IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS …
Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS …
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDEDLEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR
PADA MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
OLEH :
ZAKIAH MAWAHDAHNIM : A1D117107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2021
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDEDLEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR
PADA MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
oleh
Zakiah MawahdahNIM : A1D117107
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2021
vi
MOTTO
“Apapun yang sedang kamu hadapi, mulailah dengan penuh keyakinan, jalankandengan penuh keikhlasan, dan selesaikan dengan penuh kebahagiaan. Percayalahkamu akan menuai kebaikan”
“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, danbersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku” (Q.S Al-Baqarah: 152)
Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda (alm) dan ibunda tercinta yangselama ini telah berjuang dan bekerja keras demi membesarkanku hingga akuberada di perguruan tinggi ini. Semuanya berkat do’a dan perjuangan orang tuakutercinta yang ingin melihat anaknya sukses dan menggapai cita-cita. Terima kasihku ucapkan kepada ayahanda dan ibunda yang telah menjadi pelita yang selalumengingatkanku disaat aku lupa, yang selalu ada disaat aku tak berdaya, yangselalu menjadi sandaran disaat aku putus asa, dan yang paling utama adalahsumber semangat perjuanganku hingga berada di titik ini.
vii
ABSTRAK
Mawahdah, Zakiah. 2021. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learningdi Kelas V Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19: Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dinidan Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,Pembimbing: (I) Dr. Yantoro, M.Pd., (II) Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag.
Kata Kunci : blended learning, online, tatap muka
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaranblended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-19.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 55/I Sridadi pada November-Desember2020. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenispenelitian studi kasus. Data dalam penelitian ini berupa deskripsi tentangimplementasi model pembelajaran blended learning yang diperoleh melaluimetode wawancara dan observasi sebagai data utama dan dokumentasi sebagaidata penunjang. Dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru kelas V A danperwakilan siswa kelas V A. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudiandilakukan analisis data secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran blendedlearning di kelas V A pada masa pandemi covid-19 sudah terlaksana dimulai dariperencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru seperti perangkatpembelajaran, mengatur jadwal pembelajaran antara tatap muka dan online, danbahan ajar untuk pembelajaran blended learning. Pelaksanaan pembelajaransesuai dengan sintaks blended learning yaitu seeking of information, acquisitionof information dan shyntesizing of knowledge yang dilakukan baik padapembelajaran online maupun tatap muka. Penilaian pembelajaran blendedlearning meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diamatipada pembelajaran online dan tatap muka dengan cara-cara tertentu. Adapunkendala dalam penerapan model blended learning adalah akses internet yang tiba-tiba mengalami gangguan pada saat melakukan pembelajaran online. Sedangkanpada pembelajaran tatap muka terkadang masih ada siswa yang lupa memakaiprotokol kesehatan seperti masker.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa implementasi model blendedlearning di kelas V A dapat dilihat melalui kegiatan perencanaan bahwa gurusudah menyiapkan perangkat pembelajaran, jadwal dan bahan ajar. Pada kegiatanpelaksanaan sudah sesuai dengan sintaks blended learning. Pada kegiatanpenilaian dilakukan secara tatap muka dan online.
viii
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Implementasi Model Pembelajaran Blended learning di Kelas V
Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19 sebagai syarat untuk mengikuti
ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Jambi.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik dukungan moril maupun
dukungan materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada keluarga tercinta khususnya kedua orang tuaku, Almarhum Ayah M.
Satar dan Ibu Jamilah yang tiada hentiya mendoakan, memberi perhatian dan
dukungan untuk kesuksesan kepada penulis. Serta saudara-saudaraku Agus Adha,
Siti Anita dan Muhammad Hafiz yang selalu memberikan doa dan dukungan
disetiap lisannya. Semoga jerih payah kalian mendapat imbalan dari Yang Khalik.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar dan menyediakan banyak waktu, ilmu dan dukungan
kepada penulis yaitu Bapak Dr. Yantoro, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan
Bapak Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag sebagai dosen pembimbing II serta penulis
ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si selaku Kaprodi
PGSD FKIP Universitas Jambi, dan Bapak/Ibu dosen PGSD yang telah memberi
ilmu kepada penulis. Serta terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Romiyati selaku
kepala sekolah SD Negeri 55/I Sridadi, Ibu Sugiah S.Pd selaku wali kelas V A
dan siswa-siswi kelas V A yang telah menyediakan waktu dan tempat kepada
ix
penulis untuk melakukan penelitian. Semoga semuanya menjadi ladang pahala
bagi Bapak dan Ibu sekalian.
Terima kasih kepada sahabat tercinta Tuti Alawiyah, Tasya Yulistina,
Wiji Lestari, Muhammad Reza, Lesi Amiiroh, Hikmatun Nazilah, Awesome
Group, dan seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan semangat kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga kebaikan kalian semua mendapat
imbalan dari Allah SWT.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, saran dan kritik penulis terima
mengingat perlunya masukan dan perbaikan dari kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Akhir kata semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Muara Bulian, Januari 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ivPERNYATAAN............................................................................................ vMOTTO ........................................................................................................ viABSTRAK .................................................................................................... viiPRAKATA.................................................................................................... viiiDAFTAR ISI................................................................................................. xDAFTAR TABEL ........................................................................................ xiiDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 71.3 Tujuan Peneitian ............................................................................... 81.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORITIK2.1 Kajian Teori ..................................................................................... 9
2.1.1 Pembelajaran ............................................................................. 92.1.2 Model Pembelajaran.................................................................. 11
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran........................................ 112.1.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran ............................................ 12
2.1.3 Blended learning ....................................................................... 132.1.3.1 Pengertian Blended learning ............................................. 132.1.3.2 Tujuan dan Karakteristik Blended learning....................... 152.1.3.3 Ruang Belajar Blended learning ....................................... 162.1.3.4 Komponen Blended learning............................................. 192.1.3.5 Pengembangan Blended learning ...................................... 202.1.3.6 Perencanaan Pembelajaran Blended learning.................... 212.1.3.7 Tahapan dalam Blended learning ...................................... 232.1.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning.................. 282.1.3.9 Penilaian Blended learning................................................ 292.1.3.10 Indikator Blended learning.............................................. 30
2.2 Penelitian yang Relevan.................................................................... 322.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 363.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 363.3 Data dan Sumber Data .................................................................... 37
3.3.1 Data ........................................................................................... 373.3.2 Sumber Data .............................................................................. 38
3.4 Subjek Penelitian ............................................................................ 383.5 Kehadiran Peneliti .......................................................................... 383.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39
xi
3.6.1 Observasi................................................................................... 393.6.2 Wawancara ................................................................................ 403.6.3 Dokumentasi.............................................................................. 41
3.7 Uji Validitas Data ........................................................................... 423.7.1 Triangulasi Teknik .................................................................... 423.7.2 Triangulasi Sumber .................................................................. 42
3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 423.9 Prosedur Penelitian ......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitain ................................................ 464.2 Deskripsi Temuan Penelitian.......................................................... 47
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning .......................... 484.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning (Pembelajaran
Online danPembelajaran Tatap Muka) ..................................... 514.2.3 Penliaian Pembelajaran Blended Learning................................ 64
4.3 Pembahasan .................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN5.1 Simpulan......................................................................................... 785.2 Implikasi ......................................................................................... 795.3 Saran ............................................................................................... 80
DAFTAR RUJUKANLAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman2.1 Sintak Seeking Of Information ................................................................. 252.2 Sintak Acquisition of Information ............................................................ 262.3 Sintak Synthesizing Knowledge .............................................................. 273.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ................................................................ 403.2 Kisi-Kisi InstrumenWawancara ............................................................... 41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning ............................................... 172.2 Bagan Kerangka Berpikir........................................................................ 353.1 Bagan Prosedur Penelitian ....................................................................... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran HalamanLampiran 1 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ................................ 85Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ............................................................... 86Lampiran 3 Surat Bukti Penelitian............................................................. 87Lampiran 4 Surat Persetujuan Pembelajaran Tatap Muka......................... 88Lampiran 5 Lembar Pedoman Observasi................................................... 89Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ......... 90Lampiran 7 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru .......................... 91Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa......................... 93Lampiran 9 Hasil Temuan Observasi (1) ................................................... 94Lampiran 10 Hasil Temuan Observasi (2) ................................................... 96Lampiran 11 Hasil Temuan Observasi (3) ................................................... 98Lampiran 12 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Kepala Sekolah ......... 100Lampiran 13 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Kepala Sekolah ......... 103Lampiran 14 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Kepala Sekolah ......... 105Lampiran 15 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Guru .......................... 107Lampiran 16 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Guru .......................... 111Lampiran 17 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Guru .......................... 114Lampiran 18 Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Siswa......................... 116Lampiran 19 Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Siswa......................... 121Lampiran 20 Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Siswa......................... 125Lampiran 21 Prota (Program Tahunan) ....................................................... 129Lampiran 22 Promes (Program Semester) ................................................... 131Lampiran 23 Silabus .................................................................................... 136Lampiran 24 Rpp Blended Learning............................................................ 137Lampiran 25 LKPD...................................................................................... 141Lampiran 26 Instrumen Penilaian Google Form ......................................... 144Lampiran 27 Jurnal Penilaian Sikap ............................................................ 146Lampiran 28 Rekapitulasi Daftar Nilai Pengetahuan dan Keterampilan ..... 147Lampiran 29 Pendokumentasian Penelitian................................................. 148Lampiran 30 Hasil Cek Plagiat .................................................................... 162Lampiran 31 Riwayat Hidup......................................................................... 163
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu tindakan terjadinya proses belajar dan pengajaran.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperuntukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan menurut Oemar Hamalik (2015 : 2) adalah terjadinya suatu
kegiatan belajar, proses yang akan dilalui oleh peserta didik untuk dapat
mempengaruhi dalam belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga
peserta didik mendapat perubahan baik dalam dirinya terlebih untuk masyarakat
sekitar. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan
adalah proses pengajaran suatu keterampilan, pengetahuan atau kebiasaan yang
dilakukan oleh seorang pengajar kepada siswa atau peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Sementara penyebaran virus corona saat ini terus melonjak sejak masuk ke
Indonesia. Sehingga jumlah pasien Covid-19 juga terus meningkat dengan jumlah
yang besar. Menurut Sari dan Maharani (2020) dalam berita harian
nasional.kompas.com bahwa hingga 18 September 2020 total kasus positif corona
di Indonesia mencapai 236.519 orang, terhitung sejak diketahui pasien pertama
pada Maret 2020. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia terus bergerak
2
untuk menanggulangi pandemi Covid-19 saat ini dengan melakukan berbagai
upaya seperti menerapkan social distancing, phsycal distancing, PSBB, lockdown,
protocol kesehatan yang ketat dan berbagai upaya lainnya.
Berbagai kebijakan pemerintah tersebut tentunya sangat berpengaruh pada
berbagai sektor kehidupan, khususnya pada sektor pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan situs resmi Kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang
dikeluarkan pada tanggal 24 Maret 2020. Seperti yang telah dijalankan saat ini,
pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau dari rumah (jarak
jauh) untuk seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial
sebagai upaya untuk mengatasi atau setidaknya memperkecil angka penyebaran
virus corona.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi menjelaskan
bahwa pendidikan jarak jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah pendidikan
yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media
lain. Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu sistem yang sengaja dirancang
untuk berbagai keperluan yang belum terpenuhi oleh pendidikan reguler (Munir,
2012:122). Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini
dimana terdapat kendala dalam melakukan proses pembelajaran. Menurut Sadikin
dan Hamidah, (2020:215) pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah proses
pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet dengan
3
konektivitas, fleksibilitas, aksesibilitas dan kemampuan untuk memunculkan dan
menciptakan beberapa interaksi dalam proses pembelajaran. Sehingga untuk
menerapkan pembelajaran secara daring, semua pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran harus memiliki kesiapan seperti jaringan internet dengan
konektivitas yang memadai serta fasilitas lainnnya yang dapat menunjang agar
proses pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan dengan baik.
Dewi (2020: 58) mengatakan bahwa pembelajaran dalam jaringan
diterapkan dengan menyeseuaikan kesiapan dari sekolah itu sendiri. Namun tidak
bisa kita pungkiri bahwa tidak semua siswa, guru ataupun pihak sekolah memiliki
kemampuan atau kesiapan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Selain
itu bagaimanapun baiknya proses pembelajaran daring dilaksanakan, belum
mampu menggantikan proses pembelajaran tatap muka secara langsung karena
pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih lebih efektif dibandingkan
pembelajaran secara daring. Meskipun pembelajaran secara daring memfasilitasi
siswa untuk memperoleh pembelajaran dimana saja dan kapan saja dengan
mudah, namun siswa sebagai manusia tetap memiliki keinginan untuk berada
dalam suatu kelompok belajar yang sesungguhnya (Rusman, 2018: 306).
Disamping itu, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dalam wawancara
telekonferensi menyebutkan bahwa terdapat beberapa daerah yang memungkinkan
memulai pembelajaran tatap muka dengan persyaratan protokol kesehatan yang
ketat. Selain itu kebijakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka berada di
tangan kepala daerah, kepala sekolah, dan orang tua siswa agar mendapat
kesepakatan bersama untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Meskipun zona
4
ditentukan per kabupaten/kota, ada kecamatan atau desa yang relatif aman dari
covid-19
Perencanaan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 saat ini tentu saja
perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang tepat sasaran agar dapat digunakan
dan membantu siswa memperoleh pembelajaran. Salah satu upaya untuk
memenuhi kebutuhan belajar siswa pada kondisi pandemi saat ini yaitu dengan
membuat perencanaan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran
secara daring dan tatap muka dengan merancang model pembelajaran yang bisa
diterapkan saat ini. Model pembelajaran perlu dirancang dan dikembangkan
sedemikian rupa untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar dengan baik
(Darmawan dan Wahyudin, 2018: 1). Model pembelajaran memilki peran yang
besar terhadap prestasi maupun motivasi belajar siswa. Terlebih lagi pada masa
pandemi Covid-19 saat ini. Guru harus pandai memodifikasi pembelajaran dengan
model yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran yang diterapkan harus bisa
digunakan oleh siswa dan guru dan mematuhi standar protokol kesehatan. Model
pembelajaran yang dapat dilakukan pada kondisi saat ini salah satunya adalah
model pembelajaran kombinasi atau yang dikenal dengan istilah blended learning.
Onta (2018: 2) menyebutkan bahwa blended learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap
muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran
berbasis online. Munir (2017: 63) juga mengungkapkan bahwa blended learning
adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran
menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan
komputer secara online (internet dan mobile learning). Hal ini dapat dimanfaatkan
5
sebagai upaya untuk menggabungkan keunggulan dari dua jenis metode yang
digunakan. Sehingga pembelajaran yang terjadi akan semakin lebih baik dalam
penguasaan materi sekaligus pada penguasaan teknologinya. Karena blended
learning ini bukan hanya sebagai model pembelajaran yang inovatif dalam
mengkombinasikan pelaksanaan pembelajaran. Namun juga sebagai inovasi untuk
mengenalkan kemajuan teknologi dalam bidang pendidikan melalui model
pembelajaran. Dwiyanto (2020: 4) juga mengatakan bahwa blended learning
sebagai solusi menjawab tantangan dalam merangkai pembelajaran dan
pengembangan individu siswa. Sehingga sangat tepat digunakan pada situasi saat
ini.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan
judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”
menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran blended learning pada
mata pelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Kemudan hasil penelitian oleh Ahmad Rusdiana, dkk (2020) dengan judul
“Penerapan Model POE2WE berbasis Blended learning Google classroom pada
pembelajaran masa WFH pandemi Covid-19” menunjukkan bahwa pembelajaran
berbasis blended learning google classroom dengan model POE2WE dapat
dimanfaatkan sebagai solusi dari permasalahan dalam proses pembelajaran masa
pandemi covid-19.
Pada tanggal 5 Oktober 2020 peneliti melakukan observasi dan wawancara
terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan salah satu guru kelas yaitu wali kelas
V A SD Negeri 55/I Sridadi. Dari informasi yang didapatkan, diketahui bahwa
6
sekolah tersebut telah menerapkan model pembelajaran blended learning atau
lebih dikenal di sekolah tersebut dengan istilah pembelajaran kombinasi yaitu
penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online.Dimana
pembelajaran tatap muka dilakukan dua kali dalam seminggu dengan menerapkan
protokol kesehatan. Sementara pembelajaran daring dilakukan secara fleksibel
melalui media online. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi pencarian
informasi baik secara mandiri ataupun dibantu oleh guru (seeking of information),
diskusi bersama kelompok baik secara online ataupun saat pembelajaran tatap
muka di kelas (acquisition of information), dan demonstrasi hasil diskusi atau
hasil pembelajaran yang telah dilakukan baik secara langsung di depan kelas saat
tatap muka ataupun melalui pengunggahan tugas secara online (synthesizing
knowledge)
Menurut wali kelas V A, Model pembelajaran blended learning atau
kombinasi ini diterapkan, karena tidak semua materi pembelajaran bisa
disampaikan secara online mengingat tidak semua siswa mempunyai akses dan
kemampuan yang sama. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan merupakan
hasil keputusan bersama yang dilakukan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah
dan orang tua siswa, dimana pembelajaran tatap muka yang boleh dilakukan
adalah 1 jam 35 menit tanpa istirahat. Sehingga penerapan model pembelajaran
blended learning juga didasari atas kesepakatan bersama dari berbagai pihak,
salah satunya orang tua/wali siswa. Oleh sebab itu wali kelas V A telah
menyiapkan surat pernyataan dari semua wali siswanya sebagai bukti bahwa tidak
ada paksaan dalam penerapan model pembelajaran blended learning atau
kombinasi ini. Artinya banyak pihak yang menyetujui penerapan model
7
pembelajaran blended learning atau kombinasi ini karena mereka merasa terbantu
dengan adanya model pembelajaran ini.
Melalui penerapan model pembelajaran blended learning ini, guru menilai
siswa akan lebih leluasa untuk mempelajari materi secara mandiri dengan
memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, siswa dan guru juga
dapat melakukan diskusi kapanpun dan dimanapun. Guru juga dapat
menyelenggarakan kuis dengan lebih mudah. Selain itu, sumber belajar juga
menjadi tidak terbatas. Siswa tidak hanya menguasai materi pembelajaran namun
siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari pengalaman belajar dengan
model ini. Oleh sebab itu guru merasa proses pembelajaran lebih bervariasi,
efektif dan efisien dengan penerapan model pembelajaran blended learning ini,
karena dinilai dapat memudahkan siswa dalam memperoleh pembelajaran pada
masa pandemi covid-19.
Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil observasi beserta wawancara
yang dilakukan di SD Negeri 55/I Sridadi, peneliti ingin mengetahui dan
mengkaji lebih dalam mengenai implementasi model pembelajaran blended
learning di sekolah dasar selama masa pandemi Covid-19. Karena peneliti merasa
model pembelajaran ini tepat digunakan untuk situasi yang sedang dihadapi oleh
dunia pendidikan saat ini. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning
di Kelas V Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil
penelitian dengan rumusan masalah yaitu : Bagaimana implementasi model
8
pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa
pandemi Covid-19?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diambil oleh peneliti, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model
pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa
pandemi Covid-19.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan agar hasil penelitian dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
bahan pertimbangan bagi sekolah lain yang belum menerapkan model
pembelajaran blended learning. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
dan pengalaman mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di
di sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19 bagi peneliti, guru, siswa dan orang
tua. Selain itu hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memilih model pembelajaran
yang efektif pada masa pandemi Covid-19 dan memberikan gambaran dalam
perancangan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran
Makna pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Setiap
guru penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan pemahaman
sistem ini, setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil
yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,
pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut.
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan
yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran harus mengandung unsur
ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour
(perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition (dalam
kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat 7 menunjukkan kemampuan
sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas
tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).
10
Di sisi lain, upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu
mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran, yang
antara lain ditandai dengan adanya perubahan dari model belajar terpusat pada
guru ke model terpusat pada peserta didik, dari kerja terisolasi ke kerja kolaborasi,
dari pengiriman informasi sepihak ke pertukaran informasi, dari pembelajaran
pasif ke pembelajaran aktif dan partisipatif, dari yang bersifat faktual ke cara
berpikir kritis, dari respon reaktif ke proaktif, dari konteks artificial ke konteks
dunia nyata, dari single media ke multimedia. Oleh karena itu, pembelajaran harus
berpotensi mengembangkan suasana belajar mandiri. Dalam hal ini, pembelajaran
dituntut dapat menarik perhatian peserta didik dan sebanyak mungkin
memanfaatkan momentum kemajuan teknologi khususnya dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (information
and communication technology). Membahas tentang teknologi, tak lepas dari
kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan berbagai kemungkinan
penerapannya, khususnya pada pembelajaran. Kekuatan TIK pada pembelajaran,
akan melahirkan konsep ELearning, manfaat E-Learning, dan bahan-bahan
pembelajaran untuk E-Learning (Budi Murtiyasa, 2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
proses kegiatan belajar yang melibatkan berbagai komponen, yaitu guru, siswa, 8
tujuan, materi, metode, media, evaluasi dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkaran belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Pada penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan media online
(ELearning) untuk menyampaikan materi sekaligus membudayakan peserta didik
untuk mencari referensi belajar secara online, lebih luas dan mandiri.
11
2.1.2 Model Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
pola dari sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat. Model dapat dikatakan
sebagai kerangka konseptual yang dijadikan sebagai fondasi ketika melaksanakan
suatu kegiatan (Syarifuddin, 2019: 23). Selanjutnya Indrawati (2011: 15),
mengungkapkan bahwa suatu rencana dan susunan yang digunakan sebagai
pondasi dalam merancang pembelajaran di kelas disebut dengan model
pembelajaran. Prosedur yang digunakan sebagai pedoman agar tercapainya tujuan
pembelajaran secara maksimal diantaranya yaitu seperti strategi, teknik, metode,
media dan lain-lain (Affandi, dkk 2013: 16)
Model pembelajaran akan merujuk pada pendekatan pembelajaran yang
digunakan yaitu tujuan pembelajaran, tahapan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2012: 133).
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran
adalah seluruh susunan penyajian materi pembelajaran yang meliputi segala aspek
baik sesudah ataupun sebelum melakukan pembejaran yang akan dilakukan oleh
guru serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan untuk menunjang proses pembelajaran
baik secara langsung ataupun tidak langsung agar pembelajaran tersusun secara
sistematis dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu model
pembelajaran dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk membuat, merancang
12
atau melaksanakan sesuatu kegiatan agar hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.
2.1.2.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Sebuah pembelajaran perlu perencanaan pembelajaran dari beberapa teori
untuk menyusunnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran (Amiruddin, 2016: 4). Sehingga
diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan atau pedoman
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah salah satu bagian yang
paling berperan dalam suatu pembelajaran. Berangkat dari prinsip-prinsip dan
teori belajar, model pembelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga memilki
ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran. Menurut Rusman (2012: 136), adapun ciri-ciri model pembelajaran
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
Misalnya model penelitian kelompokm disusun oleh Herbert Thelen dan
berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisispasi
dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4. Memilki bagian-bagian model yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sisitem sosial;
13
dan (d) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman
praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memilki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran
merupakan perencanaan pembelajaran yang paling utama. Sehingga dalam sebuah
model pembelajaran, sudah termasuk di dalamnya strategi, metode dan teknik
dalam pembelajaran. Oleh sebab itu ketika kita menggunakan model
pembelajaran, maka secara otomatis kita akan mengetahui strategi, metode dan
teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa strategi, metode, teknik yang digunakan pada pembelajaran bergantung
pada model pembelajaran yang digunakan.
2.1.3 Blended Learning
2.1.3.1 Pengertian Blended Learning
Istilah blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Inggris terdiri dari dua suku kata yaitu blend artinya campuran, maksudnya
terdapat beberapa pola pembelajaran yang diintegrasikan, dan learning yang
artinya belajar. Secara umum model pembelajaran blended learning adalah
pembelajaran kombinasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman
14
pembelajaran online yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun dan
pengalaman belajar tatap muka yang terhubung secara langsung dengan guru.
Blended learning adalah kombinasi dari dua instruksi model pembelajaran
yaitu sistem pembelajaran tradisional dan sistem pembelajaran yang menekankan
pada peran teknologi komputer atau lebih dikenal dengan pembelajaran online
(Hendarita, 2018: 2). Sementara Munir (2017: 62) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pembelajaran berbasis blended learning yaitu pembelajaran
bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi dikombinasikan dengan sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat online maupun offline. Sedangkan
Onta (2018: 2) menyebutkan bahwa blended learning adalah pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran berbasis online
dan berbagai macam alat komunikasi yang mendukung komunikasi antara siswa
dan guru.
Dengan demikian peneliti dapat merangkum bahwa blended learning
adalah perencanaan atau pendekatan pembelajaran yang menggabungkan antara
pembelajaran langsung tatap muka dengan pembelajaran secara online yang
memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan tujuan siswa tidak hanya menguasai
materi pembelajaran namun siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari
pengalaman belajar dengan model ini. Oleh karena itu kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran juga sudah mulai diarahkan ke arah blended learning
sehingga terjadi pembelajaran yang lebih bermakna (Dwiyogo, 2018:83)
15
2.1.3.2 Tujuan dan Karakteristik Blended Learning
Dalam pelaksanaan pembelajaran, blended learning memiliki beberapa
tujuan. Onta (2018: 22) menyebutkan tujuan dari model pembelajaran blended
learning adalah :
1. Membantu siswa agar dapat memperoleh pembelajaran lenih baik yang
disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan belajarnya.
2. Menyediakan peluang bagi pendidik dan siswa untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang.
3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi siswa, dengan
menggabungkan aspek tatap muka dan online.
4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam
pengalaman interaktif.
5. Kelas online memberikan siswa konten multimedia yang kaya akan
pengetahuan pada setiap saat dan dimana saja selama siswa memilki
akses internet.
Selain tujuan pembelajaran, Onta (2018: 23) juga menyebutkan
karakteristik dari model pembelajaran blended learning sebagai berikut :
1. Blended learning memupuk kemandirian siswa karena lebih banyak
waktu dihabiskan untuk mencoba latihan secara mandiri sebelum
konsultasi dan melatih siswa untuk melakukan penilaian terhadap diri
sendiri.
2. Siswa harus memilki keterampilan dalam manajemen waktu dan
menyesuaikan jadwal belajar dengan sifat pekerjaan sesuai dengan
kecepatan mereka sendiri.
16
3. Siswa merasakan lingkungan belajar terpadu sebagai lingkungan yang
membutuhkan lebih banyak tanggung jawab
4. Model blended learning mengajarkan siswa untuk disiplin karena siswa
bekerja lebih teratur dan aktif dalam latihan soal secara online.
Berdasarkan tujuan dan karakteristik dari model pembelajaran blended
learning yang telah diuraikan dapat kita ketahui bahwa model pembelajaran ini
sangat solutif dan tepat untuk diterapkan pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Hal ini diikarenakan model pembelajaran blended learning menawarkan
kemudahan untuk memperoleh pembelajaran jarak jauh yaitu salah satunya
dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Penerapan model
pembelajaran blended learning ini tidak hanya menjadi solusi untuk proses
pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, namun juga dapat dilihat sebagai
inovasi untuk mengintegrasikan kemajuan teknologi pada era revolusi industri
4.0. Blended learning menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas
(tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan
pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan mengurangi jumlah waktu tatap
muka (Husamah, 2014: 7). Oleh sebab itu banyak sekali manfaat dan pengalaman
yang akan didapatkan oleh siswa, guru ataupun sekolah pada penerapan model
pembelajaran blended learning ini.
2.1.3.3 Ruang Belajar Blended Learning
Dwiyanto (2020: 4) berpendapat bahwa terdapat empat ruang belajar
dalam blended learning yaitu sinkron langsung (live synchronous), sinkron virtual
(virtual syinchronous), asinkron mandiri (self-paced asynchronous) dan asinkron
kolaboratif (collaborative asynchronous).
17
Gambar 2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning
Dari diagram diatas, terlihat jelas terdapat empat ruang belajar yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Sinkron langsung (live synchronous) merupakan proses pembelajaran yang
terjadi secara tatap muka pada tempat dan waktu secara bersamaan. Dimana
siswa dan guru berada pada satu ruangan atau kelas untuk melakukan
pembelajaran. Pembelajaran seperti ini biasanya sering disebut dengan
pembelajaran konvensional atau tradisional yang biasanya dilakukan di
sekolah.
b. Sinkron virtual (virtual synchronous) merupakan proses pembelajaran yang
terjadi secara tatap maya. Dimana pembelajaran terjadi pada waktu yang
sama namun dalam tempat yang berbeda-beda satu sama lain. Pembelajaran
ini menggunakan berbagai macam teknologi video conference seperti zoom
meeting, google meet, dan lainnya.
• learninganytime andanywhere withother
•self-directedlearninganytime andanywhere
• learning at thesame time, butdifferent space
•Learning atthe same timeand space
livesynchronous
virtualsynchronous
collaborativeasynchronous
self-directedasynchronous
BLENDED
18
c. Asinkron mandiri (self- directed asynchronous) adalah proses pembelajaran
yang terjadi secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Sehingga proses
pembelajaran tidak terikat oleh waktu dan tempat. Siswa secara mandiri
memenuhi kebutuhan belajarnya dengan difasilitasi bahan ajar digital atau
learning object dalam berbagai jenis media audio, video, teks dan lainnya.
d. Asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous) adalah proses
pembelajaran yang terjadi kapan saja dan dimana saja untuk saling
mendiskusikan,mengkritisi ataupun mengevaluasi dengan memanfaatkan
teknologi kolaboratif. Misalnya melakukan diskusi, tanya jawab pada forum
diskusi online seperti Google classroom, whatsapp group dan lainnya.
Komposisi blended learning yang sering digunakan yaitu 50 berbanding
50, artinya dari alokasi waktu yang disediakan, 50% untuk kegiatan pembelajaran
tatap muka 50% untuk pembelajaran secara online atau dalam jaringan. Namun
ada pula yang menggunakan komposisi 75 berbanding 25, yang artinya 75%
untuk pembelajaran tatap muka dan 25% untuk pemeblajaran secara online.
Begitu pula sebaliknya pada komposisi 25 berbanding 75 yaitu, 25% untuk
pembelajaran tatap muka sedangkan untuk pembelajaran secara online 75 %.
Pertimbangan untuk menentukan komposisi yang digunakan pada pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran seperti kompetensi yang akan
dihasilkan, lokasi pembelajar, kemampuan siswa dan guru serta sumber belajar
yang cocok (Munir, 2017:64). Seperti kondisi yang sedang terjadi saat ini, dimana
komposisi yang paling tepat untuk digunakan adalah 25 berbanding 75, dimana
guru dan siswa lebih banyak melakukan proses pembelajaran secara online
19
dibandingkan tatap muka dikarenakan mempertimbangkan kondisi yang terjadi
saat ini yaitu pandemi Covid-19. Namun apapun bentuk dan komposisi
kombinasinya, penyelenggraan pembelajaran berbasis blended learning senantiasa
bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang diperlukan
(Pribadi, 2017: 226).
2.1.3.4 Komponen Blended Learning
Model pembelajaran blended learning memilki 3 komponen pembelajaran
yang digabungkan menjadi satu bentuk pembelajaran blended learning
(Istiningsih dan Hasbullah, 2015: 68). Komponen-komponen tersebut diantara
sebagai berikut :
1. Online learning
Online learning adalah lingkungan pembelajaran yang menggunakan
teknologi internet dalam mengakses materi pembelajaran dan memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran antara sesama siswa dan guru dimana saja
dan kapan saja.
2. Pembelajaran tatap muka (face to face learning)
Pembelajaran tatap muka merupakan model yang sampai saat ini masih terus
dilakukan dan sangat sering dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tatap
muka merupakan salah satu bentuk model pembelajaran konvensional, yang
berupaya untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran
tatap muka akan mempertemukan guru dengan siswa dalam satu ruangan
untuk belajar. Dengan pembelajaran tatap muka, siswa bisa lebih
memperdalam apa yang telah dipelajari melalui online learning, atau
20
sebaliknya online learning untuk lebih memperdalam materi yang diajarkan
melalui tatap muka.
3. Belajar Mandiri (individualizad learning)
Individualizad learning yaitu siswa dapat belajar mandiri dengan cara
mengakses informasi atau materi pembelajaran secara online via internet.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, belajar mandiri berarti belajar
secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar.
Sehingga proses belajar mandiri adalah proses belajar dimana siswa
memegang kendali atas pengambilan keputusan terhadap kebutuhan
belajarnya dengan sedikit memperoleh bantuandari guru.
Pada umumnya komponen-komponen blended learning yang telah
dipaparkan diatas, merupakan komponen dalam pembelajaran blended learning
yang paling sering digunakan. Namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat
komponen yang dapat dilaksanakan selain yang telah dipaparkan. Pada masa
pandemi covid-19, komponen-komponen ini terlaksana pada rentang waktu paling
lama satu minggu.
2.1.3.5 Pengembangan Blended Learning
Model pembelajaran blended learning memiliki bentuk pembelajaran yang
bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dalam kondisi apapun.
Ansori (2018: 127) mengatakan secara umum terdapat empat model
pengembangan blended learning, yaitu :
1. Face to face driver model, merupakan model yang menggunakan
teknologi hanya sebagai pendukung pembelajaran tatap muka. Jadi
21
pembelajaran tatap muka adalah pembelajaran utama sementara
online learning hanya sebagai pelengkap pembelajaran.
2. Rotation model, merupakan model kombinasi yang terstruktur,
dimana pembelajaran secara tatap muka dan online memiliki jadwal
masing-masing sehingga kedua tipe pembelajan ini benar-benar
terpisah.
3. Flex model, merupakan model blended learning yang memusatkan
pada pembelajaran secara mandiri melalui online learning. Guru
dalam model ini hanya sebagai fasilitator.
4. Online lab school model, merupakan model pembelajaran yang
dilakukan di ruang laboratorium digital dan sepenuhnya
menggunakan pembelajaran online. Sementara guru hanya sebagai
fasilitator yang memandu jalannya pembelajaran dalam laboratorium
tersebut.
Pengembangan dari model pembelajaran blended learning diatas
digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak yang akan melaksanakan
pembelajaran. Karena pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk memudahkan
siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran. Pada masa pandemi saat
ini, model yang dapat digunakan pada umumnya adalah rotation model dan flex
model.
2.1.3.6 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning
Blended learning merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang
untuk memudahkan proses pembelajaran pada masa pandemi covid-19 dan
merupakan salah satu inovasi pengintegrasian kemajuan teknologi dalam
22
pendidikan atau proses pembelajaran. Proses pembelajarannya lebih mendorong
siswa pada digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Edwards, Williams dan Roderick menunjukkan bahwa
penggunaan berbagai media (multimedia) dalam proses belajar menunjukkan hasil
belajar yang signifikan lebih baik dibandingkan proses belajar yang hanya
menggunakan media tradisional seperti buku teks (Munir, 2015: 22).
Peran yang dilakukan oleh guru dalam melakukan perencanaan
pembelajaran adalah dengan membuat perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran merupakan beberapa persiapan yang disusun oleh guru agar
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan
memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Hilayati, 2013: 24). Oleh sebab itu
guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran blended learning dengan
memadukan proses pembelajaran online yang memanfaatkan berbagai media
online dengan pembelajaran tatap muka yang disesuaikan dengan keadaan saat ini.
Husamah (2014: 27) menyebutkan ada enam tahapan dalam merancang
pembelajaran blended learning agar hasilnya optimal. Adapun tahapan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar.
Dalam tahapan ini perlu dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi syarat
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena pada model pembelajaran blended learning,
bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari sendiri oleh siswa, dapat
dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap muka dan dapat dipelajari dengan
cara berinteraksi melalui pembelajaran online.
23
2. Menetapkan rancangan blended learningyang digunakan.
Dalam tahapan ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat komponen
pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu perlu
disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis pada model
pembelajaran blended learning.
3. Tetapkan format pembelajaran online.
Pada tahapan ini perlu diidentifikasi media online apa yang akan digunakan pada
pembelajaran daring.
4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat.
Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah rancangan pembelajaran
yang dibuat dapat terlaksana dengan mudah atau sebaliknya
5. Menyelenggarakan blended learningdengan baik
6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning.
2.1.3.7 Tahapan dalam Blended Learning
Menurut Hendarita (2018) terdapat tiga tahapan dasar dalam model
blended learning yang mengacu pada pembelajaran berbasis ICT, yaitu sebagai
berikut :
1. Seeking of information
Mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia
secara online maupun offline dengan berdasarkan pada kebutuhan belajar. Guru
atau fasilitator berperan memberi masukan bagi siswa untuk mencari informasi
yang efektif dan efisien.
24
2. Acquisition of information
Siswa secara individu ataupun kelompok berupaya untuk menemukan, memahami
serta mengkonfigurasikannya dengan ide atau gagasan yang telah ada dalam
pikiran siswa sebelumnya. Kemudian siswa menginterpretasikan informasi atau
pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka mampu
mengkomunikasikannya kembali dan menginterpretasikan ide dan hasil
interpretasinya menggunakan fasilitas online atau offline
3. Synthesizing of knowledge
Pada tahap ini siswa mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses
asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis, diskusi dan perumusan
kesimpulan dari informasi yang diperoleh kembali dan menginterpretasikan ide-
ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas online atau offline.
Tahapan dalam blended learning ini pada umumnya merupakan langkah-
langkah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran.
Tahapan ini dapat dilakukan secara daring ataupun tatap muka dengan
menyeseuaikan kebutuhan dari proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Selain itu, tahapan ini juga dapat disederhanakan mengingat kondisi saat ini lebih
banyak mengurangi jam pembelajaran khususnya pada pembelajaran tatap muka.
25
Tabel 2.1 Sintak Seeking Of Information
Sintak Seeking Of Information
Aktifitas Pembelajaran
Offline OnlineTatap muka :Siswa mendengarkan penjelasan dari guruterkait materi yang akan dipelajari danmencoba menjawab pertanyaan yangdiajukan oleh guru terkait materi
Mandiri :Siswa secara mandiri mencari materi yangrelevan tentang topik yang dibahas melaluisumber belajar online atau offline
Pengalaman Belajar
1. Mendorong kreatifitas siswa mencari sumber belajar yang sesuai topik2. Mendorong proses berpikir kritis siswa3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menghubungkan topik yang akan
dibahas dengan kehidupan sehari-hari.4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa
Kompetensi Abad 21
1. Critical thinking : berpikir kritis untuk dapat menggali jawaban terhadappertanyaan dari guru
2. Creative : kreatif untuk mencari jawaban dengan melakukan browsing sumber-sumber informasi secara luas.
3. Communication : berlatih percaya diri untuk berkomunikasi dengan guru atausesama siswa
Pendekatan Saintifik
1. Mengamati2. Mengasosiasi3. Mendiskusikan4. Mengkomunikasikan
Sumber (Hendarita, 2018)
26
Tabel 2.2 Sintak Acquisition of Information
Sintak Acquisition Of Information
Aktifitas Pembelajaran
Offline Online
Presentasi kelompok :Siswa mendiskusikan hasil belajar mandirisecara berkelompok 2-4 orang.Kemudian menginterpretasi danmengelaborasi informasi secaraberkelompok
Diskusi Online :Siswa mendiskusikan materi secara onlinepada forum diskusi online.Guru dan siswa lain dapat salingmenanggapi tanggapan yang masuk.
Pengalaman Belajar
1. Mendorong proses berpikir kritis siswa2. Membangun kemampuan komunikasi siswa3. Membangun kemampuan kerja sama antar sesama siswa4. Membangun kreativitas siswa dalam menyusun presentasi5. Menumbuhkan kemampuan siswa untuk dapat menentukan keputusan6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk tampil menyampaikan hasil kerja
kelompok
Kompetensi Abad 21
1. Critical thinking2. Collaboration3. Creative4. Communication
Pendekatan Saintifik
1 Mengamati2 Mengasosiasi3 Mencoba4 Mendiskusikan5 Mengkomunikasikan
Sumber (Hendarita, 2018)
27
Tabel 2.3 Sintak Synthesizing Knowledge
Sintak Synthesizing Knowledge
Aktifitas Pembelajaran
OfflineOnline
Presentasi kelompok :Siswa mempresentasikan hasil diskusikelompok ke depan kelas
Unggah tugas :Siswa menggunggah tugas ataurangkuman materi ke forum online ataumedia online lainnya
Pengalaman Belajar
1. Mendorong kreatifitas siswa mencari sumber belajar yang sesuai topik2. Mendorong proses berpikir kritis siswa3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menghubungkan topik yang akan
dibahas dengan kehidupan sehari-hari.4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa
Kompetensi Abad 21
1. Critical thinking : berpikir kritis untuk dapat menggali jawaban terhadappertanyaan dari guru
2. Creative : kreatif untuk mencari jawaban dengan melakukan browsing sumber-sumber informasi secara luas.
3. Communication : berlatih percaya diri untuk berkomunikasi dengan guru atausesama siswa
Pendekatan Saintifik
1. Mengamati2. Mengasosiasi3. Mendiskusikan4. Mengkomunikasikan
Sumber (Hendarita, 2018)
28
2.1.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
A. Kelebihan Blended Learning
Menurut Kusairi 2011 dalam (Husamah 2014: 35). mengungkapkan
bahwa kelebihan dari blended learning jika dibandingkan dengan pembelajaran
tatap muka (konvensional) maupun dengan e-learning, baik offline, online,
maupun m-learning. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa blended
learning adalah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
(tatap muka) maupun e-learning. Adapun kelebihan dari blended learning ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan
memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau siswa lain diluar jam
tatap muka.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa diluar jam tatap muka dapat
dikelola dengan dikontrol dengan baik oleh sang pengajar.
4. Pengajar dapat menambahkan pengayaan melalui fasilitas internet.
5. Pengajar dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang
dilakukan sebelum pembelajaran.
6. Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
7. Siswa dapat saling membagi file dengan siswa lainnya.
29
B. Kekurangan Blended Learning
Berikut beberapa kekurangan blended learning menurut Noer dalam artikelnya
yang berjudul “blended learning mengubah cara kita belajar di masa depan”
sebagai berikut:
1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila
sarana dan prasarana tidak mendukung.
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki siswa, seperti komputer dan akses
internet. Padahal blended learning memerlukan akses internet yang
memadai, dan bila jaringan kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan
siswa dalam mengikuti pembelajaran via online.
3. Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, pesrta didik
dan orang tua) terhadap pengguna teknologi.
2.1.3.9 Penilaian Blended Learning
Penilaian dalam pembelajaran blended learning tentu saja berbeda dengan
penilaian pembelajaran tatap muka. Pada dasarnya penilaian dalam pembelajaran
blended learning mencakup pembelajaran tatap muka dan online. Bentri,
Hidayati, dkk (2018: 8), mengungkapkan adapun sejumlah teknik efektif yang
dapat dilakukan untuk membuat penilaian belajar online yaitu sebagai berikut :
1) menyediakan penilaian biasa, berkomunikasi terus menerus dengan umpan
balik kepada siswa sebagai sarana untuk menambah penilaian dalam
pembelajaran itu sendiri,
2) masukkan interaksi yang dinamis yang didefinisikan dengan menggunakan
kerja kelompok, kolaborasi dan interaksi tingkat tinggi melalui diskusi,
30
3) memodifikasi alat penilaian tradisional seperti esai, jawaban pertanyaan dari
diskusi dan proyek-proyek yang memerlukan demonstrasi akuisisi dan
kemampuan memecahkan masalah dan 4) penggunaan penilaian alternatif seperti
penilaian kinerja, penilaian otentik dan penggunaan e-portofolio.
Penilaian otentik dapat diartikan sebagai proses penilaian perilaku kinerja
siswa secara multidimensional pada situasi nyata sedangkan penilaian kinerja
diartikan sebagai penilaian terhadap proses perolehan (Yuniarto, 2015: 79).
Penilaian kinerja akan memungkinkan untuk guru agar mengamati siswa dalam
menerapkan keterampilan dalam setiap tindakan mereka. Hasilnya dapat berupa
karya atau produk yang dihasilkan atau dikembangkan oleh siswa. Kemudian
penilaian otentik memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kondisi yang sama
dengan menggunakan bahan yang sama seperti mereka dalam dunia nyata.
Selanjutnya penilaian portofolio, penilaian ini memungkinkan siswa untuk
menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu melalui lembar kerja, pekerjaan
rumah, jurnal atau sejenisnya yang disimpan secara elektronik.
2.1.3.10 Indikator Blended Learning
Hendarita (2018: 5) mengatakan terdapat lima kunci utama dalam proses
pembelajaran blended learning dengan menerapkan teori pembelajaran Keller,
Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan Gery yaitu :
1. Live event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam
waktu dan tempat yang sama atau waktu yang sama namun tempat berbeda.
2. Self-paced learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri
sehingga siswa belajar kapan saja dan dimana saja secara online.
31
3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi antara siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa.
4. Assessment, guru mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan
offline
5. Performance Support Materials, bahan ajar disiapkan dalam bentuk digital
dan dapat diakses oleh siswa baik secara online maupun offline.
Pendapat yang sama terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh
Akkoyunlu dan Soylu pada tahun 2008 yang berjudul Development of a Scale On
Learners’ Views On Blended learning And Its Implementation Process, bahwa
terdapat enam indikator utama dalam pelaksanaan blended learning yaitu dalam
Live Event (pembelajaran tatap muka), Self Paced Learning (pembelajaran
mandiri dengan dengan media online dan offline), Performance Support
Materials, Collaboration, Assesment dan penilaian umum.
Adapun indikator dari model pembelajaran blended learning pada
penelitian ini diambil dari penelitian yang relevan dan kajian teori yang sudah
dipaparkan pada sub-sub bab sebelumnya. Sehingga peneliti dapat merangkum
teori-teori yang berasal dari berbagai sumber untuk mendukung indikator dari
model pembelajaran blended learning pada penelitian ini. Berikut indikator dari
model pembelajaran blended learning pada penelitian ini :
1. Perencanaan pembelajaran blended learning
2. Pembelajaran online
3. Pembelajaran tatap muka
4. Penilaian pembelajaran blended learning
32
2.2 Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti
dan membahas topik yang sama dengan penelitian ini, diantaranya sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Vicky Dwi Wicaksono dan Putri
Rachmadyanti dengan judul “Pembelajaran Blended learning Melalui
Google classroom di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan Google classroom dapat memberikan akses terhadap siswa
dalam melakukan pembelajaran daring.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk (2020)
dengan judul “Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended learning
Google classroom pada pembelajaran masa WFH Pandemi Covid-19”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model POE2WE berbasis
Blended learning dengan media Google classroom dapat dimanfaatkan
sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran masa WFH Pandemi
Covid-19.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eri Ariesca Sari (2016) dengan judul
“Penerapan Model Blended learning untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar pada Mata Pelajaran TIK”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan siswa
dengan cara melibatkan siswa dalam pembelajaran pada saat pembelajaran
offline dan online. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari
indikator keaktifan siswayang dapat dicapai pada siklus 2.
33
4. Penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan judul
“Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran
matematika kelas VIII menggunakan model pembelajaran blended learning
dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Dimana
pembelajaran konvensional digunakan sebagai pematangan teori sedangkan
pengayaannya menggunakan online learning.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Yuyu Yuliati dan Dudu Suhandi Saputra
(2020) dengan judul “Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui
Blended learning di Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian
menunjukkan blended learning efektif meningkatkan kemandirian belajar
mahasiswa dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat digunakan
pada masa pandemi covid-19.
2.3 Kerangka Berpikir
Seperti yang telah kita ketahui bersama pandemi covid-19 memberikan
banyak dampak pada semua aspek kehidupan salah satunya aspek pendidikan. Hal
inilah yang mendasari dikeluarkannyaSurat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 dan
Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan
pembelajaran belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19 oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pembelajaran
dilakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi. Namun
34
dengan mempertimbangkan kembali bahwa tidak semua pihak memilki
kemampuan yang sama untuk melakukan pembelajaran secara online, maka perlu
dirancang model pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
dapat diterapkan pada situasi saat ini dengan mempertimbangan kemampuan
semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah
model pembelajaran blended learning yang memadukan proses pembelajaran
tatap muka dan online.
Model pembelajaran blended learning dinilai efektif untuk diterapkan
pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Seperti penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk (2020) dengan judul
“Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended learning Google classroom pada
pembelajaran masa WFH Pandemi Covid-19” menunjukkan bahwa penerapan
model POE2WE berbasis Blended learning dengan media Google classroom
dapat dimanfaatkan sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran masa
WFH Pandemi Covid-19.
Mengingat kebijakan pemerintah yang mengharuskan semua peserta didik
termasuk siswa sekolah dasar untuk melaksanakan pembelajaran secara daring
serta pertimbangan dari kemampuan pihak yang berbeda-beda, maka model
pembelajaran blended learning dapat dijadikan alternatif pembelajaran saat ini.
Berikut alur kerangka berpikir yang ditetapkan oleh peneliti:
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada
semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Pemilihan tempat penelitian ini
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
1. Adanya keterbukaan dan antusiasme dari kepala sekolah dan guru terhadap
penelitian yang akan dilakukan serta antusias dalam menerima pembaharuan
dalam pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung dalam proses belajar
mengajar.
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang implementasi model pembelajaran
blended learning di kelas V A sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.
3. Berdasarkan observasi awal dan wawancara mengenai proses pembelajaran
masa pandemi covid-19 kemudian peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggambarkan
suatu kejadian, kondisi atau situasi sosial tertentu secara benar yang
dideskripsikan menggunakan kata-kata (Satori dan Komariah (2017: 25). Oleh
sebab itu peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam proses penelitian ini untuk
menghasilkan data tentang implementasi model pembelajaran blended learning di
kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-19 yang dipaparkan
secara deskriptif berupa tulisan-tulisan yang diperoleh dari sumber data. Dimana
37
data yang diperoleh haruslah berupa informasi yang sahih dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Setyosari (2015:18)
bahwa penelitian pendidikan merupakan suatu cara yang digunakan oleh para
peneliti pendidikan untuk memperoleh informasi yang siginifikan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus termasuk
dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada
kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Studi
kasus mempunyai karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif,
dimana proses lebih dipentingkan daripada hasil atau terfokus pada suatu kasus
tertentu untuk diamati berupa individu atau kelompok dan penganalisisan
dilakukan secara rinci dan lebih diperdalam terkait kasus tersebut sehingga
akhirnya diperoleh kesimpulan yang tepat dan akurat.
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Menurut Arifin (2015: 45) data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder
diperoleh secara tidak langsung yang biasa berupa data dokumentasi. Data primer
dalam penelitian ini berupa catatan yang mendeskripsikan tentang implementasi
model pembelajaran blended learning yang dapat diperoleh dari hasil observasi
dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dimana peneliti mewawancarai guru
yang menerapkan model pembelajaran blended learning saat mengajar dan
mewawancarai siswa untuk mengetahui model pembelajaran yang biasa dilakukan
38
pada masa pandemi covid-19. Serta mewanwancari kepala sekolah sebagai pihak
yang mengevaluasi pelaksananaan pembelajaran. Sedangkan data sekunder yang
digunakan berupa dokumen-dokumen seperti RPP, prota, promes, LKPD, laporan
mingguan, jurnal penilaian dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa
kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi selaku yang menjadi sasaran penelitian dari
implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah dasar pada masa
pandemi Covid-19.
3.4 Subjek Penelitan
Subjek penelitian adalah orang yang akan dijadikan informan dalam
sebuah penelitian. Sehingga data yang diperoleh berasal dari informan. Subjek
penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap kriteria tertentu yang
dapat digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian.
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi selaku guru kelas yang menerapkan model
pembelajaran blended learning dan siswa kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.
3.5 Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting
dan diperlukan secara optimal sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai
instrumen utama yang dimaksudkan adalah peneliti bertindak sebagai pengamat,
pewawancara, pengumpul data sekaligus sebagai pembuat laporan hasil
39
penelitian. Oleh karena itu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati
dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Peneliti melakukan penelitian di kelas
V A SD Negeri 55/I Sridadi. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di kelas V
sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpukan data merupakan prosedur atau cara yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.6.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian. Pada penelitian ini jenis observasi yang digunakan
adalah observasi tidak terstruktur yaitu dimana semua kegiatan yang dilakukan
peneliti tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja (Arifin, 2011:231). Sehingga
kegiatan peneliti akan lebih bebas untuk memperoleh data.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada
hari dimana siswa dan guru melakukan pembelajaran tatap muka yang biasanya
dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Kemudian melakukan pengamatan pada
pembelajaran secara online dengan mengamati guru secara langsung saat
melakukan pembelajaran online dan ikut serta dalam pembelajaran yaitu ikut
bergabung pada whatsapp group atau video conference sebagai pengamat.
40
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi
Aspek yangamati
IndikatorButir
instrumen
Modelpembelajaran
blended learning
Perencanaan pembelajaranblended learning
1, 2, 3
Pembelajaran online4, 5,6
Pembelajaran tatap muka7,8,9
Penilaian pembelajaranblended learning 13, 14, 15
Sumber : dimodifikasi dari (Rully Amrizal : 2016)
3.6.2 Wawancara
Sugiyono (2017: 231), mengungkapkan wawancara dilakukan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti atau untuk mengetahui
informasi yang kebih mendalam. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterprestasikan
situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi (Maryono, Budiono, dkk, 2018: 27)
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan kisi-kisi wawancara.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru dan beberapa siswa kelas
V A SD Negeri 55/I Sridadi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan
wawancara semi-terstruktur. Karena peneliti ingin menemukan permasalahan
secara lebih terbuka dari informan yang dimintai pendapat dan ide-idenya.
Sehingga pertanyaan yang diajukan dapat berkembang dari instrumen wawancara
yang telah dipersiapkan.
41
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara
Sumberdata
Aspek yangdiamati
Indikator ButirInstrumen
KepalaSekolah
Modelpembelajaran
blendedlearning
Perencanaan pembelajaranblended learning
1, 2, 3
Pembelajaran online4,5,6,7
Pembelajaran tatap muka8, 9, 10, 11
Penilaian Pembelajaran blendedlearning 12
Guru
Perencanaan pembelajaranblended learning
1, 2, 3
Pembelajaran online4, 5, 6, 7,8
Pembelajaran tatap muka 9, 10, 11,12, 13
Penilaian Pembelajaran blendedlearning
14, 15,16, 17, 18
Siswa
Pembelajaran online 1, 2,3, 4, 5
Pembelajaran tatap muka6, 7, 8, 9
Penilaian pembelajaran blendedlearning
10
Sumber : dimodifikasi dari (Rully Amrizal : 2016)
3.6.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi berarti peneliti memperoleh informasi bukan dari
orang sebagai informan. Informasi yang diperoleh bisa berupa macam-macam
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada informan. Teknik dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan teknik wawancara dan observasi. Hasil
wawancara dan observasi akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung
dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
dokumentasi untuk mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian (Hariandi, Irawan, 2016: 182). Dokumen tersebut
dapat berupa RPP, LKPD, prota, promes, dan dokumen-dokumen lainnya yang
berkaitan dengan penelitianyang mendukung data pada penelitian mengenai
42
implementasi model pembelajaran blended learning di kelas V A sekolah dasar
pada masa pandemi Covid-19.
3.7 Uji Validitas Data
Uji validitas data digunakan untuk mengukur tingkat keabsahan data. Uji
validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.
Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber,berbagai cara dan
waktu. Adapun jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
triangulasi teknik dan sumber.
3.7.1 Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data
yang dilakukan kepada sumber data. Dalam hal ini dilakukan pengecekan dan
perbandingan informasi yang diperoleh mengenai implementasi model
pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19 melalui teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi .
3.7.2 Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang
didapatkan dari berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pemeriksaan
data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru dan
siswa mengenai implementasi model pembelajaran blended learning.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan analisis
data yang diadopsi oleh Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah analisis
43
data berdasarkan model Miles dan Huberman yaitu data reduction, data display,
dan concluction drawing/verification (Sugiyono, 2017: 246).
1. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan, fokus
pada data yang diteliti dan membuang data yang tidak diperlukan. Tahap reduksi
data dalam penelitian ini meliputi
a. Melakukan observasi mengenai implementasi model pembelajaran blended
learning yang di laksanakan oleh guru kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi.
b. Melakukan wawancara mendalam dengan jenis wawancara semi-
terstruktur kepada subjek penelitian untuk mengetahui implementasi
model pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19.
c. Mencatat atau menyusun hasil catatan lapangan yang dilakukan selama
melakukan penelitian ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah
dipahami.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya mendisplaykan atau
menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Data
yang diperoleh disusun dalam uraian singkat agar data mudah dipahami dan
memudahkan peneliti untuk merencanakan langkah selanjutnya.
3. Concluction/verification (Kesimpulan dan verifikasi)
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan
data yang diperoleh berupa hasil wawancara dengan subjek penelitian dan
observasi mengenai implementasi model pembelajaran blended learning di kelas
44
V A sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19 yang kemudian didukung dengan
data yang diperoleh melalui dokumentasi.
3.9 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu
tahap perencanan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian dengan penyusunan
laporan. Pada tahap pertama yaitu tahap perencanaan diawali dengan menentukan
tempat penelitian yaitu SD Negeri 55/I Sridadi. Pemilihan sekolah tersebut
didasari pada landasan dalam penelitian ini yaitu sekolah yang telah menerapkan
model pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19. Selanjutnya
menentukan permasalahan dalam penelitian yaitu implementasi model
pembelajaran blended learning di sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19
yang akan dilakukan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi. Kemudian peneliti
membuat instrumen pengumpulan data berupa instrumen wawancara dan
observasi.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengumpulkan data dengan berbagai
teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, data
tersebut dianalisis dengan menggunakan model miles dan huberman dengan
langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Selanjutnya tahapan terakhir yaitu tahap penyelesaian, peneliti melakukan
penyusunan laporan berdasarkan data yang diperoleh dan telah dianalisis. Selain
itu hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian
SD Negeri 55/I Sridadi mulai beroperasi pada tahun 1973. Sebelumnya
sekolah ini bernomor SD Negeri 100/I Sridadi yang mana saat itu kabupaten
Batang Hari masih bergabung dengan kabupaten Muaro Jambi. Kemudian pada
tahun 2001 berdasarkan SK Bupati Batang Hari Nomor 333 Tahun 2001 tentang
Penetapan Penggantian nomor-nomor SD dalam Kabupaten Batang Hari , maka
SD Negeri yang awalnya bernomor 100/I Sridadi berubah menjadi SD Negeri 55/I
Sridadi.
SD Negeri 55/I Sridadi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berbagai macam prestasi terus diraih baik di bidang akademik maupun non
akademik. SD Negeri 55/I Sridadi pada awalnya dipercaya menjadi sekolah
standar nasional (2009), kemudian meningkat menjadi sekolah rintisan
internasional (2010), selanjutnya SD Negeri 55/I Sridadi terpilih menjadi Sekolah
Rujukan Nasional (2017). Sejalan dengan perkembangan waktu, SD Negeri 55/I
Sridadi menata diri menuju sekolah unggulan yang terdiri dari sekolah sehat
(UKS) dan berbudaya lingkungan (adiwiyata). Hingga sekarang SD Negeri 55/I
Sridadi terakreditasi A.
Dibandingkan dengan tahun pertama berdiri, SD Negeri 55/I Sridadi
mengalami kemajuan yang sangat signifikan dalam hal sarana dan prasarana. Pada
awalnya SD Negeri 55/I Sridadi hanya memilki 6 kelas dan 1 ruang kepala
sekolah. Sementara sekarang SD Negeri 55/I Sridadi sudah memiliki 13 ruang
47
kelas, 1 ruang kanor, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 3 ruang laboratorium, 1
ruang UKS,1 musholla, WC siswa dan guru serta kantin sehat.
SD Negeri 55/I Sridadi dengan luas tanah 7882 m2 memiliki batas wilayah
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan rumah warga
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah warga
3) Sebelah Barat berbatasan dengan jalan raya
4) Sebelah Timur berbatasan dengan rumah warga
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada
tanggal 05 November mulai dari pengantaran surat izin penelitian ke sekolah
terkait hingga terlaksananya penelitian sampai tanggal 19 Desember 2020 dengan
subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru dan perwakilan siswa kelas V A SD
Negeri 55/I Sridadi. Untuk mendapatkan data tentang implementasi model
pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa
pandemi covid-19 terdapat empat indikator yang akan digunakan peneliti yaitu
perencanaan pembelajaran blended learning, pembelajaran online, pembelajaran
tatap muka, penilaian pembelajaran blended learning.
Data diperoleh melalui observasi terhadap proses implementasi model
pembelajaran blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa
pandemi covid-19. Dalam pembelajaran peneliti mengamati secara langsung mulai
dari pembelajaran tatap muka hingga pembelajaran secara online. Kemudian pada
tahap wawancara peneliti melakukan wawancara kepada informan yang telah
48
ditentukan sebelumnya yaitu kepala sekolah, guru kelas V A dan beberapa siswa
kelas V A. Kemudian pada tahap dokumentasi peneliti mengumpulkan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan implementasi model pembelajaran blended
learning sebagai penguat data wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa
SD Negeri 55/I Sridadi khususnya di kelas V A telah menerapkan model
pembelajaran blended learning. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan pada implementasi model pembelajaran
blended learning di kelas V A pada masa pandemi covid-19.
Berikut ini data hasil temuan yang diperoleh peneliti dari informan di
lapangan selama proses penelitian
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning
Setiap pembelajaran pada dasarnya perlu perencanaan terlebih dahulu.
Apapun bentuk model pembelajarannya. Peran yang dilakukan oleh guru dalam
melakukan perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat
pembelajaran. Perangkat pembelajaran minimal terdiri dari prota, promes, silabus,
RPP.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 November
2020, dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat pembelajaran di kelas
seperti biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP hingga LKPD. RPP
yang digunakan di kelas V A memuat tahapan model pembelajaran blended
learning. Terdapat tahapan seeking of information, acquisition of information dan
synthesizing of knowledge dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun tidak tertulis
secara langsung sintaks blended learning, namun kegiatan-kegiatan pembelajaran
49
dalam RPP merupakan bagian dari tahapan atau sintaks dari blended learning.
RPP yang dibuat didesain untuk rencana pembelajaran dari rumah atau online.
Namun pengimplementasiannya dapat dilakukan secara online maupun tatap
muka. Guru juga membagi waktu antara belajar tatap muka dan online secara
terpisah. Dimana pembelajaran secara tatap muka dilakukan dengan dua shift
yaitu pada hari selasa dan kamis sehingga jumlah siswa di dalam kelas tidak
terlalu ramai. Pembelajaran tatap muka hanya dilakukan selama 1 jam 35 menit
tanpa istirahat. Selebihnya pembelajaran dilakukan secara online. Selain itu,
bahan ajar yang digunakan dalam penerapan model blended learning ini berupa
media online dan offline seperti buku siswa dan buku guru, video pembelajaran,
artikel dan sesekali guru juga menggunakan bahan ajar yang dirancang
menggunakan power point. Namun kebanyakan bahan ajar yang digunakan oleh
guru adalah video pembelajaran dari youtube.
Penerapan blended learning di sekolah ini juga didasari beberapa alasan.
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti
sebanyak 3 kali kepada kepala sekolah dan guru kelas V A mengenai perencanaan
pembelajaran blended learning bahwa:
“Jadi kita terapkan blended learning ini kepada siswa yang dimulai darisosialisasi kepada wali murid bahwa dalam sistem pembelajaran pada masapandemi ini kita terapkan model pembelajaran blended learning. Persiapanyang kami lakukan, kami waktu itu membuat jadwal jadi senin guru diberikankesempatan untuk mempersiapkan materi pembelajaran, kemudian dihariselasa hingga jumat dilakukan pembelajaran baik secara online ataupun tatapmuka kemudian di hari sabtu diadakan evaluasi bersama apa kekurangannyaatas pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mempersiapkan materipembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Nah disini gurumenyederhanakan materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa agartidak membebani siswa. Jadi disini guru menyederhanakan kurikulum sesuaidengan kebutuhan siswanya”. (Siti Romiyati, 09 November 2020)
50
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh guru kelas V A mengenai
perencanaan pembelajaran blended learning bahwa :
“Sebenarnya persiapan pada model blended learning hampir sama sepertimodel pembelajaran lainnya. Jadi setiap guru itu harus mempunyai prota,promes, silabus, RPP, jadwal-jadwal dan laporan-laporan yang adahubungannya dengan proses pembelajaran atau dengan kata lain guru harusmempersiapkan perangkat pembelajarannya. Namun disini tugasnya sedikitditambah karena ada dua metode pembelajaran yaitu tatap muka dan online.untuk online tentunya kita harus menyiapkan media atau bahan ajar yangberbeda. Dan RPP yang digunakan disederhanakan sesuai kebutuhan siswa”(Sugiah, 10 November 2020).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa alasan
diterapkannya model pembelajaran blended learning ini pada dasarnya untuk
membantu siswa dalam memperoleh pembelajaran dengan baik karena tidak
semua pihak dapat melakukan pembelajaran secara full daring atau online.
Sebelum itu penerapan model blended learning diawali dengan sosialisasi dan
rapat kepada orang tua tentang pembelajaran kombinasi atau blended learning.
Kemudian orang tua siswa sebagian besar bahkan hingga 100 % setuju terhadap
pembelajaran yang dilakukan karena menurut orang tua, siswa akan kesulitan jika
siswa hanya melakukan pembelajaran secara online.
Selain itu, dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran blended
learning meliputi persiapan perangkat pembelajaran, pembuatan jadwal antara
pembelajaran tatap muka dan online dan persiapan bahan ajar khusus pada
pembelajaran online. Pemberian materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
Selanjutnya guru juga menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran pada model
blended learning sebenarnya hampir sama dengan pembelajaran lainnya. Hanya
saja terletak pada penyampaiannya yang dikombinasikan dengan pembelajaran
online. RPP yang digunakan juga disederhanakan agar tidak membebani siswa
selama proses pembelajaran di masa pandemi ini.
51
Dengan adanya model pembelajaran blended learning yang diterapkan,
sehingga memberikan peluang bagi siswa dan guru untuk melakukan
pembelajaran secara mandiri. Jadwal pembelajaran terbagi antara pembelajaran
tatap muka dan online. Dimana pembelajaran tatap muka digunakan guru untuk
melibatkan siswa pada pengalaman interaktif seperti diskusi atau kerja sama.
Sedangkan pembelajaran online digunakan guru untuk pemberian materi dengan
sumber belajar yang sangat luas. Siswa boleh mencari sumber belajar dimana pun.
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning (Pembelajaran Online
dan Pembalajaran Tatap Muka)
Dalam sebuah model pembelajaran haruslah terdapat langkah atau
tahapan dalam melakukan proses pembelajaran. Model pembelajaran blended
learning terdiri dari pembelajaran online dan tatap muka. Model pembelajaran
blended learning memilki tahapan atau sintaks dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali, dapat diketahui
sintaks pembelajaran blended learning terlaksana secara bertahap. Maksudnya,
tahapan-tahapan blended learning terlaksana melalui dua metode pembelajaran
yaitu pembelajaran online dan tatap muka.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali dapat
diketahui bahwa tahapan-tahapan pembelajaran blended learning sudah terlaksana
di kelas V A, dimana siswa dan guru melakukan tahapan tersebut secara bertahap.
Senin, 09 November 2020 terlaksana tahapan seeking of information dan
acquisition of information pada pembelajaran online, kemudian pada hari selasa
10 November 2020 terlaksana tahapan acquisition of information dan synthesizing
52
of knowledge pada pembelajaran tatap muka. Namun juga tidak menutup
kemungkinan bahwa tahapan blended learning dapat terlaksana dalam satu hari
khususnya pada pembelajaran online. Hal ini sesuai dengan observasi yang
dilakukan peneliti pada tanggal 27 November 2020 pada pembelajaran
online¸seluruh tahapan blended learning sudah dilakukan dimulai dari seeking of
information, guru meminta siswa mengamati video yang telah disediakan
kemudian guru juga meminta siswa untuk mencari informasi yang terdapat dalam
video tersebut, kemudian pada tahapan acquisition of knowledge, disini siswa dan
guru berdiskusi membahas materi pembelajaran yang telah diamati melalui video
pembelajaran, mereka saling bertanya jawab. Guru selalu memancing siswa untuk
bertanya dan mengeluarkan pendapat. Namun terkadang masih ada beberapa
siswa yang pasif. Selanjutnya pada tahapan synthesizing of knowledge, guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-sama melalui zoom meeting tersebut.
Siswa bergantian ingin mengemukakann hasil refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Pada komponen pembelajaran online sudah memuat tahapan seeking of
information dan acquisition of information. Kemudian pada komponen
pembelajaran tatap muka, tahapan yang biasanya dilakukan adalah acquisition of
information dan synthesizing of knowledge. Namun terkadang jika waktu masih
panjang pada pembelajaran online akan terlaksana seluruh tahapan blended
learning. Penggunaan media online dalam proses pembelajaran online sudah
cukup bervariasi, Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa :
“Pembelajaran daring yang dilakukan di sekolah ini bervariasi ada sebagianguru yang menggunakan zoom, ada yang menggunakan wa, ada juga yangmemanfaatkan youtube, kemudian ada juga yang live streaming melaluifacebook. Tapi kebanyakan mayoritas menggunakan wa”. (Siti Romiyati, 9November 2020)
53
Seperti pada pengamatan peneliti pada 11 November 2020, dimana guru
kelas V A melakukan pembelajaran secara online melalui grup whatsapp dan
zoom meeting pada hari Rabu. Saat itu materi pembelajaran yang sedang dipelajari
adalah tema 4 sub tema 3 pembelajaran 1. Pada pembelajaran tersebut, melalui
whatsapp group, guru meminta siswa mengamati gambar dan memahami bahan
bacaan yang terdapat pada buku siswa. Kemudian guru meminta siswa mencari
informasi melalui link mengenai video pembelajaran yang sudah disediakan.
Namun guru juga meminta siswa untuk mencari informasi lain mengenai materi
pembelajaran. Kemudian guru dan siswa berdiskusi melalui zoom meeting Hal ini
sesuai dengan pernyataan oleh perwakilan siswa mengenai pembelajaran online
yang dilakukan yaitu :
“Melalui video call lewat wa kadang menggunakan zoom juga, terus diskusitentang materi pembelajaran, kadang diskusi dengan kelompok kecil misalnyangumpul dirumah satu orang”. (Keysha, 10 November 2020)
Kemudian pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh siswa yang lainnya
sebagai berikut :
“Disuruh cari video atau materi tentang pembelajaran yang sedang dipelajari,terus dibahas sama-sama dengan ibu sama teman-teman yang lain juga melaluigrup wa dan zoom meeting”. (Bunga, 12 November 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
siswa boleh mencari informasi lain seperti melalui youtube, artikel di internet atau
melalui buku-buku yang dimiliki siswa. Setelah siswa selesai mengamati video
pembelajaran dan mencari informasi, siswa dan guru melakukan diskusi atau
tanya jawab melalui zoom meeting mengenai video pembelajaran yang telah
diamati dan mendiskusikan informasi yang telah mereka dapatkan. Disini siswa
bebas mengeluarkan pendapat dan bertanya kepada guru. Setelah itu guru
menginformasikan tugas yang perlu siswa kerjakan. Kemudian berdasarkan waktu
54
yang telah disepakati, siswa pun mengunggah tugasnya melalui whatsapp group
atau dikumpulkan saat pembelajaran tatap muka.
Selanjutnya peneliti mewawancari kepala sekolah mengenai sarana dan
prasarana yang menunjang untuk melakukan pembelajaran secara online yang
dilakukan beberapa kali sebagai berikut :
“Sebelum pandemi, guru-guru sudah diberikan laptop. Kemudian sekarang adakuota gratis. Kemarin kita sudah kerja sama dengan Smartfren. Jadi wali muriddiberi kartu satu per satu lalu setiap bulan diisi. Ini sudah dimulai sejakAgustus. Kuota ini sebenarnya ya dari pemerintah, tapi yang mencari,mengupayakan adalah sekolah”. (Siti Romiyati, 9 November 2020)
Selanjutnya peneliti mewawanncari guru untuk membandingkan hasil
wawancara yang didapatkan sebelumnya. Dimana guru kelas V A juga
mengungkapkan bahwa ada kuota gratis dari pemerintah yang dapat dimanfaatkan
untuk melakukan pembelajaran secara online. Selain itu guru juga terbantu dengan
adanya bantuan dari teman-teman sejawat yang lebih mengerti tentang IT.
Sehingga mereka bisa saling belajar. Selain kuota, kondisi atau keadaan sekolah
juga menunjang untuk melakukan pembelajaran online seperti tersedianya semua
operator jaringan internet di area sekolah. Guru-guru juga diberikan fasilitas
seperti laptop. Guru kelas V A juga memilki fasilitas pribadi untuk melakukan
pembelajaran secara online seperi android
Jika ditinjau dari kemampuan guru, pembelajaran online di SD Negeri 55/I
ini berjalan cukup baik karena sebagian guru termasuk salah satunya guru kelas V
A sudah memilki kemampuan untuk mengelola pembelajaran secara online
melalui beberapa media online. Sehingga tidak ada kendala dari guru kelas V A
dalam melaksanakan pembelajaran secara online. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh guru kelas V A bahwa :
55
Insyaallah tidak ada karena banyak bantuan yang saya dapatkan seperti dariteman, ditambah lagi saat ini ada mahasiswa PLP, jadi insyaallah kendala darisaya sendiri sebagai guru tidak ada. Karena fasilitas sudah ada, tinggal kitanyasaja yang rajin belajar menggunakan IT. Karena kalau sudah terbiasa makatidak akan jadi kendala atau hambatan. Tapi kendala yang tidak dapat kitahindari ya itulah seperti jaringan internet yang mungkin terkadang adagangguan, tapi alhamdulillah sangat jarang terjadi. (Sugiah, 24 November2020)
Kemudian hal yang serupa juga diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa
kendala dalam pelaksanaan belajar online berasal dari pihak siswa. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh kepala sekolah bahwa :
Kesulitannya itu yang jelas berasal dari lingkungan keluarganya. Dimana orangtua siswanya itu tidak bisa mengoperasikan gadget selain itu tidak semua siswamempunyai gadget, kebanyakan punya orang tuanya. Jadi saat kitamengadakan pembelajaran online terkadang hp nya dibawa oleh orang tuanya.Jadi kesulitannya berasal dari siswanya, sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajar menggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaran online. Tapi ini hanya sebagian kecil. (SitiRomiyati, 23 November 2020)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kendala yang terdapat pada pembelajaran online yang tidak dapat dihindari adalah
koneksi internet yang terkadang tidak stabil atau tiba-tiba mengalami gangguan.
Sementara guru sudah menyiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik mulai
dari menyesuaikan materi pembelajaran di masa pandemi hingga menyusun
jadwal antara pembelajaran online dan tatap muka. Pada pembelajaran online guru
sudah menyiapkan bahan ajar yang dapat diakses oleh siswa, kemudian guru
sudah menguasai cara mengoperasikan beberapa media online. Seperti di kelas V
A guru sudah menggunakan aplikasi whatsapp dan zoom meeting sebagai media
online dalam pembelajaran online.
Sementara kendala yang dimiliki oleh siswa pada pembelajaran online ini
adalah fasilitas dan kemampuan siswa atau orang tua masih kurang dalam
menggunakan media online. Sebagian ada siswa yang memilki hp sendiri, ada
56
juga yang menggunakan hp orang tua. Kemudian tidak semua materi
pembelajaran dapat dipahami siswa. Berikut pernyataan dari perwakilan siswa :
Kadang jaringannya itu susah bu saat belajar daringnya, jadi harus benar-benarberada di tempat yang jaringannya bagus bu (Rangga, 26 November 2020)
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh siswa lainya mengenai kendala yang
dihadapi sebagai berikut :
Kesulitannya pada pembelajaran matematika karena saat belajar tatap mukaseperti biasa aja kadang kurang paham, apalagi saat belajar daring seperti inijadi kurang paham. (Keysha, 26 November 2020)
Ada beberapa siswa yang mengaku bahwa kesulitan dengan pembelajaran
online untuk memahami pembelajaran matematika. Ada pula yang masih
kesulitan terhadap jaringan internet yang masih kurang stabil di sekitar rumahnya.
Dari beberapa kendala tersebut tentunya pihak sekolah akan mengupayakan agar
kendala-kendala tersebut diatasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh guru kelas V
A untuk siswa-siswa yang tidak memilki akses internet atau kadang kesulitan
memahami materi yang disampaikan, guru membagi siswa menjadi kelompok-
kelompok kecil atau sering disebut sebagai tutor sebaya. Jadi siswa berkumpul
dengan kelompoknya disalah satu rumah siswa, kemudian siswa yang lebih
paham akan menjadi tutor yang akan mengajarkan temannya. Setelah itu akan
dilanjutkan dengan diskusi bersama guru melalui media online. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari perwakilan siswa bahwa :
Kalau signalnya lagi susah kadang saya keluar rumah bu untuk mencari signalatau kadang ke rumah teman untuk belajar bersama kalau ada materi yangsusah misalnya pelajaran matematika jadi kami mengejakannya sama-samabiar cepat selesai dan juga bisa tanya sama teman yang lebih tau jadi mudahbu. ( Rangga, 26 November 2020)
Upaya tersebut dilakukan untuk membantu dan memudahkan siswa dalam
melakukan proses pembelajaran. Intinya upaya apapun akan dilakukan oleh guru
57
agar siswanya dapat memperoleh pembelajaran dengan baik di masa pandemi
covid-19 ini. Guru kelas V A memberikan kebebasan kepada siswa untuk
bertanya kapan pun mereka ingin bertanya melalui media online misalnya chat
pribadi di whatsapp. Guru akan menjawab pertanyaan siswa tersebut saat mereka
melihat pesan masuk kapan pun itu. Selain itu pihak sekolah juga mengupayakan
agar guru yang belum menguasai pembelajaran online untuk dapat belajar
menggunakan IT agar tidak kebingungan menggunakannya. Seperti pernyataan
yang dijelaskan oleh kepala sekolah berikut :
Seperti kemarin kami membuat surat kepada Tanoto atau fasilitator supayaguru-guru ini diberikan pelatihan untuk belajar bagaimana proses pembelajaranini tetap berjalan dan agar mereka bisa menggunakan media online untukbelajar daring. Dengan adanya pelatihan, guru setidaknya memilki gambaranuntuk menerapkan atau mengelola pembelajaran di kelasnya. Tinggalbagaimana guru mengkombinasikannya dengan pembelajaran tatap muka. Jadisebenarnya itu guru-guru di sekolah ini sudah paham dengan pembelajarandaring namun ya mungkin belum sangat menguasai, untuk beberapa gurumasih butuh bimbingan agar lebih baik lagi. (Siti Romiyati, 23 November2020)
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa upaya yang
dilakukan dalam mengatasi kendala pembelajaran online sudah cukup baik. Baik
kendala dari guru ataupun siswanya. Namun guru kelas V A sudah cukup
menguasai IT atau media online dalam pembelajaran, maka tidak ada kendala
dari guru tersebut kecuali kendala yang tidak dapat dihindari seperti akses internet
atau jaringan yang tiba-tiba mengalami gangguan. Meskipun begitu, guru kelas V
A tetap mengikuti pelatihan yang diadakan agar menambah wawasan guru
tersebut.
Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu komponen dari
pembelajaran dengan model blended learning yang peneliti amati atau teliti terkait
implementasinya di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi. Berdasarkan observasi
58
selanjutnya pada pembelajaran tatap muka yang biasanya dilaksanakan pada hari
selasa dan kamis dimulai pada pukul 09.00 – 10.30 WIB. Pada pembelajaran tatap
muka, siswa dan guru kelas V A lebih membahas mengenai materi yang tidak
dipahami pada saat pembelajaran secara online. Misalnya pada mata pelajaran
matematika. Sebelumnya guru sudah meminta siswa untuk menandai pada
halaman mana materi yang belum siswa pahami. Sehingga pada saat pembelajaran
di sekolah, mereka mengungkapkan halaman-halaman yang belum mereka
pahami. Kemudian guru mencatat di papan tulis halaman yang harus dibahas.
Setelah itu guru dan siswa pun berdiskusi membahas satu persatu halaman-
halaman tersebut (acquisition of information). Kemudian guru akan meminta
siswa mempresentasikan hasil diskusi atau menjelaskan apa yang telah mereka
pelajari di depan kelas (synthesizing knowledge). Hal ini sesuai dengan penjelesan
oleh guru kelas V A bahwa :
Tahapan tatap muka pada masa pandemi tentu berbeda dengan pembelajaransebelumnya. Biasanya kan ada kegiatan pembuka, namun karena hanyatersedia waktu 1 jam 35 menit jadi langsung pada kegiatan inti saja sepertimemulai diskusi tentang pembelajaran sebelumnya kemudian demonstrasi ataumengemukakan hasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa. Kurang lebihsama tahapannya pada pembelajaran daring hanya saja prosesnya berbeda.(Sugiah, 24 November 2020)
Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa, dimana siswa
mengungkapkan hal yang sama dengan guru sebagai berikut :
Bahas materi yang belum dipahami terus diskusi kemudian terkadang majukedepan kelas untuk menjelaskan hasil diskusi (Syifa, 26 November 2020)
Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa lainnya mengenai
tahapan pembelajaran tatap muka yang dilakukan sebagai berikut :
Menjawab pertanyaan lalu diskusi tentang tugas yang diberikan sebelumnyadan kadang kami maju ke depan kelas menjelaskan hasil belajar atau setoranmisalnya hafalan (Rangga, 26 November 2020 )
59
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran tatap muka telah memuat beberapa tahapan atau sintaks dari
pembelajaran blended learning. Proses pembelajaran tatap muka yang boleh
dilakukan hanya 1 jam 35 menit sesuai dengan kesepakatan bersama. Sehingga
kegiatan yang di lakukan di sekolah langsung masuk pada kegiatan inti yang
membahas materi pembelajaran.
Dalam kegiatan inti inilah tahapan blended learning terlaksana.
Diantaranya tahapan acquisition of information dan syinthesizing of knowledge.
Tahapan acquisition of information terlihat saat mereka berdiskusi, dimana
mereka saling bertukar pendapat baik dengan guru atau sesama teman. Sebagian
besar siswa terlihat antusias dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dikarenakan
mereka memang benar-benar ingin memahami materi tersebut. Karena pada saat
pembelajaran daring mereka tidak memahami, oleh sebab itu para siswa
memanfaatkan kesempatan untuk belajar tatap muka sebaik-baiknya.
Tahapan syinthesizing of knowledge dilakukan saat mereka telah
menyelesaikan tahapan sebelumnya yaitu acquisition of information. Dari diskusi
yang dilakukan, kemudian guru kelas V A akan meminta siswanya untuk
mempresentasikan atau mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari atau
pahami di depan kelas. Terkadang mereka juga mempresentasikan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas secara bersama-sama. Tahapan ini dapat dinamakan
dengan syinthesizing of knowledge. Sementara untuk tahapan seeking of
information, jarang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka karena
mengingat waktunya yang singkat. Sehingga tahapan seeking of information lebih
sering dilakukan saat pembelajaran online.
60
Selain itu terkadang pembelajaran tatap muka juga digunakan untuk
melakukan kegiatan praktik. Seperti pada pengamatan peneliti, siswa melakukan
kegiatan praktik peduli lingkungan hidup. Mereka menanam jahe didalam
polybag. Sebelumnya siswa diminta untuk membawa bahan-bahan yang akan
digunakan untuk membuat kompos seperti, serbuk kayu, kotoran kambing, daun
kering dan sekam padi. Kemudian di sekolah mereka mengolah bahan tersebut
menjadi kompos untuk menanam jahe. Namun pada umumnya kegiatan yang
paling sering dilakukan pada saat tatap muka adalah membahas materi di dalam
kelas daripada melakukan kegiatan di luar kelas.
Adanya pembelajaran tatap muka di sekolah ini merupakan hasil
kesepakatan bersama yang tujuannya untuk memudahkan siswa dalam
memperoleh pembelajaran di masa pandemi ini. Karena siswa tidak bisa
sepenuhnya melakukan pembelajaran secara online. hal ini sesusai dengan
penjelasan dari kepala sekolah bahwa :
Karena anak-anak ini kesulitan dalam mengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau online secara terus menerus karena merekatidak bisa bertanya secara langsung. Bisa bertanya lewat hp tapi lama karenaguru juga tidak selalu memegang hp akhirnya terhambat juga proses belajarmereka. Kemudian tatap muka ini kami lakukan dengan shif. Dimana satusiswa itu bertemu dengan gurunya minimal satu kali dalam seminggu untukbisa berkomunikasi. (Siti Romiyati, 23 November 2020)
Pernyataan di atas serupa dengan penjelasan dari guru kelas V A berikut :
Karena pembelajaran daring memilki keterbatasan dari siswa yang kurangmemliki fasilitas dan materi pembelajaran yang belum tuntas dilakukan secaradaring. Namun tatap muka hanya terjadi dua kali dalam seminggu dansiswanya dibagi menjadi dua shift yaitu hari selasa dan hari kamis. (Sugiah,24 November 2020)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
alasan utama diadakannya pembelajaran tatap muka ini karena melihat dari
61
keterbatasan siswanya untuk melakukan pembelajaran secara online sepenuhnya.
Hal ini juga merupakan permintaan para orang tua yang kesulitan jika siswa terus
belajar secara online. Maka dari itu diambillah keputusan untuk melakukan
pembelajaran dengan model blended learning yang mengkombinasikan
pembelajaran tatap muka dan online.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, SD Negeri 55/I Sridadi ini sudah
menyiapkan protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan yang sudah
dilengkapi dengan sabun, penggunaan masker yang sudah menjadi kewajiban.
Khususnya di kelas V A, selain diwajibkan menggunakan masker, guru juga
menyediakan handsanitizer di kelas. Sehingga sebelum siswa masuk ke kelas,
mereka harus menggunakan handsanitizer yang telah disedikan terlebih dahulu.
Namun ada juga siswa yang berinisiatif membawa handsanitizer sendiri. Tempat
duduk pada saat pembelajaran tatap muka juga sangat diperhatikan. Dimana siswa
hanya boleh menempati satu meja yang biasanya diisi oleh dua orang, menjadi
satu orang saja.
Pernyataan diatas diperjelas pula dengan hasil wawancara mengenai
protokol kesehatan yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V A yang
menjelaskan bahwa :
Insyaallah sudah. Karena pertama sekali kami harus memenuhi protokolkesehatan. Kedua, SD ini beserta staf dan para orang tua telah melakukan rapatuntuk melakukan pembelajaran tatap muka dengan keputusan menggunakanshif dan waktu yang telah ditentukan. Nah protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kami sudah menyediakan tempatpencuci tangan beserta sabun, di beberapa bagian sekolah, kemudian siswa danguru harus selalu menggunakan masker atau face shield, kemudian sering-sering menggunakan handsanitizer. Selain itu juga pembelajaran kan sudahdiatur dengan shift, dan jumlah siswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya. (Sugiah, 24 November 2020 )
62
Hal serupa juga disampaikan oleh kepala sekolah mengenai protokol
kesehatan di SD Negeri 55/I Sridadi bahwa :
Saya rasa sudah memenuhi kriteria melakukan pembelajaran tatap muka ataulebih tepatnya blended learning karena kan di sekolah ini juga adapembelajaran online nya. Kemarin sudah ada surat persetujuan yangmemperbolehkan belajar tatap muka yang ditandatangani oleh orang tua siswa.Waktu sosialisasi sebagian besar bahkan semuanya 100% meminta untukdilakukan tatap muka. kami sudah menyiapkan protokol kesehatan.sepertipencuci tangan, handsanitizer dan membagikan masker. Jadi pembelajarantatap muka yang kami lakukan ini atas dasar kesepakatan bersama denganorang tua dan penilik sekolah atas keadaan yang amat sangat mendesak. (SitiRomiyati, 9 November 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa protokol kesehatan di SD Negeri 55/I Sridadi khususnya di
kelas V A sudah memenuhi protokol kesehatan dan sudah merupakan kesepakatan
bersama untuk dilakukan. Oleh sebab itu pembelajaran tatap muka diperkirakan
masih tetap berjalan hingga akhir semester ini.
Menurut kepala sekolah penerapan pembelajaran tatap muka mengalami
sedikit kendala pada waktu pelaksanaannya karena dinilai terlalu singkat. Berikut
penjelasannya :
Kalau pada pembelajaran tatap muka ini sebenarnya ini solusi daripembelajaran daring. karena terkendala pada pembelajaran daring, makadisempurnakan atau dilengkapi dengan pembelajaran tatap muka. Nahmungkin kendalanya disini kita kurang banyak waktu karena sesuaikesepakatan, bahwa pembelajaran tatap muka dilakukan hanya boleh 1 jam 35menit. Tapi ya bagaimana lagi hanya boleh begitu. Daripada tidak dilakukansama sekali jadi kita jalankan saja sesua waktu yang telah disepakati. (SitiRomiyati, 23 November 2020)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh perwakilan siswa yang mengatakan bahwa:
Kadang tidak sempat bertanya bu, tapi waktu pembelajarannya sudah habis.Terus juga tidak ada jam istirahat. Jadi setelah belajar langsung dijemputpulang. (Bunga, 26 November 2020)
Sementara peneliti mewanwacarai guru kelas V A yang mengungkapkan bahwa :
Sebenarnya tidak ada hambatan. Karena inikan pembelajaran blended learningyang mana memang dikombinasikan dengan pembelajaran daring. jadi untukwaktu pembelajaran tatap muka yang telah disepakati itulah yang kita gunakansebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya. Karena kan ini beda situasinya.Jika pembelajaran yang dilakukan full tatap muka, dengan waktu 1 jam 35
63
menit, nah tu baru bisa saya katakan hambatannya kekurangan waktu dalamproses pembelajaran. (Sugiah, 24 November 2020)
Dari wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebenarnya
waktu yang singkat dalam pembelajaran tatap muka bukanlah suatu hambatan.
Karena proses pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran berbasis
model blended learning yang memadukan antara pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran secara online. Sehingga waktu untuk belajar terbagi dua yaitu di
sekolah dan di rumah. Waktu yang diberikan untuk belajar di sekolah yaitu 1 jam
35 menit tanpa jam istirahat sudah dirasa cukup oleh guru kelas V A untuk
melakukan proses pembelajaran karena masih ada pembelajaran secara online.
Mengenai waktu yang dinilai cukup singkat pada pembelajaran tatap
muka, maka disini guru harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas V A berikut :
Pastinya saya akan menggunakan kesempatan belajar tatap muka ini sebaikmungkin meskipun singkat, tujuan pembelajaran harus tetap tercapai. Ataukadang jika dirasa masih belum cukup waktunya, maka kami sebagai guruyang datang ke rumah siswa untuk belajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dan saya datang ke rumah siswa itu.Istilahnya itu home visit. Tapi ini dilakukan jarang sekali karena biasanyapembelajaran sudah tuntas saat menggunakan pembelajaran online kemudiandisempurnakan dengan tatap muka meskipun tidak semaksimal pembelajarankita pada umumnya sebelum pandemi. (Sugiah, 24 November 2020).
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa guru akan mengupayakan
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Guru akan datang ke rumah siswa atau istilahnya guru akan melakukan
home visit ke tempat siswa yang telah ditentukan sebelumnya untuk berkumpul
membahas apa yang memang belum tuntas saat pembelajaran online dan tatap
muka telah dilakukan. Sehingga waktu yang singkat bukanlah suatu hambatan
karena hal itu sudah merupakan kesepakatan bersama untuk dilaksanakan dan
dipatuhi. Maka dari itu guru kelas V A mencari solusi lain yaitu dengan
64
melakukan home visit. Jadi antara pembelajaran online dan tatap muka saling
melengkapi sehingga siswa akan tetap memperoleh pembelajaran dengan baik di
masa pandemi covid-19 ini.
4.2.3 Penilaian Pembelajaran Blended Learning
Penilaian menjadi hal penting dalam suatu pembelajaran, begitu pula
dengan pembelajaran berbasis model blended learning. Berdasarkan observasi
yang dilakukan peneliti penilaian yang dilakukan oleh guru kelas V A juga
meliputi penilaian secara online dan penilaian pada saat tatap muka. Pada proses
pembelajaran online baik melalui zoom meeting, wa group dan video call, guru
selalu mengamati sikap atau tingkah laku siswa. Dari mulai kehadiran siswa,
kedisiplinan siswa saat masuk room zoom sesuai waktu yang ditentukan, keaktifan
siswa selama proses pembelajaran, respon siswa, hingga bagaimana posisi duduk
siswa dalam pembelajaran. Selain itu pada pembelajaran tatap muka juga
dilakukan penilaian sikap dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Baik
saat diskusi, mengemukakan pendapat dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa
diamati. Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas V A sebagai berikut :
“Kalau pada pembelajaran tatap mukanya ada penilaian pada prosespembelajaran, ada penilaian melalui jurnal, lisan atau tulisan. Yang tidak bisadilakukan tatap muka, bisa dilakukan melalui daring seperti melalui grup waatau video call dan zoom dari situ kita juga bisa melakukan penilaian misalnyapada penilaian sikap, bagiamana sikap siswa dalam proses pembelajaran, disitusaya akan menilai mana yang aktif, yang sering merespon dan yang sopanmeskipun pembelajaran dilakukan secara online. ada juga penilaian melaluigoogle form. Siswa menjawab soal yang ada di google form. Selain itupengumpulan tugas juga ada ketentuan waktunya. Jadi dari situ saya juga bisamenilai. Meskipun tugasnya bener semua tapi tidak mengumpulkan tepatwaktu maka nilainya tentu berbeda”. (Sugiah, 10 November 2020)
Berdasarkan penjelasan dari guru kelas V A diatas, penilaian sikap juga
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran secara online. Jadi sebelum memulai
pembelajaran biasanya guru mengingatkan bahwa sikap siswa dalam proses
65
pembelajaran akan dinilai oleh guru. Kemudian juga ada penggunaan google form
untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Dalam google form terdapat soal-soal mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan. Soal yang dikerjakan siswa merupakan modifikasi dari soal yang
terdapat pada LKPD.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali, guru
kelas V A juga menilai kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Jadi siswa
yang mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan
berbeda dengan siswa yang mengumpulkan tugas melewati batas aturan waktu.
Sedangkan penilaian keterampilan dapat diamati saat melakukan kegiatan praktik
di sekolah. Selain itu dapat pula dilihat dari karya atau produk yang dihasilkan
oleh siswa berdasarkan tugas yang diberikan yang kemudian diunggah siswa
melalui media online atau dikumpulkan kepada guru saat pembelajaran tatap
muka.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti beberapa kali,
diketahui bahwa guru kelas V A melakukan penilaian yang dilakukan pada
umumnya yaitu mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Yang
mana pengamatannya dilakukan secara online dan tatap muka. Guru memodifikasi
alat penilaian untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Guru menggunakan
google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Kemudian guru juga
melakukan penilaian melalui portofolio yang dikerjakan siswa. Penilaian sikap
diamati guru pada saat pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Pada
pembelajaran online guru akan mengamati tingkah laku serta respon siswa selama
pembelajaran online. Selain itu guru juga tetap memilki jurnal penilaian sikap
66
yang berisi catatan guru mengenai sikap siswa baik pada pembelajaran tatap muka
maupun online yang diamati guru secara mendetail. Sementara penilaian
keterampilan diamati guru melalui kegiatan praktik yang dilakukan pada saat
pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan penilaian melalui kinerja atau
hasil produk yang telah siswa buat pada tugas tertentu. (Observasi, 23 November
2020)
Dalam melakukan penilaian pada masa pandemi covid-19 ini guru kelas
sedikit terkendala jika siswa tidak mengikuti pembelajaran yang dilakukan.
Seperti yang dikatakan oleh guru kelas V A berikut :
“Saya kesulitan melakukan penilaian jika siswanya tidak pernah hadir. Padapembelajaran online jarang ikut, terus pada pembelajaran tatap muka jugajarang ikut. Kadang alasannya tidak masuk akal, ada yang bilang jaga adik lah.Adalah beberapa siswa yang seperti itu”. (Sugiah, 24 November 2020)
Jika siswa tidak ikut dalam proses pembelajaran, tentu saja guru akan
bingung bagaimana cara guru akan memberikan nilai pada siswa tertsebut. Dari
mana nilai itu akan diperoleh. Hal ini dikarenakan motivasi belajar siswa pada
masa pandemi covid -19 memang berbeda pada saat pembelajaran konvensional
biasanya. Meskipun pada pembelajaran blended learning juga terdapat
pembelajaran tatap muka, kadang siswa juga ada yang tidak datang. Karena
situasinya berbeda dari yang biasanya setiap hari ke sekolah, kemudian saat ini
hanya hari-hari tententu. Sehingga membuat siswa terbiasa untuk tidak datang ke
sekolah. Namun ini hanya terjadi pada beberapa siswa. Oleh sebab itu diperlukan
peran orang tua dalam memberikan motivasi dan perhatian orang tua/wali siswa
untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Inilah salah satu upaya yang dilakukan
guru kelas V A untuk mengatasi masalah kehadiran siswa. Lebih lengkapnya
sebagai berikut :
67
“Kalau masalah itu saya sih biasanya memanggil orang tuanya, memberikannasihat pada mereka untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Karena orangtuanya lah yang bisa memantau siswa di rumah. Nah semenjak saya berinasihat itulah, ada perubahan pada siswa itu. Jadi intinya peran orang tuasangat penting”. (Sugiah, 10 November 2020)
Sebenarnya penilaian pembelajaran blended learning ini sama saja seperti
penilaian pada pembelajaran pada umumnya. Hanya saja saat ini sedang berada di
masa pandemi sehingga guru kadang kesulitan untuk mengamati siswa.
Kesempatan untuk mengamati siswa sangat terbatas. Oleh sebab itu guru kelas V
A selalu menggunakan setiap kesempatan belajar sebaik-baiknya. Selain
mencapai tujuan pembelajaran, guru kelas V A juga berusaha memenuhi standar
penilaian.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan beberapa kali mengenai
hasil penilaian dari pembelajaran blended learning, guru mengungkapkan bahwa:
“Jika dibandingkan dengan hasil pembelajaran di masa normal dalam satu minggu,memang hasilnya tidak seoptimal pada pembelajaran masa normal. Tapi denganpenggunaan model ini ada belajar pakai wa, zoom terus tatap muka jadi hasilnyaalhamdulillah tidak terlalu menurun karena kegiatannya cukup memadai untuknilai yang baik”. ( Sugiah, 19 November 2020)
Pembelajaran dengan model blended learning memfasilitasi siswa untuk
memperoleh pembelajaran dengan baik di masa pandemi. Meskipun nilai siswa
lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai siswa di masa normal. Karena pada
dasarnya keadaan pandemi ini membuat semua kegiatan belajar mengajar menjadi
berubah sehingga siswa perlu penyesuaian terlebih dahulu. Namun setidaknya
dengan model pembelajaran ini, hasil belajar siswa tidak jauh menurun
dikarenakan adanya pandemi covid-19. Model blended learning ini dijadikan
alternatif atau solusi dalam pembelajaran di masa darurat covid-19 untuk dapat
memperoleh pembelajaran dengan optimal. Model pembelajaran blended learning
ini dinilai cocok atau tepat untuk diterapkan saat ini. Hal ini sesuai dengan
68
pernyataan dari kepala sekolah mengenai penerapan model pembelajaran blended
learning bahwa :
“Karena masanya pandemi jadi ya itulah jalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar, meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelum pandemi. Namun blended learning adalahyang terbaik dilakukan saat ini”. (Siti Romiyati, 9 November 2020)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru kelas V A selaku salah satu guru yang
menerapkan model pembelajaran blended learning di kelasnya sebagai berikut :
“Kalau menurut saya karena inilah yang paling baik dilakukan saat pandemiyaitu pembelajaran dengan blended learning atau kombinasi karena palingcocokdan tepat di keadaan saat ini. Karena model blended learning ini sangatkreatif. Menurut saya ya kalo model blended ini diterapkan sebelum pandemitentu siswa sudah terbiasa dan tentunya hasil belajar siswa akan jauhmeningkat”. (Sugiah, 10 November 2020)
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa sebagai
berikut :
“Suka karena ada belajar dirumah mengguanakan hp dan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo di rumah terus”. (Syifa, 24 November 2020)
Selanjutnya salah satu siswa lainnya juga mengatakan hal berikut :
“Enak bu karena bisa belajar seperti biasa walaupun waktunya cuman sedikit.Terus juga bisa belajar lewat youtube kan biasanya tidak pernah”. (Rangga, 26November 2020)
Berdasarkan beberapa wawancara yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning merupakan jalan
terbaik atau jalan keluar yang dapat dilakukan saat ini. Semua pihak menanggapi
dengan baik proses pembelajaran blended learning yang dilakukan. Tidak
terkecuali para siswa yang rata-rata mengungkapkan bahwa mereka menyukai
proses pembelajaran yang djalankan saat ini. Karena menurut perwakilan siswa
jika belajar di rumah terus akan menjadi bosan. Selain itu, siswa dapat
memperoleh pembelajaran dengan baik melalui pembelajaran secara online
dengan berbagai media online seperti zoom meetings, wa group, video call dan
69
dilanjutkan dengan pembelajaran tatap muka sesuai waktu yang telah ditentukan
meskipun tidak seoptimal pada pembelajaran di masa normal.
4.3 Pembahasan
Dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa di masa pandemi covid-19,
maka diperlukan model pembelajaran yang dapat diterapkan dimasa pandemi saat
ini. Menurut Dwiyanto (2020:3), pembelajaran yang bisa dilakukan guru dan
siswa dengan mudah serta memenuhi standar protokol kesehatan, salah satunya
yang dapat diterapkan pada masa pandemi ini adalah blended learning.
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa SD
Negeri 55/I Sridadi khususnya di kelas V A telah menerapkan model
pembelajaran blended learning. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan pada implementasi model pembelajaran
blended learning di kelas V A pada masa pandemi covid-19.
Penerapan model pembelajaran blended learning di kelas V A bertujuan
untuk memperoleh kemudahan proses pembelajaran selama masa pandemi covid-
19 dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Husamah (2014:7) “blended learning menggabungkan ciri-ciri
terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran
online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan
mengurangi jumlah waktu tatap muka”. Dengan adanya model pembelajaran
blended learning yang diterapkan, sehingga memberikan peluang bagi siswa dan
guru untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. Jadwal pembelajaran terbagi
antara pembelajaran tatap muka dan online. Dimana pembelajaran tatap muka
digunakan guru untuk melibatkan siswa pada pengalaman interaktif seperti diskusi
70
atau kerja sama. Sedangkan pembelajaran online digunakan guru untuk pemberian
materi dengan sumber belajar yang sangat luas. Siswa boleh mencari sumber
belajar dimana pun.
Berdasarkan hasil temuan peneliti pada observasi yang dilakukan tanggal
11 November 2020, dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat
pembelajaran di kelas seperti biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP
hingga LKPD. RPP yang digunakan di kelas V A memuat tahapan model
pembelajaran blended learning. Terdapat tahapan seeking of information,
acquisition of information dan synthesizing of knowledge dalam kegiatan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang paling mendasar
dalam sebuah proses pembelajaran. Peran yang dilakukan oleh guru dalam
melakukan perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat oleh Hilayati 2013: 24) bahwa
perangkat pembelajaran merupakan beberapa persiapan yang disusun oleh guru
agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan
memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
Dalam konferensi pers 7 Agustus lalu, Mendikbud Nadiem Makarim
menyampaikan bahwa sekolah memilki tiga opsi kurikulum yang dapat diambil
dalam kondisi darurat atau kondisi khusus di tengah pelaksanaan pembelajaran
pada masa pandemi covid-19, diantaranya :
a. Tetap menggunakan dan mengacu pada keseluruhan KD dalam Kurikulum
2013 yang tertuang dalam Permendikbud No. 37 tahun 2018
b. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar yang disederhanakan
Kepmen No. 719/P/2020 dan SK Balitbang 018/H/KR/2020.
71
c. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar hasil penyederhanaan
kurikulum secara mandiri.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal
12 November 2020, SD Negeri 55/I Sridadi di kelas V A, guru memilih opsi
ketiga yaitu menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar hasil
penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Hal ini dapat dilihat dari RPP yang
digunakan guru tersebut. Guru menyederhanakan tujuan pembelajaran untuk
menyesuaikan kondisi saat ini dengan kebutuhan siswanya. Guru juga
menyediakan bahan ajar yang dapat digunakan pada model pembelajaran blended
learning. Guru juga mendesain sendiri bahan ajar melalui berbagai media online
atau offline. Misalnya bahan ajar yang digunakan dapat diakses oleh siswa, seperti
video pembelajaran atau power point yang berisi rangkuman materi.
Husamah (2014: 27) menyebutkan ada enam tahapan dalam merancang
pembelajaran blended learning agar hasilnya optimal. Adapun tahapan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar.
Dalam tahapan ini perlu dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi syarat
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena pada model pembelajaran blended
learning, bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari sendiri oleh
siswa, dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap muka dan dapat
dipelajari dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran online.
2. Menetapkan rancangan blended learningyang digunakan.
Dalam tahapan ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat komponen
pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu
72
perlu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis pada model
pembelajaran blended learning.
3. Tetapkan format pembelajaran online.
Pada tahapan ini perlu diidentifikasi media online apa yang akan digunakan
pada pembelajaran daring.
4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat.
Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah rancangan pembelajaran
yang dibuat dapat terlaksana dengan mudah atau sebaliknya
5. Menyelenggarakan blended learningdengan baik
6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning.
Berdasarkan teori perencanaan diatas, peneliti telah melakukan
pengamatan terhadap guru kelas V A. Dimana guru sudah menetapkan materi dan
bahan ajar yang akan digunakan yang tentunya dapat diakses oleh siswa. Guru
menetapkan rancangan pembelajaran blended learning yang memuat
pembelajaran tatap muka dan online. Guru kelas V A juga telah menetapkan
format pembelajaran online yang digunakan yaitu menggunakan media online
seperti zoom meeting, whatsapp group dan video call. Selain itu guru juga
menyiapkan penilaian pembelajaran dengan menggunakan google form.
Dari beberapa kali pengamatan yang telah dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa kemampuan guru kelas V A dalam merencanakan pembelajaran
blended learning sudah cukup baik. Guru memilki keterampilan yang baik dalam
menyiapkan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori oleh Husamah yang telah
dipaparkan. Namun berdasarkan pengamatan peneliti, kemampuan guru dalam
menyiapkan bahan ajar masih terbatas karena bentuk atau bahan ajar yang
73
ditampilkan kurang bervariasi. Misalnya saat guru menggunakan ppt sebagai
bahan ajar, maka untuk muatan pembelajaran yang lain biasanya guru juga
menggunakan template ppt yang sama sehingga siswa akan bosan jika melihat
tampilan yang sama meskipun materi yang akan disampaikan berbeda. Namun
keterampilan guru sudah dinilai cukup baik dalam menyiapkan pembelajaran.
Karena guru kelas V A tidak bosan untuk terus belajar menggunakan teknologi
dan terus berusaha menyiapkan pembelajaran blended learning yang optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti beberapa kali,
diketahui bahwa penerapan model blended learning di kelas V A telah mencakup
semua komponen dalam pembelajaran blended learning yaitu pembelajaran online
yang dilakukan dengan menggunakan media online seperti zoom meeting, video
call melalui whatsapp dan whatsapp group. Siswa dan guru berinteraksi secara
tidak langsung melalui media-media tersebut dan melaksanakan pembelajaran
dengan tahapan blended learning. Komponen pembelajaran tatap muka dilakukan
untuk pendalaman materi apabila masih ada materi yang belum dipahami pada
pembelajaran online. Selain itu, pembelajaran tatap muka juga dimanfaatkan
untuk kegiatan praktik. Sementara untuk komponen belajar mandiri, siswa
diminta untuk mengerjakan tugas yang biasanya dijemput di hari Senin atau juga
dapat mengerjakan tugas yang diberikan melalui media online. Namun dalam
penelitian ini peneliti menggabungkan komponen pembelajaran online dengan
belajar mandiri. Karena pada dasarnya belajar mandiri akan mengarah pada
pembelajaran jarak jauh yang nantinya juga melibatkan penggunaan media online
dalam proses pembelajarannya. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan
74
pendapat oleh Istiningsih dan Hasbullah (2015: 68) yang menyebutkan bahwa
komponen-komponen pembelajaran blended learning diantaranya :
a. Online learning yaitu lingkungan pembelajaran yang menggunakan teknologi
internet dalam mengakses materi pembelajaran,
b. Pembelajaran tatap muka (face to face learning) mempertemukan guru
dengan siswa dalam satu ruangan untuk belajar,
c. Belajar mandiri (individualizad learning) yaitu siswa dapat belajar mandiri
dengan cara mengakses informasi atau materi pembelajaran secara online via
internet.
Sesuai dengan konsep teori bahwa blended learning seharusnya mampu
mengatasi kekurangan dari pembelajaran tatap muka murni dan online (Husamah:
2014) dengan ini ada banyak manfaat yang diambil dari gabungan model
pembelajaran diantaranya siswa tidak hanya terpaku dengan buku siswa itu saja,
namun dengan adanya pemanfaatan media online yang menggunakan youtube,
zoom meeting, whatsapp, siswa dapat memperoleh sumber atau materi
pembelajaran yang tidak terbatas. Seperti yang telah kita ketahui bahwa keadaan
saat ini dan perkembangan zaman merubah cara belajar siswa untuk
memanfaatkan media online dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan
lebih bervariasi. Selain itu, pada teori (Husamah, 2014) bahwa sebenarnya media
yang diperlukan sangat beragam dan banyak jumlahnya sehingga mengharuskan
kesiapan dari sarana dan prasarana pendukung sekolah. Jika melihat kondisi di
lapangan untuk sarana dan prasarana sebenarnya cukup lengkap. Karena sebelum
pandemi ini terjadi gruru sudah diberikan laptop dari sekolah, sehingga fasilitas
75
yang dimiliki guru kelas V A sudah memadai.Dalam hal ini sekolah menyediakan
atau menyalurkan kuota internet dari pemerintah.
Model pembelajaran blended learning memiliki bentuk pembelajaran yang
bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dalam kondisi apapun.
Ansori (2018:127) mengatakan secara umum terdapat empat model
pengembangan blended learning, yaitu :
1) Face to face driver model, merupakan model yang menggunakan teknologi
hanya sebagai pendukung pembelajaran tatap muka.
2) Rotation model, merupakan model kombinasi yang terstruktur, dimana
pembelajaran secara tatap muka dan online memiliki jadwal masing-masing.
3) Flex model, merupakan model blended learning yang memusatkan pada
pembelajaran secara mandiri melalui online learning.
4) Online lab school model, merupakan model pembelajaran yang dilakukan di
ruang laboratorium digital
Penerapan model blended learning di kelas V A menggunakan model
pengembangan rotation model, yang mana proses pembelajarannya sudah
terstruktur antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online dilakukan
secara terpisah atau memiliki waktu masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan siswa di kelas tersebut.
Penilaian dalam pembelajaran blended learning, tentu mencakup antara
penilaian tatap muka dan secara online. Bentri, Hidayati, dkk (2018: 8),
mengungkapkan adapun sejumlah teknik efektif yang dapat dilakukan untuk
76
membuat penilaian belajar online yang dapat disesuaikan dengan model
pembelajaran blended learning yaitu sebagai berikut :
1) Menyediakan penilaian biasa, berkomunikasi terus menerus dengan umpan
balik kepada siswa sebagai sarana untuk menambah penilaian dalam
pembelajaran itu sendiri,
2) Masukkan interaksi yang dinamis yang didefinisikan dengan menggunakan
kerja kelompok, kolaborasi dan interaksi tingkat tinggi melalui diskusi,
3) Memodifikasi alat penilaian tradisional seperti esai, jawaban pertanyaan dari
diskusi dan proyek-proyek yang memerlukan demonstrasi akuisisi dan
kemampuan memecahkan masalah dan
4) Penggunaan penilaian alternatif seperti penilaian kinerja, penilaian otentik
dan penggunaan e-portofolio.
Seperti yang telah dilakukan oleh guru kelas V A, penilaian yang
dilakukan pada umumnya mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Yang mana pengamatannya dilakukan secara online dan tatap
muka. Guru memodifikasi alat penilaian untuk menyesuaikan dengan kondisi saat
ini. Guru menggunakan google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa.
Kemudian guru juga melakukan penilaian melalui portofolio yang dikerjakan
siswa. Penilaian sikap diamati guru pada saat pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran online. Pada pembelajaran online guru akan mengamati tingkah
laku serta respon siswa selama pembelajaran online. Selain itu guru juga tetap
memilki jurnal penilaian sikap yang berisi catatan guru mengenai sikap siswa baik
pada pembelajaran tatap muka maupun online yang diamati guru secara
77
mendetail. Sementara penilaian keterampilan diamati guru melalui kegiatan
praktik yang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan
melalui penilaian kinerja atau hasil produk yang telah siswa buat pada tugas
tertentu.
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi model pembelajaran
blended learning di kelas V A SD Negeri 55/I Sridadi pada masa pandemi covid-
19 dapat disimpulkan bahwa :
Model pembelajaran blended learning dinilai dapat dijadikan alternatif
atau solusi pembelajaran di masa pandemi covid-19. Perencanaan pembelajaran
disusun secara sistematis oleh guru. Dimulai dari menyiapkan perangkat
pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP hingga LKPD yang sesuai
dengan pembelajaran blended learning. Guru juga mengatur jadwal pembelajaran
antara pembelajaran online dan tatap muka. Bahkan guru juga menyiapkan media
belajar khusus untuk pembelajaran online seperti video pembelajaran dari youtube
dan power point. Guru selalu mengecek kelengkapan protokol kesehatan siswa
pada saat pembelajara tatap muka. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di
kelas V A sudah sesuai dengan sintaks pada pembelajaran blended learning. Baik
pada pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran secara online sudah
memenuhi sintaks atau tahapan dalam pembelajaran blended learning yaitu,
seeking of information, acquisition of information dan shyntesizing of knowledge .
Guru menyusun langkah kegiatan pembelajaran dengan sistematis dan teratur.
Selanjutnya pada penilaian pembelajaran blended learning, guru melakukan
penilaian seperti biasa yaitu penilaian sikap, pengetahuan maupun keterampilan
yang diamati secara online dan tatap muka. Seperti penilaian pengetahuan diamati
melalui instrumen soal di google form, sikap siswa diamati baik pada
79
pembelajaran online maupun tatap muka dan guru memilki jurnal mengenai
penilaian sikap siswa. Penilaian keterampilan diamati melalui kegiatan praktik
yang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan
penilaian melalui kinerja atau hasil produk yang telah siswa buat pada tugas
tertentu. Siswa dapat memperoleh pembelajaran dengan baik meskipun tidak
seoptimal pada pembelajaran di masa normal. Namun proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik dengan model pembelajaran blended learning ini. Oleh
sebab itu model pembelajaran blended learning ini dapat dapat dikatakan sebagai
solusi pembelajaran di masa pandemi covid-19.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, adapun implikasi dari skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan kebijakan
pembelajaran kombinasi atau blended learning yang terdiri dari pembelajaran
tatap muka dan online.
2. Menambah pengetahuan guru tentang implementasi model pembelajaran
blended learning di sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.
3. Skripsi ini menjadi sumber referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan
implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah dasar.
80
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang
penulis ingin sampaikan sebagai berikut :
1.Bagi sekolah hendaknya dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah
dalam penerapan model pembelajaran blended learning, khususnya dimasa
pandemi ini, hendaknya sekolah menyediakan wifi untuk meningkatkan
konektivitas agar dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran online
2. Dikarenakan model pembelajaran blended learning, dapat dijadikan alternatif
atau solusi pembelajaran dimasa pandemi covid-19, maka guru harus ikut
berperan dalam mensosialisasikan konsep model pembelajaran blended
learning kepada warga sekolah agar penggunaan model ini dapat
diimplementasikan oleh guru lainnya.
3.Penelitian ini bagi lembaga terkait khususnya lembaga pendidikan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan-kebijakan
baru dalam dunia pendidikan. Misalnya dapat dijadikan dasar dalam
penyusunan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai teknologi
edukasi.
81
DAFTAR RUJUKAN
Affandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P. 2013. Model dan metodepembelajaran di sekolah. Semarang: Unissula Press.
Akkoyunlu, B., & Yılmaz-Soylu, M. (2008). Development of a scale on learners'views on blended learning and its implementation process. The Internetand Higher Education, 11(1), 26-32.
Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parana Ilmu.
Amrizal, R. (2016). Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended Pada MataPelajaran Matematika Kelas Viii Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Ansori, M. (2018). Desain dan Evaluasi Pembelajaran Blended Learning BerbasisWhatsapp Group (WAG). Dirasah: Jurnal Studi Ilmu dan ManajemenPendidikan Islam, 1(1), 120-134.
Arifin, Zainal.2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam PembelajaranTingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. LAMPUHYANG, 11(2), 13-25.
Bentri, A., Hidayati, A., & Rahmi, U. (2018). Model Instrumen Penilaian Blendedlearning Di Perguruan Tinggi.
Darmawan, Wahyudin. 2018. Model Pembelajaran di Sekolah.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajarandaring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.
Dwiyanto. Menyiapkan Pembelajaran dalam memasuki”New Normal” denganBlended learning. Diakses pada 12 September 2020 dari :http://lpmplampung.kemdikbud.go.id/po-content/uploads/New_Normal_Blended_Learning_artikel_sec.pdf.
Dwiyogo, W. D. 2018. Permbelajaran Berbasis Blended learning.Depok:Rajawali Pers
Hariandi, A., & Irawan, Y. (2016). Peran Guru dalam Penanaman Nilai KarakterReligius di Lingkungan Sekolah pada Siswa Sekolah Dasar. JurnalGentala Pendidikan Dasar, 1(1), 176-189.
Helaluddin. Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan Fenomenologi: SebuahPenelitian Kualitatif. Diakses pada 01 Oktober 2020 dari :file:///C:/Users/ozoNe-com/Downloads/ARTIKEL%20MENGENAL%20KUALITATIF-SPLIT%20(1).pdf.
82
Hendarita, Y. Model pembelajaran blended learning dengan media blog. diaksespada 21 September 2020 darihttps://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_3.pdf
Hilayati, H. (2013). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam DiSekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kecamatan Tanjung LubukKabupaten Ogan Komering Ilir (Doctoral Dissertation, Universitas IslamNegeri Raden Fatah Palembang).
Husamah, H. 2014. Pembelajaran bauran (Blended learning). Malang: PrestasiPustaka.
Indrawati. 2011. Model-model pembelajaran implementasinya dalampembelajaran fisika. Jember: Universitas Jember.
Istiningsih, S., & Hasbullah, H. (2015). Blended learning, Trend StrategiPembelajaran Masa Depan. Jurnal Elemen, 1(1), 49-56.
Maryono, M., Budiono, H., & Okha, R. (2018). Implementasi PendidikanKarakter Mandiri Di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala PendidikanDasar, 3(1), 20-38.
Munir. 2012. Pembelajaran Jarak jauh Berbasis Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung : Alfabeta.
Munir. 2015. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :Alfabeta.
Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta
Onta, M. R. 2018. Efektivitas Penerapan Model Blended learning DenganMenggunakan Media Pembelajaran Quipper School Ditinjau DariMotivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Tkj-A Smk AsisiJakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Pribadi, B.A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:Prenadamedia Group
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada
Rusman. 2018. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah WabahCovid-19. Biodik, 6(2), 214-224.
Sari, Maharani. Update Kasus Covid-19 di Indonesia. Diakses pada 18 September2020 dari https://nasional.kompas.com/read/2020/09/18/15161651/update-bertambah-3891-kini-ada-236519-kasus-covid-19-di-indonesia?page=all
83
Satori, D., Komariah, A. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang :Prenamedia Group.
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Syarifuddin, S. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TipeTalking Stick pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di KelasX SMA Negeri 19 Makassar (Doctoral dissertation, Universitas IslamNegeri Alauddin Makassar).
Yantoro, Y., & Kurniawan, A. R. (2020). Implementasi Pak Buya (PembelajaranAktif dan Budaya Baca) Mewujudkan Excelennce School di SekolahDasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikandan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(2), 144-156.
Yuniarto, E. (2015). Penerapan Evaluasi pada Blended learning Berbasis Moodledalam Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Likhitaprajna, 17(2), 65-85.
85
Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
85
Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
85
Lampiran 1 : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
86
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
86
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
86
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
87
Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian
87
Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian
87
Lampiran 3 : Surat Bukti Penelitian
89
Lampiran 5: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Observasi)
No. IndikatorSub indikator
Hasil pengamatan
1Perencanaanpembelajaran
blendedlearning
Rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) modelpembelajaran blended learning.
2Pembagian waktu dalampembelajaran blended learning.
3Sarana dan prasarana yangdibutuhkan untuk pembelajarandengan model blended learning.
4
Pembelajaranonline
Seeking of information(pencarian informasi)
5Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
6Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksipengetahuan)
7
Pembelajarantatap muka
Seeking of information(pencarian informasi)
8Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
9Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksipengetahuan)
10
Penilaianpembelajaran
blendedlearning
Penilaian sikap
11 Penilaian pengetahuan
12 Penilaian keterampilan
90
Lampiran 6: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Kepala Sekolah)
Nama Informan
NIP
Jabatan
Tgl. Pelaksanaan
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menerapkan model pembelajaranblended learningdi sekolah ini pada masa pandemicovid-19
2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk prosespembelajaran menggunakan model blended learning?
3 Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran blended learning?
4 Bagaimana proses pembelajaran pembelajaran onlineyang dilakukan di sekolah ini?
5 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana sekolahyang mendukung pembelajaran pembelajaranonline?
6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
7 Apa saja upaya yang ibu dilakukan sebagai kepalasekolah untuk mengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
8 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran tatap mukadi tengah pandemi covid-19?
9 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria untukmelakukan pembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
10 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu hadapidalam penerapan pembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
11 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam pembelajaran tatap muka ?
12 Apa tanggapan ibu mengenai proses pembelajaranyang dilakukan dengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?
91
Lampiran 7: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Guru)
Nama Informan
NIP
Jabatan
Tgl. Pelaksanaan
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menggunakan model pembelajaranblended learningpada masa pandemi covid-19
2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk prosespembelajaran menggunakan model blended learning?
3 Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran blended learning?
4 Bagaimana proses pembelajaran pembelajaranonline yang ibu lakukan ?
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran online masa pandemi covid-19?
6 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana sekolahyang mendukung pembelajaran online?
7 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapanpembelajaran online?
8 Apa saja upaya yang dilakukan ibu untuk mengatasikendala dalam pembelajaran pembelajaran online?
9 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran tatap mukadi tengah pandemi covid-19?
10 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
11 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria untukmelakukan pembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
12 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu hadapidalam penerapan pembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
13 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam pembelajaran tatap muka ?
14 Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan padamodel pembelajaran blended learning?
92
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
15 Bagaimana hasil penilaian dari pembelajaran blendedlearning?
16 Apa kesulitan yang ibu hadapi dalam melakukanpenilaian dengan model pembelajaran blendedlearning?
17 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengatasikendala dalam penilaian pembelajaran blendedlearning?
18 Apa tanggapan ibu mengenai proses pembelajaranyang dilakukan dengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?
93
Lampiran 8: Instrumen Pengumpul Data (Lembar Pedoman Wawancaradengan Siswa)
Nama Informan
Kelas
Tgl. Pelaksanaan
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
94
Lampiran 9: Hasil Temuan Observasi 1 (09-14 November)
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
1
Perencanaanpembelajaran
blendedlearning
Perangkat pembelajaranblended learning.
RPP yang digunakan dikelas V Amenggunakan modelpembelajaran blended learning.Dalam langkah kegiatannya sudahtermuat tahapan belajar blendedlearning yaitu seeking ofinformation, acquisition ofinformation, synthesizingknowledge.
2
Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.
Pembagaian waktu antara belajarsecara online dan tatap mukadibagi dalam hari yang berbeda.Yaitu dimana pembelajaran tatapmuka dilakukan pada hari selasadan kamis, selebihnya dilakukanpembelajaran secara online. untukpembelajaran tatap muka hanya 1jam 35 menit
3
Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.
Bahan ajar yang digunakan dalampenerapan model blendedlearning ini cukup bervariasi.Mulai dari buku siswa dan bukuguru, video pembelajaran dariguru, dan sumber belajar onlineseperti youtube
4
Pembelajaranonline
Seeking of information(pencarian informasi)
Pada pembelajaran online atau,tahapan ini digunakan saat gurumeminta siswa mencari informasiterkait materi pembelajaran yangsedang dilakukan, dan biasanyasiswa mencari informasi tentangpembelajaran di youtube.
5
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
Tahapan ini dilakukan setelahtahapan seeking of informationdilakukan, dimana setelah siswamencari informasi tentang materipembelajaran, maka guru akanmengajak siswa untuk berdiskusibersama. Biasanya dilakukan diwa dan zoom meeting.
6
Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
Tahapan ini dilakukan untukmengetahui pemahaman siswaterhadap pembelajaran yangdilakukan. Dimana bentukkegiatanya berupa pengunggahantugas baik berupa video ataurangkuman materi pembelajaranmelalui media online.
95
Lanjutan Tabel
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
7
Pembelajarantatap muka
Seeking of information(pencarian informasi)
Tahapan ini jarang terjadi padapembelajaran tatap muka karenalebih sering dilakukan pada saatbelajar secara online. Hal inidikarenakan waktu yangdigunakan cukup singkat padapembelajaran tatap muka. Olehsebab itu lebih sering digunakanuntuk berdiskusi tentang materiyang belum tuntas atau belumdimengerti pada pembelajaransecara online.
8
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
Tahapan ini benar-benardimanfaatkan saat belajar tatapmuka. dimana siswa sangatantusias mengungkapkan hal-halyang memang belum merekapahami. Terlihat mereka benar-benar menandai halaman-halamanpada buku siswa tentang materiyang belum mereka pahami yangkemudian dibahas hingga tuntasbersama guru dan siswa yang lain.
9
Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
Pada tahapan ini siswamendemostrasikan tentang apayang telah mereka pahami sepertimempresentasikannya ke depankelas.
10
Penilaianpembelajaran
blendedlearning
Penilaian sikap
Penilaian sikap dapat diamati saatmelakukan pembelajaran secaraonline yaitu dengan mengamatitingkah laku siswa selama prosespembelajaran berlangsungmenggunakan media online.namun pada saat pembelajarantatap muka, penilaian sikap jugadiamati oleh guru meskipunwaktunya terbatas.
11 Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan yangdilakukan guru saat inimenggunakan google form untukmenilai pemahaman siswa padamateri yang telah dipelajari. Soaldi google form diambil dari lkpdyang kemudian dimodifikasi dandimasukkan ke google form.
12 Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan diamatimelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka.
96
Lampiran 10: Hasil Temuan Observasi 2 (23-28 November 2020)
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
1
Perencanaanpembelajaran
blendedlearning
Perangkat pembelajaranblended learning.
Guru kelas V A menyediakanperangkat pembelajaran mulai darprota, promes, silabus, rpp,hinggalkpd. Pada rpp, langkahpembelajaran sudah memenihisintaks pembelajaran blendedlearning.
2
Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.
Berdasarkan pembagian waktuantara belajar secara online dantatap muka yang dibagi dalamhari yang berbeda. Yaitu dimanapembelajaran tatap mukadilakukan pada hari selasa dankamis, selebihnya dilakukanpembelajaran secara online. untukpembelajaran tatap muka hanya 1jam 35 menit. Maka blendedlearning yang digunakanmengacu pada blended learningtipe rotation model.
3
Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.
Bahan ajar yang digunakan dalampenerapan model blendedlearning ini cukup bervariasi.Mulai dari buku siswa dan bukuguru, video pembelajaran dariguru, dan sumber belajar onlineseperti youtube hingga PPT
4
Pembelajaranonline
Seeking of information(pencarian informasi)
Tahapan ini selalu dilakuakn padapembelajaran online atau, tahapanini digunakan saat guru memintasiswa mencari informasi terkaitmateri pembelajaran yang sedangdilakukan, dan biasanya siswamencari informasi tentangpembelajaran di youtube.Kemudian guru terkadang jugamenyediakan video untuk diamati
5
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
Guru akan mengajak siswa untukberdiskusi bersama sebagai tindaklanjut dari tahapan seeking ofinformation
6
Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
Guru mengajak siswamenyimpulkan pembelajaranyang telah dilakukan sebagaitindak lanjut dari tahapan atausintaks acquisition of information
97
Lanjutan Tabel
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
7
Pembelajarantatap muka
Seeking of information(pencarian informasi)
Tahapan ini tidak dilakukan padapembelajaran tatap muka. karenamengingat waktunya yangsingkat. Selain itu, tahapan inisudah pasti dilakukan padapembelajaran online.
8
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
Sebelum masuk kelas gurumengecek kelengkapan protokolkesehatan siswa. Guru jugamenyemptotkan handsanitizerkepada siswa sebelum masukkelas. Setelah itu barulah siswadan guru berdiskusi bersama-sama, siswa bertanya danmengeluarkan pendapat..
9
Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
siswa menjelaskan tentang apayang telah mereka pahami sepertimempresentasikannya ke depankelas.
10
Penilaianpembelajaran
blendedlearning
Penilaian sikap
Guru mengamati setiap tindakansiswa saat melakukanpembelajaran secara online yaitudengan mengamati tingkah lakusiswa selama proses pembelajaranberlangsung menggunakan mediaonline. namun pada saatpembelajaran tatap muka,penilaian sikap juga diamati olehguru meskipun waktunya terbatas.
11 Penilaian pengetahuanGuru menggunakan google formuntuk mengevaluasi hasil belajar
12 Penilaian keterampilan
Guru melakukan penilaianmelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka. Dan juga melalui hasilkarya atau produk siswa
98
Lampiran 11: Hasil Temuan Observasi 3 (07-12 Desember 2020)
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
1
Perencanaanpembelajaran
blendedlearning
Perangkat pembelajaranblended learning.
Perangkat kelas yang dimiliki dikelas V A sudah cukup lengkap.Dimulai dari prota, promes,silabus, RPP, LKPD.
2
Pembagian waktu dalampembelajaran blendedleairning.
Blended learning yang digunakanmengacu pada blended learningtipe rotation model.yang manaantara pembelajaran tatap mukadan online dilakukan terpisah.
3
Bahan ajar yang digunakanuntuk pembelajaran denganmodel blended learning.
Guru sudah menyiapkan bahanajar yang bervariasi. Namunterkadang guru masihmenggunakan template powerpoint yang sama untuk materiyang berbeda.
4
Pembelajaranonline
Seeking of information(pencarian informasi)
Tahapan ini rutin dilakukan dandijadikan tahapan pertama dalammemulai pembelajaran onlineyang menggunakan zoom
5
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
Tahapan ini berisi kegiatandiskusi. Namun guru terkadangkesulitan untuk mengembalikanfokus siswa jika terjadi gangguanjarinvgan internet. Guru jugamengajak siswa untuk melakukankegiatan belajar melalui kegiatantutor sebaya yang dilakukanmelalui video call sebagai upayayang dilakukan guru jikapembelajaran dengan zoomterhambat
6
Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
Guru mengajak siswamenyimpulkan pembelajaranyang telah dilakukan sebagaitindak lanjut dari tahapan atausintaks acquisition of information
7
Pembelajarantatap muka
Seeking of information(pencarian informasi)
Tahapan ini tidak dilakukan padapembelajaran tatap muka. karenamengingat waktunya yangsingkat. Selain itu, tahapan inisudah pasti dilakukan padapembelajaran online.
8
Acquisition of information(mendiskusikan informasi)
siswa benar-benar menandaihalaman-halaman pada bukusiswa tentang materi yang belummereka pahami yang kemudiandibahas hingga tuntas bersamaguru dan siswa yang lain dengancara berdiskusi bersamakhususnya materi pada matapelajaran matematika.
99
Lanjutan Tabel
No. Indikator Sub indikator Hasil pengamatan
9Synthesizing of knowledge(mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan)
Siswa maju ke depan kelasmempresenrasikan hasil diskusi.
10
Penilaianpembelajaran
blendedlearning
Penilaian sikap
Saat melakukan pembelajaransecara online penilaian sikapdilakukan dengan mengamatitingkah laku siswa selama prosespembelajaran berlangsungmenggunakan media online.namun pada saat pembelajarantatap muka, penilaian sikap jugadiamati oleh guru meskipunwaktunya terbatas.
11 Penilaian pengetahuan
Guru menggunakan google formuntuk mengevaluasi hasil belajarsiswa
12 Penilaian keterampilan
Guru melakukan penilaianmelalui kegiatan praktik baikdilakukan secara online ataupunpada saat pembelajaran tatapmuka. Dan juga melalui hasilkarya atau produk siswa
100
Lampiran 12: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Kepala Sekolah
Nama Informan Siti Romiyati
NIP 196406081993032002
Jabatan Kepala Sekolah
Tgl. Pelaksanaan 9 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learningdisekolah ini pada masa pandemi covid-19
Yang jelas kan kita dilarang melakukanpembelajaran tatap muka dalam skalabesar, jadi mau tak mau dilakukanpembelajaran dengan sistem blendedlearning atau kombinasi. Jadi kitaterapkan blended learning ini kepadasiswa yang dimulai dari sosialisasikepada wali murid bahwa dalam sistempembelajaran pada masa pandemi ini kitaterapkan model pembelajaran blendedlearning. Sebenarnya istilahnya sajayang terkenal masih baru padahal sudahditerapkan model pembelajaran tatapmuka, daring atau online begitu ya.
2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?
Kami waktu itu membuat jadwal jadisenin guru diberikan kesempatan untukmempersiapkan materi pembelajaran,kemudian dihari selasa hingga jumatdilakukan pembelajaran baik secaraonline ataupun tatap muka ataupunmandiri kemudian di hari sabtu diadakanevaluasi bersama apa kekurangannyaatas pembelajaran yang telah dilakukan.
3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Ya guru mempersiapkan materipembelajaran sesuai dengan kebutuhansiswa. Nah disini guru menyederhanakanmateri yang diberikan sesuai dengankebutuhan siswa agar tidak membebanisiswa. Jadi disini guru menyederhanakankurikulum sesuai dengan kebutuhansiswanya.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?
Nah pembelajaran daring yang dilakukandi sekolah ini bervariasi ada sebagianguru yang menggunakan zoom, ada yangmenggunakan wa, ada juga yangmemanfaatkan youtube, kemudian adajuga yang live streaming melaluifacebook. Tapi kebanyakan mayoritasmenggunakan wa.
101
Lanjutan TabelNo. Pertanyaan Keterangan
5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?
Sebelum pandemi, guru-guru sudahdiberikan laptop. Sekarang ada kuotagratis. Kemarin kita sudah kerja samadengan Smartfren. Jadi wali murid diberikartu satu per satu lalu setiap bulan diisi.Ini sudah dimulai sejak Agustus. Kuotaini sebenarnya ya dari pemerintah, tapiyang, mengupayakan adalah sekolah
6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?
Kesulitannya yaitu kurangnyapemahaman orang tua siswa untukmengajarkan siswanya dalam belajaronline. Dimana orang tua siswanya ituada yang kurang bisa mengoperasikangadget selain itu tidak semua siswamempunyai gadget, kebanyakan punyaorang tuanya. Jadi saat kita mengadakanpembelajaran online terkadang hp nyadibawa oleh orang tuanya. Jadikesulitannya berasal dari siswanya,sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajarmenggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaranonline. Tapi ini hanya sebagian kecil
7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Seperti kemarin kami membuat suratkepada Tanoto atau fasilitator supayaguru-guru ini diberikan pelatihan untukbelajar bagaimana proses pembelajaranini tetap berjalan dan agar mereka bisamenggunakan media online untuk belajardaring. Dengan adanya pelatihan, gurusetidaknya memilki gambaran untukmenerapkan atau mengelolapembelajaran di kelasnya. Tinggalbagaimana guru mengkombinasikannyadengan pembelajaran tatap muka. Jadisebenarnya itu guru-guru di sekolah inisudah paham dengan pembelajarandaring namun ya mungkin belum sangatmenguasai, untuk beberapa guru masihbutuh bimbingan agar lebih baik lagi.
8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Karena anak-anak ini kesulitan dalammengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau onlinesecara terus menerus karena merekatidak bisa bertanya secara langsung. Bisabertanya lewat hp tapi lama karena gurujuga tidak selalu memegang hp akhirnyaterhambat juga proses belajar mereka.Kemudian tatap muka ini kami lakukandengan shif. Dimana satu siswa itubertemu dengan gurunya minimal satukali dalam seminggu untuk bisaberkomunikasi.
102
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Saya rasa sudah memenuhi kriteriamelakukan pembelajaran tatap mukaatau lebih tepatnya blended learningkarena kan di sekolah ini juga adapembelajaran online nya. Kemarin sudahada surat persetujuan yangmemperbolehkan belajar tatap mukayang ditandatangani oleh orang tuasiswa. Waktu sosialisasi sebagian besarbahkan semuanya 100% meminta untukdilakukan tatap muka. kami sudahmenyiapkan protokol kesehatan.sepertipencuci tangan, handsanitizer danmembagikan masker. Jadi pembelajarantatap muka yang kami lakukan ini atasdasar kesepakatan bersama denganorang tua dan penilik sekolah ataskeadaan yang amat sangat mendesak.
10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Kalau pada pembelajaran tatap muka inisebenarnya ini solusi dari pembelajarandaring. karena terkendala padapembelajaran daring, makadisempurnakan atau dilengkapi denganpembelajaran tatap muka. Nah mungkinkendalanya disini kita kurang banyakwaktu karena sesuai kesepakatan, bahwapembelajaran tatap muka dilakukanhanya boleh 1 jam 35 menit. Tapi yabagaimana lagi hanya boleh begitu.Daripada tidak dilakukan sama sekalijadi kita jalankan saja sesua waktu yangtelah disepakati.
11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Ya dengan memanfaatkan waktu yangkita punya itu semaksimal mungkin. Jadiguru harus pandai menyusunpembelajaran dengan baik agar tujuanpembelajaran dapat tercapai denganwaktu yang kita miliki tersebut.
12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Karena masanya pandemi jadi ya itulahjalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar,meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat ini
103
Lampiran 13: Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Kepala Sekolah
Nama Informan Siti Romiyati
NIP 196406081993032002
Jabatan Kepala Sekolah
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learning disekolah ini pada masa pandemi covid-19
Karena untuk memenuhi kebutuhanbelajar siswa kan dilarang melakukanpembelajaran tatap muka .dalam skalabesar makanya dilakukan pembelajarankombinasi antara tatap muka dan online
2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?
Kami mengatur jadwal pembelajaranblended learning. Karena ini merupakansalah satu bagian penting dalampenerapan blended learning. Nah untukperangkat pembelajaran dipersiapkanoleh gurunya sesuai dengan kebutuhan dikelasnya masing-masing.
3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Jadi disini guru menyederhanakankurikulum sesuai dengan kebutuhansiswanya. Kemudian guru jugamenyiapkan perangkat pembelajaranseperti biasanya namun disesuaikandengan kebutuhan pembelajarankombinasi.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?
Ada sebagian guru yang menggunakanzoom, ada yang menggunakan wa, adajuga yang memanfaatkan youtube,kemudian ada juga yang live streamingmelalui facebook. Tapi kebanyakanmayoritas menggunakan wa.
5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?
Salah satunya kuota gratis. Kuota inisebenarnya ya dari pemerintah, tapi yangmencari, mengupayakan adalah sekolah.Sebelumnya masa pandemi juga guru-guru sudah diberikan laptop dari sekolah.
6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?
Kesulitannya berasal dari siswanya,sementara dari guru hanya sebagiankecil seperti guru yang belum belajarmenggunakan IT sehingga masih sedikitkebingungan dengan pembelajaranonline. Tapi ini hanya sebagian kecil.Selain itu masalah koneksi yang kadangtiba-tiba gangguan.
104
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Kami selalu mengupayakan agar gurudapat terus belajar menggunakanteknologi melaui pelatihan-pelatihan.
8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Untuk memenuhi kekurangan daribelajar online. Karena anak-anak inikesulitan dalam mengerjakan tugas jikadilakukan pembelajaran secara daringatau online secara terus menerus karenamereka tidak bisa bertanya secaralangsung
9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Sudah memenuhi kriteria. Kami dsudahmelakukan rapat dengan orang tua dankomite sekolah dan sebagian besarmeminta untuk dilakukan tatap muka.kami sudah menyiapkan protokolkesehatan.seperti pencuci tangan,handsanitizer dan membagikan masker.
10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Mungkin kendalanya disini kita kurangbanyak waktu karena sesuai kesepakatan,bahwa pembelajaran tatap mukadilakukan hanya boleh 1 jam 35 menit.
11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Kita harus memanfaatkan waktu yangkita punya itu semaksimal mungkin. Jadiguru harus pandai menyusunpembelajaran dengan baik agar tujuanpembelajaran dapat tercapai denganwaktu yang kita miliki tersebut. Intinyaguru harus pandai memanajemen waktuyang ada.
12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Karena masanya pandemi jadi ya itulahjalan keluar mau tidak mau harus kitajalankan agar siswa dapat terus belajar,meskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat ini
105
Lampiran 14: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Kepala Sekolah
Nama Informan Siti Romiyati
NIP 196406081993032002
Jabatan Kepala Sekolah
Tgl. Pelaksanaan 7 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menerapkan modelpembelajaran blended learning disekolah ini pada masa pandemi covid-19
Karena hasil kesepakatan bersama danuntuk membantu siswa memperolehpembelajaran dengan baik di masadarurat ini.
2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untukproses pembelajaran menggunakanmodel blended learning ?
Kami mengatur jadwal pembelajaranblended learning. Karena ini merupakansalah satu bagian penting dalampenerapan blended learning.
3 Bagaimana perencanaan pembelajaranmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Tentunya menyiapkan perangkatpembelajaran seperti biasanya. Terusuntuk model pembelajaran blended initentunya guru juga harus menyiapkanpembelajaran online nya.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang dilakukan disekolah ini?
Macam-macam, guru memanfaatkanyoutube, kemudian ada juga yang livestreaming melalui facebook. Tapikebanyakan mayoritas menggunakanwa.
5 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran pembelajaran online?
Seperti yang telah kita ketahui,pemerintah menyediakan kuota belajar..Kuota ini sebenarnya ya dari pemerintah,tapi yang mencari, mengupayakan adalahsekolah. Sebelumnya masa pandemi jugaguru-guru sudah diberikan laptop darisekolah.
6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaranonline?
Masalah koneksi yang kadang tiba-tibagangguan.
7 Apa saja upaya yang ibu dilakukansebagai kepala sekolah untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Kami akan mengusahakan untukmemasang wifi di sekolah ini, sejauh iniuntuk wifi di sekolah ini memang belumada.
8 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Karena anak-anak ini kesulitan dalammengerjakan tugas jika dilakukanpembelajaran secara daring atau onlinesecara terus menerus makanya juga perluadanya pembelajaran tatap muka.
106
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
9 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Sudah karena kami sudah menyiapkanprotokol kesehatan.seperti pencucitangan, handsanitizer dan membagikanmasker.
10 Apa saja hambatan atau kendala yangibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Mungkin kendalanya disini kita kurangbanyak waktu karena sesuai kesepakatan,bahwa pembelajaran tatap mukadilakukan hanya boleh 1 jam 35 menit.
11 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Guru harus pandai-pandai menggunakanwaktu yang ada
12 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukan denganmenggunakan model pembelajaranblended learning?
Sangat membantu di masa pandemi inimeskipun hasilnya tidak semaksimalpembelajaran pada masa sebelumpandemi. Namun blended learningadalah yang terbaik dilakukan saat inimenurut saya.
107
Lampiran 15: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Guru
Nama Informan Sugiah
NIP 196210281982032003
Jabatan Guru Kelas
Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learningpadamasa pandemi covid-19
Pertama karena keadaan saat ini yaitupandemi covid-19. Kedua karena kendaladari pihak orang tua yang masih kesulitanmenggunakan android. Ketiga karena kondisiekonomi tiap siswa yang berbeda-beda, adayang tidak punya hp. Keempat karena parasiswakurang paham terhadap materipembelajaran yang disampaikan melaluipembelajaran daring.
2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?
Sebenarnya persiapan pada model blendedlearning hampir sama seperti modelpembelajaran lainnya. Jadi setiap guru ituharus mempunyai prota, promes, silabus,RPP, jadwal-jadwal dan laporan-laporanyang ada hubungannya dengan prosespembelajaran atau dengan kata lain guru harusmempersiapkan perangkat pembelajarannya.Namun disini tugasnya sedikit ditambahkarena ada dua metode pembelajaran yaitutatap muka dan online. untuk online tentunyakita harus menyiapkan media atau bahan ajaryang berbeda. Dan RPP yang digunakandisederhanakan sesuai kebutuhan siswa
3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?
Seperti pertanyaan sebelumnya, dimanapersiapakan kita lakukan, kemudianmusyawarahkan bersama orang tuabagaimana proses pembelajaran yang maudilakukan. RPP disederhanakan dan jugaproses pembelajaran yang dilakukan yaitu adatatap muka dan daring atau pemberian tugas.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?
Proses pembelajaran yang dilakukan fleksibelkapan saja dapat dilakukan, siswa bebasbertanya atau berdiskusi. Tapi saya tetapmengontrol pembelajaran dimana saya akanmeminta siswa untuk mencari informasi darimanapun atau terkadang saya jugamenyediakan materi berupa videopembelajaran tentang materi yang akandibahas lalu akan didiskusikan bersama.
108
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?
Tahapannya dimulai di hari senin siswadiberikan tugas seperti mencari informasi atautentang materi yang akan dipelajari dan ketikasiswa kesulitan boleh dibantu oleh orang tua,namun jika masih kesulitan siswa dibentukmenjadi kelompok kecil dengan tutor sebayauntuk dilakukan diskusi, kemudian sebagaitindak lanjut berikutnya akan dilakukanpembahasan bersama dan pelaporan hasildiskusi pada pembelajaran tatap muka.
6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?
Ya banyak teman untuk saling membantu,kemudian ada kuota dari pemerintah, dan adabantuan dari mahasiswa plp yang lebih pahamtentang IT jadi saya juga bisa sekalian belajardengan mereka. Ada juga pelatihan yangdiberikan kepada guru untuk mempelajaripembelajaran secara online.
7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapanpembelajaranonline?
Sebenarnya banyak bantuan yang sayadapatkan seperti dari teman dan para adik-adik mahasiswa PLP, jadi insyaallah kendaladari saya sendiri sebagai guru hanya kadangsulit membuat anak untuk fokus dalam prosespembelajaran mungkin karena baru kali ya.Sementara fasilitas sudah ada, tinggal kitanyasaja yang rajin belajar menggunakan IT.Karena kalau sudah terbiasa maka tidak akanjadi kendala atau hambatan. Tapi kendalayang tidak dapat kita hindari ya itulah sepertijaringan internet yang mungkin terkadang adagangguan sehingga membuat fokus siswaterganggu, tapi alhamdulillah sangat jarangterjadi
8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?
Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.
9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Karena adanya daring yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtuntas dilakukan secara daring. Namun tatapmuka hanya terjadi dua kali dalam seminggudan siswanya dibagi menjadi dua shift yaituhari selasa dan hari kamis.
109
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap mukamasa pandemi covid-19?
Tahapan tatap muka pada masa pandemitentu berbeda dengan pembelajaransebelumnya. Biasanya kan ada kegiatanpembuka, namun karena hanya tersedia waktu1 jam 35 menit jadi langsung pada kegiataninti saja seperti memulai diskusi tentangpembelajaran sebelumnya kemudiandemonstrasi atau mengemukakan hasildiskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.Kurang lebih sama tahapannya padapembelajaran daring hanya saja prosesnyaberbeda.
11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Insyaallah sudah. Karena pertama sekali kamiharus memenuhi protokol kesehatan. Kedua,SD ini beserta staf dan para orang tua telahmelakukan rapat untuk melakukanpembelajaran tatap muka dengan keputusanmenggunakan shif dan waktu yang telahditentukan. Nah protokol kesehatan yang adadi sekolah ini bisa dilihat secara langsung.Kami sudah menyediakan tempat pencucitangan beserta sabun, di beberapa bagiansekolah, kemudian siswa dan guru harusselalu menggunakan masker atau face shield,kemudian sering-sering menggunakanhandsanitizer.Selain itu juga pembelajarankan sudah diatur dengan shif, dan jumlahsiswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya.
12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Sebenarnya tidak ada hambatan. Karenainikan pembelajaran blended learning yangmana memang dikombinasikan denganpembelajaran daring. jadi untuk waktupembelajaran tatap muka yang telahdisepakati itulah yang kita gunakan sebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya. Karenakan ini beda situasinya. Jika pembelajaranyang dilakukan full tatap muka, dengan waktu1 jam 35 menit, nah tu baru bisa saya katakanhambatannya kekurangan waktu dalam prosespembelajaran.
13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Pastinya saya akan menggunakan kesempatanbelajar tatap muka ini sebaik mungkinmeskipun singkat, tujuan pembelajaran harustetap tercapai. Atau kadang jika dirasa masihbelum cukup waktunya, maka kami sebagaiguru yang datang ke rumah siswa untukbelajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dan
110
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
saya datang ke rumah siswa itu. Istilahnya ituhome visit. Tapi ini dilakukan jarang sekalikarena biasanya pembelajaran sudah tuntassaat menggunakan pembelajaran onlinekemudian disempurnakan dengan tatap mukameskipun tidak semaksimal pembelajaran kitapada umumnya sebelum pandemi
14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?
Kalau pada pembelajaran tatap mukanya adapenilaian pada proses pembelajaran, adapenilaian melalui jurnal, lisan atau tulisan.Yang tidak bisa dilakukan tatap muka, bisadilakukan melalui daring seperti melalui grupwa atau video call dan zoom dari situ kitajuga bisa melakukan penilaian misalnya padapenilaian sikap, bagiamana sikap siswa dalamproses pembelajaran, disitu saya akan menilaimana yang aktif, yang sering merespon danyang sopan meskipun pembelajaran dilakukansecara online. ada juga penilaian melaluigoogle form. Siswa menjawab soal yang adadi google form.
15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?
Jika dibandingkan dengan hasil pembelajarandi masa normal dalam satu minggu, memanghasilnya tidak seoptimal pada pembelajaranmasa normal. Tapi dengan penggunaan modelini ada belajar pakai wa, zoom terus tatapmuka jadi hasilnya alhamdulillah tidak terlalumenurun karena kegiatanya cukup memadaiuntuk nilai yang baik.
16 Apa kesulitan yang ibu hadapidalam melakukan penilaian denganmodel pembelajaran blendedlearning?
Saya kesulitan melakukan penilaian jikasiswanya tidak pernah hadir. Padapembelajaran online jarang ikut, terus padapembelajaran tatap muka juga jarang ikut.Kadang alasannya tidak masuk akal, ada yangbilang jaga adik lah. Adalah beberapa siswayang seperti itu.
17 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampenilaian pembelajaran blendedlearning?
Kalau masalah itu saya sih biasanyamemanggil orang tuanya, memberikan nasihatpada mereka untuk memperhatikanpendidikan anaknya. Karena orang tuanya lahyang bisa memantau siswa di rumah. Nahsemenjak saya beri nasihat itulah, adaperubahan pada siswa itu. Jadi intinya peranorang tua sangat penting.
18 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukandengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?
Kalau menurut saya karena inilah yang palingbaik dilakukan saat pandemi yaitupembelajaran dengan blended learning ataukombinasi karena paling cocokdan tepat dikeadaan saat ini.
111
Lampiran 16 : Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Guru
Nama Informan Sugiah
NIP 196210281982032003
Jabatan Guru Kelas
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learning padamasa pandemi covid-19
Kondisi saat ini yang tidak memadai untukmelakukan pembelajaran seperti biasanyayaitu full tatap muka. Namun juga tidakmemadai untuk dilakukan pembelajaran fulldaring. makanya lebih tepat dikombinasikan
2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?
Suatu proses pembelajaran itu harus adaprogramnya, dari prota, promes, silabus,pemetaan sampai dengan alat evaluasinya.Sama halnya dengan pembelajaran sepertibiasa.
3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?
Perencanaannya sesuai dengan apa yang telahdipersiapkan dari administrasi pendidikanyang telah disiapkan. Hanya saja disini adadua metode yaitu daring dan tatap muka.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?
Biasanya saya menggunakan zoom dan wasebagai media online nya. Siswa diberikantugas seperti mencari informasi atau materiyang akan dipelajari dan ketika siswakesulitan boleh dibantu oleh orang tua, namunjika masih kesulitan siswa dibentuk menjadikelompok kecil dengan tutor sebaya untukdilakukan diskusi, kemudian sebagai tindaklanjut berikutnya akan dilakukan pembahasanbersama dan pelaporan hasil diskusi padapembelajaran tatap muka.
5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?
Pertama saya meminta siswa untuk mencariinformasi dari manapun atau terkadang sayajuga menyediakan materi berupa videopembelajaran tentang materi yang akandibahas lalu akan didiskusikan bersama lalukami bersama-sama melakukan kesimpulan.
6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?
Sebelum pandemi, guru sudah diberikanlaptop dari sekolah, cukup banyak sumber-sumber pembelajaran yang disediakansekolah. Seperti alat peraga seperti kerangka,peta, batu-batuan. Nah alat peraga itu tetapbisa saya gunakan dalam pembelajaran online.Kemudian sekarang sudah ada kuota belajaryang dapat membantu guru untuk mencarisumber belajar secara online.
112
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapan pembelajaranonline?
Kendala utama ya itulah koneksi internet jaditerkadang sulit untuk tersambung denganzoomnya. Siswa kadang suka panik sendiridalam grup wa kalau tidak bisa masukzoomnya. Kebanyakan kesulitan timbul darisiswanya.
8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?
Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.
9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Karena pembelajaran online yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtersampaikan sepenuhnya secara daring.
10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap muka masa pandemi covid-19?
Pertama kali pastinya kami mengecekkelengkapan protokol kesehatan. Seperti biasadisampaikan terlebih dahulu tujuanpembelajarannya lalu dilanjutkan langsungpada kegiatan inti saja seperti memulaidiskusi tentang pembelajaran sebelumnyakemudian demonstrasi atau mengemukakanhasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.Kurang lebih sama tahapannya padapembelajaran daring hanya saja prosesnyaberbeda.
11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Sudah. Protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kamisudah menyediakan tempat pencuci tanganbeserta sabun, di beberapa bagian sekolah,kemudian siswa dan guru harus selalumenggunakan masker atau face shield,kemudian sering-sering menggunakanhandsanitizer.Selain itu juga pembelajarankan sudah diatur dengan shif, dan jumlahsiswanya juga terbatas dan diatur jarak antartempat duduknya.
12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Dibilang hambatan juga sih sepertinya tidak.Tapi ya memang untuk pembelajaran tatapmuka waktunya ssdikit karena memang begituaturannya. Karena inikan pembelajaranblended learning yang mana memangdikombinasikan dengan pembelajaran daring.jadi untuk waktu pembelajaran tatap mukayang telah disepakati itulah yang kita gunakansebaik-baiknya meskipun sedikit waktunya.Karena kan ini beda situasinya. Selain ituterkadang masih ada siswa yang lupamemakai masker ke sekolah
113
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Pastinya saya akan menggunakan kesempatanbelajar tatap muka ini sebaik mungkinmeskipun singkat, tujuan pembelajaran harustetap tercapai. Atau kadang jika dirasa masihbelum cukup waktunya, maka kami sebagaiguru yang datang ke rumah siswa untukbelajar bersama. Jadi siswa yang rumahnyadeketan bisa berkumpul di satu rumah dansaya datang ke rumah siswa itu. Istilahnya ituhome visit. Nah untuk siswa yang masihsering lupa membawa masker maka akan sayasuruh pulang untuk mengambilnya dan sayatidak bosan-bosannya mengingatkan tentangpentingnya protokol kesehatan
14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?
Seperti biasa ada penilaian sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Bisa diamatimelalui proses pembelajaran. Yang tidak bisadilakukan pada pembelajaran online bisadiamati melalui pembelajaran tatap muka. jadiinsyaallah tidak ada penilaian yang tidak bisadilakukan.semuanya bisa dilakukan tinggalkita nya sebagai guru harus inovatif.
15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?
Jika dibandingkan dengan hasil pembelajarandi masa normal dalam satu minggu, memanghasilnya tidak seoptimal pada pembelajaranmasa normal. Tapi dengan penggunaan modelini ada belajar pakai wa, zoom terus tatapmuka jadi hasilnya alhamdulillah tidak terlalumenurun karena kegiatanya cukup memadaiuntuk nilai yang baik.
16 Apa kesulitan yang ibu hadapidalam melakukan penilaian denganmodel pembelajaran blendedlearning?
Saya kesulitan melakukan penilaian jikasiswanya tidak pernah hadir. Baik padapembelajaran online, pada pembelajaran tatapmuka juga tidak hadir.
17 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampenilaian pembelajaran blendedlearning?
Kalau masalah itu saya sih biasanyamemanggil orang tuanya, memberikan nasihatpada mereka untuk memperhatikanpendidikan anaknya.
18 Apa tanggapan ibu mengenai prosespembelajaran yang dilakukandengan menggunakan modelpembelajaran blended learning?
Ini merupakan solusi untuk pembelajarandimasa pandemi. Karena sangat efektifmenurrut saya pribadi.
114
Lampiran 17: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Guru
Nama Informan Sugiah
NIP 196210281982032003
Jabatan Guru Kelas
Tgl. Pelaksanaan 2 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa alasan ibu menggunakan modelpembelajaran blended learning padamasa pandemi covid-19
Untuk memenuhi kebutuhan belajar siswadengan kondisi saat ini yang tidak memadaiuntuk melakukan pembelajaran sepertibiasanya yaitu full tatap muka. Namun jugatidak memadai untuk dilakukan pembelajaranfull daring. makanya lebih tepatdikombinasikan
2 Apa saja yang perlu dipersiapkanuntuk proses pembelajaranmenggunakan model blendedlearning ?
Perangkat pembelajarannya dari prota,promes, silabus, pemetaan sampai dengan alatevaluasinya. Sama halnya denganpembelajaran seperti biasa.
3 Bagaimana perencanaanpembelajaran menggunakan modelpembelajaran blended learning?
Perencanaannya sesuai dengan apa yang telahdipersiapkan dari perangkat pembelajaranyang telah disiapkan. Hanya saja disini adadua metode yaitu daring dan tatap muka.
4 Bagaimana proses pembelajaranpembelajaran online yang ibulakukan ?
menggunakan media online berupa zoom danwa. Siswa diberikan tugas seperti mencariinformasi atau materi yang akan dipelajari danketika siswa kesulitan boleh dibantu olehorang tua, namun jika masih kesulitan siswadibentuk menjadi kelompok kecil dengantutor sebaya untuk dilakukan diskusi,kemudian sebagai tindak lanjut berikutnyaakan dilakukan pembahasan bersama danpelaporan hasil diskusi pada pembelajarantatap muka.
5 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajaranonline masa pandemi covid-19?
Kalau online saya biasanya meninta siswamengamati video yang saya berikan ataumencari informasi terkait materi setelah itutanya jawab bersama.
6 Menurut ibu, apa saja sarana danprasarana sekolah yang mendukungpembelajaran online?
sudah ada kuota belajar yang dapat membantuguru untuk mencari sumber belajar secaraonline sementara sumber belajar offline sudahbanyak disediakan di lab sekolah.
7 Apa kesulitan yang ibu jumpaidalam penerapan pembelajaranonline?
Kendala utama masih sama ya itulah koneksiinternet jadi terkadang sulit untuk tersambungdengan zoomnya. Tapi sekarang jarang terjadigangguan
115
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
8 Apa saja upaya yang dilakukan ibuuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran pembelajaran online?
Saya akan lebih giat belajar menggunakan ITkarena saya sangat ingin pembelajaran daringini berjalan dengan maksimal jadi upaya ynagbisa saya lakukan akan saya lakukan. Kalauada siswa kesulitan maka saya akan bagimenjadi kelompok dengan tutor sebaya agarlebih mudah siswa untuk salingberkomunikasi.
9 Apa alasan ibu menerapkanpembelajaran tatap muka di tengahpandemi covid-19?
Karena pembelajaran online yang memilkiketerbatasan dari siswa yang kurang memlikifasilitas dan materi pembelajaran yang belumtersampaikan sepenuhnya secara daring.
10 Apa saja tahapan pembelajaranyang dilakukan pada pembelajarantatap muka masa pandemi covid-19?
Seperti biasanya pastinya kami mengecekkelengkapan protokol kesehatan. Seperti biasadisampaikan terlebih dahulu tujuanpembelajarannya lalu dilanjutkan langsungpada kegiatan inti saja seperti memulaidiskusi tentang pembelajaran sebelumnyakemudian demonstrasi atau mengemukakanhasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa.
11 Menurut ibu apa sekolah memenuhikriteria untuk melakukanpembelajaran tatap muka pada masapandemi covid-19?
Sudah. Protokol kesehatan yang ada disekolah ini bisa dilihat secara langsung. Kamisudah menyediakan tempat pencuci tanganbeserta sabun, di beberapa bagian sekolah,kemudian siswa dan guru harus selalumenggunakan masker atau face shield,
12 Apa saja hambatan atau kendalayang ibu hadapi dalam penerapanpembelajaran tatap muka di masapandemi ini?
Masih ada siswa yang lupa memakai maskerke sekolah.
13 Bagaimana upaya yang ibu lakukanuntuk mengatasi kendala dalampembelajaran tatap muka ?
Menggunakan kesempatan belajar tatap mukaini sebaik mungkin meskipun singkat, tujuanpembelajaran harus tetap tercapai. Ataukadang jika dirasa masih belum cukupwaktunya, maka kami sebagai guru yangdatang ke rumah siswa untuk belajar bersama.
14 Bagaimana sistem penilaian yangdilakukan pada model pembelajaranblended learning?
Penilaian dilakukan secara langsung saat tatapmuka dan saat belajar online. semua aspekakan dinilai selama proses pembelajaranberlangsung.
15 Bagaimana hasil penilaian daripembelajaran blended learning?
Hasil belajar siswa cukup baik untukpembelajaran di masa pandemi. Tapi jikadibandingkan dengan pembelajaran di masanormal tentu saja masih kurang. Tapi denganadanya model blended learning ini membantusiswa melakukan pembelaujaran dengan baiksehingga nilai mereka cukup baik artinyatidak jauh berbeda.
116
Lampiran 18: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Siswa
Nama Informan Syifa
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Video call lewat wa, terusdiskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil misalnya ngumpuldirumah satu orang
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kesulitannya padapembelajaran matematikakalo daring jadi kurangpaham
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Belajar terus dengan rajinbertanya sama orang tua,teman dan guru.
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Karena sebagai pelengkapdari belajar daring, jadikalau tidak paham pasbelajar daring bisa dibahassaat belajar tatap muka
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Tidak ada kendala bu, malahlebih enak belajar sama-sama di sekolah
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo dirumah terus.
117
Nama Informan Bunga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 12 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Disuruh cari video atau materitentang pembelajaran yangsedang dipelajari, terusdibahas sama-sama denganibu sama teman-teman yanglain juga melalui grup wa danzoom meeting
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah ada kuota internet yangdiberikan setiap bulan
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kadang kurang mengerti samamaterinya
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Bertanya sama orang tua atauibu guru
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham saat daring
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?
Kadang tidak sempat bertanyabu, tapi waktupembelajarannya sudah habis.Terus juga tidak ada jamistirahat. Jadi setelah belajarlangsung dijemput pulang
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?
Kadang ibu guru langsungmenegur yang ribut bu. Kalausudah tidak ribut baru bolehbertanya.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Senang bu karena bisabertemu sama temen dan bisabelajar di kelas sama samawalaupun sebentar
118
Nama Informan Rangga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 12 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Diskusi di wa dan zoom bu,kadang belajar melalui videopembelajaran
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Ada video pembelajaranterus kuota juga ada bu
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kadang jaringannya itususah bu saat belajardaringnya
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Kalau signalnya lagi susahkadang aji keluar rumah buuntuk mencari signal ataukadang ke rumah temanuntuk belajar bersama
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Kendalanya tidak adasepertinya bu karenabelajarnya lancar-lancar sajatidak ada gangguan bu. Tapitu kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Enak bu karena bisa belajarseperti biasa walaupunwaktunya cuman sedikit.Terus juga bisa belajar lewatyoutube kan biasanya tidakpernah..
119
Nama Informan Kheysha
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 10 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Video call lewat wa, kadangmenggunakan zoom juga,terus diskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil misalnya ngumpuldirumah satu orang
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kesulitannya padapembelajaran matematikakarena saat belajar tatapmuka seperti biasa ajakadang kurang paham,apalagi saat belajar daringseperti ini jadi kurangpaham.
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Belajar terus dengan rajinbertanya sama orang tua,teman dan guru.
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Karena sebagai pelengkapdari belajar daring, jadikalau tidak paham pasbelajar daring bisa dibahassaat belajar tatap muka
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Waktu belajarnya cumansebentar bu, tidak adaistirahat Sudah selesaibelajar langsung disuruhpulang sama ibu guru.
120
Lanjutan Tabel
No. Pertanyaan Keterangan
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Menggunakan waktu yangada untuk menanyakanmateri yang belum sayapahami sampai sayamengerti bu.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan di sekolah jadi tidakbosan belajarnya kalau dirumah terus.
121
Lampiran 19: Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Siswa
Nama Informan Syifa
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Mengamati video terusdiskusi sama-sama bu abrudisimpulkan
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kadang suka macet-macetbu zoomnya. Jadi terputus-putus
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Cari tempat yang signalnyabagus bu
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?
Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Karena kalau belajar onlineterus ada yang tidak pahambu. Terus juga lebih enakbertanya dan dijelaskan gurusecara langsung
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Kurang lama waktunya bu,dan kadang suka lupa bawamasker jadi balik lagi ambilmasker tapi rumah sayadekat bu.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru lewat wa
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Suka karena ada belajardirumah mengguanakan hpdan disekolah jadi tidakbosan belajarnya kalo dirumah terus.
122
Nama Informan Bunga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Pertama kadang ibu gurumenyuruh enonton video ataumencari materi tentangpembelajaran, terus dibahassama-sama dengan ibu samateman-teman yang lain jugamelalui grup wa dan zoommeeting
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
kuota internet yang diberikansetiap bulan
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaran online?
Kurang mengerti samamaterinya karena jaringankadang kadang gangguan bu.
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Kalau tidak paham materilangsung tanya orang tua barutanya guru
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap muka masa pandemicovid-19?
Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatanseperti ada pencuci tangandimana mana.
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?
Tidak sempat bertanya bu, tapiwaktu pembelajarannya sudahhabis.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?
Kadang ibu guru langsungmenegur yang ribut bu. Kalausudah tidak ribut baru bolehbertanya.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Senang bu bisa belajar di kelaswalaupun cumen sebentar
123
Nama Informan Rangga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Diskusi di wa dan zoom lalumenyimpulkan
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Kuota belajar bu
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Jaringannya kadang hilangjadi macet-macet zoomnyabu
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Aji keluar bu untuk mencarisignal atau kadang ke rumahteman untuk belajar bersama
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Menyenangkan bu karenabisa belajar seperti biasawalaupun waktunya cumansedikit. Terus juga bisabelajar lewat youtube kanbiasanya tidak pernah..
124
Nama Informan Kheysha
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 19 November 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Kadang menggunakanzoom, Video call lewat waterus diskusi tentang materipembelajaran, kadangdiskusi dengan kelompokkecil
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kesulitannya padapembelajaran matematikabu, susah pahami materilewat online
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Bertanya sama orang tua,teman dan guru. intinya rajinbertanya
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?
Diskusi kemudian terkadangmaju kedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Karena pembelajaran tatapmuka untuk membantu kamiyang belum paham terus adajuga yang tidak punya HPwaktu belajar online bu
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah karena ibu guru selalumengingatkan kami untukmemperhatikan protokolkesehatan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Tidak ada kendala bu
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Selalu ingat tentangpentingnya memenuhiprotokol kesehatan
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Sangat membantu kami bu
125
Lampiran 20: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Siswa
Nama Informan Syifa
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Menonton video lalu dibahassama-sama bu
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kadang suka macet-macetbu zoomnya. Jadi terputus-putus
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Cari tempat yang signalnyabagus bu
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?
Bahas materi yang belumdipahami terus diskusikemudian terkadang majukedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Karena kalau belajar onlineterus ada yang tidak pahambu.
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah, kami selalu pakaimasker dan cuci tangan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Tidak ada kendala bu,kadang suka lupa bawamasker jadi balik lagi ambilmasker tapi rumah sayadekat bu.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Kalo misalnya tidak tautentang materi pembelajaran.Saya akan langsung bertanyakepada guru lewat wa
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Sangat membantu bu kamibisa belajar dengan onlinedan tatap muka
126
Nama Informan Bunga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Kami mencari materi tentangpembelajaran dan kami jugamenonton video pembelajaranyang ada, terus dibahas sama-sama dengan ibu sama teman-teman yang lain juga melaluigrup wa dan zoom meeting
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Kuota internet yang diberikansetiap bulan bu
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapan pembelajaran pembelajaran online?
Jaringan kadang kadanggangguan bu.
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaranpembelajaran online?
Bertanya atau telpon bu guru
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukanpada pembelajaran tatap muka masa pandemicovid-19?
Belajar bersama sepertidiskusi dan membahas materiyang belum paham kadangkami presentasi ke depankelas.
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Biar lebih mengerti materipembelajarannya lebihdijelaskan waktu belajar tatapmuka
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah karena memenuhistandar protokol kesehatanseperti ada pencuci tangandimana mana.
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temuipada pembelajaran tatap muka?
Kadang suka lupa membawamasker
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh anandauntuk mengatasi kendala yang ada ?
Selalu pakai masker danmengingatkan teman untukmembawa masker.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Senang bu bisa belajar di kelaswalaupun cumen sebentar
127
Nama Informan Rangga
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Mengamati video lalu tanyajawab
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Kuota belajar bu
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalampenerapanpembelajaran pembelajaran online?
Jaringaya kadang hilang jadimacet-macet zoomnya bu
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Aji keluar bu untuk mencarisignal atau kadang ke rumahteman untuk belajar bersama
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap mukamasa pandemi covid-19?
Menjawab pertanyaan laludiskusi tentang tugas yangdiberikan sebelumnya dankadang kami maju ke depankelas menjelaskan hasilbelajar atau setoran misalnyahafalan
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Supaya bisa lebih mengertibu karena waktu belajardaring Aji kadang kurangpaham apalagi materimatematika
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Karena kami menerapkanprotokol kesehatan sepertimasker, cuci tangan bu
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Kadang ada kawan yanglupa pakai masker, jadi ibuguru terus mengingatkan.
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Mematuhi semua protokolkesehatan bu, supayabelajar tatap muka terusboleh dilakukan.
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Menyenangkan bu karenabisa belajar seperti biasawalaupun waktunya cumansedikit. Terus juga bisabelajar lewat youtube kanbiasanya tidak pernah..
128
Nama Informan Kheysha
Kelas V A
Tgl. Pelaksanaan 3 Desember 2020
No. Pertanyaan Keterangan
1 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran pembelajaran online pada masapandemi covid-19?
Menonton video dan dibahassama-sama mengenai apayang terdapat dalam video
2 Menurut ananda apa saja sarana dan prasaranasekolah yang mendukung pembelajaranpembelajaran online?
Sudah karena ada kuota daripemerintah yang dijelaskandari sekolah
3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam penerapanpembelajaran pembelajaran online?
Kadang ada materi yangtidak paham apalagi kalojaringannya gangguanzoomnya jadi macet
4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda untukmengatasi kendala dalam pembelajaran pembelajaranonline?
Bertanya sama orang tua,teman dan guru. intinya rajinbertanya
5 Apa saja tahapan pembelajaran yang dilakukan padapembelajaran tatap muka masa pandemi covid-19?
Diskusi kemudian terkadangmaju kedepan kelas untukmenjelaskan hasil diskusi
6 Menurut ananda mengapa diperlukan pembelajarantatap muka pada masa pandemi covid-19?
Menyempurnakanpembelajaran daring
7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi kriteriauntuk melakukan pembelajaran tatap muka padamasa pandemi covid-19?
Sudah karena ibu guru selalumengingatkan kami untukmemperhatikan protokolkesehatan
8 Apa kendala atau hambatan yang ananda temui padapembelajaran tatap muka?
Tidak ada kendala bu
9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh ananda untukmengatasi kendala yang ada ?
Menggunakan prokotolkesehatan yang lengkap
10 Bagaimana pendapat ananda tentang prosespembelajaran blended learning yang sedangdilakukan saat ini?
Kami sangat sukapembelajaran tatap mukadan daring
131
Lampiran 22: Promes (Program Semester)
131
Lampiran 22: Promes (Program Semester)
131
Lampiran 22: Promes (Program Semester)
137
Lampiran 24: RPP Blended Learning
137
Lampiran 24: RPP Blended Learning
137
Lampiran 24: RPP Blended Learning
144
Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form
144
Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form
144
Lampiran 26 : Instrumen Penilaian Google Form
146
Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap
146
Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap
146
Lampiran 27: Jurnal Penilaian Sikap
148
Lampiran 29: Pendokumentasian Penelitian
Wawancara (1) dengan kepala sekolah
Wawancara (2) dengan kepala sekolah
160
Tutor sebaya melalui video call whatsapp
Pembelajaran online melalui whatsapp
160
Tutor sebaya melalui video call whatsapp
Pembelajaran online melalui whatsapp
160
Tutor sebaya melalui video call whatsapp
Pembelajaran online melalui whatsapp
159
Pembelajaran tatap muka
Rapat Pembelajaran tatap muka
159
Pembelajaran tatap muka
Rapat Pembelajaran tatap muka
159
Pembelajaran tatap muka
Rapat Pembelajaran tatap muka
163
Lampiran 31: Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.
Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.
Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]
163
Lampiran 31: Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.
Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.
Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]
163
Lampiran 31: Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Zakiah Mawahdah dilahirkan di Jambi, 02 Desember 1998. Ia anak ketigadari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak M. Satar dan Ibu Jamilah. Ia dankeluarganya tinggal di Jalan Bawal Parit 4 Kampung Nelayan, KecamatanTungkal ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. . Pendidikan dasar sampaimenengah keatas ditempuh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lulus SD tahun2011, lulus SMP tahun 2014, dan lulus SMK tahun 2017.
Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini danDasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi tersebutmenjadi pilihannya karena mempunyai cita-cita sebagai guru sekolah dasar.Keinginannya menjadi guru sekolah dasar karena kurangnya guru sekolah dasar didaerahnya.
Tidak banyak prestasi yang diraih olehnya, ia hanya siswa biasa yangbersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ketertarikannya ingin mengajaranak-anak sudah dilakukannya sejak kecil. Saat kecil, ia selalu bermain drama danselalu berperan sebagai seorang guru yang pandai di semua bidang. Saat SMK, iamasuk di jurusan Administrasi Perkantoran. Di akhir tahun 2020 merupakanharapan agar ia bisa lulus kuliah, dan mulai berjalan menggapai cita-citanya. Iabisa dihubungi melalui whatsapp: 082311298905 atau email :[email protected]