BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN...
-
57
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi
1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/ Hasil IntervensiTindakan siklus
I
a. Perencanaan Tindakan
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau PTK yang
dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran akan dijelaskan
sebagai berikut. Siklus I yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan
berlangsung pada tanggal 3 dan 5 April 2018. Dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti berkolaborasi bersama observer melakukan
pertemuan untuk berunding mengenai pelaksanaan tindakan kelas yang
akan dilaksanakan di kelas V SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta
Selatan. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan suatu tindakan pada siklus I
yang meliputi :
1. Peneliti meminta izin kepada guru kelas V SDN Mampang
Prapatan 05 Jakarta Selatan.
2. Menyampaikan pendapat dan ide kepada guru kelas V tentang
konsep dan tujuan penelitian.
-
58
3. Menyiapkan materi pokok yang disusun dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada SK dan
KD dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP
2006) yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada SDN
Mampang Prapatan 05
4. Materi pokok disiapkan di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dimana materi pokok tersebut berisi
tentang gaya dengan menggunakan model siklus belajar 5E
(learning cycle 5E)
5. Observer memberikan penguatan dan masukan untuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti.
6. Peneliti menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan tentang gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesek, misalnya : magnet, klip,
kertas, pulpen, penggaris, kapas, uang logam, pasir, kain, balok,
paku payung dan lainnya
7. Peneliti menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan
dikerjakan oleh siswa.
8. Peneliti menyiapkan instrumen pemantau tindakan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar 5E
(learning cycle 5E) yaitu berupa lembar pengamat tindakan guru
dan siswa untuk diisi oleh observer.
-
59
9. Menyiapkan instrumen kuesioner kecerdasan interpersonal
sebanyak 30 butir pertanyaan yang akan diberikan pada setiap
akhir siklus I dan siklus II
10. Menyiapkan kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan
seluruh proses kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I pertemuan ke-1
Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 3
April 2018. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit mulai dari pukul
10.00 – 11.10 di ruang kelas V. pembelajaran dilaksanakan
menggunakan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar serta
mengkondisikan siswa agar dapat belajar dengan kondusif. Guru
meminta ketua kelas untuk maju ke depan kelas agar memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran siswa dan pada hari itu siswa kelas V hadir
semua. Guru memberikan motivasi berupa tepuk semangat. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai gaya dan mengaitkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
-
60
Kegiatan inti (50 menit)
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan membangkitkan minat
siswa yaitu dengan menghubungkan topik yang dibahas dengan cerita
faktual yang dialami siswa. Guru memberikan pertanyaan alternative
kepada siswa seperti siapa yang pernah mendorong suatu benda?
Dengan serempak siswa menjawab dengan seksama. Lalu siswa
diberikan pertanyaan permasalahan kemudian jawaban siswa dijadikan
prediksi atau jawaban sementara oleh guru.
Gambar 4.1 siswa bertanya jawab dengan penuh antusias
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang sifatnya heterogen dan
setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Selanjutnya, siswa dalam
kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan diujicobakan.
Masing-masing kelompok mendapatkan satu lembar yang akan
-
61
didiskusikan dalam kelompok. Siswa diberikan mengamati bahan dan alat
yang diperlukan dalam lembar kerja tersebut yang dibimbing oleh guru.
Gambar 4.2 Siswa membentuk kelompok secara heterogen
Gambar 4.3 guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
-
62
Gambar 4.4 Siswa mengamati alat dan bahan yang sudah
disiapkan
Gambar 4.5 siswa bersama kelompoknya sedang melakukan
percobaan
Siswa melaporkan hasil percobaan dengan memberikan penjelasan
menggunakan kalimat sendiri dan memberikan klarifikasi atas penjelasan
-
63
laporan hasil percobaan yang dibimbing oleh guru serta
menghubungkannya dengan prediksi atau jawaban sementara yang telah
dibuat sebelumnya.
Gambar 4.6 Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil
percobaan
Gambar 4.7 Siswa bersama - sama melakukan kegiatan refleksi
Kegiatan Akhir (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab yaitu guru menanyakan
pelajaran apa saja yang telah dipelajari hari ini dan siswa menjawabnya
-
64
dengan serempak. Kemudian siswa bersama guru merangkum materi
yang sudah dipelajari hari ini dan guru menanyakan kembali kepada
siswa yang belum memahami materi tersebut. Guru memberikan soal-
soal latihan kepada siswa dan meminta siswa untuk memperlajari materi
berikutnya yaitu tentang gaya gravitasi. Sebelum mengakhiri pembelajran
siswa bersama guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.
Siklus I pertemuan ke-2
Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 5
April 2018. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit mulai dari pukul
10.00 – 11.20 di ruang kelas V. pembelajaran dilaksanakan
menggunakan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar serta
mengkondisikan siswa agar dapat belajar dengan kondusif. Guru
meminta ketua kelas untuk maju ke depan kelas agar memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran siswa dan pada hari itu siswa kelas V hadir
semua. Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi IPA
yang sudah dipelajari sebelumnya dan menyampaikan tujuan
-
65
pembelajaran mengenai gaya dan mengaitkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Gambar 4.8 siswa bersama guru saling bertanya jawab
Kegiatan inti (50 menit)
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan membangkitkan minat
siswa yaitu dengan menghubungkan topik yang dibahas dengan cerita
faktual yang dialami siswa. Guru memberikan pertanyaan permasalahan
mengenai materi yang akan dibahas yaitu gaya gravitasi. Kemudian
siswa menjawab dan jawaban tersebut dijadikan prediksi atau jawaban
sementara.
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang sifatnya heterogen dan
setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Selanjutnya, siswa dalam
kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan diujicobakan.
Masing-masing kelompok mendapatkan satu lembar yang akan
-
66
didiskusikan dalam kelompok. Siswa diberikan mengamati bahan dan alat
yang diperlukan dalam lembar kerja tersebut yang dibimbing oleh guru.
Gambar 4.9 siswa bediskusi bersama kelompoknya
Gambar 4.10 guru memandu jalannya diskusi
-
67
Gambar 4.11 siswa bersama kelompoknya mempresentasikan
hasil diskusinya
Siswa melaporkan hasil percobaan dengan memberikan penjelasan
menggunakan kalimat sendiri dan memberikan klarifikasi atas penjelasan
laporan hasil percobaan yang dibimbing oleh guru serta
menghubungkannya dengan prediksi atau jawaban sementara yang telah
dibuat sebelumnya.
Kegiatan Akhir (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab yaitu guru menanyakan
pelajaran apa saja yang telah dipelajari hari ini dan siswa menjawabnya
dengan serempak. Kemudian siswa bersama guru merangkum materi
yang sudah dipelajari hari ini dan guru menanyakan kembali kepada
siswa yang belum memahami materi tersebut. Guru memberikan soal-
soal latihan kepada siswa dan meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya yaitu tentang gaya gravitasi. Sebelum mengakhiri
-
68
pembelajaran siswa bersama guru menutup pembelajaran dengan
berdoa bersama.
Gambar 4.12 siswa mengerjakan soal evaluasi
c. Pengamatan Tindakan Siklus I
Pada pengamatan tindakan siklus I terdapat kegiatan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V yang berperan sebagai
observer. dalam pelaksanaan kegiatan ini untuk melihat dan mengetahui
kecerdasan interpersonal yang telah dimiliki siswa terutama dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui model siklus belajar
5e (learning cycle 5e). Observer melakukan pengamatan yang terjadi di
dalam kelas yaitu dimulai dari kegiatan awal pembelajaran dimulai hingga
kegiatan penutup pembelajaran. Dalam pengamatan terhadap guru,
observer menggunakan instrumen pemantau tindakan guru dan siswa.
Hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
-
69
pembelajaran IPA yang menerapkan model siklus belajar 5e (learning
cycle 5e).
Hasil yang diperoleh pada siklus I yang menggunakan model siklus
belajar 5e (learning cycle 5e) berjalan dengan baik, siswa semangat
belajar karena menggunakan sistem berkelompok, beberapa siswa sudah
mulai berkembang sikap saling peduli terhadap temannya, mulai mampu
memotivasi kepada teman kelompok yang kurang berpartisipasi dalam
kelompok, mulai mampu mendengarkan dan memahami pendapat teman
lainnya, mampu untuk mengkomunikasikan pendapat dirinya kepada
temannya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang ia
kerjakan. Namun ada beberapa siswa yang masih kurang memiliki sikap
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran, observer menemukan bahwa guru
juga memiliki kekurangan dalam mengkondisikan kelas dengan baik,
masih kurang memotivasi atau mendorong siswa dalam mengemukakan
pendapatnya di dalam kelompok. Dengan kekurangan tersebut, maka
peneliti melanjutkan ke siklus II guna memperbaiki kekurangan yang
terjadi pada siklus I yang nantinya akan mengalami proses peningkatan
dan sesuai dengan apa yang peneliti harapkan.
Berikut ini adalah gambaran tabel siswa yang sudah mencapai
target yaitu dengan kategori tinggi (84-120) dan yang masih belum
-
70
mencapai target. Data ini diperoleh dari perhitungan skor kecerdasan
interpersonal siswa sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Skor Kecerdasan Interpersonal Pada Siklus I
No. Nama Siswa Jumlah Skor Kategori
1 RNH 90 Tinggi
2 NPP 79 Sedang
3 MR 85 Tinggi
4 MM 80 Sedang
5 H 98 Tinggi
6 SMS 89 Tinggi
7 FOK 103 Sangat Tinggi
8 RK 98 Tinggi
9 NBR 90 Tinggi
10 SK 80 Sedang
11 VOI 88 Tinggi
12 S 100 Sangat Tinggi
13 SK 86 Tinggi
14 MYA 88 Tinggi
15 N 85 Tinggi
16 F 98 Tinggi
17 AR 84 Tinggi
18 D 86 Tinggi
-
71
19 BAP 80 Sedang
20 FDA 84 Tinggi
21 FAP 91 Tinggi
22 AF 88 Tinggi
23 MTR 83 Sedang
24 ZS 82 Sedang
25 SAA 88 Tinggi
26 RFY 93 Tinggi
27 SR 89 Tinggi
28 TAP 83 Sedang
29 IA 81 Sedang
Siswa yang mencapai target terdapat 21 siswa, sedangkan yang
belum mencapai target terdapat 8 siswa.
Persentase keberhasilan = %= 72,42%
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini, peneliti dan observer melakukan diskusi
bersama yaitu mengkaji proses pembelajaran yang menggunakan model
siklus belajar 5e (learning cycle 5e). Terdapat kekurangan pada siklus I
yakni guru kurang melibatkan siswa dalam pembagian kelompok, guru
kurang memotivasi siswa agar siswa berpendapat pada diskusi
-
72
kelompok, guru kurang menanyakan kepada kelompok lain untuk
memberi tanggapan terhadap kelompok yang mempresentasikan hasil
jawabannya. Dalam refleksi, observer dan peneliti mendiskusikan apa-
apa saja yang kurang selama proses pembelajaran, dan dapat diperbaiki
pada siklus II.
Tabel 4.2 Hasil Refleksi dan Tindak Lanjut Siklus I
No. Hasil Tindak Lajut
1. Guru kurang mendorong siswa agar berani dalam mengemukakan pendapatnya
Guru akan memberikan motivasi secara intensif kepada siswa agar berani untuk mengemukakan pendapatnya.
2. Guru kurang mempersilahkan siswa dalam kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi
Guru lebih tanggap untuk menanyakan kepada siswa dalam kelompok lain agar memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi
3. Data pemantau tindakan guru dan siswa belum mencapai target yang diharapkan
Peneliti menekankan kepada point yang belum terlaksana, dan meningkatkan tindakan yang menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e)
Berdasarkan hasil temuan diatas, maka pada siklus selanjutnya
peneliti akan melakukan tindak lanjut agar target yang ditetapkan dapat
tercapai. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus
II. Siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang terdapat pada siklus
I. Pada proses di siklus II peneliti akan merencakan pembelajaran yang
-
73
menyenangkan dan bermakna, peneliti memastikan peran angota dalam
suatu kelompok, dan merangsang siswa agar aktif bertanya dan berani
tampil dengan penuh percaya diri. Dengan disusunnya rencana
pembelajaran dan perbaikan pada siklus II, peneliti mengharapkan
bahwa kecerdasan interpersonal siswa dapat meningkat dan hasilnya
dapat melebihi dari target yang ingin dicapai.
2. Deskripsi Data Hasil Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan, yang berlangsung
pada tanggal tanggal 10 April 2018 dan 12 April 2018. Peneliti
merencanakan tindakan siklus II, antara lain :
1. Merencakan perbaikan tindakan dan kekurangan guru yang
belum maksimal pada siklus I.
2. Materi pokok yang telah dipersiapkan disusun ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk merangsang
perdan siswa di dalam kelompoknya.
4. Menyiapkan lembar pengamatan tindakan yang menggunakan
model siklus 5E (learning cycle 5e) pemantau tindakan guru
dan siswa.
-
74
5. Menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dengan materi
yang dibahas seperti magnet, klip, paku payung, kayu, dan
lainnya.
6. Menyiapkan reward berupa makanan atau minuman sebagai
apresiasi kepada siswa, baik secara individu atau kelompok.
7. Menyiapkan kuesioner kecerdasan interpersonal siswa dan
pemantau tindakan guru dan siswa sebagai dokumen
pengumpul data serta kamera untuk dokumentasi.
8. Menyiapkan lembar catatan lapangan guna mengetahui catatan
khusus untuk peneliti maupun siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan, dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran dilakukan menggunakan model
siklus 5e (learning cycle 5e). Berikut ini deskripsi pembelajaran yang
dilaksanakan pada tahap tindakan siklus II.
Siklus II pertemuan ke-1
Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 10
April 2018. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit mulai dari pukul
08.20 – 09.30 di ruang kelas V. Pembelajaran dilaksanakan
-
75
menggunakan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar serta
mengkondisikan siswa agar dapat belajar dengan kondusif. Guru
meminta ketua kelas untuk maju ke depan kelas agar memimpin doa dan
melakukan pembiasaan seperti membaca juz’amma serta menyanyikan
lagu wajib nasional. Guru mengecek kehadiran siswa dan pada hari itu
siswa kelas V hadir semua. Guru menanyakan kembali kepada siswa
mengenai materi IPA yang sudah dipelajari sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai gaya magnet dan
mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti (50 menit)
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan engagement atau
membangkitkan minat siswa yaitu dengan menghubungkan topik yang
dibahas dengan cerita faktual yang dialami siswa. Guru bertanya
mengenai pengalaman siswa yang berhubungan dengan topic bahasan,
menanyakan dengan pertanyaan alternatif misalnya a. siapa yang pernah
memainkan magnet?, b. magnet digunakan untuk apa saja?. Lalu
memberikan pertanyaan permasalahan mengenai materi yang akan
-
76
sedang dibahas, yaitu menanyakan benda – benda manakah yang
bersifat magnetis dan non magnetis. Kemudian siswa menjawab dan
jawaban tersebut dijadikan prediksi atau jawaban sementara.
Siswa bereksplorasi dengan cara membentuk kelompok menjadi 6
kelompok yang sifatnya heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang siswa. Selanjutnya, siswa dalam kelompok diberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang akan diujicobakan. Masing-masing kelompok
mendapatkan satu lembar yang akan didiskusikan dalam kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengamati serta mengecek bahan
dan alat yang diperlukan dalam lembar kerja tersebut yang dibimbing
oleh guru. Kemudian siswa melaporkan hasil percobaan dengan
memberikan penjelasan atau ber-explanation menggunakan kalimat
siswa sendiri. Dalam kelompok siswa berdiskusi dan saling terlibat dalam
mengemukakan pendapat yang dipandu oleh guru. Selanjutnya siswa
berelaborasi dengan menerapkan konsep yang telah dipelajari ke situasi
yang baru dengan menyebutkan contoh yang lain. Kemudian siswa
diberikan soal evaluasi untuk menguji pemahaman siswa.
-
77
Gambar 4.13 Membentuk kelompok secara heterogen
Gambar 4.14 Siswa berdiskusi bersama kelompoknya
Gambar 4.15 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
-
78
Kegiatan Akhir (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab yaitu guru menanyakan
pelajaran apa saja yang telah dipelajari hari ini dan siswa menjawabnya
dengan serempak. Kemudian siswa bersama guru merangkum materi
yang sudah dipelajari hari ini dan guru menanyakan kembali kepada
siswa yang belum memahami materi tersebut. Guru memberikan soal-
soal latihan kepada siswa dan meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya yaitu tentang cara membuat magnet. Sebelum mengakhiri
pembelajaran siswa bersama guru menutup pembelajaran dengan
berdoa bersama.
Gambar 4.16 Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siklus II pertemuan ke-2
Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 12
April 2018. Pertemuan ini dilakukan selama 2 x 35 menit mulai dari pukul
-
79
08.15 – 09.25 di ruang kelas V. Pembelajaran dilaksanakan
menggunakan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar serta
mengkondisikan siswa agar dapat belajar dengan kondusif. Guru
meminta ketua kelas untuk maju ke depan kelas agar memimpin doa dan
melakukan pembiasaan seperti membaca juz’amma serta menyanyikan
lagu wajib nasional. Guru mengecek kehadiran siswa dan pada hari itu
siswa kelas V hadir semua. Guru menanyakan kembali kepada siswa
mengenai materi IPA yang sudah dipelajari sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai cara membuat magnet
dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti (50 menit)
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan engagement atau
membangkitkan minat siswa yaitu dengan menghubungkan topik yang
dibahas dengan cerita faktual yang dialami siswa. Guru bertanya
mengenai pengalaman siswa yang berhubungan dengan topik bahasan,
memberikan pertanyaan permasalahan mengenai materi yang akan
-
80
sedang dibahas. Kemudian siswa menjawab dan jawaban tersebut
dijadikan prediksi atau jawaban sementara.
Gambar 4.17 Siswa melakukan tanya jawab bersama guru
Siswa bereksplorasi dengan cara membentuk kelompok menjadi 6
kelompok yang sifatnya heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang siswa. Selanjutnya, siswa dalam kelompok diberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang akan diujicobakan. Masing-masing kelompok
mendapatkan satu lembar yang akan didiskusikan dalam kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengamati serta mengecek bahan
dan alat yang diperlukan dalam lembar kerja tersebut yang dibimbing
oleh guru. Kemudian siswa melaporkan hasil percobaan dengan
memberikan penjelasan atau ber-explanation menggunakan kalimat
siswa sendiri. Dalam kelompok siswa berdiskusi dan saling terlibat dalam
mengemukakan pendapat yang dipandu oleh guru. Selanjutnya siswa
-
81
berelaborasi dengan menerapkan konsep yang telah dipelajari ke situasi
yang baru dengan msneyebutkan contoh yang lain. Kemudian siswa
diberikan soal evaluasi untuk menguji pemahaman siswa.
Gambar 4.18 Siswa ujicoba cara membuat magnet
Gambar 4.19 Siswa mempraktekan contoh di depan kelas
-
82
Gambar 4.20 Guru memberikan klarifikasi terhadap materi
magnet
Gambar 4.21 Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran
Kegiatan Akhir (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab yaitu guru menanyakan
pelajaran apa saja yang telah dipelajari hari ini dan siswa menjawabnya
dengan serempak. Kemudian siswa bersama guru melakukan kegiatan
releksi. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan meminta
siswa untuk memperlajari materi berikutnya yaitu tentang cara membuat
-
83
magnet. Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa bersama guru
menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.
Gambar 4.22 Siswa mengerjakan soal evaluasi
c. Pengamatan
Guru kelas berperan sebagai observer yaitu melakukan
pengamatan terhadap peneliti yang sedang melakukan proses kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning
cycle 5e). Sama halnya dengan siklus I, observer melakukan
pengamatan kepada guru mulai dari awal pembelajaran hingga akhir
pembelajaran dengan bantuan instrument pemantau tindakan guru dan
siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh observer yaitu untuk mengetahui
sejauh mana perbaikan yang dilakukan oleh peneliti selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung serta mengukur kualitas penggunaan
model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) pada saat pembelajaran.
Selain menggunakan lembaran pemantau tindakan, observer juga
-
84
mencatat kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran yang
berlangsung dalam bentuk catatan lapangan. Hasil yang diperoleh pada
siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan oleh
penelilti. Aspek – aspek pengamatan yang terdapat pada instrument
pemantau tindakan guru dan siswa sudah mendapatkan “ya”, yaitu
aspek-aspek tersebut sudah dilaksanakan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Siswa sudah mulai untuk membudayakan sikap peduli
terhadap temen sekelasnya. Siswa lebih mampu dalam menjalin
hubungan baik terhadap siswa lainnya, hal ini menunjukkan bahwa siswa
sudah mampu untuk bekerja sama dengan temannya. Siswa juga lebih
menyukai mata pelajaran IPA dengan belajar secara kelompok. Dengan
dibentuk secara kelompok, siswa lebih mudah untuk memahami materi
yang dianggapnya sulit dan membuat siswa mengerti pentingnya sikap
tanggung jawab dalam sebuah kelompok. Siswa pun sudah berani untuk
mengemukakan pendapatnya baik itu secara individu maupun kelompok.
Tabel. 4.3 Hasil Skor Kecerdasan Interpersonal Pada Siklus II
No. Nama Siswa Jumlah Skor Kategori
1 RNH 100 Sangat Tinggi
2 NPP 89 Tinggi
3 MR 100 Tinggi
4 MM 88 Tinggi
-
85
5 H 107 Sangat Tinggi
6 SMS 106 Sangat Tinggi
7 FOK 99 Tinggi
8 RK 98 Tinggi
9 NBR 103 Tinggi
10 SK 88 Tinggi
11 VOI 100 Tinggi
12 S 109 Sangat Tinggi
13 SK 86 Tinggi
14 MYA 88 Tinggi
15 N 85 Tinggi
16 F 93 Tinggi
17 AR 84 Tinggi
18 D 86 Tinggi
19 BAP 84 Tinggi
20 FDA 84 Tinggi
21 FAP 88 Tinggi
22 AF 88 Tinggi
23 MTR 83 Sedang
24 ZS 82 Sedang
25 SAA 88 Tinggi
26 RFY 103 Sangat Tinggi
27 SR 89 Tinggi
28 TAP 80 Sedang
-
86
29 IA 90 Tinggi
Siswa yang tercapai terdapat 26 orang, sedangkan yang belum
tercapai terdapat 3 orang.
Persentase Keberhasilan = %= 89,65%
d. Refleksi
Tahapan refleksi adalah tahapan yang dilakukan untuk
mengetahui hasil yang diperoleh selama kegiatan proses pembelajaran
dengan melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) yang
bertujuan agar terjadinya peningkatan terhadap kecerdasan interpersonal
siswa. Dalam tahapan ini, peneliti dan observer mendiskusikan hasil
pengamatan yang terdapat di siklus II berdasarkan pada aspek-aspek
yang terdapat dalam instrument pemantau tindakan guru dan siswa.
Kemudian membahas mengenai permasalahn yang terjadi pada siklus I
dan melihat perbaikan yang dilakukan peneliti sudah sejauh mana yang
di laksanakan. Berdasarkan hasil diskusi, observer mengemukakan
bahwa terjadi peningkatan yang cukup dari aspek-aspek pengamatan
yang terjadi pada siklus II. Dengan demikian, penelitian dengan
menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) pada
-
87
pembelajaran IPA di SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta Selatan
dinyatakan telah berhasil pada siklus II.
B. Analisis Hasil Tindakan
Analisis yang diperoleh dari data pemantau tindakan guru dan
siswa serta data penelitian. Data pemantau tindakan aktivitas guru dan
siswa dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e)
selama proses pembelajaran IPA yang berlangsung pada siklus I dan II
melalui pengamatan langsung di kelas. Data penelitian diperoleh dari
peningkatan data kecerdasan interpersonal siswa pada pembelajaran IPA
di kelas V SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta Selatan. Analisis data
tersebut dapat disajikan berdasarkan hasil pengamatan berikut ini :
1. Data Pemantau Tindakan
Hasil pemantau tindakan terhadap guru dan siswa pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning
cycle 5e) pada siklus I aktivitas guru dan siswa mencapai 78,57%. Pada
siklus II aktivitas guru dan siswa mencapai 92,85%. Berikut ini adalah tabel
aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya :
Tabel 4.4 Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa
Siklus Jumlah Skor Persentase (%)
-
88
I 44 78,57%
II 52 92,85%
Berdasarkan data pada tabel di atas, menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II sebesar
14,28% dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e)
pada pembelajaran IPA.
Berikut ini terdapat persentase aktivitas guru dan siswa di kelas V
SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta Selatan pada pembelajaran IPA
dengan menggunakan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) pada
siklus I dan siklus II yang disajikan pada grafik di bawah ini :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SIKLUS 1 SIKLUS 2
92,85
78,57
Aktivitas Guru dan Siswa
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Grafik 4.1 Peningkatan aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan model
siklus belajar 5e (learning cycle 5e)
-
89
Berdasarkan grafik peningkatan aktivitas gru dan siswa di atas,
maka terjadi peningkatan tindakan aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran IPA di kelas V SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta Selatan
dengan menerapkan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e). Pada
siklus I penerapan model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) masih belum
maksimal, tetapi pada siklus II penerapan model siklus belajar 5e (learning
cycle 5e) pada pembelajaran IPA sudah maksimal. Hal ini terbukti bahwa
terjadi peningkatan pada setiap siklusnya.
2. Data Hasil Tindakan
Data hasil tindakan yang ditargetkan oleh peneliti adalah 80% dari
jumlah siswa kelas V dalam mencapai kategori tinggi (rentang 84-120).
Data hasil tindakan diperoleh dari hasil pengamatan di kelas, catatan
lapangan, dan perhitungan skor yang diperoleh siswa pada saat mengisi
kuesioner kecerdasan interpersonal. Berikut tabel yang menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kecerdasan interpersonal siswa pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan model siklus belajar 5e
(learning cycle 5e) pada siklus I dan siklus II :
Tabel 4.5 Data hasil Instrumen Kecerdasan Interpersonal Pada Siklus I
dan Siklus II
Siklus Persentase Target Pencapaian
I 72,42% 80% dari jumlah
-
90
II 89,65% siswa yang mencapai kategori tinggi
(rentang 84-120)
Berikut ini terdapat grafik yang menunjukkan terjadinya peningkatan
kecerdasan interpersonal siswa kelas V pada pembelajaran IPA di siklus I
dan siklus II :
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SIKLUS 1 SIKLUS 2
89,65%
72,42%
Kecerdasan Interpersonal
SIKLUS 2 SIKLUS 1
Grafik 4.2
Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Berdasarkan grafik yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut,
bahwa data hasil tindakan kecerdasan interpersonal pada pembelajaran
IPA diperoleh dari hasil kuesioner pada siklus I sebesar 72,42% dari
-
91
jumlah siswa yaitu 29 orang. Pada siklus II hasil yang diperoleh dari
kuesioner sebesar 89,65% dari jumlah siswa yaitu 29 orang.
C. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil analisis data pada siklus I dan II terdapat peningkatan
presentase pada variabel kecerdasan interpersonal dan variabel
pemantau tindakan guru dan siswa pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan model siklus belajar (learning cycle) 5e. Hal tersebut
menunjukkan bahwa model siklus belajar (learning cycle) 5e dapat
meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa kelas V pada
pembelajaran IPA di SDN Mampang Prapatan 05 Jakarta Selatan.
78,57%
92,85%
72,42%
89,65%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SIKLUS 1 SIKLUS 2
Pemantau Tindakan Gurudan Siswa
Kecerdasan Interpersonal
grafik 4.3 Perbandingan Pemantau Tindakan Guru dan Siswa dengan
Kecerdasan Interpersonal Siklus I dan Siklus II
-
92
Berdasarkan temuan data yang telah diperoleh pada siklus I
presentase keberhasilan dari hasil instrumen pemantau tindakan aktivitas
guru dan siswa 78,57% dari target yang telah ditetapkan yaitu 85%.
Persentase keberhasilan kecerdasan interpersonal yang diperoleh dari
kuesioner pada siklus I sebesar 72,42% dari target yang sudah
ditentukan yaitu 80% dari jumlah siswa yang sudah mencapai kategori
tinggi – sangat tinggi (84-120). Hasil yang telah didapatkan pada siklus I
belum mencapai target, oleh karena itu peneliti melanjutkan ke siklus
berikutnya yaitu ke siklus II.
Hasil yang di dapatkan pada siklus II sudah mencapai target yang
diharapkan oleh peneliti. Hal ini dapat dibuktikan oleh data hasil
instrumen pemantau tindakan aktivitas guru dan siswa yang ditargetkan
mencapai 85%, diperoleh dari aktivitas guru dan siswa sebesar 92,85%.
Persentase keberhasilan kecerdasan interpersonal siswa meningkat pada
siklus II sebesar 89,65% dari target awal 80%. Oleh karena itu, pada
siklus II terjadi peningkatan yang sudah melebihi dari target penelitian.
Maka peneliti bersama dengan observer mengambil keputusan untuk
tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis data hasil penelitian guna meningkatkan kecerdasan
interpersonal siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model
-
93
siklus belajar 5e (learning cycle 5e) yang dilakukan di kelas V pada
materi gaya dai siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut terjadi pada
siklus II yang menunjukkan bahwa model siklus belajar 5e (learning cycle
5e) pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kecerdasan
interpersonal siswa.
Pada saat proses pembelajaran di kelas guna meningkatkan
kecerdasan interpersonal siswa sangat dibutuhkan pembentukan
kelompok belajar yang akan memudahkan siswa yang kesulitan dalam
memahami materi. Dengan adanya kelompok belajar, siswa pun dapat
melatih diri dalam mengemukakan pendapat pada kelompok lain dan
memebangun hubungan atau relasi yang baik kepada siswa lainnya.
Dalam proses pembelajaran, guru hanya bertindak sebagai fasilitator
yaitu membimbing jalannya proses diskusi.
Selama tindakan berlangsung, observer melihat dan menilai yang
terjadi pada proses pembelajaran IPA yang menerapkan model siklus
belajar 5e (learning cycle 5e) melalui lembar pemantau tindakan aktivitas
guru dan siswa. Instrument pada siklus I tersebut mendapatkan 78,57%
sedangkan untuk mengukur interpersonal siswa yaitu dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan pada akhir siklus. Hasil yang
diperoleh dari data hasil tindakan pada siklus I sebesar 72,42%.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari hasil tindakan dan pemantau
tindakan belum mencapai target penelitian. Yang dapat dilihat dari
-
94
presentase keberhasilan data hasil pemantau 78,57% dan hasil tindakan
sebesar 72,42%. Hal tersebut menunjukkan bahwa peneliti dan observer
sepakat untuk melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya.
Hasil analisis data pemantau tindakan aktivitas guru dan siswa
yang didapatkan pada siklus II sebesar 92,85% dan terjadi peningkatan
sebesar 14,28%. Data hasil yang diperoleh dari kuesioner kecerdasan
interpersonal mengalami peningkatan sebesar 17,23% dari presentase
yang didapatkan sebesar 89,65%.
Peningkatan yang terjadi pada siklus II tersebut menunjukkan
bahwa kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat teratasi atau
diperbaiki oleh guru dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari
hasi data yang diperoleh sudah melebihi target penelitian. Sehingga
model siklus belajar 5e (learning cycle 5e) pada pembelajaran IPA dapat
dikatakan sebagai salah satu cara guru guna meningkatkan kecerdasan
interpersonal pada siswa.
E. Keterbatasan Penelitian
Skripsi merupakan suatu karya ilmiah yang dalam pelaksanaannya
berbentuk penelitian. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
berdasarkan pada penelitian tindakan kelas. Tanpa disadari bahwa
dalam pelaksanaannya memiliki banyak kekurangan atau kelemahan
-
95
akibat keterbatasan dalam mendapatkan hasil yang maksimal atau
kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini masih jauh
dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan yang tidak
dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan yang dilakukan oleh peneliti
selama kegiatan berlangsung meliputi :
1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas V SDN Mampang
Prapatan 05 Jakarta Selatan, oleh karena itu penelitian ini tidak
dapat digeneralisasikan pada penelitian lain dengan karakteristik
subyek yang sama.
2. Dalam penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kelas yang
situasi dan kondisinya belum tentu sama dengan kelas lainnya,
sehingga hasil penelitian yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasikan pada kelas lain tanpa melihat situasi dan
kondisinya