VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen...
Transcript of VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen...
2 VI 2018 509-518
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA
REDAKTUR / KETUA EDITOR
I Made Mudita, S.Pt., MP
EDITOR
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS
Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi
Eny Puspani, SPt., MSi
I Wayan Wirawan, SPt., MP Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi
Dr. Ir. Tjokorda Gde Belawa Yadnya, MS
Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi
Ir. Ni Putu Sarini, MSc Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM
I Wayan Sukanata, SPt., MSi
ALAMAT REDAKSI:
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1
Telp. 0361- 222096 / 235231
Email: [email protected]
Email: [email protected]
www.ojs.unud.ac.id Lihat semua terbitan
Vol. 6 No. 2 (2018): Mei - Agustus 2018
Diterbitkan: 2018-05-21
Artikel
KECERNAAN NUTRIEN DARI AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM ISO ENERGI
DENGAN TINGKAT PROTEIN BERBEDA
Sugiarta I M. P., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 198-207
o 1. Artikel eJPT 6 (2)__Pande Sugiarta et al.pdf
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) MELALUI
AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30
MINGGU
Putri S. H., I M. Suasta, I G. N. G. Bidura 208-221
o 2. artikel eJPT 6 (2)_Shintia Putri et al. pdf
RESPON RUMPUT LOKAL PADA PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA
Rifais A., A. A. A. S. Trisnadewi, I W. Wirawan 222-236
o 3. artikel eJPT Ahmad Rifais et al
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr)
MELALUI AIR MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMANN BROWN
UMUR 22 – 30 MINGGU
Vicky A. R., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura 237-252
o 4. artikel eJPT Vicky Aditya Ramadhan et al
PENGARUH SUPLEMENTASI CAMPURAN LISIN, METIONIN DAN KOLIN DALAM RANSUM
TERHADAP PENAMPILAN BABI BALI JANTAN
Sulastri N. N., I K. Sumadi, I P. A. Astawa 253-263
o 5. artikel eJPT Sulastri et al
ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN BABI DI PETERNAKAN BAPAK I MADE
SUKARATA, DESA PADANGSAMBIAN KAJA, DENPASAR
Gunawa I D. P. W., I M. Mudita, I W. Sukanata 264-270
o 6. artikel eJPT_Dewa Widyatmaka Gunawa et al
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR(Moringa oleifera) MELALUI AIR MINUM
TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU
Luki Ananta I M. D., I M. Suasta, A. A. P. P. Wibawa 271-282
o 7. artikel eJPT_I Made Dwi Luki Ananta et al
SUBSTITUSI PUPUK UREA DENGAN PUPUK BIO-SLURRY SAPI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Stenotaphrum secundatum
Sri Wahyuni S. S., I K. M. Budiasa, I W. Suarna 283-297
o 8. Artikel eJPT 6(2)_Sri Wahyuni et al.
DIMENSI TUBUH BABI BALI JANTAN YANG DIBERIKAN RANSUM DENGAN
SUPLEMENTASI LISIN, METIONIN, DAN KOLIN
Yuliyanti N. N., I K. Sumadi, I M. Suasta 298-308
o 9. artikel eJPT 6(2)_Yuliyanti et al.
EXTERNAL OFFAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI RANSUM
DENGAN SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI
Prasetia D. M. R., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati 309-317
o 10. artikel eJPT 6(2)_Rama Prasetia et al
KECERNAAN NUTRIEN PADA SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM TERFERMENTASI
INOKULAN BAKTERI LIGNOSELULOLITIK KOLON SAPI DAN SAMPAH ORGANIK
Sobari M., I M. Mudita, I G. L. O. Cakra 318-334
o 11. artikel eJPT 6(2)_Minan Sobari et al.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) MELALUI
AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30
MINGGU
Widoretno H. H., I. A. P. Utami, I G. N. G. Bidura 335-349
o 12. artikel eJPT 6(2)_Widoretno et al.
EDIBLE OFFAL AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL DENGAN
TAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO
Novandy S. S. I G., I N. T. Ariana, I W. Wijana 350-359
o 13. artikel eJPT 6(2)_Novandy et al.
PENGARUH DAUN PEPAYA TERFERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK
ORGANOLEPTIK DAGING ITIK BALI BETINA UMUR 10 MINGG
Pangestu A. T., N. W. Siti, N. M. Sukmawati 360-371
o 14. artikel eJPT 6(2)_Ahmad Teguh et al
PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN EKSTRAK AIR BAWANG PUTIH (Allium sativum)
MELALUI AIR MINUM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK DAN KOLESTEROL
KUNING TELUR AYAM LOHMANN BROWN
Astiari N. M. R., I G. N. G. Bidura, D. A. Warmadewi 372-386
o 15. artikel eJPT 6(2)_Risna Astiari et al.
PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM TERHADAP
PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU
Wedana I G. R., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 387-399
o 16. Artikel eJPT 6(2)_Risky Wedana et al
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KELOR (Moringa Oleifera) MELALUI AIR
MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMAN BROWN UMUR 22-30
MINGGU
Atmaja I G. A. R., I G. N. G. Bidura, D. A. Warmadewi 400-411
o 17. Artikel eJPT 6(2)_Atmaja et al
POTONGAN KARKAS KOMERSIAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI
RANSUM MENGANDUNG TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI
Astika I P. E., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati 412-424
o 18. Artikel eJPT 6(2)_Astika et al
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Paspalum notatum cv. Competidor PADA
BERBAGAI KOMBINASI LEVEL PUPUK N, P, DAN Ca
Stephanie B. M. M, I. B. G. Partama, I W. Wirawan 425-439
o 19. Artikel eJPT 6(2)_Stephanie et al
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK SACCHAROMYCES Spp. Gb-7 DAN Gb-9 DALAM
RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU
Sujana I K., D. P. M. A. Candrawati, I G. N. G. Bidura 440-449
o 20. Artikel eJPT 6(2)_Sujana et al.
Cover-Bagian Depan eJPT 6(2) 2018
Redaksi eJPT 6(2)
i-iv
o cover-Bagian Depan eJPT 6(2) 2018
Panduan Bagi Penulis
Redaksi eJPT 6(2)
-
o Panduan Bagi Penulis.pdf
Managemen Pakan Pada Peternakan Babi Pembibitan milik Bapak I Made Sukarata di Br. Batu Paras,
Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
Sulastri N.N, I M. Mudita, I W. Sukanata 450-457
o 21. Artikel eJPT 6(2)_Sulastri et al.PKM
MANAJEMEN PAKAN AYAM ARAB PETELUR DI UD. DARMA PURI FARM DESA TANGKAS,
KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG
Manubawa I K. V., I M. Mudita, N. G. K. Roni 458-461
o 22. Artikel eJPT 6(2)_Manubawa et al-PKM. pdf
KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN SELAMA 14 HARI PADA BERBAGAI
BAHAN TEMPAT PENYIMPANAN TELUR
Ulfa M., I K. A. Wiyana, M. Wirapartha 462-476
o 23. Artikel eJPT 6(2)_Mildiniah Ulfa et al
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) MELALUI AIR MINUM
TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU
Hasanah N., I G. N. G. Bidura, E. Puspani 477-488
o 24. Artikel eJPT 6(2)_Nur Hasanah et al
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM
TERHADAP KADAR PROTEIN, LEMAK, KOLESTEROL DAN WARNA KUNING TELUR
AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU
Dananjaya I. B. P. O., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 489-500
o 25. artikel eJPT 6(2)_Ida Bagus Pradipta Dananjaya et al
PENGARUH LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BABI DI UPT BIBD PROVINSI
BALI
Simarmata Y. N. S., N. L. G. Sumardani, N. M. ArtiningsihRasna 501-508
o 26. artikel eJPT 6(2)_YENI NOPITA SARAGIH SIMARMATA et al
KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG DIHASILKAN DI UNIT
PELAYANAN TEKNIS BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI
Ashari ., I N. Ardika, N. P. Sarini 509-518
o 27. artikel eJPT 6(2)_Ashari et al.
KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN PADA KOTAK KAYU, KOTAK KAWAT
DAN EGG TRAY KARTON SELAMA 7 HARI
Fransiska N. R., M. Wirapartha, G. A. M. K. Dewi 519-528
o 28. artikel eJPT 6(2)_Fransiska Rugut et al
eJurnal Peternakan Tropika
PS. Peternakan Universitas Udayana, Denpasar- Bali
Email. [email protected]
eeee----JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science
eeee----journal journal journal journal
FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD
KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG
DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI
INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI
PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana
e-mail: [email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk
yang dihasilkan di Unit Pelayanan Teknis Balai
diteliti dari 10 ekor pejantan sapi bali
Variabel yang diamati adal
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan
diulang tiga kali. Studi tersebut menunjukkan bahwa t
dari semua parameter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedi
Konsentrasi sperma dari semua sapi jantan berkisar
spermatozoa/ml. Sedangkan motilitas sperma antara 41,67
sperma, berkisar antara 21,
dihasilkan dari sapi jantan
dalam kondisi baik dan dapat digunakan untuk i
Kata Kunci : semen beku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa
BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED
AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION
This study aims to compare
Technical Service Unit of Artificial Insemin
frozen semen from 10 bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,
concentration and percentage of sperm live were observed
Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times
study showe that there was no signiticant
bulls rised at the center.
59.38x106 spermatozoa/ml. W
percentage live sperm, ranged between 21,05 to 32,50
frozen semen produced from the bulls rised
Insemination Center is in good condition and can be used for insemination
Keywords: frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa
Submitted Date: Frebruary 1, 201Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita &
JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
509
KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG
DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI
INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI
Ashari, I N. Ardika dan N. P. Sarini
Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. P.B Sudirman, Denpasar
[email protected] Telepon. +6285829332342
A BSTRAK
ini bertujuan untuk membandingan pejantan melalui
di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah
pejantan sapi bali yang digunakan sebagai sumber sperma
yang diamati adalah motilitas, konsentrasi dan persentase sperma. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan
diulang tiga kali. Studi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
meter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedi
Konsentrasi sperma dari semua sapi jantan berkisar antara 41,25
edangkan motilitas sperma antara 41,67% - 46,67% d
,05 – 32,50 %. Dapat disimpulkan bahwa semua semen b
yang tersedia di Unit Pelayanan Teknis Pusat Inseminasi Baturiti
baik dan dapat digunakan untuk inseminasi.
eku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa
BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED
AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION
UNIT BATURITI REGION
ABSTRACT
y aims to compare males through the quality of frozen semen produced in the
Technical Service Unit of Artificial Insemination Center of Baturiti Region.
bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,
percentage of sperm live were observed. The design used in this study was
Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times
e was no signiticant difference (P>0.05) to all parameters observed
. Sperm concentration of all bulls ranged between 41.25x10
spermatozoa/ml. While sperm motility between 41.67% to 46.67% a
live sperm, ranged between 21,05 to 32,50 %. It can be concluded that all the
roduced from the bulls rised at the Technical Services Unit of the Baturiti
Insemination Center is in good condition and can be used for insemination
frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa
2018 Accepted Date: : I M. Mudita & A. A. P. Putra Wibawa
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika
Universitas Universitas Universitas Universitas
UdayanaUdayanaUdayanaUdayana
KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG
DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI
INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI
Sudirman, Denpasar.
85829332342
bandingan pejantan melalui kualitas semen beku
Daerah Baturiti, yang
yang digunakan sebagai sumber sperma di unit tersebut.
ah motilitas, konsentrasi dan persentase sperma. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan
idak ada perbedaan yang nyata (P>0,05)
meter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedia.
antara 41,25x106
- 59,38x106
% dan persentase hidup
. Dapat disimpulkan bahwa semua semen beku yang
yang tersedia di Unit Pelayanan Teknis Pusat Inseminasi Baturiti
eku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa
BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED
AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION
males through the quality of frozen semen produced in the
ation Center of Baturiti Region. This study used
bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,
The design used in this study was
Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times. The
ll parameters observed of
between 41.25x106 to
tility between 41.67% to 46.67% and the
It can be concluded that all the
at the Technical Services Unit of the Baturiti
Insemination Center is in good condition and can be used for insemination.
frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa
Accepted Date: August 27, 2018
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 510
PENDAHULUAN
Seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan
akan protein semakin meningkat salah satunya protein hewani dimana dalam hal ini yang
bersumber dari sapi bali. Sudah diketahui bahwa populasi sapi bali di Bali setiap tahunnya
terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 populasinya sebesar 553.582 ekor, menurun
sebanyak 9.940 ekor (2%) dari tahun 2014 (Badan Pusat Statistika, 2016).
Dikatakan salah satu penyebab penurunan tersebut adalah terpotongnya sapi yang
masih produktif disamping sapi potong yang tetapi juga sapi produktif secara terus menerus.
Hal ini tentunya perlu kerjasama semua pihak atau stake holder untuk mencegah terjadinya
hal tersebut dan juga harus ada upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi yang ada
di Bali. Salah satu upaya adalah dengan menerapkan teknologi inseminasi buatan secara
masipe dengan teknologi ini seekor pejantan unggul diharapkan dapat membuahi betina
produktif sebanyak-banyaknya sehingga selain dapat meningkatkan populasi sekaligus dapat
meningkatkan produktivitas dari populasi sapi bali.
Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen
beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak keterbatasan anatara
lain jumlah betina yang diinseminasi terbatas, jarak tempuh untuk inseminasi juga terbatas
karena semen cair tidak tahan lama. Oleh karena itu dikembangkanlah inseminasi buatan
dengan menggunakan semen beku.
Semen beku merupakan semen yang berasal dari pejantan unggul, sehat, bebas dari
penyakit hewan menular yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi
semen beku dan disimpan didalam rendaman nitrogen cair pada suhu -196oC dalam container
kriogenik (SNI, 2008). Semen itu terdiri dari spermatozoa dan plasma semen yang berfungsi
untuk media hidup spermatozoa, semen beku dibuat dengan beberapa jenis pengencer baik
yang biologis maupun kimiawi. Penggunaan semen beku dengan teknologi inseminasi buatan
sangat menguntungkan karena mengingat satu satu ejakulat dari sapi jantan dapat diproduksi
menjadi ribuan semen beku dan dapat menjangkau jarak yang jauh bahkan seluruh Indonesia,
asalkan ditangani oleh inseminator yang berpengalaman. Unit Pelayanan Teknis Balai
Inseminasi Buatan Daerah Baturiti berdiri sejak tahun 2000 dengan diawali 12 ekor pejantan.
Pejantan-pejantan tersebut merupakan pejantan sapi bali pilihan yang terbaik dari seluruh bali
dan Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah yang ada di Bali.
Tahun 2017 pejantan sapi bali ada 10 ekor yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai
Inseminasi Buatan Daerah Baturiti dengan kisaran umur 3 sampai 8 tahun (Setyani, 2017)
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 511
membandingkan pejantan yang ada tersebut dengan melihat kualitas semen segarnya dan hasil
yang diperoleh, pejantan dengan volume semen terbaik yaitu berumur 3 sampai 8 tahun,
konsentrasi spermatozoa terbaik berumur 3 sampai 7 tahun, motilitas spermatozoa terbaik
berumur 4 sampai 7 tahun dengan kisaran bobot badan 512 sampai 683 kg. Mengingat
penggunanan inseminasi buatan dengan menggunakan semen beku sudah diterima secara luas
diBali maka penelitian Setyani perlu dilanjutkan untuk membandingkan pejantan-pejantan
sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti melalui
kualitas semen beku yang dihasilkan.
MATERI DAN METODE
Materi
Tempat dan lama penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi
Buatan Daerah Baturiti, Jalan Raya Bedugul, Desa Baturuti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan. Penelitian berlangsung selama tiga minggu mulai dari tanggal 9 - 29 Juli 2017.
Bahan yang digunakan
a. Semen beku yang digunakan adalah 30 straw semen beku dengan waktu simpan dua
minggu yang berasal dari sepuluh ekor pejantan yang ada di Unit Pelayanan Teknis
Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti dan diulang sebanyak tiga kali.
b. Pewarna eosin
Alat yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Waterbath (penangas air) digunakan untuk men-thawing semen beku
b. Komputer (aplikasi sperm vision analyzer) untuk menganalisis sperma
c. Mikroskop (terhubung dengan computer) untuk mengamati spermatozoa
d. Kontainer digunakan untuk menyimpan semen beku dengan jangka waktu tertentu
e. Nitrogen cair untuk merendam semen beku pada saat masih di dalam kontainer
f. Pinset untuk menganbil semen beku dari dalam kontainer dan pada saat thawing
g. Kapas/tisu untuk mengeringkan semen beku setelah proses thawing selesai
h. Gunting untuk memotong straw pada bagian kedua ujung agar semen beku bisa
keluar/dituang
i. Tabung eppendorf digunakan untuk wadah semen beku yang dituang dari straw
j. Pipet tetes untuk mengambil spermatozoa yang akan diteteskan pada gelas objek
k. Gelas objek untuk menaruh media yang akan diamati dibawah mikroskop
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 512
l. Pewarna eosin digunakan untuk pewarnaan pada semen untuk melihat spermatozoa
hidup dan mati.
Metode
Pengambilan semen beku
Semen beku diambil menggunakan pinset dari masing-masing kontainer yang sudah
berisi identitas setiap pejantan sapi bali yang ada, semen beku diambil secara acak dari dalam
kontainer, setiap satu kontainer diambil tiga straw yang berbeda, setelah itu straw siap untuk
di thawing dan dianalisis.
Thawing
Thawing yaitu proses pencairan kembali semen beku sebelum dipakai inseminasi
buatan. Proses thawing di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti
menggunakan air hangat dengan suhu 36-37oC dengan selang waktu selama 30-40 detik.
Straw diambil dari dalam wadah kotak terbuat dari gabus yang berisi nitrogen cair (yang
sebelumnya sudah dipindah dari kontainer ke steoropom boks) menggunakan pinset kemudian
celupkan kedalam air hangat 37oC lalu hitung dengan menggunakan timer selama 30 detik,
setelah 30 detik angkat straw menggunakan pinset lalu keringkan menggunakan kapas/tisu
lalu potong kedua ujung straw menggunakan gunting dengan tujuan untuk mengeluarkan
semen dari dalam straw kemudian tuang semen ke dalam tabung eppendorf. Semen diambil
menggunakan pipet tetes kemudian diteteskan ke gelas objek dan ditutup dengan cover glass
dan diletakkan dibawah mikroskop untuk diamati/dianalisis.
Pewarnaan
Tujuan pewarnaan spermatozoa yaitu untuk melihat spermatozoa hidup dan mati,
spermatozoa hidup tidak menyerap warna sedangkan spermatozoa mati akan menyerap warna.
Dalam proses pewarnaan di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti
menggunakan pewarna eosin dengan perbandingan 1:4 dengan selang waktu selama 10-15
detik. Tiga gelas objek yang bersih diambil dan bebas dari lemak kemudian larutan eosin
diteteskan dan dicampur dengan sedikit semen beku dengan perbandingan 1:4. Kemudian
dihomogenkan dengan cepat lalu gelas objek kedua diambil dan disinggungkan ujungnya
pada campuran tadi kemudian buat preparat ulas pada gelas objek ketiga lalu gelas objek di
keringkan dengan waktu 10-15 detik dan diamati dibawah mikroskop dengan lapang sudut
pandang.
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 513
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan perlakuan terdiri atas sepuluh semen beku dalam bentuk straw dari
semua ternak pejantan sapi bali yang berbeda yang ada di Unit Pelayan Teknis Balai
Inseminasi Buatan Daerah Baturiti, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Variabel yang diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu:
a. Konsentrasi spermatozoa
b. Molitilas spermatozoa
c. Persentase spermatozoa Hidup
d. Perangkingan
Nilai yang diperoleh dari hasil pengamatan, kemudian dilakukan perangkingan dengan
mengurut nilai pengamatan dari yang terbesar ke yang terendah sehingga dapat ditentukan
pejantan yang mempunyai nilai parameter yang tertinggi.
Analisis statistik
Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam, jika terdapat perbedaan
yang nyata antar perlakuan (P>0,05), maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan
(Steel dan Torrie, 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi spermatozoa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi semen beku dari sepuluh pejantan
sapi bali di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses
thawing menunjukkan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 41,25x106
-
59,38x106
spermatozoa/ml (Tabel 1). Secara kuantitatif konsentrasi spermatozoa tertinggi
ditemukan pada semen beku dari ternak pejantan sapi bali Bladar yaitu 59,38x106
spermatozoa/ml yaitu 43,95% lebih tinggi dibandingkan dengan pejantan Busanta dan 6,36%
besar dibandingkan dengan pejantan Buwana. Konsentrasi spermatozoa setelah thawing
pejantan busanta 26,11% lebih rendah (P>0,05) dibandingkan pejantan Buwana sedangkan
pejantan Tamara, Berani dan Arikuta masing-masing 20,22%, 19,80% dan 20,19% lebih
tinggi (P>0,05) dibandingkan pejantan Busanta. Konsentrasi spermatozoa setelah thawing
pejantan Bulbakanta dan Bugamanta masing-masing yaitu 8,42% dan 13,44% lebih rendah
(P>0,05) dibandingkan pejantan Bladar sedangkan pejantan Bangtidar 6,11% lebih tinggi
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 514
(P>0,05) dibandingkan pejantan Bangkardi, namun secara statistik konsentrasi spermatozoa
semua pejantan berbeda tidak nyata (P>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas semen beku pejantan
sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti yang
berkisar pada konsentrasi spermatozoa 41,25x106 sampai 59,38x10
6 spermatozoa/ml telah
sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No:
07/Permentan/OT.140/1/2008 yang mengatur bahwa semen beku tersebut harus berasal dari
ternak unggul yang terseleksi, bebas dari penyakit menular khususnya penyakit reproduksi,
dikemas dalam straw berukuran 0,25 ml, konsentrasi sperma ±25 juta/straw. Susilawati,
(2013); Garner and Hafez, (2000) bahwa konsentrasi semen sapi bervariasi dari 1000 sampai
1800 juta spermatozoa per mililiter atau 800 sampai 2000 juta spermatozoa per mililiter.
Tabel 1. Konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa masing-masing pejantan sapi bali
yang ada di UPT BIBD Baturiti.
Perlakuan
Variabel
Konsentrasi
(x106sel/ml)
Motilitas (%) Sperma hidup (%)
Buwana 55,83a
41,67a
26,25a
Busanta 41,25a
45,00a
21,05a
Tamara 49,59a
43,33a
24,59a
Brani 49,42a
45,00a
23,54a
Arikuta 49,58a
45,00a
24,38a
Bangkardi 44,17a
41,67a
22,30a
Bangtidar 46,87a
46,67a
22,92a
Bulbakanta 54,38a
43,33a
32,50a
Bladar 59,38a
45,00a
28,33a
Bugamanta 51,46a
41,67a
25,00a
SEM2)
5,88
2,42
3,15 Keterangan :
1) Pejantan-pejantan sapi bali yang semen bekunya di thawing
2) SEM : “Standar Error of the Treatment Means”
3) Nilai dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata (P>0,05).
Motilitas spermatozoa
Motilitas semen beku dari sepuluh pejantan sapi bali di Unit Pelayanan Teknis Balai
Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses thawing menunjukkan hasil berbeda tidak
nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 41,67%-46,67%. Secara kuantitatif motilitas spermatozoa
tertinggi ditemukan pada semen beku dari ternak pejantan sapi bali Bangtidar yaitu 46,67%
yaitu 3,71% lebih tinggi dibandingkan dengan pejantan Arikuta, Brani, Busanta dan Bladar.
Motilitas spermatozoa dari Arikuta, Brani, Busanta dan Bladar 2,00% lebih tinggi secara
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 515
kuantitatif dibandingkan Bangkardi, Buwana dan Bugamanta. Motilitas spermatozoa pejantan
Bulbakanta dan Tamara yaitu 3,71% lebih rendah (P>0,05) dibandingkan Busanta, Brani,
Arikuta dan Bladar, namun secara statistik semuanya berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 1).
Motilitas merupakan gerakan individual progresif ke depan yang dinilai segera setelah
penampungan dan dapat dijadikan sebagai ukuran kemampuan membuahi. Motilitas semen
beku dari semua ternak pejantan sapi bali di dapatkan motilitas 41,67% sampai 46,67%
menunjukkan bahwa motilitas semen beku sesuai standar dengan nilai sedang yaitu 40%
sampai 50% (Feradis, 2010). Hal ini sesuai dengan Toelihere (1993) besaran persentase
motilitas individu sapi yang normal (fertile) mempunyai motilitas individu 40% sampai 75%
spermatozoa yang aktif progresif. Motilitas spermatozoa dibawah 40% menunjukkan nilai
semen yang kurang baik dan berhubungan dengan infertilitas. Selain itu faktor lain yang
memepengaruhi motilitas semen beku yaitu mulai dari proses pengolahan, penyimpanan
dalam kontainer, dan distribusi semen beku itu sendiri.
Persentase spermatozoa hidup
Persentase spermatozoa hidup semen beku dari sepuluh pejantan sapi bali di Unit
Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses thawing
menunjukkan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 21,05-32,50% (Tabel 1).
Secara kuantitatif persentase spermatozoa hidup tertinggi ditemukan pada semen beku dari
ternak pejantan sapi bali Bulbakanta yaitu 32,50% lebih tinggi 14,72% dibandingkan dengan
pejantan Bladar. Sedangkan pejantan Bladar lebih tinggi (P>0,05) dibandingkan pejantan
Buwana dan Bugamanta yaitu 7,92% dan 13,32%. Pejantan Tamara dan Arikuta lebih tinggi
(P>0,05) masing-masing 16,82% dan 15,82% dibandingkan dengan pejantan Busanta.
Pejantan Busanta lebih rendah dibandingkan dengan pejantan Brani yaitu 11,83%.
Sedangkang pejantan Bangtidar dan Bangkardi lebih tinggi masing-masing yaitu 8,88% dan
5,94% dibandingkan dengan pejantan Busanta. Pejantan Bulbakanta yaitu 54,39% lebih tinggi
dibandingkan pejantan Busanta, namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).
Persentase hidup semen beku dari semua pejantan-pejantan sapi bali di dapatkan
persentase spermatozoa hidup 21,05% sampai 32,50%. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Lessard et al,. 2000) penurunan kualitas semen beku sangat tinggi sekitar 50% spermatozoa
akan mati selama pembekuan dan spermatozoa yang bertahan hidup umumnya mempunyai
fertilitas yang rendah.
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 516
Perangkingan
Berdasarkan hasil perangkingan yang telah dilakukan terhadap ternak pejantan sapi
bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti berdasarkan
variabel yang ditentukan yaitu konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa sebagai
berikut:
Tabel 2 Perangkingan pejantan sapi bali di UPT BIBD Baturiti berdasarkan variabel
konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa
No Pejantan
Rangking
Total Rangking
total Konsentrasi Motilitas Sperma
hidup
1 Buwana 2 4 3 9 7
2 Busanta 10 2 10 22 1
3 Tamara 5 3 5 13 4
4 Brani 7 2 7 16 3
5 Arikuta 6 2 6 14 5
6 Bangkardi 9 4 9 22 1
7 Bangtidar 8 1 8 17 2
8 Bulbakanta 3 3 1 7 8
9 Bladar 1 2 2 5 9
10 Bugamanta 4 4 4 12 6 Keterangan :
1) Rangking 1 sampai 10
2) Perangkingan berdasarkan variabel konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa
Berdasarkan hasil perangkingan yang dilakukan terhadap semua pejantan sapi bali
yang ada di Unit Pelayan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti didapat pejantan
sapi bali dengan rangking tertinggi (Tabel 2) adalah sapi bali Busanta dan Bangkardi dengan
total nilai 22, diikuti oleh Bangtidar, Brani, Tamara, Arikuta, Bladar, Buwana, Bulbakanta
dan Bladar. Dari hasil perangkingan dapat diketahui pejantan yang memiliki kualitas semen
terbaik dan pejantan yang harus dijadikan sumber semen terbaik. Untuk pejantan yang
memiliki kualitas semen kurang baik, sebaiknya segera diseleksi (dilakukan perbaikan
kualitas) agar semen yang nantinya untuk diproduksi berasal dari pejantan terbaik dari yang
terbaik.
Perangkingan dilakukan untuk mengetahui pejantan terbaik yang ada di Unit
Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti. Berdasarkan hasil perangkingan
yang dilakukan terhadap semua pejantan sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai
Inseminasi Buatan Daerah Baturiti apabila dilihat dari ke empat variabel (konsentrasi,
motilitas, sperma hidup) di dapatkan bahwa pejantan Busanta dan Bangkardi adalah pejantan
terbaik yang dimiliki oleh Unit Pelayanan teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti,
karena menduduki rangking pertama dengan total nilai 22 di ikuti dengan Bangtidar, Brani,
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 517
Arikuta, Tamara, Bugamanta, Buwana dan Bulbakanta, sedangkan pejantan bladar menduduki
rangkin terendah.
Berdasarkan hal ini maka pejantan Busanta dapat diprioritaskan untuk mengawini
betina yang ada dengan harapan mutu genetik keturunannya akan meningkat. Karena
pejantan yang ada di Unit pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti
diprioritaskan untuk inseminasi buatan maka semen pejantan Busanta dan Bangkardi lebih
sering digunakan untuk menginseminasi buatan betina yang ada. Prioritas kedua adalah
pejantan Bangtidar karena menduduki peringkat ke dua, namun hal ini juga disesuaikan
dengan banyaknya permintaan akan semen beku. Apalagi sekarang pemerintah sedang gencar
melaksanakan program inseminasi buatan untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali dengan
program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB). Apabila permintaan semen beku tinggi maka
semua semen pejantan yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah
Baturiti dapat digunakan, namun semen dengan rangking lebih tinggi lebih sering digunakan.
Untuk mennghindari inbreeding maka penggunaan semen pejantan terpilih tidak difokuskan
pada satu tempat namun digilir dengan rentan wantu tertentu.
Apabila Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti akan
melaksanakan program replacement atau penggantian ternak pejantan maka pejantan dengan
rangking terendah yaitu Bladar doprioritaskan untuk diseleksi. Namun hal ini disesuaikan
ketersediaan dana yang dimiliki, apabila dana memungkinkan dapat dilakukan seleksi secara
berencana dan teratur dimulai dari pejantan dengan rangking terendah. Dengan adanya
program pemuliaan yang terarah, terus menerus dan berkesinambungan diharapkan mutu
genetik sapi bali akan meningkat.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan pejantan melalui
kualitas semen beku yang dihasilkan di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah
Baturiti, relatif sama untuk setiap pejantan sapi bali dan pejanta-pejantan tersebut dalam kondisi baik
serta semen beku yang diproduksi masih layak untuk digunakan dalam inseminasi buatan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS
selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas yang diberikan, Ni Luh Gde Sumardani, S.Pt, M.Si dan Dr. Dewi Ayu
Warmadewi, S.Pt, M.Si yang telah membantu penulis dari awal penelitian sampai akhir
Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 518
penulisan serta Made Sukaryana yang telah membantu untuk menganalisis semen beku di
Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti.
DAFTAR PUSTAKA
Aboagla, E.M.E and T. Terada, 2004. Effects of suplementation of trehalosa
extender containing egg yolk with sodium dodecyl sulfate on the freezability
of goat spermatozoa. Theriogenology. 45: 513 – 520.
Badan Pusat Statistika Provinsi Bali. 2016. Statistik Populasi Ternak Sapi Bali tahun 2015.
Denpasar, Bali.
Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta Bandung.
Garner, D.L. and E. S. E. Hafez. 2000. Spermatozoa and Seminal Plasma in Reproduction in
Farm Animals Edited by Hafez E. S. E. Lippincott Williams & Wilkins. Maryland.
Lessard, C., Parent, S., Leclerc, P., Bailey, J.L., dan Sullivan, R. 2000. Cryopreservation
alters the levels of the bull sperm surface protein P25b. Jurnal Androl. 21:700-707.
Listin Handayani, Dasrul, Muslim Akmal, Cut Nila Thasmi, Hamdan, Mulyadi Adam. 2015.
Pengaruh metode pencucian spermatozoa sapi aceh terhadap motilitas, persentase hidup,
dan integritas membran plasma utuh spermatozoa. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 9 No.
2, Agustus 2015 ISSN : 0853-1943.
Putra, E.E. 2012. Performans Reproduksi Sapi Pesisir dan Sapi Bali yang di Inseminasi
Buatan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Fakultas
Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Savitri, F. K., S. Suharyati, dan Siswanto. 2014. Kualitas semen beku sapi bali dengan
penambahan berbagai dosis vitamin C pada bahan pengencer skim kuning telur. J.
Ilmiah Peternakan Terpadu Vol 2. No. 3: 30 – 36.
Setyani, P. 2017. Kuantitas dan Kualitas Spermatozoa Pejantan Sapi Bali di Unit Pelayanan
Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti. Fakultas Peternakan Universitas
Udayana. Denpasar. Bali.
SNI. 2008. Semen Beku Bagian 1: Sapi. SNI 4869.1:2008.
Susilawati, T., Suryadi, Nuryadi, Isnaini, N., dan Wahyuningsih, S. 2013. Kualitas Semen
Sapi FH dan Sapi Bali pada berbagai Umur dan Berat Badan. Laporan Penelitian.
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Toelihere, M.R. 1981. Ilmu Kemajiran pada Ternak Sapi. Penerbit ITB, Bogor.
Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.