VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen...

15
2 VI 2018 509-518

Transcript of VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen...

Page 1: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

2 VI 2018 509-518

Page 2: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Tjokorda Gde Belawa Yadnya, MS

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231

Email: [email protected]

Email: [email protected]

www.ojs.unud.ac.id Lihat semua terbitan

Page 3: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Vol. 6 No. 2 (2018): Mei - Agustus 2018

Diterbitkan: 2018-05-21

Artikel

KECERNAAN NUTRIEN DARI AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM ISO ENERGI

DENGAN TINGKAT PROTEIN BERBEDA

Sugiarta I M. P., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 198-207

o 1. Artikel eJPT 6 (2)__Pande Sugiarta et al.pdf

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) MELALUI

AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30

MINGGU

Putri S. H., I M. Suasta, I G. N. G. Bidura 208-221

o 2. artikel eJPT 6 (2)_Shintia Putri et al. pdf

RESPON RUMPUT LOKAL PADA PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

Rifais A., A. A. A. S. Trisnadewi, I W. Wirawan 222-236

o 3. artikel eJPT Ahmad Rifais et al

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr)

MELALUI AIR MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMANN BROWN

UMUR 22 – 30 MINGGU

Vicky A. R., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura 237-252

o 4. artikel eJPT Vicky Aditya Ramadhan et al

PENGARUH SUPLEMENTASI CAMPURAN LISIN, METIONIN DAN KOLIN DALAM RANSUM

TERHADAP PENAMPILAN BABI BALI JANTAN

Sulastri N. N., I K. Sumadi, I P. A. Astawa 253-263

o 5. artikel eJPT Sulastri et al

ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN BABI DI PETERNAKAN BAPAK I MADE

SUKARATA, DESA PADANGSAMBIAN KAJA, DENPASAR

Gunawa I D. P. W., I M. Mudita, I W. Sukanata 264-270

o 6. artikel eJPT_Dewa Widyatmaka Gunawa et al

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR(Moringa oleifera) MELALUI AIR MINUM

TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU

Luki Ananta I M. D., I M. Suasta, A. A. P. P. Wibawa 271-282

o 7. artikel eJPT_I Made Dwi Luki Ananta et al

SUBSTITUSI PUPUK UREA DENGAN PUPUK BIO-SLURRY SAPI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Stenotaphrum secundatum

Sri Wahyuni S. S., I K. M. Budiasa, I W. Suarna 283-297

o 8. Artikel eJPT 6(2)_Sri Wahyuni et al.

DIMENSI TUBUH BABI BALI JANTAN YANG DIBERIKAN RANSUM DENGAN

SUPLEMENTASI LISIN, METIONIN, DAN KOLIN

Yuliyanti N. N., I K. Sumadi, I M. Suasta 298-308

o 9. artikel eJPT 6(2)_Yuliyanti et al.

EXTERNAL OFFAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI RANSUM

DENGAN SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI

Prasetia D. M. R., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati 309-317

Page 4: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

o 10. artikel eJPT 6(2)_Rama Prasetia et al

KECERNAAN NUTRIEN PADA SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM TERFERMENTASI

INOKULAN BAKTERI LIGNOSELULOLITIK KOLON SAPI DAN SAMPAH ORGANIK

Sobari M., I M. Mudita, I G. L. O. Cakra 318-334

o 11. artikel eJPT 6(2)_Minan Sobari et al.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) MELALUI

AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30

MINGGU

Widoretno H. H., I. A. P. Utami, I G. N. G. Bidura 335-349

o 12. artikel eJPT 6(2)_Widoretno et al.

EDIBLE OFFAL AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL DENGAN

TAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO

Novandy S. S. I G., I N. T. Ariana, I W. Wijana 350-359

o 13. artikel eJPT 6(2)_Novandy et al.

PENGARUH DAUN PEPAYA TERFERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK

ORGANOLEPTIK DAGING ITIK BALI BETINA UMUR 10 MINGG

Pangestu A. T., N. W. Siti, N. M. Sukmawati 360-371

o 14. artikel eJPT 6(2)_Ahmad Teguh et al

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN EKSTRAK AIR BAWANG PUTIH (Allium sativum)

MELALUI AIR MINUM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK DAN KOLESTEROL

KUNING TELUR AYAM LOHMANN BROWN

Astiari N. M. R., I G. N. G. Bidura, D. A. Warmadewi 372-386

o 15. artikel eJPT 6(2)_Risna Astiari et al.

PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM TERHADAP

PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU

Wedana I G. R., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 387-399

o 16. Artikel eJPT 6(2)_Risky Wedana et al

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KELOR (Moringa Oleifera) MELALUI AIR

MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMAN BROWN UMUR 22-30

MINGGU

Atmaja I G. A. R., I G. N. G. Bidura, D. A. Warmadewi 400-411

o 17. Artikel eJPT 6(2)_Atmaja et al

POTONGAN KARKAS KOMERSIAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI

RANSUM MENGANDUNG TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI

Astika I P. E., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati 412-424

o 18. Artikel eJPT 6(2)_Astika et al

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Paspalum notatum cv. Competidor PADA

BERBAGAI KOMBINASI LEVEL PUPUK N, P, DAN Ca

Stephanie B. M. M, I. B. G. Partama, I W. Wirawan 425-439

o 19. Artikel eJPT 6(2)_Stephanie et al

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK SACCHAROMYCES Spp. Gb-7 DAN Gb-9 DALAM

RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU

Sujana I K., D. P. M. A. Candrawati, I G. N. G. Bidura 440-449

o 20. Artikel eJPT 6(2)_Sujana et al.

Cover-Bagian Depan eJPT 6(2) 2018

Redaksi eJPT 6(2)

Page 5: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

i-iv

o cover-Bagian Depan eJPT 6(2) 2018

Panduan Bagi Penulis

Redaksi eJPT 6(2)

-

o Panduan Bagi Penulis.pdf

Managemen Pakan Pada Peternakan Babi Pembibitan milik Bapak I Made Sukarata di Br. Batu Paras,

Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar

Sulastri N.N, I M. Mudita, I W. Sukanata 450-457

o 21. Artikel eJPT 6(2)_Sulastri et al.PKM

MANAJEMEN PAKAN AYAM ARAB PETELUR DI UD. DARMA PURI FARM DESA TANGKAS,

KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

Manubawa I K. V., I M. Mudita, N. G. K. Roni 458-461

o 22. Artikel eJPT 6(2)_Manubawa et al-PKM. pdf

KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN SELAMA 14 HARI PADA BERBAGAI

BAHAN TEMPAT PENYIMPANAN TELUR

Ulfa M., I K. A. Wiyana, M. Wirapartha 462-476

o 23. Artikel eJPT 6(2)_Mildiniah Ulfa et al

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) MELALUI AIR MINUM

TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU

Hasanah N., I G. N. G. Bidura, E. Puspani 477-488

o 24. Artikel eJPT 6(2)_Nur Hasanah et al

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM

TERHADAP KADAR PROTEIN, LEMAK, KOLESTEROL DAN WARNA KUNING TELUR

AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU

Dananjaya I. B. P. O., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 489-500

o 25. artikel eJPT 6(2)_Ida Bagus Pradipta Dananjaya et al

PENGARUH LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BABI DI UPT BIBD PROVINSI

BALI

Simarmata Y. N. S., N. L. G. Sumardani, N. M. ArtiningsihRasna 501-508

o 26. artikel eJPT 6(2)_YENI NOPITA SARAGIH SIMARMATA et al

KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG DIHASILKAN DI UNIT

PELAYANAN TEKNIS BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI

Ashari ., I N. Ardika, N. P. Sarini 509-518

o 27. artikel eJPT 6(2)_Ashari et al.

KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN PADA KOTAK KAYU, KOTAK KAWAT

DAN EGG TRAY KARTON SELAMA 7 HARI

Fransiska N. R., M. Wirapartha, G. A. M. K. Dewi 519-528

o 28. artikel eJPT 6(2)_Fransiska Rugut et al

eJurnal Peternakan Tropika

PS. Peternakan Universitas Udayana, Denpasar- Bali

Email. [email protected]

Page 6: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG

DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI

INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana

e-mail: [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk

yang dihasilkan di Unit Pelayanan Teknis Balai

diteliti dari 10 ekor pejantan sapi bali

Variabel yang diamati adal

digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan

diulang tiga kali. Studi tersebut menunjukkan bahwa t

dari semua parameter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedi

Konsentrasi sperma dari semua sapi jantan berkisar

spermatozoa/ml. Sedangkan motilitas sperma antara 41,67

sperma, berkisar antara 21,

dihasilkan dari sapi jantan

dalam kondisi baik dan dapat digunakan untuk i

Kata Kunci : semen beku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa

BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED

AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION

This study aims to compare

Technical Service Unit of Artificial Insemin

frozen semen from 10 bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,

concentration and percentage of sperm live were observed

Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times

study showe that there was no signiticant

bulls rised at the center.

59.38x106 spermatozoa/ml. W

percentage live sperm, ranged between 21,05 to 32,50

frozen semen produced from the bulls rised

Insemination Center is in good condition and can be used for insemination

Keywords: frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa

Submitted Date: Frebruary 1, 201Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita &

JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

509

KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG

DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI

INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI

Ashari, I N. Ardika dan N. P. Sarini

Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. P.B Sudirman, Denpasar

[email protected] Telepon. +6285829332342

A BSTRAK

ini bertujuan untuk membandingan pejantan melalui

di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah

pejantan sapi bali yang digunakan sebagai sumber sperma

yang diamati adalah motilitas, konsentrasi dan persentase sperma. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan

diulang tiga kali. Studi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

meter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedi

Konsentrasi sperma dari semua sapi jantan berkisar antara 41,25

edangkan motilitas sperma antara 41,67% - 46,67% d

,05 – 32,50 %. Dapat disimpulkan bahwa semua semen b

yang tersedia di Unit Pelayanan Teknis Pusat Inseminasi Baturiti

baik dan dapat digunakan untuk inseminasi.

eku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa

BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED

AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION

UNIT BATURITI REGION

ABSTRACT

y aims to compare males through the quality of frozen semen produced in the

Technical Service Unit of Artificial Insemination Center of Baturiti Region.

bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,

percentage of sperm live were observed. The design used in this study was

Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times

e was no signiticant difference (P>0.05) to all parameters observed

. Sperm concentration of all bulls ranged between 41.25x10

spermatozoa/ml. While sperm motility between 41.67% to 46.67% a

live sperm, ranged between 21,05 to 32,50 %. It can be concluded that all the

roduced from the bulls rised at the Technical Services Unit of the Baturiti

Insemination Center is in good condition and can be used for insemination

frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa

2018 Accepted Date: : I M. Mudita & A. A. P. Putra Wibawa

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika

Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG

DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI

INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI

Sudirman, Denpasar.

85829332342

bandingan pejantan melalui kualitas semen beku

Daerah Baturiti, yang

yang digunakan sebagai sumber sperma di unit tersebut.

ah motilitas, konsentrasi dan persentase sperma. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan

idak ada perbedaan yang nyata (P>0,05)

meter yang digunakan untuk semua jenis sapi jantan yang tersedia.

antara 41,25x106

- 59,38x106

% dan persentase hidup

. Dapat disimpulkan bahwa semua semen beku yang

yang tersedia di Unit Pelayanan Teknis Pusat Inseminasi Baturiti

eku, konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa

BULLS COMPARATION THROUGH FROZEN SEMEN PRODUCED

AT TECHNICAL SERVICES ARTIFICIAL INSEMINATION

males through the quality of frozen semen produced in the

ation Center of Baturiti Region. This study used

bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility,

The design used in this study was

Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times. The

ll parameters observed of

between 41.25x106 to

tility between 41.67% to 46.67% and the

It can be concluded that all the

at the Technical Services Unit of the Baturiti

Insemination Center is in good condition and can be used for insemination.

frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa

Accepted Date: August 27, 2018

Page 7: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 510

PENDAHULUAN

Seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan

akan protein semakin meningkat salah satunya protein hewani dimana dalam hal ini yang

bersumber dari sapi bali. Sudah diketahui bahwa populasi sapi bali di Bali setiap tahunnya

terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 populasinya sebesar 553.582 ekor, menurun

sebanyak 9.940 ekor (2%) dari tahun 2014 (Badan Pusat Statistika, 2016).

Dikatakan salah satu penyebab penurunan tersebut adalah terpotongnya sapi yang

masih produktif disamping sapi potong yang tetapi juga sapi produktif secara terus menerus.

Hal ini tentunya perlu kerjasama semua pihak atau stake holder untuk mencegah terjadinya

hal tersebut dan juga harus ada upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi yang ada

di Bali. Salah satu upaya adalah dengan menerapkan teknologi inseminasi buatan secara

masipe dengan teknologi ini seekor pejantan unggul diharapkan dapat membuahi betina

produktif sebanyak-banyaknya sehingga selain dapat meningkatkan populasi sekaligus dapat

meningkatkan produktivitas dari populasi sapi bali.

Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen

beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak keterbatasan anatara

lain jumlah betina yang diinseminasi terbatas, jarak tempuh untuk inseminasi juga terbatas

karena semen cair tidak tahan lama. Oleh karena itu dikembangkanlah inseminasi buatan

dengan menggunakan semen beku.

Semen beku merupakan semen yang berasal dari pejantan unggul, sehat, bebas dari

penyakit hewan menular yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi

semen beku dan disimpan didalam rendaman nitrogen cair pada suhu -196oC dalam container

kriogenik (SNI, 2008). Semen itu terdiri dari spermatozoa dan plasma semen yang berfungsi

untuk media hidup spermatozoa, semen beku dibuat dengan beberapa jenis pengencer baik

yang biologis maupun kimiawi. Penggunaan semen beku dengan teknologi inseminasi buatan

sangat menguntungkan karena mengingat satu satu ejakulat dari sapi jantan dapat diproduksi

menjadi ribuan semen beku dan dapat menjangkau jarak yang jauh bahkan seluruh Indonesia,

asalkan ditangani oleh inseminator yang berpengalaman. Unit Pelayanan Teknis Balai

Inseminasi Buatan Daerah Baturiti berdiri sejak tahun 2000 dengan diawali 12 ekor pejantan.

Pejantan-pejantan tersebut merupakan pejantan sapi bali pilihan yang terbaik dari seluruh bali

dan Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah yang ada di Bali.

Tahun 2017 pejantan sapi bali ada 10 ekor yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai

Inseminasi Buatan Daerah Baturiti dengan kisaran umur 3 sampai 8 tahun (Setyani, 2017)

Page 8: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 511

membandingkan pejantan yang ada tersebut dengan melihat kualitas semen segarnya dan hasil

yang diperoleh, pejantan dengan volume semen terbaik yaitu berumur 3 sampai 8 tahun,

konsentrasi spermatozoa terbaik berumur 3 sampai 7 tahun, motilitas spermatozoa terbaik

berumur 4 sampai 7 tahun dengan kisaran bobot badan 512 sampai 683 kg. Mengingat

penggunanan inseminasi buatan dengan menggunakan semen beku sudah diterima secara luas

diBali maka penelitian Setyani perlu dilanjutkan untuk membandingkan pejantan-pejantan

sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti melalui

kualitas semen beku yang dihasilkan.

MATERI DAN METODE

Materi

Tempat dan lama penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi

Buatan Daerah Baturiti, Jalan Raya Bedugul, Desa Baturuti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten

Tabanan. Penelitian berlangsung selama tiga minggu mulai dari tanggal 9 - 29 Juli 2017.

Bahan yang digunakan

a. Semen beku yang digunakan adalah 30 straw semen beku dengan waktu simpan dua

minggu yang berasal dari sepuluh ekor pejantan yang ada di Unit Pelayanan Teknis

Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti dan diulang sebanyak tiga kali.

b. Pewarna eosin

Alat yang digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Waterbath (penangas air) digunakan untuk men-thawing semen beku

b. Komputer (aplikasi sperm vision analyzer) untuk menganalisis sperma

c. Mikroskop (terhubung dengan computer) untuk mengamati spermatozoa

d. Kontainer digunakan untuk menyimpan semen beku dengan jangka waktu tertentu

e. Nitrogen cair untuk merendam semen beku pada saat masih di dalam kontainer

f. Pinset untuk menganbil semen beku dari dalam kontainer dan pada saat thawing

g. Kapas/tisu untuk mengeringkan semen beku setelah proses thawing selesai

h. Gunting untuk memotong straw pada bagian kedua ujung agar semen beku bisa

keluar/dituang

i. Tabung eppendorf digunakan untuk wadah semen beku yang dituang dari straw

j. Pipet tetes untuk mengambil spermatozoa yang akan diteteskan pada gelas objek

k. Gelas objek untuk menaruh media yang akan diamati dibawah mikroskop

Page 9: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 512

l. Pewarna eosin digunakan untuk pewarnaan pada semen untuk melihat spermatozoa

hidup dan mati.

Metode

Pengambilan semen beku

Semen beku diambil menggunakan pinset dari masing-masing kontainer yang sudah

berisi identitas setiap pejantan sapi bali yang ada, semen beku diambil secara acak dari dalam

kontainer, setiap satu kontainer diambil tiga straw yang berbeda, setelah itu straw siap untuk

di thawing dan dianalisis.

Thawing

Thawing yaitu proses pencairan kembali semen beku sebelum dipakai inseminasi

buatan. Proses thawing di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti

menggunakan air hangat dengan suhu 36-37oC dengan selang waktu selama 30-40 detik.

Straw diambil dari dalam wadah kotak terbuat dari gabus yang berisi nitrogen cair (yang

sebelumnya sudah dipindah dari kontainer ke steoropom boks) menggunakan pinset kemudian

celupkan kedalam air hangat 37oC lalu hitung dengan menggunakan timer selama 30 detik,

setelah 30 detik angkat straw menggunakan pinset lalu keringkan menggunakan kapas/tisu

lalu potong kedua ujung straw menggunakan gunting dengan tujuan untuk mengeluarkan

semen dari dalam straw kemudian tuang semen ke dalam tabung eppendorf. Semen diambil

menggunakan pipet tetes kemudian diteteskan ke gelas objek dan ditutup dengan cover glass

dan diletakkan dibawah mikroskop untuk diamati/dianalisis.

Pewarnaan

Tujuan pewarnaan spermatozoa yaitu untuk melihat spermatozoa hidup dan mati,

spermatozoa hidup tidak menyerap warna sedangkan spermatozoa mati akan menyerap warna.

Dalam proses pewarnaan di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti

menggunakan pewarna eosin dengan perbandingan 1:4 dengan selang waktu selama 10-15

detik. Tiga gelas objek yang bersih diambil dan bebas dari lemak kemudian larutan eosin

diteteskan dan dicampur dengan sedikit semen beku dengan perbandingan 1:4. Kemudian

dihomogenkan dengan cepat lalu gelas objek kedua diambil dan disinggungkan ujungnya

pada campuran tadi kemudian buat preparat ulas pada gelas objek ketiga lalu gelas objek di

keringkan dengan waktu 10-15 detik dan diamati dibawah mikroskop dengan lapang sudut

pandang.

Page 10: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 513

Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan perlakuan terdiri atas sepuluh semen beku dalam bentuk straw dari

semua ternak pejantan sapi bali yang berbeda yang ada di Unit Pelayan Teknis Balai

Inseminasi Buatan Daerah Baturiti, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu:

a. Konsentrasi spermatozoa

b. Molitilas spermatozoa

c. Persentase spermatozoa Hidup

d. Perangkingan

Nilai yang diperoleh dari hasil pengamatan, kemudian dilakukan perangkingan dengan

mengurut nilai pengamatan dari yang terbesar ke yang terendah sehingga dapat ditentukan

pejantan yang mempunyai nilai parameter yang tertinggi.

Analisis statistik

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam, jika terdapat perbedaan

yang nyata antar perlakuan (P>0,05), maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan

(Steel dan Torrie, 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi spermatozoa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi semen beku dari sepuluh pejantan

sapi bali di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses

thawing menunjukkan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 41,25x106

-

59,38x106

spermatozoa/ml (Tabel 1). Secara kuantitatif konsentrasi spermatozoa tertinggi

ditemukan pada semen beku dari ternak pejantan sapi bali Bladar yaitu 59,38x106

spermatozoa/ml yaitu 43,95% lebih tinggi dibandingkan dengan pejantan Busanta dan 6,36%

besar dibandingkan dengan pejantan Buwana. Konsentrasi spermatozoa setelah thawing

pejantan busanta 26,11% lebih rendah (P>0,05) dibandingkan pejantan Buwana sedangkan

pejantan Tamara, Berani dan Arikuta masing-masing 20,22%, 19,80% dan 20,19% lebih

tinggi (P>0,05) dibandingkan pejantan Busanta. Konsentrasi spermatozoa setelah thawing

pejantan Bulbakanta dan Bugamanta masing-masing yaitu 8,42% dan 13,44% lebih rendah

(P>0,05) dibandingkan pejantan Bladar sedangkan pejantan Bangtidar 6,11% lebih tinggi

Page 11: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 514

(P>0,05) dibandingkan pejantan Bangkardi, namun secara statistik konsentrasi spermatozoa

semua pejantan berbeda tidak nyata (P>0,05).

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas semen beku pejantan

sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti yang

berkisar pada konsentrasi spermatozoa 41,25x106 sampai 59,38x10

6 spermatozoa/ml telah

sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No:

07/Permentan/OT.140/1/2008 yang mengatur bahwa semen beku tersebut harus berasal dari

ternak unggul yang terseleksi, bebas dari penyakit menular khususnya penyakit reproduksi,

dikemas dalam straw berukuran 0,25 ml, konsentrasi sperma ±25 juta/straw. Susilawati,

(2013); Garner and Hafez, (2000) bahwa konsentrasi semen sapi bervariasi dari 1000 sampai

1800 juta spermatozoa per mililiter atau 800 sampai 2000 juta spermatozoa per mililiter.

Tabel 1. Konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa masing-masing pejantan sapi bali

yang ada di UPT BIBD Baturiti.

Perlakuan

Variabel

Konsentrasi

(x106sel/ml)

Motilitas (%) Sperma hidup (%)

Buwana 55,83a

41,67a

26,25a

Busanta 41,25a

45,00a

21,05a

Tamara 49,59a

43,33a

24,59a

Brani 49,42a

45,00a

23,54a

Arikuta 49,58a

45,00a

24,38a

Bangkardi 44,17a

41,67a

22,30a

Bangtidar 46,87a

46,67a

22,92a

Bulbakanta 54,38a

43,33a

32,50a

Bladar 59,38a

45,00a

28,33a

Bugamanta 51,46a

41,67a

25,00a

SEM2)

5,88

2,42

3,15 Keterangan :

1) Pejantan-pejantan sapi bali yang semen bekunya di thawing

2) SEM : “Standar Error of the Treatment Means”

3) Nilai dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak

nyata (P>0,05).

Motilitas spermatozoa

Motilitas semen beku dari sepuluh pejantan sapi bali di Unit Pelayanan Teknis Balai

Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses thawing menunjukkan hasil berbeda tidak

nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 41,67%-46,67%. Secara kuantitatif motilitas spermatozoa

tertinggi ditemukan pada semen beku dari ternak pejantan sapi bali Bangtidar yaitu 46,67%

yaitu 3,71% lebih tinggi dibandingkan dengan pejantan Arikuta, Brani, Busanta dan Bladar.

Motilitas spermatozoa dari Arikuta, Brani, Busanta dan Bladar 2,00% lebih tinggi secara

Page 12: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 515

kuantitatif dibandingkan Bangkardi, Buwana dan Bugamanta. Motilitas spermatozoa pejantan

Bulbakanta dan Tamara yaitu 3,71% lebih rendah (P>0,05) dibandingkan Busanta, Brani,

Arikuta dan Bladar, namun secara statistik semuanya berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 1).

Motilitas merupakan gerakan individual progresif ke depan yang dinilai segera setelah

penampungan dan dapat dijadikan sebagai ukuran kemampuan membuahi. Motilitas semen

beku dari semua ternak pejantan sapi bali di dapatkan motilitas 41,67% sampai 46,67%

menunjukkan bahwa motilitas semen beku sesuai standar dengan nilai sedang yaitu 40%

sampai 50% (Feradis, 2010). Hal ini sesuai dengan Toelihere (1993) besaran persentase

motilitas individu sapi yang normal (fertile) mempunyai motilitas individu 40% sampai 75%

spermatozoa yang aktif progresif. Motilitas spermatozoa dibawah 40% menunjukkan nilai

semen yang kurang baik dan berhubungan dengan infertilitas. Selain itu faktor lain yang

memepengaruhi motilitas semen beku yaitu mulai dari proses pengolahan, penyimpanan

dalam kontainer, dan distribusi semen beku itu sendiri.

Persentase spermatozoa hidup

Persentase spermatozoa hidup semen beku dari sepuluh pejantan sapi bali di Unit

Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti setelah proses thawing

menunjukkan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05) yaitu berkisar antara 21,05-32,50% (Tabel 1).

Secara kuantitatif persentase spermatozoa hidup tertinggi ditemukan pada semen beku dari

ternak pejantan sapi bali Bulbakanta yaitu 32,50% lebih tinggi 14,72% dibandingkan dengan

pejantan Bladar. Sedangkan pejantan Bladar lebih tinggi (P>0,05) dibandingkan pejantan

Buwana dan Bugamanta yaitu 7,92% dan 13,32%. Pejantan Tamara dan Arikuta lebih tinggi

(P>0,05) masing-masing 16,82% dan 15,82% dibandingkan dengan pejantan Busanta.

Pejantan Busanta lebih rendah dibandingkan dengan pejantan Brani yaitu 11,83%.

Sedangkang pejantan Bangtidar dan Bangkardi lebih tinggi masing-masing yaitu 8,88% dan

5,94% dibandingkan dengan pejantan Busanta. Pejantan Bulbakanta yaitu 54,39% lebih tinggi

dibandingkan pejantan Busanta, namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).

Persentase hidup semen beku dari semua pejantan-pejantan sapi bali di dapatkan

persentase spermatozoa hidup 21,05% sampai 32,50%. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Lessard et al,. 2000) penurunan kualitas semen beku sangat tinggi sekitar 50% spermatozoa

akan mati selama pembekuan dan spermatozoa yang bertahan hidup umumnya mempunyai

fertilitas yang rendah.

Page 13: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 516

Perangkingan

Berdasarkan hasil perangkingan yang telah dilakukan terhadap ternak pejantan sapi

bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti berdasarkan

variabel yang ditentukan yaitu konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa sebagai

berikut:

Tabel 2 Perangkingan pejantan sapi bali di UPT BIBD Baturiti berdasarkan variabel

konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa

No Pejantan

Rangking

Total Rangking

total Konsentrasi Motilitas Sperma

hidup

1 Buwana 2 4 3 9 7

2 Busanta 10 2 10 22 1

3 Tamara 5 3 5 13 4

4 Brani 7 2 7 16 3

5 Arikuta 6 2 6 14 5

6 Bangkardi 9 4 9 22 1

7 Bangtidar 8 1 8 17 2

8 Bulbakanta 3 3 1 7 8

9 Bladar 1 2 2 5 9

10 Bugamanta 4 4 4 12 6 Keterangan :

1) Rangking 1 sampai 10

2) Perangkingan berdasarkan variabel konsentrasi, motilitas dan persentase spermatozoa

Berdasarkan hasil perangkingan yang dilakukan terhadap semua pejantan sapi bali

yang ada di Unit Pelayan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti didapat pejantan

sapi bali dengan rangking tertinggi (Tabel 2) adalah sapi bali Busanta dan Bangkardi dengan

total nilai 22, diikuti oleh Bangtidar, Brani, Tamara, Arikuta, Bladar, Buwana, Bulbakanta

dan Bladar. Dari hasil perangkingan dapat diketahui pejantan yang memiliki kualitas semen

terbaik dan pejantan yang harus dijadikan sumber semen terbaik. Untuk pejantan yang

memiliki kualitas semen kurang baik, sebaiknya segera diseleksi (dilakukan perbaikan

kualitas) agar semen yang nantinya untuk diproduksi berasal dari pejantan terbaik dari yang

terbaik.

Perangkingan dilakukan untuk mengetahui pejantan terbaik yang ada di Unit

Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti. Berdasarkan hasil perangkingan

yang dilakukan terhadap semua pejantan sapi bali yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai

Inseminasi Buatan Daerah Baturiti apabila dilihat dari ke empat variabel (konsentrasi,

motilitas, sperma hidup) di dapatkan bahwa pejantan Busanta dan Bangkardi adalah pejantan

terbaik yang dimiliki oleh Unit Pelayanan teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti,

karena menduduki rangking pertama dengan total nilai 22 di ikuti dengan Bangtidar, Brani,

Page 14: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 517

Arikuta, Tamara, Bugamanta, Buwana dan Bulbakanta, sedangkan pejantan bladar menduduki

rangkin terendah.

Berdasarkan hal ini maka pejantan Busanta dapat diprioritaskan untuk mengawini

betina yang ada dengan harapan mutu genetik keturunannya akan meningkat. Karena

pejantan yang ada di Unit pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti

diprioritaskan untuk inseminasi buatan maka semen pejantan Busanta dan Bangkardi lebih

sering digunakan untuk menginseminasi buatan betina yang ada. Prioritas kedua adalah

pejantan Bangtidar karena menduduki peringkat ke dua, namun hal ini juga disesuaikan

dengan banyaknya permintaan akan semen beku. Apalagi sekarang pemerintah sedang gencar

melaksanakan program inseminasi buatan untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali dengan

program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB). Apabila permintaan semen beku tinggi maka

semua semen pejantan yang ada di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah

Baturiti dapat digunakan, namun semen dengan rangking lebih tinggi lebih sering digunakan.

Untuk mennghindari inbreeding maka penggunaan semen pejantan terpilih tidak difokuskan

pada satu tempat namun digilir dengan rentan wantu tertentu.

Apabila Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti akan

melaksanakan program replacement atau penggantian ternak pejantan maka pejantan dengan

rangking terendah yaitu Bladar doprioritaskan untuk diseleksi. Namun hal ini disesuaikan

ketersediaan dana yang dimiliki, apabila dana memungkinkan dapat dilakukan seleksi secara

berencana dan teratur dimulai dari pejantan dengan rangking terendah. Dengan adanya

program pemuliaan yang terarah, terus menerus dan berkesinambungan diharapkan mutu

genetik sapi bali akan meningkat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan pejantan melalui

kualitas semen beku yang dihasilkan di Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah

Baturiti, relatif sama untuk setiap pejantan sapi bali dan pejanta-pejantan tersebut dalam kondisi baik

serta semen beku yang diproduksi masih layak untuk digunakan dalam inseminasi buatan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS

selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan

dan fasilitas yang diberikan, Ni Luh Gde Sumardani, S.Pt, M.Si dan Dr. Dewi Ayu

Warmadewi, S.Pt, M.Si yang telah membantu penulis dari awal penelitian sampai akhir

Page 15: VI 2 5092018 -518 · 2019. 1. 10. · Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan semen cair maupun semen beku tentunya inseminasi buatan dengan semen cair mempunyai banyak

Ashari et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 509- 518 Page 518

penulisan serta Made Sukaryana yang telah membantu untuk menganalisis semen beku di

Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti.

DAFTAR PUSTAKA

Aboagla, E.M.E and T. Terada, 2004. Effects of suplementation of trehalosa

extender containing egg yolk with sodium dodecyl sulfate on the freezability

of goat spermatozoa. Theriogenology. 45: 513 – 520.

Badan Pusat Statistika Provinsi Bali. 2016. Statistik Populasi Ternak Sapi Bali tahun 2015.

Denpasar, Bali.

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta Bandung.

Garner, D.L. and E. S. E. Hafez. 2000. Spermatozoa and Seminal Plasma in Reproduction in

Farm Animals Edited by Hafez E. S. E. Lippincott Williams & Wilkins. Maryland.

Lessard, C., Parent, S., Leclerc, P., Bailey, J.L., dan Sullivan, R. 2000. Cryopreservation

alters the levels of the bull sperm surface protein P25b. Jurnal Androl. 21:700-707.

Listin Handayani, Dasrul, Muslim Akmal, Cut Nila Thasmi, Hamdan, Mulyadi Adam. 2015.

Pengaruh metode pencucian spermatozoa sapi aceh terhadap motilitas, persentase hidup,

dan integritas membran plasma utuh spermatozoa. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 9 No.

2, Agustus 2015 ISSN : 0853-1943.

Putra, E.E. 2012. Performans Reproduksi Sapi Pesisir dan Sapi Bali yang di Inseminasi

Buatan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Fakultas

Peternakan Universitas Andalas. Padang.

Savitri, F. K., S. Suharyati, dan Siswanto. 2014. Kualitas semen beku sapi bali dengan

penambahan berbagai dosis vitamin C pada bahan pengencer skim kuning telur. J.

Ilmiah Peternakan Terpadu Vol 2. No. 3: 30 – 36.

Setyani, P. 2017. Kuantitas dan Kualitas Spermatozoa Pejantan Sapi Bali di Unit Pelayanan

Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti. Fakultas Peternakan Universitas

Udayana. Denpasar. Bali.

SNI. 2008. Semen Beku Bagian 1: Sapi. SNI 4869.1:2008.

Susilawati, T., Suryadi, Nuryadi, Isnaini, N., dan Wahyuningsih, S. 2013. Kualitas Semen

Sapi FH dan Sapi Bali pada berbagai Umur dan Berat Badan. Laporan Penelitian.

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Toelihere, M.R. 1981. Ilmu Kemajiran pada Ternak Sapi. Penerbit ITB, Bogor.

Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.