GENERAL SYSTEM CHARACTERICTICS UNTUK ESTIMASI BIAYA ...
Transcript of GENERAL SYSTEM CHARACTERICTICS UNTUK ESTIMASI BIAYA ...
TESIS – KS142501
MODIFIKASI METODE FUNCTION POINT DENGAN
MENAMBAHKAN KOMPLEKSITAS PROSES BISNIS PADA
GENERAL SYSTEM CHARACTERICTICS UNTUK
ESTIMASI BIAYA PERANGKAT LUNAK
ANGGI YHURINDA PERDANA PUTRI
NRP. 05211650010012
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Apol Pribadi Subriadi, S.T., M.T.
NIP. 197002252009121001
PROGRAM MAGISTER
DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
THESIS – KS142501
MODIFICATION OF FUNCTION POINT METHOD BY
ADDING BUSINESS PROCESS COMPLEXITY ON GENERAL
SYSTEM CHARACTERISTICS FOR SOFTWARE COST
ESTIMATION
ANGGI YHURINDA PERDANA PUTRI
NRP. 05211650010012
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Apol Pribadi Subriadi, S.T., M.T.
NIP. 197002252009121001
POSTGRADUATE PROGRAM
DEPARTMENT OF INFORMATION SYSTEMS
FACULTY OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
ii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
v
MODIFIKASI METODE FUNCTION POINT DENGAN MENAMBAHKAN
KOMPLEKSITAS PROSES BISNIS PADA GENERAL SYSTEM
CHARACTERICTICS UNTUK ESTIMASI BIAYA PERANGKAT LUNAK
Nama Mahasiswa : Anggi Yhurinda Perdana Putri
NRP : 05211650010012
Pembimbing : Dr. Apol Pribadi Subriadi S.T., M.T.
ABSTRAK
Metode Function Point (FPA) merupakan metode pengukuran sekaligus
satuan ukuran untuk perangkat lunak seperti jam untuk mengukur waktu, mil
untuk mengukur jarak, atau Celcius untuk mengukur suhu. Function Point
mengukur perangkat lunak dengan mengkuantifikasi fungionalitas perangkat
lunak yang disediakan untuk pengguna berdasarkan design logic. Pengukurannya
terdiri dari beberapa langkah yaitu menghitung Unadjusted Function Point (UFP),
Value Adjustment Factor (VAF), Adjusted Function Point (AFP) dan menghitung
biaya perangkat lunaknya. Namun, pada scoring level kompleksitas pada
ditentukan secara subyektif oleh pakar, pendekatan ini menjadi tidak akurat
karena dipengaruhi oleh emosi. Selain itu, proses bisnis suatu organisasi berbeda
satu dengan yang lain, begitu pula kompleksitas proses bisnisnya. Perbedaan
kompleksitas proses bisnis mempengaruhi ukuran dari perangkat lunak yang
dikembangkan.
Penulis bermaksud memodifikasi faktor kompleksitas dalam metode FPA
dengan menambahkan kompleksitas proses bisnis dalam 14 faktor kompleksitas.
Pendekatan Cyclomatic Complexity digunakan untuk mengukur kompleksitas
secara obyektif agar menghindari subyektifitas. Sedangkan dalam menentukan
kompleksitas proses bisnis, peneliti menggunakan BPMN (Business Prosess
Modelling Notation) sebagai metric dalam menentukan kompleksitanya dan
mengukurnya menggunakan Cyclomatic Complexity. Output dari modifikasi FPA
ini berupa biaya pengembangan perangkat lunak yang akan dibandingkan dengan
vi
perhitungan FPA sebelum dimodifikasi. Proyek perangkat lunak yang menjadi
obyek dalam penelitian ini yaitu empat proyek perijinan dari pemerintah daerah.
Nilai estimasi total biaya keempat proyek dengan menggunakan metode Function
point dan modified function point yaitu masing-masing senilai Rp. 216.956.881
dan Rp. 220.370.829. Hasil dari estimasi biaya ini dapat digunakan pengembang
dalam menentukan harga pokok perangkat lunak yang akan dibangun.
Kata Kunci: Pengukuran Perangkat Lunak, Estimasi Biaya Perangkat Lunak,
Function Point Analysis, Modifikasi Function Point, Kompleksitas Proses Bisnis
vii
MODIFICATION OF FUNCTION POINT METHOD BY ADDING
BUSINESS PROCESS COMPLEXITY ON GENERAL SYSTEM
CHARACTERICTICS FOR SOFTWARE COST ESTIMATION
Nama Mahasiswa : Anggi Yhurinda Perdana Putri
NRP : 05211650010012
Pembimbing : Dr. Apol Pribadi Subriadi S.T., M.T.
ABSTRACT
The Function Point (FPA) method is a measurement method as well as a
unit of measure for software such as a clock to measure time, miles to measure
distances, or Celsius to measure temperature. Function Point measures the
software by quantifying the software functionality provided to users based on
design logic. The measurement consists of several steps: calculate Unadjusted
Function Point (UFP), Value Adjustment Factor (VAF), Adjusted Function Point
(AFP) and calculate the cost of the software. However, at the scoring level of
complexity determined subjectively by the expert, this approach becomes
inaccurate because it is influenced by emotion. In addition, the business processes
of an organization differ from one another, as well as the complexity of its
business processes. The complexity of business processes affects the size of the
software developed.
The author intends to modify the complexity factor in the FPA method by
adding the complexity of business processes in 14 factors of complexity. The
Cyclomatic Complexity approach is used to measure complexity objectively in
order to avoid subjectivity. While in determining the complexity of business
processes, researchers use BPMN (Business Prosess Modeling Notation) as a
metric in determining the complexity and measuring it using Cyclomatic
Complexity. The output of this FPA modification is the cost of software
development that will be compared with the FPA calculation before it is modified.
The software project that became the object of this research are four licensing
viii
projects from local government. The estimated total cost value of the four projects
using the Function point and modified function point method is Rp. 216.956.881
and Rp. 220.370.829. The results of this cost estimation can be used developers in
determining the cost of software to be built.
Kata Kunci: Software Estimation, Software Cost Estimation, Function Point
Analysis, Mofidication of Function Point, Business Process Complexity
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
Ridho, Rahmat, dan Hidayah-Nya sehingga Tesis yang berjudul “Modifikasi
Metode Function Point dengan Menambahkan Kompleksitas Proses Bisnis pada
General System Characteristics untuk Estimasi Biaya Perangkat Lunak” dapat
disusun dengan baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan pada Program Magister Sistem Informasi, Jurusan Sistem Informasi,
Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Dalam proses penyelesaian tesis ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, baik
bantuan moral maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Orang tua tercinta penulis, Panut Widodo dan Hariyati Luluk Fariqoh,
S.H., yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, doa dan dukungan
penuh baik secara moril maupun materiil kepada penulis selama
menempuh pendidikan magister serta penyelesaian studi Tesis ini.
2. Adik-adik tercinta penulis Yitha Kartika Devy dan Finska Ayhu Dyitha
yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan dari awal hingga
akhir pengerjaan Tesis ini.
3. Bapak Dr. Apol Pribadi Subriadi, S. T., M. T., selaku dosen pembimbing
dan Dosen Wali Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran, serta memberikan ilmu, dukungan, dan kesabaran selama
membimbing penulis dari awal hingga tesis ini selesai.
4. Bapak Sholiq, ST., M. Kom., selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah
bersedia dan memberikan masukan serta ilmunya untuk penelitian ini.
5. Ibu Nur Aini Rakhmawati, S. Kom., M.Sc.Eng., Ph.D. selaku Dosen
Penguji I yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan untuk
penelitian ini.
6. Bapak Faizal Mahananto, S. Kom., M. Eng., Ph.D., selaku Dosen Penguji
II yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan untuk penelitian
ini.
x
7. Bapak Faturrahman, S. Kom yang bersedia menjadi informan serta berbagi
ilmunya untuk mendukung penelitian ini.
8. Bapak H. Juli Hariyanto yang telah memberikan dukungan materiil dan
moril kepada penulis dalam menempuh studi magister.
9. Bapak Yadi, S.H. dan Ibu Lies Setyawati yang telah memberikan
dukungan kepada penulis selama menempuh studi magister
10. Teman terbaik saya, Adhitya Wiratama S. Kom yang selalu memberikan
doa serta dukungan selama menempuh studi magister dan penyelesian
studi tesis ini.
11. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik serta memberikan ilmu selama
Penulis menempuh pendidikan di Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
12. Segenap staf dan karyawan di Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang
membantu Penulis dalam pelaksanaan tesis ini. Khususnya mbak Vian
yang telah banyak membantu penulis dalam melancarkan administrasi baik
tesis maupun selama penulis menempuh studi magister.
13. Rindu Puspita Wibawa, Litafira Syahadiyanti, Amaliah Faradibah, Vicha
Azthanty Supoyo, Luqman, Maya, Septama, Gati, Tami, Nina, Fandhi
serta sahabat dan teman-teman keluarga besar S2 Sistem Informasi ITS
yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan kebersamaan selama
Penulis menempuh pendidikan magister.
14. Segenap keluarga besar In Wedding Organizer, khususnya mas Ain yang
selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa dalam penyelesaian tesis
ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu dan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan,
serta masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki diri. Penulis
xi
berharap tesis ini dapat memberi manfaat bagi kemajuan dunia pendidikan di
Indonesia.
Surabaya, Juli 2018
Anggi Yhurinda Perdana Putri
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Lingkup Penelitian ................................................................................... 5
1.5 Kontribusi Penelitian .................................................................................... 5
1.5.1 Kontribusi Bidang Keilmuan ................................................................. 5
1.5.2 Kontribusi Praktis .................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Kajian Teori .................................................................................................. 7
2.1.1 Pengukuran Perangkat Lunak ................................................................ 7
2.1.2 Function Point Analysis (FPA) .............................................................. 9
2.1.3 Estimasi Biaya Perangkat Lunak ......................................................... 35
2.1.4 Proses Bisnis ........................................................................................ 38
2.1.5 Metric Kompleksitas ............................................................................ 51
xiv
2.1.6 Cyclomatic ........................................................................................... 52
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu........................................................................ 53
2.3 Profil Perusahaan .................................................................................... 57
2.3.1 Visi Misi Perusahaan ........................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 59
3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................. 59
3.1.1 Identifikasi Topik Penelitian ........................................................... 60
3.1.2 Studi Literatur ................................................................................. 60
3.1.3 Penyusunan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, dan
Batasan Penelitian ......................................................................................... 60
3.1.4 Rancangan Sistematika Metode Penelitian ..................................... 61
3.1.5 Rancangan Konseptual Model ............................................................. 62
3.1.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 62
3.1.7 Analisis Data ........................................................................................ 63
3.1.8 Implementasi ........................................................................................ 67
3.1.9 Pengujian ......................................................................................... 67
3.1.10 Hasil Penelitian ............................................................................... 67
3.1.11 Penyusunan Kesimpulan dan Saran ................................................ 67
3.2 Manualisasi ............................................................................................. 67
3.2.1 Perhitungan Function Point ............................................................ 68
3.2.2 Perhitungan Modified Function Point ............................................. 71
3.2.3 Estimasi Biaya ................................................................................ 77
3.3 Timeline Penelitian ................................................................................ 82
BAB IV KONSEPTUAL MODEL ....................................................................... 83
4.1 Konseptual Model .................................................................................. 83
xv
4.2 Function Point ........................................................................................ 84
4.3 Kompleksitas Proses Bisnis ................................................................... 85
4.4 Estimasi Harga ....................................................................................... 85
4.5 Pengujian ................................................................................................ 87
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 89
5.1 Function Point ............................................................................................. 89
5.1.1 Perhitungan Unadjusted Function Point .............................................. 89
5.1.2 Perhitungan Total Degree Influences (TDI) ........................................ 90
5.1.3 Perhitungan Nilai AFP ......................................................................... 90
5.2 Modified Function Point ............................................................................. 91
5.2.1 Mengkonversi Nilai Kompleksitas Proses Bisnis ................................ 92
5.2.2 Menghitung Modified Function Point ................................................. 93
5.3 Estimasi Biaya ............................................................................................ 96
5.3.1 Nilai Effort ........................................................................................... 96
5.3.2 Nilai Effort per aktivitas ....................................................................... 97
5.3.3 Pay Rate per Position ........................................................................... 98
5.3.4 Cost per Aktivitas ................................................................................ 99
5.4 Estimasi Biaya Hasil Modifikasi .............................................................. 100
5.4.1 Nilai Effort Hasil Modifikasi ............................................................. 100
5.4.2 Nilai Effort per aktivitas hasil modifikasi .......................................... 100
5.4.3 Cost per Aktivitas hasil modifikasi .................................................... 101
5.5 Evaluasi Gap Biaya ................................................................................... 103
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 107
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 107
6.2 Saran ......................................................................................................... 108
xvi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109
LAMPIRAN A: DATA UNTUK FUNCTION POINT ...................................... 115
A.1 Data EI, EO, EQ ....................................................................................... 115
A.2 Data ILF dan EIF ..................................................................................... 121
A.3 Pembobotan pada EI, EO, dan EQ ........................................................... 123
A.4 Pembobotan ILF dan EIF ......................................................................... 132
A.5 Total Degree Influence ............................................................................. 134
A.6 Unadjusted Function Point ....................................................................... 138
A.7 Nilai Adjusted Function Point (AFP) ....................................................... 140
LAMPIRAN B: KOMPLEKSITAS PROSES BISNIS ...................................... 141
B.1 Proses Bisnis ............................................................................................ 141
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 147
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Statistik proyek yang dikerjakan dengan dan tanpa Function Point .. .2
Gambar 2.1 Perangkat Lunak dari Sudut Pandang Pengguna……….……………9
Gambar 2. 2 Tahap Perhitungan Function Point. .................................................. 13
Gambar 2. 3 External Output ................................................................................. 16
Gambar 2. 4 External Inquiries ............................................................................ 17
Gambar 2. 5 Transformasi diagram ke graph ........................................................ 55
Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian ............................................................................ 59
Gambar 3. 2 Sistematika Metode Penelitian .......................................................... 61
Gambar 3. 3 Manualisasi Proses Bisnis Login ...................................................... 72
Gambar 4. 1 Konseptual Model ............................................................................ 83
Gambar 5. 1 Grafik Perbandingan Actual Cost dengan Function Point………..103
Gambar 5. 2 Grafik Perbandingan Function Point dan Modified FPA ................ 105
xviii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 FTR dan DET EI ................................................................................... 15
Tabel 2. 2 FTR dan DET EO ................................................................................. 16
Tabel 2. 3 RET dan DET ILF ................................................................................ 18
Tabel 2. 4 RET dan DET EIF ................................................................................ 19
Tabel 2. 5 General System Characteristic ............................................................. 20
Tabel 2. 6 Degree of influence dari data communication ...................................... 21
Tabel 2. 7 Degree of influence dari Distributed data processing .......................... 22
Tabel 2. 8 Degree of influence dari performance .................................................. 23
Tabel 2. 9 Degree of influence dari heavily used configuration ............................ 24
Tabel 2. 10 Degree of influence dari transaction rate ........................................... 25
Tabel 2. 11 Degree of influence dari online data entry ......................................... 25
Tabel 2. 12 Degree of influence dari enduser efficiency ........................................ 26
Tabel 2. 13 Degree of influence dari online update ............................................... 27
Tabel 2. 14 Degree of influence dari complex processing ..................................... 28
Tabel 2. 15 Degree of influence dari reusability .................................................... 29
Tabel 2. 16 Degree of influence dari installation ease .......................................... 29
Tabel 2. 17 Degree of influence dari operational ease .......................................... 30
Tabel 2. 18 Degree of influence dari multiple sites................................................ 31
Tabel 2. 19 Degree of influence dari facilitate change .......................................... 33
Tabel 2. 20 Unadjusted Function Point (UFP) ...................................................... 34
Tabel 2. 21 Total Degree Influence (TDI) ............................................................. 34
Tabel 2. 22 Persentase Effort per Aktivitas ........................................................... 36
Tabel 2. 23 Task Description ................................................................................. 40
Tabel 2. 24 Flow Description ................................................................................ 41
Tabel 2. 25 Marker Description ............................................................................. 42
Tabel 2. 26 Data Object Description ..................................................................... 43
Tabel 2. 27 Event Description ............................................................................... 44
Tabel 2. 28 Gateaway Description ........................................................................ 49
Tabel 3. 1 Daftar Proyek Pengembangan Perangkat Lunak .................................. 63
xx
Tabel 3. 2 Nilai Proyek Perangkat Lunak .............................................................. 65
Tabel 3. 3 Data Personil Perusahaan ...................................................................... 65
Tabel 3. 4 Standar Gaji .......................................................................................... 66
Tabel 3. 5 Manualisasi UFP ................................................................................... 68
Tabel 3. 6 Manualisasi TDI.................................................................................... 70
Tabel 3. 7 Manualisasi Kompleksitas Proses Bisnis .............................................. 73
Tabel 3. 8 Manualisasi Kompleksitas Proses Bisnis pada TDID, IUI dan PP ....... 73
Tabel 3. 9 Manualiasi Mteric Kompleksitas Proses Bisnis pada TDP .................. 73
Tabel 3. 10 Manualisasi Konversi Kompleksitas Menjadi Skala .......................... 74
Tabel 3. 11 Manualisasi Nilai Kompleksitas Proses Bisnis per Proyek ................ 76
Tabel 3. 12 Skala per Proyek ................................................................................. 76
Tabel 3. 13 Manualisasi Effort per Proyek ............................................................ 78
Tabel 3. 14 Manualisasi Distribusi Effort per Aktivitas ........................................ 78
Tabel 3. 15 Pay Rate per Tim Proyek .................................................................... 79
Tabel 3. 16 Manualisasi Cost per Aktivitas ........................................................... 80
Tabel 3. 17 Timeline Penelitian ............................................................................. 82
Table 5. 1 Unadjusted Function Point……………………………………………89
Table 5. 2 Total Degree Influence ......................................................................... 90
Table 5. 3 Adjusted Function Point ....................................................................... 91
Table 5. 4 Nilai Kompleksitas Proses Bisnis pada TDId, IUI, dan PP .................. 91
Table 5. 5 Nilai Kompleksitas Proses Bisnis pada TDP ........................................ 92
Table 5. 6 Konversi Nilai Kompleksitas kedalam Indeks ...................................... 92
Table 5. 7 Modified TDI ........................................................................................ 94
Table 5. 8 Modified AFP pada Proyek TDId ......................................................... 95
Table 5. 9 Modified AFP pada Proyek IUI ............................................................ 95
Table 5. 10 Modified AFP pada Proyek PP ........................................................... 96
Table 5. 11 Modified AFP pada Proyek TDP ........................................................ 96
Table 5. 12 Nilai Effort per Proyek........................................................................ 96
Table 5. 13 Nilai Effort per Aktivitas .................................................................... 97
Table 5. 14 Pay Rate per Position .......................................................................... 98
Table 5. 15 Cost Per Aktivitas ............................................................................... 99
xxi
Table 5. 16 Nilai Effort Hasil Modifikasi ............................................................ 100
Table 5. 17 Nilai Effort per Aktivitas Hasil Modifikasi ...................................... 101
Table 5. 18 Cost per Aktivitas Hasil Modifikasi ................................................. 102
Table 5. 19 Evaluasi Gap Antara Actual Coast dengan FPA ............................... 103
Table 5. 20 Evaluasi Gap Antara FPA dengan Modified FPA ............................ 105
xxii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi ulasan awal mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan
dari penelitian ini. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan secara umum.
1.1 Latar Belakang
Estimasi pengukuran perangkat lunak merupakan aktivitas paling krusial
dalam proses pengembangan perangkat lunak. Pendekatan sistematis dalam
estimasi pengukuran perangkat lunak penting untuk manajemen dan perencanaan
perangkat lunak. Pengukuran perangkat lunak yang efektif membantu
keberhasilan manajer proyek dalam mengerjakan proyek perangkat lunak sesuai
dengan konsep triple constraint – Scope (kualitas), Cost (sumber daya), dan
Schedule (waktu) (I, 2008). Dalam proses pengembangan perangkat lunak
teknologi berubah dengan sangat cepat. Sehingga aturan pengukurannya harus
disesuaikan dengan perubahan tersebut. Harus ada metodologi umum yang
independent terhadap teknologi dalam industry perangkat lunak. Function Point
Analysis (FPA) sangat sesuai dengan kategori ini (Raju and Krishnegowda, 2013).
Metode Function Point (FPA) merupakan metode pengukuran sekaligus
satuan ukuran untuk perangkat lunak seperti jam untuk mengukur waktu, mil
untuk mengukur jarak, atau Celcius untuk mengukur suhu (Pradani et al., 2013).
FPA pertama dikenalkan oleh Alan J. Albrecht dari IBM pada tahun 1979
(Albrecht, 1983). International Function Point User Group (IFPUG) secara resmi
mendeklarasikan bahwa metode Function Point sesuai untuk semua jenis
perangkat lunak. Terdapat penelitian yang menggunakan Function Point
menghasilkan cost estimation dengan deviasi 3.26 persen (Sari and Pribadi, 2018).
Hal ini berarti metode Function Point hampir mendekati Actual Cost dalam
proyek pengembangan perangkat lunak. Berdasarkan Software Productivity
Research, pengukuran perangkat lunak dengan Function Point secara signifikan
dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek perangkat lunak on time
2
dan on budget. Gambar 1.1 menunjukkan statistik proyek yang dikerjakan dengan
dan tanpa Function Point.
Gambar 1. 1 Statistik proyek yang dikerjakan dengan dan tanpa Function Point.
(Sumber: Software Productivity Research) (George & Vogt, 2008)
Function Point mengukur perangkat lunak dengan mengkuantifikasi
fungionalitas perangkat lunak yang disediakan untuk pengguna berdasarkan
design logic. Pengguna yang dimaksud yaitu sophisticated user yang memahami
sistem dari perspektif fungsional, lebih dari “user” yang memberikan pernyataan
kebutuhan atau melakukan acceptance testing (Pradani, 2013). FPA memiliki 5
parameter atau domain untuk pengukuran perangkat lunak. Lima parameter
tersebut yaitu External Input (EI), External Output (EO), External Inquiry (EQ),
Internal Logic File (ILF) dan External Interface File (EIF). Kemudian
menentukan complexity weights pada masing-masing komponen menggunakan
level simple¸ average, dan complex. Fase terakhir, mengevaluasi General System
Characteristic (GSC) perangkat lunak, terdiri dari 14 faktor kompleksitas teknis
yang memberikan gambaran jelas dari kompleksitas internal perangkat lunak (Al-
hajri et al., 2005).
Kompleksitas adalah variabel dan subyektif idiom yang dapat dilihat
dengan cara yang berbeda, semakin rumit suatu perangkat lunak menghasilkan
lebih banyak bias, semakin sulit di-maintain dan di-update. Banyak teknik
pengukuran yang diterapkan dalam proses estimasi perangkat lunak dengan
melibatkan banyak Adjustment Factor seperti Function Point dan Use Case Point.
Nilai dari Adjustment Factor ini ditentukan berdasarkan pengalaman estimator
3
dengan beberapa aturan yang terbatas, tidak ada aturan spesifik yang lengkap atau
standart proses menentukan faktor-faktor tersebut. Sehingga diperlukan penelitian
yang harus fokus menginvestigasi cara yang sesuai dalam menentukan nilai
Adjustment Factor dengan highlight suatu standart untuk mengelola proses ini
(Vijay anda Manoharan, 2011).
Kompleksitas suatu perangkat lunak berbeda dengan perangkat lunak
lainnya (Pradani, 2013). Kompleksitas harus proporsional dengan effort proyek
berdasarkan dengan pendekatan: semakin kompleks suatu perangkat lunak
semakin besar effort yang harus dikeluarkan (Xiaa and Capretz, 2009). Hampir
sebagian besar penelitian mengalami dilemma yang sama yaitu perangkat lunak
semakin berkembang begitu pula kompleksitasnya, sehingga sangat sulit
memprediksi secara akurat ukuran perangkat lunak yang dikembangkan (Boehm
and Abts, 1998). Kompleksitas berpengaruh besar terhadap nilai suatu effort
perangkat lunak yang dikembangkan (Suharjito and Widodo, 2006). Selain itu,
faktor kompleksitas kurang relevan sehingga modifikasi diperlukan berdasarkan
kebutuhan perangkat lunak (Sari and Pribadi, 2018). Oleh karena itu, FPA harus
didukung dengan data tambahan untuk memperkuat pengukuran perangkat lunak
yang dikembangkan (Pratiwi, 2013).
Perangkat lunak seperti semua sistem kompleks yang lain, dapat
berkembang dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya (Gilb, 1988).
Kebutuhan dan proses bisnis dapat berubah seiring dengan laju perkembangan
penggunanya (Raharja and Sn, 2012). Proses bisnis merupakan suatu akivitas
yang saling berhubungan dimana dilakukan oleh sebuah sistem untuk merubah
input menjadi output agar bernilai tambah bagi perspektif pengguna
(Almudimigh, 2007). Kompleksitas dari suatu proses bisnis menghasilkan
kebutuhan yang kompleks dalam pengembangan perangkat lunak (Yunis,
Surendro, and Telaumbanua, 2010). Proses bisnis suatu organisasi berbeda satu
dengan yang lain, begitu pula kompleksitas proses bisnisnya. Perbedaan
kompleksitas proses bisnis mempengaruhi ukuran dari perangkat lunak yang
dikembangkan (Dwi Lanang, 2018).
4
Berdasarkan uraian tersebut, penulis bermaksud memodifikasi General
System Characterictic (GSC) atau faktor kompleksitas dalam metode FPA dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis dalam 14 faktor kompleksitas. Selain
itu, dikarenakan saat ini scoring level kompleksitas ditentukan secara subyektif
oleh pakar, pendekatan ini menjadi tidak akurat karena dipengaruhi oleh emosi,
opini, dan pengalaman pakar. Sehingga, peneliti bermaksud menggunakan
pendekatan Cyclomatic Complexity dan beberapa metric lainnya untuk mengukur
kompleksitas secara obyektif agar menghindari subyektifitas atau mengira-ngira
dalam mengukur faktor kompleksitas pada Function Point. Sedangkan dalam
menentukan kompleksitas proses bisnis, peneliti menggunakan BPMN (Business
Prosess Modelling Notation) sebagai metric dalam menentukan kompleksitanya
dan mengukurnya menggunakan Cyclomatic Complexity dan beberapa metric
lainnya.
Beberapa penelitian yang melakukan modifikasi faktor kompleksitas yang
berpengaruh terhadap nilai pembobotan sebelum memperoleh nilai Adjusted
Function Point (AFP). Pertama, (Albrecht, 1983) meneliti tentang effort yang
diprediksi menggunakan Function Point Analysis (FPA) berdasarkan fungsi
perangkan lunak dan jumlah baris kode (SLOC) pada IBM. Penelitian kedua,
(Sari and Pribadi, 2018) memodifikasi faktor kompleksitas FPA untuk
mengestimasi harga aplikasi pelayanan publik dengan Use Case Point (UCP) dan
Term Of Reference (TOR). Penelitian ketiga yang dilakukan oleh (Pratiwi, 2013)
yaitu meneliti pengukuran volume perangkat lunak dengan menggunakan dua
pendekatan pemodelan yaitu berorientasi obyek dan model structural. Dengan
menggunakan FPA.
Dari kajian literature yang telah dilakukan, menurut penulis sejauh ini
belum ditemukan atau sangat sedikit penelitian yang memodifikasi FPA dengan
kompleksitas proses bisnis dan mengukurnya menggunakan Cyclomatic
Complexity. Modifikasi FPA ini, diduga akan menghasilkan perhitungan biaya
pembuatan perangkat lunak yang lebih akurat. Output dari modifikasi FPA ini
adalah berupa harga pengembangan perangkat lunak yang akan dibandingkan
dengan perhitungan FPA.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari persoalan yang telah dijabarkan pada pendahuluan,
berikut ini adalah bentuk pertanyaan penelitian:
a. Bagaimana pengaruh modifikasi faktor kompleksitas dalam metode function
point terhadap hasil estimasi pengkuran perangkat lunak?
b. Berapakah hasil evaluasi gap antara pengukuran perangkat lunak
menggunakan FPA dengan modifikasi dari FPA?
c. Berapakah harga perangkat lunak hasil pengukuran modifikasi faktor
kompleksitas dalam metode function point?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh modifikasi faktor kompleksitas metode function point dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis terhadap hasil pengukuran perangkat
lunak.
1.4 Lingkup Penelitian
Adapun beberapa limitasi dan lingkup dari penelitian ini yaitu:
a. Modifikasi metode Function Point ditekankan pada General System
Characteristic (GSC), dengan menambahkan kompleksitas proses bisnis
dalam 14 faktor kompleksitasnya.
b. Pengukuran perangkat lunak yang menjadi obyek penelitian menitikberatkan
pada masa pengembangan (Development).
c. Obyek penelitian yang digunakan adalah proyek pengembangan perangkat
lunak dalam negeri dengan menyesuaikan jenis perangkat lunak yang
dibangun.
1.5 Kontribusi Penelitian
Kontribusi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kontribusi di
bidang keilmuan dan kontribusi praktis.
1.5.1 Kontribusi Bidang Keilmuan
Bagi ilmu pengetahuan, kontribusi penelitian yang diberikan berupa
koreksi General System Characteristic (GSC) dari Function Point dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis pada Faktor Kompleksitasnya.
6
Modifikasi metode function point ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
teoritis estimasi pengukuran biaya perangkat lunak.
1.5.2 Kontribusi Praktis
Kontribusi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu
Developer dalam melakukan estimasi pengukuran biaya perangkat lunak agar on-
time dan on-budget.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kontribusi penelitian, batasan penelitian, dan sistematika
penulisan.
b. Bab 2 Kajian Pustaka
Bab ini berisi kajian yang meliputi teori-teori dan penelitian yang sudah
ada terkait dengan topik penelitian.
c. Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai rancangan penelitian dan juga tahapan-
tahapan sistematis yang digunakan selama melakukan penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini menjelaskan kajian pustaka untuk menunjang penelitian. Kajian
pustaka terdiri dari kajian teori yang dilakukan oleh peneliti dan penelitian-
penelitian sebelumnya.
2.1 Kajian Teori
Kajian teori membahas mengenai teori dasar dan konsep yang terkait
dengan penelitian guna mendapatkan landasan konstruksi teoritis sebagai
pedoman dan tolak ukur penelitian. Kajian teori pada penelitian ini meliputi
Pengukuran Perangkat Lunak, Function Point Analysis (FPA), Kompleksitas
Proses Bisnis, dan Modifikasi Faktor Komplekasitas.
2.1.1 Pengukuran Perangkat Lunak
Pengukuran perangkat lunak merupakan aktivitas dalam rekayasa
perangkat lunak yang digunakan untuk mengestimasi ukuran komponen perangkat
lunak agar dapat mengimplementasikan aktivitas manajemen proyek perangkat
lunak yang lain (Ng‟ang‟a and Tonui, 2015). Untuk mencapai keberhasilan
proyek perangkat lunak yang dapat diandalkan dalam pengembangan perangkat
lunak, perencana perangkat lunak memerlukan rencana yang dapat dicapai yaitu
perkiraan jadwal, ukuran sumber daya, dan risiko yang layak (Galorath & Evans,
2006). Kegagalan proyek perangkat lunak menjadi salah satu tantangan dan
norma utama dalam industri rekayasa perangkat lunak, bahkan banyak yang
dibatalkan sebelum selesai atau tidak diimplementasikan sama sekali. Mengatasi
beberapa alasan utama kegagalan proyek perangkat lunak merupakan titik awal
yang terbaik. Menurut (ISPA, 2008) alasan utama dibalik kegagalan proyek dan
masalah perangkat lunak terjadi karena hal berikut:
a. Ketidakmampuan mengukur proyek perangkat lunak dengan akurat
b. Ketidakmampuan menentukan pengembangan perangkat lunak dan
lingkungan yang sesuai secara akurat
c. Penentuan level kepegawaian dan keterampilan yang tidak tepat
8
d. Kebutuhan yang kurang terdefinisi dengan baik untuk perkiraan aktivitas
perangkat lunak
Kegagalan proyek perangkat lunak terutama karena estimasi perangkat
lunak yang tidak tepat. Ukuran perangkat lunak tetap merupakan bidang yang
menuntut di lingkup rekayasa perangkat lunak, berdasarkan (Gencel & Demirors,
2008) alasan utama mengukur ukuran perangkat lunak yaitu:
a. Ukuran perangkat lunak adalah ukuran utama yang digunakan sebagai
masukan dalam memperkirakan biaya dan usaha
b. Ukuran yang diestimasi dan ukuran sebenarnya dibandingkan untuk
memantau pencapaian proyek
c. Kontrak juga dibentuk dengan menggunakan ukuran pengukuran perangkat
lunak
d. Ukuran perangkat lunak juga digunakan dalam normalisasi tindakan lainnya
Ukuran perangkat lunak harus diestimasi pada tahap requirement pada
siklus hidup penegmbangan perangkat lunak (SDLC). Ukuran perangkat lunak
merupakan masukan utama untuk pengembangan perangkat lunak, jika ukuran
yang diestimasi benar maka perkiraan effort akan realistis dan akan diterjemahkan
ke estimasi biaya yang realistis (Galorath & Evans, 2006). Setelah ukuran
perangkat lunak ditentukan, bisnis memperkirakan upaya yang dibutuhkan untuk
membangun produk perangkat lunak yang dibutuhkan (Ng‟ang‟a and Tonui,
2015).
2.1.1.1 Metode Pengukuran Perangkat Lunak
Banyak pendekatan dan teknik pengukuran perangkat lunak yang telah
diusulkan selama bertahun-tahun oleh Engineering Research Community.
Perencana proyek perangkat lunak menggunakan pendekatan ini untuk
memperkirakan biaya proyek yang tepat untuk mengembangkan produk perangkat
lunak. Teknik pengukuran perangkat lunak ini dapat dikategorikan secara luas
menjadi dua, metrik pengukuran berbasis kode dan pengukuran ukuran fungsional
(FSM). Metrik pengukuran berbasis kode mengukur ukuran perangkat lunak
menggunakan program source code. Contoh metrik ukuran berbasis kode meliputi
LOC (Lines of Code), persamaan panjang perangkat lunak Halstead, McCabe's
9
Cyclometic Complexity. FSM (Functional Size Measurement) adalah alternatif
dari metode pengukuran berbasis kode termasuk Function Points Analysis (FPA)
yang memperhitungkan aspek statis dan dinamis dari sistem (Nguyen, 2010).
Selain itu juga terdapat metric pengukuran Use Case Point, COCOMO II, Test
Point, Object Point dan lain-lain (Borade, 2013).
2.1.2 Function Point Analysis (FPA)
Ukuran dan kompleksitas sistem terus berkembang, sehingga semakin sulit
untuk dipahami. Oleh karena itu, coding tools memungkinkan pengembang
perangkat lunak untuk menyediakan jumlah perangkat lunak lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan pengguna yang melebar. Sebuah metode harus digunakan
untuk memahami dan mengkomunikasikan ukuran. Teknik terstruktur pemecahan
masalah, function point analysis adalah metode yang memecah sistem menjadi
komponen yang lebih kecil sehingga dapat dipahami dan dianalisa dengan lebih
baik (Longstreet, 2005). Metode Function Point merupakan bagian dari Metode
FSM (Functional Size Measurement) yang pertama kali dikenalkan oleh Albrecht
pada tahun 1979 sebagai metode pengukuran nilai kompleksitas dan
fungsionalitas dalam proyek perangkat lunak (Pratiwi, 2013). Gambar 2.1
menunjukkan sistem perangkat lunak dari sudut pandang pengguna.
Gambar 2. 1 Perangkat Lunak dari Sudut Pandang Pengguna
(Sumber: Software Cost Estimation Using FPA) (B. Allen, 2005)
10
Pada level konseptual, FPA membantu mendefinisikan dua level abstrak
data, yaitu data at rest dan data in motion (Longstreet, 2005).
A. Data in motion
Data in motion ditangani melalui tipe fungsi transaksional atau transaksi
sederhana. Semua aplikasi perangkat lunak akan memiliki sejumlah
elementary processes atau independent processes untuk memindahkan data.
Transaksi (atau elementary processes) yang membawa data dari luar domain
aplikasi (atau application boundary) kedalam application boundary yang
disebut sebagai external input.
Transaksi (atau elementary processes) yang mengambil data dari resting
position (biasanya pada file) keluar domain aplikasi (atau application
boundary) disebut juga sebagai external input atau external inquiries.
B. Data at rest
Data at rest yang dipelihara oleh aplikasi yang bersangkutan diklasifikasikan
sebagai internal logic file. Data at rest yang dipelihara oleh aplikasi lain yang
bersangkutan diklasifikasikan sebagai external interface files.
2.1.2.1 Kegunaan Function Point Analysis
Perhitungan Function point analysis mempunyai banyak kegunaan, yaitu
sebagai berikut (Longstreet, 2005):
a. Function Points dapat digunakan untuk berkomunikasi lebih efektif
dengan kelompok pengguna bisnis.
b. Function Points dapat digunakan untuk mengurangi waktu lembur.
c. Function Points dapat digunakan untuk membuat inventory semua
transaksi dan file dari proyek atau aplikasi saat ini. Inventory ini bisa
dijadikan alat evaluasi finansial suatu aplikasi. Jika inventory dilakukan
untuk development project atau enhancement project, inventory yang sama
dapat digunakan untuk membantu menjaga scope creep dan untuk
membantu mengendalikan pertumbuhan proyek. Yang lebih penting lagi,
inventory ini membantu memahami besarnya masalah.
d. Function Points dapat digunakan untuk mengukur aplikasi software.
Ukuran merupakan komponen penting dalam menentukan produktivitas
11
(output / input), memprediksi usaha, memahami biaya unit, dan
sebagainya.
e. Tidak seperti beberapa metrik perangkat lunak lainnya, orang yang
berbeda dapat menghitung Function Points pada waktu yang berbeda,
untuk mendapatkan ukuran yang sama dalam selisih kesalahan yang wajar.
Artinya, kesimpulan yang sama akan diambil dari hasilnya.
f. FPA dapat membantu organisasi memahami biaya unit dari aplikasi
perangkat lunak atau proyek. Begitu biaya unit dipahami alat, bahasa,
platform dapat dibandingkan secara kuantitatif daripada secara subyektif.
Jenis analisis ini jauh lebih mudah dipahami daripada informasi teknis.
Jadi pengguna non teknis dapat memahami Function Points
2.1.2.2 Kapan tidak menggunakan Function Points?
Function Point bukanlah ukuran yang sangat sesuai saat mengukur
maintenance efforts (memperbaiki masalah) atau saat mencoba memahami
masalah kinerja. Sebagian besar effort terkait dengan memperbaiki masalah
(production fixes) karena mencoba untuk menyelesaikan dan memahami masalah
(detective work). Masalah lain yang melekat dengan pengukuran maintenance
work yaitu sebagian besar maintenance programming dilakukan oleh satu atau
dua individu. Keterampilan individu menjadi Faktor utama saat mengukur jenis
pekerjaan ini. Produktivitas individu maintenance programmers bisa bervariasi
sebanyak 1.000 persen. Penyesuaian kinerja mungkin ada atau mungkin tidak ada
hubungannya dengan fungsionalitas. Performance tuning merupakan hasil dari
mencoba memahami throughput aplikasi dan waktu pemrosesan. Ada metrik yang
lebih baik untuk digunakan saat mengukur jenis pekerjaan ini (Longstreet, 2005).
2.1.2.3 Keuntungan Function Point
Function Point Analysis menawarkan banyak kelebihan dibandingkan
metode ukuran perangkat lunak lainnya (Longstreet, 2005):
a. Tidak tergantung pada bahasa komputer, metodologi pengembangan,
teknologi, platform, atau kemampuan tim proyek.
b. Terhubung langsung dengan kebutuhan dan fungsionalitas pengguna.
12
c. Dapat diterapkan mulai dari tahap requirement paling awal dan sepanjang
siklus pengembangan perangkat lunak.
d. Function Point dapat membantu membangun komunikasi efektif antara
komunitas pengguna akhir dan pengembang perangkat lunak.
e. Karena Function Points didasarkan pada pengguna external use system,
bahkan pengguna non teknis sistem perangkat lunak dapat memahami dengan
baik tentang apa yang diukur Fuction Point.
f. Memberikan dasar kuantitatif untuk Earned Value Manajemen (EVM).
g. Memberikan dasar kuantitatif untuk First Time Yield (FTY) untuk mengukur
kemampuan pengerjaan ulang dan proses.
h. FPA konsisten, dapat didokumentasikan, dan metodologi pengukuran
berulang
i. FPA dapat mengungkap kesenjangan dalam kebutuhan fungsional, sehingga
menghindari pengenalan awal yang cacat pada aplikasi.
j. Cukup sederhana untuk meminimalkan overhead dan beratnya proses
pengukuran.
k. Memberikan pengukuran yang konsisten antar berbagai proyek dan
organisasi.
l. Function Point Analysis adalah satu-satunya yang diakui internasional dan
standar ISO untuk mengukur ukuran kebutuhan fungsional pengguna.
m. Function Points dapat disertakan sebagai bagian dari RFPs dengan dokumen
kebutuhan, untuk memberikan kesamaan pemaahaman.
n. Function Points bisa menjadi fondasi setting benchmarking organisasi
2.1.2.4 Tahap Perhitungan Function Point
Tujuan utama tahap perhitungan ini untuk menentukan perhitungan
Adjusted Function Point. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu
ditunjukkan pada gambar 2.2:
13
Gambar 2. 2 Tahap Perhitungan Function Point.
Perhitungan Unadjusted Function Point (UFP) ditentukan pada tahap 3
dan 4. Perhitungan akhir Function Point (Adjusted Function Point)
dikombinasikan dengan Unadjusted Function Point (UFP) dan General System
Characteristics (GSC) atau faktor kompleksitas.
2.1.2.5 Tipe Perhitungan Function Point
Perhitungan Function Point dapat dikaitkan dengan proyek atau aplikasi.
Ada tiga jenis proyek perangkat lunak utama (Development, Enhancements dan
Maintenance). Sesuai dengan jenis Function Point ini ada tiga jenis perhitungan
Function Point yang berbeda (Development, Enhancement dan Application)
(Longstreet, 2005).
14
a. Development Project Function Point Count
Function Points dapat dihitung pada semua fase pembangunan proyek dari
proses requirement sampai implementasi. Jenis perhitungan ini terkait dengan
pekerjaan pengembangan baru. Lingkup creep dapat dilacak dan dipantau
dengan memahami ukuran fungsional pada semua tahap proyek. Seringkali,
jenis perhitungan ini disebut baseline function point count.
b. Enhancement Project Function Point Count
Hal ini umum untuk meningkatkan perangkat lunak setelah dimasukkan ke
dalam produksi. Jenis hitungan Function Point ini mencoba untuk
meningkatkan ukuran proyek. Semua aplikasi produksi berkembang dari
waktu ke waktu. Dengan melacak ukuran perangkat tambahan dan biaya
terkait, database historis yang dapat dibangun organisasi. Selain itu, penting
untuk memahami bagaimana sebuah proyek pembangunan telah berubah dari
waktu ke waktu.
c. Application Function Point Count
Perhitungan aplikasi dilakukan pada aplikasi yang sudah ada. "Baseline
Count" ini dapat digunakan dengan keseluruhan metrik aplikasi seperti total
maintenance hours. Metrik ini dapat digunakan untuk melacak maintenance
hours per Function Point dan merupakan contoh metrik yang dinormalisasi.
Hal itu tidak cukup untuk memeriksa maintenance saja, tapi seseorang harus
memeriksa rasio maintenance hours untuk mengukur aplikasi agar
mendapatkan gambaran yang benar.
2.1.2.6 Transaction Function
Transaction Function merepresentasikan sejumlah fungsionalitas yang
disediakan untuk end user untuk memproses data oleh aplikasi. Transaction
Function terdiri dari 3 tipe, yaitu:
1. External Input
External Inputs (EI) - adalah proses dasar dimana data melintasi
boundary dari luar ke dalam. Data ini masuk dari luar aplikasi. Data mungkin
berasal dari layar input data atau aplikasi lain. Data dapat digunakan untuk
memelihara satu atau lebih internal logic file (IFPUG, 2000). Data dapat
15
berupa informasi kontrol atau informasi bisnis. Jika data adalah informasi
kontrol tidak harus memelihara internal logic file.
Jika input eksternal menambahkan, mengubah dan menghapus
(menyimpan) informasi pada internal logic file, maka terdapat tiga masukan
eksternal. Masukan eksternal (terutama change & delete) dapat didahului
oleh penyelidikan eksternal.
Seperti semua komponen, External Input (EI) diberi nilai dan skor.
Pemberian nilai berdasarkan pada jumlah Data Elemen Type (DET) dan File
Type References (FTR). Tabel 2.1 menunjukkan level keduanya (low,
average, atau high) dan skor yang sesuai (3, 4, atau 6).
Tabel 2. 1 FTR dan DET EI
File Type Referenced (FTR) Data Elements (DET)
1-4 5-15 Lebih dari 15
Kurang dari 2 Low (3) Low (3) Average (4)
2 Low (3) Average (4) High (6)
Lebih dari 2 Average (4) High (6) High (6)
Untuk semua referensi EI yang lebih dari 2 FTR, semua yang perlu
diketahui adalah jika EI memiliki lebih dari 4 tipe elemen data yang dirujuk.
Jika EI memiliki lebih dari 4 DET, maka EI akan dinilai high; kurang dari 4
DET's the EI akan dinilai average. Setiap referensi EI yang kurang dari 2
FTR harus dipilih dan dihitung secara terpisah.
2. External Output
External Outputs (EO) - sebuah proses dasar dimana data yang diturunkan
melewati boundary dari dalam ke luar. Selain itu, EO dapat memperbarui
ILF. Data membuat laporan atau file output yang dikirim ke aplikasi lain.
Laporan dan file ini dibuat dari informasi yang terdapat dalam satu atau lebih
internal logical file dan external logical file. External Output dianalogikan
seperti gambar 2.3
16
Gambar 2. 3 External Output
(Sumber: Fundamentals of Function Point Analysis) (Longstreet, 2005)
Derived Data adalah data yang diproses di luar pengambilan langsung
dan pengeditan informasi dari internal logic file atau external interface file.
Data yang diturunkan biasanya merupakan hasil dari algoritma, atau
perhitungan. Data turunan terjadi bila satu atau lebih elemen data
digabungkan dengan formula untuk memperoleh elemen data tambahan. Data
turunan ini tidak muncul dalam FTR (internal logic file atau external
interface file).
Seperti semua komponen, EO dinilai dan diberi skor. Peringkat
didasarkan pada jumlah elemen data (DET's) dan jenis file yang dirujuk
(FTR's). Peringkat didasarkan pada jumlah elemen gabungan unik (gabungan
unique input dan sisi output) (DET's) dan jenis file yang dirujuk (FTR's)
(gabungan unique input dan sisi output). Tabel 2.2 mencantumkan tingkat
(rendah, rata-rata atau tinggi) dan skor yang sesuai (4, 5 atau 7)
Tabel 2. 2 FTR dan DET EO
File Type Referenced (FTR) Data Elements (DET)
1-5 6-19 Lebih dari 19
Kurang dari 2 Low (4) Low (4) Average (5)
2 atau 3 Low (4) Average (5) High (7)
Lebih dari 3 Average (5) High (7) High (7)
Untuk semua referensi EO yang lebih dari 3 file, semua yang perlu
diketahui adalah jika EO memiliki lebih dari 5 tipe elemen data. Jika EO
memiliki lebih dari 5 tipe elemen data maka EO akan dinilai high, kurang
dari 5 EO akan dinilai average. Setiap referensi EO yang kurang dari 3 file
harus dipilih dan dihitung secara terpisah.
17
3. External Inquiries
External Inquiry (EQ) - sebuah proses dasar dengan komponen input
dan output yang menghasilkan pengambilan data dari satu atau lebih internal
logic file atau external interface file. Proses input tidak memperbarui atau
memelihara FTR's (Internal Logical Files atau External Interface Files) dan
sisi output tidak mengandung data turunan.
Transaksi antar aplikasi disebut sebagai interface. Pengguna hanya
bisa memiliki output eksternal atau penyelidikan eksternal terhadap data di
luar aplikasi. Jika pengguna mendapatkan data dari aplikasi lain dan
menambahkannya ke file dalam aplikasi, hal tersebut adalah kombinasi get
dan add (external inquiry dan external input). External Inquiries
dianalogikan seperti gambar 2.4
Gambar 2. 4 External Inquiries
(Sumber: Fundamentals of Function Point Analysis) (Longstreet, 2005)
Seperti semua komponen, EQ ditentukan dan dinilai. Pada dasarnya,
EQ dinilai (Low, Average atau High) seperti EO, namun diberi nilai seperti
EI. Peringkat didasarkan pada jumlah elemen data unik (gabungan unique
input dan sisi output) (DET's) dan jenis file yang dirujuk (FTR's) (gabungan
unique input dan sisi output). Jika FTR yang sama digunakan pada sisi input
dan output, maka hanya dihitung satu kali. Jika DET yang sama digunakan
pada sisi input dan output, maka hanya dihitung satu kali juga. Functional
Complexity Matrix EQ, sama dengan tabel yang digunakan pada EO.
2.1.2.7 Data Function
Data Function merepresentasikan kumpulan data logic yang dibutuhkan
end user. Data Function terdiri dari dua tipe, yaitu:
1. Internal Logical File
18
Internal Logical Files (ILF) - kelompok pengguna data logis yang
diidentifikasi seluruhnya berada dalam boundary aplikasi dan dipelihara
melalui external input. Internal Logical Files memiliki arti inheren yang
dipelihara secara internal, terdapat beberapa struktur logis dan disimpan
dalam sebuah file. Meskipun bukan sebuah peraturan, ILF setidaknya harus
memiliki satu external output atau external inquiry. Artinya, setidaknya satu
external output atau external inquiry harus mencakup ILF sebagai
FTR. Sederhananya, informasi disimpan dalam ILF, sehingga bisa digunakan
nantinya. EO atau EQ bisa dari aplikasi lain, kemungkinan bahwa ILF
tertentu tidak direferensikan oleh EO atau EQ, namun digunakan oleh EI
(selain EI yang memeliharanya).
Seperti semua komponen, ILF dinilai dan diperingkat. Peringkat
tersebut didasarkan pada jumlah data elemen (DET's) dan jenis rekaman
(RET's). DET dan RET sudah dibahas sebelumnya. Itu Tabel 2.3
mencantumkan tingkat (rendah, rata-rata atau tinggi) dan skor yang sesuai (7,
10 atau 15).
Tabel 2. 3 RET dan DET ILF
Record Element Type (RET) Data Elements (DET)
1-19 20-50 Lebih dari 51
1 RET Low (7) Low (7) Average (10)
2 – 5 RET Low (7) Average (10) High (15)
Lebih dari 6 RET Average (10) High (15) High (15)
JIka seluruhnya atau banyak file hanya berisi satu record ketik, maka
semua itu diperlukan untuk mengetahui apakah file tersebut berisi lebih atau
kurang dari 50 tipe data elemen (DET's). Jika file berisi lebih dari 50 elemen
data maka file tersebut akan dinilai average, jika kurang dari 50 tipe data
jenis file akan dianggap low. Setiap file yang berisi lebih dari satu jenis
record bisa dipilih dan dihitung secara terpisah
2. External Interface File
External Interface File (EIF) - grup data terkait identitas pengguna
yang dapat dikenali tujuan referensi saja. Data berada sepenuhnya di luar
19
boundary aplikasi dan dipelihara oleh aplikasi input eksternal lain. File
antarmuka eksternal External Interface File bersifat internal logic file untuk
aplikasi lain Aplikasi dapat menghitung file sebagai EIF ILF atau tidak
keduanya. External Interface File memiliki arti inheren yang dipelihara
secara eksternal (mungkin oleh beberapa aplikasi lain), sebuah antarmuka
harus dikembangkan untuk mendapatkan data dan disimpan didalam file.
Setiap EIF yang termasuk dalam function point harus memiliki
setidaknya satu external output atau External Interface File. Setidaknya satu
transaksi, input eksternal, output eksternal atau eksternal inquiries harus
menyertakan EIF sebagai FTR. Setiap aplikasi, yang mereferensikan EIF,
perlu memasukkannya ke dalam FP Count mereka.
Seperti semua komponen, EIF dinilai dan diperingkat. Peringkat
tersebut didasarkan pada jumlah data elemen (DET's) dan jenis rekaman
(RET's). Tabel 2.4 mencantumkan tingkat (rendah, rata-rata atau tinggi) dan
skor yang sesuai (5, 7 atau 10).
Tabel 2. 4 RET dan DET EIF
Record Element Type (RET) Data Elements (DET)
1-19 20-50 Lebih dari 51
1 RET Low (5) Low (5) Average (7)
2 – 5 RET Low (5) Average (7) High (10)
Lebih dari 6 RET Average (7) High (10) High (10)
Jika file berisi lebih dari 50 elemen data maka file tersebut akan dinilai
average, jika kurang dari 50 data element type akan dianggap low. Setiap file
yang berisi lebih dari satu jenis record bisa dipilih dan dihitung secara
terpisah.
2.1.2.8 General System Characteristic (GSC)
Perhitungan Value Adjustment Factor (VAF) didasarkan pada 14 General
System Characteristic (GSC's) yang memberikan bobot fungsi umum dari aplikasi
yang dihitung. Setiap karakteristik memiliki deskripsi yang saling berkaitan untuk
menentukan degrees of influence. Degrees of influence berkisar pada skala 0
sampai 5, dari tidak berpengaruh hingga sangat berpengaruh. Setiap karakteristik
20
diberi peringkat berdasarkan deskripsi detail yang disediakan oleh IFPUG.
Perigkatnya yaitu:
0 : Tidak ada, atau tidak berpengaruh
1 : berpengaruh insidental
2 : berpengaruh sedang
3 : berpengaruh rata-rata
4 : berpengaruh signifikan
5 : berpengaruh kuat seluruhnya
Tabel 2.5 menunjukkan 14 kriteria untuk perhitungan General System
Characteristic (GSC's) (Longstreet, 2005):
Tabel 2. 5 General System Characteristic
General System Characteristic Deskripsi
1 Data Communication
Berapa banyak fasilitas komunikasi yang
ada untuk membantu mentransfer atau
bertukar informasi dengan aplikasi atau
sistem?
2 Distributed data processing Bagaimana data terdisribusi dan fungsi
pemrosesan ditangani?
3 Performance Apakah pengguna memerlukan respose time
atau throughput?
4 Heavily used configuration
Seberapa banyak penggunaan platform
perangkat keras saat ini dimana sistem akan
dieksekusi?
5 Transaction rate
Seberapa sering transaksi dieksekusi setiap
hari, setiap minggu, setiap bulan, dan lain-
lain?
6 On-line data entry Berapakah persentase infomasi yang
dimasukkan secara online?
7 End-user efficiency Apakah aplikasi dirancang untuk efisiensi
enduser?
21
General System Characteristic Deskripsi
8 On-line update Berapa banyak ILF yang diperbaharui oleh
transaksi online?
9 Complex processing Apakah aplikasi memiliki extensive logical
atau mathematical processing?
10 Reusability
Apakah aplikasi dikembangkan untuk
memenuhi satu atau lebih kebutuhan
pengguna?
11 Installation ease Seberapa sulit konversi dan instalasi?
12 Operational ease Seberapa efektif dan/atau otomatis start-up,
back up, dan prosedur recovery?
13 Multiple sites
Apakah aplikasi dirancang, dikembangkan
dan didukung terutama untuk diinstal pada
multiple sites untuk beberapa organisasi?
14 Facilitate change
Apakah aplikasi dirancang, dikembangkan
dan didukung untuk memudahkan
perubahan?
Item GSC seperti Transaction Rate, End Usr Efficiency, Online Update, dan
Reusability biasanya diberikan skor tinggi untuk aplikasi GUI dibandingkan
dengan aplikasi tradisional. Sebaliknya, Performance, Heavily Uses
Configuration, Multiple Sites diberikan skor lebih rendah untuk aplikasi GUI
dibandingkan dengan aplikasi tradisional (Longstreet, 2005).
1. Data Communication
Tingkat kebutuhan transfer data antara aplikasi dan processor. Tabel 2.6
menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of
influence dari data communication.
Tabel 2. 6 Degree of influence dari data communication
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Aplikasi adalah pemrosesan batch murni atau standalone PC
22
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
1 Aplikasi bersifat batch namun memiliki remote entri data atau
remote printing.
2 Aplikasi bersifat batch namun memiliki remote data entry dan
remote printing
3 Aplikasi meliputi pengumpulan data online atau TP
(teleprocessing) front end ke proses batch atau sistem query.
4 Aplikasi lebih dari sekedar front-end, tapi hanya mendukung
satu jenis protokol komunikasi TP.
5 Aplikasi lebih dari sekedar front-end, dan mendukung lebih
dari satu jenis protokol komunikasi TP.
2. Distributed data processing
Data terdistribusi atau fungsi pemrosesan merupakan karakteristik aplikasi
dalam boundary aplikasi. Tabel 2.7 menunjukkan deskripsi masing-masing
bobot untuk menentukan degree of influence dari Distributed data
processing.
Tabel 2. 7 Degree of influence dari Distributed data processing
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Aplikasi tidak membantu transfer data atau pengolahan fungsi
antar komponen sistem.
1
Aplikasi menyiapkan data untuk pemrosesan enduser pada
komponen yang lain dari sistem seperti PC spreadsheets dan
PC DBMS
2
Data disiapkan untuk transfer, kemudian ditransfer dan
diproses pada komponen lain dari sistem (bukan untuk
Pengolahan enduser).
3 Pengolahan data dan transfer data secara online dan satu arah
saja.
4 Pengolahan dan transfer data terdistribusi secara online dan
23
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
masuk kedua arah.
5 Fungsi pemrosesan secara dinamis ditampilkan pada komponen
paling banyak yang sesuai dari sistem.
3. Performance
Tujuan kinerja aplikasi, dinyatakan atau disetujui oleh pengguna, baik dalam
respon maupun throughput, pengaruh (atau akan mempengaruhi) desain,
pengembangan, pemasangan, dan dukungan aplikasi. Tabel 2.8 menunjukkan
deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of influence dari
performance.
Tabel 2. 8 Degree of influence dari performance
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada kebutuhan kinerja khusus yang dinyatakan oleh
pengguna.
1 Kebutuhan kinerja dan rancangan dinyatakan serta ditinjau tapi
tidak ada tindakan khusus yang diperlukan.
2
Waktu respon atau throughput sangat penting selama jam
sibuk. Tidak ada rancangan khusus untuk penggunaan CPU
yang dibutuhkan. Batas waktu proses adalah untuk hari kerja
berikutnya.
3
Waktu respon atau throughput sangat penting selama semua
business hours. Tidak ada rancangan khusus untuk penggunaan
CPU yang dibutuhkan. Memproses kebutuhan deadline dengan
interfacing sistem merupakan menghambat.
4
Selain itu, kebutuhan kinerja pengguna yang disebutkan cukup
ketat untuk membutuhkan performance analysis task di fase
desain
5 Selain itu, alat analisis kinerja digunakan di tahap desain,
pengembangan, dan/atau implementasi untuk mencapai
24
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
kebutuhn kinerja pengguna yang disebutkan.
4. Heavily used configuration
Konfigurasi operasional yang banyak digunakan, yang memerlukan
pertimbangan desain khusus, ysitu karakteristik aplikasi. Misalnya, pengguna
ingin menjalankan aplikasi yang ada atau commited equipment yang akan
banyak digunakan Tabel 2.9 menunjukkan deskripsi masing-masing bobot
untuk menentukan degree of influence dari heavily used configuration.
Tabel 2. 9 Degree of influence dari heavily used configuration
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada batasan operasional eksplisit atau implisit yang
disertakan.
1
Pembatasan operasional memang ada, tapi kurang ketat dari
pada sebuah aplikasi tertentu. Tidak ada upaya khusus yang
diperlukan untuk memenuhi pembatasan.
2 Beberapa pertimbangan keamanan atau waktu disertakan.
3 Kebutuhan prosesor khusus untuk bagian tertentu dari aplikasi
disertakan
4 Batasan operasi yang diatur memerlukan batasan khusus
aplikasi di central processor atau dedicated prosesor
5 Selain itu, ada kendala khusus pada aplikasi dalam komponen
terdistribusi dari sistem.
5. Transaction rate
Tingkat transaksi tinggi dan mempengaruhi desain, pengembangan,
pemasangan, dan dukungan dari aplikasi Tabel 2.10 menunjukkan deskripsi
masing-masing bobot untuk menentukan degree of influence dari transaction
rate.
25
Tabel 2. 10 Degree of influence dari transaction rate
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada periode transaksi puncak yang diantisipasi.
1 Periode transaksi puncak (mis., Bulanan, kuartalan, musiman,
setiap tahun) diantisipasi.
2 Periode transaksi puncak mingguan diantisipasi.
3 Periode transaksi puncak harian diantisipasi.
4
Tarif transaksi tinggi yang dinyatakan oleh pengguna dalam
kebutuhan aplikasi atau perjanjian tingkat layanan cukup tinggi
memerlukan tugas analisis kinerja pada tahap perancangan.
5
Tarif transaksi tinggi yang dinyatakan oleh pengguna dalam
kbutuhan aplikasi atau perjanjian tingkat layanan cukup tinggi
memerlukan tugas analisis kinerja dan memerlukan
penggunaan alat analisis kinerja dalam desain, tahap
pengembangan, dan / atau instalasi.
6. On-line data entry
Online data entry dan control functions disediakan dalam aplikasi. Tabel 2.11
menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of
influence dari online data entry.
Tabel 2. 11 Degree of influence dari online data entry
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Semua transaksi diproses dalam mode batch.
1 1% sampai 7% dari transaksi adalah entri data interaktif.
2 8% sampai 15% transaksi adalah entri data interaktif.
3 16% sampai 23% transaksi adalah entri data interaktif.
4 24% sampai 30% transaksi adalah entri data interaktif.
5 Lebih dari 30% transaksi adalah entri data interaktif.
26
7. End-user efficiency
Fungsi online yang diberikan menekankan desain untuk efisiensi pengguna
akhir. Desainnya meliputi:
a. Bantuan navigasi (misalnya, tombol fungsi, lompatan, menu yang
dibuat secara dinamis)
b. Menu
c. Bantuan dan dokumen online
d. Gerakan kursor otomatis
e. Scrolling
f. Remote printing (melalui transaksi online)
g. Tombol fungsi yang telah ditentukan sebelumnya
h. Batch jobs dikirim dari transaksi online
i. Pemilihan kursor data layar
j. Penggunaan reverse video, highlight, color underlining, dan indikator
lainnya
k. Dokumentasi pengguna hard copy transaksi online
l. Antarmuka mouse
m. Jendela pop-up.
n. Layar sedikit mungkin untuk menyelesaikan fungsi bisnis
o. Dukungan bilingual (mendukung dua bahasa; dihitung sebagai empat
item)
p. Dukungan multi bahasa (mendukung lebih dari dua bahasa; dihitung
sebagai enam item)
Tabel 2.12 menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan
degree of influence dari enduser efficiency.
Tabel 2. 12 Degree of influence dari enduser efficiency
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Bukan dari salah satu dari kriteria desain yang disebutkan.
1 Satu sampai tiga dari kriteria desain yang disebutkan.
2 Empat sampai lima dari kriteria desain yang disebutkan.
3 Enam atau lebih hal dari kriteria desain yang disebutkan, tapi
27
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
tidak ada kebutuhan pengguna khusus yang berkaitan dengan
efisiensi.
4
Enam atau lebih kebutuhan dari kriteria desain yang
disebutkan, dan pernyataan kebutuhan untuk efisiensi
pengguna akhir cukup kuat untuk membutuhkan tugas desain
Human tasks yang harus disertakan (misalnya meminimalkan
key strokes, memaksimalkan default, penggunaan template).
5
Enam atau lebih dari kriteria desain yang disebutkan, dan
menyatakan kebutuhan untuk efisiensi pengguna akhir yang
cukup kuat membutuhkan pemakaian alat dan proses khusus
untuk menunjukkan bahwa tujuan telah tercapai
8. On-line update
Aplikasi menyediakan online update untuk internal logic file (ILF). Tabel
2.13 menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree
of influence dari online update.
Tabel 2. 13 Degree of influence dari online update
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada
1 Online update satu sampai tiga file kontrol disertakan. Volume
update rendah dan recovery mudah dilakukan.
2 Online update dari empat atau lebih file kontrol disertakan.
Volume update rendah dan recovery mudah.
3 Pembaruan online internal logic file utama disertakan.
4
Selain itu, perlindungan terhadap data yang hilang sangat
penting dan telah dirancang serta diprogram secara khusus
dalam sistem.
5 Selain itu, volume tinggi membawa pertimbangan biaya ke
dalam proses recovery. Prosedur recovery yang sangat otomatis
28
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
dengan intervensi operator minimal disertakan
9. Complex processing
Complex processing merupakan ciri khas dari aplikasi. Komponen yang
disajikan adalah sebagai berikut:
a. Kontrol sensitif (misalnya, pemrosesan audit khusus) dan / atau
pengolahan keamanan khusus aplikasi
b. Proses logis yang ekstensif
c. Pengolahan matematika secara ekstensif
d. Banyak proses pengecualian yang mengakibatkan transaksi tidak
lengkap yang harus diolah kembali, misalnya transaksi ATM yang tidak
lengkap yang disebabkan oleh gangguan TP, kehilangan nilai data, atau
gagal mengedit
e. Pengolahan kompleks untuk menangani beberapa kemungkinan input /
output, misalnya multimedia, atau independensi perangkat
Tabel 2.14 menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan
degree of influence dari complex processing.
Tabel 2. 14 Degree of influence dari complex processing
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Bukan dari salah satu di atas.
1 Salah satu di atas.
2 Dua hal di atas.
3 Tiga hal di atas.
4 Keempat hal di atas.
5 Kelima hal di atas.
10. Reusability
Aplikasi dan kode dalam aplikasi telah dirancang, dikembangkan, dan
didukung untuk dapat digunakan dalam aplikasi lain. Tabel 2.15
29
menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of
influence dari reusability.
Tabel 2. 15 Degree of influence dari reusability
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada kode yang dapat digunakan kembali.
1 Kode dapat digunakan kembali digunakan dalam aplikasi.
2 Kurang dari 10% aplikasi dianggap lebih dari satu kebutuhan
pengguna
3 Sepuluh persen (10%) atau lebih dari aplikasi dipertimbangkan
lebih dari satu kebutuhan pengguna
4
Aplikasi dikemas secara khusus dan / atau didokumentasikan
untuk memudahkan penggunaan ulang, dan aplikasi
disesuaikan oleh pengguna pada tingkat kode sumber.
5
Aplikasi secara khusus dikemas dan / atau didokumentasikan
untuk memudahkan penggunaan ulang, dan aplikasi
disesuaikan untuk digunakan dengan cara pemeliharaan
parameter pengguna.
11. Installation ease
Kemudahan konversi dan pemasangan adalah karakteristik dari aplikasi.
Konversi dan rencana instalasi atau alat konversi disediakan serta diuji
selama tahap uji sistem. Tabel 2.16 menunjukkan deskripsi masing-masing
bobot untuk menentukan degree of influence dari installation ease.
Tabel 2. 16 Degree of influence dari installation ease
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0
Tidak ada pertimbangan khusus yang dikemukakan oleh
pengguna, dan tidak ada pengaturan khusus yang diperlukan
untuk instalasi.
1 Tidak ada pertimbangan khusus yang dikemukakan oleh
pengguna namun pengaturan khusus diperlukan untuk instalasi
30
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
2
Kebutuhan konversi dan pemasangan dinyatakan oleh
pengguna, panduan konversi dan pemasangan disediaka serta
diuji. Dampak konversi pada proyek tidak dianggap penting
3
Kebutuhan konversi dan pemasangan dinyatakan oleh
pengguna, dan panduan konversi dan pemasangan disediakan
dan diuji. Dampak konversi pada proyek ini adalah dianggap
penting
4 Selain 2 di atas, konversi dan pemasangan otomatis alat
disediakan dan diuji
5 Selain 3 di atas, konversi dan pemasangan otomatis alat
disediakan dan diuji
12. Operational ease
Kemudahan operasional adalah karakteristik dari aplikasi. Prosedur start-up,
back up, dan recovery yang efektif diberikan dan diuji selama fase uji sistem.
Aplikasi meminimalkan kebutuhan akan kegiatan manual, seperti tape mount,
penanganan kertas, dan intervensi manual langsung di lokasi. Tabel 2.17
menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of
influence dari operational ease.
Tabel 2. 17 Degree of influence dari operational ease
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Tidak ada pertimbangan operasional khusus selain prosedur back-
up yang normal dinyatakan oleh pengguna.
31
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
1 - 4
Satu, beberapa, atau semua hal berikut berlaku untuk aplikasi.
Pilih semua yang berlaku. Setiap item ada benarnya nilai satu,
kecuali seperti yang dinyatakan lain.
Proses start-up, back-up, dan recovery yang efektif disediakan,
tapi intervensi operator diperlukan.
Proses start-up, back-up, dan recovery yang efektif disediakan,
tapi tidak ada intervensi operator yang diperlukan (dihitung
sebagai dua item).
Aplikasi ini meminimalkan kebutuhan akan tape mount
Aplikasi ini meminimalkan kebutuhan penanganan kertas
5
Aplikasi ini dirancang untuk operasi yang tidak dijaga. Operasi
tanpa pengawasan berarti tidak ada intervensi operator diperlukan
untuk mengoperasikan sistem selain untuk start up atau shut down
aplikasi. Pemulihan error otomatis adalah fitur
dari aplikasi
13. Multiple sites
Aplikasi ini telah dirancang, dikembangkan, dan didukung secara khusus
untuk dipasang di beberapa situs untuk beberapa organisasi. Tabel 2.18
menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan degree of
influence dari multiple sites.
Tabel 2. 18 Degree of influence dari multiple sites
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Kebutuhan pengguna tidak perlu mempertimbangkan
kebutuhan lebih dari satu pengguna / situs instalasi.
1 Kebutuhan beberapa situs dipertimbangkan dalam desain, dan
32
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
aplikasi dirancang untuk beroperasi hanya dibawah lingkungan
perangkat keras dan perangkat lunak yang identik.
2
Kebutuhan beberapa situs dipertimbangkan dalam desain, dan
aplikasi dirancang untuk beroperasi hanya dibawah lingkungan
perangkat keras dan / atau perangkat lunak yang serupa.
3
Kebutuhan beberapa situs dipertimbangkan dalam
perancangan, dan aplikasi ini dirancang untuk beroperasi di
bawah lingkungan perangkat keras dan / atau perangkat lunak
yang berbeda.
4
Rencana dokumentasi dan dukungan disediakan serta diuji
untuk mendukung aplikasi dibeberapa situs dan aplikasinya
seperti yang dijelaskan pada 1 atau 2.
5
Rencana dokumentasi dan dukungan disediakan serta diuji
untuk mendukung aplikasi di beberapa situs dan aplikasinya
seperti yang dijelaskan oleh 3
14. Facilitate change
Aplikasi ini telah dirancang secara khusus, dikembangkan, dan didukung
untuk memudahkan perubahan. Karakteristik berikut dapat diterapkan untuk
aplikasi:
a. Fasilitas query dan laporan fleksibel yang disediakan dapat menangani
permintaan sederhana; sebagai contoh, dan / atau logika hanya
diterapkan pada satu internal logic file (dihitung sebagai satu item).
b. Fasilitas query dan laporan fleksibel yang disediakan dapat menangani
permintaan dengan kompleksitas rata-rata, misalnya, dan / atau logika
yang diterapkan pada lebih dari satu internal logic file (dihitung sebagai
dua item).
c. Fasilitas query dan laporan fleksibel yang disediakan dapat menangani
permintaan yang rumit, misalnya, dan / atau kombinasi logika pada satu
atau lebih internal logic file (dihitung sebagai tiga item).
33
d. Data kontrol bisnis disimpan dalam tabel yang dikelola oleh pengguna
dengan proses interaktif secara online, tapi perubahan hanya berlaku
pada hari kerja berikutnya.
e. Data kontrol bisnis disimpan dalam tabel yang dikelola oleh pengguna
dengan proses interaktif secara online, dan perubahan berlaku segera
(dihitung sebagai dua item)
Tabel 2.19 menunjukkan deskripsi masing-masing bobot untuk menentukan
degree of influence dari facilitate change.
Tabel 2. 19 Degree of influence dari facilitate change
BOBOT Deskripsi untuk menentukan degree of influence
0 Bukan dari salah satu di atas.
1 Salah satu di atas.
2 Dua hal di atas.
3 Tiga hal di atas.
4 Keempat hal di atas.
5 Kelima hal di atas.
2.1.2.9 Perhitungan Adjusted Function Point (AFP)
Perhitungan terakhir dari function point yaitu perkalian antara Value Adjusted
Point (VAF) dan Unadjusted Function Point (UFP). Formulanya adalah:
………………………… [1]
Unadjusted Function Point (UFP) diperoleh dari pembobotan pada komponen
fungsional sistem, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai dari UFP.
Tabel 2.20 menunjukkan contoh pembobotan UFP yang masih kosong.
34
Tabel 2. 20 Unadjusted Function Point (UFP)
Value Adjusted Point (VAF) merupakan nilai adjustment yang telah ditentukan
dengan formula:
∑ …………………………. [2]
.………………………… [3]
(Total Degree Influence) adalah jumlah seluruh nilai dari 14 kriteria General
System Characteristics (GSC) yang merupakan skor sistem dari perangkat lunak
yang diukur. Tabel 2.21 menunjukkan tabel scoring dari GSC.
Tabel 2. 21 Total Degree Influence (TDI)
General System Characteristic Deskripsi
1 Data Communication О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
2 Distributed data processing О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
3 Performance О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
4 Heavily used configuration О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
5 Transaction rate О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
6 On-line data entry О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
7 End-user efficiency О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
35
General System Characteristic Deskripsi
8 On-line update О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
9 Complex processing О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
10 Reusability О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
11 Installation ease О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
12 Operational ease О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
13 Multiple sites О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
14 Facilitate change О 0 О 1 О 2 О 3 О 4 О 5
Total Degree of Influence =
Peringkatnya yaitu:
0 : Tidak ada, atau tidak berpengaruh
1 : berpengaruh insidental
2 : berpengaruh sedang
3 : berpengaruh rata-rata
4 : berpengaruh signifikan
5 : berpengaruh kuat seluruhnya
2.1.3 Estimasi Biaya Perangkat Lunak
Software Cost Estimation adalah proses memprediksi Biaya yang
diperlukan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak. Software Cost
Estimation meliputi satu atau lebih dari 1) Effort; 2) Project Duration; 3) Cost
(Leung et al., 2002). Software Cost Estimation berperan penting pada
keberhasilan manajemen proyek perangkat lunak (Li et al., 2009). Guideline
untuk melakukan estimasi biaya perangkat lunak yaitu:
1. Menentukan distribusi Effort per aktivitasnya
Tahap awal yang harus dilakukan dalam fase pengembangan perangkat lunak
adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yan tela ditetapkan oleh manajer
proyek. Setelah memperoleh daftar aktivitas, perlu untuk memperoleh
distribusi effort per aktivitas dalam bentuk persentase. Beberapa penelitian
yang telah melakukan persentase effort per aktivitas yaitu Kassem Saleh
36
(Saleh, 2011) untuk pengembangan proyek dari medium ke besar dan
Primandari, et al (Primandari, 2015) untuk proyek perangkat lunak skala kecil
yang ditunjukkan pada tabel 2.22
Tabel 2. 22 Persentase Effort per Aktivitas
No Activity
Distribution per project size
(%)
Medium-large Small
Software development phase
1 Requirements 7.5% 1.17%
2 Specifications 7.5% 6.75%
3 Design 10% 5.57%
4 Implementation 10% 55.65%
5 Integration Testing 7.5% 6.42%
6 Acceptance & deployment 7.5% 5.6%
Ongoing activities & quality and testing
7 Project management 8.34% 2.55%
8 Configuration management 4.16% 3.58%
9 Quality assurance 8.34% 0.66%
10 Documentation 4.16% 9.76%
11 Training & support 4.16% 0.6%
12 Evaluation & testing 20.84% 1.67%
Namun, kita dapat menggunakan distribusi effort yang berbeda untuk proyek
yang kita estimasi.
2. Menentukan Effort per Proyek
Setelah menentukan distribusi effortnya, selanjutnya menentukan effort per
proyek dengan menggunakan persamaan:
………………………................................... [4]
37
Effort per proyek diperoleh dengan mengalikan nilai FPA dengan Effort Rate.
Nilai Effort rate yaitu 8.2 man-hours untuk pengembangan proyek peranggkat
lunak skala kecil dan medium berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Subriadi, Sholiq and Ningrum, 2014)
3. Menentukan pay rate per aktivitas
Pay rate dapat ditentukan pada basis personil salary rate setiap posisi dalam
team proyek penembangan perangkat lunak. Contohnya pay rate untuk
manajer proyek, sistem analyst, programmer, documenter, tester dan lain-lain.
Pada penelitian ini payrate ditentukan dengan mengacu pada Kelly Service
Salary Guide 2013. Pay rate diperoleh dari gaji per bulan yang dibagi menjadi
per minggu atau per hari. Gaji per minggu disebut Person Month Rate (PMR),
gaji per minggu disebut People Week Rate (PWR), gaji per hari disebut
Person Day Rate (PDR), sedangkan gaji per jam disebut People Hour Rate
(PHR) (Saleh, 2011). Hubungan antara PMR, PWR, PDR, dan PHR
ditunjukkan pada persamaan (Saleh, 2011):
PWR = PMR/4.1
PDR = PMR/22 x 1.1
PHR = PDR/8 x 1.3 …………………………………………………………… [ ]
4. Menentukan Cost per aktivitas
Biaya per aktivitas dapat ditentukan dengan persamaan
……………… [6]
Dimana:
- Cost dalam aktivitasi merupakan biaya yang dibutuhkan untuk aktivitas
terkait dalam pengembangan proyek atau aktivitasi
- Effort dibutuhkan untuk melengkapi proyek pengembangan perangkat
lunak
- Percentagei berkaitan dengan aktivitas distribusi effort
38
- Pay Ratei merupakan pay rate untuk aktivitas i
2.1.4 Proses Bisnis
Menurut (Hannus, 1994), proses bisnis adalah entitas yang terdiri dari
aktivitas dan operasi terkait yang dimulai dari kebutuhan customer dan selesai
dengan memenuhi kebutuhannya. (Koistinen, 1997) mendefinisikan proses bisnis
sebagai kumpulan kegiatan yang memasukkan input dan menghasilkan output
yang bernilai bagi pelanggan. (Smeds et al., 1999) melihat proses bisnis sebagai
rangkaian aktivitas manusia yang kompleks dan dinamis, didukung oleh
teknologi, dihubungkan oleh aliran material dan informasi, serta diintegrasikan ke
dalam rantai nilai ekonomi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan
keuntungan bagi para pemangku kepentingan. Hal ini merupakan definisi proses
bisnis yang konsisten.
2.1.4.1 Kompleksitas Proses Bisnis
Proses bisnis adalah sistem kompleks aktivitas manusia yang dirancang
dan ditingkatkan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan (Hannus, 1994).
Sebagai hasil dari kebutuhan eksternal, seperti globalisasi, kemajuan teknologi,
siklus pengembangan yang lebih pendek dan persaingan yang semakin ketat,
proses bisnis menjadi semakin kompleks. Untuk mengatasi kompleksitas proses
bisnis intrinsik ini, pada dasarnya ada dua pendekatan yang berbeda: mengurangi
kompleksitas yang tidak perlu, dan mengelola kerumitan lainnya. Tujuan
utamanya adalah untuk memperbaiki proses bisnis, sehingga memberikan utilitas
yang semakin meningkat bagi pemangku kepentingannya.
Kompleksitas dapat dikelola dengan memodelkan proses bisnis seperti
peta proses dan diagram. Model proses membantu memahami proses yang
mendasarinya dengan memvisualisasikannya serta dengan mengungkapkan
antarmuka antara aktivitas dan unit organisasi yang berbeda. Sebagai hasil
perbaikan bisnis, model proses berkembang dan berubah. Kompleksitas yang
tidak perlu dalam proses bisnis kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan
proses. Penelitian yang dilakukan oleh (Latva-Koivisto, 2001), mengungkapkan
bahwa kompleksitas proses bisnis dapat diukur dengan menggunakan Cyclomatic
complexity. Metric ini selain sederhana, lebih modular dibandingkan dengan
39
metric pengukuran kompleksitas lainnya. (Cardoso et al., 2006) juga
merekomendasikan Cyclomatic complexity sebagai metric pegukuran
kompleksitas.
2.1.4.2 BPMN (Business Prosess Modelling Notation)
Business Prosess Modelling Notation (BPMN) adalah standart untuk
pemodelan proses bisnis yang menyediakan notasi grafis untuk menspessifikkan
proses bisnis dalam sebuah Business Process Diagram (BPD), berdasarkan pada
teknik diagram alir tradisional. Tujuan dari BPMN yaitu untuk mendukung
pemodelan proses bisnis untuk pengguna teknis dan pengguna bisnis, dengan
menyediakan notasi yang intuitif bagi pengguna bisnis, namun dapat
merepresentasikan semantic proses. BPMN dirancang agar siap dipahami oleh
semua pemangku kepentingan bisnis. Termasuk analis bisnis yang membuat dan
menyempurnakan prosesnya, pengembang teknis bertanggung jawab dalam
mengimplementasikannya, dan manajer bisnis yang memonitor serta
mengelolanya. Sehingga, BPMN melayani seperti bahasa biasa yang
menjembatani gap komunikasi yang sering terjadi antara perancangan dan
implementasi proses bisnis (Latva-Koivisto, 2001).
A. Notasi BPMN
Tujuan utama pengembangan BPMN adalah menciptakan notasi yang
sederhana dan mudah dimengerti untuk menciptakan model Proses Bisnis,
sekaligus memberikan semantik serta mekanisme mendasar untuk
menangani kompleksitas yang melekat dalam Proses Bisnis. Pendekatan
yang diambil untuk menangani kedua kebutuhan yang saling bertentangan
ini adalah untuk mengatur aspek grafis dari notasi ke dalam kategori
tertentu. Terdapat seperangkat kategori notasi kecil sehingga pembaca
diagram BPMN dapat dengan mudah mengenali jenis elemen dasar dan
memahami diagramnya. Berbagai bentuk dasar BPMN ditunjukkan di
bawah ini (Tabel 2.22-2.27): Dalam kategori dasar elemen, variasi dan
informasi tambahan dapat ditambahkan untuk mendukung persyaratan
kompleksitas tanpa mengubah secara dramatis tampilan dasar dan nuansa
40
diagram. Pada bagian berikut, menggambarkan bagaimana bentuk BPMN
digunakan dalam berbagai model BPMN end-to-end.
BPMN Task Description
Tabel 2. 23 Task Description
Notasi Task Description
Tidak ada jenis task khusus yang ditunjukkan.
Task Pengguna adalah jenis tugas "alur kerja"
yang mana human performer melakukan tugasnya
dengan bantuan aplikasi perangkat lunak dan bisa
dijadwalkan melalui daftar task manajer
Tugas Manual adalah tugas yang diharapkan
dilakukan tanpa bantuan mesin atau aplikasi
eksekusi proses bisnis.
Tugas Layanan adalah tugas yang menggunakan
beberapa jenis layanan, bisa berupa layanan web
atau aplikasi otomatis.
Tugas Menerima adalah tugas sederhana yang
dirancang untuk menunggu pesan tiba dari peserta
eksternal (relatif terhadap proses).
Tugas Kirim adalah tugas sederhana yang
dirancang untuk mengirim pesan ke peserta
eksternal (relatif terhadap proses).
41
Notasi Task Description
Tugas Script dijalankan oleh mesin proses bisnis.
Pemodel atau pelaksana mendefinisikan naskah
dalam bahasa yang bisa diinterpretasikan oleh
mesin. Saat tugas siap untuk memulai, mesin akan
menjalankan script. Saat skrip selesai, tugasnya
juga akan selesai.
Tugas Aturan Bisnis menyediakan mekanisme
proses untuk memberikan masukan kepada
Business Rules Engine dan untuk mendapatkan
hasil perhitungan yang mungkin disediakan oleh
aturan bisnis mesin. Spesifikasi input / output dari
tugas akan memungkinkan proses mengirim dan
menerima data dari Business Rules Engine.
Sub-Process adalah jenis aktivitas dalam suatu
proses, namun juga dapat "dibuka" untuk
menunjukkan proses yang lebih rendah. Hal ini
berguna untuk proses dekomposisi atau general
process organization.
Aktivitas Panggilan adalah jenis aktivitas dalam
suatu proses. Aktivitas Panggilan menyediakan
tautan ke aktivitas yang dapat digunakan kembali:
misalnya, akan memanggil tugas ke Proses (lihat
gambar yang atas) atau Proses lainnya (lihat
gambar yang bawah).
BPMN Flow Description
Tabel 2. 24 Flow Description
Notasi Flow Description
42
Notasi Flow Description
Sequence flow diwakili oleh garis padat dengan
garis panah padat digunakan untuk menunjukkan
order (urutan) di mana aktivitas akan dilakukan
dalam diagram proses atau koreografi.
Message flow diwakili oleh garis putus-putus
dengan kepala panah terbuka dan digunakan
untuk menunjukkan aliran pesan antara dua
peserta proses terpisah (entitas bisnis atau peran
bisnis) yang mengirim dan menerimanya.
Asosiasi diwakili oleh garis putus-putus, yang
mungkin memiliki garis panah pada satu atau
kedua ujungnya, dan digunakan untuk mengaitkan
teks dan artefak lainnya dengan objek aliran.
Data Association diwakili oleh garis putus-putus
dengan garis panah dan digunakan untuk
mengaitkan data (elektronik atau nonelektronik)
dengan objek aliran. Asosiasi Data digunakan
untuk menunjukkan input dan output kegiatan.
BPMN Marker Description
Tabel 2. 25 Marker Description
Notasi Marker Description
Marker Loop digunakan untuk mewakili suatu
aktivitas yang akan dieksekusi beberapa kali
sampai kondisi terpenuhi. Kondisi tersebut dapat
divalidasi baik pada awal maupun akhir kegiatan
Marker Multi-Instance Paralel digunakan untuk
mewakili aktivitas yang dapat dieksekusi sebagai
beberapa instances yang dilakukan secara paralel.
Jumlah instances akan ditentukan melalui ekspresi
43
Notasi Marker Description
kondisi yang dievaluasi pada awal aktivitas.
Semua instances akan dimulai secara paralel dan
setiap instance memiliki parameter masukan yang
berbeda. Aktivitas secara keseluruhan selesai
setelah semua kasus selesai. Namun, ekspresi lain,
jika itu menjadi true, akan menghentikan semua
instances dan menyelesaikan aktivitas
Marker Multi-Instance sekuensial merupakan
aktivitas yang serupa dengan aktivitas Multi-
Instans Paralel, namun instances-nya akan
dijalankan secara berurutan. Instances kedua akan
menunggu sampai instances pertama selesai dan
seterusnya.
Adhoc Marker adalah simbol tilde dan digunakan
untuk menandai Sub-Process dimana pola urutan
normal idle dan aktivitasnya dapat dilakukan
sesuai urutan kebijaksanaan pengguna. Tugas
dapat dimulai kapan saja tanpa ketergantungan
langsung pada tugas-tugas lain.
Anotasi Marker adalah mekanisme bagi pemodel
untuk memberikan informasi teks tambahan
(yaitu, catatan) untuk pembaca diagram BPMN.
Anotasi dapat dihubungkan ke objek lain melalui
Asosiasi
BPMN Data Object Description
Tabel 2. 26 Data Object Description
Notasi Data Object Description
44
Notasi Data Object Description
Objek Data mewakili data yang digunakan
sebagai input dan output untuk aktivitas suatu
proses. Objek Data dapat mewakili objek tunggal
atau kumpulan objek
Input Data adalah input data eksternal untuk
keseluruhan proses. Ini adalah semacam
parameter masukan.
Output Data adalah hasil data dari keseluruhan
proses. Ini adalah jenis parameter output.
Data Store adalah tempat proses membaca atau
menulis data (misalnya database atau kabinet
arsip). Ini bertahan melampaui masa proses
instance.
Kumpulan Objek Data mewakili kumpulan
elemen data yang terkait dengan entitas data yang
sama (misalkan Daftar item pesanan).
BPMN Event Description
Tabel 2. 27 Event Description
Notasi Event Description
Start Events menunjukkan instance atau inisiasi
suatu proses atau Event Sub-Process dan tidak
memiliki arus deret yang masuk. Proses dapat
memiliki lebih dari satu Start Event, namun Event
Sub-Proses hanya memiliki satu Start Event.
Non-interrupting Start Events dapat digunakan
untuk memulai Event Sub-Process tanpa
mengganggu aliran proses utama.
45
Notasi Event Description
Intermediate Events menunjukkan sesuatu yang
terjadi atau mungkin terjadi selama proses
berlangsung, antara Start dan End. Intermediate
Catching Event dapat digunakan untuk
menangkap event trigger dan dapat berada dalam
aliran atau dilekatkan pada batas aktivitas.
Intermediate Throwing Event dapat digunakan
untuk melempar event trigger.
Non-Interrupting Boundary Event dapat
dilekatkan pada batas aktivitas. Saat dipicu, arus
akan dihasilkan, namun aktivitas sumbernya akan
terus dilakukan.
The End Event menunjukkan di mana jalur dalam
Proses akan berakhir. Proses bisa memiliki lebih
dari satu End. Proses berakhir saat semua jalur
aktif telah berakhir. End Events tidak memiliki
arus keluar.
Menerima pesan untuk memulai Proses atau di
tengah Proses, baik dalam arus atau dilekatkan
pada batas aktivitas.
Kirim pesan di tengah atau di akhir jalur Proses.
46
Notasi Event Description
Event Timer selalu catch type dan digunakan
untuk menandakan menunggu kondisi waktu
tertentu untuk mengevaluasi ke true, yang akan
memulai sebuah Proses, memulai Event Sub-
Proses, tunggu di tengah arus, atau tunggu sebagai
Boundary Event
Event Eskalasi menangani kondisi eskalasi,
memicu dimulainya Event Sub-Proses atau
Boundary Event.
Throw Escalation Event akan menyebabkan
kondisi eskalasi yang akan memicu catch Events.
Sebuah Link Event tidak memiliki arti penting
terkait bagaimana Proses dilakukan, namun
memfasilitasi proses pembuatan diagram.
Misalnya, menggunakan dua tautan yang saling
terkait sebagai alternatif long sequence flow.
Terdapat throwing link event sebagai "titik
keluar", dan catching link event sebagai "titik
masuk", dan kedua peristiwa ditandai sebagai
pasangan
Sebuah catch Error Event digunakan untuk
menangkap error dan mengatasinya. Event ini
hanya bisa digunakan sebagai permulaan Sub-
Proses Event atau sebagai Boundary Event.
Peristiwa ini dapat menangkap error yang
dilemparkan oleh throw Error Events atau
47
Notasi Event Description
kesalahan yang dilemparkan oleh sistem atau
layanan BPM yang digunakan oleh Proses.
Sebuah throw Error Event digunakan mengatur
error untuk ditangani. Event ini hanya dapat
digunakan sebagai End Event (yaitu, tidak pernah
sebagai Intermediate Event).
Cancel Event hanya dapat digunakan dalam
konteks transaksi. The Catch Cancel Event
digunakan sebagai Boundary Events untuk Sub-
proses transaksi, dan akan memicu roll back
transaksi (yaitu, aktivitas Sub-Proses).
Cancel Event hanya dapat digunakan dalam
konteks transaksi. The throw Cancel Events hanya
digunakan dalam Sub-proses transaksi.
Conditional Events digunakan untuk menentukan
apakah akan memulai (atau melanjutkan) hanya
jika kondisi tertentu true. Seperti Event Timer,
Event Kondisional hanya ada sebagai catching
event. Mereka dapat digunakan pada awal Proses
atau event Sub-Proses, di tengah arus, atau
sebagai Boundary Event.
Event Kompensasi digunakan untuk menangani
kompensasi dalam prosesnya. Peristiwa catching
compensation event dipicu sebagai Event Sub-
Process Start Event, atau sebagai Boundary Event.
Event Kompensasi digunakan untuk menangani
kompensasi dalam prosesnya. The throwing
Compensation Event dapat digunakan di tengah
atau akhir jalur Proses.
48
Notasi Event Description
Catching signal event digunakan untuk menerima
sinyal. Mereka adalah bentuk komunikasi generik
dan sederhana yang ada di dalam kolam (peserta
yang sama), melintasi kolam (peserta yang
berbeda), dan diseluruh diagram. Mereka dapat
digunakan pada awal Proses atau Event Sub-
Proses, di tengah arus, atau sebagai Boundary
Event.
Throwing signal event digunakan untuk mengirim
sinyal. Mereka adalah bentuk komunikasi generik
dan sederhana yang ada di dalam kolam (peserta
yang sama), melintasi kolam (peserta yang
berbeda), dan di seluruh diagram. Mereka dapat
digunakan di tengah atau akhir jalur Proses.
Multiple Event digunakan untuk meringkas
beberapa jenis Event dengan satu simbol. Event
dipicu jika salah satu dari jenis tersebut puas.
Mereka dapat digunakan pada awal Proses atau
Event Sub-Proses, di tengah arus, atau sebagai
Boundary Event.
Multiple Event digunakan untuk meringkas
beberapa jenis acara dengan satu simbol. Bila
event-nya yang tercapai, maka semua jenis event
dilempar. Mereka dapat digunakan di tengah atau
akhir jalur Proses.
Parallel multiple event digunakan untuk
meringkas beberapa jenis event dengan satu
simbol. Perbedaan antara event ini dan Multiple
Event adalah bahwa Multiple Paralel hanya dipicu
jika semua tipe tersebut terpuaskan. Mereka dapat
49
Notasi Event Description
digunakan pada awal Proses atau event Sub-
Proses, di tengah arus, atau sebagai Boundary
Event.
Terminate End Event adalah acara "stop
everything". Saat Endate End Event tercapai,
seluruh proses dihentikan, termasuk semua
aktivitas paralel.
BPMN Gateaway Description
Tabel 2. 28 Gateaway Description
Notasi Gateway Description
Gateways digunakan untuk mengontrol
bagaimana jalan proses bertemu dan menyimpang
dalam suatu proses.
Event Gateway, saat splitting, mengarahkan arus
hanya ke satu outgoing branch, berdasarkan
kondisi. Saat penggabungan, ia menunggu satu
cabang yang masuk untuk menyelesaikannya
sebelum melanjutkan arus. Gateway dapat
ditampilkan dengan atau tanpa tanda "X", namun
sifatnya sama.
The Inclusive Gateway, saat splitting,
memungkinkan satu atau lebih cabang diaktifkan,
berdasarkan kondisi. Semua cabang masuk yang
aktif harus selesai sebelum digabungkan.
Gateway Paralel, saat splitting, akan mengarahkan
arus ke semua cabang keluar. Saat penggabungan,
menunggu semua cabang menyelesaikannya
sebelum melanjutkan arus.
50
Notasi Gateway Description
Event Gateway selalu diikuti dengan catching
event atau menerima task. Aliran Proses dialihkan
ke event / tugas berikutnya yang terjadi lebih
dulu. Saat penggabungan, ia berperilaku seperti
Event Gateway.
Gateway ini dapat dikonfigurasi sedemikian rupa
sehingga bisa digunakan untuk memulai sebuah
Proses, berdasarkan peristiwa pertama yang
mengikutinya (lihat gambar di sebelah bawah).
Parallel Event Gateway hanya digunakan untuk
memulai sebuah Proses. Ini dikonfigurasi seperti
Gateway Peristiwa biasa, namun semua peristiwa
berikutnya harus dipicu sebelum instance proses
baru dibuat.
Gateway Kompleks mendefinisikan perilaku yang
tidak tertangkap oleh gateway lain. Ekspresi
digunakan untuk menentukan perilaku
penggabungan dan pemisahan.
B. Diagram BPMN
Pemodelan Proses Bisnis digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai
macam konfigurasi proses ke berbagai macam khalayak. Dengan demikian,
BPMN dirancang untuk mencakup banyak jenis pemodelan dan
memungkinkan pembuatan Proses Bisnis end-to-end. Elemen struktural
BPMN memungkinkan viewer dapat dengan mudah membedakan antara
bagian Diagram BPMN. Ada tiga tipe dasar submodel dalam lingkungan
pemodelan BPMN (Latva-Koivisto, 2001):
1. Proses (Orkestrasi), meliputi:
- Sebuah Proses Bisnis pribadi Non-executable (internal).
- Proses Bisnis Eksternal executable (internal).
51
- Proses Publik.
2. Koreografi.
3. Kolaborasi, yang dapat mencakup Proses dan / atau Koreografi.
- Tampilan Percakapan.
2.1.5 Metric Kompleksitas
Metric kompleksitas yang digunakan dalam mengukur kompleksitas
proses bisnis pada penelitian ini yaitu Cyclomatic, NOA(C/JS), CFC, CNC dan
Diameter. Cardoso et al memperkenalkan beberapa metric kompleksitas
sederhana yang diadaptasi dari software engineering. Berdasarkan metric
sederhana yang menghitung jumlah baris kode (LOC) program, Cardoso et al
mengajukan tiga metric (Cardoso et al., 2006):
- NOA : Jumlah aktivitas dalam proses
- NOAC : Jumlah aktivitas dan elemen control flow
- NOAJS : Jumlah aktivitas, join dan split
Untuk mengevaluasi bisnis proses, Cardoso memperkenalkan metrik
Control-Flow Complexity (CFC) yang meminjam ide dari kompleksitas
Cyclomatic McCabe (Cardoso et al., 2005). Metric ini menggunakan sejumlah
state yang diinduksi dari elemen control-flow dalam proses.
A. M. Latva-Koivisto (Koivisto, 2001) mengajukan metrik Coefficient of
Network Complexity (CNC) untuk bisnis proses. CNC merupakan metric yang
digunakan secara luas dalam jaringan analisis dan diajukan untuk mengukur
tingkat kompleksitas critical pass network. Cardoso et al. (Cardoso et al., 2006)
memberikan persamaan:
………………………………….. [7]
Selain beberapa metric yang telah disebutkan, penelitian ini juga
menggunakan metric sederhana yaitu diameter dari proses bisnis. Diameter
merupakan longest path dari node awal hingga node terakhir. Namun, (Koivisto,
52
2001) merekomendasikan Cyclomatic dalam menghitung kompleksitas karena
kelebihan dari Cyclomatic yaitu sebagai berikut:
- Cyclomatic menghasilkan good result sebagai modul pengukuran
kompleksitas perangkat lunak
- Validitas yang tinggi, karena kemungkinan pengukuran sangat sederhana
dalam menangkap isi kompleksitas graph
- Reliabilitas yang baik
- Kemudahan implementasi
- Independent terhadap ukuran
- Modularitas yang menjanjikan
2.1.6 Cyclomatic
Salah satu metric kompleksitas perangkat lunak untuk mengukur
kompleksitas program yaitu Cyclomatic complexity (CC), yang dikembangkan
oleh McCabe pada tahun 1976 (Tiwari and Kumar, 2014). Teori dasarnya adalah
semakin besar jumlah path suatu modul, semakin tinggi kompleksitasnya.
Cyclomatic complexity dihitung dengan menggunakan Control Flow Graph
(CFG), dihasilkan dari source code. Untuk membuat CFG, yaitu dengan membuat
simpul pada setiap statement dalam source code dan memberi nomor pada
masing-masing node, kemudian menghubungkan setiap node (ditunjukkan oleh
panah) berdasarkan flow-nya. Setelah itu, menghitung Cyclomatic complexity
dengan persamaan (4). Control Flow Graph digunakan untuk menunjukkan aliran
control dimana node merepresentasikan processing task (satu atau lebih kode
statement) dan edge/path merepresentasikan aliran control antar node (Tiwari and
Kumar, 2014).
Nilai Cyclomatic complexity harus tetap dibawah 10. Hal ini menunjukkan
kode yang terstruktur dengan baik dan ditulis dengan baik, kemampuan uji coba
yang tinggi, biaya dan usaha yang rendah untuk membangun dan memelihara.
Jika jumlah Cyclomatic complexity diatas 10, kode sumbernya rumit, memiliki
kemampuan uji rendah, serta biaya dan usaha yang tinggi untuk membangun dan
memelihara.
53
………………………… [6]
Dimana E = jumlah path-nya, N = jumlah node-nya
Pengukuran kompleksitas perangkat lunak dengan menggunakan
Cyclomatic complexity dapat dilakukan tidak hanya pada tahap koding. Ada
beberapa penelitian yang menggunakan Cyclomatic complexity untuk mengukur
kompleksitas perangkat lunak pada tahap desain (Chouhan et al., 2012),
(Boghdady et al., 2011), mengusulkan penggunaan activity diagram untuk
mengukur kompleksitas perangkat lunak dan menghasilkan test case perangkat
lunak dengan menggunakan kompleksitas siklo Cyclomatic complexity. (Nigam et
al., 2012) juga mengusulkan pendekatan yang sama tapi berbasis pada storyboard.
(Zapata et al., 2013) mengusulkan penggunaan flow graph untuk mengukur
kompleksitas dari sistem terstruktur dengan menggunakan Cyclomatic complexity.
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu
Subbab ini menjabarkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dibahas adalah kajian teori
yang telah dilakukan peneliti sebelumnya sehingga bisa ditemukan celah yang
nantinya akan diteliti lebih lanjut dan diharapkan dapat dilakukan penggalian
lebih mendalam dari penelitian-penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitan ini.
A. Modifikasi Faktor Kompleksitas Pada Metode Function Point untuk
Estimasi Harga Perangkat Lunak Terhadap Aplikasi Pelayanan Publik -
(Sari and Pribadi, 2018)
(Sari and Pribadi, 2018) pada penelitiannya yang berjudul A Modification
Complexity Factor in Function Points Method for Software Cost Estimation
Towards Public Service Application meneliti mengenai estimasi usaha dan
biaya perangkat lunak dengan pada 4 aplikasi layanan public. Dalam
penelitiannya terdapat dua fase yaitu pertama, mengelaborasi faktor
kompleksitas berdasarkan referensi metode lain (yaitu Use Case Point) dan
memetakan kebutuhan non-fungsional pada Term of References (TOR).
54
Kemudian fase kedua yaitu menghitung dan membandingkan usaha dan harga
dari original FPA sebelum dan sesudah memodifikasi faktor kompleksitasnya.
Peneliti memodifikasi faktor kompleksitas pada FPA sejumlah 14
aspek, 13 aspek teknis pada UCP, dan 16 kebutuhan non-fungsional
berdasarkan TOR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa FPA tanpa
modifikasi menghasilkan deviasi 10.45%, sedangkan FPA ynag dimodifikasi
memiliki deviasi lebih kecil yaitu 3.26. Artinya bahwa perbedaan anatar kedua
metode yaitu 7.19% lebih baik jika metode FPA memodifikasi faktor
kompleksitasnya dengan 16 item.
B. Komplesitas Cyclomatic untuk Menentukan Level Kompleksitas Produk
pada COCOMO II – (Subandri and Sarno, 2017)
(Subandri and Sarno, 2017) pada penelitiannya yang berjudul Cyclomatic
Complexity for Determining Product Complexity Level in COCOMO II
meneliti mengenai level kompleksitas produk pada COCOMO II dengan
menggunakan Cyclomatic Complexity. Input misjudgment pada suatu atribut
akan meyebabkan dampak yang besar terhadap estimasi effort. Saat ini level
kompleksitas produk diukur secara subyektif oleh pakar.
Peneliti mengajukan Cyclomatic yang merupakan pendekatan baru
untuk mengukur kompleksitas produk secara obyektif. Perhitungan cyclomatic
menggunakan UML activity diagram yang diperoleh dari software requirement
untuk menentukan level kompleksitas produk.
Gambar 2.5 menunjukkan transformasi diagram kedalam bentuk graph
untuk dapat dihitung menggunakan cyclomatic. Studi kasus yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu proyek perangkat lunak belanja online, dengan hasil
perhitungan cyclomatic sebesar 9. Nilai kompleksitas ini jika diterjemahkan
dalam kompleksitas produk dalam COCOMO II bernilai low.
55
Gambar 2. 5 Transformasi diagram ke graph
Untuk mengevaluasi keandalan pendekatan ini, hasilnya dibandingkan
dengan penilaian subjektif para pakar. Tiga pakar diminta untuk menilai
kompleksitas produk dari 20 proyek perangkat lunak. Hasilnya, ketiga pakar
tersebut memberikan penilaian berbeda terhadap 7 proyek. Untuk menemukan
alternatif penilaian terbaik, digunakan pendekatan MCDA. Setelah
mendapatkan nilai seragam, hasil Cyclometer dibandingkan dengan penilaian
pakar dengan menggunakan statistik kappa. Kesepakatan antara Cyclometer
dan peringkat pakar memiliki nilai kappa 0,78 yang ditafsirkan sebagai
moderat. Hal ini berarti bahwa Cyclometer dapat digunakan sebagai
pendekatan alternatif untuk menentukan kompleksitas produk di COCOMO II.
Penelitian selanjutnya, penelitu berencana untuk menggunakan basic flow of
requirement dalam dokumen SRS untuk menentukan peringkat kompleksitas
produk COCOMO II tanpa mengubahnya menjadi diagram aktivitas dan grafik
aliran control.
56
C. Implementasi Function Point Analysis dalam Mengukur Estimasi Volume
Sistem Perangkat Lunak Berorientasi Obyek dan Model Struktural pada
Sistem Akademik – (Pratiwi, 2013)
(Pratiwi, 2013) pada penelitiannya yang berjudul Implementation of Function
Point Analysis in Measuring the Volume Estimation of Software System in
Object Oriented and Structural Model of Academic System meneliti
pengukuran volume perangkat lunak dengan menggunakan dua pendekatan
pemodelan yaitu berorientasi obyek dan model structural. Pengukurannya
meliiputi beberapa tahap, dengan menjabarkan sistem informasi yang akan
disusun dalam bentuk model UML dan terstruktur. Kemudian model akan
dianalisis dengan menghitung Crude Function Points (CRP), Relative
Complexity Adjustment Factor (RCAF) dan kemudian menghitung FPA-nya.
FPA dapat digunakan sebagai alternative untuk mengukur volume
perangkat lunak berdasarkan kompleksitasnya, baik dari segi model
berorientasi obyek dan model terstruktur. Penggunakan FPA membutuhkan
pengalaman pakar profesional karena perhitungannya yang subyektif. Karena
perhitungannya berdasarkan representasi data processing FPA juga harus
didukung dengan data tambahan untuk memperkuat estimasi volume
perangkat lunak yang akan dikembangkan. FPA yang digunakan pada model
berorientasi obyek dan terstruktur tidak berbeda secara signifikan. Dimana
FPA berorientasi obyek sebesar 174.64 dan FPA model terstruktur sebesar
180.93. Sehingga dapat dikatakan pengukuran FPA menggunakan model
berorientasi obyek maupun model terstruktur cukup bagus untuk memberikan
ide hasil estimasi dari proses estimasi.
D. Usuluan Square Metric untuk Pengukuran Kompleksitas Model Proses
Bisnis - (Kluza and Nalepa, 2012)
(Kluza and Nalepa, 2012) dalam penelitiannya yang berjudul Proposal of
Square Metrics for Measuring Business Process Model Complexity meneliti
mengenai permasalahandalam menganalisa karakteristik pada model proses
bisnis dan mengukur kualitasnya menggunakan metric Square. Metric ini
mudah diinterpretasikan dan memberikan beberapa informasi dasar mengenai
57
struktur kompleksitas model. Metric yang diajukan akan digunakan dengan
model yang dibangun menggunakan BPMN.
Peneliti mengusulkan menggunakan ukuran dengan
mempertimbangkan elemen proses dan jumlahnya. Berdasarkan distribusi
jenis elemen proses, Durfee Square Metric (DSM), sedangkan untuk
memberikan representasi bentuk distribusi yang lebih akurat, peneliti
mengusulkan menggunakan Perfect Square Metrics (PSM). Baik DSM
maupun PSM dimaksudkan untuk mengukur secara bersamaan variasi dan
jumlah elemen proses. Ada beberapa keuntungan dari metrik yang diusulkan,
yaitu sangat intuitif bagi perancang (bilangan natural yang mudah ditafsirkan)
dan tidak terlalu rumit untuk dihitung. Selain itu, dapat dengan mudah
digunakan untuk mengukur model proses apa pun, khususnya untuk model
BPMN. Sebagai metrik dinyatakan mudah untuk menafsirkan bilangan asli
dan sangat intuitif. Dengan menggunakannya seseorang dapat memperoleh
informasi tentang kompleksitas struktural dari model proses bisnis. Penelitian
di masa depan akan fokus pada evaluasi praktis dari metrik yang diusulkan
dan penyesuaian untuk beragam kasus BP.
2.3 Profil Perusahaan
DTS (Dynamic Team Solution) awal didirikan atas inisiatif beberapa
mahasiswa aktif di jurusan Sistem Informasi ITS yang ingin membentuk sebuah
tim atau grup usaha dalam bidang Teknologi Informasi. DTS mulai beroperasi
pada pertengahan September 2011. Nama DTS kami pilih karena ingin
membangun sebuah tim kerja yang dinamis. Tim yang dinamis adalah tim yang
berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya untuk memberikan yang
terbaik atas kepercayaan yang telah customer berikan. Serta tim yang percaya diri,
tim yang para anggotanya menyadari kekuatannya dan menggunakannya untuk
mencapai visi perusahaan.
Saat ini CV. DTS (Dynamic Team Solution) merupakan Perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa pembuatan aplikasi dan website. Jasa yang ditawarkan
dapat membantu customer dalam melakukan branding secara online, sehingga
58
dengan begitu dapat membantu beberapa permasalahan customer dalam
memasarkan bisnisnya secara online.
Beberapa perusahaan, instansi pemerintah, organisasi menjadi partner
DTS. Adapun beberapa patner yang telah bekerjasama yaitu Pemerintah
Kabupaten Buton Utara, Dinas Komunikasi dan Informatika kota Surabaya,
Organisasi CIMSA Score Universitas Indonesia, Digital Printing Amanah,
Jurusan Perencanaan Wilayah Kota ITS Surabaya, Media Center ITS Surabaya,
Eureka TV ITS Surabaya, Association for Information System Indonesia
(AISINDO), Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HMSI) ITS Surabaya,
Klinik 3DClinic Mulyosari Surabaya, PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV)
Surabaya, Yayasan Pendidikan Al Falah Surabaya, PT. Voltech Kreasi
Engineering, Al ReyadaHIjra Hotel Malaysia, Toko Online Elana Malaysia,
Koperasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), EventEdukasi Universitas
Airlangga Surabaya, PT. Skema Energi Asia Jakarta Selatan, PilihTutormu.
2.3.1 Visi Misi Perusahaan
Visi dan misi DTS (Dynamic Team Solution) yaitu sebagai berikut:
Visi
Menjadi perusahaan yang terpercaya di bidang perencanaan dan pengembangan
sistem informasi di Indonesia.
Misi
Memperluas jaringan mitra kerja usaha di seluruh Indonesia.
Memberikan pelayanan yang kontinyu dan mengedepankan kualitas produk.
Menciptakan lingkungan kerja yang profesional, kompetitif, dan dinamis
dengan memegang teguh komitmen perusahaan.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tahapan penelitian yang dilakukan dari awal hingga
penelitian selesai. Secara garis besar, bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
tahapan dari penelitian dan waktu pengerjaan latihan.
3.1 Tahapan Penelitian
Gambar 3.1 menunjukkn tahapan penelitian yang digambarkan melalui
bagan:
Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian
60
Berikut penjelasan mendetail dari tahapan-tahapan penelitian yang ditunjukkan
pada gambar 3.1
3.1.1 Identifikasi Topik Penelitian
Topik suatu penelitian dimulai dari identifikasi isu yang terjadi untuk
mendapatkan informasi terkait topic penelitian. Sehingga dengan idetifikasi isu,
didapatkan latar belakang mengapa penelitian perlu dilakukan. Pada tahap ini,
peneliti mengangkat fenomena yang terjadi pada proses pengembangan dan
pengukuran perangkat lunak di Indonesia. Pada penelitian ini didapatkan temuan
bahwa kompleksitas proses bisnis setiap perangkat lunak berbeda-beda, sehingga
ukuran perangkat lunak juga dipengaruhi oleh faktor proses bisnis.
3.1.2 Studi Literatur
Studi literature dilakukan dengan mengumpulkan data, informasi dan teori-
teori yang mendukung penelitian. Selain itu juga mengulas penelitian terkait dan
metode yang dijadikan acuan dalam penelitian. Pemahaman studi literature
bertujuan untuk mengulas metode function point dan kompleksitas proses bisnis
yang mempengaruhi pengukuran perangkat lunak. Pembahasan studi literature
dituangkan pada kajian pusataka yang dijelaskan pada bab dua.
3.1.3 Penyusunan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, dan Batasan
Penelitian
Latar belakang penelitian disusun setelah dilakukan identifikasi fenomena
dalam pengembangan perangkat lunak dan penelitian sebelumnya. Sedangkan
rumusan masalah merupakan hasil dari indentifikasi masalah dengan merumuskan
permasalahan dalam penelitian. Kemudian tujuan penelitian ditetapkan uruh
menentukan arah penelitian. Kontribusi penelitian ditetapkan dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan bisnis sehingga dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya. Selain itu, diperlukan juga batasan
penelitian agar penelitian lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan.
Pembahasan dari ketiga poin ini dijabarkan pada bab satu.
61
3.1.4 Rancangan Sistematika Metode Penelitian
Penyusunan tesis ini memiliki kerangka berpikir yang sekaligus
menunjukkan sistematika metode penelitian. Langkah-langkahnya ditunjukkan
pada gambar 3.2
Gambar 3. 2 Sistematika Metode Penelitian
Keterangan:
EI : External Input TR : Transaction Rate
EO : External Output ODE : Online Data Entry
EQ : External Inquiry EUE : End User Efficiency
ILF : Internal Logic File OU : Online Update
EIF : External Interface File CP : Complex Process
UFP : Unadjusted Function Point REU : Reusability
AFP : Adjusted Function Point IE : Installation Ease
FP : Function Point OE : Operational Ease
DC : Data Communication MS : Multiple Sites
DDP : Distributed Data Processing FC : Facilitate Change
62
PF : Performance BPC : Business Process
Complexity
HUC : Heavily Used Configuration
Tahap-tahap untuk mendapatkan nilai dari function point yaitu menentukan
dan memberikan nilai pada data functional types dan data transaction types.
Selanjutnya menentukan nilai VAF diperoleh dari nilai TDI (Total Degree
Influence) dikalikan dengan 0.01 dan jumlahkan dengan 0.65. Nilai TDI diperoleh
dari penjumlahan skor 14 faktor kompleksitas atau General System Characteristic
(GSC) ditambah dengan kompleksitas proses bisnis yan merupakan faktor ke-15
dari GSC. Kompleksitas proses bisnis dimodelkan menggunakan BPMN
(Business Process Management Notation) dan dihitung menggunakan metric
komplekasitas seperti Cyclomatic, NOA(C/JS), CNC dan Diameter. Hasil dari
AFP merupakan nilai dari Function Point yang kemudian dikonversi dalam bentuk
rupiah agar didapatkan harga perangkat lunak. Tahap terakhir yaitu Pengujian
yang dilakukan dengan membandingkan harga perangkat lunak dengan Function
Point, Modifikasi Function Point dan Actual Cost-nya.
3.1.5 Rancangan Konseptual Model
Pada tahap perancangan konseptual model, peneliti menyusun kerangka
berpikir dengan memodelkan modifikasi metode function point. Metode function
point fokus pada pengukuran perangkat lunak, kemudian ditambahkan
kompleksitas proses bisnis pada 14 faktor kompleksitas function point. Sehingga,
kompleksitas proses bisnis menjadi faktor yang ke-15. Sedangkan proses bisnis
lebih fokus pada aktivitas kompleks yang ada didalamnya. Perancangan
konseptual model dituangkan dalam bentuk bagan konseptual model yang
dijabarkan pada bab empat.
3.1.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada sebuah penelitian dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2016). Jika dilihat dari
segi settingnya, data dikumpulkan pada setting alamiah, pada sebuah eksperimen
atau diskusi dan sebagainya. Sedangkan dari sumber datanya, pengumpulan data
dapat menggunakan sumber data primer yaitu sumber data yang langsung
63
memberikan data kepada pengumpul data dan data sekunder yang merupakan
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, atau
data sekunder dapat diperoleh melalui orang lain atau dokumen. Selanjutnya jika
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan literatur review (studi kepustakaan), observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan
gabungannya.
3.1.7 Analisis Data
Data yang dianalisis dapam penelitian ini yaitu berupa data kuantitattif dan
data kualitatif dari sumber data.
3.1.7.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari pengumpulan data dengan survey. Data
yang dihimpun yaitu data lima proyek pengembangan perangkat lunak yang
dikerjakan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengembangan
perangkat lunak. Selain itu, data kuantitatif lain yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu data nilai proyek pengembangan perangkat lunak dari lima proyek
perangkat lunak yang dipilih. Data tersebut dijadikan acuan untuk dibandingan
dengan harga proyek perangkat lunak yang dihitung menggunakan modifikasi dari
function point.
- Data Proyek Perangkat Lunak
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka terdapat 4 proyek
pengembangan perangkat lunak yang dikerjakan oleh suatu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pengembangan perangkat lunak. Berikut data-data
yang berhasil dihimpun ditunjukkan pada table 3.1
Nama Perusahaan : Dynamic Team Solution
Klien : Pemerintah Daerah XYZ
Tabel 3. 1 Daftar Proyek Pengembangan Perangkat Lunak
No Nama Proyek Perangkat Lunak Jenis Waktu
1 Tanda Daftar Industri Perizinan 2 Bulan
2 Izin Usaha Industri Perizinan 2 Bulan
3 Persetujuan Prinsip Perizinan 2 Bulan
64
No Nama Proyek Perangkat Lunak Jenis Waktu
4 Tanda Daftar Perusahaan Perizinan 4 Bulan
Sumber: Buku SKPL, 2013
Keterangan:
1. Nama Perangkat Lunak: Tanda Daftar Industri (TDId)
Aplikasi pelayanan public ini digunakan untuk melakukan pendaftaran
industry skala kecil dengan modal kurang dari Rp. 10 milyar. Aplikasi
perizinan ini dikelola oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
2. Nama Perangkat Lunak: Izin Usaha Industri (IUI)
Aplikasi pelayanan public ini digunakan untuk mendaftarkan usaha
industri skala besar dengan modal lebih dari Rp. 10 milyar. Aplikasi
perizinan ini dikelola oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
3. Nama Perangkat Lunak: Persetujuan Prinsip (PP)
Aplikasi pelayanan public ini digunakan untuk mendaftarkan usaha
industry yang belum beroperasi, sehingga masih dalam tahap
pembangunan pabrik. Aplikasi perizinan ini dikelola oleh Dinas
Perdagangan dan Perindustrian.
4. Nama Perangkat Lunak: Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Aplikasi pelayanan public ini digunakan untuk mendaftarkan segala jenis
usaha yang telah memiliki izin teknis, seperti TDId, IUI, PP, dan lain-lain.
Sehingga TDP merupakan legalitas yang wajib dimiliki setiap pengusaha.
Aplikasi perizinan ini dikelola oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
- Profil Informan
Nama : Faturrahman
Alamat : Perumahan GBR3 blok F.7 No. 3 Nggamprah Bandung
Barat
Jabatan : Project Manager merangkap sebagai System Analyst
Pengalaman : 3 tahun sebagai Project Manager dan Terakhir sebagai
Business Analyst di PT FIF Jakarta
Lulusan : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email : [email protected]
65
- Data Nilai Proyek
Seperti yang tercantum pada Kontrak dan Surat Perintah Kerja uang diberikan
kepada CV. Dynamic Team Solution, nilai nominal masing-masing proyek
ditunjukkan pada table 3.2
Tabel 3. 2 Nilai Proyek Perangkat Lunak
No Nama Proyek Perangkat Lunak Nilai Proyek (Rp)
1 Tanda Daftar Industri 44.300.000
2 Izin Usaha Industri 47.080.000
3 Persetujuan Prinsip 46.800.000
4 Tanda Daftar Perusahaan 91.500.000
Total 229.680.000
Sumber: Buku SKPL, 2013
- Data Personil Perusahaan
Data personil perusahaan meliputi posisi dan deskripsi pekerjaannya yang
ditunjukkan pada table 3.3
Tabel 3. 3 Data Personil Perusahaan
No Posisi Deskripsi Pekerjaan
1 Project Manager Melakukan perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
terhadap seluruh proyek yang dikerjakan
perusahaan.
2 Tester Menguji aplikasi yang telah dibangun oleh
Programmer yang mengacu pada dokumentasi
System Analyst
3 System Analyst Melakukan pengamatan lapangan dan menganalisis
hasil pengamatan menjadi suatu spesifikasi
kebutuhan pengguna dan desain antarmuka
perangkat lunak
4 Senior Programmer Mengeksekusi kode program sesuai dengan
kebutuhan perangkat lunak yang telah dianalisis
dengan tingkat keahlian yang tinggi
5 Junior Programmer Mengeksekusi kode program sesuai dengan
66
No Posisi Deskripsi Pekerjaan
kebutuhan perangkat lunak yang telah dianalisis
dengan tingkat keahlian yang cukup
6 Administrasi
Keuangan dan
Dokumentasi
Mengelola laporan keuangan perusahaan sesuai
dengan kaidah akuntansi dan perpajakan. Selain itu
melakukan pendokumentasian terhadap
kelengkapan dokumen proyek. Peran ini tidak
khusus mengelola kepegawaian, karena
rampingnya fungsi perusahaan.
Sumber: SK Direktur CV DTS, 2013
Besaran atau nominal gaji yang telah diterima tim proyek didapatkan dari standar
pengupahan yang diteliti oleh KellyService.co.id pada tahun 2013 yang
ditunjukkan pada table 3.4
Tabel 3. 4 Standar Gaji
No Nama Proyek Perangkat Lunak Pengalaman Nominal Upah (Rp)
1 Project Manager 3 tahun 7.000.000
2 Tester 1 tahun 4.000.000
3 System Analyst 2 tahun 4.000.000
4 Senior Programmer 3 tahun 5.000.000
5 Junior Programmer 1 tahun 3.000.000
6 Administrasi Keuangan dan
Dokumentasi 1 tahun 2.000.000
Sumber: (KellyServices, 2013)
3.1.7.2 Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperlukan yaitu alur prosedur setiap perangkat yang
telah dirancang oleh analis sistem dalam bentuk diagram UML. Selain itu data
lainnya yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, penulis memperoleh data-data yang kualitatif sesuai
dengan Buku Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (DTS, 2013). Data
kualitatif tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Alur prosedur setiap kelompok yang telah dirancang oleh analis system
2. Perbedaan kelompok aktivitas yang telah dirumuskan oleh (Shaleh, 2011)
67
3. Data pendukung lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan akan
diintergrasikan dengan perangkat lunak
3.1.8 Implementasi
Pada tahap ini merupakan implementasi dari metode penelitian yang disusun
pada bab tiga. Konsep model yang telah dikonstruk pada bab empat, selanjutnya
akan dilakukan perhitungan dengan metode function point beserta modifikasinya.
3.1.9 Pengujian
Pengujian dilakukan setelah perhitungan estimasi biaya function point dan
modifikasinya didapatkan. Selanjutnya penulis akan melakukan pengujian
validitas dengan membandingkan perhitungan biaya berdasarkan function point
dan modified function point dengan realisasi biaya perusahan.
3.1.10 Hasil Penelitian
Pada tahap penyusunan hasil atau pembahasan, hasil dari implementasi dan
pengujian yang telah tervalidasi digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
3.1.11 Penyusunan Kesimpulan dan Saran
Tahap akhir dalam penelitian ini yaitu menganalisis dan membahas
temuan keseluruhan dalam penelitian, terkait dengan hasil implementasi dan
pengujian yang diperoleh. Tahap penyusunan kesimpulan dilakukan dengan
menelaah secara keseluruhan terhadap apa yang telah dilakukan pada penelitian
ini. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil studi literatur, sistematika metode
penelitian, impelementasi, pengujian dan penyusunan hasil yang diperoleh dari
pengukuran baiya perangkat lunak menggunakan FPA yang telah dimodifikasi
dengan menambahkan proses bisnis pada faktor kompleksitasnya. Selain itu pada
tahapan ini, peneliti memberikan saran untuk peluang penelitian yang akan
datang.
3.2 Manualisasi
Pada subbab ini berisi mengenai manualisasi perhitungan metode function
point, modifikasi dari metode function point dan estimasi biaya.
68
3.2.1 Perhitungan Function Point
Perhitungan function point merupakan komponen utama dalam menentukan
harga perangkat lunak yang dikembangkan. Hasil akhir dari perhitungan ini yaitu
merupakan ukuran dari perangkat lunak yang dihitung. Untuk memperoleh ukuran
dari perangkat lunak, langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung Unadjusted Fuction Point (UFP)
UFP merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran dari
perangkat lunak yang dikembangkan. Nilai dari UFP diperoleh dengan
menentukan tipe fungsi pengguna dan bobot kompleksitanya. Langkah
pertama yaitu, melakukan identifikasi pada fungsi-fungsi yang digunakan
sebagai parameter perhitungan pada perangkat lunak dengan menggunakan
pendekatan Use Case Diagram (ditunjukkan pada Lampiran A.1 dan A.2).
Langkah kedua, menentukan pengklasifikasian pada tipe fungsi
pengguna berdasarkan pada karakteristik kompleksitas yang dimiliki
dengan pendekatan Use Case Diagram, elemen fungsi meliputi Internal
Logical File (ILF), External Interface File (EIF), External Input (EI),
External Output (EO dan External Inquery (EQ) yang ditunjukkan pada
lampiran A.1 dan A.2 (Marthaler, 2005).
Langkah ketiga, pada setiap fungsi yang telah dikelompokkan lalu
diberi bobot sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, dalam penentuan
bobot kompleksitas Function Point meliputi Data Element Type (DET),
Record Element Type (RET) dan File Type Reference (FTR). Bobot
kompleksitas tiap elemen fungsi disajikan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel
2.3 dan Tabel 2.4. Perhitungan UFP ditunjukkan pada tabel
Tabel 3. 5 Manualisasi UFP
Tipe
Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EI 17 3 51 3 4 12 4 6 24 87
EO 5 4 20 1 5 5 0 7 0 25
EQ 5 3 15 0 4 0 1 6 6 21
ILF 5 7 35 2 10 20 0 15 0 55
69
Tipe
Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EIF 2 5 10 0 7 0 0 10 0 10
Total Unadjusted Function Point 198
Pada kolom count merupakan jumlah elemen proses pada Use Case
Diagram yang dipetakan berdasarkan level kompleksitasnya yaitu low,
averae dan high. Pemetaan tersebut berdasarkan pada DET, RET dan FTR
seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2. Sedangkan weighting factor
merupakan konstanta yang nantinya akan dikalikan dengan jumlah proses
setiap level kompleksitas (kolom „count‟). Hasil perkalian pada kelima
komponen disajikan dalam kolom point. Sedangkan nilai dari UFP
merupakan total keseluruhannya.
Tabel merupakan contoh perhitungan pada proyek Tanda Daftar
Industri (TDId). Pada komponen EI (Eksternal Input) terdapat 24 proses
yang masing dipetakan menjadi: 17 proses pada level low, 3 proses pada
level average dan 4 proses pada level high. Masing – masing level
dikalikan dengan konstanta, yaitu 17 x 3 = 51, 3 x 4 = 12, dan 4 x 6 = 24.
Perhitungan tersebut berlaku pada komponen lainnya, namun dikalikan
dengan konstanta yang sesuai. Nilai UFP merupakan total nilai secara
keseluruhan pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu bernilai 198.
2. Menghitung Total Degree Influence (TDI)
Untuk memperoleh nilai atau score dari Total Degree Influence, 14
General System Characteristics (GSC) merupakan standar yang digunakan
untuk memperkirakan dampak pada produktivitas yang berkaitan dengan
berbagai masalah teknis pada proyek perangkat lunak (disajikan pada tabel
2.5). Setiap faktor diberikan bobot atau skor berdasarkan dampak relative
pada faktor tersebut.
Selanjutnya, System Analyst memberikan penilaian pada ke-14 faktor
dengan menggunakan skor 0 sampai 5. Kriteria pembobotannya
ditunjukkan padda Tabel 2.6 – 2.19 dalam Bab 2. Skor 0 mengindikasikan
70
bahwa faktor tidak relevan, skor 3 mengindikasikan bahwa faktor
memiliki pengaruh moderat ketika faktor dalam keraguan dan skor 5
mengindikasikan bahwa faktor tersebut sangat penting untuk
pengembangan proyek. Ke-14 faktor yang telah diberikan skor, kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh nilai Total Degree Influence. Contoh
perhitungan Total Degree Influence (TDI) pada proyek Tanda Daftar
Industri (TDId) ditunjukkan pada tabel
Tabel 3. 6 Manualisasi TDI
No Characterictics Project
TDId
1 Data Communication 5
2 Distributed data processing 4
3 Performance 4
4 Heavily used configuration 2
5 Transaction rate 1
6 On-line data entry 5
7 End-user efficiency 5
8 On-line update 4
9 Complex processing 3
10 Reusability 5
11 Installation ease 5
12 Operational ease 3
13 Multiple sites 5
14 Facilitate change 3
Total Degree of Influence = 54
Pada kolom Characteristic merupakan 14 faktor GSC sedangkan pada
kolom TDId merupakan skor pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId).
Contoh skor pada Data Communication, dalam menentukan skornya harus
berdasarkan dengan kriteria yang ditunjukkan pada Tabel 2.6. Faktor Data
Communication memperoleh skor sebesar 5 (berpengaruh secara
keseluruhan) sehingga sesuai dengan kriteria “Aplikasi lebih dari sekedar
front-end, dan mendukung lebih dari satu jenis protokol komunikasi TP”
(pada Tabel 2.6)
3. Menghitung Nilai Value Adjustment Factor (VAF)
71
Nilai Value Adjustment Factor diperoleh menggunakan persamaan [3].
Contoh perhitungan VAF pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu:
= 54 * 0.01 + 0.65
= 1.19
Sehingga nilai VAF pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu
1.19. Nilai tersebut diperoleh dari Total Degree Influence dengan nilai 54
dikalikan dengan 0.01 dan dijumlahkan dengan 0.65.
4. Menghitung Adjusted Funtion Point (AFP)
Perhitungan terakhir dari Function Point adalah AFP, dimana AFP
merupakan nilai Function Point sekaligus sebagai ukuran dari proyek yang
dihitung. Nilai AFP diperoleh dengan menggunakan persamaan [1].
Contoh perhitungan AFP pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu:
= 198 * 1.19
= 235.62
Sehingga nilai AFP atau ukuran dari proyek Tanda Daftar Industri
(TDId) yaitu 235.62 FP (Function Point). Nilai tersebut diperoleh dari
Unadjusted Function Point dengan nilai 198 dikalikan dengan nilai dari
Value Adjustment Factor dengan nilai 1.19.
Tahap peritungan function point dari perhitungan UFP hingga AFP berlaku
pada 3 proyek lainnya, yaitu Ijin Usaha Industri (IUI), Persetujuan Prinsip (PP),
dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
3.2.2 Perhitungan Modified Function Point
Perhitungan Modified Function Point pada umumnya serupa dengan
perhitungan FPA biasa, modifikasinya terletak pada perhitungan Total Degree
Influence (TDI). Nilai TDI diperoleh dari penjumlahan 14 faktor General System
Characteristic (GSC). Modifikasi dilakukan dengan menambahkan 1 faktor yaitu
Kompleksitas Proses Bisnis yang menjadi faktor ke 15 dalam GSC. Tahap
perhitugan Modified Function Point yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung Unadjusted Fuction Point (UFP)
72
Perhitungan Unadjusted Function Point (UFP) serupa dengan UFP
pada Original Function Point, karena proses modifikasi tidak dilakukan
pada tahap ini. Sehingga Nilai UFP pada proyek Tanda Daftar Industri
(TDId) tetap sama yaitu bernilai 198, begitu juga pada 3 proyek lainnya.
2. Menghitung Total Degree Influence (TDI)
Untuk memperoleh nilai atau score dari Total Degree Influence tetap
menggunakan cara yang sama yaitu dengan menjumlahkan 14 faktor
General System Caracterictis (GSC). Begitu pula dengan penambahan
faktor Kompleksitas Proses Bisnis. Penilaian pada ke-14 faktor dengan
menggunakan skor 0 sampai 5 dilakukan secara subyektif oleh System
Analyst. Kriteria pembobotannya ditunjukkan pada Tabel 2.6 – 2.19 dalam
Bab 2. Sedangkan faktor ke-15 ditentukan secara kuantitatif dengan
perhitungan, langkahnya yaitu sebagai berikut.
Langkah pertama, menghitung nilai dari Kompleksitas Proses Bisnis
dengan menggunakan metric kompleksitas berdasarkan BPMN (Business
Process Management Notation) yang ditunjukkan pada Lampiran B.1.
Gambar 3. 3 Manualisasi Proses Bisnis Login
Penentuan kompleksitas proses bisnis berdasarkan pada BPMN,
gambar adalah contoh diagram BPMN pada proses bisnis menu Login.
73
Dari gambar tesebut kompleksitas proses bisnis dihitung dengan beberapa
metric yaitu ditunjukkan pada Tabel
Tabel 3. 7 Manualisasi Kompleksitas Proses Bisnis
Metric Rumus Menu
Login
Cyclomatic Edge - Node + 2 2
NOA Jml activites 6
NOAC=NOAJS Jml activites and
control flow 9
CNC Edge/jml acivities join
split 1
Diameter Longest path from start
to end node 8
Perhitungan metric kompleksitas juga berlaku pada 7 proses bisnis
yang lain. Pada penelitian ini keempat proyek memiliki proses bisnis yang
sama, namun berbeda pada proses bisnis ke-5 yaitu Pemohonan Baru pada
proyek Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Pada Tabel menunjukkan
perhitungan kompleksitas proses bisnis pada proyek TDI, IUI, dan PP.
Tabel 3. 8 Manualisasi Metric Kompleksitas Proses Bisnis pada TDID, IUI dan PP
Metric Proses Bisnis
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8
Cyclomatic 2 1 1 2 2 2 3 1 14
NOA 6 4 4 5 17 8 8 4 56
NOAC=NOAJS 9 6 6 8 22 11 11 6 79
CNC 1 0.83 0.83 1 1 1 0.92 0.83 7.42
Diameter 8 6 6 7 19 10 10 6 72
Tabel menunjukkan hasil perhitungan kompleksitas proses bisnis pada
proyek TDP.
Tabel 3. 9 Manualiasi Mteric Kompleksitas Proses Bisnis pada TDP
Metric Proses Bisnis
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8
Cyclomatic 2 1 1 2 4 2 3 1 16
74
Metric Proses Bisnis
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8
NOA 6 4 4 5 19 8 8 4 58
NOAC=NOAJS 9 6 6 8 25 11 11 6 82
CNC 1 0.83 0.83 1 1.08 1 0.92 0.83 7.50
Diameter 8 6 6 7 21 10 10 6 74
Dimana kode proses bisnisnya yaitu:
1) Login
2) Profil Usaha
3) Mutasi Keluar
4) Penutupan
5) Permohonan Baru
6) Perpanjangan
7) Perubahan
8) Status perijinan
Langkah kedua, mengkonversi nilai kompleksitas masing-masing
proyek dalam bentuk range nilai agar menyesuaikan dengan 14 faktor
lainnya. Konversi nilai dilakukan dengan menggunakan metode FiveBox
yang ditemukan oleh Ferdinand (Ferdinand, 2006). Perhitungan Five Box
Method yaitu range nilai tertinggi dengan nilai terendah dari nilai
kompleksitas dibagi 5 (karena terdapat 5 skala) dan hasilnya sebagai range
nilai antar skala. Contoh pada metric Cyclomatic range nilai tertinggi yaitu
16 dan nilai terendahnya yaitu 14. Kedua nilai tersebut memiliki range
sebesar 2, kemudian untuk menentukan range nilai antar skala dihitung
dengan range/5 = 2/5 = 0.4. Nilai ini merupakan range antar skala 1
sampai 5. Hasilnya ditunjukkan pada kolom skala pada Tabel.
Tabel 3. 10 Manualisasi Konversi Kompleksitas Menjadi Skala
Metric Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah Range
Range
Skala Skala
Cyclomatic 16 14 2 2/5 = 0.4 14 – 14.4 = 1
75
Metric Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah Range
Range
Skala Skala
14.5 – 14.9 = 2
15 – 15.4 = 3
15.5 – 15.9 = 4
16 – 16.4 = 5
NOA 58 56 2 2/5 = 0.4
56 – 56.4 = 1
56.5 – 56.9 = 2
57 – 57.4 = 3
57.5 – 57.9 = 4
58 – 58.4 = 5
NOAC/JS 82 79 3 3/5 = 0.6
79 – 79.6 = 1
79.7 – 80.3 = 2
80.4 – 81 = 3
81.1 – 81.7 = 4
81.8 – 82.4 = 5
CNC 7.5 7.4 0.1 0.1/5 =
0.02
7.42 – 7.436 = 1
7.437 – 7.453 = 2
7.454 – 7.470 = 3
7.471 – 7.487 = 4
7.488 – 7.504 = 5
Diameter 74 72 2 2/5 = 0.4
72 – 72.4 = 1
72.5 – 72.9 = 2
73 – 73.4 = 3
73.5 – 73.9 = 4
74 – 74.4 = 5
Langkah ketiga yaitu menentukan masing-masing nilai kompleksitas
keempat proyek masuk pada skala 1, 2, 3, 4 atau 5. Contohnya pada metric
Cyclomatic, nilai TDId, IUI dan PP yaitu 14 sehingga ketiga proyek
tersebut termasuk dalam skala 1. Sedangkan proyek TDP dengan nilai 16
masuk pada skala 5. Tabel menunjukkan hasil nilai kompleksitas proses
bisnis per proyek
76
Tabel 3. 11 Manualisasi Nilai Kompleksitas Proses Bisnis per Proyek
Metric
Nilai
TDId, IUI, PP TDP
Cyclo 14 16
NOA 56 58
NOAC(JS) 79 82
CNC 7.42 7.50
Diameter 72 74
Berdasarkan Tabel skala proyek TDId, IUI, PP, dan TDP masing-
masing beserta nilai Total Degree Influence ditunjukkan pada Tabel
Tabel 3. 12 Skala per Proyel
No Characterictics Project
TDI IUI PP TDP
1 Data Communication 5 5 5 5
2 Distributed data processing 4 4 4 5
3 Performance 4 3 5 4
4 Heavily used configuration 2 3 3 3
5 Transaction rate 1 1 0 1
6 On-line data entry 5 5 5 5
7 End-user efficiency 5 4 5 5
8 On-line update 4 3 4 3
9 Complex processing 3 4 3 4
10 Reusability 5 5 4 5
11 Installation ease 5 4 4 3
12 Operational ease 3 4 3 4
13 Multiple sites 5 5 4 5
14 Facilitate change 3 4 3 4
15 Business Process Complexity 1 1 1 5
Modified Total Degree of Influence
= 55 55 53 61
Meski menggunakan metric kompleksitas yang berbeda, namun kelima
metric memperoleh hasil yang sama pada keempat proyek. Peneliti
memilih menggunakan metric Cyclomatic dengan alasan yang telah
disebutkan pada subbab 2.1.4.
77
3. Menghitung Nilai Value Adjustment Factor (VAF)
Nilai Value Adjustment Factor diperoleh menggunakan persamaan [3].
Contoh perhitungan VAF pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId)
setelah dilakukan modifikasi pada General System Characteristic yang
merubah nilai TDI yaitu:
= 55 * 0.01 + 0.65
= 1.2
Sehingga nilai VAF pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu
1.2. Nilai tersebut diperoleh dari Total Degree Influence dengan nilai 55
karena setelahh dimodifikasi faktor ke-15 masuk dalam skala 1. Hasil TDI
yang telahh dimodifikasi dikalikan dengan 0.01 dan dijumlahkan dengan
0.65.
4. Menghitung Adjusted Funtion Point (AFP)
Perhitungan nilai AFP serupa dengan Original Function Point, yaitu
diperoleh dengan menggunakan persamaan [1]. Contoh perhitungan AFP
pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu:
= 198 * 1.2
= 237.6
Sehingga nilai AFP atau ukuran dari proyek Tanda Daftar Industri
(TDId) yaitu 237.6 FP (Function Point).
3.2.3 Estimasi Biaya
Beberapa tahap dalam melakukan estimasi biaya yaitu menentukan aktivitas
proyek perangkat lunak yang dikembangkan, distribusi persentase per aktivitas,
effort per proyek, effort per aktivitas, pay rate masing-masingtim proyek, dan
menentukan cost per aktivitas. Langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung Effort per Proyek
Untuk mengubah nilai Function Point atau ukuran perangkat lunak
menjadi effort, nilai FPA harus dikalikan dengan Effort Rate (ER) yaitu
78
8.2 man-hours dengan menggunakan persamaan [4]. Contoh perhitungan
effort per proyek pada proyek Tanda Daftar Industri (TDId) yaitu:
Effort = FPA x ER
= 235.62 X 8.2
= 1932.084
Hasil perhitungan effort per proyek dari keempat proyek yaitu ditunjukkan
pada Tabel
Tabel 3. 13 Manualisasi Effort per Proyek
Nama Proyek Function
Point ER Effort
TDI 235.62 8.2 1932.084
IUI 253.47 8.2 2078.454
PP 250.38 8.2 2053.116
TDP 229.9 8.2 1885.18
2. Menentukan Effort per Aktivitas
Nilai effort per aktivitas digunakan untuk mengetaui aktivitas yang
digunakan untuk melengkapi proyek pengembangan perangkat lunak.
Dalam penelitian ini menggunakan daftar aktivitas yang disediakan oleh
Primandari (Primandari, 2015) beserta persentase distribusi effort per
aktivitasnya yang ditunjukkan pada Tabel
Tabel 3. 14 Manualisasi Distribusi Effort per Aktivitas
No Activity % Project Name (Person-hours)
TDI IUI PP TDP
Software Development phase
1 Requirements 1.17% 22.6 24.3 24.0 22.1
2 Specifications 6.75% 130.4 140.3 138.6 127.2
3 Design 5.57% 107.6 115.8 114.4 105.0
4 Implementation 55.65% 1075.2 1156.7 1142.6 1049.1
5 Integration
Testing 6.42% 124.0 133.4 131.8 121.0
6 Acceptance &
deployment 5.60% 108.2 116.4 114.97 105.6
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 2.55% 49.3 53.0 52.4 48.1
79
No Activity % Project Name (Person-hours)
TDI IUI PP TDP
8 Configuration
management 3.58% 69.2 74.4 73.5 67.5
9 Quality assurance 0.66% 12.8 13.7 13.6 12.4
10 Documentation 9.76% 188.6 202.9 200.4 183.99
11 Training &
support 0.62% 11.97 12.9 12.7 11.7
12 Evaluation &
testing 1.67% 32.3 34.7 34.3 31.5
Total 100.00% 1932.1 2078.5 2053.1 1885.2
Untuk memperoleh nilai effort per aktivitas yaitu dengan mengalikan
persentase effort per aktivitas dengan nilai effort per proyek. Contoh
perhitungan pada proyek TDId pada aktivitas requirement yaitu:
Effort per aktivitas = Disribusi Efforti (%) x Effort per Proyek
= 1.17% x 1932.084
= 22.6
(i) Aktivitas ke 1 – 12
Perhitungan tersebut berlaku hingga ke-12 aktivitas pada masing-masing
proyek dan jika dijumlahkan akan menghasilkan nilai yang serupa dengan
effort per proyek.
3. Pay Rate per Posisi Tim Proyek
Pay rate diperoleh dari pay rate yang diterapkan di suatu Negara. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan pay rate yang dirilis oleh KellyService
(KellyService, 2013) dan Inkindo (Inkindo, 2013) untuk index region. Pay
rate untuk masing-masing posisi dalam tim proyek yaitu ditunjukkan pada
Tabel
Tabel 3. 15 Pay Rate per Tim Proyek
Position in
project team
Minimum
requirement
Person
Month Rate
(PMR)
Person
Week Rate
(PWR)
Person
Day
Rate
(PDR)
Person
Hours
Rate
(PHR)
Project
manager
minimal
undergraduate
and experience ≥
3 years
7,000,000 1,707,317 85,366 13,872
80
Position in
project team
Minimum
requirement
Person
Month Rate
(PMR)
Person
Week Rate
(PWR)
Person
Day
Rate
(PDR)
Person
Hours
Rate
(PHR)
System
analyst
minimal
undergraduate
and experience >
1 years
4,000,000 975,610 48,780 7,927
Software
Tester
Experience 1-2
years 4,000,000 975,610 48,780 7,927
Senior
Programmer
Experience 1-2
years 5,000,000 1,219,512 60,976 9,909
Junior
Programmer
Experience 1-2
years 3,000,000 731,707 36,585 5,945
Documenter Experience 1-2
years 2,000,000 487,805 24,390 3,963
Pada table merupakan gaji yang diperoleh dari setiap posisi dalam team
pengembang proyek. Gaji masing-masing team dibagi menjadi gaji per
bulan (PMR), per minggu (PWR), per hari (PDR) dan per jam (PHR) yang
dihitung menggunakan persamaan [5]. Contoh perhitungan pay rate untuk
posisi Project Manager yaitu Person Month Rate (PMR) dengan pay rate
Rp. 7.000.000. Untuk memperoleh Person Week Rate (PWR) dengan
persamaan [5] yaitu Rp. 7.000.000 / 4.1 = 1,707,317. Person Day Rate (PDR)
diperoleh dengan rumus PDR = (PMR / 22) x 1.1, sehingga untuk Project
Manager yaitu PDR = (1,707,317 / 22) x 1.1 = 85,366. Akhirnya Person Hour
Rate diperoleh dengan menggunakan formula PHR = (PDR / 8) x 1.3 [5],
sehingga PHR = 13,872 (ditunjukkan pada Tabel baris ke-1).
4. Cost Per Aktivitas
Cost atau biaya per aktivitas diperoleh dengan menggunakan persamaan
Effort per activitas x pay rate x index, dimana pay rate yang digunakan
berdasarkan pada PHR (Person Hour Rate)
Tabel 3. 16 Manualisasi Cost per Aktivitas
No Activities
Pay Rate
(IDR/hour)
index=1
Project ID (IDR)
TDI IUI PP TDP
Index 1.02 1.02 1.02 1.02
81
No Activities
Pay Rate
(IDR/hour)
index=1
Project ID (IDR)
TDI IUI PP TDP
Index 1.02 1.02 1.02 1.02
Software Development phase
1 Requirements 52,020 1,199,451 1,290,318 1,274,588 1,170,332
2 Specifications 52,020 6,919,908 7,444,143 7,353,393 6,751,917
3 Design 52,020 5,710,205 6,142,797 6,067,911 5,571,582
4 Implementation 22,591 24,775,749 26,652,700 26,327,783 24,174,284
5 Integration
Testing 19,322 2,444,631 2,629,830 2,597,770 2,385,284
6 Acceptance &
deployment 19,322 2,132,388 2,293,933 2,265,968 2,080,622
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 63,910 3,211,701 3,455,012 3,412,893 3,133,733
8 Configuration
management 52,020 3,670,114 3,948,153 3,900,022 3,581,017
9 Quality
assurance 19,322 251,317 270,356 267,061 245,216
10 Documentation 8,620 1,657,995 1,783,601 1,761,857 1,617,745
11 Training &
support 10,305 125,912 135,450 131,176 122,855
12 Evaluation &
testing 19,322 635,909 684,084 675,744 620,471
Total
52,735,280 56,730,377 56,036,165 51,455,059
Pay rate pada table merupakan pay rate dengan index = 1 yang
berdasarkan pada (Inkindo, 2013) merupakan payrate yang diterapkan di Jakarta,
sementara di provinsi lain pay rate harus dikalikan dengan index provinsi yang
sesuai. Karena proyek ini dikembangakan di Surabaya, maka index untuk provinsi
Jawa Timur yaitu 1.02. Contoh perhitungan aktivitas requirement pada proyek
TDId yaitu
Cost per Activities = Effort per activitas x pay rate (index=1) x index
= 22.6 x 52,020 x 1.02
82
= 1,199,451.
Perhitungan tersebut berlaku pada seluruh aktivitas pada masing-masing proyek.
Hasil dari perhitungan ini yaitu merupakan harga pokok produksi dari masing-
masing proyek perangkat lunak.
3.3 Timeline Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih
5 (lima) bulan, yaitu dari bulan Februari hingga Juni 2018. Rincian rencana
kegiatan penelitian ditunjukkan pada table 3.1:
Tabel 3. 17 Timeline Penelitian
Nama Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Identifikasi Topik
Penelitian
Studi Literatur
Penyusunan Latar
Belakang,
Perumusan
Masalah, Tujuan,
dan Batasan
Rancangan
Sistematika
metode penelitian
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Implementasi
Pengujian
Penyusunan Hasil
dan pembahasan
Penyusunan
Kesimpulan
Pembuatan
Laporan
83
BAB IV
KONSEPTUAL MODEL
Pada bab ini menjabarkan model konseptual modifikasi metode function
point dengan kompleksitas proses bisnis. Metode function point fokus pada
pengukuran perangkat lunak, kemudian ditambahkan kompleksitas proses bisnis
pada 14 faktor kompleksitas function point. Sehingga, kompleksitas proses bisnis
menjadi faktor yang ke-15. Sedangkan proses bisnis lebih fokus pada aktivitas
kompleks yang ada didalamnya.
4.1 Konseptual Model
Konseptual model modifikasi function point dengan kompleksitas proses
bisnis berawal dari kerangka berpikir yang ditunjukkan pada gambar 4.1
Gambar 4. 1 Konseptual Model
84
Tahap-tahap untuk mendapatkan nilai dari function point yaitu menentukan
nilai UFP (Unadjusted Function Point) yang diperoleh dari pembobotan lima
komponen fungsional sistem yaitu EI (External Input), EO (External Output), EQ
(External Inquiry), ILF (Internal Logic File), dan EIF (External Interface File).
Langkah selanjutnya yaitu menentukan nilai AFP (Adjusted Function Point) yang
diperoleh dari perkalian UFP (Unadjusted Function Point) dengan VAF (Value
Adjustement Factor). Nilai VAF diperoleh dari nilai TDI (Total Degree Influence)
dikalikan dengan 0.01 dan jumlahkan dengan 0.65. Nilai TDI diperoleh dari
penjumlahan skor 14 faktor kompleksitas atau Geberal System Characteristic
(GSC). Pada penelitian ini GSC inilah yang akan dimodifikasi dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis dan menjadi faktor ke-15 dari GSC.
Namun berbeda dengan keempatbelas faktor lainnya, kompleksitas proses bisnis
dimodelkan menggunakan BPMN (Business Process Management Notation).
Sedangkan nilainya dihitung menggunakan metric komplekasitas seperti
Cyclomatic, NOA(C/JS), CNC dan Diameter. Hasil dari AFP merupakan nilai
dari Function Point. Kemudian nilai FP tersebut dikonversi dalam bentuk rupiah
agar didapatkan harga perangkat lunak yang dihitung dan dilakukan pengujian.
Pengujian yang dilakukan yaitu dengan membandingkan harga perangkat lunak
dengan Function Point, Modifikasi Function Point dan Actual Cost-nya.
4.2 Function Point
Perhitungan ukuran perangkat lunak secara keseluruhan menggunakan
metode function point. Bagian yang dimodifikasi atau dikalibrasi dengan
kompleksitas proses bisnis yaitu pada General System Characteristics (GSC).
Peneliti memodifikasi Function Point dengan menambahkan Kompleksitas proses
bisnis pada GSC (General System Characterictics) karena pembobotan atau
scoring level kompleksitas masih ditentukan secara subyektif oleh pakar,
pendekatan ini menjadi tidak akurat karena dipengaruhi oleh emosi, opini, dan
pengalaman pakar. Peneliti bermaksud mengevaluasi GSC secara kuantitatif yang
diharapkan dapat memberikan value bagi hasil perhitungan function point. Nilai
dari function point merupakan ukuran dan satuan ukuran dari perangkat lunak
85
yang dihitung serta merupakan titik awal dalam memperoleh hasil perhitungan
effort dan biaya.
4.3 Kompleksitas Proses Bisnis
Kompleksitas dikelola dengan memodelkan proses bisnis seperti peta
proses dan diagram. Pemodelan kompleksitas proses bisnis divisualisasikan
dengan menggunakan BPMN (Business Process Management Notation).
Kompleksitas suatu perangkat lunak berbeda dengan perangkat lunak lainnya
(Pradani, 2013). Selain itu, karena kompleksitas harus proporsional dengan effort
proyek berdasarkan dengan pendekatan: “semakin kompleks suatu perangkat
lunak semakin besar effort yang harus dikeluarkan” (Xiaa and Capretz, 2009)
maka tentu biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Kompleksitas
berpengaruh besar terhadap nilai suatu effort perangkat lunak yang dikembangkan
(Suharjito and Widodo, 2006) serta faktor kompleksitas kurang relevan sehingga
modifikasi diperlukan berdasarkan kebutuhan perangkat lunak (Sari and Pribadi,
2018). Oleh karena itu, FPA harus didukung dengan data tambahan untuk
memperkuat pengukuran perangkat lunak yang dikembangkan (Pratiwi, 2013).
Kompleksitas dari suatu proses bisnis menghasilkan kebutuhan yang
kompleks dalam pengembangan perangkat lunak (Yunis, Surendro, and
Telaumbanua, 2010). Oleh karena itu semakin besar atau kompleks kebutuhan
pengembangan perangkat lunak, maka semakin besar pula usaha dan biaya yang
dikeluarkan. Tentunya harga perangkat lunak yang dihasilkan, bernilai tinggi
sesuai dengan level kompleksitas proses bisnisnya. Menurut salah satu project
manager suatu softwarehouse, proses bisnis suatu organisasi berbeda satu dengan
yang lain, begitu pula kompleksitas proses bisnisnya. Perbedaan kompleksitas
proses bisnis tersebut mempengaruhi ukuran dari perangkat lunak yang
dikembangkan (Dwi Lanang, 2018).
4.4 Estimasi Harga
Estimasi biaya perangkat lunak meliputi satu atau lebih dari 1) Effort; 2)
Durasi Proyek dan 3) Biaya (Leung et al, 2002). Panduan untuk mengalokasikan
biaya dan sumber daya dalam perhitungan perangkat lunak dalam penelitian ini
terdapat tiga aktivitas.
86
Pertama, aktivitas berkesinambungan (Ongoing Activities) yang meliputi
Project Management ialah PM melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
manajemen proyek meliputi memantau kemajuan proyek secara ketat, melaporkan
manajemen resiko, memperbarui jadwal proyek secara berkala, Configuration
Management ialah melakukan pemeliharaan, pengelolaan, pengendalian dan
pengembangan perangkat lunak. Idealnya kegiatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat konfigurasi otomatis yang memperbarui status secara berkala,
Documentation ialah membuat buku manual instalasi, operasi atau template
standar dan Training & Support, pada fase ini tim pengembang membutuhkan
beberapa dukungan teknis dan pelatihan dalam memecahkan masalah teknis yang
mungkin terjadi guna meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Membutuhkan
sekitar 21% dari total Effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut
biaya ongoing activity (𝐵 ).
Kedua, aktivitas yang berkaitan dengan kualitas dan pengujian (Quality
and Testing) meliputi Integration Testing ialah melakukan uji integrasi antara
modul, sistem dan komponen eksternal. Kemudian melakukan hasil analisis dan
menangani masalah yang terjadi. Milestone dari fase ini adalah perangkat lunak
terintegrasi, Quality Assurance ialah memastikan seluruh aktivitas yang terjadi
pada setiap fase telah sesuai dengan standar internal dan menghasilkan
deliverables yang benar dan Evaluation & Testing ialah melakukan kegiatan
evaluasi dan pengujian, termasuk kegiatan validasi dan verifikasi. Proses ini
dilakukan oleh tim pengembang. Membutuhkan sekitar 37% dari total usaha.
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya kualitas dan pengujian
(𝐵𝑘 ).
Ketiga, aktivitas pengembangan perangkat lunak (Software Development)
meliputi analisis kebutuhan, perancangan, implementasi (coding phase), dan tidak
termasuk pengujian integrasi. Membutuhkan sekitar 42% dari total usaha. Biaya
yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya pembuatan perangkat lunak
(𝐵 𝑙) (Saleh, 2011).
87
Estimasi biaya pengembangan perangkat lunak dapat dihitung
menggunakan persamaan 4. Nominal gaji untuk setiap karyawan mengacu pada
Indonesia Salary Survey 2017 yang diterbitkan oleh KellyServices.co.id.
4.5 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan evaluasi Gap (kesenjangan) / selisih antara
estimasi yang dihitung menggunakan function poin dan modifikasi function point
dengan realisasi/actual cost-nya. Dari ketika perhitungan tersebut kemudian
dipilih perhitungan mana yang lebih akurat dipandang dari segi usaha, durasi dan
biayanya.
88
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
89
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi dalam bab ini merupakan tindak lanjut dari Konseptual
Model pada Gambar 4.1 dan selanjutnya akan dilakukan perhitungan Functioin
Point Analysis (FPA) dan bentuk modifikasinya. Kemudian dilakukan
perhitungan estimasi biaya dan pengujian yang dilakukan dengan membandingkan
selisih atau Gap antara FPA, Modified FPA, dan Actual Cost-nya.
5.1 Function Point
Tahap-tahap dalam perhitungan Function Point Analysis (FPA) yaitu sebagai
berikut menghitung UFP, TDI, VAF dan terakhir adalah AFP.
5.1.1 Perhitungan Unadjusted Function Point
Berdasarkan rumus perhitungan yang ditunjukkan pada Subbab 2.1.2.9,
berikut perhitungan aplikatif Unadjusted Function Point (UFP) untuk keempat
proyek perangkat lunak yang dibangun oleh perusahaan. Tabel 5.1 menunjukkan
rincian nilai penyusun UFP yaitu EI, EO, EQ, ILF, dan EIF untuk masing-masing
proyek pengembangan perangkat lunak.
Table 5. 1 Unadjusted Function Point
No Nama Proyek Jumlah Komponen
Nilai EI EO EQ ILF EIF
1 Tanda Daftar Industri 24 8 7 16 2 198
2 Ijin Usaha Industri 24 8 7 19 2 213
3 Persetujuan Prinsip 24 8 7 19 2 214
4 Tanda Daftar Perusahaan 20 8 6 16 2 190
Pada tabel 5.1 pada kolom nilai merupakan nilai dari UFP yang mana
perhitungannya lebih jelas dapat dilihat pada lampiran A. Untuk proyek Tanda
Daftar Industri menghasilkan nilai UFP sebesar 198, IUI sebesar 213, PP sebesar
214 dan TDP sebesar 190.
90
5.1.2 Perhitungan Total Degree Influences (TDI)
TDI (Total Degree Influence) adalah jumlah seluruh nilai dari 14 kriteria
General System Characteristics (GSC) yang merupakan skor sistem dari
perangkat lunak yang diukur. Berdasarkan perhitungan pada subbab 3.2, maka
hasil perhitungan TDI ditunjukkan pada tabel 5.2
Table 5. 2 Total Degree Influence
No GSC Nama Proyek
TDId IUI PP TDP
1 Data Communication 5 5 5 5
2 Distributed data processing 4 4 4 5
3 Performance 4 3 5 4
4 Heavily used configuration 2 3 3 3
5 Transaction rate 1 1 0 1
6 On-line data entry 5 5 5 5
7 End-user efficiency 5 4 5 5
8 On-line update 4 3 4 3
9 Complex processing 3 4 3 4
10 Reusability 5 5 4 5
11 Installation ease 5 4 4 3
12 Operational ease 3 4 3 4
13 Multiple sites 5 5 4 5
14 Facilitate change 3 4 3 4
Total Degree Influence 54 54 52 56
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai Total Degree Influence pada
masing-masing proyek yaitu: TDId=54, IUI=54, PP=52 dan TDP=56. Penilaian
GSC dilakukan oleh System Analyst proyek perangkat lunak. Sedangkan nilai
Total Degree Influence diperoleh dari menjumlakan nilai dari 14 faktor GSC.
5.1.3 Perhitungan Nilai AFP
Nilai dari AFP mengindikasikan nilai dari Function Point yang merupakan
ukuran dari proyek perangkat lunak yang diukur. AFP diperoleh dari perkalian
91
antara Value Adjusted Point (VAF) dan Unadjusted Function Point (UFP)
berdasarkan contoh perhitungan yang ditunjukkan pada Subbab 3.2. Nilai AFP
masing-masing proyek ditunjukkan pada tabel 5.3
Table 5. 3 Adjusted Function Point
No Nama Proyek VAF AFP
1 Tanda Daftar Industri 1.19 235.62
2 Ijin Usaha Industri 1.19 253.47
3 Persetujuan Prinsip 1.17 250.38
4 Tanda Daftar Perusahaan 1.21 229.9
Pada tabel 5.3 dapat dilihat nilai AFP dari masing-masing proyek. Nilai
AFP merupakan nilai akhir dari Function Point yang mana merupakan ukuran dari
proyek yang diestimasi. Nilai AFP pada masing-masing proyek yaitu
TDId=235.62, IUI=253.47, PP=250.38 dan TDP=229.9
5.2 Modified Function Point
Modifikasi pada metode function point yaitu dengan menambakan
kompleksitas proses bisnis pada 14 faktor General System Characteristic-nya
(GSC). Terdapat 8 proses bisnis pada proyek perijinan TDId, IUI, PP maupun
TDP. Keempat proyek ini memiliki proses bisnis yang sama dikarenakan keempat
proyek tersebut sama-sama proyek perijinan yang saling terintegrasi, namun
sedikit berbeda pada proyek TDP. Proses bisnis tersebut dimodelkan dengan
model BPMN (Business Process Management Notation) menggunakan aplikasi
Bizagi. Setiap proses bisnis, dalam menentukan kompleksitasnya dihitung
menggunakan metric kompleksitas yaitu Cycomatic, NOA(C/JS), CNC, dan
diameter. Berdasarkan contoh perhitungan pada subbab 3.2, nilai kompleksitas
proses bisnis keempat proyek ditunjukkan pada table 5.4 dan 5.5
Table 5. 4 Nilai Kompleksitas Proses Bisnis pada TDId, IUI, dan PP
Metric Nilai
Cyclomatic 14
NOA 56
92
Metric Nilai
NOAC=NOAJS 79
CNC 7.42
Diameter 72
Pada tabel 5.4 merupakan proses bisnis dari keempat proyek yang
memiliki proses bisnis yang sama. Meski memiliki proses bisnis yang serupa,
namun konten dalam proses bisnis pada masing-masing proyek tentu berbeda.
Selain itu, terdapat perbedaan pada proses bisnis dengan kode (5) atau
Permohonan Baru proyek TDP. Namun, untuk proses bisnis yang lain tetap sama
berlaku pada semua proyek Sedangkan proses bisnis dari proyek TDP ditunjukkan
pada tabel 5.5
Table 5. 5 Nilai Kompleksitas Proses Bisnis pada TDP
Metric Nilai
Cyclomatic 16
NOA 58
NOAC=NOAJS 82
CNC 7.50
Diameter 74
5.2.1 Mengkonversi Nilai Kompleksitas Proses Bisnis
Setelah memperoleh nilai kompleksitas pada masing masing metric, tahap
selanjutnya yaitu mengkonversi nilai kompleksitas tersebut dalam bentuk skala
indeks. Hal tersebut agar kompleksitas proses bisnis dapat menyesuaikan dengan
skala Likert pada 14 faktor pada GSC (General System Caracteristic). Hasil
konversi kompleksitas proses bisnis pada metode ini ditunjukkan pada table 5.6
Table 5. 6 Hasil Konversi Nilai Kompleksitas
Metric Indeks
Cyclomatic 14 – 14.4 = 1
14.5 – 14.9 = 2
93
Metric Indeks
15 – 15.4 = 3
15.5 – 15.9 = 4
16 – 16.4 = 5
NOA
56 – 56.4 = 1
56.5 – 56.9 = 2
57 – 57.4 = 3
57.5 – 57.9 = 4
58 – 58.4 = 5
NOAC/JS
79 – 79.6 = 1
79.7 – 80.3 = 2
80.4 – 81 = 3
81.1 – 81.7 = 4
81.8 – 82.4 = 5
CNC
7.42 – 7.436 = 1
7.437 – 7.453 = 2
7.454 – 7.470 = 3
7.471 – 7.487 = 4
7.488 – 7.504 = 5
Diameter
72 – 72.4 = 1
72.5 – 72.9 = 2
73 – 73.4 = 3
73.5 – 73.9 = 4
74 – 74.4 = 5
5.2.2 Menghitung Modified Function Point
Setelah memperoleh nilai kompleksitas proses bisnis dan indeksnya,
selanjutnya yaitu menerapkannya pada perhitungan function Point dengan
menginputkan nilai-nilai yang hasil modifikasi.
1. Nilai Total Degree Influence (TDI)
94
Nilai TDI diperoleh dari jumlah 14 faktor pada General System Characteristic
(GSC), namun karena dimodifikasi dengan menambahkan satu faktor lagi
sehingga menjadi 15 faktor GSC. Berdasarkan nilai kompleksitas dan indeks
yang telah ditentukan, hasilnya pada masing masing proyek ditunjukkan pada
tabel. Pada contoh perhitungan kompleksitas proses bisnis dalam subbab 3.2,
masing-masing proyek dihitung dengan menggunakan metric Cyclomatic,
NOA(C/JS), CNC dan Diameter memperoleh hasil yang sama pada keempat
proyek. TDI = 1; IUI = 1; PP = 1; dan TDP = 5
Table 5. 7 Modified TDI
No Characterictics Project
TDId IUI PP TDP
1 Data Communication 5 5 5 5
2 Distributed data processing 4 4 4 5
3 Performance 4 3 5 4
4 Heavily used configuration 2 3 3 3
5 Transaction rate 1 1 0 1
6 On-line data entry 5 5 5 5
7 End-user efficiency 5 4 5 5
8 On-line update 4 3 4 3
9 Complex processing 3 4 3 4
10 Reusability 5 5 4 5
11 Installation ease 5 4 4 3
12 Operational ease 3 4 3 4
13 Multiple sites 5 5 4 5
14 Facilitate change 3 4 3 4
15 Business Process Complexity 1 1 1 5
Modified Total Degree of Influence
= 55 55 53 61
Pada tabel 5.7 dapat dilihat hasil Total Degree Influence yang telah
dimodifikasi. Hasil TDI diperoleh dengan menjumlahkan 14 faktor dari GSC
ditambah dengan 1 nilai kompleksitas proses bisnis yang diperoleh dari
perhitungan sebelumnya. Nilai kompleksitas proses bisnis pada proyek
TDI=1, IUI=1, PP=1 dan TDP=5. Sehingga hasilnya menjadi: TDId=55,
IUI=55, PP=53 dan TDP=61.
2. Menghitung Adjusted Function Point
95
Sebelum menentukan nilai AFP, maka sebelumnya menghitung nilai UFP.
Pada tahap ini nilai UFP yang digunakan sama dengan perhitungan original
function point. Namun pada rumus, nilai TDI menggunakan nilai hasil
modifikasi, dan hasil nilai VAF dikalikan dengan nilai UFP untuk
memperoleh nilai AFP. Berdasarkan contoh perhitungan pada subbab 3.2,
sehingga hasil perhitungan AFP pada masing-masing proyek yaitu:
a. TDId
Proyek TDId menghasilkan nilai AFP sebesar 237.6. Perhitungan dengan
seluruh metric kompleksitas proses bisnis hanya berpengaruh incidental
yaitu bernilai 1 pada TDId. Sehingga semula bernilai 54, kini menjadi 55.
Sedangkan nilai AFP sebelumnya 235.62 kini menjadi 237.6
Table 5. 8 Modified AFP pada Proyek TDId
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
55 0.01 0.65 1.2
198 1.2
Nilai VAF Modified
237.6
b. IUI
Proyek IUI menghasilkan nilai AFP sebesar 255.6. Perhitungan dengan
seluruh metric kompleksitas proses bisnis hanya berpengaruh incidental
yaitu bernilai 1 pada IUI. Sehingga semula bernilai 54, kini menjadi 55.
Sedangkan nilai AFP sebelumnya 253.47 kini menjadi 255.6
Table 5. 9 Modified AFP pada Proyek IUI
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
55 0.01 0.65 1.2
213 1.2
Nilai VAF Modified
255.6
c. PP
Proyek PP menghasilkan nilai AFP sebesar 252.52. Perhitungan dengan
seluruh metric kompleksitas proses bisnis hanya berpengaruh incidental
yaitu bernilai 1 pada PP. Sehingga semula bernilai 52, kini menjadi 53.
Sedangkan nilai AFP sebelumnya 250.38 kini menjadi 252.52
96
Table 5. 10 Modified AFP pada Proyek PP
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
53 0.01 0.65 1.18
214 1.18
Nilai VAF Modified
252.52
d. TDP
Proyek TDP menghasilkan nilai AFP sebesar 239.4. Perhitungan dengan
metric Cyclomatic, NOA(C/JS), dan diameter kompleksitas proses bisnis
berpengaruh kuat keseluruhan dengan bernilai 5 pada TDP. Sehingga
semula bernilai 56, kini menjadi 61. Sedangkan nilai AFP sebelumnya
229.9 kini menjadi 239.4 hasilnya ditunjukkan pada table 5.11
Table 5. 11 Modified AFP pada Proyek TDP
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
61 0.01 0.65 1.26
190 1.26
Nilai VAF Modified
239.4
5.3 Estimasi Biaya
Setelah memperoleh nilai function point atau ukuran dari perangkat lunak
yang diestimasi, selanjutnya melakukan estimasi biaya dengan tahap: menghitung
nilai effort per proyek, nilai effort per aktivitas, menentukan gaji atau pay rate per
aktivitas, dan yang terakhir yaitu menghitung cost per aktivitas untuk memperoleh
harga pokok produksinya.
5.3.1 Nilai Effort
Tahap ini digunakan untuk memperoleh nilai effort dalam person-hour.
Nilai effort diperoleh dari perkalian nilai Function Point denan konstanta ER.
Dalam penelitian ini nilai konstanta ER yaitu = 8.2 man-hour. Berdasarkan contoh
perhitungan pada subbab 3.2, hasil nilai effort untuk masing-masing proyek
ditunjukkan pada table 5.12
Table 5. 12 Nilai Effort per Proyek
Nama Proyek Function
Point ER Effort
TDId 235.62 8.2 1932.084
IUI 253.47 8.2 2078.454
PP 250.38 8.2 2053.116
97
Nama Proyek Function
Point ER Effort
TDP 229.9 8.2 1885.18
Pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa nilai effort masing-masing proyek yaitu
TDId=1932.048, IUI=2078.454, PP=2053.116, dan TDP=1885.18
5.3.2 Nilai Effort per aktivitas
Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan
dalam melengkapi proyek pengembangan perangkat lunak. Aktivitas yang
dibutuhkan untuk melengkapi proyek tergantung pada model pengembangan yang
digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan daftar aktivitas yang disediakan
oleh Primandari (Primandari, 2015) beserta persentase distribusi effort per
aktivitasnya yang ditunjukkan pada table 5.13. Untuk memperoleh nilai effort per
aktivitasnya yaitu mengalikan effort per proyek dengan persentase effort per
aktivitas. Berdasarkan contoh perhitungan pada subbab 3.2, sehingga hasil effort
per aktivitas dapat dilihat pada table 5.13.
Table 5. 13 Nilai Effort per Aktivitas
No Activity % Project Name (Person-hours)
TDId IUI PP TDP
Software Development phase
1 Requirements 1.17% 22.6 24.3 24.0 22.1
2 Specifications 6.75% 130.4 140.3 138.6 127.2
3 Design 5.57% 107.6 115.8 114.4 105.0
4 Implementation 55.65% 1075.2 1156.7 1142.6 1049.1
5 Integration
Testing 6.42% 124.0 133.4 131.8 121.0
6 Acceptance &
deployment 5.60% 108.2 116.4 114.97 105.6
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 2.55% 49.3 53.0 52.4 48.1
8 Configuration
management 3.58% 69.2 74.4 73.5 67.5
9 Quality assurance 0.66% 12.8 13.7 13.6 12.4
10 Documentation 9.76% 188.6 202.9 200.4 183.99
11 Training &
support 0.62% 11.97 12.9 12.7 11.7
98
No Activity % Project Name (Person-hours)
TDId IUI PP TDP
12 Evaluation &
testing 1.67% 32.3 34.7 34.3 31.5
Total 100.00% 1932.1 2078.5 2053.1 1885.2
5.3.3 Pay Rate per Position
Pada tahap ini posisi menentukan pay rate atau gaji per aktivitas. Gaji
diperoleh dari standar gaji yang diterapkan di suatu negara. Pada penelitian ini
standar gaji yang digunakan yaitu KellyService Salary Guide (Kelly Services,
2013). Pada table 5.14 merupakan gaji yang diperoleh dari setiap posisi dalam
team pengembangan proyek. Gaji masing-masing team dibagi menjadi gaji per
bulan (PMR), per minggu (PWR), per hari (PDR) dan per jam (PHR) yang
dihitung menggunakan persamaan [5].
Table 5. 14 Pay Rate per Position
Position in
project team
Minimum
requirement
Person
Month Rate
(PMR)
Person
Week Rate
(PWR)
Person
Day
Rate
(PDR)
Person
Hours
Rate
(PHR)
Project
manager
minimal
undergraduate
and experience >
3 years
7,000,000 1,707,317 85,366 13,872
System
analyst
minimal
undergraduate
and experience >
1 years
4,000,000 975,610 48,780 7,927
Software
Tester
Experience 1-2
years 4,000,000 975,610 48,780 7,927
Senior
Programmer
Experience 1-2
years 5,000,000 1,219,512 60,976 9,909
Junior
Programmer
Experience 1-2
years 3,000,000 731,707 36,585 5,945
Documenter Experience 1-2
years 2,000,000 487,805 24,390 3,963
99
5.3.4 Cost per Aktivitas
Tahap ini digunakan untuk menentukan cost per aktivitas. Cost atau biaya
per aktivitas dihitung dengan Effort per activitas x pay rate x index, dimana pay
rate yang digunakan berdasarkan pada PHR (Person Hour Rate). Berdasarkan
contoh perhitungan pada subbab 3.2, hasil perhitungan cost per aktivitas dapat
dilihat pada table 5.15
Table 5. 15 Cost Per Aktivitas
No Activities
Pay Rate
(idr/hour)
index=1
Project ID (IDR)
TDId IUI PP TDP
Index 1.02 1.02 1.02 1.02
Software Development phase
1 Requirements 52,020 1,199,451 1,290,318 1,274,588 1,170,332
2 Specifications 52,020 6,919,908 7,444,143 7,353,393 6,751,917
3 Design 52,020 5,710,205 6,142,797 6,067,911 5,571,582
4 Implementation 22,591 24,775,749 26,652,700 26,327,783 24,174,284
5 Integration
Testing 19,322 2,444,631 2,629,830 2,597,770 2,385,284
6 Acceptance &
deployment 19,322 2,132,388 2,293,933 2,265,968 2,080,622
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 63,910 3,211,701 3,455,012 3,412,893 3,133,733
8 Configuration
management 52,020 3,670,114 3,948,153 3,900,022 3,581,017
9 Quality
assurance 19,322 251,317 270,356 267,061 245,216
10 Documentation 8,620 1,657,995 1,783,601 1,761,857 1,617,745
11 Training &
support 10,305 125,912 135,450 131,176 122,855
12 Evaluation &
testing 19,322 635,909 684,084 675,744 620,471
Total
52,735,280 56,730,377 56,036,165 51,455,059
Pay rate pada table 5.15 merupakan pay rate dengan index = 1 yang
berdasarkan pada (Inkindo, 2013) merupakan payrate yang diterapkan di Jakarta,
sementara di provinsi lain pay rate harus dikalikan dengan index provinsi yang
sesuai. Karena proyek ini dikembangakan di Surabaya, maka index untuk provinsi
Jawa Timur yaitu 1.02. Total nilai keseluruhan dari keempat proyek yaitu sebesar
100
216,956,881. Nilai total tersebut merupakan hasil dari estimasi dengan
menggunakan metode Function Point.
5.4 Estimasi Biaya Hasil Modifikasi
Estimasi biaya dari keempat proyek yang telah dimodifikasi dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis pada GSC (General System
Characteristic). Dengan tahap yang serupa dengan estimasi biaya sebelumnya,
namun nilai yang diolah yaitu nilai hasil modifikasi.
5.4.1 Nilai Effort Hasil Modifikasi
Nilai effort dari masing masing proyek yang telah dimodifikasi dengan
menambahkan kompleksitas proses bisnis, dimana kompleksitasnya dihitung
dengan menggunakan metric Cyclomatic, NOA(C/JS), CNC dan Diameter
hasilnya ditunjukkan pada tabel 5.16. Perhitungan effort pada tahap ini serupa
dengan perhitungan effort pada function point biasa. Namun effort yang
dihasilkan tentu lebih tinggi. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh kompleksitas
proses bisnis yang ditambahkan pada GSC. Sehingga mempengaruhi jumlah dari
Total Degree Influence yang tentu saja nilai dari AFP menjadi lebih tinggi.
Table 5. 16 Nilai Effort Hasil Modifikasi
Nama
Proyek
Function
Point ER Effort
TDId 237.6 8.2 1948.32
IUI 255.6 8.2 2095.92
PP 252.52 8.2 2070.664
TDP 239.4 8.2 1963.08
Pada tabel 5.16 dapat dilihat bahwa hasil effort masing-masing proyek
memiliki effort yang lebih tinggi dari estimasi function point sebelum
dimodifikasi. Nilai effort yang lebih tinggi dipengaruhi oleh nilai AFP atau
ukuran masing-masing proyek yang lebih tinggi dari sebelum dimodifikasi. Hal
tersebut karena semakin tinggi ukuran atau nilai AFP suatu proyek, akan
mempengaruhi nilai effort yang tentu juga akan semakin tinggi.
5.4.2 Nilai Effort per aktivitas hasil modifikasi
Pada tahap ini juga menggunakan cara yang serupa dengan nilai effort per
aktivitas pada original function point. Karena effort per proyek juga semakin
101
besar, setelah di breakdown per aktivitas juga tentu lebih besar dari nilai effort per
aktivitas sebelum di modifikasi
Table 5. 17 Nilai Effort per Aktivitas Hasil Modifikasi
No Activity % Project Name (Person-hours)
TDId IUI PP TDP
Software Development phase
1 Requirements 1.17% 22.79534 24.52226 24.22677 22.96804
2 Specifications 6.75% 131.5116 141.4746 139.7698 132.5079
3 Design 5.57% 108.5214 116.7427 115.336 109.3436
4 Implementation 55.65% 1084.24 1166.379 1152.325 1092.454
5 Integration
Testing 6.42% 125.0821 134.5581 132.9366 126.0297
6 Acceptance &
deployment 5.60% 109.1059 117.3715 115.9572 109.9325
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 2.55% 49.68216 53.44596 52.80193 50.05854
8 Configuration
management 3.58% 69.74986 75.03394 74.12977 70.27826
9 Quality
assurance 0.66% 12.85891 13.83307 13.66638 12.95633
10 Documentation 9.76% 190.156 204.5618 202.0968 191.5966
11 Training &
support 0.62% 12.07958 12.9947 12.83812 12.1711
12 Evaluation &
testing 1.67% 32.53694 35.00186 34.58009 32.78344
Total 100.00% 1948.32 2095.92 2070.664 1963.08
5.4.3 Cost per Aktivitas hasil modifikasi
Cost atau biaya per aktivitas hasil modifikasi dihitung dengan Effort per
activitas hasil modifikasi x pay rate x index. Hasil perhitungan cost per aktivitas
hasil modifikasi dapat dilihat pada table 5.18
102
Table 5. 18 Cost per Aktivitas Hasil Modifikasi
No Activities
Pay Rate
(idr/hour)
index=1
Project ID (IDR)
TDId IUI PP TDP
Index 1.02 1.02 1.02 1.02
Software Development phase
1 Requirements
52,020
1,209,530
1,301,161
1,285,482
1,218,693
2 Specifications
52,020
6,978,058
7,506,699
7,416,242
7,030,922
3 Design
52,020
5,758,190
6,194,417
6,119,774
5,688,052
4 Implementation
22,591
24,983,949
26,876,672
26,552,806
25,173,221
5 Integration
Testing
19,322
2,465,174
2,651,929
2,619,974
2,483,849
6 Acceptance &
deployment
19,322
2,150,308
2,313,209
2,285,335
2,166,598
Ongoing activities & quality and testing
7 Project
management 63,910
3,238,691
3,484,046
3,442,063
3,263,226
8 Configuration
management 52,020
3,700,955
3,981,331
3,933,355
3,728,993
9 Quality
assurance 19,322
253,429
272,628
269,343
255,349
10 Documentation 8,620
1,671,928
1,798,589
1,776,916
1,684,594
11 Training &
support 10,305
126,970
136,589
134,943
127,932
12 Evaluation &
testing 19,322
641,252
689,832
681,520
646,110
Total
53,178,434
57,207,103
56,517,753
53,467,540
Nilai total cost per aktivitas ini mengindikasikan nilai perangkat lunak hasil
modifikasi FPA. Nilai masing-masing proyeknya yaitu: TDId=55,178,434;
IUI=57,207,103; PP=56,517,753; dan TDP=53,467,540. Sehingga total nilai
keempat proyek yaitu 220.370.829
103
5.5 Evaluasi Gap Biaya
Untuk menganalisis gap atau kesenjangan, peneliti mengacu pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Carrol, 2005). Dalam penelitian
tersebut, dikatakan bahwa pentingnya dilakukan evaluasi gap untuk mengetahui
sejauh mana kesenjangan antara estimasi yang telah dihitung dengan realisasi atau
actual cost. Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada gambar 5.1, dapat dilihat
visualisasi gap antara nilai actual dan nilai dari perhitungan function point.
Gambar 5. 1 Grafik Perbandingan Actual Cost dengan Function Point
Pada gambar dapat dilihat perbedaan actual cost dan function point dimana
grafik berwarna biru mengindikasikan actual cost sedangkan yang berwarna
oranye mengindikasikan function point. Proyek TDId, IUI, dan PP memiliki
perbandingan harga yang lebih besar pada function point. Berbeda pada proyek
TDP yang mana nilai actual lebih besar dari function point. Evaluasi Gap antara
realisasi dengan estimasi menggunakan Function Point ditunjukkan pada tabel
5.19
Table 5. 19 Evaluasi Gap Antara Actual Coast dengan FPA
No Nama Proyek Actual Cost Function Point Gap
(%)
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
90.000.000
100.000.000
TDI IUI PP TDP
Actual Cost
Function Point
104
No Nama Proyek Actual Cost Function Point Gap
(%)
1 TDId 44,300,000 52,735,280 16.00 %
2 IUI 47,080,000 56,730,377 17.01 %
3 PP 46,800,000 56,036,165 16.48 %
4 TDP 91,500,000 51,455,059 43.76 %
Pada tabel 5.19 dapat dilihat bahwa 3 proyek yaitu TDId, IUI, dan PP
memperoleh nilai yang lebih tinggi masing-masing dengan selisih 16.00%,
17.01% dan 16.48% dibandingkan realisasi atau actual costnya. Sedangkan pada
proyek TDP, nilai hasil estimasi lebih rendah dengan selisih 43.76% dari actual
costnya. Karena TDP memiliki selisih yang besar (>30%), dimungkinkan adanya
indikasi kebutuhan sumber daya yang lebih banyak. Dibandingkan ketiga proyek
yang lain dimana hanya memakan waktu 2 bulan, durasi penyelesaian proyek
TDP memerlukan waktu penyelesaian selama 4 bulan. Hal tersebut tentu jelas
terdapat beban biaya yang lebih besar pada proyek TDP.
Dalam menentukan durasi pengembangan proyek terdapat beberapa
pertimbangan seperti kemampuan tim pengembang, jenis perangkat lunak yang
dikembangkan, serta ukuran perangkat lunaknya. Indikasi lain yaitu berkaitan
dengan kemampuan manajer proyek dalam melakukan analisis biaya, karena
peneliti tidak mengetahui metode cost estimation yang diterapkan oleh perusahaan
dalam menentukan biaya masing-masing proyek perangkat lunak. Namun jika
ditotal, persentase gap nilai total antara realisasi (229.680.000) dengan hasil
estimasi function (216.956.881) yaitu sebesar 5.54 %. Sehingga dapat dikatakan
metode Function Point akurat karena memiliki persentase gap yang kecil dan
mendekati nilai aktualnya yaitu kurang dari 9%.
Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada gambar 5.2, dapat dilihat
visualisasi gap antara nilai dari perhitungan Function Point dan Modifikasi dari
Function Point. Pada gambar 5.2 dapat dilihat perbedaan actual cost dan function
point dimana grafik berwarna biru mengindikasikan Function Point sedangkan
yang berwarna oranye mengindikasikan Modifikasi dari Function Point. Pada
105
GAP analisis antara Aktual Cost dengan Function Point, Proyek TDId, IUI, dan
PP memiliki perbandingan harga yang lebih besar pada function point, sedangkan
pada proyek TDP nilai actual lebih besar dari function point. Namun berbeda pada
perbandingan nilai antara unction Point dan Modifikasi dari Function Point
dimana pada keempat proyek memiliki perbandingan nilai yang lebih besar pada
nilai Modified Function Point. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, namun
faktor utama yang mempengaruhi yaitu nilai karena ukuran perangkat lunak yang
dihitung dengan modifikasi FPA lebih besar daripada FPA biasa. Semakin besar
ukuran suatu perangkat lunak tentu menhasilkan nilai nominal yang lebih besar.
Gambar 5. 2 Grafik Perbandingan Function Point dan Modified FPA
Gap analysis antara nilai hasil estimasi FPA dengan modifikasi dari FPA
ditunjukkan pada tabel 5.20
Table 5. 20 Evaluasi Gap Antara FPA dengan Modified FPA
No Nama Proyek Function Point Modified
Function Point
Gap
(%)
1 TDId 52,735,280 53,178,434 0.83 %
2 IUI 56,730,377 57,207,103 0.83 %
3 PP 56,036,165 56,517,753 0.85 %
48.000.000
49.000.000
50.000.000
51.000.000
52.000.000
53.000.000
54.000.000
55.000.000
56.000.000
57.000.000
58.000.000
TDI IUI PP TDP
Function Point
Modified Function Point
106
No Nama Proyek Function Point Modified
Function Point
Gap
(%)
4 TDP 51,455,059 53,467,540 3.76 %
Pada tabel 5.20 dapat dilihat bahwa hasil estimasi menggunakan FPA yang
telah di modifikasi memperoleh nilai yang lebih besar dari FPA aslinya. Hal
tersebut dipengaruhi oleh nilai kompleksitas proses bisnis yang ditambahkan.
Meskipun nilai kompleksitas diukur menggunakan 5 metric yang berbeda, namun
tetap memberikan hasil yang sama pada keempat proyek. Kompleksitas proses
bisnis berpengaruh sebesar 0.83% pada proyek TDId, IUI dan PP sedangkan pada
proyek TDP berpengaruh sebesar 3.76%. Hal tersebut dikarenakan ukuran proyek
yang lebih besar setelah dimodifikasi. Total biaya setelah dimodifikasi yaitu
senilai 220,370,829; jika dibandingkan dengan actual cost-nya memiliki selisih
gap sebesar 4.05%. Nilai gap tersebut lebih kecil dibandingkan nilai gap Function
Point tanpa modifikasi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa modifikasi function
point lebih akurat dibandingkan Original Function Point. Sehingga jelas bahwa
kompleksitas proses bisnis sangat penting ditambahkan dalam melakukan analisis
biaya perangkat lunak. Hal tersebut supaya perusahaan terhindar dari kerugian
karena tidak melibatkan faktor penting dalam pengukuran perangkat lunak.
Hasil analisis secara keseluruhan yaitu biaya yang dihasilkan dari
penelitian ini merupakan harga pokok produksi sedangkan biaya actual proyek
merupakan harga jual dari perangkat lunak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
estimasi dengan function point sangat akurat karena dengan nilai 216.056.881
merupakan harga pokok produksi, belum merupakan nilai jual perangkat lunak.
Sedangkan modified function point yang telah menambahkan unsur penting dalam
estimasi pengukuran perangkat lunak yaitu kompleksitas proses bisnis, dapat
meminimalisir atau mengurangi kerugian dari biaya seharusnya yang ditakutkan
dialami oleh perusahaan.
107
BAB VI
PENUTUP
Bab penutup ini berisi kesimpulan dan saran untuk penelitan yang akan
datang. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat terus dikembangkan
kedepannya.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Modifikasi metode Function Point dengan menambahkan kompleksitas proses
bisnis pada General System Characteric-nya menghasilkan konsep modifikasi
baru pada Function Point. Modifikasi ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternative metode perhitungan estimasi biaya pengembangan perangkat
lunak. Selain itu modifikasi ini dapat dijadikan sebagai evaluasi dari metode
Function Point khususnya pada GSC.
2. Hasil evalusi gap dari total biaya aktual dan estimasi dengan function point
yaitu 5.54%, sedangkan antara biaya aktual dengan Modified Function Point
sebesar 4.05%. Dengan nilai gap yang lebih kecil, dapat disimpulkan bahwa
modified Function Point lebih akurat dibandingkan dengan Original Function
Point. Sehingga jelas bahwa kompleksitas proses bisnis sangat penting
ditambahkan dalam melakukan analisis biaya perangkat lunak. Hal tersebut
supaya perusahaan terhindar dari kerugian karena tidak melibatkan faktor
penting dalam pengukuran perangkat lunak.
3. Dalam mengestimasi biaya perangkat lunak total biaya actual cost, hasil
estimasi dengan function point dan modifikasi function point masing-masing
bernilai 229.680.000, 216.956.881, dan 220.370.829. Estimasi biaya yang
dihasilkan dari penelitian ini merupakan harga pokok produksi sedangkan
biaya actual proyek merupakan harga jual dari perangkat lunak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa metode function point sangat akurat dalam
mengestimasi biaya perangkat lunak. Sedangkan modified function point lebih
akurat lagi dibandingkan function point biasa, karena telah menambahkan
unsur penting dalam pengukurannya yaitu kompleksitas prose bisnis. Dalam
108
hal ini, perusahaan dapat terhindar dari kerugian jika menerapkan modified
function point dalam melakukan estimasi biaya perangkat lunak.
4. Kontribusi praktis yang dihasilkan yaitu implementasi modifikasi function
point dengan menambahkan kompleksitas proses bisnis. Implementasi ini
bertujuan sebagai pengujian awal yaitu membandingkan modifikasi function
point dengan aktual costnya.
5. Selain kontribusi praktis, dalam penelitian ini juga terdapat kontribusi teoritis,
yaitu munculnya konsep baru dalam estimasi biaya perangkat lunak. Manajer
proyek dapat mengetahui unsur penting yang perlu ditambahkan dalam
melakukan estimasi agar terhindar dari kerugian.
6.2 Saran
Proyek pengembangan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini
berasal dari satu perusahaan saja. Oleh karena itu, penulis mempercayakan pada
hasil pemikiran manajer proyek dalam menentukan seluruh keputusan maupun
perincian aktivitas didalamnya. Sehingga tingkat kedetilan aktivitas perencanaan
dalam pengembangan perangkat lunak bergantung pada pengalaman manajer
proyek dalam mengestimasi biaya per aktivitasnya.
Disamping itu, jenis aktivitas yang digunakan merupakan tantangan
tersendiri. Karena jenis aktivitasnya diperoleh dari penelitian lain (Shaleh, 2011),
sehingga masih perlu dikaji kembali kevalidan distribusi persentase tiap
aktivitasnya terhadap aktivitas yang sesungguhnya dalam proses pengembangan
perangkat lunak.
109
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Latva-Koivisto, “Finding a complexity for business process models,”
Helsinki University of Technology, Tech. Rep., Feb 2001.
A. P. Subriadi, Sholiq and P. A. Ningrum, "Critical Review of The Effort Rate
Value in Use Case Point Method for Estimating Software Development
Effort," Journal of Theoretical and Applied Information Technology, vol.
59, no. 3, pp. 735-744, 31 January 2014.
Al-hajri, M. A. et al. (2005) „Modification of standard Function Point complexity
weights system‟, 74, pp. 195–206. doi: 10.1016/j.jss.2003.12.033.
Albrecht, A. J. (1983) „Software Function , Source Lines of Code , and
Development Effort Prediction : A Software Science Validation‟, (6).
Almudimigh. (2007) „The role and impact of business process management in
enterprise systems implementation‟. doi: 10.1108/14637150710834604.
Boehm, B. and Abts, C. (1998) „This paper is an extension of the work done by
Sunita Chulani as part of her Qualifying Exam report in partial fulfillment
of requirements of the Ph.D. program of the Computer Science department
at USC [Chulani 1998].‟
Boghdady, Pakinam N., Badr, Nagwa L., Hashem, Mohamed, and Tolba MFT. A
Proposed Test Case Generation Technique Based on Activity Diagrams.
Int J Eng Technol. 2011;11(3):37-57.
Borade, J. G. (2013) „International Journal of Advanced Research in Software
Project Effort and Cost Estimation Techniques‟, 3(8), pp. 730–739.
Carrol, E. R., 2005. Estimation Software Based on Use Case Points. San Diego,
ACM, P. 257-265
Chouhan C, Shrivastava V, S Sodhi P. Test Case Generation based on Activity
Diagram for Mobile Application. Int J Comput Appl. 2012;57(23):4-9.
doi:10.5120/9436-3563.
Connel, Mc., 2006. Software Edtimation: Demystifying Black Art. Washington:
Microsoft Press.
110
Daniel D. Galorath and Michael W. Evans, Software Sizing, Estimation, and Risk
Management: when Performance is measured Performance Improves, 1st
ed., Auerbach Publications, 2006.
DTS, 2013. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak SIM Disperdagin. Surabaya:
CV DTS
Dwi Lanang - Project Manager SAM Design. Wawancara pada tanggal 2 Maret
2018
Gencel C. and Demirors O., Measuring the Software Functional Size as a Vector
of Measures, 2nd ed., Boston PWS Publishing, 2008.
Gilb, T.1988.Principle Of Software Engineering, Addison-Wesley.
Hannus, Jouko (1994): Prosessijohtaminen. Ydinprosessien uudistaminen ja
yrityksen suorituskyky. 4. painos, HM&V Research Oy, Gummerrus
Kirjapaino Oy, Finland.
Inkindo, "Remuneration/Billing Rate and Direct Cost for Consultancy Services,"
Inkindo, Jakarta, 2013.
ISPA (2008) Parametric Estimating Handbook, The International Society of
Parametric Analysis, Fourth Edition. Available at:
http://www.ispacost.org/PEIWeb/cover.htm.
J. Cardoso, “How to measure the control-flow complexity of web processes and
workflows,” in Workflow Handbook 2005, L. Fischer, Ed.Lighthouse
Point, Florida, USA: Future Strategies Inc., 2005, pp. 199–212.
J. Cardoso, J. Mendling, G. Neumann, and H. A. Reijers, “A discourse on
complexity of process models,” in Proceedings of the 2006 international
conference on Business Process Management Workshops, Vienna,
Austria, ser. BPM‟06, S. D. e. a. J. Eder, Ed. Berlin, Heidelberg: Springer-
Verlag, 2006, pp. 117–128.
K. Saleh, "Effort and Cost Allocation in Medium to Large Software Development
Projects," International Journal of Computers, vol. 5, no. 1, pp. 74-79,
2011.
KellyServices, 2013. Indonesia Salary Guide | Kelly Services. [online] Available
at: http://kellyservices.co.id [diakses 20 Mei 2018]
111
Kluza, K. and Nalepa, G. J. (2012) „Proposal of Square Metrics for Measuring
Business Process Model Complexity‟, Federated Conference on Computer
Science and Information Systems 2012, pp. 919–922.
Koistinen, Timo (1997): Usability Engineering in Developing a Business Process
Modelling Software. Master‟s Thesis, Department of Computer Science,
Helsinki University of Technology.
Latva-Koivisto, A. M. (2001) „Finding a complexity measure for business process
models‟, Complexity, pp. 1–26. doi: 10.1.1.25.2991.
Leung, et al., 2002. Software Cost Estimation.[pdf]. Hong Kong: The Hong Kong
Polytechnic University.
Li, et al., 2009. A Study of Project Selection and Feature Weighting for Analogy
Based Software Cost Estimation.[pdf]. Singapore: National University of
Singapore.
Longstreet, D. (2005) „Function Points Analysis Training Course‟, Longstreet
Consulting Inc. Acessed, 2, p. 15. Available at:
http://www.poli.usp.br/d/pmr2490/fp_training.pdf.
Marthaler et al., 2005. Function Point Counting pratices Manual. The
International Function Point Users Group.[pdf].
Ng‟ang‟a, E. and Tonui, I. (2015) „A Survey on Software Sizing for Project
Estimation International Journal of Advanced Research in‟, Ng’ang’a, E.,
& Tonui, I. (2015). A Survey on Software Sizing for Project Estimation
International Journal of Advanced Research in, (January)., (January).
Nguyen, V. (2010) „Improved Size and Effort Estimation Models for Software
Maintenance‟, (December), p. 237.
Nigam A, Nigam B, Kumar Vatsa D. Generating all Navigational Test Cases
using Cyclomatic Complexity from Design Documents for Mobile
Application. Int J Comput Appl. 2012;40(12):40-44. doi:10.5120/5020-
7354.
Pradani. (2013) „Kajian Metode Perhitungan Metrik Function-Point dan
Penerapannya pada Dua Perangkat Lunak yang Dipilih‟, 2(1), pp. 28–34.
112
P. L. Primandari and Sholiq, "Effort Distribution to Estimate Cost in Small to
Medium Software Development Project with Use Case Points," in
Procedia Computer Science, 2015.
Pratiwi, D. (2013) „Implementation of Function Point Analysis in Measuring the
Volume Estimation of Software System in Object Oriented and Structural
Model of Academic System‟, 70(10), pp. 1–4.
R. George and T. Vogt, “Illustrative example of a function point analysis for the
NASA crew exploration vehicle guidance, navigation and control flight
software,” NASA: Johnson Space Center, 2008.
Raharja, I. M. S. and Sn, A. (2012) „PERBANDINGAN PROSES
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK‟, 2012(semnasIF), pp. 103–
109.
Raju, H. K. and Krishnegowda, Y. T. (2013) „Software Sizing and Productivity
with Function Points‟, 1(2). doi: 10.7763/LNSE.2013.V1.46.
Saleh, 2011. Guidelines for Effort and Cost Allocation in Medium to Large
Software Development Projects.[pdf]. Kuwait: Kuwait University.
Sari, R. and Pribadi, A. (2018) „ScienceDirect ScienceDirect A Modification
Complexity Factor in Function Points Method for Software Cost
Estimation Towards Public Service Application‟, Procedia Computer
Science. Elsevier B.V., 124, pp. 415–422. doi:
10.1016/j.procs.2017.12.172.
Smeds, R., Takala, T., Haho, P., Gröhn, M., Jalkanen, J., Nieminen, M., Hautala,
I. and Latva- Koivisto, A. (1999): Possibilities of Multimedia in Business
Process Modeling and Simulation. In Proceedings of the 4th International
Workshop on Games in Production Management, Ghent, Belgium
Suharjito dan Agus widodo, “perencanaan model estimasi biaya proyek perangkat
lunak”, Jurnal Perencanaan Iptek BPPT Des 2005
Tiwari, U. and Kumar, S. (2014) „Cyclomatic complexity metric for component
based software‟, ACM SIGSOFT Software Engineering Notes, 39(1), pp.
1–6. doi: 10.1145/2557833.2557853.
113
Vijay, J. F. (no date) „The Challenge of Introducing New Software Estimation
Techniques Using Design of Software‟, 1(1), pp. 25–39.
Xia, W. et al. (2009) „Updating weight values for function point counting‟,
International Journal of Hybrid Intelligent Systems, 6(January), pp. 1–14.
doi: 10.3233/HIS-2009-0061.
Yunis et al. (2010) „ARSITEKTUR BISNIS : PEMODELAN PROSES BISNIS
DENGAN‟, 2010(semnasIF), pp. 167–173.
Zapata F, Akundi A, Pineda R, Smith E. Basis path analysis for testing complex
system of systems. Procedia Comput Sci. 2013;20:256-261.
doi:10.1016/j.procs.2013.09.270.
114
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
115
LAMPIRAN A:
DATA UNTUK FUNCTION POINT
A.1 Data EI, EO, EQ
1. TDId
No. Use Case KET
1 Login EI
2 Logout EI
3 Menambah data pra-permohonan
TDId EI
4 Mengunggah dokumen persyaratan
TDId EI
5 Mengubah data permohonan TDId EI
6 Melihat detil data permohonan TDId EQ
7 Mencetak bukti permohonan TDId EO
8 Memberikan notifikasi via SMS EI
9 Men-generate nomor masuk
pendaftaran TDId EQ
10
Memverifikasi antara data pra-
permohonan TDId dengan dokumen
asli
EI
11 Menambah data pemeriksaan
lapangan EI
12 Mengubah data pemeriksaan
lapangan EI
13 Men-generate nomor Surat
Pernyataan Tugas EQ
14 Mencetak Surat Pernyataan Tugas EO
15 Mengunggah file hasil pemeriksaan
lapangan (BAP) EI
16 Memverifikasi antara BAP dengan
data permohonan TDId EI
17 Membuat draft Surat Keputusan
(SK) Perijinan TDId EI
18 Mencetak draft SK Perijinan TDId EO
19 Mengubah draft SK Perijinan TDId EI
20 Men-generate nomor SK Perijinan
TDId EQ
21 Mencetak SK Perijinan TDId EO
22 Memberikan status permohonan
TDId oleh Kepala Dinas EI
116
No. Use Case KET
23 Memberikan status permohonan
TDId oleh Sekretaris Dinas EI
24 Memberikan status permohonan
TDId oleh Kabid Industri EI
25 Memberikan status permohonan
TDId oleh Kasi ILMEA/IKAHH EI
26 Memberi Isian Disposisi EI
27 Memberi Isian Eksposisi EI
28
Men-generate nomor keluar
berdasarkan hasil realisasi perijinan
TDId
EQ
29 Merekap data TDId per periode EQ
30 Mencetak laporan data 17 industri
yang masuk per periode EO
31
Mencetak laporan realisasi
penyelesaian perijinan TDId per
periode
EO
32 Merekap perijinan TDId per periode EQ
33
Mencetak surat keterangan
penolakan permohonan TDId per
periode
EO
34
Mencetak surat keterangan
persetujuan permohonan TDId per
periode
EO
35 Mengirim status permohonan TDId
via SMS EI
36 Memperpanjang perijinan TDId EI
37 Menambah pengguna EI
38 Mengubah profil pengguna EI
39 Menonaktifkan Pengguna EI
2. IUI
No. Use Case KET
1 Login EI
2 Logout EI
3 Menambah data pra-permohonan IUI EI
4 Mengunggah dokumen persyaratan IUI EI
5 Mengubah data permohonan IUI EI
6 Melihat detil data permohonan IUI EQ
7 Mencetak bukti permohonan IUI EO
8 Memberikan notifikasi via SMS EI
117
No. Use Case KET
9 Men-generate nomor masuk
pendaftaran IUI EQ
10 Memverifikasi antara data pra-
permohonan IUI dengan dokumen asli EI
11 Menambah data pemeriksaan lapangan EI
12 Mengubah data pemeriksaan lapangan EI
13 Men-generate nomor Surat Pernyataan
Tugas EQ
14 Mencetak Surat Pernyataan Tugas EO
15 Mengunggah file hasil pemeriksaan
lapangan (BAP) EI
16 Memverifikasi antara BAP dengan data
permohonan IUI EI
17 Membuat draft Surat Keputusan (SK)
Perijinan IUI EI
18 Mencetak draft SK Perijinan IUI EO
19 Mengubah draft SK Perijinan IUI EI
20 Men-generate nomor SK Perijinan IUI EQ
21 Mencetak SK Perijinan IUI EO
22 Memberikan status permohonan IUI
oleh Kepala Dinas EI
23 Memberikan status permohonan IUI
oleh Sekretaris Dinas EI
24 Memberikan status permohonan IUI
oleh Kabid Industri EI
25 Memberikan status permohonan IUI
oleh Kasi ILMEA/IKAHH EI
26 Memberi Isian Disposisi EI
27 Memberi Isian Eksposisi EI
28 Men-generate nomor keluar
berdasarkan hasil realisasi perijinan IUI EQ
29 Merekap data IUI per periode EQ
30 Mencetak laporan 19 industri per
kategori EO
31 Mencetak laporan data 19 industri yang
masuk per periode EO
32 Mencetak laporan realisasi penyelesaian
perijinan IUI per periode EO
33 Merekap perijinan IUI per periode EQ
118
No. Use Case KET
34 Mencetak surat keterangan penolakan
permohonan IUI per periode EO
35 Mencetak surat keterangan persetujuan
permohonan IUI per periode EO
36 Mengirim status permohonan IUI via
SMS EI
37 Memperpanjang perijinan IUI EI
38 Menambah pengguna EI
39 Mengubah profil pengguna EI
40 Menonaktifkan Pengguna EI
3. PP
No. Use Case KET
1 Login EI
2 Logout EI
3 Menambah data pra-permohonan PP EI
4 Mengunggah dokumen persyaratan
PP EI
5 Mengubah data permohonan PP EI
6 Melihat detil data permohonan PP EQ
7 Mencetak bukti permohonan PP EO
8 Memberikan notifikasi via SMS EI
9 Men-generate nomor masuk
pendaftaran PP EQ
10
Memverifikasi antara data pra-
permohonan PP dengan dokumen
asli
EI
11 Menambah data pemeriksaan
lapangan EI
12 Mengubah data pemeriksaan
lapangan EI
13 Men-generate nomor Surat
Pernyataan Tugas EQ
14 Mencetak Surat Pernyataan Tugas EO
15 Mengunggah file hasil pemeriksaan
lapangan (BAP) EI
16 Memverifikasi antara BAP dengan
data permohonan PP EI
17 Membuat draft Surat Keputusan
(SK) Perijinan PP EI
119
No. Use Case KET
18 Mencetak draft SK Perijinan PP EO
19 Mengubah draft SK Perijinan PP EI
20 Men-generate nomor SK Perijinan
PP EQ
21 Mencetak SK Perijinan PP EO
22 Memberikan status permohonan PP
oleh Kepala Dinas EI
23 Memberikan status permohonan PP
oleh Sekretaris Dinas EI
24 Memberikan status permohonan PP
oleh Kabid Industri EI
25 Memberikan status permohonan PP
oleh Kasi ILMEA/IKAHH EI
26 Memberi Isian Disposisi EI
27 Memberi Isian Eksposisi EI
28
Men-generate nomor keluar
berdasarkan hasil realisasi perijinan
PP
EQ
29 Merekap data PP per periode EQ
30 Mencetak laporan data 20 industri
yang masuk per periode EO
31
Mencetak laporan realisasi
penyelesaian perijinan PP per
periode
EO
32 Merekap perijinan PP per periode EQ
33
Mencetak surat keterangan
penolakan permohonan PP per
periode
EO
34
Mencetak surat keterangan
persetujuan permohonan PP per
periode
EO
35 Mengirim status permohonan PP via
SMS EI
36 Memperpanjang perijinan PP EI
37 Menambah pengguna EI
38 Mengubah profil pengguna EI
39 Menonaktifkan Pengguna EI
4. TDP
No. Use Case KET
120
No. Use Case KET
1 Login EI
2 Logout EI
3 Menambah data pra-permohonan
TDP EI
4 Mengunggah dokumen persyaratan
TDP EI
5 Mengubah data permohonan TDP EI
6 Melihat detil data permohonan TDP EQ
7 Mencetak bukti permohonan TDP EO
8 Memberikan notifikasi via SMS EI
9 Men-generate nomor masuk
pendaftaran TDP EQ
10
Memverifikasi antara data pra-
permohonan TDP dengan dokumen
asli
EI
11 Membuat draft Surat Keputusan
(SK) Perijinan TDP EI
12 Mencetak draft SK Perijinan TDP EO
13 Mengubah draft SK Perijinan TDP EI
14 Men-generate nomor SK Perijinan
TDP EQ
15 Mencetak SK Perijinan TDP EO
16 Memberikan status permohonan
TDP oleh Kepala Dinas EI
17 Memberikan status permohonan
TDP oleh Sekretaris Dinas EI
18
Memberikan status permohonan
oleh Kabid Promosi dan
Pendaftaran Perusahaan
EI
19 Memberikan status permohonan
oleh Kasi Pendaftaran Perusahaan EI
20 Memberi Isian Disposisi EI
21 Memberi Isian Eksposisi EI
22
Men-generate nomor keluar
berdasarkan hasil realisasi perijinan
TDP
EQ
23 Merekap data perusahaan EQ
24 Mencetak laporan perusahaan per
kategori EO
121
No. Use Case KET
25
Mencetak laporan realisasi
penyelesaian perijinan TDP per
periode
EO
26 Merekap perijinan TDP per periode EQ
27
Mencetak surat keterangan
penolakan permohonan TDP per
periode
EO
28
Mencetak surat keterangan
persetujuan permohonan TDP per
periode
EO
29 Mencetak (setidaknya) 15 jenis
laporan EO
30 Mengirim Status permohonan TDP
via SMS EI
31 Memperpanjang perijinan TDP EI
32 Menambah pengguna EI
33 Mengubah profil pengguna EI
34 Menonaktifkan Pengguna EI
A.2 Data ILF dan EIF
1. Data ILF
Data ILF
TDId IUI PP TDP
Pengguna Online Pengguna Online Pengguna Online Pengguna Online
Pemohonan
Online
Pemohonan
Online
Pemohonan
Online
Pemohonan
Online
Data Perusahaan Data Perusahaan Data Perusahaan Data Perusahaan
Data Perijinan Data Perijinan Data Perijinan Data Perijinan
Data Pabrik Data Pabrik Data Pabrik Data Pabrik
Data Bahan Baku Data Bahan Baku Data Bahan Baku Data Kelurahan
Data Mesin Data Mesin Data Mesin Data Kecamatan
Data Kelurahan Data Kelurahan Data Kelurahan Data Legalitas
Perusahaan
Data Kecamatan Data Kecamatan Data Kecamatan Komoditi
Proses Komoditi Komoditi SIUP
Bidang SIUP SIUP Bidang
Komoditi Proses Proses Proses
122
Data ILF
TDId IUI PP TDP
SIUP Bidang Bidang Disposisi
Disposisi Disposisi Disposisi Data Pemegang
Saham
BAP Sumber Daya Sumber Daya Data
Kelembagaan
Pegawai
Data
Pengendalian
Pencemaran
Data
Pengendalian
Pencemaran
Data Kegiatan
Perusahaan
Data Tenaga
Kerja Asing
Data Tenaga
Kerja Asing
BAP BAP
Pegawai Pegawai
2. Data EIF
Data EIF
TDId IUI PP TDP
NIK Penduduk NIK Penduduk NIK Penduduk NIK Penduduk
Pemohon
Terintegrasi
Pemohon
Terintegrasi
Pemohon
Terintegrasi
Pemohon
Terintegrasi
123
A.3 Pembobotan pada EI, EO, dan EQ
1. TDId
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Login 2 1 low Mencetak bukti
permohonan TDId 1 2 low
Melihat detil data
permohonan TDId 12 1 low
Logout 1 1 low Mencetak Surat
Pernyataan Tugas 1 2 low
Men-generate nomor
masuk pendaftaran TDId 2 2 low
Menambah data pra-
permohonan TDId >15 2 high
Mencetak draft SK
Perijinan TDId 1 2 low
Men-generate nomor
Surat Pernyataan Tugas 2 2 low
Mengunggah dokumen
persyaratan TDId 5 >2 high
Mencetak SK Perijinan
TDId 1 2 low
Men-generate nomor SK
Perijinan TDId 2 2 low
Mengubah data
permohonan TDId >15 2 high
Mencetak laporan data
17 industri yang masuk
per periode
17 2 ave
Men-generate nomor
keluar berdasarkan hasil
realisasi perijinan TDId 1 2 low
Memberikan notifikasi
via SMS 1 1 low
Mencetak laporan
realisasi penyelesaian
perijinan TDId per
periode
1 2 low Merekap data TDId per
periode
> 15 2 High
Memverifikasi antara
data pra-permohonan
TDId dengan dokumen
asli
>15 2 high
Menambah data
pemeriksaan lapangan 1 1 low
Mengubah data
pemeriksaan lapangan 2 2 low
124
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Mengunggah file hasil
pemeriksaan lapangan
(BAP)
2 2 low
Memverifikasi antara
BAP dengan data
permohonan TDId
2 2 low
Membuat draft Surat
Keputusan (SK)
Perijinan TDId
4 1 low
Mengubah draft SK
Perijinan TDId 4 2 low
Memberikan status
permohonan TDId
oleh Kepala Dinas
1 1 low
Memberikan status
permohonan TDId
oleh Sekretaris Dinas
1 1 low
Memberikan status
permohonan TDId
oleh Kabid Industri
1 1 low
Memberikan status
permohonan TDId
oleh Kasi
ILMEA/IKAHH
1 1 low
Memberi Isian
Disposisi 9 2 ave
Memberi Isian
Eksposisi 9 2 ave
125
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Mengirim status
permohonan TDId via
SMS
1 1 low
Memperpanjang
perijinan TDId 1 2 low
Menambah pengguna 1 2 low
Mengubah profil
pengguna 11 2 ave
Menonaktifkan
Pengguna 2 2 low
2. IUI
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Login 2 1 low
Mencetak bukti
permohonan IUI 1 2 low
Melihat detil data
permohonan IUI 14 1 low
Logout 1 1 low
Mencetak Surat
Pernyataan Tugas 1 2 low
Men-generate nomor
masuk pendaftaran IUI 2 2 low
Menambah data pra-
permohonan IUI >15 2 high
Mencetak draft SK
Perijinan IUI 1 2 low
Men-generate nomor
Surat Pernyataan Tugas 2 2 low
Mengunggah dokumen
persyaratan IUI 5 >2 high
Mencetak SK Perijinan
IUI 1 2 low
Men-generate nomor SK
Perijinan IUI 1 2 low
Mengubah data
permohonan IUI >15 2 high
Mencetak laporan 19
industri per kategori 19 2 ave
Men-generate nomor
keluar berdasarkan hasil
realisasi perijinan IUI 1 2 low
126
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Memberikan notifikasi
via SMS 1 1 low
Mencetak laporan data
19 industri yang masuk
per periode 19 2 ave
Merekap data IUI per
periode >15 2 high
Memverifikasi antara
data pra-permohonan
IUI dengan dokumen
asli >15 2 high
Mencetak laporan
realisasi penyelesaian
perijinan IUI per
periode 1 2 low
Merekap perijinan IUI
per periode
>15 2 high
Menambah data
pemeriksaan lapangan
1 1 low
Mencetak surat
keterangan penolakan
permohonan IUI per
periode 1 2 low
Mengubah data
pemeriksaan lapangan
2 2 low
Mencetak surat
keterangan persetujuan
permohonan IUI per
periode 1 2 low
Mengunggah file hasil
pemeriksaan lapangan
(BAP) 2 2 low
Memverifikasi antara
BAP dengan data
permohonan IUI 2 2 low
Membuat draft Surat
Keputusan (SK)
Perijinan IUI 4 1 low
Mengubah draft SK
Perijinan IUI 4 2 low
127
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Memberikan status
permohonan IUI oleh
Kepala Dinas 1 1 low
Memberikan status
permohonan IUI oleh
Sekretaris Dinas 1 1 low
Memberikan status
permohonan IUI oleh
Kabid Industri 1 1 low
Memberikan status
permohonan IUI oleh
Kasi ILMEA/IKAHH 1 1 low
Memberi Isian
Disposisi 9 2 ave
Memberi Isian
Eksposisi 9 2 ave
Mengirim status
permohonan IUI via
SMS 1 1 low
Memperpanjang
perijinan IUI 1 2 low
Menambah pengguna >15 2 high
Mengubah profil
pengguna 12 2 ave
Menonaktifkan
Pengguna 1 2 low
128
3. PP
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Login 2 1 low
Mencetak bukti
permohonan PP 1 2
low
Melihat detil data
permohonan PP 14 1 low
Logout 1 1 low
Mencetak Surat
Pernyataan Tugas 1 2
low
Men-generate nomor
masuk pendaftaran PP 2 2 low
Menambah data pra-
permohonan PP >15 2
high
Mencetak draft SK
Perijinan PP 1 2
low
Men-generate nomor
Surat Pernyataan Tugas 2 2 low
Mengunggah dokumen
persyaratan PP 5 >2
high
Mencetak SK Perijinan
PP 1 2
low
Men-generate nomor SK
Perijinan PP 2 2 low
Mengubah data
permohonan PP >15 2
high
Mencetak laporan data
20 industri yang masuk
per periode
20 2
high
Men-generate nomor
keluar berdasarkan hasil
realisasi perijinan PP 1 2 low
Memberikan notifikasi
via SMS 1 1
low
Mencetak laporan
realisasi penyelesaian
perijinan PP per
periode
1 2
low
Merekap data PP per
periode
> 15 2 high
Memverifikasi antara
data pra-permohonan
PP dengan dokumen
asli
>15 2
high
Mencetak surat
keterangan penolakan
permohonan PP per
periode 1 2 low
Merekap perijinan PP
per periode
>15 2 high
Menambah data
pemeriksaan lapangan 1 1
low
Mencetak surat
keterangan persetujuan
permohonan PP per
periode 1 2 low
Mengubah data
pemeriksaan lapangan 2 2
low
129
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Mengunggah file hasil
pemeriksaan lapangan
(BAP)
2 2
low
Memverifikasi antara
BAP dengan data
permohonan PP
2 2
low
Membuat draft Surat
Keputusan (SK)
Perijinan PP
4 1
low
Mengubah draft SK
Perijinan PP 4 2
low
Memberikan status
permohonan PP oleh
Kepala Dinas
1 1
low
Memberikan status
permohonan PP oleh
Sekretaris Dinas
1 1
low
Memberikan status
permohonan PP oleh
Kabid Industri
1 1
low
Memberikan status
permohonan PP oleh
Kasi ILMEA/IKAHH
1 1
low
Memberi Isian
Disposisi 9 2
ave
Memberi Isian
Eksposisi 9 2
ave
130
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Mengirim status
permohonan PP via
SMS
1 1
low
Memperpanjang
perijinan PP 1 2
low
Menambah pengguna 1 2 low
Mengubah profil
pengguna 11 2
ave
Menonaktifkan
Pengguna 1 2
low
4. TDP
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Login 2 1 low
Mencetak bukti
permohonan TDP 1 2 low
Melihat detil data
permohonan TDP 12 1 low
Logout 1 1
low
Mencetak draft SK
Perijinan TDP 1 2 low
Men-generate nomor
masuk pendaftaran
TDP 2 2 low
Menambah data pra-
permohonan TDP >15 2
high
Mencetak SK Perijinan
TDP 1 2 low
Men-generate nomor
SK Perijinan TDP 2 2 low
Mengunggah dokumen
persyaratan TDP 5 >2
high
Mencetak laporan
perusahaan per kategori
1 2 low
Men-generate nomor
keluar berdasarkan
hasil realisasi perijinan
TDP 2 2 low
Mengubah data
permohonan TDP >15 2
high
Mencetak laporan
realisasi penyelesaian
perijinan TDP per 1 2 low
Merekap data
perusahaan > 15 2 high
131
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
periode
Memberikan notifikasi
via SMS 1 1
low
Mencetak surat
keterangan penolakan
permohonan TDP per
periode 1 2 low
Merekap perijinan TDP
per periode
> 15 2 high
Memverifikasi antara
data pra-permohonan
TDP dengan dokumen
asli
>15 2
high
Mencetak surat
keterangan persetujuan
permohonan TDP per
periode 1 2 low
Membuat draft Surat
Keputusan (SK)
Perijinan TDP
1 1
low
Mencetak (setidaknya)
15 jenis laporan 15 2 ave
Mengubah draft SK
Perijinan TDP 2 2
low
Memberikan status
permohonan TDP oleh
Kepala Dinas
1 1
low
Memberikan status
permohonan TDP oleh
Sekretaris Dinas
1 1
low
Memberikan status
permohonan oleh
Kabid Promosi dan
Pendaftaran
Perusahaan
1 1
low
Memberikan status
permohonan oleh Kasi
Pendaftaran
1 1
low
132
EI DET FTR KET EO DET FTR KET EQ DET FTR KET
Perusahaan
Memberi Isian
Disposisi 9 2
ave
Memberi Isian
Eksposisi 9 2
ave
Mengirim Status
permohonan TDP via
SMS
1 1
low
Memperpanjang
perijinan TDP 1 2
low
Menambah pengguna 9 1 low
Mengubah profil
pengguna 9 2
ave
Menonaktifkan
Pengguna 1 2
low
A.4 Pembobotan ILF dan EIF
1. ILF
Data ILF
TDId DET RET KET IUI DET RET KET PP DET RET KET TDP DET RET KET
Pengguna
Online 13 2 low
Pengguna
Online 12 1 low
Pengguna
Online 12 1 low
Pengguna
Online 12 1 low
133
Data ILF
TDId DET RET KET IUI DET RET KET PP DET RET KET TDP DET RET KET
Pemohonan
Online 12 7 ave
Pemohonan
Online 14 10 ave
Pemohonan
Online 14 10 ave
Pemohonan
Online 12 8 ave
Data
Perusahaan 22 3
ave
Data
Perusahaan 35 3
ave
Data
Perusahaan >15 3
ave
Data
Perusahaan >15 3 ave
Data Pabrik 8 2 low Data Bahan
Baku 10 1 low
Data Bahan
Baku 10 1 low
Data
Legalitas
Perusahaan 11 1 low
Data Bahan
Baku 10 1 low
Data
Pengendalia
n
Pencemaran
4 1 low Disposisi 10 1 low
Data
Pemegang
Saham 9 1 low
SIUP 3 1 low BAP 5 2 low
Data
Pengendalian
Pencemaran
4 1 low
Data
Kegiatan
Perusahaan 5 1 low
BAP 3 2 low BAP 4 1 low
2. EIF
Data EIF
TDId DET RET KET IUI DET RET KET PP DET RET KET TDP DET RET KET
NIK
Penduduk 1 1 low
NIK
Penduduk 1 1 low
NIK
Penduduk 1 1 low NIK Penduduk
1 1 low
Pemohon
Terintegrasi 8 1 low
Pemohon
Terintegrasi 8 1 low
Pemohon
Terintegrasi 8 1 low
Pemohon
Terintegrasi 8 1 low
134
A.5 Total Degree Influence
1. TDId
No General System
Characteristic Penjelasan Nilai
1
Data Communication
Berapa banyak fasilitas komunikasi
yang ada untuk membantu
mentransfer atau bertukar informasi
dengan aplikasi atau sistem?
5
2 Distributed data processing Bagaimana data terdisribusi dan
fungsi pemrosesan ditangani? 4
3 Performance Apakah pengguna memerlukan
respose time atau throughput? 4
4 Heavily used configuration
Seberapa banyak penggunaan platform
perangkat keras saat ini dimana sistem
akan dieksekusi?
2
5 Transaction rate
Seberapa sering transaksi dieksekusi
setiap hari, setiap minggu, setiap
bulan, dan lain-lain?
1
6 On-line data entry Berapakah persentase infomasi yang
dimasukkan secara online? 5
7 End-user efficiency Apakah aplikasi dirancang untuk
efisiensi enduser? 5
8 On-line update Berapa banyak ILF yang diperbaharui
oleh transaksi online? 4
9 Complex processing Apakah aplikasi memiliki extensive
logical atau mathematical processing? 3
10 Reusability
Apakah aplikasi dikembangkan untuk
memenuhi satu atau lebih kebutuhan
pengguna?
5
11 Installation ease Seberapa sulit konversi dan instalasi? 5
12 Operational ease
Seberapa efektif dan/atau otomatis
start-up, back up, dan prosedur
recovery?
3
13
Multiple sites
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung terutama
untuk diinstal pada multiple sites
untuk beberapa organisasi?
5
14 Facilitate change
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung untuk
memudahkan perubahan?
3
Total Degree Influence 54
135
2. IUI
No General System
Characteristic Penjelasan Nilai
1
Data Communication
Berapa banyak fasilitas komunikasi
yang ada untuk membantu
mentransfer atau bertukar informasi
dengan aplikasi atau sistem?
5
2 Distributed data processing Bagaimana data terdisribusi dan
fungsi pemrosesan ditangani? 4
3 Performance Apakah pengguna memerlukan
respose time atau throughput? 3
4 Heavily used configuration
Seberapa banyak penggunaan platform
perangkat keras saat ini dimana sistem
akan dieksekusi?
3
5 Transaction rate
Seberapa sering transaksi dieksekusi
setiap hari, setiap minggu, setiap
bulan, dan lain-lain?
1
6 On-line data entry Berapakah persentase infomasi yang
dimasukkan secara online? 5
7 End-user efficiency Apakah aplikasi dirancang untuk
efisiensi enduser? 4
8 On-line update Berapa banyak ILF yang diperbaharui
oleh transaksi online? 3
9 Complex processing Apakah aplikasi memiliki extensive
logical atau mathematical processing? 4
10 Reusability
Apakah aplikasi dikembangkan untuk
memenuhi satu atau lebih kebutuhan
pengguna?
5
11 Installation ease Seberapa sulit konversi dan instalasi? 4
12 Operational ease
Seberapa efektif dan/atau otomatis
start-up, back up, dan prosedur
recovery?
4
13
Multiple sites
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung terutama
untuk diinstal pada multiple sites
untuk beberapa organisasi?
5
14 Facilitate change
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung untuk
memudahkan perubahan?
4
Total Degree Influence 54
136
3. PP
No General System
Characteristic Penjelasan Nilai
1
Data Communication
Berapa banyak fasilitas komunikasi
yang ada untuk membantu
mentransfer atau bertukar informasi
dengan aplikasi atau sistem?
5
2 Distributed data processing Bagaimana data terdisribusi dan
fungsi pemrosesan ditangani? 4
3 Performance Apakah pengguna memerlukan
respose time atau throughput? 5
4 Heavily used configuration
Seberapa banyak penggunaan platform
perangkat keras saat ini dimana sistem
akan dieksekusi?
3
5 Transaction rate
Seberapa sering transaksi dieksekusi
setiap hari, setiap minggu, setiap
bulan, dan lain-lain?
0
6 On-line data entry Berapakah persentase infomasi yang
dimasukkan secara online? 5
7 End-user efficiency Apakah aplikasi dirancang untuk
efisiensi enduser? 5
8 On-line update Berapa banyak ILF yang diperbaharui
oleh transaksi online? 4
9 Complex processing Apakah aplikasi memiliki extensive
logical atau mathematical processing? 3
10 Reusability
Apakah aplikasi dikembangkan untuk
memenuhi satu atau lebih kebutuhan
pengguna?
4
11 Installation ease Seberapa sulit konversi dan instalasi? 4
12 Operational ease
Seberapa efektif dan/atau otomatis
start-up, back up, dan prosedur
recovery?
3
13
Multiple sites
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung terutama
untuk diinstal pada multiple sites
untuk beberapa organisasi?
4
14 Facilitate change
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung untuk
memudahkan perubahan?
3
Total Degree Influence 52
137
4. TDP
No General System
Characteristic Penjelasan Nilai
1
Data Communication
Berapa banyak fasilitas komunikasi
yang ada untuk membantu
mentransfer atau bertukar informasi
dengan aplikasi atau sistem?
5
2 Distributed data processing Bagaimana data terdisribusi dan
fungsi pemrosesan ditangani? 5
3 Performance Apakah pengguna memerlukan
respose time atau throughput? 4
4 Heavily used configuration
Seberapa banyak penggunaan platform
perangkat keras saat ini dimana sistem
akan dieksekusi?
3
5 Transaction rate
Seberapa sering transaksi dieksekusi
setiap hari, setiap minggu, setiap
bulan, dan lain-lain?
1
6 On-line data entry Berapakah persentase infomasi yang
dimasukkan secara online? 5
7 End-user efficiency Apakah aplikasi dirancang untuk
efisiensi enduser? 5
8 On-line update Berapa banyak ILF yang diperbaharui
oleh transaksi online? 3
9 Complex processing Apakah aplikasi memiliki extensive
logical atau mathematical processing? 4
10 Reusability
Apakah aplikasi dikembangkan untuk
memenuhi satu atau lebih kebutuhan
pengguna?
5
11 Installation ease Seberapa sulit konversi dan instalasi? 3
12 Operational ease
Seberapa efektif dan/atau otomatis
start-up, back up, dan prosedur
recovery?
4
13
Multiple sites
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung terutama
untuk diinstal pada multiple sites
untuk beberapa organisasi?
5
14 Facilitate change
Apakah aplikasi dirancang,
dikembangkan dan didukung untuk
memudahkan perubahan?
4
Total Degree Influence 56
138
A.6 Unadjusted Function Point
1. TDId
Tipe Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EI 17 3 51 3 4 12 4 6 24 87
EO 5 4 20 1 5 5 0 7 0 25
EQ 5 3 15 0 4 0 1 6 6 21
ILF 5 7 35 2 10 20 0 15 0 55
EIF 2 5 10 0 7 0 0 10 0 10
Total Unadjusted Function Point 198
2. IUI
Tipe Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EI 16 3 48 3 4 12 5 6 30 90
EO 7 4 28 2 5 10 0 7 0 38
EQ 5 3 15 0 4 0 2 6 12 27
ILF 4 7 28 2 10 20 0 15 0 48
EIF 2 5 10 0 7 0 0 10 0 10
Total Unadjusted Function Point 213
139
3. PP
Tipe Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EI 17 3 51 3 4 12 4 6 24 87
EO 7 4 28 0 5 0 1 7 7 35
EQ 5 3 15 0 4 0 2 6 12 27
ILF 5 7 35 2 10 20 0 15 0 55
EIF 2 5 10 0 7 0 0 10 0 10
Total Unadjusted Function Point 214
4. TDP
Tipe Komponen
Level Kompleksitas
Low Average High
Total Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point Count
Weighting
Factor Point
EI 13 3 39 3 4 12 4 6 24 75
EO 7 4 28 1 5 5 0 7 0 33
EQ 4 3 12 0 4 0 2 6 12 24
ILF 4 7 28 2 10 20 0 15 0 48
EIF 2 5 10 0 7 0 0 10 0 10
Total Unadjusted Function Point 190
140
A.7 Nilai Adjusted Function Point (AFP)
1. TDId
Nilai VAF : TDI x 0.01 +
0.65
AFP : UFP x VAF
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
54 0.01 0.65 1.19
198 1.19
Nilai VAF
235.62
2. IUI
Nilai VAF : TDI x 0.01 +
0.65
AFP : UFP x VAF
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
54 0.01 0.65 1.19
213 1.19
Nilai VAF
253.47
3. PP
Nilai VAF : TDI x 0.01 +
0.65
AFP : UFP x VAF
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
52 0.01 0.65 1.17
214 1.17
Nilai VAF
250.38
4. TDP
Nilai VAF : TDI x 0.01 +
0.65
AFP : UFP x VAF
Nilai TDI (X) (+) Hasil
UFP VAF
56 0.01 0.65 1.21
190 1.21
Nilai VAF
229.9
141
LAMPIRAN B:
KOMPLEKSITAS PROSES BISNIS
B.1 Proses Bisnis
1. Login TDId, IUI, PP, dan TDP
2. Profil Usaha TDId, IUI, PP, dan TDP
142
3. Mutasi Keluar TDId, IUI, PP, dan TDP
4. Penutupan TDId, IUI, PP, dan TDP
143
5. Permohonan Baru TDP
6. Permohonan Baru TDId, IUI, dan PP
144
7. Perpanjangan TDId, IUI, PP, dan TDP
8. Perubahan TDId, IUI, PP, dan TDP
145
9. Status Perijinan TDId, IUI, PP, dan TDP
146
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
147
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Anggi Yhurinda Perdana Putri. Sebagian orang
memanggil Anggi atau Putri. Lahir dari rahim seorang ibu yang baik hati di
Banyuwangi pada tanggal 16 Mei 1993. Penulis mengenyam pendidikan formal
selama 2 tahun di TK Khadijah 119 di
Banyuwangi di usia 4 tahun. Kemudian
melanjutkan ke Sekolah Dasar selama 6 tahun
di SDN 2 Jajag Banyuwangi. Pendidikan
Menengah Pertama selama 3 tahun di SMPN
1 Cluring Banyuwangi. Melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas di R-SMA-BI 1 Giri
Banyuwangi pada tahun 2008 dengan jurusan
IPA. Hingga melanjutkan ke jenjang
Universitas di tahun 2011, yaitu di Program
Studi Teknik Informatika Universitas Brawijaya
Malang. Penulis berhasil menyelesaikan studi S1 pada tahun 2015 dengan judul
Skripsi “Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kopi Arabika
dengan Metode Fuzzy K-Nearest Neighbor (F-KNN)”. Hingga pada tahun 2016
peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang magister di Jurusan Sistem Informasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Pada penelitian tesis ini, penulis
mengambil konsentrasi Manajemen Sistem Informasi (MSI) dengan topik
Manajemen Investasi. Jika ada pertanyaan maupun kritik dan saran yang
membangun dapat disampaikan melalui email penulis [email protected].
Salam Hangat
Anggi Yhurinda Perdana Putri