ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

109
ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 TERHADAP PRODUKTIVITAS PTPN IV (Persero) GELADIKARYA Oleh : Jimmy Lodewijk Worotomo Silalahi 107007004 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Transcript of ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

Page 1: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000

TERHADAP PRODUKTIVITAS

PTPN IV (Persero)

GELADIKARYA

Oleh :

Jimmy Lodewijk Worotomo Silalahi

107007004

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

i

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : Analisis Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap

Produktivitas PTPN IV (Persero)

Nama : Jimmy L.W. Silalahi

NIM : 107007004

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng

Ketua

Dr. Ir. Nazaruddin, MT

Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc

Page 3: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejak Tahun 2004 PTPN IV (Persero) telah memiliki sertifikat ISO 9001

versi 2000 maupun versi Tahun2008. Penerapan ISO 9001 diharapkan secara

konsisten dapat memenuhi standar kualitas produk yang akhirnya dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan. Akan tetapi yang terjadi masih belum

sesuai dengan harapan. Penelitian ini membandingkan hasil penerapan ISO

9001:2000 di PTPN IV (Persero) dengan klausul standar ISO 9001:2000, untuk

mengetahui permasalahan yang menjadi penyebab menurunnya produktivitas,

serta merekomendasikan langkah-langkah peningkatan yang diputuskan.

Klausul ISO 9001:2000 yang digunakan terdiri dari sistem Manajemen

Mutu, Tanggung Jawab Manajemen, Manajemen SDM, Realisasi Produk,

Analisis, Pengukuran dan Peningkatan. Untuk produktivitas CPO dilihat dari 4

(empat) aspek, yakni tenaga kerja, bahan baku, energi dan modal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja merupakan faktor yang

secara parsial paling besar mempengaruhi penurunan produktivitas CPO PTPN IV

(Persero). Hal ini menunjukkan peranan tenaga kerja yang paling dominan

mempengaruhi produktivitas perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja

yang terjadi mengindikasikan biaya tenaga kerja belum efisien.

Page 4: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

iii

RIWAYAT HIDUP

Jimmy Lodewyk Worotomo Silalahi lahir di Pematang Siantar, 6 Oktober 1966.

Anak kedua dari lima bersaudara dari orangtua pasangan Bapak Alm. Drs.

P.C.Silalahi dan Ibu D.R.Manurung. Menikah dengan Dr. Melina Rugun tahun

1990 dan dikaruniai tiga orang anak yaitu T.Melisa Silalahi, Jansen David Silalahi

dan Jericho Medion Silalahi.

Riwayat Pendidikan

1. SD RK IV Pematang Siantar tamat tahun 1979

2. SMP RK II Pematang Siantar tamat tahun 1982

3. SMAN III Pematang Siantar tamat tahun 1985

4. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian USU tamat tahun 1990

Riwayat Pekerjaan

1. Staf di konsultan PT Euroconsult Pematang Siantar tahun 1990-1991

2. Staf di kebun Bah Butong PTP VIII tahun 1991-1992

3. Staf di kebun Sidamanik PTP VIII tahun 1992-1993

4. Staf di kebun Kayu Aro PTP VIII tahun 1993-1995

5. Staf di kebun Marjandi PTPN IV tahun 1996-2003

6. Staf di kebun Bandar Pasir Mandoge PTPN IV tahun 2003-2010

7. Kepala Urusan di Bagian Hukum dan Pertanahan PTPN IV tahun 2010-

sekarang

Page 5: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul :

“Analisis Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap

Produktivitas PTPN IV (Persero)”

adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data

dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.

Medan, 13 September 2013

Yang Membuat Pernyataan

Jimmy L.W. Silalahi

Page 6: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Tuhan Y.M.E., sehingga

penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : ”Analisis Pengaruh

Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Produktivitas PTPN IV (Persero)”.

Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

program studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)

sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi

Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

dan Ketua Komisi Pembimbing.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT , selaku Anggota Komisi Pembimbing dan

Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

6. Pimpinan dan staf PTPN IV (Persero) yang bersedia membantu

memberikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian.

Page 7: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

vi

7. Staf akademik di Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

8. Seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan semangat

kepada penulis.

Semoga Geladikarya ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 13 September 2013

Jimmy Lodewijk Worotomo Silalahi

Page 8: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP........................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 5

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian.................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 7

2.1 Pengertian Produktivitas ......................................................... 7

2.2 International Organization for Standardization (ISO) ............. 9

2.3 Hubungan ISO dengan Produktivitas ....................................... 10

2.3.1. Sistem Manajemen Mutu .............................................. 12

2.3.2. Tanggung Jawab Manajemen........................................ 12

2.3.3. Manajemen Sumber Daya Manusia............................... 13

2.3.4. Realisasi Produk........................................................... 14

2.3.5. Pengukuran, Analisa dan Perbaikan .............................. 16

2.4 Elemen-Elemen Input Produktivitas ........................................ 18

2.4.1 Input Tenaga Kerja ......................................................... 18

2.4.2 Input Bahan Baku ........................................................... 20

2.4.3 Input Modal .................................................................... 22

2.4.4 Input Energi .................................................................... 23

2.5 Diagram Sebab Akibat............................................................. 23

2.6 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 25

Page 9: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

viii

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL..................................................... 28

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................. 30

4.1 Jenis Penelitian........................................................................ 30

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 30

4.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 30

4.4 Analisis Data ........................................................................... 31

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 34

5.1 Sejarah Perusahaan.................................................................. 34

5.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan PTPN IV (Persero) ............ 36

5.3 Unit Bisnis PTPN IV (Persero) ................................................ 37

5.4 Perkembangan PTPN IV (Persero)........................................... 38

5.5 Kebijakan Strategis PTPN IV (Persero) Tahun 2011 dan 2012. 41

5.6 Struktur Organisasi PTPN IV (Persero) ................................... 42

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN............................................... 44

6.1 Uraian Biaya Input Produktivitas .............................................. 44

6.1.1 Biaya Tenaga Kerja........................................................ 45

6.1.2 Biaya Bahan Baku ......................................................... 45

6.1.3 Biaya Energi .................................................................. 46

6.1.4 Biaya Modal .................................................................. 46

6.1.5 Nilai Penjualan (Output) ................................................ 47

6.2 Perhitungan Deflator................................................................. 50

6.2.1 Perhitungan Deflator Tenaga Kerja ................................ 50

6.2.2 Perhitungan Deflator Bahan Baku .................................. 52

6.2.3 Perhitungan Deflator Energi........................................... 53

6.2.4 Perhitungan Deflator Modal ........................................... 54

6.3 Perhitungan Harga Konstan ...................................................... 55

6.3.1 Perhitungan Harga Konstan Tenaga Kerja...................... 55

6.3.2 Perhitungan Harga Konstan Bahan Baku........................ 56

6.3.3 Perhitungan Harga Konstan Energi ................................ 56

6.3.4 Perhitungan Harga Konstan Modal................................. 57

Page 10: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

ix

6.4 Evaluasi Produktivitas Total dan Produktivitas Parsial

Berdasarkan Analisis Produktivitas........................................... 62

6.4.1 Evaluasi Produktivitas Total........................................... 62

6.4.2 Evaluasi Produktivitas Parsial Tenaga Kerja .................. 64

6.4.3 Evaluasi Produktivitas Parsial Bahan Baku .................... 68

6.4.4 Evaluasi Produktivitas Parsial Energi ............................. 73

6.4.5 Evaluasi Produktivitas Parsial Modal ............................. 75

6.5 Pembahasan.............................................................................. 77

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 79

7.1 Kesimpulan ............................................................................ 79

7.2 Saran ....................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ISO 9001 merupakan salah satu standar sistem manajemen kualitas

di seluruh dunia. Dengan diterapkannya ISO 9001 dapat diharapkan bahwa

sistem atau proses produksi mampu secara konsisten memenuhi standar

produk yang sudah dipilih lebih dahulu. ISO 9001 ini diterapkan untuk

menyelaraskan kebutuhan dan harapan pelanggan dengan kebutuhan serta

kepentingan organisasi (Aryani, 2007).

Peningkatan produktivitas sangat diperlukan di dalam perusahaan. Untuk

mencapai peningkatan produktivitas itu, yang harus dilakukan perusahaan adalah

mengukurnya secara periodik. Hasil pengukuran produktivitas pada suatu

periode merupakan tinjauan bagi peningkatan produktivitas pada periode

yang lain. Dengan menganalisis hasil pengukuran produktivitas akan diketahui

kekurangan yang ada sehingga kekurangan itu dapat diperbaiki dan tingkat

produktivitas yang lebih tinggi dapat dicapai. Analisis terhadap produktivitas juga

merupakan landasan bagi perusahaan dalam menentukan arah kebijakan

peningkatan produktivitas pada masa yang akan datang.

Seperti halnya perusahaan lain, peningkatan profit merupakan tujuan

utama bagi PTPN IV (Persero). BUMN Perkebunan ini telah menerapkan standar

ISO 9001 untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Di PTPN IV (Persero) terdapat

beberapa unit usaha yang telah memiliki standar ISO yakni 3 unit kebun teh, 29

unit kebun kelapa sawit, 11 unit PKS, 1 unit Rumah Sakit. Pada Tabel 1.1 dapat

dilihat rincian mengenai perolehan sertifikat ISO di PTPN IV (Persero).

Page 12: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

2

Tabel 1.1 Sertifikat ISO Unit Usaha PTPN IV Tahun 2004 – 2010

No Sertifikat Tahun

1 ISO 9001:2000 PKS (Pabatu, Dolok Sinumba, Adolina, Puloraja)dan PIS Pabatu 2004

2 ISO 9001:2000 Pabrik Teh (Sidamanik, Tobasari, Bah Butong) 20063 SNI Pabrik Teh (Sidamanik, Tobasari, Bah Butong) 2006

4ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 untuk PKS (Bah Jambi,Pasir Mandoge, Gunung Bayu, Mayang, Dolok Ilir, Tinjowan,Sosa, Ajamu, Sawit Langkat, Air Batu, Berangir)

2008

5ISO 9001:2000 Kebun Sawit (Adolina, Pabatu, Puloraja, DolokSinumbah, Bah Jambi, Pasir Mandoge, Gunung Bayu, Mayang,Tinjowan, Dolok Ilir)

2008

6 ISO 9001:2000 15 Bagian dan 3 bidang khusus Kantor PusatPTPN IV 2008

7ISO 9001:2008 Kebun Sawit Berangir, Ajamu, Sosa, Air Batu,Tonduhan, Sei Kopas, Marihat, Bukit Lima, Laras, SawitLangkat)

2009

8 ISO 9001:2000 GUI-V, PMT dan RS Laras 2009

9

ISO 9001:2008 Kebun Teh (Sidamanik, Tobasari) Kebun Sawit(Itamulu, Bah Birung Ulu, Marjandi, Balimbingan,Aek Nauli,Padang Matinggi, Meranti Paham) Rumah Sakit (Pabatu,Balimbingan)

2010

10 RSPO Kebun Puloraja, Dolok Ilir dan Pabatu 2010Sumber : Harahap, 2012

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa sejak tahun 2004, hampir seluruh unit-unit

usaha maupun kantor fungsional telah memperoleh ISO 9001 dengan berbagai

seri mutu. Bahkan pada tahun 2010, unit usaha Puloraja, Dolok Ilir dan Pabatu

telah memperoleh RSPO (Roundtable Sustainability Palm Oil).

Pelaksanaan ISO 9001 dilakukan pada seluruh unit kerja karena bagian-

bagian ini memegang peranan penting dalam proses produktivitasnya. Penerapan

ISO 9001 bisa meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas produk

sehingga terjadi pencapaian target yang diinginkan perusahaan.

Bila pencapaian kinerja dilakukan dengan menggunakan perspektif

produktivitas terdapat penurunan produktivitas. Seperti terlihat bahwa

Page 13: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

3

produktivitas CPO cenderung menurun dari tahun 2008 hingga 2012 seperti

terlihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Tingkat Produktivitas CPO PTPN IV (Persero)Tahun 2008 – 2012 Berdasarkan Penjualan dan Harga Pokok Penjualan

Tahun Penjualan (Rp) Total Harga PokokPenjualan (Rp)

TingkatProduktivitas

2008 4.703.466.160.000 2.721.115.000.080 1,732009 4.767.790.306.000 3.048.540.843.760 1,562010 4.773.697.899.000 3.384.278.663.330 1,412011 4.655.939.062.500 3.353.092.875.000 1,392012 4.582.068.740.000 3.323.806.280.000 1,38

Sumber : Annual Report PTPN IV, 2008 – 2012

Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa nilai penjualan mengalami penurunan di

tahun 2011 dan di tahun 2012. Menurut Gasperz (2003) produktivitas diukur

dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan.

Pada Tabel 1.2 ditunjukkan bahwa produktivitas diukur dengan membandingkan

penjualan dengan harga pokok penjualan.

Jika dibandingkan dengan perusahaan perkebunan lain yang sejenis dan

juga telah menerapkan ISO 9001:2000 dapat dilihat bahwa capaian produktivitas

masih lebih rendah dibanding dua perusahaan pembanding yakni PTPN III

(Persero) dan PT London Sumatera. Kedua perusahaan pembanding ini ukuran

produktivitas juga diukur dengan membandingkan penjualan dengan harga pokok

penjualan.

Dari Tabel 1.3 terlihat bahwa dua perusahaan pembanding yang telah

melaksanakan ISO 9001:2000 yakni PTPN III (Persero) dan PT London Sumatera

memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibanding PTPN IV (Persero) dan tingkat

produktivitas cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Pencapaian

produktivitas PTPN IV (Persero) masih fluktuatif dan cenderung lebih rendah

Page 14: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

4

dengan perusahaan sejenis. Hasil perbandingan ketiga perusahaan perkebunan

dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Perbandingan Tingkat Produktivitas PTPN IV (Persero)dengan Perusahaan Perkebunan Lain Tahun 2004 – 2011

Tahun PTPN IV (Persero) PTPN III (Persero) London Sumatera2004 1,36 1,46 1,522005 1,39 1,53 1,572006 1,42 1,62 1,522007 1,66 1,76 1,662008 1,73 1,90 1,892009 1,56 1,87 1,872010 1,41 1,94 1,922011 1,39 1,98 1,96

Sumber : Annual Report PTPN IV (Persero), PTPN III (Persero), London Sumatera 2004 – 2011

Tabel 1.3 menggambarkan bahwa produktivitas perusahaan setelah

penerapan ISO belum sepenuhnya mengalami perbaikan. Hasil penelitian Aryani

(2007) menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap

peningkatan produktivitas, yang meliputi variabel produksi yang bermutu tinggi

Pencapaian produktivitas CPO PTPN IV (Persero) yang cenderung menurun

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pembentuk produktivitas menurut Sutiyono

(2012) terdiri dari tenaga kerja, bahan baku, energi dan modal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, meskipun

perusahaan telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 namun produktivitasnya tidak

meningkat. Hal ini dapat menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi,

sehingga akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan dalam jangka

panjang bisa mengakibatkan perusahaan ditutup. Dan apabila tidak segera

ditemukan klausul-klausul ISO 9001:2000 yang belum efektif dilaksanakan, maka

Page 15: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

5

pengaruh sertifikasi ISO 9001:2000 menjadi tidak bermanfaat dan terjadi

inefisiensi.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan tercapai tujuan penelitian sebagai

berikut :

a. Menemukenali faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap

produktivitas CPO PTPN IV (Persero) pasca penerapan ISO 9001:2000,

yakni faktor-faktor dari Sistem Manajemen Mutu, Tanggung Jawab

Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Realisasi Produk serta

Analisis, Pengukuran dan Peningkatan/

b. Menemukenali elemen-elemen yang mempengaruhi produktivitas yang

terdiri dari Tenaga Kerja, Bahan Baku, Energi dan Modal.

c. Merekomendasikan langkah-langkah dalam memperbaiki kelemahan

dalam pelaksanaan ISO 9001:2000.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yakni :

a. Sebagai bahan masukan kepada Manajemen PTPN IV (Persero) dalam

memperbaiki pelaksanaan ISO 9001:2000.

b. Menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Manajemen

Universitas Sumatera Utara dibidang manajemen operasional.

c. Bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan dalam bidang manajemen

Page 16: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

6

mutu khususnya mengenai strategi pelaksanaan ISO 9001:2000 secara

konsisten.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih fokus, maka dibatasi pada :

a. Data yang digunakan dalam penelitian ini dimulasi dari Tahun 2004

ihngga Tahun 2011.

b. Tahun 2008 sebagai tahun dasar hasil produktivitas CPO PTPN IV

(Persero) setelah penerapan ISO 9001:2000.

c. Yang menjadi perhatian penelitian ini adalah produk CPO, karena

memberikan kontribusi terbesar bagi PTPN IV (Persero).

d. Klausul ISO 9001:2000 yang digunakan terdiri dari :

a. Sistem Manajemen Mutu

b. Tanggung Jawab Manajemen

c. Manajemen Sumber Daya Manusia

d. Realisasi Produk

e. Analisis, Pengukuran dan Peningkatan

e. Aspek produktivitas CPO dilihat dari 4 (empat) aspek yakni Tenaga Kerja,

Bahan Baku, Energi dan Modal.

Page 17: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Produktivitas

Menurut Sutiyono (2010), produktivitas adalah rasio antara output dan

input yang bernilai, misalnya efisiensi dan efektivitas sumber daya yang tersedia

yaitu kepegawaian, mesin, bahan, modal, fasilitas, energi, dan waktu untuk

mencapai keluaran yang sangat senilai.

Menurut Hasibuan (2003) produktivitas adalah : “Perbandingan antara

output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya

dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem

kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya,

sehingga dapat dirumuskan :

Menurut Sutiyono (2012) klasifikasi data yang dimaksud adalah berkaitan

dengan keluaran dan masukan perusahaan antara lain :

a. Keluaran ; penjualan bersih, nilai tambah, laba kotor, laba bersih, output

total

b. Masukan ; harga pokok penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya

penjualan, biaya langsung, biaya tenaga kerja, total aktiva,

harga pokok produksi, input total

Pengukuran produktivitas yang hanya memperhitungkan salah satu sumber

daya sebagai variabel input dikenal sebagai produktivitas faktor tunggal (single-

factor productivity). Sementara pengukuran produktivitas yang memperhitungkan

Page 18: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

8

semua variabel input (tenaga kerja, material, energi, modal) dikenal sebagai

produktivitas multifaktor (multifactor productivity) atau produktivitas faktor total

(Hayzer dan Render, 2005).

Sumanth (2004) memperkenalkan suatu model daur produktivitas yang

disebut ‘MEPI’. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat

tahap utama untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terus menerus

(Sumanth, 2004), yaitu:

1. Pengukuran produktivitas

2. Evaluasi produktivitas

3. Perencanaan produktivitas

4. Peningkatan produktivitas

Gambar 2.1 Skema Daur Produktivitas

Beberapa manfaat utama dari pengukuran produktivitas (Gaspersz, 2003)

adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai indikator yang menilai

kemampuan suatu sistem dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Pengukuran produktivitas digunakan untuk pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan usaha peningkatan performansi perusahaan.

Page 19: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

9

3. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai bahan pembanding suatu

perusahaan/sistem dengan perusahaan/sistem lain.

4. Pengukuran produktivitas digunakan untuk meramalkan kondisi

perusahaan/sistem pada masa yang akan datang termasuk merumuskan

target-target yang ingin dicapai.

5. Pengukuran produktivitas digunakan untuk meningkatkan kesadaran suatu

perusahaan/sistem akan pentingnya usaha-usaha peningkatan

produktivitas.

2.2 International Organization for Standardization (ISO)

ISO 9001 adalah Quality Management Sistem atau sistem manajemen

mutu, yaitu mekanisme standar yang disusun, disepakati, dan diterapkan oleh

suatu organisasi dalam menjalankan aktivitas suatu perusahaan. Sistem ISO 9001

menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi. Penanganan pekerjaan mulai dari

customer, input ke dalam masing-masing proses, dan output yang dihasilkan dari

setiap proses. Parameter-parameter fisik dari hasil pekerjaan, yang menentukan

apakah hasil tersebut memenuhi prasyarat kualitas yang telah ditentukan dan

disepakati atau belum (Poerwanto, 2012).

Fokus dalam Sistem Manajemen Mutu - Quality Management System ISO

9001:2000 adalah sistem manajemen atau pengelolaan mutu yg harus mengacu

kepada standar internasional ISO 9001:2000 yang dikeluarkan oleh badan

standarisasi internasional atau International Organization for Standardization.

Sebagai sebuah sistem manajemen formal / baku, ISO 9001:2000 mengatur sistem

dokumentasi organisasi terkait manajemen mutunya. Dokumen dalam sistem

Page 20: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

10

manajemen mutu ISO 9001 biasanya berisi kebijakan mutu (Quality Policy),

sasaran mutu (Quality Objectives), dan pedoman mutu (Quality Manual).

IS0 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen

mutu (SMM) untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu.

Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi

dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang menjamin kesesuaian

dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi.

2.3 Hubungan ISO dengan Produktivitas

Menurut Goetsch dan Davis (2000) kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan. untuk menghasilkan kualitas terbaik

diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,

proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan

komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah menerapkan

sistem manajemen mutu terpadu atau TQM. TQM ialah semua fungsi dari

organisasi sekolah kedalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep

mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi serta kepuasan pelanggan. TQM

sebagai suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas

usaha, baik secara kulitas maupun kuantitas.

Menurut Tjiptono dan Diana (2002), TQM juga diartikan sebagai suatu

filsafat manajemen atau komitmen budaya organisasi untuk memuaskan

pelanggan secara konstan lewat perbaikan terus- menerus atas semua proses

Page 21: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

11

oeganisasional, sehingga bisa menghasilkan produk dan jasa yang bermutu

tinggi. Perluasan dan pengembangan lebih lanjut tentang manajemen mutu adalah

mengenai dikeluarkannya sistem standarisasi jaminan mutu yang dikenal dengan

sistem manajemen mutu yang disebut ISO.

Sertifikat ISO 9001 yang dimiliki oleh suatu perusahaan, hanya

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki sistem manajemen mutu yang

mampu menghasilkan produk atau jasa sesuai persyaratan pelanggan (Suardi,

2003). Oleh karena itu, perusahaan harus secara berkesinambungan menilai

apakah pelanggan terpuaskan dan dengan terus menerus meningkatkan proses

produksi secara serius. Hanya di bawah kondisi inilah sistem tersebut dapat

mengurangi pekerjaan ulang, pekerjaan tumpang tindih maupun produk yang

tidak sesuai, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, keterlibatan

karyawan dan meningkatkan reputasi perusahaan yang pada akhirnya

menambah profit perusahaan (Zuhrawaty, 2002).

Menurut Gaspersz ((a) 2003) sebuah Organisasi/perusahaan yang

menerapkan ISO 9001:2000 akan memperoleh sedikitnya 8 manfaat :

1) Dokumentasi mutu yang lebih baik.

2) Pengendalian mutu secara sistematik.

3) Koordinasi yang lebih baik.

4) Deteksi awal ketidaksesuaian.

5) Konsistensi mutu yang lebih baik.

6) Kepercayaan pelanggan bertambah.

7) Disiplin dalam pencatatan mutu bertambah.

8) Lebih banyak kesempatan untuk peningkatan.

Page 22: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

12

Elemen-elemen persyaratan ISO 9001:2000 dapat terbagi dalam lima

klausul utama yaitu :

1. Sistem Manajemen Mutu

2. Tanggung Jawab Manajemen

3. Manajemen SDM

4. Realisasi Produk

5. Analisis, pengukuran dan peningkatan

2.3.1 Sistem Manajemen Mutu

Menurut Gaspersz (2003(a)) , organisasi harus menetapkan,

mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu sistem manajemen mutu

dan secara berkesinambungan meningkatkan keefektifannya yang sesuai

dengan persyaratan Standar Internasional ini.

Proses-proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan

Standard Internasional. Jika suatu organisasi memilih untuk memberikan kepada

sumber luar suatu proses yang mempengaruhi kesesuaian produk terhadap

persyaratan, organisasi harus memastikan adanya pengendalian atas proses- proses

seperti itu. Pengendalian dari proses-proses seperti diatas harus diidentifikasi

dalam sistem manajemen mutu.

2.3.2 Tanggung Jawab Manajemen

Menurut Gaspersz (2003(a)), manajemen puncak harus memberikan bukti

dari komitmennya untuk pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu

dan secara berkesinambungan meningkatkan keefektifitasnya dengan cara :

a. Mengkomunikasikan kepada organisasi tentang pentingnya memenuhi

Page 23: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

13

persyaratan pelanggan serta undang- undang dan peraturan yang berlaku.

b. Menetapkan kebijakan mutu

c. Memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan

d. Menyelenggarakan tinjauan manajemen

e. Memastikan tersedianya sumber daya

Manajemen puncak juga harus memastikan bahwa sasaran mutu, termasuk

yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk, ditetapkan pada fungsi dan

tingkat yang relevan dalam organisasi. Sasaran mutu harus dapat diukur dan

konsisten terhadap kebijaksanaan perusahaan.

Manajemen puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu, termasuk yang

diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk, ditetapkan pada fungsi dan

tingkat yang relevan dalam organisasi. Sasaran mutu harus dapat diukur dan

konsisten terhadap kebijaksanaan perusahaan.

2.3.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Gaspersz (2003(a)), organisasi harus menentukan dan

menyediakan sumber daya yang diperlukan :

a. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan secara

berkesinambungan meningkatkan keefektifannya, dan

b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan

pelanggan.

Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu

produk harus memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan,

ketrampilan dan pengalaman yang sesuai.

Organisasi harus menentukan, menyediakan dan memelihara prasarana

Page 24: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

14

yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

Prasarana mencakup, dimana berlaku :

a. Gedung, ruang kerja, dan kelengkapan terkait,

b. Peralatan proses (baik perangkat keras dan lunak), dan c) jasa pendukung

(seperti transportasi atau komunikasi)

Organisasi harus menentukan dan mengatur lingkungan kerja yang

diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

2.3.4 Realisasi Produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang

diperlukan untuk realisasi produk. Menurut Gaspersz (2003(a)), perencanaan

realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan proses lain dalam sistem

manajemen mutu. Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus

menentukan persyaratan sebagai berikut:

a. Sasaran mutu dan persyaratan produk

b. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan penyediaan sumber

daya yang khusus untuk produk

c. Verifikasi yang diperlukan, validasi, pemantauan, inspeksi dan aktivitas

pengujian khusus untuk produk, dan kriteria untuk penerimaan produk

d. Catatan yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi

dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan.

e. Keluaran dari perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai untuk

metode operasional organisasi.

Jika pelanggan tidak memberikan pernyataan persyaratan yang

terdokumentasi, persyaratan pelanggan harus dikonfirmasikan oleh organisasi

Page 25: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

15

sebelum disetujui. Jika persyaratan produk diubah, organisasi harus memastikan

bahwa dokumen yang terkait diubah dan bahwa personel yang terkait harus

disadarkan tentang persyaratan yang berubah.

Organisasi harus menentukan dan menerapkan pengaturan yang efektif

untuk dapat dikomunikasikan dengan pelanggan yang berkaitan dengan :

a. Informasi produk

b. Pertanyaan, kontrak, atau penanganan pesanan, termasuk perubahan, dan

c. Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan

persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan cakupan pengendalian pada

pemasok dan produk harus bergantung pada dampak produk yang dibeli pada

realisasi produk berikutnya atau produk akhir.

Menurut Gaspersz (2003(a)), organisasi harus mengevaluasi dan

menyeleksi pemasok berdasarkan kemampuannya untuk memasok produk sesuai

dengan persyaratan organisasi. Kriteria untuk seleksi, evaluasi dan evaluasi

kembali harus ditentukan. Catatan hasil evaluasi dan tindak lanjut yang diperlukan

yang timbul dari evaluasi harus dipelihara.

Organisasi harus merencanakan dan menjalankan produksi dan penyediaan

jasa dalam kondisi yang terkendali. Kondisi yang terkendali harus mencakup hal-

hal sebagai berikut:

a. Ketersediaan informasi yang mendiskripsikan karakteristik produk

b. Ketersediaan instruksi kerja, bila perlu

c. Penggunaan peralatan yang sesuai

d. Ketersediaan dan penggunaan alat pemantauan pengukuran

Page 26: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

16

e. Penerapan pemantauan dan pengukuran, dan

f. Penerapan kegiatan pelepasan, pengiriman dan pasca penyerahan

Organisasi harus memvalidasi proses apapun untuk produksi dan

penyediaan jasa dimana keluaran yang dihasilkan tidak dapat diverifikasi dengan

cara pemantauan ataupun pengukuran yang berurutan. Hal ini mencakup proses

apapun dimana kekurangannya menjadi terlihat hanya setelah produk dipakai

atau jasa telah diberikan.

2.3.5 Pengukuran, Analisa dan Perbaikan

Menurut Gaspersz (2003(a)), organisasi harus merencanakan dan

menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran, analisa dan perbaikan yang

diperlukan untuk :

a. Menyatakan kesesuaian produk

b. Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu dan

c. Meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu secara

berkesinambungan.

Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, organisasi

harus memantau informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan tentang

apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk

memperoleh dan menggunakan informasi ini harus terlebih dahulu ditentukan.

Perusahaan harus dapat melakukan audit internal pada jangka waktu yang

terencana untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu :

a. Sesuai dengan aturan yang direncanakan, persyaratan Standar

Internasional ini dan persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan

oleh perusahaan, dan

Page 27: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

17

b. Secara efektif diimplementasikan dan dipelihara.

Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan

pentingnya proses dan bidang yang akan diaudit, termasuk hasil audit

sebelumnya. Kriteria, ruang lingkup, frekuensi dan metode audit harus ditetapkan.

Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan keobyektifan dan

tidak berpihaknya proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaannya

sendiri.

Organisasi harus menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan,

jika memungkinkan, pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini

harus menyatakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan.

Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai, koreksi dan tindakan koreksi

harus dilakukan, jika diperlukan, untuk memastikan kesesuaian produk.

Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk

memverifikasi bahwa persyaratan produk telah terpenuhi. Ini harus dilakukan

pada tahap yang sesuai pada proses realisasi produk menurut pengaturan yang

telah direncanakan.

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan

persyaratan produk diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan

atau pengiriman yang tidak diinginkan. Pengendalian dan tanggung jawab dan

wewenang yang terkait untuk penanganan produk yang tidak sesuai harus

ditentukan dalam prosedur terdokumentasi.

Organisasi secara berkesinambungan harus dapat meningkatkan

keefektifan dari sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu,

sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan dan

Page 28: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

18

tinjauan manajemen.

Organisasi harus melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian, untuk mencegah terulang kembali. Tindakan perbaikan harus

sesuai dengan efek dari ketidaksesuaian yang terjadi. (Gasperz 2003(a))

2.4 Elemen-Elemen Input Produktivitas

Menurut Sutiyono (2012) dari bentuk pengukuran yang ditentukan oleh

American Productivity Center (APC), tampak bahwa profitabilitas berhubungan

secara langsung dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Variabel yang

digunakan dalam perhitungan produktivitas APC antara lain jumlah masukan

(input), jumlah keluaran (output), indeks produktivitas, indeks perbaikan harga

dan indeks profitabilitas. Analisis data menggunakan metode APC digunakan

untuk mengolah data jumlah tenaga kerja, jumlah energi, jumlah material, jumlah

modal tetap, jumlah output dan harga jual output dan biaya yang dikeluarkan

untuk tenaga kerja, energi, material, modal dalam periode waktu yang ditetapkan.

Keempat biaya tersebut merupakan input dalam pengukuran produktivitas.

2.4.1 Input Tenaga Kerja.

Manusia atau tenaga kerja merupakan orang-orang yang

mengkordinasikan dan melakukan fungsi produksi, terdiri dari pekerja,

professional dan birokrat. Tenaga kerja terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja di pabrik yang secara

langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dihubungkan pada

biaya produksi atau pada produk yang dihasilkan.

Page 29: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

19

2. Tenaga Kerja Tak Langsung adalah tenaga kerja di pabrik yang tidak

terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dihubungkan

pada biaya overhead pabrik.

Menurut Blocher dan Lin (2000) biaya tenaga kerja terdiri dari :

a. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost) meliputi tenaga kerja

yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa ditambah sebagian

jam kerja tidak produktif yang normal dan tidak dapat dihindari seperti

waktu istirahat dan sholat. Jenis lain dari jam kerja tidak produktif yang

dibebaskan dan direncanakan adalah waktu jedah, pembayaran pajak gaji,

balas jasa (hiburan dan sebagainya), dan pelatihan yang biasanya tidak

dimasukkan sebagai bagian dari tenaga kerja langsung tetapi dimasukkan

sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect Labor Cost) meliputi

pengawasan, pengendalian mutu, inspeksi, pembelian dan penerimaan,

penangana bahan baku, tenaga kerja bagian kebersihan, waktu jedah,

pelatihan, dan kebersihan. Perlu diingat bahwa elemen dari biaya tenaga

kerja kadang kala dapat digolongkan sebagai langsung sekaligus tidak

langsung, tergantung dari objek biayanya; contohnya, tenaga kerja untuk

pemeliharaan dan perbaikan peralatan adalah biaya langsung bagi

departemen produksi dimana peralatan tersebut berada, tetapi merupakan

biaya tidak langsung dari produk yang dihasilkan di departemen tersebut.

Walaupun contoh biaya langsung dan biaya tidak langsung berasal dari

perusahaan manufaktur, konsep ini sebenarnya juga dapat dilaksanakan

pada perusahaan – perusahaan besar. Contohnya, disebuah restoran

Page 30: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

20

dimana objek biayanya adalah tiap makanan disajikan, biaya bahan

makanan dan penyajian adalah biaya langsung tetapi biaya pembelian,

penanganan, dan penyimpanan bahan makanan merupakan biaya tidak

langsung. Demikian juga, pada kantor jasa profesional seperti kantor

pengacara atau kantor akuntan publik, biaya tenaga kerja profesional, dan

biaya bahan baku untuk penyediaan jasa bagi klien adalah biaya langsung,

tetapi biaya riset materi, staf pendukung nonprofesional, dan pelatihan

merupakan biaya tidak langsung.

Dengan demikian anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang

merencanakan secara rinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga

kerja langsung untuk periode yang akan datang.

2.4.2 Input Bahan Baku

Pada input bahan baku terdapat berbagai pembebanan biaya yang

merupakan proses pembebanan elemen biaya-biaya ke objek biaya . Ada dua jenis

pembebanan-penelusuran langsung dan alokasi. Penelusuran langsung digunakan

untuk membebankan biaya langsung, sedangkan alokasi digunakan untuk

membebankan baiya tidak langsung. Biaya meliputi biaya langsung atau biaya

tidak langsung relatif dibandingksn dengan tempat penampungan biaya atau objek

biaya. Biaya langsung (direct cost) dapat dengan mudah dan ekonomis ditelusuri

secara langsung ke tempat penampungan biaya atau objek biaya. Contohnya,

biaya bahan baku yang diperlukan untuk produk tertentu adalah suatu biaya

langsung karena dapat ditelusuri secara langsung ke produk yang bersangkutan.

Dalam perusahaan manufaktur, biaya bahan baku dikumpulkan dalam

tempat penampungan biaya (departemen produksi) , kemudian ditelusuri ke setiap

Page 31: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

21

produk yang dihasilkan, yang menjadi objek biaya. Demikian juga, biaya

menyiapkan makanan bagi penumpang pada suatu perusahaan penerbangan

adalah biaya langsung yang dapat ditelusuri ke tiap-tiap penumpang. Pada biaya

langsung, pergerakan biaya adalah banyaknya unit dari objek biaya.

Menurut Blocher dan Lin (2000) biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung disebut biaya produksi langsung. Biaya produksi langsung disebut juga

dengan biaya primer (biaya utama). Bahan baku (raw material) adalah bahan

yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara

menyeluruh tampak pada produk jadinya ( atau merupakan bagian terbesar dari

bentuk barang). Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk

memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga

bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lain-lain. Dalam proses menghasilkan

CPO biaya bahan baku berasal dari biaya tanaman.

Biaya bahan baku menurut Blocher dan Lin (2000) terdiri dari biaya bahan

baku langung dan tidak langsung. Biaya bahan baku langsung (direct material

cost) adalah biaya bahan baku pada produk atau objek biaya lainnya (dikurangi

diskon pembelian tetapi ditambah beban angkut yang terkait) dan biasanya juga

termasuk penyisihan yang wajar untuk unit barang sisa dan cacat (contohnya, jika

suatu komponen diberi cap dengan besi batangan, bahan baku yang hilang dalam

proses tersebut biasanya dianggap sebagai bagian dari biaya bahan baku langsung

dari produk).

Selain itu, biaya dari bahan baku yang digunakan dalam produksi tetapi

bukan dari bagian produk yang sudah jadi disebut Biaya bahan baku tidak

langsung (indirect material cost). Contohnya meliputi perlengkapan yang

Page 32: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

22

digunakan karyawan pabrik seperti potongan kain dan alat-alat yang kecil, atau

bahan baku untuk mesin seperti pelumas. Untuk tujuan kelayakan dan manfaat

ekonomi, bahan baku langsung merupakan bagian yang sangat kecil dari biaya

bahan baku, sperti lem dan paku, seringkali tidak ditelusuri pada setiap produk

tetapi sebagai pengganti bahan baku tidak langsung.

Input bahan terdiri dari dua kelompok yaitu bahan mentah dan

komponen yang dibeli. Nilai bahan yang dikonsumsi selama periode berjalan =

jumlah bahan baku terpakai periode berjalan x harga beli bahan baku pada masa

periode dasar. Nilai bahan baku diperoleh dengan melakukan perhitungan yang

sama untuk tiap bahan yang dikonsumsi dengan periode berjalan dan kemudian

dijumlahkan nilai- nilainya. Nilai komponen-kompenen yang dibeli diberlakukan

sama seperti di atas sehingga nilai input bahan total selama periode berjalan =

jumlah bahan mentah total terpakai pada periode berjalan + nilai total

komponen yang dibeli selama periode berjalan.

2.4.3 Input Modal

Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena

digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya

sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat

hasil yang harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar

perusahaan tidak dinyatakan merugi (Blocher dan Lin, 2000).

Biaya modal dibedakan atas modal lancar dan modal tetap. Modal tetap

terdiri dari atas tanah, bangunan pabrik, mesin, peralatan dan perlengkapan.

Modal lancar terdiri dari uang yang digunakan untuk membantu persediaan,

uang kas, uang yang akan dibayarkan dan tagihan. Biaya modal dalam proses

Page 33: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

23

produksi CPO terdiri dari biaya usaha, biaya bunga dan biaya umum.

2.4.4 Input Energi.

Input energi adalah ongkos energi yang timbul dengan menggunakan

satu atau lebih sumber-sumber energi seperti minyak, gas, batubara, dan listrik.

Biaya energi terdiri dari biaya pemakaian bahan bakar, biaya pemakaian pelumas,

dan biaya sewa mesin sewa. Untuk sebagian besar industri, biaya energi adalah

biaya tertinggi dalam biaya produksi. Begitu juga dalam proses produksi TBS

menjadi CPO biaya energi merupakan biaya yang muncul dalam proses

pengolahan dari bahan baku hingga menjadi CPO yang terdiri dari biaya pabrik,

biaya olah dan penyusutan.

2.5 Diagram Sebab Akibat

Diagram tulang ikan (fishbone diagram) adalah salah satu metode / tool di

dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram

Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Diagram ini akan menunjukkan sebuah

dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya.

Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi

oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram

Sebab Akibat karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan

akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram ini

dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu

(Poerwanto, 2012).

Page 34: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

24

Diagram Sebab Akibat ini sebenarnya memberi banyak sekali manfaat

bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian

penting perusahaan, masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah

– masalah klasik tersebut antara lain adalah :

a. Keterlambatan proses produksi

b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi

c. Mesin produksi yang sering mengalami trouble

d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan

produksi

e. Produktivitas yang tidak mencapai target

f. Complaint pelanggan yang terus berulang

Pada dasarnya diagram Sebab Akibat menurut Purwanto (2012), dapat

dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :

a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah

b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut

d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang

diinginkan

e) Membahas isu secara lengkap dan rapi

f) Menghasilkan pemikiran baru

Page 35: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

25

Sumber : Poerwanto, 2012

Gambar 2.1 Diagram Fishbone

Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah

sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi masalah utama.

2) Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram.

3) Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram utama.

4) Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab

mayor.

5) Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk

menentukan penyebab sesungguhnya.

2.6 Resume Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Batubara (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produktivitas

Parsial Tenaga Kerja di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Sektor Pembangkitan

Pandan”. Tingkat pencapaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif

produktivitas. Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan

produktivitas parsial terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan

Permasalahan

Page 36: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

26

selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2009 dengan 2010. Analisis dan evaluasi

dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi

perubahan trend pencapaian indeks produktivitas total dan produktivitas parsial

serta memberikan solusi alternatif tindakan perbaikan.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis tren indeks produktivitas

menunjukkan bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil

sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks

hanya 1.003. Faktor input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial

disebabkan oleh produktivitas parsial tenaga kerja dengan capaian indeks

produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi trend penurunan sebesar - 0,101, disusul

dengan indeks produktivitas parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936

atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064. Sedangkan produktivitas parsial

lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan

untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja ini adalah

memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif.

Suwandono dan Luthfianto (2008) melakukan penelitian dengan judul

“Analisa Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001 : 2000 Terhadap Kualitas

Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Unilon Bandung”. PT. Unilon

sudah mengadopsi dan sudah memiliki sertifikat ISO 9001 versi 2000. Masa

berlaku standar mutu ISO 9001 : 2000 yang dimiliki PT. Unilon habis akhir tahun

2008 dan harus digantikan (up grade) oleh standar mutu ISO 9001 : 2008 yang

lebih relevan untuk saat ini. Oleh karena itu perlu diadakan audit mutu internal

dalam perusahan sebelum nantinya dilakukan audit mutu eksternal oleh lembaga

sertifikasi, oleh karena itu penerapan ISO 9001: 2000 bisa meningkatkan

Page 37: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

27

produktivitas kerja dan kualitas produk sehingga terjadi pencapaian target yang

diinginkan perusahaan. Dengan melihat kenyataan tersebut maka dilakukannya

penelitian agar pihak perusahaan mengetahui apa yang sebenarnya yang

diinginkan untuk peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan kualitas produk

sehingga keuntungan perusahaan dapat meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pada

penerapan ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dengan melihat nilai t hitung

pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.639 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38,

nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. Dengan

membandingkan nilai yang terdapat pada masing-masing variable maka dapat

diambil kesimpulan bahwa Penerapan ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh

paling besar adalah pada produktivitas kerja dari pada kualitas produk.

Firmansyah (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Terhadap

Penerapan ISO 9001:2000 Dalam Kaitannya Dengan Produktivitas Dan Kepuasan

Pelanggan”. Pada pembahasan yang dilakukan penulis menggunakan beberapa

pendekatan metode seperti Diagram Fishbone, Diagram Pareto, metode

brainstorming, dan metode kaizen dengan metode 5W + 1H. Data yang

diperoleh penulis yaitu data tingkat waste yang dihasilkan perusahan selama 4

tahun dan data komplain dari konsumen.

Hasil penelitian menunjukkan permasalahan yang menjadi kendala dalam

proses peningkatan atau perbaikan terus menerus adalah karena kurangnya

tindakan untuk perawatan preventif, terbatasnya sumber daya manusia yang

ada, dan motivasi karyawan akan pentingnya kualitas masih rendah.

Page 38: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

28

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Pada penelitian ini, kerangka konseptual menjelaskan bagaimana peneliti

melakukan pendekatan dalam menemukan pemecahan permasalahan.

Kerangka konseptual, disusun memberikan gambaran atas pengembangan

konsep penelitian terhadap analisis produktivitas CPO PTPN IV (Persero).

Sejak tahun 2007 perusahaan mengimplementasikan ISO 9001:2000 ,

tujuan penerapan ISO 9001:2000 untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

salah satunya peningkatan produktivitas CPO, namun realisasi produktivitas CPO

PTPN IV (Persero) justru mengalami penurunan. Untuk itu perlu diketahui

pengaruh penerapan ISO 9001:2000 terhadap produktivitas PTPN IV (Persero),

dengan melihat berbagai klausul. Terdapat 5 (lima) klausul yang berkaitan

produktivitas perusahaan. Gambaran dari pengukuran produktivitas CPO PTPN

IV tergambar pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Implikasi ISO9001:2000

ProduktivitasPerusahaan

Analisis, Pengukuran dan Peningkatan

Tanggung Jawab Manajemen

Realisasi Produk

Manajemen SDM

Sistem Manajemen Mutu

Page 39: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

29

Pada Gambar 3.1 terlihat implikasi ISO 9001:2000 dipengaruhi oleh

sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen SDM, realisasi

produk dan analisis, pengukuran dan peningkatan. Implikasi penerapan ISO

9001:2000 merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan..

Nilai produktivitas perusahaan terlebih diperoleh dari hasil perhitungan

produktivitas parsial, kemudian diketahui aspek produktivitas yang paling

mempengaruhi. Setelah diketahui aspek yang paling mempengaruhi kemudian

disusun rekomendasi dalam meningkatkan produktivitas berdasarkan aspek-aspek

produktivitas, kemudian dilakukan kajian terhadap hasil temuan audit eksternal,

dilihat dari 5 (lima) klausul :

1. Sistem Manajemen Mutu

2. Tanggung Jawab Manajemen

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

4. Realisasi Produk

5. Analisis, Pengukuran dan Peningkatan

Page 40: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yakni suatu

jenis penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan secara

sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau

populasi tertentu (Sinulingga, 2011).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat PTPN IV di Jl. Suprapto No.2

Medan. Waktu penelitian selama 6 (enam) bulan, dimulai dari bulan Pebruari

hingga Juli 2013. Dengan jadwal kegiatan penelitian, seperti terlihat di Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Pebruari Maret April-Juli Agustus1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan UsulanGeladikarya

2 Kolokium3 Pengumpulan dan Analisis

Data4 Penyusunan Geladikarya5 Seminar Perusahaan6 Penyusunan Akhir

Geladikarya7 Sidang Geladikarya

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui data sekunder yang

diperoleh dari berbagai dokumen internal PTPN IV (Persero). Data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah :

Page 41: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

31

a. Profil Bisnis PTPN IV (Persero)

b. Laporan Bagian Tanaman dan Teknologi PTPN IV (Persero) 2007 – 2011

c. Annual Report PTPN IV (Persero) dari tahun 2007 hingga 2011

d. Hasil Audit Eksternal 2012 PT TUV Nord Indonesia mengenai

Perpanjangan Audit Sertifikat ISO 9001:2008 PT Perkebunan Nusantara

IV (Persero).

e. Kajian Balai Besar Teknologi Energi Tahun 2012 oleh BPPT, Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV (Persero).

f. Angka Indeks Harga Modal dan Energi pada Sumatera Utara Dalam

Angka 2012 Biro Pusat Statistik Sumatera Utara.

4.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produktivitas

total dan produktivitas parsial. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari

efektivitas dan efisiensi. Secara umum menurut Gaspersz ((b) 2003), produktivitas

dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input, atau rasio hasil yang

diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan :

Ukuran produktivitas pada penelitian ini diukur dengan membandingkan

output atau keluaran dengan input atau masukan menurut Sutiyono (2012), yakni :

a. Keluaran ; penjualan bersih, nilai tambah, laba kotor, laba bersih, output

total

b. Masukan ; harga pokok penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya

penjualan, biaya langsung, biaya tenaga kerja, total aktiva,

31

a. Profil Bisnis PTPN IV (Persero)

b. Laporan Bagian Tanaman dan Teknologi PTPN IV (Persero) 2007 – 2011

c. Annual Report PTPN IV (Persero) dari tahun 2007 hingga 2011

d. Hasil Audit Eksternal 2012 PT TUV Nord Indonesia mengenai

Perpanjangan Audit Sertifikat ISO 9001:2008 PT Perkebunan Nusantara

IV (Persero).

e. Kajian Balai Besar Teknologi Energi Tahun 2012 oleh BPPT, Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV (Persero).

f. Angka Indeks Harga Modal dan Energi pada Sumatera Utara Dalam

Angka 2012 Biro Pusat Statistik Sumatera Utara.

4.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produktivitas

total dan produktivitas parsial. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari

efektivitas dan efisiensi. Secara umum menurut Gaspersz ((b) 2003), produktivitas

dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input, atau rasio hasil yang

diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan :

Ukuran produktivitas pada penelitian ini diukur dengan membandingkan

output atau keluaran dengan input atau masukan menurut Sutiyono (2012), yakni :

a. Keluaran ; penjualan bersih, nilai tambah, laba kotor, laba bersih, output

total

b. Masukan ; harga pokok penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya

penjualan, biaya langsung, biaya tenaga kerja, total aktiva,

31

a. Profil Bisnis PTPN IV (Persero)

b. Laporan Bagian Tanaman dan Teknologi PTPN IV (Persero) 2007 – 2011

c. Annual Report PTPN IV (Persero) dari tahun 2007 hingga 2011

d. Hasil Audit Eksternal 2012 PT TUV Nord Indonesia mengenai

Perpanjangan Audit Sertifikat ISO 9001:2008 PT Perkebunan Nusantara

IV (Persero).

e. Kajian Balai Besar Teknologi Energi Tahun 2012 oleh BPPT, Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV (Persero).

f. Angka Indeks Harga Modal dan Energi pada Sumatera Utara Dalam

Angka 2012 Biro Pusat Statistik Sumatera Utara.

4.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produktivitas

total dan produktivitas parsial. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari

efektivitas dan efisiensi. Secara umum menurut Gaspersz ((b) 2003), produktivitas

dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input, atau rasio hasil yang

diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan :

Ukuran produktivitas pada penelitian ini diukur dengan membandingkan

output atau keluaran dengan input atau masukan menurut Sutiyono (2012), yakni :

a. Keluaran ; penjualan bersih, nilai tambah, laba kotor, laba bersih, output

total

b. Masukan ; harga pokok penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya

penjualan, biaya langsung, biaya tenaga kerja, total aktiva,

Page 42: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

32

harga pokok produksi, input total

Jika dalam rasio , input yang dipakai untuk menghasilkan ouput dihitung

seluruhnya maka disebut produktivitas total. Rumus yang digunakan untuk

menghitung produktivitas total sebagai berikut :

Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efisiensi dari

kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu

periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan kuantitas output dan input

yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor

input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini

mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input

tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan

yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka

dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan

dengan baik. Keempat ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :

1. Produktivitas parsial faktor input / masukan Tenaga Kerja (Ptk)Nilai Total Output

Ptk = --------------------------------Nilai Input Tenaga Kerja

2. Produktivitas parsial faktor input / masukan Energi (Pe)Nilai Total Output

Pe = --------------------------------Nilai Input Energi

3. Produktivitas parsial faktor input / masukan Modal (Pm)Nilai Total Output

Pm = --------------------------------Nilai Input Modal

32

harga pokok produksi, input total

Jika dalam rasio , input yang dipakai untuk menghasilkan ouput dihitung

seluruhnya maka disebut produktivitas total. Rumus yang digunakan untuk

menghitung produktivitas total sebagai berikut :

Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efisiensi dari

kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu

periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan kuantitas output dan input

yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor

input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini

mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input

tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan

yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka

dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan

dengan baik. Keempat ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :

1. Produktivitas parsial faktor input / masukan Tenaga Kerja (Ptk)Nilai Total Output

Ptk = --------------------------------Nilai Input Tenaga Kerja

2. Produktivitas parsial faktor input / masukan Energi (Pe)Nilai Total Output

Pe = --------------------------------Nilai Input Energi

3. Produktivitas parsial faktor input / masukan Modal (Pm)Nilai Total Output

Pm = --------------------------------Nilai Input Modal

32

harga pokok produksi, input total

Jika dalam rasio , input yang dipakai untuk menghasilkan ouput dihitung

seluruhnya maka disebut produktivitas total. Rumus yang digunakan untuk

menghitung produktivitas total sebagai berikut :

Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efisiensi dari

kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu

periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan kuantitas output dan input

yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor

input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini

mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input

tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan

yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka

dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan

dengan baik. Keempat ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :

1. Produktivitas parsial faktor input / masukan Tenaga Kerja (Ptk)Nilai Total Output

Ptk = --------------------------------Nilai Input Tenaga Kerja

2. Produktivitas parsial faktor input / masukan Energi (Pe)Nilai Total Output

Pe = --------------------------------Nilai Input Energi

3. Produktivitas parsial faktor input / masukan Modal (Pm)Nilai Total Output

Pm = --------------------------------Nilai Input Modal

Page 43: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

33

4. Produktivitas parsial faktor input / masukan Material/Bahan (Pb)Nilai Total Output

Pb = --------------------------------Nilai Input Material/Bahan

Setelah diketahui nilai produktivitas dari keempat faktor input, maka

faktor yang secara parsial memiliki nilai produktivitas tertinggi merupakan faktor

yang paling mempengaruhi penurunan produktivitas CPO PTPN IV (Persero).

Keempat aspek yang mempengaruhi produktivitas kemudian dilakukan

perbandingan dengan 5 (lima) klausul pada ISO 9001:2000 yang terdiri dari :

1. Sistem Manajemen Mutu

2. Tanggung Jawab Manajemen

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

4. Realisasi Produk

5. Analisis, Pengukuran dan Peningkatan

Untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab fluktuasi tersebut disusun

diagram fishbone. Faktor penyebab utama (penyebab primer) dari permasalahan

diletakkan pada “Cabang Utama”, faktor penyebab kedua (penyebab sekunder)

disebut “Ranting” merupakan faktor yang berasal dari “faktor penyebab utama.

Anak Ranting merupakan faktor penyebab permasalahn yang bersumber dari

faktor penyebab sekunder.

Page 44: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

34

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang Peleburan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan

Nusantara IV dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996,

telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan

No. C2-8332. HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996, dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Anggaran Dasar

telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 18

dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang

disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia RI dengan Surat

Keputusan No. C-20652. HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Diubah terakhir kali

berdasarkan Akte Notaris Sri Ismiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008, di

umumkan dalam Berita Negara R.I. No. 90, tanggal 7 Nopember 2008, Tambahan

Berita Negara No. 22826.

PTPN IV sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Non- Listed

mempunyai modal dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp. 3,5 triliun,- (tiga

setengah triliun rupiah), terbagi atas 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu)

lembar saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp.

Page 45: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

35

1.000.000,- (satu juta rupiah). Dari modal dasar tersebut telah

ditempatkan/disetor sebanyak 975.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar

Rp. 975 miliar (sembilan ratus tujuh puluh lima miliar rupiah). Jumlah ekuitas

entitas induk per 31 Desember 2011 berada pada posisi Rp. 3,9 triliun.

Sejak terbentuk tahun 1996, PTPN IV telah melewati berbagai masalah

internal dan tantangan perubahan lingkungan eksternal yang senantiasa berubah.

Sejarah PTPN IV telah membuktikan sendiri bahwa masalah dan tantangan

tersebut bukan hanya berhasil diatasi, tetapi telah membuat PTPN IV naik kelas.

Pada tahun 2002, PTPN IV masih berada pada kondisi kinerja rendah

yang ditandai oleh standar keuangan lemah; komitmen SDM lemah; produktivitas

rendah (17 ton TBS/Ha/ Tahun); pencapaian laba rendah (Rp 90,6 milyar);

kategori kesehatan perusahaan “A”. Melalui transformasi bisnis yang

menyeluruh, konsisten dan bekelanjutan, berhasil memperbaiki kondisi PTPN

IV yang jauh lebih baik. Budaya dan etos kerja makin baik, kualitas SDM

makin tinggi, komposisi tanaman makin ideal, produktivitas meningkat

menjadi 23 ton/Ha/Tahun. pada tahun 2011, laba yang dicapai PTPN IV

mencapai Rp 1,2 trilyun (sebelum pajak), dengan asset meningkat menjadi Rp 7,9

trilyun dan dengan kategori kesehatan perusahaan “AAA”. Patut dicatat, kinerja

tahun 2011 merupakan prestasi terbaik PTPN IV sejak tahun 1996.

Selain prestasi yang demikian, PTPN IV juga telah melakukan hulunisasi

dan hilirisasi sejak tahun 2008 yang lalu. Unit usaha hulu yang sedang

dikembangkan adalah industri pupuk, industri pembibitan dan industri EMC.

Sedangkan unit usaha hilir sedang dikembangkan adalah industri olein dan produk

turunannya. Dengan berkembangnya unit usaha hulu dan hilir tersebut, PTPN

Page 46: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

36

IV ke depan akan makin kuat dan cepat dalam merespons perubahan pasar. Selain

itu, nilai tambah pada bisnis hulu dan hilir akan dapat dinikmati PTPN IV.

Salah satu pengalaman berharga yang dapat dipetik dari perjalanan

PTPN IV selama ini adalah bahwa jika seluruh jajaran korporasi mulai dari

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan,

menempatkan diri sebagai bagian dari solusi (problem solver) dan bukan

bagian dari masalah (problem maker). Perbaikan korporasi yang revolusioner

untuk meraih kinerja terbaik, tidaklah terlalu sulit. Komitmen yang tinggi disertai

kinerja tim yang kreatif, akan melahirkan inovasi-inovasi yang mampu

membuat lompatan prestasi.

5.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan PTPN IV (Persero)

Visi PTPN IV yakni “Menjadi pusat keunggulan pengelolaan

perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik

serta berwawasan lingkungan”. Dengan misi sebagai berikut :

1) Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif

2) Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan

sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya

kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

3) Meningkatkan laba secara berkesinambungan

4) Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan

yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik

(GCG).

5) Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan

Page 47: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

37

6) Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/

daerah.

Budaya Perusahaan PTPN IV adalah :

a. Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan

perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu:

b. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang.

c. Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi.

d. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.

e. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama

bagi setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.

f. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan

5.3 Unit Bisnis PTPN IV (Persero)

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan

pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal

dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan,

pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran

komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa

Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1

unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9

Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,

Page 48: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

38

Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas Utara, Batubara dan

Mandailing Natal.

Dalam proses pengolahan, PTPN IV dilengkapi 15 Unit Pabrik Kelapa

Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 3

unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 226 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari,

dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton per hari.

PTPN IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Perakitan/ Erection Pabrik

(Perbengkelan) yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit

yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan

Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit

Usaha (GUU).

5.4 Perkembangan PTPN IV (Persero)

Penuh dinamika, penuh tantangan dan mengejutkan, Itulah kondisi

perekonomian global sepanjang tahun 2011. Pada awal 2011 semua pihak merasa

optimis atas pemulihan ekonomi global yang mengalami krisis sejak bencana

keuangan Amerika Serikat. Namun optimisme ini hanya berlangsung sementara.

Pertengahan tahun 2011 kondisi perekonomian global kembali di bayang-

bayangi keraguan. Bahkan, awal September 2011 kembali bergejolak dipicu

memburuknya krisis utang negara-negara Eropa khususnya Yunani. Di tengah

krisis global tersebut hampir seluruh negara di dunia bertumpu pada

perkembangan dan stabilitas perekonomian China dan India yang kinerja

pertumbuhan ekonominya selama tiga tahun terakhir sangat baik. Tidak

terkecuali Indonesia, yang banyak bergantung ke China sebagai salah satu dari

Page 49: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

39

negara teratas tujuan ekspor. Untuk pasar minyak sawit (CPO), China merupakan

pasar terbesar kedua setelah India.

China mengalami dampak krisis ekonomi dunia dengan menetapkan target

pertumbuhan hanya sebesar 7,5% yang merupakan pertumbuhan terendah sejak

tahun 2004. Kondisi tersebut menimbulkan keraguan bahwa pemulihan ekonomi

global berjalan lambat dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap

perekonomian Indonesia yang ketergantungan ekspornya terhadap PDB

mencapai 26 %.

Berdasarkan data Oil World, produksi CPO dunia pada tahun 2011

mencapai 50,23 juta ton, termasuk produksi CPO Indonesia sebanyak 23,9

juta ton atau 47,58%. Kontribusi PTPN IV pada tahun 2011 mencapai 0,65 juta

ton atau 2,72% terhadap produksi nasional. Kinerja ekspor CPO nasional di

tahun 2011 mencapai 16,5 juta ton atau setara 70,21%, dengan pangsa pasar

terbesar India dan China.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) pada tahun 2011 mengelola

138.114 ha areal kebun kelapa sawit, merupakan produsen CPO terbesar di antara

BUMN lainnya. Dari jumlah areal tanaman kelapa sawit tersebut, 94.795 ha atau

68,64% merupakan tanaman menghasilkan (TM) dari berbagai komposisi

umur, 33.019 ha atau 23,91% berupa tanaman belum menghasilkan (TBM) dan

10.300 ha atau 7,45% berupa tanaman ulang serta tanaman baru dan lainnya.

Untuk perbaikan kinerja tanaman, selama beberapa tahun terakhir PTPN

IV fokus pada perbaikan komposisi umur tanaman melalui percepatan

tanaman ulang (replanting), pengembangan areal di daerah baru dan optimalisasi

lahan di daerah existing. Dengan kondisi ini, dari 94.795 ha areal TM yang ada,

Page 50: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

40

masih didominasi tanaman muda (4-8 tahun) yaitu seluas 35.253 ha atau 25,52%

dari areal TM yang produksinya relatif masih rendah. Selebihnya tanaman remaja

(9-13 tahun) seluas 18.690 ha atau 13,53%, tanaman dewasa (14-20 tahun) seluas

26.244 ha atau 19%, tanaman tua (21-24 tahun) seluas 10.082 ha atau 7,30%.

Sisanya tanaman dengan umur diatas 24 tahun seluas 4.562 ha atau 3,26%.

Dengan komposisi umur tanaman seperti yang disebutkan di atas,

pencapaian target produksi minyak dan inti sawit sebagai produk utama belum

dapat sepenuhnya memenuhi harapan. Produksi minyak dan inti sawit berkurang

4,67% dari tahun sebelumnya. Penyebabnya bersifat alamiah yaitu komposisi

umur tanaman masih didominasi tanaman muda. Seiring dengan peningkatan

umur, pada tahun-tahun berikutnya produktivitas diperkirakan akan meningkat.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, berita baik muncul dari harga

komoditas kelapa sawit. Dibanding tahun 2010, sepanjang tahun 2011 harga jual

rata-rata ekspor dan lokal minyak sawit naik sebesar 8,55%. Rata-rata seluruh

produk turunan kelapa sawit naik sebesar 10,00% sehingga total pendapatan

komoditas kelapa sawit tahun 2011 setelah dikurangi pungutan ekspor

mencapai sebesar Rp 5,402 triliun atau meningkat 2,33% dari tahun sebelumnya.

Dari capaian kinerja produksi maupun penjualan , pada akhir tahun 2011

perusahaan dapat membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1.218 triliun,

meningkat 10,66% dari tahun sebelumnya. Laba bersih komprehensif sebesar Rp

887,11 miliar meningkat 11,82% dari tahun sebelumnya.

Page 51: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

41

5.5 Kebijakan Strategis PTPN IV (Persero) Tahun 2011 dan 2012

Laba yang dicapai pada tahun 2011 ini merupakan capaian terbesar

sejak berdirinya PTPN IV tahun 1996. Disamping pengaruh harga jual yang

dominan, perolehan ini juga dicapai berkat beberapa kebijakan strategis yang

diterapkan, antara lain:

a) Menerapkan tema kerja perusahaan yang pada tahun 2011 & 2012

dengan tema “Kinerja Prima & Kaya Inovasi” sebagai sumber motivasi

bagi seluruh karyawan dan manajemen PTPN IV.

b) Peningkatan kualitas produk yang berdampak meningkatkan

harga jual dan meminimalisasi klaim dari pembeli.

c) Pengendalian dan rasionalisasi biaya dengan kebijakan pertumbuhan

biaya FOB diupayakan lebih rendah dari pendapatan.

d) Pengendalian biaya tenaga kerja melalui kebijakan pengendalian

jumlah tenaga kerja (minus growth). Penerimaan tenaga kerja baru

dilakukan selektif dengan menetapkan standar kebutuhan tenaga kerja

yang wajar.

e) Pengamanan dan pendayagunaan asset agar asset- aset yang ada

diharapkan seluruhnya produktif dan dapat memberikan nilai tambah.

Kebijakan tahun 2011 difokuskan pada pengamanan hasil produksi dari

pencurian dan lahan produksi dari penguasaan pihak- pihak yang tidak

berhak.

f) Meminimalkan kerugian komoditas teh, dengan melakukan

langkah-langkah strategis antara lain mengganti tanaman dengan

klon unggul, konversi ke tanaman kelapa sawit untuk areal-areal yang

Page 52: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

42

memenuhi standar teknis dan lingkungan, serta rasionalisasi kapasitas

olah dengan menutup salah satu pabrik yang ada. Pada tahun 2011

komoditas teh masih mengalami kerugian sebesar Rp 58,88 miliar,

namun kerugian ini telah berkurang sebesar 17,55% dari tahun

sebelumnya.

g) Inovasi untuk peningkatan produktivitas dan kualitas, terutama

difokuskan pada penelitian dan percobaan pada lahan-lahan kelapa sawit

yang terserang Ganoderma serta beberapa percobaan ekstra pemupukan

pada tanaman- tanaman muda di daerah pengembangan. Walaupun

hasilnya tidak dapat diperoleh seketika, namun inovasi ini dapat

memberikan nilai tambah pada tahun-tahun berikutnya.

h) Kepedulian terhadap lingkungan dan pemangku kepentingan lain.

PTPN IV terus meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan yang baik

(GCG, Good Corporate Governance) sebagai budaya etika yang kuat dan

melekat pada seluruh lini organisasi. PTPN IV juga konsisten

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dengan sumber dana

dari pembagian laba (PKBL, Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan) dan dari dana sendiri (CSR, Corporate Social

Responsibility). PTPN IV juga melakukan pembangunan kebun plasma

kelapa sawit.

5.6 Struktur Organisasi PTPN IV (Persero)

PTPN IV memiliki struktur organisasi yang didasarkan fungsi dan peranan

masing-masing bagian yang saling mendukung, seperti terlihat pada Gambar 5.1.

Page 53: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

43

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PTPN IV (Persero)

43

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PTPN IV (Persero)

43

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PTPN IV (Persero)

Page 54: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

44

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Uraian Biaya Input Produktivitas

6.1.1 Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yaitu jumlah biaya tenaga kerja per tahun yang

digunakan untuk menghasilkan output dalam satuan rupiah. Hasil perhitungan

input biaya tenaga kerja ditabulasi pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Biaya Tenaga Kerja Tahun 2008-2012

No Tahun Biaya Langsung(Rp) Biaya Tak Langsung

(Rp) Total (Rp)

1 2008 184.565.382.060 36.971.298.930 221.536.680.990

2 2009 197.530.762.730 41.170.699.070 238.701.461.800

3 2010 211.262.809.170 49.911.417.510 261.174.226.680

4 2011 206.588.250.000 48.615.187.500 255.203.437.500

5 2012 204.047.100.000 49.791.100.000 253.838.200.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Gambar 6.1 Biaya Tenaga Kerja Tahun 2008-2012

-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

300,000,000,000

1 2 3 4 5

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Tenaga Kerja

Page 55: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

45

Biaya tenaga kerja selama lima tahun berfluktuasi, biaya tenaga kerja

tertinggi pada tahun 2010 sebesar Rp 261.174.226.680,- pada tahun 2011 dan

2012 mengalami penurunan menjadi Rp 253.838.200.000,-

6.1.2 Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi CPO adalah TBS. Data

biaya bahan baku disebut juga biaya tanaman terdapat pada Tabel 6.2. Tabel

tersebut menunjukkan biaya bahan baku pada tahun 2012 mengalami penurunan.

Secara grafik biaya pemakaian energi dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Tabel 6.2 Biaya Bahan Baku Tahun 2008 – 2012

No Tahun Biaya Bahan (Rp/tahun)

1 2008 1.031.394.782.100

2 2009 1.120.268.509.730

3 2010 1.202.081.961.450

4 2011 1.219.704.750.000

5 2012 1.038.497.420.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Gambar 6.2 Biaya Bahan Baku Tahun 2008-2012

900,000,000,000

950,000,000,000

1,000,000,000,000

1,050,000,000,000

1,100,000,000,000

1,150,000,000,000

1,200,000,000,000

1,250,000,000,000

1 2 3 4 5

Biaya Bahan Baku

Page 56: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

46

6.1.3 Biaya Energi

Data pemakaian energi dapat dilihat pada Tabel 6.3, tampak bahwa nilai

pemakaian energi umumnya naik. Secara grafik biaya pemakaian energi dapat

dilihat pada Gambar 6.3.

Tabel 6.3 Biaya Energi Tahun 2008 – 2012

No Tahun Biaya Energi (Rp/tahun)

1 2008 689.314.656.490

2 2009 759.539.816.060

3 2010 973.618.269.790

4 2011 907.458.750.000

5 2012 940.352.040.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Gambar 6.3 Biaya Energi Tahun 2008-2012

6.1.4 Biaya Modal

Biaya modal dalam proses produksi CPO terdiri dari biaya usaha, biaya

bunga dan biaya umum. Nilai modal untuk investasi setiap tahun bertambah

-

200,000,000,000

400,000,000,000

600,000,000,000

800,000,000,000

1,000,000,000,000

1,200,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

Biaya Energi

Page 57: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

47

seiring dengan penambahan nilai aset yang dimiliki perusahaan. Data modal

terdapat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Modal Tahun 2008 – 2012

No Tahun Modal (Rp/tahun)

1 2008 1.064.136.386.340

2 2009 1.175.358.261.630

3 2010 1.221.094.876.040

4 2011 1.222.662.375.000

5 2012 1.353.801.660.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Gambar 6.4 Biaya Modal Tahun 2008-2012

6.1.5 Nilai Penjualan (Output)

Dalam penjualan CPO, PTPN seluruh Indonesia yang terdiri dari PTPN I

hingga PTPN XIV melakukan penjualan melalui suatu lembaga pemasaran

gabungan yang bernama Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang berpusat

di Jakarta. KPB PTPN berfungsi sebagai pelaksana teknis pemasaran komoditi

perkebunan (termasuk CPO) hasil produksi P.T. Perkebunan Nusantara (PTPN).

Data nilai penjualan CPO PTPN IV (Persero) tiap tahun terdapat pada Tabel 6.5.

-

200,000,000,000

400,000,000,000

600,000,000,000

800,000,000,000

1,000,000,000,000

1,200,000,000,000

1,400,000,000,000

1,600,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

Biaya Modal

Page 58: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

48

Tabel 6.5 Penjualan Tahun 2008 – 2012

No Tahun Nilai Penjualan (Rp/tahun)

1 2008 4.017.741.892.120

2 2009 4.064.445.660.810

3 2010 4.773.697.899.000

4 2011 4.655.939.062.500

5 2012 4.582.068.740.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Gambar 6.5 Penjualan Tahun 2008-2012

Hasil perhitungan semua biaya input total dan output total berdasarkan

harga berlaku terdapat pada Tabel 6.6. Nilai output mengalami fluktuasi dari tahun

ketahun. Tahun 2010 mengalami puncak output tertinggi yakni Rp

4.773.697.899.000,- sedangkan otuput terendah pada tahun 2008 dengan nilai

output sebesar Rp 4.017.741.890.120,-.

Total biaya input tertinggi berada di tahun 2010 dengan nilai Rp

3.657.969.333.960,- sedangkan terendah pada tahun 2008 dengan nilai Rp

3.006.382.505.920,-.

3,600,000,000,000

3,800,000,000,000

4,000,000,000,000

4,200,000,000,000

4,400,000,000,000

4,600,000,000,000

4,800,000,000,000

5,000,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan

Page 59: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

49

Tabel 6.6 Biaya Input dan Output Produktivitas 2008 – 2012 (Rp)

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

1. Output 4.017.741.890.120

4.064.445.660.810 4.773.697.899.000 4.655.939.062.500 4.582.068.740.000

2. Input:

a. Tenaga 221.536.680.990 238.701.461.800 261.174.226.680 255.203.437.500 253.838.200.000

b. Bahan

Baku

1.031.394.782.100

1.120.268.509.730 1.202.081.961.450 1.219.704.750.000 1.038.497.420.000

c. Energi 689.314.656.490

759,539,816,060 973.618.269.790 907.458.750.000 940.352.040.000

d. Modal 1.064.136.386.340

1.175.358.261.630 1.221.094.876.040 1.222.662.375.000 1.353.801.660.000

Input

Total

3.006.382.505.920 3.293.868.049.220 3.657.969.333.960 3.605.029.312.500 3.586.489.320.000

Page 60: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

50

6.2. Perhitungan Deflator

6.2.1 Perhitungan Deflator Tenaga Kerja

Deflator adalah suatu indekks harga yang digunakan untuk menyesuaikan

nilai uang dalam perhitungan tertentu guna mendapatkan nilai rill. Nilai deflator

tenaga kerja diperoleh dari indeks harga tahun 2008-2012 Biro Pusat Statistik

Sumatera Utara 2012, nilai deflator tersebut selanjutnya digunakan untuk

memperoleh nilai harga konstan input. Indeks harga adalah angka perbandingan

untuk mengukur perubahan harga dari suatu periode ke periode lainya. Indeks

harga tenaga kerja diukur berdasarkan indeks upah minimum karyawan. Pada

penelitian ini indeks upah minimum yang digunakan adalah upah minimum kota

Medan. Pada Tabel 6.7 dapat dilihat upah minimum dan indeks upah minimum

kota Medan.

Tabel 6.7 Upah Minimum Kota Medan dan Indeks Upah Minimum Kota

MedanTahun 2007 hingga 2012

Tahun Upah Minimum Kota (Rp) Indeks Upah Minimum Kota (%)

2007 820.000 0

2008 918.000 111,95

2009 1.020.000 111,10

2010 1.100.000 107,83

2011 1.197.000 108,81

2012 1.285.000 107,34

Sumber : Sumut Dalam Angka, 2012

Dari Tabel 6.7 dapat dilihat kenaikan upah minimum Kota Medan setiap

tahunnya yang disertai dengan angka indeks upah minimum. Angka indeks upah

minimun kota diperoleh dengan rumus indeks harga kuantitatif

Keterangan :

IA = Indeks kuantitas yang tidak ditimbang

Page 61: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

51

Qn = Kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya

Qo = Kuantitas pada tahun dasar

Berdasarkan rumus indeks harga kuantitatif maka disusun rumus untuk

menghitung angka indeks upah minimum sebagai berikut :

Indeks UMK tahun penelitian = 𝑈𝑀𝐾 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛

𝑈𝑀𝐾 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 x 100

Indeks UMK 2008 = 918.000

820.000 x 100

Indeks UMK 2008 = 1,1195 x 100 = 111,95

Setelah diketahui angka indeks UMK kemudian dicari nilai deflator. Nilai deflator

ini dicari dengan rumus :

Deflator tahun penelitian = 𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 −𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

Deflator tahun penelitian = 𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 −𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

Deflator Tenaga Kerja tahun 2009 = 111,10 – 111,95

111,95 = -0,759

Deflator Tenaga Kerja tahun 2010 = 107,83 – 111,10

111,10 = -0,029

Deflator Tenaga Kerja tahun 2011 = 108,81 – 107,83

107,83 = 0,009

Deflator Tenaga Kerja tahun 2012 = 107,34−108,81

108,81 = -0,013

Indeks harga dan deflator input tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8 Indeks Harga dan Deflator Biaya Tenaga Kerja

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2008 111,95 0,000

2 2009 111,10 -0,759

3 2010 107,83 -0,029

4 2011 108,81 0,009

5 2012 107,34 -0,013

Sumber : Sumut Dalam Angka, 2012

Page 62: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

52

6.2.2 Perhitungan Deflator Bahan Baku

Bahan baku dalam proses produksi CPO adalah TBS. Harga pembelian

TBS merupakan ukuran harga bahan baku dalam penelitian ini. Pada Tabel 6.9

dapat dilihat perkembangan harga pembelian TBS dari tahun 2007 hingga 2009.

Tabel 6.9 Harga Pembelian TBS dan Indeks Harga Pembelian TBS

Tahun 2007 hingga 2012

Tahun Harga Pembelian TBS (Rp/Kg) Indeks Harga Pembelian TBS (%)

2007 1.311,71 0

2008 1.522,75 116,09

2009 1.286,16 84,46

2010 1.461,48 113,63

2011 1.555,05 106,48

2012 1.397,95 89,90

Sumber : PTPN IV, 2013

Dari Tabel 6.9 dapat dilihat kenaikan harga pembelian TBS setiap

tahunnya yang disertai dengan angka indeks harga pembelian TBS. Angka indeks

harga pembelian TBS diperoleh dengan rumus indeks harga kuantitatif.

Berdasarkan rumus indeks harga kuantitatif maka disusun rumus untuk

menghitung angka indeks upah minmum sebagai berikut :

Indeks Harga Pembelian tahun penelitian = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 x 100

Indeks Harga Pembelian TBS 2008 = 1.522,75

1.311,71 x 100

Indeks Harga Pembelian TBS 2008 = 1,16089 x 100 = 116,089

Setelah diketahui angka Indeks Harga Pembelian TBS, selanjutnya

dilakukan perhitungan deflator bahan baku sebagai berikut :

Deflator tahun penelitian = 𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑝𝑒𝑛 𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 −𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

Deflator Bahan Baku tahun 2009 = 84,46 – 116,09

116,09 = -0,272

Page 63: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

53

Deflator Bahan Baku tahun 2010 = 113,63 – 84,46

84,46 = 0,345

Deflator Bahan Baku tahun 2011 = 106,48− 113,63

113,63 = -0,063

Deflator Bahan Baku tahun 2012 = 89,90 – 106,48

106,48 = -0,041

Indeks harga (IH) dan deflator input material dapat dilihat di Tabel 6.10.

Tabel 6.10. Indeks Harga dan Deflator Biaya Bahan Baku

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2008 116,09 0,000

2 2009 84,46 -0,272

3 2010 113,63 -0,345

4 2011 106,48 -0,063

5 2012 89,90 -0,041

Sumber : Indikator Ekonomi BPS Sumut, 2013

6.2.3 Perhitungan Deflator Energi

Biaya energi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan

bahan baku menjadi bahan yang memiliki nilai sesuai dengan yang diharapkan.

Indeks biaya energi diperoleh dari angka indeks harga konsumen pada kategori

bahan bakar, penerangan dan air. Indeks harga tersebut dapat dilihat di Tabel 6.11.

Deflator tahun penelitian = 𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 −𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

Deflator Energi tahun 2009 = 122,98 – 108,90

108,90 = 0,129

Deflator Energi tahun 2010 = 138,13 –122,98

122,98 = 0,123

Deflator Energi tahun 2011 = 138,40 − 138,13

138,13 = 0,002

Deflator Energi tahun 2012 = 138,32 – 138,40

138,40 = -0,001

Indeks harga dan deflator input energi dapat dilihat pada Tabel 6.11.

Page 64: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

54

Tabel 6.11 Indeks Harga dan Deflator Biaya Energi

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2008 108,90 0,000

2 2009 122,98 0,129

3 2010 138,13 0,123

4 2011 138,40 0,002

5 2012 138,32 -0,001

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, 2013

6.2.4 Perhitungan Deflator Modal

Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena

digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Indeks biaya modal

diperoleh dari angka indeks harga konsumen pada kategori transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan sebagai salah satu sumber biaya modal perusahaan.

Indeks harga tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.12.

Deflator tahun penelitian = 𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 −𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

𝐼𝐻𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 2008

Deflator Modal tahun 2009 = 103,62 – 108,98

108,98 = -0,051

Deflator Modal tahun 2010 = 105,15−103,62

103,62 = 0,014

Deflator Modal tahun 2011 = 106,82−105,15

105,15 = 0,016

Deflator Modal tahun 2012 = 116,96−106,82

106,82 = 0,095

Tabel 6.12. Indeks Harga dan Deflator Biaya Modal

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2008 108,98 0,000

2 2009 103,62 -0,051

3 2010 105,15 0,014

4 2011 106,82 0,016

5 2012 116,96 0,095

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, 2013

Page 65: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

55

6.3 Perhitungan Harga Konstan

Harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah. Harga-harga

berlaku yang ada pada faktor input dikonstanakan dengan nilai deflator. Untuk

nilai output tidak perlu dilakukan deflasi karena untuk mendapatkan nilai output

setiap periode adalah dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual yang

berlaku pada periode dasar.

6.3.1 Perhitungan Harga Konstan Tenaga Kerja

Harga konstan tenaga kerja = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝) 𝑥 100

100+𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟

Harga konstan tenaga kerja tahun 2009 = 238.701.461.800𝑥 100

100−0,759

Harga konstan tenaga kerja tahun 2009 = 23.870.146.180.000

99,24

= Rp 240.527.062.202,114

Harga konstan tenaga kerja tahun 2010 = 261.174.226.680𝑥 100

100−0,029

Harga konstan tenaga kerja tahun 2010 = 26.117.422.668.000

99,971

= Rp 261.249.989.176,861

Harga konstan tenaga kerja tahun 2011 = 255.203.437.500𝑥 100

100+0,009

Harga konstan tenaga kerja tahun 2011 = 25.520.343.750.000

100,009

Harga konstan tenaga kerja tahun 201 = Rp 255.180.471.257,587

Harga konstan tenaga kerja tahun 2012 = 253.838.200.000𝑥 100

100−0,013

Harga konstan tenaga kerja tahun 2012 = 25.383.820.000.000

99,987

Harga konstan tenaga kerja tahun 2012 = Rp 253.871.203.256,423

Page 66: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

56

6.3.2 Perhitungan Harga Konstan Bahan Baku

Harga konstan bahan baku kerja = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝) 𝑥 100

100+𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟

Harga konstan bahan baku tahun 2009 = 1.120.268.509.730𝑥 100

100−0,272

Harga konstan bahan baku tahun 2009 = 112.026.850.973.000

99,728

Harga konstan bahan baku tahun 2009 = Rp 1.123.323.950.876,384

Harga konstan bahan baku tahun 2010 = 1.202.081.961.450𝑥 100

100−0,345

Harga konstan bahan baku tahun 2010 = 120.208.196.145.000

99,655

Harga konstan bahan baku tahun 2010 = Rp 1.206.243.501.530,279

Harga konstan bahan baku tahun 2011 = 1.219.704.750.000𝑥 100

100−0,063

Harga konstan bahan baku tahun 2011 = 121.970.475.000.000

99,937

Harga konstan bahan baku tahun 2011 = Rp 1.220.473.648.398,491

Harga konstan bahan baku tahun 2012 = 1.038.497.420.000𝑥 100

100−0,041

Harga konstan bahan baku tahun 2012 = 103.849.742.000.000

99,959

Harga konstan bahan baku tahun 2012 = Rp 1.038.923.378.585,22

6.3.3 Perhitungan Harga Konstan Energi

Harga konstan energi = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝) 𝑥 100

100 + 𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟

Harga konstan energi tahun 2009 = 759.539.816.060𝑥 100

100+0,129

Harga konstan energi tahun 2009 = 75.953.981.606.000

100,129

Harga konstan energi tahun 2009 = Rp 758.561.272.019,095

Harga konstan energi tahun 2010 = 973.618.269.790𝑥 100

100 +0,123

Harga konstan energi tahun 2010 = 97.361.826.979.000

100,123

Page 67: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

57

Harga konstan energi tahun 2010 = Rp 972.422.190.495,690

Harga konstan energi tahun 2011 = 907.458.750.000𝑥 100

100 +0,002

Harga konstan energi tahun 2011 = 90.745.875.000.000

100,002

Harga konstan energi tahun 2011 = Rp 907.440.601.187,976

Harga konstan energi tahun 2012 = 940.352.040.000𝑥 100

100 + 0,001

Harga konstan energi tahun 2012 = 94.035.204.000.000

100,001

Harga konstan energi tahun 2012 = Rp 940.342.636.573,634

6.3.4 Perhitungan Harga Konstan Modal

Harga konstan modal = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝) 𝑥 100

100 + 𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟

Harga konstan modal tahun 2009 = 1.175.358.261.630𝑥 100

100−0,051

Harga konstan modal tahun 2009 = 117.535.826.163.000

99,949

Harga konstan modal tahun 2009 = Rp 1.175.958.000.210,107

Harga konstan modal tahun 2010 = 1.221.094.876.040𝑥 100

100+0,014

Harga konstan modal tahun 2010 = 122.109.487.604.000

100,014

Harga konstan modal tahun 2010 = Rp 1.220.923.946.687,464

Harga konstan modal tahun 2011 = 1.222.662.375.000𝑥 100

100+ 0,016

Harga konstan modal tahun 2011 = 122.266.237.500.000

100,016

Harga konstan modal tahun 2011 = Rp 1.222.466.780.315,15

Harga konstan modal tahun 2012 = 1.353.801.660.000 𝑥 100

100+ 0,095

Harga konstan modal tahun 2012 = 135.380.166.000.000

100,095

Harga konstan modal tahun 2012 = Rp 1.352.516.769.069,384

Hasil perhitungan semua faktor input (tenaga kerja, bahan baku, energi

dan modal) berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada Tabel 6.13.

Page 68: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

58

Tabel 6.13 Biaya Input dan Output Berdasarkan Harga Konstan (Rp/tahun)

No

Uraian

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Output 4.017.741.890.120,000 4.064.445.660.810 4.773.697.899.000 4.655.939.062.500 4.582.068.740.000

2. Input:

a. Tenaga

Kerja

221.536.680.990,000 240.527.062.202,114 261.249.989.176,861 255.180.471.257,587 253.871.203.256,423

b. Bahan

Baku

1.031.394.782.100,000 1.123.323.950.876,384 1.206.243.501.530,279 1.220.473.648.398,491 1.038.923.378.585,22

c. Energi 689.314.656.490,000 758.561.272.019,095 972.422.190.495,690 907.440.601.187,976 940.342.636.573,634

d. Modal 1.064.136.386.340,000 1.175.958.000.210,107 1.220.923.946.687,464 1.222.466.780.315,150 1.352.516.769,384

Input

Total

3.006.382.504.920,000 3.298.370.285.307,700 3.660.839.627.890,294 3.605.561.501.159,204 2.234.489.735.184,660

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

Page 69: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

59

Tabel 6.14 Produktivitas Parsial, Produktivitas Total dan Indeks Produktivitas

Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012 Output(Rp/thn) 4.017.741.890.120 4.064.445.660.810 4.773.697.899.000 4.655.939.062.500 4.582.068.740.000 Indeks Output(%) 100% 101,16%

118,82%

115,88%

114,05%

Input (Rp/thn): a. Tenaga Kerja b. Bahan Baku c. Energi

d. Modal

221.536.680.990

1.031.394.782.100 689.314.656.490

1.064.136.386.340

238.701.461.800

1.120.268.509.730 759.539.816.060

1.175.358.261.630

261.174.226.680

1.202.081.961.450 973.618.269.790

1.221.094.876.040

255.203.437.500

1.219.704.750.000 907.458.750.000

1.222.662.375.000

253.838.200.000

1.038.497.420.000 940.352.040.000

1.353.801.660.000

Total Input 3.006.382.505.920 3.293.868.049.220 3.657.969.333.960 3.605.029.312.500 3.586.489.320.000

Produktivitas

Parsial(Rp/Rp)

a. Tenaga Kerja b. Bahan Baku c. Energi d. Modal

18,14 3,90 5,83 3,78

17,03 3,63 5,35 3,46

18,28 3,97 4,90 3,91

18,24 3,82 5,13 3,81

18,05 4,41 4,87 3,38

Produktivitas Total 1,34 1,45 1,31 1,29 1,28 Produktivitas Total

Faktor (Rp/Rp) 0,79 1,04 0,75 0,71 0,62

Indeks

Produktivitas(%)

a. Tenaga Kerja b. Bahan Baku c. Energi d. Modal Total Input

100 100 100 100 100

93,88 93,08 91,77 91,53 91,79

100,77 101,79 84,05 103,44 97,76

100,55 97,95 87,99 100,79 96,27

99,59 96,71 83,53 89,42 95,52

Page 70: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

60

Indeks Input: a. Tenaga Kerja

b. Bahan Baku c. Energi d. Modal

100 100 100 100

107,75 108,62 110,19 110,45

117,89 116,55 141,24 114,75

115,20 118,26 131,65 114,90

114,58 100,69 136,42 127,22

Tabel 6.15 Perubahan Indeks Output dan Indeks Input (%)

Deskripsi Tahun Perubahan(%)

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Output(%) 100 101,37

101,5

98,98

97,41

100 1,37 1,5 -1,02 -2,59

Indeks Input

a. Tenaga Kerja

b. Bahan Baku

c. Energi

d. Modal

100

100

100

100

107,75

108,62 110,19

110,45

117,89 116,55 141,24 114,75

115,20

118,26 131,65 114,90

114,58

100,69 136,42 127,22

100

100

100

100

7,75

8,62

10,19

10,45

17,89

16,55

41,24

14,75

15,20

18,26

31,65

14,90

14,58

0,69

36,42

27,22

Page 71: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

61

Tabel 6.16 Perubahan Produktivitas Parsial dan Produktivitas Total (%)

Produktivitas Parsial

(Rp/Rp) Tahun Perubahan(%)

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

a. Tenaga Kerja

b. Bahan Baku

c. Energi

d. Modal

18,14

3,90

5,83

3,78

17,03

3,63

5,35

3,46

18,28

3,97

4,90

3,91

18,24

3,82

5,13

3,81

18,05

4,41

4,87

3,38

-

-

-

-

-1,11

-0,27

-0,48

-0,32

0,14

0,07

-0,7

0,13

-0,10

-0,08

-0,7

0,03

-0,09

-0,51

-1,96

-0,4

Produktivitas Total

(Rp/Rp) 1,34 1,23 1,31 1,29 1,28 - -0,11 0,03 -0,05 -0,06

Tabel 6.17 Perubahan Indeks Produktivitas (%)

Tahun Perubahan (%)

Indeks

Produktivitas(%)

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

a. Tenaga Kerja

b. Bahan Baku

c. Energi

d. Modal

100

100

100

100

94,07

93,20

92,08

91,86

86,06

87,06

71,85

88,46

85,92

83,55

75,22

86,20

92,52

96,71

71,41

76,47

-

-

-

-

-5,93

-6,80

-7,92

-8,14

-13,94

-12,94

-28,15

-11,54

-14,08

-16,45

-24,78

-13,8

-7,48

-3,29

-28,59

-23,53

Page 72: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

75

Page 73: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

62

6.4. Evaluasi Produktivitas Total dan Produktivitas Parsial Berdasarkan

Analisis Produktivitas

Masalah produktivitas dapat didefinisikan sebagai deviasi atau

penyimpangan yang terjadi antara produktivitas aktual (hasil aktual) dan sasaran

produktivitas yang direncanakan atau yang diiharapkan (rencana mencapai

sasaran produktivitas tertentu), atau dapat pula didefinisikan sebagai perubahan

produktivitas yang menunjukkan kecenderungan menurun atau tetap sepanjang

periode waktu tertentu.

Evaluasi sistem produktivitas dilakukan berdasarkan data pengukuran

produktivitas baik secara total maupun parsial berdasarkan hasil

perhitungan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 6.15 dan Tabel 6.16. Dari

hasil evaluasi ini diperoleh gambaran mengenai penurunan maupun peningkatan

produktivitas, sehingga dapat diidentifikasikan produktivitas dari input faktor

yang mengalami penurunan untuk dikaji lebih lanjut apa yang menjadi akar

penyebab dari masalah penurunan produktivitas.

6.4.1. Evaluasi Produktivitas Total

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran dan Tabel 6.13 dan Tabel

6.14 , dapat dilihat indeks produktivitas total PTPN IV (Persero) pada Gambar

6.6. Dari Gambar 6.6 dapat dinyatakan bahwa indeks produktivitas total

tertinggi pada tahun 2010 yakni 101,5 sedangkan indeks produktivitas total paling

rendah p ad a t ah u n 2 0 1 2 yak n i 9 7 , 4 1 . N i l a i produktivitas total di tahun

2011 dan 2012 menurun setelah mencapai produktivitas tertinggi di tahun 2010.

Page 74: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

63

Gambar 6.6 Tingkat Produktivitas CPO PTPN IV (Persero)

Penurunan indeks produktivitas total disebabkan umur tanaman muda

yang mendominasi perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV (Persero) pada tahun

2010 dan 2011. Kemudian juga pengaruh cuaca dan serangan hama ganoderma

yang meningkat tajam dari 211 pohon di Semester 1 Tahun 2010 menjadi 912

pohon di Tahun 2011 mengakibatkan produktivitas menurun (Audit Eksternal

TUV, 2012).

Kondisi produktivitas lahan kelapa sawit PTPN IV (Persero) cenderung

mengalami peningkatan setiap tahunnya, seperti terlihat pada Tabel 6.18

Tabel 6.18 Produksi dan Produktivitas TBS PTPN IV (Persero)

Tahun 2007 – 2012

Tahun Produksi TBS (Ton) Luas TM (Ha) Produktivitas (Ton/Ha)

2007 1.878.895.100 93.552 20.083,965

2008 2.007.654.125 90.747 22.123,642

2009 2.149.864.380 97.355 22.082,732

2010 2.193.282.240 94.130 23.300,566

2011 2.223.209.330 94.795 23.452,812

2012 2.272.266.806 96.584 23.526,327

Sumber : PTPN IV (Persero), 2013

95

96

97

98

99

100

101

102

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Produktivitas Total

Page 75: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

64

Dari Tabel 6.18 terlihat bahwa produksi TBS PTPN IV (Persero)

mengalami peningkatan menjadi 2.272.266.806 ton dengan produktivitas yang

juga meningkat menjadi 23.526,327 ton/ha di Tahun 2012.

Pencapaian indeks produktivitas yang menurun seiring trend perubahan

indeks output selama 2 (dua) tahun periode pengukuran yang menunjukkan

angka menurun dari -1.02 pada Tahun 2011 menjadi -2,59 di Tahun 2012 (Tabel

6.14) yang mengindentifikasikan belum efisiennya penggunaan sumber daya

yang dimiliki perusahan.

6.4.2. Evaluasi Produktivitas Parsial Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 1 dan Tabel 6.16 , dapat

dilihat indeks produktivitas tenaga kerja PTPN IV (Persero) pada Gambar 6.7.

Gambar 6.7 Tingkat Produktivitas Parsial Tenaga Kerja PTPN IV (Persero)

Dari Gambar 6.7 tersebut terlihat bahwa indeks produktivitas parsial tenaga

kerja bila dibandingkan dengan periode tahun dasar mempunyai trend fluktuatif.

75

80

85

90

95

100

105

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja

Page 76: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

65

Mengalami penurunan pada tahun 2009 hingga 2011, namun di tahun 2012

mengalami peningkatan menjadi 92,52. Kondisi ini disebabkan pada bulan

Agustus dan September baik di tahun 2010 maupun tahun 2011 terjadi

pengeluaran biaya untuk pembayaran tunjangan hari raya beserta bingkisan

kepada setiap karyawan. Disamping itu terjadi penyesuaian upah minimum kota

yang mengalami peningkatan di tahun 2012 seperti terlihat pada Tabel 6.7.

Indeks produktivitas parsial tenaga kerja yang cenderung fluktuatif juga

disertai dengan perubahan indeks yang fluktuatif (Tabel 6.16). Walaupun

penggunaan biaya tenaga kerja belum efisien, namun di tahun 2012 mengalami

peningkatan efisien yang terbukti dari penurunan indeks perubahan biaya tenaga

kerja dari -14.08 m e n j a d i - 7 . 4 8 (Tabel 6.16). Walaupun inefisiensi biaya

tenaga kerja di tahun 2012 dapat dikurangi namun angka -7,48 masih lebih rendah

dibanding indeks tahun 2009 sebagai tahun yakni 5,93. Hal ini menunjukkan

bahwa pengelolaan biaya tenaga kerja masih belum tepat sasaran.

Kebijakan PTPN IV (Persero) dalam bidang sumber daya manusia adalah

pendidikan dan latihan dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan dan penerimaan

(recruitment) karyawan dilakukan sesuai standar formasi. Strategi sumber

daya manusia adalah penyempurnaan struktur organisasi perusahaan sesuai

dengan kebutuhan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas kerja yang

tinggi, menyempurnakan system imbal jasa yang lebih kompetitif dan

mengarah pada prestasi kerja, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan

disiplin kerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

perusahaan, menyusun man power planning untuk mengoptimalkan pemanfaatan

Page 77: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

66

tenaga kerja yang tersedia dan meningkatkan hubungan industrial, kesehatan

dan K3.

PTPN IV (Persero) menyadari bahwa kualitas dan kompetensi sumber

daya manusia yang dimiliki sangat penting dalam mendukung visi dan misi

perseroan untuk mencapai kinerja terbaik. Pencapaian prestasi PTPN IV hingga

saat ini tidak lepas dari dukungan seluruh jajaran manajemen yang memilki

pengalaman, keahlian dan dedikasi tinggi. Hal inilah yang mendorong PTPN IV

secara konsisten mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia

melalui upaya–upaya pengelolaan SDM, antara lain dengan penerapan

program Competency Based Human Resources Management (CBHRM)

yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. CBHRM adalah suatu

pola pendekatan di dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya

manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik

sentralnya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan konsistensi

kebijakan seleksi, promosi, kompensasi, penilaian kerja, pendidikan dan

pelatihan, perencanaan karir, dan manajemen kinerja.

Sampai dengan akhir tahun 2011, PTPN IV mempekerjakan karyawan

tetap dengan jumlah sebanyak 27.222 karyawan. Dibanding tahun 2010 berkurang

sebanyak 1.690 karyawan atau sebesar 6,21%. Penurunan jumlah karyawan

disebabkan oleh proses alamiah yaitu karena menjalani masa pensiun dan

mengundurkan diri atas kemauan sendiri.

Dari Tabel 6.19 terlihat bahwa Golongan IA hingga II-D yang merupakan

karyawan operasional di kebun dan pabrik didominasi oleh usia diatas 40 tahun.

Page 78: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

67

Tabel 6.19 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Umur

No Umur Golongan IA-IID Umur Golongan IIIA-IVD

1 21-25 108 <24 -

2 26-30 603 24-30 95

3 31-35 1.812 31-35 97

4 36-40 3.951 36-40 73

5 41-45 6.286 41-45 109

6 46-50 6.710 46-50 147

7 51-55 5.772 51-55 157

8 >55 308 >55 3

Jumlah 25.550 681

26.231

Sumber : Bagian SDM PTPN IV (Persero), 2013

Usia 46 – 50 tahun merupakan rentang usia paling banyak yakni 6.710

orang, pada rentang usia ini merupakan rentang usia dimana karyawan mengalami

penurunan produktivitas atau kejenuhan.

Terkait hasil audit eksternal terhadap pencapaian ISO 9001:2000 beberapa

temuan berkaitan dengan masalah tenaga kerja adalah :

1) Belum ada mekanisme atau formulasi tetap bagaimana organisasi

mengukur kepuasan pelanggan internal khususnya yang terkait

operasional kerja di kebun dan pabrik kelapa sawit.

2) Distribusi atau penetrasi program diklat agar disajikan dalam evaluasi

laporan diklat sesuai jumlah populasi karyawan pimpinan atau

karyawan pelaksana.

3) Laporan evaluasi agar menyajikan beban kerja per auditor yang

ditunjuk per periode evaluasi.

4) Uraian tugas (job description) belum sepenuhnya ditetapkan untuk

semua fungsi dalam organisasi termasuk untuk karyawan pelaksana.

Page 79: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

68

5) Evaluasi pencapaian sasaran mutu bagian TI/SIM belum dilakukan

secara berkala, untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran mutu

yang sudah ditetapkan.

6) Karyawan baru belum diberikan pemahaman mengenai penerapan

ISO 9001:2000.

7) Sasaran mutu bagian SDM belum dibuat lebih terukur sesuai dengan

yang bisa dilakukan oleh internal SDM.

8) Sasaran mutu yang berkaitan dengan pelatihan belum disosialisasikan

ke bagian terkait.

9) Dalam struktur organisasi belum terlihat fungsi Management

Representative.

6.4.3. Evaluasi Produktivitas Parsial Bahan Baku

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 1 dan Tabel 6.16 , dapat

dilihat tingkat produktivitas bahan baku PTPN IV (Persero) pada Gambar 6.8.

Gambar 6.8. Tingkat Produktivitas Parsial Bahan Baku PTPN IV (Persero)

75

80

85

90

95

100

105

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Produktivitas Parsial Bahan Baku

Page 80: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

69

Dari Gambar 6.8 tersebut terlihat bahwa produktivitas bila dibandingkan

dengan periode tahun dasar mempunyai tren kecenderungan menurun sejak tahun

2009 hingga 2011. Namun di tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 96,71 .

Meningkatnya indeks produktivitas parsial bahan baku di tahun 2012 disebabkan

oleh umur meningkatkan produktivitas tanaman menghasilkan diberbagai kebun,

ditambah dengan perawatan tanaman kelapa sawit yang lebih intensif.

Indeks produktivitas parsial bahan baku yang cenderung fluktuatif juga

disertai dengan perubahan indeks yang fluktuatif (Tabel 6.16). Walaupun

penggunaan biaya bahan baku meningkat di tahun 2011, namun di tahun 2012

mengalami peningkatan efisien yang terbukti dari penurunan indeks perubahan

biaya bahan baku dari -16,45 m e n j a d i - 3 . 2 9 . Hal ini menunjukkan bahwa

pengelolaan biaya bahan baku sudah tepat sasaran karena nilai indeks perubahan -

3,29 lebih rendah dibanding indeks periode dasar tahun 2009 yakni 6,80.

Dalam proses pengolahan, PTPN IV (Persero) dilengkapi 15 Unit Pabrik

Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS)

perjam, 3 (tiga) unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 226 ton Daun Teh Basah

(DTB) per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton

per hari. PTPN IV (Persero) juga didukung oleh 1 (satu) Unit Usaha

Perakitan/Erection Pabrik (Perbengkelan) yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3

(tiga) Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS.

Pabatu.

Seluruh Unit Usaha dan Proyek Pengembangan PTPN IV (Persero)

dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU).

Page 81: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

70

Kebijakan bidang pengolahan adalah semua hasil produksi kebun yang

dipanen setiap hari harus dapat diolah pada hari itu juga dan pabrik hanya

mengolah hasil produksi yang kualitasnya memenuhi persyaratan.

Strateginya adalah melaksanakan pembelian TBS pihak ketiga (masyarakat)

dalam rangka mengoptimalkan kapasitas pabrik kelapa sawit dan meningkatkan

mutu produk yang dihasilkan. Program kerja bidang pengolahan adalah

melakukan pengaturan jam olah, melakukan sortasi TBS yang akan diolah,

mengatur pengolahan TBS plasma dan pihak ketiga, menganalisa hasil olahan

produksi secara teratur sehingga diharapkan produktivitas yang maksimal.

Kondisi produktivitas PTPN IV (Persero) dapat dilihat pada Tabel 6.20.

Tabel 6.20 Produksi dan Produktivitas TBS PTPN IV (Persero) Tahun

2007 – 2012

Tahun Produksi TBS (Ton) Luas TM (Ha) Produktivitas (Ton/Ha)

2007 1.878.895.100 93.552 20.083,965

2008 2.007.654.125 90.747 22.123,642

2009 2.149.864.380 97.355 22.082,732

2010 2.193.282.240 94.130 23.300,566

2011 2.223.209.330 94.795 23.452,812

2012 2.272.266.806 96.584 23.526,327

Sumber : PTPN IV (Persero), 2013

Dari Tabel 6.20 terlihat bahwa produksi TBS PTPN IV (Persero)

mengalami peningkatan menjadi 2.272.266.806 ton dengan produktivitas yang

juga meningkat menjadi 23.526,327 ton/ha. Produksi kelapa sawit berupa Tandan

Buah Segar (TBS) kebun sendiri mengalami peningkatan sebesar 1,31% dari

tahun sebelumnya atau setara 28.705 ton. Bila tahun 2010 produksi TBS sebesar

2.193.282 ton, tahun 2011 mampu menghasilkan TBS sebesar 2.221.987 ton. Hal

ini disebabkan penambahan areal tanaman menghasilkan seluas 665 Ha .

Page 82: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

71

Untuk menunjang proses opaerasional Pabrik Kelapa Sawit agar memenuhi

kapasitas jam terpakai, pihak PTPN IV (Persero) memerlukan pasokan TBS dari

pihak ketiga. Pasokan TBS dari pihak ketiga ini dibutuhkan sesuai dengan standar

kebutuhan rendemen yang disepakati. Disamping produksi sendiri, perusahaan

juga melakukan pembelian TBS dari pihak ke-III sebesar 613.665 ton, menurun

sebesar 17,45% dari tahun 2010. Total produksi TBS kebun sendiri dan pembelian

tahun 2011 turun sebesar 3,44% dari tahun 2010.

Walaupun terjadi peningkatan produksi TBS dari kebun sendiri, namun

dalam proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit masih memerlukan pasokan dari

TBS dari pihak ketiga, agar mencapai kapasitas produksi yang optimal. Pada

Tabel 6.21 dapat dilihat realisasi pasokan TBS dari pihak ketiga.

Tabel 6.21 Jumlah Pasokan TBS dari pihak ketiga 2010 – 2012

Tahun Jumlah Pasokan TBS Pihak Ketiga (Kg)

2010 743.372.010

2011 613.664.560

2012 663.977.200

Sumber : PTPN IV (Persero), 2013

Tabel 6.20 menunjukkan terjadi peningkatan pasokan TBS dari meningkat

dari 613.664.560 Kg TBS di tahun 2011 menjadi 663.977.200 Kg TBS di tahun

2012. Walaupun terjadi peningkatan pasokan TBS dari pihak ketiga namun belum

dapat memenuhi kebutuhan pabrik kelapa sawit, sehingga kapasitas produksi

masih belum optimal, yang mengakibatkan biaya olah menjadi lebih tinggi dan

terjadi inefisiensi.

Terkait hasil audit eksternal terhadap pencapaian ISO 9001:2000 beberapa

temuan berkaitan dengan masalah bahan baku adalah :

Page 83: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

72

1) Dalam pemantauan sasaran mutu TBS yang diterima, belum dicatat

juga jumlah TBS yang tidak masuk dalam kriteria mutu TBS.

2) Hasil panen TBS belum tercatat akurat dalam catatan pengumpulan

TBS, sehingga sulit ditelusuri jika hasil TBS yang tidak berkualits

diketemukan.

3) Bukti rekaman validasi formulasi harga pembelian TBS belum

terdokumentasi.

4) Instruksi kerja yang tidak lagi relevan dengan kerja unit pembelian

bahan baku.

6.4.4. Evaluasi Produktivitas Parsial Energi

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran dan Tabel 6.16 , dapat

dilihat tingkat produktivitas energi PTPN IV (Persero) pada Gambar 6.9.

Gambar 6.9 Tingkat Produktivitas Parsial Energi PTPN IV (Persero)

Dari Gambar 6.9 tersebut terlihat bahwa indeks produktivitas energi

cenderung fluktuatif. Bila dibandingkan dengan periode tahun dasar mempunyai

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Produktivitas Parsial Energi

Page 84: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

73

trend kecenderungan menurun sejak tahun 2009 dan 2010, namun mengalami

kenaikan di tahun 2011 menjadi 75,22. Di tahun 2012 mengalami penurunan

kembali indeks produktivitas menjadi 71,41 . Naik-turunnya indeks produktivitas

parsial energi di sepanjang tahun 2009 hingga 2012 disebabkan oleh biaya bahan

bakar dan biaya olah pabrik yang juga fluktuatif.

Indeks produktivitas parsial energi yang cenderung fluktuatif juga disertai

dengan perubahan indeks yang fluktuatif (Tabel 6.16). Peningkatan biaya energi

meningkat di tahun 2011 dan 2012, tidak disertai penurunan indeks perubahan

biaya energi yang semakin menurun dari -24,78 d i t a h u n 2 0 1 1 m e n j a d i -

2 8 , 5 9 ditahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan biaya energi tidak

tepat sasaran karena nilai indeks perubahan -28,59 lebih rendah dibanding indeks

periode dasar tahun 2009 yakni -7,92.

Terkait hasil audit eksternal terhadap pencapaian ISO 9001:2000 disertai

hasil kajian dari Balai Besar Teknologi Energi BPPT Tahun 2012 beberapa temuan

berkaitan dengan masalah energi adalah :

1) Sasaran utama bagian pengolahan belum diformulasi ulang agar sesuai

dengan tanggung jawab unit tersebut.

2) Dalam pelaksanaan pengujian tes tekan untuk tangki, belum disertai

bukti kalibrasi dari alat ukurnya.

3) Pergantian rutin oli genset sering melebihi batas yang ditetapkan

(standar setiap 150 jam) namun realisasi melebihi yakni 170 hingga

301 jam pada akhir Tahun 2011 hingga Februari 2012, hal ini dapat

menyebabkan kerusakan mesin.

Page 85: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

74

4) Potensi penghematan energi di pabrik kelapa sawit belum

dimaksimalkan seperti :

Pemasangan Capasitor 150 KVAR dapat menghemat energi

sebesar 216.000 kwh/tahun atau senilai Rp 108.000.000,-

Pemasangan VSD ID Motor ID Fan Boiler dapat menghemat

energi sebesar 45.000 kwh/tahun atau senilai Rp 54.0000.000,-

Peningkatan temperature boiler feed water 95oC dapat

menghemat energi sebesar 9.850.650 MJ/tahun atau senilai Rp

236.000.000,-

Pemanfaatan panas buang Boiler PKS dapat menghemat energi

sebesar 17.000.000 MJ/Tahun atau senilai Rp 410.000.000,-

5) Belum dilakukan pengecekan secara akurat dan berkala terhadap

beberapa hal seperti :

Keseimbangan arus fasa to fasa motor-motor listrik rewinding

sebelum dan sesudah pemasangan dilapangan.

Motor-motor listrik berdaya besar.

6) Belum dilakukan pemasangan Kwh meter pada jalur listrik PLN yang

masuk ke PKS pada setiap stasiun pengolahannya, sehingga tidak

dapat diketahui unit/bagian yang menyebabkan borosnya pemakaian

arus listrik.

7) Belum dilakukan perbaikan damper pengatur udara buang boiler.

8) Belum dilakukan setting ulang tekanan condenser Turbine PP.

Page 86: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

75

9) Belum dilakukan perbaikan cooling tower untuk air pendingin

condenser Turbine PP serta flowmeter air umpan boiler PP.

6.4.5. Evaluasi Produktivitas Parsial Modal

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran dan Tabel 6.16 , dapat

dilihat indeks produktivitas modal PTPN IV (Persero) pada Gambar 6.10.

Dari Gambar 6.10 tersebut terlihat bahwa indeks produktivitas modal

cenderung menurun. Jika dibanding dengan biaya modal yang dikeluarkan seperti

terlihat pada Tabel 6.4 yang menunjukkan peningkatan biaya modal setiap

tahunnya.

Gambar 6.10 Tingkat Produktivitas Parsial Modal PTPN IV (Persero)

Indeks produktivitas parsial modal yang cenderung menurun seiring

dengan perubahan indeks yang juga menurun (Tabel 6.16). Peningkatan biaya

energi meningkat di tahun 2011 dan 2012, tidak disertai penurunan indeks

perubahan biaya modal yang semakin menurun dari -13,8 m e n j a d i -23,53 .

Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya energi semakin besar.

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Produktivitas Parsial Modal

Page 87: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

76

Terkait hasil audit eksternal terhadap pencapaian ISO 9001:2000 beberapa

temuan berkaitan dengan masalah modal adalah :

1) Kelengkapan legalitas pembelian barang sering tidak konsisten

misalnya tanda tangan ketua panitia pengadaan barang dan jasa.

2) Kartu riwayat perbaikan atau perawatan dari setiap kendaraan dan alat

belum dibuat.

3) Evaluasi pencapaian sasaran mutu bagian TI/SIM belum dilakukan

secara berkala untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran mutu

yang telah ditetapkan.

4) Belum ada evaluasi rutin atas kinerja pemasok barang teknik dan non

teknik sebagaimana diminta dalam prosedur pengadaan barang dan

jasa.

5) Rencana aksi untuk percepatan penerapan e-procurement belum

dibuat.

6.5. Pembahasan

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap faktor-faktor input terlihat bahwa

terjadi fluktuasi indeks produktivitas untuk setiap input. Hal ini terjadi karena

perusahaan tidak konsisten mengimplementasikan ISO 9001:2000, dimana

ditemukan antara lain:

a. Tenaga Kerja

Terkait dengan masalah Tenaga Kerja, masih belum adanya mekanisme

pengukuran kepuasan pelanggan internal, uraian tugas belum terdeskripsi

Page 88: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

77

dengan jelas, karyawan belum sepenuhnya memahami penerapan ISO

9001:2000, sasaran mutu pelatihan belum dikomunikasikan dengan baik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ISO 9001:2000 tentang kompetensi,

kesadaran dan pelatihan belum terlaksana dengan baik.

b. Bahan Baku

Terkait dengan masalah Bahan Baku, pemantauan sasaran mutu buah belum

tercatat dengan baik, hasil panen belum tercatat secara akurat, instruksi kerja

unit pembelian bahan baku yang tidak relevan, dan sasaran utama bagian

pengolahan belum sesuai dengan tanggung jawab. Kondisi ini menunjukkan

bahwa ISO 9001:2000 tentang sasaran mutu belum terlaksana dengan baik.

c. Energi

Terkait dengan masalah Energi, pengujian belum disertai dengan kalibrasi

alat ukur, prosedur perawatan mesin-mesin tidak dipatuhi sepenuhnya,

penggantian komponen belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ISO 9001:2000 tentang pemantauan dan

pengukuran proses belum terlaksana dengan baik.

d. Modal

Terkait dengan masalah Modal, dokumentasi pembelian, legalitas pembelian

barang modal, riwayat perbaikan dan perawatan kenderaan dan alat angkut

tidak terdokumentasi dengan baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa ISO

9001:2000 tentang pengendalian mutu belum terlaksana dengan baik.

Dari uraian pembahasan sebelumnya, maka disusun diagram fishbone

seperti terlihat pada Gambar 6.11.

Page 89: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

78

6.11 Diagram Sebab Akibat Penyebab Penurunan Produktifitas

Tanggung Jawab

Manajemen

Manajemen

SDM

Prosedur perawatan mesin-mesin tidak

dipatuhi

Penurunan

Produktivitas

Perusahaan

Analisis, Pengukuran

dan Peningkatan

Realisasi

Produk

Pemahaman

tentang ISO

rendah

Belum adanya

mekanisme

pengukuran kepuasan

pelanggan internal

Uraian tugas belum

terdeskripsi dengan jelas

Sasaran mutu pelatihan

belum dikomunikasikan

Pemantauan sasaran

mutu buah belum tercatat

dengan baik

Hasil panen belum

tercatat secara akurat

instruksi kerja unit

pembelian bahan baku

yang tidak relevan

Pengujian belum

disertai dengan

kalibrasi alat ukur

Penggantian

komponen belum

sesuai prosedur

Dokumentasi pembelian,

legalitas pembelian barang

modal, riwayat perbaikan

dan perawatan kenderaan

dan alat angkut tidak

terdokumentasi dengan baik

Page 90: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

79

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan disimpulkan :

a. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan klausul ISO 9001:2000

yang belum optimal dilaksanakan.

b. Tenaga kerja merupakan elemen produktivitas yang paling mempengaruhi

penurunan produktivitas CPO PTPN IV (Persero). Hal ini menunjukkan

peranan tenaga kerja yang paling dominan mempengaruhi produktivitas

perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja yang terjadi

mengindikasikan biaya tenaga kerja belum efisien.

c. Faktor-faktor yang menyebabkan klausul ISO 9001:2000 di PTPN IV

(Persero) belum efektif dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Masih belum adanya mekanisme pengukuran kepuasan

pelanggan internal.

2) Uraian tugas belum terdeskripsi dengan jelas, sehingga

karyawan belum sepenuhnya memahami penerapan ISO

9001;2000.

3) Sasaran mutu pelatihan belum dikomunikasikan dengan baik.

4) Pemantauan sasaran mutu buah belum tercatat dengan baik.

5) Hasil panen belum tercatat secara akurat.

6) Instruksi kerja unit pembelian bahan baku yang tidak relevan.

Page 91: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

80

7) Sasaran utama bagian pengolahan belum sesuai dengan

tanggung jawab.

8) Pengujian belum disertai dengan kalibrasi alat ukur.

9) Prosedur perawatan mesin-mesin tidak dipatuhi sepenuhnya.

10) Penggantian komponen belum sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan.

11) Dokumentasi pembelian, legalitas pembelian barang modal,

riwayat perbaikan dan perawatan kenderaan dan alat angkut

tidak terdokumentasi dengan baik.

7.2. Saran

Agar pelaksanaan ISO 9001:2000 efektif dan produktivitas perusahaan

dapat ditingkatkan, maka perusahaan di masa yang akan datang disarankan :

a. Agar semua pihak terutama pada jajaran manajer berkomitmen untuk

mengimplementasikan ISO 9001:2000 secara konsisten melalui adanya

satu sistem yang terpadu terkait semua prosedur kerja dan aturan yang

jelas.

b. Merumuskan secara jelas fungsi dan tugas semua unit kerja, sehingga

pelaksanaan ISO 9001:2000 dapat dilakukan secara konsisten dan

berkesinambungan.

c. Untuk membuat sistem prosedur yang merangsang peningkatan kinerja

karyawan antara lain berupa diklat (pendidikan dan pelatihan), training

bagi karyawan baru, penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya

Page 92: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

81

serta penilaian kemampuan berbasis kinerja, serta sasaran mutu pelatihan

belum agar dikomunikasikan dengan baik.

d. Pemantauan sasaran mutu buah, bagian pengolahan, hasil panen

ditingkatkan disertai dengan instruksi kerja unit pembelian bahan baku

yang relevan.

e. Pengujian disertai dengan kalibrasi alat ukur serta prosedur perawatan

mesin-mesin serta pergantian komponen sesuai prosedur.

f. Dokumentasi pembelian, legalitas pembelian barang modal, riwayat

perbaikan dan perawatan kenderaan dan alat angkut tidak terdokumentasi

dengan baik

g. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat meningkatkan kompetensi, serta profesionalisme dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari.

Page 93: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

82

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Frieda Putri, 2007, Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Peningkatan Produktivitas, Magister

Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang

Batubara, Edward, 2011, Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja Di PT

PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Sektor Pembangkitan Pandan,

Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Blocher, E. J., Chen, K. H., dan T. W. Lin, 2000, Manajemen Biaya, Jilid 1, Alih

Bahasa oleh A. Susty Ambararriani, Salemba Empat, Jakarta

Dharma, Cipta, 2007, Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2000 Terhadap Peningkatan Kinerja Pada PT Jasa Raharja

(Persero) Cabang Sumatera Utara, Magister Manajemen, Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, Medan

Firmansyah, Hadi, 2006, Analisa Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001 : 2000

Terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan di PT.

Unilon Bandung, Gunadarma, Jakarta

Gaspersz, Vincent, 2003, ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Gaspersz, Vincent, 2003, Manajemen Produktivitas Total, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Goetsch, David L dan Stanley B. Davis, 2000, Quality Management:

Introduction to Total Quality Management for Production, Processing,

and Service, Prentice-Hall, Inc., New Jersey

Page 94: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

83

Hafni, Syafrida, 2004, Pengaruh ISO 9001:2000 Terhadap Peningkatan

Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit X di Medan, Magister

Manajemen, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Hermanto, Bambang, 2010, Pengaruh Prestasi Training , Motivasi, dan Masa

Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas di Teknisi Bengkel Nissan

Yogyakarta Solo Semarang, Jurnal Lumbung Pustaka,

eprints.uny.ac.id/9633/1/Jurnal.pdf, Universitas Negeri Yogyakarta,

Yogyakarta

Harahap, Dahlan, 2012, Transformasi Revolusioner Bisnis Perkebunan, Terbitan

Internal PTPN IV, Medan

Hayzer, Jay dan Render Barry, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Edisi.

Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta

Kemuliaen, Bobby, 2006, Analisis Pengaruh Implementasi SMM ISO 9001:2000

Terhadap Peningkatan Produktivitas (Studi Kasus di Departemen Mill PT.

Indonesian Steel Tube Works), Tesis, Pascasarjana Universitas

Diponegoro, Semarang

Pappas L. dan Mark Hirschey, 1995, Ekonomi Manajerial, Binarupa Aksara,

Jakarta

Poerwanto, Hendra, 2012, Tutorial Manajemen Kualitas,

https://sites.google.com/site/kelolakualitas

Rivai, Veithzal dan Fawzi Ahmad Mohd Basri, 2005, Performance Appraisal,

Cetakan Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sinulingga, Sukaria, 2011, Metode Penelitian, USU Press, Medan

Page 95: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

84

Suardi, Rusdi, 2003, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, PPM, Jakarta

Sumanth, David J., 2004, Productivity Engineering and Management, Mc Graw

Hill Companies Inc, New York

Sutiyono, 2012, Analisis Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Metode

American Productivity Center di PT GFI Sidoarjo, Fakutlas Teknologi

Industri, Universitas UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2002, TQM Total Quality Management,

Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta

Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Pengantar Teknik & Manajemen Industri, Guna

Widya, Surabaya

Zuhrawaty, 2002, Panduan dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001, Media

Pressindo, Jakarta

Zulfah, Suwandono dan Saufik Luthfianto, 2008, Analisa Penerapan Sistem

Manajemen ISO 9001 : 2000 Terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas

Kerja Karyawan di PT. Unilon Bandung, Universitas Pancasakti, Tegal

Hasil Audit Eksternal 2012, Perpanjangan Audit Sertifikat ISO 9001:2008 PT

Perkebunan Nusantara IV (Persero), PT TUV Nord Indonesia

Kajian Balai Besar Teknologi Energi 2012, Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV

(Persero), BPPT

…, Annual Report PTPN III, 2004 – 2012

Page 96: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

85

…, Annual Report PTPN IV, 2004 – 2012

…, Annual Report Lonsum, 2004 – 2012

Page 97: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

i

Lampiran

Perhitungan Produktivitas Parsial dan Indeks Produktivitas

Tabel 1. Total Produksi dan Harga Jual CPO PTPN IV 2008 - 2012

Tahun Total Produksi (Kg) Harga Jual (Rp) Nilai Penjualan (Rp)

2008 570.809.000 7.038,68 4.017.741.892.120

2009 640.047.000 6.350,23 4.064.445.660.810

2010 671.123.000 7.113,00 4.773.697.899.000

2011 618.750.000 7.524,75 4.655.939.062.500

2012 622.000.000 7.366,67 4.582.068.740.000

Sumber : PTPN IV, 2013

Perhitungan Output Menggunakan Harga Konstan

Nilai Penjualan Tahun n = Total Produksi tahun n x Harga Jual tahun n

Nilai Penjualan Tahun 2008 = (570.809.000 Kg x Rp 7.038,68)

= Rp 4.017.741.890.120

Nilai Penjualan Tahun 2009 = (640.047.000 Kg x Rp 6.350,23)

= Rp 4.064.445.660.810

Nilai Penjualan Tahun 2010 = (671.123.000 Kg x Rp 7.113)

= Rp 4.773.697.899.000

Nilai Penjualan Tahun 2011 = (618.750.000 Kg x Rp 7.524,75)

= Rp 4.655.939.062.500

Nilai Penjualan Tahun 2012 = (622.000.000 Kg x Rp 7.366,67)

= Rp 4.582.068.740.000

Perhitungan Indeks Output Menggunakan Harga Konstan

Periode Tahun 2008 = Rp 4.017.741.890.120/Rp 4.017.741.890.120x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = Rp 4.064.445.660.810/Rp 4.017.741.890.120x100%

= 101,37%

Periode Tahun 2010 = Rp 4.773.697.899.000/Rp4.017.741.890.120x 100%

= 101,50%

Periode Tahun 2011 = Rp 4.655.939.062.500/Rp4.017.741.890.120x 100%

= 98,98%

Periode Tahun 2012 = Rp 4.582.068.740.000/Rp4.017.741.890.120x 100%

= 97,41%

Page 98: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

ii

Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja (PT)

Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2008 = Output Total 2008

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2008

Periode Tahun 2008 = PT1 = O1 / T1 = Rp 4.017.741.890.120/ Rp 221.536.680.990

= 18,14

Periode Tahun 2009 = PT2 = Rp 4.064.445.660.810/ Rp 238.701.461.800

= 17,03

Periode Tahun 2010 = PT3 = Rp 4.773.697.899.000/ Rp 261.174.226.680

= 18,28

Periode Tahun 2011 = PT4 = Rp 4.655.939.062.500/ Rp 255.203.437.500

= 18,24

Periode Tahun 2012 = PT5 = Rp 4.582.068.740.000/ Rp 253.838.200.000

= 18,05

Keterangan :

PT1 = Produktivitas Tenaga Kerja Tahun ke-1 (2008)

O1 = Output (Penjualan) Tahun ke-1 (2008)

I1 = Input Tenaga Kerja Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja (IPT)

Periode Tahun 2008 = IPT1 = PT1 / PT1 x 100%

= 18,14/18,14 x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IPT2 = PT2 / PT1 x 100%

= 17,03 / 18,14 x 100%

= 93,88%

Periode Tahun 2010 = IPT3 = PT3 / PT1 x 100%

= 18,28/ 18,14 x 100%

= 100,77%

Periode Tahun 2011= IPT4 = PT4 / PT1 x 100%

= 18,24/18,14 x 100%

= 100,55%

Periode Tahun 2012 = IPT5 = PT5 / PT1 x 100%

Page 99: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

iii

= 18,05/ 18,14 x 100%

= 92,52%

Keterangan :

IPT1 = Indeks Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 1 (2008)

PT1 = Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 1 (2008)

Perhitungan Produktivitas Bahan Baku (PB)

Periode Tahun 2008 = PB1 = O1 / B1=Rp4.017.741.890.120/ Rp1.031.394.782.100

= 3,90

Periode Tahun 2009 = PB2 O2/B2 = Rp 4.064.445.660.810/ Rp 1.120.268.509.730

= 3,63

Periode Tahun 2010 = PB3= O3 / B3=Rp4.773.697.899.000/Rp 1.202.081.961.450

= 3,97

Periode Tahun 2011= PB4= O4 / B4 =Rp4.655.939.062.500/Rp1.219.704.750.000

= 3,82

Periode Tahun 2012= PB5= O5 / B5=Rp4.582.068.740.000/ Rp 1.038.497.420.000

= 4,41

Keterangan :

PB1 = Produktivitas Bahan Baku Tahun ke-1 (2008)

O1 = Output (Nilai Penjualan) Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Produktivitas Bahan Baku (IPB)

Periode Tahun 2008 = IPB1 = PB1 / PB1 x 100%

= 3,90 / 390 x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IPB2 = PB2 / PB1 x 100%

= 3,63 / 3,90 x 100%

Page 100: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

iv

= 93,08%

Periode Tahun 2010 = IPB3 = PB3 / PB1 x 100%

= 3,97 / 3,90 x 100%

= 101,79%

Periode Tahun 2011 = IPB4 = PB4 / PB1 x 100%

= 3,81 / 3,90 x 100%

= 97,75%

Periode Tahun 2012 = IPB5 = PB5 / PB1 x 100%

= 4,41 / 3,90 x 100%

= 113,08%

Keterangan :

IPB1 = Indeks Produktivitas Bahan Baku Tahun ke-1 (2008)

PB1 = Produktivitas Bahan Baku Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Produktivitas Energi (PE)

Periode Tahun 2008 = PE1 = O1/E1= Rp 4.017.741.890.120/Rp 689.314.656.490

= 5,83

Periode Tahun 2009 = PE2 = O2 / E2= Rp4.064.445.660.810 / Rp 759.539.816.060

= 5,35

Periode Tahun 2010 = PE3 = O3 / E3= Rp4.773.697.899.000 / Rp973.618.269.790

= 4,90

Periode Tahun 2011 = PE4 = O4/E4 = Rp4.655.939.062.500 / Rp907.458.750.000

= 5,13

Periode Tahun 2012 = PE5 = O5 / E5=Rp4.582.068.740.000/ Rp 940.352.040.000

= 4.87

Page 101: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

v

Keterangan :

PE1 = Produktivitas Energi Tahun ke-1 (2008)

O1 = Output (Nilai Penjualan) Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Produktivitas Energi (IPE)

Periode Tahun 2008 = IPE1 = PE1 / PE1 x 100%

= 5,83/ 5,83x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IPE2 = PE2 / PE1 x 100%

= 5,35 / 5,83 x 100%

= 91,77%

Periode Tahun 2010 = IPE3 = PE3 / PE1 x 100%

= 4,90 / 5,83 x 100%

= 84,05%

Periode Tahun 2011 = IPE4 = PE4 / PE1 x 100%

= 5,13 / 5,83 x 100%

= 87,99%

Periode Tahun 2012 = IPE5 = PE5 / PE1 x 100%

= 4,87 / 5,83 x 100%

= 83,53%

Keterangan :

IPE1 = Indeks Produktivitas Energi Tahun ke-1 (2008)

PE1 = Produktivitas Energi Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Produktivitas Modal (PM)

Periode Tahun 2008 = PM1 = O1 / M1

= Rp4.017.741.890.120/ Rp 1.064.136.386.340

= 3,78

Periode Tahun 2009= PM2= O2/M2

= Rp4.064.445.660.810/ Rp1.175.358.261.630

= 3,46

Page 102: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

vi

Periode Tahun 2010 = PM3 = O3 / M3

= Rp4.773.697.899.000/ Rp 1.221.094.876.040

= 3,91

Periode Tahun 2011 = PM4 = O4 / M4

=Rp 4.655.939.062.500/ Rp 1.222.662.375.000

=3,81

Periode Tahun 2012 = PM5= O5/M5

= Rp4.582.068.740.000/ Rp 1.353.801.660.000

= 3,38

Keterangan :

PM1 = Produktivitas Modal Tahun ke-1 (2008)

O1 = Output (Nilai Penjualan) Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Produktivitas Modal (IPM)

Periode Tahun 2008 = IPM1 = PM1 / PM1 x 100%

= 4,42 / 3,78 x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IPM2 = PM2 / PM1 x 100%

= 3,46/ 3,78 x 100%

= 91,53 %

Periode Tahun 2010 = IPM3 = PM3 / PM1 x 100%

= 3,91 / 3,78 x 100%

= 103,44 %

Periode Tahun 2011 = IPM4 = PM4 / PM1 x 100%

= 3,81 / 3,78 x 100%

= 100,79 %

Page 103: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

vii

Periode Tahun 2012 = IPM5 = PM5 / PM1 x 100%

= 3,38 / 3,78 x 100%

= 89,42%

Keterangan :

IPM1 = Indeks Produktivitas Modal Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Produktivitas Total Input (PItot)

Perhitungan Produktivitas Total Input dengan menggunakan hasil pada Tabel 6.12

Periode Tahun 2008 = PItot1= O1 / Itot1

= Rp 4.017.741.890.120/ Rp 3.006.382.505.920

= 1,34

Periode Tahun 2009 = PItot2= O2 / Itot2

= Rp 4.064.445.660.810 / Rp 3.293.868.049.220

= 1,23

Periode Tahun 2010 = PItot3= O3 / Itot3

= Rp4.773.697.899.000/Rp3.657.969.333.960

= 1,31

Periode Tahun 2011 = PItot4 = O4 / Itot4

= Rp 4.655.939.062.500 / Rp3.605.029.312.500

= 1,29

Periode Tahun 2012 = PItot5= O5 / Itot5

= Rp 4.582.068.740.000 / Rp 3.586.489.320.000

= 1,28

Keterangan :

PItot1 = Produktivitas Input Total Tahun ke-1 (2008)

O1 = Output (Nilai Penjualan) Tahun ke-1 (2008)

Itot1 = Input Total Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Produktivitas Total Input (IPItot)

Periode Tahun 2008 = IPItot1 = Ptot1 / Ptot1 x 100%

=1,34/1,34 X 100%

Page 104: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

viii

= 100%

Periode Tahun 2009 = IPItot2 = Ptot2 / Ptot1 x 100%

= 1,23/1,34 x 100 %

= 91,79 %

Periode Tahun 2010 = IPItot3 = Ptot3 / Ptot1 x 100%

= 1,31/1,34 x 100 %

= 97,76 %

Periode Tahun 2011 = IPItot4 = Ptot4 / Ptot1 x 100%

= 1,29/1,34 x 100%

= 96,27%

Periode Tahun 2012 = IPItot5 = Ptot5 / Ptot1 x 100%

= 1,22/1,34 x 100 %

= 95,52 %

Keterangan :

IPItot1 = Indeks Produktivitas Input Total Tahun ke-1 (2008)

Ptot1 = Produktivitas Total Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Input Tenaga Kerja (IIT)

Indeks Input Tenaga Kerja dari nilai tenaga kerja tiap tahun dibagi tahun dasar

Periode Tahun 2008 = IIT1= T1 / T1 x 100%

= Rp 221.536.680.990/Rp 221.536.680.990 x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IIT2= T2 / T1 x 100%

= Rp 238.701.461.800/Rp 221.536.680.990 x 100%

= 107,75%

Page 105: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

ix

Periode Tahun 2010 = IIT3 = T3 / T1 x 100%

=261.174.226.680/ Rp 221.536.680.990x 100%

= 117,89%

Periode Tahun 2011 = IIT4= T4 / T1 x 100%

= Rp255.203.437.500 / Rp 221.536.680.990x 100%

= 115,20%

Periode Tahun 2012 = IIT5= T5 / T1 x 100%

= Rp253.838.200.000/ Rp 221.536.680.990x 100%

= 114,58%

Keterangan :

IIT1 = Indeks Input Tenaga Kerja Tahun ke-1 (2008)

T1 = Biaya Tenaga Kerja Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Input Bahan Baku (IIB)

Periode Tahun 2008=IIB1B1/B1x100%

= Rp1.031.394.782.100/ Rp1.031.394.782.100 x

100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IIB2= B2 / B1 x 100%

= Rp1.120.268.509.730/Rp1.031.394.782.100 x 100%

= 108,62%

Periode Tahun 2010 = IIB3 = B3 / B1 x 100%

=Rp1.202.081.961.450/Rp1.031.394.782.100x100%

= 116,55%

Periode Tahun 2011 = IIB4= B4 / B1 x 100%

=Rp1.219.704.750.000/Rp1.031.394.782.100x 100%

Page 106: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

x

= 118,26%

Periode Tahun 2012 = IIB5= B5 / B1 x 100%

= Rp1.038.497.420.000/Rp1.031.394.782.100x 100%

= 100,69%

Keterangan :

IIB1 = Indeks Input Bahan Baku Tahun ke-1 (2008)

B1 = Biaya Bahan Baku Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Input Energi (IIE)

Periode Tahun 2008 = IIE1= E1 / E1 x 100%

= Rp 689.314.656.490 / Rp 689.314.656.490 x 100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IIE2= E2 / E1 x 100%

= Rp 759.539.816.060 / Rp 689.314.656.490 x 100%

= 110,19%

Periode Tahun 2010 = IIE3 = E3 / E1 x 100%

= Rp 973.618.269.790 / Rp 689.314.656.490 %

= 141,24%

Periode Tahun 2011 = IIE4 = E4 / E1 x 100%

= Rp 907.458750.000 /Rp 689.314.656.490 100%

= 131,65%

Periode Tahun 2012 = IIE5= E5 / E1 x 100%

= Rp 940.352.040.000 / Rp 689.314.656.490 100%

= 136,42%

Keterangan :

Page 107: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

xi

IIE1 = Indeks Input Energi Tahun ke-1 (2008)

E1 = Biaya Energi Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Indeks Input Modal (IIM)

Periode Tahun 2008 = IIM1 = M1 / M1 x 100%

=1.064.136.386.340 /1.064.136.386.340 x100%

= 100%

Periode Tahun 2009 = IIM2 = M2 / M1 x 100%

= 1.175.358.261.630 /1.064.136.386.340 x100%

= 110,45%

Periode Tahun 2010 = IIM3 = M3 / M1 x 100%

=1.221.094.876.040/1.064.136.386.340 x100%

= 114,75%

Periode Tahun 2011 = IIM4 = M4 / M1 x 100%

= 1.222.662.375.000 /1.064.136.386.340 x 00%

= 114,90%

Periode Tahun 2012 = IIM5 = M5 / M1 x 100%

=1.353.801.660.000 /1.064.136.386.340 x 100%

= 127,22%

Keterangan :

IIM1 = Indeks Input Modal Tahun ke-1 (2008)

M1 = Biaya Modal Tahun ke-1 (2008)

Perhitungan Produktivitas Total

Produktivitas Total = PT = Output Total (OT)/ Input Total (IT)

Periode Tahun 2008 PT1= OTot1/ITot1 = 4.017.741.890.120 /3.006.382.505.920=1,34

Periode Tahun 2009 PT2= OT2/IT2 = 4.064.445.660.810/ 3.293.868.049.220= 1,23

Page 108: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

xii

Periode Tahun 2010 PT3= OT3/IT3 = 4.773.697.899.000/3.657.969.333.960= 1,31

Periode Tahun 2011 PT4= OT4/IT4 = 4.655.939.062.500/ 3.605.029.312.500= 1,29

Periode Tahun 2012 PT5= OT5/IT5 = 4.582.068.740.000/3.586.489.320.000= 1,28

Indeks Produktivitas Total (IPT)

Periode Tahun 2008 = IPT1 = (PT1/PT1) = 1,34/1,34 x 100% = 100%

Periode Tahun 2009 = IPT2 = (PT2/PT1) = 1,23/1,34 x 100% = 91,79%

Periode Tahun 2010 = IPT3 = (PT3/PT1) = 1,31/1,34 x 100% = 97,76%

Periode Tahun 2011 = IPT4 = (PT4/PT1) = 1,29/1,34 x 100% = 96,27%

Periode Tahun 2012 = IPT5 = (PT5/PT1) = 1,28/1,34 x 100% = 95,52%

Perhitungan Produktivitas Total Faktor

Produktivitas Total Faktor = ( Output bersih/Input Tenaga Kerja + Input Modal)

1. Periode tahun 2008 = (O1-T1-B1-E1-M1)/ T1+M1

=(4.017.741.890.120 - 221.536.680.990-

1.031.394.782.100 - 689.314.456.490-

1.064.136.386.340)/ (221.536.680.990 +

1.064.136.386.340)

= 1.011.359.504/1.205.673.067

= 0,79

2. Periode tahun 2009 = (O2-T2-B2-E2-M2)/ T2+M2

=(4.064.445.660.810 - 238.701.461.800-

1.120.268.509.730 - 759.539.816.060 -

1.175.358.261.630)/

(238.701.461.800+1.175.358.261.630)

= 770.577.611/1.414.059.723

= 0,55

3. Periode tahun 2010 = (O3-T3-B3-E3-M3)/ T3+M3

Page 109: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO 9001:2000 …

xiii

=(4.773.697.899.000 - 2.725.502.642-

10.502.432.484 - 973.618.269.790 -

1.221.094.876.000)/

(2.725.502.642 + 1.221.094.876.000)

= 1.115.728.565 / 1.482.269.103

= 0,75

4. Periode tahun2011 = (O4-T4-B4-E4-M4)/ T4+M4

=(48.120.479.390 - 2.204.074.144 - 13.426.063.496

- 907.458.750.000 - 1.222.662.375.000)/

( 2.204.074.144+1.222.662.375.000)

= 1.050.919.750 / 1.477.865.813

= 0,71

5. Periode tahun 2012 = (O5-T5-B5-E5-M5)/ T5+M5

=(4.582.068.740.000 – 253.838.200.000 -

1.038.497.420.000 – 940.352.040.000 -

1.353.801.660.000)/

(253.838.200.000 + 1.353.801.660.000)

= 995.579.420 / 1.607.639.860

= 0,62