Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Transcript of Etanol 96% Rimpang Kunyit Spesifik Simplisia dan Ekstrak
Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan EkstrakEtanol 96% Rimpang Kunyit(Curcuma domestica Val.)
by Heny Prabowo
Submission date: 01-Aug-2019 08:43AM (UTC+0700)Submission ID: 1156636976File name: 46138-397-118788-1-10-20190727.pdf (454.98K)Word count: 3024Character count: 18434
15%SIMILARITY INDEX
11%INTERNET SOURCES
4%PUBLICATIONS
12%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
8 1%
Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan EkstrakEtanol 96% Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Submitted to Universitas MuhammadiyahSurakartaStudent Paper
es.scribd.comInternet Source
repository.uinjkt.ac.idInternet Source
jsfk.ffarmasi.unand.ac.idInternet Source
www.slideshare.netInternet Source
Submitted to Universitas TrilogiStudent Paper
docplayer.infoInternet Source
Submitted to Universitas Islam IndonesiaStudent Paper
9 1%
10 1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
17 <1%
e-journal.unair.ac.idInternet Source
Submitted to University of MuhammadiyahMalangStudent Paper
unsri.portalgaruda.orgInternet Source
jiis.akfar-isfibjm.ac.idInternet Source
Submitted to Syiah Kuala UniversityStudent Paper
hutanb2011.blogspot.comInternet Source
Submitted to Tarumanagara UniversityStudent Paper
Submitted to State Islamic University ofAlauddin MakassarStudent Paper
Asron Ferdian Falaah, Adi Cifriadi, Andri CahyoKumoro. "PRODUKSI SILIKA AMORF DARISEKAM PADI UNTUK FILLER BARANG JADIKARET MENGGUNAKAN FLUIDIZED BEDCOMBUSTOR", Warta Perkaretan, 2016Publication
media.neliti.com
18 <1%
19 <1%
20 <1%
21 <1%
22 <1%
23 <1%
24 <1%
25 <1%
Exclude quotes Off
Exclude bibliography Off
Exclude matches Off
Internet Source
Submitted to Padjadjaran UniversityStudent Paper
Submitted to Universitas IndonesiaStudent Paper
repository.unair.ac.idInternet Source
repository.ump.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas Jenderal Achmad YaniStudent Paper
andra-zw.blogspot.comInternet Source
repository.wima.ac.idInternet Source
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
i
JURNAL FARMASI UDAYANA INFORMASI BAGI PENULIS
DAFTAR ISI
Deskripsi
Pembaca
Editor
Petunjuk Penulisan
DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh PS
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi,
kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika
Pengarah : Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si
Penanggung jawab : Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si
Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si
Dewa Ayu Swastini, S.Farm., M.Farm., Apt
Chief in Editor : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt
Editor Board : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
A A Gede Rai Yadnya Putra S.Farm., M.Si., Apt
Putu Sanna Yustiantara, S.Farm., M.Si., Apt
Made Ary Sarasmita, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt
Reviewer Mitra Bestari : Prof. Dr. I Ketut Adnyana Apt (ITB)
Muhammad Aswad, PhD, Apt (UNHAS)
I G N Jemmy Anton P., S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Ni Putu Eka Leliqia S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Dr.rer.nat I Md Agus Gelgel W. M.Si., Apt (UNUD)
Ketut Widyani Astuti S.Farm., M.Biomed., Apt (UNUD)
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
ii
PETUNJUK PENULISAN
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Artikel hasil penelitian
Review article
Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme
Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
iii
Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian
Bahan dan metode
Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan
Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas
Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang
berlebihan dari penelitian sebelumnya
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
iv
Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Informasi penting dalam struktur artikel
Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan
Nama penulis dan institusi
Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
v
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word
Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Ucapan terima kasih
Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.
Aturan penulisan pustaka
Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.
Penulisan buku
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
vi
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Buku dengan banyak penulis
Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards,
N.S.W.: Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk
Buku yang memiliki editor
Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press
Buku yang memiliki penulis dan editor
Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard
Bab yang terdapat di dalam buku
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul
buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Sumber penulisan singkatan jurnal
Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
alamat email
kode pos
nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
vii
Kata kunci
Gambar
Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)
SETELAH ARTIKEL DITERIMA
Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.
Naskah yang dipublikasikan
Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal
dan disertai dengan cover jurnal.
INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2019 Vol 8 No 1
viii
DAFTAR ISI
hal
Halaman Judul …………………………………………………………………………................
Petunjuk Penulisan .........................................................................................................................
Daftar Isi ………………………………………………………………………….....………........
i
ii
viii
1 Penggunaan Antikoagulan Oral Baru pada Fibrilasi Atrium ………………………………. 1
2 SGLT-2 Inhibitor: Pilihan Terapi Baru untuk Penderita DM Tipe 2 ………………………. 7
3 Penggunaan Polivinill Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Pada Formulasi Tablet
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) …………………………………………………………
14
4 Optimasi Konsentrasi Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai Emulgator Formulasi Emulsi
Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa) ………………………………………………….
22
5 Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol 96% Rimpang
Kunyit (Curcuma domestica Val.) …………………………………………………………..
29
6 Uji Aktivitas Analgesik Ekstrak Etanol Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Haskk.)
Ocshe) pada Mencit Jantan Galur Balb/C dengan Metode Hot Plate ……………………….
36
7 Molecular Docking Terpinen-4-ol pada Protein IKK sebagai Antiinflamasi pada
Aterosklerosis secara In Silico ………………………………………………………………
44
8 Efek Penggunaan Obat Antidiabetes terhadap Luaran Terapi Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Komplikasi Retinopati Diabetik di RSUP Sanglah Denpasar …………………………….
50
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
29
Standardisasi Spesifik dan Non-Spesifik Simplisia dan Ekstrak Etanol 96%
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Prabowo, H.1, Cahya, I.A.P.D.1, Arisanti, C.I.S.1, Samirana, P.O.1 1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Jalan Kampus
Unud, Jimbaran, 80364.
E-mail: [email protected]
ABSTRAK Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupkan tanaman yang termasuk dalam famili Zingiberaceae.
Kunyit sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti menyembuhkan luka, antibakteri, mengurangi motilitas usus, menghilangkan bau badan, obat demam, obat mencret, obat sesak napas, dan lain sebaginya. Standardisasi dilakukan dengan pengujian pada simplisia dan ekstrak rimpang kunyit. Standardisasi dilakukan untuk menjamin mutu bahan obat tradisional dan persyaratan terhadap reprodusibilitas terhadap kualitas farmasetik maupun terapetik. Parameter yang digunakan adalah makroskopik, mikroskopik, uji kadar abu total, uji kadar abu tidak larut asam, uji kadar sari larut air, uji kadar sari larut etanol, susut pengeringan, dan skrining fitokimia secara kualitatif. Dari hasil didapatkan bahwa simplisia rimpang kunyit memenuhi persyaratan, sedangkan ekstrak rimpang kunyit tidak memenuhi persyaratan parameter kadar abu tidak larut asam, dikarenakan pengotor yang mengontaminasi ekstrak berupa silika dan pasir. Silika dapat melukai pada mukosa tenggorokan apabila digunakan secara oral. Sehingga, ekstrak diyatakan belum layak dan belum dapat digunakan untuk perlakuan selanjutnya.
Kata kunci: Kunyit, Curcuma domestica, Standardisasi, Ekstrak, Simplisia.
ABSTRACT Turmeric is a plant that included in Zingiberaceae. Turmerics often used as a traditional medicine to heal wounds,
antibacterial, reduces intestine motility, reduce unpleasant body odor, treats fever, diarrhea, and many more. Standardization is performed by examining turmeric rhizome simpicia and extract. Standardization is carried out to guarantee the quality of traditional raw materials and requirements for reproducibility of pharmaceutical and therapeutic qualities. Parameters that have been used in this research are macroscopic test, microscopic test, total ash content test, acid insoluble ash content test, water soluble simplicia content test, ethanol soluble simplicia content test, shrinkage drying test, and Phytochemistry screening qualitatively. From the results, turmeric simplicia has met the requirements, while turmeric extract has not eligible in requirements, because its acid insoluble ash content are not eligible. This expected because of the impurities which contamine the extract are silica and sand. Silica can cuts the mucosa of the throat when used it orally. Turmeric extract in this research does not eligible and cannot be used for the next step.
Keywords: Turmeric, Curcuma domestica, Standardization, Extract, Simplicia.
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
30
1. PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan ramuan
campuran dari bahan-bahan yang bersumber
dari tumbuhan, hewan, mineral, ataupun
sediaan galenik, atau campuran ramuan
tersebut digunakan sebagai pengobatan secara
turun-temurun didasarkan atas pengalaman.
Pengobatan secara tradisional saat ini mulai
mendapatkan perhatian masyarakat, dimana
dipercaya bahwa obat yang berasal dari
tanaman atau sering disebut sebagai obat
herbal aman digunakan tanpa adanya takaran
dosis yang pasti (Supriyatna dkk, 2014), serta
mudah dijangkau oleh masyarakat.
Tanaman yang selalu menjadi andalan
sebagai pengobatan tradisional salah satu
diantaranya adalah rimpang kunyit. Rimpang
kunyit dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional seperti menyembuhkan luka,
antibakteri, mengurangi motilitas usus,
menghilangkan bau badan, menurunkan
demam, meredakan diare dan beberapa
pengobatan lainnya, hal ini karena adanya
kandungan senyawa fitokimia pada kunyit
tersebut. Rimpang kunyit mengandung minyak
atsiri (felandren, sineol, borneol, zingiberen,
tirmeron), demetoksikurkumin, dan
bisdemetoksikurkumin (Winarto dan Tim
Lentera, 2004).
Rimpang kunyit memiliki kandungan
kimia yaitu zat warna kuning yang disebut
kurkuminoid. Kurkuminoid dapat bersifat
sebagai antioksidan, dimana dapat mencegah
kerusakan sel-sel yang diakibatkan radikal
bebas. Selain itu kurkuminoid juga dapat
menjadi anti inflamasi (Winarto dan Tim
Lentera, 2004)..
Standardisasi terdiri dari proses analisis
kimiawi yang mengacu pada data farmakologis,
serta analisis fisik dan mikrobiologi yang
didasarkan kriteria toksikologi yang
terstandardisasi pada ekstrak bahan alam
(Saefudin et al., 2011). Penentuan standard
harus didasarkan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Proses standardisasi
harus dilakukan dengan berbagai macam
metode pengujian (Parwata, 2017).
Standardisasi harus dilakukan untuk menjamin
mutu suatu bahan baku obat tradisional untuk
dijadikan sediaan dan syarat dapat terjadinya
reprodusibilitas terhadap kualitas sediaan
maupun efek terapinya.
Standardisasi didasarkan pada senyawa
aktif, ataupun senyawa penandanya jika
senyawa aktif masih belum teridentifikasi atau
masih diduga. Standardisasi dilakukan secara
fisika, kimia, dan biologi (Purwata, 2017).
Pada penelitian kali ini digunakan
ekstrak etanol rimpang kunyit untuk
distandardisasi. Standardisasi dilakukan
berdasarkan parameter yang terdapat di
standar Farmakope Herbal Indonesia (2008)
pada simplisia dan ekstrak dengan
menggunakan parameter yaitu; susut
pengeringan, penetapan kadar abu total, kadar
abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar
air, kadar sari larut etanol, dan skrining
fitokimia.
2. METODE PENELITIAN
Alat
Pada penelitian ini adapun alat yang
digunakan meliputi alat-alat gelas Pyrex®, vial,
batang pengaduk, oven (BINDER), pipet
tetes, viscometer Brookfield (DV-E),
seperangkat alat destilasi, pH-meter digital,
beker glass, hot platedengan magnetic stirer
(CORNING PC-4200), timbangan digital
analitik (ADAM AFP-360L), botol kaca gelap,
kertas perkamen, alumunium foil, sendok
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
31
tanduk, botol sirup 60 mL dan cawan
porselen, tanur, oven.
Bahan
Pada penelitan ini, bahan yang
digunakan adalah Rimpang Kunyit, etanol
96%, sukrosa, CMC-Na, akuades, minyak
permen, asam sitrat dan Natrium Benzoat
semua bahan memiliki grade pro analisis.
Prosedur Penelitian
Pembuatan serbuk simplisia
Rimpang kunyit segar dicuci terlebih
dahulu untuk menghilangkan kontaminasi
pengotor serta benda asing lain yang tidak
diinginkan. Kemudian simplisia diblender lalu
dikeringkan di oven dengan suhu 500C hingga
diperoleh kadar air <10%.
Uji Makroskopis
Pemeriksaan makroskopik dilakukan
secara visual mengenai bentuk, warna dan bau.
Uji Mikroskopis
Pengamatan uji mikroskopis dilakukan
dengan mikroskop menggunakan pembesaran
tertentu yang disesuaikan dengan simplisia
kunyit yang diuji, yaitu berupa serbuk.
Pemeriksaan mikroskopik anatomi jaringan
kunyit mempunyai ciri yaitu terdapat
gumpalan sel, parenkim, dan rambut penutup.
Susut Pengeringan
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia
ditimbang dengan menggunakan botol
timbang. Botol timbang yang digunakan
terlebih dahulu dipanaskan selama 30 menit
dengan suhu 105oC dan kemudian ditara.
Botol timbang yang berisikan serbuk simplisia
digoyangkan terlebih dahulu untuk meratakan
serbuk yang ada di dalamnya, sampai terbentuk
lapisan dengan tebal 5 mm hingga 10 mm, di
pindahkan ke dalam oven dengan tutup
terbuka pada suhu 105oC sehingga bobot
serbuk pada botol timbang tetap. Sebelum
dikeringkan di dalam oven, botol ditutup dan
dibiarkan mendingin dalam desikator hingga
suhunya mencapai suhu kamar. Kadar susut
pengeringan dihitung dalam % b/b.
Kadar Abu Total
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia
ditimbang dan diletakkan ke dalam krus silika
yang sebelumnya sudah dipijar kemudian
ditara. Dipijarkan serbuk simplisia yang ada di
dalam krus hingga arang habis, selanjutnya
didinginkan kemudian ditimbang bobotnya
hingga memperoleh bobot yang tetap. Kadar
abu total dihitung terhadap bobot serbuk awal
dalam %b/b (Kemenkes RI, 2014).
Kadar Abu Tidak Larut Asam
Pada uji kadar abu total, abu yang
dihasilkan dipanaskan HCl encer P(10%) 25
mL selama 5 menit. Abu kemudian disaring
menggunakan kertas saring bebas abu, lalu
dicuci dengan air panas untuk mengumpulkan
abu yang tidak larut asam, kemudian dipijarkan
dengan krus porselin dalam tanur pada suhu
600°C selama ±6 jam hingga diperoleh abu
dengan bobot yang tetap, kemudian
ditimbang. Kadar dihitung terhadap bobot
awal serbuk, dinyatakan dalam %b/b (Depkes
RI, 2008).
Kadar Sari Larut Air
5 gram serbuk simplisia yang sudah
dikeringkan, dilarutkan dengan 100 mL air
kloroform P, dalam labu Erlenmeyer. Pada 6
jam pertama dikocok dengan shaker kemudian
18 jam berikutnya didiamkan. Selanjutnya sari,
disaring sebanyak 20 mL dan filtrat diuapkan
hingga kering dalam cawan porselin.
Selanjutnya, sisa filtrat dipanaskan pada suhu
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
32
105ºC hingga bobotnya tetap. Kadar dalam
persen sari air dihitung terhadap bobot serbuk
awal dalam % b/b (Depkes RI, 2008).
Kadar Sari Larut Etanol
Serbuk simplisia sejumlah 5 gram yang
sudah kering dan dilarutkan menggunakan 100
mL etanol (95%), dalam labu Erlenmeyer.
Pada 6 jam pertama sari dikocok dengan shaker
dan 18 jam selanjutnya didiamkan. Sari yang
telah didiamkan, disaring cepat untuk
menghindarkan penguapan etanol (95%)
hingga 20 mL, selanjutnya filtrat diuapkan
sampai mengering pada cawan porselin.
Sisanya dipanaskan pada suhu 105oC hingga
bobotnya tetap. Kadar persen sari larut etanol
(95%) dihitung terhadap bobot serbuk awal
dalam % b/b (Depkes RI, 2008).
Pembuatan Ekstrak
Serbuk simplisia rimpang kunyit sebanyak
250 gram dimaserasi menggunakan pelarut etanol
96% dengan perbandingan (1:10) selama 24 jam.
Setelah 1 hari, toples kaca dibuka kemudian
maserat dan ampas dipisahkan. Maserat disaring
lalu dihitung volumenya. Ampas yang diperoleh
kemudian diremaserasi sebanyak 2 kali
menggunakan pelarut etanol 96%. Volume total
maserat yang diperolehkemudin dihitung. Ekstrak
yang diperoleh dari proses maserasi diuapkan
pelarutnya dengan alat rotary vacum evaporator pada
suhu 40ᴼC hingga didapat ekstrak kental. Ekstrak
kental yang diperoleh selanjutnya ditimbang dan
dihitung persentasi rendemen yang diperoleh
terhadap bobot serbuk simplisia. Rendemen dapat
dihitung dengan cara;
Kadar Abu Total Ekstrak
Ekstrak sebanyak 3 gram ditimbang lalu
diletakkan kedalam krus porselin yang telah
dipijarkan dan ditara. Ekstrak diratakan, lalu
dipijarkan hingga arang habis dan terbentuk
abu selama ± 6 jam pada 600°C, lalu
didinginkan dan ditimbang hingga bobotnya
tetap. Kadar abu total terhadap bobot ekstrak
awal, dinyatakan dalam %b/b (Kemenkes RI,
2014).
Kadar Abu Tidak Larut Asam
Penetapan kadar abu total dilakukan
dengan abu yang didapat dari kadar abu total
ekstrak ditambah 25 mL HCl encer P (10%)
lalu dididihkan selama 5 menit. Abu yang tidak
larut dalam asam dikumpulkan dengan cara
disaring dengan kertas saring bebas abu, cuci
dengan air panas, lalu dipijarkan pada tanur
selama ± 6 jam pada 600°C hingga bobotnya
tetap dan ditimbang. Kadar abu yang tidak
larut dalam asam dihitung terhadap bobot
ekstrak awal, dinyatakan dalam %b/b (Depkes
RI,2008).
Skrining Fitokimia
Skrining dilakukan untuk mengetahui
senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol
rimpang kunyit. Pengujian terhadap dilakukan
terhadap tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri,
saponin dan flavonoid. Uji dilakukan secara
kualitatif. Pada uji tanin dan fenol, digunakan
reagen FeCl3, dimana apabila warna berubah
menjadi ungu biru menandakan adanya fenol
dan tanin. Pada uji triterpenoid dan steroid,
digunakan reagen asam asetat anhidrat dan
H2SO4, dimana apabila terbentuk cincin
kecoklatan menunjukkan adanya triterpenoid,
sedangkan apabila warna cincin biru
menunjukkan adanya steroid. Pada Uji
saponin, ekstrak dikocok selama 10 detik dan
apabila mengandung saponin terdapat busa
yang stabil >10 menit setinggi 1-10 cm dan
apabila diteteskan 1 tetel HCl 2 N busa tidak
hilang. (Depkes RI, 2008).
Rendemen =
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
33
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi simplisia adalah syarat
dimana bahan baku obat harus memenuhi
persyaratan monografi yang tertuang dalam
Farmakope Herbal Indonesia (Depkes RI,
2000).
Hasil penetapan makroskopis dan
mikroskopis simplisia rimpang kunyit (Curcuma
domestica Val.) dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2. Pengamatan makroskopis dan
mikroskopis dari simplisia rimpang kunyit
telah sesuai dengan karakteristik organoleptis
dan mikroskopis dari simplisia Curcuma
domestica yang tertuang dalam FHI.
Standardisasi simplisia rimpang kunyit
terdiri dari uji makroskopik dan mikroskopik,
uji kadar abu, susut pengeringan, penetapan
kadar sari larut air, kadar abu tidak larut asam,
dan penetapan kadar sari larut etanol.
Penyiapan simplisa dilakukan dengan
memotong dan membersihakn rimpang kunyit,
selanjutnya rimpang kunyit di oven dengan
suhu 1050C untuk membuatnya kering dan
lebih mudah diserbukkan. Pembuatan serbuk
simplisia dapat memperkecil ukuran dari
rimpang kunyit sehingga akan dapat
meningkatkan luas permukaan rimpang kunyit
dan akan mengoptimalkan proses ekstraksi.
Pada uji kadar abu total, didapatkan kadar abu
total sebesar 5,42%. Dimana persyaratannya
adalah kurang dari 8,5%. Pada uji kadar abu
tidak larut asam didapatkan 0,69%, dimana
persyaratannya adalah kurang dari 0,9%.
Untuk kadar sari larut air didapatkan 15,2%
dan larut etanolnya sebesar 49,9%. Dimana,
persyaratan kadar sari larut air simplisia
rimpang kunyit adalah tidak kurang dari 11,5%
dan larut etanol tidak kurang dari 11,4%.
Untuk susut pengeringan didapatkan 10,7%,
dan standar tidak lebih dari 12%.
Tabel 1. Karakterisasi makroskopis dan
mikroskopis simplisia rimpang kunyit
Makroskopis Mikroskopis (Fragmen
pengenal)
Berbentuk Memanjang bercabang
Jaringan gabus
Berwarna Kuning Jingga
Sel parenkim dengan sel kuning
Bau khas kunyit Jaringan pengangkut
Rasa pahit dan agak pedas
Rambut Penutup
Butiran amilum
Sel parenkim dengan amilum
Tabel 2. Karakterisasi kuantitatif dari simplisia
rimpang kunyit
Penetapan Syarat FHI Hasil
penelitian
Susut pengeringan
< 12% 10,70%
Kadar Sari Larut Air
> 11,5% 15,2%
Kadar Sari Larut Etanol
< 11,4% 49,9%
Kadar Abu Total < 8,2% 5,42%
Kadar Abu tidak larut asam
< 0,9% 0,69%
Tabel 3. Karakterisasi kuantitatif dari ekstrak
rimpang kunyit
Penetapan Syarat FHI Hasil
penelitian
Kadar Air <17% 8,98%
Kadar Abu
Total < 3,5% 0,36%
Kadar Abu < 1,5% 10,81%
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
34
tidak larut asam
Pada standardisasi simplisia didapatkan bahwa
serbuk simplisa rimpang kunyit memenuhi
persyaratan.
Standardisasi ekstrak rimpang kunyit
dilakukan dengan pengujian kadar abu total,
kadar abu tidak larut asam, dan skrining
fitokimia. Penetapan kadar air tidak dapat
dilakukan karena reagen toluena yang tidak
dapat digunakan dan tidak dapat digunakan
metode gravimetri karena mengandung minyak
atsiri. Pada uji kadar abu total adalah 0,36%.
Pada standar disebutkan tidak lebih dari 0,4%.
Pada uji kadar abu tidak larut asam adalah
10,81%, dimana persyaratan tidak lebih dari
0,1%. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan.
Untuk skrining fitokimia, dilakukan pengujian
terhadap tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri,
saponin dan flavonoid. Uji dilakukan secara
kualitatif. Pada uji tanin dan fenol, digunakan
reagen FeCl3, dimana apabila warna berubah
menjadi ungu biru menandakan adanya fenol
dan tanin. Pada ekstrak terdapat fenol dan
tanin. Pada uji triterpenoid dan steroid,
digunakan reagen asam asetat anhidrat dan
H2SO4, dimana apabila terbentuk cincin
kecoklatan menunjukkan adanya triterpenoid,
sedangkan apabila warna cincin biru
menunjukkan adanya steroid. Pada ekstrak
terdapat triterpenoid. Pada Uji saponin,
ekstrak dikocok selama 10 detik dan apabila
mengandung saponin terdapat busa yang stabil
>10 menit setinggi 1-10 cm dan apabila
diteteskan 1 tetel HCl 2 N busa tidak hilang.
Pada ekstrak terdapat saponin. Salain itu
dilakukan uji flavonoid, dan pada ekstrak
mengandung flavonoid.
Pada ektrak rimpang kunyit yang
diperoleh, kadar abu tidak larut asam tidak
memenuhi dari persyaratan. Hal ini
menyatakan bahwa ekstrak tidak dapat
digunakan untuk selanjutnya dibuat menjadi
sediaan. Kadar abu tidak larut asam dihitung
terhadap kadar abu total. Kadar abu total
merupakan salah satu parameter kualitas dari
suatu ekstrak. Penetapan kadar abu dilakukan
dengan membuat ekstrak atau serbuk simplisia
menjadi abu dalam krus di tanur dengan suhu
6000C, pada tanur terjadi pemanasan bahan
pada suhu ini senyawa organik dan turunannya
dirusak dan diuapkan lebih cepat. Hal ini
menyebabkan senyawa yang menjadi abu dan
tertinggal yaitu senyawa/unsur mineral dan
anorganik. Tujuan dari perhitungan kadar abu
ini adalah mengetahui mineral yang
terkandung secara internal maupun eksternal
yang mengkontaminasi dari awal hingga akhir
proses pembuatan ekstrak. Beberapa pengotor
yang dapat mencemari adalah pasir, debu,
tanah dan silika (Azizah dan Salamah, 2013).
Abu tidak larut asam dihitung dari bobot
abu yang tdak larut dalam asam per bobot total
abu keseluruhan. Kali ini didapatkan bobot
abu total sebanyak 0,0074 gram dan bobot abu
tidak larut asam sebanyak 0,0008 gram, maka
total yang didapatkan 10,81% dari kadar abu
total tidak dapat larut dalam asam. Pengotor
yang tidak larut asam ini dapat berupa silika
ataupun pasir yang terdapat pada sampel-
sampel nabati (Sutomo dkk, 2017). Hal ini
kemungkinan terjadi saat sedang pembuatan
ekstrak, terdapat pengotor seperti pasir dan
silika yang ikut mengontaminasi, sehingga
menyebabkan kemurnian ekstrak berkurang
dan kadar abu tidak larut asam ekstrak belum
memenuhi persyaratan.
Prabowo, dkk.
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 29-35
35
Silika berbahaya apabila masuk ke dalam
tubuh. Hal ini disebabkan senyawa silica
memiliki bentuk mirip kaca yang sangat halus.
Apabila dilihat dengan mikroskop, tepi dan
ujung silika bentuknya runcing. Hal ini
menyebabkan apabila masuk ke dalam tubuh
terutama melalui oral, akan merobek jaringan
sekitar mukosa tubuh, terutama tenggorokan.
4. KESIMPULAN
Standardisasi rimpang kunyit yang
dilakukan pada penelitian ini menunjukkan
bahwa simplisia telah memenuhi persyaratan
makroskopis, mikroskopis, susut pengeringan,
kadar sari larut air, kadar sari larut etanol,
kadar abu total dan kadar abu larut asam telah
memenuhi persyaratan. Pada ekstrak rimpang
kunyit, uji kadar air tidak dilakukan, pada
pengujian kadar abu total, ekstrak memenuhi
standar, sedangkan pada pengujian kadar abu
tidak larut asam, diperoleh hasil dimana
ekstrak tidak memenuhi standar sehingga perlu
dilakukan uji pemastian kembali terhadap
ekstrak yang digunakan.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada
seluruh dosen yang telah membimbing kami,
para laboran dan terlibat dalam penelitian dan
semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian ini.
6. DAFTAR PUSTAKA
Budianto, N.E.W. 2014. Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val) Dalam Mencegah Peningkatan Keasaman Lambung Rattus norvegicus Yang Diinduksi Histamin. Jurnal Ilmiah Kedokteran Vol.3(1): 48-56.
DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 111; 113.
DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departeman Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. 1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 661/Menkes/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Parwata, I.M.O.A. 2017. Bahan Ajar Obat Tradisional. Denpasar: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Rahayu, W.S., Tjiptasurasa, D. Indriyani. 2010. Kurkuminoid, Penetapan Kadarnya Pada Jamu Serbuk Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. PHARMACY vol.7(2): 131-137.
Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Sinar Wadja Lestari.
Saifudin, A., Rahayu, A., & Teruna, H. Y., 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutomo, N. Agustina, Arnida, Fadillaturrahma. 2017. Studi Farmakognostik dan Uji Parameter Nonspesifik Ekstrak Metanol Kulit Batang Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). Jurnal Pharmascience Vol. 4 (1): 94 – 101.
Supriyatna, dkk.2014. Prinsip Obat Herbal.Yogyakarta: Dee Publisher.
Winarto, W.P. dan Tim Lentera.2004.Kasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.