diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata...

96
Penyunting: Hari Priyadi, Ahmad Wijaya, Petrus Gunarso, Agung Prasetyo, Tetra Yanuariadi Mustofa Agung Sardjono, Alfan Subekti, Ahmad Dermawan dan Kresno Dwi Santosa Prosiding Lokakarya Peningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari Melalui Sertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan (Reduced Impact Logging - RIL) Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik

Transcript of diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata...

Page 1: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Penyunting:

Hari Priyadi, Ahmad Wijaya, Petrus Gunarso, Agung Prasetyo, Tetra YanuariadiMustofa Agung Sardjono, Alfan Subekti, Ahmad Dermawan dan Kresno Dwi Santosa

Prosiding Lokakarya

Peningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari MelaluiSertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan(Reduced Impact Logging - RIL)

PRO

SIDIN

G LO

KA

KA

RYAM

ENU

JU TA

TA K

ELOLA

HU

TAN

YAN

G

Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik

Pengelolaan hutan lestari sangat tergantung pada rentang dan kualitas ke-bijakan pemungkin sebagaimana halnya kondisi hukum dan kelembagaan yang menjadi landasan bagi tata kelola hutan yang baik. Hubungan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan faktor penting dalam mencapai kearah tersebut.

Aspek hukum dan peraturan telah tersedia dengan baik dan iklim usaha yang mendukung bagi pihak swasta diharapkan dapat mendorong pihak swasta untuk menerapkan prinsip-prinsip praktek kehutanan terbaik (best forest practices) dengan cara memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Aktivitas-aktivitas tersebut menjawab kebutuhan untuk membangun kemitraan antara berbagai pihak yang aktif menuju peningkatan tata kelola hutan di Kaliman-tan dengan pasar internasional.

Prosiding ini merupakan kumpulan dari keseluruhan acara lokakarya: Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik “Peningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari melalui Sertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan” yang diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership (Tropenbos - CIFOR - WWF) pada tanggal 21-23 Juni 2006 di Balikpapan. Prosiding ini berisi samb-utan, kerangka acuan, presentasi, tanya jawab, hasil-hasil diskusi kelompok, rumusan hasil diskusi pleno, rumusan hasil lokakarya dan rekomendasi.

9 7 8 9 7 9 2 4 4 6 9 8 2

ISBN 979244698-2

Page 2: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Prosiding Lokakarya

Menuju Tata Kelola Hutan yang BaikPeningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari melaluiSertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan(Reduced Impact Logging - RIL)

Penyunting

Hari PriyadiAhmad WijayaPetrus GunarsoAgung PrasetyoTetra YanuariadiMustofa Agung SardjonoAlfan SubektiAhmad DermawanKresno Dwi Santosa

Page 3: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Priyadi, H. et.al. (eds.)Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui sertifikasi hutan dan pembalakan ramah lingkungan (Reduced Impact Logging - RIL): Prosiding lokakarya, Balikpapan, 21-23 Juni 2006/ed. by Hari Priyadi, Ahmad Wijaya, Petrus Gunarso, Agung Prasetyo, Tetra Yanuariadi, Mustofa Agung Sardjono, Alfan Subekti, Ahmad Dermawan, Kresno Dwi Santosa. Bogor, Indonesia: Center for International Forestry Research (CIFOR), 2007.

ISBN: 978-979-24-4689-280p.

CABI thesaurus: 1. forests 2. governance 3. certification 4. reduced impact logging 5. biodiversity 6. nature conservation 7. constraints 8. incentices 9. Indonesia 10. conferences I. Title

Desain & Tata Letak oleh Vidya Fitrian dan Eko PriantoFoto sampul depan dan belakang oleh Yukina Uitenboogaart

@ 2007 oleh Center for International Forestry ResearchHak cipta dilindungi oleh Undang-undangDicetak oleh SUBUR Printing, Jakarta

Diterbitkan olehCenter for International Forestry Research (CIFOR)Alamat Pos: P.O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, IndonesiaAlamat Kantor: Jalan CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang,Bogor Barat 16880, IndonesiaTelp.: +62 (0251) 622622. Fax.: +62 (0251) 622100E-mail: [email protected] web: http://www.cifor.cgiar.org

Page 4: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

iii

Daftar Isi

Daftar Singkatan vi

Kata Pengantar ix

Executive Summary x Background x Objectives xi Outputs xi TheWorkshop xii WorkshopResults xii

Sambutan Pembukaan 1 SambutanKetuaPenyelenggara 3 SambutanKepalaDinasKehutananProvinsiKalimantanTimur 5 SambutanDirjenBPKDepartemenKehutanan 9

Kerangka Acuan 13 LatarBelakang 13 Tujuan 14 Keluaran 14 SkemaAlurLokakarya 14

Presentasi 15 Materi 17 PresentasiSesi1.TataKelolaPemerintahanyangBaik (Good Corporate Governance) 18 Presentasi1.AlfanSubekti(TBI) 19 Presentasi2.AgungPrasetyo(CIFOR) 19 Presentasi3.Prof.SoeyitnoSoedirman(KKS-Unmul) 19 Presentasi4.LoyJonnes(Smartwood) 20 PanelDiskusi 20

Page 5: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

iv | Daftar Isi

PresentasiSesi2.Reduced Impact Logging(RIL)danPembelajarannya 24 Presentasi1.ArtKlassendanHasbilah(TFF) 24 Presentasi2.GustiHardiyansah(PTSBK) 25 Presentasi3.BobyBayu(PTSLJII) 25 PanelDiskusi 26 PresentasiSesi3.SertifikasidanKeanekaragamanHayatipada HutanProduksi 28 Presentasi1.AdityaBayunanda(LEI) 29 Presentasi2.IrwanGunawan(WWF-NusaHijau) 29 Presentasi3.TetraYanuariadi(WWF) 29 Presentasi4.PetrusGunarso(CIFOR) 30 PanelDiskusi 30 Isu-isuStrategis 32

Diskusi Kelompok 35 AcuanDiskusiKelompok 37 Kelompok1.RILdanPembelajarannya 37 Kelompok2.SertifikasidanKeanekaragamanHayati 37 ProsesdanHasil 38 Kelompok1.RILdanPembelajarannya 38 Kelompok2.SertifikasidanKeanekaragamanHayati 44

Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno 49 Kelompok1.RILdanPembelajarannya 51 Presentasi 51 Tanggapan 53 Kelompok2.SertifikasidanKeanekaragamanHayati(Kehati) 55 Presentasi 55 Tanggapan 58

Perumusan Hasil dan Rekomendasi 59 Proses 61 Hasil 62 Kesimpulan 62 Rekomendasi 64

Penutup 65 SambutanKetuaPenyelenggarasekaligusPenutupan 67

Lampiran 691. Daftarpesertalokakarya 712. Agendalokakarya 78

Page 6: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

v

Daftar Singkatan

ACM Adaptive Collaborative ManagementAPHI AsosiasiPengusahaHutanIndonesiaBPDAS BadanPengelolaDaerahAliranSungaiBPK BinaProduksiKehutananBPPK BalaiPenelitiandanPengembanganKehutananBTRF Borneo Tropical Rainforest FoundationC&I Criteria & IndicatorCBD Convention on Biological DiversityCIFOR Center for International Forestry ResearchCITES Convention on International Trade in Endangered SpeciesCoC Chain of CustodyCSF Center for Social ForestryCSR Corporate Social ResponsibilityDAS DaerahAliranSungaiDishutbun DinasKehutanandanPerkebunanEU European UnionFKPHD ForumKerjasamaPengelolaanHutanDaerahFORDA Forestry Research and Development AgencyFP Forest PartnershipFPP Forest Partnership ProgramFSC Forest Stewardship CouncilFTN Forest Trade NetworkGCG Good Corporate GovernanceGCP Ground Control PointGFG Good Forest GovernanceGG Good GovernanceGIS Geographical Information SystemsGTZ Deutsche Gesellschaft fuer Technische ZusammenarbeitHCVF High Conservation Value Forest

Page 7: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

vi | Daftar Singkatan

HLGL HutanLindungGunungLumutHoB Heart of BorneoHPH HakPengusahaanHutanHPHKM HakPengusahaanHutanKemasyarakatanHTI HutanTanamanIndustriIPK IjinPemanfaatanKayuISO International Standards OrganizationITTO International Tropical Timber OrganizationIUCN International Union for the Conservation of Nature and Natural

Resources (World Conservation Union)IUPHHK IjinUsahaPemanfaatanHasilHutanKayuJPT JatahProduksiTebanganTahunanKalbar KalimantanBaratKaltim KalimantanTimurKBK KawasanBudidayaKehutananKBNK KawasanBudidayaNonKehutananKehati KeanekaragamanhayatiKKN Korupsi,Kolusi,danNepotismeKKS KelompokKerjaSertifikasiLEI LembagaEkolabelingIndonesiaLIPI LembagaIlmuPengetahuanIndonesiaLitbang PenelitiandanPengembanganLPI LembagaPenilaiIndependenLSM LembagaSwadayaMasyarakatMRF Malinau Research ForestNGO’s Non-Governmental OrganisationNTFP Non-Timber Forest ProductPAD PendapatanAsliDaerahPBB PajakBumidanBangunanPeMA PersatuanMasyarakatAdatPersaki PersatuanSarjanaKehutananIndonesiaPHPL PengelolaanHutanProduksiLestariPR Public RelationsPTKBT PerseroanTerbatasKemakmuranBerkahTimberPTSBK PerseroanTerbatasSariBumiKusuma(AlasKusumaGroup)PTSLJII PerseroanTerbatasSumalilndoLestariJayaIIRIL Reduced Impact LoggingRKL RencanaKaryaLimaTahunanRKT RencanaKaryaTahunanRTRWK RencanaTataRuangWilayahKabupatenRTRWP RencanaTataRuangWilayahProvinsiSDH SumberdayaHutanSDM SumberdayaManusiaSFM Sustainable Forest ManagementSK SuratKeputusan

Page 8: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Daftar Singkatan | vii

SKSHH SuratKeteranganSahHasilHutanTBI Tropenbos InternationalTFF Tropical Forest FoundationTNC The Nature ConservancyTNKM TamanNasionalKayanMentarangTPTII TebangPilihTanamIndonesiaIntensifTUK TataUsahaKayuUM UnitManajemenUNDP United Nation Development ProgramUnmul UniversitasMulawarmanWWF-Indonesia Worldwide Fund for Nature - Indonesia Program

Page 9: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

viii

Kata Pengantar

Lokakarya Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik “Peningkatan ImplementasiPengelolaan Hutan Lestari melalui Sertifikasi Hutan dan Pembalakan RamahLingkungan” yang diselenggarakan oleh CIFOR-MRF dan The Forest Partnership (Tropenbos-CIFOR-WWF)padatanggal21-23Juni2006diHotelAdikaBahteraBalikpapan telah dilaksanakan dengan sukses. Sekitar 60 peserta yang terdiridari wakil-wakil institusi kehutanan pemerintah pusat dan daerah (DepartemenKehutanan,DinasKehutananProvinsiKalimantanTimur)perusahaankehutanan,perguruan tinggi, pers, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga kerjasamainternasionalberperanaktifdalamacaratersebut.

Prosiding inimerupakankumpulandari keseluruhan acara lokakarya,berupasambutan, kerangka acuan, presentasi dan tanya jawab, serta hasil-hasil diskusikelompok, rumusan hasil diskusi pleno, dan rumusan hasil lokakarya. Secarakeseluruhanisiprosidingdantataurutannyamenyesuaikandenganagendalokakaryayangdiadakan.

Berbagaipihaktelahmemberikandukungansehinggapelaksanaanlokakaryainimencapaihasilsesuaidengantujuandanhasilyangdiharapkan.Sehubungandenganitupadakesempataninikamimenyampaikanpenghargaandanucapanterimakasihsetulushati.

Harapankamiadalahbahwaprosidinginitidakhanyamenjadidokumenformaldari hasil pertemuan, akan tetapi lebih dimanfaatkan sebagai acuan bagi berbagaipihak yang mendukung penyelenggaraan program pengelolaan hutan yang lestarimelaluisertifikasidanpembalakanhutanramahlingkungan(Reduced Impact Logging-RIL)baikpadatingkatbirokrasimaupunpadatingkatimplementasi.

Bogor,2007

TimPenyunting

Page 10: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

ix

Executive Summary

BackgroundSustainableForestManagement(SFM)depends,amongothers,ontheextentandqualityofenabling policiesaswellaslegalandinstitutionalconditionsstemmingfromimproving/goodforestgovernance.Itisimportanttonotethatunderlyingcausesofforestproblemssuchasdeforestationandforestdegradationareoftenmulti-sectoralin nature.Therefore, understanding policies that become the underlying forestryproblems is necessary.The relationship between governments, private sector, andcommunitiesisakeyfactortoimprovepreconditionsforGoodForestGovernance(GFG). Governments have to define their role towards efficient bureaucratic/administrationproceduresandbetterlanduseallocation.Afterlawsandregulationsare inplace and ahealthybusiness environment is inplace for theprivate sector,theyshouldapplyprinciplesofbest forestpractices inamanner thatalsobenefitslocal communities. This activity also addresses the need to develop partnershipsbetweenmanyactivepartiesandstakeholders,linkingimprovedforestgovernanceinKalimantan(IndonesianBorneo)withinternationalmarket.

In relation to that, efforts have been made by various initiatives and projectincluding forestry programs by CIFOR/ITTO, GTZ,Tropenbos, the EU,WWF,andTNC,thathavebeentrackedandadaptedtoIndonesia’sprocessofdecentralizingnatural resource governance. All effort mainly aiming at improving preconditionsforbestforestpracticesincludingimplementationofforestcertification,biodiversityconservation and mitigating environmental damage through implementationof Reduced Impact Logging and Social Conflict resolution over natural resourcesmanagement.

CIFORand itspartner (PTInhutani II,FORDA,LIPI,TFFandDistrictofMalinau) had done tremendous works in relation with RIL both in research anddevelopmentsince1997duringITTOPhaseIimplementation(1997-2001).TrialofRILinoperationalscalewassuccessfullyconductedinconjunctionwithPTInhutaniIIharvestingschedule.ThistrialwasalongwithstudyonimpactofRILonresidualstand,canopyopening,skidtrail,loggingdamageandsoforth.StudyonRILcostandbenefitwerealsoconductedduringthatperiod.Followingthistrial,itisnotedthatPTInhutaniIIhastriedtoimplementRILintheirconcessiongradually.

Page 11: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

x | Executive Summary

Inthedevelopmentprocess,CIFORhasworkedmainlyinenhancingcapacitybuildingwithvariouswayssuchasconductingseveralRILtrainingsanditsrelevanttechniquesasfollows:TrainingonDirectionalfellingandskidding(1998),ContourandTreeMapping(1999),RoadEngineering(Roadeng)I&II(1999and2000),RILtraining(2005).Thoseactivitieswerenotonlyinvolvingtimbercompaniesbutalsolocalcommunityanddistrictofficials.Wethinkthattheyarealsoanassetandhavingasignificantlinksincetheyarealsopartofstakeholderinmanagingforests.

Oneof themost impact innational levelhavebeenmade fromresearchanddevelopment RIL related activities is the decree issued by Ministry of Forestry in2001,SKNo.274/VI-PHA/2001saysthatalltimbercompaniesinIndonesiamustimplementRILintheirconcessionfollowing.However,suchdecreeisstillneedtobeenforcedonthegroundandincentivesshouldbegiventothosecompanieswhohavebeenimplementingproperRILtechniques(JakartaPost,2005).MeanwhilethereisaneffortthatRILshouldbepromotedindistrictlevelbyhavingsupportfromdistrictlaw(KaltimPost,2005).ItmeansthatRILadoptionisbeingchallenged.

Objectives

Workshop objectives as follows:1. Topromotecertificationasameantowardgoodforestgovernanceandsustainable

forestmanagement, aswell as to strengthen thenetworkamonggovernment,privatesectorandcivilsocietyoncertification

2. Tolearnaboutcurrentcertificationprocess,identifyincentivesanddisincentivesfromcertification for the timber company and identify agreed steps tomoveforward

3. IdentifycurrentimplementationofRILbytimbercompany4. DefinewhatarethebenefitsandconstraintsinRILadoption5. Definewhatincentivesareexpectedfromtimbercompany

OutputsExpectedoutputsderivefromtheworkshopasfollows:

1. Participants could identify constraints, incentives and disincentives inimplementingbestforestpractices(e.g.RIL)

2. Increaseunderstandingcertificationpracticesandwellinformedtheopportunityandchallengesglobalmarketcondition

3. Abletounderstandconservationbiodiversityintropicalproductionforest4. Betterunderstandingongoodforestgovernance

The workshopTheworkshopwasheldinSemayang’sconferenceroomatHotelBahtera,BalikpapanEast Kalimantan. It was attended by more than 60 participants. They are fromvariousrepresentativessuchas:concessioncompany,government(central,provincial

Page 12: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Executive Summary | xi

and districts), academia, NGO’s, Informal Forum (task force), and internationalinstitution(seeattachedlistofparticipants).Mostofthemwerefromtimber.

TheworkshopwasofficiallyopenedbyHeadofProvincialForestServices,EastKalimantan,Mr.Ir.H.RusdiManaf,MSi.Onthefirstday,invitedspeakerspresentedvariousissuesinthreeconsecutivesessions,suchas:1)Goodforestgovernance;2)Reduced-impactlogging:sharedlearning;and3)Forestcertificationandbiodiversityanditssustainableuseinthetropicalproductionforest.Participantswereveryactiveindiscussion,questionsandanswers.

Theagendaoftheseconddayoftheworkshop(22ndJune)wasagroupdiscussion.There were two group discussions, namely 1) RIL and lessons learned; and 2)Biodiversityandcertifications.Eachgroupconsistsof20-25people.Afterintensivediscussion, representative of each group delivered important issues/findings notedfromgroupdiscussions.

Thethirddayoftheworkshop(23rdJune)wasusedforafieldtriptoSungaiWainprotectedforestlocatedabout15kmfromthecityofBalikpapan.Heatforestanddipterocarptreeswerethemostviewduringthetrip.

Workshop results

Some conclusions1. Indonesianforests,especiallyinEastKalimantanisfacingarapiddeforestation

ratewhichleadtonotonlylocalbutalsoglobalthreat(nationaldeforestationrateisestimatedabout3.6millionhectaresannually.InKalimantanitself,itisestimated 300,000 – 500,000 hectares annually).The worrying deforestationrateaboveneedsfirmandcollaborativeactionswithinagoodforestgovernanceatmosphere.

Figure 1. Break down of participants from different background (total participants: 64 persons)

NGO University

Local government

4.7%

International Institution32.8%

MoF12.5%

NationalInstitution

3.1%4.7% 3.1% Forestry company

39.1%

Page 13: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

xii | Executive Summary

2. Goodforestgovernanceisdefinedasinterinstitutionalmechanismstomanagenaturalresourcestobewellimplementedaccordingtocurrentlaw,accountability,transparency and democratization as well as active participation amongstakeholders.

3. Active participation among forest stakeholders should begin in early processof decision making that is under government policy (central, provincial anddistrict)andalsoinitsimplementationbyconcessionholdersinordertoachievesustainableforestmanagement.

4. Sustainableforestmanagementcouldbeachievedbyimplementingbestforestharvesting (e.g. reduced impact logging) and greater involvement with forestcertificationscheme.

5. ExperiencesofconcessionholdersshowsthatRILimplementationneedsseveralpreconditionssuchastrainedstaffandsupportfromcompany’smanagement.However,RILimplementationisproventogiveadirecteconomicbenefittothecompany,whileindirectbenefitisgainedthroughbettervegetationregenerationsuch aspotential crop treesor residual stands (in turn could remove cost forenrichmentplanting),clearforestareaborder,continuitybeneficiariesonecology(hidro-orologyandbiodiversitybenefits).WhenRILiswellimplementedontheground,mostofthecriteriaandindicatorsofsustainableforestmanagementarebasicallymet.

6. Onthe issueofbiodiversity,economicvalue for timber isestimatedonlyfivepercentoftotalfunctionsandbenefitsofforestresources.TherestiscoveredbyNon-TimberForestProducts(NTFPs)andenvironmentalservices.Therefore,detailedinformationonbiodiversity(floraandfauna)playsanimportantroleinthepreparationofimplementationresource-basedforestmanagement.

7. Beside RIL benefits, related experiences in the implementing intensivesilviculture(i.e.intensiveclearcuttingandreplantingsystemorsistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) shows its ability in enhancingforestproductivityintheshortercycle.AswellasRIL,TPTIIalsoneedsserioussupportfromtopmanagementandavailabilityofdatabaseinforestmanagementunit.Overall,incentivefromgovernmentonitsimplementationisexpected.

8. ThesuccessingettingSFMcertificationneedalongandproperpreparation,aswellassupportfromthecompany’sowner.However,themostcrucialissuetobesolvedbygovernmentincollaborationwithallstakeholdersisthoserelatedtolanduncertainty.

9. Taskforceincertification(Kelompok Kerja Sertifikasi-KKS)wasformedtoanswerthecrucialneedofforestcertificationinEastKalimantan.MostofconcessionholdersshowtheirenthusiasmsingettingSFMcertificate.TheKKSisestablishedsince2001toanswerthisneed.However,revitalizationisneededinordertobeeffectivelyworkable.

Page 14: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Executive Summary | xiii

10. FromtheworkshopwefoundthatonlyfewtimbercompaniesimplementRILin Indonesia.This is due to some factors both internal and external, amongothers:lackofsocializationofrelatedgovernmentpolicy(e.g.LetterfromDGPHAofMoFno. 274/VI-PHA/2001 about obligation to implementRILbytimbercompany),furthertrainingandcoursetoenhanceunderstandingonRILtaking intoaccountfinancialandecologicalbenefitboth for timbercompanyandforestservices,businessuncertainty(policychanges),andmoreimportantlyexamplesofincentivesgiventothecompanythatalreadyimplementRILandorcertificationprocess(suchasselfassessment,premiumprice).

Recommendations for further action1. Dissemination of knowledge and policy regarding with RIL and High

ConservationValueofForests(HCVFs)andalsocertificationisrecommendednotonlyfortimbercompanybutalsoforforestrelatedofficersthroughtrainings,workshops, an seminars.This is to achieve the same level ofperceptions andunderstandingsamongforestrelatedstakeholders.

2. Theparticipantsclearlyexpresstheirconcernregardingincentives.ItisstronglysuggestedtogovernmentandcompanyownerstogiveincentivestothosewhoseriouslyimplementingRIL(bothcompanyandindividuals)

3. InresponsetotestingofITTOGuidelinesforConservationandSustainableUseofBiodiversityintropicalTimberProductionForests,translationintoIndonesianlanguageoftheguidelineisrecommendedbymostoftheparticipants.FurtherplanningtoconductfieldtestingoftheITTOGuidelinesthrougha’bottom-up”processisrecommended.

4. Governmentsatalllevels(Central,ProvincialandDistricts)areexpectednottomakeimplementationonSFM(includingRILandHCVFs)harderanddifficult,primarilyonfinancialandadministrationtotimbercompanies.

5. InordertoachieveSFM,thereisaneedasynchronizedpolicyandregulations,notonlyinthemanagingnaturalresourcesbutalsothemostimportantissueisontheproperandconsistentimplementationofintegratedlanduseplanning.

6. Therewereconsensusbuiltinthisworkshoptoexploretheuseofforestgoodsandservicesotherthanproductionoftimber.Itisstronglyrecommendedthatalltimbercompanynotonlyutilizingtimberbutalsonontimberforestproductsandenvironmentalservices.Governmentpolicyinfavorofthisissueisexpected.

7. NGO’s, International institutions, research institutions and academia areexpected to facilitate the communication among stakeholders, in particulartimbercompaniesintheimplementationofRILandpreparationtowardsSFMcertification.

8. Tosupporttherecommendationno.7,itissuggestedthatpartnershipbuildingandnetworktobedeveloped.

Page 15: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Keindahan keanekaragamanhayati di hutan tropis (Douglas Sheil)

Page 16: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Pembukaan

Page 17: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Pemanenan hutan dengan menggunakan skyline (Foto oleh Agung Prasetyo)

Page 18: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Ketua Penyelenggara

Petrus GunarsoKoordinatorMalinauResearchForest-CIFOR

Selamatpagidansalamsejahterabagikitasemua,Yth.BapakDirekturJenderalBinaProduksiKehutananatauyangMewakiliYth.Teman-temandiCIFOR,TropenbosdanWWFIndonesiaYth.ParaAnggotaAPHI/KKSdanundanganlainnyayangberbahagia

Puji syukur bahwa kita dapat bertemu di tempat yang berbahagia ini untukmendiskusikan bersama berbagai hal terkait pengelolaan hutan lestari melaluisertifikasidanpembalakanberdampakrendahatauumumdikenalReduced Impact Logging(RIL).

Pertemuankaliinimerupakanmomenyangsangattepatuntukmendiskusikantatapengelolaanhutanyangbaik.Beberapamingguyanglalu,stasiunpenelitianCIFORdiMalinauterkenabanjirbandang,padahallokasinyadidaerahberhutan.Faktainimenunjukkanbahwakondisihutankitasudahsangatkritisdanmengkhawatirkanakibatsalahurus.Dampaknyabisadilihatdenganfenomenasemakinmeningkatnyabencanaekologisdimana-mana.

TemuandiwilayahProvinsiKalimantanTimur(Kaltim)menunjukkanbahwapenanganankasuskebakaranhutandiIndonesiamelibatkan32instansiyangmasing-masing mempunyai bagian tugas yang berbeda. Namun dalam pelaksanaannyainstansi-instansi tersebut kurang sinergis, padahal dalam penanganan kebakaranhutandiperlukankerjasamayangluasantarinstansi.Dalamkontekskegiatanmenujutatakelolahutanyangbaik, jugadiperlukanketerpaduanantaraparapihakyangberkepentingansehinggatujuantatakelolahutanmerupakantujuanbersamayangharusdiwujudkansecarabersama-samasertamenjaditanggungjawabsecarakolektifpula.Pertemuankali inidimaksudkanuntukmembangunkemitraan (partnership)terutama antarapemerintah, sektor swasta, akademisi,masyarakat danparapihaklainnya.

MelaluiprogramForestPartnership,tigalembagainternasionalyaituTropenbosInternational Indonesia Program,WWF dan CIFOR saat ini sedang menginisiasikemitraan antar para pihak dalam pengelolaan hutan lestari. Salah satu bagianpentingdalamkerangkatersebutadalahpertemuankaliiniyangakanmendiskusikan

Page 19: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

� | Sambutan Pembukaan

banyak hal tentang sertifikasi dan RIL sebagai upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip praktek kehutanan terbaik (best forest practices). Dengan komunikasi tigalembagadanDepartemenKehutanan(Dephut) sertaInternational Tropical Timber Organization(ITTO)sebagaisalahsatupenyandangdana.Kombinasiantarlembagainidiharapkanbisalebihbagusdalamimplementasi.Maksuddaripertemuankaliiniadalahuntukbermitra,bekerjasamadansalingmelengkapi,sertaadabeberapateknikmenujusertifikasiyangakandidiskusikan.JugaadaRILatauumumdikenalsebagaipembalakanberdampakrendahyangmerupakan inovasi teknisdalampengelolaanhutanalamproduksi.

Penghargaandan terimakasihdisampaikankepadaberbagaipihakyang telahturut mendukung dan mensukseskan kegiatan ini, terutama kepada Bapak RusdiManafselakuPltKepalaDinasKehutananProvinsiKaltimyangtelahhadirditengah-tengah kesibukannya sekaligus untuk membuka acara. Juga kepada para panelis,undangandanpihak-pihaklainyangmembantupenyelenggaraankegiatanini.

Demikian,danterimakasih.

Page 20: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur

Rusdi ManafPelaksanaHarianKepalaDinasKehutananProvinsiKalimantanTimur

Assalamu‘AlaikumWr.Wb.Selamatpagidansalamsejahterabagikitasemua,Yth.BapakDirekturJenderalBinaProduksiKehutananatauyangmewakiliYth.PerwakilanCIFOR,TropenbosdanWWFIndonesiaYth.ParaAnggotaAPHI/KKSLembagaSwadayaMasyarakatsertapesertalokakaryayangsayahormati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah YangMaha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita semuadapatberkumpuldisinidalamkeadaansehatwalafiat.

Hadirinyangsayahormati,Acara pada hari ini sangatlah penting, karena itu kami mengucapkan terima

kasihkepadapanitiayangmelaksanakanacaraini.KalimantanTimur (Kaltim)dengan luaskawasanhutan±14 jutahektar (ha)

mengalamidegradasiyangikutmemberikanandilyangbesardalamkerusakanhutandiIndonesia.DiperkirakandegradasihutandiKaltimseluas±300.000-500.000haper tahunnya yang mengakibatkan penambahan luasan lahan kritis. BerdasarkandatadariBPDASMahakamBerausampaidengantahun2004luaslahankritistelahmencapai6jutahabaikdiluarmaupundalamkawasanhutan.

Hadirinyangsayahormati,Sumber permasalahan proses degradasi hutan khususnya di Kaltim seperti

disampaikandiatasantaralainadalah:• Kurangdanrendahnyakomitmenpengusahaanhutandimasalalu• Adanya perubahan peruntukan kawasan hutan yang kurang merujuk kepada

perundang-undanganyangberlaku.• PemanfaatanSDHpadamasaeuphoriaotonomidaerahyanghanyamengejar

peningkatanPAD• Illegal logging

Page 21: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

� | Sambutan Pembukaan

• KebakaranHutan• Perambahanhutan• Kepastiankawasanhutanmasihyangmasihbelumterwujud• Danlain-lainnya

Apabiladilihatdarisisiekologikitamengalamikerugianyanglebihbesar lagiakibatdaripermasalahantersebutdiatas

Disampingitu,dikawasanhutanjugaterjadipencuriankayudanperambahankawasan konservasi antara lain seperti Taman Nasional Kutai, juga munculnyakeinginan enclave dari Pemerintah Daerah terhadap kawasan tersebut sehinggapengelolaannyatidakdapatberjalansecaraoptimal.

Hadirinyangsayahormati,Sekarangmulaimunculmodusbaruyangmengancamkawasan-kawasanhutan

negara,antaralaindenganadanyapengakuanlahan/arealolehmasyarakatsetempatsebagai hutan adat, pemberian raja dan lain-lain. Penggunaan di luar bidangkehutanan juga harus kita waspadai, misalnya pertambangan batu bara, karenadampaknyaakanmendorongmasyarakatakanikutmerambahkawasanhutanhanyauntukmengharapkangantirugi.

Hadirinsekalian,SejalandengankebijakanDepartemenKehutanan,DinasKehutananProvinsi

Kalimantan Timur dengan visi “Terwujudnya pengelolaan hutan secara lestariberasaskanmanfaatmaksimalberpolapadapemberdayaandankeberpihakankepadarakyat”,makadenganvisitersebutantaralaindijabarkandalambeberapahalsebagaiberikut: 1) Dengan langkah aksi seperti ikut menjamin keberadaan hutan; 2)Mengoptimalkanmanfaathutan;serta3)Upayaperlindungandankonservasialamdikawasansuakaalamdankawasanpelestarianalam.

Selanjutnya pemerintah provinsi sangat mendukung program dan upayamewujudkan tatakelolahutanyangbaik gunamenujupengelolaanhutan lestaridengan pola kemitraan (partnership) antara pemerintah, swasta dan masyarakat.Dengan dibangunnya kemitraan tersebut, diharapkan masing-masing pihak dapatberperan dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari. Kemitraanyangperludibinajugaadalahantarapemerintahpusat,provinsidankabupaten/kotajangansampaimasing-masingberjalansendiri-sendiri.

Hadirinsekalian,Peraturanyang jelasdanmenguntungkanbagi semuapihakakanmendorong

pengusahauntukmenerapkanprinsip-prinsippraktekkehutananyangterbaik(best forest practices)yangberdampakpositifbagimasyarakat lokal.PemerintahProvinsiKaltimsangatmendukungprogramtatakelolahutanyanglebihbaikmelaluiprogramkemitraanini.Pengelolahutansudahsemestinyamenerapkanprinsip-prinsippraktekkehutananyangterbaikterutamayangakanmendapatsertifikasimelaluidukunganbeberapapihaktermasukCIFORdanWWF.

AdaisumengenaipembukaansejutahektaruntukperkebunankelapasawitdiperbatasanKaltim,dimanaWWFdanlainnyasudahkonfirmasitentangrencanaini.Masalah-masalahdiperbatasanbisamenjadiacuan,termasukkasusdiKalimantan

Page 22: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Pembukaan | �

Barat (Kalbar) yang saat ini kritis. Komitmen pemerintah provinsi adalah bahwaTamanNasionalKayanMentarang(TNKM)tetapdipertahankan,tetapibeberapahalterkaitdengankonsepdanpengkajianperludikritisisecaraobyektif.

SaatkunjungandiKaltim,MenteriNegaraLingkunganHidupmengemukakanpenolakanpembukaansawitdiperbatasan.Secaraumummasalahyangdilihathanyasecara makro, sementara di tingkat mikro belum banyak dilihat. Masyarakat dipedalamanjugaberkeinginanuntukmajusepertididaerahpesisir.Sekitar2,7jutapendudukdiKaltimsaat ini terkonsentrasidipesisir.Olehkarena itupemerataanpenyebaran penduduk melalui pembangunan di wilayah perbatasan perludipertimbangkan.

Salahsatuteknikpengelolaanhutanyangbaikadalahteknikpembalakanhutanyangberdampakrendah(Reduced Impact Logging–RIL),karenasisteminimenekankanpenerapanseminimalmungkinkerusakanterhadaptegakantinggal(residual stand)kerusakantanah,airdanhidupanliar,dandilainpihakperusahaanakanmendapatkankeuntunganyangoptimum,sehinggaakanmendorongdanmendukungperusahaantersebut menjadi Green Company yang siap untuk mendapatkan sertifikat hutanlestari.

Dilaksanakannyalokakaryaselamaduahariinibertujuan:1. Mengidentifikasi sejauh mana penerapan best forest practices, misalnya apakah

RILyangdilaksanakanolehsektorswastakehutananadamengalamihambatan,apa saja kendalanya baik teknis maupun kebijakan yang dihadapi, serta apainsentifyangdidapatdalampenerapannya.

2. Mendukungsertifikasisebagaisuatucarauntukmenujutatakelolahutanyangbaikdanpengelolaanhutanlestari,sertamemperkuatjaringanantarapemerintah,swastadanmasyarakatmengenaisertifikasi.

3. Mempelajariprakteksertifikasiyangsedangberjalan,mengidentifikasiinsentifdandisinsentifdarisertifikasibagiperusahaan,sertamencarimasukanlangkah-langkahkedepanyangharusditempuh.

4. Untuk mengetahui panduan dan penilaian apa saja dalam konservasikeanekaragamanhayatiyangcocokditerapkandalamarealkerjakehutanan.

Pertemuanyangdigagasolehtigamitrainidiharapkandalamduahariinibisamenghasilkaninputyangbaik,terutamauntukkebangkitankembalikehutanandiKaltim.

Hadirinsekalian,Dengan memahami berbagai pedoman dan teknik tersebut di atas, maka

kekhawatiranakansegeraberakhirnyapengusahaanhutandiKaltimdapatdihindari.Apalagidengankehadiranberbagailembagayangbekerjasamadengantujuanyangsama untuk melestarikan hutan di Kaltim, kita akan menatap masa depan yangoptimis. Beberapa lembaga yang masuk di Kaltim, diantaranya Heart of Borneo(HOB), Borneo Tropical Rainforest Foundation (BTRF), dan lain-lain, diharapkanberkoordinasidenganPemerintahProvinsi.Saatiniyangbertindaksebagaipelindunguntukhal-hal seperti ini adalahWakilGubernurBapakYurnalisNgayohdan IbuLinaLadenMering.

Page 23: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

� | Sambutan Pembukaan

Demikiansedikitsambutankamidanmohonmaafapabilaterdapatkekeliruandan kekurangan, serta dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, lokakaryapadahariinisecararesmisayabuka.

Terimakasih,Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu ’Alaikum Wr, Wb.

Balikpapan,21Juni2006Plt.KepalaDinasKehutananProvinsiKalimantanTimur,Ir.H.RusdiManaf,M.Si.NIP.550006920

Page 24: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Dirjen BPK Departemen Kehutanan

Listya KusumawardaniDirekturPenyiapanPengusahaanHutanProduksi,DepartemenKehutanan

Assalamu’alaikumWr.Wb.SepertiyangtelahdikatakanolehKepalaDinasKehutanan,KalimantanTimur

merupakankawasantargetbagiparapenanammodalatauinvestorkhususnyaHutanTanamanIndustri(HTI)selainProvinsiKalimantanBarat,JambidanRiau.Kaltimmasihdipandangsebagaiarealyangatraktif,disinijugatercatatsampaibulanMaretada70 IzinUsahaPemanfaatanHasilHutanKayu (IUPHHK)alam,dari70 ijinitusampaiMaretada46yangsudahmenyelesaikanRencanaKaryaLimaTahunan(RKL)-nya.

Jika kita bicara tentang sertifikasi, tentunya kita akan bicara dari mulai awalsejakpenerbitanijinsampaihasilitubisakeluar.Soalpenerbitanijin,padasaatinisebagaimanadiprovinsiyanglainadaduaijinuntukpengelolaanhutanalamproduksikhususnyapenerbitandiawaleradesentralisasi.AdaijinIUPHHKyangdikeluarkanolehMenteriKehutanandansatulagiadalahijinIUPHHKyangdikeluarkanolehBupati dan Gubernur melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan 05.1/Kpts-II/2000. Sejak dikeluarkannya SK tersebut banyak sekali bermunculan ijin-ijinyangdikeluarkanolehBupatidanGubernur termasuk jugadiKaltim.Dalamperjalanannyakemudianpemerintahpusatmengidentifikasiadanyamasalah-masalahsetelahdikeluarkannyaijin-ijintersebut,makakemudiankewenangantersebutditarikkembalikepusattahun2002,dengankeluarnyaPeraturanPemerintah(PP)No.34Tahun2002.Semenjak itumakakewenanganpemberian ijinIUPHHKtidak lagidiberikankepadadaerahdanperijinanIUPHHKdikembalikankepadapemerintahpusatdalamhaliniDepartemenKehutananmelaluiMenteriKehutanan.

Terhadapijin-ijinyangsudahditerbitkanBupatidanGubernurtersebutakandilakukanverifikasi.NantinyaverifikasiyangdilakukanolehDepartemenKehutananbermacam-macam,adaverifikasi ijinyangdari awalditerbitkannya ijin IUPHHKsampai ijin permohonan, juga ada verifikasi ijin-ijin industri pengolahan hasilhutankayudan lain-lain.Biasanyakalauberhadapandenganpublikyangberbeda

Page 25: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

10 | Sambutan Pembukaan

dari dinas kehutanan, topiknya akan menanyakan masalah verifikasi ini. Buktidan fakta yang dihadapi ialah proses verifikasi menimbulkan birokrasi baru yangmengakibatkanketerlambatan.SehinggatidaksepertiyangdiharapkandanapayangmenjadiketetapanPresidenRISusiloBambangYudhoyonobahwaperijinanituharusdisesuaikandenganjangkawaktu30hari.

Denganadanyaverifikasiitukitamemilikidata-datalengkapdibeberapatempat.Dari ijin-ijin Bupati atau Gubernur yang dikeluarkan pada umumnya kita tidakbisa mengarah atau memberikan pembaharuan ijin atau menyetujui ijin tersebutdisebabkankarenaadanyarumorprosesverifikasiini.Yangmenjadiprioritasadalahbagaimanakelanjutannya?Bagaimanakomitmenpemegangijin?Apakahpemegangijinitumasihberkehendak?Jikaberkehendakdanmasihmemilikikomitmen,apakahkembali lagipadapemiliknya?Olehkarenaitumakapemerintahperlumelakukanpengaturan terhadap IUPHHKkecil ini terutama terhadapparapihakyang telahmenyatakankesediaandanmemberikankomitmen.

Dulu pernah dilakukan identifikasi terhadap areal-areal baru yang akanditawarkan pada investor, prosesnya berlangsung cukup lama karena tidak adakeharmonisanpusatdandaerah.Misalnyasaatmelakukanidentifikasiarealmelaluidaerahkedinaskehutanannya.Padawaktukitadatang,kitatidakbisamengetahuibahwa areal itu clear dan clean. Selain itu bukan berarti areal tersebut juga bebasmanusia, tetapiyangterpentingkitasudahmengetahuikondisi-kondisidiwilayahitu.Pada tahun ini,mungkinakhirbulan inikita akanmelakukan lelang terbukaterhadaparealIUPHHKdanHTI,termasukadabeberapalokasidiKaltim.

Dalam hal sertifikasi, di Departemen Kehutanan kita melakukan penilaianterhadapIUPHHKdanHTIjugadibeberapaIjinPemanfaatanKayu(IPK)HutanTanaman melakukan audit kinerja yang dilakukan oleh LPI. Pada saat ini daritahun2002sampaisekarangkitasudahmencapai127persemaiannyadiLembagaPenilai Independen(LPI),kalauuntukpenanamannyasekitar100 juta, iniadalahmonitoringkewajibanterhadappelaksanaannya.Padapenilaianpertamadilakukandandibiayaiolehpemerintahtapiyangkeduadanseterusnyadilakukandandibiayaioleh pemegang ijin. Sekarang ini penilaian audit kinerja itu lebih merupakanpembinaan.KalaudulujikaijinIUPHHKhasilnyaburukmungkinakanberakibatpadapencabutan ijin, sekarang terhadaphasil yangburukkita akanmemperketatpembinaan.Tetapijikabagiareal-arealyangmungkinakandiperpanjangdanyangakanmemperoleh ijinbarudengankegiatanaudit kita lihat satupersatu, jadinyaburukitubukansatualasanuntukmelakukanpencabutan.Pemerintahjugamelihatpengalamanyangdimasalalu,mencabutijinitubukanmenyelesaikanmasalahmalahmenimbulkan masalah baru, artinya kita kehilangan areal-areal potensial menjadiarealtidakterkeloladankitajugatidaksegeramemperolehpemegangijinyangbaru.Terhadap tipe-tipe atau jenis ijin ada yangbarudari pemerintah, yaitu ijin usahapemanfaatanhasilhutankayutapidenganpemuliaanekosistemyangkira-kirabisadiketahuiolehparapihakyangmembina.

Denganacara-acarasepertiinitentunyakitamenghendakiadanyaharmonisasidatadaninformasi.Selamainidataterfokuskepadakondisifisikkawasantanpaadainformasimengenaikondisisosialekonomimasyarakat.Disinikitabisamelakukanharmonisasidata,sharingdataantarapusatdandaerah.Sekarangmasihmelaluilelang

Page 26: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Sambutan Pembukaan | 11

diPP34,tetapijikasudahberubahPP34ituakankembalimenjadipermohonan,kitajugaharusberhati-hatidenganpermohonaniniagarjangansampailebihberbentukinformasiyangmenjadicard mobile,karenadenganlelangitukitaterbukapadasemuapihaksalingbertanyayangmanamenjadikekurangannya.Walaupundenganlelangituadahal-halyangkira-kiraperludiperbaikibagaimanakitamemberikanpeluangsamaterhadapyangkecilsehinggatidakpadayangbesarsaja.

Dalamhalsertifikasimungkinkepadaparapihakdisiniyanghadir,bagaimanakita menerapkan sistem sertifikasi yang sesuai dengan kondisi di Indonesia, jadibagaimanakitamendorongdanmenarikperusahaan iniuntukbisamenuju lebihbaik. Kepada perusahaan-perusahaan yang telah mempunyai sertifikasi, bentukreward-nyaterutamapadasaatpengurusanRencanaKaryaTahunan(RKT).BerkasyangseharusnyadiserahkankepadapemerintahpusatkarenasemuapenandatanganandilakukanJakarta,tidakperlumelaluiprosesyanglama.ContohuntukkasusAceh,rewarddaripemerintahuntukdaerahbencana,adalahdipermudahnyaprosesurusanRKTmaupunurusanRKLolehDephut. Jikasudahsertifikasiapakahperusahaanitu bisa ekstensif menambah data petak tebangannya? Jika sudah diberikan ijinkepercayaan melalui sertifikasi, jangan sampai kepercayaan itu disalahgunakan,karenatentunyanantisertifikasiituakandihapusdaripemerintahpusatdannantiakanditindaklanjuti.

Dansayaingatkankembalibahwadihutan-hutanproduksiseakan-akandalampengelolaannyatidakmemahamidantidakmemperhatikankonservasibiodiversity,High Conservation Value Forest(HCVF)danlain-lain.Padahaltahun1990sudahadaedarandariBapakJamaludinbahwaada500Hajanganditebangapabilabatasnyabelumjelas.Artinyasudahadaaturanmengenaikawasanlindungdankonservasidihutanproduksi.Pemberiansertifikasijugaadaperbedaanantaraijinyangdikeluarkanpemerintahpusatdenganpemerintahdaerah.LPIperlutransparankarenadilakukanolehpihakketigayangindependensebagaimasukanbagipemerintahpusatdalammenentukan keberlanjutan pengelolaan hutan. Dalam pembuatan sertifikasi akandilihat apakah perusahaan tersebut overlap terhadap perusahaan yang lain atautidak.

HPHKM juga akan dievaluasi dan verifikasi, khususnya mengenai kepastiankawasan (overlapping). Pemerintah pusat melalui departemen kehutanan akanmengeluarkan SK tentang surat dan keterangan asal usul kayu, ini mirip denganSuratKeteranganSahHasilHutan(SKSHH)tetapidikeluarkanolehKepalaDesa,dan ini mengundang reaksi kepada Kepala Dinas Kehutanan yang tidak setujukarenabagaimanadenganmonitoringnyasehinggadrafSKyangsudahsiapakhirnyaditundauntukdikeluarkan.Kebijakanpengaturaninidikeluarkanagartidakterjadipenyalahgunaanwewenangdalampenangkapankayuolehaparathukum.Danjugamemberikan pembekalan pada aparat penegak hukum mengenai kegunaan kayutersebut.

Demikianbeberapahalyangmungkinbisadisampaikanpadakesempatanyangterbatasdiacaraini.Semogabisamenjadiperhatiandanmasukanbagiprosesdiskusilokakaryatentangsertifikasidanpengelolaanhutanlestariini.

Sekian,danterimakasih.

Page 27: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Bentang alam hutan tropis di Kalimantan Timur (Douglas Sheil)

Page 28: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

1�

Kerangka Acuan

Latar Belakang PengelolaanHutanLestari sangat tergantungpada rentangdankualitas kebijakanpemungkin(enabling policies)sebagaimanahalnyakondisihukumdankelembagaanyangmenjadilandasanbagitatakelolahutanyangbaik(Good Forest Governance–GFG).Pentinguntukdigarisbawahibahwaseringkalipermasalahankehutanan(deforestasidandegradasihutan)terjadisebagaiakibatdaripermasalahandiluarkehutananataulintassektoral,dengandemikiansangatdiperlukanpemahamanmenyeluruhterhadapkebijakan-kebijakanyangmengakibatkantimbulnyapermasalahantersebut.

Hubungan kemitraan (partnership) antara pemerintah, sektor swasta, danmasyarakatmerupakan faktorpentingdalammenuju tatakelolahutanyangbaik.Pemerintahperlumenetapkanperannyamenujupelaksanaanbirokrasi/administrasiyangefisiendanalokasitatagunalahanyanglebihbaik.Aspekhukumdanperaturantelah tersedia dengan baik dan iklim usaha yang mendukung bagi pihak swastadiharapkan dapat mendorong pihak swasta untuk menerapkan prinsip-prinsippraktekkehutananterbaik(best forest practices)dengancarayangjugamemberikanmanfaat bagi masyarakat lokal. Aktivitas-aktivitas tersebut menjawab kebutuhanuntuk membangun kemitraan antara berbagai pihak yang aktif, yang mengaitkanpeningkatantatakelolahutandiKalimantandenganpasarinternasional.

Berkaitandenganhaltersebut,usaha-usahatelahdilakukanolehberbagaipihaktermasukprogramkehutanandariberbagaiorganisasi internasional. Sebagiandariprogramtersebutjugatelahmelakukanperubahan/adaptasi pendekatannyauntukmenyesuaikandenganeratransisidesentralisasi.Usaha-usahatersebutjugaditujukanuntuk memperbaiki prakondisi terciptanya praktek pengelolaan hutan yang baikmelalui sertifikasi pengelolaan hutan lestari, konservasi keanekaragaman hayati,penguranganlajukerusakantegakanmelaluipembalakanhutanterkendali(Reduced Impact Logging – RIL), dan pengurangan konflik sosial dalam pengelolaan hutanmelaluimekanismeresolusikonflik.

PenerapanRILbertujuanuntukmenekanseminimalmungkinkerusakanakibatpembalakanterhadaptegakantinggal(residual stand)sertakerusakantanah,airsertahidupan liar (wildlife), di lain pihak perusahaan tetap meraih keuntungan yangoptimum.Haliniakanmendukungperusahaantersebutmenjadigreen companyyangsiapuntukmendapatkansertifikathutanlestari.Dalampenilaiansertifikasi,baikitustandarForest Stewardship Council (FSC)maupunLembagaEkolabelingIndonesia(LEI)kaidah-kaidahdiatassangatdipertimbangkandalambobotpenilaianmereka.

Page 29: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

1� | Kerangka Acuan

TujuanLokakaryainibertujuanuntuk:1. Mengidentifikasi sejauh mana penerapan best forest practices seperti RIL

dilaksanakanolehsektorswastakehutanan,apasajakendalateknisdankebijakanyangdihadapi,sertainsentifapayangdidapatdalampenerapannya.

2. Mendukungsertifikasisebagaisuatucarauntukmenujutatakelolahutanyangbaikdanpengelolaanhutanlestari,danjugauntukmemperkuatjaringanantarapemerintah,sektorswastadanmasyarakatmengenaisertifikasi

3. Mempelajariprakteksertifikasiyangsedangberjalan,mengidentifikasiinsentifdandisinsentifdarisertifikasibagiperusahaankayusertamencaripersetujuantentanglangkah-langkahkedepanyangharusditempuh

4. Mengetahuipanduandalampenilaiankonservasikeanekaragamanhayatiyangcocokditerapkandalamarealkerjakehutanan.

KeluaranKeluaranyangdiharapkandalamlokakaryainiadalah:1. Peserta dapat mengidentifikasi kendala, insentif dalam penerapan best forest

practicessepertiRIL,sertaapasajayangdiperlukandalamprosespengadopsiannyamelaluipembelajarandaripelakuusahakehutanan

2. Meningkatnyapemahamanpraktek sertifikasi serta tantangannyadalampasarglobalyangpenuhgejolak

3. Meningkatnyakemampuandalampenilaiankonservasikeanekaragamanhayati4. Meningkatnyapemahamantentangtatakelolahutanyangbaik

Skema Alur Lokakarya

Pembukaan oleh:Kepala Dishut Kaltim

Presentasi 1.Tata Kelola Pemerintahan

yang Baik

Presentasi 2.RIL dan

Pembelajarannya

Presentasi 3.Sertifikasi dan Kehati

di Hutan Produksi

Kelompok 1. RIL dan PembelajarannyaKelompok 2. Sertifikasi dan keanekaragaman Hayati

Presentasi dan Diskusi Pleno

Perumusan Hasil Penutup

Diskusi Kelompok:

Page 30: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi

Page 31: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Keputusan harus dimusyawarahkan bersama dalam mengelola sumberdaya alam (Douglas Sheil)

Page 32: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

1�

Materi

MateripresentasidalamLokakarya secaraumumdibagi3 (tiga) sesiyaitu:1)SesiSatu:Tatakelolapemerintahanyangbaik(good corporate governance);2)SesiDua:RILdanpembelajarannya;dan3)SesiTiga:Sertifikasidankeanekaragamanhayatipadahutanproduksi.

Page 33: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

1�

Presentasi Sesi 1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Corporate Governance)

• Materimengenaitatakelolapemerintahanyangbaik(good corporate governance)yangdisajikanmencakupsebagiandarihubungantatakelolapemerintahanyangbaikdenganpengelolaanhutan lestarimelaluipengalaman,pembelajarandantemuanyangselamainidiperolehdalamsektorkehutanan.

• MateridalamsesiinidisampaikanolehnarasumberdarilembagainternasionalsepertiTropenbosInternationalIndonesiaProgram,CIFORdanSmartwoodsertalembagaakademikyaituKelompokKerjaSertifikasiHutan(KKS)UniversitasMulawarman (Unmul).Topik dan presenter dari masing-masing narasumbertersebutyaitu:1). Forest Partnership Program:MenujuTataKelolaHutanyangBerkelanjutan

olehAlfanSubekti(TropenbosInternational/TBI)2). Peran Pelaku Usaha Kehutanan Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik

(SebuahPembelajaran)olehAgungPrasetyo(CIFOR)3). PerananKelompokKerjaSertifikasidalamMewujudkanTataKelolaHutan

yangBaikolehProf.SoeyitnoSoedirman(Unmul)4). TantangandanKesempatanSertifikasi dalamPasarGlobal olehMr.Loy

Jones(Smartwood)• Melaluipresentasidandiskusiantaranarasumberdenganparapesertalokakarya

diharapkan akan memberikan berbagai perspektif tentang permasalahankehutanan(antaralaindeforestasidandegradasihutan)yangseringkaliterjadisebagaiakibatdaripermasalahandiluarkehutananataulintassektoral.Selainituakandiperolehbeberapapemahamandanpembelajaranterhadapkebijakan-kebijakanyangmengakibatkantimbulnyapermasalahantersebut.

• Presentasidanprosesdiskusi(tanyajawab)difasilitasiolehProf.MustofaAgungSardjonodariCenter for Social Forestry (CSF),Unmul.Proses dandiskusinyasebagaiberikut:

Page 34: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 1�

Presentasi 1. Alfan Subekti (TBI)PresentasidiawalidenganpenjelasanmengenaiForest Partnership yangmerupakankolaborasi tiga lembaga (WWF, TBI, CIFOR) beserta kegiatan yang telah akandilakukan serta tiga lokasi kabupaten di Kalimantan (Kapuas Hulu, Pasir, danMalinau)yangsedangdiinisiasisebagaikabupatenkonservasi.

Selanjutnyadiuraikanmateripresentasidengantema-temasebagaiberikut:• KondisihutandiKalimantan• Tatakelolahutanyangbaik• Prinsip-prinsipGood Forest Governance (GFG)• Elemen-elemenGFG• Governmentvs.Governance• PentingnyaGood Governancedanstrategiperbaikannya• Forest Partnership Program (Modul, Area, Lingkup kegiatan, dan Harapan-

harapan)

Presentasi 2. Agung Prasetyo (CIFOR)Presentasidiawalidenganpenjelasanmengenaigambaranumummengenaimateriyang akan dipresentasikan serta keterkaitan antara topik presentasi dengan temalokakarya.Tema-temapresentasiyangdisampaikansebagaiberikut:• Typology Model of Governance: Libertarian, Corporatists, Communitarian, Static• Good Governance (GG): GG sebagai manifesto politik baru, Bank Dunia,

MasyarakatUniEropa,UNDP• GFG• UraianPyramid of Good Governancedanrelevansipadapelakuusahakehutanan• Faktaempirispengusahaanhutan• Prediksiprospekpekerjadisektorkehutanan• UpayaparapihakmenujuGFG• Tools dan instrumen dalam mencapai GFG: sertifikasi Pengelolaan Hutan

ProduksiLestari(PHPL),RIL,CSR,PendekatanTahapankePHPL,HCVF• Forest Partnership Program: Good Governance/Area Based Conservation,

International and (domestic) Market Links, Forest Conversion (Land Use), Learning lesson,PeranForest Partnership Program(WWF-TBI-CIFOR)

• Rekomendasidantindaklanjut

Presentasi �. Prof. Soeyitno Soedirman (KKS-Unmul)SebagaipembukapresentermengemukakanalasantopikdengantemaEksistensi dan Peran KKS dalam PHPL sebagai Sebuah Renungan dan Harapan ke depan.

PresentasidiawalidenganpenjelasanmengenaiapaKKSdanperkembangannyadalam tahun-tahun terakhir serta pencapaiannya. Kemudian dilanjutkan dengantopikaspekekonomidalamPHPLsertasertifikasidanpengelolaanhutanlestari,dandiakhiridenganprinsip-prinsiptatakelolahutanyangbaikdanketerhubunganantaraaspek-aspekterkait.Secaradetailuraiantema-temapresentasinyasebagaiberikut:• KeberadaanKKS:Latarbelakang,legalitas,organisasi

Page 35: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

20 | Presentasi

• VisidanmisiKKS• RencanadanrealisasiprogramkerjaKKS• Sintesa hasil program kerja: Partisipasi IUPHHK-anggota, kondisi tingkat

kesiapan,langkah-langkahmendesak• Programpengembangan:Dasarpemikiran,kegiatanpengembangan• UsulanKKSkedepan:Strukturdanusulanrestrukturisasiorganisasi• AspekekonomidalamPHPL:Taksiranriapvolume• Sertifikasi dan pengelolaan hutan lestari: Pengertian sertifikasi dan sertifikasi

hutan, beberapa aspek dalam PHPL, prakondisi indikator, contoh, reformasibirokrasi

• Prinsip-prinsippemerintahanyangbaik(GG)

Presentasi �. Loy Jonnes (Smartwood)PresentasimenggunakanbahasaInggris,dandiawalidenganpenjelasantentangapaSmartwood dan kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang dilakukan khususnya diIndonesia.

Pokok-pokokdaritemamateripresentasiyangdisampaikansebagaiberikut:• Rainforest Alliance Mission• Collaborative Global Action• 10 FSC Principles• Challenges - Legal• Challenges-Capacity• The Structure of Certification• What does certification assess?• How is Certification Unique?• Designing Better Business Practices Collaboratively• Demand for FSC Lumber• Benefits of Certification for Industry• Success to Date: SmartWood• Creating Opportunities for Change

Panel Diskusi• Selesaipresentasikeempatpresenter,moderatormembukasesidiskusidengan

mempersilakanpesertauntukmengajukanbeberapapendapatbaikpertanyaan,klarifikasiataupengalamanlainnya.

• Mengingat keterbatasanwaktu,moderatormembatasi pertanyaanuntuk limaorang peserta. Sebelum mengajukan pertanyaan atau pendapat moderatormemintapenanyauntukmenyebutkannamadanasalinstitusi.

• Masing-masing penanya,pertanyaandan tanggapanpresenter adalah sebagaiberikut:

Page 36: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 21

Pertanyaan:

Gusti Hardiansyah (PT Alas Kusuma Group/PT SBK):• KepadaAgungPrasetyo:tipologiyangdikutipbersifatpolitik,ekonomimanifesto

lainsepertiagama,dimanaletaktatakeloladalamtipologitersebut• Tatakelolayangbaikadapembagianperan• Pertimbanganapamengenaipenurunantenagakerjaditahun2005• LoyJones: AlasKusumamerupakansatuperusahaanyangbekerjasamadengan

Smartwood

Sulistyo Siran (BPK):• Mempertahankan Sustainable Forest Management (SFM) tanpa sertifikasi pun

mudah,yangpentingsetelahpenebanganhutanharusdijagadariillegal loggingdan re-logging.Berdasarkanhasil studi yang sudahdilakukan,pada tahunke-8 setelahpenebanganvolumekembali sepertikondisihutanalamselamabisamereduksigangguan.

• SertifikasidiKaltimcenderungtidakmengalamiperkembangandansepertinyastatis.CarapandangdaristakeholderterhadapsertifikasisebagaisalahsatufaktoryangmembatasikegiatanpengusahaanhutansehinggasertifikasidanSFMtidakterealisasi. Dalam konteks ini penting juga melihat kembali indikator outputdaninput.Selamainputmenjadiprioritas,makaSFMakantercapaikhususnyaterhadapkomitmenpenganggaranyangcukupbagiterwujudnyaSFM.Assessorseringkalimelihatdarioutput,meskikomitmenperusahaantinggidalamSFMselama masih terjadi masalah sosial dan illegal logging maka SFM (dianggap)tidak tercapai.Carapandang seperti iniharus tercapaidalamsatu titik temu.Apakahadausaha-usahauntukmencarititiktemukearahyanglebihbaikagarperusahaanyangsudahpunyaipotensidankomitmendapateksis.

Hasbilah (TFF):Sertifikasi pada akhirnya adalah secara bisnis, konservasi dan sosial jugamenguntungkan.RILsudahbaikketikasudahtercapaisertifikasi.Kendala-kendalaadalah omong kosong karena semua data dan fakta menguntungkan. Apa yangperlu dikaji ulang mengenai pendidikan dasar, masih dalam proses pembelajaran,banyakIUPHHKyangbelumtahumengenaikriteriadanindikator(CandI).Perlupembelajaran,pengembangandanmandatory.

Azis (Dishutbun Pasir) : SecarakhususditujukanuntuknarasumberdariTBI (AlfanSubekti)danCIFOR(AgungPrasetyo):• Kerusakan hutan di Kalimantan Timur juga diakibatkan oleh tekanan

peningkatanjumlahpenduduk,sertapengelolaanhutanyangkurangbaik.Yangtak kalahpenting adalahperubahan status dan fungsi hutan sertamoral daripengelola.

• Bagaimana menyikapi pengelolaan hutan yang lestari di tingkat pemerintahkabupaten.

Page 37: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

22 | Presentasi

• Pola hubungan partnership, intinya adalah masyarakat di samping pihakpemerintah.Mengingatsemakinkompleksnyapermasalahan,partnershipjugaharus dilakukan juga dengan penegak hukum, perlu dibangun persepsi yangsamamengenaiSFM.

• Mengenai kebijakanpengembangankelapa sawit, saat ini diKabupatenPasirsudah dikembangkan dengan areal seluas ± 60.000 ha. Kebun sawit kononpenyerapairsehinggamenimbulkankekeringan.Kenyataanyangsudahterjadiakibat konversi hutan menjadi perkebunan sawit menjadi pelajaran bersamabahwakitaharusberhati-hatiterhadappembangunanperkebunankelapasawitmengingatdampaknegatifyangdiakibatkanterhadaplingkungansebagaimanaterjadidiKabupatenPasir.

• MenyambutbaikupayaCIFOR,beberapatahunlaluCIFORpernahbekerjasamadengan Pemkab Pasir dalam pengelolaan Hutan Lindung Gunung Lumut(HLGL),pertanyaannyaadalahkenapapengelolaanHLGLterhenti,bagaimanakelanjutannya, masyarakat sangat terbantu dengan adanya pemanfaatan Non Timber Forest Product (NTFP) khususnya mengenai budidaya rotan, yangdiperlukanadalahbagaimanamasyarakatmampumemasarkan(market linkage)terhadapkerajinanmasyarakattersebut.

• Dalamhalsertifikasi,setujudenganPakSulistyoterlalubanyaknyapersyaratanakanmemberatkanIUPHHK.

• Dalam hal KKS, perlu sosialisasi ke kabupaten. Intinya mendukung dengandudukbersamaantarapemkab, IUPHHKsebagai jalanuntukmenyelesaikankonflikdenganmasyarakat.

• Khusustataruang,mendukungkarenaRencanaTataRuangWilayahKabupaten(RTRWK) adalah kunci. Adanya usulan perubahan dari Kawasan BudidayaKehutanan(KBK)menjadiKawasanBudidayaNonKehutanan(KBNK)sesuaidenganusulanperubahanRTRWProvinsi,makaperludilakukanpengkajianyangkomprehensif.

Yosef Ruslim (TNC-Unmul):• Ancaman akibat revisi tata ruang, peran program forest partnership untuk

mengeliminirancamantersebut.• DalamhalsertifikasiFSC,belumadanyapremium priceinimerupakanhambatan.

Selamainihanyapasarlokal,sementarapasarinternasionalbelumada.

Tanggapan

Alfan Subekti (TBI):• Moral dan perilaku, intinya adalah bagaimana sertifikasi dibawa sampai level

kabupaten. Forest Partnership Program (FPP) juga tidak hanya bekerjasamadenganpemerintahtetapijugadenganperusahaan.Fokusnyaadadimodul1danmodul2khususuntuksertifikasi.Darisisipemerintahkabupaten,diperlukanpenyegarankembaliagardibangunkebijakan-kebijakanyangmendukungprosessertifikasi.

Page 38: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 2�

• Modul 3, bagaimana upaya-upaya konversi hutan dengan memperhatikankonservasi,tool-nyaadalahbest management practicesdanHCVF.

• FPPdimintatanggapannyaterhadaprencanarevisiRencanaTataRuangWilayahProvinsi (RTRWP) dalam kapasitas untuk memberikan masukan. FokusFPP dalam perencanaan tata ruang lebih ditekankan kepada pengembangankapasitas sumberdaya manusia dengan membangun Forum GIS sebagaimanadikabupatenPasiryangbertugasmenyediakanspatial databasedanmengeloladata-dataspasial.

Agung Prasetyo (CIFOR):• Manifesto GG yang pada awalnya dilandasi oleh masalah norma dan agama

kenapamengerucutkeprivate sector.Private sectormendorongprosesyangluarbiasadalammenujuGG.Hanyapenggambarandari3unsuryangberpengaruhterhadappasaryaitunegara,masyarakatdanpasar.

• Proyeksiketenagakerjaan,diskusimasihdraftberdasarkanasumsidandibangunskenario,apabilakondisikehutanantidakmengalamiperubahan,un-documented loggingdankonversimeningkat.Tapibagaimanakalauadapenanamanbesar-besaran?Yangmenjadimasalahadalahmasatransisiantarahabisnyahutanalamdanmasapemanenanhutantanaman.

• Sertifikasi lambat, dilihat dari titik awal pelaksanaan IUPHHK di Indonesia,masapembangunansistemyangmembutuhkanwaktu,masalahnyatidakadanyainsentif dandisinsentif. Standar rendah, yangberorientasi terhadap sertifikasiadalah perusahaan yang peduli bahwa bisnis kehutanan adalah bisnis jangkapanjang.

• ACM di Pasir berhenti, adanya FPP merupakan jembatan atas proses yangterputussehinggadiharapkanTBIbisamelanjutkan.

Soeyitno Soedirman: • Adaprogramawareness building(peningkatankesadaran)agarbagaimanadaerah

bisamemfasilitasiprosesini.BanyakforumdiKaltimtapitidakefektifsepertiFKPHD, kelanjutannya tergantung komitmen dari penentu kebijakan yangsebagianbesarbelumada.

• Sertifikasi adalah market driven, tahapan kehutanan di Indonesia cenderunglebihberorientasipadahasilkayu.Proseskedepannyatidakadanyadukungandaripenentukebijakan,dancenderungtidakada feedbackdariparaevaluatorDinas Kehutanan yang melakukan evaluasi. Kita lebih dahulu tahu masalahsosialdankonservasidibandingkandenganaspeklainnya.

• Masalah ke depan kehutanan adalah masalah RTRW, perlu duduk bersamauntukmengembangkanmengingatitumerupakanancamanterutamaalihfungsikawasandihutanproduksi.

Page 39: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

2�

Presentasi Sesi 2.Reduced Impact Logging (RIL) dan Pembelajarannya

• MaterimengenaiRILdanpembelajarannyayangdisajikanmencakupbeberapapengalaman dan temuan baik dari hasil studi maupun aplikasi implementasilangsungdilapanganolehbeberapaperusahaan.

• MateridalamsesiinidisampaikanolehnarasumberdarilembagainternasionalyangsaatinibanyakmelakukankajiantentangRILdiIndonesiayaituTropical Forest Foundation(TFF)danbeberapaIUPHHKyangcukupsuksesmenerapkanRIL yaituPT Sari BumiKusuma (Alas KusumaGroup) danPTSumalilndoLestari Jaya (SLJ) II. Topik dan presenter dari masing-masing narasumbertersebutyaitu:1). RIL,HubungandanManfaatnyaolehMr.ArtKlassendan Ir.Hasbillah

(TFF)2). Pembelajaran Silvikultur Intensif oleh PT. Sari Bumi Kusuma:

PendekatanRIL&PengayaanTegakandiArealHutanProduksiAlamBekasTebanganolehGustiHardiyansyah

3). JalanPanjangMenujuSertifikasiPHPL:PembelajarandariPTSLJIIolehBobyBayu

• Melaluipresentasidandiskusiantaranarasumberdenganparapesertalokakaryadiharapkan akan memberikan gambaran umum tentang berbagai kendala,hambatandanpeluangdalamimplementasiRILsebagai salahsatu instrumendalam pencapaian PHL. Dengan demikian akan diperoleh/terjadi prosespembelajaran,pertukaranpendapatdanpengalaman,sertamemperolehkita-kiattertentuyangperludipertimbangkandalammengimplentasikanRIL.SelainituakandiperolehbeberapainteraksidaninterrelasiantarparapihakdalamupayapenyempurnaandanpengembanganRILdalamkerangkapencapaianPHL.

• Presentasi dan proses diskusi (tanya jawab) difasilitasi oleh Hari Priyadi dariCIFORBogor.Prosesmoderasidandiskusinyasebagaiberikut:

Presentasi 1. Art Klassen dan Hasbilah (TFF)Presentasidilakukansecarabergantian,diawaliolehArtKlassendenganmenggunakan

Page 40: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 2�

pengantarbahasaInggrissesuaimateridipowerpoint,dandilanjutkanolehHasbillahuntukmenyimpulkanbeberapapoint-pointpentingdalammateriyangdisampaikandenganpengantarbahasaIndonesia.

PresentasidiawalidenganpengenalansepintastentangTropical Forest Foundation(TFF)besertakegiatanyangtelahdansedangdilakukankhususnyadiIndonesia.

Selanjutnyapresentermenguraikanmateripresentasidengantema-temasebagaiberikut:• TFFsuatuPerkenalan:latarbelakang,visi,ruanglingkup• Program RegionalTFF: Brazil 1992, Indonesia 2000, Guyana 2000, Gabon

2004• Program Indonesia TFF: Training RIL, Program RIL Verified, Program

DukunganSertifikasi, JasadukunganpadaChain of Custody (CoC), legalitas,danlain-lain.

• ApayangdisebutdenganRIL:proses,unsur-unsurRIL• ManfaatdariRIL:Finansial,Lingkungan• RIL&Sertifikasi

Presentasi 2. Gusti Hardiyansah (PT SBK)• Presentasi diawali dengan penjelasan mengenai gambaran umum PT. SBK

sebagaisalahsatuperusahaandibawahgrupPT.AlasKusumayangsaatinimasiheksisdanselalumenjadilanggananuntukberbagaikepentinganterkaitPHPL.

• Pokok-pokokmateriyangdipresentasikansebagaipembelajarandariPT.SBKadalahsebagaiberikut:

• Pendahuluan:hutandankepentinganproduktivitas,gambaranumumPT.SBK• PendekatanRIL:BagaimanaagarRILberjalan?

• Prakondisiyangdiperlukan• KeyakinanmanajemenbahwaRILpositif• Tersedianyatenagaterampilyangditunjangolehsaranayangmemadai• Teknikkerjayangtepat• Motivasiparapelaksana

• Penerapan RIL Skala Operasional: Pembuatan peta pohon dan kontur sertarencana jalan sarad, pelaksanaan kegiatan RIL dan kendala yang dihadapi,catatanpentingRIL,

• Pendekatanpengayaantegakan:PengayaantegakandalamsistemTebangPilihTanamIndonesiaIntensif(TPTII)

• PengayaantegakandalamsistemTPTII• KeunggulansistemTPTII

Presentasi �. Boby Bayu (PT SLJ II)PresentasidiawalidenganpenjelasanmengenaigambaranumumPTSLJII(lokasi,manajemen,dan lain-lain)dankonteksnyadalamsertifikasidanRILsebagai salahsatudarikeharusandalamPHL.

Pokok-pokokmateriyangdipresentasikansebagaipembelajarandariPTSLJIIadalahsebagaiberikut:

Page 41: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

2� | Presentasi

• SejarahsertifikasiPHPL• PenataanKawasandiPTSLJII:produksi,konservasi,kawasankhusus• ImplementasiRIL:Perencanaan(kesesuaianmedandanalat),pembukaan

wilayahhutan,pengembangancable logging• RILdalampenebangandanpenyaradan• Programlacakbalak• Ujicobalegalitaskayu• Programkonservasitanahdanair• Penanamandanpemeliharaan• Pemetaanpartisipatif• SistemmonitoringDASterpadu• Permanentsample plot• SertifikasiPHPLdanmanfaatnya• Kesimpulan

Panel Diskusi• Selesai presentasi ketiga presenter, moderator membuka sesi diskusi dengan

mempersilakanpesertauntukmengajukanbeberapapendapatbaikpertanyaan,klarifikasiataupengalamanlainnya.

• Mengingat sebelumnya dilakukan juga pemaparan dari Ibu Listya Kusuma-wardani (Dephut), moderator juga mempersilakan kepada peserta untukmengajukan pertanyaan, klarifikasi dan tanggapan tidak saja kepada ketigapresenter,tetapijugakepadaIbuListya.

• Masing-masing penanya, pertanyaan dan tanggapan presenter adalah sebagaiberikut:

Pertanyaan:

Ayi Suyana (BPPK Samarinda)• Bagaimanakaitannyadenganpenebanganyangtidakbolehlebihdari8pohon• TPTIIakanmemanen200m3perhektar,apakahsesuaidenganRIL• Persiapansertifikasiterkesansibuk,apakahmemangharussepertiitu?

Bondan (PT Inhutani II-APHI)PengalamansertifikasidiSBKdanSLJmenunjukkanadanyabeberapamasalahdiKaltimsebenarnyadiluardomainkhususnyamengenaikepastiankawasan.

Soeyitno Soedirman (KKS-Unmul)KKSdulumemegangmandatdariparapihakyangdifasilitasiAPHI,mungkinbisadimulaikembaliuntukmendiskusikankembalikhususnyadenganIUPHHKyangmasihaktif

Page 42: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 2�

Tanggapan

Hasbilah (TFF)• Memanensesuaidenganriapnya.• RILitumanual,teknologihanyaalatagarprosesbisacepat

Gusti Hardiansyah (PT SBK)• Terjadigeneralisasipengertian,PRkebijakan.Untukalasankeamanandisusun

skenario-skenario.Misalnyadalamrealitasnya tidakdiambil100%tapihanyasekitar70%,sedangkantekniknyamasihmenunggu.Pohon-pohonyangjelekditebangsaja(pendapatPakMaman-Unmul).

• Sertifikasi yang terkesan sibuk,harus lebihmengedepankanpolitiskhususnyaaturannyaharusjelas.Untuksertifikasiyangdilihatharussegmenpasar.Kepastiankawasanmerupakanpermasalahanyangmendasar,perusahaanharusnyasudahmenjadisubsistemnegara.

Bobby B (PT SLJ)• Sertifikasisibukapabiladikaitkandenganprosessertifikasinya.GCPharuspakai

LEIdanFSCapabilamausertifikasi,dimanamasing-masingmembawaasesor.FasilitasiprosessebagaipartisipasiaktifdariUnitManajemen(UM)agarprosessertifikasiberjalanlancar,sehinggaterkesansibuk.

• Kepastiankawasan,tidakberdayasamasekalisebagaipemegangkonsesidalamhalkepastiankawasan.Komitmendibangundilingkupinternal(top management)dansegalasistemakandiarahkanmenujusesuaiyangdiharapkan.Komitmendaripihaklainmasihperlupembelajaran,tugasFPbagaimanastakeholderlainnyaikutbisamendukung sertifikasi. Prosespembelajarannya tidakhanyakepadaUM melainkan juga kepada seluruh stakeholder. Perlu dibangun pengertiandan satupersepsi bahwaperusahaan akanbekerjadengan jangkawaktu lamadan lestari,diharapkanUMjugaakandapatmenjadi jaminanpekerjaanbagipenduduklokal.

• AjakanuntukdiskusidenganKKS,akandimulaidenganberbagaimaterisepertisistemsilvikulturdanlain-lain.

Listya Kusumawardani (Dephut)• Pemerintahbukan superman,pemerintahmemerlukankontribusidaripihak-

pihaklain.DelapanpohonperhadatanyaberdasarkanplotSTREKdiBerau,harusdirevisikarenamasihmenganutkeseragaman.Perlupendampingandaripihak-pihaklaindimasa-masatransisi.

• Sertifikasi sibuk, pemegang ijin akan mengamputasi kawasan-kawasan yangbermasalah.Tanggapan dariTFF, CoC ada masalah mengenai log khususnyayangberasaldariIUPHHKijinBupati,dimanatidakadakejelasanmengenaikayu yang dihasilkan. Menhut merubah peta dan Jatah Produksi TebanganTahunan(JPT)karenaituyangmerupakanintidarimasalah.

Page 43: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

2�

Presentasi Sesi �. Sertifikasi dan Keanekaragaman Hayati pada Hutan Produksi

• MaterimengenaiSertifikasidanKeanekaragamanHayatipadaHutanProduksimerupakanisupentingterkaitkebutuhandantuntutanparapihak(utamanyaglobal) menyangkut kelestarian ekologi di hutan produksi. Makalah yangditampilkanantaralainpengalamanLembagaEkolabelIndonesia(LEI)dalamsertifikasiPHLsertapengalamandanprosesyangsedangdiinisiasiparapihak(utamanya lembaga kehutanan internasional dalam mengimplementasikanprinsip-prinsippraktekkehutananterbaik(best forest practices)dengancarayangjugamemberikanmanfaatbagimasyarakatlokaldankonservasiekologi.

• Materidalamsesi inidisampaikanolehbeberapanarasumberantara lainLEI,NusaHijau,WWFdanCIFORdengantopik-topiksebagaiberikut:1). Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari LEI Sebagai Peningkat Daya Saing

KehutananIndonesiaolehAdityaBayunanda(LEI)2). PendekatanBertahapmenujuSertifikasidan JaringanPasar Internasional

olehIrwanGunawan(WWF-ProgramNusaHijau)3). RencanaTestingPanduanITTO/IUCNuntukkonservasikeanekaragaman

hayatidihutanproduksiolehTetraYanuardi(WWF)4). PanduanITTO/IUCNuntukkonservasikeanekaragamanhayatidihutan

produksiolehPetrusGunarso(CIFOR)• Melaluipresentasidandiskusiantaranarasumberdenganparapesertalokakarya

diharapkan akan memberikan gambaran umum tentang berbagai isu-isu,tren global dan peluang, serta kemungkinan implementasinya oleh sektorkehutanan dalam pencapaian PHL. Dengan demikian akan diperoleh/terjadiprosespemahaman,pembelajaran,pertukaranpendapatdanpengalaman,sertamemperolehdukungandalamujicobamaupunpengembangannya.

• Presentasi dan proses diskusi (tanya jawab) difasilitasi oleh Alfan Subektidari Tropenbos Internasional (TBI). Proses moderasi dan diskusinya sebagaiberikut:

Page 44: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | 2�

Presentasi 1. Aditya Bayunanda (LEI)Presentasidiawalidenganpengantarumumkondisihutandantuntutanyangmenjadiide dasar ekolabel. Dilanjutkan dengan pengenalan sepintas LEI dan korelasinyadengan lembaga sertifikasi lainnya, organisasi LEI, proses sertifikasi dan insentif-insentif.Secaradetailtopik-topikyangdisampaikansebagaiberikut:• LatarBelakang• Kondisi Hutan Indonesia: Pengurangan penutupan hutan, kontribusi illegal

logging• Ekolabel:Pengertian,idedasar,tujuan• LEI (latar belakang, legalitas, requirement, pengambilan keputusan, capaian,

kerangkastandarisasi,sasaranpenilaian,• Prosessertifikasi(dihutanalam)danSFM• Insentif-insentif:Premium price,aksespasar,insentifpemerintah,akuntabilitas

dantransparansi

Presentasi 2. Irwan Gunawan (WWF-Nusa Hijau)Presentermengawali denganmenyampaikanpermohonanmaaf karenapemakalahyangsebenarnyaBapakNurcahyoAdibarubisahadirharike-2.

Topik-topikpresentasiyangdisampaikansebagaiberikut:• The global forest and trade network• Indonesia-FTN(NusaHijau):Legalitasdanlatarbelakang,• Mitra Indonesia dan FTN: Pengelola hutan, industri dan perdagangan,

perkembanganmitradiIndonesia• Keuntungan bermitra dengan FTN: Akses pasar, bantuan teknis, dukungan

legalitas,kampanye,aksesfinansial• Jaringanpasardanpermintaanditingkatregional• KerangkakerjaIndonesia–FTN:Pendekatanbertahapmenujusertifikasi• Prosedurkeanggotaan(kemitraan)Indonesia–FTN• Modul Baseline Audit dan RencanaAksiuntukPengelolaHutan• Kemitraan• Penutup:Bisniskehutanandanreputasinya?

Presentasi �. Tetra Yanuariadi (WWF) Sebagai pembuka presenter mengemukakan alasan topik dengan tema RencanaTesting Panduan ITTO/IUCN dengan isu-isu dan tren global. Presenter jugamengemukakan beberapa pengalamannya dalam mengikuti beberapa pertemuaninternasionalterkaitisu-isukonservasi.

Presentasidiawalidenganpenjelasanmengenairuanglingkupdanprogramkerjasertaisu-isuyangdikelolaWWFtermasukWWFdiIndonesia.Dilanjutkandengantopikkhusustentangujicobaguideline ITTO/IUCN.• Topik-topikyangdisajikanantaralain:• Elemen-elemenutamaujicobalapangan• Metodologi:Tempat,waktu,organisasi

Page 45: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�0 | Presentasi

• Pendekatandananalisis,strukturkuisioner• Outputs: pandangan, rekomendasi, kendala/hambatan, analisis biaya-manfaat,

danopsi-opsi• Kerangkadanskedulkerja

Presentasi �. Petrus Gunarso (CIFOR)Presentermengawalidenganmenyampaikanpenjelasan tentangketerkaitan antaratopikyangakandisampaikandenganpresentasisebelumnyayangsalingberhubungandanmemilikiberbagaikesamaan

Topik-topikyangdisajikanantaralain:• Parapihakutamayangterlibat• Pertemuanparapakar• Panduan–bukanregulasibaru• Inisiatiflainnyayangrelevan• Prinsipdasar• Kepentinganhutanproduksiuntukkonservasikeanekaragamanhayati• Hasil kegiatan CIFOR dan ITTO menunjukkan bahwa masyarakat lokal

menghargaikeanekaragamanhayati• Panduan• Pengalamandarinegaraprodusen• Dampaklangsungdaripanduantahun1993• 10Prinsip:

Prinsip1:KedaulatandanpilihansosialPrinsip2:KomitmenInternationalPrinsip3:Pengetahuan,pembelajaran,dantransferteknologi,danpeningkatan

kapasitasPrinsip4:PerbedaandanperankomplementerdarikategoripenggunaanlahanPrinsip5:Komitmenpolitik,kebijakan,danperaturanperundang-undanganPrinsip6:PengaturaninstitusiPrinsip7:InsentifPrinsip8:FungsiekosistemhutandankeragamanhabitatPrinsip9:RencanapengelolaandankeanekaragamanhayatiPrinsip10:Perankonservasikeanekaragamanhayatipadahutantanaman

• BagaimanaITTOmewujudkanpanduanini• Usulantahapberikutnya• Tesdinegaraprodusen

Panel DiskusiSelesai presentasi keempat presenter, moderator membuka sesi diskusi denganmempersilakan peserta untuk mengajukan beberapa pendapat baik pertanyaan,klarifikasiataupengalamanlainnya.Pertanyaandantanggapannyasebagaiberikut:

Page 46: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | �1

Pertanyaan:

Soeyitno Soedirman (KKS-Unmul)• SejauhmanaLEImencobauntukmenjadisuatuindikatoryangbisaditerimadi

sinisupayakitatidakbingung,kitajugamempunyaiskemaITTO,skemaLPI,skemaSmartwood,danidedarifundinglainnya.Beberapayangsudahadadandikeluarkannasionalismenyakurangsehinggaperludiperjuangkanagar justruskemaLEIbisamenginternasionalsebagaimanadulupernahdicita-citakanPakEmilSalimsaatmendirikanLEI

• Masalah Orde Baru, kita semua tinggal di hutan tapi semuanya berurusandenganbanyaksektor,seringkalikitatidakmelihatsecaraglobaltentanghutanitu sendiri. Rimbawan selalu kerja di hutan dan hutan selalu bersinggungandenganpihak-pihaklain.Perluadatekaddaririmbawanagaradapenghargaanbagi jasa-jasa lingkunganterkaitdengankonservasi,perlukomunikasidenganpihakluar

Tanggapan

Aditya (LEI)Selama ini sumber selalu FSC secara global, tapi dalam prosesnya harus melaluigrade-gradedimanaLEIbisabermaindi situ.Kayuglobalhanya5%berasaldarikayutropis.SertifikasiLEIjugadiminatiolehbuyer-buyerinternasionalsepertidariJepang.Namundemikiankuncinyaadalahsuplaikayuyangbersertifikatsebagaialatpromosi. LEI juga bersifat sebagai lembaga pengarah kepada buyer dimana harusmendapatkankayulegalyangbersertifikat.Permasalahannyamudahditanganidariaspek produksinya. LEI optimis dalam konteks global, sertifikasi LEI akan tetaplaku.

Petrus Gunarso (CIFOR)• Diperlukanjurubicarauntukberbicaradengansektorlain,tidakmudahuntuk

mendiskusikan bahwa biodiversity itu ada nilai ekonominya. Tantangan bagirimbawansecaraglobalbahwahutanbukanhanyakayu.

• Permasalahannyajustrudikehutananlebihkompleks,dantidakhanyaillegal loggingsaja.Apakahkitabisamenyuarakanbahwahutanmenyediakanberbagaijasadankeuntunganekologidansosial.

Tetra (WWF)Dengan luashutanyangsangat luasdandengankekayaankeanekaragamanhayatiyang tinggi tapidi level internasionalmasihkurang.Perluupayabersamadenganberbagiperanantarsemuapihak

Page 47: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�2

Isu-isu Strategis

Berdasarkan hasil presentasi dan diskusi (tanya jawab) berikut disajikan isu-isustrategisyangmenjaditemuandankesimpulansesipresentasiyaitu:• IdentifikasihambatanjangkapendekmenujuGFGmelaluiskemasertifikasi.• Internal improvement (dukungan partnership) melalui KKS/APHI/Nusa Hijau

atauforumlainnya.• Dukunganpemerintah(konsistensikebijakan)• Implementasi RIL sangat menguntungkan baik dari aspek teknis, finansial,

ekologidanekonomi• BerdasarkanpengalamansebagaimanadiPTSBK,banyakditemukankeunggulan

SistemTPTIIdibandingkansistemsilvikulturlainnya.• Perlu waktu lama untuk mempersiapkan satu unit manajemen memperoleh

sertifikasi PHL yang antara lain disebabkan ketiadaan benchmarking dandukunganparapihak

• Pentinguntukmembukadiridanbekerjasamadenganpihakluar• Komitmen yang kuat dari owner dan top management akan mempercepat

ketercapaiansertifikasiPHL• Secaraumumbelumbanyakinsentifdanrewardyangdiberikanolehpengusaha

yang mempunyai komitmen dan lulus sertifikasi. Namun demikian secaralangsung maupun tidak langsung sesungguhnya para pemegang sertifikatekolabelmemperolehbeberapainsentifdaripihakluarantaralainberupa;

• Premium price: Tercatat kenaikan harga sampai dengan 20% dibandingkandenganprodukyangtidakmemilikisertifikatekolabel.Inieratterkaitdenganmenjadipemiliksertifikatekolabelsecarainternasionalnamaunitmanajemenyangbersangkutanmenjadisangatdikenal.

• Akses pasar yang lebih luas dan keunggulan dalam persaingan. Pembeli darinegara-negara ekosensitif sudah mulai mensyaratkan bahwa produk-produkdari Indonesiamemiliki ekolabel,bila ingin terusberdagangdinegara-negaratersebut.Mengingatbahwasekaranginipermintaankayubersertifikat jauhdiatassuplaimakapeluangpasarkayubersertifikatsangatbaik.

• Terdapat juga berbagai insentif pemerintah yang diberikan kepada unitmanajemen yang telah memiliki sertifikasi PHL, diantaranya kebijakan self approvalRKT,kemudahanekspor,tidakterkenapemotonganjatahtebangan.

Page 48: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi | ��

• Walaupun tidak dipungkiri unit manajemen yang telah memiliki sertifikatekolabeltidakbebasdaripermasalahan,terutamapermasalahansosial,namundapatdilihatdandibuktikanbahwaunitmanajementersebutlebihtransparan,memilikiprosedurpenangananyangbaikterhadapkonflik,dandapatdenganmenggunakan platform sertifikasi menjalin kerjasama yang positif denganstakeholderdisekitarnya.

• Meskipunisu-isukelestariankeanekaragamanhayatisudahlamadidengungkan,untukbeberapakonteks isuyangmerupakan isudantrenglobal sangatperluuntukdisosialisasikansecaramenyeluruhkepadapihakkhususnyapengusaha.

• Perlunya regulasi untuk pengelolaan hutan yang terintegrasi antara produksikayudanprodukjasalingkungan.

Page 49: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Pengadaan persemaian untuk penanaman pengayaan hutan bekas tebangan sangat diperlukan (Foto oleh Agung Prasetyo)

Page 50: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok

Page 51: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Pohon Agathis borneensis yang bernilai ekonomi tinggi (Foto oleh Hari Priyadi)

Page 52: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

��

Acuan Diskusi Kelompok

Pesertadibagiatas2(dua)Kelompok:• Kelompok1.RILdanPembelajarannya(moderator:HariPriyadi)• Kelompok2.SertifikasidanKeanekaragamanHayati(moderator:NurcahyoAdi

danChairulSaleh

Permasalahanyangdibahasdidalamdiskusikelompoksebagaiberikut:

Kelompok 1. RIL dan pembelajarannya1). Mengapa Anda tertarik dalam RIL? Apa manfaat dan keuntungan dalam

melaksanakanRIL?InsentifapayangditerimasetelahAndamelaksanakanRILdanmendapatkansertifikatSFM(IUPHHKyangtelahmelaksanakanRIL)

2). MengapaAndabelumatautidakmelaksanakanRIL?Masalah-masalahapayangdihadapi sehingga tidak melaksanakan RIL? (Kepada IUPHHK yang belum/tidakmelaksanakanRIL)

3). Apakah Anda mendengar tentang SK No. 274/VI-PHA/2001 mengenaikeharusanIUPHHKmelaksanakanRIL?Apakahefektifsuratedarantersebut?Jikatidakefektifbagaimanaagaraturan/regulasimenjadilebihefektif(KepadaperwakilanDephut/Dinas).

Kelompok 2. Sertifikasi dan keanekaragaman hayati1). Bagaimanamasalahkeanekaragamanhayatidihutanproduksidiperhatikanoleh

perusahaanatauinstansiAnda?2). Apakah Perusahaan Anda tertarik untuk dijadikan lokasi ujicoba panduan

ITTO?3). Faktor-faktorapayangmembuatperusahaanAndatertarik/tidaktertarikuntuk

dijadikanlokasiujicobapanduanITTO?

Page 53: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

��

Proses dan Hasil

Kelompok 1. RIL dan Pembelajarannya

Partisipan:1). HariPriyadi(CIFOR)2). Hasbillah(TFF)3). Syahrani(PTKBT)4). AyiSuyana(BPPKKalimantan)5). DesiW(DishutPaser)6). Purnamasari(DishutPaser)7). BobyBayu(PTSLJ)8). ArtKlassen(TFF)9). Michel(Mahasiswa,TBI)10).SultanLubis(TBI)11).M.AgungSardjono(CSF,Reviewer)12).WakildariPTDSN13).ResaPrihadi(PTSLJII)14).Susilo(PTRizkiKR)15).WayanS(PTRodaMas)16).Edison(PTInhutaniIBpp)17).Wahyu(PTTimberDana)18).YosefRuslim(FahutanUnmul-TNC)19).Bondan(PTInhutaniII-APHI)20).YuliusH(PTHanurata)21).GustiH(PTAlasKusuma)22).Alfa(TBI)23).AkhmadWijaya(Bioma,Notulensi)24).Esa(Bioma,dokumenter)25).Esmeralda(TBI)

Proses:• Diskusi kelompok difasilitasi oleh Hari Priyadi (CIFOR) dan dibantu oleh

Hasbillah(TFF)denganmetodecurahpendapat.• Proses dimulai dengan perkenalan semua yang terlibat dalam proses diskusi

Page 54: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok | ��

dengan metode peserta yang telah memperkenalkan nama dan asal instansi/institusimenunjukpesertalainuntukmemperkenalkandiri.

• Selesai perkenalan fasilitatormembuka sesi diskusi denganpenjelasan singkattopikyangakandibahasberdasarkanguidelineyangtersedia.

• Diskusi dimulai dengan topik RIL, manfaat, keuntungan dan insentif yangdiperolehdenganterlebihdahulumempersilakanpengalamandariperusahaan-perusahaanyangtelahmelaksanakanRILyaituPT.SLJdanPTSBK.Dilanjutkancurah pendapat dari perusahaan dan institusi lainnya tentang pengalamandanpembelajarandalamsertifikasidanRILtermasukkendala,hambatandankomitmennya.

• Setelahdiskusidancurahpendapat,untukrekomendasidanmasukankonkret,fasilitatormempersilakanpesertamenulisdalamkertasmetaplanyangdibagikan.Masing-masing kertas metaplan kuning untuk masukan ke pemerintah(birokrasi), kertasmetaplanhijauuntukmasukankeperusahaan (owner) dankertasmetaplanbiruuntukmasukankeinstitusi lainnya(Akademik, lembagapenelitiandanpengembangan(litbang),LSM,lembagainternasional,danlain-lain).

• Rekomendasi danmasukanyangditulis dalamkertasmetaplandikumpulkandan ditempel di papan plipchart sesuai pengelompokannya. Sebelum diskusidancurahpendapatditutupfasilitatormemintasalahseoranguntukmewakilipresentasikelompokyaituterpilihPakYosepRuslim(TNC-Unmul)

Hasil Diskusi:Hasil-hasildariprosesdiskusidisajikandalammatriksrekamanprosessebagaimanadalamTabel1berikut:

Tabel 1. Matriks Rekaman Hasil Diskusi Kelompok 1

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

1. Mengapa tertarik dengan RIL? Apa manfaat dan keuntungan dalam melaksanakan RIL?

Boby Bayu dan Resa (PT. SLJ)• Memperoleh sertifikat• Ada support awal melalui kerjasama dengan GTZ• Manfaat ekologi, terutama meminimalkan dampak fisik• Reward bagi divisi logging (unggul dalam kegiatan

logging)• Teknologi skyline di PT. SLJ sebagai bagian dari RIL

(Gusti H) PT. Alas Kusuma Group/PT. SBK• Swasta sebagai pedagang, sebagai pedagang harus

luas jaringannya. Kekuatan eksternal mendorong perusahaan untuk melakukan RIL.

• Secara internal rimbawan harus komitmen terhadap keterjagaan lingkungan, dan RIL merupakan aspek dari komitmen tersebut

Page 55: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�0 | Diskusi Kelompok

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

Pak Wayan (Roda Mas)• Secara umum, akses pasar memang faktor penting

tetapi di PT. Roda Mas faktor internal masih dominan, sehingga meski keinginan ada, RIL secara implementatif belum direalisasikan

Syahrani (PT. Kemakmuran Berkat Timber)• Berawal dari kebijakan perusahaan untuk memperoleh

ISO 14000. Salah satu aspek penting yaitu kegiatan pembalakan di aspek jalan sarad. Saat ini masih terus dicoba meski masih banyak kendala

Yosef Ruslim (TNC/Fahutan Unmul)• Apabila sukses RIL berarti 30% dari SFM• Dalam RIL porsi nilai besar/tinggi

Bondan (APHI-PT. Inhutani I)• RIL dari dulu tertarik, sebagai BUMN ada ketertarikan

untuk menjadi model dan pencapaian sertifikasi• RIL setengah perjalanan SFM• Ada dukungan dari lembaga pendamping (CIFOR, KKS,

TFF, GTZ)

Ayi, S (BPPK Kalimantan)• Keuntungan ekologi/lingkungan (hasil riset)• RIL pengembangan TPTII, secara operasional

penekanannya hanya pada jalan sarad. Sehingga tidak ada alasan untuk IUPHHK tidak melakukannya.

• Apabila IUPHHK melakukan TPTII secara benar dan konsisten maka hanya bergeser sedikit saja dengan RIL

2. Insentif apa yang diterima setelah anda melaksanakan RIL dan mendapatkan sertifikat SFM?

Boby Bayu dan Reza (PT. SLJ)• Secara umum dari pemerintah tidak/belum ada,

tetapi bagi internal SLJ sendiri, reward-nya adalah kebanggaan bagi divisi logging sangat kompetitif antar divisi

• RIL berangkat dari tingkat manajemen menengah ke atas, pengalaman di Sumalindo bukan tanpa kendala terutama di tingkat bawah.

Gusti, H (PT. Alas Kusuma Group/PT. SBK)• Tidak/belum ada, justru ada penambahan biaya insentif

untuk kunjungan, studi, dan lain-lain• Insentif secara tidak langsung adalah PT. SBK dikenal,

sedangkan insentif langsung berdasarkan hasil studi adalah manfaat ekologi dan finansial

Hasbillah (TFF)• Antara yang menerapkan dan tidak menerapkan masih

memperoleh perlakuan birokrasi yang sama.

Bondan (PT. Inhutani II)• Sebelum mengenal sertifikasi dan RIL, asal bisa

melakukan TPTII sesuai standar Dephut sebenarnya sudah realiasasi dari RIL dan sertifikasi

• Janji Dephut: JPT diberikan sesuai riap di luar kuota, faktanya 2006 ini masih dalam kuota.

• Penting untuk adanya selfassessment

Page 56: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok | �1

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

Ayi Suyana (BPPK Kalimantan)• Sistem silvikultur akan diberikan kebebasan kepada

IUPHHK

3. Mengapa anda belum atau tidak melaksanakan RIL? Masalah-masalah apa yang dihadapi sehingga tidak melaksanakan RIL?

Bondan (APHI-PT. Inhutani II)• Faktor internal dan eksternal merupakan faktor

dominan yang menyebabkan RIL mengalami stagnasi (komitmen internal tidak cukup dan perlu di-backupoleh komitmen eksternal)

Edison (PT. inhutani I)• Tujuan memperoleh sertifikasi• Kendala internal dan eksternal

Wahyu P (PT. Timberdana)• Pernah pada tahun 1998 ada penilaian dari APHI untuk

pencapaian sertifikasi• RIL tidak sulit tetapi mengalami hambatan, ke depan

akan berusaha untuk belajar khususnya melalui LPI

(PT. Gunung Gajah)• Baru dalam tahap pelatihan, kendala SDM di tingkat

lapangan masih dominan. Sebagian besar karyawan di tingkat lapangan (operator) cenderung inginnya yang mudah-mudah sebagaimana kebiasaan.

(PT. DSN)• Baru dalam tahap awal pengimplementasian RIL saat

perpanjangan IUPHHK. • Ada komitmen internal tetapi belum banyak

direalisasikan mengingat kendala teknis, SDM, dan lain-lain.

Yulius H (PT. Hanurata)• Sudah lama dilakukan terutama untuk beberapa

tahapan TPTII yang secara konseptual mendekati RIL.• Sebagai wujud komitmen rimbawan terhadap SFM• Komitmen sudah ada terutama setelah munculnya LPI• Sangat setuju RIL bisa diterapkan

Hasbillah (TFF)• Secara umum ada dua kendala yaitu manajemen dan

teknis

Purnamasari (Dishut Kabupaten Pasir)• Informasi tentang RIL masih minim

Wayan (PT. Roda Mas)• Kesulitan penting yaitu belum ada peta kontur dan

peta potensi yang akurat. • Ketidakpastian kawasan terutama regulasi dalam bisnis

yang berbasis kayu, sementara investasi sudah besar• Insentif dari pemerintah tidak/belum mendorong

perusahaan untuk melakukan komitmen yang lebih baik termasuk RIL.

Page 57: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�2 | Diskusi Kelompok

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

Ratah Timber• Kesulitan mengubah watak karena terbiasa dengan

’budaya gampang’

4. Sebagian besar dalam kerangka pencapaiannya adalah sertifikasi, mengapa tujuan RIL adalah sertifikasi?

Awang (PT. DSN)• Sertifikasi hanya kemauan pembeli, standarnya juga

berbeda-beda• Orientasi bisnis kayu, bukan bisnis ekologi. Demikian

juga di lembaga pendidikan lebih terfokus pada orientasi kayu bukan ekologi.

Boby Bayu (PT. SLJ)• Di mata pengusaha, orientasi memang kayu sesuai

dengan ijinnya yaitu IUPHHK.• Ownerbukan forester, orientasi bisnis cenderung lebih

besar dibandingkan ekologi• Untuk bisnis di luar kayu bagaimana dengan ijinnya?

SLJ punya 75 kawasan lindung yang prospektif untuk pengusahaan selain kayu.

Yulius H (PT. Hanurata)• Sertifikasi sebagai alat kontrol untuk implementasi di

lapangan.

Hari Priyadi (CIFOR)• Pengalaman di Sabah, Danum valley ada konsep

terintegrasi antara bisnis kayu dan bisnis lainnya (wisata, penelitian, dan lain-lain)

Wayan (PT. Roda Mas)• Premiumprice belum banyak memberi insentif yang

baik bagi pelaku bisnis yang punya komitmen. Proses birokrasi masih berbelit, RIL hanya target LPI.

Gusti (PT. SBK)• Untuk basis bisnis di luar kayu, terutama wisata faktor

penting adalah keamanan, aksesibilitas, dan sarana penunjang

• Kuncinya di regulasi, jangankan HPT, sedangkan di HL saja ada pertambangan

Ayi (BPPK Kalimantan)• Mungkin benar secara teknis perlu dilihat untuk Hutan

Produksi Terbatas.

Hasbillah (TFF)• Regulasinya sudah ada untuk HPT, untuk kelerengan

tertentu tidak ada penebangan sehingga di HPT tidak ada RIL

5. Apakah anda mendengar tentang SK No. 274/VI-PHA/2001 mengenai keharusan IUPHHK melaksanakan RIL?

Purnamasari dan Desi W (Dishut Kabupaten Pasir)• Di tingkat birokrasi di daerah informasi tentang RIL

masih minim dan mungkin juga banyak yang belum tahu karena latar belakang yang beragam termasuk dari non kehutanan

Page 58: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok | ��

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

Apakah efektif surat edaran tersebut? Jika tidak efektif bagaimana agar aturan/regulasi menjadi lebih efektif?

• Khusus di Kabupaten Pasir, Dinas Kehutanan baru terbentuk tahun 2002 dan baru dalam proses konsolidasi

• Informasi selama di perkuliahan juga minim karena jurusan dan konsentrasi studi yang berbeda.

Yulius H (PT. Hanurata)• Tantangan kita sebagai forester untuk menanamkan

SFM kepada owner.

Syahrani (Roda Mas Group/PT. KBT)• Sertifikasi bisa meyakinkan owner, dalam perusahaan

ada owner dan rimbawan. Isu sertifikasi bisa menjadi alat untuk rimbawan meyakinkan kepada owner bahwa RIL sebagai salah satu bagian dari pencapaian sertifikasi perlu dilakukan.

Gusti H (PT. SBK)• Ilustrasi anak tangga: Tangga 1: tingkat operator,

Tangga 2: tingkat supervisor, Tangga 3: tingkat manajer menengah; Tangga 4: tingkat litbang; Tangga 5: tingkat manajer; Tangga 6: tingkat top manajer; Tangga 7: tingkat owner. Pengaruh ketertarikan dapat dari tangga 1 (operator) ke tangga 7 (pemilik)

• RIL seharusnya menjadi ideologi

Ayi (BPPK Kalimantan)• Dengan persoalan apapun (kendala eksternal dan

internal) tidak ada alasan tidak bisa melakukan RIL. • Secara teknis RIL tidak merugikan

6. Masukan untuk RIL dan Sertifikasi?

Untuk Perusahaan• Harus ada komitmen, dukungan serta visi dan misi

dalam membangun hutan lestari• Keahlian teknis RIL sebagai salah satu syarat rekruitmen• Sosialisasi dan dissemininasi keuntungan/kelebihan RIL

(finansial, ekologi, pasar, dan lain-lain) kepada owner• Kegiatan operasional tidak dikontrakkan• Perlu pendampingan/kerjasama dan pengembangan

jaringan untuk ujicoba RIL• Peningkatan SDM dan teknis dalam implementasi RIL• Pembinaan moral secara kontinyu dan konsisten• Inventarisasi potensi (kayu) secara akurat• Reward dan insentif untuk karyawan yang

mengimplementasikan RIL

Untuk Pemerintah (Birokrasi)• Membentuk regulasi yang konsisten dan menjamin

kepastian (hukum, kawasan)• Sosialisasi dan dissemininasi keuntungan/kelebihan RIL

(finansial, ekologi, pasar, dan lain-lain)• Peningkatan SDM kehutanan dalam SFM khususnya RIL• Kebijakan untuk selfassessment

Page 59: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Diskusi Kelompok

Kelompok 2. Sertifikasi dan keanekaragaman hayati

Partisipan:1). NurcahyoAdi(WWF,Fasilitator)2). ChairulSaleh(WWF,CoFasilitator)3). AwalMarisah(PTInhutaniI)4). Abdurrahman(BTRBanjarbaruKalsel)5). SriWahyudi(PTRatahTimber)6). Suharyanto(PTRodamas)7). PetrusGunarso(CIFOR)8). M.Ibrahim(PTKemakmuranBerkahTimber)9). Slamet(PTSumalindo)10).JokoS(PTSumalindo)11).Alfian(PTTimberdana)12).Hamid(PTSumalindo)13).HajarDewanto(PTInhutaniIISMD)14).SuyitnoS.(KKSKaltim)15).Aditya(LEI)

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

• Ada insentif, reward, apresiasi untuk perusahaan yang telah menjalankan SFM dengan baik (premiumprice, perpajakan, perijinan, birokrasi TUK, JPT, dan lain-lain)

• Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah (kewenangan, pengelolaan kawasan, tata ruang, dan lain-lain)

• SFM (termasuk RIL) menjadi persyaratan memperoleh RKT

• Mengembangkan jaringan dengan NGO dan lembaga internasional yang komitmen SFM

• Fasilitasi dan mediasi untuk pengembangan RIL• Transformasi kebijakan untuk tata kelola hutan

(khususnya IUPHHK) yang baik, benar dan bersih dari KKN

• Kebebasan dalam memilih sistem silvikultur sesuai kondisi

Lain-lain (NGO’s, Akademik, Donor, dan lain-lain)• Fasilitasi dan mediasi tidak hanya IUPHHK tetapi juga

Birokrat (dinas, instansi terkait)• Sosialisasi, disseminasi dan promosi kepada semua

stakeholder terus menerus• Mendorong implementasi reward, insentif, premium

price, apresiasi dan akses pasar• Kerjasama diperluas untuk IUPHHK besar, menengah,

kecil dan akses yang variatif • Mengembangkan plot permanen dan pusat

pendidikan dan latihan

Page 60: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok | ��

16).TertaY.(WWFJakarta)17).WiwinE.(WWFSamarinda)18).AgungF.(CIFOR)19).KresnoD.Santosa(CIFOR)20).Alfan(Tropenbos)21).Dedy(PTKaryaLestari)22).Enggar(BLKSamarinda)23).Irwan(WWFSamarinda)24).AntonHidayat(Bioma,Notulen)

Proses:• Diskusi kelompok difasilitasi oleh Nurcahyo Adi (WWF) dan dibantu oleh

ChairulSaleh(WWF)denganmetodecurahpendapat;• Proses dimulai dengan perkenalan semua yang terlibat dalam proses diskusi

denganmetodeperkenalanlangsungsecarabergantian;• Selesai perkenalan fasilitatormembuka sesi diskusi denganpenjelasan singkat

topik yang akan dibahas berdasarkan guideline dan hubungannya dengan isusertifikasi;

• Diskusi dimulai dengan topik sertifikasi, biodiversity, kebutuhan, dandilanjutkan untuk saran/masukan sebagai insentif yang diharapkan terutamabagipengusaha;

• Prosesdiskusidilakukandenganmetodejaringpendapatsecaratertulismelaluikertasmetaplansesuaiurutantopik,dandilanjutkandengandiskusiuntuktopikatautemayangstrategismaupunperluklarifikasi;

• Hasil-hasildiskusiditabulasisesuaitopikuntukdipresentasikan.SebelumdiskusidancurahpendapatditutupfasilitatormemintasalahseoranguntukmewakilikelompokuntukpresentasiyaituterpilihPakJokoSarjito(PTSLJ).

Hasil Diskusi:Hasil-hasildariprosesdiskusidisajikandalammatrikrekamanprosessebagaimanadalamTabel2berikut:

Tabel 2. Matriks Rekaman Hasil Diskusi Kelompok 2

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

1. Sertifikasi? • Proses verifikasi unit manajemen oleh suatu lembaga sertifikasi.

2. Mengapa perlu biodiversity?

• Nilai kayu hanya 5% dari hutan produksi• Panduan ITTO membantu menilai nilai biodiversity di hutan

produksi• Panduan membantu untuk melindungi dan memanfaatkan

biodiversity di hutan produksi• Konsep ekologi satwa belum banyak dipahami oleh IUPHHK

sehingga kebutuhan konservasi di hutan produksi muncul belakangan, perlu sosialisasi dan pendampingan

• IUPHHK hanya mendaftar/mencatat potensi kayu dan belum memperhatikan biodiversity sehingga perlu ada regulasi khusus

Page 61: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Diskusi Kelompok

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

3. • Masyarakat banyak yang belum memahami peraturan perundang-undangan perlindungan hidupan liar

• IUPHHK sudah menerapkan kawasan plasma nutfah (300 ha/blok tebangan), apakah ini bisa dianggap sebagai ‘zona konservasi’ atau cikal bakal konservasi biodiversity di hutan produksi.

• Panduan harus bisa menjadi pelengkap peraturan yang sudah ada di hutan produksi untuk menilai biodiversity

• Sumalindo II punya 75.000 ha (dari 2000 ha) kawasan lindung (kawasan yang memiliki HCVF)

• Kawasan konservasi di hutan produksi sebaiknya bisa juga dimanfaatkan biodiversity-nya, misalnya oleh masyarakat, hal ini juga merupakan bagian dari proses sertifikasi.

• NTFP lebih difokuskan untuk dimanfaatkan masyarakat, namun dalam menerapkan pemanfaatan biodiversity di hutan produksi perlu kehati-hatian.

4. Masalah keanekaragaman hayati di hutan produksi

• Masalah kehati diperlukan akses dan pemanfaatannya (jasa lingkungan, wisata, dan lain-lain)

• Kehati tidak hanya di kawasan konservasi tetapi di kawasan produksi malah bisa punya nilai konservasi

• Pengelolaan hutan sebaiknya berdasarkan ekosistem tidak berdasarkan fungsi hutan sehingga diperlukan komitmen dari pemerintah/peraturan dan pengusaha

5. Kebutuhan Pengusaha

• Disseminasi dan pemahaman yang komprehensif dari berbagai istilah dan terminologi seperti antara lain: (Ekologi satwa, Plasma nutfah, Koridor satwa, Zona penyangga (bufferzone), Kebun bibit, HCVF, Konservasi, Keanekaragaman hayati, Pemanfaatan yang berkelanjutan, Kebutuhan vs. Formalitas, dan lain-lain)

• Pemanfaatan kawasan lindung untuk pemanfaatan lain (jasa lingkungan, wisata, dan lain-lain)

• Internalisasi sumberdaya di level operasional • Konvensi (CBD, CITES, dan lain-lain), bagaimana hubungannya

dengan aturan

6. Kebutuhan Pemerintah

• Aturan/kebijakan tidak dikotak-kotakan/terlalu sektoral yang mengakibatkan benturan kepentingan konservasi vs. Konservasi

• Perlu insentif dan reward terhadap pengusaha yang kelola konservasi, antara lain:a. Pajak/pembebasan PBB oleh Pemda/PADb. JPT (kemudahan, konsistensi, dan lain-lain)

7. Saran/masukan untuk insentif yang diharapkan

• Inventarisasi kehati• Kepastian berusaha (perpanjangan IUPHHK)• Prosedur inventarisasi yang efisien termasuk aspek ekologi• Penyederhanaan jalur birokrasi pengurusan ijin• Kemudahan dalam perijinan• Insentif untuk mengelola dan memelihara kawasan HCVF• Pajak PBB, JPT berdasarkan performance pengelolaan kehati• Diberikan hak untuk memanfaatkan kawasan lindung

(biodiversity)

Page 62: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Diskusi Kelompok | ��

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

• Ijin JPT keluar lebih cepat• SFM menjadi keharusan bagi IUPHHK oleh pemerintah (Dephut)• Konservasi menjadi bagian dari SFM, maka pemerintah (Dephut)

harus:• Memberi insentif pembebasan beban finansial untuk kawasan

konservasi (PBB)• Memberikan juknis secara komprehensif tentang pengelolaan

kawasan konservasi dan kawasan lindung• Kemudahan administrasi di daerah• Pembinaan/pengawasan dengan SDM yang profesional• Pengurangan/diskon dari biaya pengurusan ijin sesuai nilai

biodiversity• Pengakuan bahwa perusahaan sudah melakukan kegiatan

kehati• Kepastian hukum kawasan yang dikonservasi dari pemerintah• Pemerintah memberikan kompensasi ke pemerintah

kecamatan/kabupaten atas berkurangnya PAD• Dialog antara pemerintah pusat dan daerah tentang

pembebasan pajak/PBB• Adanya pemahaman yang sama antara pemerintah pusat dan

daerah tentang penarikan PBB dari IUPHHK agar dimanfaatkan oleh pengusaha dari PBB tersebut

8. Kebutuhan dan tindak lanjut

• Sebaiknya LSM yang bergerak di bidang konservasi bekerja sama dengan pemerintah, dan bagaimana agar pengusaha mendapatkan insentif dengan diadakannya kegiatan dalam bidang biodiversity

• Penyegaran/pelatihan tentang biodiversity dengan melibatkan IUPHHK, pemerintah, LSM di bidangnya

• Pemerintah + NGO yang bergerak di bidang konservasi (berkolaborasi) untuk sosialisasi ttg kawasan konservasi dan pendampingan ke praktisi pelaksanaannya

• Pemerintah dan NGO (pihak ketiga yang independen) memfasilitasi penguatan kapasitas pengusaha dalam melakukan pengelolaan kawasan hutan yang memiliki nilai konservasi/biodiversity yang tinggi

• CapacityBuildingpelaku, dibangun pasar yang menguntungkan buat produk non kayu dari hutan

• Sosialisasi manajemen ekosistem kepada pemerintah, pengusaha, masyarakat dan pembuatan petunjuk praktis tentang manajemen ekosistem bagi pengusaha

• Pemanfaatan litbang, aturan tidak berbenturan sehingga perlu revisi, training

• Sosialisasi tingkat keberhasilan ke para pihak• Diperlukan pemahaman yang sama mengenai biodiversity

antara pengusaha dan pemerintah, LSM di bidang konservasi bisa memfasilitasi

• Memberikan penjelasan kepada pemilik mengenai guidelinebiodiversity

• Lokakarya tentang biodiversity untuk pengusaha maupun untuk pemerintah yang berhubungan dengan konservasi

• C & I yang seragam antar lembaga sertifikasi

Page 63: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Diskusi Kelompok

Pedoman Umum (Kata Kunci)

Diskusi

• Menyampaikan hasil ujicoba dan mencari masukan sebelum menjadi aturan

• “SignPositiveWillingness” dari IUPHHK untuk melakukan ujicoba• Testing di IUPHHK dilakukan secara kolaborasi: NGO –

Pemerintah – IUPHHK • Pemerintah dan NGO bidang konservasi memberi pelatihan &

lokakarya masalah konservasi dan menyusun juknis & juklak panduan kerja di lapangan

• Inhousetraining/lokakarya di IUPHHK, yang dibantu/didanai oleh pemerintah

• Pengukuhan hukum/perundang-undangan dalam penetapan kebijakan antara pusat dan daerah

9. Komentar untuk isu strategis

Pak Soeyitno (KKS)• Ujicoba yang mau dilakukan oleh siapa? IUPHHK sendiri atau

pemerintah atau tim khusus.Pak Tetra (WWF) • Harapannya IUPHHK memberikan inkind kepada timPak Petrus (CIFOR) • SDM tidak merata sehingga pemahaman konservasi lemah• Kalau PBB dihapus camat tentu akan menanyakan, gimana?

Page 64: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

Page 65: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Kegiatan di tempat penimbunan kayu hasil tebangan (Foto oleh Hari Priyadi)

Page 66: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�1

Kelompok 1.RIL dan Pembelajarannya

Presentasi PresentasidisampaikanolehYosefRuslim(TNC-Unmul).Presentermemulaidenganmenjelaskanbagaimanaprosesdiskusisertakomposisianggotadiskusiyaitu:DinasKehutanan, IUPHHK/Perusahaan, Akademik/Universitas, Lembaga International/Riset,LitbangKehutanan,danNGO.Presentasikelompokdanprosesdiskusi(tanyajawab)plenodifasilitasiolehPetrusGunarso(CIFOR).

Ketertarikan dan keuntungan dalam mengimplementasikan RIL?• Memperolehsertifikat(tuntutanISO,danlain-lain)• Adasupportawalmelaluikerjasamaluar(TFF,CIFOR,GTZ,KKS,danlain-

lain)• Manfaatekologi,terutamameminimalkandampakfisik• Kekuataneksternal(antaralainpasar)• Kekuataninternal(komitmenrimbawan)terhadapketerjagaandankelestarian

lingkunganmelaluiSFM• ImplementasiRILmerupakanpenyempurnaanimplementasiTPTIIsecarabaik,

benardankonsisten• PorsiRILtinggidalampenilaiSFM(suksesRIL30%dariSFM)• Ungguldalamkegiatanlogging• Kemungkinanbasisbisnisnonkayudanjasalingkungan,sosial,danlain-lain

Insentif yang diterima setelah melaksanakan RIL dan sertifikat SFM • Belumadaapresiasidaribirokrasi(Perijinan,Perpajakan,TUK,danlain-lain)• Tidakadapremium price• Manfaatfinansialdanekologibagiperusahaan• Harusadaself assessment• Memilihsendirisistemsilvikultur• Adasertifikatkeahlianyangdiakuiluas(operator)APHI/Persaki

Page 67: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�2 | Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

Masalah-masalah yang dihadapi dalam upaya melaksanakan RIL • Teknis(mengubahkebiasaan/attitude)• Sumberdayamanusia• Kendalaeksternaldaninternal• Kurangnyadukungandaristakeholder• Kepastian(regulasi,kawasan,perijinan,danlain-lain)• KomitmendariperspektifSFMdariownerdantop management

SK No. 274/VI-PHA/2001 mengenai keharusan IUPHHK melaksanakan RIL • Sosialisasiyangminimtentangsuratedaranini• Dibirokrasidaerah(Dishutkabupaten)umumnyabaru terbentukdanmasih

dalamproseskonsolidasi• Banyakyangbelumtahu

Rekomendasi

Perusahaan (owner)• Harusadakomitmen,dukungansertavisidanmisidalammembangunhutan

lestari• KeahlianTeknisRILsebagaisalahsatusyaratrekruitmen• Sosialisasi dan dissemininasi keuntungan/kelebihan RIL (finansial, ekologi,

pasar,danlain-lain)kepadaowner• Kegiatanoperasionaltidakdikontrakkan• Perlu pendampingan/kerjasama dan pengembangan jaringan untuk ujicoba

RIL• PeningkatanSDMdanteknisdalamimplementasiRIL• Pembinaanmoralsecarakontinyudankonsisten• Inventarisasipotensi(kayu)secaraakurat• RewarddaninsentifuntukkaryawanyangmengimplementasikanRIL

Pemerintah (birokrasi)• Membentuk regulasi yang konsisten dan menjamin kepastian (hukum,

kawasan)• Sosialisasi dan dissemininasi keuntungan/kelebihan RIL (finansial, ekologi,

pasar,danlain-lain)• PeningkatanSDMkehutanandalamSFMkhususnyaRIL• Kebijakanuntukself assessment• Adainsentif,reward,apresiasiuntukperusahaanyangtelahmenjalankanSFM

dengan baik (premium price, perpajakan, perijinan, birokrasiTUK, JPT, danlain-lain)

• Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah (kewenangan, pengelolaan kawasan,tataruang,danlain-lain)

• SFM(termasukRIL)menjadipersyaratanmemperolehRKT• Mengembangkan jaringan dengan NGO dan lembaga internasional yang

komitmenSFM

Page 68: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno | ��

• FasilitasidanmediasiuntukpengembanganRIL• Transformasi kebijakan untuk tata kelola hutan (khususnya IUPHHK) yang

baik,benardanbersihdariKKN• Kebebasandalammemilihsistemsilvikultursesuaikondisi

Lain-lain (NGO, Akademik, Donor, dan lain-lain)• FasilitasidanmediasitidakhanyaIUPHHKtetapijugaBirokrat• Sosialisasi,disseminasidanpromosikepadasemuastakeholderterusmenerus• Mendorong implementasi reward, insentif, premium price, apresiasi dan akses

pasar• KerjasamadiperluasuntuksemuaIUPHHKdanaksesyangvariatif• MengembangkanplotpermanendanpusatDiklat

TanggapanSelesaipresentasi,moderatorlangsungmemintapesertauntukmelakukanklarifikasi,pertanyaan dan masukan. Tanggapan peserta dan klarifikasi dari kelompok sertamoderatoradalahsebagaiberikut:

Syahrani (PT KBT)Rekomendasikelompok1terkaitpointindaklanjutbagiIUPHHK,birokrasidanakademisi,sebaiknyajanganmemberimasukanuangkebirokrasiyangprakteknyaakanmemberibebanbarubagipengusaha,terutamasepertiRILsebagaikewajibanpersyaratanpengurusanRKT.

Bondan (PT Inhutani II-APHI)Sertifikasiada2yaitucomplimentarydanmandatory.JikakebijakansepertisertifikasimemangmandatorysebaiknyadilakukansecarabertahapkarenaSFMperluproses

Ayi Suyana (BPPK Samarinda)RIL bukan suatu kebijakan tapi alat dalam operasional pengusahaan hutan yangdinilaimurah,mudah,danramahlingkungan

Perwakilan dari IUPHHK• Ikutkeberatan jikaRIL sebagaipersyaratan.Selama ini IUPHHKkewalahan

dengan banyaknya ’kunjungan’ dan berbagai tim yang tidak terkontrol.Rekomendasisebaiknyalebihkepadakebijakanpusatdandaerahyangseringkalitidaksinkron

• TPTII sudahadaRIL,mengapa tidakpakaiTPTII sajadenganmemperketatpengawasannya?

• SFM ini mandatorinya ada dari SK Menhut, mengapa tidak ini saja lebihdikonkretkanditingkatdaerahterutamaprogressdanmonitoringnyasehinggatidaklagibanyakbebansepertibinadesa,TPTII,danlain-lain.TimbisalebihdisederhanakandalamsatutimSFM

Page 69: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

Kresno (CIFOR) • IUPHHKtanpaRILjugabisamemperolehRKT,padahalSKMenteritentang

RILsudahadasemenjaktahun2001• RKTyangbenarmerupakan salah satubagiandari SFMkarenadalamRKT

mengaturkelayakanpotensidanluasan.

Petrus Gunarso (Moderator)• SepertinyaRILdanRKTmenjadimomok,mengapa?Padahaljikakitakomitmen

SFMdimanaadaketerjaminankelestarian,pemerintahjugaakanmemudahkandalam proses evaluasi dan monitoringnya. Di sisi lain pemerintah seringkalimemintabagaimanapengusahamelakukanSFM.Semestinya regulasi denganpebisnis bagaimana memperoleh keuntungan yang tidak kebablasan. DalamforuminikitasemuaberkeinginanuntukmelakukanbisnisyangbaikdenganSFM sebagai komitmen bersama sehingga semua memperoleh keuntungantermasukgenerasiyangakandatang

• Aturanyang adaditerapkandenganbaik-baik, semangatnya adalahSFM jikamemangkitainginusahadibidangkehutanan.SFMsudahseharusnyamenjadikomitmen,jikatidakjanganusahadisektorkehutanan.

• Kitasekarangtengahmenujukegood forest governance• DarikalanganpengusahaRILmelihatnyasebagairegulasibaru,kecenderungannya

jangansampaiinimenjadiregulasibaru.Jikapuninimenjadisebuahregulasiinisebenarnyauntukkepentingansemuadanbukanhanyauntukpemerintah.

• Ada pengalaman menarik anggota DPR pernah meminta peta pohon dariIUPHHK, urgensinya bagaimana? Tetapi ini menarik dalam kerangkatransparansi menuju tata kelola hutan yang lebih baik, asal ujung-ujungnyabukanuntukduit.

• Pengalaman di USA, sebuah negara bagian membuat dua kebijakan yangberbeda untuk proses evaluasi dan monitoring. Di Negara bagian Californiasangat birokratis dengan aturan seperti RKT yang tebal dan dokumen yangharus lengkap. Sedangkan negara bagian di Washington proses dan biayapengaturandokumensemacamRKTcukupdualembar,tetapidengan2lembaritulah kontrol diperketat. Kontrol pengecekan dilakukan secara acak, tetapijikaternyataketahuansanksinyasangatberatsehinggakebanyakanperusahaansangatberhati-hati.

Page 70: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

��

Kelompok 2.Sertifikasi dan Keanekaragaman Hayati (Kehati)

PresentasiPresentasi dipimpin oleh Joko Sarjito (PT SLJ II), diawali dengan perkenalanpresenterdanuraian singkat tentang topikdandinamika selamaprosesdiskusidikelompok2.

Kenapa perlu keanekaragaman hayati• Nilaikayunyahanya5%darihutanproduksi• Panduan ITTO membantu menilai nilai keanekaragaman hayati di hutan

produksi• Panduan membantu untuk melindungi dan memanfaatkan kehati di hutan

produksi• Konsep ekologi satwa belum banyak dipahami oleh IUPHHK sehingga

kebutuhankonservasidihutanproduksimunculbelakangan,perlu sosialisasidanpendampingan

• IUPHHKhanyamendaftar/mencatatpotensikayudanbelummemperhatikanbiodiversitysehinggaperluadaregulasikhusus

• IUPHHKsudahmenerapkankawasanplasmanutfah(300ha/bloktebangan),apakah inibisadianggap sebagai ‘zonakonservasi’ ataucikalbakalkonservasibiodiversitydihutanproduksi

• Masyarakat banyak yang belum memahami peraturan perundang-undanganperlindunganhidupanliar

• Panduan harus bisa menjadi pelengkap peraturan yang sudah ada di hutanproduksiuntukmenilaibiodiversity

• SumalindoIIpunya75.000ha(dari2000ha)kawasanlindung(kawasanyangmemilikiHCVF)

• Kawasan konservasi di hutan produksi sebaiknya bisa juga dimanfaatkanbiodiversity-nya,misalnyaolehmasyarakat,halinijugamerupakanbagiandariprosessertifikasi.

• NTFP lebih difokuskan untuk dimanfaatkan masyarakat, namun dalammenerapkanpemanfaatanbiodiversitydihutanproduksiperlukehati-hatian.

Page 71: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

Keanekaragaman Hayati diperlukan:• AksesdanPemanfaatan• Keanekaragaman hayati tidak hanya di kawasan konservasi tetapi di kawasan

produksimalahbisapunyanilaikonservasi• Pengelolaan hutan sebaiknya berdasarkan ekosistem tidak berdasarkan

fungsi hutan sehingga diperlukan komitmen dari pemerintah/peraturan danpengusaha

Kebutuhan Pengusaha:Perlu sosialisasidanpemahamanyangkonkret sertakomprehensifuntukberbagaiistilahkonservasidankeanekaragamanhayatiantaralain:• Ekologisatwa• Plasmanutfah• Koridorsatwa• Zonapenyangga(buffer zone)• Kebunbibit• HCVF• Konservasi• Keanekaragamanhayati• Pemanfaatanyangberkelanjutan• Kebutuhanvs.Formalitas• Pemanfaatankawasanlindung• Internalisasisampaidenganleveloperasional• Konvensi (CBD, CITES, dan lain-lain). Bagaimana hubungannya dengan

aturan?

Kebutuhan Pemerintah:• Aturan/kebijakantidakparsial(terkotak-kotak)yangmengakibatkankompetisi

antaraProduksivs.Konservasi• Pengembangan insentif dan disintensif terhadap pengusaha yang kelola

konservasi,antaralain:• Pajak/pembebasanPBBolehPemda/PAD• JPT,Performance• SDMtidakmeratasehinggapemahamankonservasilemah

Saran/masukan untuk insentif yang diharapkan pengusaha• Inventarisasikehati• Kepastianberusaha(perpanjanganIUPHHK)• Prosedurinventarisasiyangefisientermasukaspekekologi• Penyederhanaanjalurbirokrasipengurusanijin• Kemudahandalamperijinan• InsentifuntukmengeloladanmemeliharakawasanHCVF• PajakPBB,JPTberdasarkanperformancepengelolaankehati• Diberikanhakuntukmemanfaatkankawasanlindung(biodiversity)• IjinJPTkeluarlebihcepat

Page 72: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno | ��

• SFMmenjadikeharusanbagiIUPHHKolehpemerintah(Dephut)• KonservasimenjadibagiandariSFM,makapemerintah(Dephut)harus:• Memberiinsentifpembebasanbebanfinansialuntukkawasankonservasi(PBB)• Memberikanjuknissecarakomprehensiftentangpengelolaankawasankonservasi

dankawasanlindung• Kemudahanadministrasididaerah• Pembinaan/pengawasandenganSDMyangprofesional• Pengurangan/diskondaribiayapengurusanijinsesuainilaibiodiversity• Pengakuanbahwaperusahaansudahmelakukankegiatankehati• Kepastianhukumkawasanyangdikonservasidaripemerintah• Pemerintahmemberikankompensasikepadapemerintahkecamatan/kabupaten

atasberkurangnyaPAD• Dialogantarapemerintahpusatdandaerahtentangpembebasanpajak/PBB• Adanyapemahamanyangsamapemerintahpusatdandaerahtentangpenarikan

PBBdariIUPHHKagardimanfaatkanolehpengusaha

Rekomendasi dan Tindak Lanjut• Sebaiknya LSM yang bergerak di bidang konservasi bekerja sama dengan

pemerintah, dan bagaimana agar pengusaha mendapatkan insentif dengandiadakannyakegiatandalambidangbiodiversity

• Penyegaran/pelatihan tentang biodiversity dengan melibatkan: IUPHHK,pemerintah,LSMdibidangnya

• Pemerintah dan NGO yang bergerak di bidang konservasi (berkolaborasi)untuk sosialisasi tentang kawasan konservasi dan pendampingan ke praktisipelaksanaannya

• PemerintahdanNGO(pihakketigayangindependen)memfasilitasipenguatankapasitaspengusahadalammelakukanpengelolaankawasanhutanyangmemilikinilaikonservasi/biodiversityyangtinggi

• Capacity building pelaku, dibangun pasar yang menguntungkan buat produknonkayudarihutan

• Sosialisasi manajemen ekosistem kepada pemerintah, pengusaha, masyarakatdanpembuatanpetunjukpraktistentangmanajemenekosistembagipengusaha

• Pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan, sehingga aturan tidakberbenturansehinggaperlurevisi,trainingdanlain-lain.

• Sosialisasitingkatkeberhasilankeparapihak• Diperlukanpemahamanyangsamamengenaibiodiversityantarapengusahadan

pemerintah,LSMdibidangkonservasibisamemfasilitasi• Memberikanpenjelasankepadapemilikmengenaiguideline biodiversity• Lokakarya tentangnilai pentingbiodiversity untukpengusahamaupununtuk

pemerintahyangberhubungandengankonservasi• Kriteriadanindikatoryangseragamantarlembagasertifikasi• Menyampaikanhasilujicobadanmencarimasukansebelummenjadiaturan• “Sign Positive Willingness”dariIUPHHKuntukmelakukanujicoba• Testingdi IUPHHKdilakukansecarakolaborasiantarNGO–Pemerintah–

IUPHHK

Page 73: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

• Pemerintah dan NGO bidang konservasi memberi pelatihan dan lokakaryamasalahkonservasidanmenyusunpetunjuk teknisdanpetunjukpelaksanaansebagaipanduankerjadilapangan

• In house training/lokakarya di IUPHHK, yang dibantu/didanai olehpemerintah

• Pengukuhan hukum/perundang-undangan dalam penetapan kebijakan antarapusatdandaerah

TanggapanSelesaipresentasi,moderatorlangsungmemintapesertauntukmelakukanklarifikasi,pertanyaan dan masukan. Tanggapan peserta dan klarifikasi dari kelompok sertamoderatoradalahsebagaiberikut:

Adit (LEI)UntukrekomendasiC&Iyangseragamantar lembagasertifikasi, faktanyaasesorberbeda-bedadandalamhaliniusermemilikihakuntukmenolak

Nurcahyo Adi (WWF)• Diskusinya sudah banyak, semangatnya kita ingin melihat bahwa aturan itu

tidak selamanya berpihak pada hal-hal yang praktis, tetapi juga dari temuanyangdidasarkandariprosesilmiah.Tidakperluadadikotomiantarasesuatuyang ilmiah dengan pengetahuan praktis praktisi di lapangan. Para praktisilapangan seringkali menganggap sesuatu yang bersifat ilmiah adalah sesuatuyangmengawang-awang.

• Tentangkeanekaragamanhayatidankelestariannya,aturannya sudahadadansemuayangdisampaikan jugasudahtidakasing.Jika inginmembumikanhaltersebutdapatmensinergikanhasil-hasildariberbagai seminar, lokakaryadansejenisnyayangcukupbanyak.

Page 74: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Perumusan Hasil dan Rekomendasi

Page 75: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Bersama bahu membahu dalam menuju kehidupan yang lebih baik (Foto oleh Tim MRF)

Page 76: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�1

Proses

Prosespenyusunanrumusandanrekomendasihasil-hasillokakaryadilakukansecarabertahap. Berbagai temuan dan catatan penting selama berlangsungnya kegiatandidokumentasikan oleh Prof. Dr. M. Agung Sardjono sekaligus menyusun draftrumusandanrekomendasi.

Draftrekomendasiyangtelahtersajiselanjutnyadicermatidandibahasbersamaolehtimperumusyangterdiridariberbagaiunsuryangdipandangcukuprepresentatifdarikomposisisemuapeserta.

Anggotatimperumusyaitu:Ketua:Prof. Dr. Mustofa Agung Sardjono (Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UniversitasMulawarman/DirekturCenter for Social Forestry)Anggota:1. Ir.AyiSuyana,M.P (BalaiPenelitiandanPengembanganKehutanan (BP2K)

Kalimantan)2. Ir. Bondan, P. H (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Kalimantan

Timur)3. Prof.Dr.Ir.H.SoeyitnoSoedirman,M.Agr(KelompokKerjaSertifikasi(KKS)

APHIKalimantanTimur)4. Dr.Ir.PetrusGunarso(KoordinatorProgramMalinauResearchForest(MRF)

CIFOR)5. Dr. Ir. H. Tetra Yanuariadi, M.Sc.(Koordinator Nasional Program Forest

Partnership(TBIIndonesia-CIFOR-WWF)6. Ir.AdityaBayunanda(ProgramManajerManajemenProyekLembagaEkolabel

Indonesia(LEI)7. AkhmadWijaya,S.Hut(DirekturYayasanBIOMASamarinda)8. Ardiansyah(PersatuanMasyarakatAdat/PemaPaser)9. Ir.HariPriyadi,M.Sc(CIFOR)10. Ir.AlfanSubekti,M.Sc(Tropenbos)11. Ir.AgungPrasetyo,M.Sc(CIFOR)

Page 77: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�2

Hasil

Hasil finalisasi rumusan sekaligus rekomendasi dari lokakarya ini adalah sebagaiberikut:

Kami60orangpeserta”LokakaryaMenujuTataKelolaHutanyangBaik”berasaldariparapihakkehutananyaitukalanganpengusahahutan(pemegangIUPHHK)di Kalimantan Timur, unsur Pemerintah/Birokrasi (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota),Akademisi,OrganisasiNon-Pemerintah(LSM),ForumInformal(KelompokKerja) dan Lembaga Internasional setelah mendengarkan arahan dan pengalamanpembelajaran, berdiskusi serta melakukan curah pendapat selama dua hari penuhtentang tiga isupenting terkait (1)TataKelolaHutanyangbaik; (2)PembalakanHutanRamahLingkungan(RIL);serta(3)SertifikasiHutan,KeanekaragamanHayatidanpemanfaatannyasecaralestaripadaHutanProduksimemperolehpembelajarandanmenghasilkanbeberapakesimpulanpentingsertabersepakatuntukmemberikanrekomendasitindaklanjut,sebagaiberikut:

Kesimpulan1. Sumberdaya hutan di Indonesia pada umumnya dan di Kalimantan Timur

padakhususnyadalambeberapatahunterakhirtelahmencapailajukerusakanper tahunnya yang sangat mengkhawatirkan demi kelangsungan fungsi danmanfaatnya bagi seluruh masyarakat di tingkat lokal hingga global (sekitar3,6jutahektarsecaraNasionalatausekitar300.000hingga500.000hektardiKalimantan)menuntuttatakelolahutanyangbaik.

2. Tata kelola hutan yang baik (good forest governance), yaitu pola/mekanismehubungankelembagaandalamrangkapengurusandanpengelolaansumberdayahutan yang menjalankan prinsip-prinsip supremasi hukum, akuntabilitas,transparansi, dan demokratisasi serta yang tidak kalah pentingnya adalahpartisipasiaktifparapihakkehutanan.

3. Partisipasi aktif para pihak kehutanan dimulai sejak pengambilan keputusan/perumusankebijakanyangmenjadikewenanganPemerintah (Pusat,Provinsi,Kabupaten/Kota) hingga pelaksanaannya di lapangan oleh para pemegangkonsesihutanataupelakuusahakehutanangunatercapainyapengelolaanhutanyanglestari.

4. Pengelolaan hutan yang lestari (sustainable forest management) oleh parapengusahahutandapatdiwujudkanantaralaindenganpelaksanaanpembalakan

Page 78: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Perumusan Hasil dan Rekomendasi | ��

hutan ramah lingkungan (reduced impact logging) serta keikutsertaan dalamskemasertifikasipengelolaanhutanlestari.

5. Berdasarkan teori dan juga pengalaman beberapa IUPHHK, RIL memangmemerlukanbeberapakondisiantara lainkapasitassumberdayamanusiayangmemadai dan dukungan manajemen. Akan tetapi RIL mampu memberikankeuntungan ekonomi langsung dan tidak langsung antara lain memperbaikikondisitegakantinggal/permudaan(penguranganbiayapembinaan),kejelasanwilayah kelola dengan masyarakat, dan keberlangsungan fungsi ekologis(hidrorologisdankeanekaragamanhayati). BahkanapabilaRILdilaksanakandengankonsisten,makasebagiandarikriteriadanindikatorsertifikasipengelolaanhutanlestarimampudipenuhi.

6. Khususmengenaikeanekaragamanhayatidiketahuibahwapadadasarnyanilaiekonomikayuadalahporsidarifungsidanmanfaatsumberdayahutan(besarnyatidak lebih dari 5%), adapun sisanya diperoleh dari Hasil Hutan Non-Kayu(Non-Timber Forest Products/NTFPs) dan jasa lingkungan. Oleh karenanyadatamengenaikeanekaragamanhayati (floradan fauna)merupakanhal yangpenting, termasukdalammempersiapkandirigunapelaksanaanimplementasipengelolaanhutanberbasissumberdaya(resource based forest management).

7. Disamping adanya keuntungan pelaksanaan RIL, pengalaman terkait yaituuji coba sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTIII)menunjukkanmampumeningkatkanproduktivitashutandalamkurunwaktu(daur)yanglebihpendek.SebagaimanaRIL,makaTPTIIIjugamenuntutadanyadukungan topmanajemen sertaketersediaandata/informasiunitmanajemen.Selainituaspekinsentifdaripemerintahkhususnyajugasangatdiperlukan.

8. Keberhasilan memperoleh Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari memerlukanpersiapanyangmatangdanrelatifberjangkapanjang,yangpadadasarnyajugasangat dipengaruhi oleh dukungan penuh dari top manajemen. Meskipundemikiangunamemenuhikeseluruhankriteriadanindikatorsertifikasi,aspek-aspek eksternal khususnya yang bersifat prasyarat mutlak seperti persoalankepastian lahan yang notabene menjadi kewenangan Pemerintah harus puladipecahkan.

9. KeinginanparapengusahahutandiKalimantanTimur,khususnyapararimbawanyang bekerja didalamnya, untuk mempersiapkan diri dan melaksanakansertifikasipengelolaanhutanyanglestaritelahditunjukkandenganantusiasmeuntukmendukungdansebaliknyajugamemperolehdukunganKelompokKerjaSertifikasi (KKS) Kalimantan Timur, yang merupakan forum bersama parapihakkehutanan(berdiritahun2001).

10. MeskipundalamtigatahunterakhirKKSKalimantanTimurtidakaktifmelakukankegiatan,akantetapihinggasaatinitetapbersediauntukmerealisasikanvisidanmisinyagunamembantumewujudkanpelaksanaansertifikasipengelolaanhutanlestari,sejauhmasihdiperlukandanmemperolehdukungansertafasilitasidarianggotasertaparapihaklainnya.

11. BelumbanyaknyapengusahahutanyangmempersiapkandanmendaftarkandiriuntukmengimplementasikanRILdanmengikutisertifikasipengelolaanhutanlestaridikarenakanbeberapafaktor(internaldaneksternal)a.l.belumluasnyasosialisasi peraturan perundangan terkait (a.l. SE Dirjen PHA No. 274/VI-

Page 79: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Perumusan Hasil dan Rekomendasi

PHA/2001tentangKeharusanIUPHHKmelaksanakanRIL),masihterbatasnyapengetahuanpraktisidanbirokrasitentangRIL,ketidakpastianusaha(ditinjaudariaspekkebijakanyangselaluberubah)danbelumbanyaknyacontohkonkretkeuntungan berusaha setelah sertifikasi/insentif (antara lain self-assessment,premium price).

Rekomendasi1. PengetahuandankebijakanRIL,HCVFataupunsertifikasisecaraumumperlu

disebarluaskan tidak hanya kepada para pengusaha hutan tetapi juga aparatmelaluiberbagaicara, sepertipelatihan, lokakarya,agar tercapaikesepahamandankesamaanpersepsiantarparapihakkehutanan.

2. Sebaliknya pihak pemerintah dan juga manajemen perusahaan perlumengupayakanberbagaibentukinsentifbagiperusahaan-perusahaankehutananyang secara serius melaksanakan RIL, penetapan HCVF dan mencapaipengusahaanhutanyanglestari.

3. RencanaujicobaPanduanITTOdalamkonservasikeanekaragamanhayatipadahutanproduksimerupakanproses’bottom-up’yangperlumemperolehdukungandariparapihakkehutanan.

4. Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) diharapkan tidak membuatpenerapan pengelolaan hutan lestari (termasuk RIL dan HCVF) yangmenimbulkanbebanfinansialdanadministrasiyanglebihtinggi/beratkepadaparapengusaha/pengelolahutandansebaliknyajustrumembuatprosedurlebihefektifdanefisien.

5. AgartercapaipengelolaanhutanlestariPemerintahPusat,Provinsi,Kabupaten/Kota perlu melakukan sinkronisasi peraturan/kebijakan, tidak hanya dalamhalpengelolaan sumberdayahutan tetapi juga yang terpenting (danmenjadiprasyaratbagikepastiankawasan)menyangkutpenataanruang.

6. Perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah mengenai kemungkinan kebijakan/peraturan bagi para pemegang IUPHHK untuk dapat mengusahakan tidakhanyakayutetapijugaNTFPdanjugajasalingkunganpadaunitmanajemenyangsama.

7. OrganisasiNon-Pemerintah,LembagaPenyanggaInternasionalsertaLembagaPenelitian dan Akademisi diharapkan dapat memfasilitasi para pihak lainnyakhususnya para pengusaha hutan untuk implementasi RIL dan persiapanpelaksanaansertifikasipengelolaanhutanlestari.

8. Dalamrangkamendukungsepertikeinginantersebutdiatasperludikembangkanjaringankerja (network), sehinggauntuk itubentuk-bentukkemitraan sepertihalnya KKS Kalimantan Timur diharapkan dapat aktif/diaktifkan kembali(revitalisasidanrestrukturisasi).

Balikpapan,22Juni2006TimPerumus

Page 80: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Penutup

Page 81: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Kemitraan global sangat diperlukan dalam mengelola alam (Foto oleh Hari Priyadi)

Page 82: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

��

Sambutan Ketua Penyelenggara sekaligus Penutupan

Petrus Gunarso CIFOR

Selamatsoredansalamsejahterabagikitasemua,Yth. Para Anggota APHI/KKS dan undangan lainnya yang berbahagia serta

Teman-temandiCIFOR,TropenbosdanWWFIndonesia.Pujisyukurbahwakitaakhirnyatelahsampaipadasesiakhirkegiatanberupa

penutupan.Ucapanterimakasihkhususnyakepadasemuapesertayangmengikutilokakarya

sampai selesai dengan antusias. Kesuksesan dalam kegiatan ini tidak bisa tercapaitanpakerjasamadanpartisipasiyangbaikdarikitasemua.Untukituucapanterimakasihdanpenghargaanyangtuluskamisampaikankepada:• Tropenbos Internasional Indonesia Program sebagai tuan rumah bagi

penyelenggaraankegiatanini• WWFForest PartnershipdanWWFNusaHijausebagaidonatur• KelompokKerjaSertifikasi(KKS)• DepartemenKehutanan(Pusat,Provinsi,KabupatendanBPKSamarinda)• YayasanBiomauntukbantuanproses

Follow up dari kegiatan dan hasil-hasil serta rumusan diskusi ke depan tentusajaakandisampaikankepadasemuapeserta,selaintentunyapemerintah.Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama dapat dikirim segera berupa prosidinglokakarya. Untuk itu mohon alamat jangan keliru untuk pengiriman hasil-hasillokakaryayangsudahkitalaksanakan.

Untuk masukan dan kritik diharapkan untuk segera disampaikan sebagaibahan perbaikan, karena CIFOR, WWF dan TBI ikut dalam proses pembuatanpanduan.Demikebaikandanpenyempurnaanpanduantersebuthasil-hasiliniakandisampaikanjugakeDephut,DinasKehutananProvinsi,Kabupatendanlembaga-lembagaterkaitlainnyasertaseluruhpartner.

Page 83: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Penutup

Masalah-masalahpengusahadankesulitansepertidalampengurusandokumen,pengangkutan,birokrasi,danlain-lain,haltersebutharuskitasadaribahwadiskusiini berguna untuk memperkuat kebersamaan untuk mengatasi kesulitan tersebut.Kayukitadipasaranmasihcukupbesardanpotensial.Hargakayutropisakhir-akhirinicukupmeningkatsemogahalinimenjadimomentumuntukpeningkatanusahasektorkehutananyanglebihbaik.

Apayangtelahdisampaikantadibesertahasil-hasilyangtelahdisepakatibersamadalam rumusan merupakan hasil kita semua. Dengan memanjatkan puji syukurkepadaTuhanYangMahaEsamakadenganinisayanyatakanlokakaryakitapadaduahariiniditutup.Terimakasih.

Page 84: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Lampiran

Page 85: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Perlu persatuan sejak dini dalam melestarikan hutan (Foto oleh Hari Priyadi)

Page 86: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�1

Lampiran 1. Daftar Peserta Lokakarya

No Nama Institusi

1. Ahmad Wijaya, S.Hut BIOMA Jl. AW. Syahrani Kompleks Ratindo Blok F No 7 - 8 Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 739 864 Fax: (0541) 739 864

2. Abdi Riduansyah, Mr PT Amindo Wana Persada Jl. Kartini No. 21 Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 732205

3. Abdul Aziz, H. Ir. MMSi Dinas Kehutanan Kabupaten PaserJl. Jend Sudirman No.167 B Tanah Grogot, Kalimantan Timur Telephone: (0543) 22558 Fax: (0543) 22558

4. Abdurrahman, Mr Balai Penelitian Kehutanan Jl. A.W. Syahrani No. 68, Sempaja Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 206 364, 203 234 Fax: (0541) 742 298

5. Aditya Bayunanda, Ir Lembaga Ekolabeling Indonesia/The Indonesian Ecolabelling Institute Jl. Taman Malabar 18, Bogor Telephone: (0251) 340744, 340745Fax: (0251) 321739email: [email protected]

6. Agung Prasetyo, Ir. MSc Center for International Forestry Research (CIFOR) Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680Telephone: (0251) 622 622 Fax: (0251) 622 100. Email: [email protected]

7. Alfa Ratu S, S.Hut Tropenbos Indonesia - Kalimantan ProgramJl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan TimurTelephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

8. Alfan Subekti, Ir. MSc Tropenbos Indonesia - Kalimantan ProgramJl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan TimurTelephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

9. Alfian Noor, SP PT Timber DanaJl. Pipit No. 35, Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 203722 Fax: (0541) 203372

Page 87: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�2 | Lampiran

No Nama Institusi

10. Anton Hidayat, Ir BIOMA Jl. AW. Syahrani Kompleks Ratindo Blok F No 7 - 8 Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 739 864 Fax: (0541) 739 864

11. Ardiansyah, Mr PT Gunung Gajah AJl. AR. Hakim No 66, Kalimantan Timur

12. Ardi Ansyah, Mr Pema, Kabupaten Paser Jl. Negara Km 83 SMPN I Long Ikis Paser, Kalimantan Timur

13. Art Klassen, Dr Tropical Forest Foundation Manggala Wanabhakti Building,Block IV, 7th Floor, Wing BJl. Jend. Gatot Subroto, JakartaTelephone: (021) 573 5589 Fax (021) 5790 2925Email: [email protected]

14. Awal Maryasa, Mr PT Inhutani IJl. Jend. Sudirman No. 27 Balikpapan, Kalimantan TimurFax: (0542) 420 640

15. Awang D, Mr PT Ratah TimberJl. P. Antasari No. 61 Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 7011539

16. Ayi Suyana, Ir. Balai Penelitian KehutananJl. A.W. Syahrani No. 68, Sempaja Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 206 364, 203 234 Fax: (0541) 742 298

17. Boby Bayu P, Ir PT Sumalindo Lestari Jaya Jl. Kedondong V No. 110Samarinda, Kalimantan Timur

18. Bondan.P.H, Ir APHI/PT Inhutani II Jl. Markisa No. 7 Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 201005 Fax: (0541) 735 100

19. Chairul Saleh, Mr WWF - Indonesia Kantor Taman A9, Unit A - 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 Telephone: (021) 576 1070 Fax: (021) 576 1080 email: [email protected]

20. Dedi Rahdiansyah, S.Hut PT Karya Lestari Samarinda, Kalimantan Timur

Page 88: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Lampiran | ��

No Nama Institusi

21. Deni Wahyudi, S.Hut Tropenbos Indonesia - Kalimantan Program. Jl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan Timur Telephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

22. Desi Wardayani, S.Hut Dinas Kehutanan Kabupaten PaserJl. Jend. Sudirman No. 167B Tanah Grogot, Kalimantan Timur Telephone: (0543) 22558 Fax: (0543) 22558

23. Edison Siahaan, Ir PT. Inhutani IJl. Jend. Sudirman No. 27 Balikpapan, Kalimantan TimurFax: (0542) 420 640

24. Elisabeth Wetik, Ms Tropenbos Indonesia - Kalimantan Program. Jl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan Timur Telephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

25. Enggar Setyabudi, Ir Balai Diklathut Samarinda

26. Esmeralda Ardini, Ms Tropenbos Indonesia - Kalimantan Program. Jl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No 12A, Balikpapan 76114, Kalimantan TimurTelephone: (0542) 820 503, 8250504Fax: (0542) 735 661

27. Farida H. Susanty, Ir Balai Penelitian KehutananJl. A.W. Syahrani No. 68, SempajaSamarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 206 364, 203 234 Fax: (0541) - 742 298

28. Gusti Hardiansyah, Ir. MSc PT Alas Kusuma Group Jln. Adi Sucipto, Km 5,3 Pontianak, Kalimantan BaratTelephone: (0561) 721866 Fax: (0561) 725 028/721583.Email: [email protected]

29. Hajar Dewanto, Mr PT Inhutani IIJl. Markisa No. 7, Samarinda Kalimantan Timur Telephone: (0541) 201005 Fax: (0541) 735 100

30. Hamid, Mr PT Sumalindo Lestari Jaya Samarinda, Kalimantan Timur

Page 89: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Lampiran

No Nama Institusi

31. Hari Priyadi, Ir. MSc Center for International Forestry Research (CIFOR)Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680 Telephone: (0251) 622 622Fax (0251) 622 100email: [email protected]

32. Hasbillah, Ir Tropical Forest FoundationManggala Wanabhakti Building,Block IV, 7th Floor, Jl. Jend. Gatot Subroto, JakartaTelephone: (021) 573 5589 Fax: (021) 5790 2925Email: [email protected]

33. I Wayan Sujana, Ir PT Roda MasJl. P. Antasari No. 61, Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 7011539

34. Irwan Gunawan, S.Hut WWF - Indonesia Kantor Taman A9, Unit A - 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 Telephone: (021) 576 1070 Fax: (021) 576 1080 email: [email protected]

35. Joko Sarjito, Mr PT Sumalindo Lestari Jaya Jl. Kedondong V No.110 Samarinda, Kalimantan Timur

36. Kresno Santosa, Ir. MSi Center for International Forestry Research (CIFOR) Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680 Telephone: (0251) 622 622 Fax: (0251) 622 100 email: [email protected]

37. Listya Kusumawardani, Ir. MSc

Bina Produksi Kehutanan (BPK)Departemen Kehutanan Gd. Manggala WanabhaktiJl. Gatot Subroto, Jakarta Email: [email protected]

38. Loy Jones, Dr SmartWood Program - Rainforest Alliance Wisma Anugraha, Lt. 1., Jl. Taman Kemang 32B Jakarta Selatan 12730Telephone: (021) 7179 0038. Fax: (021) 7179 2123

39. M. Ibrahim, Mr PT KBT Jl. P. Antasari No 61 Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 7011539

Page 90: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Lampiran | ��

No Nama Institusi

40. M. Reza Prihadi, Ir PT. Sumalindo Lestari Jaya Jl. Kedondong V No. 110 Samarinda, Kalimantan Timur

41. M.A. Sardjono, Prof Universitas MulawarmanSamarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 206 407 Email: [email protected]

42. Nani Djoko Center for International Forestry Research (CIFOR) Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680 Telephone: (0251) 622 622 Fax: (0251) 622 100

43. Nurcahyo Adi, Ir. MBA WWF - IndonesiaKantor Taman A9, Unit A - 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 Telephone: (021) 576 1070 Fax: (021) 576 1080 email: [email protected]

44. Petrus Gunarso, Dr Center for International Forestry Research (CIFOR) Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680 Telephone: (0251) 622 622 Fax: (0251) 622 100 email: [email protected]

45. Purnama Sari, S.Hut Dinas Kehutanan Kabupaten PaserJl. Jend Sudirman No. 167 B Tanah Grogot, Kalimantan TimurTelephone: (0543) 22558 Fax: (0543) 22558

46. Retno Wulandari, S.Hut Tropenbos Indonesia - Kalimantan ProgramJl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No.12A Balikpapan 76114, Kalimantan TimurPhone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

47. Rusdi Manaf, Ir. H.MSi Kepala Dinas Kehutanan (Plt) Provinsi Kalimantan Timur Jl. Kenari I/99, Samarinda, Kalimantan Timur

48. Sigit Budi, Mr Planologi Balikpapan Telephone: (0542) 765 683

49. Slamet, Mr PT Sumalindo Lestari JayaJl. Kedondong V No. 110 Samarinda, Kalimantan Timur

50. Soeyitno S, Prof Fakultas Kehutanan Universitas MulawarmanSamarinda, Kalimantan Timur

Page 91: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

�� | Lampiran

No Nama Institusi

51. Sri Wahyudi, Ms PT Ratah TimberJl. P. Antasari No. 61 Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 7011539

52. Sri Wahyuliana, Ir PT Timber Dana Jl. Pipit No 35, Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 203722Fax: (0541) 203372

53. Suherianto, Mr PT Roda Mas Jl. P. Antasari No. 61 Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 7011539

54. Sulistyo A Siran, Ir. MSc Balai Penelitian KehutananJl. A.W. Syahrani No. 68, Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur Telephone: (0541) 206 364, 203 234 Fax: (0541) - 742 298

55. Susilo Hartono, Mr PT DSNJl. Bung TomoSamarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 261815

56. Susilo, Mr PT RizkiSimpang Pait Long Ikis, Kab. Paser, Kalimantan Timur

57. Sutan Lubis, Ir Tropenbos Indonesia - Kalimantan Program. Jl. Jenderal SudirmanBalikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan TimurTelephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

58. Sutrisno, Mr PT HAM Jl. Imam Bonjol

59. Syahrani, Mr PT KBTJl. P. Antasari No. 61 Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 7011539

60. Tetra Yanuariadi, Dr WWF - Indonesia Kantor Taman A9, Unit A - 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 Telephone: (021) 576 1070 Fax: (021) 576 1080 email: [email protected]

Page 92: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Lampiran | ��

No Nama Institusi

61. Toa Suganda, Mr Tropenbos Indonesia - Kalimantan ProgramJl. Jenderal Sudirman, Balikpapan Permai Blok K.1 No. 12A Balikpapan 76114, Kalimantan Timur Telephone: (0542) 820 503, 8250504 Fax: (0542) 735 661

62. Yosef Ruslim, Dr The Natural ConservancyEmail: [email protected]

63. Yukina Uitenboogaart, Ms

Center for International Forestry Research (CIFOR) Jl. CIFOR, Sindang Barang, Bogor 16680 Telephone: (0251) 622 622 Fax (0251) 622 100

64. Yulius Kayadi, S.Hut PT. Hanurata Jl. Hidayatullah, Samarinda, Kalimantan TimurTelephone: (0541) 737 082

Page 93: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

��

Lampiran 2. Agenda Lokakarya

Waktu Materi/Acara Pembicara Moderator

Hari-1, Rabu 21 Juni 200�

08.00 - 09.00 Pendaftaran peserta

09.00 - 09.30 Pembukaan:• Sambutan

Penyelenggara• Sambutan Kepala Dinas

Kehutanan Provinsi Kaltim

• Sambutan Dirjen BPK

• Dr. Petrus Gunarso (Direktur MRF - CIFOR)

• Bpk. Ir. H. Rusdi Manaf, Msi

• Listya Wardani (Direktur Penyiapan Pengusahaan Hutan Produksi)

09.30 - 10.00 Rehat kopi

10.00 - 12.30 Presentasi dan diskusi sesi 1. TataKelolaPemerintahanyangbaik(GoodCorporateGovernance):• Gambaran umum Tata

Kelola Hutan Yang Baik• Peranan Pelaku Usaha

Kehutanan Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik (Sebuah Pembelajaran)

• Peranan Kelompok-Kelompok Kerja Sertifikasi dalam Mewujudkan Tata Kelola Hutan yang Baik

• Tantangan dan Kesempatan Sertifikasi dalam Pasar Global

• Ir. Alfan Subekti, MSc (TBI)

• Ir. Agung Prasetyo MSc (CIFOR)

• Prof. Soeyitno Soedirman (KKS/Unmul)

• Mr. Loy Jones (Smartwood)

Prof. Dr. Mustofa Agung Sardjono (UNMUL/CSF)

12.30 - 13.30 Makan siang

13.30 - 15.30 Presentasi dan diskusi sesi 2. RILdanPembelajarannya:• Konsep dan manfaat RIL

• Pembelajaran dari PT Sari Bumi Kusuma

• Pembelajaran dari PT Sumalindo ayu

• Mr. Art Klassen dan Ir. Hasbillah (TFF)

• Ir. Gusti Hardiyansyah MSc

• Ir. Boby Bayu (PT SLJ)

Ir. Hari Priyadi MSc (CIFOR)

15.30 - 16.00 Rehat kopi

Page 94: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Lampiran | ��

Waktu Materi/Acara Pembicara Moderator

16.00 - 17.30 Presentasi dan diskusi sesi 3. SertifikasidanKehatipadaHutanProduksi:• Sertifikasi Pengelolaan

Hutan Lestari• Program Nusa Hijau

• Rencana Testing Panduan ITTO/IUCN untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati di Hutan Produksi

• Panduan ITTO/IUCN untuk Konservasi Kahati di Hutan Produksi Tropik

• Ir. Aditya Bayunanda (LEI)

• Ir. Irwan Gunawan (WWF)

• Dr. Tetra Yanuardi (WWF)

• Dr. Petrus Gunarso (CIFOR)

Ir. Alfan Subekti, MSc (Tropenbos)

17.30 - 18.30 Briefing untuk evaluasi hari 1 dan skenario hari ke-2

Hari-2, Kamis 22 Juni 200�

08.00 - 09.00 Registrasi peserta

09.00 - 10.30 Diskusi Kelompok:• Kelompok 1. RIL dan

Pembelajarannya• Kelompok 2 Sertifikasi

dan Keanekaragaman Hayati

• Ir. Hari Priyadi MSc (CIFOR)

• Ir. Nurcahyo Adi, MBA (WWF)

10.30 - 11.00 Rehat kopi

11.00 - 12.30 Presentasi Kelompok dan Diskusi Pleno

• Kelompok 1. RIL dan Pembelajarannya

• Kelompok 2 Sertifikasi dan Keanekaragaman Hayati

• Dr. Yosef Ruslim (TNC/Unmul)

• Joko Sarjito (PT SLJ)

Dr. Petrus Gunarso (CIFOR)

12.30 - 13.30 Makan siang

13.30 - 14.30 Pembahasan Kesimpulan Diskusi Kelompok

Dr. Petrus Gunarso (CIFOR)

14.30 - 15.00 Pembacaan Kesimpulan dan rekomendasi

Prof. Mustofa Agung Sardjono

15.00 - 15.15 Penutupan Dr. Petrus Gunarso/CIFOR

Page 95: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Center for International Forestry Research (CIFOR) adalah lembaga penelitian

kehutanan internasional terdepan, yang didirikan pada tahun 1993 sebagai

tanggapan atas keprihatinan dunia akan konsekuensi sosial, lingkungan dan

ekonomi yang disebabkan oleh kerusakan dan kehilangan hutan. Penelitian CIFOR

ditujukan untuk menghasilkan kebijakan dan teknologi untuk pemanfaatan dan

pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di negara-negara berkembang yang bergantung kepada hutan tropis

untuk kehidupannya. CIFOR adalah salah satu di antara 15 pusat Future Harvest di

bawah Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR). Berpusat

di Bogor, Indonesia, CIFOR mempunyai kantor regional di Brazil, Burkina Faso,

Kamerun dan Zimbabwe, dan bekerja di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.

Page 96: diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership ... · Priyadi, H. et.al. (eds.) Menuju tata kelola hutan yang baik: peningkatan implementasi pengelolaan hutan lestari melalui

Penyunting:

Hari Priyadi, Ahmad Wijaya, Petrus Gunarso, Agung Prasetyo, Tetra YanuariadiMustofa Agung Sardjono, Alfan Subekti, Ahmad Dermawan dan Kresno Dwi Santosa

Prosiding Lokakarya

Peningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari MelaluiSertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan(Reduced Impact Logging - RIL)

PRO

SIDIN

G LO

KA

KA

RYAM

ENU

JU TA

TA K

ELOLA

HU

TAN

YAN

G

Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik

Pengelolaan hutan lestari sangat tergantung pada rentang dan kualitas kebijakan pemungkin sebagaimana halnya kondisi hukum dan kelembagaan yang menjadi landasan bagi tata kelola hutan yang baik. Hubungan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan faktor penting dalam mencapai kearah tersebut.

Aspek hukum dan peraturan telah tersedia dengan baik dan iklim usaha yang mendukung bagi pihak swasta diharapkan dapat mendorong pihak swasta untuk menerapkan prinsip-prinsip praktek kehutanan terbaik (best forest practices) dengan cara memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Aktivitas-aktivitas tersebut menjawab kebutuhan untuk membangun kemitraan antara berbagai pihak yang aktif menuju peningkatan tata kelola hutan di Kalimantan dengan pasar internasional.

Prosiding ini merupakan kumpulan dari keseluruhan acara lokakarya: Menuju Tata Kelola Hutan yang Baik “Peningkatan Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari melalui Sertifikasi Hutan dan Pembalakan Ramah Lingkungan” yang diselenggarakan oleh CIFOR dan The Forest Partnership (Tropenbos - CIFOR - WWF) pada tanggal 21-23 Juni 2006 di Balikpapan. Prosiding ini berisi sambutan, kerangka acuan, presentasi, tanya jawab, hasil-hasil diskusi kelompok, rumusan hasil diskusi pleno, rumusan hasil lokakarya dan rekomendasi.

9 7 8 9 7 9 2 4 4 6 9 8 2

ISBN 979244698-2