Tekmapro : Jurnal of Industrial Enggineering and Manajemen
Vol. 16, No. 01, Tahun 2021, Nomor 13-24
URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro
13
MODEL SISTEM ANTRIAN MENGGUNAKAN POLA
SINGLE CHANNEL-SINGLE PHASE DENGAN
PROMODEL PADA ANTRIAN ALFAMART UNSIKA
Destia Anisya Ramdani1), Wahyudin Wahyudin2), Dimas N Rinaldi3) 1, 2)Tenik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya,
Kec. Karawang Tim., Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361 3) Tenik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya,
Kec. Karawang Tim., Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361
e-mail: [email protected]), [email protected]), dimasnurwina-
ABSTRAK
Alfamart adalah salah satu jasa ritel yang menjual berbagai kebutuhan dalam bentuk barang
maupun jasa sehari-hari. Alfamart harus mampu melayani setiap konsumennya dengan optimal se-
hingga konsumen tidak perlu antri lebih lama dan tidak terjadi antrian yang panjang. Pada
penelitian ini, data antrian diperoleh dari antri Alfamart depan kampus UNSIKA pada 26 November
2019 dan akan dihitung dan disimulasikan menggunakan software ProModel 7.5 dimana model
antrian yang dianalisa adalah single channel-single phase. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk
melihat apakah sistem antrian pada Alfamart sudah optimal, dan simulasi dari software ProModel
7.5 bertujuan untuk melihat apakah terjadi penumpukan antrian atau tidak. Berdasarkan hasil
perhitungan, rata-rata tingkat penggunaan kasir sebesar 77%. Jumlah rata-rata pelanggan dalam
antrian sebanyak 3 orang. Rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem sebanyak 3
orang. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menunggu antrian adalah 0,04 jam. Waktu rata-rata
yang dihabiskan seorang konsumen dalam sistem adalah 0,05 jam. Simulasi menggunakan software
ProModel 7.5 menunjukkan bahwa antrian masih belum optimal karena sistem antrian yang
digunakan dapat menimbulkan penumpukan antrian.
Kata Kunci: Antrian, Pelanggan, Software ProModel 7.5
ABSTRACT
Alfamart is a retail service that sells various needs in the form of daily goods and services. A min-
imarket must be able to serve each customer optimally so that customers don't have to wait any
longer and don't have long queues. In this study,queues data got from Alfamart located in front of
UNSIKA on Novembe 26th 2019 queuing data will be calculated and simulated using ProModel 7.5
software where the queue model analyzed is single channel-single phase. The purpose of this re-
search is to see whether the queuing system at Alfamart is optimal, and the simulation of the Pro-
Model 7.5 software aims to see whether there is a buildup of queues or not. Based on the calculation
results, the average cashier usage rate was 77%. The average number of customers waiting in line
is 3 people. The average number of customers waiting for the system is 3 people. The average time
spent waiting for the queue was 0.04 hours. The average time a consumer spends on the system is
0.05 hours. Simulations using ProModel 7.5 software show that the queue is still not optimal because
the queuing system used can cause a buildup of queues.
Keywords: Queue, Customer, ProModel 7.5 Software
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
14
I. PENDAHULUAN
Antrian atau queueing seringkali terjadi pada rutinitas keseharian. Pada umumnya,
mengantri seringkali terjadi pada fasilitas pelayanan dan semua orang pasti pernah
merasakan dalam suatu garis antrian. Antrian merupakan suatu keadaan dimana pelanggan
harus menunggu untuk dilayani. Masalah keterlambatan dalam suatu antrian adalah suatu
hal yang paling umum dalam situasi kehidupan sehari-hari seperti di bank atau kantor pos,
di kantor tiket, di transportasi umum atau dalam kemacetan lalu lintas tetapi juga di
lingkungan yang lebih teknis, seperti di bidang manufaktur, jaringan komputer dan
telekomunikasi (Shanmugasundaram & Umarani, 2015). Antrian juga sangat memainkan
peran penting untuk tujuan rekayasa ulang proses bisnis dalam tugas administratif (Jhala &
Bhathawala, 2017). Dalam hal ini, antrian terasa sangat familiar dalam keseharian kita.
Teori antrian merupakan bagian dari penelitian operasi yang nantinya akan digunakan
untuk membuat suatu keputusan mengenai aspek yang dibutuhkan untuk menyediakan
suatu layanan (Shanmugasundaram & Umarani, 2015).
Kedatangan merupakan suatu proses pada sistem antrian untuk menentukan distribusi
probabilitas untuk jumlah kedatangan pada waktu tertentu. Proses kedatangan pelanggan
satu dengan pelanggan lainnya waktunya seringkali tidak terduga atau dapat disebut
sebagai varibel acak. Agar dapat mengetahui pola kedatangan pelanggan distribusi poisson
dapat memvisualisasikan dalam bentuk model yang cukup baik(Sztrik, 2012).
Proses antrian ialah proses dimana saling berkesinambungan antara pelanggan yang
datang pada suatu fasilitas pelayanan, lalu menunggu jika seluruh sistem layanan sibuk,
hingga pada akhirnya mendapatkan pelayanan dan meninggalkan antrian. Sistem antrian
merupakan kumpulan sistem yang terdiri dari pelanggan, pelayan serta aturan yang
mengatur kedatangan dan proses pelayanan. Sistem antrian mencangkup pelanggan yang
datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk mendapatkan pelayanan pada suatu
tempat layanan, pelanggan dapat langsung dilayani. Teori antrian menggunakan model
matematika dan ukuran kinerja untuk menilai diharapkan dapat meningkatkan arus
pelanggan melalui sistem antrian (Okhuese, 2015). Model matematis sering dilakukan pada
sistem antrian untuk meningkatkan jumlah pelanggan masuk tanpa menimbulkan resiko
antrian (Babicheva, 2015). Simulasi pada sistem antrian juga dapat digunakan untuk
melihat kondisi antrian sesuai model matematika dan ukuran kinerja yang didapat (Haikal,
2020).
Alfamart UNSIKA merupakan minimarket yang tidak terlepas dari permasalahan pada
antrian. Lokasi yang berada di depan kampus UNSIKA serta berada di lingkungan jalan
raya dan pemukiman warga menyebabkan banyak orang yang datang Alfamart untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari. Setiap orang yang berbelanja selalu ingin mendapat
pelayanan yang cepat sehingga tidak perlu menunggu lama dalam antrian sebelum mereka
melakukan pembayaran ke kasir. Panjangnya antrian dan lama waktu pelayanan dapat
menyebabkan pelanggan merasa bosan dan jenuh dalam antrian. Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Jaelani, 2015) yang menjelaskan suatu antrian pada
SPBU di daerah Majalengka, peneliti ini menganalisis dengan model menggunakan
sofeware ProModel untuk melihat sistem antrian apakah tingkat antrian yang terjadi pada
SPBU tersebut masih cukup tinggi atau tidak, dan hasil dari penelitian tersebut ternyata
terlihat bahwa masih terjadi antrian yang cukup tinggi pada salah satu saluran antriannya.
Maka dari itu, penelitian kali ini akan melihat bagaimana tingkat antrian yang terjadi pada
Alfamart UNSIKA apakah sudah optimal atau belum, dan masih terjadi penumpukan dalam
antrian atau tidak yang akan dapat dilihat dari hasil visualisasi ProModel 7.5.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem dan Model
Setiap orang memiliki cara padang yang berbeda dalam mendefinisikan pengertian
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
15
sistem. Menurut aturan sistem dilihat sebagai sekumpulan aturan yang memberi batasan
baik dari sisi muatan sistem itu sendiri atau lingkup tempat sistem tersebut, agar menjamin
keselarasan dan keadilan. Sistem sebagai kumpulan entiti yang saling berhubungan antar
berbagai atribut untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan akhir yang logis (Jaelani,
2015).
Suatu desktipsi nyata tentang bagaimana berbagai sistem saling berhubungan atau
bereaksi yang diartikan sebagai model. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis
maka dibuatkan model dari suatu sistem (Jaelani, 2015).
B. Definisi Antrian
Fenomena menunggu atau antri merupakan hal yang sering kali terjadi, dimana setiap
pelanggan menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Antrian terjadi saat dimana pelang-
gan menunggu untuk mendapatkan sutau pelayanan dari jasa layanan (Nurfitria et al.,
2017). Antrian adalah suatu kegiatan yang dimana baik orang maupun barang berada dalam
suatu barisan tunggu (Heizer dan Render, 2005). Hubungan antara kedatangan seorang
pelanggan dengan suatu fasilitas pelayanan, kemudian masuk dalam antrian untuk menggu
pelayan, dan akhirkan mendapatkan layanan lalu meninggalkan layanan tersebut disebut
sebagai proses antrian. Sebuah sistem antrian merupakan himpunan yang terdiri dari
pelanggan, pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan pada pelanggan dan pem-
rosesan masalah (Ekoanindiyo, 2011). Dalam antrian, rata-rata lamanya waktu menunggu
dalam antrian sangat bergantung pada tingkat pelayanan terselesaikan (Rachman, 2016).
C.Sistem Alur Antrian
Sistem dasar proses antrian adalah mulai dari datangnya pelanggan, kemudian antrian,
dan pelayanan, komponen sistem tersebut akan diilustrasikan seperti pada gambar
dibawah ini:
Gambar 1. Gambaran Antrian
D. Struktur Dasar Proses Antrian
Menurut (Bahar et al., 2018), pada umumnya proses antrian dibagi menjadi empat stuktur
dasar menurut karakter atau sifat fasilitas pelayanannya, yaitu:
1. Single Channel-Single Phase
Pada proses antrian Single Channel-Single Phase, Single Channel memiliki arti jika
pada suatu sistem antrian hanya ada satu proses pelayanan dan satu jalan untuk me-
masuki sistem pelayanan tersebut. Sedangkan Single Phase memiliki arti bahwa hanya
ada satu tempat pelayanan. Sistem ini memiliki satu jalan masuk dan satu jalur keluar
antrian.
Gambar 2. Satu jalan Satu Tahap
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
16
2. Multi Channel-Single Phase
Pada proses antrian Multi Channel-Single Phase, Multi Channel memiliki arti bahwa
ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan pada waktu ke waktu. Sedangkan Sin-
gle Phase memiliki arti bahwa ada satu tempat antrian sebelum masuk ke banyak pe-
layanan.
Gambar 3. Banyak Jalan Satu Tahap
3. Single Channel-Multi Phase
Pada proses antrian Single Channel-Multi Phase, Single Channel memiliki arti bahwa
dalam suatu sistem antrian hanya ada satu tempat pelayanan. Sedangkan Multi Phase
memiliki makna jika ada dua atau lebih pelayanan yang dilakukan dalam suatu proses
antrian.
Gambar 4. Satu Jalan Banyak Tahap
4. Multi Channel-Multi Phase
Pada proses antrian Multi Channel-Multi Phase, Multi Channel memiliki arti bah-
wasannya dalam suatu antrian terdapat lebih dari satu pelayanan. Sedangkan Multi
Phase memiliki arti bahwa ada dua atau lebih pelayanan yang dilakukan dalam suatu
proses antrian. Proses ini memiliki pelayanan yang berbeda dari setiap kebutuhan
pelanggan, sehingga jalur masuk antrian dan jalur pelayanannya bervariasi.
Gambar 5. Banyak Saluran Banyak Tahap
Gambar diatas menunjukan bahwa proses layanan secara paralel dengan banyaknya salu-
ran dalam proses antrian. Berbagai alur menunjukan keseluruhan kedatangan yang harus
dilayani secara berurutan. Gambar diatas menunjukan merupakan ilustrasi dasar untuk
menggambarkan suatu antrian, masih banyak variasi struktur antrian lain yang dari sistem
antrian banyak saluran dan banyak tahap.
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
17
E. Asumsi Teori Antrian
1. Distribusi Kedatangan
Model antrian merupakan bentuk probabilistic karena aspek-aspek tertentu dalam
model antrian merupakan variabel acak. Distribusi probabilistic dapat digambarkan
dengan variabel random (Mussafi, 2016). Waktu pelayanan dan kedatangan pada sistem
antrian termasuk dalam variabel random. Distribusi poisson merupakan hipotesis yang
seringkali digunakan dalam ditribusi kedatangan (unit waktu). Rumus untuk mengetahui
distribusi probabilitas poisson adalah:
𝑃(x) =𝑒−λλ𝑥
𝑥! (1)
Dimana:
x : Banyaknya kedatangan
p(x) : Probabilitas kedatangan
𝜆 : Rata-rata tingkat kedatangan
𝑒 : Dasar logaritma natural, yaitu 2,71828 x! = x (x-1) (x-2) . . . 1. (dibaca x
faktorial)
2. Distribusi Waktu Pelayanan
Distribusi probabilitas merupakan salah satu bentuk dalam waktu pelayanan dalam sis-
tem antrian. Distribusi eksponential negative adalah asumsi yang biasa dipakai untuk
distribusi waktu pelayanan. Sehingga jika waktu pelayanan mengikuti distribusi ekspo-
nensial negatif, maka tingkat sistem layanan akan seperti distribusi Poisson. Rumus
umum density function probabilitas eksponensial negatif adalah (Buana, 2007):
f (t) =µe−µt (2)
Dimana:
T : Waktu pelayanan
f (t) : Probabilitas yang berhubungan dengan t
µ : Rata-rata tingkat pelayanan
1/µ : Rata-rata waktu pelayanan
e : Dasar logaritma natural, yaitu 2,71828
Penelitian menunjukkan bahwa terjadi ketidak absahan pada asumsi distribusi
eksponensial negatif maupun poisson. Sehingga asumsi yang dilakukan harus
diuji terlebih dahulu dan kemudian dapat digunakan suatu model. Pengujain dit-
erapkan melalui test goodness of fit dengan menggunakan distribusi Chi square
(Aulele, 2014).
3. Disiplin Antrian
Sikap disiplin antrian dari pengantri dapat berpengaruh terhadap aturan pelayanan ada-
lah pengantri yang terburu-buru biasanya akan meninggalkan antrian sebelum dilayani,
yang disebut dengan reneging (Buana, 2007).
4. Sistem Antri Steady State dan Transient
Steady state dipermisalkan bahwa kriteria operasi seperti panjang antrian dan waktu
rata-rata menunggu memiliki bobot tetap setelah sistem melaju dalam waktu tertentu.
Keadaan transient ialah dimana sistem suatu antrian yang tidak bisa diharapkan ber-
langsung cukup lama dalam keadaan steady state. Sistem antrian transient solusinya
tergantung pada waktu yang telah dilewati sejak sistem mulai beroperasi(Buana, 2007).
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
18
5. Tingkat Kedatangan dan Pelayanan
Dipermisalkan banyaknya pelayanan dengan (𝜇) harus dapat lebih dari tingkat kedatan-
gan pengantri. Dampak dari tingkat kedatangan yang cukup banyak akan menyebabkan
suatu antrian sehingga tidak memiliki solusi keseimbang. Banyaknya kedatangan (λ),
banyaknya pelayanan (µ) dan panjang antrian berhubungan satu sama lain dan sangat
berpengeruh pada sistem antrian. Jika λ < µ, maka traffic intensity atau utilization faktor
R = λ / µ kurang dari 1. Jika rasio ini mendekati 1, panjang antrian yang diharapkan
akan mendekati tak terbatas(Buana, 2007).
III. METODOLOGI PENELITIAN
Alfamart di depan kampus UNSIKA menjadi objek penelitian kali ini. Penelitian ini dil-
akukan untuk mengetahu sistem antrian pada Alfamart tersebut. Maka dari itu dilakukan
survey langsung untuk melihat antrian yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, serta
melihat berapa lama tingkat pelayanan yang dilakukan kasir dalam melayani setiap satu
pelanggan.
Gambar 6. Tahap Pengolahan Data
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif observasional dengan
secara langsung melakukan pengamatan terhadap sistem antrian yang ada pada Alfamart
di depan kampus UNSIKA. Setelah masalah diidentifikasi dan data didapat, maka dil-
akukan pengolahan data. Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, penelitian ini juga
menggunakan software ProModel 7.5. Simulasi ini menggunakan bentuk pendekatan ak-
tivitas dimana terdapat interaksi dari beberapa entitas yang menggamparkan proses operasi
(Ekoanindiyo, 2011). Aktor-aktor dalam simulasi antrian ini adalah server dan pelanggan
(Vierdyan Rosawijaya; Hotniar Siringoringo, 2004).
Adapun langkah-langkah simulasi menggunakan software ProModel 7.5 adalah
(Cornellia, 2018):
1. Membuka Software ProModel 7.5
Klik Start, kemudian pilih All Programs, pilih ProModel 7.5.
2. Membuat Model Simulasi Baru
Klik File, lalu klik New untuk mengisi General Information yang berfungsi untuk mem-
berikan judul dari simulasi yang akan dibuat, menentukan lokasi penyimpanan, dan
memilih unit sesuai dengan kebutuhan.
3. Membuat Location
Klik Build, lalu pilih Location (CTRL + L) untuk membuat lokasi proses entitas dalam
sistem simulasi.
Gambar 7. Location
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
19
4. Membuat Entities
Klik Build, lalu pilih Entities (CTRL + E) untuk menentukan entitas yang akan
digunakan dalam simulasi.
Gambar 8. Entities
5. Membuar Arrivals
Klik Build, lalu pilih Arrivals (CTRL + A) untuk menentukan kedatangan entitas yang
sudah dijadwalkan untuk tiba dalam sistem simulasi.
Gambar 9. Arrivals
6. Membuat Process
Klik Build, lalu pilih Processing (CTRL + P) untuk membuat proses rute entitas dalam
sistem dan operasi yang dimasukinya.
Gambar 10. Process
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alfamart atau minimarket merupaan salah satu bidang usaha yang dimana pelayan
berhubungan langsung dengan pelanggan, oleh karena itu presepsi pelanggan terhadap
beberapa aspek yang ada pada minimarket sangat diperhitungkan. Metode antrian ini
digunakan untuk melihat seberapa baik penanganan antrian yang dilakukan Alfamart
UNSIKA.
Dalam kasus ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan serta
wawancara. Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada 26 November 2019 dan dilakukan
pada saat jam sibuk atau dapat dikatakan jam ramainya pelanggan berbelanja di Alfamart
yaitu pukul 12.00-17.00 WIB hingga didapatkan beberapa sample. Data-data ini akan
dihitung menggunakan metode single channel-single phase atau satu saluran satu tahap.
TABEL I
DATA ANTRIAN ALFAMART UNSIKA
No Jam kerja Jumlah Kedatangan
(Orang)
Rata-rata waktu pelayanan
(Menit)
1 12.00-13.00 95 88,2
2 13.00-14.00 33 85,2
3 14.00-15.00 41 78
4 15.00-16.00 73 78
5 16.00-17.00 75 84
Rata-rata 63,4 82,8
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
20
A. Uji Kecukupan Data
Menurut Roscoe (1975) yang dikutip pada penelitian (Goleman et al., 2019), untuk
menentukan ukuran sample yang menjadi acuan umumnya adalah:
1. Ukuran sample 30 ≤ 𝑛 ≤ 500 dapat dikatakan cukup untuk penelitian.
2. Apabila sample dibagi menjadi beberapa subsample (pria/wanita, junior/senior, dan se-
bagainya), ukuran sample paling sedikit 30 untuk setiap kategori sudah dapat dikatakan
cukup.
3. Pada penelitian mutivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sample
sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Penelitian yang dapat dikatakan berhasil mungkin dengan ukuran sample kecil dengan
kisaran 10 sampai dengan 20 sample untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat.
Dari ke empat point umum tersebut, sample yang diambil sudah tepat untuk penelitian
karena ukuran sampel 30 ≤ 𝑛 ≤ 500.
B. Definisi Masalah, Pengembangan Model dan Pemecahan Model
1. Definisi Masalah
Penelitian ini menggunakan metode antrian dengan struktur Single Channel – Single
Phase (M/M/1):(GD/∞/∞). Hal ini terjadi karena dalam sistem antrian hanya ada satu
jalur masuk, satu jalur pelayanan, dan satu jalur keluar antrian (Aji & Bodroastuti,
2013). Dari Tabel I, didapat bahwa rata-rata jumlah kunjungan per jam (λ) adalah 63,4
orang per jam, sedangkan untuk rata-rata waktu pelayanan yakni 82,8 orang per jam.
Dari data tersebut, akan diidentifikasi keefektifan pelayanan kasir Alfamart UNSIKA
terhadap antrian yang ada.
2. Pengembangan Model
Fungsi Tujuan:
𝜌 =λ
𝜇 (3)
Dimana:
λ : Rata-rata jumlah kunjungan (per jam)
𝜇 : Rata-rata waktu pelayanan (per jam)
Batasan: 𝜇 ≥ λ (4)
3. Pemecahan Model
Model (M/M/1):(GD/∞/∞) menunjukkan bahwa M pertama adalah distribusi kedatan-
gan, M kedua adalah distribusi pelayanan, 1 menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan
dalam sistem, dan GD menunjukkan disiplin antrian (Prawiro & Agfazar, 2020). Pada
model (M/M/1):(GD/∞/∞), waktu kedatangan dan waktu pelayanan berdistribusi ekspo-
nensial (Sari et al., 2017). Dari rumus yang ada (Sivakami Sundari & Palaniammal,
2019), model (M/M/1):(GD/∞/∞) memiliki lima rumus antrian yang akan digunakan
dalam perhitungan kali ini, yaitu:
a. Periode Sibuk
𝜌 =λ
𝜇
𝜌 =63,4
82,4
𝜌 = 0,77
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat kesibukan kasir sebesar 77% dan tingkat
menganggur sebesar 23%. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kasir sudah cukup
bagus karena melebihi 70% dan waktu menganggur disebabkan oleh waktu menunggu
pelanggan masuk kedalam sistem.
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
21
b. Rata-rata jumlah Pelanggan pada Antrian
𝐿𝑞 =λ2
𝜇(𝜇 − λ)
𝐿𝑞 =63,42
82,4(82,4 − 63,4)
𝐿𝑞 =4019,56
1565,6
𝐿𝑞 = 2,57 ≈ 3
Dari perhitungan diketahui bahwa rata-rata pelanggan yang berada dalam antrian
sebanyak 3 orang.
c. Jumlah Rata-Rata Pelanggan dalam Sistem
𝐿𝑠 =λ
𝜇 − λ
𝐿𝑠 =63,4
82,4 − 63,4
𝐿𝑠 = 3,33 ≈ 3
Dari perhitungan dalam antrian diketahui bahwa rata-rata pelanggan yang masuk dalam
sistem antrian sebanyak 9 orang.
d. Waktu Menunggu Rata-Rata dalam Antrian
𝑊𝑞 =λ
𝜇(𝜇 − λ)
𝑊𝑞 =63,4
82,4(82,4 − 63,4)
𝑊𝑞 = 0,04
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata-rata waktu pelanggan menunggu dalam sis-
tem sebesar 0,04 jam.
e. Waktu Menunggu Rata-Rata dalam Sistem
𝑊𝑠 =1
𝜇 − λ
𝑊𝑠 =1
82,4 − 63,4
𝑊𝑠 =1
19
𝑊𝑠 = 0,05
Dari hasil perhitungan waktu menunggu rata-rata dalam sistem, diketahui bahwa rata-
rata waktu pelanggan menunggu di dalam sistem sebesar 0,05 jam.
C.Simulasi Model Antrian Menggunakan ProModel 7.5
Setelah semua data telah diproses dan didapatkan hasilnya, maka data tersebut siap
disimulasikan pada software ProModel 7.5. Lokasi untuk mewakili keadaan hasil ob-
servasi ditunjukkan pada gambar 11 dibawah.
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
22
Gambar 11. Locations pada ProModel
Kemudian setelah lokasi telah mewakilkan keadaan, maka selanjutnya adalah memasuk-
kan entitas seperti pada gambar 12 dibawah.
Gambar 12. Entities pada ProModel
Selanjutnya yaitu mengatur proses kedatangan entitas kedalam simulasi yang ditunjukkan
pada gambar 13 dan gambar 14 dibawah.
Gambar 13. Arrivals pada ProModel
Gambar 14. Routing Entitas pada ProModel
Setelah semua aspek selesai dimasukkan, maka simulasi dapat dijalankan. Hasil simulasi
menggunakan ProModel 7.5 ditunjukkan pada gambar 15 dibawah.
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
23
Gambar 15. Simulasi Antrian Alfamart UNSIKA
Dari simulasi yang telah dibuat, dapat terlihat bahwa masih terjadi penumpukkan antrian
dari sistem antrian Alfamart UNSIKA. Sistem dirasa masih belum dapat menampung kese-
luruhan pelanggan sehingga jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka dapat terjadi
penumpukan pelanggan secara terus menerus dan membuat sistem antrian pada Alfamart
UNSIKA masih belum optimal.
D. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat produktivitas kasir
untuk melayani pelanggan sebesar 77%, dengan terdapat 3 pelanggan dalam baris antrian,
jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem sebanyak 9 orang, waktu tunggu untuk dihabis-
kan setiap pelanggan saat mengantri selama 0,04 jam, dan untuk waktu yang dihabiskan
dalam sistem rata-rata selama 0,05 jam.
ProModel 7.5 membantu untuk memvisualkan apakah sistem antrian pada Alfamart
UNSIKA masih terjadi penumpukan atau tidak. Dan hasil yang divisualkan oleh Pro-
Model 7.5 ternyata masih terjadi penumpukan antrian.
V. KESIMPULAN
Sistem antrian pada Alfamart UNSIKA dengan metode single channel-single phase un-
tuk di jam sibuk, rata-rata tingkat penggunaan kasir di Alfamart UNSIKA adalah 0,77 =
77%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesibukan kasir di Alfamart UNSIKA
sebesar 77% dan mengangur sebanyak 23%. Jumlah rata-rata pelanggan dalam antrian
sebanyak 3 orang. Terdapat 3 orang pelanggan yang menunggu sistem pada jumlah rata-
rata pelanggan. Hasil pengolahan data memperlihatkan jika sistem hanya mampu menam-
pung sebagian pelanggan. Dengan kisaran waktu yang dihabiskan untuk menunggu dalam
antrian adalah 0,04 jam. Seorang pelanggan mengha waktu 0,05 jam dalam untuk waktu
rata-rata pada antrian. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen menghabiskan banyak
waktu lebih banyak saat di dalam sistem, sehingga beresiko terjadinya penumpukan antrian
pada Alfamart UNSIKA.
Untuk simulasi antrian, software ProModel 7.5 dapat dengan baik membuat simulasi an-
trian yang terjadi pada antrian Alfamart UNSIKA. Meskipun gambar yang disediakan Pro-
Model 7.5 masih terbatas, tetapi mampu merepresentasikan setiap entitas dan prosesnya.
Simulasi tersebut menunjukkan bagaimana konsumen masuk kedalam antrian, berada di
sistem antrian, dan keluar dari sistem antrian. Simulasi dari software ProModel 7.5 juga
menunjukkan bahwa terjadi penumpukan antrian pada Alfamart UNSIKA. Hal tersebut
menunjukkan sistem antrian pada Alfamart UNSIKA terlihat kurang optimal melihat ked-
atangan pelanggan yang cukup ramai.
PUSTAKA
Aji, S. P., & Bodroastuti, T. (2013). Penerapan Model Simulasi Antrian Multi Channel Single Phase Pada Antrian Di
Apotek Purnama Semarang. Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis, 1(1), 1–16. http://www.jurnal.widyamanggala.ac.id/index.php/wmkeb/article/view/75
Aulele, S. N. (2014). Analisis Sistem Antrian Pada Bank Mandiri Cabang Ambon. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan, 8(1), 45–49. https://doi.org/10.30598/barekengvol8iss1pp45-49
Ramdani, Wahyudin, Rinaldi / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 13-24
24
Babicheva, T. S. (2015). The use of queuing theory at research and optimization of traffic on the signal-controlled road intersections. Procedia Computer Science, 55(December), 469–478. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.07.016
Bahar, S., Mananohas, M. L., & Montolalu, C. (2018). Model Sistem Antrian dengan Menggunakan Pola Kedatangan dan Pola Pelayanan Pemohon SIM di Satuan Penyelenggaraan Adminstrasi SIM Resort Kepolisian Manado.
D’CARTESIAN, 7(1), 15. https://doi.org/10.35799/dc.7.1.2018.19549
Buana, U. M. (2007). Oleh : eliyani.
Cornellia, R. (2018). Analisis Antrian pada Loket Pembuatan Elektronik KTP dengan Menggunakan Simulasi Promodel. STRING (Satuan Tulisan Riset Dan Inovasi Teknologi), 3(2), 119. https://doi.org/10.30998/string.v3i2.2763
Ekoanindiyo, F. (2011). Pemodelan Sistem Antrian Dengan Menggunakan Simulasi. Jurnal Ilmiah Dinamika Teknik, 5(1), 72–85.
Goleman et al., 2019. (2019). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Haikal, F. (2020). Analisis Antrian Pada Loket Pintu Tol Cijago Dengan Menggunakan Simulasi Promodel. 2(1), 32–36.
Jaelani, E. (2015). Optimalisasi Sistem Pelayanan Untuk Mengurangi Antrian Dengan Pendekatan Simulasi Menggunakan
Software Pro Model (Studi Kasus Pada Spbu Kadipaten, Majalengka). 7(1), 101–118.
Jhala, N., & Bhathawala, P. (2017). Analysis and application of queuing theory in Supermarkets. International Journal of
Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 6(9), 6. https://doi.org/10.15680/IJIRSET.2017.0609021
Mussafi, N. S. M. (2016). Pemodelan Sistem Antrian Multi-Channeljasa Teller Pada Bank Syariah Di Yogyakarta Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan. AdMathEdu : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu Matematika Dan
Matematika Terapan, 5(2). https://doi.org/10.12928/admathedu.v5i2.4770
Nurfitria, D., Nureni, N., & Utami, I. T. (2017). Analisis Antrian Dengan Model Single Channel Single Phase Service Pada
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (Spbu) I Gusti Ngurahrai Palu. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Terapan,
12(2), 65–71. https://doi.org/10.22487/2540766x.2015.v12.i2.7906
Okhuese, V. A. (2015). Application of Queuing Theory: Analysis of Services of Commercial Banks. The Journal of
Science Teachers Association of Nigeria, 48(1), 102–120.
Prawiro, K. S., & Agfazar, D. (2020). Analisis Antrian Sepeda Motor pada SPBU Tanah Merdeka Menggunakan Simulasi
Promodel. 2(1), 28–31.
Rachman, T. (2016). Simulasi model antrian optimal loket pembayaran parkir. Jurnal INOVISI, 12(2), 72–85.
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/inovisi/article/view/1919/1712
Sari, N. P., Sugito, S., & Warsito, B. (2017). Penerapan Teori Antrian Pada Pelayanan Teller Bank X Kantor Cabang
Pembantu Puri Sentra Niaga. None, 6(1), 81–90.
Shanmugasundaram, S., & Umarani, P. (2015). Queuing Theory Applied in Our Day To Day Life Ijser Queuing Theory
Applied in Our Day To Day Life. International Journal of Scientific & Engineering Research, 6(4), 533–541. http://www.ijser.org
Sivakami Sundari, M., & Palaniammal, S. (2019). An ann simulation of single server with infinite capacity queuing system. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, 8(12), 4067–4071.
https://doi.org/10.35940/ijitee.L3633.1081219
Sztrik, J. (2012). Queueing theory and its applications. 1, 1–1. https://doi.org/10.1145/2350716.2350717
Vierdyan Rosawijaya; Hotniar Siringoringo. (2004). SIMULASI SISTEM ANTRIAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI PROMODEL : Studi Kasus WARTEL. Proccedings, Komputer Dan Sistem Intelijen
(KOMMIT2004).
Top Related