blended learning yang mengacu pada pembelajaran berbasis ICT, yaitu sebagai

berikut :

1. Seeking of information

Mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia

secara online maupun offline dengan berdasarkan pada kebutuhan belajar. Guru

atau fasilitator berperan memberi masukan bagi siswa untuk mencari informasi

yang efektif dan efisien.

24

2. Acquisition of information

Siswa secara individu ataupun kelompok berupaya untuk menemukan, memahami

serta mengkonfigurasikannya dengan ide atau gagasan yang telah ada dalam

pikiran siswa sebelumnya. Kemudian siswa menginterpretasikan informasi atau

pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka mampu

mengkomunikasikannya kembali dan menginterpretasikan ide dan hasil

interpretasinya menggunakan fasilitas online atau offline

3. Synthesizing of knowledge

Pada tahap ini siswa mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses

asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis, diskusi dan perumusan

kesimpulan dari informasi yang diperoleh kembali dan menginterpretasikan ide-

ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas online atau offline.

Tahapan dalam blended learning ini pada umumnya merupakan langkah-

langkah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran.

Tahapan ini dapat dilakukan secara daring ataupun tatap muka dengan

menyeseuaikan kebutuhan dari proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Selain itu, tahapan ini juga dapat disederhanakan mengingat kondisi saat ini lebih

banyak mengurangi jam pembelajaran khususnya pada pembelajaran tatap muka.

25

Tabel 2.1 Sintak Seeking Of Information

Sintak Seeking Of Information

Aktifitas Pembelajaran

Offline OnlineTatap muka :Siswa mendengarkan penjelasan dari guruterkait materi yang akan dipelajari danmencoba menjawab pertanyaan yangdiajukan oleh guru terkait materi

Mandiri :Siswa secara mandiri mencari materi yangrelevan tentang topik yang dibahas melaluisumber belajar online atau offline

Pengalaman Belajar

1. Mendorong kreatifitas siswa mencari sumber belajar yang sesuai topik2. Mendorong proses berpikir kritis siswa3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menghubungkan topik yang akan

dibahas dengan kehidupan sehari-hari.4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa

Kompetensi Abad 21

1. Critical thinking : berpikir kritis untuk dapat menggali jawaban terhadappertanyaan dari guru

2. Creative : kreatif untuk mencari jawaban dengan melakukan browsing sumber-sumber informasi secara luas.

3. Communication : berlatih percaya diri untuk berkomunikasi dengan guru atausesama siswa

Pendekatan Saintifik

1. Mengamati2. Mengasosiasi3. Mendiskusikan4. Mengkomunikasikan

Sumber (Hendarita, 2018)

26

Tabel 2.2 Sintak Acquisition of Information

Sintak Acquisition Of Information

Aktifitas Pembelajaran

Offline Online

Presentasi kelompok :Siswa mendiskusikan hasil belajar mandirisecara berkelompok 2-4 orang.Kemudian menginterpretasi danmengelaborasi informasi secaraberkelompok

Diskusi Online :Siswa mendiskusikan materi secara onlinepada forum diskusi online.Guru dan siswa lain dapat salingmenanggapi tanggapan yang masuk.

Pengalaman Belajar

1. Mendorong proses berpikir kritis siswa2. Membangun kemampuan komunikasi siswa3. Membangun kemampuan kerja sama antar sesama siswa4. Membangun kreativitas siswa dalam menyusun presentasi5. Menumbuhkan kemampuan siswa untuk dapat menentukan keputusan6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk tampil menyampaikan hasil kerja

kelompok

Kompetensi Abad 21

1. Critical thinking2. Collaboration3. Creative4. Communication

Pendekatan Saintifik

1 Mengamati2 Mengasosiasi3 Mencoba4 Mendiskusikan5 Mengkomunikasikan

Sumber (Hendarita, 2018)

27

Tabel 2.3 Sintak Synthesizing Knowledge

Sintak Synthesizing Knowledge

Aktifitas Pembelajaran

OfflineOnline

Presentasi kelompok :Siswa mempresentasikan hasil diskusikelompok ke depan kelas

Unggah tugas :Siswa menggunggah tugas ataurangkuman materi ke forum online ataumedia online lainnya

Pengalaman Belajar

1. Mendorong kreatifitas siswa mencari sumber belajar yang sesuai topik2. Mendorong proses berpikir kritis siswa3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menghubungkan topik yang akan

dibahas dengan kehidupan sehari-hari.4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa

Kompetensi Abad 21

1. Critical thinking : berpikir kritis untuk dapat menggali jawaban terhadappertanyaan dari guru

2. Creative : kreatif untuk mencari jawaban dengan melakukan browsing sumber-sumber informasi secara luas.

3. Communication : berlatih percaya diri untuk berkomunikasi dengan guru atausesama siswa

Pendekatan Saintifik

1. Mengamati2. Mengasosiasi3. Mendiskusikan4. Mengkomunikasikan

Sumber (Hendarita, 2018)

28

2.1.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning

A. Kelebihan Blended Learning

Menurut Kusairi 2011 dalam (Husamah 2014: 35). mengungkapkan

bahwa kelebihan dari blended learning jika dibandingkan dengan pembelajaran

tatap muka (konvensional) maupun dengan e-learning, baik offline, online,

maupun m-learning. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa blended

learning adalah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

(tatap muka) maupun e-learning. Adapun kelebihan dari blended learning ini

adalah sebagai berikut:

1. Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.

2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau siswa lain diluar jam

tatap muka.

3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa diluar jam tatap muka dapat

dikelola dengan dikontrol dengan baik oleh sang pengajar.

4. Pengajar dapat menambahkan pengayaan melalui fasilitas internet.

5. Pengajar dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang

dilakukan sebelum pembelajaran.

6. Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkan hasil tes dengan efektif.

7. Siswa dapat saling membagi file dengan siswa lainnya.

29

B. Kekurangan Blended Learning

Berikut beberapa kekurangan blended learning menurut Noer dalam artikelnya

yang berjudul “blended learning mengubah cara kita belajar di masa depan”

sebagai berikut:

1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila

sarana dan prasarana tidak mendukung.

2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki siswa, seperti komputer dan akses

internet. Padahal blended learning memerlukan akses internet yang

memadai, dan bila jaringan kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan

siswa dalam mengikuti pembelajaran via online.

3. Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, pesrta didik

dan orang tua) terhadap pengguna teknologi.

2.1.3.9 Penilaian Blended Learning

Penilaian dalam pembelajaran blended learning tentu saja berbeda dengan

penilaian pembelajaran tatap muka. Pada dasarnya penilaian dalam pembelajaran

blended learning mencakup pembelajaran tatap muka dan online. Bentri,

Hidayati, dkk (2018: 8), mengungkapkan adapun sejumlah teknik efektif yang

dapat dilakukan untuk membuat penilaian belajar online yaitu sebagai berikut :

1) menyediakan penilaian biasa, berkomunikasi terus menerus dengan umpan

balik kepada siswa sebagai sarana untuk menambah penilaian dalam

pembelajaran itu sendiri,

2) masukkan interaksi yang dinamis yang didefinisikan dengan menggunakan

kerja kelompok, kolaborasi dan interaksi tingkat tinggi melalui diskusi,

30

3) memodifikasi alat penilaian tradisional seperti esai, jawaban pertanyaan dari

diskusi dan proyek-proyek yang memerlukan demonstrasi akuisisi dan

kemampuan memecahkan masalah dan 4) penggunaan penilaian alternatif seperti

penilaian kinerja, penilaian otentik dan penggunaan e-portofolio.

Penilaian otentik dapat diartikan sebagai proses penilaian perilaku kinerja

siswa secara multidimensional pada situasi nyata sedangkan penilaian kinerja

diartikan sebagai penilaian terhadap proses perolehan (Yuniarto, 2015: 79).

Penilaian kinerja akan memungkinkan untuk guru agar mengamati siswa dalam

menerapkan keterampilan dalam setiap tindakan mereka. Hasilnya dapat berupa

karya atau produk yang dihasilkan atau dikembangkan oleh siswa. Kemudian

penilaian otentik memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kondisi yang sama

dengan menggunakan bahan yang sama seperti mereka dalam dunia nyata.

Selanjutnya penilaian portofolio, penilaian ini memungkinkan siswa untuk

menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu melalui lembar kerja, pekerjaan

rumah, jurnal atau sejenisnya yang disimpan secara elektronik.

2.1.3.10 Indikator Blended Learning

Hendarita (2018: 5) mengatakan terdapat lima kunci utama dalam proses

pembelajaran blended learning dengan menerapkan teori pembelajaran Keller,

Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan Gery yaitu :

1. Live event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam

waktu dan tempat yang sama atau waktu yang sama namun tempat berbeda.

2. Self-paced learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri

sehingga siswa belajar kapan saja dan dimana saja secara online.

31

3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi antara siswa dengan guru

maupun siswa dengan siswa.

4. Assessment, guru mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan

offline

5. Performance Support Materials, bahan ajar disiapkan dalam bentuk digital

dan dapat diakses oleh siswa baik secara online maupun offline.

Pendapat yang sama terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

Akkoyunlu dan Soylu pada tahun 2008 yang berjudul Development of a Scale On

Learners’ Views On Blended learning And Its Implementation Process, bahwa

terdapat enam indikator utama dalam pelaksanaan blended learning yaitu dalam

Live Event (pembelajaran tatap muka), Self Paced Learning (pembelajaran

mandiri dengan dengan media online dan offline), Performance Support

Materials, Collaboration, Assesment dan penilaian umum.

Adapun indikator dari model pembelajaran blended learning pada

penelitian ini diambil dari penelitian yang relevan dan kajian teori yang sudah

dipaparkan pada sub-sub bab sebelumnya. Sehingga peneliti dapat merangkum

teori-teori yang berasal dari berbagai sumber untuk mendukung indikator dari

model pembelajaran blended learning pada penelitian ini. Berikut indikator dari

model pembelajaran blended learning pada penelitian ini :

1. Perencanaan pembelajaran blended learning

2. Pembelajaran online

3. Pembelajaran tatap muka

4. Penilaian pembelajaran blended learning

32

2.2 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti

dan membahas topik yang sama dengan penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Vicky Dwi Wicaksono dan Putri

Rachmadyanti dengan judul “Pembelajaran Blended learning Melalui

Google classroom di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan Google classroom dapat memberikan akses terhadap siswa

dalam melakukan pembelajaran daring.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk (2020)

dengan judul “Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended learning

Google classroom pada pembelajaran masa WFH Pandemi Covid-19”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model POE2WE berbasis

Blended learning dengan media Google classroom dapat dimanfaatkan

sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran masa WFH Pandemi

Covid-19.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Eri Ariesca Sari (2016) dengan judul

“Penerapan Model Blended learning untuk Meningkatkan Keaktifan

Belajar pada Mata Pelajaran TIK”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan siswa

dengan cara melibatkan siswa dalam pembelajaran pada saat pembelajaran

offline dan online. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari

indikator keaktifan siswayang dapat dicapai pada siklus 2.

33

4. Penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran

matematika kelas VIII menggunakan model pembelajaran blended learning

dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Dimana

pembelajaran konvensional digunakan sebagai pematangan teori sedangkan

pengayaannya menggunakan online learning.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Yuyu Yuliati dan Dudu Suhandi Saputra

(2020) dengan judul “Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui

Blended learning di Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian

menunjukkan blended learning efektif meningkatkan kemandirian belajar

mahasiswa dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat digunakan

pada masa pandemi covid-19.

2.3 Kerangka Berpikir

Seperti yang telah kita ketahui bersama pandemi covid-19 memberikan

banyak dampak pada semua aspek kehidupan salah satunya aspek pendidikan. Hal

inilah yang mendasari dikeluarkannyaSurat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 dan

Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan

pembelajaran belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19 oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pembelajaran

dilakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi. Namun

34

dengan mempertimbangkan kembali bahwa tidak semua pihak memilki

kemampuan yang sama untuk melakukan pembelajaran secara online, maka perlu

dirancang model pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar dan

dapat diterapkan pada situasi saat ini dengan mempertimbangan kemampuan

semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah

model pembelajaran blended learning yang memadukan proses pembelajaran

tatap muka dan online.

Model pembelajaran blended learning dinilai efektif untuk diterapkan

pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Seperti penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk (2020) dengan judul

“Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended learning Google classroom pada

pembelajaran masa WFH Pandemi Covid-19” menunjukkan bahwa penerapan

model POE2WE berbasis Blended learning dengan media Google classroom

dapat dimanfaatkan sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran masa

WFH Pandemi Covid-19.

Mengingat kebijakan pemerintah yang mengharuskan semua peserta didik

termasuk siswa sekolah dasar untuk melaksanakan pembelajaran secara daring

serta pertimbangan dari kemampuan pihak yang berbeda-beda, maka model

pembelajaran blended learning dapat dijadikan alternatif pembelajaran saat ini.

Berikut alur kerangka berpikir yang ditetapkan oleh peneliti:

35

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada

semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Pemilihan tempat penelitian ini

didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

1. Adanya keterbukaan dan antusiasme dari kepala sekolah dan guru terhadap

penelitian yang akan dilakukan serta antusias dalam menerima pembaharuan

dalam pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung dalam proses belajar

mengajar.

2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang implementasi model pembelajaran

blended learning di kelas V A sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.

3. Berdasarkan observasi awal dan wawancara mengenai proses pembelajaran

masa pandemi covid-19 kemudian peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggambarkan

suatu kejadian, kondisi atau situasi sosial tertentu secara benar yang

dideskripsikan menggunakan kata-kata (Satori dan Komariah (2017: 25). Oleh

sebab itu peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam proses penelitian ini untuk

menghasilkan data tentang implementasi model pembelajaran blended learning di

kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-19 yang dipaparkan

secara deskriptif berupa tulisan-tulisan yang diperoleh dari sumber data. Dimana

37

data yang diperoleh haruslah berupa informasi yang sahih dan dapat

dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Setyosari (2015:18)

bahwa penelitian pendidikan merupakan suatu cara yang digunakan oleh para

peneliti pendidikan untuk memperoleh informasi yang siginifikan dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus termasuk

dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada

kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Studi

kasus mempunyai karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif,

dimana proses lebih dipentingkan daripada hasil atau terfokus pada suatu kasus

tertentu untuk diamati berupa individu atau kelompok dan penganalisisan

dilakukan secara rinci dan lebih diperdalam terkait kasus tersebut sehingga

akhirnya diperoleh kesimpulan yang tepat dan akurat.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Menurut Arifin (2015: 45) data primer adalah data yang diperoleh

langsung dari sumber data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder

diperoleh secara tidak langsung yang biasa berupa data dokumentasi. Data primer

dalam penelitian ini berupa catatan yang mendeskripsikan tentang implementasi

model pembelajaran blended learning yang dapat diperoleh dari hasil observasi

dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dimana peneliti mewawancarai guru

yang menerapkan model pembelajaran blended learning saat mengajar dan

mewawancarai siswa untuk mengetahui model pembelajaran yang biasa dilakukan

38

pada masa pandemi covid-19. Serta mewanwancari kepala sekolah sebagai pihak

yang mengevaluasi pelaksananaan pembelajaran. Sedangkan data sekunder yang

digunakan berupa dokumen-dokumen seperti RPP, prota, promes, LKPD, laporan

mingguan, jurnal penilaian dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan

penelitian.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat

diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa

kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi selaku yang menjadi sasaran penelitian dari

implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah dasar pada masa

pandemi Covid-19.

3.4 Subjek Penelitan

Subjek penelitian adalah orang yang akan dijadikan informan dalam

sebuah penelitian. Sehingga data yang diperoleh berasal dari informan. Subjek

penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap kriteria tertentu yang

dapat digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian.

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru

kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi selaku guru kelas yang menerapkan model

pembelajaran blended learning dan siswa kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.

3.5 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting

dan diperlukan secara optimal sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai

instrumen utama yang dimaksudkan adalah peneliti bertindak sebagai pengamat,

pewawancara, pengumpul data sekaligus sebagai pembuat laporan hasil

39

penelitian. Oleh karena itu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati

dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Peneliti melakukan penelitian di kelas

V A SD Negeri 55/I Sridadi. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di kelas V

sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpukan data merupakan prosedur atau cara yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.6.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian. Pada penelitian ini jenis observasi yang digunakan

adalah observasi tidak terstruktur yaitu dimana semua kegiatan yang dilakukan

peneliti tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja (Arifin, 2011:231). Sehingga

kegiatan peneliti akan lebih bebas untuk memperoleh data.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada

hari dimana siswa dan guru melakukan pembelajaran tatap muka yang biasanya

dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Kemudian melakukan pengamatan pada

pembelajaran secara online dengan mengamati guru secara langsung saat

melakukan pembelajaran online dan ikut serta dalam pembelajaran yaitu ikut

bergabung pada whatsapp group atau video conference sebagai pengamat.

40

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi

Aspek yangamati

IndikatorButir

instrumen

Modelpembelajaran

blended learning

Perencanaan pembelajaranblended learning

1, 2, 3

Pembelajaran online4, 5,6

Pembelajaran tatap muka7,8,9

Penilaian pembelajaranblended learning 13, 14, 15

Sumber : dimodifikasi dari (Rully Amrizal : 2016)

3.6.2 Wawancara

Sugiyono (2017: 231), mengungkapkan wawancara dilakukan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti atau untuk mengetahui

informasi yang kebih mendalam. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterprestasikan

situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi (Maryono, Budiono, dkk, 2018: 27)

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan kisi-kisi wawancara.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru dan beberapa siswa kelas

V A SD Negeri 55/I Sridadi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan

wawancara semi-terstruktur. Karena peneliti ingin menemukan permasalahan

secara lebih terbuka dari informan yang dimintai pendapat dan ide-idenya.

Sehingga pertanyaan yang diajukan dapat berkembang dari instrumen wawancara

yang telah dipersiapkan.

41

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara

Sumberdata

Aspek yangdiamati

Indikator ButirInstrumen

KepalaSekolah

Modelpembelajaran

blendedlearning

Perencanaan pembelajaranblended learning

1, 2, 3

Pembelajaran online4,5,6,7

Pembelajaran tatap muka8, 9, 10, 11

Penilaian Pembelajaran blendedlearning 12

Guru

Perencanaan pembelajaranblended learning

1, 2, 3

Pembelajaran online4, 5, 6, 7,8

Pembelajaran tatap muka 9, 10, 11,12, 13

Penilaian Pembelajaran blendedlearning

14, 15,16, 17, 18

Siswa

Pembelajaran online 1, 2,3, 4, 5

Pembelajaran tatap muka6, 7, 8, 9

Penilaian pembelajaran blendedlearning

10

Sumber : dimodifikasi dari (Rully Amrizal : 2016)

3.6.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi berarti peneliti memperoleh informasi bukan dari

orang sebagai informan. Informasi yang diperoleh bisa berupa macam-macam

sumber tertulis atau dokumen yang ada pada informan. Teknik dokumentasi

merupakan pelengkap dari penggunaan teknik wawancara dan observasi. Hasil

wawancara dan observasi akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung

dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

dokumentasi untuk mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian (Hariandi, Irawan, 2016: 182). Dokumen tersebut

dapat berupa RPP, LKPD, prota, promes, dan dokumen-dokumen lainnya yang

berkaitan dengan penelitianyang mendukung data pada penelitian mengenai

42

implementasi model pembelajaran blended learning di kelas V A sekolah dasar

pada masa pandemi Covid-19.

3.7 Uji Validitas Data

Uji validitas data digunakan untuk mengukur tingkat keabsahan data. Uji

validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber,berbagai cara dan

waktu. Adapun jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

triangulasi teknik dan sumber.

3.7.1 Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data

yang dilakukan kepada sumber data. Dalam hal ini dilakukan pengecekan dan

perbandingan informasi yang diperoleh mengenai implementasi model

pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19 melalui teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi .

3.7.2 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang

didapatkan dari berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pemeriksaan

data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru dan

siswa mengenai implementasi model pembelajaran blended learning.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan analisis

data yang diadopsi oleh Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah analisis

43

data berdasarkan model Miles dan Huberman yaitu data reduction, data display,

dan concluction drawing/verification (Sugiyono, 2017: 246).

1. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan, fokus

pada data yang diteliti dan membuang data yang tidak diperlukan. Tahap reduksi

data dalam penelitian ini meliputi

a. Melakukan observasi mengenai implementasi model pembelajaran blended

learning yang di laksanakan oleh guru kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.

b. Melakukan wawancara mendalam dengan jenis wawancara semi-

terstruktur kepada subjek penelitian untuk mengetahui implementasi

model pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19.

c. Mencatat atau menyusun hasil catatan lapangan yang dilakukan selama

melakukan penelitian ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah

dipahami.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya mendisplaykan atau

menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Data

yang diperoleh disusun dalam uraian singkat agar data mudah dipahami dan

memudahkan peneliti untuk merencanakan langkah selanjutnya.

3. Concluction/verification (Kesimpulan dan verifikasi)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan

data yang diperoleh berupa hasil wawancara dengan subjek penelitian dan

observasi mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di kelas

44

V A sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19 yang kemudian didukung dengan

data yang diperoleh melalui dokumentasi.

3.9 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu

tahap perencanan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian dengan penyusunan

laporan. Pada tahap pertama yaitu tahap perencanaan diawali dengan menentukan

tempat penelitian yaitu SD Negeri 55/I Sridadi. Pemilihan sekolah tersebut

didasari pada landasan dalam penelitian ini yaitu sekolah yang telah menerapkan

model pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19. Selanjutnya

menentukan permasalahan dalam penelitian yaitu implementasi model

pembelajaran blended learning di sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19

yang akan dilakukan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi. Kemudian peneliti

membuat instrumen pengumpulan data berupa instrumen wawancara dan

observasi.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengumpulkan data dengan berbagai

teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, data

tersebut dianalisis dengan menggunakan model miles dan huberman dengan

langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Selanjutnya tahapan terakhir yaitu tahap penyelesaian, peneliti melakukan

penyusunan laporan berdasarkan data yang diperoleh dan telah dianalisis. Selain

itu hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.

45

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

SD Negeri 55/I Sridadi mulai beroperasi pada tahun 1973. Sebelumnya

sekolah ini bernomor SD Negeri 100/I Sridadi yang mana saat itu kabupaten

Batang Hari masih bergabung dengan kabupaten Muaro Jambi. Kemudian pada

tahun 2001 berdasarkan SK Bupati Batang Hari Nomor 333 Tahun 2001 tentang

Penetapan Penggantian nomor-nomor SD dalam Kabupaten Batang Hari , maka

SD Negeri yang awalnya bernomor 100/I Sridadi berubah menjadi SD Negeri 55/I

Sridadi.

SD Negeri 55/I Sridadi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Berbagai macam prestasi terus diraih baik di bidang akademik maupun non

akademik. SD Negeri 55/I Sridadi pada awalnya dipercaya menjadi sekolah

standar nasional (2009), kemudian meningkat menjadi sekolah rintisan

internasional (2010), selanjutnya SD Negeri 55/I Sridadi terpilih menjadi Sekolah

Rujukan Nasional (2017). Sejalan dengan perkembangan waktu, SD Negeri 55/I

Sridadi menata diri menuju sekolah unggulan yang terdiri dari sekolah sehat

(UKS) dan berbudaya lingkungan (adiwiyata). Hingga sekarang SD Negeri 55/I

Sridadi terakreditasi A.

Dibandingkan dengan tahun pertama berdiri, SD Negeri 55/I Sridadi

mengalami kemajuan yang sangat signifikan dalam hal sarana dan prasarana. Pada

awalnya SD Negeri 55/I Sridadi hanya memilki 6 kelas dan 1 ruang kepala

sekolah. Sementara sekarang SD Negeri 55/I Sridadi sudah memiliki 13 ruang

47

kelas, 1 ruang kanor, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 3 ruang laboratorium, 1

ruang UKS,1 musholla, WC siswa dan guru serta kantin sehat.

SD Negeri 55/I Sridadi dengan luas tanah 7882 m2 memiliki batas wilayah

sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan rumah warga

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah warga

3) Sebelah Barat berbatasan dengan jalan raya

4) Sebelah Timur berbatasan dengan rumah warga

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada

tanggal 05 November mulai dari pengantaran surat izin penelitian ke sekolah

terkait hingga terlaksananya penelitian sampai tanggal 19 Desember 2020 dengan

subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru dan perwakilan siswa kelas V A SD

Negeri 55/I Sridadi. Untuk mendapatkan data tentang implementasi model

pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa

pandemi covid-19 terdapat empat indikator yang akan digunakan peneliti yaitu

perencanaan pembelajaran blended learning, pembelajaran online, pembelajaran

tatap muka, penilaian pembelajaran blended learning.

Data diperoleh melalui observasi terhadap proses implementasi model

pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa

pandemi covid-19. Dalam pembelajaran peneliti mengamati secara langsung mulai

dari pembelajaran tatap muka hingga pembelajaran secara online. Kemudian pada

tahap wawancara peneliti melakukan wawancara kepada informan yang telah

48

ditentukan sebelumnya yaitu kepala sekolah, guru kelas V A dan beberapa siswa

kelas V A. Kemudian pada tahap dokumentasi peneliti mengumpulkan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan implementasi model pembelajaran blended

learning sebagai penguat data wawancara dan observasi.

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa

SD Negeri 55/I Sridadi khususnya di kelas V A telah menerapkan model

pembelajaran blended learning. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan pada implementasi model pembelajaran

blended learning di kelas V A pada masa pandemi covid-19.

Berikut ini data hasil temuan yang diperoleh peneliti dari informan di

lapangan selama proses penelitian

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning

Setiap pembelajaran pada dasarnya perlu perencanaan terlebih dahulu.

Apapun bentuk model pembelajarannya. Peran yang dilakukan oleh guru dalam

melakukan perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat

pembelajaran. Perangkat pembelajaran minimal terdiri dari prota, promes, silabus,

RPP.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 November

2020, dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat pembelajaran di kelas

seperti biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP hingga LKPD. RPP

yang digunakan di kelas V A memuat tahapan model pembelajaran blended

learning. Terdapat tahapan seeking of information, acquisition of information dan

synthesizing of knowledge dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun tidak tertulis

secara langsung sintaks blended learning, namun kegiatan-kegiatan pembelajaran

49

dalam RPP merupakan bagian dari tahapan atau sintaks dari blended learning.

RPP yang dibuat didesain untuk rencana pembelajaran dari rumah atau online.

Namun pengimplementasiannya dapat dilakukan secara online maupun tatap

muka. Guru juga membagi waktu antara belajar tatap muka dan online secara

terpisah. Dimana pembelajaran secara tatap muka dilakukan dengan dua shift

yaitu pada hari selasa dan kamis sehingga jumlah siswa di dalam kelas tidak

terlalu ramai. Pembelajaran tatap muka hanya dilakukan selama 1 jam 35 menit

tanpa istirahat. Selebihnya pembelajaran dilakukan secara online. Selain itu,

bahan ajar yang digunakan dalam penerapan model blended learning ini berupa

media online dan offline seperti buku siswa dan buku guru, video pembelajaran,

artikel dan sesekali guru juga menggunakan bahan ajar yang dirancang

menggunakan power point. Namun kebanyakan bahan ajar yang digunakan oleh

guru adalah video pembelajaran dari youtube.

Penerapan blended learning di sekolah ini juga didasari beberapa alasan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti

sebanyak 3 kali kepada kepala sekolah dan guru kelas V A mengenai perencanaan

pembelajaran blended learning bahwa:

“Jadi kita terapkan blended learning ini kepada siswa yang dimulai darisosialisasi kepada wali murid bahwa dalam sistem pembelajaran pada masapandemi ini kita terapkan model pembelajaran blended learning. Persiapanyang kami lakukan, kami waktu itu membuat jadwal jadi senin guru diberikankesempatan untuk mempersiapkan materi pembelajaran, kemudian dihariselasa hingga jumat dilakukan pembelajaran baik secara online ataupun tatapmuka kemudian di hari sabtu diadakan evaluasi bersama apa kekurangannyaatas pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mempersiapkan materipembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Nah disini gurumenyederhanakan materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa agartidak membebani siswa. Jadi disini guru menyederhanakan kurikulum sesuaidengan kebutuhan siswanya”. (Siti Romiyati, 09 November 2020)

50

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh guru kelas V A mengenai

perencanaan pembelajaran blended learning bahwa :

“Sebenarnya persiapan pada model blended learning hampir sama sepertimodel pembelajaran lainnya. Jadi setiap guru itu harus mempunyai prota,promes, silabus, RPP, jadwal-jadwal dan laporan-laporan yang adahubungannya dengan proses pembelajaran atau dengan kata lain guru harusmempersiapkan perangkat pembelajarannya. Namun disini tugasnya sedikitditambah karena ada dua metode pembelajaran yaitu tatap muka dan online.untuk online tentunya kita harus menyiapkan media atau bahan ajar yangberbeda. Dan RPP yang digunakan disederhanakan sesuai kebutuhan siswa”(Sugiah, 10 November 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa alasan

diterapkannya model pembelajaran blended learning ini pada dasarnya untuk

membantu siswa dalam memperoleh pembelajaran dengan baik karena tidak

semua pihak dapat melakukan pembelajaran secara full daring atau online.

Sebelum itu penerapan model blended learning diawali dengan sosialisasi dan

rapat kepada orang tua tentang pembelajaran kombinasi atau blended learning.

Kemudian orang tua siswa sebagian besar bahkan hingga 100 % setuju terhadap

pembelajaran yang dilakukan karena menurut orang tua, siswa akan kesulitan jika

siswa hanya melakukan pembelajaran secara online.

Selain itu, dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran blended

learning meliputi persiapan perangkat pembelajaran, pembuatan jadwal antara

pembelajaran tatap muka dan online dan persiapan bahan ajar khusus pada

pembelajaran online. Pemberian materi sesuai dengan kebutuhan siswa.

Selanjutnya guru juga menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran pada model

blended learning sebenarnya hampir sama dengan pembelajaran lainnya. Hanya

saja terletak pada penyampaiannya yang dikombinasikan dengan pembelajaran

online. RPP yang digunakan juga disederhanakan agar tidak membebani siswa

selama proses pembelajaran di masa pandemi ini.

51

Dengan adanya model pembelajaran blended learning yang diterapkan,

sehingga memberikan peluang bagi siswa dan guru untuk melakukan

pembelajaran secara mandiri. Jadwal pembelajaran terbagi antara pembelajaran

tatap muka dan online. Dimana pembelajaran tatap muka digunakan guru untuk

melibatkan siswa pada pengalaman interaktif seperti diskusi atau kerja sama.

Sedangkan pembelajaran online digunakan guru untuk pemberian materi dengan

sumber belajar yang sangat luas. Siswa boleh mencari sumber belajar dimana pun.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning (Pembelajaran Online

dan Pembalajaran Tatap Muka)

Dalam sebuah model pembelajaran haruslah terdapat langkah atau

tahapan dalam melakukan proses pembelajaran. Model pembelajaran blended

learning terdiri dari pembelajaran online dan tatap muka. Model pembelajaran

blended learning memilki tahapan atau sintaks dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali, dapat diketahui

sintaks pembelajaran blended learning terlaksana secara bertahap. Maksudnya,

tahapan-tahapan blended learning terlaksana melalui dua metode pembelajaran

yaitu pembelajaran online dan tatap muka.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali dapat

diketahui bahwa tahapan-tahapan pembelajaran blended learning sudah terlaksana

di kelas V A, dimana siswa dan guru melakukan tahapan tersebut secara bertahap.

Senin, 09 November 2020 terlaksana tahapan seeking of information dan

acquisition of information pada pembelajaran online, kemudian pada hari selasa

10 November 2020 terlaksana tahapan acquisition of information dan synthesizing

52

of knowledge pada pembelajaran tatap muka. Namun juga tidak menutup

kemungkinan bahwa tahapan blended learning dapat terlaksana dalam satu hari

khususnya pada pembelajaran online. Hal ini sesuai dengan observasi yang

dilakukan peneliti pada tanggal 27 November 2020 pada pembelajaran

online¸seluruh tahapan blended learning sudah dilakukan dimulai dari seeking of

information, guru meminta siswa mengamati video yang telah disediakan

kemudian guru juga meminta siswa untuk mencari informasi yang terdapat dalam

video tersebut, kemudian pada tahapan acquisition of knowledge, disini siswa dan

guru berdiskusi membahas materi pembelajaran yang telah diamati melalui video

pembelajaran, mereka saling bertanya jawab. Guru selalu memancing siswa untuk

bertanya dan mengeluarkan pendapat. Namun terkadang masih ada beberapa

siswa yang pasif. Selanjutnya pada tahapan synthesizing of knowledge, guru dan

siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-sama melalui zoom meeting tersebut.

Siswa bergantian ingin mengemukakann hasil refleksi pembelajaran yang telah

dilakukan.

Pada komponen pembelajaran online sudah memuat tahapan seeking of

information dan acquisition of information. Kemudian pada komponen

pembelajaran tatap muka, tahapan yang biasanya dilakukan adalah acquisition of

information dan synthesizing of knowledge. Namun terkadang jika waktu masih

panjang pada pembelajaran online akan terlaksana seluruh tahapan blended

learning. Penggunaan media online dalam proses pembelajaran online sudah

cukup bervariasi, Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa :

“Pembelajaran daring yang dilakukan di sekolah ini bervariasi ada sebagianguru yang menggunakan zoom, ada yang menggunakan wa, ada juga yangmemanfaatkan youtube, kemudian ada juga yang live streaming melaluifacebook. Tapi kebanyakan mayoritas menggunakan wa”. (Siti Romiyati, 9November 2020)

53

Seperti pada pengamatan peneliti pada 11 November 2020, dimana guru

kelas V A melakukan pembelajaran secara online melalui grup whatsapp dan

zoom meeting pada hari Rabu. Saat itu materi pembelajaran yang sedang dipelajari

adalah tema 4 sub tema 3 pembelajaran 1. Pada pembelajaran tersebut, melalui

whatsapp group, guru meminta siswa mengamati gambar dan memahami bahan

bacaan yang terdapat pada buku siswa. Kemudian guru meminta siswa mencari

informasi melalui link mengenai video pembelajaran yang sudah disediakan.

Namun guru juga meminta siswa untuk mencari informasi lain mengenai materi

pembelajaran. Kemudian guru dan siswa berdiskusi melalui zoom meeting Hal ini

sesuai dengan pernyataan oleh perwakilan siswa mengenai pembelajaran online

yang dilakukan yaitu :

“Melalui video call lewat wa kadang menggunakan zoom juga, terus diskusitentang materi pembelajaran, kadang diskusi dengan kelompok kecil misalnyangumpul dirumah satu orang”. (Keysha, 10 November 2020)

Kemudian pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh siswa yang lainnya

sebagai berikut :

“Disuruh cari video atau materi tentang pembelajaran yang sedang dipelajari,terus dibahas sama-sama dengan ibu sama teman-teman yang lain juga melaluigrup wa dan zoom meeting”. (Bunga, 12 November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

siswa boleh mencari informasi lain seperti melalui youtube, artikel di internet atau

melalui buku-buku yang dimiliki siswa. Setelah siswa selesai mengamati video

pembelajaran dan mencari informasi, siswa dan guru melakukan diskusi atau

tanya jawab melalui zoom meeting mengenai video pembelajaran yang telah

diamati dan mendiskusikan informasi yang telah mereka dapatkan. Disini siswa

bebas mengeluarkan pendapat dan bertanya kepada guru. Setelah itu guru

menginformasikan tugas yang perlu siswa kerjakan. Kemudian berdasarkan waktu

54

yang telah disepakati, siswa pun mengunggah tugasnya melalui whatsapp group

atau dikumpulkan saat pembelajaran tatap muka.

Selanjutnya peneliti mewawancari kepala sekolah mengenai sarana dan

prasarana yang menunjang untuk melakukan pembelajaran secara online yang

dilakukan beberapa kali sebagai berikut :

“Sebelum pandemi, guru-guru sudah diberikan laptop. Kemudian sekarang adakuota gratis. Kemarin kita sudah kerja sama dengan Smartfren. Jadi wali muriddiberi kartu satu per satu lalu setiap bulan diisi. Ini sudah dimulai sejakAgustus. Kuota ini sebenarnya ya dari pemerintah, tapi yang mencari,mengupayakan adalah sekolah”. (Siti Romiyati, 9 November 2020)

Selanjutnya peneliti mewawanncari guru untuk membandingkan hasil

wawancara yang didapatkan sebelumnya. Dimana guru kelas V A juga

mengungkapkan bahwa ada kuota gratis dari pemerintah yang dapat dimanfaatkan

untuk melakukan pembelajaran secara online. Selain itu guru juga terbantu dengan

adanya bantuan dari teman-teman sejawat yang lebih mengerti tentang IT.

Sehingga mereka bisa saling belajar. Selain kuota, kondisi atau keadaan sekolah

juga menunjang untuk melakukan pembelajaran online seperti tersedianya semua

operator jaringan internet di area sekolah. Guru-guru juga diberikan fasilitas

seperti laptop. Guru kelas V A juga memilki fasilitas pribadi untuk melakukan

pembelajaran secara online seperi android

Jika ditinjau dari kemampuan guru, pembelajaran online di SD Negeri 55/I

ini berjalan cukup baik karena sebagian guru termasuk salah satunya guru kelas V

A sudah memilki kemampuan untuk mengelola pembelajaran secara online

melalui beberapa media online. Sehingga tidak ada kendala dari guru kelas V A

dalam melaksanakan pembelajaran secara online. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh guru kelas V A bahwa :

55

Insyaallah tidak ada karena banyak bantuan yang saya dapatkan seperti dariteman, ditambah lagi saat ini ada mahasiswa PLP, jadi insyaallah kendala darisaya sendiri sebagai guru tidak ada. Karena fasilitas sudah ada, tinggal kitanyasaja yang rajin belajar menggunakan IT. Karena kalau sudah terbiasa makatidak akan jadi kendala atau hambatan. Tapi kendala yang tidak dapat kitahindari ya itulah seperti jaringan internet yang mungkin terkadang adagangguan, tapi alhamdulillah sangat jarang terjadi. (Sugiah, 24 November2020)

Kemudian hal yang serupa juga diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa

kendala dalam pelaksanaan belajar online berasal dari pihak siswa. Sebagaimana

yang dijelaskan oleh kepala sekolah bahwa :

Kesulitannya itu yang jelas berasal dari lingkungan keluarganya. Dimana orangtua siswanya itu tidak bisa mengoperasikan gadget selain itu tidak semua siswamempunyai gadget, kebanyakan punya orang tuanya. Jadi saat kitamengadakan pembelajaran online terkadang hp nya dibawa oleh orang tuanya.Jadi kesulitannya berasal dari siswanya, sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajar menggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaran online. Tapi ini hanya sebagian kecil. (SitiRomiyati, 23 November 2020)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

kendala yang terdapat pada pembelajaran online yang tidak dapat dihindari adalah

koneksi internet yang terkadang tidak stabil atau tiba-tiba mengalami gangguan.

Sementara guru sudah menyiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik mulai

dari menyesuaikan materi pembelajaran di masa pandemi hingga menyusun

jadwal antara pembelajaran online dan tatap muka. Pada pembelajaran online guru

sudah menyiapkan bahan ajar yang dapat diakses oleh siswa, kemudian guru

sudah menguasai cara mengoperasikan beberapa media online. Seperti di kelas V

A guru sudah menggunakan aplikasi whatsapp dan zoom meeting sebagai media

online dalam pembelajaran online.

Sementara kendala yang dimiliki oleh siswa pada pembelajaran online ini

adalah fasilitas dan kemampuan siswa atau orang tua masih kurang dalam

menggunakan media online. Sebagian ada siswa yang memilki hp sendiri, ada

56

juga yang menggunakan hp orang tua. Kemudian tidak semua materi

pembelajaran dapat dipahami siswa. Berikut pernyataan dari perwakilan siswa :

Kadang jaringannya itu susah bu saat belajar daringnya, jadi harus benar-benarberada di tempat yang jaringannya bagus bu (Rangga, 26 November 2020)

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh siswa lainya mengenai kendala yang

dihadapi sebagai berikut :

Kesulitannya pada pembelajaran matematika karena saat belajar tatap mukaseperti biasa aja kadang kurang paham, apalagi saat belajar daring seperti inijadi kurang paham. (Keysha, 26 November 2020)

Ada beberapa siswa yang mengaku bahwa kesulitan dengan pembelajaran

online untuk memahami pembelajaran matematika. Ada pula yang masih

kesulitan terhadap jaringan internet yang masih kurang stabil di sekitar rumahnya.

Dari beberapa kendala tersebut tentunya pihak sekolah akan mengupayakan agar

kendala-kendala tersebut diatasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh guru kelas V

A untuk siswa-siswa yang tidak memilki akses internet atau kadang kesulitan

memahami materi yang disampaikan, guru membagi siswa menjadi kelompok-

kelompok kecil atau sering disebut sebagai tutor sebaya. Jadi siswa berkumpul

dengan kelompoknya disalah satu rumah siswa, kemudian siswa yang lebih

paham akan menjadi tutor yang akan mengajarkan temannya. Setelah itu akan

dilanjutkan dengan diskusi bersama guru melalui media online. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dari perwakilan siswa bahwa :

Kalau signalnya lagi susah kadang saya keluar rumah bu untuk mencari signalatau kadang ke rumah teman untuk belajar bersama kalau ada materi yangsusah misalnya pelajaran matematika jadi kami mengejakannya sama-samabiar cepat selesai dan juga bisa tanya sama teman yang lebih tau jadi mudahbu. ( Rangga, 26 November 2020)

Upaya tersebut dilakukan untuk membantu dan memudahkan siswa dalam

melakukan proses pembelajaran. Intinya upaya apapun akan dilakukan oleh guru

57

agar siswanya dapat memperoleh pembelajaran dengan baik di masa pandemi

covid-19 ini. Guru kelas V A memberikan kebebasan kepada siswa untuk

bertanya kapan pun mereka ingin bertanya melalui media online misalnya chat

pribadi di whatsapp. Guru akan menjawab pertanyaan siswa tersebut saat mereka

melihat pesan masuk kapan pun itu. Selain itu pihak sekolah juga mengupayakan

agar guru yang belum menguasai pembelajaran online untuk dapat belajar

menggunakan IT agar tidak kebingungan menggunakannya. Seperti pernyataan

yang dijelaskan oleh kepala sekolah berikut :

Seperti kemarin kami membuat surat kepada Tanoto atau fasilitator supayaguru-guru ini diberikan pelatihan untuk belajar bagaimana proses pembelajaranini tetap berjalan dan agar mereka bisa menggunakan media online untukbelajar daring. Dengan adanya pelatihan, guru setidaknya memilki gambaranuntuk menerapkan atau mengelola pembelajaran di kelasnya. Tinggalbagaimana guru mengkombinasikannya dengan pembelajaran tatap muka. Jadisebenarnya itu guru-guru di sekolah ini sudah paham dengan pembelajarandaring namun ya mungkin belum sangat menguasai, untuk beberapa gurumasih butuh bimbingan agar lebih baik lagi. (Siti Romiyati, 23 November2020)

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa upaya yang

dilakukan dalam mengatasi kendala pembelajaran online sudah cukup baik. Baik

kendala dari guru ataupun siswanya. Namun guru kelas V A sudah cukup

menguasai IT atau media online dalam pembelajaran, maka tidak ada kendala

dari guru tersebut kecuali kendala yang tidak dapat dihindari seperti akses internet

atau jaringan yang tiba-tiba mengalami gangguan. Meskipun begitu, guru kelas V

A tetap mengikuti pelatihan yang diadakan agar menambah wawasan guru

tersebut.

Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu komponen dari

pembelajaran dengan model blended learning yang peneliti amati atau teliti terkait

implementasinya di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi. Berdasarkan observasi

58

selanjutnya pada pembelajaran tatap muka yang biasanya dilaksanakan pada hari

selasa dan kamis dimulai pada pukul 09.00 – 10.30 WIB. Pada pembelajaran tatap

muka, siswa dan guru kelas V A lebih membahas mengenai materi yang tidak

dipahami pada saat pembelajaran secara online. Misalnya pada mata pelajaran

matematika. Sebelumnya guru sudah meminta siswa untuk menandai pada

halaman mana materi yang belum siswa pahami. Sehingga pada saat pembelajaran

di sekolah, mereka mengungkapkan halaman-halaman yang belum mereka

pahami. Kemudian guru mencatat di papan tulis halaman yang harus dibahas.

Setelah itu guru dan siswa pun berdiskusi membahas satu persatu halaman-

halaman tersebut (acquisition of information). Kemudian guru akan meminta

siswa mempresentasikan hasil diskusi atau menjelaskan apa yang telah mereka

pelajari di depan kelas (synthesizing knowledge). Hal ini sesuai dengan penjelesan

oleh guru kelas V A bahwa :

Tahapan tatap muka pada masa pandemi tentu berbeda dengan pembelajaransebelumnya. Biasanya kan ada kegiatan pembuka, namun karena hanyatersedia waktu 1 jam 35 menit jadi langsung pada kegiatan inti saja sepertimemulai diskusi tentang pembelajaran sebelumnya kemudian demonstrasi ataumengemukakan hasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa. Kurang lebihsama tahapannya pada pembelajaran daring hanya saja prosesnya berbeda.(Sugiah, 24 November 2020)

Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa, dimana siswa

mengungkapkan hal yang sama dengan guru sebagai berikut :

Bahas materi yang belum dipahami terus diskusi kemudian terkadang majukedepan kelas untuk menjelaskan hasil diskusi (Syifa, 26 November 2020)

Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa lainnya mengenai

tahapan pembelajaran tatap muka yang dilakukan sebagai berikut :

Menjawab pertanyaan lalu diskusi tentang tugas yang diberikan sebelumnyadan kadang kami maju ke depan kelas menjelaskan hasil belajar atau setoranmisalnya hafalan (Rangga, 26 November 2020 )

59

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran tatap muka telah memuat beberapa tahapan atau sintaks dari

pembelajaran blended learning. Proses pembelajaran tatap muka yang boleh

dilakukan hanya 1 jam 35 menit sesuai dengan kesepakatan bersama. Sehingga

kegiatan yang di lakukan di sekolah langsung masuk pada kegiatan inti yang

membahas materi pembelajaran.

Dalam kegiatan inti inilah tahapan blended learning terlaksana.

Diantaranya tahapan acquisition of information dan syinthesizing of knowledge.

Tahapan acquisition of information terlihat saat mereka berdiskusi, dimana

mereka saling bertukar pendapat baik dengan guru atau sesama teman. Sebagian

besar siswa terlihat antusias dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dikarenakan

mereka memang benar-benar ingin memahami materi tersebut. Karena pada saat

pembelajaran daring mereka tidak memahami, oleh sebab itu para siswa

memanfaatkan kesempatan untuk belajar tatap muka sebaik-baiknya.

Tahapan syinthesizing of knowledge dilakukan saat mereka telah

menyelesaikan tahapan sebelumnya yaitu acquisition of information. Dari diskusi

yang dilakukan, kemudian guru kelas V A akan meminta siswanya untuk

mempresentasikan atau mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari atau

pahami di depan kelas. Terkadang mereka juga mempresentasikan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas secara bersama-sama. Tahapan ini dapat dinamakan

dengan syinthesizing of knowledge. Sementara untuk tahapan seeking of

information, jarang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka karena

mengingat waktunya yang singkat. Sehingga tahapan seeking of information lebih

sering dilakukan saat pembelajaran online.

60

Selain itu terkadang pembelajaran tatap muka juga digunakan untuk

melakukan kegiatan praktik. Seperti pada pengamatan peneliti, siswa melakukan

kegiatan praktik peduli lingkungan hidup. Mereka menanam jahe didalam

polybag. Sebelumnya siswa diminta untuk membawa bahan-bahan yang akan

digunakan untuk membuat kompos seperti, serbuk kayu, kotoran kambing, daun

kering dan sekam padi. Kemudian di sekolah mereka mengolah bahan tersebut

menjadi kompos untuk menanam jahe. Namun pada umumnya kegiatan yang

paling sering dilakukan pada saat tatap muka adalah membahas materi di dalam

kelas daripada melakukan kegiatan di luar kelas.

Adanya pembelajaran tatap muka di sekolah ini merupakan hasil

kesepakatan bersama yang tujuannya untuk memudahkan siswa dalam

memperoleh pembelajaran di masa pandemi ini. Karena siswa tidak bisa

sepenuhnya melakukan pembelajaran secara online. hal ini sesusai dengan

penjelasan dari kepala sekolah bahwa :

Karena anak-anak ini kesulitan dalam mengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau online secara terus menerus karena merekatidak bisa bertanya secara langsung. Bisa bertanya lewat hp tapi lama karenaguru juga tidak selalu memegang hp akhirnya terhambat juga proses belajarmereka. Kemudian tatap muka ini kami lakukan dengan shif. Dimana satusiswa itu bertemu dengan gurunya minimal satu kali dalam seminggu untukbisa berkomunikasi. (Siti Romiyati, 23 November 2020)

Pernyataan di atas serupa dengan penjelasan dari guru kelas V A berikut :

Karena pembelajaran daring memilki keterbatasan dari siswa yang kurangmemliki fasilitas dan materi pembelajaran yang belum tuntas dilakukan secaradaring. Namun tatap muka hanya terjadi dua kali dalam seminggu dansiswanya dibagi menjadi dua shift yaitu hari selasa dan hari kamis. (Sugiah,24 November 2020)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

alasan utama diadakannya pembelajaran tatap muka ini karena melihat dari

61

keterbatasan siswanya untuk melakukan pembelajaran secara online sepenuhnya.

Hal ini juga merupakan permintaan para orang tua yang kesulitan jika siswa terus

belajar secara online. Maka dari itu diambillah keputusan untuk melakukan

pembelajaran dengan model blended learning yang mengkombinasikan

pembelajaran tatap muka dan online.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, SD Negeri 55/I Sridadi ini sudah

menyiapkan protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan yang sudah

dilengkapi dengan sabun, penggunaan masker yang sudah menjadi kewajiban.

Khususnya di kelas V A, selain diwajibkan menggunakan masker, guru juga

menyediakan handsanitizer di kelas. Sehingga sebelum siswa masuk ke kelas,

mereka harus menggunakan handsanitizer yang telah disedikan terlebih dahulu.

Namun ada juga siswa yang berinisiatif membawa handsanitizer sendiri. Tempat

duduk pada saat pembelajaran tatap muka juga sangat diperhatikan. Dimana siswa

hanya boleh menempati satu meja yang biasanya diisi oleh dua orang, menjadi

satu orang saja.

Pernyataan diatas diperjelas pula dengan hasil wawancara mengenai

protokol kesehatan yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V A yang

menjelaskan bahwa :

Insyaallah sudah. Karena pertama sekali kami harus memenuhi protokolkesehatan. Kedua, SD ini beserta staf dan para orang tua telah melakukan rapatuntuk melakukan pembelajaran tatap muka dengan keputusan menggunakanshif dan waktu yang telah ditentukan. Nah protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kami sudah menyediakan tempatpencuci tangan beserta sabun, di beberapa bagian sekolah, kemudian siswa danguru harus selalu menggunakan masker atau face shield, kemudian sering-sering menggunakan handsanitizer. Selain itu juga pembelajaran kan sudahdiatur dengan shift, dan jumlah siswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya. (Sugiah, 24 November 2020 )

62

Hal serupa juga disampaikan oleh kepala sekolah mengenai protokol

kesehatan di SD Negeri 55/I Sridadi bahwa :

Saya rasa sudah memenuhi kriteria melakukan pembelajaran tatap muka ataulebih tepatnya blended learning karena kan di sekolah ini juga adapembelajaran online nya. Kemarin sudah ada surat persetujuan yangmemperbolehkan belajar tatap muka yang ditandatangani oleh orang tua siswa.Waktu sosialisasi sebagian besar bahkan semuanya 100% meminta untukdilakukan tatap muka. kami sudah menyiapkan protokol kesehatan.sepertipencuci tangan, handsanitizer dan membagikan masker. Jadi pembelajarantatap muka yang kami lakukan ini atas dasar kesepakatan bersama denganorang tua dan penilik sekolah atas keadaan yang amat sangat mendesak. (SitiRomiyati, 9 November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa protokol kesehatan di SD Negeri 55/I Sridadi khususnya di

kelas V A sudah memenuhi protokol kesehatan dan sudah merupakan kesepakatan

bersama untuk dilakukan. Oleh sebab itu pembelajaran tatap muka diperkirakan

masih tetap berjalan hingga akhir semester ini.

Menurut kepala sekolah penerapan pembelajaran tatap muka mengalami

sedikit kendala pada waktu pelaksanaannya karena dinilai terlalu singkat. Berikut

penjelasannya :

Kalau pada pembelajaran tatap muka ini sebenarnya ini solusi daripembelajaran daring. karena terkendala pada pembelajaran daring, makadisempurnakan atau dilengkapi dengan pembelajaran tatap muka. Nahmungkin kendalanya disini kita kurang banyak waktu karena sesuaikesepakatan, bahwa pembelajaran tatap muka dilakukan hanya boleh 1 jam 35menit. Tapi ya bagaimana lagi hanya boleh begitu. Daripada tidak dilakukansama sekali jadi kita jalankan saja sesua waktu yang telah disepakati. (SitiRomiyati, 23 November 2020)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh perwakilan siswa yang mengatakan bahwa:

Kadang tidak sempat bertanya bu, tapi waktu pembelajarannya sudah habis.Terus juga tidak ada jam istirahat. Jadi setelah belajar langsung dijemputpulang. (Bunga, 26 November 2020)

Sementara peneliti mewanwacarai guru kelas V A yang mengungkapkan bahwa :

Sebenarnya tidak ada hambatan. Karena inikan pembelajaran blended learningyang mana memang dikombinasikan dengan pembelajaran daring. jadi untukwaktu pembelajaran tatap muka yang telah disepakati itulah yang kita gunakansebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya. Karena kan ini beda situasinya.Jika pembelajaran yang dilakukan full tatap muka, dengan waktu 1 jam 35

63

menit, nah tu baru bisa saya katakan hambatannya kekurangan waktu dalamproses pembelajaran. (Sugiah, 24 November 2020)

Dari wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebenarnya

waktu yang singkat dalam pembelajaran tatap muka bukanlah suatu hambatan.

Karena proses pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran berbasis

model blended learning yang memadukan antara pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran secara online. Sehingga waktu untuk belajar terbagi dua yaitu di

sekolah dan di rumah. Waktu yang diberikan untuk belajar di sekolah yaitu 1 jam

35 menit tanpa jam istirahat sudah dirasa cukup oleh guru kelas V A untuk

melakukan proses pembelajaran karena masih ada pembelajaran secara online.

Mengenai waktu yang dinilai cukup singkat pada pembelajaran tatap

muka, maka disini guru harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas V A berikut :

Pastinya saya akan menggunakan kesempatan belajar tatap muka ini sebaikmungkin meskipun singkat, tujuan pembelajaran harus tetap tercapai. Ataukadang jika dirasa masih belum cukup waktunya, maka kami sebagai guruyang datang ke rumah siswa untuk belajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dan saya datang ke rumah siswa itu.Istilahnya itu home visit. Tapi ini dilakukan jarang sekali karena biasanyapembelajaran sudah tuntas saat menggunakan pembelajaran online kemudiandisempurnakan dengan tatap muka meskipun tidak semaksimal pembelajarankita pada umumnya sebelum pandemi. (Sugiah, 24 November 2020).

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa guru akan mengupayakan

agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Guru akan datang ke rumah siswa atau istilahnya guru akan melakukan

home visit ke tempat siswa yang telah ditentukan sebelumnya untuk berkumpul

membahas apa yang memang belum tuntas saat pembelajaran online dan tatap

muka telah dilakukan. Sehingga waktu yang singkat bukanlah suatu hambatan

karena hal itu sudah merupakan kesepakatan bersama untuk dilaksanakan dan

dipatuhi. Maka dari itu guru kelas V A mencari solusi lain yaitu dengan

64

melakukan home visit. Jadi antara pembelajaran online dan tatap muka saling

melengkapi sehingga siswa akan tetap memperoleh pembelajaran dengan baik di

masa pandemi covid-19 ini.

4.2.3 Penilaian Pembelajaran Blended Learning

Penilaian menjadi hal penting dalam suatu pembelajaran, begitu pula

dengan pembelajaran berbasis model blended learning. Berdasarkan observasi

yang dilakukan peneliti penilaian yang dilakukan oleh guru kelas V A juga

meliputi penilaian secara online dan penilaian pada saat tatap muka. Pada proses

pembelajaran online baik melalui zoom meeting, wa group dan video call, guru

selalu mengamati sikap atau tingkah laku siswa. Dari mulai kehadiran siswa,

kedisiplinan siswa saat masuk room zoom sesuai waktu yang ditentukan, keaktifan

siswa selama proses pembelajaran, respon siswa, hingga bagaimana posisi duduk

siswa dalam pembelajaran. Selain itu pada pembelajaran tatap muka juga

dilakukan penilaian sikap dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Baik

saat diskusi, mengemukakan pendapat dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa

diamati. Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas V A sebagai berikut :

“Kalau pada pembelajaran tatap mukanya ada penilaian pada prosespembelajaran, ada penilaian melalui jurnal, lisan atau tulisan. Yang tidak bisadilakukan tatap muka, bisa dilakukan melalui daring seperti melalui grup waatau video call dan zoom dari situ kita juga bisa melakukan penilaian misalnyapada penilaian sikap, bagiamana sikap siswa dalam proses pembelajaran, disitusaya akan menilai mana yang aktif, yang sering merespon dan yang sopanmeskipun pembelajaran dilakukan secara online. ada juga penilaian melaluigoogle form. Siswa menjawab soal yang ada di google form. Selain itupengumpulan tugas juga ada ketentuan waktunya. Jadi dari situ saya juga bisamenilai. Meskipun tugasnya bener semua tapi tidak mengumpulkan tepatwaktu maka nilainya tentu berbeda”. (Sugiah, 10 November 2020)

Berdasarkan penjelasan dari guru kelas V A diatas, penilaian sikap juga

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran secara online. Jadi sebelum memulai

pembelajaran biasanya guru mengingatkan bahwa sikap siswa dalam proses

65

pembelajaran akan dinilai oleh guru. Kemudian juga ada penggunaan google form

untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Dalam google form terdapat soal-soal mengenai pembelajaran yang telah

dilakukan. Soal yang dikerjakan siswa merupakan modifikasi dari soal yang

terdapat pada LKPD.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali, guru

kelas V A juga menilai kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Jadi siswa

yang mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan

berbeda dengan siswa yang mengumpulkan tugas melewati batas aturan waktu.

Sedangkan penilaian keterampilan dapat diamati saat melakukan kegiatan praktik

di sekolah. Selain itu dapat pula dilihat dari karya atau produk yang dihasilkan

oleh siswa berdasarkan tugas yang diberikan yang kemudian diunggah siswa

melalui media online atau dikumpulkan kepada guru saat pembelajaran tatap

muka.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti beberapa kali,

diketahui bahwa guru kelas V A melakukan penilaian yang dilakukan pada

umumnya yaitu mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Yang

mana pengamatannya dilakukan secara online dan tatap muka. Guru memodifikasi

alat penilaian untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Guru menggunakan

google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Kemudian guru juga

melakukan penilaian melalui portofolio yang dikerjakan siswa. Penilaian sikap

diamati guru pada saat pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Pada

pembelajaran online guru akan mengamati tingkah laku serta respon siswa selama

pembelajaran online. Selain itu guru juga tetap memilki jurnal penilaian sikap

66

yang berisi catatan guru mengenai sikap siswa baik pada pembelajaran tatap muka

maupun online yang diamati guru secara mendetail. Sementara penilaian

keterampilan diamati guru melalui kegiatan praktik yang dilakukan pada saat

pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan penilaian melalui kinerja atau

hasil produk yang telah siswa buat pada tugas tertentu. (Observasi, 23 November

2020)

Dalam melakukan penilaian pada masa pandemi covid-19 ini guru kelas

sedikit terkendala jika siswa tidak mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

Seperti yang dikatakan oleh guru kelas V A berikut :

“Saya kesulitan melakukan penilaian jika siswanya tidak pernah hadir. Padapembelajaran online jarang ikut, terus pada pembelajaran tatap muka jugajarang ikut. Kadang alasannya tidak masuk akal, ada yang bilang jaga adik lah.Adalah beberapa siswa yang seperti itu”. (Sugiah, 24 November 2020)

Jika siswa tidak ikut dalam proses pembelajaran, tentu saja guru akan

bingung bagaimana cara guru akan memberikan nilai pada siswa tertsebut. Dari

mana nilai itu akan diperoleh. Hal ini dikarenakan motivasi belajar siswa pada

masa pandemi covid -19 memang berbeda pada saat pembelajaran konvensional

biasanya. Meskipun pada pembelajaran blended learning juga terdapat

pembelajaran tatap muka, kadang siswa juga ada yang tidak datang. Karena

situasinya berbeda dari yang biasanya setiap hari ke sekolah, kemudian saat ini

hanya hari-hari tententu. Sehingga membuat siswa terbiasa untuk tidak datang ke

sekolah. Namun ini hanya terjadi pada beberapa siswa. Oleh sebab itu diperlukan

peran orang tua dalam memberikan motivasi dan perhatian orang tua/wali siswa

untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Inilah salah satu upaya yang dilakukan

guru kelas V A untuk mengatasi masalah kehadiran siswa. Lebih lengkapnya

sebagai berikut :

67

“Kalau masalah itu saya sih biasanya memanggil orang tuanya, memberikannasihat pada mereka untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Karena orangtuanya lah yang bisa memantau siswa di rumah. Nah semenjak saya berinasihat itulah, ada perubahan pada siswa itu. Jadi intinya peran orang tuasangat penting”. (Sugiah, 10 November 2020)

Sebenarnya penilaian pembelajaran blended learning ini sama saja seperti

penilaian pada pembelajaran pada umumnya. Hanya saja saat ini sedang berada di

masa pandemi sehingga guru kadang kesulitan untuk mengamati siswa.

Kesempatan untuk mengamati siswa sangat terbatas. Oleh sebab itu guru kelas V

A selalu menggunakan setiap kesempatan belajar sebaik-baiknya. Selain

mencapai tujuan pembelajaran, guru kelas V A juga berusaha memenuhi standar

penilaian.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan beberapa kali mengenai

hasil penilaian dari pembelajaran blended learning, guru mengungkapkan bahwa:

“Jika dibandingkan dengan hasil pembelajaran di masa normal dalam satu minggu,memang hasilnya tidak seoptimal pada pembelajaran masa normal. Tapi denganpenggunaan model ini ada belajar pakai wa, zoom terus tatap muka jadi hasilnyaalhamdulillah tidak terlalu menurun karena kegiatannya cukup memadai untuknilai yang baik”. ( Sugiah, 19 November 2020)

Pembelajaran dengan model blended learning memfasilitasi siswa untuk

memperoleh pembelajaran dengan baik di masa pandemi. Meskipun nilai siswa

lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai siswa di masa normal. Karena pada

dasarnya keadaan pandemi ini membuat semua kegiatan belajar mengajar menjadi

berubah sehingga siswa perlu penyesuaian terlebih dahulu. Namun setidaknya

dengan model pembelajaran ini, hasil belajar siswa tidak jauh menurun

dikarenakan adanya pandemi covid-19. Model blended learning ini dijadikan

alternatif atau solusi dalam pembelajaran di masa darurat covid-19 untuk dapat

memperoleh pembelajaran dengan optimal. Model pembelajaran blended learning

ini dinilai cocok atau tepat untuk diterapkan saat ini. Hal ini sesuai dengan

68

pernyataan dari kepala sekolah mengenai penerapan model pembelajaran blended

learning bahwa :

“Karena masanya pandemi jadi ya itulah jalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar, meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelum pandemi. Namun blended learning adalahyang terbaik dilakukan saat ini”. (Siti Romiyati, 9 November 2020)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru kelas V A selaku salah satu guru yang

menerapkan model pembelajaran blended learning di kelasnya sebagai berikut :

“Kalau menurut saya karena inilah yang paling baik dilakukan saat pandemiyaitu pembelajaran dengan blended learning atau kombinasi karena palingcocokdan tepat di keadaan saat ini. Karena model blended learning ini sangatkreatif. Menurut saya ya kalo model blended ini diterapkan sebelum pandemitentu siswa sudah terbiasa dan tentunya hasil belajar siswa akan jauhmeningkat”. (Sugiah, 10 November 2020)

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa sebagai

berikut :

“Suka karena ada belajar dirumah mengguanakan hp dan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo di rumah terus”. (Syifa, 24 November 2020)

Selanjutnya salah satu siswa lainnya juga mengatakan hal berikut :

“Enak bu karena bisa belajar seperti biasa walaupun waktunya cuman sedikit.Terus juga bisa belajar lewat youtube kan biasanya tidak pernah”. (Rangga, 26November 2020)

Berdasarkan beberapa wawancara yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning merupakan jalan

terbaik atau jalan keluar yang dapat dilakukan saat ini. Semua pihak menanggapi

dengan baik proses pembelajaran blended learning yang dilakukan. Tidak

terkecuali para siswa yang rata-rata mengungkapkan bahwa mereka menyukai

proses pembelajaran yang djalankan saat ini. Karena menurut perwakilan siswa

jika belajar di rumah terus akan menjadi bosan. Selain itu, siswa dapat

memperoleh pembelajaran dengan baik melalui pembelajaran secara online

dengan berbagai media online seperti zoom meetings, wa group, video call dan

69

dilanjutkan dengan pembelajaran tatap muka sesuai waktu yang telah ditentukan

meskipun tidak seoptimal pada pembelajaran di masa normal.

4.3 Pembahasan

Dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa di masa pandemi covid-19,

maka diperlukan model pembelajaran yang dapat diterapkan dimasa pandemi saat

ini. Menurut Dwiyanto (2020:3), pembelajaran yang bisa dilakukan guru dan

siswa dengan mudah serta memenuhi standar protokol kesehatan, salah satunya

yang dapat diterapkan pada masa pandemi ini adalah blended learning.

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa SD

Negeri 55/I Sridadi khususnya di kelas V A telah menerapkan model

pembelajaran blended learning. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan pada implementasi model pembelajaran

blended learning di kelas V A pada masa pandemi covid-19.

Penerapan model pembelajaran blended learning di kelas V A bertujuan

untuk memperoleh kemudahan proses pembelajaran selama masa pandemi covid-

19 dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Husamah (2014:7) “blended learning menggabungkan ciri-ciri

terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran

online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan

mengurangi jumlah waktu tatap muka”. Dengan adanya model pembelajaran

blended learning yang diterapkan, sehingga memberikan peluang bagi siswa dan

guru untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. Jadwal pembelajaran terbagi

antara pembelajaran tatap muka dan online. Dimana pembelajaran tatap muka

digunakan guru untuk melibatkan siswa pada pengalaman interaktif seperti diskusi

70

atau kerja sama. Sedangkan pembelajaran online digunakan guru untuk pemberian

materi dengan sumber belajar yang sangat luas. Siswa boleh mencari sumber

belajar dimana pun.

Berdasarkan hasil temuan peneliti pada observasi yang dilakukan tanggal

11 November 2020, dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat

pembelajaran di kelas seperti biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP

hingga LKPD. RPP yang digunakan di kelas V A memuat tahapan model

pembelajaran blended learning. Terdapat tahapan seeking of information,

acquisition of information dan synthesizing of knowledge dalam kegiatan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang paling mendasar

dalam sebuah proses pembelajaran. Peran yang dilakukan oleh guru dalam

melakukan perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat oleh Hilayati 2013: 24) bahwa

perangkat pembelajaran merupakan beberapa persiapan yang disusun oleh guru

agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan

memperoleh hasil seperti yang diharapkan.

Dalam konferensi pers 7 Agustus lalu, Mendikbud Nadiem Makarim

menyampaikan bahwa sekolah memilki tiga opsi kurikulum yang dapat diambil

dalam kondisi darurat atau kondisi khusus di tengah pelaksanaan pembelajaran

pada masa pandemi covid-19, diantaranya :

a. Tetap menggunakan dan mengacu pada keseluruhan KD dalam Kurikulum

2013 yang tertuang dalam Permendikbud No. 37 tahun 2018

b. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar yang disederhanakan

Kepmen No. 719/P/2020 dan SK Balitbang 018/H/KR/2020.

71

c. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar hasil penyederhanaan

kurikulum secara mandiri.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal

12 November 2020, SD Negeri 55/I Sridadi di kelas V A, guru memilih opsi

ketiga yaitu menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar hasil

penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Hal ini dapat dilihat dari RPP yang

digunakan guru tersebut. Guru menyederhanakan tujuan pembelajaran untuk

menyesuaikan kondisi saat ini dengan kebutuhan siswanya. Guru juga

menyediakan bahan ajar yang dapat digunakan pada model pembelajaran blended

learning. Guru juga mendesain sendiri bahan ajar melalui berbagai media online

atau offline. Misalnya bahan ajar yang digunakan dapat diakses oleh siswa, seperti

video pembelajaran atau power point yang berisi rangkuman materi.

Husamah (2014: 27) menyebutkan ada enam tahapan dalam merancang

pembelajaran blended learning agar hasilnya optimal. Adapun tahapan yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar.

Dalam tahapan ini perlu dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi syarat

pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena pada model pembelajaran blended

learning, bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari sendiri oleh

siswa, dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap muka dan dapat

dipelajari dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran online.

2. Menetapkan rancangan blended learningyang digunakan.

Dalam tahapan ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat komponen

pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu

72

perlu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis pada model

pembelajaran blended learning.

3. Tetapkan format pembelajaran online.

Pada tahapan ini perlu diidentifikasi media online apa yang akan digunakan

pada pembelajaran daring.

4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat.

Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah rancangan pembelajaran

yang dibuat dapat terlaksana dengan mudah atau sebaliknya

5. Menyelenggarakan blended learningdengan baik

6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning.

Berdasarkan teori perencanaan diatas, peneliti telah melakukan

pengamatan terhadap guru kelas V A. Dimana guru sudah menetapkan materi dan

bahan ajar yang akan digunakan yang tentunya dapat diakses oleh siswa. Guru

menetapkan rancangan pembelajaran blended learning yang memuat

pembelajaran tatap muka dan online. Guru kelas V A juga telah menetapkan

format pembelajaran online yang digunakan yaitu menggunakan media online

seperti zoom meeting, whatsapp group dan video call. Selain itu guru juga

menyiapkan penilaian pembelajaran dengan menggunakan google form.

Dari beberapa kali pengamatan yang telah dilakukan peneliti dapat

diketahui bahwa kemampuan guru kelas V A dalam merencanakan pembelajaran

blended learning sudah cukup baik. Guru memilki keterampilan yang baik dalam

menyiapkan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori oleh Husamah yang telah

dipaparkan. Namun berdasarkan pengamatan peneliti, kemampuan guru dalam

menyiapkan bahan ajar masih terbatas karena bentuk atau bahan ajar yang

73

ditampilkan kurang bervariasi. Misalnya saat guru menggunakan ppt sebagai

bahan ajar, maka untuk muatan pembelajaran yang lain biasanya guru juga

menggunakan template ppt yang sama sehingga siswa akan bosan jika melihat

tampilan yang sama meskipun materi yang akan disampaikan berbeda. Namun

keterampilan guru sudah dinilai cukup baik dalam menyiapkan pembelajaran.

Karena guru kelas V A tidak bosan untuk terus belajar menggunakan teknologi

dan terus berusaha menyiapkan pembelajaran blended learning yang optimal.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti beberapa kali,

diketahui bahwa penerapan model blended learning di kelas V A telah mencakup

semua komponen dalam pembelajaran blended learning yaitu pembelajaran online

yang dilakukan dengan menggunakan media online seperti zoom meeting, video

call melalui whatsapp dan whatsapp group. Siswa dan guru berinteraksi secara

tidak langsung melalui media-media tersebut dan melaksanakan pembelajaran

dengan tahapan blended learning. Komponen pembelajaran tatap muka dilakukan

untuk pendalaman materi apabila masih ada materi yang belum dipahami pada

pembelajaran online. Selain itu, pembelajaran tatap muka juga dimanfaatkan

untuk kegiatan praktik. Sementara untuk komponen belajar mandiri, siswa

diminta untuk mengerjakan tugas yang biasanya dijemput di hari Senin atau juga

dapat mengerjakan tugas yang diberikan melalui media online. Namun dalam

penelitian ini peneliti menggabungkan komponen pembelajaran online dengan

belajar mandiri. Karena pada dasarnya belajar mandiri akan mengarah pada

pembelajaran jarak jauh yang nantinya juga melibatkan penggunaan media online

dalam proses pembelajarannya. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan

74

pendapat oleh Istiningsih dan Hasbullah (2015: 68) yang menyebutkan bahwa

komponen-komponen pembelajaran blended learning diantaranya :

a. Online learning yaitu lingkungan pembelajaran yang menggunakan teknologi

internet dalam mengakses materi pembelajaran,

b. Pembelajaran tatap muka (face to face learning) mempertemukan guru

dengan siswa dalam satu ruangan untuk belajar,

c. Belajar mandiri (individualizad learning) yaitu siswa dapat belajar mandiri

dengan cara mengakses informasi atau materi pembelajaran secara online via

internet.

Sesuai dengan konsep teori bahwa blended learning seharusnya mampu

mengatasi kekurangan dari pembelajaran tatap muka murni dan online (Husamah:

2014) dengan ini ada banyak manfaat yang diambil dari gabungan model

pembelajaran diantaranya siswa tidak hanya terpaku dengan buku siswa itu saja,

namun dengan adanya pemanfaatan media online yang menggunakan youtube,

zoom meeting, whatsapp, siswa dapat memperoleh sumber atau materi

pembelajaran yang tidak terbatas. Seperti yang telah kita ketahui bahwa keadaan

saat ini dan perkembangan zaman merubah cara belajar siswa untuk

memanfaatkan media online dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan

lebih bervariasi. Selain itu, pada teori (Husamah, 2014) bahwa sebenarnya media

yang diperlukan sangat beragam dan banyak jumlahnya sehingga mengharuskan

kesiapan dari sarana dan prasarana pendukung sekolah. Jika melihat kondisi di

lapangan untuk sarana dan prasarana sebenarnya cukup lengkap. Karena sebelum

pandemi ini terjadi gruru sudah diberikan laptop dari sekolah, sehingga fasilitas

75

yang dimiliki guru kelas V A sudah memadai.Dalam hal ini sekolah menyediakan

atau menyalurkan kuota internet dari pemerintah.

Model pembelajaran blended learning memiliki bentuk pembelajaran yang

bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dalam kondisi apapun.

Ansori (2018:127) mengatakan secara umum terdapat empat model

pengembangan blended learning, yaitu :

1) Face to face driver model, merupakan model yang menggunakan teknologi

hanya sebagai pendukung pembelajaran tatap muka.

2) Rotation model, merupakan model kombinasi yang terstruktur, dimana

pembelajaran secara tatap muka dan online memiliki jadwal masing-masing.

3) Flex model, merupakan model blended learning yang memusatkan pada

pembelajaran secara mandiri melalui online learning.

4) Online lab school model, merupakan model pembelajaran yang dilakukan di

ruang laboratorium digital

Penerapan model blended learning di kelas V A menggunakan model

pengembangan rotation model, yang mana proses pembelajarannya sudah

terstruktur antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online dilakukan

secara terpisah atau memiliki waktu masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan

kebutuhan siswa di kelas tersebut.

Penilaian dalam pembelajaran blended learning, tentu mencakup antara

penilaian tatap muka dan secara online. Bentri, Hidayati, dkk (2018: 8),

mengungkapkan adapun sejumlah teknik efektif yang dapat dilakukan untuk

76

membuat penilaian belajar online yang dapat disesuaikan dengan model

pembelajaran blended learning yaitu sebagai berikut :

1) Menyediakan penilaian biasa, berkomunikasi terus menerus dengan umpan

balik kepada siswa sebagai sarana untuk menambah penilaian dalam

pembelajaran itu sendiri,

2) Masukkan interaksi yang dinamis yang didefinisikan dengan menggunakan

kerja kelompok, kolaborasi dan interaksi tingkat tinggi melalui diskusi,

3) Memodifikasi alat penilaian tradisional seperti esai, jawaban pertanyaan dari

diskusi dan proyek-proyek yang memerlukan demonstrasi akuisisi dan

kemampuan memecahkan masalah dan

4) Penggunaan penilaian alternatif seperti penilaian kinerja, penilaian otentik

dan penggunaan e-portofolio.

Seperti yang telah dilakukan oleh guru kelas V A, penilaian yang

dilakukan pada umumnya mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Yang mana pengamatannya dilakukan secara online dan tatap

muka. Guru memodifikasi alat penilaian untuk menyesuaikan dengan kondisi saat

ini. Guru menggunakan google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa.

Kemudian guru juga melakukan penilaian melalui portofolio yang dikerjakan

siswa. Penilaian sikap diamati guru pada saat pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran online. Pada pembelajaran online guru akan mengamati tingkah

laku serta respon siswa selama pembelajaran online. Selain itu guru juga tetap

memilki jurnal penilaian sikap yang berisi catatan guru mengenai sikap siswa baik

pada pembelajaran tatap muka maupun online yang diamati guru secara

77

mendetail. Sementara penilaian keterampilan diamati guru melalui kegiatan

praktik yang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan

melalui penilaian kinerja atau hasil produk yang telah siswa buat pada tugas

tertentu.

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi model pembelajaran

blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-

19 dapat disimpulkan bahwa :

Model pembelajaran blended learning dinilai dapat dijadikan alternatif

atau solusi pembelajaran di masa pandemi covid-19. Perencanaan pembelajaran

disusun secara sistematis oleh guru. Dimulai dari menyiapkan perangkat

pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP hingga LKPD yang sesuai

dengan pembelajaran blended learning. Guru juga mengatur jadwal pembelajaran

antara pembelajaran online dan tatap muka. Bahkan guru juga menyiapkan media

belajar khusus untuk pembelajaran online seperti video pembelajaran dari youtube

dan power point. Guru selalu mengecek kelengkapan protokol kesehatan siswa

pada saat pembelajara tatap muka. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di

kelas V A sudah sesuai dengan sintaks pada pembelajaran blended learning. Baik

pada pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran secara online sudah

memenuhi sintaks atau tahapan dalam pembelajaran blended learning yaitu,

seeking of information, acquisition of information dan shyntesizing of knowledge .

Guru menyusun langkah kegiatan pembelajaran dengan sistematis dan teratur.

Selanjutnya pada penilaian pembelajaran blended learning, guru melakukan

penilaian seperti biasa yaitu penilaian sikap, pengetahuan maupun keterampilan

yang diamati secara online dan tatap muka. Seperti penilaian pengetahuan diamati

melalui instrumen soal di google form, sikap siswa diamati baik pada

79

pembelajaran online maupun tatap muka dan guru memilki jurnal mengenai

penilaian sikap siswa. Penilaian keterampilan diamati melalui kegiatan praktik

yang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan

penilaian melalui kinerja atau hasil produk yang telah siswa buat pada tugas

tertentu. Siswa dapat memperoleh pembelajaran dengan baik meskipun tidak

seoptimal pada pembelajaran di masa normal. Namun proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik dengan model pembelajaran blended learning ini. Oleh

sebab itu model pembelajaran blended learning ini dapat dapat dikatakan sebagai

solusi pembelajaran di masa pandemi covid-19.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, adapun implikasi dari skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan kebijakan

pembelajaran kombinasi atau blended learning yang terdiri dari pembelajaran

tatap muka dan online.

2. Menambah pengetahuan guru tentang implementasi model pembelajaran

blended learning di sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.

3. Skripsi ini menjadi sumber referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan

implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah dasar.

80

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

penulis ingin sampaikan sebagai berikut :

1.Bagi sekolah hendaknya dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah

dalam penerapan model pembelajaran blended learning, khususnya dimasa

pandemi ini, hendaknya sekolah menyediakan wifi untuk meningkatkan

konektivitas agar dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran online

2. Dikarenakan model pembelajaran blended learning, dapat dijadikan alternatif

atau solusi pembelajaran dimasa pandemi covid-19, maka guru harus ikut

berperan dalam mensosialisasikan konsep model pembelajaran blended

learning kepada warga sekolah agar penggunaan model ini dapat

diimplementasikan oleh guru lainnya.

3.Penelitian ini bagi lembaga terkait khususnya lembaga pendidikan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan-kebijakan

baru dalam dunia pendidikan. Misalnya dapat dijadikan dasar dalam

penyusunan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai teknologi

edukasi.

81

DAFTAR RUJUKAN

Affandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P. 2013. Model dan metodepembelajaran di sekolah. Semarang: Unissula Press.

Akkoyunlu, B., & Yılmaz-Soylu, M. (2008). Development of a scale on learners'views on blended learning and its implementation process. The Internetand Higher Education, 11(1), 26-32.

Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parana Ilmu.

Amrizal, R. (2016). Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended Pada MataPelajaran Matematika Kelas Viii Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Ansori, M. (2018). Desain dan Evaluasi Pembelajaran Blended Learning BerbasisWhatsapp Group (WAG). Dirasah: Jurnal Studi Ilmu dan ManajemenPendidikan Islam, 1(1), 120-134.

Arifin, Zainal.2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam PembelajaranTingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. LAMPUHYANG, 11(2), 13-25.

Bentri, A., Hidayati, A., & Rahmi, U. (2018). Model Instrumen Penilaian Blendedlearning Di Perguruan Tinggi.

Darmawan, Wahyudin. 2018. Model Pembelajaran di Sekolah.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajarandaring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.

Dwiyanto. Menyiapkan Pembelajaran dalam memasuki”New Normal” denganBlended learning. Diakses pada 12 September 2020 dari :http://lpmplampung.kemdikbud.go.id/po-content/uploads/New_Normal_Blended_Learning_artikel_sec.pdf.

Dwiyogo, W. D. 2018. Permbelajaran Berbasis Blended learning.Depok:Rajawali Pers

Hariandi, A., & Irawan, Y. (2016). Peran Guru dalam Penanaman Nilai KarakterReligius di Lingkungan Sekolah pada Siswa Sekolah Dasar. JurnalGentala Pendidikan Dasar, 1(1), 176-189.

Helaluddin. Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan Fenomenologi: SebuahPenelitian Kualitatif. Diakses pada 01 Oktober 2020 dari :file:///C:/Users/ozoNe-com/Downloads/ARTIKEL%20MENGENAL%20KUALITATIF-SPLIT%20(1).pdf.

82

Hendarita, Y. Model pembelajaran blended learning dengan media blog. diaksespada 21 September 2020 darihttps://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_3.pdf

Hilayati, H. (2013). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam DiSekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kecamatan Tanjung LubukKabupaten Ogan Komering Ilir (Doctoral Dissertation, Universitas IslamNegeri Raden Fatah Palembang).

Husamah, H. 2014. Pembelajaran bauran (Blended learning). Malang: PrestasiPustaka.

Indrawati. 2011. Model-model pembelajaran implementasinya dalampembelajaran fisika. Jember: Universitas Jember.

Istiningsih, S., & Hasbullah, H. (2015). Blended learning, Trend StrategiPembelajaran Masa Depan. Jurnal Elemen, 1(1), 49-56.

Maryono, M., Budiono, H., & Okha, R. (2018). Implementasi PendidikanKarakter Mandiri Di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala PendidikanDasar, 3(1), 20-38.

Munir. 2012. Pembelajaran Jarak jauh Berbasis Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung : Alfabeta.

Munir. 2015. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :Alfabeta.

Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta

Onta, M. R. 2018. Efektivitas Penerapan Model Blended learning DenganMenggunakan Media Pembelajaran Quipper School Ditinjau DariMotivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Tkj-A Smk AsisiJakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Pribadi, B.A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:Prenadamedia Group

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada

Rusman. 2018. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah WabahCovid-19. Biodik, 6(2), 214-224.

Sari, Maharani. Update Kasus Covid-19 di Indonesia. Diakses pada 18 September2020 dari https://nasional.kompas.com/read/2020/09/18/15161651/update-bertambah-3891-kini-ada-236519-kasus-covid-19-di-indonesia?page=all

83

Satori, D., Komariah, A. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang :Prenamedia Group.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Syarifuddin, S. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TipeTalking Stick pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di KelasX SMA Negeri 19 Makassar (Doctoral dissertation, Universitas IslamNegeri Alauddin Makassar).

Yantoro, Y., & Kurniawan, A. R. (2020). Implementasi Pak Buya (PembelajaranAktif dan Budaya Baca) Mewujudkan Excelennce School di SekolahDasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikandan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(2), 144-156.

Yuniarto, E. (2015). Penerapan Evaluasi pada Blended learning Berbasis Moodledalam Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Likhitaprajna, 17(2), 65-85.

84

LAMPIRAN

85

Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

85

Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

85

Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

86

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

86

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

86

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

87

Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian

87

Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian

87

Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian

88

Lampiran 4: Surat Persetujuan Pembelajaran Tatap Muka

89

Lampiran 5: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Observasi)

No. IndikatorSub indikator

Hasil pengamatan

1Perencanaanpembelajaran

blendedlearning

Rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) modelpembelajaran blended learning.

2Pembagian waktu dalampembelajaran blended learning.

3Sarana dan prasarana yangdibutuhkan untuk pembelajarandengan model blended learning.

4

Pembelajaranonline

Seeking of information(pencarian informasi)

5Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

6Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksipengetahuan)

7

Pembelajarantatap muka

Seeking of information(pencarian informasi)

8Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

9Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksipengetahuan)

10

Penilaianpembelajaran

blendedlearning

Penilaian sikap

11 Penilaian pengetahuan

12 Penilaian keterampilan

90

Lampiran 6: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Kepala Sekolah)

Nama Informan

NIP

Jabatan

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menerapkan model pembelajaranblended learningdi sekolah ini pada masa pandemicovid-19

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk prosespembelajaran menggunakan model blended learning?

3 Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran blended learning?

4 Bagaimana proses pembelajaran pembelajaran onlineyang dilakukan di sekolah ini?

5 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana sekolahyang mendukung pembelajaran pembelajaranonline?

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

7 Apa saja upaya yang ibu dilakukan sebagai kepalasekolah untuk mengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

8 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran tatap mukadi tengah pandemi covid-19?

9 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria untukmelakukan pembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

10 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu hadapidalam penerapan pembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

11 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam pembelajaran tatap muka ?

12 Apa tanggapan ibu mengenai proses pembelajaranyang dilakukan dengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?

91

Lampiran 7: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Guru)

Nama Informan

NIP

Jabatan

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menggunakan model pembelajaranblended learningpada masa pandemi covid-19

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk prosespembelajaran menggunakan model blended learning?

3 Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran blended learning?

4 Bagaimana proses pembelajaran pembelajaranonline yang ibu lakukan ?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran online masa pandemi covid-19?

6 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana sekolahyang mendukung pembelajaran online?

7 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapanpembelajaran online?

8 Apa saja upaya yang dilakukan ibu untuk mengatasikendala dalam pembelajaran pembelajaran online?

9 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran tatap mukadi tengah pandemi covid-19?

10 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

11 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria untukmelakukan pembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

12 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu hadapidalam penerapan pembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

13 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam pembelajaran tatap muka ?

14 Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan padamodel pembelajaran blended learning?

92

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

15 Bagaimana hasil penilaian dari pembelajaran blendedlearning?

16 Apa kesulitan yang ibu hadapi dalam melakukanpenilaian dengan model pembelajaran blendedlearning?

17 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam penilaian pembelajaran blendedlearning?

18 Apa tanggapan ibu mengenai proses pembelajaranyang dilakukan dengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?

93

Lampiran 8: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Siswa)

Nama Informan

Kelas

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

94

Lampiran 9: Hasil Temuan Observasi 1 (09-14 November)

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

1

Perencanaanpembelajaran

blendedlearning

Perangkat pembelajaranblended learning.

RPP yang digunakan dikelas V Amenggunakan modelpembelajaran blended learning.Dalam langkah kegiatannya sudahtermuat tahapan belajar blendedlearning yaitu seeking ofinformation, acquisition ofinformation, synthesizingknowledge.

2

Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.

Pembagaian waktu antara belajarsecara online dan tatap mukadibagi dalam hari yang berbeda.Yaitu dimana pembelajaran tatapmuka dilakukan pada hari selasadan kamis, selebihnya dilakukanpembelajaran secara online. untukpembelajaran tatap muka hanya 1jam 35 menit

3

Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.

Bahan ajar yang digunakan dalampenerapan model blendedlearning ini cukup bervariasi.Mulai dari buku siswa dan bukuguru, video pembelajaran dariguru, dan sumber belajar onlineseperti youtube

4

Pembelajaranonline

Seeking of information(pencarian informasi)

Pada pembelajaran online atau,tahapan ini digunakan saat gurumeminta siswa mencari informasiterkait materi pembelajaran yangsedang dilakukan, dan biasanyasiswa mencari informasi tentangpembelajaran di youtube.

5

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

Tahapan ini dilakukan setelahtahapan seeking of informationdilakukan, dimana setelah siswamencari informasi tentang materipembelajaran, maka guru akanmengajak siswa untuk berdiskusibersama. Biasanya dilakukan diwa dan zoom meeting.

6

Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

Tahapan ini dilakukan untukmengetahui pemahaman siswaterhadap pembelajaran yangdilakukan. Dimana bentukkegiatanya berupa pengunggahantugas baik berupa video ataurangkuman materi pembelajaranmelalui media online.

95

Lanjutan Tabel

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

7

Pembelajarantatap muka

Seeking of information(pencarian informasi)

Tahapan ini jarang terjadi padapembelajaran tatap muka karenalebih sering dilakukan pada saatbelajar secara online. Hal inidikarenakan waktu yangdigunakan cukup singkat padapembelajaran tatap muka. Olehsebab itu lebih sering digunakanuntuk berdiskusi tentang materiyang belum tuntas atau belumdimengerti pada pembelajaransecara online.

8

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

Tahapan ini benar-benardimanfaatkan saat belajar tatapmuka. dimana siswa sangatantusias mengungkapkan hal-halyang memang belum merekapahami. Terlihat mereka benar-benar menandai halaman-halamanpada buku siswa tentang materiyang belum mereka pahami yangkemudian dibahas hingga tuntasbersama guru dan siswa yang lain.

9

Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

Pada tahapan ini siswamendemostrasikan tentang apayang telah mereka pahami sepertimempresentasikannya ke depankelas.

10

Penilaianpembelajaran

blendedlearning

Penilaian sikap

Penilaian sikap dapat diamati saatmelakukan pembelajaran secaraonline yaitu dengan mengamatitingkah laku siswa selama prosespembelajaran berlangsungmenggunakan media online.namun pada saat pembelajarantatap muka, penilaian sikap jugadiamati oleh guru meskipunwaktunya terbatas.

11 Penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan yangdilakukan guru saat inimenggunakan google form untukmenilai pemahaman siswa padamateri yang telah dipelajari. Soaldi google form diambil dari lkpdyang kemudian dimodifikasi dandimasukkan ke google form.

12 Penilaian keterampilan

Penilaian keterampilan diamatimelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka.

96

Lampiran 10: Hasil Temuan Observasi 2 (23-28 November 2020)

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

1

Perencanaanpembelajaran

blendedlearning

Perangkat pembelajaranblended learning.

Guru kelas V A menyediakanperangkat pembelajaran mulai darprota, promes, silabus, rpp,hinggalkpd. Pada rpp, langkahpembelajaran sudah memenihisintaks pembelajaran blendedlearning.

2

Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.

Berdasarkan pembagian waktuantara belajar secara online dantatap muka yang dibagi dalamhari yang berbeda. Yaitu dimanapembelajaran tatap mukadilakukan pada hari selasa dankamis, selebihnya dilakukanpembelajaran secara online. untukpembelajaran tatap muka hanya 1jam 35 menit. Maka blendedlearning yang digunakanmengacu pada blended learningtipe rotation model.

3

Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.

Bahan ajar yang digunakan dalampenerapan model blendedlearning ini cukup bervariasi.Mulai dari buku siswa dan bukuguru, video pembelajaran dariguru, dan sumber belajar onlineseperti youtube hingga PPT

4

Pembelajaranonline

Seeking of information(pencarian informasi)

Tahapan ini selalu dilakuakn padapembelajaran online atau, tahapanini digunakan saat guru memintasiswa mencari informasi terkaitmateri pembelajaran yang sedangdilakukan, dan biasanya siswamencari informasi tentangpembelajaran di youtube.Kemudian guru terkadang jugamenyediakan video untuk diamati

5

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

Guru akan mengajak siswa untukberdiskusi bersama sebagai tindaklanjut dari tahapan seeking ofinformation

6

Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

Guru mengajak siswamenyimpulkan pembelajaranyang telah dilakukan sebagaitindak lanjut dari tahapan atausintaks acquisition of information

97

Lanjutan Tabel

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

7

Pembelajarantatap muka

Seeking of information(pencarian informasi)

Tahapan ini tidak dilakukan padapembelajaran tatap muka. karenamengingat waktunya yangsingkat. Selain itu, tahapan inisudah pasti dilakukan padapembelajaran online.

8

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

Sebelum masuk kelas gurumengecek kelengkapan protokolkesehatan siswa. Guru jugamenyemptotkan handsanitizerkepada siswa sebelum masukkelas. Setelah itu barulah siswadan guru berdiskusi bersama-sama, siswa bertanya danmengeluarkan pendapat..

9

Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

siswa menjelaskan tentang apayang telah mereka pahami sepertimempresentasikannya ke depankelas.

10

Penilaianpembelajaran

blendedlearning

Penilaian sikap

Guru mengamati setiap tindakansiswa saat melakukanpembelajaran secara online yaitudengan mengamati tingkah lakusiswa selama proses pembelajaranberlangsung menggunakan mediaonline. namun pada saatpembelajaran tatap muka,penilaian sikap juga diamati olehguru meskipun waktunya terbatas.

11 Penilaian pengetahuanGuru menggunakan google formuntuk mengevaluasi hasil belajar

12 Penilaian keterampilan

Guru melakukan penilaianmelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka. Dan juga melalui hasilkarya atau produk siswa

98

Lampiran 11: Hasil Temuan Observasi 3 (07-12 Desember 2020)

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

1

Perencanaanpembelajaran

blendedlearning

Perangkat pembelajaranblended learning.

Perangkat kelas yang dimiliki dikelas V A sudah cukup lengkap.Dimulai dari prota, promes,silabus, RPP, LKPD.

2

Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.

Blended learning yang digunakanmengacu pada blended learningtipe rotation model.yang manaantara pembelajaran tatap mukadan online dilakukan terpisah.

3

Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.

Guru sudah menyiapkan bahanajar yang bervariasi. Namunterkadang guru masihmenggunakan template powerpoint yang sama untuk materiyang berbeda.

4

Pembelajaranonline

Seeking of information(pencarian informasi)

Tahapan ini rutin dilakukan dandijadikan tahapan pertama dalammemulai pembelajaran onlineyang menggunakan zoom

5

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

Tahapan ini berisi kegiatandiskusi. Namun guru terkadangkesulitan untuk mengembalikanfokus siswa jika terjadi gangguanjarinvgan internet. Guru jugamengajak siswa untuk melakukankegiatan belajar melalui kegiatantutor sebaya yang dilakukanmelalui video call sebagai upayayang dilakukan guru jikapembelajaran dengan zoomterhambat

6

Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

Guru mengajak siswamenyimpulkan pembelajaranyang telah dilakukan sebagaitindak lanjut dari tahapan atausintaks acquisition of information

7

Pembelajarantatap muka

Seeking of information(pencarian informasi)

Tahapan ini tidak dilakukan padapembelajaran tatap muka. karenamengingat waktunya yangsingkat. Selain itu, tahapan inisudah pasti dilakukan padapembelajaran online.

8

Acquisition of information(mendiskusikan informasi)

siswa benar-benar menandaihalaman-halaman pada bukusiswa tentang materi yang belummereka pahami yang kemudiandibahas hingga tuntas bersamaguru dan siswa yang lain dengancara berdiskusi bersamakhususnya materi pada matapelajaran matematika.

99

Lanjutan Tabel

No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

9Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)

Siswa maju ke depan kelasmempresenrasikan hasil diskusi.

10

Penilaianpembelajaran

blendedlearning

Penilaian sikap

Saat melakukan pembelajaransecara online penilaian sikapdilakukan dengan mengamatitingkah laku siswa selama prosespembelajaran berlangsungmenggunakan media online.namun pada saat pembelajarantatap muka, penilaian sikap jugadiamati oleh guru meskipunwaktunya terbatas.

11 Penilaian pengetahuan

Guru menggunakan google formuntuk mengevaluasi hasil belajarsiswa

12 Penilaian keterampilan

Guru melakukan penilaianmelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka. Dan juga melalui hasilkarya atau produk siswa

100

Lampiran 12: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Kepala Sekolah

Nama Informan Siti Romiyati

NIP 196406081993032002

Jabatan Kepala Sekolah

Tgl. Pelaksanaan 9 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learningdisekolah ini pada masa pandemi covid-19

Yang jelas kan kita dilarang melakukanpembelajaran tatap muka dalam skalabesar, jadi mau tak mau dilakukanpembelajaran dengan sistem blendedlearning atau kombinasi. Jadi kitaterapkan blended learning ini kepadasiswa yang dimulai dari sosialisasikepada wali murid bahwa dalam sistempembelajaran pada masa pandemi ini kitaterapkan model pembelajaran blendedlearning. Sebenarnya istilahnya sajayang terkenal masih baru padahal sudahditerapkan model pembelajaran tatapmuka, daring atau online begitu ya.

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?

Kami waktu itu membuat jadwal jadisenin guru diberikan kesempatan untukmempersiapkan materi pembelajaran,kemudian dihari selasa hingga jumatdilakukan pembelajaran baik secaraonline ataupun tatap muka ataupunmandiri kemudian di hari sabtu diadakanevaluasi bersama apa kekurangannyaatas pembelajaran yang telah dilakukan.

3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Ya guru mempersiapkan materipembelajaran sesuai dengan kebutuhansiswa. Nah disini guru menyederhanakanmateri yang diberikan sesuai dengankebutuhan siswa agar tidak membebanisiswa. Jadi disini guru menyederhanakankurikulum sesuai dengan kebutuhansiswanya.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?

Nah pembelajaran daring yang dilakukandi sekolah ini bervariasi ada sebagianguru yang menggunakan zoom, ada yangmenggunakan wa, ada juga yangmemanfaatkan youtube, kemudian adajuga yang live streaming melaluifacebook. Tapi kebanyakan mayoritasmenggunakan wa.

101

Lanjutan TabelNo. Pertanyaan Keterangan

5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?

Sebelum pandemi, guru-guru sudahdiberikan laptop. Sekarang ada kuotagratis. Kemarin kita sudah kerja samadengan Smartfren. Jadi wali murid diberikartu satu per satu lalu setiap bulan diisi.Ini sudah dimulai sejak Agustus. Kuotaini sebenarnya ya dari pemerintah, tapiyang, mengupayakan adalah sekolah

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?

Kesulitannya yaitu kurangnyapemahaman orang tua siswa untukmengajarkan siswanya dalam belajaronline. Dimana orang tua siswanya ituada yang kurang bisa mengoperasikangadget selain itu tidak semua siswamempunyai gadget, kebanyakan punyaorang tuanya. Jadi saat kita mengadakanpembelajaran online terkadang hp nyadibawa oleh orang tuanya. Jadikesulitannya berasal dari siswanya,sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajarmenggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaranonline. Tapi ini hanya sebagian kecil

7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Seperti kemarin kami membuat suratkepada Tanoto atau fasilitator supayaguru-guru ini diberikan pelatihan untukbelajar bagaimana proses pembelajaranini tetap berjalan dan agar mereka bisamenggunakan media online untuk belajardaring. Dengan adanya pelatihan, gurusetidaknya memilki gambaran untukmenerapkan atau mengelolapembelajaran di kelasnya. Tinggalbagaimana guru mengkombinasikannyadengan pembelajaran tatap muka. Jadisebenarnya itu guru-guru di sekolah inisudah paham dengan pembelajarandaring namun ya mungkin belum sangatmenguasai, untuk beberapa guru masihbutuh bimbingan agar lebih baik lagi.

8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Karena anak-anak ini kesulitan dalammengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau onlinesecara terus menerus karena merekatidak bisa bertanya secara langsung. Bisabertanya lewat hp tapi lama karena gurujuga tidak selalu memegang hp akhirnyaterhambat juga proses belajar mereka.Kemudian tatap muka ini kami lakukandengan shif. Dimana satu siswa itubertemu dengan gurunya minimal satukali dalam seminggu untuk bisaberkomunikasi.

102

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Saya rasa sudah memenuhi kriteriamelakukan pembelajaran tatap mukaatau lebih tepatnya blended learningkarena kan di sekolah ini juga adapembelajaran online nya. Kemarin sudahada surat persetujuan yangmemperbolehkan belajar tatap mukayang ditandatangani oleh orang tuasiswa. Waktu sosialisasi sebagian besarbahkan semuanya 100% meminta untukdilakukan tatap muka. kami sudahmenyiapkan protokol kesehatan.sepertipencuci tangan, handsanitizer danmembagikan masker. Jadi pembelajarantatap muka yang kami lakukan ini atasdasar kesepakatan bersama denganorang tua dan penilik sekolah ataskeadaan yang amat sangat mendesak.

10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Kalau pada pembelajaran tatap muka inisebenarnya ini solusi dari pembelajarandaring. karena terkendala padapembelajaran daring, makadisempurnakan atau dilengkapi denganpembelajaran tatap muka. Nah mungkinkendalanya disini kita kurang banyakwaktu karena sesuai kesepakatan, bahwapembelajaran tatap muka dilakukanhanya boleh 1 jam 35 menit. Tapi yabagaimana lagi hanya boleh begitu.Daripada tidak dilakukan sama sekalijadi kita jalankan saja sesua waktu yangtelah disepakati.

11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Ya dengan memanfaatkan waktu yangkita punya itu semaksimal mungkin. Jadiguru harus pandai menyusunpembelajaran dengan baik agar tujuanpembelajaran dapat tercapai denganwaktu yang kita miliki tersebut.

12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Karena masanya pandemi jadi ya itulahjalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar,meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat ini

103

Lampiran 13: Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Kepala Sekolah

Nama Informan Siti Romiyati

NIP 196406081993032002

Jabatan Kepala Sekolah

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learning disekolah ini pada masa pandemi covid-19

Karena untuk memenuhi kebutuhanbelajar siswa kan dilarang melakukanpembelajaran tatap muka .dalam skalabesar makanya dilakukan pembelajarankombinasi antara tatap muka dan online

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?

Kami mengatur jadwal pembelajaranblended learning. Karena ini merupakansalah satu bagian penting dalampenerapan blended learning. Nah untukperangkat pembelajaran dipersiapkanoleh gurunya sesuai dengan kebutuhan dikelasnya masing-masing.

3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Jadi disini guru menyederhanakankurikulum sesuai dengan kebutuhansiswanya. Kemudian guru jugamenyiapkan perangkat pembelajaranseperti biasanya namun disesuaikandengan kebutuhan pembelajarankombinasi.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?

Ada sebagian guru yang menggunakanzoom, ada yang menggunakan wa, adajuga yang memanfaatkan youtube,kemudian ada juga yang live streamingmelalui facebook. Tapi kebanyakanmayoritas menggunakan wa.

5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?

Salah satunya kuota gratis. Kuota inisebenarnya ya dari pemerintah, tapi yangmencari, mengupayakan adalah sekolah.Sebelumnya masa pandemi juga guru-guru sudah diberikan laptop dari sekolah.

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?

Kesulitannya berasal dari siswanya,sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajarmenggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaranonline. Tapi ini hanya sebagian kecil.Selain itu masalah koneksi yang kadangtiba-tiba gangguan.

104

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Kami selalu mengupayakan agar gurudapat terus belajar menggunakanteknologi melaui pelatihan-pelatihan.

8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Untuk memenuhi kekurangan daribelajar online. Karena anak-anak inikesulitan dalam mengerjakan tugas jikadilakukan pembelajaran secara daringatau online secara terus menerus karenamereka tidak bisa bertanya secaralangsung

9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Sudah memenuhi kriteria. Kami dsudahmelakukan rapat dengan orang tua dankomite sekolah dan sebagian besarmeminta untuk dilakukan tatap muka.kami sudah menyiapkan protokolkesehatan.seperti pencuci tangan,handsanitizer dan membagikan masker.

10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Mungkin kendalanya disini kita kurangbanyak waktu karena sesuai kesepakatan,bahwa pembelajaran tatap mukadilakukan hanya boleh 1 jam 35 menit.

11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Kita harus memanfaatkan waktu yangkita punya itu semaksimal mungkin. Jadiguru harus pandai menyusunpembelajaran dengan baik agar tujuanpembelajaran dapat tercapai denganwaktu yang kita miliki tersebut. Intinyaguru harus pandai memanajemen waktuyang ada.

12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Karena masanya pandemi jadi ya itulahjalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar,meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat ini

105

Lampiran 14: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Kepala Sekolah

Nama Informan Siti Romiyati

NIP 196406081993032002

Jabatan Kepala Sekolah

Tgl. Pelaksanaan 7 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learning disekolah ini pada masa pandemi covid-19

Karena hasil kesepakatan bersama danuntuk membantu siswa memperolehpembelajaran dengan baik di masadarurat ini.

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?

Kami mengatur jadwal pembelajaranblended learning. Karena ini merupakansalah satu bagian penting dalampenerapan blended learning.

3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Tentunya menyiapkan perangkatpembelajaran seperti biasanya. Terusuntuk model pembelajaran blended initentunya guru juga harus menyiapkanpembelajaran online nya.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?

Macam-macam, guru memanfaatkanyoutube, kemudian ada juga yang livestreaming melalui facebook. Tapikebanyakan mayoritas menggunakanwa.

5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?

Seperti yang telah kita ketahui,pemerintah menyediakan kuota belajar..Kuota ini sebenarnya ya dari pemerintah,tapi yang mencari, mengupayakan adalahsekolah. Sebelumnya masa pandemi jugaguru-guru sudah diberikan laptop darisekolah.

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?

Masalah koneksi yang kadang tiba-tibagangguan.

7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Kami akan mengusahakan untukmemasang wifi di sekolah ini, sejauh iniuntuk wifi di sekolah ini memang belumada.

8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Karena anak-anak ini kesulitan dalammengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau onlinesecara terus menerus makanya juga perluadanya pembelajaran tatap muka.

106

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Sudah karena kami sudah menyiapkanprotokol kesehatan.seperti pencucitangan, handsanitizer dan membagikanmasker.

10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Mungkin kendalanya disini kita kurangbanyak waktu karena sesuai kesepakatan,bahwa pembelajaran tatap mukadilakukan hanya boleh 1 jam 35 menit.

11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Guru harus pandai-pandai menggunakanwaktu yang ada

12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?

Sangat membantu di masa pandemi inimeskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat inimenurut saya.

107

Lampiran 15: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Guru

Nama Informan Sugiah

NIP 196210281982032003

Jabatan Guru Kelas

Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learningpadamasa pandemi covid-19

Pertama karena keadaan saat ini yaitupandemi covid-19. Kedua karena kendaladari pihak orang tua yang masih kesulitanmenggunakan android. Ketiga karena kondisiekonomi tiap siswa yang berbeda-beda, adayang tidak punya hp. Keempat karena parasiswakurang paham terhadap materipembelajaran yang disampaikan melaluipembelajaran daring.

2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?

Sebenarnya persiapan pada model blendedlearning hampir sama seperti modelpembelajaran lainnya. Jadi setiap guru ituharus mempunyai prota, promes, silabus,RPP, jadwal-jadwal dan laporan-laporanyang ada hubungannya dengan prosespembelajaran atau dengan kata lain guru harusmempersiapkan perangkat pembelajarannya.Namun disini tugasnya sedikit ditambahkarena ada dua metode pembelajaran yaitutatap muka dan online. untuk online tentunyakita harus menyiapkan media atau bahan ajaryang berbeda. Dan RPP yang digunakandisederhanakan sesuai kebutuhan siswa

3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?

Seperti pertanyaan sebelumnya, dimanapersiapakan kita lakukan, kemudianmusyawarahkan bersama orang tuabagaimana proses pembelajaran yang maudilakukan. RPP disederhanakan dan jugaproses pembelajaran yang dilakukan yaitu adatatap muka dan daring atau pemberian tugas.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?

Proses pembelajaran yang dilakukan fleksibelkapan saja dapat dilakukan, siswa bebasbertanya atau berdiskusi. Tapi saya tetapmengontrol pembelajaran dimana saya akanmeminta siswa untuk mencari informasi darimanapun atau terkadang saya jugamenyediakan materi berupa videopembelajaran tentang materi yang akandibahas lalu akan didiskusikan bersama.

108

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?

Tahapannya dimulai di hari senin siswadiberikan tugas seperti mencari informasi atautentang materi yang akan dipelajari dan ketikasiswa kesulitan boleh dibantu oleh orang tua,namun jika masih kesulitan siswa dibentukmenjadi kelompok kecil dengan tutor sebayauntuk dilakukan diskusi, kemudian sebagaitindak lanjut berikutnya akan dilakukanpembahasan bersama dan pelaporan hasildiskusi pada pembelajaran tatap muka.

6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?

Ya banyak teman untuk saling membantu,kemudian ada kuota dari pemerintah, dan adabantuan dari mahasiswa plp yang lebih pahamtentang IT jadi saya juga bisa sekalian belajardengan mereka. Ada juga pelatihan yangdiberikan kepada guru untuk mempelajaripembelajaran secara online.

7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapanpembelajaranonline?

Sebenarnya banyak bantuan yang sayadapatkan seperti dari teman dan para adik-adik mahasiswa PLP, jadi insyaallah kendaladari saya sendiri sebagai guru hanya kadangsulit membuat anak untuk fokus dalam prosespembelajaran mungkin karena baru kali ya.Sementara fasilitas sudah ada, tinggal kitanyasaja yang rajin belajar menggunakan IT.Karena kalau sudah terbiasa maka tidak akanjadi kendala atau hambatan. Tapi kendalayang tidak dapat kita hindari ya itulah sepertijaringan internet yang mungkin terkadang adagangguan sehingga membuat fokus siswaterganggu, tapi alhamdulillah sangat jarangterjadi

8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?

Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.

9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Karena adanya daring yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtuntas dilakukan secara daring. Namun tatapmuka hanya terjadi dua kali dalam seminggudan siswanya dibagi menjadi dua shift yaituhari selasa dan hari kamis.

109

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap mukamasa pandemi covid-19?

Tahapan tatap muka pada masa pandemitentu berbeda dengan pembelajaransebelumnya. Biasanya kan ada kegiatanpembuka, namun karena hanya tersedia waktu1 jam 35 menit jadi langsung pada kegiataninti saja seperti memulai diskusi tentangpembelajaran sebelumnya kemudiandemonstrasi atau mengemukakan hasildiskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.Kurang lebih sama tahapannya padapembelajaran daring hanya saja prosesnyaberbeda.

11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Insyaallah sudah. Karena pertama sekali kamiharus memenuhi protokol kesehatan. Kedua,SD ini beserta staf dan para orang tua telahmelakukan rapat untuk melakukanpembelajaran tatap muka dengan keputusanmenggunakan shif dan waktu yang telahditentukan. Nah protokol kesehatan yang adadi sekolah ini bisa dilihat secara langsung.Kami sudah menyediakan tempat pencucitangan beserta sabun, di beberapa bagiansekolah, kemudian siswa dan guru harusselalu menggunakan masker atau face shield,kemudian sering-sering menggunakanhandsanitizer.Selain itu juga pembelajarankan sudah diatur dengan shif, dan jumlahsiswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya.

12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Sebenarnya tidak ada hambatan. Karenainikan pembelajaran blended learning yangmana memang dikombinasikan denganpembelajaran daring. jadi untuk waktupembelajaran tatap muka yang telahdisepakati itulah yang kita gunakan sebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya. Karenakan ini beda situasinya. Jika pembelajaranyang dilakukan full tatap muka, dengan waktu1 jam 35 menit, nah tu baru bisa saya katakanhambatannya kekurangan waktu dalam prosespembelajaran.

13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Pastinya saya akan menggunakan kesempatanbelajar tatap muka ini sebaik mungkinmeskipun singkat, tujuan pembelajaran harustetap tercapai. Atau kadang jika dirasa masihbelum cukup waktunya, maka kami sebagaiguru yang datang ke rumah siswa untukbelajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dan

110

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

saya datang ke rumah siswa itu. Istilahnya ituhome visit. Tapi ini dilakukan jarang sekalikarena biasanya pembelajaran sudah tuntassaat menggunakan pembelajaran onlinekemudian disempurnakan dengan tatap mukameskipun tidak semaksimal pembelajaran kitapada umumnya sebelum pandemi

14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?

Kalau pada pembelajaran tatap mukanya adapenilaian pada proses pembelajaran, adapenilaian melalui jurnal, lisan atau tulisan.Yang tidak bisa dilakukan tatap muka, bisadilakukan melalui daring seperti melalui grupwa atau video call dan zoom dari situ kitajuga bisa melakukan penilaian misalnya padapenilaian sikap, bagiamana sikap siswa dalamproses pembelajaran, disitu saya akan menilaimana yang aktif, yang sering merespon danyang sopan meskipun pembelajaran dilakukansecara online. ada juga penilaian melaluigoogle form. Siswa menjawab soal yang adadi google form.

15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?

Jika dibandingkan dengan hasil pembelajarandi masa normal dalam satu minggu, memanghasilnya tidak seoptimal pada pembelajaranmasa normal. Tapi dengan penggunaan modelini ada belajar pakai wa, zoom terus tatapmuka jadi hasilnya alhamdulillah tidak terlalumenurun karena kegiatanya cukup memadaiuntuk nilai yang baik.

16 Apa kesulitan yang ibu hadapidalam melakukan penilaian denganmodel pembelajaran blendedlearning?

Saya kesulitan melakukan penilaian jikasiswanya tidak pernah hadir. Padapembelajaran online jarang ikut, terus padapembelajaran tatap muka juga jarang ikut.Kadang alasannya tidak masuk akal, ada yangbilang jaga adik lah. Adalah beberapa siswayang seperti itu.

17 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampenilaian pembelajaran blendedlearning?

Kalau masalah itu saya sih biasanyamemanggil orang tuanya, memberikan nasihatpada mereka untuk memperhatikanpendidikan anaknya. Karena orang tuanya lahyang bisa memantau siswa di rumah. Nahsemenjak saya beri nasihat itulah, adaperubahan pada siswa itu. Jadi intinya peranorang tua sangat penting.

18 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukandengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?

Kalau menurut saya karena inilah yang palingbaik dilakukan saat pandemi yaitupembelajaran dengan blended learning ataukombinasi karena paling cocokdan tepat dikeadaan saat ini.

111

Lampiran 16 : Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Guru

Nama Informan Sugiah

NIP 196210281982032003

Jabatan Guru Kelas

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learning padamasa pandemi covid-19

Kondisi saat ini yang tidak memadai untukmelakukan pembelajaran seperti biasanyayaitu full tatap muka. Namun juga tidakmemadai untuk dilakukan pembelajaran fulldaring. makanya lebih tepat dikombinasikan

2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?

Suatu proses pembelajaran itu harus adaprogramnya, dari prota, promes, silabus,pemetaan sampai dengan alat evaluasinya.Sama halnya dengan pembelajaran sepertibiasa.

3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?

Perencanaannya sesuai dengan apa yang telahdipersiapkan dari administrasi pendidikanyang telah disiapkan. Hanya saja disini adadua metode yaitu daring dan tatap muka.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?

Biasanya saya menggunakan zoom dan wasebagai media online nya. Siswa diberikantugas seperti mencari informasi atau materiyang akan dipelajari dan ketika siswakesulitan boleh dibantu oleh orang tua, namunjika masih kesulitan siswa dibentuk menjadikelompok kecil dengan tutor sebaya untukdilakukan diskusi, kemudian sebagai tindaklanjut berikutnya akan dilakukan pembahasanbersama dan pelaporan hasil diskusi padapembelajaran tatap muka.

5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?

Pertama saya meminta siswa untuk mencariinformasi dari manapun atau terkadang sayajuga menyediakan materi berupa videopembelajaran tentang materi yang akandibahas lalu akan didiskusikan bersama lalukami bersama-sama melakukan kesimpulan.

6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?

Sebelum pandemi, guru sudah diberikanlaptop dari sekolah, cukup banyak sumber-sumber pembelajaran yang disediakansekolah. Seperti alat peraga seperti kerangka,peta, batu-batuan. Nah alat peraga itu tetapbisa saya gunakan dalam pembelajaran online.Kemudian sekarang sudah ada kuota belajaryang dapat membantu guru untuk mencarisumber belajar secara online.

112

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapan pembelajaranonline?

Kendala utama ya itulah koneksi internet jaditerkadang sulit untuk tersambung denganzoomnya. Siswa kadang suka panik sendiridalam grup wa kalau tidak bisa masukzoomnya. Kebanyakan kesulitan timbul darisiswanya.

8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?

Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.

9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Karena pembelajaran online yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtersampaikan sepenuhnya secara daring.

10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap muka masa pandemi covid-19?

Pertama kali pastinya kami mengecekkelengkapan protokol kesehatan. Seperti biasadisampaikan terlebih dahulu tujuanpembelajarannya lalu dilanjutkan langsungpada kegiatan inti saja seperti memulaidiskusi tentang pembelajaran sebelumnyakemudian demonstrasi atau mengemukakanhasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.Kurang lebih sama tahapannya padapembelajaran daring hanya saja prosesnyaberbeda.

11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Sudah. Protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kamisudah menyediakan tempat pencuci tanganbeserta sabun, di beberapa bagian sekolah,kemudian siswa dan guru harus selalumenggunakan masker atau face shield,kemudian sering-sering menggunakanhandsanitizer.Selain itu juga pembelajarankan sudah diatur dengan shif, dan jumlahsiswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya.

12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Dibilang hambatan juga sih sepertinya tidak.Tapi ya memang untuk pembelajaran tatapmuka waktunya ssdikit karena memang begituaturannya. Karena inikan pembelajaranblended learning yang mana memangdikombinasikan dengan pembelajaran daring.jadi untuk waktu pembelajaran tatap mukayang telah disepakati itulah yang kita gunakansebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya.Karena kan ini beda situasinya. Selain ituterkadang masih ada siswa yang lupamemakai masker ke sekolah

113

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Pastinya saya akan menggunakan kesempatanbelajar tatap muka ini sebaik mungkinmeskipun singkat, tujuan pembelajaran harustetap tercapai. Atau kadang jika dirasa masihbelum cukup waktunya, maka kami sebagaiguru yang datang ke rumah siswa untukbelajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dansaya datang ke rumah siswa itu. Istilahnya ituhome visit. Nah untuk siswa yang masihsering lupa membawa masker maka akan sayasuruh pulang untuk mengambilnya dan sayatidak bosan-bosannya mengingatkan tentangpentingnya protokol kesehatan

14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?

Seperti biasa ada penilaian sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Bisa diamatimelalui proses pembelajaran. Yang tidak bisadilakukan pada pembelajaran online bisadiamati melalui pembelajaran tatap muka. jadiinsyaallah tidak ada penilaian yang tidak bisadilakukan.semuanya bisa dilakukan tinggalkita nya sebagai guru harus inovatif.

15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?

Jika dibandingkan dengan hasil pembelajarandi masa normal dalam satu minggu, memanghasilnya tidak seoptimal pada pembelajaranmasa normal. Tapi dengan penggunaan modelini ada belajar pakai wa, zoom terus tatapmuka jadi hasilnya alhamdulillah tidak terlalumenurun karena kegiatanya cukup memadaiuntuk nilai yang baik.

16 Apa kesulitan yang ibu hadapidalam melakukan penilaian denganmodel pembelajaran blendedlearning?

Saya kesulitan melakukan penilaian jikasiswanya tidak pernah hadir. Baik padapembelajaran online, pada pembelajaran tatapmuka juga tidak hadir.

17 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampenilaian pembelajaran blendedlearning?

Kalau masalah itu saya sih biasanyamemanggil orang tuanya, memberikan nasihatpada mereka untuk memperhatikanpendidikan anaknya.

18 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukandengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?

Ini merupakan solusi untuk pembelajarandimasa pandemi. Karena sangat efektifmenurrut saya pribadi.

114

Lampiran 17: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Guru

Nama Informan Sugiah

NIP 196210281982032003

Jabatan Guru Kelas

Tgl. Pelaksanaan 2 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learning padamasa pandemi covid-19

Untuk memenuhi kebutuhan belajar siswadengan kondisi saat ini yang tidak memadaiuntuk melakukan pembelajaran sepertibiasanya yaitu full tatap muka. Namun jugatidak memadai untuk dilakukan pembelajaranfull daring. makanya lebih tepatdikombinasikan

2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?

Perangkat pembelajarannya dari prota,promes, silabus, pemetaan sampai dengan alatevaluasinya. Sama halnya denganpembelajaran seperti biasa.

3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?

Perencanaannya sesuai dengan apa yang telahdipersiapkan dari perangkat pembelajaranyang telah disiapkan. Hanya saja disini adadua metode yaitu daring dan tatap muka.

4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?

menggunakan media online berupa zoom danwa. Siswa diberikan tugas seperti mencariinformasi atau materi yang akan dipelajari danketika siswa kesulitan boleh dibantu olehorang tua, namun jika masih kesulitan siswadibentuk menjadi kelompok kecil dengantutor sebaya untuk dilakukan diskusi,kemudian sebagai tindak lanjut berikutnyaakan dilakukan pembahasan bersama danpelaporan hasil diskusi pada pembelajarantatap muka.

5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?

Kalau online saya biasanya meninta siswamengamati video yang saya berikan ataumencari informasi terkait materi setelah itutanya jawab bersama.

6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?

sudah ada kuota belajar yang dapat membantuguru untuk mencari sumber belajar secaraonline sementara sumber belajar offline sudahbanyak disediakan di lab sekolah.

7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapan pembelajaranonline?

Kendala utama masih sama ya itulah koneksiinternet jadi terkadang sulit untuk tersambungdengan zoomnya. Tapi sekarang jarang terjadigangguan

115

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?

Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.

9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?

Karena pembelajaran online yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtersampaikan sepenuhnya secara daring.

10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap muka masa pandemi covid-19?

Seperti biasanya pastinya kami mengecekkelengkapan protokol kesehatan. Seperti biasadisampaikan terlebih dahulu tujuanpembelajarannya lalu dilanjutkan langsungpada kegiatan inti saja seperti memulaidiskusi tentang pembelajaran sebelumnyakemudian demonstrasi atau mengemukakanhasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.

11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?

Sudah. Protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kamisudah menyediakan tempat pencuci tanganbeserta sabun, di beberapa bagian sekolah,kemudian siswa dan guru harus selalumenggunakan masker atau face shield,

12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?

Masih ada siswa yang lupa memakai maskerke sekolah.

13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?

Menggunakan kesempatan belajar tatap mukaini sebaik mungkin meskipun singkat, tujuanpembelajaran harus tetap tercapai. Ataukadang jika dirasa masih belum cukupwaktunya, maka kami sebagai guru yangdatang ke rumah siswa untuk belajar bersama.

14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?

Penilaian dilakukan secara langsung saat tatapmuka dan saat belajar online. semua aspekakan dinilai selama proses pembelajaranberlangsung.

15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?

Hasil belajar siswa cukup baik untukpembelajaran di masa pandemi. Tapi jikadibandingkan dengan pembelajaran di masanormal tentu saja masih kurang. Tapi denganadanya model blended learning ini membantusiswa melakukan pembelaujaran dengan baiksehingga nilai mereka cukup baik artinyatidak jauh berbeda.

116

Lampiran 18: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Siswa

Nama Informan Syifa

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Video call lewat wa, terusdiskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil misalnya ngumpuldirumah satu orang

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kesulitannya padapembelajaran matematikakalo daring jadi kurangpaham

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Belajar terus dengan rajinbertanya sama orang tua,teman dan guru.

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Karena sebagai pelengkapdari belajar daring, jadikalau tidak paham pasbelajar daring bisa dibahassaat belajar tatap muka

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Tidak ada kendala bu, malahlebih enak belajar sama-sama di sekolah

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo dirumah terus.

117

Nama Informan Bunga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 12 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Disuruh cari video atau materitentang pembelajaran yangsedang dipelajari, terusdibahas sama-sama denganibu sama teman-teman yanglain juga melalui grup wa danzoom meeting

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah ada kuota internet yangdiberikan setiap bulan

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kadang kurang mengerti samamaterinya

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Bertanya sama orang tua atauibu guru

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham saat daring

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?

Kadang tidak sempat bertanyabu, tapi waktupembelajarannya sudah habis.Terus juga tidak ada jamistirahat. Jadi setelah belajarlangsung dijemput pulang

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?

Kadang ibu guru langsungmenegur yang ribut bu. Kalausudah tidak ribut baru bolehbertanya.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Senang bu karena bisabertemu sama temen dan bisabelajar di kelas sama samawalaupun sebentar

118

Nama Informan Rangga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 12 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Diskusi di wa dan zoom bu,kadang belajar melalui videopembelajaran

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Ada video pembelajaranterus kuota juga ada bu

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kadang jaringannya itususah bu saat belajardaringnya

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Kalau signalnya lagi susahkadang aji keluar rumah buuntuk mencari signal ataukadang ke rumah temanuntuk belajar bersama

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Kendalanya tidak adasepertinya bu karenabelajarnya lancar-lancar sajatidak ada gangguan bu. Tapitu kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Enak bu karena bisa belajarseperti biasa walaupunwaktunya cuman sedikit.Terus juga bisa belajar lewatyoutube kan biasanya tidakpernah..

119

Nama Informan Kheysha

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Video call lewat wa, kadangmenggunakan zoom juga,terus diskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil misalnya ngumpuldirumah satu orang

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kesulitannya padapembelajaran matematikakarena saat belajar tatapmuka seperti biasa ajakadang kurang paham,apalagi saat belajar daringseperti ini jadi kurangpaham.

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Belajar terus dengan rajinbertanya sama orang tua,teman dan guru.

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Karena sebagai pelengkapdari belajar daring, jadikalau tidak paham pasbelajar daring bisa dibahassaat belajar tatap muka

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Waktu belajarnya cumansebentar bu, tidak adaistirahat Sudah selesaibelajar langsung disuruhpulang sama ibu guru.

120

Lanjutan Tabel

No. Pertanyaan Keterangan

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Menggunakan waktu yangada untuk menanyakanmateri yang belum sayapahami sampai sayamengerti bu.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan di sekolah jadi tidakbosan belajarnya kalau dirumah terus.

121

Lampiran 19: Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Siswa

Nama Informan Syifa

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Mengamati video terusdiskusi sama-sama bu abrudisimpulkan

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kadang suka macet-macetbu zoomnya. Jadi terputus-putus

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Cari tempat yang signalnyabagus bu

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?

Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Karena kalau belajar onlineterus ada yang tidak pahambu. Terus juga lebih enakbertanya dan dijelaskan gurusecara langsung

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Kurang lama waktunya bu,dan kadang suka lupa bawamasker jadi balik lagi ambilmasker tapi rumah sayadekat bu.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru lewat wa

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo dirumah terus.

122

Nama Informan Bunga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Pertama kadang ibu gurumenyuruh enonton video ataumencari materi tentangpembelajaran, terus dibahassama-sama dengan ibu samateman-teman yang lain jugamelalui grup wa dan zoommeeting

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

kuota internet yang diberikansetiap bulan

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaran online?

Kurang mengerti samamaterinya karena jaringankadang kadang gangguan bu.

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Kalau tidak paham materilangsung tanya orang tua barutanya guru

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap muka masa pandemicovid-19?

Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatanseperti ada pencuci tangandimana mana.

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?

Tidak sempat bertanya bu, tapiwaktu pembelajarannya sudahhabis.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?

Kadang ibu guru langsungmenegur yang ribut bu. Kalausudah tidak ribut baru bolehbertanya.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Senang bu bisa belajar di kelaswalaupun cumen sebentar

123

Nama Informan Rangga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Diskusi di wa dan zoom lalumenyimpulkan

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Kuota belajar bu

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Jaringannya kadang hilangjadi macet-macet zoomnyabu

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Aji keluar bu untuk mencarisignal atau kadang ke rumahteman untuk belajar bersama

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Menyenangkan bu karenabisa belajar seperti biasawalaupun waktunya cumansedikit. Terus juga bisabelajar lewat youtube kanbiasanya tidak pernah..

124

Nama Informan Kheysha

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Kadang menggunakanzoom, Video call lewat waterus diskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kesulitannya padapembelajaran matematikabu, susah pahami materilewat online

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Bertanya sama orang tua,teman dan guru. intinya rajinbertanya

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?

Diskusi kemudian terkadangmaju kedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Karena pembelajaran tatapmuka untuk membantu kamiyang belum paham terus adajuga yang tidak punya HPwaktu belajar online bu

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah karena ibu guru selalumengingatkan kami untukmemperhatikan protokolkesehatan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Tidak ada kendala bu

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Selalu ingat tentangpentingnya memenuhiprotokol kesehatan

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Sangat membantu kami bu

125

Lampiran 20: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Siswa

Nama Informan Syifa

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Menonton video lalu dibahassama-sama bu

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kadang suka macet-macetbu zoomnya. Jadi terputus-putus

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Cari tempat yang signalnyabagus bu

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?

Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Karena kalau belajar onlineterus ada yang tidak pahambu.

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Tidak ada kendala bu,kadang suka lupa bawamasker jadi balik lagi ambilmasker tapi rumah sayadekat bu.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru lewat wa

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Sangat membantu bu kamibisa belajar dengan onlinedan tatap muka

126

Nama Informan Bunga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Kami mencari materi tentangpembelajaran dan kami jugamenonton video pembelajaranyang ada, terus dibahas sama-sama dengan ibu sama teman-teman yang lain juga melaluigrup wa dan zoom meeting

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Kuota internet yang diberikansetiap bulan bu

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaran online?

Jaringan kadang kadanggangguan bu.

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?

Bertanya atau telpon bu guru

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap muka masa pandemicovid-19?

Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham kadangkami presentasi ke depankelas.

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatanseperti ada pencuci tangandimana mana.

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?

Kadang suka lupa membawamasker

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?

Selalu pakai masker danmengingatkan teman untukmembawa masker.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Senang bu bisa belajar di kelaswalaupun cumen sebentar

127

Nama Informan Rangga

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Mengamati video lalu tanyajawab

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Kuota belajar bu

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?

Jaringaya kadang hilang jadimacet-macet zoomnya bu

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Aji keluar bu untuk mencarisignal atau kadang ke rumahteman untuk belajar bersama

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?

Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Menyenangkan bu karenabisa belajar seperti biasawalaupun waktunya cumansedikit. Terus juga bisabelajar lewat youtube kanbiasanya tidak pernah..

128

Nama Informan Kheysha

Kelas V A

Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?

Menonton video dan dibahassama-sama mengenai apayang terdapat dalam video

2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?

Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?

Kadang ada materi yangtidak paham apalagi kalojaringannya gangguanzoomnya jadi macet

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?

Bertanya sama orang tua,teman dan guru. intinya rajinbertanya

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?

Diskusi kemudian terkadangmaju kedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?

Menyempurnakanpembelajaran daring

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?

Sudah karena ibu guru selalumengingatkan kami untukmemperhatikan protokolkesehatan

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?

Tidak ada kendala bu

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?

Menggunakan prokotolkesehatan yang lengkap

10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?

Kami sangat sukapembelajaran tatap mukadan daring

129

Lampiran 21: Prota (Program Tahunan)

130

131

Lampiran 22: Promes (Program Semester)

131

Lampiran 22: Promes (Program Semester)

131

Lampiran 22: Promes (Program Semester)

132132132

133133133

134134134

135135135

136

Lampiran 23: Silabus

137

Lampiran 24: RPP Blended Learning

137

Lampiran 24: RPP Blended Learning

137

Lampiran 24: RPP Blended Learning

138138138

139139139

140

Lampiran 17: LKPD

140

Lampiran 17: LKPD

140

Lampiran 17: LKPD

141

Lampiran 25: LKPD

141

Lampiran 25: LKPD

141

Lampiran 25: LKPD

142142142

143143143

144

Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form

144

Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form

144

Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form

145145145

146

Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap

146

Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap

146

Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap

147

Lampiran 28: Rekapitulasi Daftar Nilai Pengetahuan dan Ketearmpilan

148

Lampiran 29: Pendokumentasian Penelitian

Wawancara (1) dengan kepala sekolah

Wawancara (2) dengan kepala sekolah

149

Wawancara (3) dengan kepala sekolah

Wawancara (1) dengan guru kelas V A

150

Wawancara (2) dengan guru kelas V A

Wawancara (3) dengan guru kelas V A

151

Wawancara (1) dengan siswa (SPW)

Wawancara (2) dengan siswa (SPW)

152

Wawancara (3) dengan siswa (SPW)

Wawancara (1) dengan siswa (BDF)

153

Wawancara (2) dengan siswa (BDF)

Wawancara (3) dengan siswa (BDF)

154

Wawancara (1) dengan siswa (ZEP)

Wawancara (2) dengan siswa (ZEP)

155

Wawancara (3) dengan siswa (ZEP)

Wawancara dengan siswa (ESM)

Wawancara (1) dengan siswa (ESM)

156

Wawancara (2) dengan siswa (ESM)

Wawancara (3) dengan siswa (ESM)

157

Pembelajaran online melalui zoom meeting

Bahan ajar dalam pembelajaran online

160

Tutor sebaya melalui video call whatsapp

Pembelajaran online melalui whatsapp

160

Tutor sebaya melalui video call whatsapp

Pembelajaran online melalui whatsapp

160

Tutor sebaya melalui video call whatsapp

Pembelajaran online melalui whatsapp

159

Pembelajaran tatap muka

Rapat Pembelajaran tatap muka

159

Pembelajaran tatap muka

Rapat Pembelajaran tatap muka

159

Pembelajaran tatap muka

Rapat Pembelajaran tatap muka

160

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

Kegiatan praktik pada pembelajaran tatap muka

161

Protokol Kesehatan

Pemakaian handsanitizer sebelum masuk kelas

162

Lampiran 30 : Hasil Cek Plagiat

163

Lampiran 31: Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.

Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.

Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]

163

Lampiran 31: Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.

Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.

Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]

163

Lampiran 31: Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.

Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.

Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]