GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

15
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol. 07 No. 02, Juli 2021 (111-125) https://doi.org/10.23960/jge.v7i2.140 111 GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI CEBAKAN EMAS GEOLOGY OF SOREANG ANCIENT VOLCANO AND ITS IMPLICATIONS FOR GOLD DEPOSITS POTENTIAL Rinaldi Ikhram 1* , Irfan Arifin 2 , R. Irvan Sophian 3 1 Institut Teknologi Sumatera; Lampung Selatan 2 UBPE Pongkor PT. Aneka Tambang; Jakarta 3 Universitas Padjadjaran, Bandung/Sumedang Received: 2021, May 10 th Accepted: 2021, July 2 nd Keyword: Ancient volcano; Geomophology; Gold Deposits; Soreang; Volcanic Facies. Corespondent Email: [email protected] How to cite this article: Ikhram, R., Arifin, I., & Sophian, R.I. (2021). Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Terhadap Potensi Cebakan Emas. Jurnal Geofisika Eksplorasi, 7(2), 111-125. Abstrak. Gunungapi Purba Soreang yang terletak di Kabupaten Bandung merupakan gunungapi yang tidak aktif dan tererosi kuat. Daerah ini memperlihatkan susunan litologi gunungapi strato-vulanik serta memiliki morfologi perbukitan bergelombang tak beraturan dan bukit-bukit soliter. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan geomorfologi dan geologi Gunungapi Purba Soreang dengan potensi keberadaan cebakan emas. Metode yang dilakukan adalah analisis geomorfologi, pemetaan vulkanostratigrafi dan analisis struktur geologi serta identifikasi zona alterasi dan mineralisasi. Berdasarkan peta morfografi dan kemiringan lereng, daerah penelitian menunjukan bentuk bentang alam khas gunungapi berupa bentuk yang menyerupai lingkaran atau circular feature yang dihasilkan oleh batuan intrusi, kubah lava, dan leher gunungapi purba, sebagai petunjuk lokasi sumber erupsi. Produk gunungapi purba Soreang memperlihatkan fasies sentral hingga distal dalam beberapa satuan gumuk dan khuluk. Litologi penyusun daerah ini di antaranya intrusi andesit dan diorit yang sebagian besar telah mengalami alterasi hidrotermal, perselingan lava dan breksi piroklastika dan tuff. Litologi ini menunjukkan bahwa Gunungapi Soreang merupakan jenis strato-vulanik. Di area Gunungapi Purba Soreang ini telah dilakukam eksplorasi potensi mineralisasi emas pada zona sentral. Pertambangan tradisional juga telah dilakukan oleh masyarakat lokal. Berdasarkan analisis terpadu bentang alam dengan litologi, perkiraan tubuh Gunungapi Purba Soreang dan zona sentral gunungapi tersebut dapat diidentifikasi. Hasil identifikasi tersebut digunakan untuk membantu penetapan area eksplorasi potensi cebakan emas di wilayah Soreang. Abstract. Soreang Ancient Volcano, located in Bandung Regency, is an inactive

Transcript of GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Page 1: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)Vol. 07 No. 02, Juli 2021 (111-125) https://doi.org/10.23960/jge.v7i2.140

111

GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DANIMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI CEBAKAN EMAS

GEOLOGY OF SOREANG ANCIENT VOLCANO AND

ITS IMPLICATIONS FOR GOLD DEPOSITS POTENTIAL

Rinaldi Ikhram1*, Irfan Arifin2, R. Irvan Sophian3

1Institut Teknologi Sumatera; Lampung Selatan 2UBPE Pongkor PT. Aneka Tambang; Jakarta 3Universitas Padjadjaran, Bandung/Sumedang

Received: 2021, May 10th

Accepted: 2021, July 2nd

Keyword:Ancient volcano;Geomophology;Gold Deposits;Soreang;Volcanic Facies.

Corespondent Email:[email protected]

How to cite this article:

Ikhram, R., Arifin, I., &Sophian, R.I. (2021). GeologiGunungapi Purba Soreangdan Implikasinya TerhadapPotensi Cebakan Emas. JurnalGeofisika Eksplorasi, 7(2),111-125.

Abstrak. Gunungapi Purba Soreang yang terletak di Kabupaten Bandungmerupakan gunungapi yang tidak aktif dan tererosi kuat. Daerah inimemperlihatkan susunan litologi gunungapi strato-vulanik serta memilikimorfologi perbukitan bergelombang tak beraturan dan bukit-bukit soliter.Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan geomorfologi dangeologi Gunungapi Purba Soreang dengan potensi keberadaan cebakan emas.Metode yang dilakukan adalah analisis geomorfologi, pemetaanvulkanostratigrafi dan analisis struktur geologi serta identifikasi zona alterasidan mineralisasi. Berdasarkan peta morfografi dan kemiringan lereng, daerahpenelitian menunjukan bentuk bentang alam khas gunungapi berupa bentukyang menyerupai lingkaran atau circular feature yang dihasilkan oleh batuanintrusi, kubah lava, dan leher gunungapi purba, sebagai petunjuk lokasi sumbererupsi. Produk gunungapi purba Soreang memperlihatkan fasies sentral hinggadistal dalam beberapa satuan gumuk dan khuluk. Litologi penyusun daerah inidi antaranya intrusi andesit dan diorit yang sebagian besar telah mengalamialterasi hidrotermal, perselingan lava dan breksi piroklastika dan tuff. Litologiini menunjukkan bahwa Gunungapi Soreang merupakan jenis strato-vulanik.Di area Gunungapi Purba Soreang ini telah dilakukam eksplorasi potensimineralisasi emas pada zona sentral. Pertambangan tradisional juga telahdilakukan oleh masyarakat lokal. Berdasarkan analisis terpadu bentang alamdengan litologi, perkiraan tubuh Gunungapi Purba Soreang dan zona sentralgunungapi tersebut dapat diidentifikasi. Hasil identifikasi tersebut digunakanuntuk membantu penetapan area eksplorasi potensi cebakan emas di wilayahSoreang.

Abstract. Soreang Ancient Volcano, located in Bandung Regency, is an inactive

Page 2: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

112

© 2021 JGE (Jurnal GeofisikaEksplorasi). This article is an open-access article distributed under theterms and conditions of the CreativeCommons Attribution (CC BY NC)

and strongly eroded volcano. This area shows the lithological arrangement ofstratovolcano and has irregular wavy hills and solitary hills morphology. Thisresearch was conducted to determine the relationship between thegeomorphological and geological of the Soreang Ancient Volcano with thepotential of gold deposits. This research uses several methods includinggeomorphological analysis, volcanostratigraphic mapping and geologicalstructure analysis as well as identification of alteration and mineralization zones.Based on the morphography and slope classes map, the research area shows thetypical volcanic landscape in the form of circular features produced by intrusiverocks, lava domes, and ancient volcanic necks, indicating the location of theeruption source. The ancient volcanic products of Soreang show central to distalfacies in several volcanic units. The lithology of this area includes andesite anddiorite intrusion, most of which have undergone hydrothermal alteration,alternating lava and pyroclastic and tuff breccias. This lithology shows thatSoreang Volcano is a type of stratovolcano. In the Soreang Ancient Volcano area,several gold explorations have been conducted in the central zone. The localpeople have also conducted traditional mining there. Based on an integratedanalysis of the geomorphology with lithology, the estimated body of the AncientSoreang Volcano and the central zone of the volcano can be mapped. Theindentification results are used to help determine the exploration area forpotential gold deposits in the Soreang area.

1. PENDAHULUANAktivitas vulkanisme di Indonesia telah

berlangsung sejak masa lampau hingga saat iniyang mengasilkan rangkaian busur gunungapiaktif mapun yang telah mati. Hal tersebutberkaitan dengan sejarah subduksi Indonesiaterutama Indonesia bagian barat yang telahberlangsung sejak Kapur Akhir (Martodjojo,2003) atau sekitar 76 juta tahun yang lalu(Ngkoimani, 2005) hingga masa kini. Aktivitasvulkanisme ini telah diketahui berpotensimembawa mineralisasi logam sulfida terutamaemas. Sebagian besar pertambangan emas danlogam sulfida di Indonesia berasosiasi denganaktivitas vulkanisme. Penelitian mengenaikarakteristik gunungapi sangatlah pentingdalam strategi eksplorasi emas dan logamsulfida lainnya untuk memperoleh potensicadangan-cadangan terbaru di wilayahIndonesia (Bronto, 2006). Penelitian inidilaksanakan untuk mengetahui hubungangeomorfologi dan geologi Gunungapi Purba

Soreang dengan potensi keberadaan cebakanemas.

Aktivitas vulkanisme di Indonesia telahberlangsung sejak masa lampau hingga saat iniyang mengasilkan rangkaian busur gunungapiaktif mapun yang telah mati. Hal tersebutberkaitan dengan sejarah subduksi Indonesiaterutama Indonesia bagian barat yang telahberlangsung sejak Kapur Akhir (Martodjojo,2003) atau sekitar 76 juta tahun yang lalu(Ngkoimani, 2005) hingga masa kini. Aktivitasvulkanisme ini telah diketahui berpotensimembawa mineralisasi logam sulfida terutamaemas. Sebagian besar pertambangan emas danlogam sulfida di Indonesia berasosiasi denganaktivitas vulkanisme. Penelitian mengenaikarakteristik gunungapi sangatlah pentingdalam strategi eksplorasi emas dan logamsulfida lainnya untuk memperoleh potensicadangan-cadangan terbaru di wilayahIndonesia (Bronto, 2006). Penelitian inidilaksanakan untuk mengetahui hubungangeomorfologi dan geologi Gunungapi Purba

Page 3: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

113

Soreang dengan potensi keberadaan cebakanemas.

Daerah penelitian terletak di daerahKecamatan Soreang hingga Kecamatan Cililindan sekitarnya yang termasuk dalam kawasanPegunungan Bandung Selatan (Gambar 1).Daerah penelitian disebut sebagai gunungapipurba yang dinamakan Gunungapi Saguling(Bronto, 2003; Bronto, dkk., 2004). Padapenelitian selanjutnya mengenai StratigrafiGunungapi Daerah Bandung Selatan, satuanbatuan penyusun daerah ini sebagai SatuanBatuan Gunungapi Soreang (Bronto, dkk.,2006). Penamaan gunungapi purba tersebutmemang dapat berbeda-beda karenamenyangkut dengan aspek geografi, namundapat dipastikan bahwa semua aspek geologi didaerah ini menunjukan keberadaan suatugunungapi purba yang telah aktif berjuta tahunyang lalu.

Kondisi geologi daerah penelitian diketahuimemiliki sumber daya geologi baik logammaupun non-logam. Penambangan bahangalian industri non logam seperti tambangandesit dan mineral lempung banyak dijumpaidi sini. Selain itu, daerah ini memiliki potensikandungan emas dan logam sulfida.Pertambangan emas telah dibuka oleh wargamasyarakat sekitar Desa Kutawaringin,Kecamatan Soreang. Beberapa perusahaanseperti PT. Aneka Tambang Tbk dan PT.Pancaraksa Abadi telah melaksanakaneksplorasi di area ini dan menemukanbeberapa bukti potensi keberadaan kandunganemas (Bronto, 2006). Potensi mineralisasi emasdan logam sulfida lain diduga kuat eratkaitannya dengan aktivitas vulkanismeGunungapi Purba Soreang. Maka dari itu,pemahaman mengenai tubuh gunungapibeserta penentuan fasiesnya akan sangatbermanfaat bagi strategi eksplorasi emas dikemudian hari.

Dalam menginterpretasi gambaran bentuktubuh gunung dan fasiesnya, beberapapendekatan metode perlu dilaksanakan

(Bronto dkk., 2006). Penelitian inimenggunakan pendekatan analisis data yangmeliputi, penginderaan jauh dan geomorfologi,lalu di kombinasikan dengan data lapanganberupa data persebaran litologi, stratigrafibatuan gunungapi, bukti vulkanologi fisik,struktur geologi, dan analisis petrologi. Akantetapi, data geokimia batuan belum diperoleh.

2. TINJAUAN PUSTAKABerdasarkan letaknya, secara fisiografi

daerah penelitian termasuk kedalam ZonaBandung (Van Bemmelen, 1949). ZonaBandung merupakan daerah gunungapi yangmerupakan suatu depresi jika dibandingdengan Zona Bogor dan Zona PegununganSelatan. Selain itu, zona ini mengalamiperlipatan pada Zaman Tersier. Zona Bandungsebagian besar terisi oleh endapan vulkanikmuda produk dari gunungapi disekitarnya danjuga dikelilingi oleh gunungapi aktif danderetan perbukitan sisa gunungapi purba,salah satunya adalah daerah penelitian itusendiri.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung(Silitonga, 1973) dan Lembar Garut (Alzwar,dkk., 1992) stratigrafi regional daerahpenelitian dapat diketahui. Satuan batuantertua adalah Formasi Beser dan batuanterobosan. Formasi Beser (Tmb) tersebar dipojok barat laut peta lembar Garut, di daerahSoreang, dan di wilayah Kecamatan Arjasari,Baleendah, dan Ciparay di sebelah timur kotaBanjaran. Satuan batuan ini berupa batuangunungapi yang terdiri atas breksi tufan danlava bersusunan andesit basal. Bersama-samadengan batuan terobosan, kelompok batuangunungapi ini menyebar ke utara (peta geologilembar Bandung, Silitonga, 1973) dan ke baratlaut (peta geologi lembar Cianjur; Sudjatmiko,1972). Keduanya tidak menyebutkan sebagaiFormasi Beser, tetapi hanya menyatakansebagai breksi tufan, lava, batupasir, dankonglomerat (Pb). Sekalipun memperkirakanFormasi Beser di sini berumur Miosen Akhir,

Page 4: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

114

Sujatmiko (1972) dan Silitonga (1973)memberikan umur Pliosen.

Batuan terobosan tersebar hingga kesebelah selatan Cimahi dan tenggara WadukSaguling (Silitonga, 1973; Sudjatmiko, 1972).Satuan batuan ini bersusunan andesit, basal,dan dasit. Analisis K-Ar terhadap batuan ini diSelacau dan Paseban, masing-masingmemberikan umur 4,08 juta tahun dan 4,07juta tahun (Sunardi & Koesoemadinata, 1999).Penelitian fasies gunungapi dapatdimanfaatkan untuk pencarian sumber barumineralisasi logam sulfida berdasarkan konseppusat erupsi gunungapi sebagai strategi untukpenelitian emas (Bronto, 2003; Bronto, dkk.,2003). Interaksi antara gas asam, larutanlogam, dan panas dari magma dengan air onduit di dalam onduit gunungapimembentuk fluida hidrotermal yang padaakhirnya menghasilkan batuan ubahan danmineralisasi. Konduit atau istilah laindiatrema, vent, dan korok gunungapi terletak

di bawah kawah dan di atas dapur magma. Iniberarti bahwa endapan mineralisasi cenderunglebih intensif pada zona fasies pusatgunungapi. Oleh sebab itu, dalam rangkapencarian sumber baru mineralisasi makasebagai langkah pertama adalah denganmencari fasies pusat gunungapi purba.

Berdasarkan sumber erupsinya, batuangunungapi di daerah Bandung Selatan dapatdibagi menjadi sembilan satuan batuangunungapi yaitu: (1) Satuan BatuanGunungapi Soreang (SV), (2) Satuan BatuanGunungapi Baleendah (BV), (3) Satuan BatuanGunungapi Pangalengan (PV), (4) SatuanBatuan Gunungapi Tanjaknangsi (TV), (5)Satuan Batuan Gunungapi Kuda (KV), (6)Satuan Batuan Gunungapi Kendang (KdV), (7)Satuan Batuan Gunungapi Dogdog (DV), (8)Satuan Batuan Gunungapi Wayang-Windu(WV), dan (9) Satuan Batuan GunungapiMalabar (MV) (Gambar 2) (Bronto &Hartono, 2006).

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian terletak di Kecamatan Cililin danSoreang, Kabupaten Bandung, ±1 jam dari Kota Bandung, Jawa Barat.

Page 5: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

115

Gambar 2. Peta Geologi Gunungapi daerah Bandung Selatan (modifikasi olehSilitonga, 1973). Kotak merah merupakan cakupan daerah penelitian.

Daerah penelitian termasuk dalam SatuanBatuan Gunungapi Soreang. Satuan batuan initersebar di bagian barat laut daerah penelitian,atau di barat laut kota Soreang yangmerupakan ibu kota Kabupaten Bandung. Daricitra Landsat kawasan Gunung Soreangberbentuk membulat, sehingga puncaknyadinamakan Gunung Buleud, dan mempunyairelief paling kasar dibandingkan dengankawasan gunungapi yang lain. Di bagiantengah terdapat morfologi cekungan melingkaryang diperkirakan sebagai fasies sentralgunungapi purba tersebut. Batuan pada fasiesproksimal membentuk punggunganperbukitan yang melandai ke arah fasiesmedial, tetapi berlereng curam menuju fasiessentral Agak terpisah di tepi timur lautterdapat tinggian yang juga mempunyaibentuk bukaan ke arah timur menghadap keDataran Bandung. Bentuk tinggian dan bukaantersebut diperkirakan sebagai kerucutgunungapi kedua di dalam kawasan GunungSoreang. Kemunculan gunungapi tersebut

tidak lepas dari pengaruh kegiatan tektonikadan pensesaran di daerah Bandung Selatan.

3. METODE PENELITIANMetode penelitian melitupi studi literatur

berdasarkan Peta Geologi Regional, publikasidan laporan dari peneliti terdahulu.Identifikasi geomorfologi yang meliputianalisis citra DEM (Grosse, dkk., 2012; Prima& Yoshida, 2010), morfografi, morfometri danmorfogenetik. Analisis morfografi dilakukandengan mengolah data peta topografi, polaaliran sungai. Peta morfometri merupakanpeta klasifikasi kemiringan lereng menurutklasifikasi ITC (Van Zuidam, 1977) untukmembagi kontur berdasarkan warna masingkelompok kemiringan lereng, kemudiandidijitasi kembali untuk dapat dikombinasimanjadi sebuah peta tematik morfometridaerah penelitian.

Cakupan penelitian ini adalah area seluas100 km² di daerah Kecamatan Cililin hinggaKecamatan Soreang dan sekitarnya pada skala

Page 6: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

116

peta 1:25000. Data yang diperoleh diantaranyaadalah persebaran dan karakteristik litologi,stratigrafi gunungapi, dan bukti-bukti strukturgeologi. Karakteristik litologi lalu diperkuatdengan analisis sayatan batuan melaluipetrografi di bawah mikroskop.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Geomorfologi Gunungapi Purba SoreangPada umunya Gunungapi Purba Soreang

memiliki relief perbukitan tinggi, danperbukitan kerucut, pola punggungan tidakteratur dengan lembahan-lembahan yangberbentuk U tajam hingga V tajam danterdapat relief pedataran.

Dalam mengelompokkan pola aliransungai, digunakan metode perbandingan polaaliran (drainage pattern) dengan klasifikasipola umum berdasarkan hubungan antaraliran, arah aliran, dan pola bentuk (Fryirs &Brierley, 2012). Pola pengaliran di daerahpenelitian berjenis Radial, Subparallel,

subtrellis, dan Rektangular. Pola aliran radial(Tanda “A” pada Gambar 3) terdapat padatopografi kubah, seperti kerucut vulkanik atautopografi lain dengan bentuk mengerucut yangterisolasi (Huggett, 2007). Dengan terminologitersebut diinterpretasikan bahwa daerahdengan pola aliran ini memiliki topografikubah atau kerucut vulkanik seperti intrusibatuan beku atau volcanic neck. Morfologi inijuga dapat dikontrol oleh bentukan kalderapurba.

Pola aliran subparallel, subtrellis danrektangular pada daerah peneltianmenunjukan adanya kontrol struktur geologiberupa lipatan, sesar dan kekar.

Analisis citra DEM khususnya padapengelompokan kelas kemiringan lerengmenunjukkan fitur geomorfologi GunungapiPurba Soreang. Kemiringan lereng daerahpemetaan menjadi: Kemiringan lereng datar,agak landai, landai, agak curam, hingga curam(Gambar 4).

Gambar 3. Pola Pengaliran Sungai

Page 7: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

117

Gambar 4. Peta Kelerengan berdasarkan Klasifikasi ITC (Van Zuidam, 1977)

Berdasarkan pembagian kemiringantersebut dapat diinterpretasikan beberapafenomena geologi yang terjadi di daerahpenelitian. Daerah yang diberi warna hijausampai kuning muda adalah daerah yangmemiliki kemiringan lereng 0-8° dandikelompokkan menjadi kemiringan lerengdatar hingga landai. Daerah dengankemiringan lereng seperti ini dapat didugatersusun oleh batuan yang tidak resistenterhadap erosi, sehingga terkikis hingga datar,atau disebut denudasi. Biasanya terdapat padabentangalam fluvial dimana proses erosi dansedimentasi berlangsung dengan intensitastinggi (Charlton, 2007). Dugaan lain adalahadanya struktur geologi yang menyebabkanperbedaan ketinggian yang signifikan padamasing-masing blok.

Daerah yang diberi warna kuning tuahingga merah muda adalah daerah yangmemiliki kemiringan lereng 9°-33° dandikelompokkan menjadi kemiringan lerengagak curam hingga curam. Daerah dengankemiringan lereng seperti ini dapat didugatersusun oleh batuan yang relatif resisten

terhadap erosi. Dugaan sementara, daerah initersusun oleh batuan produk vulkanik yangkaya akan mineral-mineral resisten sepertibatuan beku intrusi/ekstrusi dan piroklastik.Terlihat juga beberapa punggungan dengankemiringan lereng curam memiliki polakelurusan semacam gawir. Hal ini dapatdiinterpretasikan disebabkan oleh pengaruhstruktur geologi.

Jika diperhatikan daerah yang berwarnamerah muda atau daerah dengan lereng curampada peta morfometri menunjukkan polamelingkar/circular. Pola ini diduga merupakanbekas morfologi kaldera suatu gunungapipurba (Prima & Yoshida, 2010). Dugaan inidiperkuat dengan melihat litologi yangmenyusun pola ini yaitu batuan produkvulkanik.

Satuan geomorfologi pada daerahpenelitian (Gambar 5) berdasarkan aspek,morfografi, morfogenetik morfometri, satuangeomorfologi pada daerah penelitian dibagiatas 5 satuan yaitu:1. Satuan perbukitan intrusi curam2. Satuan perbukitan vulkanik curam

Page 8: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

118

3. Satuan perbukitan sedimen strukturalcuram

4. Satuan perbukitan sedimen struktural agakcuram

5. Satuan pedataran fluvialPerbukitan Intrusi curam (ditunjukkan

dengan warna merah pada Gambar 5)dipengaruhi proses endogen berupa intrusihipabisal dari fasies sentral gunungapi purbayaitu berupa asosiasi batuan beku yang berupakubah lava dan berbagai macam batuanterobosan semi gunungapi (subvolcanicintrusions) seperti halnya leher gunungapi(volcanic necks), sill, retas, dan kubah bawahpermukaan (cryptodomes), dengan karak-teristik batuan yang resisten terhadap erosi,sehingga membentuk suatu bukit kerucutsoliter dan perbukitan memanjang.

Satuan Geomorfologi Perbukitan VulkanikCuram (ditunjukkan dengan warna merahmuda pada Gambar 5) terbentuk oleh prosesendogen yang terjadi adalah aktivitasvulkanisme purba yang menghasilkanpunggungan-lembahan memanjang denganarah yang hampir terpencar dari suatu pusatgunungapi, tergerus dan terisi oleh materialvulkanik, seperti aliran piroklastik dan lava.

Satuan Geomorfologi Perbukitan StrukturalCuram dan Agak Curam (ditunjukkan denganungu tua dan ungu merah pada Gambar 5)terbentuk oleh proses endogen berupa aktivitastektonik yang menghasilkan struktur geologiberupa kekar dan sesar, hal ini jugadiindikasikan oleh pola aliran rektangular dansub-dendritik.

Satuan Geomorfologi Pedataran Fluviallebih dikontrol oleh proses eksogen, yaituberupa pelapukan, erosi yang kuat danpengendapan material-material lepas sehinggamenghasilkan lereng yang datar.

Hasil analisis geomorfologi menunjukanbahwa dinding kaldera dan bagian lerenggunungapi purba Soreang meliputi daerahPatrol, Gn. Batu Keupeul, Pasir Panjang, Gn.Putri hingga Desa Mukapayung. Hasil ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya yangmengiterpretasikan bahwa pusat gunungapipurba berada di daerah Cipendeuy-Kutawaringin dengan bukit-bukit disekitarnyaseperti Gunung Buleud sebagai dindingkalderanya.

4.2. Litologi dan Stratigrafi GunungapiDitinjau dari aspek satuan stratigrafi

gunungapi, satuan ini dapat disebandingkandengan Satuan Batuan Gunungapi Soreangmenurut (Bronto, 2006). Umurketerbentukkan satuan gunungapi inididasarkan pada hasil K-Ar dating oleh(Sunardi & Koesoemadinata, 1999) di Selacaudan Paseban yaitu Pliosen bawah sekitar 4.0 jtl.Interpretasi bentuk tubuh gunungapidilakukan berdasarkan analisis geomorfologi(telah dibahas pada bab sebelumnya), adanyaalterasi hidrotermal di zona pusat dimanalitologi penyusunnya merupakan produkvulkanik primer, adanya pola penyebaranradier pada endapan-endapan vulkanik,tersingkapnya batuan beku plutonik yangdisebut sub-vulkanik sebagai sisa magma yangmembeku dalam dapur magma, intrusi ini jugamemiliki asosiasi dengan batuan vulkanik yangmenyebar disekitarnya. Satuan ini tersusunoleh batuan beku intrusi dan produk vulkanikyang dikelompokkan menjadi 3 buah gumuksebagaimana penjelasan berikut (Gambar 6).4.2.1. Intrusi Diorit, Porfiri Andesit danPorfiri Dasit

Intrusi Porfiri Diorit ini secara megaskopismemperlihatkan sifat fisik warna segar abu-abu, warna lapuk coklat keabuan, indeks warnamesokratik, tekstur porifiritik, kemasinequigranular, bentuk krital subhedral,bentuk mineral hipidiomorf, struktur masif(Gambar 7). Komposisi mineral yangterkandung diantaranya kuarsa plagioklas,hornblenda, piroksen, dan masa dasarmikroplagioklas. Pada intrusi dasit, terlihatkuarsa yang lebih melimpah. Mineral-mineralubahan ditemukan di beberapa titik dalam

Page 9: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

119

jumlah yang melimpah. Diantaranya adalahkehadiran mineral hasil alterasi hidrothermalseperti chlorite yang merubah hornblenda,

kalsit, dan mineral lempung dari ubahanplagioklas.

Gambar 5. Peta Geomorfologi Daerah Penelitian dan Pembagian Satuan Geomorfologi Berdasarkan AspekMorfografi, Morfometri, dan Morfogenetik.

Page 10: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

120

Gambar 6. Peta Geologi daerah penelitian dengan pembagian satuan litologi secaravulkanostratigrafi dan persebaran titik alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian.

Satuan ini hadir dalam morfologi bukit-bukit kerucut soliter, sebagian telah menjaditambang galian C seperti di Desa Cipatik dansekitarnya, juga pada bukit-bukit di DesaKutawaringin. Satuan ini tersingkap baik padalereng bukit yang terbuka oleh aktivitastambang galian non-logam, lereng-lerenglembah satuan geomorfologi perbukitanintrusi curam, dan setempat ditemukan padadasar sungai (Gambar 7).

Persebaran intrusi ini terpusat padamorfologi perbukitan intrusi curam yangdikelilingi morfologi perbukitan vulkanikmelingkar yang diduga sebagai sisa kalderapurba. Pada beberapa bagian, persebaranintrusi dapat ditemukan pada bagian sisigunungapi yang diduga sebagai sill atau dykeyang membentuk parasit. Pada bagian timurlaut daerah penelitian, persebaran intrusi jugamembentuk pola kelurusan timurlaut-baratdaya yang diinterpretasikan munculakibat kontrol sesar dengan arah yang sama.4.2.2. Gumuk Vulkanik dan Piroklastik

Gumuk ini tersusun atas breksi aliranpiroklastik dan aliran lava andesit. Breksi

aliran piroklastik yang secara megaskopismemperlihatkan sifat fisik yaitu warna segarabu-abu kecoklatan, warna lapuk coklatkehitaman, breksi monomik, ukuran bongkah-kerikil (diameter 5cm-50cm), kemas terbuka,sortasi buruk, grain supported. Komponenbreksi berupa andesit dengan karaktesistikwarna lapuk coklat keabu-abuan, warna segarabu-abu kecoklatan, kemas inequgranular,tekstur porfo-afanitik. Kandungan mineralKuarsa sebanyak 5-10%, Plagioklas > 50%,Alkali Feldspar 3-5% mineral-mineral lain dangelas vulkanik sebanyak 5-10%. Komponenbreksi vulkanik adalah jenis pofiri andesit, lavaandesit, basalt dan porfiri diorit. Matriksberupa tuff dengan warna segar abu-abukeputih-putihan, warna lapuk abu-abukecoklatan, ukuran tuff-lapili, permeabilitasbaik, kandungan mineral feldspar, gelas,batuapung. Pada daerah baratdaya ditemukanbeberapa singkapan breksi vulkanik matrikssupported.

Terdapat pula lava andesit dengan sifatkenampakan ekstrusif, warna lapuk abu-abukecoklatan, warna segar abu-abu gelap, indeks

Page 11: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

121

Gambar 7. (A) Foto dekat litologi penyusun Satuan Profiri Diorit(sheeting joint); (B) Foto dekat litologi penyusun Satuan ProfiriDiorit; (C) Singkapan Porfiri diorit dan kontaknya dengan breksivulkanik; (D) Singkapan intrusi porfiri diorit pada tambang galian;(E) Foto dekat Porfiri Diorit dengan struktur perlapisan akibat prosesgravity settling.

warna mesokratik, kemas inequigranular,tekstur afanitik, bentuk kristal anhedral,allotriomorf, kristalisasi hipokristalin,setempat terlihat bertekstur vesikular halus.Komposisi mineral yaitu Kuarsa sebanyak<5%, Plagioklas sebanyak ±50%, AlkaliFeldspar <5%, dan lain-lain (massa dasar,gelas, mineral mafic): 42%. Mineral mafic yangmelimpah adalah amfibol dan piroksen.

Di beberapa singkapan yang ditemui,terlihat adanya kontak yang tegas antara keduajenis batuan diatas, yaitu breksi vulkanik danlava andesit, dan juga memiliki arah

kemiringan atau strike/dip. Strike/dip dalamhal ini bukan menunjukkan proses strukturalpada tubuh batuan melainkan terbentuk akibattopografi pada saat aktivitas vulkanismeterjadi. Terdapat juga kontak erosional antarkedua jenis batuan. Dilihat dari arahnyamenunjukkan pola radial yangdiinterpretasikan sebagai arah persebaranproduk vulkanik gunungapi purba Cililin. Dibeberapa titik juga ditemukan breksi vulkanikini membentuk morfologi seperti menara ataupipa-pipa tegak soliter. Diduga morfologi ini

Page 12: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

122

merupakan bagian pipa kerucut breksia(breccia pipe).

Satuan ini tersebar sekitar 20% dari luasdaerah penelitian daerah penelitian, hadirdalam morfologi bukit-bukit kerucut soliter,sebagian telah menjadi tambang galian Cseperti di Desa Nanjung, Desa Cipatik dansekitarnya, pada bukit-bukit di DesaKutawaringin hingga ke Cicapeu dan Lembangdi Kecamatan Cililin.4.2.3. Gumuk Piroklastik Tuff

Di bagian baratdaya hingga tenggaratersusun oleh tuff kristal bewarna segar abu-abu keputih-putihan, warna lapuk coklat mudakeputih-putihan, besar butir tuff ash, bentukbutir subangular, pemilahan sedang,permeabilitas baik, kemas terbuka, kekerasandapat diremas. Komposisi mineralpenyusunnya adalah gelas vulkanik <10%,fragmen kristal (plagioklas dan kuarsa) 25-30%.

Satuan ini ditemukan di bagian selatanhingga baratdaya daerah penelitian, yaitu padadaerah kampung Bangsaya, Nanggerang,Pameulahan hingga Legokeurteuw.

4.3. Struktur GeologiDari hasil interpretasi DEM dan

Morfometri terlihat adanya struktur lingkaranyang diperkirakan adalah kaldera purba yangmelingkar sepanjang G. Kutamanjangkar, G.Buled dan G. Puncaksalam dan selain ituterlihat juga adanya kelurusan yang umumnyaberarah baratlaut–tenggara dan barat–timur(Gambar 8). Sesar berarah barat–timurdengan kemiringan tegak ditandai dengankontak hornblenda andesit dengan piroklastik,kenampakan itu terlihat di sebelah Utara G.Buled (Sukandar, 2006).

Investigasi geologi struktural menunjukkanbahwa pengendalian utama alterasi danmineralisasi pada batuan intrusif andesit dan

dasit sebagai sumber mineral hidrotermal danlogam adalah sesar dekstral berarah timur-barat. Sesar normal berarah barat laut-tenggaramerupakan koridor struktural sepanjang zonabukaan mineralisasi. Urat kuarsadidistribusikan di sepanjang zona dilasional.Kecenderungan umum urat kuarsa adalah N143 ° BT / 78 °, relatif sejajar dengan zonabukaan mineralisasi (Wahyudiono, dkk.,2011).

4.4. Alterasi dan Mineralisasi GunungapiPurba Soreang

Bagian fasies sentral Gunungapi purbaSoreang menunjukan alterasi dan mineralisasipada tubuh batuan induk porfiri dasit dandiorit. Mineralisasi yang penting berhubunganerat dengan adanya struktur kaldera. Hasilpenelitian dari PT Pancaraksa Abadi(Sukandar, 2006) menyebutkan bahwa zonaubahan lempung pirit sepanjang GunungKutamanjangkar dan Cigadog yang terletak didalam lingkaran kaldera tersebut dan diluarnya seperti di Pondokmerem dan Cikupa,di mana termasuk daerah anomali dengan 9-60ppm dari hasil pendulangan (Gambar 9).

Proses alterasi dan mineralisasi hidrotermalini menghasilkan mineral alterasi yang dapatdikelompokkan menjadi empat zona (Corbett& Leach, 1996), yaitu zona silika, zona klorit-karbonat, zona illit-kaolinit, dan zona smektit.Mineral-mineral asosiasi yang dijumpai berupakuarsa, klorit, karbonat (kalsit dan dolomit)(Gambar 9b), illit (serisit), kaolinit, smektit,dickite, diaspor, opal, dan mineral sulfat(gipsum). Sedangkan mineral-mineral bijihyang muncul berupa pirit, galena, dan sfalerit.

Perbandingan antara karakteristik endapanhidrotermal di daerah penelitian dengankarakteristik ideal tipe endapan epitermal,memperlihatkan bahwa endapan hidrotermaldi daerah penelitian lebih mencirikan kepada

Page 13: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

123

Gambar 8. Peta Pola Kelurusan Punggungan dan Lembahan Berdasarkan DigitalElevation Model (DEM).

Gambar 9. (A) Foto singkapan porfiri andesit teralterasi dan (B) Mikrofotografisayatan tipis andesit teralterasi. Plagiklas terubah menjadi karbonat sedangkan masadasar berubah menjadi serisit (Ca=Karbonat; Plg=Plagioklas; Ser=Serisit). (C) FotoLubang galian tambang masyarakat dengan kisaran dimensi 1x1 m dengankedalaman 10-30 meter.

tipe endapan epitermal sulfida rendah (lowsulphidation) (Hedenquist & Arribas, 2017;Sillitoe, 2015). Kawasan yang memilikiintensitas alterasi dan mineralisasi adalah pada

intrusi dan kontak-kontak dengan gumukvulkanik-piroklastik. Sebagai contoh, daerahKutawaringin di bagian tengah daerah

Page 14: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 111-125

124

penelitian merupakan daerah denganintensitas alterasi dan mineralisasi yang tinggi.

Di luar zona fasies pusat, ditemukan dioritteralterasi pada zona kaolit dan terdapatkemunculan pirit. Alterasi dan mineralisasipada zona luar fasies pusat diduga merupakankontrol dari struktur geologi (Carranza, 2009;Corbett, 2009) seperti kekar dan sesar yangberkembang pada fasies proksimal dan medial.

5. KESIMPULANa. Gununapi Purba Soreang merupakan

gunungapi strato-vulkanik yang tidak aktifnamun masih menunjukan sisa-sisa batuangunungapi seperti intrusi, lava, danpiroklastik serta geomorfologi khasgunungapi seperti kubah/kerucutgunungapi dan perbukitan melingkar sisakaldera.

b. Gunungapi Purba Soreang menunjukanfasies gunungapi pusat, proksimal, danmedial.

c. Potensi cebakan emas yangdimanifestasikan dengan persebaranintensitas batuan teralterasi dantermineralisasi pada Gunungapi PurbaSoreang berada pada fasies pusat.

d. Eksplorasi cebakan emas dapat difokuskanpada zona fasies pusat gunungapi. Namun,pengembangan eksplorasi lanjutan jugaharus mempertimbangkan aspek kontrolstruktur geologi yang mungkin membawamineralisasi keluar zona fasies pusat.

UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepada

Laboratorium Petrologi dan Mineralogi,Fakultas Teknik Geologi, UniversitasPadjadjaran yang telah memberikan fasilitasdalam preparasi dan pengamatan petrografisebagai data pendukung dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKAAlzwar, M., Akbar, N., & Bachri, S. (1992). Peta

Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Jawa,skala 1: 100.000. Puslitbang Geologi, Bandung.

Bronto, S. (2003). Penelitian Sumber Daya Energidan Mineral Berbasis Ilmu Gunung api.Majalah Mineral & Energi, 1, 24–26.

Bronto, S. (2006). Fasies gunung api danaplikasinya. Indonesian Journal on Geoscience,1(2), 59–71.

Bronto, S., Achnan, K., & Utoyo, H. (2004).Penemuan Sumber Baru Mineralisasi di DaerahCupunagara, Kecamatan Cisalak, KabupatenSubang–Jawa Barat. The 33rd Convention &Exhibition.

Bronto, S., Budiadi, E., & Hartono, H. G. (2006). Anew perspective of Java Cenozoic volcanic arcs.

Bronto, S., & Hartono, U. (2003). Strategi penelitianemas berdasarkan konsep pusat Gunung Api.Prosid Ing Kolokium Energi Dan Sumber DayaMineral, 172–189.

Bronto, S., & Hartono, U. (2006). Potensi sumberdaya geologi di daerah Cekungan Bandung dansekitarnya. Indonesian Journal on Geoscience,1(1), 9–18.

Carranza, E. J. M. (2009). Controls on mineraldeposit occurrence inferred from analysis oftheir spatial pattern and spatial association withgeological features. Ore Geology Reviews, 35(3–4), 383–400.

Charlton, R. (2007). Fundamentals of fluvialgeomorphology. Routledge.

Corbett, G. (2009). Anatomy of porphyry-relatedAu-Cu-Ag-Mo mineralised systems: Someexploration implications. Australian Institute ofGeoscientists North Queensland ExplorationConference, 1–13.

Corbett, G. J., & Leach, T. M. (1996). SouthwestPacific Rim Gold Copper Systems. Structure,Alteration and Mineralization, Manual for anExploration Workshop, Jakarta.

Fryirs, K. A., & Brierley, G. J. (2012). Geomorphicanalysis of river systems: an approach to readingthe landscape. John Wiley & Sons.

Grosse, P., de Vries, B. van W., Euillades, P. A.,Kervyn, M., & Petrinovic, I. A. (2012).Systematic morphometric characterization ofvolcanic edifices using digital elevation models.Geomorphology, 136(1), 114–131.

Hedenquist, J. W., & Arribas, R. A. (2017).Epithermal ore deposits: first-order featuresrelevant to exploration and assessment. MineralResources to Discover, 1, 47–50.

Page 15: GEOLOGI GUNUNGAPI PURBA SOREANG DAN IMPLIKASINYA …

Geologi Gunungapi Purba Soreang dan Implikasinya Ikhram et al

125

Huggett, R. (2007). Fundamentals ofgeomorphology. Routledge.

Martodjojo, S. (2003). The evolution of Bogor, WestJava basin. ITB Bandung Publishing Bandung.

Ngkoimani, L. O. (2005). Magnetization ofandesites rocks of Java and their implication tothe paleomagnetization and tectonic evolution;abstract. Kumpulan Abstrak Disertasi S, 3.

Prima, O. D. A., & Yoshida, T. (2010).Characterization of volcanic geomorphologyand geology by slope and topographic openness.Geomorphology, 118(1–2), 22–32.

Silitonga, P. H. (1973). Peta Geologi LembarBandung, Djawa. Direktorat Geologii.

Sillitoe, R. H. (2015). Epithermal paleosurfaces.Mineralium Deposita, 50(7), 767–793.

Sudjatmiko. (1972). Peta Geologi Lembar Cianjur,skala 1: 100.000. Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.

Sukandar, H. (2006). Laporan Eksplorasi EmasKutawaringin. Bandung.

Sunardi, E., & Koesoemadinata, R. P. (1999). NewK-Ar Ages and The Magmatic Evolution of TheSunda-Tangkuban Perahu Volcano ComplexFormations, West Java, Indonesia. Proceedingsof the 28th Annual Convention, IAGI, Jakarta,H, 63–71.

Van Bemmelen, R. W. (1949). General Geology ofIndonesia and adjacent archipelagoes. TheGeology of Indonesia.

Van Zuidam, R. A. (1977). Terrain classificationusing SLAR imagery- A geomorphologicalapproach. ITC Journal, (4), 705–716.

Wahyudiono, J., Abdullah, C. I., & Abidin, H. Z.(2011). Kontrol Sesar Terhadap Pola SebaranUrat Kuarsa dan Mineralisasi Emas DaerahKutawaringin, Jawa Barat. Jurnal Geologi DanSumberdaya Mineral, 21(3), 163–175.