DAFTAR ISI - ornelaizz.files.wordpress.com · Web viewlaporan implementasi project based learning...
Transcript of DAFTAR ISI - ornelaizz.files.wordpress.com · Web viewlaporan implementasi project based learning...
1
LAPORAN IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI MASSA JENIS DI SMA KELAS XI
Ornela Izzawati
3236159170
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
DAFTAR TABEL...................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Pembatasan Masalah..................................................................3
C. Rumusan Masalah.......................................................................3
BAB II KAJIAN TEORITIK......................................................................4
A. Project Based Learning................................................................4
B. Massa Jenis.................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................11
A. Tujuan Percobaan......................................................................11
B. Waktu dan Tempat.....................................................................11
C. Metode Percobaan.....................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................14
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan..............................................14
B. Deskripsi Data Berdasarkan Teori.............................................15
C. Pembahasan..............................................................................15
BAB V KESIMPULAN...........................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................18
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Pengamatan....................................................................14
Tabel 2 Nilai Massa Jenis Berdasarkan Teori.......................................15
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Air, Minyak, dan Sirup..........................................................11
Gambar 2 Air di Dalam Gelas................................................................12
Gambar 3 Air dan Minyak di Dalam Gelas............................................12
Gambar 4 Air, Minyak dan Sirup di Dalam Gelas..................................13
Gambar 5 Hasil Pengamatan................................................................14
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah (Tuhan
Yang Maha Esa) yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga laporan yang
berjudul: Implementasi Project Based Learning Pada Materi Massa Jenis Zat
Cair Di Sma Kelas XI, dapat terselesaikan.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Informasi (TI) pada Pendidikan Fisika Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan
kontribusinya. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Dr.rer.nat Bambang Heru, M.Si selaku Dosen mata kuliah TI dalam
pembelajaran fisika dan juga rekan-rekan sekelompok yang telah mendukung
keberlangsungan penulisan laporan ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan
dan penyempurnaan laporan ini. Atas perhatian dan saran yang diberikan
penulis ucapkan terima kasih.
Jakarta,April 2016
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang berkualitas dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki manusia, mengubah tingkah laku menjadi lebih baik dan menjadi
sumber daya yang dapat diandalkan di bidangnya. Pendidikan merupakan
suatu rangkaian yang universal dan kompleks. Rangkaian tersebut
merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia dapat
memperluas pengetahuan dan tumbuh menjadi pribadi yang utuh.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses
pembelajarannya. Proses pembelajaran di sekolah terutama pada
pembelajaran fisika menuntut tingginya pemahaman peserta didik pada
konsep – konsep fisika. Pemahaman yang dimaksud bukanlah hanya berupa
menghafal rumus dan latihan soal – soal, namun pemahaman yang lebih
cenderungmenekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi
menemukan konsep, mencari, dan mengaplikasikannya pada kehidupan
sehari-hari.
Proses pembelajaran di kelas melibatkan secara langsung antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Di sinilah cara guru
menyampaikan materi pelajaran mempengaruhi proses pembelajaran yang
1
terjadi di kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan dan kemampuan guru
yang mumpuni dan mengikuti perubahan jaman untuk mensiasati kondisi
kelas agar tercapai keberhasilan proses pembelajaran fisika yang dinamis
dan efektif pada siswa. Dalam proses belajar terdapat berbagai macam
pendekatan pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
membangun keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Pemilihan
pendekatan pembelajaran tersebut tentu saja harus diimbangi dengan
kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan disesuaikan
dengan materi yang diajarkan.
Proses pembelajaran fisika yang tepat adalah yang dapat menciptakan
keaktifan siswa dalam mencari dan berkomunikasi aktif dengan teman-
temannya. Aktivitas belajar seperti ini merupakan salah satu faktor penting
mengingat aktivitas tersebut memberikan pengalaman kepada siswa secara
langsung. Tujuan ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak aktif dalam
kegiatan belajar mengajar atau hanya terjadi komunikasi satu arah saja.
Salah satu alternatif untuk proses belajar tersebut adalah pendekatan
Project Based Learning adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan
penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama,
kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui
proyek.
2
Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
menyenangkan akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan
bahwa pendekatan ini berpengaruh baik pada tingkat pemahaman siswa
terhadap materi fisika dan dengan adanya keaktifan siswa dalam proses
belajar memungkinkan hasil belajar fisika yang dicapai akan memuaskan.
Sehingga saya merasa tertarik untuk menyusun laporan yang berjudul “
Laporan Implementasi Project Based Learning pada Materi Massa Jenis di
SMA Kelas XI”
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar balakang, laporan ini dibatasi hanya dengan
membahas Project Based Learning pada materi massa jenis kelas XI SMA
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pendekatan project based learning tepat untuk pembelajaran
fisika ?
2. Apakah hasil percobaan massa jenis zat cair sesuai dengan
literature yang ada ?
3
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat
pada proses sehingga relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah
dengan memadukan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu sehingga
menjadi suatu pembelajaran yang bermakna dan berlangsung secara
kolaboratif dalam kelompok. (Fatmawati, 2015)
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran
sistematik yang melibatkan siswa dalam mempelajari pengetahuan dasar dan
kecakapan hidup melalui sebuah perluasan, proses penyelidikan, pertanyaan
otentik, serta perancangan produk dan kegiatan yang seksama. (Sunarto,
2010)
Model pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa menghadapi
masalah dunia nyata dan masalah yang mereka temukan bermakna ,
menentukan bagaimana untuk mengatasinya , dan kemudian bertindak
secara kolaboratif untuk menciptakan solusi dari masalah (Bender, 2012)
Karakteristik Pembelajaran berbasis proyek, yaitu : 1) Pengorganisasian
masalah/pertanyaan. Proses pembelajaran haruslah mengembangkan
4
pengetahuan dan minat siswa. 2) Memiliki hubungan dengan dunia nyata.
Konteks pembelajaran bermakna dan otentik. 3) Menekankan pada tanggung
jawab siswa. Siswa harus mengakses informasi mereka sendiri dan
mendesain proses untuk memperoleh solusi permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. 4) Penilaian proyek. Produk final bukan dalam
bentuk tes, melainkan laporan dan kinerja siswa. (Sunarto, 2010)
Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model
yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain :
1. Centrality. Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam
pembelajaran.
2. Driving question. Project based learning difokuskan pada pertanyaan
atau masalah yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan
konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation. Pada project based learning, siswa
membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara
mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy. Project based learning menuntut student centered, siswa
sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.
5. Realism. Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan
situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan
menghasilkan sikap profesional (Thomas, 2000)
5
Global SchoolNet (Schoolnet, 2000) melaporkan hasil penelitian the
AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil
penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah
pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik,
c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan,
d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation (Foundation, 2005) terdiri dari :
a. Start With the Essential Question. Pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
6
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relefan untuk para peserta didik.
b. Design a Plan for the Project. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Create a Schedule. Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada
tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik
agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Monitor the Students and the Progress of the Project. Pengajar
bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
7
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar
berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Assess the Outcome. Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar
dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masingmasing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluate the Experience. Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
B. Massa Jenis
Massa jenis yaitu pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula masssa
8
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan massa total
dibagi dengan volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis yang lebih rendah (misalnya air).
ρ=mV
Keterangan:
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
m: massa (kg)
v: volume (m3)
Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa
benda. Untuk menentukan besar massa jenis suatu benda, yaitu dengan
membagi massa benda dengan volume. Bila massa jenis diberi simbol ρ
(dibaca: rho), massa m, dan volume V.
Hukum Archimedes mengatakan bahwa “Jika suatu benda dicelupkan
ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas
yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda
tersebut”. Tiga keadaan benda di dalam zat cair :
1. Benda terapung.
9
Benda dikatakan terapung jika massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair dan Berat benda sama dengan gaya
ke atas zat cair.
2. Benda melayang.
Benda dikatakan melayang jika massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat cair dan berat benda sama dengan gaya ke atas zat
cair.
3. Benda tenggelam
Benda dikatakan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar
daripada massa jenis zat cair dan berat benda lebih besar daripada
gaya ke atas zat cair.
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk membuktikan massa jenis zat cair.
B. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada April 2016 di Universitas Negeri Jakarta.
C. Metode Percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen,
dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1 Air, Minyak, dan Sirup
2. Menuangkan air ke dalam gelas, seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini:
11
Gambar 2 Air di Dalam Gelas
3. Menuangkan minyak ke dalam gelas yang telah berisi air, seperti yang
terlihat di bawah ini:
Gambar 3 Air dan Minyak di Dalam Gelas
4. Menuangkan sirup ke dalam gelas yang telah berisi air dan minyak,
seperti yang terlihat di bawah ini:
12
Gambar 4 Air, Minyak dan Sirup di Dalam Gelas
5. Mengamati apa yang terjadi.
6. Mencatat hasil pengamatan.
7. Menyimpulkan hasil pengamatan.
Percobaan dilakukan secara berkelompok. Kelompok terdiri dari 4 orang
yang masing-masing telah dibagi-bagi tugasnya. Pada percobaan ini
menggunakan media pembelajaran berbasis video. Pada setiap langkah
kegiatan percobaan didokumentasikan dengan media video, hal ini untuk
membuktikan orisinalitas suatu percobaan dan terlihat dengan jelas prosedur.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Setelah melakukan percobaan mengenai massa jenis zat cair, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Gambar 5 Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengamatan
No. Nama Zat Cair Pengamatan
1 Air Air berada di bagian tengah pada sebuah
gelas yang berisikan Air, minyak, dan
sirup.
2 Minyak Minyak berada di bagian atas
(permukaan) pada sebuah gelas yang
berisikan Air, minyak, dan sirup.
3 Sirup Sirup berada di bagian bawah (dasar)
pada sebuah gelas yang berisikan Air,
minyak, dan sirup.
14
B. Deskripsi Data Berdasarkan Teori
Setelah melakukan percobaan mengenai massa jenis zat cair, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai Massa Jenis Berdasarkan Teori
No. Nama Zat Cair Nilai Massa Jenis Zat Cair
1 Air 1,0 g/cm3
2 Minyak 0,8 g/cm3
3 Sirup 1,3 g/cm3
C. Pembahasan
Dari hasil pengamatan, sirup berada di dasar gelas. Lapisan air berada
di atas lapisan sirup, sedangkan lapisan minyak berada di lapisan paling
atas. Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis sirup lebih besar daripada air.
Karena berdasarkan teori yang ada, bahwa semakin besar massa jenis fluida
(zat cair) maka semakin besar zat cair tersebut untuk berada pada posisi
tenggelam (menuju ke dasar). Berdasarkan teori, diketahui bahwa massa
jenis sirup sebesar 1,3 g/cm3 lebih besar dari massa jenis air sebesar 1
g/cm3. Atau dapat dituliskan bahwa ⍴sirup>⍴air. Sedangkan minyak, dari hasil
pengamatan minyak berada di permukaan gelas (di atas air). Karena
berdasarkan teori yang ada, bahwa semakin kecil massa jenis fluida (zat cair)
15
maka semakin kecil kemungkinan zat cair tersebut untuk berada pada posisi
Tenggelam (besar kemungkinan untuk Mengapung). Berdasarkan teori,
diketahui bahwa massa jenis minyak sebesar 0,8 g/cm3 lebih kecil dari massa
jenis air sebesar air sebesar 1 g/cm3. Atau dapat dituliskan bahwa ⍴minyak<⍴air.
Sehingga hasil percobaan sinergi dengan teori yang ada.
Percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa memungkinkan siswa
lebih memahami konsep fisika. Dengan mengalami sendiri, siswa akan
semakin mudah dalam mengingat. Selain itu, penggunaan media video
sebagai sarana pengkomunikasian percobaan melatih siswa dalam
kemampuan komunikasi verbal dan sistematis serta melatih keterampilan
dalam penggunaan media.
16
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa mengalami
sendiri percobaan – percobaan yang berkaitan dengan fisika. konsep
fisika lebih mudah dipahami dengan melakukan percobaan. Model
pembelajaran berbasis proyek tepat digunakan dalam pembelajaran
fisika.
2. Dari hasil pengamatan, sirup berada di dasar gelas yang berisi air dan
minyak berada di permukaan gelas. Berdasarkan literatur diketahui
bahwa massa jenis minyak sebesar 0,8 g/cm3, massa jenis sirup
sebesar 1,3 g/cm3, dan air sebesar 1 g/cm3. Sehingga hasil percobaan
bersesuaian dengan literasi, massa jenis sirup lebih besar daripada
massa jenis air (⍴sirup>⍴air) dan massa jenis minyak lebih kecil dari
massa jenis air (⍴minyak<⍴air).
17
DAFTAR PUSTAKA
Bender, W. N. (2012). Project Based Learning. California: Corwin A Sage Company.
Fatmawati, I. M. (2015). Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar - Teori dan Praktek. Yogyakarta: Deepublish.
Foundation, T. G. (2005). Instructional Modeule Project Based Learning. Retrieved from GLFE: www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php
Schoolnet, G. (2000). Introduction to Networked Project-Based Learning. Retrieved from gsn: www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm
Sunarto, W. G. (2010). PAKEMATIK- Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Thomas, J. (2000). A Review of Research on Problem Based Learning. California: The Autodesk Foundation.
18