PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

181
PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK MENDAPATKAN PESAN KERLAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) OLEH KARYAWAN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Kosentrasi Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : Juan Fajar Cahya NIM. 6662111626 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, JANUARI 2018

Transcript of PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWERUNTUK MENDAPATKAN PESAN KERLAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) OLEH KARYAWAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Ilmu Sosial Kosentrasi Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

Juan Fajar CahyaNIM. 6662111626

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, JANUARI 2018

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 3: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 4: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 5: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

v

ABSTRACT

JUAN FAJAR CAHYA. 6662111626. Use of PT Indonesia Power Suralayainternal media to obtain work safety and healt (k3) message by emoloyees.Communication Studies Program University of Sultan Ageng Tirtayasa. 2017.

This study aims to determine the extent to which the Use of PT Indonesia PowerSuralaya internal media to obtain work safety and healt (k3) message byemoloyees So there is no Work Accident.This research was conducted at PT. Indonesia Power Suralaya with Population isall employees of PT. Indonesia Power Suralaya numbered 722 people and thesample amounted to 78 people. This research started from July 2017 untilOctober 2017. The research method used is quantitative method with surveyapproach, with research instrument that is questionnaire, compiled by researcherand has been tested to measure the validity and reliability of instrument.Measurement of instrument validity using product moment correlation andpearson, while reliability test using spearman brown formula. Analysis ofresearch data used is descriptive analysis percentage of Likert scale. All dataprocessing is done with the help of SPSS for Windows program.The results of this study can be concluded that in terms of dimensions of AudienceCoverage (Audience Coverage) with a score of 100% can be concluded that PT.Indonesia Power Suralaya 100% succeeded in reaching all employees of thecompany according to the target and target desired by the company in deliveringcorporate message through Company Internal Media about worker safety andhealth to fulfill their information requirement. In terms of response of the reader(Audience Response) which amounted to 81.79% can be concluded that theresponses of respondents to the company's internal media is very effective. Interms of knowledge of the media (Communication Impact) which amounted to81.44% can be concluded that the knowledge of respondents to internal mediacompanies about the delivery of messages Safety and Work Accidents (K3) is veryeffective. In terms of the Influence of Media (Process of Influence) whichamounted to 78.85% can be concluded that the effect of the programimplementation of publishing the company's internal media to the informationneeds of respondents is good.

Keywords : Effectiveness, Internal Media, Message Submission

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

vi

ABSTRAK

JUAN FAJAR CAHYA. 6662111626. Efektivitas Media Internal DalamPenyampaian Pesan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) padaKaryawan PT. Indonesia Power Suralaya. Skripsi. Program Studi IlmuKomunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Media Internaldalam Penyampaian Pesan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Pegawai Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya Sehingga tidak terjadi KecelakaanKerja.Penelitian ini dilakukan di PT. Indonesia Power Suralaya dengan Populasi adalahseluruh karyawan PT. Indonesia Power Suralaya berjumlah 722 orang dan sampelberjumlah 78 orang. Penelitian ini dimulai dari bulan Juli 2017 sampai denganbulan Oktober 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatifdengan pendekatan survey, dengan instrument penelitian yaitu angket, yangdisusun oleh peneliti dan telah diuji cobakan untuk mengukur validitas danreabilitas instrument. Pengukuran validitas instrument menggunakan korelasiproduct moment dan pearson, sedangkan uji reabilitas menggunakan rumusspearman brown. Analisis data penelitian yang digunakan adalah analisisdeskriptif persentase skala Likert. Semua proses pengolahan data dilakukandengan bantuan program SPSS for Windows.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari segi dimensi JangkauanPembaca (Audience Coverage) dengan skor sebesar 100% dapat ditarikkesimpulan bahwa PT. Indonesia Power Suralaya 100% berhasil menjangkaukeseluruhan karyawan perusahaan sesuai target dan sasaran yang diinginkanperusahaan dalam penyampaian pesan perusahaan melalui Media InternalPerusahaan tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja karyawan untuk memenuhikebutuhan informasi mereka. Dari segi Tanggapan pembaca (Audience Response)yang sebesar 81.79% dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan respondenterhadap media internal perusahaan ini sangat efektif. Dari segi Pengetahuanterhadap media (Communication Impact) yang sebesar 81.44% dapat dirasikkesimpulan bahwa pengetahuan responden terhadap media internal perusahaantentang penyampaian pesan Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3) sangatefektif. Dari segi Pengaruh Media (Process of Influence) yang sebesar 78.85%dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh program penyelenggaraan penerbitanmedia internal perusahaan ini terhadap kebutuhan informasi responden sudahbaik.

Kata Kunci : Efektivitas, Media Internal, Penyampaian Pesan

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan rasa syukur dipanjatkan kepada Allah

SWT., karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, beserta ijin-Nya, saya dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengguna media internal PT Indonesia

Power Suralaya untuk mendapatkan pesan keselamatan dan kesehatan kerja

(k3) kepada kayawan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana S1 Ilmu Sosial Kosentrasi Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

Komunikasi.

Skripsi ini mungkin jauh dari kata sempurna. Sehingga penulis juga

mengharapkan kritik dan saran untuk memotivasi penulis dalam penyempurnaan

lebih lanjut. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan Terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd.,Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, Ketua Prodi Ilmu komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Bapak Darwis Sagita, M.I.kom, selaku dosen pembimbing I yang

mengarahkan dan memberikan masukan dalam penelitian ini.

5. Bapak Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang

mengarahkan dan memberikan masukan dalam penelitian ini.

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

viii

6. Para Dosen-Dosen Program Studi Ilmu Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik yang telah memberikan motivasi Ilmu-Ilmu selama

perkuliahan serta Bimbingannya.

7. Staff Tata Usaha Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan

pelayanan terbaiknya kepada Mahasiswa.

8. Seluruh karyawan PT. Indonesia Power Suralaya yang telah membantu proses

penelitian.

9. Kepada kedua Orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan doanya.

10. Serta rekan-rekan yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses

penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat bagi

penulis khususya dan bagi para pembaca umumnya.

Serang, November 2017

Penulis

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................ iv

ABSTRACT................................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................

1.2 Fokus Penelitian, Rumusan Masalah dan Identifikasi

Masalah ...........................................................................

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................

1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................

1

11

13

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Komunikasi ........................................................

2.1.1 Pengertian Strategi ..............................................

2.1.2 Tahapan-Tahapan Strategi ...................................

2.1.3 Pengertian Komunikasi .......................................

2.1.4 Strategi Komunikasi ............................................

2.2 Efektivitas ........................................................................

2.2.1 Teori Uses and Gratification ...............................

14

14

16

19

21

30

31

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

x

2.3 Media Internal .................................................................

2.3.1 Pengertian Media Internal ...................................

2.3.2 Media Internal dalam Penyampaian Pesan PT.

Indonesia Power ..................................................

2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..........................

2.4.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehaan Kerja (K3)

2.4.2 Strategi dan Pendekatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja .................................................

2.4.3 Kecelakaan Kerja ................................................

2.4.4 Pendekatan Pencegahan Kecelakaan Kerja .........

2.4.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja ....................................................................

2.4.6 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) ....................................

2.4.7 Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001 ...............

2.4.8 Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.5 Kerangka Berfikir ............................................................

2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................

33

33

38

47

47

49

50

52

55

55

57

59

65

68

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian...........................................................

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ..................................

3.3 Lokasi Penelitian ...........................................................

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .....................................

3.5 Variabel Penelitian .........................................................

3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................

3.7 Teknik Analisis Data ......................................................

3.8 Jadwal Penelitian ...........................................................

72

73

73

73

75

79

80

82

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................

4.1.1 Sejarah Perusahaan.............................................

4.1.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Power Suralaya ....

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power ..........

4.1.4 Media Internal Indonesia Power ........................

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................

4.2.1 Data Responden .................................................

4.2.2 Pengujian Persyaratan Statistik .........................

4.2.3 Dimensi Efektivitas Media Internal ...................

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian..........................................

83

83

84

86

87

96

96

101

104

128

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.......................................................................

5.2 Saran ................................................................................

144

145

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 147

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 149

Page 12: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian ............................................... 69

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ...................................................... 77

Tabel 3.2 Skala Likert ............................................................................ 81

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ................................................................... 82

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 96

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia................................................. 97

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Status .............................................. 98

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 99

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Lama Bekerja.................................. 100

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Tanggapan Pembaca................................ 102

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Pembaca ............................. 103

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengaruh Media....................................... 103

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 104

Tabel 4.10 Responden Aktif Secara Rutin Membuka Media Internal

Perusahaan.............................................................................. 104

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Waktu

Penerbitan Media Internal Perusahaan .................................. 105

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Menarik Tidaknya Isi

Materi dan Informasi dalam Media Internal Perusahaan ...... 107

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Bagus dan Menariknya

Desain Layout Media Internal Perusahaan............................. 109

Page 13: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

xiii

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Kelengkapan dan

Kejelasan Isi Materi Media Internal Perusahaan ................... 111

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Minat Menggali Informasi

dari Media Internal Perusahaan.............................................. 113

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Media Internal Dapat

Menjadi Sumber Informasi Handal Perusahaan .................... 115

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Kegunaan dan Kefektifan

Media Internal Perusahaan .................................................... 117

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Kecukupan Isi Media

Internal dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan

Tentang K3............................................................................. 119

Tabel 4.19 Pengetahuan Responden terhadap Informasi yang Berkaitan

dengan Kegiatan dan Aktivitas Perusahaan dalam Mengatasi

K3 ........................................................................................... 121

Tabel 4.20 Pengetahuan Responden terhadap Informasi yang Berkaitan

dengan Kebijakan Perusahaan dalam Isi Media Internal

Yang Disampaikan ................................................................. 123

Tabel 4.21 Pengetahuan Responden terhadap Media Internal dapat

Memenuhi Informasi untuk Meningkatkan Produktifitas

Kerja ....................................................................................... 125

Tabel 4.22 Pengetahuan Responden terhadap Media Internal Dapat

Memenuhi Informasi dan Keinginan Mereka untuk

Page 14: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

xiv

Menghindari Terjadinya Kecelakaan Kerja ........................... 127

Tabel 4.23 Pengetahuan Responden terhadap Kesesuaian Media

Internal Sebagai Sumber Informasi Mengenai Standarisasi

SOP......................................................................................... 129

Tabel 4.24 Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Visi dan

Misi Perusahaan Tentang K3 ................................................. 131

Tabel 4.25 Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Karyawan tentang SOP K3 .............................. 133

Tabel 4.26 Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Disiplin

Karyawan dalam Bekerja Berdasarkan Standarisasi SOP...... 135

Tabel 4.27 Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap

Terhindarnya Kecelakaan Kerja............................................. 137

Page 15: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 67

Page 16: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai

kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai ke yang

paling berat. (Suma’mur, 1995). Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang

jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat

menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban

jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan

dengannya. (Tarwaka, 2008)

Kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (Tarwaka,

2008) tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan tidak

terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan, tidak diinginkan atau

diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian

baik fisik maupun material, selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang

sekurang-kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja.

Adapun penyebab kecelakaan kerja diantaranya adalah (Tarwaka, 2008),

sebab dasar atau asal mula, sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang

mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab

dasar kecelakaan kerja di industri antara lain meliputi faktor komitmen atau

Page 17: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

2

partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya

penerapan K3 di perusahaan, manusia atau para pekerjanya sendiri, kondisi

tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja. Sebab utama dari kejadian

kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan K3 yang belum

dilaksanakan secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja

karena faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman

(Unsafe Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja

yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain Kekurangan

pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill), ketidakmampuan

untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability), ketidakfungsian tubuh

karena cacat yang tidak nampak (Biodilly defect), kelelahan dan kejenuhan

(Fatique and Boredom), sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe

attitude and Habits), kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena

prosedur kerja yang baru dan belum dipahami dan belum menguasai/belum

trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack of skill), penurunan

konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat melakukan

pekerjaan, sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja, kurang adanya

motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja, kurang adanya

kepuasan kerja (Low job satisfaction), sikap kecenderungan mencelakai diri

sendiri.

Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai

penyebab utama dan sering disalah-artikan karena selalu dituduhkan sebagai

penyebab terjadinya kecelakaan. Padahal seringkali kecelakaan terjadi karena

Page 18: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

3

kesalahan desain mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai. Faktor

lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Condition) yaitu

kondisi tidak aman dari: mesin, peralatan, pesawat, bahan; lingkungan dan

tempat kerja; proses kerja; sifat pekerjaan dan sistem kerja. Lingkungan dalam

artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor

yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu

maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan

sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu

konsentrasi

Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber

penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka

akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada

terjadinya kecelakaan kerja. Dengan demikian, penyediaan saran kerja yang

sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia, harus sudah

dilaksanakan sejak desain sistem kerja. Satu pendekatan yang Holistic

(Sederhana dan mudah dipahami secara menyeluruh), Systemic (Secara

menyeluruh pada sistem yang ada) dan Interdisiplinary (antar disiplin pada

bidang studi) harus diterapkan untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga

kecelakaan kerja dapat dicegah sedini mungkin. Kecelakaan kerja akan terjadi

apabila terdapat kesenjangan atau ketidak harmonisan interaksi antara manusia

pekerja-tugas/pekerjaan-peralatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah yang

penting dalam setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun

Page 19: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

4

modern. Khususnya pada masyarakat yang sedang beralih dari suatu kebiasaan

kepada kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan

beberapa permasalahan yang tidak ditanggulangi secara cermat dapat

membawa berbagai akibat buruk bahkan fatal. Keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,

lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan

kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh

perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko

kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan K3 tidak boleh dianggap sebagai

upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang

menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap

sebagai bentuk investasi jangka panjang.

Menurut data dari International Labour Organization (ILO) juga turut

mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia.Di

Indonesia sendiri, terdapat kasus kecelakaan yang setiap harinya dialami para

buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja dan 30% di antaranya terjadi di sektor

konstruksi. (http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id, Diunduh pada Tanggal 11

April 2017, Jam : 651).

Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi dan cenderung

meningkat setiap tahunnya. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja

perlu diupayakan untuk melindungi aset human capital dan menunjang

keunggulan kompetitif bangsa. Dalam lingkungan kerja, pekerja rentan

mengalami penyakit yang diakibatkan kebisingan, radiasi kimia-biologi,

Page 20: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

5

sampai kecelakaan dalam pekerjaan konstruksi. Terdapat empat hal yang

membuat kecelakaan kerja tinggi. Pertama, penerapan K3 di perusahaan dan

masyarakat rendah. Kedua, penerapan pemeriksaan uji K3 juga rendah.

Ketiga, kualitas dan kuantitas pegawai pengawas K3 rendah dan keempat,

tugas dan fungsi pegawai pengawas sejak otonomi daerah tidak maksimal.

(Muhammad Ashari, http://www.pikiran-rakyat.com, Diunduh Pada Tanggal

11 April 2017, Jam : 07.00).

Secara nasional, angka kecelakaan kerja konstruksi menurut BPJS

Ketenagakerjaan, selalu bertengger di angka 32 persen, bersaing ketat dengan

industri manufaktur yang juga selalu bertengger di kisaran angka 31 persen.

Merujuk data BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada

2016 (hingga November) tercatat 101.367 kejadian dengan korban meninggal

dunia 2.382 orang, sedangkan pada 2015 tercatat 110.285 dengan korban

meninggal dunia 2.375 orang. (Has, Redaksi Safetynews,

http://isafetynews.com/2017/02/01/kecelakaan-kerja-konstruksi-2017-

diprediksi-tetap-tinggi/, diunduh pada tanggal 12 Juni 2017, Jam : 08.45

WIB).

Di Provinsi Banten menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (Disnakertrans) Mashuri mengungkap bahwa terjadi peningkatan

angka kecelakaan kerja di 2016. Hal ini diukur dari menurunnya jumlah

penerima penghargaan K3 yang diterima oleh perusahaan tingkat Provinsi

Banten. Menurutnya dari jumlah perusahan yang tercatat sebanyak 12 ribu

perusahaan, hanya 154 perusahaan yang mendapat penghargaan.

Page 21: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

6

Disnakertrans mencatat sejumlah angka kecelakaan terjadi. Seperti kecelakaan

tenaga kerja yang terjadi di awal 2016 misalnya pada PT Dover Cilegon dan

kurang lebih 100 kecelakaan lainnya. (Krisna Widi Arla,

http://www.radarbanten.co.id, diunduh pada Tanggal 12 Juni 2017, Jam :

09.12 WIB).

Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya harus

memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap semua

pegawainya. Sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan

pemerintah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu sebagai

landasan utama adalah Undang – Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) yang

menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Undang – Undang No.13 tahun

1969 tentang pokok-pokok ketenagakerjaan, khususnya pasal 9 dan pasal

10 mengenai hak tenaga kerja terhadap perlindungan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) serta kewajiban dari pemerintah untuk membinanya.

Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja yang memuat

pokok-pokok pembinaan dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sejak dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di segenap

tempat kerja. Khususnya pada sektor pertambangan, mengenai Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah N0, 19

tahun 1973, tentang Pngeturan dan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) di Bidang Pertambangan adalah dibawah menteri Pertambangan

dan Energi. Sehingga dikeluarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan

Page 22: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

7

Energi No 555.K/26/MPE/1995 tentang pelaksanaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sektor pertambangan.

PT. Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT.PLN

(Persero) yang dahulunya bernama PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa

Bali I (PJB I), menjalankan bisnis utama di bidang pembangkitan tenaga

listrik Jawa dan Bali dan memasok sekitar 30% dari kebutuhan tenaga listrik

pada sistem Jawa-Bali. PT. Indonesia Power memiliki sejumlah unit

pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit

tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan

menggunakan beragam energi primer air, minyak, batubara, panas bumi, gas,

dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada

pula sejumlah pembangkit yang termasuk paling tua di Indonesia seperti

PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya

yang dibangun tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini

dapat dipandang secara kesejarahan pada dasarnya usia PT Indonesia Power

sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power

menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa

dan Bali. Pada tahun 2004, PT. Indonesia Power telah memasok sebesar

44.417 GWh atau sekitar 46,51% dari produksi sistim Jawa Bali. Secara

keseluruhan PT. Indonesia Power saat ini memiliki kapasitas sebesar 34.000

MW. Ini merupakan kapasitas terbesar se-Asia Tenggara yang dimiliki oleh

sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia.

Page 23: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

8

Dari Annual Report PT. Indonesia Power Suralaya mengenai angka

kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan dua tahun terakhir diperoleh data

bahwa sampai tahun 2016 tidak terjadi kecelakaan kerja. Dari hasil ini dapat

dijelaskan bahwa PT. Indonesia Power Divisi Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dalam mensosialisasikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja

di perusahaan sangat baik. Peran humas di divisi ini sudah berjalan sesuai

dengan tugas pokoknya sebagai bagian dari Divisi Keselematan dan

Kesehatan Kerja (K3). Humas mampu melakukan komunikasi kepada semua

pegawai pabrik tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan agar tidak

terjadi kecelakaan kerja.

Komunikasi merupakan hal yang paling fundamental dalam kehidupan

manusia, proses komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan manusia, baik

dalam lingkungan pribadi atau dalam lingkungan sosial dan melalui

komunikasi manusia dapat bertukar informasi dengan manusia lainnya.

Komunikasi merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan dan

perkembangan dalam masyarakat seperti perubahan dalam bidang politik,

sosial, budaya dan ekonomi. Dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi

ini pula mengubah masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.

William Albight (dalam buku Siahaan, 2010:3), memberikan definisi

komunikasi sebagai “The process of transmitting meaningful symbols between

individuals”. Definisi tersebut memberikan implikasi bahwa komunikasi

merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang,

dimana seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain.

Komunikasi terjadi bila kedua pihak saling mengolah dengan baik simbol-

simbol yang disampaikan. Simbol- simbol tersebut dapat disebut sebagai

Page 24: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

9

pesan, proses transmisi dilakukan melalui sejumlah wahana, dan terjadi

sejumlah perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan.

Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy (2007 : 6))

bahwa komunikasi adalah

Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermaknasebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,harapan, himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan olehseseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupuntidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,pandangan atau perilaku” (Effendy, 2007:60).

PT. Indonesia Power menyadari pentingnya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dalam menjalankan kegiatannya di bidang penyediaan listrik bagi

masyarakat yang semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan

terus melakukan berbagai kajian komunikasi yang baik dalam rangka

menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Seiring berjalannya waktu dan untuk

mengembangkan komunikasi, maka dibuatlah suatu inovasi demi

mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemajuan serta pengembangan

berbagai keamanan di peusahaan. Untuk mencapai sasaran dan tercapainya

tujuan perusahaan, diperlukan strategi. Menurut William F Lueck-Lawarence

R Jauch :

“Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasiyang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantanganlingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utamaperusahaan itu dapat di capai melalui pelaksanaan yang tepat olehorganisasi”.

Dan menurut Kenneth R Andrews mengenai strategi perusahaan dalam

buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa : “Strategi perusahaan

adalah pola keputusan perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan

sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan

Page 25: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

10

merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang

akan dikejaroleh perusahaan”. (Alma, 2011 : 279).

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai tujuan. (Effendy, 2007:32). Akan tetapi, untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana

taktik operasionalnya.

Salah satu bentuk inovasi baru yang di keluarkan oleh PT. Indonesia

Power dalam melakukan strategi komunikasi kepada seluruh pegawai pabrik

agar tidak terjadi kecelakaan kerja adalah dengan melakukan strategi

komunikasi melalui media internal yang dimiliki oleh perusahaan baik secara

langsung maupun menggunakan teknologi komputer melalui web site. Tujuan

dari penggunaan media internal yang dilakukan oleh humas Divisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mengenalkan dan

memberitahukan kepada semua pegawai pabrik mengenai keamanan dan

keselamatan dalam bekerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Media internal yang digunakan Humas Divisi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) PT. Indonesia Power adalah Visual Management,

Savety Induction, Intranet dan melalui Email setiap karyawan. Keselamatan

dan kesehatan para pegawai di PT. Indonesia Power adalah segala-segalanya,

karena tanpa adanya para pegawai maka operasional perusahaan tidak akan

berjalan, mungkin PT. Indonesia Power tidak akan bisa seberhasil seperti

sekarang ini, maka dari itu PT. Indonesia Power sangat mementingkan

pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja terhadap para

Page 26: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

11

pegawainya. Karena dengan cara memberikan meningkatkan tingkat

keamanan dan komunikasi yang baik terhadap semua pegawai perusahaan.

Sesuai dengan salah satu tujuan dan strategi eksternal dari Humas Divisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Indonesia Power Suralaya Banten,

yaitu menciptakan opini publik dan menarik perhatian publik, menciptakan

kondisi yang kondusif bagi setiap pelaksanaan kebijakan perusahaan dan

mengoptimalisasi komunikasi dan publikasi perusahaan. Humas Divisi K3 PT.

Indonesia Power Suralaya melakukan sosialisasi Keselamaan dan Kesehatan

Kerja.

Pada penelitian ini, peneliti ingin menegaskan bahwa Strategi

Komunikasi Humas Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT.

Indonesia Power Suralaya Banten melalui Program Sosialisasi yang menjadi

fokus penelitian karena ini adalah salah satu inovasi terbaru dalam

menghindari kecelakaan kerja. Oleh karena itu dari uraian tersebut di atas itu

peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengguna media internal PT

Indonesia Power Suralaya untuk mendapatkan pesan keselamatan dan

kesehatan kerja (k3) kepada karyawan”.

1.2 Fokus Penelitian, Rumusan Masalah dan Identifikasi Masalah

1.2.1 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan

membatasi ruang lingkup penelitian yang berkaitan dengan Penggunaan

media internal PT Indonesia Power Suralaya untuk mendapatkan pesan

keselamatan dan kesehatan kerja (k3) oleh karyawan sehingga tidak terjadi

kecelakaan kerja di perusahaan ini.

Page 27: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

12

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian lagar belakang masalah, identifikasi masalah,

dan fokus penelitian maka rumusaan masalah dalam penelitian ini adalah

Sejauh Penggunaan media internal PT Indonesia Power Suralaya untuk

mendapatkan pesan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) oleh kayawan

Sehingga tidak terjadi Kecelakaan Kerja?

1.2.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian lagar belakang masalah dapat ditentukan

identifikasi masalah sebagai berikut :

a. Sejauh mana Jangkauan Pembaca (Audience Coverage) melalui Media

Internal dalam mendapatkan Pesan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) oleh karyawan Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya?

b. Sejauh mana Tanggapan Pembaca (Audience Response) melalui Media

Internal dalam mendapatkan Pesan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) oleh karyawan Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya?

c. Sejauh mana Pengetahuan terhadap media (Communication Impact)

melalui Media Internal dalam mendapatkan Pesan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) oleh karyawan Pabrik PT. Indonesia Power

Suralaya?

d. Sejauh mana Pengaruh media (Process of Influence) melalui Media

Internal dalam mendapatkan Pesan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) oleh karyawan Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya?

Page 28: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

13

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana Penggunaan media internal PT Indonesia

Power Suralaya untuk mendapatkan pesan keselamatan dan kesehatan kerja

(k3) oleh kayawan Sehingga tidak terjadi Kecelakaan Kerja

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka manfaat penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1.4.1 Secara Teoritis

Bagi PT Indonesia Power Suralaya sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) yang sudah baik menjadi lebih baik.

1.4.2 Secara praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengalaman lapangan yang lebih mendalam dan berlatih dalam

mengembangkan pola berpikir ilmiah serta mengembangkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa Banten.

b. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah

bahan bacaan dalam mempelajari Strategi Komunikasi sebagai bagian

kajian Ilmu Komunikasi terutama menyangkut Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3).

Page 29: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Komunikasi

2.1.1 Pengertian Strategi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia strategi adalah ilmu dan seni

menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan

tertentu dalam perang. (Depnikas RI, 2005 : 1092). Atau bisa juga

diartikan sebagai rencana yang cerdas mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran tertentu. Rencana ini lebih berarti mengenai kiat-kiat dalam

menghadapi ancaman dari musuh serta hal yang harus dipersiapkan dalam

melaksanakan perang.

Sejarah awalnya, dikutip dalam buku milik Setiawan Hari Purnomo

(2008) bahwa strategi diartikan sebagai generalship. (Purnomo dan

Zulkifrimansyah, 2008 : 8). Jika diartikan dalam bahasa Indonesia

generalship berarti keahlian militer atau kepemimpinan. Di sini dipahami

sebagai segala upaya yang dilakukan oleh para pemimpin, pejuang atau

leader dalam pasukan dengan membuat rencana untuk menghadapi musuh

dalam peperangan.

Strategi secara perspektif terminologis, dikemukakan oleh banyak

ahli. Di antaranya menurut Onong Uchjana Effendy (2007 : 40) yang

menganggap strategi pada hakikatnya adalah ‘perencanaan (planning) dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan tersebut’. Dari pendapat tersebut

Page 30: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

15

penulis memahami bahwa dalam strategi terdapat perencanaan dan

pengaturan agar tujuan yang diinginkan dapat diraih.

Sedangkan menurut Stephanie K. Marrus yang dikutip dalam buku

karangan Husein Umar yang berjudul Strategic Management in Action,

strategi didefinisikan sebagai proses penetapan terhadap kiat dari pihak

petinggi perusahaan yang disertai dengan merancang cara untuk misi

jangka panjang perusahaan agar misi tersebut dapat diraih. (Umar, 2011 :

31). Jadi dari definisi tersebut dapat di mengerti bahwa strategi merupakan

misi perusahaan.

Definisi lain dikemukakan oleh Anwar Arifin (2011 : 68), strategi

dinyatakan sebagai ‘keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan guna mencapai tujuan’. Definisi tersebut penulis

pahami bahwa strategi yang akan dijalankan harus dirumuskan tujuannya

dengan jelas terutama langkah-langkah apa yang akan diambil untuk

mencapai tujuan.

Selanjutnya menurut Basu Swastha, mengemukakan strategi sebagai

berikut:

Strategi merupakan satu jenis rencana yang mengkhususkan tujuan

organisasi dalam istilah pelayanan yang akan ditawarkan kepada

masyarakat. Ini menggambarkan misi dasar dari organisasi tersebut, tujuan

dan sasaran yang akan dicapai, dan cara-cara pemanfaatan sumber-sumber

organisasi untuk mencapai sasarannya (Swastha, 2009: 28).

Dari penjabaran di atas, penulis memahami bahwa strategi

merupakan rencana yang mengkhususkan pada tujuan organisasi, dalam

hal ini pelayanan kepada masyarakat. Strategi didalamnya

Page 31: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

16

menggambarkan misi dasar dari organisasi serta tujuan dan sasaran yang

hendak dicapai, juga cara-cara pemanfaatan sumber-sumber organisasi

untuk mencapai sasarannya.

2.1.2 Tahapan-Tahapan Strategi

Strategi tidak cukup hanya perumusan konsep dan implementasi

terhadap strategi tersebut melainkan menurut Fred R. David, dalam

strategi juga dibutuhkan evaluasi terhadap strategi yang telah dilakukan

berhasil atau tidak.

Dalam teori manajemen strategik milik David mengemukakan tiga

tahapan strategi di antaranya :

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi. Dalam

tahap ini para pencipta, perumus, penkonsep harus berfikir matang

mengenai kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan

menetapkan kekuatan dan kekurangan dari dalam perusahaan, serta

menentukan sasaran yang tepat

Menghasilkan strategi cadangan dan memilih strategi yang akan

dilaksanakan. Dalam perumusan strategi berusaha menemukan

masalah-masalah di dalam perusahaan. Setelah itu dilakukan analisis

tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk keberhasilan

menuju tujuan strategi tersebut. (David, 2005 : 3).

Dalam tahap ini penulis memahami sebagai tahap pertama untuk

memformulasikan sebuah perencanaan yang dimulai dengan melihat

peluang serta bahaya yang berasal dari luar perusahaan, serta

menetapkan kekurangan dan kelebihan perusahaan. Kemudian

Page 32: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

17

dihasilkan strategi-strategi untuk kemajuan perusahaan.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi, tahapan dimana setelah strategi dirumuskan

yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tersebut

berupa penerapan atau aksi dari strategi. (David, 2005 : 3). Strategi

yang dimaksudkan adalah strategi yang telah direncanakan pada tahap

pertama yaitu perumusan strategi. Pada tahap ini penulis memahami

merupakan tahap aksi yang membutuhkan komitmen serta kerja sama

dari seluruh divisi dalam perusahaan. Jika komitmen dan kerjasama

tidak terjalin dengan baik maka kecil kemungkinan strategi terwujud.

Sebab ujung tombak dari strategi adalah kepemimpian perusahaan dan

budaya perusahaan yang saling mendukung.

c. Evaluasi Strategi

Tahapan terahkhir ini merupakan tahapan yang diperlukan karena

dalam tahap ini keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali

untuk penetapan tujuan berikutnya. (David, 2005 : 3). Evaluasi

menjadi tolak ukur berhasil atau tidak, sesuai atau tidaknya strategi

yang telah diterapkan. Maksudnya dalam tahap evaluasi dari strategi

yang telah diaksikan ini adalah tahap yang sangat diperlukan, sebab di

tahap ini bisa terlihat bagaimana strategi yang dijalankan telah benar

atau masih butuh perbaikan. Misalnya, dari strategi yang direncanakan

awal belum tentu pada saat penerapannya situasi serta kondisinya

berjalan beriringan. Pasti akan ada suatu halangan yang menghambat

meskipun tidak banyak.

Selain itu Fred R. David juga mengemukakan tiga macam dasar

Page 33: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

18

dalam mengevaluasi strategi, di antaranya adalah:

1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Perbedaan yang ada akan menjadi penghalang dalam

meraih tujuan yang diharapkan, begitu juga dengan faktor internal

seperti aksi dari strategi yang tidak efektif dapat menghasilkan nilai

akhir yang tidak sesuai dengan yang ingin diraih. (David, 2005 :

3). Kemudian penulis memahami melakukan tinjauan terhadap

faktor luar dan dalam yang menjadi landasan strategi penting

dilakukan dalam salah satu tahap mengevaluasikan strategi.

Tinjauan dilakukan misalnya dengan melihat apa saja yang

mempengaruhi berjalannya strategi seperti faktor internal. Faktor

internal dapat dilihat dari bagaimana gaya kepemimpinan

perusahaan, dapat membuat pekerjanya nyaman atau tidak yang

pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap keberhasilan

strategi. Selain itu contoh dari faktor eksternal sesuai dengan

pemahaman penulis dapat diarahkan kepada para pesaing

2. Mengukur prestasi atau membandingkan hasil yang akan

diharapkan dengan kenyataan.

Dalam proses ini dilakukan dengan mencari tau tentang

ketidaksesuaian dari rencana, melihat kembali prestasi diri dan

memahami kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian tujuan yang

dinyatakan. (David, 2005 : 3). Maksudnya adalah untuk lebih

sadar terhadap apa yang direncanakan dengan kenyataannya,

Page 34: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

19

apakah rencana akan mampu untuk dicapai atau hanya sekedar

harapan. Mengukur prestasi diri apakah dirasa akan mampu

mencapainya atau tidak.

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai rencana.

Dalam proses ini tidak diperuntukkan mengubah strategi yang

sudah direncanakan atau tidak lagi menggunakan strategi yang ada.

Tindakan korektif ini dianjurkan apabila tindakan atau hasil tidak

sesuai dengan yang diharapkan. (David, 2005 : 3). Sikap ini

merupakan sikap pembetulan terhadap keganjalan- keganjalan

yang terjadi. Sikap ini tidak perlu direalisasikan apabila strategi

telah berjalan baik, melainkan sikap ini harus diambil ketika

keganjalan itu terlihat. Tindakan korektif itu merupakan sikap

peninjauan, pembetulan, pengecekan.

Jadi dari penjabaran di atas penulis memahami bahwa dasar-dasar

dalam mengevaluasi strategi itu terbagi menjadi tiga, di antaranya

penimbangan ulang terhadap faktor luar dan dalam yang menjadi dasar

strategi, kemudian membandingkan hasil yang akan didapat ketika

strategi terwujud dengan kenyataannya, dan yang terakhir melakukan

pengoreksian untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

2.1.3 Pengertian Komunikasi

Berdasarkan sejarahnya, komunikasi dalam bahasa inggris adalah

communication yang awalnya berasal dari bahasa latin yaitu communicatio

Page 35: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

20

dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.14 (Effendy. 2007 :

9). Penulis memahami arti kata ‘sama’ di sini dimaksudkan dengan sama

makna. Sedangkan dalam ‘bahasa’ komunikasi pernyataan dinamakan

pesan (message). Ada dua pemeran dalam kegiatan komunikasi yaitu

orang yang menyampaikan pesan tersebut disebut komunikator dan yang

menyampaikan pesannya disebut komunikan. (Effendy. 2007 : 28). Jadi

tegasnya penulis memahami komunikasi merupakan proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan

Definisi komunikasi banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah

satunya menurut Barelson dan Steiner yang dikutip oleh Jalaludin

Rakhmat, yaitu komunikasi merupakan sebuah penyampaian terhadap

informasi, emosi dan ide yang melalui penggunaan tanda-tanda seperti

simbol, kata, gambar, dan berbagai macam tanda lainnya. (Rakhmat. 2007:

11). Penulis memahami dari definisi ini komunikasi sebagai suatu

pengungkapan terhadap yang ada di pikiran manusia yang dituangkan

melalui tanda-tanda.

Lauwrence D. Kincaid (dalam David, 2013 : 33) juga

mengemukakan definisi mengenai komunikasi dikutip dari buku milik

Hafied Cangara yaitu komunikasi merupakan sebuah proses antara dua

orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dan setelah itu akan

terjadi pengertian didalamnya. Maksudnya adalah ketika ada minimal dua

orang, lebih dari itu juga diperbolehkan, yang saling bertukar informasi,

pendapat atau segala yang ingin diutarakan kemudian setelah itu terjadi,

akan ada saling memahami di antara orang-orang tersebut.

Page 36: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

21

Selain itu Shannon dan Weaver dikutip oleh David Cangara dalam

bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi juga menyatakan

bahwa komunikasi adalah sebuah bentuk interaksi yang dilakukan oleh

manusia yang mempengaruhi satu sama lain baik disengaja maupun tidak

sengaja. (David. 2013 : 18-19). Maksudnya adalah manusia yang saling

mempengaruhi dengan sengaja atau tidak sengaja yang berarti mendadak

untuk membentuk sebuah interaksi.

Dari semua definisi di atas, penulis memahami bahwa komunikasi

adalah proses interaksi dan merupakan hal yang terpenting dalam

kehidupan karena setiap individu yang merupakan mahluk sosial dan

setiap mahluk sosial saling membutuhkan. Dalam memenuhi kebutuhan

itu terjadilah proses saling interaksi. Komunikasi dapat dilakukan dengan

cara yang sederhana hingga yang kompleks sekalipun.

2.1.4 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi menurut Effendy Uchjana (2007 : 301)

merupakan percampuran antara perencanaan komunikasi (communication

planning) dengan manajemen komunikasi (communication management)

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus

mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus

dilakukan, dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung

pada suatu kondisi dan situasi.

Definisi lain dikemukakan oleh mengenai strategi komunikasi yaitu

semua yang terkait mengenai rencana dan taktik atau cara yang akan

Page 37: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

22

dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan menampilkan

pengirim, pesan dan penerima nya pada proses komunikasi untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. (Arni, 2004 : 65).

Berkaitan dengan dua definisi di atas, penulis memahami bahwa

strategi komunikasi merupakan perencanaan taktik, rancangan dan cara

yang dipergunakan untuk melancarkan proses komunikasi, memperhati-

kan semua bagian yang ada dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Maka jika dikaitkan dengan pokok masalah penelitian, strategi komunikasi

ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

perusahaan.

Menurut Chris Fill (2008 : 256), strategi komunikasi terbagi menjadi

tiga teori utama, yaitu yang pertama adalah pull strategy, di mana strategi

komunikasi pada bagian ini difokuskan untuk meraih komunikan, yang

bertujuan untuk mengarahkan komunikan untuk dapat melihat produk,

mempertimbangkan, kemudian masuk ke dalam jaringan perusahaan.

Kemudian ada push strategy, strategi komunikasi ini memfokuskan pada

kemampuan kinerja karyawannya. Strategi ini mengarahkan pada

terwujudnya kekuatan untuk mendorong kesetiaan dan komitmen

karyawan.

Dan strategi yang terakhir adalah profile strategy, strategi

komunikasi untuk mempertahankan image perusahaan dan prosesnya

mengarahkan pada tujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi dan

pelanggan perusahaan. (Fill, 2008 : 256-257). Sebagai contoh untuk teori

Page 38: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

23

pull strategy perusahaan melakukan atau membuat sebuah kegiatan di

mana kegiatan itu sebagai ajang pemberitahuan serta promosi kepada

komunikan ramai untuk lebih mengetahui produk perusahaan sampai

akhirnya pelanggan baru tersebut masuk ke dalam lingkup perusahaan.

Kemudian push strategy, sebagai contoh adalah bentuk kepemimpinannya.

Jika perusahaan A dipimpin oleh seorang pemimpin yang ramah,

mengenali karyawannya satu persatu dan tidak memberikan jeda antara

karyawan dan atasan pasti perusahaan akan lebih baik ketimbang dipimpin

oleh seorang yang angkuh dan hanya bisa memerintah tetapi tidak

mengenali karyawannya. Selanjutnya adalah profile strategy, contohnya

dengan mengadakan jamuan bersama klien yang telah menjadi langganan

perusahaan.

Dikutip dari buku milik Onong Uchjana Effendy (2007 : 28) terdapat

fungsi ganda dari strategi komunikasi yaitu menyebarluaskan pesan

komunikasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mengintruksi secara

terperinci kepada sasaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Kemudian untuk menjembatani kesenjangan budaya atau dengan kata lain

fungsi ini terjadi akibat mudahnya diperoleh penggunaan terhadap media

massa yang dapat merusak moral budaya. Sebagai contoh saat ini televisi

menjadi saluran komunikasi untuk memberikan informasi meski hanya

bisa berkomunikasi satu arah, namun televisi memberikan pengaruh besar

pada kehidupan masyarakat. Apabila tontonan yang ditayangkan tidak

Page 39: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

24

baik maka anak- anak yang menonton akan mengikuti. Ini jelas akan

merusak moral masyarakat.

Tujuan strategi komunikasi dituturkan oleh R. Wayne Pace, Brent D.

Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya yang berjudul Techniques

for Effective Communication, dikutip dari buku milik Onong Uchjana

Effendy, yaitu yang pertama adalah to secure understanding, memastikan

bahwa penerima pesan mengerti pesan yang diterimanya. Dan apabila

sudah dapat mengerti dan menerima, maka yang diterima tersebut itu

harus dijalin atau dibina (to establish acceptance). Yang pada akhirnya

setelah di mengerti, kemudian dijalin atau dibina, maka selanjutnya

kegiatan dimotivasikan (to motivate action). (Effendy, 2007 : 32).

Strategi komunikasi sangat dibutuhkan dalam proses komunikasi,

karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak

ditentukan oleh strategi komunikasi. Dalam realitanya melaksanakan

strategi komunikasi diperlukan langkah-langkah strategi yang perlu

dijalankan. Untuk menyusun langkah-langkah tersebut dibutuhkan suatu

landasan pemikiran dengan memperhitungkan konten-konten dalam

komponen komunikasi serta faktor pendukung dan penghambat

komunikasi. Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan

baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi

komunikasi, yaitu :

a. Mengenal komunikan, merupakan langkah pertama bagi komunikator

agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

Page 40: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

25

b. Menyusun Pesan, merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak

dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang

mampu menarik perhatian para komunikan. Pesan dapat terbentuk

dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam

mempengaruhi komunikan dari komponen pesan adalah mampu

membangkitkan perhatian komunikan. Perhatian merupakan

pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam

komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari komunikan terhadap

pesan-pesan yang disampaikan.

c. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode

penyampaian dapat dilihat dari 2 aspek yaitu :

1) Menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata-mata melihat

komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan

perhatian dari isi pesannya.

2) Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan

atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.

Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan

dalam bentuk :

1) Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi komunikan dengan

jalan mengulang pesan kepada komunikan. Pesan yang diulang

akan menarik perhatian. Selain itu komunikan akan lebih

mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang.

Page 41: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

26

Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki

kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

2) Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu

mengenal komunikan nya dan mulai menyampaikan ide sesuai

dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif komunikan.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi

diwujudkan dalam bentuk :

1) Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa

dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu

suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi komunikan

dengan jalan (Metoda) memberikan penerangan. Penerangan

berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya,

diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-

pendapat yang benar pula. Seperti yang dikutip Jarwoto dalam

buku Anwar Arifin “Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar

Ringkas”:

a) Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts

bersifat controversial, atau

b) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu

pendapat

Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu,

berisikan tentang fakta-fakta dan pendapat yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga bagi komunikan

Page 42: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

27

dapat diberi kesempatan untuk menilai menimbang-menimbang

dan mengambil keputusan atas dasar pemikiran-pemikiran dalam

bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita.

2) Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi

pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan

dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun

secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku

komunikan.

3) Metode Koersif, yaitu mempengaruhi komunikan dengan jalan

memaksa, dalam hal ini komunikan dipaksa untuk menerima

gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain

berisi pendapat juga berisi ancaman.

4) Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi

komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan

kalau dapat komunikan itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

d. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat

penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada komunikan.

Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus

didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan

media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi komunikan, secara

tekhnik dan metode yang diterapkan. (Arifin 2011:72-86)

Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan

diolah melalui perencanaan yang matang. Menurut Onong Uchyana

Page 43: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

28

Effendy (2007 : 32), mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki

fungsi menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,

persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk

memperoleh hasil yang optimal. Dengan perencanaan strategi komunikasi

yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling

pengertian sehingga tujuan yang diharapkan dari strategi komunikasi dapat

dicapai.

Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan

perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada

proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Apabila

strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai

maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling

pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang

diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap

komunikannya.

Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan

yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa

saling menghargai. Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan

yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi

komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk

komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi

Page 44: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

29

secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi

komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau

langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan

atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau

diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap

pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang

dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi

menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan

kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang

didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang

penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat

dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku,

mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal

mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.

Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau

menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran

komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan

dicapai, pesan yang akan disampaikan dan komunikan yang akan dituju.

Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator

kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah

Page 45: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

30

media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dll. Media

elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing

media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang juga dapat

menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.

2.2 Efektivitas

Efektivitas dapat diartikan sebagai dampak aau semua jenis perubahan

yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan dari suatu

sumber Perubahan tersebut meliputi perubahan sikap, perubahan pengetahuan,

dan perubahan perilaku nyata, (Sendjaja,2004 : 211-212). Definisi lain secara

umum menurut Hardjana adalah :

1. Mengerjakan hal-hal yang benar, sesuai yang seharusnyadiselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya.

2. Mencapai tingkat di atas pesaing, mampu menjadi terbaik denganlawan yang lain sebagai yang terbaik.

3. Membawa hasil, apa yang telah dikerjakan mampu memberi hasilyang bermanfaat.

4. Menangani tantangan masa depan, semua yang telah direncanakandan hasil yang bermanfaat bagi masa depan.

5. Meningkatkan keuntungan atau laba, hasil yang diperoleh memberikeuntungan atau laba.

6. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sumber daya yangdipakai telah optimal digunakan sampai tingkat maksimum.

(Harjana, 2000 : 24).

Bila dihubungkan dengan komunikasi maka komunikasi yang efektif

adalah bagaimana penyebaran pesan (komunikator) dengan penerima pesan

(komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu

pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.

Page 46: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

31

Efektivitas dapat diukur dengan melakukan evaluasi terhadap media

pesan yang akan di sampaikan kepada. Adapun kriteria yang digunakan dalam

efektivitas komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Penerima atau pemakai pesan (receiver or user): penerima pesan vspenerima yang dituju. Penerima pesan merupakan obyek yangdiharapkan untuk menerima pesan tersebut.

2. Isi (content): yang diterima / yang tersalur vs yang dimaksudkan Isipesan yang diterima memang sesuai dengan yang dimaksudkanoleh pengirim pesan.

3. Ketepatan waktu (timing): sesuai jadwal vs menyimpang jadwalPesan yang dimaksudkan sampai kepada penerima pesan tepat padawaktunya. Artinya penyampaian pesan tersebut sesuai dengankondisi dan situasi.

4. Media komunikasi (media): saluran yang digunakan vs saluranyang dimaksud. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesansesuai dengan kebutuhan dan diharapkan oleh pengirim pesan danpenerima pesan.

5. Format pesan (format): struktur yang diterima vs yang dikirimTerdapat kesesuaian format antara yang dimaksudkan olehpengirim dengan penerima.

6. Sumber pesan (source): orang yang melakukan vs yangbertanggung jawab artinya ada kejelasan sumber yang dapatdipertanggungjawabkan sehingga pesan yang disampaikan akurat.

(Harjana, 2000 : 23-24).

Komunikasi yang efektif untuk seorang karyawan dapat dipengaruhi

oleh 5 (lima) pesan, yaitu:

1. Keterbukaan (openess), yaitu menunjukkan adanya sikap salingterbuka diantara pelaku komunikasinya

2. Empati (empathy), yaitu kemampuan seseorang untukmemproyeksikan dirinya dalam peran orang lain

3. Kepositifan (positiveness), yaitu sikap yang positif terhadap dirisendiri maupun terhadap orang lain

4. Dukungan (supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yangmendukung terjadinya komunikasi tersebut

5. Kesamaan (equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimilikioleh pihak-pihak yang berkomunikasi.

(Rejeki dan Anita, 2009 : 8).

2.2.1 Teori Uses and Gratification

Page 47: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

32

Berdasarkan teori uses and gratification) yang diperkenalkan oleh Elihu

Katz, Saverin dan Tankard tolak ukur efektifitas adalah sebagai berikut :

1. Audience Coverage (Jangkauan Pembaca)

Berapa banyak khalayak yang dapat diterpa atau dijangkau pesan-

pesan kampanye humas. Di sini pentingnya pemilihan media (media

planning) agar dapat menjangkau khalayak sasaran dengan efektif.

2. Audience Response (Tanggapan Pembaca)

Kampanye humas akan efektif bila khalayak merespons secara

positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong partisipasi

aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan. Ada

”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan.

Diharapkan opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap

organisasi adalah positif atau favourable.

3. Communication Impact (Pengetahuan terhadap media)

Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang menggunakan berbagai

media mampu mempengaruhi kognitif (pengetahuan/pemikiran)

khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak terhadap media

tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat membantu

menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

dipahami komunikan sasaran.

4. Process of Influence (Pengaruh media)

Artinya proses persuasi yang dilakukan humas harus terkesan

alamiah dan sewajarnya. Proses pengaruh ini janganlah

menggunakan berbagai cara tanpa mempertimbangkan kepentingan

komunikan.

(Krisyantono, 2008 : 69).

Page 48: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

33

Berdasarkan penjelasan di atas, maka efektivitas kegiatan komunikasi

yang diselenggarakan oleh humas dapat dilihat dari pencapaian tujuan

program atau kegiatan yang diselenggarakan oleh humas itu sendiri. Jadi

dalam penelitian ini media internal dapat dikatakan efektif bila saat penelitian

komunikasi ini media internal tersebut sukses sebagai sarana yang dipakai

oleh humas untuk menyampaikan informasi kepada seluruh karyawan, dan

pihak karyawan pun merasa puas dengan terpenuhinya kebutuhan informasi

mereka akan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk, kebijakan

perusahaan, ataupun informasi-informasi umum menarik lainnya.

2.3 Media Internal

2.3.1 Pengertian Media Internal

Pengertian Media menurut Tony Greener adalah merupakan jalur

penting dalam kegiatan-kegiatan humas atau Public Relations. (Grener, 2003 :

23). Istilah media internal atau jurnal internal memiliki bermacam-macam

padanan, mulai dari buletin, majalah, surat kabar, newsletter, sampai Koran

dinding perusahaan. Semua istilah tersebut mengacu pada suatu bentuk

terbitan dari suatu perusahaan atau lembaga pemerintahan yang sengaja dibuat

dalam rangka mengadakan komunikasi dengan publik.

Media Internal, baik yang berupa paparan berita atau siaran berita

(newsletter), buletin, majalah, atau koran terbatas hanya diberikan bagi para

pegawai, para pemimpin, para pemegang saham, para anggota, atau para

pelanggan. (Jefkins, 2006 : 127-128).

Page 49: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

34

Pengertian Media Internal secara luas dapat diartikan sebagai bahan

informasi yang diterbitkan secara teratur oleh bagian internal perusahaan atau

lembaga pemerintahan. Hal ini dikarenakan keseluruhan proses produksi dan

pengelolaan Media Internal tersebut sebagai tugas pokok dan fungsi dari

Humas.

Hubungannya dengan komunikasi perusahaan adalah bahwa Media

Internal ini diterbitkan untuk mengelola proses penyusunan informasi yang

berkaitan dengan berbagai hal profil perusahaan yang dibutuhkan untuk

aktivitas Humas internal.

Pada suatu organisasi atau perusahaan, Media Internal yang berupa

newsletter, buletin, majalah atau koran terbatas merupakan wadah usaha yang

mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan memproduksi informasi untuk

dijadikan informasi tercetak.

Media Internal informasi tercetak dalam suatu organisasi atau

perusahaan dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan dari aktivitas-aktivitas

yang dilakukan oleh Humas dengan para karyawan, para pemimpin, dan

anggota. Hal ini disebabkan oleh kelancaran penyelenggaraan proses

pengelolaan informasi yang dibutuhkan melalui informasi yang terekam dalam

media informasi tercetak.

Fungsi Media Internal menurut Rosady Ruslan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal yangdiedarkan atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampaianpesan-pesan, informasi, dan berita (bentuk press release atau photopress) mengenai aktivitas perusahaan, manfaat produk barang/jasayang ditujukan kepada para konsumen, pelanggan, distributor,supplier, relasi bisnis, stakeholder (hubungan dengan pihak-pihakterkait), stockholder (hubungan dengan pemegang saham), danemployee relations (hubungan dengan pegawai dan keluarganya).

Page 50: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

35

2. Sebagai ajang komunikasi khusus antara karyawan, misalnya ucapanselamat ulang tahun, informasi kelahiran bayi dan keluargakaryawan, adanya pegawai atau pendatang baru (new comer),kegiatan olah raga, wisata, keagamaan, program kesehatan, danhingga berita duka cita serta kegiatan sosial.

3. Sebagai sarana media untuk pelatihan dan pendidikan dalam bidangtulis-menulis bagi karyawan, serta staf Public Relations yangberbakat atau berpotensi sebagai penulis ilmiah populer.

4. Terdapat nilai tambah (value added) bagi departemen PublicRelations untuk menunjukkan segi kemampuan dalam upayamenerbitkan media khusus, media internal yang bermutu, kontinyu,terbit secara berkala dan teratur, dengan penampilan yangprofessional baik kualitas maupun kuantitas berita, lay out, isihalaman, susunan redaktur, gambar (photo essay), yang ditatadengan bagus dan lebih menarik serta cover atau seninya (arts) sertatata warna dan sebagainya

(Ruslan, 2008 : 186).

Adapun bentuk-bentuk media internal cukup bervariasi yaitu sebagai

berikut :

1. Bulletin: sebuah buletin sebagai media komunikasi regular antaraseorang pimpinan dengan bawahannya di lapangan. Terbit secaramingguan. Biasanya buletin berisikan berita perusahaan dan pokok-pokok berita umum.

2. Newsletter: berisi pokok-pokok berita yang diperuntukkan bagipembaca yang sibuk.

3. The Magazine: berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dangambar, foto, diterbitkan setiap bulan atau triwulan.

4. The Tabloid Newspapper: mirip surat kabar populer (umum) danberisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek,dan ilustrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atausetiap dua bulan sekali.

5. The Wall Newspapper: bentuk media komunikasi staff ataukaryawan di satu lokasi pabrik, perusahaan, atau pasar swalayan. DiIndonesia biasa dikenal dengan surat kabar atau majalah dinding.

(Soemirat, 2005 : 23).

Pada siklus atau alasan perancangan pembuatan media internal

mencakup dua aspek, yaitu Fact Finding dan Identifikasi Masalah.

1. Fact FindingHumas mencari dan mengumpulkan berbagai fakta dan data tentangkebutuhan publik akan isi media, gaya, dan bentuk media itu sendiri.

2. Identifikasi Masalah

Page 51: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

36

Setelah data dan fakta terkumpul, baru kemudian diidentifikasidengan memilah atau mengkategorikannya.

(Soemirat, 2005 : 27).

Fact Finding dan Identifikasi Masalah ini merupakan latar belakang

perlunya sebuah media internal. Dengan alasan tidak bahwa informasi tidak

sampai ke bawah dengan tatap muka, dan umpan balik pun tidak sampai juga

dari karyawan kepada pimpinan, maka dibutuhkanlah jembatan komunikasi

dalam bentuk media internal ini, (Soemirat, 2005 : 27).

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan Media

Internal adalah sebagai berikut :

1. Readers (pembaca)

Humas harus mengetaui siapa yang menjadi target atau sasaran

pembacanya karena pembaca akan menentukan gaya dan isi

penerbitan.

2. Quantity (eksemplar, tiras/oplah)

Jumlah eksemplar atau tiras yang diterbitkan harus disesuaikan

dengan jumlah pembaca. Tiras akan mempengaruhi cara produksi,

kualitas bahan, dan isi.

3. Frequency (waktu terbit dan edisi)

Melalui fasilitas dan biaya yang ada, dapat ditentukan waktu edisi

terbitnya, apakah mingguan, bulanan, dwibulanan, dan sebagainya.

4. Policy (kebijakan redaksi)

Humas harus menentukan tujuan penerbitan, dan media internal ini

harus diterbitkan sejalan dengan program humas secara menyeluruh

Page 52: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

37

sehingga tercapai sasaran yang hendak dicapai dalam memelihara

dan meningkatkan citra positif.

5. Title (nama)

Humas merancang nama dan mendesain logo media internal ini.

Nama harus mencerminkan kekhasan dan memiliki karakteristik

tersendiri, mudah diingat, dan komunikatif.

6. Proses percetakan

Proses percetakan ini ditentukan oleh faktor-faktor antara lain bentuk

dan lebar media internal, jumlah eksemplar/tiras, penggunaan warna,

dan jumlah gambar atau foto yang akan dipasang dalam media

internal.

7. Style (format, gaya, bentuk)

Hal-hal yang mempengaruhi style media internal adalah ukuran

halaman, berapa banyak kolom, tipografi, ilustrasi, keseimbangan

berita, feature, dan artikel.

8. Free issue

Ada dua pendapat mengenai ini, media internal tidak boleh dijual,

tapi ada juga yang berpendapat jika ingin dinilai lebih tinggi, media

internal ini dihargakan/dijual. Semua ini tergantung sejauh mana

media internal ini mewakili kepentingan, baik top manajemen,

karyawan, atau pelanggan.

9. Advertisement (iklan)

Page 53: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

38

Media Internal mampu menyerap iklan. Hal ini tergantung pada

karakteristik pembaca dan jumlah tiras yang dimiliki Media Internal

agar bisa menarik pemasang iklan

10. Distribution (sirkulasi)

Dalam mendistribusikan media internal harus memperhitungkan

aktualitas penerbitan. Penyampaiannya bisa dikirim melalui kurir,

maupun via pos.

11. Sirkulasi (Distribution)

Dalam mendistribusikan jurnal internal harus diperhitungkan

aktualitas penerbitan. Penyampaian jurnal internal bisa dikirim

melalui kurir (ditangani sendiri), via pos, atau digabung dengan

sirkulasi pers komersial.

(Soemirat, 2005 : 24-26).

2.3.2 Media Internal dalam Penyampaian Pesan PT. Indonesia Power

a. Visual Management

Visual Management adalah manajemen untuk membuat segala

sesuatu di tempat kerja kita menjadi jelas. Dengan Visual management,

kita hanya perlu berjalan ke area kerja dan hanya dengan melihat

sekilas, akan diketahui apakah semuanya sudah bekerja sebagaimana

mestinya ataukah tidak.

Dengan visual management pula, tidak ada kebutuhan untuk

bertanya secara detail mengenai catatan maupun grafik yang

(seringkali tampak rumit dan banyak), atau berbicara dengan

Page 54: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

39

supervisor ataupun manajer (yang biasanya saling tunjuk hidung ketika

ditanya pertanyaan sederhana).

Visual Management membuat kita mampu mengetahui

bagaimana tingkat keselamatan dan kesehatan kerja. Teknik

komunikasi PT. Inonesia Power berlandaskan (dan sangat

membutuhkan) Visual Management untuk mencegah adanya

kecelakaan kerja. Seluruh tingkatan manajemen dan semua yang

terlibat dalam proses keselamatan dan kesehatan kerja harus terlibat

dalam rangka keselamaan dan kesehaan kerja.

Jika informasi mengenai keselamatan dan kesehatankerja, yang

berhbungan dengan prosedur dan standar kerja, tidak terlihat dengan

mudah dan jelas, maka yakinlah bahwa kecelakaan kerja di perusahaan

akan terjadi. Oleh karena itu implementasi Visual Management dalam

menjaga keselamatan dan kesehatan kerja perlu dipergunakan. Untuk

mudahnya, sebut saja 5S dan TPM yang berdasarkan paradigma

“membuat tempat kerja disekitar kita sangat visual”.

b. Safety Induction

Safety Induction adalah pengenalan dasar-dasar Keselamatan

kerja dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan baru atau visitor

(tamu) dan dilakukan oleh karyawan dengan jabatan setingkat

supervisory (dari divisi OSHE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan

oleh yang paham tentang K3 dengan level jabatan minimum seperti

tersebut diatas (minimal Foreman, dan supervisor up).

Page 55: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

40

Tujuan dari savety induction adalah :

1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya K3 di bekerja.

2. Memberikan informasi terbaru tentang kondisi kerja sebab kondisi

dalam kerja bisa berubah setiap hari.

3. Memberikan pemahaman tentang peraturan yang berlaku dan

sanksi apa yang diberikan jika melanggar peraturan di perusahaan.

4. Memberikan informasi tentang prosedur kerja yang ada di wilayah

kerja tersebut.

Dan masih banyak lagi yang lainnya. Intinya induksi safety

dilakukan untuk menghindarkan seseorang dari kecelakan saat

memasuki wilayah pertambangan. Yang berhak mendapatkan Induksi

Safety adalah :

1. Karyawan baru di suatu perusahaan, karena pada umumnya

karyawan baru sama sekali belum mengetahui kondisi perusahaan,

walaupun karyawan baru ini telah memiliki pengalaman, tetap

harus di beri induksi saat berada di perusahaan baru.

2. Seseorang bukan karyawan yang mendapat ijin untuk memasuki

wilayah kerja, maka sebelumnya harus diberikan induksi terlebih

dahulu.

3. Karyawan yang baru selesai dari cuti kerja. Walupun sudah lama

menjadi karyawan di perusahaan, karyawan ini harus tetap diberi

induksi safety setelah dia kembali dari cuti kerjanya. Hal ini

Page 56: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

41

dilakukan karena kondisi dalam lingkungan kerja sudah banyak

berubah selama dia pulang cuti.

Safety induksi biasa dilakukan pada saat karyawan baru hendak

mengurus Kimper atau Mine Permit (Semacam ID Card) baru di

perusahaan. Kimper sendiri diperuntukkan bagi karyawan yang

nantinya akan diberikan ijin untuk mengendarai unit atau alat berat

(sesuai dengan SIM dan keahlian karyawan tersebut mengemudi) di

area kerja (Operator, Driver DumpTruck, Foreman, supervisor up, dll).

Sedangkan Mine permit diperuntukkan bagi karyawan

umumnya. Karyawan yang mempunyai mine permit namun tidak

memiliki kimper tetap tidak diperbolehkan mengendarai unit atau alat

berat sendiri (staff kantor, adm, dll). Selama Karyawan baru belum

mendapatkan Kimper atau Mine Permit, karyawan tersebut akan

diberikan ID Card Visitor dan masih belum dibolehkan mengendarai

unit di area kerja.

Selain itu Induksi safety juga dilakukan kepada visitor atau tamu

dari luar (bukan karyawan) yang hendak memasuki wilayah kerja. Hal

ini dilakukan agar tamu tamu tersebut memahami wilayah yang ada

dan diharuskan mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam

perusahaan. Untuk membuktikan bahwa visitor telah mendapatkan

induksi, maka PT. Indonesia Power meminjamkan ID Card Visitor

kepada pengunjung tersebut dan harus mengembalikannya setelah

keperluannya selesai.

Page 57: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

42

Keuntungan Dari Induksi Safety yang diberlakuka adalah

sebagai berikut :

1. Seseorang lebih memahami tentang pentingnya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) saat berada di wilayah kerja.

2. Mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi dalam perusahaan.

3. Lebih memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi di dalam

wilayah perusahaan dan memahami bagaimana cara mengatasinya

4. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan saat berada

dalam wilayah perusahaan.

Apapun bidang pekerjaan yang kita jalani sekarang sangat

penting untuk memahami pekerjaan tersebut. Dengan begitu kita bisa

memahami potensi-potensi bahaya apa saja yang mungkin ditimbulkan

dari pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita bisa

meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari

pekerjaan yang kita lakukan. Tetaplah bekerja dengan selamat, sehat,

dan aman.

c. Intranet

Intranet adalah Jaringan Komputer yang khusus untuk

penggunaan pada lingkungan di dalam batasan suatu Organisasi.

Dilihat dari sudut teknisinya, Intranet didefinisikan sebagai

penggunaan teknologi Internet dan WWW (World Wide Web) di

dalam sebuah jaringan komputer lokal (LAN). Local Area Network

(LAN) adalah sekumpulan komputer-komputer yang saling

Page 58: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

43

dihubungkan pada suatu daerah atau lokasi tertentu. Intranet

memaksimalkan penggunaan LAN tersebut dengan menambahi

kemampuan-kemampuan Internet kedalamnya

Perusahaan dapat mengatasi masalah utama yaitu tentang

penyebaran informasi antar sesama karyawan dengan cara yang cepat,

mudah dan efekktif. Tidak terikat oleh Program atau perangkat keras

tertentu. Intranet dapat langsung ditaruh pada halaman Intranet

perusahaan, dan setiap karyawan dapat langsung dapat membacanya di

layar komputernya. Perusahaan dapat melihat langsung dan cepat jika

ada perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan penyebaran informasi

ini, dapat dimanfaatkan untuk mendidik dan melatih para pegawai

perusahaan. Halaman intranet dapat di isi dengan petunjuk cara bekerja

pada setiap divisi, panduan penggunaan suatu alat (komputer

misalnya), serta daftar istilah teknis yang mungkin perlu dipahami oleh

para karyawan. Halaman intranet juga bisa digunakan untuk meminta

umpan balik atau saran dan kritik dari karyawan, menyebarkan berita

intern perusahaan (dalam bentuk buletin), dan sebagainya. Masalah

pengiriman berita dapat dilakukan dengan mudah melalui intranet.

Antara sesama karyawan dapat mengirimkan memo ke rekan kerja

yang lain tanpa harus meninggalkan mejanya. Dengan fasilitas e_mail .

Intranet dapat mengirimkan pesan dengan mudah dan dapat digunakan

untuk menyebarkan dokumen, file atau program. Setiap karyawan bisa

mengirimkan beberapa dokumen melalui komputer dengan demikian

Page 59: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

44

tidak perlu untuk mencetak dokumen itu. Administrator network bisa

menaruh file-file program yang bisa digunakan oleh karyawan pada

suatu folder bersama, sehingga dapat di-download oleh yang

memerlukannya. Para pegawai atau departemen yang ingin "

mengiklankan diri " juga bisa melakukannya melalui Intranet.

Beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi

intranet sebagian besar menggunakannya untuk :

1) Mengakses Prosedur dan Manual

2) Mengakses Data-data penting

3) Mengirimkan Halaman Web Pribadi

4) Mengirimkan Lamaran Pekerjaan Internal

5) Memeriksa dan menyetujui dokemen

6) Mengakses Informasi Pegawai

7) Membuat Jadwal

8) Mengakses DataBase

Beberapa keistimewaan yang bisa diberikan oleh intranet untuk

perusahaan diantaranya adalah :

1) Dapat mengakses informasi terbaru perusahaan dengan cepat dan

mudah

2) Saling berkomunikasi antar karyawan, tidak peduli dengan lokasi

fisik tempat karyawan tersebut berada

3) Dapat berkolaborasi mengerjakan satu dokumen bersama-sama

dari komputernya masing-masing

4) Dapat mengirim e_mail dan dokumen ke yang lainnya

Page 60: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

45

5) Melakukan rapat dari komputernya masing-masing tanpa harus

meninggalkan tempat kerja

6) Berkonferensi audio dan video melalui komputer, dan sebagainya

d. Melalui Email Setiap Karyawan

E-mail (electronic mail) adalah surat dalam bentuk elektronik. E-

mail merupakan salah satu fasilitas atau aplikasi internet yang paling

banyak digunakan dalam hal surat-menyurat. Hal ini dikarenakan e-

mail merupakan alat komunikasi yang murah, cepat, dan efisien.

Menggunakan e-mail memungkinkan kita untuk mengirimkan pesan

dalam bentuk surat ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat cepat

dan biaya yang murah. E-mail yang dikirimkan akan sampai ke alamat

yang dituju sesaat e-mail tersebut dikirimkan. Biaya yang dikluarkan

pun hanyalah biaya untuk mengakses internet pada saat kita

mengirimkan/membuka untuk menerima e-mail tersebut. Komunikasi

menggunakan e-mail dilakukan dengan cara mengaktifkan pesan yang

akan kita kirim pada software yang dikhususkan untuk keperluan ini,

misalnya Microsoft Outlook.

Manfaat/kegunaan e-mail

1) Media komunikasi

E-mail atau surat elektronik adalah media komunikasi yang biasa

dilakukan secara persoal atau umum (komunitas).

2) Media pengiriman

Dengan e-mail anda bisa melakukan pengiriman data ke seluruh

dunia dan tentunya pengirim dan yang dikirimi data sama-sama

menggunakan alamat e-mail, bukan alamat rumah. Tidak hanya itu,

Page 61: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

46

dengan menggunakan e-mail anda bisa mengirimkan data ke

banyak orang hanya dalam hitung menit bahkan detik.

3) Efektif, efisien, dan murah

Melakukan pengiriman data melalui e-mail sangat efektif, efisien,

dan murah. Maksudnya, anda tidak perlu keluar rumah dan pergi

ke kantor pos hanya untuk mengirim foto atau lamaran pekerjaan.

Cukup melalui koneksi internet dan alamat e-mail anda,

pengiriman akan cepat sampai ke alamat tujuan dan tidak perlu

biaya mahal.

4) Media promosi

Jika anda bisa memiliki usaha di internet atau bisnis online, anda

bisa mengirimkan promosi produk ke para pelanggan anda dengan

memanfaatkan daftar e-mail pelanggan yang ada.

5) Media informasi

Melalui e-mail, anda bisa mendapatkan informasi-informasi

terbaru dari seluruh dunia yang anda inginkan dengan cara menjadi

pelanggan informasi dari media yang anda tentukan.

6) Membuat blog atau website

Dengan e-mail anda bisa membuat blog dan website.

7) Sosial media

Dengan e-mail, anda bisa menjalin hubungan dengan teman atau

orang lain. Baik menggunakan e-mail itu sendiri atau melalui

jejaring sosial seperti facebook, twitter, atau google

Page 62: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

47

2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.4.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehaan Kerja (K3)

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem

yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua

personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan

penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan

aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan

sikap menuju keselamatan di tempat kerja. Rijuna Dewi (2006 dalam

Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Volume 7:44).

Apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan

kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh

manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

b. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

c. Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi.

d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih

rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

partisipasi dan rasa kepemilikan.

f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra

perusahaan.

g. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

Page 63: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

48

Menurut Robiana Modjo (2007, dalam Jurnal Studi Manajemen dan

Organisasi,Volume 7:45) menjelaskan mengenai manfaat penerapan

program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan antara lain:

a. Pengurangan Absentisme.

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan

kerja secara serius, akan dapat menekan angka resiko kecelakaan dan

penyakit kerja dalam tempat kerja, sehingga karyawan yang tidak

masuk karena alasan cedera atau sakit akibat kerja pun semakin

berkurang.

b. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan.

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar – benar

memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya

kemungkinan untuk mengalami cedera dan sakit akibat kerja adalah

kecil, sehingga makin kecil pula kemungkinan klaim

pengobatan/kesehatan dari mereka.

c. Pengurangan Turnover pekerja.

Perusahaan yang menerapkan program keselamatan dan kesehatan

kerja mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa pihak manajemen

menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga

menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak

mau keluar dari pekerjaannya.

d. Peningkatan Produktivitas.

Dari hasil penelitian yang ada memberikan gambaran bahwa baik

secara individu maupun bersama-sama penerapan program

keselamatan dan kesehatan kerja memberikan pengaruh positif

terhadap produktivitas kerja.

Page 64: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

49

2.4.2 Strategi dan Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil atau

bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan dan penyakit kerja di

kalangan pegawai sesuai dengan kondisi perusahaan (Ibrahim J.K.,

2012:45). Strategi yang perlu diterapkan perusahaan meliputi:

a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi

karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan dan penyakit kerja.

Misalnya terlihat keadaan finansial perusahaan, kesadaran karyawan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja, serta tanggung jawab

perusahaan dan karyawan, maka perusahaan bisa jadi memiliki tingkat

perlindungan yang minimum bahkan maksimum.

b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja bersifat formal ataukah informal.

Secara formal di maksudkan setiap peraturan dinyatakan secara

tertulis, dilaksanakan, dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara

secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi dan dilakukan

melalui pelatihan dan kesepakatan – kesepakatan.

c. Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan

prosedur dan rencana tentang keselamtan dan kesehatan kerja

karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus

menerus prosedur dan rencana sesuai dengan kebutuhan perusahaan

dan karyawan. Sementara reaktif, pihak manajemen perlu segera

mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu

kejadian timbul.

d. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat drajat keselamatan dan

kesehatan kerja yang tinggi sebagai faktor promosi perusahaan ke

Page 65: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

50

komunikan luas. Artinya perusahaan sangat peduli dengan

keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya.

Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau tidak,

perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan dan frekuensi

penyakit – penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut

diberlakukan. Berikut ini sumber dan strategi untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja menurut Schuler dan Jackson dalam

tulisan Ibrahim Jati K. (2010:47).

2.4.3 Kecelakaan Kerja

Kecelakaaan menurut M.Sulaksmono (dalam Santoso, 2004: 7)

adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang

mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi

tanpa disangka-sangka dalam sekejab mata, dan setiap kejadian menurut

Bennet NBS (dalam Santoso, 2004: 7) terdapat empat faktor bergerak

dalam suatu kesatuan berantai, yakni: lingkungan, bahaya, peralatan dan

manusia.

Apabila terjadi kecelakaan kerja, tentunya perusahaan mengalami

kerugian, baik secara materil dan non materil. Menurut Soehatman

(2010:18), kerugian akibat kecelakaan kerja dibagi atas 2 yaitu :

a. Kerugian Langsung

Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung

dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi seperti berikut.

1) Biaya Pengobatan dan Konpensasi

Kecelakaan mengakibatkan cedera, baik cedera ringan, berat, cacad

atau menimbulkan kematian. Cedera ini akan mengakibatkan tidak

mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga

Page 66: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

51

mempengaruhi produktivitas. Jika terjadi kecelakaan perusahaan

harus mengeluarkan biaya pengobatan dan tunjangan kecelakaan

sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Kerusakan Sarana Produksi

Kerugian langsung lainnya adalah kerusakan sarana produksi

akibat kecelakaan seperti kebakaran, peledakan, dan kerusakan.

Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan kerusakan.

Banyak pengusaha yang terlena dengan adanya jaminan asuransi

terhadap aset organisasinya. Namun kenyataannya, asuransi tidak

akan membayar seluruh kerugian yang terjadi, karena ada hal yang

tidak termasuk dalam lingkup asuransi. Karena itu, sekalipun suatu

aset telah diasuransikan, tidak berarti bahwa usaha pengamanannya

tidak lagi diperlukan. Justru dengan tingkat pengamanan yang baik

akan menurunkan tingkat risiko yang pada gilirannya dapat

menurunkan premi asuransi

b. Kerugian Tidak Langsung

Kecelakaan kerja juga menimbulkan kerugian tidak langsung, antara

lain:

1) Kerugian Jam Kerja

Jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti sementara

untuk membantu korban yang cedera, penanggulangan kejadian,

perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian jam

kerja yang hilang akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang

dapat mempengaruhi produktivitas.

2) Kerugian Produksi

Page 67: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

52

Kecelakaan juga membawa kerugian terhadap proses produksi

akibat kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak bisa

berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang untuk

mendapat keuntungan.

3) Kerugian Sosial

Kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial baik terhadap

keluarga korban yang terkait langsung, maupun lingkungan sosial

sekitarnya. Apabila seorang pekerja mendapat kecelakaan,

keluarganya akan turut menderita. Bila korban tidak mampu

bekerja atau meninggal makakeluarga akan kehilangan sumber

kehidupan, keluarga terlantar yang dapat menimbulkan

kesengsaraan.

4) Citra dan Kepercayaan Konsumen

Kecelakaan menimbulkan citra negatif bagi organisasi karena

dinilai tidak peduli keselamatan, tidak aman atau merusak

lingkungan. Citra organisasi sangat penting dalam menentukan

kemajuan suatu usaha. Untuk membangun citra atau company

image, organisasi memerlukan perjuangan berat dan

panjang.Namun citra ini dapat rusak dalam sekejap jika terjadi

bencana atau kecelakaan lebih-lebih jika berdampak luas. Sebagai

akibatnya masyarakat akan meninggalkan bahkan mungkin

memboikot produknya.

2.4.4 Pendekatan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja pada pinsipnya dapat dicegah dan pencegahan

kecelakaan ini merupakan tanggung jawab manajer lini, penyelia, mandor

Page 68: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

53

kepala dan juga kepala jurusan. Namun yang tersirat dalam UU No.1

tahun 1970 pasal 10, bahwa tanggung jawab pencegahan kecelakaan kerja

selain pihak perusahaan juga karyawan dan pemerintah (Santoso. 2004:7).

Berkembang berbagai pendekatan dalam pencegahan kecelakaan.

Menurut Soehatman (2010:10) ada beberapa konsep pendekatan

pencegahan kecelakaan kerja yaitu sebagai berikut:

a. Pendekatan Energi

Sesuai dengan konsep Energi, kecelakaan bermula karena adanya

sumber energi yang mengalir mencapai penerima (recipient). Karena

itu pendekatan energi mengendalikan kecelakaan melalui 3 titik yaitu

pada sumbernya, pada aliran energi (path away) dan pada penerima.

b. Pendekatan Manusia

Pendekatan secara manusia didasarkan hasil statistik yang menyatakan

bahwa 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan

tindakan yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan

dilakukan berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3

meningkat.Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mengenai

K3 dilakukan berbagai pendekatan dan program K3 antara lain:

1) Pembinaan dan Pelatihan

2) Promosi K3 dan Kampanye K3

3) Pengawasan dan Inspeksi K3

4) Audit K3

5) Komunikasi K3

6) Pengembangan prosedur kerja aman (Safe Working Practice)

Page 69: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

54

c. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material,

proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah

kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara

lain:

1) Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan

teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelayakan

instalasi atau peralatan kerja.

2) Sistem pengamanan pada peralatan atau instalasi untuk mencegah

kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi misalnya tutup

pengaman mesin, sistem interlock, sistem alarm, sistem

instrumentasi, dan lainnya

d. Pendekatan Administrasi

Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan bebagai cara

antara lain:

1) Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kecelakaan dan

paparan bahaya dapat dikurangi

2) Penyediaan alat keselamatan kerja

3) Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang

K3

4) Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja.

e. Pendekatan Manajemen

Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen yang tidak

kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya

pencegahan yang dilakukan antara lain:

Page 70: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

55

1) Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3)

2) Mengembangkan organisasi K3 yang efektif

3) Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3

khususnya untuk manajemen tingkat atas.

2.4.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996 (dalam Soehatman, 2010:46),

Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung

jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumberdaya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, pemeliharaan

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang

aman efisien dan produktif.

Menurut Soehatman (2010:46) Sistem Manajemen K3 merupakan

konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensip dalam suatu

sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan,

pengukuran dan pengawasan.

2.4.6 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

Adapun tujuan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja menurut Soehatman (2010:48) adalah sebagai berikut:

a. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi

Page 71: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

56

Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja

penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian

K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat

mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan melalui

audit sistem manajemen K3. Di Indonesia, diberlakukan Permenaker

No. 05 tahun 1996 tentang audit Sistem Manajemen K3 yang

menetapkan kriteria untuk mengukur kinerja K3 perusahaan. DNV

dengan metoda ISRS juga berfungsi sebagai alat ukur pencapaian

kinerja K3 organisasi melalui peringkat dari level 1 sampai 10.

b. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi

Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan

dalam mengembangkan sistem manajemen K3. Beberapa bentuk

sistem manajemen K3 yang digunakan sebagai acuan misalnya ILO

OHSMS Guidelines, API HSE MS Guidelines, Oil and Gas Producer

Forum (OGP) HSEMS Guidelines, ISRS dan DV, dan lainnya.

c. Sebagai dasar penghargaan (awards)

Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian

penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3

diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun lembaga independen

lainnya seperti Sword of Honour dari British Counsil dan SMK3 dari

Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3

sesuai dengan tolak ukur masing-masing. Karena bersifat penghargaan,

maka penilaian hanya berlaku untuk periode tertentu.

d. Sebagai serttifikasi

Sistem Manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi

penerapan manajemen K3 dalam organisasi. Sertifikasi diberikan oleh

Page 72: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

57

lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh suatu badan akreditasi .

Sistem sertifikasi dewasa ini telah berkembang secara global karena

dapat diacu diseluruh dunia.

2.4.7 Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001

Mengingat banyaknya sistem manajemen K3 yang dikembangkan

oleh berbagai institusi, timbul kebutuhan untuk menstandarisasikan

sekaligus memberikan sertifikasi atas pencapaiannya. Dari sini lahirlah

sistem penilaian kinerja K3 yang disebut OHSAS 18001 (Occupational

Health and Safety Assessment Series). Menurut Vincent (2012:78)

OHSAS 18001 merupakan standar internasioanal untuk sistem manajemen

K3 yang memungkinkan organisasi mengendalikan risiko-risiko yang

berkaitan dengan K3 serta meningkatkan kinerja K3. OHSAS 18001

dikembangkan oleh Project Group, konsorsium 43 organisasi dari 28

negara. Tim ini melahirkan kesepakatan menetapkan sistem penilaian

(assessment) yang dinamakan OHSAS 18000 yang terdiri atas 2 bagian

yaitu:

a. OHSAS 18001 : Memuat spesifikasi SMK3

b. OHSAS 18002 : Pedoman Implementasi

OHSAS 18001 bersifat generik dengan pemikiran untuk dapat

digunakan dan dikembangkan oleh berbagai organisasi sesuai dengan sifat,

skala kegiatan, risiko serta lingkup kegiatan organisasi.

Menurut Wieke Y.C. dkk,(2012:85) bahwa Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 dapat diterapkan dengan

baik dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu sebagai berikut :

a. Komitmen top management

Page 73: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

58

Komitmen ialah sebuah keterikatan ataupun perjanjian untuk

melakukan suatu yang terbaik dalam organisasi atau kelompok

tertentu.

b. Peraturan dan prosedur K3

Peraturan dan Prosedur K3 adalah aturan dan petunjuk yang ditetapkan

dalam menjalankan manajemen K3. Hendaknya peraturan dan

prosedur K3 tidaklah terlalu rumit sehingga mudah untuk dipahami,

mudah ditetapkan dengan benar, diberlakukan sanksi jika ada

pelanggaran dan perlu adanya perbaikan secara berkala sesuai dengan

kondisi proyek.

c. Komunikasi Pekerja

Komunikasi Pekerja, ialah adanya penyampaian informasi atau pesan.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan bahwa komunikasi yang baik di

perlukan antara pihak manajemen dari pihak pekerja, serta komunikasi

yang baik antara sesama pekerja.

d. Kompetensi Pekerja

Kompetensi pekerja, ialah kemampuan yang di miliki pekerja.

Sehingga diharapkan meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja

dan dapat membantu meningkatkan kompetensi pekerja yang lain

terhadap K3.

e. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja ialah keadaan yang terdapat pada lokasi kerja yang

mendorong K3 bila seluruh pekerjaannya mengutamakan program K3

dan diharapkan lingkungan kerja semakin mengutamakan program K3

Page 74: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

59

dan diharapkan lingkungan kerja semakin kondusif dan meningkatkan

motivasi para pekerja.

f. Keterlibatan Pekerja

Keterlibatan pekerja dalam K3, ialah peran pekerja dalam merumuskan

perencanaan program K3 dan pekerja juga dilibatkan dalam

penyampaian informasi mengenai K3.

2.4.8 Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Safety Briefing

Safety Briefing adalah pengarahan dalam hal keselamtan kerja.

Briefing harus diberikan setiap saat kepada para karyawan dan

bawahan untuk mensosialisasikan aturan-aturan dan kebijakan-

kebijakan yang telah dibuat tengang keselamatan dan kesehatan kerja.

Dan ini harus dibiasakan, sebab tidak gampang mengubah kebiasaan

briefing yang biasanya tidak ada menjadi ada. Banyak orang-orang

yang menganggap remeh kebiasaan safety briefing yang dilakukan

setiap hari, padahal sebetulnya safety briefing sangat penting dan

sangat vital agar suatu informasi dapat diterima dengan cepat. Tak

perlu menjadi soal apabila materi briefing yang dilakukan setiap hari

adalah sama mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Dan jika

sudah terbiasa, semua pegawai akan memahami informasi penting

mengenai berbagai prosedur kerja untuk menghindari terjadinya

kecelakaan kerja.

Secara umum tujuan safety briefing adalah :

1. Memberikan pengarahan tentang kinerja bawahan supaya tetap

sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Page 75: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

60

2. Mengingatkan para bawahan agar selalu menerapkan Standar

Operational Prosedur di setiap pekerjaan-pekerjaan yang

dilakukannya.

3. Menyampaikan informasi-informasi yang dianggap penting dalam

pelaksanaan pekerjaan.

4. Menyamakan dan memberitahu pemikiran dari pimpinan kepada

para bawahannya, sehingga para bawahan sejalan dan mengikuti

pemikiran pemimpinnya tersebut

Pada perusahaan-perusahaan besar, safety briefing dilakukan

setiap pagi sebelum karyawan mulai bekerja, dansetiap sore atau

malam sebelum pulang. Briefing agi bertujuan untuk membahas

rencana kerja serta target-target yang akan dicapai pada hari itu.

Briefing sore adalah untuk mengevaluasi kerja dan pencapaian target

yang telah dilakukan pada hari itu.

Briefing dilakukan dalam waktu yang bervariasi tergantung

kebutuhan. Bisa 10 menit, bahkan mungkin pula selama 1 jam. Lama

atau tidaknya suatu briefing tergantung dari faktor urgensi materi ayng

dibahas. Namun harus diingat bahwa kunci briefing adalah singkat,

padat, dan jelas. Jangan membuang-buang waktu dengan membahas

sesuatu hal yang sebenarnya tidak membutuhkan banyak waktu. Hal

ini tujuannya adalah agar pekerjaan yang akan dilakukan tidak tertunda

pelaksanaannya,dan menghindari kebosanan para bawahan yang

menyebabkan mereka menjadi malas untuk mengikuti briefing di hari-

hari selanjutnya. Gunakan bahasa komunikasi yang efektif agar pesan-

Page 76: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

61

pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik olehpara

bawahan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan briefing gagal dilakukan,

yaitu:

1. Pemimpin dan karyawan sama-sama tidak berdisiplin

dalammenerapkan kebiasaan briefing.

2. Pemimpin terlalu percaya diri dengan kemampuannya sehingga

merasa tidak perlu melakukan briefing.

3. Pemimpin merasa kurang percaya diri dan kehilangan ide/materi

yang akan disampaikan dalam briefing., sehingga untuk

melindungi ketidakpercayaan dirinya tersebut maka briefing

ditiadakan.

4. Karyawan atau bawahan menganggap briefing adalah tidak

penting, dan merasa tidak ada manfaatnya dalam mengikuti

briefing.

Untuk menghindari agar suatu briefing gagal dilakukan adalah

dengan cara :

1. Membiasakan briefing. Ini adalah yang paling utama. Pada awalnya

menerapkan suatu sistem sangatlah berat, dan mungkin pula

banyak penolakan-penolakan dari para bawahan. Namun apabila

hal tersebut dipaksakan untuk dilakukan, maka kebiasaan tersebut

akan tumbuh dengan sendirinya. Dan pada akhirnya akan timbul

suatu keadaan dimana suatu pekerjaan akan kurang jika tidak ada

briefing.

Page 77: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

62

2. Pada waktu pelaksanaan briefing, sebaiknya dilakukan dengan

suasana yang santai namun penuh perhatian. Tidak perlu bersikap

formal dan kaku dalam menyampaikan materi. Cukup dengan

bahasa yang biasa saja dan bersuasana kekeluargaan adalah lebih

baik. Hal ini bukan saja semakin mendekatkan satu sama lain, akan

tetapi juga keadaan organisasi akan menjadi lebih hidup da

menyenangkan karena penyampaian ide-ide atau keluhan-keluhan

dilakukan secara terbuka.

3. Buat materi briefing yang menarik dan tidak membutuhkan waktu

yang lama. Materi briefing tidak perlu panjang lebar, cukup hal-hal

pentingnya saja. Hal ini adalah untuk melindungi kebosanan para

bawahan yang ujung-ujungnya adalah menjadi malas untuk

mengikuti briefing.

b. Safety Moment

Dimanapun kita berada budayakan keselamatan, keselamatan

bukan hanya tanggung jawab kita terhadap diri kita sendiri, tapi juga

tanggung jawab kita terhadap orang lain. Keselamatan hanya bisa

dicapai bila kita semua saling menjaga dan saling mengingatkan.

Untuk mencapainya dibutuhkan ilmu dan pemahaman yang cukup

tentang teori keselamatan.

Savety Moment sangat penting dilakukan, karena Savety

Moment menunjukan kepekaan kita terhadap hal-hal yang ada

disekeliling kita. Savety Moment melatihkan kita untuk selalu menilai

Page 78: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

63

semua hal yang tidak selamat dilakukan. Akibatnya kepekaan kita

dalam mengindentifikasi bahaya menjadi terlatih. Keberanian kita

menilai sesuatu yang tidak selamat adalah cambuk terhadap alam

bawah sadar kita. Savety Momenti adalah menceritakan kembali hal-

hal yang yang berhubungan dengan keselamatan dan mengambil

pelajaran dari hal tersebut di depan orang lain.

c. Safety P2K3

Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) ialah Permenaker RI Nomor

PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa :

“Tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat kerja dimanapengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus)tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasiyang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan,kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktifpengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3”.

Pada pasal 3 (tiga) disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3

terdiri dari pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari

ketua, sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli

keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 ialah badan

pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara

Page 79: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

64

pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling

pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3.

Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun

tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4

(empat) Permenaker RI Nomor PER 04/MEN/1987).

Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) antara lain :

1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga

kerja mengenai :

a) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat

menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan

peledakan serta cara menanggulanginya.

b) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan

produktivitas kerja.

c) Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang

bersangkutan.

d) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :

a) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.

b) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 80: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

65

c) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat

kerja (PAK) serta mengambil langkah-langkah yang

diperlukan.

d) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang

keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan

ergonomi.

e) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan

menyelenggarakan makanan di perusahaan.

f) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.

g) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

h) Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan

interpretasi hasil pemeriksaan.

i) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene

perusahaan dan kesehatan kerja.

j) Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan

manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya

meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan,

kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4

(empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

k) Peran, Tanggungjawab dan Wewenang P2K3 (Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja) :

2.5 Kerangka Berfikir

Efektivitas kegiatan komunikasi yang diselenggarakan oleh humas dapat

dilihat dari pencapaian tujuan program atau kegiatan yang diselenggarakan

Page 81: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

66

oleh humas itu sendiri. Jadi dalam penelitian ini media internal dapat

dikatakan efektif bila saat penelitian komunikasi ini media internal tersebut

sukses sebagai sarana yang dipakai oleh humas untuk menyampaikan

informasi kepada seluruh karyawan, dan pihak karyawan pun merasa puas

dengan terpenuhinya kebutuhan informasi mereka akan segala sesuatu yang

berhubungan dengan produk, kebijakan perusahaan, ataupun informasi-

informasi umum menarik lainnya.

Media Internal dapat diartikan sebagai bahan informasi yang diterbitkan

secara teratur oleh bagian internal perusahaan atau lembaga pemerintahan. Hal

ini dikarenakan keseluruhan proses produksi dan pengelolaan Media Internal

tersebut sebagai tugas pokok dan fungsi dari Humas. Hubungannya dengan

komunikasi perusahaan adalah bahwa Media Internal ini diterbitkan untuk

mengelola proses penyusunan informasi yang berkaitan dengan berbagai hal

profil perusahaan yang dibutuhkan untuk aktivitas Humas internal. Media

internal yang digunakan oleh PT. Indonesia Power Suralaya adalah visual

management, savety induction, intranet, dan email perusahaan.

Dalam mencapai efektivitas komunikasi media internal dibutuhkan tolak

ukur untuk mengukur sejauh mana efektivitas media internal yang digunakan

perusahaan berhasil dengan sangat baik. Tolak ukur efektivitas yang

digunakan sebagai mana yang dikemukakan oleh Krisyantono (2008 : 69)

yang terdiri dari jangkauan pembaca (audience coverage), tanggapan pembaca

(audience response), pengetahuan terhadap media (communication impact)

dan pengaruh media (process of influence).

Page 82: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

67

Berikut Bagan kerangka pemikiran tentang penggunaan media internal

dalam penyampaian pesan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti, April 2017

PT. Indonesia Power Suralaya

PENGGUNA MEDIA INTERNAL PTINDONESIA POWER UNTUK

MENDAPATKAN PESAN KERLAMATANDAN KESEHATAN KERJA (K3)

Teori Uses & Gratification (Krisyantono 2008 : 69)

1. Jangkauan Pembaca (Audience Coverage)2. Tanggapan Pembaca (Audience Response)3. Pengetahuan Terhadap Media (Communication

Impact)4. Pengaruh Media (Process of Influence)

Karyawan PT. Indonesia Power

Tercapai Keselamatan dan Kesehatan (K3)Karyawan PT. Indonesia Power

Page 83: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

68

2.6 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan studi pustaka, peneliti menentukan penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan penelitian yang sedang di lakukan peneliti.Studi

penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan yang membantu

peneliti dalam menambahkan asumsi dasar, untuk mengetahui Efektivitas

Media Internal dalam Penyampaian Pesan tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Pegawai Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik

sehingga tidak terjadi Kecelakaan Kerja.

a. Penelitian dilakukan oleh Ricky Ade Putra, Sumber eJournal lmu

Komunikasi, 2017, 5 (1): 74-85 dengan judul Strategi Komunikasi Divisi

Safety Dalam Meningkatkan Kesadaran Keselamatan, Kesehatan Kerja

Dan Lingkungan (K3L) di PT. Meranti Nusa Bahari Balikpapan. Dan hasil

dari penelitian ini menunjukan strategi yang digunakan oleh Divisi Safety

PT Meranti Nusa Bahari Balikpapan adalah dengan menggunakan

beberapa cara yaitu dengan Seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3), Pemanfaatan Media (Buku Saku, Spanduk, Poster), serta Training

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hadi dan Nora Nailul Amal pada

tahun 2015, dengan judul penelitian EFEKTIVITAS PENGGUNAAN

MEDIA INTERNAL OTORITAS JASA KEUANGAN (Studi Deskriptif

Kualitatif Tentang Efektivitas Media Internal Majalah Integrasi sebagai

Media Komunikasi antar Karyawan Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2015

di Jakarta). Lokasi Penelitian dilakukan di OJK Jakarta dengan metode

Page 84: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

69

survey dan alat penelitian kuesioner. Hasil penelitian Penyebaran

informasi yang diimplikasikan melalui Majalah Integrasi merupakan

salah satu tugas yang dikelola oleh Departmen Perubahan Manajemen dan

Budaya OJK. Karyawan sebagai penerima atau target sasaran Majalah

Integrasi sangat efektif.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Laura Vincentia AS pada 2008 dengan

judul Efektifitas Media Internal (Buletin Be Sharp) sebagai Sarana

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan Divisi Home Appliance (HA.

Lokasi penelitian di PT. Sharp Electronics Indonesia dengan metode

Survey dan alat penelitian Daftar pertanyaan (kuesioner) dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media internal bulletin be

sharp yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

informasi karyawan terbukti sangat efektif.

Perbandingan dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Table 2.1Perbandingan Hasil Penelitian

Penulis/Komponen

PenulisRicky Ade Putra Abdul Hadi

Nora Nailul AmalLaura Vincentia AS

JudulPenelitian

StrategiKomunikasi DivisiSafety DalamMeningkatkanKesadaranKeselamatan,Kesehatan KerjaDan Lingkungan(K3L) di PT.Meranti NusaBahari Balikpapan

Efektivitaspenggunaan mediainternal otoritasJasa keuangan(Studi DeskriptifKualitatif TentangEfektivitas MediaInternal MajalahIntegrasi sebagaiMedia Komunikasiantar KaryawanOtoritas Jasa

Efektifitas MediaInternal (Buletin BeSharp) sebagaiSarana PemenuhanKebutuhan InformasiKaryawan DivisiHome Appliance(HA)

Page 85: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

70

Keuangan Tahun2015 di Jakarta)

Tahun 2017 2015 2008TujuanPenelitian

Untuk mengetahuistrategi yangdigunakan DivisiSafety PT MerantiNusa BahariBalikpapan dalammeningkatkankesadarankeselamatan,kesehatan kerja danlingkungan (K3L)danmendiskripsikanserta menganalisisStrategiKomunikasi DivisiSafety PT MerantiNusa BahariBalikpapan dalammeningkatkankesadaran,keselamatan,kesehatan kerjadan lingkungan(K3L).

Untuk melihatapakah adanyaefektivitas dalampenggunaan mediainternal di OtoritasJasa Keuangan,Jakarta.

Untuk mengetahuisejauh manaefektifitas MediaInternal (Buletin BeSharp) sebagaiSarana PemenuhanKebutuhan InformasiKaryawan DivisiHome Appliance(HA) PT. SharpElectronics Indonesia

Teori StrategiKomunikasi

Teori Efektivitas Teori Efektivitas

LokasiPenelitian

PT. Meranti NusaBahari Balikpapan.

Kantor OJK Jakarta PT. Sharp ElectronicsIndonesia

Metode danAlatPenelitian

Deskriptifkualitatif, observasidan wawancaramendalam

SurveyDaftar pertanyaan(kuesioner)

SurveyDaftar pertanyaan(kuesioner)

KesimpulanPenelitian

Denganmenggunakanbeberapa cara yaitudengan SeminarKeselamatan danKesehatan Kerja(K3), PemanfaatanMedia (Buku Saku,Spanduk, Poster),serta TrainingKeselamatan danKesehatan Kerja(K3).

Penyebaraninformasiyang diimplikasikanmelalui MajalahIntegrasi merupakansalah satu tugasyang dikelola olehDepartmenPerubahanManajemen danBudayaOJK. Karyawansebagai penerimaatau target sasaran

Hasil penelitianmenunjukkan bahwapenggunaan mediainternal bulletin besharp yang dilakukanoleh perusahaanuntuk memenuhikebutuhan informasikaryawan terbuktisangat efektif.

Page 86: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

71

Majalah Integrasisangatefektif.

Persamaaan Meneliti tentang K3 Metode penelitian Metode penelitianPerbedaan -Tujuan Penelitian

-Kerangka berpikir-Metode Penelitian-Subjek dan ObjekPenelitian

-Tujuan Penelitian-Kerangka berpikir-Subjek dan ObjekPenelitian

-Tujuan Penelitian- Kerangka berpikir-Subjek dan ObjekPenelitian

Sumber http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/

https://digilib.uns.ac.id

digilib.mercubuana.ac.id

Page 87: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Metode

Penelitian Kuantitatif jenis metode survey yaitu metode penelitian yang

pengumpulan datanya menggunakan kuesioner (questionnaire method) yaitu

daftar pertanyaan tertulis yang diajukan pada sekelompok orang yang disebut

sample. (Setiawan, 2005 : 39).

Alasan penulis memakai metode ini adalah karena metode ini dibatasi

pada penjaringan data yang dikumpulkan dari sample atas populasi untuk

mewakili seluruh populasi. Dan metode survey ini juga membantu perolehan

data secara kuantitatif mengenai efektifitas media internal yang digunakan PT.

Indonesia Power Suralaya dalam Menyampaikan Pesan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan informasi bagi

karyawan perusahaan.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Ruang lingkup atau yang menjadi focus penelitian adalah efektivitas

media internal dalam penyampaian pesan tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Karyawan Pabrik PT. Indonesia Power Suralaya sehingga tidak

terjadi kecelakaan kerja di perusahaan ini.

Page 88: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

73

3.3 Lokasi Penelitian

Locus penelitian ini di PT. Indonesia Power Suralaya Banten, tepatnya

di Bagian Humas Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang

beralamt di Desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang, Banten. 120 km

ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7 km ke arah

utara dari Pelabuhan Merak.

3.4 Populasi dan Sampel Peneliitan

3.4.1 Populasi

Pengertian Populasi menurut Sudjana dalam buku Metode Penelitian

Bidang Sosial adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas

(Nawawi, 2003 : 141). Pada penelitian ini penulis memilih keseluruhan

karyawan PT. Indonesia Power Suralaya sebagai populasi penelitiannya.

Populasi yang diambil oleh penulis untuk penelitian ini adalah sebanyak

722 karyawan PT. Indonesia Power Suralaya.

3.4.2 Sampel

Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (mewakili), (Sugiyono, 2008 : 73).

Page 89: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

74

Saat menentukan ukuran sampel, apabila makin besar jumlah sampel

mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil

dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin

besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Selain itu tingkat

kesalahan juga mempengaruhi dalam penentuan ukuran sampel. Makin

besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang

diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan

semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan, (Sugiyono, 2008 :

79).

Untuk menentukan ukuran sampel, penulis melakukan perhitungan

statistik dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin ini untuk

menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya.

Rumus Slovin : n = NNe2 + 1

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,

misalnya 10%.

Dengan ukuran populasi sebanyak 722 orang dengan tingkat presisi

10%, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

n = NNe2 + 1

Page 90: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

75

n = 722722(0.1)2 + 1

n = 722722(0.01) + 1

n = 7228,22

n = 78.31 dibulatkan menjadi 78 orang

Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka jumlah sampel

yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 78 orang. Jumlah ini

menurut penulis dinilai sudah cukup representatif (mewakili) dari total

populasi tersebut.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Definisi Konsep

Media Internal secara luas dapat diartikan sebagai bahan informasi

yang diterbitkan secara teratur oleh bagian internal perusahaan atau

lembaga pemerintahan. Hal ini dikarenakan keseluruhan proses produksi

dan pengelolaan Media Internal tersebut sebagai tugas pokok dan fungsi

dari Humas. Efektifitas Media Internal adalah keberhasilan dari suatu

Media internal dalam membentuk opini dan minat karyawan,

menyebarluaskan informasi, menjawab pertanyaan karyawan, serta

mendidik karyawan dengan pengetahuan dan tips-tips yang diberikan dan

disajikan dalam Media Internal tersebut. Jadi sebuah Media Internal dapat

dikatakan efektif bila saat penelitian audit komunikasi media sukses

sebagai sarana yang dipakai oleh perusahaan untuk menyampaikan

informasi kepada seluruh karyawan, dan pihak karyawan pun merasa puas

Page 91: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

76

dengan terpenuhinya kebutuhan informasi mereka akan segala sesuatu

yang berhubungan dengan informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) ataupun informasi-informasi umum menarik lainnya.

3.5.2 Definisi Operasional

Media menurut Tony Greener adalah merupakan jalur penting dalam

kegiatan-kegiatan humas atau Public Relations. (Grener, 2003 : 23). Istilah

media internal atau jurnal internal memiliki bermacam-macam padanan,

mulai dari buletin, majalah, surat kabar, newsletter, sampai Koran dinding

perusahaan. Semua istilah tersebut mengacu pada suatu bentuk terbitan

dari suatu perusahaan atau lembaga pemerintahan yang sengaja dibuat

dalam rangka mengadakan komunikasi dengan publik.

Media internal yang digunakan oleh PT. Indonesia Power Suralaya

dalam manyampaikan pesan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi

karyawan adalah Visual Management, Savety Induction, Intranet dan

melalui Email setiap karyawan. Dalam mencapai efektivitas komunikasi

media internal tolak ukur yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

efektivitas media internal yang digunakan perusahaan berhasil dengan

sangat baik adalah sebagai mana yang dikemukakan oleh Krisyantono

(2008 : 69) yang terdiri dari jangkauan pembaca (audience coverage),

tanggapan pembaca (audience response), pengetahuan terhadap media

(communication impact) dan pengaruh media (process of influence).

Berikut Operasionalisasi variabel penelitian yang digunakan.

Page 92: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

77

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel

No Variabel Dimensi Indikator Skala1 Efektivitas

MediaInternal

1.JangkauanPembaca(AudienceCoverage)

1. Aktif secara rutinmembuka mediainternal perusahaan

2. Ya1. Tidak

2. TanggapanPembaca(AudienceResponse)

1. Kesesuaian waktupenerbitan mediainternal perusahaan

2. Menarik tidaknyaisi materi daninformasi dalammedia internalperusahaan

3. Bagus danmenariknya desainlay out mediainternalperusahaan

4. Kelengkapan dankejelasan isi materimedia internalperusahaan

5. Minat tinggimereka untukmenggali informasidari media internalperusahaan

6. Media internaldapat menjadisumber informasihandal perusahaan

7. Kegunaan dankeefektifan mediainternalperusahaan

8. Kecukupan isimedia internaldalam memenuhikebutuhaninformasikaryawan tentangK3

5.Sangatsetuju

4.Setuju3.Ragu-ragu2.Tidak

setuju1.Sangat

tidaksetuju

Page 93: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

78

3.Pengetahuanterhadapmedia(Communication Impact)

1. Adakah Informasiyang berkaitandengan kegiatandan aktivitasperusahaan dalammengatasi K3

2. Informasi yangberkaitan dengankebijakanperusahaan dalamisi media internalyang disampaikan

3. Media internaldapat memenuhiinformasi untukmeningkatkanprofuktifitas kerja

4. Media internaldapat memenuhiinformasi dankeinginan merekauntuk menghindariterjadinyakecelakaan kerja

5. Kesesuaian mediainternal sebagaisumber informasimengenaistandarisasi SOPK3

5.Sangatsetuju

4.Setuju3.Ragu-ragu2.Tidak

setuju1.Sangat

tidaksetuju

4. Pengaruhmedia(ProcessofInfluence)

1. Mengetahui Visidan MisiPerusahaan tentangK3

2. PeningkatanPengetahuankaryawan tentangSOP K3

3. Disiplin karyawandalam bekerjaberdasarkanstandarisasi SOPK3

4. Terhindarterjadinyakecelakaan kerja

5.Sangatsetuju

4.Setuju3.Ragu-ragu2.Tidak

setuju1.Sangat

tidaksetuju

Page 94: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

79

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Dan

dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan data primer dan data

sekunder.

3.6.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung didapatkan dari objek

penelitian. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan

cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan

cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dimana responden

diminta untuk memilih satu dari alternatif jawaban yang tersedia atau

mengisi suatu jawaban secara bebas. Pembentukan kuesioner ini biasanya

ditentukan dengan melihat permasalahan dan tujuan penelitian. Pembagian

kuesioner ini akan disebarkan kepada karyawan-karyawan PT. Indonesia

Power Surayala yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan studi kepustakaan dari buku-buku referensi yang

berhubungan dengan objek penelitian, intranet, serta contoh-contoh skripsi

yang ada hubungannya dengan hal-hal yang akan dibahas sesuai dengan

judul penelitian ini

Page 95: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

80

3.7 Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Karena metode yang

digunakan adalah metode penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif

yang bertujuan untuk mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program

yang dilaksanakan, maka penulis menggunakan teknik skala Likert untuk

menganalisa datanya.

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan skala Likert untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan.

Penulis menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap atau persepsi

responden berdasarkan jawaban-jawaban yang diberi skor 1-5 yang

mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai sangat negatif dimana

responden positif memiliki bobot atau skor tertinggi (skor angka 5) dan

responden negatif memiliki bobot atau skor terendah (skor angka 1).

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan indikator yang telah

disebutkan dalam operasionalisasi variable di atas untuk mengukur tingkat

efektifitas Media Internal perusahaan sebagai pemenuhan Kebutuhan

Informasi Karyawan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT.

Indonesia Power Suralaya.

Page 96: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

81

Tabel 3.2Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobor Skor (+) Bobor Skor (-)Sangat efektif 5 1Efektif 4 2Cukup Ecektif 3 3Tidak Efektif 2 4Sangat tidak efektif 1 5

Adapun untuk mendapatkan hasil perhitungan akhir dalam bentuk

presentase, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

= Jumlah skor hasil pengumpulan data x 100%(Skor tertinggi × jumlah pertanyaan x jumlah responden)

Maka hasil presentase dengan ”Kriteria Interpretasi Skor” yang akan

didapatkan adalah sebagai berikut :

Angka 81% - 100% : Sangat Positif/Sangat efektif : Skor = 5

Angka 61% - 80% : Positif/Efektif : Skor = 4

Angka 41% - 60% : Cukup/Netral : Skor = 3

Angka 21% - 40% : Tidak Positif/Tidak efektif : Skor = 2

Angka 0% - 20% : Sangat Tidak Positif/Sangat tidak efektif : Skor = 1

Alat yang dipakai untuk penghitungan dari jawaban responden ini

penulis menggunakan sistem perhitungan SPSS for Windows, dimana data

yang terkumpul terlebih dahulu dibuat di dalam list tabel jawaban kuesioner,

kemudian di berikan kode nomor atau angka (karena SPSS hanya bisa

membaca angka), setelah itu baru di input ke dalam sistem perhitungan SPSS

untuk mendapatkan hasil jawaban dalam bentuk tabel. Sedangkan Singkatan

dari SPSS sendiri adalah Statistical Product and Solution Service. Arti dari

Page 97: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

82

SPSS itu sendiri adalah suatu program computer statistik yang mampu

memproses data statistik secara cepat dan tepat, menjadikan berbagai output

yang dikehendaki para pengambil keputusan. Keuntungan utama

menggunakan SPSS adalah akurasi hasil penghitungan yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan penghitungan manual yang juga rentan terhadap

kesalahan.

3.8 Jadwal Penelitian

Berikut ini adalah pedoman jadwal penelitian yang dilakukan peneliti

dari awal penelitian hingga Sidang Skripsi :

Tabel 3.3Jadwal Penelitian

Kegiatan Februari 2016 s/d April 2017Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Pengajuan Judul

Observasi Awal

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Acc Lapangan

Reduksi Data

Penyajian Data

Verifikasi

Penyusunan HasilPenelitian

Sidang Skripsi

Sumber : Peneliti, 2017

Page 98: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT.PLN

(Persero) yang dahulunya bernama PLN Pembangkitan Tenaga Listrik

Jawa Bali I (PJB I), menjalankan bisnis utama di bidang pembangkitan

tenaga listrik Jawa dan Bali dan memasok sekitar 30% dari kebutuhan

tenaga listrik pada sistem Jawa-Bali.

Sejarah PT. Indonesia Power dimulai pada awal tahun 1990-an,

pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor

ketenagalistrikan. Langkah ke arah tersebut diawali dengan berdirinya

Paiton swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Kepres No. 37

Tahun 1992 tentang Pemanfaatan Sumber Dana Swasta Melalui

Pembangkit-Pembangkit Listrik Swasta. Kemudian pada akhir tahun

1993, Menteri Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar

kebijakan (sasaran dan Kebijakan Pengembangan Sub Sektor

Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang

restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.

PT. Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan

fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut

memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan

Page 99: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

84

beragam energi primer air, minyak, batubara, panas bumi, gas, dan

sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada

pula sejumlah pembangkit yang termasuk paling tua di Indonesia seperti

PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA

lainnya yang dibangun tahun 1920-an dan sampai sekarang masih

beroperasi. Dari sini dapat dipandang secara kesejarahan pada dasarnya

usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power

menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa

dan Bali. Pada tahun 2004, PT. Indonesia Power telah memasok sebesar

44.417 GWh atau sekitar 46,51% dari produksi sistim Jawa Bali.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Power

Sebagai perusahaan pembangjit listrik yang terbesar di Indonesia dan

dalam menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power

mempunyai visi yaitu “Menjadi perusahaan energi tepercaya yang tumbuh

berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi ini, PT. Indonesia Power telah

melakukan langkah-langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang

ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang

berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin

keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam pengembangan usaha penunjang di bidang pembangkit

tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan

yaitu PT. Cogindo Daya Bersama yang bergerak dalam bidang jasa

Page 100: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

85

pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration,

energy outsourcing, energy efficiency assessment package, dan distributed

generation. Dan PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak dalam bidang

perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan bakar lainnya

yang diharapkan menjadi perusahaan penjual batubara yang menangani

kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan

lainnya yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama

denganpiak lain yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT.

Indonesia Power juga menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo

yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara sebesar 60%.

Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut, PT. Indinesia Power

telah menetapkan lima filosofi perusahaan yang harus selalu dipegang.

Kelima filosofi perusahaan tersebut yaitu :

a. Mengutamakan pasar dan pelanggan.

Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik

dan nilai tambah kepada pelanggan.

b. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.

Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi

financial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk

memenangkan persaingan.

c. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara optimal.

d. Menjunjung tinggi etika bisnis.

Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasiona.

e. Memberi penghargaan atas prestasi

Page 101: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

86

Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan

yang maksimal.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power

Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu

perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks

organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, strutur organisasi

merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang

hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang

dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.

Secara struktural PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan

Suralaya dipimpin oleh seorang General Manajer, dan dibantu oleh tiga

orang Deputy General Manajer, yaitu :

a. Deputi General Manager Bidang Operasi dan Pemeliharaan

b. Deputi General Manager Bidang Umum

c. Deputi General Manager Bidang Pengelolaan Batubara

Dimana masing-masing Deputi General Manajer membawahi

beberapa Manajer bidang.

a. Deputi General Manager Bidang Operasi dan Pemeliharaan (DGMOP)

Membawahi beberapa orang Manajer, yaitu :

1. Manager Operasi #1-4 (MOP #1-4)

2. Manager Operasi #1-5 (MOP #1-5)

3. Manager Pemeliharaan #1-4 (MHAR #1-4)

4. Manager Pemeliharaan #5-7 (MHAR #5-7)

5. Manager Perencanaan, Evaluasi, dan Enjineering (MREE)

b. Deputi General Manager Bidang Umum (DGMUM)

Page 102: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

87

Membawahi beberapa orang Manajer, yaitu :

1. Manager Logistik (MLOG)

2. Manager Pengembangan Usaha (MPEU)

3. Manager Sisitem dan Sumber Daya Manusia & Humas (MSSDM

& MAS)

4. Manager Keuangan (MKEU)

c. Deputi General Manager Bidang Pengelolaan Batubara (DGMPB)

1. Manager Ash Handling (MASH)

2. Manager Coal Handling (MCOAL)

3. Manager Pelabuhan (MPEL)

Setiap Manager membawahi beberapa orang Supervisor Senior

(SPS) dan setiap Supervisor Senior membawahi beberapa orang

Supervisor (SP).

4.1.4 Media Internal PT. Indonesia Power

a. Visual Management

Visual Management adalah manajemen untuk membuat segala

sesuatu di tempat kerja kita menjadi jelas. Dengan Visual management,

kita hanya perlu berjalan ke area kerja dan hanya dengan melihat

sekilas, akan diketahui apakah semuanya sudah bekerja sebagaimana

mestinya ataukah tidak.

Dengan visual management pula, tidak ada kebutuhan untuk

bertanya secara detail mengenai catatan maupun grafik yang

(seringkali tampak rumit dan banyak), atau berbicara dengan

Page 103: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

88

supervisor ataupun manajer (yang biasanya saling tunjuk hidung ketika

ditanya pertanyaan sederhana).

Visual Management membuat kita mampu mengetahui

bagaimana tingkat keselamatan dan kesehatan kerja. Teknik

komunikasi PT. Inonesia Power berlandaskan (dan sangat

membutuhkan) Visual Management untuk mencegah adanya

kecelakaan kerja. Seluruh tingkatan manajemen dan semua yang

terlibat dalam proses keselamatan dan kesehatan kerja harus terlibat

dalam rangka keselamaan dan kesehaan kerja.

Jika informasi mengenai keselamatan dan kesehatankerja, yang

berhbungan dengan prosedur dan standar kerja, tidak terlihat dengan

mudah dan jelas, maka yakinlah bahwa kecelakaan kerja di perusahaan

akan terjadi. Oleh karena itu implementasi Visual Management dalam

menjaga keselamatan dan kesehatan kerja perlu dipergunakan. Untuk

mudahnya, sebut saja 5S dan TPM yang berdasarkan paradigma

“membuat tempat kerja disekitar kita sangat visual”.

b. Safety Induction

Safety Induction adalah pengenalan dasar-dasar Keselamatan

kerja dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan baru atau visitor

(tamu) dan dilakukan oleh karyawan dengan jabatan setingkat

supervisory (dari divisi OSHE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan

oleh yang paham tentang K3 dengan level jabatan minimum seperti

tersebut diatas (minimal Foreman, dan supervisor up).

Page 104: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

89

Tujuan dari safety induction adalah :

1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya K3 di bekerja.

2. Memberikan informasi terbaru tentang kondisi kerja sebab kondisi

dalam kerja bisa berubah setiap hari.

3. Memberikan pemahaman tentang peraturan yang berlaku dan

sanksi apa yang diberikan jika melanggar peraturan di perusahaan.

4. Memberikan informasi tentang prosedur kerja yang ada di wilayah

kerja tersebut.

Dan masih banyak lagi yang lainnya. Intinya induksi safety

dilakukan untuk menghindarkan seseorang dari kecelakan saat

memasuki wilayah pertambangan. Yang berhak mendapatkan Induksi

Safety adalah :

1. Karyawan baru di suatu perusahaan, karena pada umumnya

karyawan baru sama sekali belum mengetahui kondisi perusahaan,

walaupun karyawan baru ini telah memiliki pengalaman, tetap

harus di beri induksi saat berada di perusahaan baru.

2. Seseorang bukan karyawan yang mendapat ijin untuk memasuki

wilayah kerja, maka sebelumnya harus diberikan induksi terlebih

dahulu.

3. Karyawan yang baru selesai dari cuti kerja. Walupun sudah lama

menjadi karyawan di perusahaan, karyawan ini harus tetap diberi

induksi safety setelah dia kembali dari cuti kerjanya. Hal ini

Page 105: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

90

dilakukan karena kondisi dalam lingkungan kerja sudah banyak

berubah selama dia pulang cuti.

Safety induksi biasa dilakukan pada saat karyawan baru hendak

mengurus Kimper atau Mine Permit (Semacam ID Card) baru di

perusahaan. Kimper sendiri diperuntukkan bagi karyawan yang

nantinya akan diberikan ijin untuk mengendarai unit atau alat berat

(sesuai dengan SIM dan keahlian karyawan tersebut mengemudi) di

area kerja (Operator, Driver DumpTruck, Foreman, supervisor up, dll).

Sedangkan Mine permit diperuntukkan bagi karyawan

umumnya. Karyawan yang mempunyai mine permit namun tidak

memiliki kimper tetap tidak diperbolehkan mengendarai unit atau alat

berat sendiri (staff kantor, adm, dll). Selama Karyawan baru belum

mendapatkan Kimper atau Mine Permit, karyawan tersebut akan

diberikan ID Card Visitor dan masih belum dibolehkan mengendarai

unit di area kerja.

Selain itu Induksi saftey juga dilakukan kepada visitor atau tamu

dari luar (bukan karyawan) yang hendak memasuki wilayah kerja. Hal

ini dilakukan agar tamu tamu tersebut memahami wilayah yang ada

dan diharuskan mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam

perusahaan. Untuk membuktikan bahwa visitor telah mendapatkan

induksi, maka PT. Indonesia Power meminjamkan ID Card Visitor

kepada pengunjung tersebut dan harus mengembalikannya setelah

keperluannya selesai.

Page 106: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

91

Keuntungan Dari Induksi Safety yang diberlakuka adalah

sebagai berikut :

1. Seseorang lebih memahami tentang pentingnya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) saat berada di wilayah kerja.

2. Mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi dalam perusahaan.

3. Lebih memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi di dalam

wilayah perusahaan dan memahami bagaimana cara mengatasinya

4. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan saat berada

dalam wilayah perusahaan.

Apapun bidang pekerjaan yang kita jalani sekarang sangat

penting untuk memahami pekerjaan tersebut. Dengan begitu kita bisa

memahami potensi-potensi bahaya apa saja yang mungkin ditimbulkan

dari pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita bisa

meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari

pekerjaan yang kita lakukan. Tetaplah bekerja dengan selamat, sehat,

dan aman.

c. Intranet

Intranet adalah Jaringan Komputer yang khusus untuk

penggunaan pada lingkungan di dalam batasan suatu Organisasi.

Dilihat dari sudut teknisinya, Intranet didefinisikan sebagai

penggunaan teknologi Internet dan WWW (World Wide Web) di

dalam sebuah jaringan komputer lokal (LAN). Local Area Network

(LAN) adalah sekumpulan komputer-komputer yang saling

Page 107: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

92

dihubungkan pada suatu daerah atau lokasi tertentu. Intranet

memaksimalkan penggunaan LAN tersebut dengan menambahi

kemampuan-kemampuan Internet kedalamnya

Perusahaan dapat mengatasi masalah utama yaitu tentang

penyebaran informasi antar sesama karyawan dengan cara yang cepat,

mudah dan efekktif. Tidak terikat oleh Program atau perangkat keras

tertentu. Intranet dapat langsung ditaruh pada halaman Intranet

perusahaan, dan setiap karyawan dapat langsung dapat membacanya di

layar komputernya. Perusahaan dapat melihat langsung dan cepat jika

ada perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan penyebaran informasi

ini, dapat dimanfaatkan untuk mendidik dan melatih para pegawai

perusahaan. Halaman intranet dapat di isi dengan petunjuk cara bekerja

pada setiap divisi, panduan penggunaan suatu alat (komputer

misalnya), serta daftar istilah teknis yang mungkin perlu dipahami oleh

para karyawan. Halaman intranet juga bisa digunakan untuk meminta

umpan balik atau saran dan kritik dari karyawan, menyebarkan berita

intern perusahaan (dalam bentuk buletin), dan sebagainya. Masalah

pengiriman berita dapat dilakukan dengan mudah melalui intranet.

Antara sesama karyawan dapat mengirimkan memo ke rekan kerja

yang lain tanpa harus meninggalkan mejanya. Dengan fasilitas e_mail .

Intranet dapat mengirimkan pesan dengan mudah dan dapat digunakan

untuk menyebarkan dokumen, file atau program. Setiap karyawan bisa

mengirimkan beberapa dokumen melalui komputer dengan demikian

Page 108: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

93

tidak perlu untuk mencetak dokumen itu. Administrator network bisa

menaruh file-file program yang bisa digunakan oleh karyawan pada

suatu folder bersama, sehingga dapat di-download oleh yang

memerlukannya. Para pegawai atau departemen yang ingin "

mengiklankan diri " juga bisa melakukannya melalui Intranet.

Beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi

intranet sebagian besar menggunakannya untuk :

1) Mengakses Prosedur dan Manual

2) Mengakses Data-data penting

3) Mengirimkan Halaman Web Pribadi

4) Mengirimkan Lamaran Pekerjaan Internal

5) Memeriksa dan menyetujui dokemen

6) Mengakses Informasi Pegawai

7) Membuat Jadwal

8) Mengakses DataBase

Beberapa keistimewaan yang bisa diberikan oleh intranet untuk

perusahaan diantaranya adalah :

1) Dapat mengakses informasi terbaru perusahaan dengan cepat dan

mudah

2) Saling berkomunikasi antar karyawan, tidak peduli dengan lokasi

fisik tempat karyawan tersebut berada

3) Dapat berkolaborasi mengerjakan satu dokumen bersama-sama

dari komputernya masing-masing

4) Dapat mengirim e_mail dan dokumen ke yang lainnya

Page 109: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

94

5) Melakukan rapat dari komputernya masing-masing tanpa harus

meninggalkan tempat kerja

6) Berkonferensi audio dan video melalui komputer, dan sebagainya

d. Melalui Email Setiap Karyawan

E-mail (electronic mail) adalah surat dalam bentuk elektronik. E-

mail merupakan salah satu fasilitas atau aplikasi internet yang paling

banyak digunakan dalam hal surat-menyurat. Hal ini dikarenakan e-

mail merupakan alat komunikasi yang murah, cepat, dan efisien.

Menggunakan e-mail memungkinkan kita untuk mengirimkan pesan

dalam bentuk surat ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat cepat

dan biaya yang murah. E-mail yang dikirimkan akan sampai ke alamat

yang dituju sesaat e-mail tersebut dikirimkan. Biaya yang dikluarkan

pun hanyalah biaya untuk mengakses internet pada saat kita

mengirimkan/membuka untuk menerima e-mail tersebut. Komunikasi

menggunakan e-mail dilakukan dengan cara mengaktifkan pesan yang

akan kita kirim pada software yang dikhususkan untuk keperluan ini,

misalnya Microsoft Outlook.

Manfaat/kegunaan e-mail

1) Media komunikasi

E-mail atau surat elektronik adalah media komunikasi yang biasa

dilakukan secara persoal atau umum (komunitas).

2) Media pengiriman

Dengan e-mail anda bisa melakukan pengiriman data ke seluruh

dunia dan tentunya pengirim dan yang dikirimi data sama-sama

menggunakan alamat e-mail, bukan alamat rumah. Tidak hanya itu,

Page 110: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

95

dengan menggunakan e-mail anda bisa mengirimkan data ke

banyak orang hanya dalam hitung menit bahkan detik.

3) Efektif, efisien, dan murah

Melakukan pengiriman data melalui e-mail sangat efektif, efisien,

dan murah. Maksudnya, anda tidak perlu keluar rumah dan pergi

ke kantor pos hanya untuk mengirim foto atau lamaran pekerjaan.

Cukup melalui koneksi internet dan alamat e-mail anda,

pengiriman akan cepat sampai ke alamat tujuan dan tidak perlu

biaya mahal.

4) Media promosi

Jika anda bisa memiliki usaha di internet atau bisnis online, anda

bisa mengirimkan promosi produk ke para pelanggan anda dengan

memanfaatkan daftar e-mail pelanggan yang ada.

5) Media informasi

Melalui e-mail, anda bisa mendapatkan informasi-informasi terbaru

dari seluruh dunia yang anda inginkan dengan cara menjadi

pelanggan informasi dari media yang anda tentukan.

6) Membuat blog atau website

Dengan e-mail anda bisa membuat blog dan website.

7) Sosial media

Dengan e-mail, anda bisa menjalin hubungan dengan teman atau

orang lain. Baik menggunakan e-mail itu sendiri atau melalui

jejaring sosial seperti facebook, twitter, atau google.

Page 111: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

96

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data

primer yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner selama 2

(dua) hari pada tanggal 1 Agustus – 2 Agustus 2017 terhadap 78 responden

dari keseluruhan karyawan PT. Indonesia Power Suralaya yang berjumlah

722 orang. Hasil jawaban kuesioner ini selanjutnya ditabulasikan menjadi

sebuah tabel untuk memudahkan pengolahan data guna keperluan analisa data.

Tabulasi data ini selanjutnya diolah dalam komputer dengan bantuan

program komputer statistik (dengan perhitungan SPSS) berdasarkan tiap-tiap

pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner tersebut. Hasil pengolahan data

tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

4.2.1 Data Responden

Data Responden dari penelitian ini berjumlah 78 orang responden

yang dihitung dengan menggunakan rumus slovin (sudah diuraikan pada

Bab III halaman 74-75). Melalui penyebaran angket mengenai data

respnden yang berjumlah 78 orang responden berdasarkan beberapa

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai jenis kelamin, usia,

status, pendidikan terakhir, dan lama bekerja di PT. Indonesia Power

Suralaya di peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.1Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)Laki-Laki 66 84.62Perempuan 12 15.38

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner

Page 112: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

97

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan jumlah

responden sebanyak 78 responden tentang jenis kelamin, setelah dilakukan

analisis dan pengelompokan data maka diperoleh hasil responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 66 responden dengan presentase dihitung

dengan rumus ( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

84.62% dan untuk responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 12

responden dan diperoleh hasil prosentase sebesar ( ) x 100 = 15.38%.

Pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 66 orang atau sebesar 84.62%, sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 12 orang atau

sebesar 15.38%. Dari hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.2Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase (%)< 19 tahun 0 0.0019 – 25 tahun 21 26.9226 – 40 tahun 49 62.82> 41 tahun 8 10.26

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan jumlah

responden sebanyak 78 responden berdasarkan usia, setelah dilakukan

analisis dan pengelompokan data maka diperoleh hasil responden dengan

usia < 19 tahun sebanyak 0 (nol) responden dengan presentase dihitung

dengan rumus ( ) x 100 dan diperoleh

Page 113: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

98

hasil ( ) x 100 = 0.00%, responden dengan usia 19-25 tahun sebanyak

21 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 26.92%, responden dengan

usia 26-40 tahun sebanyak 49 responden prosentase sebesar ( ) x 100 =

62.82% dan responden dengan usia >41 tahun sebanyak 8 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 10.26%.

Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia <

19 tahun sebanyak 0 orang atau sebesar 0.00%, yang berusia antara 19-25

tahun sebanyak 21 orang atau sebesar 26.92%, yang berusia antara 26-40

tahun sebanyak 49 orang atau sebesar 62.82%, dan responden yang berusia

>41 tahun adalah sebanyak 8 orang atau sebesar 10.26 %. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 26-40 tahun.

Tabel 4.3Responden Berdasarkan Status

Status Jumlah Presentase (%)Menikah 52 66.67Belum Menikah 26 33.33

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan jumlah

responden sebanyak 78 responden berdasarkan status perkawinan, setelah

dilakukan analisis dan pengelompokan data maka diperoleh hasil

responden dengan status menikah sebanyak 52 responden dengan

presentase dihitung dengan rumus ( ) x

100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 66.67% dan responden dengan status

Page 114: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

99

belum menikah sebanyak 26 responden, prosentase sebesar ( ) x 100 =

33.33%,

Pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki

status sudah menikah sebanyak 52 orang atau sebesar 66.67%, dan yang

memiliki status belum menikah sebanyak 26 orang atau sebesar 33.33%.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berstatus sudah

menikah

Tabel 4.4Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase (%)Tamat SMP 2 2.56Tamat SMU 12 15.38D3 35 44.87S1 27 34.62S2 2 2.56

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan jumlah

responden sebanyak 78 responden berdasarkan pendidikan, setelah

dilakukan analisis dan pengelompokan data maka diperoleh hasil

responden dengan tingkat pendidikan tamat SMP sebanyak 2 (dua)

responden dengan presentase dihitung dengan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil

( ) x 100 = 2.56%, responden dengan tingkat pendidikan tamat SMU

sebanyak 12 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 15.38%,

responden dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 35 responden

Page 115: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

100

prosentase sebesar ( ) x 100 = 44.87%, responden dengan tingkat

pendidikan S1 sebanyak 27 responden prosentase sebesar ( ) x 100 =

34.62% dan responden dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 2

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 2.56%

Pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden yang

berpendidikan terakhir tamat SMP sebanyak 2 orang atau sebesar 2.56%,

yang berpendidikan terakhir tamat SMU sebanyak 12 orang atau sebesar

15.38%, yang berpendidikan terakhir D3 sebanyak 35 orang atau sebesar

44.87%, yang berpendidikan terakhir S1 sebanyak 27 orang atau sebesar

34.62%, dan yang berpendidikan terakhir S2 sebanyak 2 orang atau

sebesar 2.56%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan

terakhir responden adalah tamat SMU.

Tabel 4.5Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase (%)< 1 tahun 6 7.691 – 3 tahun 19 24.363 – 5 tahun 15 19.23> 5 tahun 38 48.72

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan jumlah

responden sebanyak 78 responden berdasarkan lama bekerja, setelah

dilakukan analisis dan pengelompokan data maka diperoleh hasil

responden dengan lama bekerja < 1 tahun sebanyak 6 (enam) responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

Page 116: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

101

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( )

x 100 = 7.69%, responden dengan lama bekerja 1 – 3 tahun sebanyak 19

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 24.36%, responden dengan

lama bekerja 3-5 tahun sebanyak 15 responden prosentase sebesar ( ) x

100 = 19.23% dan responden dengan lama bekerja > 5 tahun sebanyak 38

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 48.72%.

Pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja

selama <1 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 7.69%, yang bekerja

selama 1-3 tahun sebanyak 19 orang atau sebesar 24.36%, yang bekerja

selama 3-5 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 19.23%, dan responden

yang bekerja selama >5 tahun adalah sebanyak 38 orang atau sebesar

48.72%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja

selama > 5 tahun.

4.2.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.2.1 Uji Validitas

Sebelum melakukan analisa data penulis melakukan uji statistik

yaitu uji validitas dan uji reliabilitas instrument. Untuk mengetahui apakah

yang diberikan kepada responden benar-benar dapat mengukur apa yang

sedang diukur, maka harus dilakukan pengujian tingkat validitas

(kosehihan), jumlah angket yang disebarkan kepada responden sebanyak

78 angket sesuai dengan jumlah sampel dalam penelitian dengan jumlah

item pertanyaan total 17 item pertanyaan. Terdiri dari 8 Item pertanyaan

Page 117: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

102

untuk variabel tanggapan pembaca, 5 item pertanyaan pengetahuan

pembaca dan 4 item pertanyaan pengaruh media internal perusahaan.

Uji validitas dihitung dengan menggunakan program Statistical

Product and Service Solutions (SPSS). Dengan ketentuan kriteria

pengujiannya dengan taraf signifikansi 5% atau rtabel adalah 0,223 yaitu

jika rhitung ≥ rtabel, maka instrument pernyataan-pernyataan kuesioner

berkorelasi terhadap skor total dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel

(0,223) maka pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tidak valid.

Adapun hasil dari pengujian validitas berdasarkan hasil pengujian

dengan SPSS for Windows Versi 17.00 didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6Hasil Uji Validitas

Tanggapan Pembaca

NoButir

PertanyaanNilai Korelasi

(rhitung)Taraf Signifikan

(rtabel)Keterangan

1 Butir 1 0,469 0,223 Valid

2 Butir 2 0,686 0,223 Valid

3 Butir 3 0,457 0,223 Valid

4 Butir 4 0,627 0,223 Valid

5 Butir 5 0,563 0,223 Valid

6 Butir 6 0,565 0,223 Valid

7 Butir 7 0,396 0,223 Valid

8 Butir 8 1.000 0,223 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Page 118: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

103

Tabel 4.7Hasil Uji Validitas

Pengetahuan Pembaca

NoButir

PertanyaanNilai Korelasi

(rhitung)Taraf Signifikan

(rtabel)Keterangan

1 Butir 1 0,412 0,223 Valid

2 Butir 2 0,440 0,223 Valid

3 Butir 3 0,535 0,223 Valid

4 Butir 4 0,539 0,223 Valid

5 Butir 5 1,000 0,223 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.8Hasil Uji ValiditasPengaruh Media

NoButir

PertanyaanNilai Korelasi

(rhitung)Taraf Signifikan

(rtabel)Keterangan

1 Butir 1 0,428 0,223 Valid

2 Butir 2 0,536 0,223 Valid

3 Butir 3 0,339 0,223 Valid

4 Butir 4 1,000 0,223 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari hasil pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa

keseluruhan instrument dinyatakan valid. Hal ini dibuktikan dengan hasil

rhitung ≥ rtabel, artinya keseluruhan instrument dapat digunakan untuk

mengukur hasil penelitian.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Setelah diuji validitas, langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas

yaitu berhubungan dengan masalah ketepaan suatu data, sedangkan untuk

pengujian reliabilitas melalui nilai koefisien alpha dengan dibandingkan

nilai 0,60. Variabel dikatakan reliable apabila mempunyai nilai alpha di

atas 0,60 dan sebaliknya.

Page 119: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

104

Tabel 4.9Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.948 17

Nilai koefisienn reliabilitas variabel Efektvitas Media Internal dalam

Penyampaian Pesan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) setelah

melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS for

Windows Ver. 17.00 didapatkan hasil adalah 0,948. Sesuai kriteria, nilai

ini sudah lebih besar dari 0,60. Maka hasil data dari angket memiliki

tingkat reliabilitas yang sangat baik atau dengan kata lain data hasil angket

variabel dapat dipercaya.

Dengan demikian dapat disimpulkan, nilai ini sudah lebih besar dari

0,60. Maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik,

atau dengan kata lain data hasil penelitian menunjukan bahwa kuesioner

penelitian reliable.

4.2.3 Dimensi Efektivitas Media Internal

4.2.3.1 Jangkauan Pembaca (Audience Coverage)

Tabel 4.10Responden Aktif Secara Rutin

Membuka Media Internal Perusahaan

Responden Aktif Jumlah Presentase (%)Ya 78 100.00Tidak 0 0.00

Total 78 100.00Sumber: Data Kuesioner No. 1

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal dengan indikator jangkauan pembaca

Page 120: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

105

dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka

diperoleh hasil bahwa jangkauan media internal perusahaan

menjangkau semua responden secara aktif sebanyak 78 responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 100% dan tidak

ada responden pada tingkat tidak aktif yaitu 0 (nol) atau prosentase sebesar

( ) x 100 = 0.00%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 78

orang atau sebesar 100.00% aktif secara rutin membuka media internal

perusahaan, dan tidak ada responden yang tidak aktif dalam membuka

media internal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden

selalu aktif membuka media internal perusahaan.

4.2.3.2 Tanggapan Pembaca (Audience Response)

Tabel 4.11Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Waktu Penerbitan

Media Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 10 12.8 12.8 12.8

Setuju 51 65.4 65.4 78.2

Ragu-ragu 13 16.7 16.7 94.9

Tidak Setuju 4 5.1 5.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 1

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

Page 121: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

106

kesesuaian waktu penerbitan media internal perusahaan dari jumlah

sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh

hasil bahwa kesesuaian waktu penerbitan media internal perusahaan yang

menjawab sangat setuju sebanyak 10 responden dengan presentase

dihitung dengan menggunakan rumus ( ) x

100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 12.8%, responden yang menjawab

setuju sebanyak 51 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 65.4%,

responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 13 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 16.7%, dan responden yang menjawab tidak setuju

sebanyak 4 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 5.1%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 10

orang atau sebesar 12.8% menyatakan sangat setuju, 51 orang atau sebesar

65.4% menyatakan setuju, 13 orang atau sebesar 16.7% menyatakan ragu-

ragu, 4 orang atau sebesar 5.1% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada

responden atau sebesar 0% yang menyatakan sangat tidak setuju (tidak

dimasukan dalam tabel). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden setuju bahwa waktu penerbitan Media Internal Perusahaan pada

setiap edisinya sudah sesuai harapan mereka.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

Page 122: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

107

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Ketepatan waktu

(timing) harus sesuai jadwal dan tidak ada penyimpangan jadwal Pesan

yang dimaksudkan sampai kepada penerima pesan tepat pada waktunya.

Artinya penyampaian pesan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi.

(Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Kesesuaian Waktu Penerbitan Media Internal

Perusahaan yang dilakukan oleh PT. Indonesia Power Suralaya sudah

sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga sehingga

tanggapan para responden dalam penelitian ini adalah positif dan sudah

sesuai harapan mereka.

Tabel 4.12Tanggapan Responden Terhadap Menarik Tidaknya Isi Materi dan

Informasi dalam Media Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 11 14.1 14.1 14.1

Setuju 56 71.8 71.8 85.9

Ragu-ragu 10 12.8 12.8 98.7

Tidak Setuju 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 2

Page 123: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

108

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

menarik tidaknya isi materi dan informasi dalam media internal

perusahaan dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis

data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 11

responden dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

14.1%, responden yang menjawab setuju sebanyak 56 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 71.8%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 10 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 12.8%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 1.28%.

Pada tabel di atas terlihat dapat disimpulkan bahwa responden

sebanyak 11 orang atau sebesar 14.1% menyatakan sangat setuju, 56 orang

atau sebesar 71.8% menyatakan setuju, 10 orang atau sebesar 12.8%

menyatakan ragu-ragu, 1 orang atau sebesar 1.3% menyatakan tidak

setuju, dan tidak ada responden atau sebesar 0% yang menyatakan sangat

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju

bahwa waktu penerbitan isi materi dan informasi dalam media internal

perusahaan menarik bagi karyawan.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

Page 124: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

109

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur dari maksud yang disampaikan memang diterima

dan sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. (Harjana, 2000

: 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Menarik Tidaknya Isi Materi dan Informasi dalam

Media Internal Perusahaan yang dibuat oleh PT. Indonesia Power Suralaya

sudah menarik bagi karyawan sehingga memotivasi para karyawan untuk

selalu membuka media internal yang disampaikan.

Tabel 4.13Tanggapan Responden Terhadap Bagus dan Menariknya Desain

Layout Media Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 12 15.4 15.4 15.4

Setuju 46 59.0 59.0 74.4

Ragu-ragu 17 21.8 21.8 96.2

Tidak Setuju 3 3.8 3.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 3

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

Page 125: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

110

bagus dan menariknya desain layout media internal perusahaan dari

jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka

diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 12 responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

15.4%, responden yang menjawab setuju sebanyak 46 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 59.0%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 17 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 21.8%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 3.8%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 12

orang atau sebesar 15.4% menyatakan sangat setuju, 46 orang atau sebesar

59.0% menyatakan setuju, 17 orang atau sebesar 21.8% menyatakan ragu-

ragu, 3 orang atau sebesar 3.8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Desain Layout Media

Intenal Perusahaan bagus dan menarik bagi karyawan.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

Page 126: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

111

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Format pesan

(format): struktur yang diterima vs yang dikirim Terdapat kesesuaian

format antara yang dimaksudkan oleh pengirim dengan penerima.

(Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Bagus dan Menariknya Desain Layout Media

Internal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik

sehingga sebagian besar responden setuju bahwa Desain Layout Media

Intenal Perusahaan bagus dan menarik bagi karyawan.

Tabel 4.14Tanggapan Responden Terhadap Kelengkapan dan Kejelasan Isi

Materi Media Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 13 16.7 16.7 16.7

Setuju 48 61.5 61.5 78.2

Ragu-ragu 16 20.5 20.5 98.7

Tidak Setuju 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 4

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

kelengkapan dan kejelasan isi materi media internal perusahaan dari

jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka

Page 127: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

112

diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

16.7%, responden yang menjawab setuju sebanyak 48 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 61.5%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 16 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 20.5%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 1.3%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 13

orang atau sebesar 16.7% menyatakan sangat setuju, 48 orang atau sebesar

61.5% menyatakan setuju, 16 orang atau sebesar 20.5% menyatakan ragu-

ragu, 1 orang atau sebesar 1.3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa isi materi Media Internal

Perusahaan sudah lengkap dan jelas bagi karyawan.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

Page 128: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

113

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content): yang

diterima / yang tersalur vs yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Kelengkapan dan Kejelasan Isi Materi Media

Internal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik

sehingga sebagian besar sebagian besar responden setuju bahwa isi materi

Media Internal Perusahaan sudah lengkap dan jelas bagi karyawan.

Tabel 4.15Tanggapan Responden Terhadap Minat Menggali Informasi dari

Media Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 14 17.9 17.9 17.9

Setuju 50 64.1 64.1 82.1

Ragu-ragu 11 14.1 14.1 96.2

Tidak Setuju 3 3.8 3.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 5

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

minat menggali informasi dari media internal perusahaan dari jumlah

sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh

hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 responden dengan

presentase dihitung dengan menggunakan rumus

Page 129: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

114

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

17.9%, responden yang menjawab setuju sebanyak 50 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 64.1%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 11 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 14.1%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 3.8%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 14

orang atau sebesar 17.9% menyatakan sangat setuju, 50 orang atau sebesar

64.1% menyatakan setuju, 11 orang atau sebesar 14.1% menyatakan ragu-

ragu, 3 orang atau sebesar 3.8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Informasi dalam Media

Internal yang disajikan menarik minat karyawan.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Rejeki dan Anita yang mengatakan bahwa sikap pelaku

komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut (Rejeki dan

Anita, 2009 : 8).

Page 130: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

115

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Minat Menggali Informasi dari Media Internal

Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga

sebagian besar responden setuju bahwa Informasi dalam Media Internal

yang disajikan menarik minat karyawan.

Tabel 4.16Tanggapan Responden Terhadap Media Internal Dapat Menjadi

Sumber Informasi Handal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 13 16.7 16.7 16.7

Setuju 45 57.7 57.7 74.4

Ragu-ragu 16 20.5 20.5 94.9

Tidak Setuju 4 5.1 5.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 6

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

media internal dapat menjadi sumber informasi handal perusahaan dari

jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka

diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

16.7%, responden yang menjawab setuju sebanyak 45 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 57.7%, responden yang menjawab ragu-

Page 131: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

116

ragu sebanyak 16 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 20.5%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 5.1%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 13

orang atau sebesar 16.7% menyatakan sangat setuju, 45 orang atau sebesar

57.7% menyatakan setuju, 16 orang atau sebesar 20.5% menyatakan ragu-

ragu, 4 orang atau sebesar 5.1% menyatakant idak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Media Internal Perusahaan

dapat menjadi informasi handal perusahaan untuk para karyawannya.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Sumber pesan

(source): orang yang melakukan vs yang bertanggung jawab artinya ada

kejelasan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pesan yang

disampaikan akurat (Harjana, 2000 : 23-24).

Page 132: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

117

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Responden Terhadap Media Internal Dapat Menjadi Sumber Informasi

Handal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik

sehingga sebagian besar responden setuju bahwa Media Internal

Perusahaan dapat menjadi informasi handal perusahaan untuk para

karyawannya.

Tabel 4.17Tanggapan Responden Terhadap Kegunaan dan Kefektifan Media

Internal Perusahaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 9 11.5 11.5 11.5

Setuju 50 64.1 64.1 75.6

Ragu-ragu 14 17.9 17.9 93.6

Tidak Setuju 5 6.4 6.4 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 7

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indikator

kegunaan dan kefektifan media internal perusahaan dari jumlah sebanyak

78 responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang

menjawab sangat setuju sebanyak 9 responden dengan presentase dihitung

dengan menggunakan rumus ( ) x 100 dan

diperoleh hasil ( ) x 100 = 11.5%, responden yang menjawab setuju

sebanyak 50 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 64.1%, responden

yang menjawab ragu-ragu sebanyak 14 responden prosentase sebesar ( )

Page 133: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

118

x 100 = 17.9%, dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 5

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 6.4%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 9

orang atau sebesar 11.5% menyatakan sangat setuju, 50 orang atau sebesar

64.1% menyatakan setuju, 14 orang atau sebesar 17.9% menyatakan ragu-

ragu, 5 orang atau sebesar 6.4% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Media Internal Perusahaan

sanga berguna dan efektif bagi para karyawan.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa komunikasi yang

efektif adalah bagaimana penyebaran pesan (komunikator) dengan

penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang

sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek

positif atau efektivitas (Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Page 134: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

119

Responden Terhadap Kegunaan dan Kefektifan Media Internal Perusahaan

PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar

responden setuju bahwa Media Internal Perusahaan sanga berguna dan

efektif bagi para karyawan.

Tabel 4.18Tanggapan Responden Terhadap Kecukupan Isi Media Internaldalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan Tentang K3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 15 19.2 19.2 19.2

Setuju 47 60.3 60.3 79.5

Ragu-ragu 15 19.2 19.2 98.7

Tidak Setuju 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 8

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tangapan pembaca dengan indicator

kecukupan isi media internal dalam memenuhi kebutuhan informasi

karyawan tentang K3 dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah

dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju

sebanyak 15 responden dengan presentase dihitung dengan menggunakan

rumus ( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x

100 = 19.2%, responden yang menjawab setuju sebanyak 47 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 60.3%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 15 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 19.2%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden prosentase

Page 135: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

120

sebesar ( ) x 100 = 1.3%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 15

orang atau sebesar 19.2% menyatakan sangat setuju, 47 orang atau sebesar

60.3% menyatakan setuju, 15 orang atau sebesar 19.2% menyatakan ragu-

ragu, 1 orang atau sebesar 1.3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Isi Media Internal

perusahaan sudah memenuhi kebutuhan informasi karyawan tentang

Keselamatan, Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3).

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa kampanye humas akan efektif bila khalayak

merespons secara positif. Artinya, kampanye humas mampu mendorong

partisipasi aktif khalayak untuk mendukung program yang dilaksanakan.

Ada ”sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Diharapkan

opini yang muncul dari khalayak (public) terhadap organisasi adalah

positif atau favourable. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content): yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Tanggapan

Page 136: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

121

Responden Terhadap Kecukupan Isi Media Internal dalam Memenuhi

Kebutuhan Informasi Karyawan Tentang K3 PT. Indonesia Power

Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar responden setuju

bahwa Isi Media Internal perusahaan sudah memenuhi kebutuhan

informasi karyawan tentang Keselamatan, Kecelakaan dan Kesehatan

Kerja (K3).

4.2.3.3 Pengetahuan Terhadap Media (Communication Impact)

Tabel 4.19Pengetahuan Responden terhadap Informasi yang Berkaitan dengan

Kegiatan dan Aktivitas Perusahaan dalam Mengatasi K3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 7 9.0 9.0 9.0

Setuju 34 43.6 43.6 52.6

Ragu-Ragu 30 38.5 38.5 91.0

Tidak Setuju 7 9.0 9.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 1

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengetahuan pembaca dengan

indikator informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan aktivitas

perusahaan dalam mengatasi K3 dari jumlah sebanyak 78 responden,

setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat

setuju sebanyak 7 responden dengan presentase dihitung dengan

menggunakan rumus ( ) x 100 dan

diperoleh hasil ( ) x 100 = 9.0%, responden yang menjawab setuju

Page 137: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

122

sebanyak 34 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 43.6%, responden

yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30 responden prosentase sebesar ( )

x 100 = 38.5%, dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 7

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 9.0%.

Pada tabel di atas terlihat bahwa responden sebanyak 7 orang atau

sebesar 9.0% menyatakan sangat setuju, 34 orang atau sebesar 43.6%

menyatakan setuju, 30 orang atau sebesar 38.5% menyatakan ragu-ragu, 7

orang atau sebesar 9.0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan responden terhadap

informasi yang Berkaitan dengan Kegiatan dan Aktivitas Perusahaan

dalam Mengatasi K3 sudah baik.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang

menggunakan berbagai media mampu mempengaruhi kognitif

(pengetahuan/pemikiran) khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak

terhadap media tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat

membantu menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

dipahami komunikan sasaran. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

Page 138: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

123

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengetahuan

Responden terhadap Informasi yang Berkaitan dengan Kegiatan dan

Aktivitas Perusahaan dalam Mengatasi K3 PT. Indonesia Power Suralaya

sudah sangat baik sehingga sebagian besar responden setuju bahwa

pengetahuan responden terhadap informasi yang Berkaitan dengan

Kegiatan dan Aktivitas Perusahaan dalam Mengatasi K3 sudah baik.

Tabel 4.20Pengetahuan Responden terhadap Informasi yang Berkaitan denganKebijakan Perusahaan dalam Isi Media Internal Yang Disampaikan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 12 15.4 15.4 15.4

Setuju 37 47.4 47.4 62.8

Ragu-ragu 23 29.5 29.5 92.3

Tidak Setuju 6 7.7 7.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 2

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengetahuan pembaca dengan

indikator informasi yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan dalam isi

media internal yang disampaikan dari jumlah sebanyak 78 responden,

setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat

setuju sebanyak 12 responden dengan presentase dihitung dengan

menggunakan rumus ( ) x 100 dan

diperoleh hasil ( ) x 100 = 15.4%, responden yang menjawab setuju

Page 139: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

124

sebanyak 37 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 47.4%, responden

yang menjawab ragu-ragu sebanyak 23 responden prosentase sebesar ( )

x 100 = 29.5%, dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 6

responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 7.7%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 12

orang atau sebesar 15.4% menyatakan sangat setuju, 37 orang atau sebesar

47.4% menyatakan setuju, 23 orang atau sebesar 29.5% menyatakan ragu-

ragu, 6 orang atau sebesar 7.7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan responden

terhadap informasi yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan dalam isi

media internal yang disampaikan sudah baik.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang

menggunakan berbagai media mampu mempengaruhi kognitif

(pengetahuan/pemikiran) khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak

terhadap media tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat

membantu menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

dipahami komunikan sasaran. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

Page 140: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

125

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengetahuan

Responden terhadap Informasi yang Berkaitan dengan Kebijakan

Perusahaan dalam Isi Media Internal Yang Disampaikan PT. Indonesia

Power Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar responden

setuju bahwa pengetahuan responden terhadap informasi yang berkaitan

dengan kebijakan perusahaan dalam isi media internal yang disampaikan

sudah baik.

Tabel 4.21Pengetahuan Responden terhadap Media Internal dapat Memenuhi

Informasi untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 17 21.8 21.8 21.8

Setuju 37 47.4 47.4 69.2

Ragu-ragu 19 24.4 24.4 93.6

Tidak Setuju 5 6.4 6.4 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 3

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengetahuan pembaca dengan

indikator media internal dapat memenuhi informasi untuk meningkatkan

produktifitas kerja dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan

analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak

17 responden dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

Page 141: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

126

21.8%, responden yang menjawab setuju sebanyak 37 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 47.4%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 19 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 24.4%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 6.4%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 17

orang atau sebesar 21.8% menyatakan sangat setuju, 37 orang atau sebesar

47.4% menyatakan setuju, 19 orang atau sebesar 24.4% menyatakan ragu-

ragu, 5 orang atau sebesar 6.4% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan responden

terhadap media internal dapat memenuhi iformasi untuk meningkatkan

produktifitas kerja karyawan sudah baik.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang

menggunakan berbagai media mampu mempengaruhi kognitif

(pengetahuan/pemikiran) khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak

terhadap media tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat

membantu menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

dipahami komunikan sasaran. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

Page 142: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

127

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengetahuan

Responden terhadap Media Internal dapat Memenuhi Informasi untuk

Meningkatkan Produktifitas Kerja PT. Indonesia Power Suralaya sudah

sangat baik sehingga sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan

responden terhadap media internal dapat memenuhi iformasi untuk

meningkatkan produktifitas kerja karyawan sudah baik.

Tabel 4.22Pengetahuan Responden terhadap Media Internal Dapat Memenuhi

Informasi dan Keinginan Mereka untuk Menghindari TerjadinyaKecelakaan Kerja

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 15 19.2 19.2 19.2

Setuju 34 43.6 43.6 62.8

Ragu-ragu 23 29.5 29.5 92.3

Tidak Setuju 6 7.7 7.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 4

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengetahuan pembaca dengan

indikator media internal dapat memenuhi informasi dan keinginan mereka

untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dari jumlah sebanyak 78

responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang

menjawab sangat setuju sebanyak 15 responden dengan presentase

Page 143: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

128

dihitung dengan menggunakan rumus ( ) x

100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 19.2%, responden yang menjawab

setuju sebanyak 34 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 43.6%,

responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 23 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 29.5%, dan responden yang menjawab tidak setuju

sebanyak 6 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 7.7%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 15

orang atau sebesar 19.2% menyatakan sangat setuju, 34 orang atau sebesar

43.6% menyatakan setuju, 23 orang atau sebesar 29.5% menyatakan ragu-

ragu, 6 orang atau sebesar 7.7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan responden

terhadap media internal dapat memenuhi informasi dan keinginan mereka

untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja sudah baik.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang

menggunakan berbagai media mampu mempengaruhi kognitif

(pengetahuan/pemikiran) khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak

terhadap media tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat

membantu menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

dipahami komunikan sasaran. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

Page 144: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

129

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengetahuan

Responden terhadap Media Internal Dapat Memenuhi Informasi dan

Keinginan Mereka untuk Menghindari Terjadinya Kecelakaan Kerja PT.

Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar

responden setuju bahwa pengetahuan responden terhadap media internal

dapat memenuhi informasi dan keinginan mereka untuk menghindari

terjadinya kecelakaan kerja sudah baik.

Tabel 4.23Pengetahuan Responden terhadap Kesesuaian Media Internal Sebagai

Sumber Informasi Mengenai Standarisasi SOP

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 8 10.3 10.3 10.3

Setuju 39 50.0 50.0 60.3

Ragu-ragu 24 30.8 30.8 91.0

Tidak Setuju 7 9.0 9.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 5

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengetahuan pembaca dengan

indikator kesesuaian media internal sebagai sumber informasi mengenai

standarisasi SOP dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan

analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak

Page 145: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

130

8 responden dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

10.7%, responden yang menjawab setuju sebanyak 39 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 50.0%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 24 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 30.8%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 9.0%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 8

orang atau sebesar 10.3% menyatakan sangat setuju, 39 orang atau sebesar

50.0% menyatakan setuju, 24 orang atau sebesar 30.8% menyatakan ragu-

ragu, 7 orang atau sebesar 9.0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan responden

terhadap kesesuain media internal sebagai sumber informasi mengenai

standarisasi SOP sudah baik.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa Sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang

menggunakan berbagai media mampu mempengaruhi kognitif

(pengetahuan/pemikiran) khalayak dengan melihat pengetahuan khalayak

terhadap media tersebut. Karena itu proses komunikasi harus dapat

membantu menyebarkan pesan dan informasi yang dapat dimengerti dan

Page 146: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

131

dipahami komunikan sasaran. (Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang

dikemukakan oleh Harjana yang mengatakan bahwa Isi (content) yang

diterima / yang tersalur yaitu yang dimaksudkan Isi pesan yang diterima

memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana,

2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengetahuan

Responden terhadap Kesesuaian Media Internal Sebagai Sumber Informasi

Mengenai Standarisasi SOP PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat

baik sehingga sebagian besar responden setuju bahwa pengetahuan

responden terhadap kesesuain media internal sebagai sumber informasi

mengenai standarisasi SOP sudah baik.

4.2.3.4 Pengaruh media (Process of Influence)

Tabel 4.24Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Visi dan Misi

Perusahaan Tentang K3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 11 14.1 14.1 14.1

Setuju 52 66.7 66.7 80.8

Ragu-ragu 12 15.4 15.4 96.2

Tidak Setuju 3 3.8 3.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 1

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengaruh media dengan

indikator visi dan misi perusahaan tentang K3 dari jumlah sebanyak 78

Page 147: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

132

responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 responden dengan presentase

dihitung dengan menggunakan rumus ( ) x

100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 14.1%, responden yang menjawab

setuju sebanyak 52 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 66.7%,

responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 12 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 15.4%, dan responden yang menjawab tidak setuju

sebanyak 3 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 3.8%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 11

orang atau sebesar 14.1% menyatakan sangat setuju, 52 orang atau sebesar

66.7% menyatakan setuju, 12 orang atau sebesar 15.4% menyatakan ragu-

ragu, 3 orang atau 3.8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden setuju bahwa media internal perusahaan

berpengaruh terhadap visi dan misi perusahaan tentang K3.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa proses persuasi yang dilakukan humas harus terkesan

alamiah dan sewajarnya. Proses pengaruh ini janganlah menggunakan

berbagai cara tanpa mempertimbangkan kepentingan komunikan.

(Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang dikemukakan oleh Harjana yang

Page 148: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

133

mengatakan bahwa Isi (content) yang diterima / yang tersalur yaitu yang

dimaksudkan Isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengaruh Media

Internal Perusahaan Terhadap Visi dan Misi Perusahaan Tentang K3 PT.

Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar

responden setuju bahwa media internal perusahaan berpengaruh terhadap

visi dan misi perusahaan tentang K3.

Tabel 4.25Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Karyawan tentang SOP K3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 14 17.9 17.9 17.9

Setuju 43 55.1 55.1 73.1

Ragu-ragu 17 21.8 21.8 94.9

Tidak Setuju 4 5.1 5.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 2

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengaruh media dengan

indikator peningkatan pengetahuan karyawan tentang Standar Operasional

Perusahaan (SOP) Keselamatan dam Kesehatan Kerja (K3) PT. Indonesia

Power Suralaya dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan

analisis data maka diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak

14 responden dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

Page 149: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

134

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

17.97%, responden yang menjawab setuju sebanyak 43 responden

prosentase sebesar ( ) x 100 = 55.1%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 17 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 21.8%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 5.1%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 14

orang atau sebesar 17.9% menyatakan sangat setuju, 43 orang atau sebesar

55.1% menyatakan setuju, 17 orang atau sebesar 21.8% menyatakan ragu-

ragu, 4 orang atau 5.1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden setuju bahwa media internal perusahaan

memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan karyawan tentang

SOP K3 berpengaruh.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa proses persuasi yang dilakukan humas harus terkesan

alamiah dan sewajarnya. Proses pengaruh ini janganlah menggunakan

berbagai cara tanpa mempertimbangkan kepentingan komunikan.

(Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang dikemukakan oleh Harjana yang

mengatakan bahwa Isi (content) yang diterima / yang tersalur yaitu yang

Page 150: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

135

dimaksudkan Isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengaruh Media

Internal Perusahaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Karyawan tentang

SOP K3 PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga

sebagian besar responden setuju bahwa media internal perusahaan

memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan karyawan tentang

SOP K3 berpengaruh.

Tabel 4.26Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Disiplin Karyawan

dalam Bekerja Berdasarkan Standarisasi SOP

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 19 24.4 24.4 24.4

Setuju 35 44.9 44.9 69.2

Ragu-ragu 16 20.5 20.5 89.7

Tidak Setuju 8 10.3 10.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 3

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengaruh media dengan

indikator disiplin karyawan dalam bekerja berdasarkan standarisasi SOP

dari jumlah sebanyak 78 responden, setelah dilakukan analisis data maka

diperoleh hasil yang menjawab sangat setuju sebanyak 19 responden

dengan presentase dihitung dengan menggunakan rumus

( ) x 100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 =

24.4%, responden yang menjawab setuju sebanyak 35 responden

Page 151: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

136

prosentase sebesar ( ) x 100 = 44.9%, responden yang menjawab ragu-

ragu sebanyak 16 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 20.5%, dan

responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 8 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 10.3%.

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 19

orang atau sebesar 24.4% menyatakan sangat setuju, 35 orang atau sebesar

44.9% menyatakan setuju, 16 orang atau sebesar 20.5% menyatakan ragu-

ragu, 8 orang atau 10.3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden setuju bahwa media internal perusahaan

memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan karyawan dalam bekerja

berdasarkan standarisasi SOP.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa proses persuasi yang dilakukan humas harus terkesan

alamiah dan sewajarnya. Proses pengaruh ini janganlah menggunakan

berbagai cara tanpa mempertimbangkan kepentingan komunikan.

(Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang dikemukakan oleh Harjana yang

mengatakan bahwa Isi (content) yang diterima / yang tersalur yaitu yang

dimaksudkan Isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengaruh Media

Page 152: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

137

Internal Perusahaan Terhadap Disiplin Karyawan dalam Bekerja

Berdasarkan Standarisasi SOP PT. Indonesia Power Suralaya sudah sangat

baik sehingga sebagian besar responden setuju bahwa media internal

perusahaan memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan karyawan dalam

bekerja berdasarkan standarisasi SOP.

Tabel 4.27Pengaruh Media Internal Perusahaan Terhadap Terhindarnya

Kecelakaan Kerja

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Sangat Setuju 22 28.2 28.2 28.2

Setuju 43 55.1 55.1 83.3

Ragu-ragu 10 12.8 12.8 96.2

Tidak Setuju 3 3.8 3.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Kuesioner Butir Nomor 4

Dari kuesioner yang penulis kumpulkan berhubungan dengan

dimensi efektivitas media internal tentang pengaruh media dengan

indikator terhindarnya kecelakaan kerja dari jumlah sebanyak 78

responden, setelah dilakukan analisis data maka diperoleh hasil yang

menjawab sangat setuju sebanyak 22 responden dengan presentase

dihitung dengan menggunakan rumus ( ) x

100 dan diperoleh hasil ( ) x 100 = 28.2%, responden yang menjawab

setuju sebanyak 43 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 55.1%,

responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10 responden prosentase

sebesar ( ) x 100 = 12.8%, dan responden yang menjawab tidak setuju

sebanyak 3 responden prosentase sebesar ( ) x 100 = 3.8%.

Page 153: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

138

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 22

orang atau sebesar 28.2% menyatakan sangat setuju, 43 orang atau sebesar

55.1% menyatakan setuju, 10 orang atau sebesar 12.8% menyatakan ragu-

ragu, 3 orang atau sebesar 3.8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada

responden 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa media

internal perusahaan memiliki pengaruh terhadap terhindarnya kecelakaan

kerja.

Dari hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori uses and

gratification tentang tolak ukur efektivitas yang dikemukakan oleh

Krisyantono bahwa proses persuasi yang dilakukan humas harus terkesan

alamiah dan sewajarnya. Proses pengaruh ini janganlah menggunakan

berbagai cara tanpa mempertimbangkan kepentingan komunikan.

(Krisyantono, 2008 : 69). Dan juga yang dikemukakan oleh Harjana yang

mengatakan bahwa Isi (content) yang diterima / yang tersalur yaitu yang

dimaksudkan Isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan (Harjana, 2000 : 23-24).

Dari hasil di atas penulis menyimpulkan bahwa Pengaruh Media

Internal Perusahaan Terhadap Terhindarnya Kecelakaan Kerja PT.

Indonesia Power Suralaya sudah sangat baik sehingga sebagian besar

responden setuju bahwa media internal perusahaan memiliki pengaruh

terhadap terhindarnya kecelakaan kerja.

Page 154: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

139

Adapun hasil perhitungan akhir masing-masing dimensi efektifitas

media internal dalam bentuk presentase adalah sebagai berikut:

1. Skor Dimensi Tanggapan Pembaca (Audience Response)

= Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data x 100%(Skor TertinggixJumlah PertanyaanxJumlah Responden)

= 2437 x 100%(5x8x78)

= 2437 x 100%3120

= 78.11%

2. Skor Pengetahuan Terhadap Media (Communication Impact)

= Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data x 100%(Skor TertinggixJumlah PertanyaanxJumlah Responden)

= 1438 x 100%(5x5x78)

= 1438 x 100%1950

= 73.74%

3. Skor Dimensi Pengaruh media (Process of Influence)

= Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data x 100%(Skor TertinggixJumlah PertanyaanxJumlah Responden)

= 1223 x 100%(5x4x78)

= 1223 x 100%1560

= 78.40%

Dan hasil presentase diatas dapat terlihat bahwa skor dimensi

tanggapan responden terhadap media adalah sebesar 78.11%, skor dimensi

Page 155: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

140

pengetahuan responden terhadap media adalah sebesar 73.74%, dan skor

dimensi pengaruh media terhadap kebutuhan informasi responden adalah

sebesar 78.40%. Hasil skor tersebut menunjukkan bahwa tanggapan

responden terhadap Media Internal Perusahaan PT. Indonesia Power

Suralaya adalah Positif / Efektif, pengetahuan responden terhadap Media

Internal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya adalah Positif / Efektif,

dan pengaruh Media Internal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya

terhadap kebutuhan informasi responden positif/efektif.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menganalisis dan membahas Efektifitas

Media Internal Perusahaan PT. Indonesia Power Suralaya sebagai Sarana

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan konsep dasar teori efektifitas bahwa tolak

ukur efektifitas dan hasil suatu program dari PT. Indonesia Power Suralaya

terdapat pada 4 dimensi yaitu pertama dimensi Audience Coverage (Jangkauan

Pembaca): berapa responden yang dapat dijangkau dari program yang dibuat,

apakah target responden yang diinginkan dapat tercapai atau tidak, kedua

dimensi Audience Response (Tanggapan Pembaca): bagaimana tanggapan dan

respon responden terhadap program tersebut, apakah positif atau tidak, lalu

ketiga dimensi Communication Impact (Pengetahuan terhadap Media): sejauh

mana pengetahuan responden terhadap program tersebut, dan keempat dimensi

Page 156: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

141

Process of Influence (Pengaruh Media): dalam hal ini bagaimana pengaruh

media terhadap kebutuhan informasi responden (karyawan).

Dalam penelitian ini penulis menganalisis setiap jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang diperoleh dan dikumpulkan dari 78

responden yang dijadikan sebagai sample oleh penulis dari jumlah populasi

keseluruhan PT. Indonesia Power Suralaya yang berjumlah 722 orang.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dengan perhitungan tabel data

responden yang berjumlah 78 orang, bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin laki-laki (66 orang; 84.62%), berusia antara 26-40 tahun (49 orang;

62.82%), memiliki status sudah menikah (52 orang; 66.67%), memiliki latar

belakang pendidikan terakhir tamat D3 (35 orang; 44.87%), dan sudah bekerja

di PT. Indonesia Power Suralaya selama lebih dari 5 tahun (38 orang;

48.72%).

Berdasarkan segi dimensi efektifitas media internal, hasil perhitungan

skor dimensi Jangkauan Pembaca (Audience Coverage) sebesar 100%

menunjukkan bahwa sasaran dan target pembaca yang ingin dijangkau oleh

PT. Indonesia Power Suralaya dalam aktifitasnya secara rutin membuka media

internal perusahaan. Hal ini sudah sesuai dengan konsep dasar teori efektifitas

yang digunakan oleh penulis bahwa keberhasilan suatu program dalam

mengkomunikasikan suatu pesan adalah ketika komunikasi tersebut dapat

menjangkau seluruh khalayak atau pembaca sasaran yang diinginkan dengan

efektif.

Page 157: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

142

Berdasarkan hasil perhitungan skor dimensi Tanggapan Pembaca

(Audience Response) yang sebesar 78.11% menunjukkan bahwa sebagian

ebsar responden merespons program komunikasi melalui media internal

perusahaan ini positif/ efektif. Mereka menilai bahwa media internal yang

diterbitkan oleh PT. Indonesia Power Suralaya ini dapat memenuhi kebutuhan

informasi mereka serta menambah pengetahuan dan wawasan mereka tentang

berbagai aktivitas kerja khususnya dalam hal Keselamatan dan Kecelakaan

Kerja (K3). Hal ini juga sesuai dengan konsep dasar teori efektifitas yang

digunakan oleh penulis bahwa karyawan PT. Indonesia Power Suralaya telah

mendukung program penyelenggaraan penerbitan Media Internal Perusahaan

dengan respon sangat positif yang mereka berikan, sehingga program

penyampaian pesan melalui media internal perusahaan ini pun menjadi sangat

efektif.

Berdasarkan hasil perhitungan skor dimensi Pengetahuan terhadap

Media (Communication Impact) yang sebesar 73.74% menunjukkan bahwa

pengetahuan responden terhadap media internal perusahaan tentang

penyampaian pesan Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3) juga positif/

efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang menunjukkan

bahwa mereka hampir seluruhnya sudah mengetahui dan memahami media

internal perusahaan dengan sangat baik. Hal ini dipengaruhi oleh latar

belakang pendidikan mereka yang sebagian besar adalah tamatan D3 dan

mengerti teknologi sehingga pengetahuan dan daya paham atau daya tanggap

mereka pun sangat baik.

Page 158: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

143

Berdasarkan hasil perhitungan skor dimensi Pengaruh Media (Process of

Influence) yang sebesar 78.40% menunjukkan bahwa pengaruh program

penyelenggaraan penerbitan media internal perusahaan ini terhadap kebutuhan

informasi responden sudah baik. Hal ini berarti PT. Indonesia Power Suralaya

sudah mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan karyawan dalam

menyajikan media internal tersebut karena hasil perhitungan sudah

menunjukkan bahwa penerbitan media internal perusahaan dalam hal

penyampaian pesan K3 ini sudah berpengaruh terhadap kebutuhan informasi

mereka serta menambah wawasan dan pengetahuan mereka.

Dari hasil yang diperoleh tersbut di atas sesuai dengan teori teori uses

and gratification tentang tolak ukur yang dikemukakan oleh Krisyantono

bahwa efektivitas kegiatan komunikasi yang diselenggarakan oleh humas

dapat dilihat dari pencapaian tujuan program atau kegiatan yang

diselenggarakan oleh humas itu sendiri. Jadi dalam penelitian ini media

internal dapat dikatakan efektif bila saat penelitian komunikasi ini media

internal tersebut sukses sebagai sarana yang dipakai oleh humas untuk

menyampaikan informasi kepada seluruh karyawan, dan pihak karyawan pun

merasa puas dengan terpenuhinya kebutuhan informasi mereka akan segala

sesuatu yang berhubungan dengan produk, kebijakan perusahaan, ataupun

informasi-informasi umum menarik lainnya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Penggunaan media internal PT Indonesia Power Suralaya untuk

mendapatkan pesan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) oleh kayawan

Sehingga tidak terjadi Kecelakaan Kerja sudah sangat efektif.

Page 159: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

144

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis dari hasil

penelitian di PT. Indonesia Power Suralaya mengenai Penggunaan media

internal PT Indonesia Power Suralaya untuk mendapatkan pesan keselamatan

dan kesehatan kerja (k3) oleh kayawan adalah sebagai berikut:

a. Dari segi dimensi Jangkauan Pembaca (Audience Coverage) dengan skor

sebesar 100% dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Indonesia Power

Suralaya 100% berhasil menjangkau keseluruhan karyawan perusahaan

sesuai target dan sasaran yang diinginkan perusahaan dalam penyampaian

Pengguna media internal PT Indonesia Power Suralaya untuk

mendapatkan pesan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) kepada kayawan

untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.

b. Dari segi Tanggapan pembaca (Audience Response) yang sebesar 81.79%

dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap pengguna

media internal perusahaan ini sangat efektif hal ini dibuktikan dengan

melihat tanggapan dengan respon positif yang ditunjukkan oleh para

karyawan PT. Indonesia Power Suralaya melalui jawaban kuesioner yang

disampaikan oleh penulis kepada mereka.

c. Dari segi Pengetahuan terhadap media (Communication Impact) yang

sebesar 81.44% dapat dirasik kesimpulan bahwa pengetahuan responden

Page 160: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

145

terhadap pengguna media internal perusahaan tentang penyampaian pesan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3) sangat efektif. Hal ini dapat

terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang menunjukkan bahwa mereka

hampir seluruhnya sudah mengetahui dan memahami media internal

perusahaan dengan sangat baik.

d. Dari segi Pengaruh Media (Process of Influence) yang sebesar 78.85%

dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh program penyelenggaraan

penerbitan media internal perusahaan ini terhadap kebutuhan informasi

responden sudah baik. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa penerbitan media internal perusahaan dalam hal

penyampaian pesan K3 ini sudah berpengaruh terhadap kebutuhan

informasi mereka serta menambah wawasan dan pengetahuan mereka

berdasarkan jawaban-jawaban yang disi oleh responden.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang diungkapkan oleh penulis dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Pertahankan Jangkauan Pembaca (Audience Coverage) dalam keaktifan

para karyawan membaca secara rutin media internal perusahaan walaupun

sudah sangat efektif perusahaan perlu terus berkesinambungan

memberikan informasi kepada karyawan tentang keberadaan media

internal perusahaan.

Page 161: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

146

a. Pertahankan dan lebih ditingkatkan tanggapan pembaca (Audience

Response) dengan hasil yang sudah dicapai oleh perusahaan

ditunjukkan dengan respon sangat positif dari karyawan tentang

keberadaan media internal perusahaan dalam penyampaian pesan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan Pabrik PT.

Indonesia Power Suralaya.

b. Pertahankan dan tingkatkan pengetahuan terhadap media

(Communication Impact) ke arah yang lebih baik dan jangan terlena

dari hasil yang sudah sangat efektif.

c. Pertahankan dan tingkatkan terus Pengaruh media (Process of

Influence) dengan pencapaian hasil yang sudah efektif ke arah yang

sangat efektif agar hasil yang sudah dicapai perusahaan dengan tidak

terjadinya kecelakaan kerja terus dipertahankan jangan sampai berhenti

dalam mengkampanyekan pesan-pesan K3 perusahaan bagi para

karyawannya.

d. Penulis berharap dilain kesempatan mahasiswa lainnya juga dapat

menganalisis dan membahas mengenai topik yang sama tetapi dengan

menggunakan konsep dasar teori yang berbeda sehingga kita bisa

melihat perbandingan dari hasil penelitian pengguna sebuah media

internal terhadap pemenuhan kebutuhan informasi karyawan suatu

perusahaan.

Page 162: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

147

DAFTAR PUSTAKA

Andre Hardjana. 2000. Audit Komunikasi : Teori dan Praktek. Jakarta : PT.Grasindo

Anwar Arifin. 2011. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung:Armico.

Bambang Setiawan.2005. Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta : UniversitasTerbuka.

Basu Swastha, DH. 2009. Asas-asas Manajemen Modern. Yogyakarta: Liberty.

Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :Penerbit Alfabeta.

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup

Djuarsa Sendjaja S. 2004. Teori Komunikasi. Jakarta : Univesitas Terbuka.

Chris Fill.2008. Marketing Communication. Prentice Hall Inc.

Christina, Wieke Yuni. 2012. Pengaruh Budaya Keselamatan dan KesehatanKerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal RekayasaSipil,Volume 6, No. 1

Frank Jefkins. 2006. Public Relations, edisi 4, Jakarta, Erlangga.

Fred R. David.2005. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta: Prenhalindo

_____________. 2013. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

Gaspersz, Vincent. 2012. Three in One, ISO 9001, ISO 14000, OHSAS 18001.Jakarta: Vinchristo Publication.

Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : GadjahMada University Press.

Husein Umar.2011.Strategic Management in Action. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.

Jalaludin Rakhmat. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________. 2012. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No 555.K/26/MPE/1995 tentangpelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sektor pertambangan.

Kusuma, Ibrahim Jati. 2012. Pelaksanaan Program Keselamatan dan KesehatanKerja Karyawan PT.Bitratex Industries Semarang. Skripsi. Semarang.Universitas Diponegoro

Lexy J. Moeleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Muhammad Arni.2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Onong Uchjana Effendy.2007. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:

Page 163: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

148

PT. Remaja Rosda Karya.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat.

Rachmat Krisyantono. 2008. Tehnik Praktis: Riset Komunikasi. (Jakarta: KencanaPranada Group.

Ricky Ade Putra.2017. Jurnal Strategi Komunikasi Divisi Safety DalamMeningkatkan Kesadaran Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan(K3L) di PT. Meranti Nusa Bahari Balikpapan. eJournal lmu Komunikasi,2017, 5 (1): 74-85

Riduwan Adkon. 2006. Metode dan tekhnik Menyusun. Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rijuna Dewi. 2006. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Volume 7:44.

Robiana Modjo. 2007. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi,Volume 7:45.

Rosady Ruslan. 2008. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta,PT Raja Grafindo Persada.

Santoso, Gempur. 2004. Pemikiran Setiap Kecelakaan Pasti Ada Sebabnya. TimPrestasi. Jakarta; PrestasiPustaka.

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkifrimansyah. 2008. Manajemen Strategi; SebuahKonsep Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI.

Siahaan, S. M., 2010. Komunikasi Pemahaman dan penerapannya, Jakarta:Gunung Mulia.

Soleh Soemirat M.S, Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-Dasar Public Relations,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Sri Ninik Rejeki, Herawani Anita. 2009. Dasar-Dasar Komunikasi UntukPenyuluhan. Yogyakarta : Universitas Atmajaya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Manajemen dan implementasiK3 di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tony Grener. 2003. Kiat Sukses PR dan Pembentukan Citranya, Jakarta : PTBumi Aksara.

Internet :

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id, Diunduh pada Tanggal 11 April 2017,Jam : 06 : 51).

Muhammad Ashari, http://www.pikiran-rakyat.com, Diunduh Pada Tanggal 11April 2017, Jam : 07.00).

OSHA (Occupational Safety and Health Administration) OSHA TechnicalManual–Section III: Chapter IV: Heat Stress. Available at:http://www.osha.gov/dts/osta/otm/otm_iii/otm_iii_4.htm. (Diakses 12April 2017)

Page 164: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

KUESIONER

Untuk Penelitian Skripsi dengan judul :

PENGGUNA MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER SURALAYA

UNTUK MENDAPATKAN PESAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) KEPADA KARYAWAN

No. Responden : ……………….

Dengan hormat, mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk dapatkiranya meluangkan waktu mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam kuesionerberikut ini.

Petunjuk Pengisin :1. Mohon dapat kiranya Bapak/Ibu/Saudara/Saudari membaca setiap pertanyaan

dengan teliti dan menjawab dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya memilih jawaban dengan memberi tanda silang (x) pada lembarkuesioner berikut ini. Dengan kerangan jawaban sebagai berikut :

Indikator/Kriteria Jawaban

Skor

SS : Sangat Setuju 5S : Setuju 4RR : Ragu-ragu 3TS : Tidak Setuju 2STS : Sangat Tidak Setuju 1

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda, sebab tidak ada jawaban yangsalah.

3. Kerjakan dengan teliti jangan sampai ada yang terlewati atau kosong.4. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari semuanya saya

ucapkan terima kasih.

I. DATA RESPONDEN1. Nama : …………………………………….

2. Posisi/Jabaan : …………………………………….

3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan4. Usia : a. < 19 tahun c. 26 – 40 tahun

b. 19 – 25 tahun d. > 40 tahun5. Status : a. Kawin c. Duda/Janda

b. Belum Kawin6. Pendidikan Terakhir : a. SMP d. S-1

b. SMU e. S-2c. D-III

7. Lama Bekerja : a. < 1 tahun c. 3-5 tahunb. 1-3 tahun d. > 5 tahun

Page 165: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

II. JANGKAUAN PEMBACA (AUDIENCE RESPONSE)No Pertanyaan YA TIDAK1 Apakah Anda secara rutin membuka media internal

perusahaan?

III. TANGGAPAN PEMBACA (AUDIENCE RESPONSE)

No Pertanyaan SS S RR TS STS1 Waktu penerbitan Media Internal Perusahaan

sudah sesuai keinginan para karyawan PT.Indonesia Power?

2 Isi materi dan informasi dalam media internalmenarik untuk dilihat?

3 Desain lay out (gambar dan tata letak) MediaInternal bagus dan menarik untuk dilihat?

4 Isi materi media internal yang disajikan secaralengkap dan jelas memuat berbagai konten K3?

5 Minat menggali informasi dari media internalperusahaan sangat tinggi?

6 Media Internal dapat menjadi sumber informasiyang handal dalam menyampaikan pesan K3?

7 Media Internal dapat berguna dan efektif untukmenunjang pekerjaan Anda?

8 Isi Media Internal sudah cukup memenuhikebutuhan informasi karyawan tentang K3?

IV. PENGETAHUAN TERHADAP MEDIA (COMMUNICATION IMPACT)

No Pertanyaan SS S RR TS STS1 Media internal selalu memuat informasi yang

berkaitan dengan kegiatan dan aktivitasperusahaan dalam mengatasi K3 dalamPerusahaan

2 media internal selalu memuat informasi yangberkaitan dengan kebijakan perusahaan tentangK3

3 Media Internal dapat memenuhi informasi untukmeningkatkan produktifitas kerja

4 Media Internal dapat memenuhi informasi untukmenghindari terjadinya kecelakaan kerja

5 Media Internal sudah cocok dipergunakansebagai sumber informasi mengenai hal-halyang berkaitan dengan K3

Page 166: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

V. PENGARUH MEDIA (PROCESS OF INFLUENCE)No Pertanyaan SS S RR TS STS1 Media internal berpengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan karyawan tentang visidan misi perusahaan tentang K3

2 Media Internal berpengaruh terhadappengetahuan karyawan tentang standarisasi SOPK3

3 Media internal berpengaruh terhadapkedisiplinan karyawan dalam bekerja sesuaidengan SOP K3?

4 Isi yang disajikan dalam Media Internal tentangK3 berpengaruh untuk menghindari terjadinyakecelakaan kerja

Page 167: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Lampiran

Dokumentasi

papan mengenai informasi keselamatan kerja

Page 168: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Mengenai tentang penyampaian pesan media intenal

Page 169: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 170: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 171: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 172: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Media visual management

Page 173: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 174: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Media cetak x banner

Page 175: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Sosialisasi mengenai K3

Page 176: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 177: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...
Page 178: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

safety momen untuk para karyawa k3

Page 179: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Email dan absensi setiap rapat mengenai k3

Page 180: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Wawan cara kepada k3

Page 181: PENGGUNAAN MEDIA INTERNAL PT INDONESIA POWER UNTUK ...

Foto bersama karyawan di K3