Aspirasi Pneumonia
-
Upload
arifin-chaniago -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Aspirasi Pneumonia
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASPIRASI PNEUMONIA
A. Definisi
Aspirasi adalah suatu keadaan dimana paru-paru terisi cairan akibat dari obstruksi
jalan nafas kecil yang dapat menimbulkan kegawatan pernafasan.
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh, bakteri, virus,
jamur, dan benda-benda asing (Muttaqin, 2009).
Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.yang
disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari
luar tubuh penderita. Pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi
berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi.
B. Anatomi Fisiologi
a. Saluran Nafas Atas
1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung. Didalamnya
terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang
masuk kedalam hidung.
2. Faring
Tekak atau faring mrupakan tempat persimpangan antara jalan napas dan
jalan makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Rongga tekak terbagi dalam 3 bagian, yaitu:
- Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring
- Bagian tengah yang sama tingginya dengan istimus fausium disebut orofaring.
- Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak
sebagai pembentukan suara, terletak dibagian depan faring sampai ketinggian
vertebrata servikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorok
dapat ditutup oleh sebuah simpang tenggorok yang disebut epiglottis.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan, antara lain:
- Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (adam’s apple)
- Kartilago ariteanoid (2 buah)
- Kartilago krikoid (1 buah)
- Kartilago epiglottis (1 buah)
4. Trakea
Trakea (batang tenggorok) adalah tabung berbentuk pita seperti huruf C
yang di bentuk oleh tulang-tulang rawan yang di sempurnakan oleh selaput. Trakea
terletak di antara vertebrata servikalis ke-6 sampai ke tepi bawah kartilago.Trakea
mempunyai dinding fibroelastis yang panjang nya sekitar 13 cm, berdiameter 2,5
cm dan dilapisi oleh otot polos. Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian,
pada daerah servikal agak sempit, bagian pertengahan agak sedikit melebar dan
mengecil lagi dekat percabangan bronkus.
Bagian dalam trakea terdapat sel-sel bersilia untuk mengeluarkan benda
asing yang masuk. Bagian dalam trakea terdapat septum yang disebut karina yang
terletak agak ke kiri dari bidang median.
Saluran Nafas Bawah
1. Bronkus
Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan trakea yang terdapat
ketinggian vertebrata torakalis ke-4 dan ke-5.
Bronkus memiliki struktur yang sama dengan trakea, yang dilapisi oleh
sejenis sel yang sama dengan trakea yang berjalan ke bawah menuju tampuk paru-
paru.
Bronkus terbagi menjadi dua cabang :
a. Bronkus prinsipalis dekstra.
Panjangnya sekitar 2,5 cm masuk ke hilus pulmonalis paru-paru kanan dan
mempercabangkan bronkus lobularis superior. Pada masuk ke hilus, bronkus
prinsipalis dekstra bercabang tiga menjadi bronkus lobularis medius, bronkus
lobularis inferior, bronkus lobularis superior.
b. Bronkus prinsipalis sinistra.
Lebih sempit dan lebih panjang serta lebih horizontal dibanding bronkus kanan,
panjangnya sekitar 5 cm berjalan ke bawah aorta dan di depan esophagus,
masuk ke hilus pulmonalis kiri dan bercabang menjadi dua, yaitu bronkus
lobularis inferior, bronkus lobularis superior.
Dari tiap-tiap bronkiolus masuk ke dalam lobus dan bercabang lebih
banyakdengan diameter kira-kira 0,5 mm. bronkus yang terakhir membangkitkan
pernapasan dan melepaskan udara ke permukaan pernapasan di paru-paru.
Pernapasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan pembuluh
alveoli yang merupakan tempat terjadinya pertukaran udara antara oksigen dengan
karbondioksida.
2. Paru-paru
Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan yang berada di
dalam kantong yang di bentuk oleh pleura parietalis dan viseralis. Kedua paru
sangat lunak, elastic dan berada dalam rongga torak, sifatnya ringan dan terapung di
air. Masing-masing paru memiliki apeks yang tumpul yang menjorok ke atas
mencapai bagian atas iga pertama.
Paru-paru kiri :
Pada paru-paru kiri terdapat satu fisura yaitu fisura obliges. Fisura ini membagi
paru-paru kiri atas menjadi dua lobus, yaitu :
a. Lobus superior, bagian yang terletak di atas dan di depan fisura.
b. Lobus inferior, bagian paru-paru yang terletak di belakang dan di bawah fisura.
Paru-paru kanan :
Pada paru-paru kanan terdapat dua fisura, yaitu : fisura oblique (interlobularis
primer) dan fisura transversal (interlobularis sekunder). Kedua fisura ini membagi
paru-paru kanan menjadi tiga lobus, lobius atas, lobus tengah dan lobus bawah.
3. Pleura
Pleura adalah suatu membaran serosa yang halus membentuk suatu
kantong tempat paru-paru berada yang jumlahnya ada dua buah dan masing-masing
tidak berhubungan.
Pleura mempunyai dua lapisan, parietalis dan viseralis.
a. Lapisan permukaan disebut permukaan parietalis, lapisan ini langsung
berhubungan dengan paru-paru serta memasuki fisura dan memisahkan lobus-
lobus dari paru-paru.
b. Lapisan dalam disebut pleura viseralis, lapisan ini berhubungan denganfasia
endotorakika dan merupakan permukaan dalam dari dinding toraks.
c. Sinus pleura : tidak seluruh kantong yang dibentuk oleh lapisan pleura diisi
secara sempurna oleh paru-paru, baik kearah bawah maupun ke arah depan.
Kavum pleura dibentuk oleh lapisan pleura parietalis saja, rongga ini disebut
sinus pleura. Pada waktu inspirasi, bagian paru-paru memasuki sinus dan pada
waktu ekspirasi ditarik kembali dari rongga tersebut.
4. Fungsi respirasi
Sistem pernafasan atau disebut juga sistem respirasi yang berarti “bernafas
lagi” mempunyai peran atau fungsi menyediakan oksigen (O2) serta mengeluarkan
carbon dioksida (CO2) dari tubuh. Fungsi penyediaan O2 serta pengeluaran CO2
merupakan fungsi yang vital bagi kehidupan.
Proses respirasi berlangsung beberapa tahap antara lain :
1) Ventilasi
Adalah proses pengeluaran udara ke dan dari dalam paru. Proses ini terdiri
atas 2 tahap :
Inspirasi yaitu pergerakan udara dari luar ke dalam paru. Inspirasi terjadi
dengan adanya kontraksi otot diafragma dan interkostalis eksterna yang
menyebabkan volume thorax membesar sehingga tekanan intra alveolar
menurun dan udara masuk ke dalam paru.
Ekspirasi yaitu pergerakan udara dari dalam ke luar paru yang terjadi bila
otot-otot expirasi relaxasi sehingga volume thorax mengecil yang secara
otomatis menekan intra pleura dan volume paru mengecil dan tekanan intra
alveola menurun sehingga udara keluar dari paru.
2) Pertukaran gas di dalam alveol dan darah.
3) Transport gas, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah (aliran darah).
4) Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan.Metabolisme penggunaan O2
di dalam sel serta pembuatan CO2 yang juga disebut pernafasan seluler.
C. Etiologi
1. Refleks gastroesofagus
2. Fistula trakeoesofagus
3. Obstruksi esofagus dan duodenum
4. Cara pemberian makanan yang tidak tepat
5. Pengobatan anti depresan
6. Tertelan cairan amnion/mekonium
D. Patofisiologi
Pada kelahiran yang lama dan persalinan yang sukar, bayi sering memulai
gerakan pernafasan yang kuat di dalam uterus akibat terganggunya masukan oksigen
melalui placenta. Pada keadaan demikian bayi dapat mengaspirasi cairan amnion yang
mengandung vernix caseosa, sel epitel, mekonium atau benda-benda dari saluran lahir
yang dapat memblokade jalan nafas yang paling kecil serta mengganggu pertukaran
O2 dan CO2. Bakteri patogen ditemukan menyertai benda-benda yang teraspirasi dan
dapat terjadi pneumonia.
E. Tanda dan Gejala
1. Tachipnoe (RR >60x/menit)
2. Tachicardie
3. Retraksi dada
4. Nafas cuping hidung
5. Sianosis
6. Gelisah, irritable
7. Dipsnoe
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Foto thorax merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan “air
bronchogram”, penyebaran bronkogenik dan interstitial dengan atau tanpa disertai
gambaran kaviti pada segmen paru yang terinfeksi. Gambaran lusen disertai dengan
infiltrat menunjukkan nekrotik pneumonia. Air fluid level mengindikasikan abses
paru atau fistula bronkopleura.Sudut costofrenicus yang blunting dan meniscus yang
positif menunjukkan para pneumonic pleural effusion.
2. Pemeriksaan Laboratorium
- DL, Serologi, LED: leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan
diagnosis secara spesifik, LED biasanya meningkat.
- Elektrolit : Sodium dan Klorida menurun, bilirubin biasanya meningkat.
- Analisis gas darah dan Pulse oximetry menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2.
- Pewarnaan Gram/Cultur sputum dan darah: untuk mengetahui oganisme
penyebab.
- Analisa cairan lambung, bila leukosit (+) menunjukkan adanya inflamasi amnion
(risiko pneumonia tinggi).
G. Komplikasi
1. Pneumotoraks atau pneumomediastinum
2. Efusi pleura
3. Empyema
4. Abses paru
5. Infeksi sekunder
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pembersihan jalan nafas
2. Pemberian oksigen
3. Pemasangan endotrakeal tube untuk penghisapan dan ventilasi mekanik
4. Pemberian antibiotik
5. Pemberian cimetidin dan ranitidin
6. Pemberian cairan intravena
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN ASPIRASI PNEUMONIA
A. Pengkajian
1. Identitas orang tua
2. Identitas bayi
Tanggal lahir .... jam….
Jenis kelamin ….
Kelahiran tunggal / ganda
Ukuran : BB, TB, LK, LD, LLA
Apgar score
Lama proses persalinan
6. Riwayat persalinan
Persalinan di ….
Cara persalinan …. Ditolong oleh …. Atas indikasi ….
Lama proses persalinan kala I ….
Lama proses persalinan kala II ….
Perdarahan ….
Ketuban pecah jam …. Jumlah …. Cc
Warna air ketuban …. Bau ….
Masalah ….
7. Pemeriksaan fisik
Tanggal …. Jam ….
Keadaan umum : lemah, letargis
8. Sistem pernafasan : Nafas cepat, saat bernafas ada retraksi dada, kadang-kadang
terjadi dipsnoe. Di saluran nafas terdapat sisa cairan / air ketuban.
9. Sistem kardiovaskuler :Denyut jantung cepat > 120 x / menit, tampak sianosis.
10. Sistem pencernaan: kadang-kadang dijumpai obstruksi esofagus dan duodenum.
11. Pemeriksaan penunjang :
Rontgen thorak : Terlihat bercak infiltrat, gerakan kedua lapang paru kasar, diameter
antero posterior tambah dan diafragma mendatar.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
3. Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik.
4. Resiko kekurangan volume cairan.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan teraspirasi cairan amnion.
Rencana Keperawatan
No Diagnosis
KeperawatanTujuan Intervensi
1 Kerusakan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
Batasan
karakteristik :
tachicardi
dispnea
sianosis
nafas cuping
hidung
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama … x 24
jam diharapkan
tak terjadi
kerusakan
pertukaran gas.
NOC : - status
pernafasan
- status tanda
vital
outcome :
kandungan
O2dalam darah
d.b.n.
NIC :
•) Monitor pernafasan
Intervensi :
monitor irama, frekuensi,
kedalaman, usaha dalam respirasi.
Monitor bunyi dan pola nafas
Menjaga kepatenan jalan nafas.
Memposisikan pasien dengan
tepat dengan tujuan adekuatnya
ventilasi
•) Manajemen asam basa
monitor status hemodinamik
monitor AGD
2 Bersihan jalan nafas
tak efektif
berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
NIC :
1) Manajemen jalan nafas
buka jalan nafas
dengan obstruksi
jalan nafas oleh
mukus.
Batasan
karakteristik :
dispnea
selama … x 24
jam diharapkan
bersihan jalan
nafas efektif
NOC : bersihan
jalan nafas /
posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi dan
mengurangi dispnea
sianosis
perubahan ritme
dan frekuensi
pernafasan
gelisah
trackeobronkial
bersih
Indikator :
Rr dbn
Suara nafas
bersih
Tidak ada
sianosis
auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
identifikasi pasien perlunya
pemasangan jalan nafas buatan
keluarkan sekret dengan suction
monitor respirasi dan status
oksigen bila memungkinkan
2) Manajemen suction
kaji kebutuhan suction oral /
trakeal
auskultasi bunyi nafas sebelum
dan sesudah suction
gunakan selang kateter suction
sesuai ukuran
gunakan alat-alat proteksi :
sarung tangan, masker
berikan O2 dengan konsentrasi
100% gunakan respirator atau
resusitator manual
monitor status oksigen dan
kemodinamik sebelum dan sesudah
prosedur suction
catat tipe dan jumlah sekret
3 Pola makan bayi
tidak efektif
berhubungan
dengan kegagalan
neurologik
Batasan
karakteristik :
- tidak mampu
dalam menghisap,
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama … x 24
jam diharapkan
pola makan bayi
efektif
NOC : Pola makan
bayi efektif
NIC :
•) Enteral tube feeding
pasang NGT, OGT
monitor ketepatan insersi NGT /
OGT
menelan dan
bernafas
tidak mampu
dalam memulai atau
menunjang
penghisapan efektif
cek peristaltik usus
monitor terhadap muntah /
distensi abdomen
cek residu 4-6 jam sebelum
pemberian enteral
•) TPN ( Total Parenteral Nutrisi )
pelihara tehnik steril dalam
persiapan cairan
cek TPN kebenaran cairan
nutrisi sesuai order
gunakan infus pump
monitor intake – output
monitor hasil GDS elektrolit,
protein
timbang berat badan bayi tiap
hari
•) Membantu menyusui bayi :
monitor reflek hisap bayi
ajarkan orangtua untuk
menyusui
ajarkan orang tua untuk
memeras ASI
berikan formula bila perlu
4 Resiko kekurangan
volume cairan
Faktor esiko :
- obstruksi esofagus
dan duodenum
NOC :
keseimbangan
cairan setelah
dilakukan
tindakan ke-
perawatan selama
… x 24 jam
NIC :
•) Manajemen cairan
- timbang popok bila diperlukan
diharapkan tak
terjadi defisit
volume cairan.
Indikator :
tanda vital dbn
turgor kulit
elastis
- urine output
( + )
pertahankan catatan in take dan
output
monitor status
hidrasi( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat )
monitor vital sign
monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan ( crackes, edema,
asites )
monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori
harian
lakukan terapi iv
monitor nutrisi
•) Terapi intra vena
verifikasi perintah terapi intra
vena
pertahanan tehnik aseptik
periksa jenis cairan, jumlah,
tanggal kadaluarsa, karakter cairan
dan kerusakan kontainer
pilih dan persiapkan pompa
intra vena
pasangkan kontainer dengan
tube yang sesuai
simpan cairan iv pada suhu
ruangan
identifikasi apakah pasien
mendapatkan obat yang tidak
cocok dengan pengobatan yang
diintruksikan
berikan pengobatan iv dan
monitor hasilnya
monitor kecepatan iv dan area
iv selama infusion
monitor overload cairan dari
reaksi fisik
monitor kepatenan iv sebelum
pemberian iv
ganti canul infus set tiap 48 jam
pertahankan dressing
lakukan pengecekan area iv
secara teratur
lakukan perawatan iv secara
teratur
monitor tanda dan gejala flebitis
5 Resiko infeksi
dengan faktor resiko
:
mengaspirasi
cairan amnion
NOC :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama … x 24
NIC :
•) Kontrol infeksi
bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
pertahankan tehnik isolasi bagi
prosedur invasif jam diharapkan
tak terjadi infeksi :
vital sign dbn
integritas kulit
baik
integritas
mukosa baik
pasien berpenyakit menular
batasi pengunjung bila perlu
intruksikan pengunjung selalu
cuci tangan sebelum dan sesudah
berkunjung
gunakan sabun anti mikroba
untuk cuci tangan
cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
gunakan baju pelindung dan
sarung tangan
pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
ganti letak iv cateter, dresing
sesuai petunjuk umum
tingkatkan intake nutrisi
berikan tx anti biotik sesuai
advis dokter
•) Proteksi infeksi
monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
saring pengunjung terhadap
penyakit menular
pertahankan tehnik aseptik pada
pasien beresiko
beri perawatan kulit pada area
aritema
inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan, panas
dan drainase
dorong masukan nutrisi cairan
yang cukup
beri tx anti biotik sesuai
program dokter.