OPERATOR POMPA BETON

54
BUKU INFORMASI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PENEMPATAN UNIT CONCRETE PUMP NO. KODE : FKK.CP.02.003.01 - I

Transcript of OPERATOR POMPA BETON

Page 1: OPERATOR POMPA BETON

BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR

MEKANIKAL

EDISI 2012

OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PENEMPATAN UNIT CONCRETE PUMP

NO. KODE : FKK.CP.02.003.01 - I

Page 2: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 1 dari 53

DAFTAR ISI Daftar Isi .................................................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ....................................... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan .............................................................................. 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ........................................................................ 3 1.4. Pengertian-pengertian / Istilah ........................................................................... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ........................................................................................... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ........................................................................................ 6 2.2. Pengertian Standar Kompetensi ........................................................................ 6 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ....................................................................... 6

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ...................................................................... 11

3.1. Strategi Pelatihan ............................................................................................. 11 3.2. Metode Pelatihan ............................................................................................. 11 3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ....................................................... 12

BAB IV PENEMPATAN UNIT CONCRETE PUMP ................................................................... 24

4.1. Umum .............................................................................................................. 24 4.2. Medan Kerja Pemompaan Beton ....................................................................... 24 4.3. Pemasangan Outriggers .................................................................................... 32 4.4. Pengaturan Distributor boom ............................................................................. 42 4.5. Bahan Laporan Pekerjaan ................................................................................. 49

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI ............................................................................................................ 52 5.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................................... 52 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) ................................................ 52 5.3. Peralatan/Mesin dan Bahan ............................................................................. 53

Page 3: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 2 dari 53

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

1.1.1. Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2. Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan

1.2.1. Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan

1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk

mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian

keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam

melaksanakan praktik kerja.

Page 4: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 3 dari 53

3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai

pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan

peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai

keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan

sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam

penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan

menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

Page 5: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 4 dari 53

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

1.4.1 Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 6: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 5 dari 53

1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

Page 7: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 6 dari 53

BAB II

STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Pompa Beton yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton - Kode Unit FKK.CP.02.003.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: • Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja; • Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L); • Pemeliharaan Harian Concrete pump; • Mobilisasi Pompa Beton; • Teknik Pemompaan Beton Segar; • Trouble Shooting; • Kegiatan Akhir Produksi Pengoperasian Concrete pump.

2.2. Pengertian Standar Kompetensi

2.2.1. Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton”.

2.2.3. Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : • mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

Page 8: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 7 dari 53

• memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah

dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Penempatan Unit Concrte Pump.

2.3.2 Judul Unit : Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton

2.3.3 Kode Unit : FKK.CP.02.003.01

2.3.4 Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam menempatkan unit concrete pump di tempat pemompaan beton.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Mengidentifikasi

medan kerja

1.1 Prosedur penempatan peralatan diidentifikasi sesuai buku manual pengoperasian.

1.2 Koordinasi dengan pihak proyek dilakukan. 1.3 Kecukupan lahan, kekerasan dan kerataan tanah

untuk bertumpunya outriggers diperiksa. 1.4 Kecukupan tempat untuk mengatur posisi

distributor boom diperiksa untuk mencapai sasaran pengecoran beton yang aman.

1.5 Kecukupan tempat untuk manouver truck mixer menuangkan beton segar ke agitator hoper diperiksa.

1.6 Posisi penempatan concrete pump yang benar dan aman ditentukan.

2. Memasang outriggers 2.1 Unit concrete pump diposisikan di tempat yang telah

ditentukan. 2.2 Sistim hidrolik diaktifkan untuk mengoperasikan

outriggers. 2.3 Outriggers dipasang sesuai dengan prosedur. 2.4 Kerataan (level) concrete pump diperiksa setelah

outrigger terpasang. 2.5 Posisi outrigger diatur ulang bila indikator

menunjukkan level yang tidak benar.

3. Mengatur posisi distributor boom

3.1 Gerakan distributor boom dipastikan aman dan bebas dari hambatan-hambatan.

3.2 Sistim hidrolik diaktifkan untuk mengoperasikan distributor boom.

3.3 Posisi distributor boom diatur sesuai prosedur. 3.4 Stabilitas alat diperiksa setelah selesai menem-

patkan concrete pump di tempat pemompaan beton.

Page 9: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 8 dari 53

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 4. Membuat bahan

laporan pekerjaan

4.1 Daftar simak disiapkan. 4.2 Kondisi medan kerja dicatat. 4.3 Kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger

dicatat. 4.4 Kelainan yang terjadi saat pengaturan posisi

distributor boom dicatat.

2.3.6 Batasan Variabel

a. Kontek Variabel

1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menempatkan concrete pump di tempat pemompaan beton;

2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan peralatan concrete pump dalam kondisi baik dan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya;

3) Unit kompetensi ini berlaku untuk concrete pump type boom / truck mounted dan diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung.

b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat:

a) Concrete pump Type boom / Truck mounted siap di lokasi pekerjaan (sudah dimobilisasi);

b) Alat Pelindung Diri (APD); c) Alat Pengaman Kerja (APK). d) Rambu-rambu operasi dan K3;

2) Bahan: a) Surat perintah kerja; b) Bahan bakar, c) Pelumas; d) Buku pedomanpemeliharaan dan peralatan concrete pump;

c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Mengidentifikasi medan kerja; 2) Memasang outriggers; 3) Mengatur posisi distributor boom; 4) Membuat bahan laporan pekerjaan.

d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait

dengan keselamatan kerja; 2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan;

3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Concrete pump.

4) Prosedur Operasi Standar (SOP) Perusahaan;

Page 10: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 9 dari 53

2.3.7 Panduan Penilaian

a. Penjelasan Pengujian. 1) Prosedur penilaian.

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

2) Tempat. Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.

3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :

• FKK.CP.01.001.01 : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja;

• FKK.CP.01.002.01 : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengendalian Dampak Lingkungan di Tempat Kerja;

• FKK.CP.02.001.01 : Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi;

• FKK.CP.02.002.01: Melakukan Mobilisasi Peralatan ke Lokasi Proyek.

4) Keterkaitan dengan kompetensi lain:

• FKK.CP.02.004.01 : Mengoperasikan Pemompaan Beton Segar (Siap Pakai);

• FKK.CP.02.005.01 : Melakukan Perbaikan Gangguan (Trouble Shooting) Pemompaan Beton;

• FKK.CP.02.006.01 : Melakukan Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete pump.

b. Kondisi Pengujian. 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan mengidentifikasi medan kerja, memasang outriggers, mengatur posisi distributor boom, memasang pipa lapangan dan membuat bahan laporan penempatan alat, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian concrete pump;

2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/ praktek;

3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja.

c. Pengetahuan yang diperlukan: 1) Komunikasi; 2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

Page 11: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 10 dari 53

3) Medan kerja pengecoran beton; 4) Struktur dan fungsi komponen utama concrete pump; 5) Stabilitas concrete pump; 6) Teknik pemasangan outriggers; 7) Teknik pengaturan distributor boom; 8) Sistem pelaporan.

d. Keterampilan yang dibutuhkan : 1) Menerapkan K3L selama menempatkan concrete pump; 2) Melakukan persiapan pekerjaan penempatan concrete pump; 3) Melakukan pemasangan outriggers dengan aman; 4) Melakukan pengaturan posisi distributor boom dengan memastikan gerakan

boom bebas dari hambatan; 5) Membuat bahan laporan kegiatan.

e. Aspek Kritis. 1) Kecermatan dalam menginterpretasikan buku manual operasi concrete

pump yang terkait dengan metode penempatan concrete pump dengan aman;

2) Kedisiplinan dan ketelitian dalam memasang outriggers dengan memperhatikan medan kerja;

3) Kedisplinan dan ketelitian dalam mengatur distributor boom sehingga gerakan boom cukup aman dan stabil;

4) Kedisiplinan dalam membuat laporan pada form standar.

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan

informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 1

7. Menggunakan teknologi 2

Page 12: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 11 dari 53

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar

dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat

pada tahap belajar. b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan

pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang

yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan

selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses

Page 13: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 12 dari 53

belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan.

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:

Unit Kompetensi : Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton

Elemen Kompetensi 1 : Mengidentifikasi medan kerja

No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang

Disarankan

Jam Pelajaran Indikatif

1 2 3 4 5 6 7 1.1 Prosedur penempatan

peralatan diidentifikasi sesuai buku manual pengoperasian. 1) Mampu

menyiapkan buku manual/ referensi pengoperasian

2) Dapat menjelaskan prosedur penempatan peralatan

3) Harus mampu menentukan langkah kerja yang berpotensi timbul kecelakaan (kritis) pada kegiatan penempatan peralatan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi prosedur penempatan peralatan sesuai buku manual pengoperasian

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan penempatan peralatan

2. Menjelaskan penyiapan buku OMM

3. Menjelaskan medan kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya saat penempatan alat

4. Menjelaskan pengendalian bahaya saat penempatan alat

5. Menjelaskan urutan kerja penempatan alat

6. Diskusi kelompok: - Penyiapan buku

OMM - penempatan

peralatan

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

Page 14: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 13 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 - medan kerja yang

berpotensi menimbulkan bahaya saat penempatan alat

- pengendalian bahaya saat penempatan alat

- Urutan kerja penempatan alat

7. Memperagakan: - Langkah kerja

yang kritis dalam penempatan alat

15**

1.2 Koordinasi dengan pihak proyek dilakukan. 1) Dapat menjelaskan

prosedur pelaksanaan pengecoran beton dengan concrete pump sesuai SOP

2) Mampu menjelaskan pihak terkait yang memerlukan koordinasi dalam pengoperasian concrete pump

3) Harus mampu melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penempatan concrete pump

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan koordinasi dengan pihak proyek.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengecoran beton dengan concrete pump sesuai SOP

2. Menjelaskan pihak terkait yang memerlukan koordinasi dalam pengoperasian concrete pump

3. Menjelaskan cara melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penempatan concrete pump

4. Diskusi kelompok:: - Prosedur

pelaksanaan pengecoran beton dengan concrete pump

- koordinasi dalam pengoperasian concrete pump

5. Peragaan - melakukan

koordinasi dengan pihak proyek.

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

15**

1.3 Kecukupan lahan, kekerasan dan kerataan tanah untuk bertumpunya outriggers diperiksa. 1) Dapat menjelaskan

spesifikasi teknik pompa beton terkait lebar tumpuan outriggers

2) Mampu mengidentifikasi kekerasan dan kerataan tanah untuk penempatan unit concrete pump

3) Harus mampu mengidentifikasi jarak aman dari lereng tebing yang membahayakan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Kecukupan lahan, kekerasan dan kerataan tanah untuk bertumpunya outriggers

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan spesifikasi teknik pompa beton terkait lebar tumpuan outriggers

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi kekerasan dan kerataan tanah untuk penempatan unit concrete pump

3. Menjelaskan cara mengidentifikasi jarak aman dari lereng tebing yang membahayakan

4. Diskusi kelompok - Spesifikasi teknik

pompa beton/ outriggers

- Identifikasi kekerasan tanah

- identifikasi jarak aman dari lereng tebing yang membahayakan

5. Peragaan

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

15**

Page 15: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 14 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 - memeriksa

kecukupan lahan, kekerasan dan kerataan tanah untuk bertumpunya outriggers

1.4 Kecukupan tempat untuk mengatur posisi distributor boom diperiksa untuk mencapai sasaran 1) Dapat

menjelaskan spesifikasi teknik pompa beton terkait dimensi distributor boom

2) Mampu mengidentifikasi jarak tempat pengecoran beton dengan posisi concrete pump

3) Harus mampu mengidentifikasi adanya hambatan yang akan mengganggu gerakan distributor boom

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kecukupan tempat untuk mengatur posisi distributor boom untuk mencapai sasaran

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan spesifikasi teknik pompa beton terkait dimensi distributor boom

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi jarak tempat pengecoran beton dengan posisi concrete pump

3. Menjelaskan cara mengidentifikasi adanya hambatan yang akan mengganggu gerakan distributor boom

4. Diskusi kelompok: - Spesifikasi teknik

pompa beton/ distributor boom

- Jarak tempat pengecoran

- identifikasi adanya hambatan yang akan mengganggu gerakan distributor boom

5. Peragaan - mengatur posisi

distributor boom

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

15**

1.5 Kecukupan tempat

untuk manouver truck mixer menuangkan beton segar ke agitator hoper diperiksa. 1) Dapat meng-

dentifikasi spesifikasi teknik truck mixer yang akan melayani concrete pump terkait dimensi dan kapasitasnya

2) Mampu mengantisipasi luasan yang diperlukan untuk tempat manuver truck mixer

3) Harus mampu memastikan truck mixer dapat melakukan manuver dengan baik untuk memasok beton segar

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kecukupan tempat untuk manouver truck mixer menuangkan beton segar ke agitator hoper.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan cara mengidentifikasi spesifikasi teknik truck mixer yang akan melayani concrete pump terkait dimensi dan kapasitasnya

2. Menjelaskan cara mengantisipasi luasan yang diperlukan untuk tempat manuver truck mixer

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memastikan truck mixer dapat melakukan manuver dengan baik untuk memasok beton segar

4. Diskusi kelompok: - mengidentifikasi

spesifikasi teknik truck mixer yang akan melayani concrete pump terkait dimensi dan kapasitasnya

- mengantisipasi luasan yang diperlukan untuk

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

Page 16: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 15 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 tempat manuver truck mixer

- cara memastikan truck mixer dapat melakukan manuver dengan baik untuk memasok beton segar

5. Peragaan - memeriksa

kecukupan tempat untuk manouver truck mixer menuangkan beton segar ke agitator hoper

15**

1.6 Posisi penempatan concrete pump yang benar dan aman ditentukan. 1) Dapat

menganalisis pertimbangan-pertimbangan penempatan unit concrete pump sesuai hasil identifikasi medan kerja

2) Mampu berkonsultasi dengan pelaksana pengecoran beton terkait penempatan unit concrete pump

3) Harus mampu menentukan posisi penempatan unit concrete pump yang aman sesuai prosedur

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menentukan posisi penempatan concrete pump yang benar dan aman

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan cara menganalisis pertimbangan-pertimbangan penempatan unit concrete pump sesuai hasil identifikasi medan kerja

2. Menjelaskan cara berkonsultasi dengan pelaksana pengecoran beton terkait penempatan unit concrete pump

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara menentukan posisi penempatan unit concrete pump yang aman sesuai prosedur

4. Diskusi kelompok: - pertimbangan

penempatan unit concrete pump sesuai hasil identifikasi medan kerja

- berkonsultasi dengan pelaksana pengecoran beton terkait penempatan unit concrete pump

- menentukan posisi penempatan unit concrete pump yang aman sesuai prosedu

5. Peragaan - menentukan posisi

penempatan concrete pump yang benar dan aman

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

15

Diskusi kelompok:

- mengidentifikasi prosedur penempatan peralatan sesuai buku manual pengoperasian; - melakukan koordinasi dengan pihak proyek; - memeriksa Kecukupan lahan, kekerasan dan kerataan tanah untuk bertumpunya outriggers - memeriksa kecukupan tempat untuk mengatur posisi distributor boom untuk mencapai sasaran - memeriksa kecukupan tempat untuk manouver truck mixer menuangkan beton segar ke agitator

hoper - menentukan posisi penempatan concrete pump yang benar dan aman

60

Page 17: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 16 dari 53

1 2 3 4 5 6 7

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.6, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

Pelaksanaan praktik:

- menentukan langkah kerja yang berpotensi timbul kecelakaan (kritis) pada kegiatan penempatan peralatan

- melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penempatan concrete pump - mengidentifikasi kekerasan dan kerataan tanah untuk penempatan unit concrete pump - mengidentifikasi jarak aman dari lereng tebing yang membahayakan - mengidentifikasi jarak tempat pengecoran beton dengan posisi concrete pump - mengidentifikasi adanya hambatan yang akan mengganggu gerakan distributor boom - mengantisipasi luasan yang diperlukan untuk tempat manuver truck mixer - menentukan posisi penempatan unit concrete pump yang aman

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

75

Elemen Kompetensi 2 : Memasang outriggers

No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang

Disarankan

Jam Pelajaran Indikatif

1 2 3 4 5 6 7 2.1 Unit concrete pump

diposisikan di tempat yang telah ditentukan 1) Dapat

mengidentifikasi alat kendali truck concrete pump

2) Harus mampu mengemudikan unit concrete pump ke tempat yang telah ditentukan

3) Harus mampu menghentikan unit concrete pump pada posisi yang benar

4) Mampu menetralkan tuas kendali dan melepas (disengage) kopling

5) Mampu mengaktifkan rem tangan (hand brake)

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memosisikan Unit concrete pump di tempat yang telah ditentukan

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan cara mengidentifikasi alat kendali truck concrete pump

2. Menjelaskan cara mengemudikan unit concrete pump ke tempat yang telah ditentukan

3. Menjelaskan cara menghentikan unit concrete pump pada posisi yang benar

4. Menjelaskan langkah menetralkan tuas kendali dan melepas (disengage) kopling

5. Menjelaskan cara mengaktifkan rem tangan (hand brake)

6. Diskusi kelompok: - identifikasi alat

kendali truck concrete pump

- cara mengemudikan unit concrete pump ke tempat yang telah ditentukan

7. Peragaan - Memosisikan

concrete pump

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

10

20*

20**

2.2 Sistim hidrolik

diaktifkan untuk mengoperasikan outriggers. 1) Dapat menjelaskan

prosedur pemasangan outriggers

2) Harus mampu mengatur transfer shift gearbox untuk menjalankan hydraulic pump

3) Mampu

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengaktifkan sistim hidrolik untuk mengoperasikan outriggers

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan prosedur pemasangan outriggers

2. Menjelaskan cara mengatur transfer shift gearbox untuk menjalankan hydraulic pump

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memanaskan sistim hidrolik sesuai prosedur

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

10

Page 18: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 17 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 memanaskan sistim hidrolik sesuai prosedur

4. Diskusi kelompok: - prosedur

pemasangan outriggers

- cara mengatur transfer shift gearbox untuk menjalankan hydraulic pump

- cara memanaskan sistim hidrolik

5. Peragaan - Mengaktifkan

sistim hidrolik

15*

15**

2.3 Outriggers dipasang sesuai dengan prosedur. 1) Dapat meng

identifikasi tuas kendali outrigger pada control panel dan remote control

2) Harus mampu memastikan tidak ada personil didekat outriggers

3) Harus mampu memasang outriggers depan sesuai prosedur

4) Harus mampu memasang outriggers belakang sesuai prosedur

5) Mampu mengunci posisi outriggers setelah terpasang

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memasang outriggers sesuai dengan prosedur.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan cara meng identifikasi tuas kendali outrigger pada control panel dan remote control

2. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memastikan tidak ada personil didekat outriggers

3. Menjelaskan langkah memasang outriggers depan sesuai prosedur

4. Menjelaskan cara memasang outriggers belakang sesuai prosedur

5. Menjelaskan cara mengunci posisi outriggers setelah terpasang

6. Diskusi kelompok: - identifikasi tuas

kendali outrigger pada control panel dan remote control

- langkah memasang outriggers depan

- langkah memasang outriggers belakang

- cara mengunci posisi outriggers

7. Peragaan - Memasang

outriggers depan dan belakang

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

10

20*

20**

2.4 Kerataan (level) concrete pump diperiksa setelah outrigger terpasang. 1) Dapat menjelaskan

prosedur memeriksa level concrete pump

2) Mampu mengidentifikasi batas kemiringan maksimum posisi unit concrete pump yang diijinkan.

3) Harus mampu memeriksa

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kerataan (level) concrete pump setelah outrigger terpasang

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan prosedur memeriksa level concrete pump

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi batas kemiringan maksimum posisi unit concrete pump yang diijinkan.

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memeriksa kerataan (level) unit concrete pump setelah berdiri diatas outriggers

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

5

Page 19: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 18 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 kerataan (level) unit concrete pump setelah berdiri diatas outriggers

4. Diskusi kelompok: - prosedur

memeriksa level concrete pump

- cara mengidentifikasi batas kemiringan maksimum posisi unit concrete pump

- cara memeriksa kerataan (level) unit concrete pump

5. Peragaan - memeriksa

kerataan (level) concrete pump setelah outrigger terpasang

15*

10**

2.5 Posisi outrigger diatur ulang bila indikator menunjukkan level yang tidak benar 1) Dapat menjelaskan

tujuan memeriksa level indikator

2) Mampu mengevaluasi kemiringan posisi outrigger

3) Harus mampu mengatur ulang posisi outriger yang benar

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengatur posisi outrigger ulang bila indikator menunjukkan level yang tidak benar

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan tujuan memeriksa level indikator

2. Menjelaskan cara mengevaluasi kemiringan posisi outrigger

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara mengatur ulang posisi outriger yang benar

4. Diskusi kelompok: - tujuan memeriksa

level indikator - cara mengevaluasi

kemiringan posisi outrigger

- cara mengatur ulang posisi outriger

5. Peragaan - Mengatur ulang

posisi outrigger

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

5

15*

10**

Diskusi kelompok:

- memosisikan Unit concrete pump di tempat yang telah ditentukan - mengaktifkan sistim hidrolik untuk mengoperasikan outriggers - pemasangan outriggers - memeriksa kerataan (level) concrete pump setelah outrigger terpasang - mengatur ulang posisi outrigger

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.5, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

85

Pelaksanaan praktik:

- memosisikan Unit concrete pump di tempat yang telah ditentukan - mengaktifkan sistim hidrolik untuk mengoperasikan outriggers - pemasangan outriggers - memeriksa kerataan (level) concrete pump setelah outrigger terpasang - mengatur ulang posisi outrigger

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

150

Page 20: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 19 dari 53

Elemen Kompetensi 3 : Mengatur posisi distributor boom

No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang

Disarankan

Jam Pelajaran Indikatif

1 2 3 4 5 6 7 3.1 Gerakan distributor

boom dipastikan aman dan bebas dari hambatan-hambatan. 1) Dapat memastikan

jangkauan distributor boom sampai ke tempat pengecoran

2) Harus mampu memastikan tidak ada personil didekat distributor boom

3) Harus mampu memastikan gerakan boom untuk pengecoran beton bebas dari hambatan kabel listrik atau benda lainnya dengan jarak minimal sesuai ketentuan.

4) Mampu memasang rambu pengaman kerja sesuai ketentuan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memastikan gerakan distributor boom aman dan bebas dari hambatan-hambatan.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan memastikan jangkauan distributor boom sampai ke tempat pengecoran

2. Menjelaskan cara memastikan tidak ada personil didekat distributor boom

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memastikan gerakan boom untuk pengecoran beton bebas dari hambatan kabel listrik atau benda lainnya dengan jarak minimal sesuai ketentuan

4. Menjelaskan langkah memasang rambu pengaman kerja sesuai ketentuan

5. Diskusi kelompok: - memastikan

jangkauan distributor boom sampai ke tempat pengecoran

- cara memastikan gerakan boom untuk pengecoran beton bebas dari hambatan kabel listrik atau benda lainnya

6. Peragaan - memastikan

gerakan distributor boom aman dan bebas dari hambatan-hambatan.

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

10

15*

15**

3.2 Sistim hidrolik diaktifkan untuk mengoperasikan distributor boom. 1) Dapat menjelaskan

pengaktifan sistim hidrolik distributor boom

2) Dapat mengidentifikasi pengoperasian tuas kendali distributor boom pada control panel dan remote control

3) Harus mampu mengatur tuas kendali pada posisi boom mode

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengaktifkan Sistim hidrolik untuk mengoperasikan distributor boom.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan pengaktifan sistim hidrolik distributor boom

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi pengoperasian tuas kendali distributor boom pada control panel dan remote control

3. Menjelaskan langkah mengatur tuas kendali pada posisi boom mode

4. Diskusi kelompok - pengaktifan sistim

hidrolik distributor boom

- mengidentifikasi pengoperasian tuas kendali distributor boom

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

10*

Page 21: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 20 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 pada control panel dan remote control

- mengatur tuas kendali pada posisi boom mode

5. Peragaan mengaktifkan Sistim hidrolik untuk mengoperasikan distributor boom.

15**

3.3 Posisi distributor boom diatur sesuai prosedur. 1) Dapat menjelaskan

prosedur tahapan kerja pengaturan distributor boom

2) Harus mampu mengangkat paket boom hingga lepas dari pengikatnya (catch hook)

3) Harus mampu memutar (slewing) boom pada arah medan kerja

4) Harus mampu membentangkan boom element sesuai prosedur dan urutannya

5) Harus mampu melepaskan ikatan flexible hose sehingga menggantung diujung distributor boom

6) Harus mampu mengarahkan ujung flexible hose ketempat pengecoran beton dengan mengatur posisi boom distributor

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengatur posisi distributor boom sesuai prosedur.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

1. Menjelaskan prosedur tahapan kerja pengaturan distributor boom

2. Menjelaskan cara mengangkat paket boom hingga lepas dari pengikatnya (catch hook)

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memutar (slewing) boom pada arah medan kerja

4. Menjelaskan langkah membentangkan boom element sesuai prosedur dan urutannya

5. Menjelaskan cara melepaskan ikatan flexible hose sehingga menggantung diujung distributor boom

6. Menjelaskan dan memberikan langkah cara mengarahkan ujung flexible hose ketempat pengecoran beton dengan mengatur posisi boom distributor

7. Diskusi kelompok - prosedur tahapan

kerja pengaturan distributor boom

- cara mengangkat paket boom hingga lepas dari pengikatnya (catch ho cara memutar (slewing) boom pada arah medan kerja

- membentangkan boom element sesuai prosedur dan urutannya

- melepaskan ikatan flexible hose sehingga menggantung diujung distributor boom

8. Peragaan - mengatur posisi

distributor boom sesuai prosedur.

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

10

20*

20**

3.4 Stabilitas alat diperiksa setelah

Pada akhir pembelajaran

1. Ceramah 2. Diskusi/

1. Menjelaskan prosedur

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan

5

Page 22: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 21 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 selesai menempatkan concrete pump di tempat pemompaan beton. 1) Dapat

menjelaskan prosedur pemeriksaan stabilitas alat

2) Harus mampu memeriksa stabilitas unit concrete pump sesuai prosedur

3) Mampu memperbaiki posisi unit concrete pump bila ditemukan hal yang meragukan terkait dengan stabilitas alat

sesi ini, peserta dapat memeriksa stabilitas alat setelah selesai menempatkan concrete pump di tempat pemompaan beton.

diskusi kelompok

3. Peragaan 4. Praktik.

pemeriksaan stabilitas alat

2. Menjelaskan cara memeriksa stabilitas unit concrete pump sesuai prosedur

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memperbaiki posisi unit concrete pump bila ditemukan hal yang meragukan terkait dengan stabilitas alat

4. Diskusi kelompok - prosedur

pemeriksaan stabilitas alat

- cara memeriksa stabilitas unit concrete pump

- cara memperbaiki posisi unit concrete pump bila ditemukan hal yang meragukan terkait dengan stabilitas alat

5. Peragaan - memeriksa

stabilitas alat setelah selesai penyetelan concrete pump di tempat pemompaan beton.

dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

20*

15**

Diskusi kelompok:

- memastikan gerakan distributor boom aman dan bebas dari hambatan-hambatan - mengaktifkan Sistim hidrolik untuk mengoperasikan distributor boom - mengatur posisi distributor boom sesuai prosedur. - memeriksa stabilitas alat setelah selesai menempatkan concrete pump di tempat pemompaan

beton.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.4, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

65

Pelaksanaan praktik:

- memastikan gerakan distributor boom aman dan bebas dari hambatan-hambatan - mengaktifkan Sistim hidrolik untuk mengoperasikan distributor boom - mengatur posisi distributor boom sesuai prosedur. - memeriksa stabilitas alat setelah selesai menempatkan concrete pump di tempat pemompaan

beton

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.4 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

150

Elemen Kompetensi 4 : Membuat bahan laporan pekerjaan

No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang

Disarankan

Jam Pelajaran Indikatif

1 2 3 4 5 6 7 4.1 Daftar simak

disiapkan. 1) Dapat menjelaskan

prosedur pengisian daftar simak (check list)

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan Daftar simak

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan

1. Menjelaskan prosedur pengisian daftar simak (check list) penempatan unit concrete pump

2. Menjelaskan cara

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

5

Page 23: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 22 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 penempatan unit concrete pump

2) Mampu memilih daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan

3) Harus mampu menyiapkan daftar simak pekerjaan

memilih daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan

3. Menjelaskan cara menyiapkan daftar simak pekerjaan

4. Diskusi kelompok - prosedur

pengisian daftar simak (check list) penempatan unit concrete pump

- menyiapkan daftar simak pekerjaan

5. Peragaan - menyiapkan Daftar

simak

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

5*

10**

4.2 Pencatatan kondisi

medan kerja 1) Dapat menjelaskan

prosedur pencatatan kondisi medan kerja

2) Mampu mengidentifikasi kondisi medan kerja

3) Harus mampu mencatat kondisi medan kerja dengan benar

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan Pencatatan kondisi medan kerja

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan

1. Menjelaskan prosedur pencatatan kondisi medan kerja

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi kondisi medan kerja

3. Menjelaskan cara mencatat kondisi medan kerja dengan benar

4. Diskusi kelompok - prosedur

pencatatan kondisi medan kerja

- mengidentifikasi kondisi medan kerja

5. Peragaan - melakukan

Pencatatan kondisi medan kerja

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

5

5*

10**

4.3 Pencatatan pemasangan outrigers 1) Dapat menjelaskan

macam kelainan yang mungkin terjadi

2) Mampu mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger

3) Harus mampu mencatat kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan Pencatatan pemasangan outrigers

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan

1. Menjelaskan macam kelainan yang mungkin terjadi

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger

3. Menjelaskan cara mencatat kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger r

4. Diskusi kelompok - macam kelainan

yang mungkin terjadi

- mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger

5. Peragaan - Pencatatan

pemasangan outrigers

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa beton

2. Peraturan K3L

3. SOP perusa-haan terkait pengecoran beton

5

5*

10**

4.4 Pencatatan pengaturan distributor boom 1) Dapat

menjelaskan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok

3. Peragaan

1. Menjelaskan kelainan yang mungkin terjadi dalam pengaturan distributor boom

2. Menjelaskan cara

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengopera-sian pompa

5

Page 24: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 23 dari 53

1 2 3 4 5 6 7 kelainan yang mungkin terjadi dalam pengaturan distributor boom

2) Mampu mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom

3) Harus mampu mencatat kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom dengan benar

Pencatatan pengaturan distributor boom

mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom

3. Menjelaskan cara mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom

4. Menjelaskan cara mencatat kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom

5. Diskusi kelompok - kelainan yang

mungkin terjadi dalam pengaturan distributor boom

- mengidentifikasi kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom

6. Peragaan - Pencatatan

pengaturan distributor boom

beton 2. Peraturan

K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5*

10**

Diskusi kelompok:

- menyiapkan Daftar simak - melakukan Pencatatan kondisi medan kerja - melakukan Pencatatan pemasangan outrigers - melakukan Pencatatan pengaturan distributor boom - mengatur ulang posisi outrigger

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.4, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

20

Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan “Teknik Penempatan Concrete pump”

Instruktur Teori: …………………………………………………………………………………………..

Instruktur Praktek: ……………………………………………………………………………………….

Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen

kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau

pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan.

Page 25: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 24 dari 53

BAB IV

TEKNIK PENEMPATAN UNIT CONCRETE PUMP

4.1 Umum

Sebelum pengoperasian pompa beton, unit truck mounted concrete pump harus ditempatkan (setting-up) di lokasi yang benar sesuai pertimbangan posisi pengecoran, jangkauan pemompaan dan medan kerja yang dihadapi.

4.2 Medan Kerja Pemompaan Beton

Truck mounted concrete pump bekerja pada ketinggian tertentu sehingga faktor stabilitas alat harus menjadi pertimbangan utama. Untuk itu kondisi medan kerja harus diperhatikan agar pengoperasian pemompaan beton dapat berjalan dengan lancar dan aman.

4.2.1 Prosedur penempatan concrete pump.

a. Penyiapan buku manual/ referensi pengoperasian. Penempatan unit concrete pump harus sesuai dengan petunjuk dalam buku manual / referensi / buku OMM yang telah disusun oleh pabrik pembuatnya. Dibawah ini ditunjukkan contoh mengidentifikasi bagian buku OMM yang membahas penempatan alat dalam buku OMM pompa beton :

b. Prosedur penempatan peralatan. Setelah truck mounted concrete pump dimobilisasi dilokasi proyek dan diparkir di tempat yang ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah penempatan unit peralatan di lokasi pengecoran sebelum melaksanakan pemompaan beton segar. Untuk penempatan unit peralatan ini operator tidak dapat menentukan sendiri, tetapi harus berkoordinasi dengan pelaksana pengecoran.

Gambar 4.1 Contoh daftar isi buku OMM

Page 26: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 25 dari 53

c. Langkah kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakan kerja pada penempatan concrete pump. Kegiatan menempatkan unit truck mounted concrete pump adalah salah satu hal yang kritis karena mengandung beberapa potensi bahaya dan kecelakaan kerja, antara lain :

1) Pemasangan outrigger. Outrigger pada truck mounted concrete pump berfungsi untuk menjaga stabilitas alat selama melakukan pengoperasian pemompaan beton segar, apabila kita keliru dalam menempatkan outrigger maka akan berakibat fatal yaitu tergulingnya peralatan yang akan mengakibatkan kecelakaan kerja.

2) Pengoperasian distributor boom. Distributor boom pada truck mounted concrete pump berfungsi untuk membawa dan mengarahkan pipa penyalur beton segar ke tempat pengecoran. Gerakannya pada ketinggian tertentu dapat bersentuhan dengan jaringan listrik, untuk hal ini operator harus ber-hati hati agar tidak sampai bersentuhan dengan jaringan listrik yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

4.2.2 Koordinasi dengan pelaksana pengecoran.

a. Prosedur pelaksanaan pengecoran beton dengan concrete pump. Prosedur pelaksanaan pengecoran beton dengan concrete pump ditentukan dalam SOP masing-masing perusahaan pengelolanya dan secara tipikal dapat disebutkan sebagai berikut : 1) Lahan konstruksi bangunan yang akan dicor beton segar disiapkan oleh

pelaksana pekerjaan beton / pengecoran sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek, meliputi pemasangan bekisting (form-work) dengan bracing, support dan penguatnya, pemasangan besi beton serta pekerjaan pendukung lain yang menyertainya.

2) Setelah penyiapan lahan tersebut selesai dikerjakan maka akan diperiksa lebih dahulu oleh pihak owner untuk dapat disetujui dan dapat diteruskan dengan pekerjaan pengecoran beton segar.

3) Apabila penyiapan lahan telah disetujui oleh owner dan dapat diteruskan dengan pengecoran beton segar maka pelaksana pengecoran akan berkoordinasi dengan operator concrete pump untuk pengaturan pengoperasian concrete pump meliputi : a) Penempatan posisi concrete pump. b) Rencana jalur pemipaan menuju tempat pengecoran. c) Tenaga bantuan (pembantu operator) untuk media komunikasi antara

operator concrete pump dengan lokasi pengecoran bila operator tidak dapat melihat secara langsung kegiatan pengecoran beton diujung pipa.

b. Pihak terkait yang memerlukan koordinasi dalam pengoperasian concrete pump. Kecuali dengan pelaksana pengecoran, operator concrete pump juga harus bekerja sama dengan petugas lain yaitu : 1) Operator truck mixer yang akan memasok beton segar dari batching plant.

Page 27: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 26 dari 53

2) Teknisi laboratorium yang bertugas mengawasi mutu beton dan kondisi fisiknya.

3) Petugas logistik yang bertugas untuk melayani bahan operasi yang menunjang kelancaran operasi.

c. Koordinasi dengan pihak terkait dalam penempatan concrete pump. Untuk menetapkan tempat lokasi concrete pump, operator concrete pump harus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan beberapa pihak : 1) Petugas engineering proyek untuk mengetahui kondisi daya dukung tanah

tempat berdirinya concrete pump, termasuk adanya timbunan kembali (back-filling) atau adanya pasangan pipa / gorong-gorong dibawah tanah pada lokasi yang akan ditempati concrete pump, yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

2) Pelaksana pengecoran untuk mensinkronkan antara jarak dan ketinggian pemompaan beton segar dan kapasitas concrete pump agar pelaksanaan pemompaan beton berjalan lancar.

3) Pelaksana pengecoran beton untuk menentukan tempat pencucian pompa dan peralatannya setelah selesainya pemompaan beton.

4.2.3 Kecukupan lahan

a. Penjelasan spesifikasi teknik pompa beton terkait lebar tumpuan outriggers. Agar concrete pump dapat berdiri dengan stabil maka diperlukan luasan tanah yang cukup untuk bertumpunya outrigger di lokasi tempat berdirinya concrete pump. Dibawah ini adalah contoh spesifikasi teknik pompa beton yang menunjukkan luasan tanah yang diperlukan :

Memperhatikan

Operator harus selalu memperhatikan jenis, tipe dan spesifikasi concrete pump yang dioperasikan.

b. Identifikasi kekerasan dan kerataan tanah untuk penempatan unit concrete pump. Kekerasan dan kerataan tanah untuk penempatan pompa beton harus diperhatikan karena akan menentukan stabilitas alat selama pengoperasian

Gambar 4.2 Contoh ukuran bentangan outriggers

Page 28: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 27 dari 53

pemompaan beton. Setiap kaki outriggers akan menumpu beban sekitar 26 kg/cm2, agar posisinya tetap stabil dan tidak terbenam maka harus berdiri diatas tanah dengan daya dukung diatas 26 kg/cm2. Apabila daya dukung tanah yang tersedia dibawah nilai tersebut maka harus dilakukan perbaikan daya dukung tanah lebih dahulu dengan pengurugan dan pemadatan atau dengan pengganjalan plat baja lebar yang bertujuan meratakan beban. Gambar 4,3 menunjukkan daya dukung tanah untuk jenis tanah tertentu :

Dari tabel diatas kita harus benar-benar memilih tanah yang keras untuk duduknya outriggers dan melakukan usaha lain untuk memperkuat daya dukungnya.

c. Identifikasi jarak aman dari lereng tebing yang membahayakan Outriggers juga berisiko bila ditempatkan dekat lereng atau galian tanah, agar tetap stabil dan terhindar dari bahaya longsor harus diambil jarak minimum dengan tepi lereng tersebut.

Gambar 4.3 Daya dukung tanah

Gambar 4.4 Jarak aman dari tepi lereng / tebing galian

Page 29: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 28 dari 53

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa untuk berat total alat diatas 12 ton maka jarak aman yang minimal adalah 2 meter.

d. Kecuali daya dukung tanah dan jarak aman dari tebing, juga harus diperhatikan apakah dibawah lapisan tanah dasar terdapat lubang yang tidak kelihatan seperti septik tank, saluran bawah tanah atau lubang lain. Hal ini bisa ditanyakan pada petugas engineering yang mempunyai gambar lengkap tentang konstruksi di lokasi proyek tersebut.

Adanya lubang dibawah tanah dapat mengakibatkan terperosoknya kaki outriggers seperti gambar 4.6 dibawah ini :

4.2.4 Pengaturan pengoperasian distributor boom

a. Penjelasan spesifikasi teknik pompa beton terkait dimensi distributor boom. Distributor boom berfungsi untuk membawa dan mengarahkan pipa penyalur beton ke sasaran pengecoran beton segar. Terkait dengan pemompaan beton segar dimensi distributor boom diperlukan untuk jangkauan jarak pemompaan dari posisi concrete pump ditempatkan. Adapun contoh spesifikasi teknik tentang jangkauan distributor boom seperti nampak pada gambar 4.7 dimana kemampuan maksimal untuk pemompaan arah mendatar adalah 38 meter dan kemampuan maksimal untuk pemompaan arah vertikal adalah 42 meter.

Gambar 4.6 Bahaya lubang dibawah tanah

Gambar 4.5 Lubang dibawah tanah dasar yang membahayakan outriggers

Page 30: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 29 dari 53

b. Identifikasi jarak tempat pengecoran beton dengan posisi concrete pump. Setelah diketahui kemampuan jangkauan jarak pemompaan beton segar, pertimbangan penempatan concrete pump juga harus mempertimbangkan hal ini disamping pertimbangan mutu tanah dasar dan kemiringan tebing tersebut diatas. Penentuan letak concrete pump diusahakan di tempat yang masih dapat menjangkau pemompaan beton segar dengan distributor boom saja (tanpa sambungan pipa lapangan) karena hal ini akan mempermudah pelaksanaan pemompaan beton segar. Namun apabila jangkauan tidak mencukupi maka pipa penyalur beton yang terpasang pada boom harus disambung dengan pipa lapangan dimana pengaturan pemasangannya harus berkoordinasi dengan pelaksana lapangan serta mengikuti petunjuk pemasangan pipa dalam buku OMM.

Gambar 4.7 Jangkauan distributor boom

Page 31: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 30 dari 53

c. Identifikasi adanya hambatan yang akan mengganggu gerakan distributor boom. Gerakan distributor boom dalam mengarahkan pipa penyalur beton pada saat pemompaan beton segar mungkin akan menemui beberapa hambatan antara lain : 1) Adanya konstruksi bangunan yang ada disekitar lokasi pengecoran yang

menyebabkan gerakan boom tidak bebas. Untuk hal ini operator harus berhati-hati dalam mengoperasikan distributor boom agar jangan sampai berbenturan dengan konstruksi bangunan tersebut.

2) Adanya jaringan kabel listrik disekitar lokasi pengecoran (gambar 4.8). Risiko bahaya dan kecelakaan kerja tersengat arus listrik dapat terjadi bila operator ceroboh dalam mengoperasikan distributor boom.

Operator dilarang mengoperasikan distributor boom terlalu dekat dengan jaringan kabel listrik dan harus mengambil jarak aman antara distributor boom dengan kabel listrik :

a. 3 meter untuk tegangan 1000-110000 volt; b. 4 meter untuk tegangan 110000-220000 volt; c. 5 meter untuk tegangan 220kV-380kV.

4.2.5 Manuver truck mixer

a. Identifikasi spesifikasi teknik truck mixer yang akan melayani concrete pump terkait dimensi dan kapasitasnya. Pertimbangan lain untuk penentuan letak concrete pump adalah kecukupan lahan untuk manuver truck mixer dalam memasok beton segar yang diangkut dari batching plant dan dituangkankan ke agitator hopper concrete pump. Untuk hal tersebut kita harus mengetahui spesifikasi teknik dari truck mixer yang akan melayani pengiriman beton segar tersebut, sebagai contoh adalah pada gambar 4.9 :

Gambar 4.8 Hambatan jaringan kabel listrik

Page 32: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 31 dari 53

b. Antisipasi luasan yang diperlukan untuk tempat manuver truck mixer. Untuk dapat mengantisipasi luasan yang diperlukan sebagai tempat manuver truck mixer yang akan memasok beton segar kita dapat menggunakan dimensi truck mixer dan kemampuan radius beloknya dari spesifikasi teknik yang tertulis pada contoh gambar 4.8 yaitu :

• Ukuran panjang truck mixer : 8,1 meter • Ukuran lebar truck mixer : 2.95 meter • Min. steering radius : 7,9 meter

c. Kepastian truck mixer dapat melakukan manuver dengan baik untuk memasok beton segar. Kelancaran truck mixer melakukan manuver dengan cepat adalah salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemompaan beton sehingga operator concrete pump harus dapat memastikannya dengan bekerjasama dan berkoordinasi dengan operator truck mixer.

4.2.6 Penentuan posisi concrete pump

a. Pertimbangan-pertimbangan penempatan unit concrete pump sesuai hasil identifikasi medan kerja. Setelah mencermati pertimbangan-pertimbangan dan identifikasi medan kerja antara lain : 1) Mutu tanah dasar tempat bertumpunya outrigger. 2) Jangkauan distributor boom. 3) Jarak dan ketinggian pemompaan beton segar. 4) Hambatan gerakan distributor boom. 5) Manuver truck mixer yang akan memasok beton segar. Maka operator dapat mengusulkan letak penempatan concrete pump yang optimal untuk pemompaan beton.

b. Konsultasi dengan pelaksana pengecoran beton terkait penempatan unit concrete pump. Setelah operator mempunyai usulan tempat penempatan concrete pump harus segera dikonsultasikan kepada pelaksana pengecoran untuk mendapatkan persetujuan atau ada alternatif lain.

Gambar 4.9 Contoh spesifikasi truck mixer

Page 33: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 32 dari 53

c. Penentuan posisi penempatan unit concrete pump yang aman sesuai prosedur. Apabila usulan penempatan concrete pump yang telah disampaikan sudah diapat disetujui oleh pelaksana pengecoran maka segera dimulai pelaksanaannya.

4.3 Pemasangan Outriggers

4.3.1 Penempatan posisi concrete pump

Sebelum outriggers dipasang, truck mounted concrete pump harus diposisikan ditempat yang telah ditentukan, untuk itu unit peralatan harus dikemudikan dari tempat parkir ke lokasi yang telah ditetapkan.

a. Persiapan pemindahan unit peralatan ke lokasi pemompaan. Untuk memindahkan unit peralatan dari tempat parkir ke lokasi pemompaan beton segar harus dilakukan : 1) Melakukan pemeriksaan keliling (walk-around inspection). 2) Memeriksa kebocoran cairan. 3) Memeriksa kondisi ban dan kekencangan baut. 4) Memeriksa kecukupan bahan bakar, pelumas engine, minyak hidrolik,

minyak rem, minyak transmisi, air pendingin dan air pencuci. 5) Memeriksa dan menggunakan APD-APK. 6) Menghidupkan dan memanaskan engine.

b. Mengemudikan unit concrete pump ke tempat yang telah ditentukan. Sebelum menjalankan unit concrete pump ke lokasi pemompaan, maka setelah engine dihidupkan dengan benar dilakukan pengujian alat kendali dan gerakan dasar : 1) Pengujian alat kendali operasional. 2) Pengujian fungsi rem. 3) Pengujian gerakan dasar. Sebelum menjalankan unit truck mounted concrete pump, operator harus memastikan bahwa kondisi sekitar alat harus aman, tidak ada personil didekat alat juga tidak ada sesuatu yang menghalangi jalannya unit alat. Selanjutnya kegiatan traveling dapat dimulai : 1) Atur tempat duduk. 2) Kencangkan sabuk keselamatan. 3) Lepaskan rem parkir. 4) Kemudikan kendaraan dengan alat kendali stir, pedal kopling, pedal rem dan

tuas kendali transmisi. 5) Jalankan kendaraan maju untuk mendapatkan pandangan yang jelas. 6) Kemudikan kendaraan ke lokasi pemompaan beton yang telah ditentukan.

c. Penghentian unit concrete pump pada posisi yang benar. Sebelum berhenti di posisi pemompaan beton, operator harus mengambil posisi yang benar dengan bantuan pemandu arah atau sinyal man : 1) Arahkan posisi kendaraan sesuai rencana arah pengecoran. 2) Ambil posisi yang telah direncanakan dengan benar dengan bantuan sinyal man. 3) Setelah dipastikan posisi sudah benar, hentikan kendaraan dengan rem service.

Page 34: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 33 dari 53

d. Pengaktifan rem tangan (hand brake). Setelah kendaraan berhenti operator harus mengaktifkan rem tangan (hand brake) karena mode operasi akan dialihkan ke sistim hidrolik. 1) Atur engine pada putaran idle dengan melepaskan pedal gas. 2) Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak lagi.

e. Penetralan tuas kendali dan melepas (disengage) kopling. Setelah rem tangan diaktifkan kendaraan sudah tidak bergerak lagi, dan tuas kendali transmisi dinetralkan : 1) Pastikan rem tangan yang diaktifkan berfungsi dengan baik. 2) Lepaskan pedal rem service. 3) Netralkan posisi tuas kendali transmisi. 4) Lepaskan pedal kopling.

4.3.2 Sistim hidrolik outriggers

a. Penjelasan prosedur pemasangan outriggers. Untuk mengatur posisi outrigger engine harus dalam keadaan hidup dan dipastikan telah dilakukan pemanasan. Outriggers digerakkan secara hidrolik oleh pompa hidrolik yang memperoleh daya dari engine melalui PTO / transfer shift gearbox. Pengaturan posisi outriggers dilakukan dengan tuas kendali yang ada di samping alat.

b. Pengaturan transfer shift gearbox untuk menjalankan hydraulic pump. Sebelum mengatur posisi outriggers, kita harus mengaktifkan sistim hidrolik dengan memilih gear pada PTO agar pompa hidrolik dapat bekerja menghasilkan tenaga hidrolik. Berikut adalah langkah kerja mengatur transfer gearbox :

1) Pastikan engine sudah hidup dan dipanaskan sesuai prosedur. 2) Pastikan retarter (sistem pengereman) sudah netral. 3) Putar kunci kontak (2) ke posisi I. 4) Pastikan tekanan angin sudah lebih dari 5 bar (untuk yang menggunakan

sistim pneumatik). 5) Tekan pedal kopling. 6) Masukkan tuas kendali transmisi pada posisi gigi sesuai dengan petunjuk

yang ada di tuas kendali PTO. 7) Lepaskan pedal kopling.

Gambar 4.10 Mengatur transfer gearbox

Page 35: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 34 dari 53

8) Lampu indikator (1) akan menyala bila gigi yang dipilih sudah bekerja.

c. Pemanasan sistim hidrolik sesuai prosedur. Sistim hidrolik harus dipanaskan lebih dahulu bila temperatur minyak hidrolik terbaca dibawah 20oC agar sistim dapat berfungsi dengan baik. Memanaskan sistim hidrolik dilakukan setelah pompa hidrolik berputar dan temperatur minyak hidrolik terbaca diatas 20oC.

4.3.3 Pemasangan outriggers

a. Identifikasi tuas kendali outrigger pada control panel dan remote control. Pengendalian gerakan outriggers dapat dilakukan dengan tuas kendali yang terdapat di control block pada tiap sisi unit alat, atau dapat pula dilakukan dengan remote control.

1) Pengendalian melalui control block. Pengendalian outriggers melalui control block dilakukan dengan tuas kendali untuk masing-masing gerakan komponennya. a) Pengendalian outriggers sisi kiri diatur melalui control block kiri sebagai

berikut :

1. Indikator kerataan (circular level)

2. Tombol darurat 3. Tombol keamanan outrigger 4. Tuas kendali cylinder (naik-

turun) outrigger kiri belakang

5. Tuas kendali slewing outrigger kiri belakang

6. Tuas kendali slewing outrigger kiri depan

7. Tuas kendali telescopic (masuk-keluar) outrigger kiri depan

8. Tuas kendali cylinder (naik-turun) outrigger kiri depan

Gambar 4.11 Control block outrigger sisi kiri

Page 36: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 35 dari 53

b) Pengendalian outriggers sisi kiri diatur melalui control block kanan sebagai berikut :

1. Indikator kerataan (circular level)

2. Tombol darurat 3. Tombol keamanan outrigger 4. Tuas kendali cylinder (naik-

turun) outrigger kanan depan

5. Tuas kendali telescopic (masuk-keluar) outrigger kanan depan

6. Tuas kendali slewing outrigger kanan depan

7. Tuas kendali slewing outrigger kanan belakang

8. Tuas kendali cylinder (naik-turun) outrigger kanan belakang

2) Pengendalian dengan remote control. Seharusnya setelah pompa beton beroperasi operator harus menggunakan remote control untuk mengendalikan semua jenis gerakan operasionalnya, tuas kendali yang ada di control block dipakai untuk cadangan bila remote control rusak / tidak dapat beroperasi. Alat kendali jarak jauh (remote control) selalu di bawa oleh operator pompa beton selama operasi pemompaan beton segar, hubungan dengan induk alat bisa lewat cabel atau radio (wireless).

Gambar 4.12 Control block outrigger sisi kanan

Gambar 4.13 Radio / cable remote control

Page 37: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 36 dari 53

1. Joystick ”buka tutup boom

elemen C dan D” 2. Joystick ”buka tutup boom

elemen B” 3. Joystick ”buka tutup dan swing

boom elemen A” 4. Tombol tekan ”start engine” 5. Tombol tekan ”stop engine” 6. Tombol tekan ”ubah frekwensi”

7. Saklar ”putaran engine +/-” 8. Saklar putar ”Outrigger/boom” 9. Switch pemilih ”Outrigger/boom” 10. Switch ”Boom speed 50/100%” 11. Rotary Switch ”stroke rate po-

tentiometer” 12. Switch ”pump/suck” 13. Switch ”pump On/Off” 14. Tombol tekan ”horn+reset”

Untuk pengendalian pemasangan outriggers dengan menggunakan remote control, alat kendali yang dipakai adalah (8) Saklar putar ”Outrigger/boom” dan (9) Switch pemilih ”Outrigger/boom”

b. Tidak ada personil didekat outriggers. Pemasangan outrigger adalah langkah kerja yang berbahaya, sehingga operator harus memastikan bahwa tidak ada personil didekat outrigger yang merupakan daerah bahaya / terlarang. Oleh karena itu pelaksanaan pemasangan outriger harus mengikuti petunjuk / buku OMM.

1) Pastikan disekitar outrigger kiri, kanan, depan dan belakang tidak ada personil didekatnya

2) Sebelum jacking outrigger, periksa bagian bawah alat tidak ada personil atau benda asing yang membaha-yakan

3) Operator harus memastikan bahwa mutu tanah dasar sudah memenuhi

syarat seperti disebutkan dalam butir 4.2.3 b dan c seperti tersebut diatas.

Bahaya : Pada saat outrigger diputar masuk atau keluar, berisiko tinggi orang dapat terjepit

Gambar 4.15 Jauhkan personil dari outrigger

Gambar 4.16 Periksa bagian bawah alat

Page 38: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 37 dari 53

4) Masing-masing kaki outrigger harus berdiri diatas alas / sepatu (outrigger pad), tidak langsung pada tanah dasar. Perletakan outrigger pad harus menapak di tanah dasar dengan sempurna. Gambar 4.17 dibawah ini menunjukkan cara perletakan yang benar (OK) dan yang salah (NO):

Gambar A : Jangan meletakkan outrigger diatas tanah yang tidak rata, atur posisi ulang atau ratakan tanah lebih dahulu.

Gambar B : Jangan meletakkan outrigger dilereng bukit. Gaya berat dari alat harus diteruskan kebawah secara vertikal. Bila posisi seperti gambar B maka gaya berat akan terdistribusi ke 2 arah, kebawah dan kesamping. Ini tidak dibenarkan untuk stabilitas alat. Untuk itu tanah dasar harus diratakan dan dipadatkan lebih dahulu.

Gambar C : Jangan menggunakan outrigger pad sebagai jem-batan karena tidak ada kontak antara outrigger pad dengan lubang ditengah dan outrigger pad akan patah. Ratakan lebih dahulu tanah dasarnya agar outrigger pad menapak dengan baik.

Gambar D : Bila anda akan menggunakan 5 batang kayu pengganjal untuk mendukung beban alat tetapi luasan kaki outriggers hanya menapak pada 3 balok kayu saja maka outrigger akan ambles. Untuk menghindarinya pasang outrigger pad diatas pengganjal kayu tersebut sedemikan rupa sehingga outrigger pad menapak pada 5 balok pengganjal.

5) Bila mutu tanah dasar meragukan dan jarak aman terhadap lereng sulit diatur maka operator harus menggunakan alas plat baja yang cukup luas untuk menyebar beban berat peralatan seperti pada gambar 4.18.

Gambar 4.17 Cara perletakan outrigger

Page 39: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 38 dari 53

c. Pemasangan outriggers depan Ada 2 control block alat pengendali outriggers pada truck mounted concrete pump sesuai dengan identifikasi yang telah dibahas pada butir 4.3.3 a diatas. Aplikasi dari tuas kendali tersebut adalah : 1) Control block kiri untuk mengatur outriggers sisi kiri (gambar 4.11) dengan

gerakan tuas kendali sebagai berikut :

No Tuas kendali Tuas naik Tuas turun 4 Cylinder jack kiri belakang Naik Turun 5 Slewing outrigger kiri

belakang Putar kiri Putar kanan

6 Slewing outrigger kiri depan Putar kanan Putar kiri 7 Telescopic kiri depan Masuk Keluar 8 Cylinder jack kiri depan Naik Turun

2) Control block kanan untuk mengatur outriggers sisi kanan (gambar 4.12)

dengan gerakan tuas kendali sebagai berikut :

Gambar 4.18 Pemasangan plat lebar untuk mutu tanah dasar yang meragukan

Gambar 4.19 Pengoperasian tuas kendali control block outrigger sisi kiri

Page 40: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 39 dari 53

No Tuas kendali Tuas naik Tuas turun 4 Cylinder jack kanan depan Naik Turun 5 Telescopic kanan depan Masuk Keluar 6 Slewing outrigger kanan depan Putar kiri Putar

kanan 7 Slewing outrigger kanan belakang Putar

kanan Putar kiri

8 Cylinder jack kanan belakang Naik Turun

Pemasangan outriggers depan diatur dengan tuas kendali pada control block yang ada di sisi kiri dan kanan alat, atau dengan tuas kendali pada remote control dengan prosedur sebagai berikut : 1) Pastikan posisi unit alat sudah sesuai dengan yang ditetapkan 2) Putar posisi outrigger depan kiri dan depan kanan dengan tuas kendali yang

benar. 3) Perpanjang outrigger depan kiri dan depan kanan dengan tuas kendali yang

benar (telescopic out). Perpanjangan dilakukan sampai maksimal yang ditandai dengan bertemunya indikator panah dari inner dan outer telescopic (gambar 4.21) Lakukan penguncian telescopic setelah perpanjangan maksimal tercapai

4) Selalu gunakan outrigger pad yang disediakan oleh pabrik pem-buat

concrete pump, walaupun outrigger dipasang pada tanah keras / lantai beton.

5) Letakkan outrigger pad tepat dibawah posisi kaki outrigger depan dimana akan menapakkan kakinya. Apabila mutu tanah dasar meragukan harus dipasang pengganjal (cribbing) sesuai dengan prosedur.

6) Lakukan jacking pada outrigger depan tepat diatas outrigger pad masing-masing sampai posisi ban depan terangkat bebas.

7) Lakukan penguncian (lock) pada masing-masing hydraulic jack.

d. Pemasangan outriggers belakang. Pemasangan outriggers belakang diatur dengan tuas kendali pada control block yang ada di sisi kiri dan kanan alat, atau dengan tuas kendali pada remote control dengan prosedur sebagai berikut :

Gambar 4.20 Pengoperasian tuas kendali control block outrigger sisi kanan

Gambar 4.21 Telescopic outrigger

Page 41: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 40 dari 53

1) Putar posisi outrigger belakang kiri dan belakang kanan dengan tuas kendali yang benar.

2) Selalu gunakan outrigger pad yang disediakan oleh pabrik pem-buat concrete pump, walaupun outrigger dipasang pada tanah keras / lantai beton.

3) Letakkan outrigger pad tepat dibawah posisi kaki outrigger belakang dimana akan menapakkan kakinya. Apabila mutu tanah dasar meragukan harus dipasang pengganjal (cribbing) sesuai dengan prosedur.

4) Lakukan jacking pada outrigger belakang tepat diatas outrigger pad masing-masing sampai posisi ban belakang terangkat sampai +/- 4 cm di atas tanah dasar.

5) Lakukan penguncian (lock) pada masing-masing hydraulic jack setelah ketinggian jacking dicapai.

4.3.4 Pemeriksaan level concrete pump

a. Penjelasan prosedur memeriksa level concrete pump. Setelah outrigger terpasang maka tumpuan unit peralatan sudah tidak lagi pada roda ban melainkan sudah berpindah dan bertumpu pada outrigger. Sebelum dilakukan langkah selanjutnya (pembentangan boom) harus diadakan pemeriksaan level (kerataan) untuk memastikan bahwa pemasangan outriggers sudah benar dan sesuai prosedur, agar stabilitas pengoperasian concrete pump dapat diandalkan.

b. Identifikasi batas kemiringan maksimum posisi unit concrete pump yang diijinkan. Kita dapat mengidentifikasi batas kemiringan outriggers yang masih dapat diijinkan pada buku OMM yang diterbitkan oleh pabrik pembuat alatnya, apabila kemiringannya melebihi dari yang tentukan akan membahayakan alat tersebut dan berpotensi terguling.

Sesuai dengan buku manualnya kemiringan maksimum yang masih diijinkan adalah 3o (gambar 4.22).

c. Pemeriksaan kerataan (level) unit concrete pump setelah berdiri diatas outriggers. Pemeriksaan kerataan unit concrete pump setelah berdiri diatas outriggers dapat diamati pada circular level yang terdapat pada masing-masing control block outriggers kiri dan kanan.

Gambar 4.22 Batas kemiringan alat

Page 42: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 41 dari 53

Keterangan gambar : 1. Circular level pada control block outrigger kiri 2. Circular level pada control block outrigger kanan

Contoh pemeriksaan kerataan unit concrete pump setelah berdiri diatas outriggers : 1) Periksa circular lever pada control block outrigger kiri dan kanan 2) Amati apakah gelembung udara yang ada didalam circular lever berada

didalam batas garis lingkaran 3. 3) Apabila hasil pengamatan menunjukkan gelembung udara berada didalam

batas garis lingkaran 3, disimpulkan bahwa kemiringan dibawah 30 dimana diartikan cukup aman.

4) Apabila hasil pengamatan menunjukkan gelembung udara berada diluar batas garis lingkaran 3, disimpulkan bahwa kemiringan sudah diatas 30, kondisi cukup membahayakan.

4.3.5 Pengaturan ulang posisi outriggers

a. Penjelasan tujuan memeriksa level indikator. Tujuan pemeriksaan level indikator adalah untuk mengetahui apakah stabilitas alat masih cukup aman untuk beroperasi atau sudah masuk kondisi yang membahayakan.

b. Evaluasi kemiringan posisi outrigger. Untuk mengatur ulang posisi outriggers kita harus mengetahui kapan outriggers harus diatur ulang karena posisi yang tidak benar. Seperti ditunjukkan dalam butir 4.3.4.c bahwa bila kemiringan sudah diatas 30, kondisi cukup membahayakan dan outriggers harus diatur ulang hingga kemringan alat berada dalam batas aman.

c. Pengaturan ulang posisi outrigger. Pengaturan ulang posisi outrigger merupakan hal yang penting karena akan diikuti langkah kerja berikutnya yaitu pembentangan distributor boom yang , untuk itu operator harus memperhatikan petunjuk yang ditetapkan di buku OMM. Contoh pengaturan ulang : 1) Periksa circular lever pada control block outrigger kiri dan kanan 2) Amati apakah gelembung udara yang ada didalam circular lever berada

didalam batas garis lingkaran 3.

Gambar 4.22 Circular level pada control block outrigger

Page 43: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 42 dari 53

3) Apabila hasil pengamatan menunjukkan gelembung udara berada diluar batas garis lingkaran 3 maka atur ulang posisi outrigger sehingga posisinya aman.

4.4 Pengaturan Distributor boom Mengatur distributor boom adalah membuka dan membentangkan distributor boom yang masih dalam keadaan terlipat untuk dikembangkan hingga siap operasi. Operator harus mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam buku OMM.

4.4.1 Kondisi keamanan sekitar alat.

a. Kepastian tidak ada personil didekat distributor boom. Pemasangan distributor boom adalah langkah kerja yang berbahaya, sehingga operator harus memastikan bahwa tidak ada personil didekat distributor yang merupakan daerah bahaya / terlarang.

b. Kepastian gerakan boom untuk pengecoran beton bebas dari hambatan kabel listrik atau benda lainnya dengan jarak minimal sesuai ketentuan. Meskipun pada saat penetapan lokasi sudah mempertimbangkan bebas hambatan kabel listrik atau benda lainnya, namun ada kemungkinan bahwa ada kabel listrik atau benda lainnya yang mengganggu gerakan distributor boom. Dalam hal demikian maka operator wajib melaporkan kepada pelaksana pengecoran untuk bantuan tenaga pengawas gerakan boom yang bertugas khusus untuk mengawasi agar distributor boom todak berada terlalu dekat dengan kabel listrik atau benda lain.

c. Pemasangan rambu pengaman kerja sesuai ketentuan. Untuk menjaga agar tidak ada personil yang memasuki daerah yang berbahaya maka medan kerja harus diberi alat pengaman kerja yaitu barikade atau pembatas lain. Outriggers digerakkan secara hidrolik oleh pompa hidrolik yang memperoleh daya dari engine melalui PTO / transfer shift gearbox. Pengaturan posisi outriggers dilakukan dengan tuas kendali yang ada di samping alat.

4.4.2 Sistim hidrolik distributor boom.

a. Penjelasan pengaktifan sistim hidrolik distributor boom. Untuk mengatur posisi distributor boom, engine harus dalam keadaan hidup dan dipastikan telah dilakukan pemanasan. Distributor boom digerakkan secara hidrolik oleh pompa hidrolik yang memperoleh daya dari engine melalui PTO / transfer shift gearbox dan prosedur pengaktifannya seperti langkah kerja pada butir 4.3.2b. Sebelum dioperasikan

Peringatan : • Jangan membuka distributor boom sebelum semua outriggers

terpasang dengan baik • Jangan menjalankan truck ketika distributor boom belum terlipat

dan terikat dengan benar • Mengembangkan dan melipat distributor boom harus dilakukan

dengan urutan yang benar sesuai buku OMM

Page 44: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 43 dari 53

sistim hidrolik harus dipanaskan lebih dahulu sesuai langkah kerja pada butir 4.3.2c.

b. Identifikasi pengoperasian tuas kendali distributor boom pada control panel dan remote control. Pengaturan posisi distributor boom dilakukan dengan tuas kendali yang ada di samping alat, atau dapat pula dilakukan dengan remote control.

1) Pengendalian melalui control block. Pengendalian distributor boom melalui control block dilakukan dengan tuas kendali untuk masing-masing gerakan komponennya. Karena pompa hidrolik yang menggerakkan distributor boom dan outriggers adalah sama maka untuk membedakan kapan dioperasikan untuk outriggers atau boom, dipakai tuas kendali yang dapat memilih ”outriggers mode” / ”boom mode”. Adapun contoh susunan tuas kendali untuk menggerakkan 4 elemen boom adalah sebagai berikut :

1. Tuas kendali pemilihan mode 2. Tuas kendali elemen boom D 3. Tuas kendali elemen boom C

4. Tuas kendali elemen boom B 5. Tuas kendali elemen boom A 6. Tuas kendali slewing boom

• Tuas kendali pemilihan mode (1) keatas adalah outriggers mode, kebawah adalah boom mode.

• Tuas kendali boom elemen ABCD(2-5) keatas adalah membuka, kebawah adalah menutup

• Tuas kendali slewing boom (6) keatas adalah slewing berlawanan dengan arah jarum jam, kebawah adalah slewing searah dengan arah jarum jam.

2) Pengendalian dengan remote control. Seharusnya setelah pompa beton beroperasi operator harus menggunakan remote control untuk mengendalikan semua jenis gerakan operasionalnya,

Gambar 4.23 Tuas kendali distributor boom

Page 45: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 44 dari 53

tuas kendali yang ada di control block dipakai untuk cadangan bila remote control rusak / tidak dapat beroperasi.

3) Alat kendali jarak jauh (remote control) selalu di bawa oleh operator pompa beton selama operasi pemompaan beton segar, hubungan dengan induk alat bisa lewat cabel atau radio (wireless)

1. Joystick ”buka tutup boom elemen C dan D”

2. Joystick ”buka tutup boom elemen B”

3. Joystick ”buka tutup dan swing boom elemen A”

4. Tombol tekan ”start engine” 5. Tombol tekan ”stop engine” 6. Tombol tekan ”ubah frekwensi”

7. Saklar ”putaran engine +/-” 8. Saklar putar ”Outrigger/boom” 9. Switch pemilih ”Outrigger/boom” 10. Switch ”Boom speed 50/100%” 11. Rotary Switch ”stroke rate po-

tentiometer” 12. Switch ”pump/suck” 13. Switch ”pump On/Off” 14. Tombol tekan ”horn+reset”

Untuk pengendalian pemasangan outriggers dengan menggunakan remote control, alat kendali yang dipakai adalah (1) Joystick ”buka tutup boom elemen C dan D”, (2) Joystick ”buka tutup boom elemen B”; (3) Joystick ”buka tutup dan swing boom elemen A” (8) Saklar putar ”Outrigger/boom”; (9) Switch pemilih ”Outrigger/boom”.

c. Pengaturan tuas kendali pada posisi boom mode. Pompa hidrolik yang menggerakkan distributor boom adalah sama dengan pompa hidrolik yang menggerakkan outriggers, oleh karena itu penggunaan untuk outriggers dan boom tidak dapat bersamaan (harus memilih salah satu). Untuk mengoperasikan distributor boom, kita harus mengaktifkan sistim hidrolik distributor boom dengan jalan mengatur tuas kendali pemilihan mode (1) pada gambar 4.23 keposisi boom mode yaitu dengan menekannya kebawah.

4.4.3 Pengaturan distributor boom

a. Prosedur tahapan kerja pengaturan distributor boom. 1) Pastikan pemasangan outriggers sudah dilakukan dengan benar. 2) Pastikan pompa hidrolik sudah diaktifkan melalui PTO / transfer gearbox. 3) Pastikan sistim hidrolik sudah bekerja dengan memeriksa posisi tuas kendali

pada boom mode. 4) Operasikan distributor boom sesuai dengan urutan yang benar.

Gambar 4.24 Radio / cable remote control

Page 46: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 45 dari 53

b. Pengangkatan paket boom hingga lepas dari pengikatnya. Tekan tuas kendali elemen boom A (no. 5 gambar 4.23) keatas untuk membuka paket boom hingga lepas dari catchhook seperti terlihat pada gambar 4.25 dibawah ini :

c. Pemutaran (slewing) boom pada arah medan kerja

Gambar 4.25 Mengembangkan paket boom

Gambar 4.26 Memutar boom kearah medan kerja

Page 47: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 46 dari 53

Tekan tuas kendali slewing (no. 6 gambar 4.23) keatas atau kebawah (tergantung arah perputaran) untuk memutar paket boom menghadap pada medan kerja seperti terlihat pada gambar 4.26 diatas

d. Pembentangan boom element sesuai prosedur dan urutannya. Setelah paket boom menghadap ke medan kerja, urutan pengembangan boom berikutnya adalah elemen boom B, C dan D. 1) Pembentangan elemen boom B.

Tekan tuas kendali elemen boom B (no. 4 gambar 4.23) keatas untuk membuka paket boom B hingga membentuk sudut 1200 dengan elemen boom A seperti terlihat pada gambar 4.27 dibawah ini :

Gambar 4.27 Mengembangkan elemen boom B

Page 48: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 47 dari 53

2) Pembentangan elemen boom C. Tekan tuas kendali elemen boom C (no. 3 gambar 4.23) keatas untuk membuka paket boom C hingga membentuk sudut 90o dengan elemen boom B seperti terlihat pada gambar 4.28 dibawah ini :

3) Pembentangan elemen boom D. Tekan tuas kendali elemen boom D (no. 2 gambar 4.23) keatas untuk membuka paket boom D hingga membentuk sudut 90o dengan elemen boom C seperti terlihat pada gambar 4.29 dibawah ini : Posisikan elemen boom D kurang lebih 1 meter diatas tanah dasar agar pekerja bisa melepas selang fleksibel.

Gambar 4.28 Mengembangkan elemen boom C

Gambar 4.29 Mengembangkan elemen boom D

Page 49: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 48 dari 53

e. Pelepasan ikatan flexible hose sehingga menggantung diujung distributor boom.

Setelah elemen boom D diposisikan berada pada ketinggian 1 meter diatas tanah, selang fleksibel dilepaskan dari ikatannya hingga posisinya menggantung diujung pipa baja pada boom elemen D (gambar 4.30).

f. Pengarahan ujung flexible hose ketempat pengecoran beton dengan mengatur posisi boom distributor.

Setelah semua boom elemen terbuka dan selang fleksibel dilepas ikatannya maka langkah selanjutnya adalah mengarahkan ujung selang fleksibel kearah tujuan pemompaan beton segar dengan gerakan kombinasi antara boom dan slewing. Gerakan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati karena adanya risiko-risiko yang diluar perhitungan kita. Untuk itu ikutilah petunjuk pabrik yang telah disusun dalam buku OMM.

4.4.4 Stabilitas concrete pump

a. Penjelasan prosedur pemeriksaan stabilitas alat. Sebelum pemompaan beton segar perlu dilakukan pemeriksaan stabilitas alat untuk meyakinkan alat dapat beroperasi dengan stabilitas yang aman. Apabila dalam pemeriksaan stabilitas alat diketemukan adanya potensi bahaya yang mengancam naka harus dilakukan pengendalian risiko bahaya agar terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan.

b. Pemeriksaan stabilitas unit concrete pump sesuai prosedur. Pemeriksaan stabilitas alat dilakukan dengan mengamati apakah outrigger pad mengalami penurunan / ambles ketika dibebani dengan posisi boom tertentu.

Contoh pemeriksaan stabilitas alat truck mounted concrete pump adalah sebagai berikut (gambar 4.32).

Gambar 4.30 Melepas selang fleksibel

Gambar 4.31 Mengarahkan selang fleksibel

Page 50: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 49 dari 53

1) Pada posisi boom terbentang maksimum, posisikan arahnya pada titik

tumpuan outrigger yang akan diperiksa. 2) Amati secara cermat apakah outrigger pad mengalami penurunan/

ambles. 3) Lakukan prosedur 1) dan 2) pada outrigger pad yang lain sampai

diketahui hasil pengamatan pada masing-masing outrigger pad.

c. Perbaikan posisi unit concrete pump bila ditemukan hal yang meragukan terkait dengan stabilitas alat.

Ketika dilakukan pengujian stabilitas alat dapat ditemukan adanya outriggers pad yang turun/ ambles akibat kondisi tanah yang kurang memenuhi syarat. Apabila hasil pemeriksaan stabilitas alat menunjukkan adanya indikasi tidak stabil misalnya mengalami penurunan/ ambles saat dilakukan pengujian beban maka harus ditambahkan ganjal kayu (cribbing pad) dibawah outrigger pad tersebut.

4.5 Bahan Laporan Pekerjaan

4.5.1 Daftar simak pekerjaan

a. Penjelasan prosedur pengisian daftar simak (check list) penempatan unit concrete pump. Untuk mempermudah operator dalam membuat catatan kegiatan penempatan alat, biasanya perusahaan menyediakan daftar simak yang sederhana dan mudah diikuti oleh operator.

b. Pemilihan daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan. Agar catatan yang dibuat oleh operator tepat sasaran maka daftar simak yang digunakan harus benar, yaitu daftar simak penempatan alat untuk merk dan type alat yang dimobilisasi.

c. Penyiapan daftar simak pekerjaan Penyiapan daftar simak harus dilakukan sebelum melaksanakan penempatan unit concrete pump, agar pencatatan dapat langsung segera setelah selesainya kegiatan.

Gambar 4.32 Memeriksa stabilitas alat

Gambar 4.32 Outrigger pad yang ambles

Page 51: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 50 dari 53

4.5.2 Pencatatan kondisi medan kerja

a. Penjelasan prosedur pencatatan kondisi medan kerja. Kondisi medan kerja harus dicatat karena medan kerja yang satu dengan yang lain tidak sama, demikian juga ancaman bahaya untuk lokasi yang satu akan berbeda dengan yang lain.

b. Identifikasi kondisi medan kerja. Untuk mendapatkan data kondisi medan kerja yang aktual operator harus mengamati kondisi tersebut secara cermat agar data yang dilaporkan nanti dapat dibaca dengan baik oleh semua pihak yang membacanya.

c. Pencatatan kondisi medan kerja dengan benar. Kondisi medan kerja harus dicatat dengan sebenarnya apa yang ada, tidak perlu menambahkan hal-hal yang tidak penting. Pencatatan yang jujur akan menghasilkan informasi yang berharga.

4.5.3 Pencatatan pemasangan outrigers

a. Penjelasan macam kelainan yang mungkin terjadi. Macam-macam kelainan mungkin akan terjadi dalam pemasangan outrigger mungkin adanya medan yang sempit hingga outrigger tidak dapat dibentangkan secara maksimal, adanya tanah bekas timbunan yang belum dipadatkan dan sebagainya.

b. Identifikasi kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger. Selain informasi tersebut diatas bila terdapat kelainan-kelainan yang terjadi juga harus dicatat dalam daftar simak.

c. Pencatatan kelainan yang terjadi saat pemasangan outrigger. Apabila kelainan yang terjadi melibatkan pihak terkait lainnya maka hal tersebut harus mendapatkan catatan khusus agar pihak yang bersangkutan dapat menanggapinya. Pencatatan kelainan juga menjadi bahan untuk pembuatan laporan harian operasi peralatan yang dibuat oleh operator.

4.5.4 Pencatatan pengaturan distributor boom

a. Penjelasan kelainan yang mungkin terjadi dalam pengaturan distributor boom. Macam-macam kelainan mungkin akan terjadi dalam pengaturan distributor boom mungkin adanya kabel listrik atau bangunan gedung yang menghalangi gerakan bebas distributor boom atau hal lainnya.

b. Identifikasi kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom. Selain informasi tersebut diatas bila terdapat kelainan-kelainan yang terjadi juga harus dicatat dalam daftar simak.

c. Pencatatan kelainan yang terjadi saat pengaturan distributor boom dengan benar. Apabila kelainan yang terjadi melibatkan pihak terkait lainnya maka hal tersebut harus mendapatkan catatan khusus agar pihak yang bersangkutan dapat menanggapinya.

Page 52: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 51 dari 53

Pencatatan kelainan juga menjadi bahan untuk pembuatan laporan harian operasi peralatan yang dibuat oleh operator.

Page 53: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 52 dari 53

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

5.1.1. Pelatih

Pelatih/instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah untuk : 1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar. 2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam

tahap belajar. 3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk

menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar. 4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain

yang diperlukan untuk belajar. 5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

5.1.2. Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : 1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses

belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta. 2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan

merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta. 3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.

5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar

Page 54: OPERATOR POMPA BETON

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Operator Pompa Beton Kode Modul

FKK.CP.02.003.01

Judul Modul: Teknik Penempatan Unit Concrete Pump

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 53 dari 53

4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan : 1. Certified Operator Study Guide. Guidelines for the safe operation of concrete

pumps, Version 03.11 2. User Manual Model : XXT42.5RZ Truck-Mounted Concrete Boom Pump 3. Truck mounted Concrete Boom Pump Operation Manual XT39R4 Operation

Manual 4. Safety Bulletin, Setting Outriggers to Prevent Accident

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

5.3.1 Peralatan/Mesin yang digunakan: 1. Peralatan (Concrete pump); 2. APD; 3. Rambu-rambu operasi dan K3; 4. Standard tools.

5.3.2 Bahan yang dibutuhkan : 1. Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian Concrete pump; 2. Standard Operating Prosedure (SOP); 3. Surat Perintah Kerja; 4. Form Laporan; 5. Bahan bakar; 6. Bahan pelumas.