Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

27
Standardisasi Spesifik dan Non- Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol 96% Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) by Heny Prabowo Submission date: 01-Aug-2019 08:43AM (UTC+0700) Submission ID: 1156636976 File name: 46138-397-118788-1-10-20190727.pdf (454.98K) Word count: 3024 Character count: 18434

Transcript of Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Page 1: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan EkstrakEtanol 96% Rimpang Kunyit(Curcuma domestica Val.)

by Heny Prabowo

Submission date: 01-Aug-2019 08:43AM (UTC+0700)Submission ID: 1156636976File name: 46138-397-118788-1-10-20190727.pdf (454.98K)Word count: 3024Character count: 18434

Page 2: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 3: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 4: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 5: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 6: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 7: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 8: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 9: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

15%SIMILARITY INDEX

11%INTERNET SOURCES

4%PUBLICATIONS

12%STUDENT PAPERS

1 2%

2 2%

3 1%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

8 1%

Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan EkstrakEtanol 96% Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Submitted to Universitas MuhammadiyahSurakartaStudent Paper

es.scribd.comInternet Source

repository.uinjkt.ac.idInternet Source

jsfk.ffarmasi.unand.ac.idInternet Source

www.slideshare.netInternet Source

Submitted to Universitas TrilogiStudent Paper

docplayer.infoInternet Source

Submitted to Universitas Islam IndonesiaStudent Paper

Page 10: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

9 1%

10 1%

11 <1%

12 <1%

13 <1%

14 <1%

15 <1%

16 <1%

17 <1%

e-journal.unair.ac.idInternet Source

Submitted to University of MuhammadiyahMalangStudent Paper

unsri.portalgaruda.orgInternet Source

jiis.akfar-isfibjm.ac.idInternet Source

Submitted to Syiah Kuala UniversityStudent Paper

hutanb2011.blogspot.comInternet Source

Submitted to Tarumanagara UniversityStudent Paper

Submitted to State Islamic University ofAlauddin MakassarStudent Paper

Asron Ferdian Falaah, Adi Cifriadi, Andri CahyoKumoro. "PRODUKSI SILIKA AMORF DARISEKAM PADI UNTUK FILLER BARANG JADIKARET MENGGUNAKAN FLUIDIZED BEDCOMBUSTOR", Warta Perkaretan, 2016Publication

media.neliti.com

Page 11: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

18 <1%

19 <1%

20 <1%

21 <1%

22 <1%

23 <1%

24 <1%

25 <1%

Exclude quotes Off

Exclude bibliography Off

Exclude matches Off

Internet Source

Submitted to Padjadjaran UniversityStudent Paper

Submitted to Universitas IndonesiaStudent Paper

repository.unair.ac.idInternet Source

repository.ump.ac.idInternet Source

Submitted to Universitas Jenderal Achmad YaniStudent Paper

andra-zw.blogspot.comInternet Source

repository.wima.ac.idInternet Source

Page 12: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Page 13: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

i

JURNAL FARMASI UDAYANA INFORMASI BAGI PENULIS

DAFTAR ISI

Deskripsi

Pembaca

Editor

Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI

Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh PS

Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian

dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif,

original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini

meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.

Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,

farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,

teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman

serta evaluasi klinik obat.

PEMBACA

Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi,

kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika

Pengarah : Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si

Penanggung jawab : Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si

Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si

Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si

Dewa Ayu Swastini, S.Farm., M.Farm., Apt

Chief in Editor : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt

Editor Board : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt

A A Gede Rai Yadnya Putra S.Farm., M.Si., Apt

Putu Sanna Yustiantara, S.Farm., M.Si., Apt

Made Ary Sarasmita, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt

Reviewer Mitra Bestari : Prof. Dr. I Ketut Adnyana Apt (ITB)

Muhammad Aswad, PhD, Apt (UNHAS)

I G N Jemmy Anton P., S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)

Ni Putu Eka Leliqia S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)

Dr.rer.nat I Md Agus Gelgel W. M.Si., Apt (UNUD)

Ketut Widyani Astuti S.Farm., M.Biomed., Apt (UNUD)

EMAIL

[email protected]

Page 14: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

ii

PETUNJUK PENULISAN

PENDAHULUAN

Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)

topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)

artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di

jurnal lain atau media publikasi yang lain.

Tipe artikel

Artikel hasil penelitian

Review article

Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),

pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,

daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai

kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan

1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus

diberi halaman 1.

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

Conflict of interest

Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi

pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun

sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan

Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,

konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau

sumber dana yang lain.

Verifikasi Artikel

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan

sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak

dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan

semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara

eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan

penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam

bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari

plagiarisme

Konstribusi

Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,

sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

Page 15: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

iii

Kepemilikan artikel

Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel

yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau

menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui

draf akhir yang akan dipublikasikan

Perubahan penulis

Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah

urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara

lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau

mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh

corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan

meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau

diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis

yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas

Bahasa

Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.

PERSIAPAN

Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli

menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu

kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.

Struktur Artikel

Sub pokok bahasan-penomoran

Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok

bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.

Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.

Pendahuluan

Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci

atau kesimpulan dari hasil penelitian

Bahan dan metode

Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan

penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,

hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan

Hasil

Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas

Pembahasan

Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan

mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang

berlebihan dari penelitian sebelumnya

Page 16: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

iv

Kesimpulan

Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang

singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan

kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil

Appendik

Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.

Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan

seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;

Gambar. A.1

Informasi penting dalam struktur artikel

Judul

Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan

matematika dan singkatan

Nama penulis dan institusi

Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di

bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang

nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode

pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis

Alamat korespondensi

Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi

semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.

Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci

harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis

Alamat penulis

Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka

alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat

dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat

utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap

menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic

Abstrak

Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus

menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan

umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak

menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama

penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak

umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu

sendiri

Page 17: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

v

Gambar

Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat

menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan

dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran

gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi

dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5

x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word

Kata kunci

Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari

penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)

Singkatan

Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman

pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada

abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.

Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.

Ucapan terima kasih

Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel

sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,

sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang

berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain

sebagainya)

Unit

Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang

berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI

Tabel

Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel

dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data

yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain

dari artikel

Daftar pustaka

Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum

dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan

di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan

bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan

sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan

jurnal ini.

Aturan penulisan pustaka

Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat

lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,

maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.

Penulisan buku

Page 18: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

vi

Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.

(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit

Contoh:

Buku dengan satu penulis

Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin

Buku dengan banyak penulis

Dua-enam penulis

Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards,

N.S.W.: Allen & Unwin

Lebih dari 6 penulis

Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk

Buku yang memiliki editor

Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan

Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:

Pluto Press

Buku yang memiliki penulis dan editor

Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard

Bab yang terdapat di dalam buku

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul

buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit

Artikel jurnal

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,

volume (issue), halaman

Skipsi/Tesis/Disertasi

Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.

Universitas, kota

Sumber penulisan singkatan jurnal

Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html

List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php

CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html

Submission checklist

Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir

sebelum artikel dikaji oleh editor.

Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:

alamat email

kode pos

nomor telepon atau fax

Semua file yang dibutuhkan telah diupload

Page 19: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

vii

Kata kunci

Gambar

Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan

Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian

naskah

Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya

Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini

Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam

teks

Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal

dari sumber lain (termasuk web)

SETELAH ARTIKEL DITERIMA

Perbaikan

Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada

corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh

untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan

penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan

gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama

dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk

dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami

akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga

diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat

penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati

hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.

Naskah yang dipublikasikan

Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui

email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal

dan disertai dengan cover jurnal.

Page 20: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1

viii

DAFTAR ISI

hal

Halaman Judul …………………………………………………………………………................

Petunjuk Penulisan .........................................................................................................................

Daftar Isi ………………………………………………………………………….....………........

i

ii

viii

1 Penggunaan Antikoagulan Oral Baru pada Fibrilasi Atrium ………………………………. 1

2 SGLT-2 Inhibitor: Pilihan Terapi Baru untuk Penderita DM Tipe 2 ………………………. 7

3 Penggunaan Polivinill Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Pada Formulasi Tablet

Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) …………………………………………………………

14

4 Optimasi Konsentrasi Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai Emulgator Formulasi Emulsi

Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa) ………………………………………………….

22

5 Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol 96% Rimpang

Kunyit (Curcuma domestica Val.) …………………………………………………………..

29

6 Uji Aktivitas Analgesik Ekstrak Etanol Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Haskk.)

Ocshe) pada Mencit Jantan Galur Balb/C dengan Metode Hot Plate ……………………….

36

7 Molecular Docking Terpinen-4-ol pada Protein IKK sebagai Antiinflamasi pada

Aterosklerosis secara In Silico ………………………………………………………………

44

8 Efek Penggunaan Obat Antidiabetes terhadap Luaran Terapi Pasien Diabetes Melitus Tipe

2 Komplikasi Retinopati Diabetik di RSUP Sanglah Denpasar …………………………….

50

Page 21: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

29

Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol 96%

Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Prabowo, H.1, Cahya, I.A.P.D.1, Arisanti, C.I.S.1, Samirana, P.O.1 1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Jalan Kampus

Unud, Jimbaran, 80364.

E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupkan tanaman yang termasuk dalam famili Zingiberaceae.

Kunyit sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti menyembuhkan luka, antibakteri, mengurangi motilitas usus, menghilangkan bau badan, obat demam, obat mencret, obat sesak napas, dan lain sebaginya. Standardisasi dilakukan dengan pengujian pada simplisia dan ekstrak rimpang kunyit. Standardisasi dilakukan untuk menjamin mutu bahan obat tradisional dan persyaratan terhadap reprodusibilitas terhadap kualitas farmasetik maupun terapetik. Parameter yang digunakan adalah makroskopik, mikroskopik, uji kadar abu total, uji kadar abu tidak larut asam, uji kadar sari larut air, uji kadar sari larut etanol, susut pengeringan, dan skrining fitokimia secara kualitatif. Dari hasil didapatkan bahwa simplisia rimpang kunyit memenuhi persyaratan, sedangkan ekstrak rimpang kunyit tidak memenuhi persyaratan parameter kadar abu tidak larut asam, dikarenakan pengotor yang mengontaminasi ekstrak berupa silika dan pasir. Silika dapat melukai pada mukosa tenggorokan apabila digunakan secara oral. Sehingga, ekstrak diyatakan belum layak dan belum dapat digunakan untuk perlakuan selanjutnya.

Kata kunci: Kunyit, Curcuma domestica, Standardisasi, Ekstrak, Simplisia.

ABSTRACT Turmeric is a plant that included in Zingiberaceae. Turmerics often used as a traditional medicine to heal wounds,

antibacterial, reduces intestine motility, reduce unpleasant body odor, treats fever, diarrhea, and many more. Standardization is performed by examining turmeric rhizome simpicia and extract. Standardization is carried out to guarantee the quality of traditional raw materials and requirements for reproducibility of pharmaceutical and therapeutic qualities. Parameters that have been used in this research are macroscopic test, microscopic test, total ash content test, acid insoluble ash content test, water soluble simplicia content test, ethanol soluble simplicia content test, shrinkage drying test, and Phytochemistry screening qualitatively. From the results, turmeric simplicia has met the requirements, while turmeric extract has not eligible in requirements, because its acid insoluble ash content are not eligible. This expected because of the impurities which contamine the extract are silica and sand. Silica can cuts the mucosa of the throat when used it orally. Turmeric extract in this research does not eligible and cannot be used for the next step.

Keywords: Turmeric, Curcuma domestica, Standardization, Extract, Simplicia.

Page 22: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

30

1. PENDAHULUAN

Obat tradisional merupakan ramuan

campuran dari bahan-bahan yang bersumber

dari tumbuhan, hewan, mineral, ataupun

sediaan galenik, atau campuran ramuan

tersebut digunakan sebagai pengobatan secara

turun-temurun didasarkan atas pengalaman.

Pengobatan secara tradisional saat ini mulai

mendapatkan perhatian masyarakat, dimana

dipercaya bahwa obat yang berasal dari

tanaman atau sering disebut sebagai obat

herbal aman digunakan tanpa adanya takaran

dosis yang pasti (Supriyatna dkk, 2014), serta

mudah dijangkau oleh masyarakat.

Tanaman yang selalu menjadi andalan

sebagai pengobatan tradisional salah satu

diantaranya adalah rimpang kunyit. Rimpang

kunyit dapat dimanfaatkan sebagai obat

tradisional seperti menyembuhkan luka,

antibakteri, mengurangi motilitas usus,

menghilangkan bau badan, menurunkan

demam, meredakan diare dan beberapa

pengobatan lainnya, hal ini karena adanya

kandungan senyawa fitokimia pada kunyit

tersebut. Rimpang kunyit mengandung minyak

atsiri (felandren, sineol, borneol, zingiberen,

tirmeron), demetoksikurkumin, dan

bisdemetoksikurkumin (Winarto dan Tim

Lentera, 2004).

Rimpang kunyit memiliki kandungan

kimia yaitu zat warna kuning yang disebut

kurkuminoid. Kurkuminoid dapat bersifat

sebagai antioksidan, dimana dapat mencegah

kerusakan sel-sel yang diakibatkan radikal

bebas. Selain itu kurkuminoid juga dapat

menjadi anti inflamasi (Winarto dan Tim

Lentera, 2004)..

Standardisasi terdiri dari proses analisis

kimiawi yang mengacu pada data farmakologis,

serta analisis fisik dan mikrobiologi yang

didasarkan kriteria toksikologi yang

terstandardisasi pada ekstrak bahan alam

(Saefudin et al., 2011). Penentuan standard

harus didasarkan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku. Proses standardisasi

harus dilakukan dengan berbagai macam

metode pengujian (Parwata, 2017).

Standardisasi harus dilakukan untuk menjamin

mutu suatu bahan baku obat tradisional untuk

dijadikan sediaan dan syarat dapat terjadinya

reprodusibilitas terhadap kualitas sediaan

maupun efek terapinya.

Standardisasi didasarkan pada senyawa

aktif, ataupun senyawa penandanya jika

senyawa aktif masih belum teridentifikasi atau

masih diduga. Standardisasi dilakukan secara

fisika, kimia, dan biologi (Purwata, 2017).

Pada penelitian kali ini digunakan

ekstrak etanol rimpang kunyit untuk

distandardisasi. Standardisasi dilakukan

berdasarkan parameter yang terdapat di

standar Farmakope Herbal Indonesia (2008)

pada simplisia dan ekstrak dengan

menggunakan parameter yaitu; susut

pengeringan, penetapan kadar abu total, kadar

abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar

air, kadar sari larut etanol, dan skrining

fitokimia.

2. METODE PENELITIAN

Alat

Pada penelitian ini adapun alat yang

digunakan meliputi alat-alat gelas Pyrex®, vial,

batang pengaduk, oven (BINDER), pipet

tetes, viscometer Brookfield (DV-E),

seperangkat alat destilasi, pH-meter digital,

beker glass, hot platedengan magnetic stirer

(CORNING PC-4200), timbangan digital

analitik (ADAM AFP-360L), botol kaca gelap,

kertas perkamen, alumunium foil, sendok

Page 23: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

31

tanduk, botol sirup 60 mL dan cawan

porselen, tanur, oven.

Bahan

Pada penelitan ini, bahan yang

digunakan adalah Rimpang Kunyit, etanol

96%, sukrosa, CMC-Na, akuades, minyak

permen, asam sitrat dan Natrium Benzoat

semua bahan memiliki grade pro analisis.

Prosedur Penelitian

Pembuatan serbuk simplisia

Rimpang kunyit segar dicuci terlebih

dahulu untuk menghilangkan kontaminasi

pengotor serta benda asing lain yang tidak

diinginkan. Kemudian simplisia diblender lalu

dikeringkan di oven dengan suhu 500C hingga

diperoleh kadar air <10%.

Uji Makroskopis

Pemeriksaan makroskopik dilakukan

secara visual mengenai bentuk, warna dan bau.

Uji Mikroskopis

Pengamatan uji mikroskopis dilakukan

dengan mikroskop menggunakan pembesaran

tertentu yang disesuaikan dengan simplisia

kunyit yang diuji, yaitu berupa serbuk.

Pemeriksaan mikroskopik anatomi jaringan

kunyit mempunyai ciri yaitu terdapat

gumpalan sel, parenkim, dan rambut penutup.

Susut Pengeringan

Sebanyak 2 gram serbuk simplisia

ditimbang dengan menggunakan botol

timbang. Botol timbang yang digunakan

terlebih dahulu dipanaskan selama 30 menit

dengan suhu 105oC dan kemudian ditara.

Botol timbang yang berisikan serbuk simplisia

digoyangkan terlebih dahulu untuk meratakan

serbuk yang ada di dalamnya, sampai terbentuk

lapisan dengan tebal 5 mm hingga 10 mm, di

pindahkan ke dalam oven dengan tutup

terbuka pada suhu 105oC sehingga bobot

serbuk pada botol timbang tetap. Sebelum

dikeringkan di dalam oven, botol ditutup dan

dibiarkan mendingin dalam desikator hingga

suhunya mencapai suhu kamar. Kadar susut

pengeringan dihitung dalam % b/b.

Kadar Abu Total

Sebanyak 2 gram serbuk simplisia

ditimbang dan diletakkan ke dalam krus silika

yang sebelumnya sudah dipijar kemudian

ditara. Dipijarkan serbuk simplisia yang ada di

dalam krus hingga arang habis, selanjutnya

didinginkan kemudian ditimbang bobotnya

hingga memperoleh bobot yang tetap. Kadar

abu total dihitung terhadap bobot serbuk awal

dalam %b/b (Kemenkes RI, 2014).

Kadar Abu Tidak Larut Asam

Pada uji kadar abu total, abu yang

dihasilkan dipanaskan HCl encer P(10%) 25

mL selama 5 menit. Abu kemudian disaring

menggunakan kertas saring bebas abu, lalu

dicuci dengan air panas untuk mengumpulkan

abu yang tidak larut asam, kemudian dipijarkan

dengan krus porselin dalam tanur pada suhu

600°C selama ±6 jam hingga diperoleh abu

dengan bobot yang tetap, kemudian

ditimbang. Kadar dihitung terhadap bobot

awal serbuk, dinyatakan dalam %b/b (Depkes

RI, 2008).

Kadar Sari Larut Air

5 gram serbuk simplisia yang sudah

dikeringkan, dilarutkan dengan 100 mL air

kloroform P, dalam labu Erlenmeyer. Pada 6

jam pertama dikocok dengan shaker kemudian

18 jam berikutnya didiamkan. Selanjutnya sari,

disaring sebanyak 20 mL dan filtrat diuapkan

hingga kering dalam cawan porselin.

Selanjutnya, sisa filtrat dipanaskan pada suhu

Page 24: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

32

105ºC hingga bobotnya tetap. Kadar dalam

persen sari air dihitung terhadap bobot serbuk

awal dalam % b/b (Depkes RI, 2008).

Kadar Sari Larut Etanol

Serbuk simplisia sejumlah 5 gram yang

sudah kering dan dilarutkan menggunakan 100

mL etanol (95%), dalam labu Erlenmeyer.

Pada 6 jam pertama sari dikocok dengan shaker

dan 18 jam selanjutnya didiamkan. Sari yang

telah didiamkan, disaring cepat untuk

menghindarkan penguapan etanol (95%)

hingga 20 mL, selanjutnya filtrat diuapkan

sampai mengering pada cawan porselin.

Sisanya dipanaskan pada suhu 105oC hingga

bobotnya tetap. Kadar persen sari larut etanol

(95%) dihitung terhadap bobot serbuk awal

dalam % b/b (Depkes RI, 2008).

Pembuatan Ekstrak

Serbuk simplisia rimpang kunyit sebanyak

250 gram dimaserasi menggunakan pelarut etanol

96% dengan perbandingan (1:10) selama 24 jam.

Setelah 1 hari, toples kaca dibuka kemudian

maserat dan ampas dipisahkan. Maserat disaring

lalu dihitung volumenya. Ampas yang diperoleh

kemudian diremaserasi sebanyak 2 kali

menggunakan pelarut etanol 96%. Volume total

maserat yang diperolehkemudin dihitung. Ekstrak

yang diperoleh dari proses maserasi diuapkan

pelarutnya dengan alat rotary vacum evaporator pada

suhu 40ᴼC hingga didapat ekstrak kental. Ekstrak

kental yang diperoleh selanjutnya ditimbang dan

dihitung persentasi rendemen yang diperoleh

terhadap bobot serbuk simplisia. Rendemen dapat

dihitung dengan cara;

Kadar Abu Total Ekstrak

Ekstrak sebanyak 3 gram ditimbang lalu

diletakkan kedalam krus porselin yang telah

dipijarkan dan ditara. Ekstrak diratakan, lalu

dipijarkan hingga arang habis dan terbentuk

abu selama ± 6 jam pada 600°C, lalu

didinginkan dan ditimbang hingga bobotnya

tetap. Kadar abu total terhadap bobot ekstrak

awal, dinyatakan dalam %b/b (Kemenkes RI,

2014).

Kadar Abu Tidak Larut Asam

Penetapan kadar abu total dilakukan

dengan abu yang didapat dari kadar abu total

ekstrak ditambah 25 mL HCl encer P (10%)

lalu dididihkan selama 5 menit. Abu yang tidak

larut dalam asam dikumpulkan dengan cara

disaring dengan kertas saring bebas abu, cuci

dengan air panas, lalu dipijarkan pada tanur

selama ± 6 jam pada 600°C hingga bobotnya

tetap dan ditimbang. Kadar abu yang tidak

larut dalam asam dihitung terhadap bobot

ekstrak awal, dinyatakan dalam %b/b (Depkes

RI,2008).

Skrining Fitokimia

Skrining dilakukan untuk mengetahui

senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol

rimpang kunyit. Pengujian terhadap dilakukan

terhadap tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri,

saponin dan flavonoid. Uji dilakukan secara

kualitatif. Pada uji tanin dan fenol, digunakan

reagen FeCl3, dimana apabila warna berubah

menjadi ungu biru menandakan adanya fenol

dan tanin. Pada uji triterpenoid dan steroid,

digunakan reagen asam asetat anhidrat dan

H2SO4, dimana apabila terbentuk cincin

kecoklatan menunjukkan adanya triterpenoid,

sedangkan apabila warna cincin biru

menunjukkan adanya steroid. Pada Uji

saponin, ekstrak dikocok selama 10 detik dan

apabila mengandung saponin terdapat busa

yang stabil >10 menit setinggi 1-10 cm dan

apabila diteteskan 1 tetel HCl 2 N busa tidak

hilang. (Depkes RI, 2008).

Rendemen =

Page 25: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

33

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi simplisia adalah syarat

dimana bahan baku obat harus memenuhi

persyaratan monografi yang tertuang dalam

Farmakope Herbal Indonesia (Depkes RI,

2000).

Hasil penetapan makroskopis dan

mikroskopis simplisia rimpang kunyit (Curcuma

domestica Val.) dapat dilihat pada tabel 1 dan

tabel 2. Pengamatan makroskopis dan

mikroskopis dari simplisia rimpang kunyit

telah sesuai dengan karakteristik organoleptis

dan mikroskopis dari simplisia Curcuma

domestica yang tertuang dalam FHI.

Standardisasi simplisia rimpang kunyit

terdiri dari uji makroskopik dan mikroskopik,

uji kadar abu, susut pengeringan, penetapan

kadar sari larut air, kadar abu tidak larut asam,

dan penetapan kadar sari larut etanol.

Penyiapan simplisa dilakukan dengan

memotong dan membersihakn rimpang kunyit,

selanjutnya rimpang kunyit di oven dengan

suhu 1050C untuk membuatnya kering dan

lebih mudah diserbukkan. Pembuatan serbuk

simplisia dapat memperkecil ukuran dari

rimpang kunyit sehingga akan dapat

meningkatkan luas permukaan rimpang kunyit

dan akan mengoptimalkan proses ekstraksi.

Pada uji kadar abu total, didapatkan kadar abu

total sebesar 5,42%. Dimana persyaratannya

adalah kurang dari 8,5%. Pada uji kadar abu

tidak larut asam didapatkan 0,69%, dimana

persyaratannya adalah kurang dari 0,9%.

Untuk kadar sari larut air didapatkan 15,2%

dan larut etanolnya sebesar 49,9%. Dimana,

persyaratan kadar sari larut air simplisia

rimpang kunyit adalah tidak kurang dari 11,5%

dan larut etanol tidak kurang dari 11,4%.

Untuk susut pengeringan didapatkan 10,7%,

dan standar tidak lebih dari 12%.

Tabel 1. Karakterisasi makroskopis dan

mikroskopis simplisia rimpang kunyit

Makroskopis Mikroskopis (Fragmen

pengenal)

Berbentuk Memanjang bercabang

Jaringan gabus

Berwarna Kuning Jingga

Sel parenkim dengan sel kuning

Bau khas kunyit Jaringan pengangkut

Rasa pahit dan agak pedas

Rambut Penutup

Butiran amilum

Sel parenkim dengan amilum

Tabel 2. Karakterisasi kuantitatif dari simplisia

rimpang kunyit

Penetapan Syarat FHI Hasil

penelitian

Susut pengeringan

< 12% 10,70%

Kadar Sari Larut Air

> 11,5% 15,2%

Kadar Sari Larut Etanol

< 11,4% 49,9%

Kadar Abu Total < 8,2% 5,42%

Kadar Abu tidak larut asam

< 0,9% 0,69%

Tabel 3. Karakterisasi kuantitatif dari ekstrak

rimpang kunyit

Penetapan Syarat FHI Hasil

penelitian

Kadar Air <17% 8,98%

Kadar Abu

Total < 3,5% 0,36%

Kadar Abu < 1,5% 10,81%

Page 26: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

34

tidak larut asam

Pada standardisasi simplisia didapatkan bahwa

serbuk simplisa rimpang kunyit memenuhi

persyaratan.

Standardisasi ekstrak rimpang kunyit

dilakukan dengan pengujian kadar abu total,

kadar abu tidak larut asam, dan skrining

fitokimia. Penetapan kadar air tidak dapat

dilakukan karena reagen toluena yang tidak

dapat digunakan dan tidak dapat digunakan

metode gravimetri karena mengandung minyak

atsiri. Pada uji kadar abu total adalah 0,36%.

Pada standar disebutkan tidak lebih dari 0,4%.

Pada uji kadar abu tidak larut asam adalah

10,81%, dimana persyaratan tidak lebih dari

0,1%. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan.

Untuk skrining fitokimia, dilakukan pengujian

terhadap tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri,

saponin dan flavonoid. Uji dilakukan secara

kualitatif. Pada uji tanin dan fenol, digunakan

reagen FeCl3, dimana apabila warna berubah

menjadi ungu biru menandakan adanya fenol

dan tanin. Pada ekstrak terdapat fenol dan

tanin. Pada uji triterpenoid dan steroid,

digunakan reagen asam asetat anhidrat dan

H2SO4, dimana apabila terbentuk cincin

kecoklatan menunjukkan adanya triterpenoid,

sedangkan apabila warna cincin biru

menunjukkan adanya steroid. Pada ekstrak

terdapat triterpenoid. Pada Uji saponin,

ekstrak dikocok selama 10 detik dan apabila

mengandung saponin terdapat busa yang stabil

>10 menit setinggi 1-10 cm dan apabila

diteteskan 1 tetel HCl 2 N busa tidak hilang.

Pada ekstrak terdapat saponin. Salain itu

dilakukan uji flavonoid, dan pada ekstrak

mengandung flavonoid.

Pada ektrak rimpang kunyit yang

diperoleh, kadar abu tidak larut asam tidak

memenuhi dari persyaratan. Hal ini

menyatakan bahwa ekstrak tidak dapat

digunakan untuk selanjutnya dibuat menjadi

sediaan. Kadar abu tidak larut asam dihitung

terhadap kadar abu total. Kadar abu total

merupakan salah satu parameter kualitas dari

suatu ekstrak. Penetapan kadar abu dilakukan

dengan membuat ekstrak atau serbuk simplisia

menjadi abu dalam krus di tanur dengan suhu

6000C, pada tanur terjadi pemanasan bahan

pada suhu ini senyawa organik dan turunannya

dirusak dan diuapkan lebih cepat. Hal ini

menyebabkan senyawa yang menjadi abu dan

tertinggal yaitu senyawa/unsur mineral dan

anorganik. Tujuan dari perhitungan kadar abu

ini adalah mengetahui mineral yang

terkandung secara internal maupun eksternal

yang mengkontaminasi dari awal hingga akhir

proses pembuatan ekstrak. Beberapa pengotor

yang dapat mencemari adalah pasir, debu,

tanah dan silika (Azizah dan Salamah, 2013).

Abu tidak larut asam dihitung dari bobot

abu yang tdak larut dalam asam per bobot total

abu keseluruhan. Kali ini didapatkan bobot

abu total sebanyak 0,0074 gram dan bobot abu

tidak larut asam sebanyak 0,0008 gram, maka

total yang didapatkan 10,81% dari kadar abu

total tidak dapat larut dalam asam. Pengotor

yang tidak larut asam ini dapat berupa silika

ataupun pasir yang terdapat pada sampel-

sampel nabati (Sutomo dkk, 2017). Hal ini

kemungkinan terjadi saat sedang pembuatan

ekstrak, terdapat pengotor seperti pasir dan

silika yang ikut mengontaminasi, sehingga

menyebabkan kemurnian ekstrak berkurang

dan kadar abu tidak larut asam ekstrak belum

memenuhi persyaratan.

Page 27: Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak

Prabowo, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35

35

Silika berbahaya apabila masuk ke dalam

tubuh. Hal ini disebabkan senyawa silica

memiliki bentuk mirip kaca yang sangat halus.

Apabila dilihat dengan mikroskop, tepi dan

ujung silika bentuknya runcing. Hal ini

menyebabkan apabila masuk ke dalam tubuh

terutama melalui oral, akan merobek jaringan

sekitar mukosa tubuh, terutama tenggorokan.

4. KESIMPULAN

Standardisasi rimpang kunyit yang

dilakukan pada penelitian ini menunjukkan

bahwa simplisia telah memenuhi persyaratan

makroskopis, mikroskopis, susut pengeringan,

kadar sari larut air, kadar sari larut etanol,

kadar abu total dan kadar abu larut asam telah

memenuhi persyaratan. Pada ekstrak rimpang

kunyit, uji kadar air tidak dilakukan, pada

pengujian kadar abu total, ekstrak memenuhi

standar, sedangkan pada pengujian kadar abu

tidak larut asam, diperoleh hasil dimana

ekstrak tidak memenuhi standar sehingga perlu

dilakukan uji pemastian kembali terhadap

ekstrak yang digunakan.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kami ucapkan kepada

seluruh dosen yang telah membimbing kami,

para laboran dan terlibat dalam penelitian dan

semua pihak yang telah membantu dalam

penelitian ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

Budianto, N.E.W. 2014. Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val) Dalam Mencegah Peningkatan Keasaman Lambung Rattus norvegicus Yang Diinduksi Histamin. Jurnal Ilmiah Kedokteran Vol.3(1): 48-56.

DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 111; 113.

DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan

Pertama.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departeman Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes RI. 1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 661/Menkes/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Parwata, I.M.O.A. 2017. Bahan Ajar Obat Tradisional. Denpasar: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Rahayu, W.S., Tjiptasurasa, D. Indriyani. 2010. Kurkuminoid, Penetapan Kadarnya Pada Jamu Serbuk Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. PHARMACY vol.7(2): 131-137.

Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Sinar Wadja Lestari.

Saifudin, A., Rahayu, A., & Teruna, H. Y., 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutomo, N. Agustina, Arnida, Fadillaturrahma. 2017. Studi Farmakognostik dan Uji Parameter Nonspesifik Ekstrak Metanol Kulit Batang Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). Jurnal Pharmascience Vol. 4 (1): 94 – 101.

Supriyatna, dkk.2014. Prinsip Obat Herbal.Yogyakarta: Dee Publisher.

Winarto, W.P. dan Tim Lentera.2004.Kasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.