Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

11
Serlin Serang, Surachman Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 722 Alamat Korespondensi: 722 Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Operasional dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Kota Makassar (Studi pada Kawasan Industri Makassar) Serlin Serang Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia Surachman Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Abstract: This research was conducted in the manufacturing companies in the Makassar industrial zone (Kawasan Industri Makassar, KIMA) in the municipality of Makassar. Data are collected using question- naire with Likert scale. Respondents are required to report their perception on the implementation of JIT purchasing, JIT production, JIT selling, operational performance and organizational performance. Re- search hypotheses are analyzed using path analysis.The findings of this research show that proper imple- mentation of JIT purchasing and JIT selling can improve operational performance and organizational performance. JIT production does not directly influence organizational performances, howevers JIT pro- duction can improve organizational performance through operational performance. This would mean that JIT production can have a greater role in improving operational performance as a manifestation of the better implementation of JIT production. Keywords: JIT purchasing, JIT production, JIT selling, operational performance, organizational perfor- mance Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh implementasi JIT (JIT pembelian, JIT produksi dan JIT penjualan) terhadap kinerja operasional dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA) di Kota Makassar. Metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner dengan menggunakan skala likert. Responden diminta untuk memberikan persepsi terhadap implementasi JIT pembelian, JIT produksi, JIT penjualan, kinerja operasional dan kinerja perusahaan manufaktur. Hipotesisi penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis Path (Path analysis). Keywords: JIT purchasing, JIT production, JIT selling, operational performance, organizational performance Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi JIT pembelian dan JIT penjualan yang baik dapat mening- katkan kinerja operasional dan kinerja perusahaan. Meskipun JIT produksi secara langsung tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja perusahaan akan tetapi JIT produksi mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja operasional. Jadi JIT produksi akan mempunyai makna yang lebih baik keti- ka perusahaan mampu meningkatkan kinerja opera- sional sebagai wujud dari penerapan JIT produksi yang semakin baik. Globalisasi adalah sebuah hal yang tidak dapat dihindarkan oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, akan tercipta sebuah dunia baru yang lebih baik dimana jarak bukanlah menjadi sebuah masalah yang berarti. Dampak dari terbentuknya Serlin Serang, Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia

Transcript of Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Page 1: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 722

Alamat Korespondensi:

722

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap KinerjaOperasional dan Kinerja Perusahaan Manufaktur

di Kota Makassar (Studi pada Kawasan Industri Makassar)

Serlin SerangFakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia

SurachmanJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This research was conducted in the manufacturing companies in the Makassar industrial zone(Kawasan Industri Makassar, KIMA) in the municipality of Makassar. Data are collected using question-naire with Likert scale. Respondents are required to report their perception on the implementation of JITpurchasing, JIT production, JIT selling, operational performance and organizational performance. Re-search hypotheses are analyzed using path analysis.The findings of this research show that proper imple-mentation of JIT purchasing and JIT selling can improve operational performance and organizationalperformance. JIT production does not directly influence organizational performances, howevers JIT pro-duction can improve organizational performance through operational performance. This would mean thatJIT production can have a greater role in improving operational performance as a manifestation of thebetter implementation of JIT production.

Keywords: JIT purchasing, JIT production, JIT selling, operational performance, organizational perfor-mance

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh implementasi JIT (JIT pembelian, JIT produksidan JIT penjualan) terhadap kinerja operasional dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan padaperusahaan manufaktur yang berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA) di Kota Makassar. Metodepengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner dengan menggunakan skala likert. Respondendiminta untuk memberikan persepsi terhadap implementasi JIT pembelian, JIT produksi, JIT penjualan, kinerjaoperasional dan kinerja perusahaan manufaktur. Hipotesisi penelitian ini diuji dengan menggunakan analisisPath (Path analysis).

Keywords: JIT purchasing, JIT production, JIT selling, operational performance, organizational performance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi JITpembelian dan JIT penjualan yang baik dapat mening-katkan kinerja operasional dan kinerja perusahaan.Meskipun JIT produksi secara langsung tidak memilikipengaruh yang nyata terhadap kinerja perusahaanakan tetapi JIT produksi mampu meningkatkan kinerja

perusahaan melalui kinerja operasional. Jadi JITproduksi akan mempunyai makna yang lebih baik keti-ka perusahaan mampu meningkatkan kinerja opera-sional sebagai wujud dari penerapan JIT produksi yangsemakin baik.

Globalisasi adalah sebuah hal yang tidak dapatdihindarkan oleh pihak manapun. Dengan adanyaglobalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologiyang sangat pesat, akan tercipta sebuah dunia baruyang lebih baik dimana jarak bukanlah menjadi sebuahmasalah yang berarti. Dampak dari terbentuknya

Serlin Serang, Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia

Page 2: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

723TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya

dunia baru ini adalah pemekaran pasar dengan per-saingan sangat ketat dari perusahaan-perusahaan lainbaik lokal maupun perusahaan asing (Meylianti danMulia, 2006).

Meylianti dan Mulia (2006) menyatakan per-saingan yang sangat ketat ini memaksa perusahaanuntuk menjadi paling baik dari yang terbaik untuk dapatbertahan di era globalisasi ini. Salah satu cara yangdapat ditempuh oleh perusahaan untuk dapat menjadiyang terbaik adalah dengan memiliki corporatestrategy yang baik sehingga dapat memperolehkeunggulan bersaing. Sementara Heizer dan Render(2005) mengatakan dalam membangun Competitiveadvantage atau biasa dikenal dengan keunggulanbersaing, perusahaan disarankan untuk membentuksebuah sistem unik dan memiliki keunggulan dibandingpesaing. Intinya adalah memberikan nilai terbaik bagikonsumen dengan efisien dan dapat dipertahankan.Nilai yang baik di mata konsumen adalah ketikaperusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumensesuai dengan yang diharapkan.

Operations Management (OM) menerjemah-kan kedua kebutuhan yang selalu diharapkan olehkonsumen itu kedalam bagian dari strategi OM yaituManaging Quality yang didalamnya terdapat TQM(Total Quality Mana-gement) dan InventoryManagement yang didalamnya terdapat JIT (JustIn Time). TQM mewakili penciptaan nilai denganmendasarkan pada kualitas yang diberikan kepadakonsumen. Sedangkan JIT menciptakan nilai berdasar-kan kecepatan yang diberikan. Namun pada kenya-taannya, penerapan JIT bertujuan untuk meningkatkankinerja perusahaan tidak dapat dipisahkan daripenerapan TQM. (Meylianti dan Mulia, 2006).

Sistem JIT, oleh Taichi Ohno, dikemukakanbahwa seorang pelanggan dapat memperoleh apayang dibutuhkan, pada saat diperlukan dan jumlahsesuai dengan kebutuhannya. Prinsip ini puladiterapkan dalam peru-sahaan pembuat mesin Toyotayang dipimpinnya, yaitu bagian produksi akan mem-produksi barang yang jumlahnya sama dengan per-mintaan. Selanjutnya Taichi Ohno mengatakan bahwasasaran JIT adalah untuk menghilangkan segalamacam bentuk pemborosan dengan menghapuskansegala sesuatu yang menambah biaya tapi tidak mem-berikan nilai tambah (Ohno,1995). Sistem JIT dige-rakkan oleh permintaan produk akhir, dimana setiap

item diproduksi, dibuat dan dikirim dalam jumlah yangdibutuhkan JIT untuk memenuhi permintaan padatahap selanjutnya dari rantai suplai atau pasar(Sadhwani, et al., 1985).

Bentuk idealnya, JIT mengintegrasikan seluruhpemasaran rantai pasokan, distribusi, pelayananpelanggan, pembelian dan fungsi produksi kedalamsatu proses terkontrol. JIT memperbaiki koordinasidiantara pabrikan, jaringan suplai dan distribusi.Selanjutnya JIT mensyaratkan produksi dan deliveryproduk tertentu dalam jumlah tertentu yang dibutuhkanpada waktu yang tepat yang dibutuhkan, mengikutispesifikasi kualitas setiap saat dan meminimalkanbiaya rantai suplai total dengan mengeliminasipemborosan dari sistem delivery dan produksi anggotarantai pasokan (Claycomb, et al., 1999). Tidak adakerusakan, cacat atau pengiriman yang tidak lengkapdan kepastian dalam kuantitas bahan yang datang danproduk yang keluar (Germain, et al., 1994).

Menurut Ahmad, et al. (2003) bahwa motivasiutama mengadopsi praktek JIT adalah untuk mengu-rangi dan akhirnya menghilangkan limbah (waste),meningkatkan kualitas dari produk, dan meningkatkanefisiensi dari pengiriman (delivery). Sekalipun adabanyak implementasi JIT telah sukses, namun adabanyak juga upaya implementasi JIT yang telah gagaluntuk meningkatkan kinerja pabrik (Inman danBrandon, 1992; Safayeni dan Purdy, 1991; Crowfordet al., 1988). Sedangkan menurut Griffi, et al dalamAhmad (2004) yang mengutip komentar dari seorangprofesor Jepang menyatakan bahwa beberapa peru-sahaan Jepang tidak berhasil melakukan implementasiJIT secara sukses, dimana salah satu alasan utamamengapa kegagalan itu terjadi adalah karena mana-jemen senior salah dalam memperkirakan lama waktuyang diperlukan untuk bisa mendapatkan perbaikankinerja finansial yang signifikan (bisa ditunjukkansebagai bukti kesuksesan) dan akibatnya manajemensenior menjadi tidak tertarik.

Argumentasi yang menjelaskan kegagalan JITdalam meningkatkan kinerja perusahaan dapatdijustifikasi dari pendapat beberapa peneliti antara lain:Ebrahimpour dan Schonberger (1984) adalah penelitipertama yang membahas tentang penerapan JIT diNegara-negara berkembang. Mereka menyatakanbahwa JIT bisa membantu di dalam memecahkanbanyak hal dari masalah yang dihadapi perusahaan

Page 3: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 724

di Negara-negara berkembang dan bahwa keseder-haan dari JIT, membuat JIT dapat diterapkan dinegara-negara berkembang. Mereka menyatakanbahwa level keterampilan yang rendah dari tenagakerja di Negara berkembang adalah satu-satunyafaktor yang menghambat implementasi JIT disana danini bisa diatasi lewat pelatihan bagi pegawai. Namunbelum ada bukti yang diajukan mengenai kesuksesandari perusahaan di Negara berkembang dalammenerapkan JIT.

Kota Makassar sebagai salah satu Kota terbesardi Kawasan Timur Indonesia merupakan pusatpengembangan perekonomian dan pintu gerbangKawasan Timur Indonesia adalah daerah industri yangbaru berkembang. Oleh karena itu memasuki eraglobalisasi, industri manufaktur yang ada di KotaMakassar sudah mulai mempertimbangkan untukmengimplementasi JIT yang terdiri dari JIT pembelian(JIT purchasing), JIT produksi (JIT production) danJIT penjualan (JIT selling) walaupun masih sangatterbatas. Sehingga masih perlu untuk melakukan kajianmendalam tentang implementasi JIT dan pengaruhnyaterhadap kinerja operasional dan kinerja perusahaan.

Just In Time Produksi (JIT Production)Strategi JIT produksi diterapkan pada seluruh sis-

tem industri modern sejak proses rekayasa (engi-neering), pemesanan material dari pemasok (supp-liers), manajemen material dalam industri, prosespabrikasi, sampai distribusi produk industri kepadapelanggan. Tampak bahwa sistem industri modernberorientasi pada kepuasan pelanggan dengan jalanmengintegrasikan ketiga komponen utama, yaitu:pemasok material (input), proses pabrikasi (factoryprocess) dan pelanggan (customers) sebagai suatusistem yang utuh (Gaspersz, 2005).

Tujuan utama JIT adalah menghilangkan pem-borosan melalui perbaikan terus menerus (conti-nuous improvement). Berdasarkan filosofi JIT,segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan,sumber daya manusia, modal, informasi, proses danlain-lain yang tidak memberikan nilai tambah padaproduk disebut pemborosan (waste). Apabila setiapfungsi dalam proses manufacturing konsisten melak-sanakan JIT dengan menunjukkan komitmen tinggidalam melaksanakan tanggung jawabnya, diharapkan

bahwa implementasi JIT akan memberikan hasil-hasilyang memuaskan (Gaspersz, 2005).

Just In Time Pembelian (JIT Purchasing) JIT Pembelian dipahami sebagai sistem kontrol

delivery dan membuat model kuantitatif untukmembandingkannya dengan prosedur tradisional(Chyr, et al., 1990; Fazel, 1997; Fazel, et al., 1998).Peneliti lainnya menggunakan perspertif lebih luas danmemberikan fokus pada identifikasi praktek yangmenggambarkan JIT Pembelian, yang bertujuan untukmentransfer sistem JIT produksi kedalam rantaipasokan (Ansari dan Modarres, 1988; De Toni danNassimbeni, 2000; Fawcett dan Birou, 1993; Lee danAnsari, 1985; Schonberger dan Gilbert, 1983; Fuller,1995). Karena itu, praktek ini mempengaruhi bukanhanya logistik tapi juga aspek lain yang berhubungandengan hubungan suplai, seperti prosedur, seleksi,spesifikasi desain atau lama kontrak (Benito, 2002).Beberapa peneliti lain menganggap JIT Pembeliansebagai akibat dari beberapa prinsip yang mendukungkerjasama dan keuntungan dan risk sharing antarapembeli dan supplier (Leavy, 1994; O’Neal,1987).

Just In Time Penjualan (JIT Selling)Claycomb, et al. (1999) mendiskripsikan JIT

sistem total yang berisi tiga dimensi: JIT pembelian,JIT produksi dan JIT penjualan. Seperti yang diharap-kan, ditemukan bahwa JIT sistem total berhubunganpositif dengan hasil finansial. Review matrik korelasiyang diberikan Claycomb, et al. (1999) menunjukkanhasil sama ketika JIT penjulan dipertimbangan secaraterpisah. Meskipun tidak memberikan definisi spesifiktentang JIT penjualan, mererka tetap mengoperasikan-nya, seperti yang dilakukan Germain et al. (1994),dengan persentase sales tunggal open-ended yangdibuat menurut pertanyaan JIT. Mereka mengidentifi-kasi pengukuran item tunggal ini sebagai batasan studidan membutuhkan penelitian masa depan untukmenghasilkan skala pengukuran yang valid dan layak.

Germain, et al. (1994) tidak memberikan definisispesifik tentang JIT penjualan, mereka memberikandeskripsi yang relatif menyeluruh tentang gagasantersebut. Mereka mendeskripsikan JIT sebagai ”stra-tegi marketing tarikan basis waktu yang dipadukandengan minimisasi proses total”. Tujuan dari strategi

Page 4: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

725TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya

ini adalah delivery produk dan jasa yang zero defectdalam jumlah yang tepat pada waktu dan tempat yangtepat seperti yang diinginkan konsumen sekaligusmeminimkan tipe pemborosan (Germain, et al., 1994).Implementasi strategi ini membutuhkan perubahanmendasar dalam cara pelaksanaan fungsi penjualan,yang mengharuskan penjual untuk menghasilkanaliansi kuat dengan konsumen (Germain, et al., 1994).

Kinerja OperasionalPenggabungan dari praktek terbaik dan keputus-

an strategi dalam kompetisi memenangkan perhatianpelanggan adalah Kinerja Operasional (McAfee,2002). Berry, et al. (2004) mengatakan bahwa kinerjaoperasional adalah suatu capaian untuk mengukurapakah produk yang dihasilkan sudah sesuai denganproduk yang direncanakan. Selanjutnya Samuelsonet al., 2006 mengatakan definisi kinerja operasionalsebagai strategi pada tingkat manejer menengah.

Voss, et al.(1997), mengemukakan bahwakinerja operasional mengacu pada aspek terukur darihasil proses suatu organisasi, seperti reliabilitas, sikluswaktu produksi dan perputaran persediaan. Kinerjaoperasional pada gilirannya mempengaruhi ukurankinerja bisnis seperti penguasaan pasar dan kepuasanpelanggan.

Kinerja Perusahaan”Hasil kerja yang harus digunakan sebagai

ukuran bagi kesuksesan sebuah perusahaan yangbergerak di dalam perekonomian pasar adalahkemampuan untuk menghasilkan laba yang cukup agardirinya bisa menjaga kelangsungan hidupnya”(Womak dan Jones, 1990). Asumsi yang padaumumnya digunakan dalam literatur adalahimplementasi JIT akan menghasilkan profitabilitasyang lebih besar. JIT diperkirakan akan meningkatkankinerja dan daya saing dari perusahaan lewat kelan-caran dari aliran produksi dengan menggunakanukuran lot yang kecil, dan dengan stabilitas padajadwal produksi, kualitas produk yang tinggi, setuptime yang pendek, perawatan preventif dan tata letakproses yang efisien (Chapman dan Carter, 1990;Foster dan Horngren, 1987).

Berdasarkan kajian empiric dan kajian teoritismaka hipotesis penelitian ini adalah:

Hipotesis 1 : Implementasi Just In Time (JIT) ber-pengaruh terhadap kinerja operasional.

Hipotesis 2 : Implementasi Just In Time (JIT) berpe-ngaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hipotesis3 : Kinerja operasional berpengaruh terha-dap kinerja perusahaan.

METODE PENELITIANSesuai dengan tujuan penelitian yang hendak

dicapai, maka penelitian ini menggunakan explanatoryresearch (pola eksplanasi) yaitu penelitian yang ber-maksud menjelaskan kedudukan variabel-variabelyang diteliti dan hubungan serta pengaruh antar varia-bel yang satu dengan yang lain (Sugiyono, 2004).

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaanmanufaktur yang berlokasi di Kawasan IndustriMakassar Just In Time (JIT) yaitu sebanyak 40perusahaan. Responden untuk pengisian kuesionerdalam penelitian ini adalah Manajer Produksi, ManajerKeuangan dan Manajer Pemasaran. Dengandemikian responden dalam satu perusahaan ada 3orang, sehingga semua responden dari 40 perusahaanadalah 40 x 3 = 120 responden.

Kuesioner yang disebar ke perusahaan adalahsebanyak 120 kuesioner. Akan tetapi kondisi yangterjadi dilapangan dari 120 kuesioner yang disebar,kuesioner yang kembali hanya 99 kuesioner yangterdiri dari 33 perusahaan. Namun mengacu pada alatanalisis yang digunakan, sampel tersebut sudahmemadai untuk dianalisis.

HASILBerdasarkan model empirik yang diajukan dalam

penelitian ini maka dilakukan pengujian terhadaphipotesis yang diajukan melalui pengujain koefisienjalur pada model persamaan struktural. Hasil pengujiandisajikan pada table berikut:

Dari keseluruhan model yang digunakan, adaenam jalur ditemukan signifikan, dan satu jalur tidaksignifikan. Adapun interpretasi dari Tabel 1 diatasdapat dijelaskan sebagai berikut:• JIT Pembelian mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Operasional denganP = 0.000 (< 0.05) dan nilai CR (thitung > ttabelatau 5,330 > 1,968) dengan nilai koefisien sebe-sar 0.659, koefisien ini menunjukkan bahwa

Page 5: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 726

apabila JIT Pembelian diterapkan dengan baikmaka Kinerja Operasional perusahaan akansemakin meningkat.

• JIT Produksi mempunyai pengaruh positif dansignifikan terhadap Kinerja Operasional denganP = 0.000 (< 0.05) dan nilai CR (thitung > ttabelatau 4,302 > 1,968) dengan nilai koefisien sebe-sar 0.563, koefisien ini menunjukkan bahwa apa-bila JIT Produksi diterapkan dengan baik makaKinerja Operasional akan semakin meningkat.

• JIT Penjualan mempunyai pengaruh positif dansignifikan terhadap Kinerja Operasional denganP = 0.040 (< 0.05) dan nilai CR (thitung > ttabelatau 2,050 > 1,968) dengan nilai koefisien sebe-sar 0.250, koefisien ini menunjukkan bahwa apa-bila JIT Penjualan diterapkan dengan baik makaKinerja Operasional akan semakin meningkat.

• JIT Pembelian mempunyai pengaruh positif dansignifikan terhadap Kinerja Perusahaan denganP = 0.031 (< 0.05) dan nilai CR (thitung > ttabelatau 2,156 > 1,968) dengan nilai koefisien sebe-sar 0.367, koefisien ini menunjukkan bahwa apa-bila JIT Pembelian diterapkan dengan baik makakinerja Perusahaan akan semakin baik. JITPembelian juga mempunyai pengaruh tidak

langsung terhadap Kinerja Perusahaan melaluiKinerja Operasional dengan nilai koefisien sebe-sar 0.264, koefisien ini menunjukkan bahwaapabila JIT Pembelian diterapkan dengan baikmaka Kinerja Operasional akan meningkat danmemberi dampak pada Kinerja Perusahaan.

· JIT Produksi mempunyai pengaruh positif tidaksignifikan terhadap kinerja Perusahaan denganP = 0.677 (>0.05) dan nilai CR (thitung < ttabelatau 0,417 < 1,968) dengan nilai koefisien sebe-sar 0,069, koefisien ini menunjukkan bahwawalaupun JIT Produksi semakin baik, namunbelum tentu secara langsung akan meningkatkankinerja Perusahaan. JIT Produksi juga berpenga-ruh tidak langsung perhadap kinerja Perusahaanmelalui Kinerja Operasional dengan nilai koefi-sien 0,225 yang berarti bahwa JIT Produksi yangbaik akan meningkatkan Kinerja Operasionalsehingga pada akhirnya akan meningkatkankinerja Perusahaan.

· JIT Penjualan mempunyai pengaruh positif dansignifikan terhadap Kinerja Perusahaan denganP = 0.021 (< 0.05) dan nilai CR (thitung > ttabel atau2,302 > 1,968) dengan nilai koefisien sebesar0.300, koefisien ini menunjukkan bahwa apabila

Tabel 1. Pengujian Hipotesis

HIP VVaarriiaabbee ll

IInnddeeppeennddeenn VVaarr iiaabbeell

DDeeppeennddeenn DDiirreecctt EEffffeecctt

SSttaa nnddaarrddiizzee CCRR pp--vvaalluuee KKeetteerraannggaann

H1 JIT Pembelian Kinerja Operasional 0.659 5.330 0.000 SSiiggnniiff iikkaann

H2 JIT Produksi Kinerja Operasional 0.563 4.302 0.000 SSiiggnniiff iikkaann

H3 JIT Penjualan Kinerja Operasional 0.250 2.050 0.040 SSiiggnniiff iikkaann

H4 JIT Pembelian Kinerja Perusahaan 0.367 2.156 0.031 SSiiggnniiff iikkaann

H5 JIT Produksi Kinerja Perusahaan 0.069 0.417 0.677 TTiidd aakk SSiiggnniiffiikkaann

H6 JIT Penjualan Kinerja Perusahaan 0.300 2.302 0.021 SSiiggnniiff iikkaann

H7 Kinerja Operasional

Kinerja Perusahaan 0.400 2.258 0.024 SSiiggnniiff iikkaann

IInnddiirreecctt EEffffeecctt VVaarriiaabbeell IInnddeeppeennddeenn VVaarriiaabbeell DDeeppeennddeenn

VVaarriiaa bbeell IInntteerrvv eenniinngg SSttaannddaarrddiizzee KKeetteerraannggaann

JIT Pembelian Kinerja Perusahaan Kinerja Operasional 0.264 SSiiggnniiffiikkaann JIT Produksi Kinerja Perusahaan Kinerja Operasional 0.225 SSiiggnniiffiikkaann JIT Penjualan Kinerja Perusahaan Kinerja Operasional 0.100 SSiiggnniiffiikkaann

Sumber: Hasil Olahan Data

Page 6: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

727TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya

JIT Penjualan diterapkan dengan baik akanmeningkatkan kinerja Perusahaan. JIT Penjualanjuga mempunyai pengaruh tidak langsungterhadap kinerja Perusahaan melalui KinerjaOperasional dengan nilai koefisien sebesar 0.100,koefisien ini menunjukkan bahwa apabila JITPenjualan diterapkan dengan baik maka KinerjaOperasional akan meningkat dan memberidampak pada Kinerja Perusahaan.

• Kinerja Operasional mempunyai pengaruh positifdan signifikan terhadap Kinerja Perusahaandengan P = 0.024 (< 0.05) dan nilai CR (thitung >ttabel atau 2,258 > 1,968) dengan nilai koefisiensebesar 0.400, koefisien ini menunjukkan bahwaapabila Kinerja Operasional meningkat makakinerja Perusahaan juga akan meningkat.

PEMBAHASANTujuan utama dari penelitian ini adalah untuk me-

neliti hubungan antara Implementasi JIT Pembelian,JIT Produksi dan JIT Penjualan terhadap Kinerja Ope-rasional dan Kinerja Perusahaan. Dengan mengujimodel struktural yang dihipotesakan, yang dikembang-kan berdasarkan tinjauan literatur secara kompre-hensif, maka tujuan dari penelitian ini telah berhasildicapai. Pembahasan ini difokuskan pada keputusanyang dihasilkan dari pengujian hipotesis, sebagai upayauntuk menjawab perumusan masalah penelitian. Hasilanalisis dari pengujian hipotesis dijabarkan sebagaiberikut:

JIT pembelian mempengaruhi Kinerja Operasio-nal. Hal ini berarti bahwa JIT pembelian memberikontribusi yang besar terhadap peningkatan kinerjaoperasional pada perusahaan manufaktur di KotaMakassar. Temuan ini sesuai dengan temuan Rahman,et al., (2010) yang menyata bahwa JIT pembeliandidapati sangat signifikan untuk kinerja operasional.Helper (1991) juga telah menunjukkan bagaimanamengembangkan praktek JIT kepada pemasok sangatpenting untuk meningkatkan daya saing jangkapanjang dari perusahaan. Pembeli bisa mendapatkankeuntungan berupa kualitas yang lebih tinggi, biayayang lebih rendah dan pengiriman yang lebih sesuaidengan cara melibatkan para pemasok di dalammenerapkan praktek JIT di dalam kegiatan manufakturdan distribusi. Kulp, et al. (2004) mendapati bahwaada hubungan yang kuat antara koordinasi logisitk

yang efektif antara konsumen dengan pemasokdengan kinerja operasional. Stank, et al. (2001);Gimenez dan Ventura (2005) telah menunjukkanbahwa level integrasi logistik eksternal yang lebihtinggi bisa menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

JIT produksi berpengaruh signifikan terhadapKinerja operasional. Temuan ini membuktikan bahwasemakin baik penerapan JIT produksi maka akanmeningkatkan kinerja operasional perusahaan. Hasilpenelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Inman dan Mehra (1993), Lawrencedan Hottenstein (1995), Shah dan Ward (2003) danAhmad, et al. (2003) dan Rahman, et al. (2010)

Matsui (2001) menemukan bahwa sistem JITproduksi memberikan kontribusi bagi peningkatandaya saing perusahaan. Sistem JIT produksi meme-gang peranan penting dalam manajemen operasi.Temuan Flynn, et al. (1995) menunjukkan bahwapraktek JIT dapat meningkatkan kinerja pabrik.Sedangkan Claycomb, et al. (1999) menemukan hasilbahwa implementasi JIT sebagai kebijakan perusahaanberpengaruh signifikan dalam ukuran kinerja pabrik.Selanjutnya Rahman, et al. (2010) menemukan bah-wa JIT berpengaruh signifikan untuk kinerja opera-sional.

Temuan penelitian ini bertentangan atau tidaksejalan dengan penelitian Shaiken (1991), Lawrencedan Lewis (1993), yang menemukan bahwa perusa-haan dihadapkan pada tantangan besar ketika menco-ba mengimplementasikan JIT di dalam pabrik.Demikian pula Cua, et al. (2001) menemukan bahwaterdapat sekelompok perusahaan yang mengimple-mentasikan JIT dan berdampak terhadap kinerja,namun ada pula yang tidak berdampak terhadapkinerja. Selanjutnya Ahmad, et al. (2004) yang meng-gunakan Path analysis untuk menguji hubunganimplementasi JIT terhadap kinerja operasional, dimanahasilnya tidak terdapat korelasi antara keduanya.

JIT penjualan berpengaruh positif terhadapkinerja operasional. Temuan ini membuktikan bahwasemakin baik penerapan JIT penjualan maka akanmeningkatkan kinerja operasional. Hasil ini sesuaidengan tujuan fundamental dari strategi JIT adalahuntuk memuaskan konsumen dengan cara mengirim-kan produk atau jasa dengan kuantitas yang tepat padawaktu yang tepat sehingga meminimalkan total biayaproduksi dengan cara melakukan penghapusan secara

Page 7: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 728

terus menerus terhadap segala jenis limbah/waste(Germain, et al., 1994). Hasil penelitian ini sesuaidengan hasil penelitian Inman dan Mehra (1993);Lawrence dan Hottenstein (1995); Shah dan Ward(2003) dan Ahmad, et al. (2003) yang menemukanbahwa penerapan JIT secara luas dapat meningkat-kan kinerja operasional.

Temuan dari penelitian ini bertentangan atau tidaksejalan dengan penelitian Germain, et al. (1994), yangmenemukan bahwa JIT penjualan tidak memilikidampak terhadap kinerja operasi. Demikian juga Cua,et al. (2001); Cristiansen et al. (2003), menemukanbahwa Implementasi JIT terhadap kinerja operasionalada yang berpengaruh signifikan ada pula yang tidaksignifikan.

JIT pembelian berpengaruh positif terhadapkinerja perusahaan. Temuan ini membuktikan bahwasemakin baik penerapan JIT pembelian maka akansemakin meningkatkan kinerja perusahaan. Hal inisesuai pendapat Germain dan Droge (1997) yangmengatakan bahwa JIT pembelian harus memilikikorelasi dengan kinerja karena jika tidak berkolerasimaka tidak ada manfaatnya menerapkan JIT pem-belian dilihat dari persfektif manajerial.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengaruhtidak langsung JIT pembelian terhadap Kinerjaperusahaan. Pengaruh tidak langsung dari variabelJIT pembelian terhadap kinerja perusahaan melaluikinerja operasional sebesar 0,264. Hasil ini mengindi-kasikan bahwa implementasi JIT pembelian berpe-ngaruh signifikan dan positif terhadap kinerja perusa-haan melalui kinerja operasional. Hasil penelitian inididukung oleh penelitian Ahmad, et al., 2004, bahwapenerapan JIT pembelian dapat meningkatkan kinerjafiansial melalui kinerja operasional (Inman dan Mehra,1993).

JIT produksi tidak signifikan terhadap pening-katan kinerja perusahaan di KIMA Kota Makassar.Ada dua hal yang dapat ditelusuri sebagai sumberperbedaan kegagalan JIT dalam meningkatkan kinerjafinansial perusahaan. Pertama, karakteristik pandang-an implementasi JIT. Kedua, adanya perbedaankinerja dalam implementasi JIT. Terdapatnya perbe-daan pandangan tentang kinerja finansial dan kinerjaoperasi. Implementasi JIT terhadap perbaikan kinerjafinansial merupakan ukuran terhadap hasil yangdicapai oleh perusahaan dalam implementasi JIT,

sedangkan kinerja operasi merupakan ukuran penca-paian implementasi JIT pada proses berlangsungnyaJIT (Claycomb, et al., 1999).

Penelitian-penelitian empiris yang menelitihubungan langsung antara implementasi JIT dengankinerja finansial telah melaporkan berbagai temuanyang saling bertolak belakang (Balakrishnan, et al.,1996; Huson dan Nanda, 1995; Inman dan Mehra,1993; Kinney dan Wempe, 2002). Selain itu,perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang yangditempatkan di luar negeri (transplant) yang menggu-nakan metode JIT produksi didapati mendapatkanprofitabilitas yang lebih rendah untuk jangka pendekdaripada perusahaan-perusahaan manufakturAmerika Serikat.

JIT produksi ke kinerja perusahaan tidak signifi-kan karena faktor-faktor JIT produksi tidak dapatmempengaruhi secara langsung perubahan ROI,market share dan tingkat pertumbuhan penjualan.Tetapi penerapan JIT produksi secara nyata danlangsung dapat berpengaruh terhadap produktivitasTK, tampilan produk, fleksibilitas dan waktu siklusproduksi. Contoh kongkrit penerapan JIT produksiyang diukur dengan kanban control, lot sizereduction, JIT scheduling dan setup time reductiondilaksanakan maka produktivitas TK meningkat,sehingga produksi meningkat yang dapat mening-katkan omzet penjualan serta berdampak terhadappeningkatan ROI.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitiansebelumnya (Claycomb, et al., 1999) yang menyata-kan bahwa JIT produksi memiliki pengaruh langsungterhadap hasil finansial perusahaan, khususnya per-sentase dari JIT produksi yang dilakukan berhubunganpositif dengan ROI, Profitabilitas perusahaan danROS. Didapati bahwa ada hubungan positif antaraprofitabilitas perusahaan dengan tingkat sejauh manaimplementasi dari praktek produksi yang mengurangilimbah, pengurangan setup time. Temuan ini selaraspula dengan temuan Womack dan Jones (1996) yangmenemukan bahwa perusahaan-perusahaan yangmenerapkan teknik JIT produksi secara konsistenprofitabilitasnya lebih tinggi dari perusahaan yang tidakmenerapkan JIT. Kinney dan Wemple (2002) melaku-kan perluasan terhadap penelitian Balakrishnan, etal. (1996), dengan membandingkan profitabilitasantara perusahaan JIT dengan perusahaan non-JIT

Page 8: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

729TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya

dan mendapati bahwa JIT memiliki dampak positifterhadap ROA dari perusahaan yang menerapkannya.

JIT penjualan berpengaruh positif terhadapKinerja perusahaan. Temuan ini membuktikan bahwasemakin baik penerapan JIT penjualan maka akanmeningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian inisesuai dengan hasil penelitian Claycomb, et al. (1999);Green, et al. (2011) yang menemukan bahwa JITpenjualan akan berdampak pada kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengaruhtidak langsung JIT penjualan terhadap Kinerja perusa-haan. Pengaruh tidak langsung dari variabel JITpenjualan terhadap kinerja perusahaan melalui kinerjaoperasional sebesar 0,100. Hasil ini mengindikasikanbahwa implementasi JIT penjualan berpengaruhsignifikan dan positif terhadap kinerja perusahaanmelalui kinerja operasional. Hasil penelitian ini didu-kung oleh penelitian Billesbach dan Hayen, 1994,bahwa penerapan JIT secara luas dapat meningkat-kan kinerja finansial melalui kinerja operasional(Golhar dan Deshpande, 1993).

Kinerja Operasional berpengaruh signifikanterhadap kinerja perusahaan manufaktur di KIMAKota Makassar. Berdasarkan hasil pengujian hipote-sis tersebut, maka penelitian ini mendukung penelitiandari Voss, et al. (1997) dan Widener (2006).

Voss, et al., 1997 menyatakan bahwa Kinerjaoperasional merujuk pada aspek terukur dari hasilproses sebuah organisasi, seperti keandalan, waktusiklus produksi dan perputaran persediaan. Kinerjaoperasional pada gilirannya akan mempengaruhikinerja bisnis seperti pangsa pasar dan kepuasanpelanggan. Sementara itu Inman, et al. (2010)mendapati bahwa kinerja operasional dari perusahaanmemiliki hubungan positif langsung dengan kinerjapemasaran perusahaan dan kinerja finansial.

Temuan dari penelitian ini bertentangan atau tidaksejalan dengan penelitian Ahmad, et al. (2004), yangmenemukan bahwa kinerja operasional tidak mempe-ngaruhi kinerja finansial perusahaan.

Keterbatasan PenelitianMeskipun penelitian ini telah menghasilkan

temuan yang berkaitan dengan hubungan antara JITpembelian, JIT produksi, JIT penjualan, kinerjaoperasional dan kinerja perusahaan, namun penelitian

ini masih menghadapi beberapa keterbatasan.Keterbatasan yang ada dapat berakibat kurang sem-purnanya penelitian ini sehingga diharapkan akandisempurnakan oleh peneliti lain adalah sebagaiberikut:• Penelitian ini mengkaji tentang hubungan JIT

pembelian, JIT produksi, JIT penjualan dengankinerja perusahaan melalui kinerja operasional.Pengujian ini mengukur persepsi menggunakankuesioner. Manajer diminta untuk menilai imple-mentasi JIT pembelian, JIT produksi dan JITpenjualan yang diterapkan diperusahaannya.Penelian ini bisa menjadi bias karena para res-ponden (manajer) cenderung memberikanpenilaian yang tinggi, sehingga peneliti mendatangdiharapkan untuk menilai Implementasi JIT dilihatdari persepsi karyawan juga agar bisa memveri-fikasi persepsi itu

• Keterbukaan perusahaan dalam menerima pe-neliti, dari 40 perusahaan yang menerapkan JITyang diteliti hanya 33 perusahaan saja yang ber-sedia mengisi kuesioner.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sertabeberapa temuan dari pengujian konsistensi terhadapintegrasi pengaruh implementasi JIT pembelian, JITproduksi, JIT penjualan, Kinerja operasional danKinerja Perusahaan pada perusahaan manufakturyang berada di KIMA Kota Makassa maka diperolehkesimpulan sebagai berikut:• Implementasi JIT yang terdiri dari JIT pembelian,

JIT produksi dan JIT penjualan mempengaruhipeningkatan kinerja operasional.

• JIT pembelian dan JIT penjualan mempengaruhipeningkatan kinerja perusahaan manufaktur diKota Makassar sedangkan JIT produksi didapatitidak mempengaruhi peningkatan kinerjaperusahaan. JIT produksi secara langsung tidakdapat peningkatan kinerja perusahaan akan tetapiJIT produksi mampu meningkatkan kinerjaperusahaan melalui kinerja operasional.

• Kinerja operasional mampu meningkatkan kinerjaperusahaan manufaktur di Kota Makassar.

Page 9: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 730

Saran• Hasil penelitian menunjukkan bahwa implemen-

tasi JIT (JIT pembelian, JIT produksi dan JITpenjualan) baik secara langsung maupun tidaklangsung (melalui kinerja operasional) dapatmeningkatkan kinerja perusahaan, maka untukmenilai efektivitas implementasi JIT (JIT pem-belian, JIT produksi dan JIT penjualan) terhadapkinerja operasional dan kinerja perusahaan harusdipandang sebagai suatu sistem yang salingterkait.

• Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa im-plementasi JIT (JIT pembelian, JIT produksi danJIT penjualan) dapat meningkatkan Kinerjaoperasional perusahaan, tetapi hanya JIT pembe-lian dan JIT penjualan saja yang dapat mening-katkan kinerja perusahaan. Sedangkan JITproduksi nanti dimediasi oleh kinerja operasionalbaru bisa meningkatkan kinerja perusahaan.Sudah seharusnya manajer perusahaan manu-faktur yang berada di KIMA Kota Makassarmengefektifkan penerapan JIT produksi.

DAFTAR RUJUKANAhmad, A., Mehra, S., and Pletcher, M. 2004. The perceived

imfact of JIT implementation on firms’ financial/growth performance. Journal of manufacturingTechnologi Management. 15 (2):118–130.

Ahmad, S., Schroeder, R.G., and Sinha, K.K. 2003. The roleof infrastructure practice in the effectiveness of JITpractices: implication for plant competitiveness. Jour-nal of Engineering and Technologi Management.20: 161–191.

Ansari, A., and Modarress, B. 1988. ”JIT purchasing as aquality and productivity centre”, International Jour-nal of Production Research, 26 (1):19–26.

Balakrishnan, R., Linsmeier, T.J., and Venkatachalam, M.1996. Financial Benefit from JIT Adoption: Effect ofCustomer Concentration and Cost Structure. TheAccounting Review. 71 (2):183–205.

Benito, J.G. 2002. Effect of the characteristics of the pur-chased products in JIT Purchasing Implementation.International Journal of Operations and Produc-tion Management. 22 (8): 868–886.

Berry, W.L., T. Christiansen, P. Bruun, and P. Ward. 2004.Lean Manufacturing: a mapping of competitive pri-orities, initiatives, practices, and operational perfor-mance ini Andish manufacturers. http//[email protected]. Mei, 17, 2004.

Chapman, S.N., and Carter, P.L. 1990. Supplier/customerinventory relationships under just-in-time. DecisionSciences, 35–51.

Christiansen, T., Berry, W.L., Bruun, P., and Ward, P. 2003.A mapping of competitive priorities, manufacturingpractices, and operational performance in groups ofDanish manufacturing companies. InternationalJournal of Operations and Production Management.23 (10): 1163–1183.

Chyr. F, T.M. Lin, C.F. Ho. 1990. Comparison between Just-In-Time and EOQ systems. Eng. Costs ProductionEconomic. 18: 233–240.

Claycomb, C., Germain, R., and Droge, C. 1999. Total sys-tem JIT outcomes: inventory, organization and finan-cial effect. International Journal of Physical Distri-bution & Logistics Management. 29 (10):612–630.

Crawford, K.M., Blackstone, Jr., J.H., and Cox, J.F. 1988. Astudy of JIT implementation and operating problems.International Journal of Production Research. 26(9): 1561–1568.

Cua, K.O., McKone, K.E., and Schroeder, R.G. 2001. Rela-tionships between implementation of TQM, JIT, andTPM and manufacturing performance. Journal ofOperations Management. 19:675–94.

De Toni, S., dan Nassimbeni, G. 2000. Just-in-time purchas-ing an empirical study of operational practices, sup-plier development and performance. OMEGA. 28 (6):631–651.

Ebrahimpour, M., and Schonberger, R.J. 1984. The Japa-nese just-in-time/total quality control production sys-tem: Potential for developing countries. InternationalJournal of Production Research. 22 (3):421–430.

Fawcett, S.E., dan Birou, L.M. 1993. Just-in-time sourcingtechniques current state of adoption and performancebenefits. Prodcuction and Inventory ManagementJournal. 34 (1):18–24.

Fazel, F. 1997. A Comparative analysis of inventory costsof JIT and EOQ purchasing. International Journalof Physical Distribution & Logistics Management.27 (8):496–504.

Fazel, F., Fischer, K.P., and Gilbert, E.W. 1998. JIT purchas-ing vs EOQ with a price discount: an analytical com-parison of inventory costs. International Journal ofProduction Economics. 54 (1):101–109.

Flynn, B.B., Sakakibara, S., and Schroeder, R.G. 1995. Rela-tionship between JIT and TQM: practices and per-formance. Academy of Management Journal. 38 (3):1325–1360.

Foster, G., and Hongren, C.T. 1987. JIT: cost accountingand cost management issues. Management Account-ing (6):19–25.

Page 10: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

731TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya

Fuller, N.W. 1995. Just-in-time purchasing and supply areview. International Journal of Operation and Pro-duction Management, 15 (9):220–236.

Gaspersz. 2005. Production Planning and Inventory Con-trol. Berdasarkan Pendekatan Sistem TerintegrasiMRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21.Diterbitkan atas kerja sama Vincent Foundationndengan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Germain, R., Droge, C., and Daugherty, P.J. 1994. The effectof just-in-time selling on organizational structure: anempirical investigation. Journal of Marketing Re-search. 31 (4): 471–483.

Gimenez, C., and Ventura, E. 2005. Logistics-production,logistics-marketing and external integration: their im-pact on performance. International Journal of Op-eration & Production Management 25 (1):20–38.

Green, K.W. Jr., Inman, R.A., and Birou, L.M. 2011. Impactof JIT-Selling strategy on organizational structrure.Industrial Management & Data System Journal III(1):63–83.

Heizer, J., dan Render, B. 2005. Operations Management.Jakarta: Salemba Empat.

Helper, S. 1991. How much has really changed between USautomakers and their suppliers? Sloan ManagementReview (15):15–28.

Huson, M., dan Nanda, D. 1995. The impact of just-in-timemanufacturing on firm performance in the U.S. Jour-nal of Operations Management. 9 (1): 5"14.

Inman, R.A., and Brandon, L.D. 1992. An undesirable ef-fect of JIT. Production and Inventory ManagementJournal. First Quarter: 55–58.

Inman, R.A., and Mehra, S. 1993. Financial justification ofJIT implementation. International Journal of Opera-tions and Production Management.13 (4): 32–39.

Kinney, M.R., and Wempe, W.F. 2002. Further evidence onthe extent and origins of JIT’s profitability effect. TheAccounting Review. 77 (1):203–225.

Kulp, S.C., Lee, H.L., Ofek, E. 2004. Manufactures benefitsfrom information integration with retail customers.Management Science 50 (4):431–444.

Lawrence J.J., and Hottenstein, M.P. 1995. The relation-ship between JIT manufacturing and performance inMexican plant affiliated with U.S. companies. Jour-nal of Operation Management. 13:3–18.

Lawrence, J.J., and Lewis, H.S. 1993. JIT manufacturing inMexico: Obstacles to implementation. Production andInventory Management Journal. 34 (3):31–35.

Leavy, B. 1994. Two strategic perpective on the buyer-supplier relationship. Production and InventoryManagement Journal. 35 (2):47–51.

Lee, S.M., and A. Ansari. 1985. Comparative analysis ofJapanese just-in-time purchasing and traditional USpurchasing systems. International Journal Opera-tion and Production Management. 5(4):5–14.

Matsui, Y. 2001. An empirical analysis of just-in-time pro-duction in Japanese manufacturing companies. In-ternational Journal Production Economics. 108:153–164.

McAfee, A. 2002. The impact of enterprise information tech-nology adoption on operational performance: an em-pirical investigation. Journal of Production and Op-erations Management. 11 (1):33–53.

Meylianti, B., dan Mulai, F. 2006. Pengaruh penerapan JIT(Just In Time) dan TQM (Total Quality Management)terhadap delivery performance pada Industri otomotifdi Indonesia, http://www.google.com. Mei 2009.

O’Neal, C. 1987. The buyer–seller linkage in a JIT environ-ment. Journal of Purchasing and Materials Man-agement. 23 (1):7–13.

Ohno, T. 1995. Just In Time dalam Sistem Produksi Toyota.Diterjemahkan oleh Nugroho, E. Jakarta: PT PustakaBinaman Pressindo.

Rahman, S., Loasirihongthong, dan Sohal, A.S. 2010. Im-pact of lean strategy on operational performance: astudy of Thai manufacturing companies. Journal ofManufacturing Technology Management 21 (7):839–852.

S.M. Lee, A. Ansari, Comparative analysis of Japanese.Sadhwani, A.T., Sarhan, M.H., and Kiringoda, D. 1985. Just-

in-time: an inventory system whose time has come.Management Accounting. 67, December: 36–44.

Safayeni, F., Purdy, L. 1991. A behavioral case study ofjust-in-time implementation. Journal of OperationsManagement. 10 (2): 213–228.

Samuelsson, P., P. Ekendahl, and P. Ekevarn. 2006. Strate-gic or operational perspectives on performance: whatis prioritized in a large construction company? Jour-nal of Measuring Business Excellence. 10 (1):36–47.

Schonberger, R.J., and Gilbert, J.P. 1983. Just-in-time pur-chasing a challenge for US industry. California Man-agement Review 26 (3):54–68.

Shah, R., and Ward, P. 2003. Lean manufacturing: context,practice bundles, and performance. Journal of Op-erations Management. 21 (2):129–49.

Shaiken, H. 1991. The Universal Motors assembly andstamp­ing plant: Transferring high­tech productionto Mexico. Columbia Journal of World Business. 26(2):124–137.

Stank, T.P., Keller, S., and Daugherty, P.J. 2001. Supply chaincollaboration and logistical service performance. Jour-nal of Business Logistics 22 (1):29–48.

Page 11: Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya terhadap Kinerja ...

Serlin Serang, Surachman

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 732

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Voos, C.A., Ahlstrom, P., and Blackmon, K. 1997.Benchmarking and operational performance: someempirical results. Benchmarking for Quality Ma-nagement & Technologi. 4 (4): 273–285.

Wedener, S.K. 2006. Associations between strategic re-source importance and performance measure use: theimpact on firm performance. Management Account-ing Research. 17 (4); 433–457.

Womack, J.P., Jones, D.T., and Roos, D. 1990. The Ma-chine that Changed the World: The Triumph of LeanProduction, Rawson Macmillan, New York, NY.