3D Model - Delineardelinear.com.br/img/salgadinho-pop-krok.pdf · 3D Model - Delinear ... 3D Model
PERSONALIA PENGURUS - Universitas IBA Palembangiba.ac.id/img/img-lib/filedownload/lppm/... ·...
Transcript of PERSONALIA PENGURUS - Universitas IBA Palembangiba.ac.id/img/img-lib/filedownload/lppm/... ·...
PERSONALIA PENGURUS
Penanggung Jawab :Dekan Fakultas Ekonomi Universitas IBA
Pemimpin Redaksi :Asma Mario, SE., MM.
Redaksi Pelaksana :1. Dwi Eka Novianty, SE., MM.2. Sri Ermeila, SE., M.Si.3. Yansent Suryadinata, SH.
Mitra Bestari :1. Dr. Zakaria Wahab, MBA.2. Dr. Agustina Hanafi, MBA.
Sekretariat :Nasiruddin
Alamat Redaksi :
Laboratorium Pengembangan Akuntansi dan ManajemenFakultas Ekonomi Universitas IBA
Jl. Mayor Ruslan Palembang 30113Telp (0711) 361710
e-mail : [email protected] FE : [email protected] / [email protected]
JEMASIJURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
iii
DAFTAR ISI
PERSONALIA PENGURUS ......................................................................... i
PENGANTAR REDAKSI.............................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
PENGARUH UTANG LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA
Endang Kusdiah Ningsih...............................................................................
144
PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP
HARGA SAHAM SUB SEKTOR PLASTIK DAN KEMASAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
Ninin Non Ayu Salmah ................................................................................... 161
DAMPAK INFORMASI HASIL PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI
(ROI) DAN LABA BERSIH PER SAHAM (EPS) PERUSAHAAN
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
Junaidi ............................................................................................................ 178
ANALISIS PERBEDAAN KUALITAS PELAYANAN PADA
MINIMARKET ALFAMART DAN INDOMARET PALEMBANG
Jamilah Pramajaya ........................................................................................ 187
PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN PENEMPATAN JABATAN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA PRABUMULIH
Samron Akhiri ................................................................................................ 204
RESPON PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
AKIBAT HARGA FAKTOR PRODUKSI DAN HARGA BERAS
PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Siska Alfiati .................................................................................................... 222
DAMPAK PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA
Rahmi Aryanti ................................................................................................ 241
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
144
PENGARUH UTANG LUAR NEGERI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Oleh:
Endang Kusdiah Ningsih
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas IBA
Email:[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of foreign debt on economic growth during the
year Reformatio Periode (1999 – 201).. Since the reign of the Old Periode (orla) until
the Reformation Periode to the present, the Indonesian government is always doing the
debt (loans) to overseas. so it seems that the growth achieved by the economy of
Indonesia each year can not be separated from the foreign debt.
From the results of statistical analysis, it turns out that there are significant external debt
to Indonesia's economic growth and the remaining 75.3% is influenced by other factors
not analyzed in this study
Key words: Foreign debt, Economis growth
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi meruapakan sebagai proses peningakatan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang dapat diukur melalui kenaikan pendapatan nasional.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi dapat diindikasikan keberhasilan dalam
pembangunan ekonomi.
Untuk mencapai pembangunan ekonomi yang tinggi diperlukan modal yang
besar, sehingga banyak negara-negara di dunia ini membiayai pembangunan ekonomi
dengan melalukan pinjaman (utang) luar negeri, terutama negara berkembang seperti
Indonesia.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
145
Pada tahap awal pembangunan (early stageof development), utang luar negeri
suatu negara mengalami peningkatan karena negara tersebut belum mempunyai modal
untuk melakukan pembangunan. Akan tetapi pada tahap pembangunan lanjutan (stage of
development), utang luar negeri suatu negara akan mengalami penurunan . Dengan kata
lain ada korelasi negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri
Pada masa pemerintahan Orde lama (1945-1966), Indonesia yang baru merdeka
membutuhkan dana yang besar untuk melakukan pembangunan guna meningkatkan taraf
hidup masyarakat yang terpuruk akibat penjajahan Belanda. Sehingga Indonesia mulai
melakukan pinjaman (utang ) luar negeri. Jumlah utang luar negeri Indonesia pada masa
pemerintahan orde lama sebesar USD 2,1 miliar atau 29% dari total PDB. utang ini
diwariskan pada pemerintaha orde baru. Pada masa orde lama ini, pertumbuhan ekonomi
belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru (1967-1998), utang luar negeri semakin
bertambah besar seiring dengan masuknya kembali Indonesia menjadi anggota IMF dan
World Bank. Selain itu, negara-negara pendonor yang dikoordinir oleh pemerintah
Belanda yang tergabung dalam IGGI, semakin memperbesar utang luar negeri Indonesia.
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri juga bahwa pada masa pemerintahan orde baru ,
Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Pada tahun 1998, orde
baru telah mewariskan utang lluar negeri sebesar USD 171 milar kepada pemerintahan
berikutnya.
Masa pemerintahan Orde Reformasi (1998-2014), terdiri dari beberapa masa
kepemimpinan, yaitu :
1. Masa kepemimpinan BJ Habibie, mengakumulasi tambahan utang luar negeri
Indonesia hingga USD 20 miliar. Sehingga total utang luar negeri yang diwariskan
oleh Habibie kepada pemerintahan berikutnya sebesar USD 178 miliar
2. Masa kepemimpinann Abdulrahman Wahid, sempat menurunkan utang luar negeri
Indonesia sebesar USD 21,1 menjadi USD 157 miliar, Akan tetapi pada akhir
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
146
kepemimpinan, Gus Dur mewarikan utanng luar negeri sebesar Rp. 1.273,18 triliun
kepada pemerintahan selanjutnya.
3. Masa kepemimpinan Megawati, jumlah utang Indonesia mengalami penurunan
menjadi Rp. 1.225,15 triliun dengan cara penjualan aset-aset negara. Dan pada akhir
masa kepemimpinan, Megawati mewariskan utang luar negeri sebesar Rp. 1.299,5
triliun.
4. Masa kepemimpinan SBY, utang luar negeri Indonesia yang berasal dari IMF telah
dilunasi. Akan tetapi diakhir masa pemerintahan, Sby mewariskan utang sebesar
Rp.2.023 kepada pemerintahan berikutnya.
Peningkatan utang luar negeri pada masa reformasi ini, belum diiringi dengan
peningkatan dalam pertumbuhan ekonom terus menerus.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “berapa besar pengaruh utang luar
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?”
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh utang
luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi pada tiga periode pemerintahan
Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui
setelah dilakukan penelitian (Sugiyono, 2012).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
pada masa Orde Reformasi
H1 : Terdapat pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi pada
masa Orde Reformasi
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
147
TINJAUAN PUSTAKA
Utang Luar Negeri
Menurut Bank Indonesia, Utang Luar Negeri(ULN) Indonesia adalah posisi
kewajiban aktual penduduk Indonesia kepada bukan penduduk pada suatu waktu, tidak
termasuk kontinjen,yang membutuhkan pembayaran kembali bunga dan/atau pokokpada
waktu yang akan datang
Secara haris besar, utang luar negeri dikelompokkan menjadi 2, yaitu
1. Utang Luar Negeri Pemerintah
Yaitu utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang
bilateral/multilateral, fasilitas kredit ekspor (FKE), utang komersial, dan leasing,
termasuk pula Surat Berharga Negara (SBN) (yang diterbitkan di luar maupun di
dalam negeri) yang dimiliki oleh bukan penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang
Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari
Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dan Surat
Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan dua belas
bulan. SBSN terdiri dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate/IFR) dan Global
Sukuk
2. Utang Luar Negeri Swasta
Yaitu utang luar negeri penduduk (selain pemerintah dan bank sentral) kepada
bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang
(loan agreement) atau perjanjian lainnya, simpanan, dan kewajiban lainnya.
Termasuk dalam komponen utang luar negeri swasta adalah kewajiban berupa surat
utang yang diterbitkan di dalam negeri dan dimiliki oleh bukan penduduk. Sektor
swasta meliputi bank dan bukan bank. Swasta bukan bank terdiri dari Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan perusahaan bukan lembaga keuangan, serta
perorangan.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
148
Penyebab Utang Luar Negeri
Krisis utang luar negeri telah dimulai pada tahun 1980-an, dan dialami tidak saja
oleh negara-negara maju (developing countries) tetapi juga oleh negara-negara
berkembang (low developing countries). Adapun penyebab terjadi krisis utang luar
negeri tersebut adalah : (Tambunan, 2008)
1 . Defisit neraca transaksi berjalan yang besarnya melebihi surplus current account,
sehingga cadangan devisa menjadi berkurang. Untuk menutupi biaya impor barang
modal dan kebutuhan kegiatan produksi di dalam negeri, maka negara akan
melakukan pinjaman atau utang luar negeri.
2. Kebutuhan dana untuk investasi melebihi dana yang tersedia didalam negeri atau
dengan kata lain jumlah investasi lebih besar dari tabungan masyarakat (investment-
saving gap)
3. Tingkat inflasi yang tinggi
4. Structural inefficient dalam perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu :
(1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah
suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Simon Kuznet ( dalam Sadono Sukirno) mendefenisikan pertumbuhan ekonomi
suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang
ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini
berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang
dibutuhkannya.
.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
149
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang antara lain: (Sadono
Sukirno, 2010)
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori pertumbuhan klasik ini dipelopori dan dikembangan oleh ahli ekonomi, yaitu
Adam Smith, David Ricardo dan John Stuart Mills. Menurut teori ini pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang
modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Perhatian
yang lebih besar diberikan pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi. Asumsi yang digunakan adalah bahwa luas tanah dan
kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain, teori
ini menjelaskan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk
disebut dengan teori penduduk optimal.
Menurut teori ini, pada awalnya pertambahan penduduk akan menyebabkan
kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka
hukum hasil lebih yang semakin berkurang (law of diminishing return) akan
mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan,
dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi
marginal. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai yang maksimal.
Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah
penduduk terus meningkat melebihi titik optimal maka pertumbuhan penduduk akan
menyebabkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi.
2. Teori Petumbuhan Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan oleh Roy F. Harrod
(1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Mereka
menggunakan proses perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama,
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
150
sehingga keduanya dianggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori
Harrod-Domar. Teori ini melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya
dalam jangka pendek (kondisi statis), sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam
jangka panjang (kondisi dinamis).
3. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dan
T.W. Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan
penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling
berinteraksi. Teori Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang
memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L).
Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat
menciptakan keseimbangan, sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak
mencampuri atau mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga
sumber yaitu, akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan
peningkatan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan
teknik, sehingga produktivitas capital meningkat. Dalam model tersebut, masalah
teknologi dianggap sebagai fungsi dari waktu
4. Teori Pertumbuhan Schumpeter
Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan
mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha
(enterpreneurship) dalam masyarakat yang mampu melihat peluang dan berani
mengambil risiko membuka usaha baru, maupun memperluas usaha yang telah ada.
Pendapat Schumpeter menyatakan bahwa jika tingkat kemajuan suatu perekonomian
semakin tinggi maka keinginan untuk melakukan inovasi semakin berkurang, hal ini
disebabkan oleh karena masyarakat telah merasa mencukupi kebutuhannya. Dengan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
151
demikian, pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya dan pada akhirnya
tercapai tingkat keadaan tidak berkembang (stationary state).
5. Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Teori ini dimunculkan oleh Prof. W.W. Rostow yang memberikan lima tahap dalam
pertumbuhan ekonomi. Adapun kelima tahapan tersebut adalah:
a. Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
b. Tahap Prasyarat Lepas Landas Tahap ini adalah tahap sebagai suatu masa
transisi pada saat masyarakat mempersiapkan dirinya ataupun dipersiapkan dari
luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus
berkembang (self-sustain growth).
c. Tahap Lepas Landas (Take Off) Adalah suatu tahap interval dimana tahap ini
mendobrak semua penghalang untuk pertumbuhan selanjutnya.,
d. Tahap Gerakaan ke Arah Kedewasaan (The Drive of Maturity) diartikan sebagai
suatu periode ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern
dalam mengolah sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya.
e. Tahap Konsumsi Tinggi ( The high mass-consumption) . Pada tahap ini.
Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat
mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar,
sandang, dan pangan. (walfare state).]
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti mengumpulkan data. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia, dimana kedua
tempat tersebut yang menyediakan data yang peneliti butuhkan.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
152
Metode Yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
menggunakan data yang berupa angka-angka untuk menganalisis seberapa besar
pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa tahapan yang digunakan dalam metode ini yaitu :
1. Melakukan Uji normalitas data untuk mengetahui data tersebut terdistribusi normal
atau tidak.
2. Melakukan Uji F dimana :
a. Jika F hitung (angka F pada output) > F tabel, maka H0 ditolak.
b. Jika F hitung (angka F pada output) < F tabel, maka H0 diterima
3. Menentukan model matematis yang mencerminkan hubungan sebab akibat antara
variabel tergantung dengan variabel bebas.
Data yang Digunakan
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu : yaitu data primer dan
data sekunder. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan peneliti dari sumber yang
telah ada.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini
peneliti dapat Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cara dokumentasi dengan
mengumpulkan data utang luar negeri dan data pertumbuhan ekonomi Indonesia selama
tiga periode pemerintahan. Menurut Sugiyono (2012) teknik dokumentasi adalah metode
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
153
pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain yang
menunjang penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa
yang sudah berlalu.
Teknik Analisis Data
Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel independen dan data
variabel dependen pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau
tidak berdistribusi normal. Melalui uji normalitas diharapkan penelitian mendapatkan
kepastian dipenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin akan
dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang
diambil dapat dipertangungjawabkan (Ghozali, 2012).
Ada dua cara untuk menditeksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik yaitu dengan melihat
histogram yang membandingkan antara obesrvasi data dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas dalam peneltian ini
adalah uji normalitas metode kolmogorov-smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas
kolmogorov-smirnov adalah membandingkan distribusi tertentu secara teoritis data (yang
akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku (Trihendradi, 2009).
Uji F
Uji F untuk melihat pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
a. Jika F hitung (angka F pada output) > F tabel, maka H0 ditolak.
b. Jika F hitung (angka F pada output) < F tabel, maka H0 diterima..
Regresi Sederhana
Regresi adalah model matematis yang mencerminkan hubungan sebab akibat
antara variabel tergantung dengan variabel bebas. Model ini diperlukan untuk melakukan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
154
variabel bebas. Dalam penelitian ini, digunakan model regresi linear sederhana yang
dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + e
Dimana
Y = Pertumbuhan Ekonomi
X1 = Utang Luar Negeri
e = error
a = konstanta;
1 = koefisien regresi.
HASIL DAN ANALISIS
Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia
Perkembangan utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan, yang tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang
Dalam jangka pendek, utang luar negeri telah memberikan kontribusi yang cukup berarti
bagi pembangunan ekonomi nasional. Dengan adanya pembangunan ekonomi tersebut,
tingkat pendapatanper kapita masyarakat dari tahun ke tahun selama tiga dasawarsa
mengalami peningkatan.
Dalam jangka panjang, akumulasi utang luar negeri yang telah terakumulasi dan
harus dibayar melalui APBN, merupakan tanggung jawab masyarakat selaku wajib pajak.
Dengan demikian, pembayaran utang luar negeri pemerintah, akan mengurangi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dimasa datang.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
155
Tabel 1. Perkembangan ULN dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2014
Tahun ULN (miliar
US$) PDB (miliar
Rp) Tahun ULN (miliar
US$) PDB (miliar Rp)
1999 120567.00 1099731,60 144505.70 3950370,40
2000 110934.00 1389769,50 2008 143505.03 4984765,20
2001 133073.00 1684280,50 2009 145705.90 5606203,00
2002 131343.00 1821833,40 2010 147903.50 6446851,89
2003 135401.00 2013674,40 2011 154505.90 7422781,00
2004 137024.00 2295826,20 2012 252364,00 8229440,00
2005 134967.50 2774281,10 2013 264060,00 9083973,00
2006 138905.55 3339985,20 2014 293700,00 10 094 928,90 Sumber : olahan (2016)
Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada
Masa Orde Reformasi
Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk melihat variabel-variabel yang diteliti
memiliki kenormalan distribusi. Pengujian ini dilakukan dengan metode kolmogorof
smirnov (KS). Jika nilai (sig.) pada tabel kolmogorof smirnov (KS) > 0,05 maka residual
terdistribusi secara normal.
Berdasarkan pengujian normalitas, diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
sebesar 0,955. Sedangkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel One-Sample
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
156
Kolmogorov-Smirnov Test adalah lebih besar daripada 0,05 (0,438> 0,05). Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa residual terdistribusi secara normal.
Deskriptif Statistik
Deskriptif statistik merupakan suatu analisis yang difungsi untuk memberikan
penjelasan atau gambaran dari suatu data yang diamati.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 4514918,4556 2966647,99082 16
X 161779,0675 55251,52184 16
Dengan memperhatikan tabel di atas, diketahui rata-rata untuk pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama 16 tahun dari tahun 1999 s.d 2014 adalah sebesar 4514918,455.
Sedangkan hutang luar negeri memiliki rata-rata 161779,067.
Pengujian Hubungan (Korelasi)
Pengujian hubungan (korelasi) digunakan untuk mengamati hubungan yang
terjadi antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) dalam suatu
pengamatan.
Dengan memperhatikan tabel di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas (Sig.) adalah
sebesar 0,000 yang ternyata lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa terdapat hubungan antara variabel hutang luar negeri (X) dengan
pertumbuhan ekonomi (Y).
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
157
Pengujian Regresi
Pengujian regresi difungsi untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).Pengujian ini dapat dilihat pada nilai F
pada tabel anova. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka hipotesis diterima.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9,935E13 1 9,935E13 42,581 ,000a
Residual 3,266E13 14 2,333E12
Total 1,320E14 15
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel anova diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 42,581> 4,600 (F tabel)
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dan memiliki hasil yang
sama bila dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,000< 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan Utang Luar
Negeri (X) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Y).
Hasil Model Summary
Hasil model summary difungsi untuk mengetahui nilai keeratan dan pengaruh
(menjelaskan) variabel independe (X) terhadap variabel dependen (Y) dalam suatu
pengamatan.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,868a ,753 ,735 1527476,55751 ,567
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
158
Korelasi
Berdasarkan tabel model summary pada kolom R diketahui bahwa nilai R adalah
sebesar 0,868 atau memiliki tingkat keeratan sangat kuat (Sugiyono, 2012). Ini
menunjukkan bahwa utang luar negeri mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Regresi
Berdasarkan tabel model summary pada kolom R Square diketahui bahwa nilai R
Square adalah sebesar 0,753 atau 75,3% kemampuan Utang Luar Negeri (X) menjelaskan
atau mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi (Y) di Indonesia. Dan sisanya yaitu sebesar
24,7% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam
pengamatan ini.
Hasil Model Matematis
Hasil model matematis difungsikan untuk memberikan gambaran atau formula
dalam pengamatan dengan model matematis.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3020672,333 1216301,157 -2,483 ,026
X 46,580 7,138 ,868 6,525 ,000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa model matematis yang terbentuk
adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = -3.020.672,33 + 46,580 X
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
159
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila pemerintah tidak mempunyai
utang luar negeri maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami penurunan.
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh utang luar negeri.
SIMPULAN
Selama masa pemerintahan Orde Reformasi (1999-2014) Utang Luar Negeri
mempunyai pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai korelasi postif terhadap pertumbuhan utang
negeri.
Seharusnya utang luar negeri dapat membantu pembiayaan pembangunan
ekonomi Indonesia, untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hal ini
dapat terjadi apabila penggunaan utang luar negeri tersebut dilakukan dengan bijaksana
dan dengan prinsip kehati-hatian. Sehingga dalam jangka panjang tidak menjerumuskan
Indonesia kedalam krisis utang luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Munif, Achmad dkk. 2013. Perekonomian Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah.
Penerbit Jenggala Pustaka Utama. Surabaya
Pujoalwanto, Basuki, 2014. Perekonomian Indonesia : Tinjauan Historis, Teoritis dan
Empiris. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Soeradi.2016. Implementasi Hibah/Pinjaman Luar Negeri Sebagai Dana
Pembangunan. Penerbit Ekuilibria. Jakarta
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
160
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, ALFABETA:
Bandung.
Sukirno, Sadono, 2010, Makro Ekonomi Pengantar. Edisi 3. Rajawali Press. Jakarta
Tambunan,hamongan,tahi,tulus.2008.Pembangunan Ekonomi Dan Utang Luar
Negeri.:PT Raja Gravindo Persada. Jakarta
Tambunan,hamongan,tahi,tulus.2014. Perekonomian Indonesia : Kajian Teoritis dan
Analisis Empiris. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
https://malikmakassar.wordpress.com/2008/12/16/sejarah-singkat-utang-
pemerintah-indonesia/..dikases tanggal 23 Januari 2015 pukul 04.55
www.bi.go.id/id/statistik/utang-luar-negeri
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
161
PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP
HARGA SAHAM SUB SEKTOR PLASTIK DAN KEMASAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
Ninin Non Ayu Salmah
Dosen PNSD Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang
email:[email protected]
ABSTRACT
This research was intended to understand the effect of macroeconomic factors, which are
interest rate, inflation and exchange rate toward the stock price. The aim of the research
is to understand the significance of interest rate, inflation rate, and exchange rate influence
on the stock price in plastics and packaging subsectors in Indonesian Stock Exchange
simultaneously and partially. The population of research is all companies recorded in
Indonesian Stock Exchange which are classified in plastics and packaging subsectors in
observation period 2012 until the first semester of 2016. The sampling technique used was
purposive. The resource of data was secondary and using documentary data retrieval
technique. The technique used to analyze the data was descriptive quantitative by using
the data analysis tools which are determination coefficient, multiple linear regression, and
hypothesis examination. The result of research concluded that simultaneously interest rate,
inflasion rate, and exchange rate had significant influence on the stock price, partially the
inflasion rate had significant influence on the stock price, partially the interest rate and
exchange rate had insignificant influence on the stock price in plastics and packaging
subsectors.
Keywords: interest rate, inflation, exchange rate, stock price
PENDAHULUAN
Investasi merupakan alokasi dana dengan manfaat yang diperoleh di masa yang
akan datang disertai pertimbangan risiko yang dihadapi. Pengambilan keputusan investasi
berada dalam situasi yang tidak pasti karena mempertimbangkan faktor di masa yang akan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
162
datang. Pertimbangan investasi membutuhkan analisis dan perhitungan mendalam dengan
tidak mengesampingkan pinsip kehati-hatian atau prudent principle (Fahmi, 2012:2).
Investasi dapat dilakukan melalui pasar modal dengan memilih instrumen investasi
yang telah disediakan di pasar modal. Pasar modal menjadi tolok ukur dinamika
perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan yaitu menggerakkan
perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara, sarana
mencari tambahan modal bagi emiten dan sarana bagi masyarakat untuk menginvestasikan
dananya (Samsul, 2011:44).
Salah satu instrumen yang banyak diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Investor mengharapkan imbal hasil (return)dari kepemilikan saham.Return yang
diharapkan investor dari investasinya pada saham ditinjau dari laba jangka panjang melalui
dan jangka pendek diukur dengan capital gain.
Pemegang saham mempertimbangkan faktor makroekonomi dalam pengambilan
keputusan investasi dan keputusan beli atau jual berdasarkan keterkaitan faktor
makroekonomi dengan profitabilitas perusahaan. Pemahaman investor terhadap variabel
makroekonomi akan berpengaruh pada keputusan yang diambil investor dalam
berinvestasi.
Faktor makroekonomi antara lain suku bunga, inflasi dan nilai tukar mata uang
(kurs). Peningkatan suku bunga menyebabkan masyarakat lebih memilih menyimpan dana
di bank dibandingkan berinvestasi di pasar modal, sementara itu beban perusahaan
semakin bertambah terutama pada perusahaan yang memiliki hutang pada bank dalam
jumlah yang cukup besar. Beban perusahaan yang semakin meningkat menyebabkan
tingkat profitabilitas perusahaan menurun sehingga harga saham cenderung menurun.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu
periode tertentu. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan peningkatan biaya produksi yang
disebabkan peningkatan harga bahan baku. Perusahaan menjadi sulit bersaing secara
kompetitif yang akan mengurangi tingkat profitabilitas. Investor mulai meninggalkan
saham dengan tingkat profitabilitas rendah sehingga harga saham cenderung menurun.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
163
Nilai tukar atau kurs mata uang merupakan perbandingan mata uang domestik
terhadap mata uang asing. Apresiasi mata uang domestik akan menurunkan volume ekspor
sehingga akan memperbaiki cash flow perusahaan domestik dan berdampak pada
kemampuan perusahaan memperoleh profitabilitas. Investor memerlukan saham yang
berasal dari emiten yang mampu memberikan tingkat profitabilitas menarik, dengan
demikian ketika terjadi apreasiasi mata uang maka harga saham cenderung menurun.
Industri memerlukan dana untuk keberlangsungan operasi dan ekspansi
perusahaan, dana diperoleh dari perbankan dengan suku bunga tertentu. Keberhasilan
output perusahaan di pasar terkait dengan harga yang bebas dari tingkat inflasi yang tinggi
serta biaya produksi yang rendah yang terkait dengan nilai tukar domestik apabila produk
tersebut berasal dari impor.
Emiten mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
memperoleh dana untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam sektor dan subsektor
berdasarkan jenis produknya. Salah satu subsektor yang memiliki prospek di masa yang
akan datang adalah subsektor plastik dan kemasan. Industri dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan dari industri plastik dan kemasan. Searah dengan pertumbuhan industri dan
bertambahnya jumlah penduduk, konsumsi industri dan masyarakat terhadap plastik dan
kemasan terus meningkat. Hal ini disebabkan plastik dan kemasan merupakan salah satu
input produksi dalam industri dan dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Keberlangsungan operasi emiten sub sektor plastik dan kemasan tidak terlepas dari
peran perbankan yang memberikan fasilitas permodalan dengan suku bunga tertentu
sebagai biaya modal. Tinggi rendahnya harga input berkaitan dengan tingkat inflasi serta
nilai tukar karena sebagian besar bahan baku plastik dan kemasan masih diimpor.Investor
menganggap kinerja sub sektor ini perlu dibuktikan. Saham-saham sub sektor ini tidak
termasuk saham blue chip yang tidak terlalu menarik minat investor untuk memilikinya
walaupun sahamnya tidak dihindari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuisignifikansi pengaruh suku bunga,
tingkat inflasi dan nilai tukar mata uangterhadap harga saham subsektor plastik dan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
164
kemasan di Bursa Efek Indonesia.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1)secara simultan, suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh
signifikan terhadap harga sahamsub sektor plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia
2)secara parsial, suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh
signifikan terhadap harga sahamsub sektor plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia
LANDASAN TEORI
Pasar Modal
Husnan (2009:3-4) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities
maupun perusahaan swasta. Bursa Efek Indonesia adalah pasar modal yang beroperasi di
Indonesia.
Bursa efek merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan
kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder (Husnan, 2009:30). Saham dari berbagai
emiten yang telah tercatat di BEI diklasifikasikandalam beberapa sektor menurut jenis
industri yang kemudian dikelompokkan dalam berbagai sub sektor, diantaranya sektor
industri dasar dan kimia sub sektor plastik dan kemasan.Instrumen di pasar modal atau
sekuritasmencakup saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau
derivative(Samsul, 2011:45-46).
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau
badan terhadap suatu perusahaan (Hin, 2008:15). Pemegang saham memperoleh
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
165
keuntungan berupa dividen dan capital gain. Jogiyanto (2008:108) mendefinisikan dividen
sebagai keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas laba yang diperoleh
perusahaan dan capital gain sebagai selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang
dengan harga periode yang lalu atau kelebihan harga jual di atas harga beli.
Faktor Makro Ekonomi
Tandelilin (2014:343) menjelaskan investor harus memperhatikan beberapa
indikator ekonomi makro yang dapat membantu dalam memahami dan meramalkan
kondisi ekonomi makro. Beberapa faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap
investasi diantaranya laju pertumbuhan inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata
uang. Berbagai faktor yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan saham yaitu
kondisi mikro dan makro ekonomi, kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan ekspansi
dan manajemen, kinerja perusahaan, risiko sistemtis dan efek psikologi pasar (Fahmi,
2012:89).
Keterkaitan Suku Bunga dan Harga Saham
Samsul (2011:201) menjelaskan kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki
dampak negatif terhadap setiap emiten karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan
menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham
menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar, naiknya suku bunga
deposito akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menjatuhkan harga
saham di pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito
akan mengakibatkan turunnya harga saham.
Keterkaitan Inflasi dan Harga Saham
Samsul (2011:201) menjelaskan tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun
negatif tergantung pada derajat inflasi. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
166
perekonomian secara keseluruhan yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami
kebangkrutan. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar sementara inflasi
yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban dan pada
akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban.
Keterkaitan Nilai Tukar dan Harga Saham
Samsul (2011:201) menjelaskan kenaikan kurs yang tajam terhadap mata uang
domestik akan berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam mata uang
asing sementara produk emiten dijual secara lokal. Sementara itu emiten yang berorientasi
ekspor akan menerima dampak positif dari kenaikan kurs mata uang asing tersebut. Hal ini
berarti harga saham emiten yang terkena dampak negatif dan sebagian lagi terkena dampak
positif dari perubahan kurs mata uang yang tajam.
METODE
Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek
Indonesia dan diklasifikasikan dalam sektor industri dasar dan kimia sub sektor plastik dan
kemasan.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen yaitu harga saham dan variabel
independenyaitu faktor makroekonomi yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar.
Definisi Operasionalisasi Variabel adalah 1)suku bunga, merupakansuku bunga
acuan yang merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik 2)inflasi, adalah
merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara
keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli 3)nilai tukarmata uang, merupakan harga
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
167
suatu mata uang terhadap mata uang negara lain, nilai tukar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat 4)harga saham,
adalah harga per lembar saham emiten yang terdaftar pada BEI sektor industri dasar dan
kimia sub sektor plastik dan kemasan.
Model Penelitian
Model penelitian untuk menguji pengaruh variabel independen faktor
makroekonomi baik secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependenharga
sahamsub sektor plastik dan kemasan di BEI.
Model Penelitian
Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah asosiatifyang bertujuan mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan go public yang telah
tercatatdi Bursa Efek Indonesia yang diklasifikasikan dalam sub sektor plastik
dankemasan.Periode pengamatan adalah tahun 2012 sampai dengan semester pertama
tahun 2016.
Pemilihan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Metode purposive sampling, adalah pemilihan sampel menggunakan
kriteria tertentu.. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel adalah perusahaan
Suku Bunga
Harga Saham Inflasi
Nilai Tukar
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
168
tersebut mempublikasikan laporan keuangan tiap tahun, memiliki kelengkapan data sesuai
dengan kebutuhan penelitian, tidak melakukan corporate actiondan tidak pernah delisting
atau relisting selama periode pengamatan.Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel
yaitu, Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI), Asiaplast Industries Tbk (APLI), Berlina
Tbk (BRNA), Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), Champion Pasific IndonesiaTbk (IGAR)
dan Yaan Prima Hasta Persada Tbk (YPAS).
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data dokumenter.
Teknik dokumenter adalah melakukan pengumpulandata secara bulanan selama periode
pengamatan yaitu tahun 2013 sampai dengan semester pertama tahun 2015. Data harga
saham diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada
http://www.idx.co.id.. Data suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar diperoleh dari Bank
Indonesia yang dipublikasikan pada http://www.bi.go.id.
Teknik dan Alat Analisis Data
Teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif adalah teknik
analisis yang dilakukan dengan memberikan pemaparan, penjelasan dan melakukan
analisis hasil penelitian, kemudian dibandingkan dengan teori atau penelitian sebelumnya.
Analisis kuantitatif adalah teknik analisis dengan menyajikan hasil penelitian dengan
angka, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Statistik inferensial digunakan dalam
analisis kuantitatif. Perhitungan dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS (Statistical Program and Service Solution) Version 20.0 for Windows.
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1)koefisien
determinasi, untuk menunjukkan berapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel
dependen 2)regresi linear berganda, untuk memprediksi seberapa besar pengaruh perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen 3)pengujianhipotesis, untuk mengetahui
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
169
signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan maupun
parsial 4)uji asumsi klasik,merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan
analisis model regersi linear berganda yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Perkembangan suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia rata-rata per tahun selama
periode pengamatan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Perkembangan Suku Bunga Tahun 2013-2016
Tahun Suku Bunga (%)
2013 6,49
2014 7,54
2015 6,90
2016 5,75
Sumber: Bank Indonesia, 2016
Suku bunga rata-rata berfluktuasi selama periode pengamatan. Perubahan suku bunga
memperlihatkan peningkatan, kemudian menurun pada periode selanjutnya.Penurunan suku
bunga yang ditetapkan Bank Indonesia ditujukan untuk mendorong aktivitas perekonomian
melalui penurunan suku bunga kredit yang akan direspon oleh dunia usaha sebagai penurunan
biaya modal sehingga aktivitas investasi meningkat dan pasar modal akan semarak.
Perkembangan inflasi rata-rata per tahun disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Perkembangan Inflasi Tahun 2013 - 2016
Tahun Inflasi (%)
2013 6,97
2014 6,42
2015 6,38
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
170
2016 3.32
Sumber: Bank Indonesia, 2016
Tingkat inflasi yang terus menurun selama periode pengamatan. Inflasi selama periode
pengamatan menunjukkan inflasi ringan sehingga diharapkan industri berkembang dan
investasi meningkat dan dampaknya saham perusahaan yang tercatat akan meningkat karena
adanya kepercayaan masyarakat terhadap profitabilitas industri.
Perkembangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat selama
periode pengamatan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD tahun 2013-2016
Tahun Nilai Tukar 1 USD (Rp)
2013 10.562,92
2014 11.881,58
2015 13.438,00
2016 13.418,83
Sumber: Bank Indonesia, 2016
Nilai tukar rata-rata mata uang rupiah terhadap dollarAmerika Serikat cenderung
terdepresiasi selama periode pengamatan, walaupun pada akhir periode menunjukkan
penguatan yang tidak signifikan. Nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing
diharapkan terapresiasi karena akan berdampak positif terhadap industri karena akan
menurunkan biaya bahan baku yang diimpor sehingga perusahaan dapat memproduksi output
dengan kompetitif.
Perkembangan harga saham rata-rata sampel penelitian disajikan pada tabel berikut
ini.
Tabel 4. Perkembangan Harga Saham Tahun 2013-2016
Tahun Harga Saham (Rp/lembar)
2013 344,72
2014 328,89
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
171
2015 321,94
2016 389,17
Sumber: Bank Indonesia, 2016
Harga saham rata-rata berfluktuasi selama periode pengamatan yang menunjukkan
pergerakan dalam volume dan nilai transaksi saham yang diperdagangkan. Pergerakan
positif harga saham diharapkan terjadi karena memberikan sinyal adanya transaksi
perdagangan di pasar modal.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas dilakukan dengan grafik distribusi yang ditunjukkan dengan kemencengan
(skewness) dan keruncingan(kurtosis) kurva. .Hasil uji normalitas disajikan pada berikut
ini.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Variabel Skewness Kurtosis
Bunga -1,20 -1,26
Inflasi -1,53 -1,11
Kurs -1,68 -0,71
Harga Saham 1,53 0,53
Sumber:Data diolah, 2016
Hasil uji normalitas berdasarkan rasio skewness dan kurtosis variabel-variabel
penelitian berada pada interval -2 sampai dengan 2, dengan demikian distribusi kurva
variabel-variabel penelitian adalah normal yang berarti data berdistribusi normal.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat hasil Collinearity Statistics
berdasarkan nilai VIF (variance inflation factor). Hasil uji multikolinearitas disajikan
berikut ini.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
172
Variabel VIF
Bunga 2,961
Inflasi 1,607
Kurs 2,796
Sumber: Data diolah, 2016
Hasil uji multikolinearitas variabel-variabel independen bernilai kurang dari 5 yang
berarti variabel-variabel independen bebas dari gejala multikolineritas yaitu tidak ada
korelasi yang signifikan antara variabel independen.
Hasil uji heterokedastisitas memperlihatkan titik-titik menyebar dengan tidak
teratur dan tidak membentuk pola tertentu sehingga tidak terjadi gejala homokedastisitas
dan asumsi heterokedastisitas terpenuhi.
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 0,837 yang
berarti berada pada interval -2 sampai dengan 2. Hasil uji autokorelasi memberikan
kesimpulan tidak ada gejala autokorelasi dalam model regresi.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen.Hasil perhitungan koefisien determinasi
menghasilkan koefisien R square sebesar 0,600. R Squaresebesar 0,600 menunjukkan
kontribusi variabel-variabel independen yaitu suku bunga, inflasi dan nilai tukar mata uang
terhadap variabel dependen harga saham sebesar 60%, sedangkan sisanya sebesar 30%
dikontribusikan oleh variabel lain yang tidak diteliti.Harga saham tidak hanya dipengaruhi
oleh variabel makroekonomi suku bunga, inflasi dan nilai tukar mata uang tetapi juga
dipengaruhi faktor makroekonomi lainnya.
Tandelilin (2014:343) menjelaskan faktor makroekonomi yang berpengaruh
terhadap investasi adalah produk domestik bruto, laju pertumbuhan inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar mata uang (exchange rate). Harga saham juga dipengaruhi faktor
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
173
mikroekonomi diantaranya laba bersih per saham dan rasio laba bersih terhadap ekuitas
(Samsul, 2011:204).
Regresi Linear Berganda
Model regresi melalui persamaan regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen. Analisis regresi juga digunakan
untuk menunjukkan pengaruh perubahan setiap satuan variabel independen terhadap
perubahan variabel dependen.
Tabel 7. Hasil perhitungan regresi linear berganda
Model Koefisien Regresi
Constant 6,664
Bunga -0,084
Inflasi -0,242
Kurs -0,186
Sumber: Data diolah, 2016
Tabel 7 memperlihatkan persamaan regresi Y=6,664-0,084X1-0,242X2-0,186X3.
Konstanta a sebesar 6,664 berarti jika semua variabel-variabel independen bernilai nol
maka variabel harga saham sektor plastik dan kemasan bernilai Rp 6,664/lembar. Variabel
harga saham sektor plastik dan kemasan memiliki nilai karena bukan variabel suku bunga,
inflasi dan nilai tukar mata uang saja yang mempengaruhi harga saham tetapi masih ada
faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi harga saham.
Koefisien regresi b1 sebesar -0,084 berarti jika suku bunga meningkat 1% maka
harga saham sektor plastik dan kemasan menurun sebesar Rp 0,084/lembar dan sebaliknya.
Variabel independen suku bunga berpengaruh negatif terhadap variabel dependen harga
saham diperkuat dengan teori yang menjelaskan kenaikan suku bunga akan
mengakibatkan turunnya harga sahamSamsul (2011:201).
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
174
Koefisien regresi b2 sebesar -0,242 berarti jika tingkat inflasi meningkat 1% maka
harga saham sektor plastik dan kemasan menurun sebesar Rp 0,242/lembar dan sebaliknya.
Variabel independen tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap variabel dependen harga
saham diperkuat dengan teori yang menjelaskan yang menjelaskan inflasi yang tinggi akan
menjatuhkan harga saham di pasar (Samsul, 2011:201).
Koefisien regresi b3 sebesar -0,186 berarti jika nilai tukar menguat meningkat 1
rupiah maka harga saham sektor plastik dan kemasan menurun sebesar Rp 0,186/lembar
dan sebaliknya. Variabel independen nilai tukar mata uang berpengaruh negatif terhadap
variabel dependen harga saham diperkuat dengan teori yang menjelsakan harga saham
emiten yang terkena dampak negatif perubahan nilai tukar akan mengalami penurunan di
bursa efek sementara itu emiten yang terkena dampak positif akan meningkat harga
sahamnya (Samsul, 2011:202).
Pengujian Hipotesis
Uji simultan atau uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara serentak.
Tabel 8. Hasil Uji F
Model Sig.
Regression 0,000
Sumber: Data diolah, 2016
Nilai Sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari memperlihatkan α sebesar 0,05,
dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti secara
simultan suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham sub sektor plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia.Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Astuti, Lapian dan Rate (2016) yang
menyimpulkan secara simultan variabel inflasi, kursdan suku bunga memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap indeks harga saham.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
175
Uji parsial atau uji t dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara sendiri-sendiri.
Tabel 9. Hasil Uji t
Model Sig.
Bunga 0,541
Inflasi 0,000
Kurs 0,203
Sumber: Data diolah, 2016
Uji t dengan variabel independen suku bunga menghasilkan nilai sig. sebesar 0,541
yang berarti lebih besar dariα sebesar 0,05 sehingga hipotesis nol diterima yang berarti
secara parsialsuku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham sub sektor
plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Kewal (2012) yang menyimpulkan suku bunga tidak berpengaruh terhadap
indeks harga saham.
Peningkatan suku bunga diharapkan menarik investor untuk berinvestasi dalam
produk-produk perbankan. Investor seringkali tidak langsung mengalihkan investasinya
pada produk perbankan karena menunggu penurunan bunga secara signifikan yang akan
memberikan imbal hasil yang lebih prospektif, dengan demikian dapat dipahami suku
bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
Uji t dengan variabel independen inflasi menghasilkan nilai sig. sebesar 0,000 yang
berarti lebih kecil dari α sebesar 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima yang berarti secara parsial tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham sub sektor plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Rakasetya, Darminto dan Dzulkirom (2013) yang
menyimpulkan inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Inflasi yang meningkat menimbulkan tekanan pada emiten karena kenaikan biaya
produksi dan operasi sehingga pencapaian tingkat profitabilitas rendah. Investor di pasar
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
176
modal memahami kondisi ini sebagai sinyal untuk menunda investasi, dengan demikian
dapat dipahami tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Uji t dengan variabel independen nilai tukar mata uang menghasilkan nilai sig.
sebesar 0,203 yang berarti lebih besar dari α sebesar 0,05 sehingga hipotesis nol diterima
yang berarti secara parsial nilai tukar mata uang berpengaruh tidak signifikan terhadap
harga saham sub sektor plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Sodikin (2007) yang menyimpulkan variabel ekonomi,
diantaranya kurs tidak berpengaruh secara parsial terhadap return saham
Investasi pada valuta asing membutuhkan pembelajaran karena investasi pada
instrumen pasar uang bersifat jangka pendek. Investor pasar modal sudah terbiasa
berinvestasi dengan instrumen yang bersifat jangka panjang dengan mengharapkan dividen
walaupun bagi sebagian investor yang spekulatif adalah bersifat jangka pendek karena
mengharapkan capital gain, dengan demikian dapat dipahami nilai tukar mata uang
berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
PENUTUP
Pengujian hipotesis menyimpulkan secara simultan variabel suku bunga, tingkat
inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor
plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis secara parsial
menyimpulkan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan
suku bunga dan nilai tukar mata uang berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham
sub sektor plastik dan kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rini, Joyce Lapian, Paulina Van Rate. 2016. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2006-2015. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 Nomor 2 Halaman 399-
407
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
177
Fahmi, Irham. 2012.. Manajemen Investasi. Jakarta:Salemba Empat
Hin, Thian L. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta:Elex Medio Komputindo
Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN
Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi di Pasar Modal.
Yogyakarta:BPFE
Kewal, Suci Suramaya. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia. Volume 8 Nomor 1
Halaman 53-65
Rakasetya, Gadang Ganggas. Darminto & Moch. Dzulkirom AR. 2013. Pengaruh Faktor
Mikro dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan Mining and Mining
Services yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011.Jurnal
Administrasi Bisnis Volume 6 Nomor 2 Halaman 1-16
Samsul, Mohamad. 2011. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Erlangga
Sodikin, Ahmad. 2007. Variabel Makro Ekonomi yang mempengaruhi Return Saham di
BEJ. Jurnal Manajemen. Volume 6 Nomor 2 Halaman 1-15
Tandelilin, Eduardus. 2014. Portofolio dan Investasi Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta:Kanisius
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
178
DAMPAK INFORMASI HASIL PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI (ROI)
DAN LABA BERSIH PER SAHAM (EPS) PERUSAHAAN
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
Suatu Studi di Sekitar Pengumuman Laporan Keuangan Perusahaan Go Public
di Bursa Efek Indonesia
Oleh:
Junaidi Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Abdi Nusa Palembang
email: [email protected]
ABSTRACT
This research is attempted to measure the impact (influence)of the existence of Information
about finance statement go public company per term to the fluctuation of volume of share
trading in Indonesia Stock Market announced through Daily News Bisnis Indonesia. The
indicator in the said finance statement is only pertaining to Return On Investment or knew
as ROI and earning per share or EPS. From this result revealed that the two independent
variables do not always have significant impact (influence) to the fluctuation of share
trading volume in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia) within research
period. This means also that in the research period the use of the two information not fully
become a measure standard for the investor to make investment decision in Indonesia
Stock Exchange.
Key word: Information of finance statement, Return On Investment (ROI), Earning per
Share (EPS), Share Trading Volume.
PENDAHULUAN
Hasil pengembalian atas investasi (ROI/Return on Invesment) merupakan salah
satu bentuk analisis pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk mengukur tingkat
efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya perusahaan. Analisis ini telah digunakan
secara luas oleh para peneliti di Amerika Serikat dan tergolong dalam indikator cukup valid
yang mencerminkan tinggi rendahnya pangsa pasar perusahaan. Hasil pengukuran ROI
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
179
terhadap perusahaan go public tidak saja dimanfaatkan oleh pihak manajemen perusahaan
itu sendiri (intern), tetapi lebih dari itu juga dapat dimanfaatkan dalam rangka pengambilan
keputusan investasi di pasar modal (ekstern). Weston dan Copeland (1991) menyatakan
bahwa jika penekanannya dilakukan pada analisis surat berharga (mis: saham dan
obligasi), maka fokus utamanya adalah dalam menentukan laba potensial perusahaan
dalam jangka panjang. Menurut mereka analisis rasio ini memberikan pengertian yang
dalam tentang efisiensi dan produktivitas perusahaan, disisi lain profitabilitas sangat
tergantung pada efisiensi dan produktivitas perusahaan yang beroperasi, oleh karena itu
hasil analisis ini sangat bermanfaat untuk para analis surat berharga maupun
pemodal/calon pemodal untuk mengambil keputusan investasi yang menguntungkan di
pasar modal. Dampak dari semua ini tentunya akanmempengaruhi prilaku pemodal/calon
pemodal untuk melakukan transaksi perdagangan saham yang pada gilirannya akan
menciptakan perubahan terhadap volume perdagangan saham di bursa.
Laba bersih per saham (EPS/Earning per Share) merupakan hasil akhir dari seluruh
upaya perusahaan dalam periode tertentu untuk menciptakan keuntungan bagi pemegang
saham. Besarnya nilai EPS merupakan informasi penting yang perlu diketahui oleh
pemodal/calon pemodal. EPS merupakan unsur penting dalam memperkirakan harga
saham, misalnya dalam menentukan present value ofstock dalam analisis two-stage FCFE
model dimana besarnya PV of terminalprice tergantung pada besarnya expected EPS
periode mendatang yang didasarkan pada besarnya EPS saat ini dalam suatu tingkat
pertumbuhan tertentu (Aswath Damodaran, 1996). Jadi meningkatnya EPS suatu saham
memberikan pengaruh pada peningkatan harga saham di pasar modal yang pada gilirannya
dapat meningkatkan capital gain. Adanya harapan yang besar terhadap pendapat capital
gain tentunya akan mendorong pemegang saham/pemodal maupun calon pemodal
terutama untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek ikut bertransaksi dalam
perdagangan saham yang akhirnya memicu dan meningkatkan volume perdagangan saham
di bursa. Dalam suatu kenyataan hasil penelitian di Amerika Serikat terhadap informasi
laba bersih (eaming), yang dalam penelitian ini secara spesifik dinyatakan sebagai EPS,
maka secara sederhana dapat disebutkan hasil beberapa penelitian antara lain yaitu Linda
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
180
Smith Bamber (1987) telah membuktikan bahwa adanya pengumuman eaming per
kuartalan telah memberikan reaksi positif terhadap volume perdagangan saham. Dale
Morse (1981) sebelumnya juga telah membuktikan adanya pengaruh yang signifikan
antara adanya pengumuman eaming dengan abnormal volume saham di sekitar
pengumuman. Selanjutnya Linda Smith Bamber dan Rowland K. Atiase (1994) telah
membuktikan pula bahwa informasi disekitar pengumuman earning terutama pada tingkat
informasi sebelum pengumuman secara signifikan terdapat hubungan positif terhadap
volume perdagangan saham.
Secara teoritis maupun data empiris hasil penelitian di Amerika Serikat telah
menunjukkan bahwa informasi yang termuat dalam pengumuman ROI dan EPS telah
mempengaruhi adanya perubahan volume perdagangan saham di bursa. Akan tetapi semua
itu terjadi pada pasar modal yang termasuk kategori paling efisien (strong). Hal ini berbeda
dengan kondisi pasar modal di Indonesia (Bursa Efek Indonesia)yang menurut hasil
penelitian R. Agus Sartono dan Yarmanto(1996) masih tergolong belum efisien. Dalam
kondisi pasar yang belum efisien tersebut, BEI telah mencatat kinerja pasar yang cukup
memuaskan dimana pada tahun 1994, jumlah emiten di BEI sebanyak 217 perusahaan yang
menghasilkan volume perdagangan saham 5,29 milyar saham dengan kapitilsasi pasar Rp
103,84 triliyun. Dua tahun berikutnya mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu
pada tahun 1995 jumlah emiten menjadi 238 perusahaan yang menghasilkan volume
perdagangan saham mencapai 10,65 milyar saham dengan kapitalisasi pasar Rp 152,25
triliyun dan pada tahun 1996jumlah emiten menjadi 253 perusahaan yang
menghasilkanvolume perdagangan saham mencapai 29,5 milyar saham dengan kapitalisasi
pasar Rp 215,03 triliyun.Apakah capaian volume perdagangan saham selama 3 tahun
berturut-turut tersebut dipengaruhi oleh adanya informasi ROI dan EPS emiten?
Untuk menjawab permasalahan ini,penulis perlu melakukan penelaahan lebih
lanjut dalam sebuah penelitian denganmengemukakan 6 (enam) hipotesis penelitian yaitu,
diduga:
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
181
1. (H0) Informasi bersaran ROI dan EPS emiten signifikan mempengaruhi volume
perdagangan sahama di BEI.
2. (H1) Informasi bersaran ROI dan EPS emiten tidak signifikan mempengaruhi volume
perdagangan sahama di BEI.
3. (H0) Informasi kenaikan dan penurunan ROI emiten akan diikuti oleh perubahan
volume perdagangan saham di BEI.
4. (H1) Informasi kenaikan dan penurunan ROI emiten tidak akan diikuti oleh perubahan
volume perdagangan saham di BEI.
5. (H0) Informasi kenaikan dan penurunan EPS emiten akan diikuti oleh perubahan
volume perdagangan saham di BEI.
6. (H1) Informasi kenaikan dan penurunan EPS emiten tidak akan diikuti oleh perubahan
volume perdagangan saham di BEI.
DATA DAN SAMPEL
Dalam penelitian ini mencakup 2 (dua) jenis data sebagai variabel independen yaitu
ROI dan EPS, dan 1 (satu) jenis data sebagai variabel dependen yaitu volume perdagangan
saham dalam jangka waktu tertentu. Data ROI adalah data yang besarnya nilai ROI yang
dihitung dengan membandingkan laba operasi bersih (NOI) terhadap total aktiva
perusahaan. Data EPS adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil perbandingan laba bersih
(eaming) perusahaan terhadap total saham perusahaan yang bersangkutan yang beredar
dalam jangka waktu tertentu. Kedua data ini diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan
yang diumumkan per semester melalui surat kabar harian Bisnis Indonesia dari tahun 1994
sampai dengan 1996. Sedangkan data volume perdagangan saham adalah total volume
activity yaitu jumlah volume perdagangan saham per hari dibagi jumlah saham perusahaan
bersangkutan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam waktu 5 (lima) hari disekitar
pengumuman laporan keuangan (ROI dan EPS) di atas dalam periode penelitian yang
sama. Data ini diperoleh dari Daftar Kurs Efek (DKE) yang diterbitkan di Bursa Efek
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
182
Indonesia. Terkahir adalah data tanggal pengumuman yaitu tanggal yang tertera pada surat
kabar harian Bisnis Indonesia dimana laporan keuangan termaktub di dalamnya.
Pengambilan sampel dari seluruh populasi saham perusahaan dilakukan dengan cara
memilih saham-saham yang aktif yang didasarkan pada jumlah hari perdagangan yang
terjadi di Bursa Efek Jakarta yaitu minimal 150 hari perdagangan per tahun untuk masing-
masing sampel. Kriteria ini dianggap penting untuk mendekatkan persepsi pada tingkat
likuiditas suatu saham dengan asumsi bahwa dengan interval rata-rata kevakuman 1 2/3
hari (± 250/150) maka dianggap suatu saham telah menjadi perhatian dan diminati sebagai
pilihan investasi oleh pemodal di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian
TEKNIK ANALISIS DATA
Untuk menganalisis data-data penelitian ini, digunakan 2 (dua) jenis teknik analisis
yaitu pertama, teknik analisis regresiberganda dalam bentuk regresi linear majemuk semilog.
Teknik ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis 1 dan 2 yang berkenaan dengan
pengaruh rata-rata nilai besaran ROI dan EPS terhadap volume perdagangan saham.
Kedua., teknikevent study untuk membuktikan hipotesis 3 s. d 6 tentang pengaruh perubahan
(naik-turun) ROI dan EPS terhadap rata - rata abnormal volume perdagangan saham
Naik Turun Naik Turun
1 1 (1994) 33 21 54 25 29 54
2 2 (1994) 28 28 56 22 34 56
3 1 (1995) 21 32 53 27 26 53
4 2 (1995) 29 30 59 27 32 59
5 1 (1996) 28 44 72 20 52 72
6 2 (1996) 33 53 86 33 53 86
172 208 380 154 226 380
Sumber : BEI
Jumlah
Jumlah
No. SemesterROI
TotalEPS
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
183
sebelum, saat, dan sesudah pengumuman (-2;0;+2). Formula masing-masing metoda
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Formula Regresi Berganda
𝑉𝑂𝐿𝑖 = 𝛽1.2345 + 𝛽12.345𝑅𝑂𝐼2𝑖 + 𝛽13.245 log 𝐸𝑃𝑆3𝑖 + 𝛽14.235𝐷𝑈𝑀𝑟4𝑖 + 𝛽15.234𝐷𝑈𝑀𝑒5𝑖
+ 𝜇𝑖
Dimana:
VOLi = Rata-rata volume perdagangan saham harian di sekitar pengumuman pada periode
tertentu.
ROI2i = ROI pe rusahaan pada pe riode t.
EPS3i = Laba bersih per saham perusahaan pada periode t.
DUM.r4i= Variabel dummy yang menunjukkan ROI naik = 1 dan ROI turun =0.
DUM.e5i = Variabel dummy yang menunjukkan EPS naik = 1 dan EPS turun = 0.
β1.2345(secara bergantian) = Koefisien regresi parsial dari masing-masing variabel penjelas,
dimana perubalian rata-rata variabel dependen untuk setiap perubahan variabel penjelas dengan
menjaga variabel penjelas lainnya sama dengan nol atau konstan.
Inferensi koefisien regresi yang akan dilakukan meliputi pendugaan (penaksiran)
titik dan interval serta pengujian hipotesis dengan pendekatan tingkat penting (test of
significance/t-test) secara individual dan F-test secara serentak sehingga dapat dibuktikan
signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
individual maupun serentak.Sedangkan inferensi koefisien korelasi meliputi penentuan
korelasi parsial (r) dan koefisien determinasi (R2) yang masing-masing digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dengan independen dan besaran
konstribusi variabel independen terhadap variabel dependen baik secara individual
maupun serentak.
2. Formulasi Event Study
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
184
Standarisasi Abnormal Volume (SAV) dengan menggunakan rumus yang diadopsi dan
dimodifikasi dari rumus standarisasi abnormal retum (SAR) yang dikemukan oleh Brown
dan Warner, yaitu menjadi:
𝑆𝐴𝑉𝑁𝑡 =𝐴𝑉𝑁𝑡𝑆𝑒
Dimana:
AVNt = Rata-rata abnormal volume perdagangan saham, atau:
𝐴𝑉𝑁𝑡 =1
𝑁∑𝐴𝑉𝑖𝑡
𝑁
𝑡=1
Se = Standard error rata-rata volume perdagangan saham, atau:
𝑆𝑒 = (1
𝑇 − 1)√∑[(
1
𝑁∑𝐴𝑉𝑖𝑗
𝑁
𝑖=1
) − 𝐴𝑉∗]
2𝑇
𝑗=1
Dimana:
AVij = Rata-rata abnormal volume perdagangan saham i pada hari j dalam periode
estimasi.
AV* = Rata-rata abnormal volume perdagangan saham keseluruhan sampel pada
periode
estimasi.
Selanjutnya, menghitung standarisasi kumulatif abnormal volume (SCAV) dengan rumus:
𝑆𝐶𝐴𝑉𝑁𝑛 = (1
√𝑛)∑𝑆𝐴𝑉𝑁𝑡
𝑛
𝑡=1
Untuk mendapatkan nilai parameter dalam analisis regresi maupun event study tersebut
digunakan program software Microstat.
HASIL ANALISIS DAN SIMPULAN
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
185
Setelah dilakukan analisis regresi per semester, ternyata perubahan besarnya
volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh adanya
informasi perubahan ROI dan EPS baik secara individual maupun serentak. Akan tetapi
dengan menggunakan analisis event study telah menunjukkan hasil yang sedikit berbeda,
yaitu telah terjadi pengaruh yang signifikan informasi kenaikan ROI dan EPS terhadap
kenaikan volume perdagangan saham (pengaruh positif) pada semester 1 tahun 1994
sebelum pengumuman dan pada semester 1 dan 2 tahun1996 setelah pengumuman.
Sedangkan informasi penurunan ROI dan EPS secara signifikan telah mempengaruhi
kenaikan volume perdagangan saham (pengaruh positif) sebelum pengumuman pada
semester 2 tahun1994 dan semester 2 tahun 1996.
Dari hasil analisis event study tersebut, tampak bahwa sebelum dan setelah tanggal
pengumuman ROI dan EPS, pemodal telah menanggapinya secara positif yaitu telah
terjadi kenaikan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, tanpa melihat apakah
informasi pengumuman ROI dan EPS kelak akan naik atau turun. Dan adanya informasi
pengumum ROI dan EPS tampaknya belum menjadi perhatian yang serius atau menjadi
pertimbangan yang kontiniu dalam transaksi perdagangan saham sehingga menyebabkan
perubahan volume perdagangan saham. Dari enam semester yang diamati hanya tiga
semester yang berpengaruh sebelum pengumuman dan dua semester setelah pengumuman.
Memperhatikan gejala pengaruh yang terjadi, dari keseluruhan pengamatan dapat
dikatakan bahwa adanya informasi kenaikan ataupun penurunan ROI dan EPS
pemanfaatannya menunjukkan peningkatan, dimana dibandingkan dengan periode awal
(1994), pada periode akhir (1996) pada umumnya tiap semester perubahan volume
perdagangan saham dipengaruhi oleh adanya informasi perubahan ROI dan EPS. Pengaruh
ini cenderung terjadi sebelum pengumuman sampai dengan saat pengumuman. Hal ini
sesuai dengan temuan Dale Morse (1981). Ini menunjukkan bahwa pemodal telah
mengetahui adanya perubahan ROI dan EPS sebelum diumumkan ke publik. Oleh karena
pengaruhi informasi perubahan ROI dan EPS hanya terjadi di sebagian periode
pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengumuman informasi ROI dan EPS
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
186
belum menunjukkan pengaruh yang besar, konsisten, dan menentukan terhadap perubahan
volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland, Thomas E, & Weston, J. Fred. Managerial Finance. Nine Edition, The Dryden
Press, 1992.
Bamber, Smith, Linda. Unexpected Earnings, Firm Size, and Trading Volume Around
Quarterly Earning Announcements. The Accounting Review, Vol. LXII, No. 3
USA, July 1987.
Bamber, Smith, Linda, & Atiase, Rowland K. Trading Volume Reaction to Annual
Accounting Earnings Announcements. Journal of Accounting and Economics 17,
North Holland, 1994.
Damodaran, Aswath. Corporate Finance: Theory and Practice.John Wiley & Sons, New
York, 1996
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
187
ANALISIS PERBEDAAN KUALITAS PELAYANAN PADA
MINIMARKET ALFAMART DAN INDOMARET PALEMBANG
Oleh:
Jamilah Pramajaya
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Palembang
email: [email protected]
ABSTRACT
This research aims to recognize the response of customers towards the service quality and
the difference about service of service between Minimarket Alfamart and Indomaret
Palembang. This research is comparative, which is taking sample from the present
population and using questionaire as the tools to collect the data. The population is
customers of Minimarket Alfamart and Minimarket Indomaret. The result shows that most
respondences acknowledge the quality of service upon the object and there is no significant
difference between the average of service quality of Minimarket Alfamart and Minimarket
Indomaret Palembang.
Keywords : service quality, customer, hypothesis
PENDAHULUAN
Aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan melakukan konsumsi. Pasar
konsumsi barang dan jasa sehari-hari (convenience goods) mengalami perkembangan yang
cukup menggembirakan sehingga bisnis retail (eceran) berkembang pesat yang ditandai
dengan bermunculannya minimarket baik yang dimiliki individu maupun perusahaan dan
gerai waralaba.
Minimarket dikembangkan berdasarkan pemahaman terhadap berbagai kebutuhan
dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Dewasa ini, masyarakat cenderung memilih
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
188
belanja di gerai modern dengan alasan kelengkapan produk, produk berkualitas, kepastian
harga dan kompetitif didukung suasana berbelanja yang nyaman serta kemudahan untuk
diakses karena berada didekat lingkungan tempat tinggal.
Minimarket Alfamart dan Indomaret merupakan minimarket yang telah
berpengalaman dalam bisnis retail melalui bisnis waralaba swalayan. Indomaret
merupakan pelopor konsep bisnis waralaba dengan pengoperasian jaringan retail yang
berskala besar dan lengkap di Indonesia sejak tahun 1998. Minimarket Alfamart sebagai
pesaing terdekat Indomaret juga telah membuka gerainya sejak tahun 1999 di seluruh
Indonesia.
Setiap perusahaan tentunya ingin mencapai suatu keberhasilan meraih pangsa pasar
yang luas agar dapat survival Dewasa ini, persaingan bisnis retail semakin ketat dengan
munculnya minimarket-minimarket lain di antaranya Alfamidi, Alfa Express dan
Carrefour Express sehingga perusahaan memerlukan strategi untuk menghadapi persaingan
tersebut. Perusahaan menggunakan berbagai sumber daya untk mengantisipasi persaingan.
Minimarket Indomaret dan Alfamart terus memperbaiki kinerja produk yang
diberikan kepada masyarakat agar kepuasan pelanggan terpenuhi dan loyalitas pelanggan
terjaga. Minimarket tersebut telah melengkapi lini produknya yang terdiri dari food,
nonfood, general merchandisedan fresh product dilengkapi dengan sistem promosi dan
teknologi terbaru.
Kinerja produk juga terlihat dari kualitas pelayanan yang diberikan penyedia jasa.
Kualitas pelayanan tergambar dari persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
pengelola minimarket. Persepsi ini akan menimbulkan kesan pelanggan terhadap
minimarket, selanjutnya dapat didefinisikan serta menjadi ukuran kualitas pelayanan
minimarket. Kualitas jasa dipandang sebagai sarana meraih keunggulan kompetitif.
Konsumen menilai kualitas jasa berdasarkan apa yang dirasakannya yaitu atribut yang
mewakili kualitas, cara penyampaian jasa dan kualitas layanan (Kotler dan Amstrong,
2008:380).
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
189
Industri jasa dimana penyedia jasa berinteraksi langsung dengan pelanggan sangat
tergantung pada kualitas pelayanan. Interaksi tersebut memungkinkan pelanggan merasa
mendapatkan pelayanan superior dan unik dari penyedia jasa, sehingga ekspektasi
pelanggan terhadap produk selaras dengan yang diperolehnya.
Perusahaan membangun reputasi atau citra perusahaan terhadap pelanggan dengan
memberikan kualitas layanan yang bermutu sehingga dapat memberi kepuasan konsumen
dan dapat berpengaruh membentuk intensitas pembelian konsumen (Suryawardana dan
Widowati, 2011). Perusahaan memandang hal ini merupakan tantangan bagi Minimarket
Alfamart dan Indomaret untuk mempersiapkan wiraniaga yang handal. Kualitas pelayanan
juga merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya tergantung
pada konsistensi perusahaan menyampaikan nilai.
Penelitian ini mengidentifikasi masalah pada tanggapan responden terhadap
kualitas jasa dan perbedaan kualitas jasa pada Minimarket Alfamart dan Indomaret
Palembang.Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1)Bagaimana tanggapan
pelanggan terhadap kualitas pelayanan pada Minimarket Alfamart dan Indomaret
Palembang? 2)Apakah terdapat perbedaan anatar rata-rata kualitas pelayanan Minimarket
Alfamart dan Indomaret Palembang?
LANDASAN TEORI
Pengertian Jasa dan Karakteristik Jasa
Jasa memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari barang. Stanton
dalam Sunyoto (2012:111) jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi, yang tak teraba, yang
direncanakan untuk pemenuhan kepuasan pada konsumen. Jasa didefinisikan juga sebagai
tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (non fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler dan Keller,
2009:43).Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010, 16) juga mendefinisikan jasa sebagai suatu
aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
190
Jasa memiliki karakateristik yang membuatnya berbeda dengan barang dan
membutuhkan strategi pemasaran yang tepat dengan karakteristiknya. Griffin dalam
Lupiyoadi dan Hamdani (2008:6) menyebutkan karakteristik jasa yaitu 1)tidak berwujud
(intangibility), jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa
itu dibeli 2)tidak dapat disimpan (unstorability), jasa tidak mengenal persediaan atau
penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. 3)kustomisasi, jasa didisain khusus untuk
memenuhi kebutuhan penagggan yang berbeda. Karakteristik jasa juga dijelaskan Kotler
dalam Hurriyati (2008:28-29) yaitu 1)tidak berwujud 2)tidak terpisahkan, jasa diproduksi
dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan 3)bervariasi, jasa yang disajikan sering
berubah-ubah tergantung penyajiannya 4)mudah musnah, tidak dapat disimpan.
Keberhasilan pemasaran jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa untuk
membaurkan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait. Zeithaml dan Bitner dalam
Hurriyati (2008:48-65) mengemukakan bauran pemasaran jasa terdiri dari 1)produk 2)tarif
3)tempat pelayanan 4)promosi 5)orang atau partisipan 6)sarana fisik dan 7)proses.
Pengertian Kualitas Jasa dan Kualitas Pelayanan
Banyak aspek yang menjadi dasar penentuan kualitas. Perbedaan kualitas
ditentukan oleh produk dan persepsi pelanggan terhadap produk yang dikonsumsinya.
Pengertian kualitas menurut Tjiptono dan Chandra (2005:110) adalah ukuran relatif
kesempurnaan atau kebaikan sebuah produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain
yang merupakan fungsi spesifikasi produk dan kualitas kesesuaian yang merupakan ukuran
seberapa besar tingkat kesesuaian antara suatu produk atau jasa dengan persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang ditetapkan sebelumnya. Kualitas juga didefinisikan sebagai
perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat
memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008:175).
Pengertian Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
191
Kualitas pelayanan dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan. Groonros dalam Daryanto dan Setyobudi (2014:135) mendefinsikan pelayanan
sebagai suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan. Ibrahim dalam Hardiansyah (2011:40) mendefinisikan kualitas
pelayanan sebagai suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan
tersebut.
Dimensi Kualitas Jasa
Kualitas jasa dapat dinilai berdasarkan sumber kualitas yang menjadi dimensi
pembentuk jasa. Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai dimensi jasa di
antaranya, Lehtinen dan Lehtinen dalam Tjiptono dan Chandra (2005:135) yaitu 1)process
quality yang merupakan faktor yang dievaluasi pelanggan setelah jasa disampaikan
2)output quality yang merupakan faktor yang dievaluasi setelah jasa disampaikan.
Gummeson dalam Tjiptono dan Chandra (2005:137) mengidentifikasi sumber kualitas
penilai jasa yaitu 1)design quality, ditentukan sejak pertama kali jasa dirancang 2)
production quality, ditentukan kerja sama antara departemen operasi dan pemasaran
3)delivery quality, ditentukan janji perusahaan kepada pelanggan dan 4)relationship
quality, ditentukan relasi profesional dan sosial.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran untuk menguji perbedaan antara rata-rata kualitas pelayanan
antara Minimarket Alfamart dan Indomaret Palembang ditampilkan pada gambar berikut
ini.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
192
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata kualitas pelayanan Minimarket Alfamart dan Indomaret
Palembang.
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Minimarket Alfamart dan Indomaret yang berlokasi
di Jl. RE. Martadinata Palembang. Pemilihan lokasi ini mengingat terdapat cukup banyak
Minimarket tersebut di Kota Palembang. Peneliti memutuskan untuk memusatkan
perhatian pada lokasi penelitian di Jl. R.E. Martadinata Palembang sebanyak 2 Minimarket
Alfamart dan 6 Minimarket Indomaret karena Minimarket Alfamart adalah bisnis waralaba
yang memiliki pola pengelolaan yang sama pada tiap minimarketnya, demikian juga
Minimarket Indomaret, dengan demikian sumber daya yang digunakan dalam penelitian
ini dapat difokuskan pada obyek penelitian.
Indomaret Tidak ada
Perbedaan
Alfamart
Kualitas
Pelayanan
Ada
Perbedaan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
193
Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk
membandingkan variabel pada masing-masing obyek penelitiandengan data bersifatcross-
sectional datayang merupakan data pada suatu kondisi pada waktu tertentu.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah pelanggan pada Minimarket Alfamart dan Minimarket
Indomaret dimana minimarket-minimarket tersebut berlokasi di Jl. RE. Martadinata
Palembang. Jumlah Minimarket Alfamart pada lokasi tersebut sebanyak 2 minimarket
sedangkan jumlah Minimarket Indomaret sebanyak 4 minimarket. Rata-rata pelanggan
yang berkunjung ke Minimarket Alfamart sebanyak 160 orang per hari per minimarket
sedangkan rata-rata pelanggan yang berkunjung ke Minimarket Indomaret sebanyak 205
orang per hari per minimarket pada tahun 2014.
Teknik penarikan sampel adalah insidental sampling. Insidental sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti sehingga
digunakan sebagai sampel dan dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2012:122).
Jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan perincian responden yang terpilih
pernah berasal dari Minimarket Alfamart dan 30 responden berasal dari Minimarket
Indomaret. Pengambilan sampel sebanyak 30 orang berdasarkan pendapat Roscoe dalam
Sugiyono (2012:129) yang memberikan saran tentang ukuran sampel untuk penelitian
yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan
langsung dari obyek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan 1)observasi yaitu teknik
pengumpulan data berdasarkan pengamatan2)wawancara yaitu teknik pengumpulan data
dengan mewawancarai pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai obyek
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
194
penelitian 3)kuisioner yaitu memberikan serangkaian pertanyaan mengenai obyek dan
variabel penelitian untuk ditanggapi oleh responden
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan. Definisi operasional
variabel kualitas pelayanan adalah ukuran relatif kesempurnaan atau kebaikan suatu
produk (jasa) yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian (Tjiptono dan
Chandra, 2005:110).
Indikator variabel kualitas pelayanan adalah 1)reliability yaitu kemampuan
perusahaan memberikan layanan yang akurat dengan atribut dapat diandalkan dalam
menangani masalah jasa pelanggan dan memberikan kuitansi pembayaran tanpa kesalahan
2) responsiveness yaitu kesediaan karyawan membantu pelanggan dengan atribut layanan
yang cepat dan kesediaan untuk membantu pelanggan 3)assurance yaitu perilaku
karyawan yang menimbulkan kepercayaan pelanggan dengan atribut karyawan konsisten
bersikap sopan dan karyawan mampu menjawab pertanyaan pelanggan 4)emphaty yaitu
memahami masalah pelanggan dengan atribut memberikan perhatian individual pada
pelanggan dan karyawan memperlakukan pelanggan penuh perhatian 5)tangibles yaitu
bukti fisik dan penampilan karyawan dengan atribut fasilitas parkir memadai dan karyawan
berpenampilan rapi.
Skala Pengukuran
Pengukuran tanggapan terhadap kualitas jasa oleh pelanggan diukur menggunakan
skala Likert dengan lima skala tanggapan dan masing-masing tanggapan diberikan skor
sesuai dengan skala yang dipilih.Tujuan pemberian skor adalah agar data kualitatif dapat
dikonversi menjadi data kuantitatif. Tanggapan dan skor yang dimaksud adalah Sangat
Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S) dengan skor 4, Netral (N) dengan skor 3, Tidak
Setuju (TS) dengan skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
195
Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas dilakukan untuk mengetahui keabsahan indikator penelitian sedangkan uji
reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur
yang terpercaya.
Uji validitas dilakukan dengan melihat dayapembeda butir pertanyaan melalui cara
mengkorelasikan butir pertanyaan-total yang menggunakan korelasi Pearson’s Product
Moment yang disebut r hitung. Nilai r hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai r
tabel yang diperoleh pada signifikansi 5% dengan uji 2 sisi dan jumlah data sebanyak 30
sebesar 0,361 (Priyatno, 2010:90). Instrumen dinyatakan valid jika koefisien korelasi lebih
besar dari nilai r tabel. .
Uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha
kemudian dibandingkan dengan nilai 0,6. Priyatno (2010:98) menjelaskan instrumen
penelitian dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Uji validitas
dan uji reliabilitas dalam penelitian ini diselesaikan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Program and Service Solution) for Windows.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif yang
menggunakan angka untuk menganalisis data penelitian. Tahap-tahap melakukan uji
hipotesis adalah 1)merumuskan hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif
2)menentukan tingkat signifikansi 3)menentukan kriteria keputusan 4)menghitung nilai
statistik 5)pengambilan kesimpulan dan interpretasi hasil.
Perbedaan rata-rata kualitas pelayanan sampel penelitian diketahui melalui
pengujian hipotesis dengan teknik statistikindependent samples t test pada tingkat
signifikansi 0,05 . Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis nol adalah jika
signifikansi > 0,05 maka hipotesis nol diterima sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka
hipotesis nol ditolak. (Priyatno, 2010:36). Penyelesaian perhitungan uji statistik
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
196
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program and Service Solution) for
Windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Instrumen Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap butir-butir kuisioner yang akan
dijadikan instrumen penelitian kuisioner. Butir kuisioner dinyatakan valid apabila
pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur . Butir kuisioner dikatakan reliabel apabila responden menanggapi
pernyataaan dalam kuisioner konsisten dari waktu ke waktu.
Kuisioner terdiri dari 10 butir pernyataan berdasarkan atribut pada masing-masing
indikator variabel kualitas pelayanan. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan
terhadap 60 responden yaitu 30 responden berasal dari Minimarket Alfamart dan 30
responden dari Minimarket Indomaret. Tabel berikut ini menampilkan hasil uji validitas
butir-butir kuisioner variabel kualitas pelayanan.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Butir Kuisioner Koefisien Korelasi
Alfamart Indomaret
B1 0,650 0,729
B2 0,597 0,669
B3 0,315 0,538
B4 0,519 0,563
B5 0,620 0,408
B6 0,555 0,654
B7 0,650 0,563
B8 0,485 0,629
B9 0,367 0,479
B10 0,651 0,682
Sumber: data diolah, 2016
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
197
Hasil uji validitas memperlihatkan 10 butir kusioner mengenai kualitas pelayanan
adalah valid karena koefisien korelasi semua butir kuisioner lebih dari 0,361,dengan
demikian kuisioner tersebut dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Tabel berikut ini menampilkan hasil uji reliabilitas butir-butir kuisioner variabel
kualitas pelayanan.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Responden Cronbach’s Alpha
Alfamart 0,760
Indomaret 0,796
Sumber: data diolah, 2016
Hasil uji reliabilitas memperlihatkan butir-butir kusioner mengenai kualitas
pelayanan adalah reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, dengan
demikianbutir-butir kuisioner dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Tanggapan Responden terhadap Kualitas Pelayanan pada Minimarket Alfamart dan
Indomaret Palembang
Tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan yang telah diberikan pada
Minimarket Alfamart dapat dilihat pada tabel berikut ini.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
198
Tabel 3. Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelayanan Minimarket Alfamart
Kuisioner Persentase
SS S N TS STS
Karyawan dapat diandalkan dalam menangani
masalah
13,3 70,0 16,7 0,0 0,0
Karyawan memberikan tanda terima pembayaran
tanpa kesalahan
6,7 63,3 30,0 0,0 0,0
Karyawan memberi layanan dengan cepat
0,0 70,0 30,0 0,0 0,0
Karyawan bersedia membantu pelanggan 0,0 66,7 33,3 0,0 0,0
Karyawan bersikap sopan 13,3 66,7 20,0 0,0 0,0
Karyawan mampu menjawab pertanyaan
pelanggan
0,0 50,0 40,0 0,0 0,0
Karyawan memberikan perhatian individual pada
pelanggan
13,3 70,0 16,7 0,0 0,0
Karyawan memperlakukan pelanggan penuh
perhatian
0,0 70,0 30,0 0,0 0,0
Karyawan berpenampilan rapi 13,3 66,7 20,0 0,0 0,0
Fasilitas parkir memadai 0,0 66,7 33,3 0,0 0,0
Rata-rata 5,99 67,0
1
27,0 0,0 0,0
Sumber: data diolah, 2016
Penilaian kontribusi tertinggi terhadap persetujuan atas pernyataan dalam kuisioner
dilihat berdasarkan akumulasi persentase tanggapan responden. Tabel di atas
memperlihatkan tanggapan responden Alfamart mengenai atribut kualitas pelayanan yang
memberikan kontribusi tertinggi berupa persetujuan yaitu Sangat Setuju dan Setuju adalah
atribut karyawan dapat diandalkan dalam menangani masalah yaitu 13,3% sangat setuju
dan 70,0% setuju serta karyawan memberikan perhatian individual yaitu 13,3% sangat
setuju dan 70% setuju.
Penilaian tanggapan responden berdasarkan rata-rata atribut kualitas pelayanan
adalah sebagian besar responden memberikan tanggapan berupa persetujuan terhadap
atribut kualitas pelayanan pada Minimarket Alfamart. Perincian nilai rata-rata tanggapan
terhadap atribut kualitas pelayanan Minimarket Alfamart adalah sebagian besar responden
(67,01%)menyatakan setuju, sebagian kecil responden (5,99%) menyatakan sangat setuju,
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
199
sebagian responden (27%) menyatakan netral serta tidak ada responden yang menyatakan
ketidaksetujuannya untuk atribut kualitas pelayanan.
Tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan yang telah diberikan pada
Minimarket Indomaret dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelayanan Minimarket Indomaret
Kuisioner Persentase
SS S N TS STS
Karyawan dapat diandalkan dalam
menangani masalah
23,3 70,0 6,7 0,0 0,0
Karyawan memberikan tanda terima
pembayaran tanpa kesalahan
13,3 70,0 16,7 0,0 0,0
Karyawan memberi layanan dengan cepat
0,0 76,7 23,3 0,0 0,0
Karyawan bersedia membantu pelanggan 3,3 80,0 16,7 0,0 0,0
Karyawan bersikap sopan 26,7 60,0 13,3 0,0 0,0
Karyawan mampu menjawab pertanyaan
pelanggan
20,0 56,7 23,3 0,0 0,0
Karyawan memberikan perhatian
individual pada pelanggan
23,3 70,0 6,7 0,0 0,0
Karyawan memperlakukan pelanggan
penuh perhatian
3,3 80,0 16,7 0,0 0,0
Karyawan berpenampilan rapi 23,3 70,0 6,7 0,0 0,0
Fasilitas parkir memadai 0,0 76,7 23,3 0,0 0,0
Rata-Rata 13,65 71,01 15,34 0,0 0,0
Sumber: data diolah, 2016
Penilaian kontribusi tertinggi terhadap persetujuan atas pernyataan dalam kuisioner
dilihat berdasarkan akumulasi persentase tanggapan responden. Tabel di atas
memperlihatkan tanggapan responden Indomaret mengenai atribut kualitas pelayanan
yang memberikan kontribusi tertinggi berupa persetujuan yaitu Sangat Setuju dan Setuju
adalah karyawan dapat diandalkan dalam menangani masalah, karyawan memberikan
perhatian individual pada pelanggan serta karyawan berpenampilan rapi yaitu masing-
masing menyatakan 23,3% sangat setuju dan 70,0% setuju
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
200
Penilaian tanggapan responden berdasarkan rata-rata atribut kualitas pelayanan
adalah sebagian besar responden memberikan tanggapan berupa persetujuan terhadap
atribut kualitas pelayanan pada Minimarket Indomaret. Perincian nilai rata-rata tanggapan
terhadap atribut kualitas pelayanan Minimarket Indomaret adalah sebagian besar
responden (71,01%) menyatakan setuju, sebagian responden (13,65%) menyatakan sangat
setuju, sebagian responden (15,34%) menyatakan netral serta tidak ada responden yang
menyatakan ketidaksetujuannya untuk atribut kualitas pelayanan.
Perbedaan Kualitas Pelayanan Minimarket Alfamart dan Indomaret Palembang
Setiap perusahaan memiliki strategi pengembangan kualitas pelayanan sesuai
dengan visi dan misi perusahaan. Perusahaan memahami pentingnya kualitas jasa sebagai
pembentuk loyalitas konsumen. Strategi pengembangan kualitas pelayanan perusahaan
dapat berbeda antara masing-masing perusahaan tetapi tetap berada pada satu tujuan yaitu
menciptakan loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan
dikembangkan perusahaan dengan harapan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
melalui penyediaan jasa yang berkualitas sesuai dengan harapan konsumen.
Perbedaan kualitas pelayanan dapat diketahui dengan menguji hipotesis yang telah
diajukan. Pengujian hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan kualitas pelayanan antara
Minimarket Alfamart dan Indomaret Palembang diuji dengan uji hipotesis perbedaan dua
rata-rata melalui uji dua sampel tidak berhubungan (independent sample t test).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini melalui beberapa langkah. Langkah
pengujian hipotesis diawali dengan merumuskan hipotesis penelitian yaitu hipotesis nol
dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kualitas pelayanan Minimarket Alfamart dan Indomaret dan hipotesis alternatif
adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas pelayanan Minimarket Alfamart
dan Indomaret. Langkah berikutnya adalah menentukan tingkat signifikansi pada α=0,05
dengan uji 2 sisi. Kriteria pengujian adalah hipotesis nol diterima jika signifikansi > 0,05
dan hipotesis nol ditolak jika signifiknasi < 0,05.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
201
Pengujian hipotesis dilanjutkan dengan menghitung nilai statistik dengan
independent sample t test. Tabel berikut ini menampilkan hasil perhitungan perhitungan
statistik.
Tabel 5. Uji t
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2 tailed)
Equal variances assumed 0,421 58 0,676
Sumber: Data diolah, 2016
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai pada
kolom Sig. (2 tailed) dengan nilai α. Hasil uji perbedaan dua rata-rata memperlihatkan
nilai signifikansi t lebih besar dari taraf nyata 0,05 atau 0,676 > 0,05 sehingga hipotesis
nol diterima. Hipotesis nol diterima berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-ratakualitas pelayanan pada Minimarket Alfamart dan Indomaret Palembang.
Tidak adanya perbedaan antara rata-rata kualitas pelayanan tersebut disebabkan
berbagai faktor diantaranya terdapat sistem operasi pelayanan yang terstandarisasi pada
setiap gerai baik Alfamart maupun Indomaret berdasarkan atribut yang telah digariskan
perusahaan kepada gerai terwaralaba. Faktor lainnya adalah baik Minimarket Alfamart
maupun Indomaret memahami pentingnya kualitas pelayanan sehingga selalu
menyempurnakan kualitas pelayanan melalui proses pembelajaran terhadap karyawan
sehingga pelayanan yang berkualitas prima akan memberikan manfaat kepada kepuasan
pelanggan.
SIMPULAN
Simpulan hasil penelitian ini adalah 1)sebagian besar tanggapan responden berupa
persetujuan terhadap atribut kualitas pelayanan. 3)uji perbedaan dua rata-rata
menunjukkan penerimaan hipotesis nol yang berarti tidak terdapat perbedaan antara rata-
rata kualitas jasa pada Minimarket Alfamart dan Indomaret Palembang. Penelitian
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
202
menyarankan kepada perusahaan 1)untuk mempertahankan dan menyempurnakan operasi
jasa pelayanan minimarket melalui diferensiasi kualitas sehingga dapat mempertahankan
pangsa pasar 2)manajemen hendaknya mempertimbangkan penyempurnaan bauran
pemasaran sebagai aspek lain dari kualitas jasa agar dapat meningkatkan jumlah pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Ismanto Setyobudi. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta :
Gaya Media
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta:Gaya Media
Hurriyati, Ratih. 2008.Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : Alfabeta
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:Erlangga
Lovelock, Christoper, Jochen Writz dan Jacky Mussry. 2010. Pemasaran jasa Manusia,
Teknologi dan Strategi. Jakarta : Erlangga
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:Salemba
Empat.
Prayitno, Duwi, 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Suryawardana, Edy dan Sri Yuni Widowati, 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Kepuasan Pelanggan dalam Pembentukan Intensitas Pembelian Konsumen di
Indomaret Terwaralaba (Studi Kasus Indomaret Terwaralaba CV. Kirana Semarang).
Jurnal Dinamika Sosbud ISSN 1410-9859 Volume 13 Nomor 2 Desember 2011.
Suyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta
: CAPS.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
203
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005, Service, Quality and Satisfaction.
Yogyakarta : Andi
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
204
PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN PENEMPATAN JABATAN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA PRABUMULIH
Oleh :
Samron Akhiri
Dosen Tetap pada STIEPrabumulih
Email:[email protected]
ABSTRACT
The influence of the Office of Promotion and the placement Office on performance in Tax
Services Office Employees PratamaPrabumulih ". In accordance with the formulation of
the problem research aims: 1. to know the factors which are the most influential among
the dominana Promotion Office and the placement Office on performance in Tax Services
Office employees PratamaPrabumulih. 2. to find out how much influence the promotion of
Office and placement Office employee on performance in Tax Services Office
PratamaPrabumulih. The overall population is the object of research. While the sample is
representative of the population partially or researched. Sampling sampling techniques
using saturated (census) and the total number of population (employees) at the tax services
office PratamaPrabumulihtotalling 55 people. Based on the opinion of Arikunto (2012:86)
researchers using census research i.e. research sampled as a whole i.e. totalling 55 people
(Respondents). Sample or respondents will be collected as many as 55 respondents. The
use of samples as many as 55 people have considerations, so that his research is the study
of the Census because the subject encompasses all that exists in the population. Thus the
number of samples is equal to the number of population (census or sample a saturated).
The methods used in this research are multiple linear regression. The results showed:
multiple regression results can be explained as follows: Y = 43.211 + 0, 774X1 + 0, 541X2
+5, 897e. Testing the influence of free variables together against variables bound
performed using test f. calculation result statistics showed the value of Fhitung = 15.037
with significance of 0.002 0.05-value significance < below 0.05 showed that collectively
Promotion Office and the placement of the Office had a positive and significant influence
on performance the employees, this means the accepted hypothesis.
Keywords: Promotion, Placement and performance Office
PENDAHULUAN
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
205
LatarBelakang
Kebutuhan karyawan sangatlah penting diperhatikan karena perhatian yang
diberikan oleh perusahaan akan membuat karyawan dapat lebih produktif dalam
mengerjakan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan dan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan dapat meningkat, oleh karena itu hendaknya perusahaan mewujudkan
keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan. Dengan begitu
karyawan akan lebih termotivasi dalam bekerja. Semangat bekerja dapat memberikan
kontribusi terhadap perusahaan dan merasakan kepuasan bekerja di dalam perusahaan.
Untuk dapat menghadapi tantangan dalam era globalisasi, maka perlu dicari suatu
jawaban mengenai bagaimana pemerintah melakukan penyempurnaan dan pembenahan
serta meningkatkan kualitas kinerja PegawaiKantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih,
baik pembenahan dari sisi kelembagaan maupun prilaku aparaturnya sendiri. Perbaikan
kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat akan mempengaruhi
kinerja pegawai masyarakat secara keseluruhan dalam rangkameningkatkan daya saing
pegawai negeri dalam suatu negara. Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen
penting yaitu tujuan, ukuran dan penilaian kinerja. Penetuan tujuan dari setiap unit
organisasi, baik itu pemerintah atau swasta merupakan strategi untuk peningkatan kinerja.
Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya prilaku kerja
pegawai yang diharapkan organisasi terhadap setiap pegawai.
Salah satu cara yang dapat menimbulkan kinerja bagi pegawai adalah memberikan
kesempatan promosi. Promosi adalah apabila pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatnya dalam hierarki jabatan
lebih tinggi dan penghasilnya pun lebih besar karena promosi dapat memberikan
kesempatan untuk memberikan penghargaan atau prestasi yang luar biasa dan untuk
mengisi posisi lowong dengan pegawai yang setia dan telah teruji, Dessler (2007:12).
Program promosi juga harus diinformasikan secara terbuka baik asas, dasar, jenis,
persyaratan maupun metode penilaian karyawan yang akan dilakukan dalam perusahaan
sehingga akan menjadi motivasi bagi pegawai untuk bekerja sungguh-sungguh, Hasibuan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
206
(2005:108).penempatan pegawai merupakan suatu kegiatan untuk menempatakan orang
yang tepat seseuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimilikinya. Dalam rangka
penempatan pegawai, mutasi dapat mengambil salah satu dari dua bentuk tersebut. Bentuk
pertama adalah penempatan pegawai pada tugas baru dengan tanggung jawab, hirarki
jabatan dan penghasilan yang relatif sama dengan status yang lama.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih mempunyai tugas melaksanakan dan
melayani bidang perpajakan di wilayah Kota Prabumulih. Berdasarkan PER. 01/PJ/2012,
promosi karyawan pada Kantor Wilayah Dirjen Pajak (DJP) Sumsel dan Kepulauan
Bangka Belitung diatur pada Bagian Kepegawaian Kantor Pusat DJP. Promosi yang
dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun yaitu yaitu bulan Januari dan Juli namun promosi
juga dapat dilakukan dengan ketidaksesuaian jadwal yang ditetapkan sebab kebutuhan
akan karyawan yang akan dipromosikan berbeda-beda. Dalam mempromosikan
karyawannya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih memiliki beberapa
pertimbangan dalam penilaian untuk mempromosikan karyawannya yaitu kinerja,
kepangkatan, pendidikan dan penilaian atasan.
Dalam mempromosikan pegawainya, kantorpajak Pratama Prabumulih juga
mempunyai pertimbangan penilaian terhadap kompetensi pegawai yang akan dijadikan
prasyarat dalam mempromosikan pegawai. pegawai dapat dipromosikan berdasarkan nilai
dari masing-masing penilaian kompetensi. Perusahaan yang berpegang pada asas keadilan
dan objektivitas juga akan menguntungkan bagi pihak perusahaan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka penulis di dalam
melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh diantara promosijabatan dan
penempatanjabatan terhadap kinerja pegawaidi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Prabumulih
2. Bagaimana Pengaruh Promosi JabatandanPenempatanJabatan terhadap kinerja
pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
207
Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan bersifat
penelitian konklusif – deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan data yang mampu
menggambarkan karakteristik dari objek penelitian (Kuncoro, 2009:90) mengenai Promosi
Jabatan dan Penempatan Jabatan pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1. untuk mengetahui factor mana yang paling dominana berpengaruh diantara
promosi jabatan dan penempatan jabatan terhadap kinerja pegawai di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih.
2. untuk mengetahui seberapa besar pengaruhPromosi Jabatandan Penempatan
Jabatan terhadap kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai sarana pengembangan teori pengetahuan yang selama ini di dapat dalam
kuliah untuk diterapkan dan dikembangkan
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi ilmu
pengetahuan yang akan datang dan sebagai bahan referensi bagi pihak yang
berkepentingan khususnya mengenai masalah promosi jabatan dan penempatan
jabatan terhadap kinerja
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat serta menjadi
pertimbangan dan masukan dalam melakukan pengembangan dan penilaian kinerja
pegawai.
TINJAUAN PUSTAKA
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
208
Analisis Jabatan
Definisi analisis jabatan menurut Hariandja (2010:134) adalah sebagai berikut:
”Analisis jabatan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang
berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut.” Sementara itu
analisis jabatan menurut Sofyandi (2008: 90) adalah sebagai berikut: Analisis jabatan (job
analysis) merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi dari
suatu jabatan (job content) yang meliputi tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung
jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-syarat kualifikasi yang
dibutuhkan (job requirements) seperti pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman
kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan
dengan baik.
2.2 Promosi Jabatan
Menurut Edwin B. Flipo (2011:147 “Promosi adalah perpindahan dari suatu
jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/ upah
lainnya, walaupun tidak selalu demikian”.
2.3 Pengertian Penempatan Jabatan
1. Penempatan merupakan proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang
lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta
mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawab. (Sastrohadiwiryo,
2012:162)
2. Penempatan merupakan tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon pegawai
yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan
sekaligus mendelegasikan pada orang tersebut. Dengan demikian, calon pegawai itu
akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada jabatan yang bersangkutan
(Hasibuan,2009:63)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
209
3. Menurut Siswanto (2009:88) penempatan adalah suatu proses pemberian tugas dan
pekerjaan kepada pegawai yang lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara
kontiniutas dengan wewenang dan tanggung jawab yang ditetapkan serta mampu
mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan yang terjadi atas tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Pengertian Kinerja
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2009) kinerja adalah (1) sesuatu yang
dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Sedangkan menurut
Simamora (2005:327) kinerja pegawai adalah : Tingkat mana para pegawai mencapai
syarat–syarat tertentu. Dessler (2008:2) memberikan definisi kinerja pegawai yaitu:
penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai prosedur apa saja yang meliputi (1) penetapan
standar kinerja, (2) penilaian aktul dalam hubungan standar – standar ini, (3) memberikan
umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk
menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi.
Tujuan Promosi
Hasibuan (2005:113) mengemukakan bahwa tujuan promosi adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin tinggi
dan penghasilan yang semakin besar.
2. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin besar kepada
karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi dan
memperbesar produktivitas kerjanya.
4. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.
5. Karyawan yang dipromosikan pada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan dan
ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat pula sehingga produktivitas kerjanya
juga meningkat.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
210
6. Untuk menambah / memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan
ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan yang digunakan oleh
peneliti untuk membuat kerangka pikir dan hipotesis selanjutnya
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini antara variabel : Faktor Promosijabatan
(X1), Penempatan jabatan (X2), dan variabel Kinerja Pegawai (Y) Pada kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kota Prabumulih
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Malayu S.P Hasibuan, (2013:117), Sedarmayanti (2013:46), danAnwar Prabu
Mangkunegara, (2011:67).
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:63) hipotesis adalah suatu perumusan atau kesimpulan
sementara mengenai suatu penelitian yang dibuat untuk menjelaskan penelitian itu dan
juga dapat menuntun atau mengarahkan penelitian selanjutnya.
Dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
PromosiJabat
an (X1)
Kinerja (Y)
PenempatanJ
abatab (X2)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
211
1. Ada berpengaruh yang paling dominan diantara Promosi jabatan dan penempatan
jabatan terhadap kinerja pegawaidi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih
2. Promosi jabatan dan penempatan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Prabumulih
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengetahui analisis pengaruh
promosijabatan dan penempatan terhadap kinerja pegawai adalah desain deskriptif dan
desain kausal. Menurut Sugiyono, (2010:6) dalam buku Prosedur Penelitian disebut
dengan desain deskriptif karena menggunakan analisis regresi dengan menggunakan
metode survey dan desain kausal menggunakan metode kausalitas.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling
jenuh (sensus) dengan jumlah seluruh populasi (pegawai) pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Prabumulih yang berjumlah 55 orang.
Sampel
Berdasarkan pendapat Arikunto (2012:86) peneliti menggunakan penelitian sensus
yaitu mengambil sampel penelitian secara keseluruhan yaitu berjumlah 55 orang
(Responden). Sampel atau responden yang akan dikumpulkan sebanyak 55 responden.
Penggunaan sampel sebanyak 55 orang memiliki pertimbangan-pertimbangan, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian sensus karena subjeknya meliputi semua yang terdapat
dalam populasi. Dengan demikian jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (sensus
atau sampel jenuh).
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
212
Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional VariabelmenurutSugiyono (2011:120) adalah penyatuan dan
kesamaan pendapat mengenai beberapa istilah atau pendapat di dalam penelitian sebagai
upaya pemahaman penelitian. Definisi variabel-variabel yang akan diteliti adalah pada
tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan kuesioner. Setiap
pertanyaan memiliki alternatif jawaban antara lain:
Poin 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Poin 2 = Tidak Setuju (TS)
Poin 3 = Netral (N)
Poin 4 = Setuju (S)
Poin 5 = Sangat Setuju (ST)
Variabel Konsep Variabel Indikator
Variabel Promosi
Jabatan
(X1)
Promosi adalah perpindahan
karyawan ke pekerjaan yang lebih
tinggi dengan tanggung jawab yang
lebih besar disertai dengan
peningkatan penghasilan.
1. Prestasi kerja
2. Pengalaman kerja
(senioritas)
Variabel Penempatan
Jabatan
(X2)
PenempatanJabatan adalah aspek yang
jadi pertimbangan dalam proses
penarikan pegawai kedalam bagian-
bagian yang sesuai job describtion
yang telah ditetapkan untuk
mendapatkan pegawai yang tepat dan
yang sesuai dengan kebutuhan instansi
1. Latarbelakang
2. pendidikan
3. Faktor Pengalaman
kerja
4. Sikap
5. Usia
Variabel Dependen
yaitu Kinerja
Kinerja adalah kinerja pegawai adalah
hasil kerja yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan yang dibebankan
padanya. Kinerja pegawai dapat
diketahui melalui kualitas, kuantitas
dan ketepatan waktu pegawai dalam
melakukan pekerjaan.
1. Kualitas.
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
5.Tanggung jawab
6. Kerjasama
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
213
Uji Instrumen
a. Validitas
Umar (2009:131) menjelaskan bahwa validitas adalah pernyataan sampai sejauh
mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin
diukur.
b. Reliabilitas
Kuncoro (2009:148) berpendapatbahwa reliabilitas menunjukkan konsistensi dan
stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas melihat sejauh mana
pengukuran terhadap variabel dependen dan independen tidak rentan terhadap
pengaruh yang ada dan konsisten dari variabel dependen dan independen.
Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat)
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghindari
kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Uji Asumsi klasik regresi menurut
Ghozali, (2012:119) meliputi uji Normalitas, uji Multikoliniearitas, uji Autokorelasi, uji
Heteroksiditas dan uji Homogenitas.
Analisis Regresi Berganda
Suatu teknik analisis regresi yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara
variable bebas terhadap variable terikat. Menurut Sugiyono, (2009: 257) adapun rumus
regresi linear berganda yaitu :
Di mana : Y = Kinerja pegawai.
a = Konstanta.
X1 = PromosiJabatan
X2 = Penempatan
Jabatan
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
214
b1, b2, = Koefisien regresi yang hendak diamati
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Analisis Data
Untuk mengetahui bahwa instrument dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang
akurat dan dapat dipercaya maka diperlukan pengujian data. Pengujian data yang
digunakan meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk melakukan uji validitas dan
reliabilitas, penulis menggunakan program SPSS For Windows. Variabel yang diuji adalah
variabel bebas (Independen) yaitu promosijabatan dan penempatanjabatan variabel
dependen kinerjapegawai.
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode analisis korelasi.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Nilai signifikansi yang berada
dibawah 0,05 menunjukan sebagai item yang valid.
Suatu instrument yang dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, sebab suatu instrument yang dikatakan valid apabila suatu instrument
penelitian dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Pengujian validitas
diringkas selengkapnya dapat dilihat pada tabel2, 3, dan4 Dibawah ini :
Tabel 2 . Hasil Uji Validitas Variabel X1(PromosiJabatan)
NO ITEM rhitung rtabel KETERANGAN
1. PRJ1 0.548 0,333 Valid
2. PRJ2 0.545 0,333 Valid
3. PRJ3 0.442 0,333 Valid
4. PRJ4 0.625 0,333 Valid
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
215
5. PRJ5 0.554 0,333 Valid
6. PRJ6 0.693 0,333 Valid
7 PRJ7 0.670 0,333 Valid
8. PRJ8 0.768 0,333 Valid
9. PRJ9 0.436 0,333 Valid
10. PRJ10 0.620 0,333 Valid
Tabel 3 . Hasil Uji Validitas Variabel X2 (PenempatanJabatan)
NO ITEM rhitung rtabel KETERANGAN
1. PJ1 0.496 0,333 Valid
2. PJ2 0.750 0,333 Valid
3. PJ3 0.474 0,333 Valid
4. PJ4 0.524 0,333 Valid
5. PJ5 0.518 0,333 Valid
6. PJ6 0.507 0,333 Valid
7 PJ7 0.702 0,333 Valid
8. PJ8 0.695 0,333 Valid
9. PJ9 0.779 0,333 Valid
10. PJ10 0.520 0,333 Valid
Tabel 4 . Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja)
NO ITEM rhitung rtabel KETERANGAN
1. K1 0.640 0,333 Valid
2. K2 0.582 0,333 Valid
3. K3 0.681 0,333 Valid
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
216
4. K4 0.650 0,333 Valid
5. K5 0.598 0,333 Valid
6. K6 0.473 0,333 Valid
7 K7 0.514 0,333 Valid
8. K8 0.620 0,333 Valid
9. K9 0.560 0,333 Valid
10. K10 0.702 0,333 Valid
Tabel 4 diatas menunjukan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai korelasi yang lebih
besar dari 0,333. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa indikator tersebut adalah valid
4.3.2 Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel 4.9
Berikut ini :
Tabel 5 . Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha ketererangan
PromosiJabatan 0,842 Reliabel
PenempatanJabatan 0,665 Reliabel
Kinerja 0,780 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah 2015
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep
pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal
1. Uji Normalitas
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
217
Hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis
diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah terdistribusi normal
2. Uji Multikolonearitas
Tabel 6 . Uji Multikolonearitas
Variabel VIF Keterangan
PromosiJabaan (X1) 2,472 Tidak Multikolonier
PenempatanJabatan (X2) 2,572 Tidak Multikolonier
Sumber : Data Primer diolah, 2015
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas memiliki
nilai yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak
menunjukan adanya gejala multikolonieritas dalam model regresi
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
218
Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan yang lain dengan dasar
pengambilan keputusansepertipadagambardiatas
Analisis Regresi Linear Berganda
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 43,211 + 0,774X1 + 0,541X2 +5,897e
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Koefisien regresi variabel promosijabatan mempunyai arah positif dalam
pengaruhnya terhadap kinerjapegawai
b. Koefisien regresi variabel penempatanjabatan mempunyai arah positif dalam
pengaruhnya terhadap kinerjapegawai
Uji t (Pengujian Hipotesisi secara Parsial)
Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial :
1. Variabel PromosiJabatan Terhadap Kinerja Pegawai Hasil pengujian diperoleh nilai t
untuk variabel tampilan promosijabatan menunjukan nilai t = 0,540 Dengan nilai
signifikansi sebesar dengan nilai signifikansi sebesar 0,540 < 2,110 dan dengan nilai
dibawah 2,110 tersebut menunjukan bahwa produk memiliki pengaruh yang
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
219
signifikansi terhadap produktifitas kerja. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima. Arah
koefisien regresi positif berarti bahwa pr memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap produktifitas kerja. Semakin baik keselamatan kerja yang ada akamosijabatan
semakin tinggi pula kinerjapegawai, sebaliknya semakin tidak baik promosijabatan
yang ada semakin rendah pula kinerja pegawai
2. Variabel PenempatanJabatan Terhadap kinerjapegawai
Hasil pengujian diperoleh nilai t untuk variable tampilan penempatan jabatan
menunjukan nilai t = 1,960 Dengan nilai signifikansi sebesar 1,960 < 2,110 dengan
nilai signifikansi dibawah 0,025 tersebut menunjukan bahwa penempatanjabatan
memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti Hipotesis
2 diterima
Uji F
Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat
dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai
Fhitung = 15,037 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 Dengan nilai signifikansi
dibawah 0,05 menunjukan bahwa secara bersama-sama promosijabatan dan
penempatanjabatan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerjapegawai, hal ini berarti hipotesis diterima
ANOVAb
Sum of Squares df
Mean Square F
31.501 2 15.751 15.037
178.235 57 3.127
209.737 59
a. Predictors: (Constant), PenempatanJabatan (X2), PromosiJabatan (X1)
Pengujian pengaruh variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikat
dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai
Fhitung = 15,037 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 Dengan nilai signifikansi
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
220
dibawah 0,05 menunjukan bahwa secara bersama-sama promosijabatan dan
penempatanjabatan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerjapegawai, hal ini berarti hipotesis diterima.
Hasil Analisis Regresi Secara Simultan
Pengujian pengaruh variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikat
dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai
Fhitung = 15,037 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 Dengan nilai signifikansi
dibawah 0,05 menunjukan bahwa secara bersama-sama promosijabatan dan
penempatanjabatan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerjapegawai, hal ini berarti hipotesis diterima
SIMPULAN
1) Promosi jabatan dan penempatan jabatan secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai di Pajak Pratama Prabumulih. 2) Promosi jabatan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Pajak Pratama Prabumulih. 2) Penempatan
Jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerj apegawai di Kantor Pajak Pratama
Prabumulih. 3) kinerjapegawai dapat tercapai dengan bantuan promosi jabatan dan
penempatan jabatan, pada Pajak Pratama Prabumulih
Keterbatasan Penelitian.
1) Penelitian ini terbatas pada jumlah sampel atau responden yang hanya berjumlah 55
responden serta hanya pada lingkungan yang sempit. 2) Penelitian ini hanya membahas
mengenai pengaruh Promosi jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di
Pajak Pratama Prabumulih tentunya masih banyak lagi variabel yang mempengaruhi
kinerja pegawai yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. 3) Penelitian ini tidak
mengontrol jawaban responden pengisian kuesioner bisa saja dilakukan oleh orang lain
yang tidak sesuai dengan karakteristik dan pendapat responden yang bersangkutan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
221
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2010.
Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Sepuluh. Jakarta: PT.
Indeks
Hasibuan, M.S.P., 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT Bumi
Aksara, Jakarta
Hasibuan, Malayu, S.P. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
Husein, umar, metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2009.
Filippo, (2011), Prinsiple Of Personal Management, Edisi kedua Belas, Jilid 6, Penerbit
PT INDEKS
Ghozali Imam 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
222
RESPON PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
AKIBAT HARGA FAKTOR PRODUKSI DAN HARGA BERAS
PADA USAHA TANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Oleh :
Siska Alfiati
Dosen PNSD STIE Parabumulih
Email:[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research are to: (1). Calculate the level of input use in rice farming,
(2). Analyze the response of input demand on price of output (rice) and the price of
production factors. The research method used in this study is a survey method. The
research results are: the level of use of seeds, urea, Phonska, another fertilizer, labor, and
pesticides are : 60,87 kg/ha/mt, 244,16 kg/ha/mt, 151,85 kg/ha/mt, 118,84 kg/ha/mt,
128,69 HOK, and 2,26 lt/ha/mt. Demand for factors of production (urea, phonska, and
pesticides) are not responsive to they own prices. Demand for seeds, another fertilizers,
and labour are responsive to they own prices. Demand of production factors are
responsive to production (rice) prices.
Keywords : the level of input use, efficiency, the response of input demand.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa yang dipandang sebagai suatu
proses transformasi pada dasarnya membawa perubahan dalam proses alokasi sumber-
sumber ekonomi, proses distribusi manfaat, dan proses akumulasi yang membawa pada
peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan. Dalam proses tersebut putaran
kegiatan ekonomi akan menghasilkan surplus yang menjadi peningkatan kesejahteraan.
Hasil akhir pembangunan tersebut akan dinikmati oleh seluruh masyarakat. Proses
transformasi akibat pembangunan dalam kerangka teoritik dikenal sebagai proses natural.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
223
Dalam kerangka teoritik pula proses terebut mensyaratkan dipenuhinya tiga asumsi dasar,
yang terdiri dari : (1) full employment, yaitu semua faktor produksi dan setiap perilaku
ekonomi ikut serta dalam kegiatan ekonomi, (2) homogenitas, yaitu semua pelaku ekonomi
memiliki faktor produksi dan mempunyai kesempatan berusaha serta kemampuan
menghasilkan atau produktivitas yang sama, (3) rasionalitas, prinsip efisiensi, atau
bekerjanya mekanisme pasar, yaitu interaksi antar pelaku pembangunan terjadi dalam
keseimbangan sehingga imbalan yang diterima seimbang dengan pengorbanan yang telah
dikeluarkan (Sumodiningrat, 1996).
Menurut Syafa’at et al (2004) laju pertumbuhan padi yang belum stabil, apabila
ditelaah lebih lanjut ternyata disebabkan oleh masih tergantungnya sumber pertumbuhan
produksi yang berasal dari peningkatan produktivitas, sementara luas panen padi
cenderung turun. Luas panen padi tumbuh negatif sebesar 1,06 persen per tahun selama
kurun waktu 2000-2003. Penurunan pertumbuhan luas panen diduga disebabkan oleh
adanya konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian, serangan hama penyakit,
banjir dan kekeringan serta adanya respon petani terhadap perubahan rasio harga padi
terhadap komoditas pangan lainnya yang lebih menguntungkan, pembangunan dan
rehabilitasi irigasi yang semakin lambat akibat terbatasnya anggaran pembangunan
pemerintah.
Secara nasional, kebutuhan untuk memenuhi konsumsi beras di Indonesia setiap
tahun selalu meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dipihak lain,
kemampuan penyediaannya tumbuh lebih rendah daripada pertumbuhan permintaannya.
Untuk mengurangi kesenjangan ini, diperlukan berbagai upaya yang mampu
meningkatkan produktivitas usahatani padi dalam negeri, antara lain dengan cara
melaksanakan program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
Selanjutnya Irawan (2004) mengemukakan bahwa secara agronomis peningkatan
produktivitas padi dapat terjadi akibat dua faktor yaitu : (1) meningkatnya penggunaan
varietas padi yang berdaya produksi lebih tinggi, dan (2) meningkatnya mutu usahatani
yang dilakukan petani seperti cara pengolahan tanah, cara penanaman, cara pemupukan
dan sebagainya. Penggunaan varietas padi berdaya produksi tinggi sangat menentukan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
224
produktivitas potensial atau potensi produktivitas yang dapat dieksploitasi petani menjadi
produktivitas aktual. Sedangkan mutu usahatani yang dilakukan petani akan menentukan
sejauh mana petani mampu mengeksploitasi seluruh potensi produktivitas yang melekat
pada varietas padi yang digunakan.
Sumatera Selatan merupakan provinsi penghasil padi terbesar keenam nasional dan
terbesar kedua di Sumatera. Daerah yang memproduksi padi Sumatera Selatan tersebar di
semua kabupaten/kota dengan tiga daerah penghasil terbesar yaitu Kabupaten Banyuasin,
OKI, dan OKU.
Rumusan Masalah
Selama ini penelitian yang mengungkap kaitan antara penggunaan input, harga
input, harga output dan pendapatan pada usahatani padi belum banyak dilakukan,
khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menempati posisi kedua sebagai
penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diteliti adalah :
1. Bagaimana tingkat penggunaan faktor produksi pada usahatani padi?
2. Bagaimana respon permintaan faktor produksi akibat harga harga faktor produksi dan
harga beras?
Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menghitung tingkat penggunaan faktor produksi pada usahatani padi.
2. Menganalisis respon permintaan faktor produksi akibat harga harga faktor produksi
dan harga beras.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
225
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Produksi dan Faktor Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan mengubah masukan atau input menjadi keluaran
atau output (Nicholson, 1995). Produksi adalah hasil yang diperoleh petani dari hasil
proses pengolahan atau pengelolaan usahataninya dan produksi inilah yang menjadi
ukuran besar kecilnya keuntungan yang akan diperhitungkan (Mubyarto, 1998).
Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan tanaman,
ternak, ataupun ikan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor
produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga kerja,
dan skill atau manajemen (pengelolaan). Dalam beberapa literatur, sebagian para ahli
mencantumkan hanya tiga faktor produksi, yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja
(Soekartawi, 2002).
Menurut Soekartawi (2001), yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua
korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan
menghasilkan dengan baik. Di berbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan
input, production factor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman
menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-
obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting diantara
faktor produksi yang lain. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output)
biasanya disebut dengan fungsi produksi atau juga disebut factor relationship.
Menurut Soekartawi (1993), fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel
yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya
berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input.
Bentuk persamaan matematis sederhana fungsi produksi dapat ditulis sebagai
berikut :
Y = AF (I,X,Z)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
226
Keterangan : Y = produksi
A = besaran yang menunjukkan tingkatan efisiensi teknik
X = variabel faktor produksi
Z = variabel faktor produksi tetap
Menurut Husin & Lifianthi (2008), bahwa komoditas pertanian umumnya
menggunakan beberapa jenis input yang digolongkan sebagai input tetap (fixed input) dan
input variabel (variabel input). Bentuk umum fungsi produksi ini dapat dinyatakan :
Y = f(X1/X2,X3,X4, …. , Xn)
dimana: Y = output dalam satuan tertentu
X1 = input variabel dalam satuan tertentu
X2 … . Xn= input tetap dalam satuan tertentu
Lebih lanjut diungkapkan, bahwa input variabel (variable input) adalah suatu input
dimana manajemen usahatani dapat mengawasi dan mengubah jumlah penggunaannya.
Hal ini memberi implikasi bahwa petani atau pengusaha mempunyai keleluasaan untuk
mengubah jumlah input yang digunakan, sebagai contoh misalnya penggunaan pupuk atau
bibit pada satu musim tanam. Sedangkan input tetap (fixed input) sering didefinisikan
sebagai input dimana untuk beberapa alasan maka petani tidak mampu mangatur jumlah
penggunaannya, sehingga jumlahnya relatif sama atau konstan, sebagai contoh misalnya
penggunaan tanah dan peralatan pertanian pada satu musim tanam atau satu kali proses
produksi (Husin dan Lifianthi, 2008).
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau
produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain disebabkan
karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan
oleh proses produksi yang baik yang dilaksanakan dengan baik dan begitupula sebaliknya,
kualitas produksi menjadi kurang baik bila usahatani tersebut dilaksanakan dengan kurang
baik.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
227
Permintaan Faktor Produksi
Permintaan input untuk proses produksi pertanian diturunkan dari permintaan akan
produk/output usahatani tersebut, sebagai contoh tingginya permintaan petani jagung
untuk membeli input usahatani jagung ( seperti: bibit, pupuk, dan pestisida) akibat dari
tingginya permintaan/penggunaan komoditi jagung yang dihasilkan petani. Meningkatnya
permintaan jagung dapat berasal dari penggunaan jagung untuk diolah menjadi pakan
ternak, keripik jagung, atau produk olahan jagung lainnya (Husin & Lifianthi, 2008).
Menurut Debertin (1986), secara umum permintaan input dalam proses produksi
pertanian tergantung pada sejumlah faktor, antara lain :
1) Harga output/beberapa output yang dihasilkan
2) Harga input yang digunakan
3) Harga input lain sebagai substitusi/komplemen dalam proses produksi
4) Parameter fungsi produksi itu sendiri yang menjelaskan transformasi teknik
(koefisien teknik/elastisitas produksi total) terutama elastisitas produksi setiap
input yang digunakan (elastisitas produksi parsial).
Pada beberapa kasus permintaan input untuk proses produksi pertanian ditentukan
juga oleh ketersediaan dana/anggaran untuk membeli input tersebut.
Jika fungsi produksi adalah persamaan berikut :
Y = AXb ....................................................... (1)
dimana A adalah konstanta dan diasumsikan bernilai positif, b adalah parameter/koefisien
funsi dimana nilainya adalah 0 > b > 1. Selanjutnya produk marjinal (PMx) dari fungsi
produksi di atas dapat diperoleh dengan menurunkan fungsi produksi (1) :
PMx = dY/dX = bAXb-1 ............................. (2)
Syarat pertama fungsi keuntungan maksimum harus memenuhi persamaan berikut :
NPMx = Hy . (PMx) = Hy . (b.A.Xb-1) = Hx ......... (3)
Fungsi permintaan akan input untuk proses produksi dapat diselesaikan dengan
menggunakan persamaan (3) di atas :
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
228
Hy . (b.A.Xb-1) = Hx .................................... (4)
Selanjutnya nyatakan persamaan di atas sebagai fungsi :
X = g (Hx, Hy, b).
X = {𝐻𝑥/𝐻𝑦. (𝑏. 𝐴)}1
𝑏−1 = (𝐻𝑥)1
𝑏−1 (𝐻𝑦)−1
𝑏−1 (𝑏. 𝐴)−1
𝑏−1
.................................................................... (5)
catatan : bentuk umum fungsi permintaan input adalah fungsi dari harga input (Hx), harga
output (Hy), dan koefisien/parameter fungsi produksi (b).
Menurut Hartono dalam Kuswaryan et al (2009), fungsi permintaan faktor produksi
diturunkan dari fungsi keuntungan. Dalam Soekartawi (2003), fungsi keuntungan Cobb-
Douglas dipergunakan untuk mengetahui hubungan antar input dan output serta mengukur
pengaruh dari berbagai perubahan harga dari input terhadap produksi.
Perkembangan terakhir adalah menurunkan fungsi keuntungan Cobb-Douglas
dengan teknik yang dinamakan Unit-Output-Price (UOP) Cobb-Douglas Profit Function.
Cara ini juga mendasarkan diri pada asumsi bahwa petani atau pengusaha adalah
memaksimumkan keuntungan daripada memaksimumkan utilitas (kepuasan) usahanya.
Dengan demikian cara UOP Cobb-Douglas Profit Function (UOP-CDPF), adalah cara
yang dipakai untuk memaksimumkan keuntungan. UOP-CDPF ialah suatu fungsi
(persamaan) yang melibatkan harga faktor produksi dan produksi yang telah dinormalkan
(dinormalkan artinya besaran keuntungan dan variabel yang lain dibagi dengan besarnya
harga produksi). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Y = AF (LX , Z) ............................................ (6)
Keterangan : Y = produksi
A = besaran yang menunjukkan
tingkatan efisiensi teknik
X = faktor produksi variabel
Z = faktor produksi tetap (fixed
variabel)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
229
Persamaan keuntungan yang diturunkan dari persamaan fungsi produksi seperti yang
ditunjukkan di persamaan (6) adalah dapat dituliskan sebagai berikut :
Π = ApF (X1,....,Xm ; Z1,....,Zn) – ∑ 𝑐𝑗 𝑚𝑖=1 Xj – ∑ 𝑓𝑗
𝑛𝑗=1 Xj
........................................................................................ (7)
Keterangan : Π = besarnya keuntungan
A = besarnya efisiensi teknik
P = harga dari produksi per satuan
Xi = variabel faktor produksi tetap
yang digunakan
cj = harga faktor produksi per
satuan
fj = harga faktor produksi tetap
per satuan
Perlu pula diketahui bahwa penggunaan persamaan (7) beranggapan bahwa dalam
waktu jangka pendek, maka input tetap tidak mempengaruhi keinginan untuk
meningkatkan keuntungan. Dengan demikian, maka persamaan (7) dapat dituliskan
sebagai berikut :
Π = ApF (X1,....,Xm ; Z1,....,Zn) – ∑ 𝑐𝑗 𝑚𝑖=1 Xj ...........
.................................................................................. (8)
Bentuk logaritma dari persamaan (8), seperti biasanya pada persamaan Cobb-Douglas,
maka diperoleh :
ln (Π/p) = ln A + ∑ 𝛽𝑗𝑚𝑗=1 ln(𝑐𝑗 /𝑝) +
∑ 𝛼𝑗 𝑙𝑛𝑚𝑗=1 Zj ................................... (9)
ln Π* = ln A* + ∑ 𝛽𝑗𝑚𝑗=1 ln 𝑐𝑗
∗+
∑ 𝛼𝑗 𝑙𝑛𝑚𝑗=1 Zj ................................. (10)
Keterangan : Π* = keuntungan yang telah
“dinormalkan” dengan harga produksi.
𝛽𝑗 = koefisien variabel faktor produksi yang telah “dinormalkan”
dengan harga produksi.
αj = koefisien faktor produksi tetap yang telah “dinormalkan”
dengan harga produksi.
Cj* = variabel faktor produksi yang telah “dinormalkan” dengan harga
produksi.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
230
Elastititas Harga dari Permintaan
Menurut Nicholson (2002), elastisitas adalah ukuran persentase perubahan suatu
variabel yang disebabkan oleh 1 persen perubahan variabel lainnya. Ada tiga jenis
elastisitas yang umum digunakan untuk elastisitas permintaan, yeitu : (1) Elastisitas Harga
Permintaan (Price Elasticity of Demand), (2) Elastisitas Pendapatan Permintaan (Income
Elasticity of Demand), dan (3) Elastisitas Permintaan Harga Silang (Cross Price Elasticity
of Demand). Elastisitas harga dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan
kuantitas sebagai respon atas 1 persen perubahan harga. Nilai elastisitas harga dari
permintaan didapat melalui rumus sebagai berikut :
eqp = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑄
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃
Keterangan : eqp = Elastisitas harga dari permintaan
P = Price (harga)
Q = Quantity (kuantitas)
Komoditi dinyatakan kurang responsif terhadap perubahan harga komoditi atau
kurvanya bersifat inelastis jika nilai mutlak elastisitasnya < 1. Sebaliknya jika nilai mutlak
elastisitas > 1, maka komoditi tersebut responsif terhadap perubahan harga atau kurvanya
bersifat elastis (Nicholson, 2002).
Menurut Husin dan Lifianthi (2008), elastisitas permintaan input pada proses
produksi (Ex) didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah input yang
diperoleh/dibeli di pasar dibagi dengan persentase perubahan harga input itu sendiri.
Secara matematis (kalkulus) elastisitas harga input dari permintaan input (Ex) dinyatakan
sebagai berikut :
Ex = (dXi/dHxi) . (Hxi/Xi) ........................... (6)
atau Ex = d (ln Xi) / d (ln Hxi) ............................. (7)
Selanjutnya akan dibahas aplikasi penggunaan rumus elastisitas di atas dengan
menggunakan fungsi produksi khusus berikut ini :
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
231
Y = A.Xibi ..................................................... (8)
Jika diasumsikan harga input (Hx) dan harga output (Hy) konstan dan petani
memaksimumkan keuntungan. Dengan menggunakan fungsi permintaan input (5) :
X = {𝐻𝑥/𝐻𝑦. (𝑏. 𝐴)}1
𝑏−1 = (𝐻𝑥)1
𝑏−1 (𝐻𝑦)−1
𝑏−1 (𝑏. 𝐴)−1
𝑏−1
.................................................. (9)
Maka elastisitas harga input (Ex) dari permintaan input dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Exi = (𝑑𝑋𝑖
𝑑 𝐻𝑥𝑖) . (
𝐻𝑥𝑖
𝑋𝑖) ................................. (10)
Analisis yang sama dapat dilakukan untuk menghitung elastisitas harga output dari
permintaan input (Ey) :
Ey = (𝑑𝑋
𝑑 𝐻𝑦) . (
𝐻𝑦
𝑋) ............................ (11)
Fungsi Produksi Cobb Douglas
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang
melibatkan dua tau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel
dependen, yang dijelaskan (Y), dan yang lain disebut variabel independen, yang
menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X adalah biasanya dengan cara
regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Dengan demikian,
kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb Douglas.
Secara matematik, fungsi Cobb Douglas dapat dituliskan seperti persamaan (Soekartawi,
2003) :
Y = a X1b1 X2
b2...... Xibi...... Xn
bn eu
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan tersebut maka persamaan
tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan
tersebut. Persamaan tersebut dituliskan kembali untuk menjelaskan hal ini, yaitu :
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
232
Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + ............ + v
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Lempuing
Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(Purposive) dengan pertimbangan bahwa dua kecamatan tersebut merupakan daerah
penghasil padi terbesar di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang
digunakan untuk menjangkau fakta yang terjadi di lapangan melalui kunjungan dan
wawancara langsung. Sampel yang disurvey adalah bagian dari populasi petani padi.
Metode Pengumpulan Data dan Penarikan Contoh
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer didapat melalui observasi dan wawancara langsung dengan petani
contoh di lapangan berdasarkan tuntunan daftar pertanyaan yang diajukan yang meliputi
identitas petani, jumlah penggunaan faktor produksi, dan biaya produksi yang dikeluarkan.
Data sekunder merupakan data-data yang mendukung penelitian yang akan
melengkapi data primer. Data sekunder ini diperoleh dari berbagai dinas atau instansi.
Adapun instansi yang terkait dengan penelitian ini adalah Dinas Pertanian, BP4K, BPS,
dan lain sebagainya.
Metode penarikan contoh petani yaitu disproportioned random sampling atau
metode penarikan contoh acak tak berimbang terhadap 2042 populasi petani padi. Jumlah
sampel yang diambil adalah 75 sampel.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
233
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, yaitu tingkat penggunaan
faktor produksi, data yang diperoleh dari lapangan disajikan secara tabulasi dan dianalisa
secara deskriptif.
Rumusan masalah yang kedua yaitu respon permintaan faktor produksi dapat
diduga secara integratif dengan mempergunakan fungsi keuntungan. Model fungsi
keuntungan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah fungsi keuntungan Cobb-
Douglas untuk mengetahui hubungan antara input dan output (Soekartawi, 2003).
Menurut Debertin (1986), fungsi permintaan dapat diturunkan dengan
menggunakan syarat pertama (first order condition) pada proses maksimisasi keuntungan,
asumsi harga input (Hx) dan harga output (Hy) ditetapkan di pasar (given prices). Fungsi
produksi yang digunakan adalah :
Y = A X1a X2
b X3c X4
e X5e X6
f X7g
Fungsi keuntungan dinyatakan sebagai berikut :
Π = Hy.Y – H1X1 – H2X2 – H3X3 – H4X4 - H5X5 – H6X6
= Hy. X1a X2
b X3c X4
e X5e X6
f – H1X1 – H2X2 – H3X3 – H4X4 - H5X5 – H6X6
Selanjutnya dilakukan derivasi terhadap fungsi keuntungan tersebut untuk
memperoleh fungsi permintaan untuk masing-masing faktor produksi.
Untuk melihat bagaimana respon harga faktor produksi terhadap permintaan faktor
produksi, dapat dilihat dari nilai elastisitas harga faktor produksi terhadap permintaan
faktor produksi variabel (Xi) yang ditentukan oleh koefisien regresi atau melalui
persamaan berikut :
Exi = (𝑑𝑋𝑖
𝑑𝐻𝑥𝑖). (
𝐻𝑥𝑖
𝑋𝑖)
= 𝑑 ln 𝑋1
𝑑 ln 𝐻𝑋1
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
234
Sedangkan respon harga output (beras) terhadap permintaan faktor produksi, dapat
dilihat dari nilai elastisitas harga beras (Hy) terhadap permintaan faktor produksi variabel
(Xi) ditentukan oleh :
Ey = (𝑑𝑋
𝑑𝐻𝑦). (
𝐻𝑦
𝑋)
= 𝑑 ln 𝑋
𝑑 ln 𝐻𝑦
= (−1)
(𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒+𝑓−1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi
Faktor produksi atau input produksi merupakan faktor-faktor yang digunakan
petani dalam proses produksi usahataninya. Adapun faktor produksi yang digunakan petani
dalam proses produksi usahatani adalah tanah, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida.
Lahan yang digunakan petani padi sawah di daerah penelitian ini adalah lahan sawah tadah
hujan dengan luas garapan rata-rata 1,00 hektar dengan status lahan milik sendiri. Benih
yang digunakan petani di daerah penelitian ini adalah Ciherang, Ciliwung, dan IR42. Jenis
pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, Phonska, dan pupuk lain seperti pupuk organik,
TSP, NKP, SP18, dan SP36. Sedangkan pestisida yang digunakan yaitu herbisida (dengan
merek DMA, Lindomin, Billy, Round Up), insektisida (merek Decis, Bay Carb, Deasitrin),
dan fungisida & bakterisida (merek Folicur, Score, Sprint, Puanmur). Untuk melihat lebih
jelas penggunaan faktor produksi dan harganya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 1. Rata-rata Jumlah Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi
No. Faktor Produksi Penggunaan Faktor
Produksi
(satuan/ha/mt)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
235
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Benih (kg)
Pupuk Urea (kg)
Pupuk Phonska (kg)
Pupuk Lain (kg)
Pestisida (liter)
Tenaga Kerja (HOK)
- Dalam keluarga
- Luar keluarga
60,87
244,16
151,85
118,84
2,26
13,93
114,76
Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari biaya variabel, biaya tetap, serta biaya giling. Biaya
variabel terdiri dari biaya untuk membeli input variabel seperti : benih, pupuk, pestisida,
dan biaya tenaga kerja. Biaya tetap terdiri biaya penyusutan alat. Biaya produksi total
ditampilkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Biaya Produksi Total
No. Komponen Biaya (Rp/ha/mt)
1.
2.
3.
Biaya Variabel :
- Benih
- Pupuk
- Pestisida
- Tenaga Kerja
Biaya Tetap :
- Penyusutan Alat
Biaya Giling
375.007,44
936.215,10
254.630,92
3.442.685,54
72.480,07
1.434.521,48
Biaya Produksi Total
6.515.540,55
Respon Permintaan Faktor Produksi pada Usaha Tani Padi
Respon permintaan faktor produksi akibat harga faktor produksi dan harga
produksi dapat dilihat dari nilai elastisitas permintaan faktor produksi dari harga faktor
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
236
produksi itu sendiri (own price elasticity of input demand) dan elastisitas permintaan faktr
produksi dari harga produksi (output price elasticity of input demand). Nilai elastisitas
masing-masing faktor produksi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Elastisitas Permintaan Faktor Produksi Akibat Harga Faktor Produksi dan
Harga Produksi
No. Harga Elastisitas Permintaan
Faktor Produksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Benih
Urea
Phonska
Pupuk Lain
Tenaga Kerja
Pestisida
-1,45
0,06
-0,59
-2,27
-8,03
-0,14
(elastis)
(inelastis)
(inelastis)
(elastis)
(elastis)
(inelastis)
7. Beras 8,48 (elastis)
Nilai elastisitas permintaan faktor produksi (kecuali urea) terhadap harganya
bertanda negatif yang menjelaskan adanya suatu hubungan terbalik antara permintaan
faktor produksi variabel dengan harganya. Sedangkan koefisien elastisitas permintaan
faktor produksi terhadap harga produksi (beras) bertanda positif yang menjelaskan adanya
suatu hubungan searah antara permintaan faktor produksi variabel dengan harga output
(beras).
Nilai elastisitas permintaan benih terhadap harganya adalah -1,45, artinya suatu
penurunan harga benih sebesar satu persen akan diikuti dengan kenaikan permintaan
sebesar 1,45 persen. Nilai elastisitas permintaan pupuk urea terhadap harganya adalah
0,06, artinya suatu penurunan harga pupuk urea sebesar satu persen akan diikuti dengan
penurunan permintaan sebesar 0,06 persen. Nilai elastisitas permintaan pupuk phonska
terhadap harganya adalah -0,954, artinya suatu penurunan harga pupuk phonska sebesar
satu persen akan diikuti dengan kenaikan permintaan sebesar 0,954 persen.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
237
Permintaan pupuk urea dan phonska bersifat tidak elastis terhadap harganya,
artinya petani tidak responsif terhadap terjadinya perubahan harga. Hal ini dapat
disebabkan orientasi petani yang bersifat pupuk-minded, sehingga petani akan tetap
menggunakan pupuk tersebut dengan dosis yang sama walaupun terjadi perubahan harga.
Padahal seperti yang sudah dijelaskan terdahulu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
dan terus-menerus akan merusak struktur tanah dan keseimbangan unsur hara lain di dalam
tanah menjadi terganggu. Untuk itulah pemerintah melalui petugas penyuluh pertanian
menggalakkan penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Nilai elastisitas permintaan pupuk lain terhadap harganya adalah -2,27, artinya
suatu penurunan harga pupuk lain sebesar satu persen akan diikuti dengan kenaikan
permintaan sebesar 2,27 persen. Nilai elastisitas permintaan tenaga kerja terhadap upah
tenaga kerja adalah -8,03, artinya suatu penurunan harga tenaga kerja sebesar satu persen
akan diikuti dengan kenaikan permintaan sebesar tenaga kerja 8,03 persen. Nilai elastisitas
permintaan pestisida terhadap harganya adalah -0,14, artinya suatu penurunan harga
pestisida sebesar satu persen akan diikuti dengan kenaikan permintaan pestisida sebesar
0,14 persen.
Koefisien elastisitas permintaan faktor-faktor produksi tersebut terhadap harga
produksi (beras) adalah 8,48, artinya suatu kenaikan harga beras sebesar satu persen akan
diikuti dengan kenaikan permintaan faktor produksi sebesar 8,48 persen.
Respon permintaan petani dalam menggunakan faktor produksi tenaga kerja
merupakan yang paling tinggi diantara faktor produksi mengingat besarnya share
(sumbangan) faktor produksi tersebut terhadap biaya total. Bagi produsen yang
memaksimumkan keuntungan, faktor produksi yang mempunyai sumbangan terbesar
terhadap biaya produksi total akan mempunyai elastisitas harga akan permintaan (price
elasticity of demand) yang besar pula (Hadiana & Kuswaryan dalam Kuswaryan et al.,
2009).
Berdasarkan teori produksi dengan pendekatan fungsi produksi sebagaimana yang
telah dikembangkan oleh Lou dan Yotopoulos, faktor yang sangat menentukan besarnya
elastisitas permintaan faktor produksi adalah koefisien fungsi keuntungan dari masing-
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
238
masing faktor produksi yang digunakan (αi). Dalam kondisi maksimisasi keuntungan,
koefisien keuntungan tersebut tidak lain adalah share dari masing-masing faktor produksi
tersebut terhadap keuntungan jarak pendek.
Permintaan faktor produksi variabel dari perubahan harga output sangat elastis.
Berarti petani sangat responsif untuk menambah penggunaan faktor produksi variabel,
yaitu benih, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk lain, tenaga kerja, dan pestisida bila terjadi
kenaikan harga beras. Nilai elastisitas sebesar 8,48 menjelaskan bahwa satu persen
kenaikan harga jual beras akan mendorong petani untuk menambah penggunaan faktor
produksi sebesar 8,48 persen dengan asumsi bahwa harga faktor produksi dan teknologi
tidak mengalami perubahan atau konstan (ceteris paribus). Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peluang bagi peningkatan keuntungan usahatani padi, dengan cara
penggunaan faktor produksi variabel yang lebih baik, dengan catatan adanya insentif dari
harga output (harga jual beras yang lebih baik).
Dengan demikian koefisien permintaan faktor produksi variabel (benih, pupuk
urea, pupuk phonska, pupuk lain, tenaga kerja, dan pestisida) dari perubahan harganya
adalah negatif (kecuali urea). Jika harga faktor produksi turun sebesar satu persen, maka
permintaan faktor produksi variabel akan naik sebesar nilai elastisitasnya. Sedangkan
koefisien permintaan faktor produksi variabel benih, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk
lain, tenaga kerja, dan pestisida) dari perubahan harga output adalah positif dan lebih dari
satu. Jika harga output turun sebesar satu persen, maka permintaan faktor produksi variabel
akan ikut turun sebesar nilai elastisitasnya. Turunnya harga output atau naiknya harga
faktor produksi variabel (ceteris paribus) dapat menyebabkan turunnya keuntungan
usahatani.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat penggunaan faktor produksi di Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu benih,
pupuk urea, pupuk phonska, pupuk lain, tenaga kerja, dan pestisida berturut-turut
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
239
adalah: 60,87 kg/ha/mt, 244,16 kg/ha/mt, 151,85 kg/ha/mt, 118,84 kg/ha/mt, 128,69
HOK, dan 2,26 lt/ha/mt.
2. Permintaan faktor produksi yang bersifat tidak responsif terhadap harga faktor
produksi adalah pupuk urea, pupuk phonska, dan pestisida, sedangkan yang responsif
adalah benih, pupuk lain dan tenaga kerja. Permintaan faktor-faktor produksi tersebut
bersifat sangat responsif terhadap harga beras.
DAFTAR PUSTAKA
Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan Publishing
Company. New York.
Husin, L & Lifianthi. 2008. Ekonomi Produksi Pertanian, Analisis secara Teoritis dan
Kuantitatif. Universitas Sriwijaya. Indralaya. Diktat Kuliah. Tidak Dipublikasikan.
Irawan, B. 2004. Produktivitas Potensial dan Mutu Usahatani Padi Sawah di Jawa :
Kecenderungan dan Konsekuensinya terhadap Upaya Peningkatan Produksi Padi.
ICASERD Working Paper No. 31. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian. Departemen Pertanian.
Koutsoyianis. 1977. Theory of Econometrics, An Introductory Exposition of Econometric
Methods. Second Edition. Macmillan Publishers Ltd. London.
Mubyarto. 1998. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Nicholson, W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan.
Erlangga. Jakarta.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
240
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Soekartawi. 2001. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuswaryan, S., C. Firmansyah., & A. Fitriani. 2009. Analisis Permintaan Faktor Produksi
pada Usahaternak Sapi Potong Rakyat dengan Pola Pemeliharaan Intensif.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/ analisis permintaan
_faktor_produksi_pd_usaha_ternak.pdf. diakses 26 Maret 2010)
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
144
DAMPAK PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA
(Suatu Studi Analisis di Bank Pundi Cabang Palembang)
Oleh:
Rahmi Aryanti
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas IBA
email: [email protected]
ABSTRACS
This study aims to determine the effect of employee training on work performance in Pundi
Bank Branch Palembang. By using a sample of 46 employees of the Bank Pundi Branch
Palembang, obtained the data variable employee training and job performance through
the enclosed questionnaire. The data were collected, identified and processed using simple
regression analysis. The results of data analysis has proven that the null hypothesis is
rejected and accept the alternative hypothesis that employee training significantly and
positively affect employees' performance Pundi Bank Branch Palembang. So that the
existence of training for employees becomes an important part in development efforts and
increase the technical capabilities of employees of companies to create employee
performance.
Keywords: . Training, Job Performance
PENDAHULUAN
Setiap organisasi baik laba maupun nirlaba membutuhkan sumber daya manusia
(karyawan) yang memiliki prestasi yang dapat diandalkan untuk mencapai tujuan
oragnisasi. Karyawan yang memiliki prestasi tidak berarti dia hanya berhenti pada prestasi
yang dimiliki sebelumnya, akan tetapi memiliki kemauan untuk mengembangkan dan
meningkatkan prestasinya untuk saat ini dan masa yang akan datang. Tantangan dalam
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah
menuntut setiap karyawan agar dapat secara terus-menerus mengembangkan dan
meningkatkan prestasinya dalam melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, prestasi kerja
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
145
karyawan merupakan faktor penting bahkan menjadi kunci utama meraih sukses untuk
mewujudkan tujuan-tujuan organisasi. Memiliki karyawan yang memiliki prestasi kerja
akan memberikan jaminan bahwa pencapaian tujuan-tujuan perusahaan akan lebih mudah
dicapai.
Pemahaman tentang prestasi kerja merupakan suatu pemahaman yang bersifat
multidimensional. Kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan
pekerjaan dapat terlihat dari prestasi kerjanya, dalam usaha penerapan konsep,
menciptakan gagasan (ide) dengan efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Hasibuan (1995:105) menegaskan bahwa prestasi kerja
merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta waktu. Sehubungan hal tersebut, Sutarto Wijono (2010:80) yang mengutip pendapat
Maier (1965) mengukapkan bahwa secara umum indikator pengukuran prestasi kerja
karyawan meliputi aspek kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu
menyelesaikan pekerjaan. Kualitas kerja menggambarkan ukuran mutu hasil kerja yang
didasarkan pada standar yang ditetapkan yang biasanya diukur melalui ketepatan,
ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja. Kuantitas kerja mendeskripsikan ukuran
banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan
hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan. Sedang ketepatan waktu
mengukur tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki,
dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan
lain.
Bank Pundi Cabang Palembang, sebagai salah satu lembaga perbankan swasta
nasional adalah lembaga keuangan yang sangat konsen dengan persoalan prestasi kerja
karyawannya. Hal ini diwujudkan dengan memberikan penilaian terhadap prestasi kerja
karyawan setiap tahunnya. Gambaran prestasi kerja karyawan Bank Pundi tersebut tampak
dalam tabel 1 berikut ini.
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
146
Tabel 1. Prestasi Kerja Karyawan Bank Pundi Cabang Palembang
Periode 2011 s/d 2015
Berdasarkan data tabel 1 di atas, dapat dikemukakan bahwa selama 5 tahun yaitu
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Bank Pundi Cabang Palembang telah mampu
mempertahankan prestasi karyawannya dalam kategori baik (cukup baik, baik, dan sangat
baik) dengan angka kumulatif di sekitar 73% sampai dengan 88% dari jumlah karyawan
yang ada. Hanya 12% sampai dengan 27% angka kumulatif dari jumlah karyawan dalam
kategori tidak baik (kurang baik dan tidak baik).Prestasi kerja karyawan Bank Pundi
Cabang Palembang tersebut tidak terlepas dari upaya manajemen Bank Pundi dalam
mengelola sumber daya manusia yang baik sehingga diharapkan dapat memberikan
konstirbusi berarti dalam mencapai tujuan-tujuan Bank Pundi. Salah satu upaya yang
dilakukan manajemen Bank Pundi adalah memberikan pelatihan kepada karyawan baik
yang baru diterima sebagai karyawan maupun yang telah bekerja. Sutrisno (2009:67) yang
mengutip pendapat Ivancevich menyatakan bahwa pelatihan bagi karyawan suatu
perusahaan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kinerja (prestasi) karyawan dalam
pekerjaannya sekarang maupun pekerjaan lainnya yang akan dijabatnya segera. Hal ini
ditegaskan oleh Simamora (2009:84) bahwa pelatihan (training) merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk
Jumlah
Karyawan%
%
Kum
Jumlah
Karyawan%
%
Kum
Jumlah
Karyawan%
%
Kum
Jumlah
Karyawan%
%
Kum
Jumlah
Karyawan%
%
Kum
Sangat Baik 30 35 35 27 33 33 22 39 39 10 24 24 6 13 13
Baik 25 29 65 22 27 60 15 27 66 12 29 54 22 48 61
Cukup Baik 20 24 88 15 18 78 12 21 88 8 20 73 8 17 78
Kurang Baik 5 6 94 11 13 91 4 7 95 5 12 85 3 7 85
Tidak Baik 5 6 100 7 9 100 3 5 100 6 15 100 7 15 100
85 100 82 100 56 100 41 100 46 100
Sumber: Diolah dari data kepegawaian Bank Pundi Cabang Palembang
2011
Prestasi
2012 2013 2014 2015
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
147
meningkatkan kinerja tenaga kerja. Dalam sebuah penelitian yang berjudul, “Pengaruh
Pelatihan dan Kepuasan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai pada PT Bank Muamalat
Indonesia Cabang Semarang”, Yerri Suryoadi (2012) menyimpulkan bahwa ada pengaruh
yang positif dan signifikan pelatihan terhadap kinerja pegawai Bank Muamalat Indonesia
Cabang Semarang.
Sehubungan dengan capaian prestasi kerja karyawan Bank Pundi Cabang
Palembang dan salah satu upaya manajemen memberikan pelatihan kepada karyawannya
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan prestasi kerja karyawan Bank Pundi
Cabang Palembang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh adanya pelatihan yang telah
dilakukan manejemen Bank Pundi bagi karyawannya. Dengan rumusan masalah penelitian
yaitu apakah pelatihan karyawan mempengaruhi prestasi kerja karyawan Bank Pundi
Cabang Palembang?, maka untuk menjawab permasalahan ini, dikemukan hipotesis
penelitian yaitu, diduga:
1. (H0) Pelatihan karyawan tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan Bank Pundi Cabang Palembang.
2. (H1) Pelatihan karyawan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan Bank Pundi Cabang Palembang.
DATA DAN SAMPEL PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel prestasi kerja sebagai variabel
dependen (bebas) dan variabel pelatihan karyawan sebagai variabel independen (terikat).
Secara operasional variabel prestasi kerja didefinisikan adalah hasil kerja yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Data hasil kerja ini diperoleh dengan menggunakan indikator
pengukuran pada aspek kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu dalam menyelesaian
pekerjaan. Sedangkan variabel pelatihan karyawan adalah suatu proses pendidikan jangka
pendek yang dapat dirasakan karyawan yang dilakukan secara sistimatis dan terorganisir
untuk memberikan pengetahuan teknis tetang pekerjaan yang diemban. Data pelatihan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
148
karyawan diperoleh dengan menggunakan indikator metode, instruktur, materi dan peserta
pelatihan yang dapat dirasakan karyawan selama masa pelatihan berlangsung dan sesudah
pelatihan.
Data kedua variabel penelitian tersebut diformulasikan dalam bentuk skala likert
(skala ordinal) yang meliputi 5 kategori pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju/sangat
tidak baik (nilai bobot 1), tidak setuju/tidak baik (nilai bobot 2), kurang setuju/kurang baik
(nilai bobot 3), setuju/baik (nilai bobot 4), dan sangat setuju/sangat baik (nilai bobot 5).
Melalui sebuah kuisioner, data kedua variabel penelitian diperoleh dengan mengajukan
masing-masing 15 pertanyaan/ pernyataan kepada responden (karyawan Bank Pundi
Cabang Palembang) yang meliputi indikator-indikator variabel tersebut di atas.
Sampel penelitian ini adalah karyawan Bank Pundi Cabang palembangyang telah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh manajemen Bank Pundi. Karena jumlah
populasi karyawan hanya 46 orang karyawan, dan dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampel jenuh/sensus maka jumlah sampel sama dengan jumlah
populasinya yaitu 46 orang karyawan (responden). Sampel 46 responden tersebut terdiri
dari 32 orang pria (60,57%) dan 14 orang wanita (30,43%) dengan kisaran usia dibawah
25 tahun 8 orang, 25 s/d 30 tahun 18 orang, dan di atas 30 tahun 20 orang.
TEKNIK ANALISIS DATA
Data-data kedua variabel penelitian yang telah diperoleh melalui kuisioner,
selanjutnya diidentifikasi dan dianalisis untuk mendapatkan pembuktian hipotesis yang
telah dikemukakan pada bagian pendahuluan di atas. Sebelum dilakukan
pembuktian/pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian vadilitas
dan reliabilitas data kusioner, dan uji asumsi klasik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kusioner
Uji Validitas digunakanuntuk mengukursahatau tidaknyasuatu kuesioner.Untuk
mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap butir
pertanyaan dengan skor totalnya. Untuk mengetahui skor masing–masing item
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
149
pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik berdasarkan korelasi
menurut Pearson Moment, dengan rumus sebagai berikut:
rxy = ∑ 𝑥𝑦
√(∑ 𝑥2)(∑ 𝑦2)
Dimana:
r = korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total
x = skor setiap item pertanyaan
y = skor total pertanyaan
Jika nilai korelasi (r-hitung atau rxy) lebih besar atau sama dengan r tabel (r-kritis),
maka pada taraf kepercayaan 5% adanya korelasi positif ini ( r ≥ r tabel) berarti data
kuisioner yang dinyatakan valid. Nilai r-tabel untuk dua arah pada α = 5%, df = n-2
= 46 – 2 = 44 adalah sebesar 0,291.
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur handal tidaknya jawaban responden
dalam kuisioner yaitu jawaban responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas ini menggunakan fomula Cronbach`s alpha yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝛼 =𝑘
𝑘 − 1[𝑠𝑥
2 − ∑ 𝑠𝑗2𝑘
𝑗=1
𝑠𝑥2
]
Dimana:
sj2 = varian skor item ke-j dengan j=1,2,...,k
k = banyaknya item yang diuji
sx2 = varian skor total keseluruhan item
Zulganef (2006) yang mengutip pendapat Uma Sekaran (2002) yang menyatakan
bahwa secara empiris suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki
reliabilitas yang memadai jika koefisien Cronbach`s alpha lebih besar atau sama
dengan 0,70.
2. Uji Asumsi Klasik
Ujiasumsi klasik pada regresi sederhana meliputi uji asumsi normalitas residual,
asumsi tidak adanya masalah heteroskedastisitas pada residual dan tidak adanya
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
150
masalah autokorelasi pada residual. Ujia asumsi ini dimaksudkan agar penggunaan
rumus regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Uji asumsi normalitas
residual dilakukan dengan menggunakan grafik normal P-P Plot. Uji asumsi tidak
adanya masalah heteroskedastisitas pada residual dilakukan menggunakan grafik
Scatterplot. Selanjutnya uji asumsi tidak adanya masalah autokorelasi pada residual
dilakukan menggunakan Durbin-Watson test(Sofyan Yamin & Heri Kurniawan, 2014:
85-86).
Teknik analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian menggunakan regresi
linear sederhana, dengan rumus:
𝑌𝑖 =∝ +𝛽𝑋𝑖 + 𝜀𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛
Dimana:
Yi = Total skor variabel prestasi kerja ke-i
Xi = Total skor variabel pelatihan karyawan ke-i
εi = Variabel error ke-i
α dan β, masing-masing merupakan konstanta dan koefisien regresi.
n = Banyaknya sampel
Berdasarkan analisis regresi di atas akan ditentukan koefisien korelasi (R) yaitu
mengukur erat atau tidaknya hubungan antara variabel prestasi kerja dengan variabel
pelatihan karyawan. Interprestasi Koefisien Korelasia tersebut adalah seperti tabel 2 di
bawah ini (Sugiono, 2006:214).
Tabel 2. Interprestasi Tingkat Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
151
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Kemudian ditentukan koefisien determinasi(R2) untuk mengetahui keragaman
variabel prestasi kerjayang dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan karyawan. Selanjutnya
dilakukan uji signifikansi untuk membuktikan penerimaan hipotesis penelitian, yaitu
menggunakan uji t dan/atau uji sig pada taraf kepercayaan 5% dimana α/2 = 2,5% (dua
sisi), df = 46 – 2 = 44, dengan kriteria sebagai berikut:
Jika t-hitung>t-tabel,makaH0ditolak dan H1diterima,
Jika t-hitung<t-tabel,makaH1ditolak dan H0 diterima, atau
Jika angka sig> 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
Jika angka sig< 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Seluruh proses analisis berkenanan dengan perhitungan berdasarkan rumus-rumus di atas
dilakukan dengan bantuan komputer yaitu menggunakan program (software) SPSS R.23.
HASIL ANALISIS DATA DAN SIMPULAN
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuisioner
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item data hasil kusioner untuk variabel
prestasi kerja yang dinyatakan valid ada 14 item data dari 15 item data yang diuji, dimana
angka Corrected Item-Total Correlation(r-hitung) pada Ouput SPSSmenunjukkan angka
lebih besar dari nilai kritisnya (0,291), seperti tampak dalam tabel 3. Sedangkan uji
validitas variabel pelatihan karyawan menunjukan bahwa seluruh item data (15 item data)
dinyatakan valid dimana angka Corrected Item-Total Correlation (r-hitung) pada Ouput
SPSS menunjukkan angka lebih besar dari nilai kritisnya (0,291), seperti tampak dalam
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
152
tabel 4. Sedangkan uji reliabilitas data kusioner untuk kedua variabel menunjukkan angka
koefisien Cronbach`s alpha lebih besar dari 0,7 yaitu masing-masing sebesar 0,847 dan
0,877 seperti tampak pada tabel 5.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kusioner Variabel Prestasi Kerja
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kusioner Variabel Pelatihan Karyawan
No. Item Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
1 Pernyataan kuantitas pekerja 1 0,350 0,849 Valid
2 Pernyataan kuantitas pekerja 2 0,493 0,837 Valid
3 Pernyataan kuantitas pekerja 3 0,529 0,836 Valid
4 Pernyataan kuantitas pekerja 4 0,721 0,822 Valid
5 Pernyataan kuantitas pekerja 5 0,418 0,841 Valid
6 Pernyataan kualitas pekerja 1 0,350 0,845 Valid
7 Pernyataan kualitas pekerja 2 0,458 0,839 Valid
8 Pernyataan kualitas pekerja 3 0,485 0,838 Valid
9 Pernyataan kualitas pekerja 4 0,446 0,840 Valid
10 Pernyataan kualitas pekerja 5 0,719 0,825 Valid
11 Pernyataan ketepatan waktu 1 0,437 0,840 Valid
12 Pernyataan ketepatan waktu 2 0,572 0,832 Valid
13 Pernyataan ketepatan waktu 3 0,438 0,843 Valid
14 Pernyataan ketepatan waktu 4 0,535 0,835 Valid
Sumber: Output SPSS R.23
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
153
Tabel 5. Hasil Uji Reliabiltas Kusioner Variabel Prestasi Kerja
dan Pelatihan Karyawan
2. Uji Asumsi Klasik
No. Item Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
1 Pernyataan metode pelatihan 1 0,366 0,878 Valid
2 Pernyataan metode pelatihan 2 0,500 0,871 Valid
3 Pernyataan metode pelatihan 3 0,524 0,870 Valid
4 Pernyataan instruktur pelatihan 1 0,679 0,862 Valid
5 Pernyataan instruktur pelatihan 2 0,479 0,872 Valid
6 Pernyataan instruktur pelatihan 3 0,487 0,871 Valid
7 Pernyataan materi pelatihan 1 0,524 0,870 Valid
8 Pernyataan materi pelatihan 2 0,529 0,869 Valid
9 Pernyataan materi pelatihan 3 0,484 0,871 Valid
10 Pernyataan materi pelatihan 4 0,516 0,870 Valid
11 Pernyataan materi pelatihan 5 0,687 0,862 Valid
12 Pernyataan peserta pelatihan 1 0,502 0,871 Valid
13 Pernyataan peserta pelatihan 2 0,610 0,865 Valid
14 Pernyataan peserta pelatihan 3 0,553 0,868 Valid
15 Pernyataan peserta pelatihan 4 0,531 0,869 Valid
Sumber: Output SPSS R.23
VariabelCronbach's
Alpha
Jumlah
ItemKeterangan
Pretasi Kerja 0,847 14 Reliabel
Pelatihan Karyawan 0,877 15 Reliabel
Sumber: Output SPSS R.23
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
154
Hasil uji asumsi klasik yaitu terhadap uji asumsi normalitas residual, sebagaimana
yang tampak pada grafik P-P Plot (Grafik 1) menunjukkan bahwa pencaran titik-titik data
residual berada disekitar garis lurus melintang (diagonal) yang berarti resdual mengikuti
fungsi distribusi normal. Uji asumsi tidak adanya masalah heteroskedastisitas pada residual
tampak pada grafik Scatterplot (Grafik 2) yang menunjukkan titil-titik data tidak
membentuk suatu pola tertentu yang mengindikasikan tidak adanya masalah
heteroskedastisitas pada residual. Selanjutnya, uji asumsi tidak adanya masalah
autokorelasi pada residualditunjukkan dengan besaran angka hitung DW (Durbin Watson)
sebesar 1,979 yang tampak dalam tabel 6. Dengan T = 46, k = 2, diperoleh dL = 1,481 dan
dU = 1,569 diperoleh perbandingan DW > dU yang berarti tidak terdapat autokorelasi
positif dan 4 – DW > dU yang berarti tidak terdapat autokorelasi negatif.
Grafik 1. Normal P-P Plot Standar Residual Regresi
Variabel Dependen: Prestasi Kerja
Sumber: Output SPSS R.23
Grafik 2. Scatterplot, Variabel Dependen: Prestasi Kerja
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
155
Sumber: Output SPSS R.23
Dengan terpenuhinya asumsi klasik regresi linear sederhana ini maka rumus regresi
yang dikemukan telah dapat memenuhi sifat BLUE.
Selanjutanya hasil analisis regresi linear sederhana menggunakan SPSS R.23
adalah terangkum dalam tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dijelaskan temuan analisis regresi sebagai berikut:
a. Diperoleh formulasi regresi, yaitu:
Item Koefisien t Sig.
R 0,939
R Square (R2) 0,881
Konstanta (Constant) 10,211 4,320 0,000
Pelatihan Karyawan 0,736 18,087 0,000
Durbin-Watson 1,979
Sumber: Output SPSS R.23
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
156
𝑌𝑖 = 10,211 + 0,736𝑋𝑖 + 𝜀𝑖
atau
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 10,211 + 0,736 × 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛
Dari rumus tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika skor pelatihan karyawan 15
(sangat tidak baik) maka skor prestasi karyawan 21,25 yang berarti prestasi karyawan
pada kategori sangat tidak baik pula. Sebaliknya jika skor pelatihan karyawan 75
(sangat baik) maka skor prestasi karyawan 65,41 yang berarti prestasi karyawan pada
kategori sangat baik.
b. Koefisien korelasi (R) diperoleh angka 0,939 (93,9%) yang berarti keeratan hubungan
antara variabel prestasi kerja dan variabel pelatihan karyawan pada kategori sangat kuat.
c. Koefisien determinasi (R2) diperoleh angka 0,881 (88,1%) yang berarti 88,1%
keragaman (variasi) variabel prestasi kerjadapat dijelaskan oleh variabel pelatihan
karyawan, sedangkan 11,9% disebabkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
d. Uji signifikansi pengaruh variabel pelatihan karyawan terhadap variabel prestasi kerja
ditunjukkan dengan t-hitung untuk konstanta sebesar 4,321 dan koefisien variabel
pelatihan karyawan sebesar 18,087 yang keduanya menunjukkan angka lebih besar dari
t-tabel (2,015). Hal ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan menerima hipotesis
alternatif (H1) dan ini diperkuat oleh angka signifikan sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan karyawan secara signifikan dan
positif mempengaruhi variabel prestasi kerja karyawan di Bank Pundi Cabang
Palembang.
Temuan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas yang sekaligus pembuktian
atas hipotesis penelitian ini, telah memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya seperti
yang dikemukan oleh Yerri Suryoadi (2012) bahwa pelatihan karyawan berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan (prestasi karyawan). Keberadaan
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
157
pelatihan bagi karyawan Bank Pundi Cabang Palembang sangat bermanfaat bagi
peningkatan prestasi karyawan Bank Pundi Cabang Palembang itu sendiri. Dalam kaitan
itu, Simamora (2004:278) menyatakan bahwa salah satu manfaat adanya pelatihan bagi
karyawan suatu organisasi adalah dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
karyawan. Oleh karena kuantitas dan kualitas karyawan merupakan bagian dari tolok ukur
prestasi kerja maka peningkatan kuantitas dan kualitas karyawan berarti peningkatan pada
prestasi karyawan. Dengan demikian kebutuhan akan pelatihan bagi karyawan harus
dikaitkan pada peningkatan prestasi karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi
atau perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu, SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta 1995
Yamin, Sofyan, & Kurniawan, Heri. SPSS Compelete; Teknik Analisis Statistik Terlengkap
dengan Software SPSS. Salemba Infotek, Jakarta 2014.
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung2004
Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. KencanaPrenada Media Group, Jakarta
2009
Suryoadi, Yerri. Pengaruh Pelatihan dan Kepuasan Kompesasi terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang. FEB UNDIP,
Semarang 2012.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung2006.
Wijono, Sutarto. Psikologi Industri dan Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2010.
Zulganef. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5.
Pustaka, Bandung 2006
JEMASI Vol.12 No.2, Jul-Des 2016
158