VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN ...pom.go.id/ppid/2016/riset2016.pdf ·...

55
SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 1 VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN IPRATROPIUM BROMIDA MONOHIDRAT DAN SALBUTAMOL SULFAT DALAM SEDIAAN INHALASI SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Lince Yarni, Sri Murhandini, Tepy Usia Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl.Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: l[email protected] ABSTRAK Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak sesuai standar, maka diperlukan validasi metode analisis obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis penetapan kadar campuran Ipratropium Bromida Monohidrat dan Salbutamol sulfat dalam sediaan inhalasi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kondisi analisis KCKT menggunakan kolom C18. zorbax eclipse AAA (4,6 x 150 mm) 3.5 µm, pada λ 220 nm, kecepatan alir 1,0 ml/menit dengan fase gerak : [Dapar {(natrium 1-oktana sulfonat - KH2PO4 pH 2.8) } : metanol : asetonitril : tetrahidrofuran (82 : 7 : 7: 4 )]. Hasil uji parameter validasi metode analisis terhadap uji spesifisitas pada larutan spiked dan forced degradation dengan Peak Purity Index ≥ 0,999. Uji linearitas larutan baku Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat mempunyai Vxo= 0,017% dengan rentang konsentrasi 127– 296.7 μg/mL, r = 1,0 untuk Ipratropium bromida monohidrat, sedang salbutamol sulfat Vxo= 1.436% dengan rentang konsentrasi 117– 274 μg/mL, r = 0.9994. Uji linearitas metode Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat diperoleh dari data akurasi dengan menghitung nilai r pada kurva hubungan antara kadar dan luas area kromatogram, nilai yang diperoleh yaitu Vxo= 1.893% dengan rentang kadar 65.128 – 145.499 % , r = 0.999 untuk Ipratropium bromida, sedang untuk salbutamol sulfat Vxo= 0.057% dengan rentang kadar 67,68-126,48%, r=0.999 untuk Salbutamol sulfat. Kriteria keberterimaan uji linearitas baku dan metode mempunyai persyaratan dengan koefisien korelasi ≥ 0,999 dan Vxo ≤ 2,0%. Hasil uji presisi (n=10) mempunyai kadar rata-rata Ipratropium bromida monohidrat 0,5197 mg/mL atau 99,95% dengan % RSD 0,408 sedang Salbutamol sulfat mempunyai kadar rata-rata 3,017 mg/mL atau 100,24 % dengan % RSD 0.667 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil uji akurasi/ ketepatan Ipratropium bromida monohidrat dengan nilai perolehan kembali mempunyai rentang 97,64 - 101,852% dengan rekoveri rata-rata 100,391%, sedang untuk Salbutamol sulfat mempunyai nilai perolehan kembali rentang 98,225 - 102,0 % dengan rekoveri rata-rata 100,379 %. Persyaratan rekoveri rata-rata yang dapat menjamin hasil uji berkisar antara 98-102%. Dari hasil validasi metode analisis campuran Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat secara KCKT tersebut diatas adalah valid dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis sampel. Kata kunci : Ipratropium bromida monohidrat, Salbutamol sulfat, Validasi metode, KCKT

Transcript of VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN ...pom.go.id/ppid/2016/riset2016.pdf ·...

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 1

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN IPRATROPIUM BROMIDA MONOHIDRAT DAN SALBUTAMOL SULFAT DALAM SEDIAAN

INHALASI SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Lince Yarni, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl.Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak sesuai standar, maka diperlukan validasi metode analisis obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis penetapan kadar campuran Ipratropium Bromida Monohidrat dan Salbutamol sulfat dalam sediaan inhalasi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kondisi analisis KCKT menggunakan kolom C18. zorbax eclipse AAA (4,6 x 150 mm) 3.5 µm, pada λ 220 nm, kecepatan alir 1,0 ml/menit dengan fase gerak : [Dapar {(natrium 1-oktana sulfonat - KH2PO4 pH 2.8) } : metanol : asetonitril : tetrahidrofuran (82 : 7 : 7: 4 )]. Hasil uji parameter validasi metode analisis terhadap uji spesifisitas pada larutan spiked dan forced degradation dengan Peak Purity Index ≥ 0,999. Uji linearitas larutan baku Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat mempunyai Vxo= 0,017% dengan rentang konsentrasi 127– 296.7 µg/mL, r = 1,0 untuk Ipratropium bromida monohidrat, sedang salbutamol sulfat Vxo= 1.436% dengan rentang konsentrasi 117– 274 µg/mL, r = 0.9994. Uji linearitas metode Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat diperoleh dari data akurasi dengan menghitung nilai r pada kurva hubungan antara kadar dan luas area kromatogram, nilai yang diperoleh yaitu Vxo= 1.893% dengan rentang kadar 65.128 – 145.499 % , r = 0.999 untuk Ipratropium bromida, sedang untuk salbutamol sulfat Vxo= 0.057% dengan rentang kadar 67,68-126,48%, r=0.999 untuk Salbutamol sulfat. Kriteria keberterimaan uji linearitas baku dan metode mempunyai persyaratan dengan koefisien korelasi ≥ 0,999 dan Vxo ≤ 2,0%. Hasil uji presisi (n=10) mempunyai kadar rata-rata Ipratropium bromida monohidrat 0,5197 mg/mL atau 99,95% dengan % RSD 0,408 sedang Salbutamol sulfat mempunyai kadar rata-rata 3,017 mg/mL atau 100,24 % dengan % RSD 0.667 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil uji akurasi/ ketepatan Ipratropium bromida monohidrat dengan nilai perolehan kembali mempunyai rentang 97,64 - 101,852% dengan rekoveri rata-rata 100,391%, sedang untuk Salbutamol sulfat mempunyai nilai perolehan kembali rentang 98,225 - 102,0 % dengan rekoveri rata-rata 100,379 %. Persyaratan rekoveri rata-rata yang dapat menjamin hasil uji berkisar antara 98-102%. Dari hasil validasi metode analisis campuran Ipratropium bromida monohidrat dan Salbutamol sulfat secara KCKT tersebut diatas adalah valid dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis sampel. Kata kunci : Ipratropium bromida monohidrat, Salbutamol sulfat, Validasi metode, KCKT

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 2

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR DEFERIPRON DALAM SEDIAAN ORAL SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Lince Yarni, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl.Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak sesuai standar, maka diperlukan validasi metode analisis obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode analisis, agar dihasilkan metode analisis yang valid, akurat dan terpercaya memenuhi persyaratan parameter validasi. Kondisi analisis yang dilakukan secara KCKT menggunakan kolom C18 Encapped (4,6 x 250 mm) 5µm, pada panjang gelombang 280 nm, kecepatan alir 1,2 ml/menit dengan fase gerak : [Dapar {natrium 1-oktana sulfonat -NaH2PO4 -dinatrium etilen diamintetraasetat} : Metanol (8:2)]. Hasil uji parameter validasi metode analisis terhadap uji spesifisitas pada larutan spiked dan forced degradation dengan Peak Purity Index ≥ 0,999. Uji linearitas larutan baku deferipron mempunyai Vxo= 0,524% dengan rentang konsentrasi 59.74– 139.4 µg/mL,dengan nilai korelasi (r) = 0.9999. Uji linearitas metode deferipron diperoleh dari data akurasi dengan menghitung nilai r pada kurva hubungan antara kadar (%) dan luas area kromatogram, nilai yang diperoleh yaitu Vxo= 1.178% dengan rentang kadar 59.99– 141.252 %, dengan nilai korelasi (r ) = 0.999. Kriteria keberterimaan uji linearitas baku dan metode mempunyai persyaratan dengan koefisien korelasi ≥ 0,999 dan Vxo ≤ 2,0%. Hasil uji presisi (n=9) mempunyai kadar rata-rata deferipron 99.677 mg/mL atau 99,677% dengan % RSD 0,686 dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil uji akurasi/ ketepatan deferipron dengan nilai perolehan kembali mempunyai rentang 98.241 - 100.957% dengan rekoveri rata-rata 99.734%. Persyaratan uji akurasi (rekoveri) rata-rata dapat menjamin hasil uji berkisar antara 98-102%. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil validasi metode analisis deferipron secara KCKT adalah valid dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis sampel. Kata kunci : Deferipron, Validasi metode, KCKT

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 3

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ALLYLESTRENOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Sri Astuti, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Allylestrenol merupakan obat yang mempunyai potensi untuk meningkatkan konsentrasi hormon plasenta, membantu mempertahankan lapisan tropoblastik dari plasenta dan menurunkan risiko aborsi yang mengancam. Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan metode analisis dan validasi metode analisis penetapan kadar allylestrenol dalam sediaan tablet secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kolom yang digunakan adalah C-8 (250 x 4,6 mm i.d., 5 µm); fase gerak metanol – air (85 : 15); laju alir 1,2 mL/menit; dan deteksi pada λ 210 nm. Validasi dilakukan dengan parameter uji kesesuaian sistem, spesifisitas/selektivitas, linearitas, presisi dan akurasi. Hasil UKS menunjukkan nilai RSD luas area yaitu 0,676%, tailing factor 1,042; dan theoritical plate sebesar 13.449. Hasil uji spesifisitas menunjukkan bahwa waktu retensi (RT) rata – rata allylestrenol adalah 14,836. Persamaan regresi pada uji linearitas adalah y = 107x + 106 dengan nilai r = 0,9997. Hasil uji presisi larutan baku menunjukkan nilai RSD luas area adalah 0,577% dan hasil uji presisi larutan uji menunjukkan kadar rata – rata allylestrenol adalah 4,98 mg/tablet atau 99,59% dengan nilai RSD sebesar 0,674%. Hasil uji akurasi menunjukkan recovery (perolehan kembali) level konsentrasi 80%; 100% dan 120% berturut – turut adalah 100,10%; 100,09%; dan 100,28%. Secara keseluruhan seluruh parameter validasi telah memenuhi kriteria keberterimaan sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengujian penetapan kadar allylestrenol dalam sediaan tablet secara KCKT.

Kata Kunci : allylestrenol, validasi metode, KCKT.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 4

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR MELOKSIKAM DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Tina Wikara, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Meloksikam (4-hidroksi-2-metil-N-(5-metil-2-tiazol)-2H-1,2-benzo-tiazin-3-karboksamida-1,1-dioksid) (C14H13N3O4S2) merupakan golongan antiinflamasi non steroid (NSAID) derivat asam fenolat yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat, untuk melakukan penetapan kadar obat dibutuhkan suatu metode yang telah divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan menentukan kadar meloksikam dalam sediaan injeksi menggunakan metode Spektrofotometri UV-VIS serta mengetahui kesesuaian kadar injeksi meloksikam dengan persyaratan kadar yang telah ditetapkan. Telah dilakukan validasi metode analisis penetapan kadar meloksikam dalam sediaan injeksi secara Spektrofotometri UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p ada uji spesifisitas diperoleh panjang gelombang maksimum dari larutan baku meloksikam yaitu 376 nm. Hasil uji presisi baku diperoleh nilai %RSD = 0,144; presisi sampel diperoleh nilai %RSD = 0,621. Hasil uji linearitas diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,999. Hasil uji akurasi baku diperoleh nilai persen rekoveri baku= 101,071% dan persen rekoveri sampel diperoleh nilai rekoveri = 100,633%. Berdasarkan hasil validasi tersebut bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengawasan mutu produk meloksikam pada sediaan injeksi yang beredar. Kata Kunci : Meloksikam, validasi metode, Spektrofotometri UV-VIS.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 5

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR TABLET ESTAZOLAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR

KINERJA TINGGI

Tina Wikara, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Estazolam merupakan turunan triazolobenzodiazepin yang digunakan untuk menangani gangguan tidur atau insomnia. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat, untuk melakukan penetapan kadar obat dibutuhkan suatu metode yang telah divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan menentukan kadar estazolam dalam sediaan tablet menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) serta mengetahui kesesuaian kadar tablet estazolam dengan persyaratan kadar yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini telah dilakukan validasi metode analisis penetapan kadar estazolam dalam sediaan tablet secara KCKT. Validasi dilakukan berdasarkan parameter-parameter yang sesuai dengan ICH QR21 tahun 1995. Parameter validasi yang dilakukan meliputi spesifisitas, linearitas, presisi dan akurasi. Hasil uji spesifisitas menujukkan bahwa tidak ada puncak pelarut yang memiliki waktu retensi yang sama dengan retensi larutan baku, larutan uji dan larutan spiked sampel mempunyai waktu retensi dan puncak tunggal yang sama dengan larutan baku, selain itu larutan uji, baku dan spiked mempunyai bentuk spektrum yang sama pada panjang gelombang 254 nm. Hasil degradasi larutan baku dan larutan uji dapat terpisah dari puncak estazolam dengan resolusi yang baik. Larutan uji mempunyai puncak tunggal yang dibuktikan dengan peak purity index 0,999 dengan PDA. Asil uji presisi baku diperoleh nilai %RSD adalah 0,262; presisi sampel diperoleh nilai %RSD adalah 0,285. Hasil rata-rata uji linearitas dari 3 (tiga) ulangan diperoleh koefisien korelasi kurva regresi linear (r)=0,9995. Hasil uji akurasi menunjukkan nilai perolehan kembali (recovery) pada level konsentrasi 60%, 80%, 100%, 120% dan 140% berturut-turut adalah 100,103%; 100,392%; 101,694%; 101,522% dan 99,363%. Secara keseluruhan hasil validasi memenuhi kriteria keberterimaan sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengujian penetapan kadar estazolam dalam sediaan tablet secara KCKT. Kata Kunci : Estazolam, validasi metode, KCKT.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 6

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KAPSUL NOSKAPIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Sri Nurhayati1, Sri Murhandini2, Sudibyo Martono3

1,2Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

3Fakultas Farmasi, UGM

ABSTRAK Telah dilakukan validasi di laboratorium Pusat Riset Obat dan Makanan terhadap metode penetapan kadar kapsul noskapin secara spektrofotometri UV-Vis dalam rangka pembuatan Standar Obat Baru (SOB). Rancangan SOB disusun oleh Direktorat Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT. Penetapan kadar kapsul noskapin dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 313 nm. Pada proses validasi digunakan sampel kapsul noskapin dengan kekuatan sediaan 50 mg per kapsul dan digunakan baku pembanding noskapin BPFI. Hasil uji spesifisitas menunjukkan panjang gelombang serapan maksimum larutan baku dan larutan uji sama, serta pelarut tidak memberikan serapan pada panjang gelombang maksimum atau daerah analisis. Presisi larutan baku maupun sampel pada konsentrasi 0,04 mg/mL memberikan hasil yang memenuhi syarat dengan nilai RSD bertutut-turut 0,22 dan 0,24%. Uji linearitas dilakukan pada rentang konsentrasi 0,02 – 0,06 mg/mL, dengan nilai r > 0,999. Hasil uji akurasi larutan baku dan larutan sampel memenuhi syarat dengan rekoveri berturut-turut 98,99-100,23% dan 98,83-101,72%. Dari seluruh hasil uji parameter validasi dapat disimpulkan bahwa metode penetapan kadar kapsul noskapin secara spektrofotometri UV-Vis terbukti valid dan dapat diaplikasikan untuk pengujian kapsul noskapin. Kata kunci : noskapin, spektrofotometri UV-Vis, penetapan kadar, validasi metode.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 7

PENGEMBANGAN REAGEN KIT UNTUK DETEKSI CEPAT BAHAN BERBAHAYA DALAM KOSMETIK

Leni Ranty, Sri Nurhayati, Tina Wikara, Sri Astuti, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Dalam rangka peningkatan kemampuan dan kecepatan pengawasan post-market produk kosmetik yang beredar di masyarakat, BPOM dalam hal ini Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) berupaya mengembangkan metode yang cepat, tepat dan praktis untuk digunakan di lapangan, yaitu pengembangan reagen kit untuk deteksi cepat bahan berbahaya dalam kosmetik. Kelebihan dari metode ini adalah praktis karena tidak diperlukan instrumen khusus dan reaksi berlangsung cepat dimana hasil analisis didasarkan pada perubahan warna yang dapat diamati secara visual. Pada tahun 2016 PROM telah mengembangkan 12 metode untuk deteksi dini/skrining bahan berbahaya/dilarang dalam kosmetik dengan reagen kit. Bahan berbahaya tersebut antara lain merah K10 (rhodamin B), metanil yellow, jingga K1, hidrokuinon, resorsinol dan asam retionat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode realtif selektif sehingga reagen kit yang dikembangkan dapat digunakan untuk identifikasi bahan berbahaya dalam kosmetik. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa hasil pengujian dengan reagen kit tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan karena hanya bertujuan untuk deteksi dini/skrining. Diperlukan konfirmasi hasil pengujian dengan metode lainnya seperti Kromatografi Lapis Tipis (KLT) atau dengan instrumen misalnya Spektrofotometer. Kata Kunci : reagen, kit, kosmetik, berbahaya.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 8

RISET INVESTIGASI CEMARAN PLASTIK DALAM MINYAK GORENG

Wiwi Hartuti, Tanti Lanovia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Badan POM sebagai institusi yang berwenang dalam pengawasan obat dan makanan, turut bertanggung jawab untuk menjamin keamanan produk pangan yang beredar di masyarakat. Beberapa isu mengenai keamanan pangan yang beredar di masyarakat adalah penggunaan plastik dalam proses penggorengan makanan, sehingga dapat menghasilkan bahan berbahaya. PROM sebagai unit penunjang di Badan POM turut mengemban tugas untuk melakukan penelitian dalam rangka mengawasi keamanan makanan yang beredar di Indonesia yaitu melakukan investigasi terhadap kebenaran isu tersebut. PROM telah mengembangkan metode analisis yang dapat mendeteksi keberadaan cemaran plastik dalam minyak goreng. Pengembangan metode analisis identifikasi plastik atau polimer dalam minyak goreng ini menggunakan instrumen GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) dengan pirolisis. Penggunaan pirolisis ini bertujuan untuk memecahkan gugus polimer yang terdapat pada plastik menjadi monomer-monomer yang bisa di deteksi oleh instrumen GC-MS. Hasil dari uji pendahuluan disimpulkan bahwa metode analisis ini dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa polimer atau plastik. Penelitian ini dilanjutkan dengan sampling minyak goreng pada lima kota di kawasan DKI Jakarta oleh Direktorat Pengawasan Bahan Berbahaya, sedangkan sampling untuk produk hasil gorengan dilakukan sendiri oleh PROM. Berdasarkan hasil sampling terhadap 20 (dua puluh) minyak goreng di kawasan DKI Jakarta, ditemukan 13 (tiga belas) sampel positif tercemar polimer atau plastik jenis HDPE. Sedangkan untuk hasil sampling yang dilakukan oleh PROM terhadap 4 (empat) buah sampel produk hasil gorengan memberikan hasil positif tercemar plastik jenis HDPE juga.

Kata Kunci : Minyak goreng, plastik, GCMS-Pirolisis

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 9

RISET PENGEMBANGAN METODE DETEKSI KUALITATIF DAN KUANTITATIF

UNTUK KONTROL KUALITAS SEDIAAN ERITROPOETIN

Fitria R., Rina A., Eka R., Tuty E.M., Murtiningsih, Tepi U. Pusat Riset Obat dan Makanan BPOM RI

[email protected]

ABSTRAK Eritropoietin (EPO) merupakan protein yang diproduksi oleh ginjal dan berperan dalam proses pematangan sel darah merah, sehingga diperlukan pada terapi anemia pada pasien gagal ginjal. Eritropoietin (EPO) sudah banyak digunakan dalam pengobatan dan masuk ke dalam daftar obat BPJS, sehingga perlu dilakukan riset pengembangan metode deteksi kualitatif dan kuantitatif untuk pengawasan produk yang beredar (post market control). Metode yang dikembangakan untuk pengawsan sediaan EPO diantaranya adalah: deteksi kualitatif protein EPO menggunakan spektofometer dan elektroforesis, deteksi kuantitatif protein EPO menggunakan metode ELISA, dan deteksi kualitatif residu host DHA sediaan EPO menggunakan real time PCR. Hasil riset memperlihatkan bahwa metode deteksi yang mungkin digunakan untuk pengawasan sediaan EPO adalah metode deteksi kuantitatif protein EPO menggunakan metode ELISA dan metode deteksi kuantitatif residu host DHA sediaan EPO menggunakan real time PCR. Metode ini membutuhkan pengembangan lanjutan dan validasi, agar dapat digunakan pada pengawasan produk yang beredar. Kata kunci : eritropoetin, metode uji, post market control.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 10

DETEKSI Escehrichia coli PATOGEN DENGAN MULTIPLEK PCR :

PADA PEMBUATAN ES BATU

Eva Nikastri, Tanti Lanovia, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Pada tahun 2015, Bidang Keamanan Pangan PROM telah berperan dalam kegiatan Kajian Mikrobiologi Es Batu dan Sarana Produksinya yang diselenggarakan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM yaitu menyiapkan metode analisis dan pengujiannya. Tahun 2016 ini dilakukan validasi metode analisis untuk Escherichia coli patogen ETEC, EPEC dan EHEC dengan PCR multipleks. Primer yang digunakan adalah 3 (tiga) pasang untuk ETEC, EPEC, dan EHEC, menggunakan GoTaq Mastermix. Kontrol positif yang digunakan E.coli O157:H7 (EHEC), E.coli EPEC dan E. coli ETEC sedangkan kontrol negatif adalah L. monocytogenes ATCC 7644. Konsentrasi primer akhir yang optimal digunakan dalam mastermiks dengan volume total 50 µL adalah SK dan LT masing-masing 0,125 µM, VT adalah 0,25 µM. Hasil validasi menunjukkan metode analisis yang dikembangkan telah valid karena telah memenuhi kriteria keberterimaan yaitu nilai sensitivitas 100%, spesifisitas 100%, tingkat positif palsu 0% dan tingkat negatif palsu 0%. Nilai LOD (Limit of Detection) diperoleh untuk EPEC ETEC dan EHEC masing-masing 0,05 ng, 0,1 ng dan 0,5 ng. Pada pengujian 85 sampel yang terdiri atas air baku, air hasil filtrasi, air bilasan alat pengait es, air swab tangan, permukaan tempat pelepasan es, air rendaman pencetakan es dan produk akhir berupa es batu dan es kristal diperoleh prevalensi sampel yang diduga tercemar bakteri E. coli sebesar 33%, ETEC 31,7%, EPEC 6% dan EHEC 7%. Kata Kunci : Escherichia coli, multipleks PCR, dan es

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 11

SKRINING PENANDA PRG pat DAN CP4EPSPS PADA PRODUK JAGUNG DAN DETEKSI GTS 40-3-2 PADA PRODUK KEDELAI

MENGGUNAKAN REAL TIME PCR

Suci Yuliangsih, Silma Awalia, Tanti Lanovia, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Deteksi dan identifikasi pangan yang mengandung GMO atau produk pangan rekayasa genetika (PRG) secara kualitatif sebelum dilakukan kuantitatif sangat penting dirasakan oleh lembaga pengawasan obat dan makanan pemerintah seperti Badan POM. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Pusat Riset Obat dan Makanan melakukan kegiatan pengembangan metode deteksi PRG dengan menggunakan real time PCR yaitu skrining pangan PRG terhadap produk olahan kedelai dan jagung, karena berdasarkan Pasal 35 PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, masyarakat berhak mengetahui apakah pangan yang dikonsumsi mengandung PRG. Skrining terhadap promoter dan terminator pada umumnya merupakan langkah pertama untuk analisis PRG, kemudian dilanjutkan dengan analisis PRG event spesifik secara kualitatif dan kuantitatif terhadap sampel positif PRG untuk memastikan bahwa PRG yang terdeteksi bukan berasal dari hasil kontaminasi. Kajian yang dilakukan oleh PROM ini dilakukan terhadap pangan olahan jagung dengan menggunakan real time PCR untuk mendeteksi penanda PRG pat dan CP4EPSPS dan untuk pngan olahan kedelai dilakukan uji lanjutan GTS40-3-2. Pada tahapan awal dilakukan ekstraksi dan purifikasi DNA dari sampel dengan menggunakan kit DNeasy Food Mericon berdasarkan pada metode CTAB yang dimodifikasi. Uji spesifisitas memberikan hasil yang spesifik baik untuk primer CP4EPSPS dan pat. Batas deteksi untuk isolat DNA terhadap primer pat dan CP4EPSPS adalah 1 ng/µL; sedangkan batas deteksi GTS40-3-2 adalah 0.1 ng/µL. Hasil pengujian dari 18 sampel DNA jagung dan produk olahannya yang diuji, hanya terdapat 1 (satu) sampel yang terdeteksi mengandung gen penanda PRG CP4EPSPS; sedangkan hasil pengujian 11 sampel DNA kedelai dan produk olahannya, seluruh sampel yang diuji terdeteksi event GTS 40-3-2.

Kata Kunci : Skrining, pat, CP4EPSPS, deteksi, GTS 40-3-2

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 12

EFEK HEPATOTOKSISITAS SUPLEMEN MAKANAN “HHL”

PADA TIKUS Sprague dawley

Eka Rusmawati, Rina Adriany, Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Murtiningsih

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Saat ini sedang marak penggunaan suplemen makanan, seperti “HHL”. Suplemen ini mengandung asam lemak omega-3, EPA dan DHA. Berkembangnya issue bahwa suplemen makanan “HHL” dapat menyebabkan hepatotoksik, maka berdasarkan issue tersebut dilakukan riset efek hepatotoksisitas. Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada hewan coba tikus putih jantan galur Sprague dawley, hewan coba diberikan suplemen makanan “HHL” secara oral selama 90 hari. Hewan coba dikelompokkan menjadi beberapa kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberikan pelarut uji, dua kelompok dosis diberikan sediaan uji dengan dosis 152 mg/kg dan 304 mg/kg bobot badan serta kelompok satelit. Diakhir percobaan hewan coba dianastesi kemudian diambil darahnya untuk pemeriksaan SGOT, SGPT, Total Bilirubin, BUN dan kreatinin, selanjutnya diambil organ hati serta ginjal dan dibuat preparat histopatologi untuk mengetahui gambaran efek hepatotoksik organ tersebut. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya gejala-gejala hepatotoksik, yaitu tidak terjadi penghambatan pertumbuhan, tidak memperlihatkan adanya kelainan pada organ hati dan ginjal baik pada pemeriksaan makroskopik maupun mikroskopik, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada nilai SGOT, SGPT, T-Bilirubin, BUN dan kreatinin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sediaan suplemen makanan ”HHL” selama 90 hari pada hewan coba tikus Sprague dawley tidak menunjukkan efek hepatotoksik.

Kata Kunci : Suplemen makanan, efek hepatotoksik, tikus Sprague dawley.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 13

RISET SITOTOKSIK JAMU XT YANG MENGANDUNG

BKO PARASETAMOL DAN FENILBUTAZON PADA SEL VERO

Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Eka Rusmawati, Rina Adriany, Murtiningsih

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, untuk itu perlu diketahui toksisitas terhadap sel akibat konsumsi jamu yang mengandung BKO. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu XT yang mengandung BKO Parasetamol dan Fenilbutazon pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Jamu XT berasal dari PPOMN yang positif mengandung Parasetamol dan Fenilbutazon. Konsentrasi uji yang digunakan adalah 500.0;

250.0; 125.0; 62,5; 31,3; 15,6 dan 7,8 g/mL. Sel Vero yang dikultur di wellplate 96 selama 24 jam kemudian dipaparkan sampel uji dan diinkubasi selama 48 jam

didalam inkubator CO2 suhu 37C. Terhadap wellplate tersebut dilakukan uji MTT kemudian dianalisis dengan ELISA Reader. Hasil uji sitotoksik terhadap sebagai berikut: Jamu XT yang dilarutkan dengan air mempunyai nilai IC50= 47.9 µg/mL dan Jamu XT yang dilarutkan dengan DMSO mempunyai nilai IC50= 190.4 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam, Jamu XT dengan pelarut air ini mempunyai efek toksik terhadap sel Vero, akan tetapi sampel jamu ini mempunyai efek toksik moderat bila dilarutkan dengan DMSO.

Kata Kunci : Sitotoksik, Jamu, BKO, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 14

SURVEI INDEKS KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2016

Tiur Dina Waty, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl.Percetakan Negara No. 23 Jakarta Email: [email protected]

Obat dan makanan yang beredar dan dikonsumsi masyarakat harus terjamin aman dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Tugas Badan POM adalah mengawasi obat dan makanan yang beredar agar terjamin aman dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Tujuan pelaksanaan “Survei Indeks Kesadaran Masyarakat (IKM) dalam memilih Obat dan Makanan” adalah untuk mendapatkan Nilai Indeks Kesadaran Masyarakat dalam memilih Obat dan Makanan yang aman skala nasional. Dengan diketahui nilai indeks, maka diharapkan dapat ditingkatkan kesadaran masyarakat pengetahuan melalui intervensi program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang lebih baik sesuai dengan profil masyarakat di wilayah tertentu. Survei indeks ini menggunakan pendekatan KAP Study (Knowledge, Attitude & Perception,

Practice) untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam memilih obat dan makanan. Pengukuran survei indeks dilakukan menggunakan alat ukur (tools) kuesioner, face to face terhadap responden rumahtangga yang berusia minimal 15 tahun. Lokasi survei dilakukan di 15 propinsi yang terdiri dari 524 blok sensus (207 perkotaan dan 317 pedesaan) yang terdiri dari 5.240 jumlah sampel rumah tangga.Kuesioner yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Hasil penelitian diperoleh : nilai Indeks Kesadaran Masyarakat terhadap Obat (Ethical dan Antibiotok) 65,78, Obat lainnya (Obt Tradisional dan Vitamin 49,23, lebih rendah dibanding produk Kosmetika 71,54 dan Pangan 75,36. Kata kunci : Survey, Indeks, Kesadaran Masyarakat

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 15

MONITORING IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM BADAN POM

Tiur Dina Waty, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl.Percetakan Negara No. 23 Jakarta Email: [email protected]

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian yang harus dilaksanakan agar pegawai yang bekerja terutama dilaboratorium terhindar dari risiko bahaya fisik maupun akibat pemaparan bahan kimia, serta meningkatkan derajat kesehatan di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja di tuangkan dalam suatu sistem manajemen yang dikenal di Indonesia dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SM K3). Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Adapun identifikasi bahaya dan manajemen risiko yang berstandar Internasional dikenal dengan nama OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001. Tujuan Monitoring Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk memetakan dan memotret Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pegawai yang bekerja di laboratorium Balai POM. Monitoring Implementasi, menggunakan metode survey yang dilaksanakan pada 12 laboratorium Balai Besar/Balai POM, dimana identifikasi risiko bahaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan study epidemiologi. Alat ukur (tools) yang dipergunakan adalah kuesioner yang diisi oleh pegawai yang bekerja dilaboratorium kimia, biologi dan mikrobiologi. Kuesioner yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Dari penelitian diperoleh : persentase Implementasi Sistem Manajemen K3; 3,57 % - 92.86 % . Balai yang telah mengimplementasikan dengan baik telah melakukan identifiikasi resiko bahaya dilingkungan kerja sehingga meminimalis kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Kata kunci : monitoring implementasi, keselamatan, kesehatan, kerja

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 16

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 17

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR TABLET DIENOGES SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Sri Nurhayati1, Sri Murhandini2, Sudibyo Martono3

1,2Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

3Fakultas Farmasi, UGM

ABSTRAK Telah dilakukan validasi di laboratorium Pusat Riset Obat dan Makanan terhadap metode penetapan kadar tablet dieonoges secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam rangka pembuatan Standar Obat Baru (SOB). Rancangan SOB disusun oleh Direktorat Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT. Penetapan kadar tablet dienoges dilakukan menggunakan instrumen KCKT yang dilengkapi detektor UV (310 nm) dan Photo Diode Array (PDA). Digunakan kolom C18 dengan ukuran 150 x 4,6 mm (i. d.), ukuran partikel 5µm. Analisis dilakukan dengan fase gerak metanol-air (1:1) dan laju alir 0,9 mL/menit. Suhu kolom dijaga pada 40°C. Sampel yang dipakai adalah tablet dengan kekuatan 2 mg per tablet dan digunakan baku pembanding yang sesuai untuk analisis farmasi. Hasil uji selektivitas menunjukkan bahwa metode memenuhi syarat selektivitas. Selain itu juga dilakukan forced degradation terhadap larutan baku dan sampel menggunakan asam, basa, dan hidrogen peroksida. Analisis terhadap kromatogram hasil forced degradation menunjukkan bahwa puncak analit dapat terpisah dengan baik (resolusi ˃ 1,5) dari degradan. Presisi larutan baku dan

sampel pada konsentrasi 0,04 mg/mL memberikan hasil yang memenuhi syarat dengan RSD berturut-turut 0,72 dan 0,63%. Uji linearitas dilakukan pada rentang konsentrasi 0,024 – 0,056 mg/mL, dengan nilai r = 0,999. Hasil uji akurasi larutan baku dan larutan sampel memenuhi syarat dengan rekoveri berturut-turut 98,55-101,77% dan 98,25-101,10%. Dari seluruh hasil uji parameter validasi dapat disimpulkan bahwa metode penetapan kadar tablet dienoges secara KCKT terbukti valid dan dapat diaplikasikan untuk pengujian tablet dienoges. Kata kunci : dienoges, kromatografi cair kinerja tinggi, penetapan kadar, validasi metode.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 18

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR TABLET ESTAZOLAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Tina Wikara, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Estazolam merupakan turunan triazolobenzodiazepin yang digunakan untuk menangani gangguan tidur atau insomnia. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat, untuk melakukan penetapan kadar obat dibutuhkan suatu metode yang telah divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan menentukan kadar estazolam dalam sediaan tablet menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) serta mengetahui kesesuaian kadar tablet estazolam dengan persyaratan kadar yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini telah dilakukan validasi metode analisis penetapan kadar estazolam dalam sediaan tablet secara KCKT. Validasi dilakukan berdasarkan parameter-parameter yang sesuai dengan ICH QR21 tahun 1995. Parameter validasi yang dilakukan meliputi spesifisitas, linearitas, presisi dan akurasi. Hasil uji spesifisitas menujukkan bahwa tidak ada puncak pelarut yang memiliki waktu retensi yang sama dengan retensi larutan baku, larutan uji dan larutan spiked sampel mempunyai waktu retensi dan puncak tunggal yang sama dengan larutan baku, selain itu larutan uji, baku dan spiked mempunyai bentuk spektrum yang sama pada panjang gelombang 254 nm. Hasil degradasi larutan baku dan larutan uji dapat terpisah dari puncak estazolam dengan resolusi yang baik. Larutan uji mempunyai puncak tunggal yang dibuktikan dengan peak purity index 0,999 dengan PDA. Asil uji presisi baku diperoleh nilai %RSD adalah 0,262; presisi sampel diperoleh nilai %RSD adalah 0,285. Hasil rata-rata uji linearitas dari 3 (tiga) ulangan diperoleh koefisien korelasi kurva regresi linear (r)=0,9995. Hasil uji akurasi menunjukkan nilai perolehan kembali (recovery) pada level konsentrasi 60%, 80%, 100%, 120% dan 140% berturut-turut adalah 100,103%; 100,392%; 101,694%; 101,522% dan 99,363%. Secara keseluruhan hasil validasi memenuhi kriteria keberterimaan sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengujian penetapan kadar estazolam dalam sediaan tablet secara KCKT. Kata Kunci : Estazolam, validasi metode, KCKT.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 19

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR MESTEROLON DALAM SEDIAAN TABLET SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Sri Astuti, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Mesterolon digunakan untuk menangani infertilitas pria. Mesterolon adalah bentuk hormon testosteron, hormon seks pria dan hanya digunakan pada pria. Pada penelitian ini telah dilakukan validasi metode analisis penetapan kadar mesterolon dalam sediaan tablet secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kolom yang digunakan adalah C-18 (4,6 x 5 µm; panjang 250 mm); fase gerak asetonitril – air (80 : 20); laju alir 1,0 mL/menit; dan deteksi pada λ 200 nm. Validasi dilakukan dengan parameter uji kesesuaian sistem, spesifisitas/selektivitas, linearitas, presisi dan akurasi. Hasil UKS menunjukkan nilai RSD luas area yaitu 0,567%, tailing factor 1,211; dan theoritical plate sebesar 13.822. Hasil uji spesifisitas menunjukkan bahwa waktu retensi (RT) rata – rata mesterolon adalah 5,514. Persamaan regresi pada uji linearitas adalah y = 2.106x + 21880 dengan nilai r = 0,9996. Hasil uji presisi larutan baku menunjukkan nilai RSD luas area adalah 0,899% dan hasil uji presisi larutan uji menunjukkan kadar rata – rata mesterolon adalah 25,34 mg/tablet atau 101,35% dengan nilai RSD sebesar 0,491%. Hasil uji akurasi menunjukkan recovery (perolehan kembali) level konsentrasi 80%; 100% dan 120% berturut – turut adalah 99,95%; 100,31%; dan 100,00%. Secara keseluruhan seluruh parameter validasi telah memenuhi kriteria keberterimaan sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengujian penetapan kadar mesterolon dalam sediaan tablet secara KCKT.

Kata Kunci : mesterolon, validasi metode, KCKT.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 20

EFEK HEPATOTOKSISITAS SUPLEMEN MAKANAN “HCUL”

PADA TIKUS Sprague dawley

Eka Rusmawati, Rina Adriany, Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Murtiningsih

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Sehubungan dengan kajian aspek keamanan bersama tim ahli terkait laporan efek samping produk suplemen makanan “HCUL” yang terjadi di beberapa negara dan dihubungkan dengan kasus hepatotoksik, maka dilakukan riset efek hepatotoksik terhadap produk suplemen makanan tersebut. Riset ini dilakukan secara in vivo pada hewan coba tikus putih jantan galur Sprague dawley, yang diberikan suplemen makanan “HCUL” secara oral selama 90 hari. Hewan coba dikelompokkan menjadi beberapa kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberikan pelarut uji, dua kelompok dosis diberikan sediaan uji dengan dosis 135 mg/kg dan 270 mg/kg bobot badan serta kelompok satelit. Diakhir percobaan hewan coba dianastesi kemudian diambil darahnya untuk pemeriksaan SGOT, SGPT, Total Bilirubin, BUN dan kreatinin, selanjutnya diambil organ hati serta ginjal dan dibuat preparat histopatologi untuk mengetahui gambaran efek hepatotoksik organ tersebut. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya gejala-gejala hepatotoksik, yaitu tidak terjadi penghambatan pertumbuhan, tidak memperlihatkan adanya kelainan pada organ hati dan ginjal baik pada pemeriksaan makroskopik maupun mikroskopik, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada nilai SGOT, SGPT, T-Bilirubin, BUN dan kreatinin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sediaan suplemen makanan ”HCUL” selama 90 hari pada hewan coba tikus Sprague dawley tidak menunjukkan efek hepatotoksik. Kata Kunci : Suplemen makanan, efek hepatotoksik, tikus Sprague dawley.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 21

RISET PENGEMBANGAN METODE DETEKSI KUANTITATIF RESIDU HOST DNA

PADA SEDIAAN ERITROPOETIN MENGGUNAKAN REAL TIME PCR

Fitria R., Suci Y., Rina A., Eka R., Tuty E.M., Murtiningsih, Tepi U. Pusat Riset Obat dan Makanan BPOM RI

[email protected]

ABSTRAK Eritropoetin (EPO) merupakan protein yang berperan dalam regulasi sel darah merah, sehingga keberadaannya dibutuhkan dalam pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal. Sediaan biosimilar EPO sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Indonesia, sehingga perlu dikembangkan metode deteksi untuk pengawasan sediaan EPO yang beredar (post market control). Salah satu metode deteksi yang dikembangkan adalah metode deteksi kuantitatif residu host DNA pada sediaan biosimilar EPO menggunakan real time PCR. DNA hasil isolasi dari sel CHO-K1 digunakan sebagai standard host DNA, karena protein EPO umumnya produksi pada sel CHO. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode kit isolasi DNA, kemudian dilakukan optimasi dan amplifikasi menggunakan primer dengan gen target CHO yaitu alu repetitive elements. Optimasi kondisi PCR menunjukkan bahwa suhu annealing yang optimum adalah 57oC dan konsentrasi primer yang optimum adalah 0,05 µM. Hasil pengembangan metode deteksi kuantitatif kadar residu host DNA adalah nilai r2 uji linearitas 0,9857; uji spesifisitas primer memberi hasil spesifik untuk DNA sel rodensia; nilai limit deteksi 10-3 pg dan nilai recovery berada pada rentang 83-140%. Metode ini memerlukan uji validasi dan uji kolaborasi agar dapat digunakan untuk mendeteksi kadar residu host DNA sediaan EPO. Kata Kunci : eritropoetin, residu host DNA, real time PCR

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 22

RISET EFEK MUTAGENIK BEDAK BAYI “JJ”

Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Eka Rusmawati, Rina Adriany, Murtiningsih

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Adanya isue produk bedak bayi “JJ” diduga berkaitan dengan kejadian kanker ovarium yang menyebabkan keresahan pada masyarakat, sehingga perlu untuk diperiksa efek mutagenik dari produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek mutagenik bedak tabur (powder) bayi “JJ” yang sering digunakan oleh masyarakat. Efek mutagenik adalah efek toksik yang ditandai terjadinya mutasi pada gen, yang menyebabkan kerusakan fisiologi sel dan dapat memicu terjadinya kanker. Riset mutagenisitas ini menggunakan metode Ames menggunakan bakteri Salmonella Typhimurium (TA 100, TA 98, TA 1535, TA 1537) dan Escherichia coli yang telah direkayasa secara genetik sehingga tidak bisa hidup pada media yang miskin nutrisi (histidin, biotin). Bakteri tersebut akan mengalami mutasi balik apabila terpapar dengan zat bersifat mutagenik dan dapat tumbuh di media yang miskin nutrisi. Pada uji ini digunakan 5 konsentrasi uji yaitu 10000, 5000, 2500, 1000, 500, dan 250 μg/lempeng. Kontrol negatifnya digunakan DMSO, kontrol positif digunakan AF-2 (TA 98, TA 100 dan WP2), NNG (TA 1535) dan 9AA (TA 1537). Bakteri dan larutan uji dipaparkan pada lempeng agar

kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37C pada inkubator. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh dihitung dan dianalisa. Hasil riset mutagenik menggunakan metode Ames terhadap bedak bayi “JJ” memperlihatkan bahwa jumlah koloni yang tumbuh tidak berbeda nyata dengan jumlah koloni dari kontrol negatif, hal tersebut menunjukkan bahwa bedak bayi “JJ” tidak dapat memutasi balik bakteri Salmonella Typhimurium TA 100, TA 98, TA 1537, TA 1535 dan Escherichia coli WP2, sehingga dapat disimpulkan bahwa bedak bayi “JJ” tidak bersifat mutagenik.

Kata Kunci : Efek mutagenik, Bedak Bayi, metode Ames

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 23

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS MIGRASI DEHP & DBP DARI KEMASAN KERTAS & KARTON KE DALAM

SIMULAN PANGAN KERING SECARA GCMS

Wiwi Hartuti, Tanti Lanovia, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Metode analisis penetapan kadar migrasi senyawa ftalat (DBP & DEHP) dari kemasan kertas & karton menggunakan Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GCMS) yang dikembangkan oleh Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) telah divalidasi berdasarkan parameter validasi, yaitu, spesifisitas, linieritas, presisi, nilai perolehan kembali dan LOD & LOQ. Hasil validasi menunjukkan bahwa pengujian berada dalam rentang penerimaan untuk kelima macam parameter validasi yaitu untuk uji spesifisitas bentuk kromatogram dan waktu retensi larutan baku sama dengan larutan uji, tidak terjadi interferensi antara puncak utama larutan uji dengan puncak utama pada larutan baku senyawa sejenis. Uji linieritas baku menghasilkan nilai koefisien korelasi untuk DBP & DEHP adalah 0.9987 dan 0.9925 (syarat keberterimaan > 0,99). Untuk uji linieritas sampel menghasilkan nilai koefisien korelasi DBP & DEHP adalah 0.9963 dan 0.9957 (syarat keberterimaan > 0,99). %RSD pada uji presisi larutan sampel dengan waktu inkubasi 2 jam dan suhu inkubasi 66 °C untuk DBP & DEHP secara berturut-turut adalah 3,364 dan 5,557 % dan nilai 2/3 CV Horwitznya adalah 12,212 dan 9,674 (syarat keberterimaan nilai % RSD < Nilai 2/3 CV Horwitz). Untuk perolehan kembali senyawa DBP & DEHP antara 79.396 dan 88.981%. Nilai LOD untuk DBP & DEHP adalah 0.041 dan 0.319, dan LOQ adalah 0.137 dan 1.063 µg/mL Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ini valid. Hasil pengujian terhadap sebelas (11) sampel menunjukkan kadar DBP & DEHP masih berada dibawah nilai batasan maksimum yang ditetapkan oleh PerKa Badan POM RI No HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Kemasan Pangan. Kata Kunci : Kemasan kertas, simulan, validasi, GCMS

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 24

RISET VALIDASI METODE ANALISIS SUDAN SIMULTAN DALAM SEDIAAN CABE BUBUK

SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Dewi Afriani, Tanti Lanovia, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pewarna Sudan yaitu Sudan I, Sudan II, Sudan III dan Sudan IV adalah kelompok senyawa azo yang banyak digunakan untuk pelarut hidrokarbon, minyak, lemak, lilin, sepatu, dan pembersih lantai. Namun tidak sedikit produsen makanan menggunakan pewarna ini ke dalam bahan makanan seperti pada cabe bubuk, saus cabe, bumbu kari dan lain-lain. Semua bahan pewarna Sudan yang disebutkan di atas termasuk karsinogen kategori 3. Oleh karena itu perlu pengembangan metoda untuk mengetahui penggunaan Sudan pada makanan, dalam hal ini produk cabe bubuk. Pengembangan metoda dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik menggunakan kolom Shim- Pack VP_ODS (4,6 x 250 mm) 5,0 μm, dan fase gerak asam formiat 2% dalam air : asam formiat 2% dalam acetonitril (15 : 85,) laju alir 2 ml/menit dan detektor vis pada panjang gelombang 485 nm. Validasi metode menunjukkan bahwa prosedur penelitian yang dilakukan memiliki linieritas baku dengan nilai koefisien korelasi adalah 0.999; untuk linieritas larutan spike sampel menghasilkan nilai koefisien korelasi adalah 0.99 (syarat keberterimaan > 0,99). Nilai %RSD pada uji presisi larutan spike sampel berturut-turut sudan I, II, III dan IV adalah 7.849; 8.620; 7.014; 7.038 dan nilai 2/3 CV Horwitznya adalah 12.157; 12.012; 12.214; 12.062. Nilai akurasi sampel adalah 97.301% - 110.538%. Nilai LOD dan LOQ metoda sudan I, II, III dan IV adalah 0,158; 0,129; 0,144; 0,135 µg/ml dan 0,526; 0,430; 0,481; 0,451 µg/mL. Metode analisis ini telah memenuhi kriteria keberterimaan validasi metode. Kata kunci : Validasi Metoda, Pewarna Sudan, KCKT

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 25

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS

PENETAPAN KADAR SORBITOL DALAM PERMEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DETEKTOR RID

Wiwi Hartuti, Elsadora Reapina M., Tanti Lanovia, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Gula alkohol merupakan monosakarida atau disakarida yang memiliki banyak gugus hidroksil. Pemanis alami yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan POM Nomor 4 Tahun 2014 ini antara lain dari jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, maltitol, laktitol, silitol dan eritritol. Metode analisis ini perlu dikembangkan karena belum tersedianya metode analisis pengujian gula alkohol di Badan POM pada tahun 2014. Metode analisis penetapan kadar sorbitol dalam permen menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang dikembangkan oleh Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) dan telah valid berdasarkan parameter validasi, Uji kesesuaian Sistem (UKS), linieritas, dan keseksamaan (presisi). Pada UKS (i) puncak pelarut terpisah dengan baik dari puncak analit dan (ii) pada penyuntikan campuran larutan uji dan larutan baku diperoleh satu puncak yang solid dari analit yang diuji. Uji linieritas baku menghasilkan nilai koefisien korelasi sorbitol 0.9998. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa metode analisis penetapan kadar sorbitol dalam permen secara KCKT ini telah valid dan dapat digunakan untuk pengujian. Kata Kunci : sorbitol, permen, detektor RID, validasi

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 26

PENGEMBANGAN BANK DNA BAKTERI PATOGEN : Bacillus cereus

Eva Nikastri, Hazleini Misvayanty,

Tanti Lanovia, Tepy Usia Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Pangan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Bacillus cereus dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit, salah satunya syndrome gastrointestinal atau gejala neurologic. Penelitian dibagi menjadi 3 tahapan kerja: (1) optimasi metode secara molekuler; (2) validasi metode secara molekuler; dan (3) analisis sampel. Protokol PCR mengacu pada Stasiak et al. (2009) yaitu pra denaturasi (95ºC, selama 5 menit), denaturasi (94ºC, selama 30 detik), annealing (55ºC, selama 1 menit), elongasi (72ºC, selama 1 menit) sebanyak 30 siklus dan final extention (72ºC selama 7 menit). Amplifikasi PCR dilakukan dengan volume akhir 25 µL yang terdiri dari Nuclease Free Water (NFW), primer (EM1-f dan EM1-r), GoTaq Green Master Mix (Promega, Madison, USA), dan DNA. Baku bakteri yang digunakan adalah Bacillus cereus ATCC 11778. Primer untuk gen yang mengkode protein B untuk motilitas Bacillus cereus adalah BCFomp 1 dan BCRomp 1, dengan membentuk pita DNA yang berukuran 575 bp. Limit deteksi untuk metode ini pada konsentrasi DNA 10 ng/µL Hasil analisis terhadap beberapa isolat dari BBPOM Serang dan Yogyakarta, yaitu tepung mokaf, susu formula dan dendeng menunjukkan positif Bacillus cereus.

Kata kunci : Bacillus cereus, PCR, Primer, Validasi

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 27

PENGEMBANGAN BANK DNA BAKTERI PATOGEN:

Vibrio cholerae

Silma Awalia, Suci Yuliangsih, Tanti Lanovia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Bidang Keamanan Pangan PROM telah melakukan riset terkait bakteri patogen penyebab keracunan pada pangan. Bakteri patogen yang dimiliki PROM berasal dari ATCC, PPOMN, Universitas dan PROM sendiri. Bakteri tersebut perlu diperhatikan penanganannya dengan baik, terutama penyimpanan bakteri tersebut. Hal ini penting untuk menjaga viabilitasnya agar dapat dimanfaatkan baik untuk riset keamanan pangan maupun sebagai bakteri kontrol positif pada pengujian mikrobiologi. Koleksi bakteri patogen ini akan lebih bermakna jika dilengkapi dengan informasi lainnya seperti profil DNA, sekuen basanya, dll, sehingga menjadi suatu database bakteri patogen yang lebih lengkap. Riset ini bertujuan selain untuk menyimpan bakteri juga untuk melengkapi informasi genetika dari bakteri Vibrio cholera. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode pendidihan (boiling) dimana DNA dideteksi menggunakan PCR. Gen yang dideteksi adalah toxR dengan sekuen primer toxR-B : AGGGTTAGCAACGATGCGTAAG dan toxR-F: CCTTCGATCCCTAAGCAATAC. Setelah dilakukan proses PCR, produk PCR di sequencing dengan metode sanger untuk selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi Sequence Scanner Software 2 dan dilanjutkan dengan Analisis menggunakan aplikasi online https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/ Blast.cgi. Hasil sequencing menunjukkan V.cholerae asal Padang (PPOMN) dan V.cholerae Ogawa (PPOMN) merupakan V.cholerae strain NCTC 9420 Chromosome 1, complete sequence. Hasil sequencing produk PCR dari sampel es batu menunjukkan isolat V.cholerae tersebut merupakan strain RD1 toxR gene, complete cds. Kata Kunci : Bank, DNA, V.cholerae

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 28

VALIDASI METODE ANALISIS

PENETAPAN KADAR MELOKSIKAM DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Tina Wikara, Sri Murhandini, Tepy Usia

Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Meloksikam (4-hidroksi-2-metil-N-(5-metil-2-tiazol)-2H-1,2-benzo-tiazin-3-karboksamida-1,1-dioksid) (C14H13N3O4S2) merupakan golongan antiinflamasi non steroid (NSAID) derivat asam fenolat yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat, untuk melakukan penetapan kadar obat dibutuhkan suatu metode yang telah divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan menentukan kadar meloksikam dalam sediaan injeksi menggunakan metode Spektrofotometri UV-VIS serta mengetahui kesesuaian kadar injeksi meloksikam dengan persyaratan kadar yang telah ditetapkan. Telah dilakukan validasi metode analisis penetapan kadar meloksikam dalam sediaan injeksi secara Spektrofotometri UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p ada uji spesifisitas diperoleh panjang gelombang maksimum dari larutan baku meloksikam yaitu 376 nm. Hasil uji presisi baku diperoleh nilai %RSD = 0,144; presisi sampel diperoleh nilai %RSD = 0,621. Hasil uji linearitas diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,999. Hasil uji akurasi baku diperoleh nilai persen rekoveri baku= 101,071% dan persen rekoveri sampel diperoleh nilai rekoveri = 100,633%. Berdasarkan hasil validasi tersebut bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk pengawasan mutu produk meloksikam pada sediaan injeksi yang beredar. Kata Kunci : Meloksikam, validasi metode, Spektrofotometri UV-VIS.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 29

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS IDENTIFIKASI SENYAWA TURUNAN SILDENAFIL, TADALAFI DAN VARDENAFIL DALAM OBAT TRADISIONAL PENAMBAH STAMINA SECARA LCMS/MS QTOF

Sri Astuti1, Lince Yarni1, Tina Wikara1, Muhammad Natsir Siregar1, Sri Murhandini1, Tepy Usia1, Diah Intan Purwanti2, Rendra Rizki Nugroho2

1 Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta 2 Angler BioChemLab

Plaza Graha Family C-25, Surabaya – Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No: HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka; sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia obat (BKO). Penggunaan jamu yang mengandung BKO membahayakan bagi kesehatan karena tidak ada takaran yang jelas dalam penggunaannya. Beberapa BKO yang ditemukan dalam obat tradisional antara lain sildenafil, tadalafil, vardenafil dan senyawa derivatnya dalam obat tradisional/jamu penambah stamina. Dalam rangka menunjang pengawasan obat tradisional yang dilakukan oleh Badan POM, Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) melakukan pengembangan metode analisis identifikasi senyawa turunan sildenafil, tadalafil dan vardenafil dalam obat tradisional penambah stamina secara LCMS/MS QTOF. Hasil penelitian menghasilkan kondisi analisis sebagai berikut: kolom: C18 2.2 μm 120 Å 2.1 x 100 mm; fase gerak: 5 mM amonia asetat (10%) – metanol; TOF mode: negatif; source: ESI; End plate offset: 500 V; Capillary: 2500 V; Nebulizer: 2 Bar; Dry gas : 8 L/min; Dry temperature : 200 ˚C; MS/MS: bbCID; Is CID Energy: 0 eV; Collision Energy: 25 eV and Acquisition time factor: 1 s. Kata Kunci: sildenafil, tadalafil, vardenafil, bahan kimia obat, LCMS/MS QTOF.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 30

KUMPULAN RINGKASAN HASIL RISET

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 31

RINGKASAN

PENGEMBANGAN REAGEN KIT UNTUK DETEKSI CEPAT BAHAN BERBAHAYA DALAM KOSMETIK

Dalam rangka peningkatan kemampuan dan kecepatan pengawasan post-market produk kosmetik yang beredar di masyarakat, BPOM dalam hal ini Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) berupaya mengembangkan metode yang cepat, tepat dan praktis untuk digunakan di lapangan, yaitu pengembangan reagen kit untuk deteksi cepat bahan berbahaya dalam kosmetik. Kelebihan dari metode ini adalah praktis karena tidak diperlukan instrumen khusus dan reaksi berlangsung cepat dimana hasil analisis didasarkan pada perubahan warna yang dapat diamati secara visual. Pada tahun 2016 PROM telah mengembangkan 12 metode untuk deteksi dini/skrining bahan berbahaya/dilarang dalam kosmetik dengan reagen kit. Bahan berbahaya tersebut antara lain merah K10 (rhodamin B), metanil yellow, jingga K1, hidrokuinon, resorsinol dan asam retionat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode realtif selektif sehingga reagen kit yang dikembangkan dapat digunakan untuk identifikasi bahan berbahaya dalam kosmetik. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa hasil pengujian dengan reagen kit tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan karena hanya bertujuan untuk deteksi dini/skrining. Diperlukan konfirmasi hasil pengujian dengan metode lainnya seperti Kromatografi Lapis Tipis (KLT) atau dengan instrumen misalnya Spektrofotometer. Kata Kunci : reagen, kit, kosmetik, berbahaya.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 32

RINGKASAN

RISET UJI BANDING BORAKS PADA MATRIKS PANGAN

DENGAN METODE KIT KOMERSIL DAN KIT PROM SERTA UJI KONFIRMASI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Salah satu bahan yang dilarang dalam pangan yaitu boraks. Boraks sering disalahgunakan dalam pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, bakso, lontong dan lain-lain. Penggunaan boraks dalam makanan seperti bakso akan membuat bakso menjadi kenyal, membuat kerupuk menjadi renyah dan cepat mengembang ketika digoreng serta mempunyai tekstur yang menarik serta membuat tahu dan mie lebih tahan lama. Karenanya banyak pedagang menambahkan boraks ke dalam makanan. Cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks, namun dengan uji laboratorium semua dapat jelas. Secara visual, penampakan luar tetap dapat dicermati karena ada perbedaan yang dapat dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak. Uji cepat merupakan salah satu metode sederhana untuk mengetahui suatu sampel mengandung zat tertentu. Riset ini dilakukan terhadap keberadaan boraks pada 37 produk pangan (otak-otak, mie kuning basah, kerupuk bendar, dll) dengan cara membandingkan 2 metode yaitu metode kit PROM (Pusat Riset Obat dan Makanan) dan metode kit komersil, dimana LOD kedua metode sama yaitu 50 ppm dan teknik pengujian yang digunakan pun sama yaitu menggunakan kertas turmerik. Sekitar 13.16% hasil pengujian menggunakan kit/reagen uji cepat menunjukkan hasil positif palsu. Dari 37 sampel yang diuji sebanyak 3 sampel (7.9%) terkonfirmasi dengan spektrofotometri UV-Vis ternyata positif mengandung boraks. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan boraks dalam produk pangan masih ada terdapat di pasaran. Kata kunci: Uji cepat, Boraks, Spektrofotometri

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 33

RINGKASAN

UJI BANDING METODE UJI CEPAT DAN UJI KONFIRMASI SECARA KLT

RHODAMIN B DALAM PRODUK PANGAN

Perangkat uji cepat (rapid test kit) yaitu peralatan yang sederhana, mampu memberikan hasil dengan cepat. Perangkat ini penting dalam melakukan pengawasan dengan kondisi/sumber daya yang terbatas seperti pada mobil laboratorium keliling. Sebagai metode pengujian paling sederhana, identifikasi menggunakan prinsip uji warna perlu diuji dan dibandingkan. Baik dengan kit yang sama tujuan penggunaannya ataupun dengan uji konfirmasi. Tujuan riset ini adalah uji banding antara kit komersial dengan metode uji cepat (PROM, 2016), serta konfirmasi dengan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) (PROM, 2016) untuk mengetahui persentase positif palsu dan negatif palsu. Uji konfirmasi dilakukan dengan metode KLT (ACM SIN 02). Sebanyak 64% hasil pengujian dengan kit/reagen uji cepat menunjukkan hasil positif palsu dan sekitar 12% hasil pengujian dengan kit/reagen uji cepat menunjukkan hasil negatif palsu. Dari 24 sampel yang diuji sebanyak 5 sampel terkonfirmasi positif mengandung rhodamin B. Kata Kunci : uji cepat, uji konfirmasi, uji banding, Rhodamin B

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 34

RINGKASAN

MIGRASI GLOBAL ZAT KONTAK PANGAN

DARI KEMASAN PLASTIK DENGAN SIMULAN AIR

Kemasan adalah salah satu faktor penting dalam industri pangan. Sektor industri pangan menjadi tulang punggung bisnis kemasan di Indonesia (51%). Di industri pangan, plastik merupakan kemasan pangan yang umum digunakan, karena sifatnya yang fleksibel dan beberapa jenis plastik cocok dengan proses pengolahan pangan. Dalam penggunaan kemasan sehari-hari, kemasan/wadah berbahan plastik juga sering menjadi pilihan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya migrasi global zat kontak pangan dari kemasan plastik. Riset mengacu pada metode BS (British Standard) dan batasan migrasi global yang ditetapkan pada produk kemasan jenis plastik adalah 10 mg/dm2 (EU 10/2011). Hasil menunjukkan bahwa nilai migrasi global yang dinyatakan dalam Overall Migration/OML (mg/dm2) dengan simulan A (air) dan perlakuan 40 ᵒC selama 18 jam pada lima jenis kemasan plastik (termasuk yang umum digunakan yaitu HDPE, LDPE, PE dan PP) masih di bawah persyaratan yang ditetapkan (10 mg/dm2). Kata Kunci : kemasan, pangan, plastik, migrasi global

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 35

RINGKASAN

UJI BANDING FORMALIN PADA MATRIKS PANGAN DENGAN KIT KOMERSIL DAN KIT PROM, SERTA UJI KONFIRMASI

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Salah satu bahan yang dilarang dalam pangan yaitu formalin. Formalin sering disalahgunakan dalam pangan yaitu ditambahkan pada pembuatan kerupuk, bakso, lontong, mie basah dan lain-lain, makanan tahan lama dan tidak mudah basi. Banyak pedagang yang tidak bertanggung jawab diduga menambahkan formalin ke dalam makanan namun cukup sulit membuktikannya secara visual, walaupun dengan uji laboratorium dapat dibuktikan. Beberapa penampakan luar tetap dapat dicermati karena ada perbedaan yang dapat dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari formalin atau tidak. Uji cepat merupakan salah satu metode sederhana untuk mengetahui suatu pangan mengandung zat tertentu. Riset ini dilakukan untuk mengetahui kandungan formalin pada produk pangan dengan cara membandingkan 2 (dua) metode yaitu metode kit PROM dan metode kit komersil, dimana LOD kedua metode sama yaitu 2 ug/mL dan teknik pengujian yang digunakan pun sama yaitu menggunakan reagen kimia. Sebanyak 13.16% hasil pengujian menggunakan kit/reagen uji cepat menunjukkan hasil positif palsu. Dari 23 sampel yang diuji sebanyak 1 sampel (4,3 %) terkonfirmasi positif mengandung formalin dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.

Kata Kunci : formalin, kit komersil, kit PROM, spektrofotometri

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 36

RINGKASAN PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HIDROGEN PEROKSIDA PADA PRODUK

PANGAN KIKIL SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia berbentuk cairan jernih dengan bau sedikit menusuk. Dalam proses pengolahan pangan dapat digunakan sebagai bahan penolong golongan pemucat (bleaching agent), pencuci (washing) dan pengupas (peeling agent). Penggunaan hidrogen peroksida sebagai bahan penolong pada produk pangan belum diatur dalam peraturan Kepala Badan POM karena belum terdapat kajian mengenai potensi residu dalam penggunaannya. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan metode hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dapat ditetapkan kadarnya dengan metoda spektrofotometri yang dideteksi berdasarkan serapan pada panjang gelombang 454 nm. Metode analisis penetapan kadar hidrogen peroksida pada produk pangan kikil secara spektrofotometri yang dikembangkan oleh Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) telah divalidasi berdasarkan parameter validasi, yaitu spesifisitas, linieritas, keseksamaan (presisi), kecermatan (akurasi), LOD dan LOQ. Pada uji spesifitas spektrum larutan baku pada spiked sampel sama dengan larutan baku. Uji linieritas baku menghasilkan nilai koefisien korelasi 0,9999. Untuk linieritas larutan sampel menghasilkan nilai koefisien korelasi 0,9984 (syarat keberterimaan > 0,99). Nilai % RSD pada uji presisi (rasio konsentrasi) larutan spiked sampel adalah 2,537 dan nilai 2/3 CV Horwitznya adalah 7,251. Nilai akurasi sampel untuk 80%, 100% dan 120% secara berturut-turut adalah 99,80%, 98,21% dan 99,14%. Nilai LOD adalah 0,9612 µg/mL dan LOQ adalah 3,2040 µg/mL. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa metode analisis penetapan kadar hidrogen peroksida pada produk pangan kikil secara spektrofotometri ini valid dan dapat digunakan untuk pengujian produk pangan kikil. Kata Kunci : hidrogen peroksida, bahan penolong, kikil, spektrofotometri

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 37

RINGKASAN

UJI BANDING METANIL YELLOW PADA MATRIKS PANGAN DENGAN KIT KOMERSIL DAN KIT PROM, SERTA UJI KONFIRMASI

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Salah satu bahan pewarna yang dilarang dalam pangan yaitu metanil yellow. Metanil yellow sering disalahgunakan dalam pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, manisan, permen dan minuman berwarna. Penggunaan metanil yellow dalam makanan seperti kerupuk akan membuat kerupuk mempunyai tekstur yang menarik. Diduga banyak pedagang menambahkan metanil yellow ke dalam makanan namun cukup sulit membuktikan secara visual. Makanan yang mengandung metanil yellow dapat dibuktikan dengan uji laboratorium. Uji cepat

merupakan salah satu metode sederhana untuk mengetahui suatu sampel makanan mengandung zat tertentu. Riset ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan metanil yelow pada produk pangan dengan cara membandingkan 2 metode yaitu metode kit PROM dan metode kit komersil, dimana LOD kedua metode sama yaitu 2 ug/mL dan teknik pengujian yang digunakan pun sama yaitu menggunakan reagen. Sebanyak 13.16% hasil pengujian menggunakan kit/reagen uji cepat menunjukkan hasil positif palsu. Dari 30 sampel yang diuji terkonfirmasi dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis tidak positif mengandung metanil yellow. Kata Kunci : metanil yellow, kit komersil, kit PROM, spektrofotometri UV-Vis

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 38

RINGKASAN

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS MIGRASI POLI AROMATIK AMINA (PAA) DARI KEMASAN PERKAKAS DAPUR

Kemasan pangan selalu disandingkan dengan pangan, karena pangan atau makanan biasanya disajikan dengan kemasan yang sesuai dan dapat berguna untuk melindungi makanan tersebut. Menurut Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Fungsi kemasan pangan adalah sebagai wadah pangan juga memberi proteksi dan memperpanjang daya tahan pangan agar terhindar dari kerusakan secara fisik, kimiawi, dan biologi. Perkakas dapur juga termasuk kemasan pangan yang diawasi oleh Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Kemasan Pangan. Hasil pengembangan metode analisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor Uv-Vis menunjukkan bahwa tujuh buah analit PAA (Poliaromatik amina) yang bermigrasi dari kemasan perkakas dapur memenuhi parameter uji spesifisitas yaitu: bentuk kromatogram dan waktu retensi larutan baku sama dengan larutan uji, tidak terjadi interferensi antara puncak utama larutan uji dengan puncak utama pada larutan baku senyawa sejenis. Sedangkan untuk penetapan batas deteksi dan kuantifikasi hasil pengembangan metode analisis tidak memenuhi persyaratan. Menurut informasi literatur yang didapat, pada umumnya penetapan kadar migrasi PAA dari perkakas dapur ini menggunakan instrumen LCMSMS. Hal ini dikarenakan rendahnya kadar PAA yang bermigrasi, sedangkan seperti yang diketahui instrumen KCKT dengan detektor UV-Vis tidak dapat mendeteksi sampai level ng/mL. Oleh karena itu disarankan untuk melanjutkan pengembangan metode analisis ini menggunakan instrumen LCMSMS.

Kata Kunci : Migrasi, Perkakas dapur, KCKT.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 39

RINGKASAN

PENGEMBANGAN METODE DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Vibrio cholerae MENGGUNAKAN MULTIPLEX PCR

Vibrio cholerae adalah bakteri patogen Gram negatif, berbentuk batang, dan umumnya bersifat motil. Bakteri ini dapat mengkontaminasi makanan maupun minuman, dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan antara lain diare, demam, kejang dan sakit perut, sehingga metode analisis yang sensitif untuk mendeteksi bakteri tersebut di dalam pangan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode deteksi bakteri tersebut menggunakan PCR (Polymerase Chain Reactions). Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode pendidihan (boiling) dimana DNA dideteksi menggunakan multiplex PCR. Pada tahap awal dilakukan optimasi konsentrasi primer dengan primer optimum yaitu 0,6 µM untuk primer ace, tcp dan zot; 0,2 µM untuk primer ctx, hlyA dan ompU. DNA bakteri kemudian diamplifikasi menggunakan 6 primer. Untuk verifikasi metode, dilakukan uji sensitivitas, spesifisitas, tingkat positif dan negatif palsu, dan Limit of Detection (LOD). Hasil verifikasi metode adalah diperoleh : sensitivitas 100%; spesifisitas 100%; tingkat positif palsu ketiganya adalah 0%; dan tingkat negatif palsu adalah 0%. Nilai-nilai ini telah memenuhi kriteria keberterimaan validasi. Untuk nilai LOD (Limit of Detection) Vibrio cholerae pada metode ini adalah 0,05 ng untuk 5 gen yaitu zot, ompU, hlyA, ctx dan tcp, sedangkan gen ace dapat terlihat baik dengan 10 kali ulangan pada konsentrasi 0,5 ng. Dengan demikian maka metode ekstraksi DNA dengan metode pendidihan dapat digunakan untuk mendeteksi V.cholerae di dalam sampel pangan. Pengujian sampel dilakukan terhadap 85 sampel pada fasilitas produksi es batu di Jabodetabek. Hasil deteksi molekuler menunjukkan bahwa prevalensi Vibrio adalah 9,41% atau terdapat 8 sampel yang terdeteksi gen V.cholerae. Kata Kunci : Deteksi, V. cholerae, multiplex, PCR

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 40

RINGKASAN

PENGEMBANGAN METODE DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Salmonella Typhimurium, Salmonella Paratyphi DAN Salmonella Enteritidis

MENGGUNAKAN MULTIPLEX PCR

Salmonella adalah bakteri yang sering menyebabkan infeksi pangan (food infection) yang disebut salmonellosis. Salmonella merupakan bakteri Gram negatif salah satu genus dari Enterobacteriaceae yang berbentuk batang. Bakteri ini dapat mengkontaminasi makanan maupun minuman, dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Gejala umum yang sering terjadi yaitu sakit perut, kram, diare, mual, muntah, dan demam selama 2-5 hari, namun bisa terjadi lebih lama sampai beberapa minggu, sehingga metode analisis yang sensitif untuk mendeteksi bakteri tersebut di dalam pangan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode deteksi bakteri tersebut menggunakan PCR. Ekstraksi DNA Salmonella dilakukan dengan metode pendidihan (boiling) dimana DNA dideteksi menggunakan multiplex PCR. Pada pengembangan metode deteksi Salmonella, sebelumnya dilakukan tahap optimasi konsentrasi primer dimana diperoleh primer yang optimum yaitu 0,3 µM untuk ketiga pasang primer. DNA bakteri kemudian diamplifikasi menggunakan 3 pasang primer. Untuk verifikasi metode, dilakukan uji sensitivitas, spesifisitas, tingkat positif dan negatif palsu, dan Limit of Detection (LOD). Hasil verifikasi terhadap metode analisis deteksi DNA ketiga Salmonella adalah: nilai sensitivitas yaitu 100%; nilai spesifisitas adalah 100%; nilai tingkat positif palsu ketiganya adalah 0%; dan nilai tingkat negatif palsu adalah 0%. Nilai-nilai ini telah memenuhi kriteria keberterimaan validasi. Nilai LOD yang masih dapat terdeteksi adalah 0,5 ng untuk S.Typhimurium dan S.Enteritidis; sedangkan untuk S.Paratyphi adalah 5 ng. Dengan demikian maka metode ekstraksi DNA dengan metode pendidihan dan protokol PCR pada riset ini dapat digunakan untuk mendeteksi Salmonella Typhimurium, Salmonella Paratyphi dan Salmonella Enteritidis di dalam sampel pangan. Kata Kunci : Deteksi, Salmonella,, multiplex, PCR

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 41

RINGKASAN

PERBANDINGAN METODE KIT EKSTRAKSI DNA PANGAN PRG

Deteksi dan identifikasi pangan yang mengandung GMO atau produk pangan rekayasa genetika (PRG) merupakan salah satu wewenang Badan POM, dimana Badan POM perlu mengembangkan metode deteksi GMO dalam produk pangan karena berdasarkan Pasal 35 PP No. 69 Tahun 1999, masyarakat berhak mengetahui apakah pangan yang dikonsumsinya mengandung GMO. Salah satu masalah pada deteksi pangan PRG adalah matriks sampel pangan yang kompleks, terutama produk pangan olahan, sehingga dapat mempengaruhi amplifikasi PCR. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan metode ekstraksi DNA pangan PRG yang optimum dengan membandingkan beberapa kit ekstrasi DNA komersial. Metode ekstraksi DNA merupakan tahap penting dalam proses PCR. Prinsip dasar ekstraksi DNA adalah pelepasan DNA dari matriks ke dalam larutan dan kemudian DNA tersebut di purifikasi untuk menghilangkan inhibitor PCR. Tujuan dari ekstraksi DNA adalah untuk menyediakan DNA yang sesuai kualitas dan kuantitasnya yang digunakan untuk analisis berikutnya. Parameter yang diperhatikan adalah yield DNA, konsentrasi, kemurnian, waktu, dan biaya. Dari 5 kit ekstraksi DNA yang dibandingkan yaitu Qiagen Kit, Analytic Jena, Promega, Mo Bio Kit, dan larutan CTAB, hasil menunjukkan bahwa kit ekstraksi DNA Qiagen Kit yang optimum. Kata Kunci : Perbandingan, kit, ekstraksi, DNA, PRG

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 42

RINGKASAN

PENGEMBANGAN BANK DNA BAKTERI PATOGEN :

Salmonella dan Escherichia coli

Bidang Keamanan Pangan, Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) memiliki koleksi bakteri yang berasal dari ATCC, universitas, PPOMN, BB/Balai POM dan PROM sendiri. Koleksi bakteri ini berguna untuk menjadi bank DNA bakteri patogen sehingga dapat menjadi referensi nasional, baku pembanding untuk pengawasan dan sebagai database. Pada tahun 2016, bank bakteri patogen yang dikembangkan adalah antara lain Salmonella dan Escherichia coli. Metode molekular yang digunakan dengan instrumen PCR, Realtime PCR dan sequencing. Pada Salmonella, diperoleh 2 (dua) profl DNA yaitu bila (1) menggunakan primer spesfik dengan multipleks PCR dan (2) primer untuk 16S DNA singlepleks PCR. Isolat yang positif DNA berasal dari karkas ayam dan ayam goreng. DNA 16S Salmonella mempunyai pita DNA ukuran 284 bp. Untuk Bank DNA Escherichia coli, profil DNA dilihat dengan menggunakan multipleks PCR yaitu DNA ETEC, EPEC, EHEC dan 16S DNA. Setelah itu dilakukan analisis terhadap hasil sequensing, yaitu untuk ETEC, EPEC, EHEC dan 2 (dua) isolat yang diduga E. coli. Urutan sequensing akan menunjukkan kekerabatan isolat tersebut dengan standar di NCBI. Isolat yang positif E. coli berasal dari es batu dan sarana produksi es batu, serta satu sampel pangan dari BBPOM Aceh. Sampel lainnya dari BBPOM Aceh negatif E. coli.

Kata Kunci : Salmonella, E. coli, DNA, molekular

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 43

RINGKASAN

ANALISIS KUANTITATIF Salmonella PADA AYAM GORENG DENGAN METODE ANGKA PALING MUNGKIN (APM)

DAN KONFIRMASI PCR

Bidang Keamanan Pangan, Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) bekerjasama dengan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) Badan POM melaksanakan kajian risiko mikrobiologi kuantitatif Salmonella pada produk ayam goreng pada tahun 2016. Sebelumnya pada tahun 2013, juga telah dilaksanakan pengembangan metode analisis kuantitatif Salmonella pada ayam goreng dengan metode APM (Angka Paling Mungkin) yang dikonfirmasi menggunakan kit Microbact. Namun pada tahun 2016 selain menggunakan metode APM juga dilanjutkan dengan konfirmasi secara molekular menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil pengembangan metode analisis secara molekular menggunakan PCR untuk identifikasi 16S RNA Salmonella menggunakan primer F138 dan R141, Go Taq Mastermix dan protokol PCR menunjukkan metode ini telah memenuhi kriteria keberterimaan dengan nilai LOD 0,05 ng/µL, sensitifitas 100%, spesifisitas 93% (kriteria keberterimaan ≥ 70%), tingkat positif palsu 0% dan tingkat negatif palsu 2,3% (kriteria keberterimaan ≤ 5%). Sampel ayam goreng sebanyak 106 berhasil diisolasi DNA nya dengan menggunakan metode pendidihan untuk selanjutnya menggunakan tabung APM seri 3 (tiga) tabung, diinokulasi ke media MSRV, XLDA dan BHIA dan terakhir dikonfirmasi menggunakan PCR. Prevalensi cemaran Salmonella sebesar 45 dari 106 sampel (42 %) dengan angka APM rata-rata <1,0 APM/g (kisaran 0,36 – 2,30 APM/g). Kata Kunci : Salmonella, kuantitatif, APM, PCR, dan ayam goreng

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 44

RINGKASAN

EFEK HEPATOTOKSISITAS SUPLEMEN MAKANAN “HAC” PADA TIKUS Sprague dawley

Saat ini sedang marak penggunaan suplemen makanan, seperti “HAC”. Suplemen ini berupa minuman mengandung chamomile dan aloe vera. Berkembangnya issue bahwa suplemen makanan “HAC” dapat menyebabkan hepatotoksik, maka berdasarkan issue tersebut dilakukan riset efek hepatotoksisitas. Penelitian ini

dilakukan secara in vivo pada hewan coba tikus putih jantan galur Sprague dawley, hewan coba diberikan suplemen makanan “HAC” secara oral selama 90 hari. Hewan coba dikelompokkan menjadi beberapa kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest, dua kelompok dosis diberikan sediaan uji dengan dosis 4 mL/kg dan 8 mL/kg bobot badan serta kelompok satelit. Diakhir percobaan hewan coba dianastesi kemudian diambil darahnya untuk pemeriksaan SGOT, SGPT, Total Bilirubin, BUN dan kreatinin, selanjutnya diambil organ hati serta ginjal dan dibuat preparat histopatologi untuk mengetahui gambaran efek hepatotoksik organ tersebut. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya gejala-gejala hepatotoksik, yaitu tidak terjadi penghambatan pertumbuhan, tidak memperlihatkan adanya kelainan pada organ hati dan ginjal baik pada pemeriksaan makroskopik maupun mikroskopik, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada nilai SGOT, SGPT, T-Bilirubin, BUN dan kreatinin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sediaan suplemen makanan ”HHL” selama 90 hari pada hewan coba tikus Sprague dawley tidak menunjukkan efek hepatotoksik.

Kata Kunci : Suplemen makanan, efek hepatotoksik, tikus Sprague dawley.

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 45

RINGKASAN RISET PENGEMBANGAN DAN VALIDASI RECONSTRUCTED HUMAN EPIDERMIS

(RHE) SECARA IN VITRO

Dalam bidang kesehatan di Indonesia, pengujian iritasi kulit masih menggunakan hewan (In Vivo). Namun dengan merebaknya isu animal welfare, pengujian pada hewan harus dibatasi. Salah satu jawaban untuk permasalahan ini adalah uji secara In Vitro dengan menggunakan Reconstructed Human Epidermis (RHE), merupakan epidermis buatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kulit manusia, dapat digunakan untuk identifikasi bahan kimia iritan, terutama untuk produk kosmetik dan alat kesehatan. Saat ini RHE baru diproduksi oleh negara Eropa dan Amerika, yang fisiologi kulitnya sangat berbeda dengan Indonesia. Tujuan dari pembuatan RHE ini adalah agar kulit sintetis yang dihasilkan dapat mewakili tipikal kulit orang Indonesia, karena pada lapisan epidermisnya perbandingan antara sel keratinosit dan sel melanositnya disesuaikan dengan kondisi kulit orang Indonesia. RHE dibuat dari lapisan epidermis yang terdiri dari sel keratinosit dan melanosit yang direkonstruksi dengan lapisan dermis yang terdiri dari sel fibroblast dan kolagen. Sel-sel keratinosit, melanosit dan fibroblast tersebut dikultur pada medium yang sesuai dengan menambahkan growth medium yang sesuai. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sel keratinosit tumbuh pada media kultur Keratinocyte SFM (IX) dengan suplemen rEGF; sel melanosit tumbuh pada media kultur Melanocyte 254 dengan suplemen HMGS; dan sel fibroblas tumbuh pada media kultur Fibroblast M 106 dengan suplemen LSGS. Persentase kehidupan sel epidermis tumbuh baik pada penanaman sel keratinosit 10 x 104 sel/mL dan sel melanosit 0,25 x 104 sel/mL dan dapat bertahan sampai hari ke-11 dengan persentase sel hidup 93,45%. Pada pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin terlihat adanya kehidupan sel pada jaringan RHE. Sedangkan pada pemeriksanan Imuno Histo Kimia (IHC) menggunakan marker antibody cytokeratin 10 belum memperlihatkan adanya fungsi fisiologis dari jaringan epidermis, oleh karena itu belum bisa digunakan sebagai model uji iritasi kulit secara in vitro.

Kata Kunci : RHE, uji iritasi secara in vitro , validasi

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 46

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU WT1 YANG MENGANDUNG BKO PARASETAMOL DAN NATRIUM DIKLOFENAK PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyak ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga kita perlu untuk mengetahui data keamanan akibat konsumen jamu yang mengandung BKO. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu WT1 yang mengandung BKO parasetamol dan natrium diklofenak pada sel vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel vero. Sampel berupa jamu WT1 yang positif mengandung parasetamol dan natrium diklofenak yang berasal dari PPOMN. Konsentrasi uji yang digunakan adalah

500.0; 25.00; 125.0; 62.5; 31.3; 15.6 dan 7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam, setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian diinkubasi selama

48 jam didalam inkubator CO2 suhu 37C, setelah itu dilakukan uji MTT, kemudian diukur absorbansinya dengan ELISA Reader pada panjang gelombang 570 nm dengan panjang gelombang referen 630 nm. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: Jamu WT1 yang dilarutkan dalam air dari dosis 7.8 sampai 500 µg/mL menunjukkan rata-rata sel viable pada sel vero diatas 108% dan Jamu WT1 yang dilarutkan dengan DMSO mempunyai nilai IC50 = 122.3 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa jamu Jamu WT1 yang dilarutkan dengan air tidak mempunyai efek sitotoksik terhadap sel vero dan Jamu WT1 yang dilarutkan dengan DMSO ini mempunyai efek toksik moderat terhadap sel Vero (berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam). Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Parasetamol, Natrium diklofenak, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 47

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU TL YANG MENGANDUNG BKO PARASETAMOL DAN NATRIUM DIKLOFENAK PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga kita perlu untuk diketahui data keamanannya akibat konsumsi jamu yang mengandung BKO. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu TL yang mengandung BKO Parasetamol dan Natrium Diklofenak pada Sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel vero. Sampel berupa jamu TL yang mengandung parasetamol dan natrium diklofenak diperoleh dari PPOMN. Konsentrasi uji yang digunakan adalah 500;

250; 125; 62,5; 31,25; 15,625 dan 7,813 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam kemudian dipaparkan sampel uji,setelah itu diinkubasi selama 48

jam didalam inkubator CO2 suhu 37C, dan dilakukan uji MTT kemudian dianalisis dengan ELISA Reader. Jamu TL yang dilarutkan dengan air tidak memperlihatkan efek sitotoksik terhadap sel Vero dan Jamu TL yang dilarutkan dengan DMSO memperlihatkan efek sitotoksik moderat terhadap sel Vero dengan nilai IC50= 146,616 µg/mL Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Parasetamol, Natrium diklofenak, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 48

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU WT2 YANG MENGANDUNG

BKO PIROKSIKAM PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, untuk itu perlu diketahui data keamanan akibat konsumsi jamu yang mengandung BKO. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu WT2 yang mengandung BKO Piroksikam pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel vero. Jamu WT2 berasal dari PPOMN yang positif mengandung BKO Piroksikam. Konsentrasi uji yang digunakan adalah 500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.6 dan

7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam, setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian diinkubasi selama 48 jam didalam inkubator CO2 suhu

37C, dan dilakukan uji MTT dan dibaca dengan ELISA Reader. Hasil uji sitotoksik Jamu WT2 pada sel Vero sebagai berikut: Jamu WT2 yang dilarutkan dalam air dari dosis 7.8 sampai 500.0 µg/mL menunjukkan rata-rata sel viable pada sel Vero diatas 120%, dan Jamu WT2 yang dilarutkan dalam DMSO dari dosis 7.8 sampai 500.0 µg/mL menunjukkan rata-rata sel viable pada sel Vero diatas 130%. Dapat disimpulkan bahwa Jamu WT2 tidak mempunyai efek sitotoksik terhadap sel Vero (sel ginjal). Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Piroksikam, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 49

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU TCU YANG MENGANDUNG BKO PARASETAMOL DAN FENILBUTAZON PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga perlu diketahui data keamanan akibat konsumsi jamu yang mengandung BKO. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk diketahui efek sitotoksik jamu TCU yang mengandung BKO Parasetamol dan Fenilbutazon pada Sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Sampel berupa jamu TCU yang positif mengandung parasetamol dan natrium diklofenak diperoleh dari PPOMN. Konsentrasi uji yang digunakan adalah

500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.6 dan 7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam kemudian dipaparkan sampel uji kemudian diinkubasi selama

48 jam didalam inkubator CO2 kadar 5% dengan suhu 37C. Sel dilakukan uji MTT kemudian dianalisis dengan ELISA Reader pada panjang gelombang 570 nm dan panjang gelombang referensi 630 nm. Jamu TCU yang dilarutkan dengan air mempunyai nilai IC50= 88.5 µg/mL dan jamu TCU yang dilarutkan dengan DMSO, mempunyai nilai IC50= 101.4 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam jamu TCU dengan pelarut air ini mempunyai efek toksik terhadap sel Vero, dan jamu TCU dalam pelarut DMSO mempunyai efek toksik moderat.

Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Parasetamol, Fenilbutazon, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 50

RINGKASAN RISET SITOTOKSIK JAMU AN YANG MENGANDUNG BKO PARASETAMOL DAN

FENILBUTAZON PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga perlu untuk diketahui data keamanan akibat mengkonsumsi jamu yang mengandung BKO tersebut. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu AN yang mengandung BKO Parasetamol dan Fenilbutazon pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Jamu AN diperoleh dari PPOMN, jamu tersebut positif mengandung parasetamol dan natrium diklofenak. Konsentrasi uji yang digunakan adalah 500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.7 dan

7.8g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian diinkubasi selama 48 jam didalam inkubator CO2 kadar 5%

dengan suhu 37C. Sel tersebut selanjutnya dilakukan uji MTT kemudian dibaca dan dianalisis dengan ELISA Reader dengan panjang gelombang 570 nm dan panjang gelombang referen 630 nm. Hasil uji sitotoksik Jamu AN pada sel vero sebagai berikut: Jamu AN yang dilarutkan dengan air mempunyai nilai IC50= 296.7 µg/mL dan Jamu AN yang dilarutkan dengan DMSO mempunyai nilai IC50= 102.3 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam, jamu AN dengan pelarut air maupun pelarut DMSO mempunyai efek toksik moderat terhadap sel ginjal normal (sel Vero). Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Parasetamol, Natrium diklofenak, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 51

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU LA YANG MENGANDUNG BKO SIBUTRAMIN PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga perlu untuk diketahui data keamanan akibat mengkonsumsi jamu yang mengandung BKO tersebut. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu LA yang mengandung BKO Sibutramin pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Jamu LA diperoleh dari PPOMN, jamu tersebut positif mengandung Sibutramin. Konsentrasi uji yang

digunakan adalah 500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.7 dan 7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian

diinkubasi selama 48 jam didalam inkubator CO2 kadar 5% dengan suhu 37C. Sel tersebut selanjutnya dilakukan uji MTT kemudian dibaca dan dianalisis dengan ELISA Reader dengan panjang gelombang 570 nm dan panjang gelombang referen 630 nm. Hasil uji sitotoksik Jamu LA pada sel Vero sebagai berikut: Jamu LA yang dilarutkan dengan air mempunyai nilai IC50= 151.7 µg/mL dan Jamu LA yang dilarutkan dengan DMSO mempunyai nilai IC50= 118.5 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam, jamu LA dengan pelarut air maupun pelarut DMSO mempunyai efek toksik moderat terhadap sel ginjal normal (sel Vero).

Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Sibutramin, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 52

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU TC YANG MENGANDUNG BKO SILDENAFIL PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga perlu untuk diketahui data keamanan akibat mengkonsumsi jamu yang mengandung BKO tersebut. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu TC yang mengandung BKO Sildenafil pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Jamu TC diperoleh dari PPOMN, jamu tersebut positif mengandung Sildenafil. Konsentrasi uji yang

digunakan adalah 500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.7 dan 7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian

diinkubasi selama 48 jam didalam inkubator CO2 kadar 5% dengan suhu 37C. Sel tersebut selanjutnya dilakukan uji MTT kemudian dibaca dan dianalisa dengan ELISA Reader dengan panjang gelombang 570 nm dan panjang gelombang referen 630 nm. Hasil uji sitotoksik Jamu TC pada sel Vero sebagai berikut: Jamu TC yang dilarutkan dengan air mempunyai nilai IC50= 220.6 µg/mL dan Jamu TC yang dilarutkan dengan DMSO mempunyai nilai IC50= 169.2 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam, jamu TC dengan pelarut air maupun pelarut DMSO mempunyai efek toksik moderat terhadap sel ginjal normal (sel Vero). Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Sildenafil, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 53

RINGKASAN

RISET SITOTOKSIK JAMU TK YANG MENGANDUNG BKO FENILBUTAZON PADA SEL VERO

Jamu yang diharapkan bermanfaat bagi kesehatan akan menjadi berbahaya bila dicampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Banyaknya ditemukan jamu yang mengandung BKO ini sehingga perlu untuk diketahui data keamanan akibat mengkonsumsi jamu yang mengandung BKO tersebut. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik jamu TK yang mengandung BKO Fenilbutazon pada sel Vero. Uji sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau telah mengalami transformasi. Uji sitotoksik ini menggunakan cell line, yaitu sel Vero. Jamu TK diperoleh dari PPOMN, jamu tersebut positif mengandung Fenilbutazon. Konsentrasi uji yang

digunakan adalah 500.0; 250.0; 125.0; 62.5; 31.3; 15.7 dan 7.8 g/mL. Sel Vero dikultur di wellplate 96 selama 24 jam setelah itu dipaparkan sampel uji kemudian

diinkubasi selama 48 jam didalam inkubator CO2 kadar 5% dengan suhu 37C. Sel tersebut selanjutnya dilakukan uji MTT dan dianalisis dengan ELISA Reader dengan panjang gelombang 570 nm dan panjang gelombang referen 630 nm. Hasil uji sitotoksik Jamu TK pada sel Vero sebagai berikut: Jamu TK mempunyai nilai IC50= 394.0 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam, jamu TK mempunyai efek toksik moderat terhadap sel ginjal normal (sel Vero). Kata Kunci: Sitotoksik, Jamu, BKO, Fenilbutazon, Sel Vero

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 54

RINGKASAN

KAJIAN KEAMANAN DAN KONTROL KUALITAS PRODUK YANG MENGANDUNG PARTIKEL NANO

Partikel yang berada dalam skala nano (1-100nm) memperlihatkan fungsi fisiologi yang berbeda dengan ukuran bulk-nya, sehingga banyak efek novel yang menjadi penemuan dan terobosan baru dalam teknologi produksi Obat dan Makanan. Keamanan partikel berukuran nano pada produk Obat dan Makanan perlu dikaji karena ketika partikel menjadi berukuran nano cenderung terjadi perubahan sifat fisika dan kimia. Kajian yang komprehensif sangat diperlukan untuk memberikan informasi keamanan produk nano yang memadai, yang meliputi identifikasi karakteristik fisik, kajian stabilitas jangka pendek dan panjang, mekanisme paparan nanopartikel pada tubuh, identifikasi degradasi nanopartikel dan akumulasinya pada lingkungan, serta risiko kesehatan. Selain itu, belum tersedia panduan kontrol kualitas produk yang mengandung partrikel berukuran nano. Pada umumnya efek toksik dari patikel nano berdasarkan terbentuknya turunan ROS (reactive oxigen systim), gangguan kompartemen seluler dan reaksi imun. Parameter minimum yang harus dilakukan dalam skrining toksisitas untuk partikel nano memiliki tiga unsur yaitu karakterisasi fisika dan kimia (ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, permukaan spesifik, modifikasi permukaan, kristalinitas, fotokatalisis); uji pada jaringan seluler (in vitro) untuk memprediksi imunotoksisitas nanopartikel terinduksi dan studi pada hewan (in Vivo). Penentuan ukuran, distribusi ukuran, komposisi atom dan detil topografi permukaan nanomaterial dapat diperiksa dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Microscopy (TEM), X-ray diffraction (XRD), untuk struktur, komposisi dan kemurnian sediaan nano dapat dilihat dengan dengan Nuclear magnetic resonance (NMR), sedangkan untuk stabilitas nanopartikel dapat diketahui dengan Zeta potential measurement, HPLC. Untuk memprediksi aktifitas imun dapat dilakukan dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA. Kata kunci: partikel nano, toksisitas, kontrol kualitas

SEMINAR ILMIAH DAN FORUM DISEMINASI HASIL RISET PROM TAHUN 2017 55

RINGKASAN

RISET KAJIAN KEAMANAN DAN KONTROL KUALITAS PRODUK DARAH (ALBUMIN)

Proses produksi produk darah berbeda dengan proses produksi obat karena adanya keterbatasan kemampuan dalam mengidentifikasi secara klinis atas komponen aktif yang dikandungnya yang umumnya kompleks. Perubahan dalam proses produksi dapat berakibat terjadinya perubahan dalam produk darah itu sendiri dan terkadang memerlukan studi klinis tambahan untuk menjamin keselamatan, identitas, kemurnian dan potensi produk darah tersebut. Karena itu perlu dilakukan evaluasi keamanan melalui kajian keamanan terhadap produk darah. Produk darah mempunyai kompleksitas dan variabilitas yang tinggi, maka dibutuhkan keahlian khusus terhadap regulasi dan batch release produk ini. Darah terdiri dari 3 bagian yaitu 45 % komponen eritrosit, < 1% buffy coat (leukosit, platelet), dan 55% plasma yang terdiri albumin, konsentrat faktor koagulasi (alfa-1 protein inhibitor, antitrombin III, anti inhibitor koagulasi kompleks, faktor IX dan VIII, immunoglobulin). Larutan albumin merupakan salah satu produk darah yang saat ini paling banyak digunakan. Larutan albumin konsentrat mengandung protein dan elektrolit tanpa faktor pembekuan, antibodi golongan darah, atau plasma kolinesterase, dapat diberikan tanpa memandang golongan darah penerima. Kontrol kualitas albumin yang perlu dilakukan adalah identifikasi albumin (uji presipitasi dan Teknik immuno-electrophoresis), kemurnian (SDS-PAGE), konsentrasi Protein Total (Biuret), konsentrasi ion hidrogen (pH), kandungan haem, stabilitas larutan albumin (proses pemanasan), distribusi ukuran molekul (HPLC), toksisitas abnormal, sterilitas, HIV 1 & 2 antibodi, HCV antibodi, HBsAg, pirogen, penetapan kadar natrium dan kalium, komposisi protein (zona elektroforesis). Kata kunci: produk darah, albumin, kontrol kualitas