Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) Vol. 5, No. 6, 431 ...
Transcript of Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) Vol. 5, No. 6, 431 ...
Monaranti 431
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
IMPLEMENTASI PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM
PEMANFAATAN WAKTU ANAK PADA MASA PANDEMI COVID – 19
DI KELAS V SDN BANJARSARI 01 CIAWI – BOGOR
Monaranti Universtas Ibn Khaldun Bogor
INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK
URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com
JMP Online
Vol. 5, No. 6, 431-443.
© 2021 Kresna BIP.
e-ISSN 2550-0481
p-ISSN 2614-7254
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)
Dikirim : 06 Juni 2021 Revisi pertama : 11 Juni 2021 Diterima : 15 Juni 2021 Tersedia online : 30 Juni 2021
Pembinaan keagamaan merupakan sebuah
rencana kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dalam
membentuk manusia yang beriman dan berakhlaqul
karimah. Dalam hal ini, pembinaan keagamaan
penting untuk diajarkan kepada anak agar sejak dini
mereka paham terhadap kewajibannya sebagai hamba
Allah yang sesuai dengan syari’at Islam. Penelitian in i
bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang anak
selama masa pandemic covid-19 dengan cara
memberikan pemahaman ke-Islaman melalui kegiatan
keagamaan. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan
dapat membantu anak mengurangi kejenuhan selama
belajar di rumah. Metode penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode
pengumpulan data dalam pengambilan sampel yaitu
dengan cara total Sampling/Sampling Jenuh, yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa selama pelaksanaan pembinaan
keagamaan anak -anak sangat antusias mengikuti
kegiatan karena selain materi yang diberikan, juga
materi-materi pembinaan keagamaan dan juga praktek
seperti praktek wudhu, shalat, mengaji, membaca do’a
dan memberikan pemahaman terkait adab dan
menerapkan perilaku hidup sehat. Berdasarkan hasil
evaluasi kegiatan, program pembinaan keagamaan in i
dapat dijadikan sebagai alternative dalam mengisi
waktu luang anak selama masa pembelajaran jarak
jauh. Hal ini dibuktikan dengan hasil olah data yang
menyatakan bahwa semua anak merasa senang
mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan karena
telah mendapatkan pemahaman serta pengalaman baru
bagi anak di SDN Banjarsari 01 Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor.
Kata Kunci: Pembinaan Keagamaan,
Pemanfaatan Waktu Belajar pada Masa
Pandemic Covid-19
Email : [email protected]
Monaranti 432
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk bumi yang sangat amat lemah dan juga tidak berdaya, akan tetapi manusia diciptakan dengan memiliki potensi dan juga kelebihan yang sangat indah dan sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan
lainnya. Dengan perkembangannya manusia dapat melakukan aktivitas dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Salah pertubumbuhan yang drastis adalah
mereka manusia dapat meraih apa yang mereka inginkan seperti meraih cita-citanya dan juga kebahagiaanya, dan manusiapun membutuhkan pertolongan yaitu pondasi agama (Ismail, 2001: 219). Sejak lahir dan sejak kecil seorang anak sudah
ada fitrah bawaanya, dan fitrah ini akan berfungsi jika anak sudah melewati proses bimbingan belajar. Fitrah itu sendiri dapat berpotensi untuk yang beragama dan
juga yang tidak beragama. Agama merupakan kewajiban-kewajiban yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, kewajiban untuk seoarang manusia agar mereka dapat selamat dan juga meraih kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di akhirat
itu dengan petunjuk dan juga sesuai pedoman hidupnya seperti Al-Quran. Pembentukan moral pada anak adalah Ketika mereka kecil. Jika seorang
anak dibiarkan begitu saja melakukan apapun yang ia kerjakan yang tidak baik dan
ia telah melakukannya setiap hari maka itu akan menjadi kebiasaan ia, maka akan susah untuk memperbaikinnya. Maka dari itu pembinaan keagamaan itu sangat
wajib dimulai sejak kecil dan jangan sampai anak-anak dibiarkan begitu saja tanpa adanya proses pembelajaran pendidikan, bimbingan, pembinaan dan petunjuk agama yang benar. Oleh sebab itu tugas penting bagi seorang guru agama adalah
membentuk karakter seorang anak dan memberi pemahaman yang sangat jelas kepada mereka sehingga mereka paham dan mengerti apa yang di ajarkan. Oleh
karena itu seorang guru agama mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi anak di samping mengajarkan pengetahuan agama kepada anak.
Guru agama dituntut untuk bisa mengarahkan dan membimbing anak
menjadi pribadi yang sehat dan baik. Sehingga perlu disadari bahwa setiap guru yang terefleksi dari dirinya akan menjadi unsur pembinaan yang lebih baik lagi
bagi anak didik daripada pengajaran materi secara langsung. Memang benar bahwa tugas pembinaan pribadi anak di sekolah bukan tugas guru agama saja, tetapi tugas semua guru pada umumnya, di samping tugas orangtua. Namun, peranan guru
agama dalam hal ini sangat menentukan. Guru agama dapat memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh orangtua, kemudian bersama guru-guru lain membantu
pembinaan anak sehingga perkembangan moralnya terkontrol. Pembinaan keagamaan siswa yang dimaksudkan di sini merupakan usaha
yang telah disusun secara sistematis berupa bimbingan, pemberian informasi,
pengawasan dan juga pemberian pemahan dan pengendalian untuk peningkatan kualitas moral siswa dalam menciptakan sikap mental dan pengembangan potensi
yang positif sehingga terbentuk keperibadian anak yang memiliki keberagamaan yang baik pada diri siswa (A. Qadri Azizy, 2002).
Belajar kebiasaan adalah sebuah upaya dalam proses pembentukan
kebiasaan-kebiasan baru atau perbaikan dari kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus,
juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh
Monaranti 433
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
sikap dan kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif. Guru yang hanya sekedar mengajar tanpa mengarahkan siswa untuk
membiasakan diri dalam proses berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam akan berdampak kepada diri anak itu sendiri, sehingga kepribadian seorang anak masih saja banyak yang kurang baik.
Pembiasaan itu sendiri merupakan pendidikan anak yang sangatlah penting, terutama dalam pembentukan pribadi dan akhlak anak. Pembiasaan agama dapat
memiliki beberapa unsur-unsur positif pada pertumbuhan anak. Semakin banyak pengalaman agama yang didapat anak melalui pembiasaan, maka akan semakin banyak juga unsur agama dalam pribadinya dan semakin mudah untuk mereka
memahami ajaran agama. Oleh sebab itu kegiatan pembinaan keagamaan sangatlah penting bagi umat
muslim khususnya terhadap anak-anak jaman sekarang. Karena anak-anak pada saat ini sangatlah sudah berbeda dan jauh dengan hal-hal yang berbaur dengan agama, oleh karena itu dimulai sejak dini Ketika anak-anak masa kecilnya telah
memilki keimanan yang mantap dan tertanam dalam otak dan pikirannya dalil-dalil tentang ketauhidan, maka kerusakan tidak akan mampu mempengaruhinya. Dikarenakan kepribadian anak-anak telah ditanami keimanan dan ketauhidan yang
kuat, keyakinan yang menancap, dan qana’ah yang sempurna. Berhubung dengan itu, SDN Banjarsari 01 merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang peneliti pandang sebagai sekolah yang mengimplementasikan pentingnya pembiasaan dalam proses pendidikan. Adapun materi PAI yang dibiasakan yaitu materi PAI yang selain membutuhkan penjelasan juga
membutuhkan praktik dan pembiasaan, seperti: wudhu, shalat wajib dan sunnah seperti dhuha, membaca Alquran, adab bergaul, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan keagamaan merupakan sebuah aktivitas yang diselenggarakan dengan memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam bentuk pembelajaraan keagamaan dengan tujuan untuk
memanfaatkan waktu luang anak selama pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Oleh karena itu pembinaan keagamaan disusun kedalam sebuah program
penelitian mengenai Implementasi Pembinaan Keagamaan dalam Pemanfaatan Waktu Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Banjarsari 01 Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan anak-anak di Sekolah SDN
Banjarsari 01 Ciawi Bogor ? 2. Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan keagamaan anak-anak di Sekolah
SDN Banjarsari 01 Ciawi Bogor ?
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembinaan keagamaan anak-anak di
DS. Banjar Wangi Rt. 03/02 Ciawi Bogor.
Monaranti 434
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
2. Mendeskripsikan hasil dari pembinaan keagamaan anak-anak di DS. Banjar Wangi Rt. 03/02 Ciawi Bogor.
KAJIAN PUSTAKA
Pembinaa Keagamaan
Pembinaan merupakan sebuah usaha atau tindakan dan juga kegiatan yang dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga dapat memperoleh hasil yang
lebih baik. Sedangkan keagaamaan ialah sesuatu yang berhubungan dengan agama. Keagamaan dan agama itu sendiri memiliki makna yang sama dan juga peran yang sangat penting dalam kehidupan kita. Sebuah agama dapat di artikan
sebagai pengajaran ajaran yang memberikan hal dan juga dampak positif yang berkaitan dengan ajaran agama setiap harinya. Oleh karena itu kita sebagai seorang
umat Islam harus bisa memberikan contoh untuk kehidupan orang lainnya, dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sudah di tetapkan oleh syari;at dan hukum agama (Utami, 2018).
Pembinaan merupakan sebuah upaya kegiagatan atau usaha yang dapat dilakukan secara kontinyu agar dapat memperoleh sebuah hasil yang baik dan maksimal. Tidak dapat dipungkiri bahwa tugas seorang pembina yaitu untuk
membentuk sebuah pembentukan jati diri kepribadian anak yang mulia. bahwasanya tugas pembinaan kepribadian anak di sekolah bukan hanya saja daru
guru Pendidikan Agama Islam, melainkan semua tugas guru yang ada disekolah tersebut. Akan tetapi, peranan guru agama dalam hal ini sangat dominan dan sangat menentukan karena mereka yang turun langsung dalam mengajarkan materi
tentang agama (Lina Hadiawati, 2008). Setiap orangtua dan semua guru ingin membina dan mendidik anaknya agar mereka menjadi orang yang baik,
mempunyai kepribadian yang baik pula dan juga kuat, dan sikap mental yang sehat, serta akhlak yang terpuji.
Agama merupakan ajaran yang dapat membawa kita kepada jalan yang
benar dan memiliki tata keimanan (kepercayaan dan kepribadian kepada Tuhan Yang Maha Esa) serta kaidah yang bisa berhubungan dengan pergaulan manusia
serta lingkungan. Oleh sebab itu agama tidak lain merupakan keseluruhan proses pemberadaban manusia yang akan menghasilkan kebudayaan dan juga bangsa yang bertakwa.
Selain itu peranan guru agama dalam hal ini sangat menentukan. Keran guru agama dapat turun langsung dengan anak untuk memperbaiki kesalahan yang
dibuat oleh anak didiknya. Setiap orangtua dan semua guru ingin mendidik anak agar mereka menjadi orang yang baik, dan juga memiliki kepribadian yang mulia. Oleh karena itu pembinaan keagamaan sangatlah penting bagi anak, pembinaan
keagamaan ini secara tidak langsung berperan sebagai pembentukan pribadi anak didik dan kepribadian ditentukan oleh pengamalan hidupnya dan juga tindakan
serta cara hidup yang menjadi kebiasaannya (Utami, 2018). Maka dari itu upaya pembinaan yang dilakukan ini merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan dikalangan siswa bahwasanya
anak harus dididik sebaik mungkin begitu juga keagamaannya agar tercipta anak atau generasi yang bertakwa kepada Allah SWT.
Monaranti 435
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
Pemanfaatan Waktu Belajar Siswa sebagai seorang pelajar seharusnya dapat memberikan kesempatan
untuk memanfaatkan waktu belajarnya dengan efektif dan efisien, baik di rumah maupun di sekolah. Pengertian waktu ini akan menjadi buah hasil dalam prestasi belajar dengan kita dapat menyediakan waktu yang sangat banyak untuk belajar
dan mencapai apa yang diinginkan demi meraih sebuah prestasi. Belajar itu sendiri dapat dilakukan dengan kita bercakap dengan teman dan guru disekolah, ataupun
keluarga dirumah. Oleh karena itu perlu diperhatikan waktu yang tersedia agar waktu belajar
yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien. Bagi orang yang rajin dan
mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, mereka tidak akan membuang waktu sia-sia tetapi justru menggunakannya dengan
lebih bijaksana.
Salah satu kebiasaan belajar yang baik dapat dideskripsikan dengan belajar secara efisien (mantap) yang ditampakan pada komitmen yang tinggi untuk
memanfaatkan waktu yang telah diatur. Membuat jadwal harus fleksibel, tidak harus semua kegiatan dengan jadwal jam yang sama, akan tetapi dapat diselingi dengan jeda waktu sehingga akan memberikan hasil yang baik. Pelajaran yang
banyak menggunakan latihan praktik, perlu waktu yang lebih lama daripadapelajaran yang hanya dengan ceramah dan sebagainya. Keterampilan
mengelola waktu belajar dan menggunakan waktu secara efisien adalah hal yang penting dalam masa belajar. Siswa yang tidak dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien umumnya akan mengeluh kekurangan waktu untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya, sebaliknya siswa yang dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien tampak tidak pernah kehabisan waktu untuk mengerjakan
tugasnya dengan baik. Salah satu prinsip belajar adalah kegiatan belajar berlangsung pada setiap
tempat dan waktu kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga
di rumah, di masyarakat, bahkan dimana saja bisa terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap waktu, tidak hanya berlangsung pada waktu jam-jam pelajaran.
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survey, yaitu peneliti mengmbil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengukuran data pokok. Penelitian ini mengkaji dua variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Banjarsari 01 Ciawi-Bogor yang berjumlah 33 orang dan sampel ditentukan sebanyak 33 orang yang sebagai
responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yaitu dengan cara Total Sampling/Sampling Jenuh. Sampling jenuh/total
sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Monaranti 436
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Data Responden
Tabel 1. Data Responden berdasarkan klasifikasi kelas
No Kelas P L Jumlah Siswa
1 V A 12 21 33
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021) Berdasarkan Tabel 1 diatas, diketahui bahwa kels yang dijadikan sampel
adalah kelas V A dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa dan siswi yng terdiri dari siswa laki-laki 21 siswa dan siswi perempuan 12 siswi.
Tabel 2. Nilai Skor Pembinaan Keagamaan
No Nilai Skor Jumlah
1 Rendah 30-49 33
2 Sedang 50-69 Tidak ada
3 Tinggi 70-90 Tidak ada
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021) Berdasarkan Tabel 2 diatas, diperoleh hasil skor pembinaan kegamaan pada kelas VA siswa yang terdiri dari 21 siswa dan 12 siswi. Nilai skor rendah 30-
49 tidak ada, nilai skor sedang 50-69 tidak ada, dan nilai skor tinggi 70-90 berjumlah 33 orang.
Tabel 3. Nilai Skor Pemanfaatan Waktu Belajar
No Nilai Skor Jumlah
1 Rendah 30-49 33
2 Sedang 50-69 Tidak ada
3 Tinggi 70-90 Tidak ada
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021) Berdasarkan Tabel 3 diatas, diperoleh hasil skor pemanfaatan waktu
belajar pada kelas VA siswa yang terdiri dari 21 siswa dan 12 siswi. Nilai skor rendah 30-49 tidak ada, nilai skor sedang 50-69 tidak ada, dan nilai skor tinggi
70-90 berjumlah 33 orang. Uji Determinasi (R Square)
Tabel 4. Hasil Uji Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .615a .378 .358 5.688
Model Summary
a Predictors: (Constant), Pembinaan Keagamaan Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021)
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 25 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,358. Hal ini berarti 35,8 % loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel
pembinaan kegamaan, sedangkan sisanya yaitu 64,2 % loyalitas pemanfaatan waktu belajar dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Monaranti 437
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
Uji Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif (Ha) Variabel X dan Y
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.624 7.744 .726 .473
Pembinaan Keagamaan .878 .202 .615 4.341 .000
Coefficientsa
a Dependent Variable: Pemanfaatan Waktu Belajar Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021)
Pada table diatas, thitung pada pembinaan keagamaan adalah 4,341. Pada
derajat bebas (df) N 2 33 2 31, maka ditentukan ttabel sebesar 1,695. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa thitung > ttabel (4,341 > 1,695). Kriteria
dalam pembinaan keagamaan dengan pemanfaatan waktu belajar adalah sebagai berikut: a) Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya secara statistik adalah signifikasi,
dari hasil uji t nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) berarti terdapat pengaruh yang era tantara pembinaan kegamaan terhadap
pembinaan keagamaan. b) Jika thitung < ttabel maka Ho artinya secara statistik adalah tidak ada pengaruh
yang signifikan antara pembinaan keagamaan terhadap pemanfaatan waktu
belajar. c) Berdasarkan kriteria diatas maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
pembinaan kegamaan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan waktu belajar.
Dari hasil analisis data penelitian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembinaan keagamaan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan waktu belajar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) Variabel X dan Y Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis (Uji f)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 609.880 1 609.880 18.848 .000b
Residual 1.003.090 31 32.358
Total 1.612.970 32
a Dependent Variable: Pemanfaatan Waktu Belajar
b Predictors: (Constant), Pembinaan Keagamaan
ANOVAa
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021)
Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Hasil
uji F dapat dilihat pada Lampiran F. Dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu: a. H0 : b1, b2, b3 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara
pembinaan keagamaan terhadap pemanfaatan waktu belajar b. Ha : b1, b2, b3 > 0 berarti ada pengaruh yang signifikan antara pembinaan
keagamaan terhadap pemanfaatan waktu belajar
Monaranti 438
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
c. Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik
menunjukkan nilai F hitung = 18,848 signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama berarti pembinaan kegamaan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan waktu belajar.
Dari hasil analisis data penelitian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan keagamaan berpengaruh signifikan terhadap
pemanfaatan waktu belajar.
Hubungan Pembinaan Keagamaan dan Pemanfaatan Waktu Belajar
Dalam pengujian data analisis statistik yang menyatakan ada hubungan antara pembinaan keagamaan dan pemanfaatan waktu belajar siswa di SDN Banjar
Sari 01. Untuk itu digunakan analisis korelasi dalam mencari kekuatan hubungan antara variabel X (Pembinaan Kegamaan) dengan variabel Y (Pemanfaatan Waktu Belajar). Berikut adalah rekapitulasi nilai pembinaan keagamaan dengan
pemanfaatan waktu belajar: Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Pembinaan Keagamaan dan Pemanfataan
Waktu Belajar
Pembinaan Keagamaan Pemanfaatan Waktu Belajar
Pembinaan Keagamaan Pearson Correlation 1 .615**
Sig. (2-tailed) .000
N 33 33
Pemanfaatan Waktu Belajar Pearson Correlation .615** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 33 33
Correlations
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2021)
Dari hasil korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memberikan
interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan cara interpretasi sederhana. Dari perhitungan diatas, telah diperoleh rxy 0,615 dari variabel X (Pembinaan Keagamaan) dengan variabel Y (Pemanfaatan Waktu Belajar) jika dilihat dari
table interpretasi data (yaitu 0,615) terletak pada 0,60 - 0,799 keeratanya adalah kuat.
Pembahasan
Pembinaan keagamaan merupakan kegiatan yang sangat penting, karena
dengan adanya pembinaan keagamaan siswa-siswi akan lebih mengetahui dan memahami apa yang mereka belum ketahui dan belum mereka pahami. Pada
dasarnya pembinaan keagamaan mempunyai tujuan yanitu untuk membantu dan memperoleh atau memahami makna dari pengetahuan agama itu sendiri. pembinaan agama Islam ialah Suatu proses yang bertujuan membantu orang
mengenal agama Islam, untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan keagamaan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan baru untuk mencapai
tujuan hidup yang benar, yang sedang dijalani dalam kesehariannya. Sama seperti halnya dengan membaca Al-Qur’an semakin sering kita membaca Al-Qur’an pasti akan semakin lancer membacanya.
Monaranti 439
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
Pembinaan keagamaanpun dapat membantu perilaku siswa-siswi dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Dan dapat memberikan sebuah
pengalaman yang sangat bermanfaat untuk dirinya, dan juga masa depannya. Karena itu pembinaan keagamaan merupakan ilmu yang dapat dilakukan sehari-hari dan sangat medah juga untuk disimpan dalam hati namun jika disertai dengan
pelaksanaanya setiap hari ilmu itu tidak akan cepat hilang sebab ilmu itu tersimpan didalam hati dan pikiran.
Berdasarkan hasil dari penelitian di kelas V SDN Banjar Sari 01, peserta didik ini tergolong bagus dalam hal pembinaan keagamaan, secara keseluruhan penilaian ini tidak buruk, seperti yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran Agama
Islam bahwasanya anak-anak selalu mengikuti pembinaan keagamaan setiap waktunya. Tapi itu tidak memungkinkan bahwa siswa-siswi yang berasal dari SDN
Banjar Sari 01 mengikuti pembinaan keagamaan, sekitar 5% siswa yang berasal dari SDN Banjar Sari 01 masih kurang dalam hal pembinaan keagamaan.
Seseorang jika ingin mendapatkan sebuah prestasi maka haruslah bekerja
keras, karena mendapatkan sebuah prestasi tidak mudah melainkan juga bisa disebut dengan sebuah hasil. Dimana hasil itupun didapat dengan penuh kerjakeras dan semangat yang tinggi sehingga hasil itu tidak mengkhianati sebuah proses atau
usaha yang dilaksanakan. Belajar merupakan sebuah aktivitas atau tujuan usaha sadar. Oleh karena
itu perlu diperhatikan waktu yang tersedia agar waktu belajar yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien. Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, mereka tidak akan
membuang waktu sia-sia tetapi justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Salah satu kebiasaan belajar yang baik dapat dideskripsikan dengan belajar
secara efisien (mantap) yang ditampakan pada komitmen yang tinggi untuk memanfaatkan waktu yang telah diatur (Syaiful Sagala, 2010: 58). Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan definisi belajar, yaitu
konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Jika perubahan
tingkah laku menjadi sebuah tujuan, maka perubahan tingkah laku itu salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan demikian pemanfaatan waktu
belajar adalah suatu kesempatan dari suatu kegiatan yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja baik individu maupun sekelompok dalam memanfaatkan wantu
luangnya untuk belajar. Sehingga anak-anak dapat memperoleh sebuah ilmu yang jauh lebih bermafaat dan juga luas dengan memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar.
Dari output diatas dapat diketahui nilai korelasi antara pembinaan keagamaan dengan pemanfaatan waktu belajar sebesar 0,615 tanda bintang
berjumlah dua artinya signifikasi. Nilai korelasi positif artinya terjadi hubungan positif antara pembinaan keagamaan dengan pemanfaatan waktu belajar. Sedangkan keeratan hubungannya termasuk kuat, karena berada pada rentang 0,60
- 0,799. Untuk menguji signifikasi, peneliti menggunakan uji dua sisi dengan
tingkat signifikasi = 5%. Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika nilai signifikasi > 0,05, dan Ho ditolak jika signifikasi < 0,05. Nilai signifikasi dari
Monaranti 440
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
output atas adalah 0,000 kurang dari 0,05 maka dari itu Ho ditolak. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa: Terdapat hubungan yang signifikan
antara Pembinaan Keagamaan dalam Pemanfaatan Waktu Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Banjar Sari 01 Ciawi-Bogor.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pembinaan keagamaan dalam pemanfaatan waktu anak pada masa pandemi covid-19 di SDN Banjar Sari 01 Ciawi-Bogor. di kelas V A yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penelitian tentang Pembinaan Keagamaan dalam Pemanfaatan
Waktu Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Banjar Sari 01 Ciawi-Bogor diperoleh hasil skor pembinaan kegamaan pada kelas VA siswa yang terdiri dari 21 siswa dan 12 siswi. Nilai skor rendah 30-49 tidak ada, nilai skor
sedang 50-69 tidak ada, dan nilai skor tinggi 70-90 berjumlah 33 orang. 2. Pelaksanaan penelitian tentang Pembinaan Keagamaan dalam Pemanfaatan
Waktu Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Banjar Sari 01 Ciawi-
Bogor diperoleh hasil skor pemanfaatan waktu belajar pada kelas VA siswa yang terdiri dari 21 siswa dan 12 siswi. Nilai skor rendah 30-49 tidak ada, nilai
skor sedang 50-69 tidak ada, dan nilai skor tinggi 70-90 berjumlah 33 orang.
3. Pelaksanaan penelitian tentang Pembinaan Keagamaan dalam Pemanfaatan Waktu Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Banjar Sari 01 Ciawi-
Bogor menurut data yang diperoleh terhadap variabel X (Pembinaan Keagamaan) terhadap variabel Y (Pemanfaatan Waktu Belajar) dengan nilai
0,615 yang keeratan hubunganya berada pada angka 0,60 – 0,799 yang berarti hubunganya kuat.
Saran
Bedasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, ada beberapa hal yang ingin
penulis sampaikan sebagai bahan masukan atau saran, adapun saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut: 1. Sekolah
Bagi pihak sekolah senantiasa untuk memberikan bimbingan lebih disiplin dalam menjalankan pembinaan keagamaan, semaksimal mungkin dalam
medidik, membina dan mengajarkan pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan Agama Islam, agar sekolah dapat memberikan inovasi-inovasi terbaru dalam rangka mewarnai dunia Pendidikan demi menciptakan para lulusan yang
berakhlaqul karimah, yang senantiasa mengamalkan apa-apa yang mereka dapatkan dari sekolah setelah mereka lulus.
2. Guru Menciptakan inovasi dalam pembelajaran dan juga pembinaan, sehingga lebih variatif dan menarik. Menggunakan media pembelajaran yang leboh membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
Monaranti 441
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
3. Siswa Menjadikan sekolah sebagai sarana untuk mencari ilmu, dan lebih
memperhatikan etika berpenampilan yang baik dan rapih.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ali, Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Bina Aksara. Armai Arief. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press Daud, Mohammad. 2016. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Meretas Pendidikan Berkualitas Dalam Pendidikan Islam (Menggagas Pendidik atau Guru yang Ideal dan Berkualitas dalam Pendidikan Islam). Yogyakarta: Teras.
Hadiawati, L. 2017. Pembinaan Keagamaan Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Siswa Melaksanakan Ibadah Shalat (Penelitian di kelas X dan XI
SMK Plus QurrotaAyun Kecamatan Samarang Kabupaten Garut). Jurnal Pendidikan UNIGA, 2(1), 18-25.
Jalaluddin, Imam. 2017. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar baru Algensindo
Jalaludin. 2012. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kurnianingtyas, Dina. 2016. Pengaruh Pemanfaatan Waktu Belajar Ssiswa
Diluar Jam Pelajaran Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Latifah, Y., Fakhruddin, A., & Suresman, E. 2015. Pembinaan Keagamaan Siswa Smp Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung. TARBAWY: Indonesian
Journal of Islamic Education, 2(2), 137-150. Lubis, R. 2017. Implementasi Metode Pembiasaan pada Pendididkan Agama
Islam di SD Negeri No. 101102 Sipange Kecamatan Sayurmatinggi
Kabupaten Tapanuli Selatan. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
M. Basyiruddin Usman, 2000. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, hal. 31.
Muchtar, H, J. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Na’imah, N. 2017. Pelaksanaan Pembinaan Agama Islam dalam Meningkatkan Prilaku Spiritual Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Wanita di Rumah
Tahanan Negara Kls 1 Surakarta Tahun 2016. Surakarta: Institut Agama islam Negeri Surakarta
Nasir, S, A. 2001. Pemecahan Problema Remaja. Jakarta: Kalam Mulia
Nata, Abuddin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Gramedia. Noo, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra utama
Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Monaranti 442
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
A. Qadri Azizy, 2002. Pendidikan Untuk Membangun Etika Sosial. Jakarta: Aneka Ilmu, hal. 146-147.
Rahmah, S. 2017. Pembinaan keagamaan lansia di panti sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 12(23), 63-83.
Ramayulis, P.D.H. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia Rini, W, I, P. 2015. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Terhadap Perilaku
Keagamaan Anak Asuh Di Panti Asuhan Permata Hati Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2015. Semarang: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Saifudin, Azwar. 2011. Metode Penenlitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Samsurijal. 2019. Pembinaan Keagamaan Peserta Didik Melalui Kegiatan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Ibtidaiyyah As’sadiyah Banua Baru. Jurnal Sayyid Qathb. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani Siahan, Ronal S.H & Hendro, Suhendi B.Sc, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri.
Siregar, F. R. 2017. Nilai-Nilai Budaya Sekolah dalam Pembinaan Aktivitas Keagamaan Siswa SD IT Bunayya Padangsidimpuan. Jurnal Kajian Gender
dan Anak, 1 (1). Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & D). Bandung: Alfa Beta Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suryani. 2015. Metode Riset Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Udin Saefuddin Sa’ud. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ulwan, Abdullah Nashih. 2007. Seri Terjemahan Pendidikan Anak dalam Islam
jilid II, Jakarta: Pustaka Amani.
Utami, D, D. 2018. Pembinaan Keagamaan Terhadap Anak Panti Asuhan Dharmo Yuwono Purwokerto. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto Utami, D. D. 2018. Pembinaan Keagamaan Terhadap Anak Panti Asuhan Dharmo
Yuwono Purwokerto (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).
Wardani, W. 2015. Hubungan Pembinaan Agama Islam dengan Perubahan Sosial. Bogor: Universitas Ibnu Khaldun Bogor
Wulan, A. S. 2019. Hubungan Pemanfaatan Waktu Luang Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2019. Semarang: Institut Agama Islam Negeri
Monaranti 443
JMP Online Vol. 5 No. 6 Juni (2021) 431-443
Yasim, R, F, N. 2019. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Penyalahgunaan Media Sosial i Kleas X IPS MAN 1 Bogor. Bogor: Universitas Ibnu Khaldun
Bogor Yusanto, Islamil. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bogor: Al Azhar Press Zakiah Daradjat. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara