PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL …
Transcript of PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL …
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Oleh
ANDI MUH. ALWI
NIM: 13.1100.116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
ii
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Oleh
ANDI MUH. ALWI
NIM: 13.1100.116
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah dan Adab
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iii
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Disusun dan diajukan oleh
ANDI MUH. ALWI NIM: 13.1100.116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
تسى الله انزح انزحى
لإن إلا ، أشد ا اند ا ر اند عهى أي ستع ت ، رب انعان د لل الله انح
انسالا لاج انصا ن، رس دا عثد ا ا يح أشد ا ك ن حد لشز و عهى أشزف
تثعى ي ع أج أصحات عهى آن د ا لا يح ي ، سدا زسه ان الأثاء
و اند إنى تئحسا
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, tiada
yang dapat disembah melainkan Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan (S.Pd.)” pada
Jurusan Tarbiyah dan Adab Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Shalawat
penulis panjatkan kepada junjungan Rasulullah saw sampai akhir zaman.
Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Baso
Hamsal dan Ibunda Andi Tenri Solong, serta seluruh keluarga tercinta yang berkah
doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik
pada waktunya.
Penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari bapak Dr.
Abdullah Botma, M.Ag. selaku Pembimbing Utama dan bapak M. Iqbal Hasanuddin,
M.Ag. selaku Pembimbing Pendamping, atas segala bantuan, arahan dan bimbingan
yang telah diberikan, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Selanjutnya, penulis tuturkan ucapan terima kasih yang tulus dan
menghanturkan penghargaan kepada:
viii
1. Dr. Ahmad Sultera Rustam, M.Si. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Parepare yang telah mengelolah IAIN Parepare dengan baik.
2. Bahtiar, S.Ag., M.A. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah dan Adab IAIN Parepare
atas pengabdian dan cinta kasihya kepada mahasiswa IAIN Parepare.
3. Drs. Muh. Dahlan, M.A selaku penanggung jawab Program Studi Pendidikan
Agama Islam atas pengabdian bagi mahasiswa penulis ucapkan terima kasih.
4. Musyarif, S.Ag., M.Ag. Selaku pembimbing akademik, penulis ucapkan terima
kasih.
5. Kepala Perpustakaan IAIN Parepare beserta staf yang telah memberikan
pelayanan dengan baik.
6. Kepala Madrasah As‟adiyah No. 3 Atapange beserta jajarannya yang
memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah.
7. Semua teman-teman angakatan yang telah memberikan dorongan dan motivasi
dalam penyelesaian penulisan skripsi.
Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
Andi Muh. Alwi
NIM. 13.1100.116
Parepare, 25 Dzulqaidah 1439 H
07 Agustus 2018
ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Nim
Tempat/Tgl. Lahir
Program Studi
Jurusan
Judul Skripsi
:
:
:
:
:
:
Andi Muh. Alwi
13.1100.116
Sanrangeng, 23 September 1995
Pendidikan Agama Islam
Tarbiyah dan Adab
Pengaruh Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur‟an
Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Al-
Qur‟an peserta Didik Kelas VIII Madrasah As‟adiyah
No. 3 Atapange Kabupaten Wajo
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain. maka skripsi dan
gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
Andi Muh. Alwi
NIM. 13.1100.116
Parepare, 25 Dzulqaidah 1439 H
07 Agustus 2018
x
ABSTRAK
Andi Muh. Alwi. Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur’an terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Menulis Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VIII MTs As’adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
Implementasi program BTQ adalah suatu rancangan atau usaha yang sedang dilakukan yang di dalamnya terdapat bimbingan dan pembelajaran tentang membaca dan menulis al-Qur‟an untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kemampuan membaca al-Qur‟an adalah keharusan membaca al-Qur‟an beserta tajwidnya yang baik menjadi kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam membaca al-Qur‟an. Kemampuan menulis al-Qur‟an adalah aspek yang harus dimiliki peserta didik dalam menulis huruf hijaiyyah.
Jenis penelitian ini yakni penelitian asosiatif kuantitatif dengan desain kuantitatif korelasional. Sampel penelitian 49 orang dengan jumlah populasi yang sama pula yakni 49 populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang di mana semua populasi adalah sampel. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yakni angket dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yakni analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan rumus nilai korelasi secara simultan.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengaruh Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,50% dalam artian 68,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. (2) Pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik sebesar, 31,51% artinya 68,49% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. (3) Secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo sebesar 65,80% yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan membandingkan hasil perhitungan nilai korelasi secara simultan yaitu 0, 658 > r table 0,281.
Kata Kunci : Program BTQ, Kemampuan, Membaca, Menulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………….………………... ii
HALAMAN PENGAJUAN……………………………….…………………
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING……………………
iii
iv
v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………..…………………
vi
vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………….………………. ix
ABSTRAK…………………………....…………………………………..….. x
DAFTAR ISI…………………………...………………………………..…... xi
DAFTAR TABEL……………………………...………………………..…... xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………....… xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………...………………………..... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……….……………...……………........
1.2 Rumusan Masalah………………………………………...…......
1.3 Tujuan Penelitian…………………………….......………...……
1.4 Kegunaan Penelitian…………………….……...…….................
1
4
4
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori……...……………...……..................................
2.1.1 Implementasi Program BTQ........................................…..
2.1.2 Kemampuan Membaca Al-Qur‟an...................................
6
6
13
xii
2.1.3 Kemampuan Menulis Al-Qur‟an………………………....
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Relevan….……………..............……
2.3 Kerangka Pikir…………………....................…….………….…
2.4 Hipotesis……….....……………………………………......…....
2.5 Defenisi Operasional Variabel……………………..…...………
28
31
32
34
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian……….…………..…………...……
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………...……………….
3.3 Populasi dan Sampel………………………………...…………..
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………..….…………
3.5 Teknik Analisis Data……………………………………...….….
36
37
37
38
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian…………………………....................
4.2 Pengujian Hipotesis ……………………………………………..
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………
41
53
59
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………...…
5.2 Saran…………………………………………………………….
62
63
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 64
LAMPIRAN………………………………………………………...……….. 67
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Populasi Peserta Didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange kabupaten Wajo. 37
4.1 Rangkuman hasil statistik deskriptif (variabel X) 41
4.2 Distribusi frekuensi variabel (X) 42
4.3 Rangkuman hasil statistik deskriptif (variabel Y1) 46
4.4 Distribusi frekuensi variabel (Y1) 46
4.5 Rangkuman Hasil statistic deskriptif (variabel Y2) 49
4.6 Distribusi frekuensi variabel (Y2) 50
4.7 Tabel penolong uji korelasi berganda 53
4.8 Rangkuman Pengujian Hipotesis 57
4.9 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi
58
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Skema kerangka pikir penelitian 33
4.1 Diagram batang variabel X (Impelementasi Program BTQ )
43
4.2 Diagram lingkaran variabel X (Impelementasi Program BTQ )
43
4.3 Histogram variabel X (Impelementasi Program BTQ) 44
4.4 Diagram batang variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
47
4.5 Diagram lingkaran variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an))
47
4.6 Histogram Variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
48
4.7 Diagram Batang Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
51
4.8 Diagram Lingkaran Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
51
4.9 Histogramvariabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
52
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran Halaman
1 Gambaran umum profil Madrasah 68
2 Angket Penelitian 73
3 Tabulasi Angket Variabel X 76
4 Nilai kemampuan membaca dan menulis 78
5 Tabel Nilai r (
Product Moment 80
6 Dokumentasi Penelitian 81
- Hasil belajar program BTQ MTs As‟adiyah No. 3 Atapange
-
- Surat izin melaksanakan penelitian -
- Surat izin Penelitian -
- Surat keterangan telah meneliti -
- Biografi penulis -
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sejak lahir kedunia telah dibekali oleh Allah swt dengan adanya rasa
ingin tahu. Wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal pikiran. Dengan akal
manusia berpikir, sehingga dia mendapatkan ilmu pengetahuan yang semakin lama
akan terus berkembang. Untuk mewujudkan kemampuan akal itu, maka diperlukan
pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia,
sebagaimana Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw dengan perintah Iqra'
(bacalah) yang tertera dalam Q.S. Al-'Alaq/96:1-5.
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
1
Ratib an-Nabulsi mengatakan bahwa, “di dalam bahasa Arab jika sebuah kata
kerja dalam suatu kalimat tidak memiliki objek, maka kata kerja itu bermakna
mutlak”. Artinya, objek membaca di sini bisa sangat luas maknanya. Jika
dihubungkan dengan ayat di atas, maka pengertian membaca di sini bisa berarti
membaca kitab Allah, penjelasan Rasulullah, atau alam semesta ciptaan Allah.2
1Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2013), h. 597.
2Wendi Zarman, Inilah! Wasiat Nabi bagi Para Penuntut Ilmu (Cet. 1; Bandung: Ruang Kata,
2012), h. 70.
2
Ayat tersebut pula merupakan perkenalan dan petunjuk dari Allah swt, bahwa
Dialah pencipta segala sesuatu di jagat raya ini dan telah menciptakan manusia dari
segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Allah swt
menyatakan diri-Nya bahwa Dialah yang Maha Pemurah, sehingga bukan untuk
dijauhi apalagi ditakuti, akan tetapi harus didekati sendiri. Dialah Maha pendidik
yang bijaksana, mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan dan dengan menulis dan
membaca.
Allah swt telah menurunkan kitab suci al-Qur‟an kepada manusia untuk di
imani, dipelajari, dibaca, dan direnungkan, serta dijadikan sebagai hukum. Al-Qur‟an
dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Sebagimana firman Allah dalam
Q.S. Al-Jatsiyah/45: 20.
Terjemahnya:
Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
3
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang sempurna serta berfungsi sebagai pelajaran
bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap muslim, petunjuk bagi orang yang
bertakwa. Oleh karena itu setiap muslim wajib mempelajari al-Qur‟an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek pendidikan Agama
yang kurang mendapat perhatian adalah pendidikan membaca al-Qur‟an. Pada
umumnya orang tua lebih menitik beratkan pada pendidikan umum sehingga banyak
anak muslim yang belum bisa membaca al-Qur‟an? Sebagai langkah awal adalah
3Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata, h. 500.
3
meletakkan dasar agama yang kuat pada anak sebagai persiapan untuk menjalani
hidup dan kehidupannya kelak.
Sebagai umat Islam, al-Qur‟an merupakan salah satu materi pokok dalam
pendidikan Islam, mengingat sumber dan dasar dari pendidikan Islam adalah al-
Qur‟an dan Hadis. Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat berperan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam belajar baca tulis al-Qur‟an.
Berdasarkan pengamatan awal calon peneliti, telah tampak sebagian alumni
Madrasah Tsanawiyah As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo yang melanjutkan
jenjang pendidikannya dan mendaftar di SMA 1 Majauleng Kabupaten Wajo setelah
diadakan penyeleksian membaca al-Qur‟an pada pserta didik yang baru, ternyata
ditemukan ada sebagian peserta didik MTs As‟adiyah No. 3 Atapange didapatkan
kurang lancar atau terbata-bata dalam membaca al-Qur‟an. Padahal seharusnya
lulusan Madrasah lancar dan fasih dalam membaca al-Qur‟an. Namun, yang terjadi
sebaliknya. Sehingga MTs As‟adiyah No. 3 Atapange melaksanakan Program Baca
Tulis al-Qur‟an, bertujuan agar peserta didik lancar dan fasih dalam membaca al-
Qur‟an.
Membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar merupakan suatu hal perlu
mendapatkan perhatian yang serius dikalangan umat Islam. Oleh karna itu, dengan
adanya Program BTQ di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange, maka dari itu penulis
tertarik untuk meneliti pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah
No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Masalah tersebut diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana implementasi Program BTQ di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.2 Bagaimana kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.3 Bagaimana kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.4 Bagaimana pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs As‟adiyah
No. 3 Atapange?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.3.1 Mengetahui implementasi Program BTQ MTs As‟adiyah No. 3 Atapange.
1.3.2 Mengetahui kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange.
1.3.3 Mengetahui kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange
1.3.4 Mengetahui pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3
Atapange.
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Kegunaan Teoritis: Karya ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi dan bahan bacaan yang bermanfaat sehingga dapat memberikan
kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan khusunya bagi pendidik
serta sebagai bahan pertimbangan dan menjadi tambahan kelengkapan
referensi dalam bidang pendidikan bagi penelitian yang relevan di masa yang
akan datang.
1.4.2 Kegunaan Praktis:
1.4.2.1 Bagi Penulis: Dengan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan pengalaman dan pengetahuan dalam mempraktikkan ilmu dan teori
tentang pendidikan yang diperoleh di bangku kuliah, serta sebagai tambahan
pengetahuan untuk bekal terjun ke masyarakat.
1.4.2.2 Bagi Lembaga: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
bacaan dan pengetahuan dibidang pendidikan serta sebagai acuan penelitian
yang relevan bagi mahasiswa IAIN Parepare.
1.4.2.3 Bagi Madrasah: Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan meningkatkan prestasi peserta didik MTs As‟adiyah No. 3
Atapange pada implementasi program BTQ sehingga akan meningkat juga
mutu pendidikan di sekolah/madrasah.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Implementasi Program BTQ
2.1.1.1 Pengertian Implementasi Program BTQ
Setiap orang yang beragama Islam, diwajibkan untuk dapat membaca al-
Qur‟an dengan baik dan benar. Karena membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar
merupakan salah satu ibadah dihadapan Allah. Orang tersebut akan mendapat pahala
di sisi-Nya dan membimbing manusia bahagia di dunia dan di akhirat sebagaimana
firman Allah di dalam Q.S. Al-Maidah/5: 15-16.
Terjemahnya:
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi al-kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
4
Dari ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa Allah hendak memimpin
manusia kejalan keselamatan dengan mengeluarkannya dari kegelapan kecahaya yang
4Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata, h. 110.
7
terang benderang dan untuk memimpinnya kejalan yang lurus. Dengan demikian
jelaslah bahwa al-Qur‟an diturunkan Allah dengan maksud dan tujuan agar manusia
terpimpin kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat.
Kata implementasi dapat diartikan "pelaksanaan atau penerapan".5 Sedangkan
Program adalah "rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan".6
Selanjutnya kata baca tulis al-Qur‟an adalah dua kata kerja yang saling berkaitan,
karena seseorang yang sudah mampu menulis biasanya dapat membaca, begitu juga
sebaliknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "baca atau membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan (melisankan atau hanya dalam hati),
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis".7
Menurut Supriatna dalam M. Zubad Nurul Yaqin mengartikan membaca
sebagai:
Suatu kesatuan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi serta maknanya, dan menarik kesimpulan yang menjadi maksud bacaan. Dan Broto mengartikan membaca sebagai kegiatan memahami fungsi dan makna yang dibaca dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuknya, dan memahami isinya.
8
Jadi membaca dapat diartikan mengeja atau melisankan apa yang tertulis.
Seperti membaca surat kabar, membaca kisah, cerpen, kitab-kitab dan lain
sebagainya.
5Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. VII; Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 529.
6Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1104.
7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 109.
8M.Zubad Nurul Yaqin, Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Upaya
Mencetak Anak Didik yang Islami (Cet. I; Malang:UIN-Malang Press, 2009), h.116.
8
Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Tulis atau menulis
adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya yang dibuat dengan pena ditulis
dengan tangan, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang cerita, membuat
surat, membuat kaligrafi dan sebagainya”.9
Menurut Marwoto dalam Dalman menjelaskan bahwa menulis adalah:
Mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.
10
Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis
sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis. Seseorang akan mampu menulis
setelah membaca karya orang lain. Ketika seseorang membaca karya orang lain ia
akan berperan juga seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan,
serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca.11
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang, tanda,
tulisan yang mempunyai makna.
Selanjutnya pengertian al-Qur‟an menurut Said Abdul Adhim dalam bukunya
“Nikmatnya Membaca al-Qur‟an” mengatakan bahwa: Al-Qur‟an adalah
“Kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah saw dan membacanya adalah
ibadah”.12
9Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1497.
10Dalman, Keterampilan Menulis (Cet. IV; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015), h. 4.
11Dalman, Keterampilan Menulis, h. 10.
12Said Abdul Adhim, Nikmatnya Membaca Al-Qur’an (Cet. 1; Solo: PT Aqwam Media
Profetika 2013), h. 13.
9
Menurut Mohd. Zaki Kirmani dalam bukunya The Qur’an and Future of
Science mengemukakan bahwa:
The Qur’an is not a book in conventional meaning of the term. It is an ensemble of messages received by Prophet Muhammad revealed to him by God through an extra sensory agency named Jibril by the Qur’an itself. These messages were received in instalments and obviously contained information, guidance and comments on the situations Prophet Muhammad was facing while disseminating the guidanca to the people in and around the city of Makkah and Madinah (in today’s Saudia Arabia).
13
Terjemahan kalimat di atas adalah al-Qur‟an bukanlah buku konvensional
atau kuno. Tapi itu adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril. Wahyu ini berisikan informasi, petunjuk dan seruan, sesuai keadaan
dan situasi yang dihadapi Rasulullah, dan juga sebagai petunjuk bagi masyarakat
sekitar Makkah dan Madinah.
Selanjutnya al-Qur‟an menurut bahasa, kata al-Qur‟an adalah bentuk masdar
dari kata qara’a yang artinya “membaca‟‟. Sedangkan menurut istilah adalah firman
Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
yang termaktub dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran yang berjilid) yang
disalin dengan jalan mutawatir yang membacanya adalah ibadah.14
Secara istilah al-Qur‟an didefenisikan dalam ragam pandangan yang di latar
belakangi oleh bidang ilmu masing-masing. Ada dua kelompok besar yang ahli dalam
al-Qur‟an tetapi mempunyai perspektif ilmu yang berbeda, yaitu Ahli Kalam
(mutakallim) dan Ahli Fikih (fuqaha). Menurut sebagian besar ahli kalam, al-Qur‟an
adalah kalam Allah yang bersifat qadim bukan mahluk, dan bersih dari sifat-sifat
yang baru dan lafal-lafalnya bersifat azali yang berkesinambungan tanpa terputus-
13
Mohd. Zaki Kirmani, The Qur’an and Future Of Science (Cet. I; India: Global Vision
Publishing House, 2001), h. 3.
14Abd. Wadud, Al-Qur’an Hadits (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005), h. 4.
10
putus. Namun ada sebagian kecil ahli kalam yang mengatakan al-Qur‟an bersifat
hadis (baru) dan mahluk. Perbedaan ini terletak pada sudut pandang hakikat al-
Qur‟an yang dimaksud. Al-Qur‟an dikatakan baru jika yang dimaksud adalah wujud
fisik seperti yang ditulis berulang-ulang oleh manusia melalui suatu penerbitan.
Sementara jika yang dimaksud adalah al-Qur‟an sebagai wahyu Allah di lauh
mahfuzd atau hakikat bacaanya itu sendiri, maka al-Qur‟an tetap qadim. Sedangkan
menurut ahli fikih, al-Qur‟an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan
penukilan secara mutawatir dan dianggap ibadah bagi pembacanya. Defenisi ahli
fikih ini yang disambut lebih positif oleh kaum muslimin termasuk di Indonesia.
Defenisi ahli fikih ini bagi kaum muslimin tidak mengandung pertentangan
interpretasi.15
Menurut Syaikh Al-Abubakar Jazairi berkata: Al-Qur‟an adalah “dzikir yang
paling utama karena ia adalah firman Allah swt dan ia adalah doa dan dzikir termulia
yang hanya diberikan melalui lisan para utusan Allah”.16
Menurut Abdul Halim Mahmud dalam Deden Makbuloh bahwa:
Mempertegas eksistensi al-Qur‟an dengan mendefenisikan al-Qur‟an sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat sebagai kitab yang keotentikannya selalu dijamin Allah, sehingga para orientalis (orang barat yang mengkaji Islam) pun tidak ada celah untuk meragukan keotentikan tersebut. Kalaupun ada orientalis yang meragukan, sebenarnya karena ingin merusak ajaran al-Qur‟an dan membius umat Islam agar ikut meragukannya. Sebab, jika dikaji secara jujur alasan meragukan mereka, malah tujuan orientalis tersebut sangat subjektif, mengada-ada. Misalnya, Christhop Luxenberg menyangkal keaslian al-Qur‟an berbahasa Arab, teks asli al-
15
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 156-157.
16Samsul Munir Amin dan Haryanto, Etika Berdzikir: berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah
(Cet: I; Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), h. 45.
11
Qur‟an telah dimusnahkan Khalifah Usman bin Affan, salinan al-Qur‟an banyak disalah artikan.
17
Menurut al-Qur‟an sendiri dalam Deden Makbuloh bahwa al-Qur‟an adalah:
Kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Lafal al-Qur‟an dalam bahasa Arab sudah jelas dan maknanya sesuai dengan watak bahasa Arab itu sendiri. Namun demikian, al-Qur‟an tetap maknanya dapat dipahami dalam berbagai bahasa manusia. Oleh karna itu, al-Qur‟an tetap konsisten dengan peranannya sebagai hudan (petunjuk) bagi manusia. Dalam ayat lain ditegaskan bahwa al-Qur‟an sesungguhnya tanggungan Allah mengumpulkan dalam dada Nabi dan membacakannya. Dengan demikian, al-Qur‟an mutlak bersumber dari Allah dan isinya benar sebagai petunjuk bagi manusia.
18
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, yang dimaksud dalam judul
penelitian ini bahwa Implementasi Program BTQ adalah suatu rancangan atau usaha
yang sedang dilakukan yang di dalamnya terdapat bimbingan dan pembelajaran
tentang membaca dan menulis al-Qur‟an untuk mencapai tujuan yang diharapkan
pada MTs As‟adiyah No. 3 Atapange.
2.1.1.2 Seruan Mendidik Peserta Didik Baca Tulis Al-Qur’an
2.1.1.2.1 Seruan mendidik peserta didik membaca al-Qur‟an
Di antara pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, pendidikan paling
mulia yang dapat diberikan orang tua adalah pendidikan al-Qur‟an merupakan
lambang agama Islam yang paling asasi dan hakiki.
Rasulullah saw dalam misi mengajarkan kitab suci al-Qur‟an menyeru dan
mendorong orang tua agar tidak lupa mendidik anak-anaknya membaca al-Qur‟an
bila mereka telah cukup umur. Sebagaimana dalam hadits dinyatakan yang artinya
17
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 157.
18Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 158.
12
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarga
Nabi, dan membaca al-Qur‟an”.19
2.1.1.2.2 Anjuran mendidik peserta didik menulis al-Qur‟an
Selain menyeru peserta didik membaca al-Qur‟an, Rasulullah saw juga
menekankan pentingnya mendidik peserta didik menulis huruf-huruf al-Qur‟an.
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara al-Qur‟an
dengan baik dan benar dengan cara imla “dikte” atau setidak-tidaknya dengan cara
menyalin (nash) dari mushaf.20
Firman Allah dalam Q.S. Al-Qalam/68:1.
Terjemahnya:
Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.21
Kata al-qalam menyeru mereka untuk menulis dan mencatat (mengikat makna
dan memonumenkan gagasan).22
Semaraknya tradisi tulis-menulis dikalangan generasi Islam pertama dan pada
masa-masa berikutnya sesungguhnya merupakan penyambutan atas seruan al-Qur‟an.
Sendiri dimasa-masa awal turunnya. Seperti diketahui, wahyu kedua yang diturunkan
adalah surah al-Qalam. Pada ayat pertama surah tergambar pentingnya Qalam (alat
tulis menulis).23
19
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Cet.;
Jakarta: Gema Insani, 2004). h. 67.
20Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 68.
21Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per kata, Terjemah
Per kata, h. 564. 22
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 21.
23Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 69.
13
Digunakannya bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur‟an salah satu fungsinya
adalah agar umat manusia mau belajar, membaca, menulis, dan mengkajinya. Allah
berfirman dalam Q.S. Yusuf/12: 2.
Terjemahnya:
Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Qur‟an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.
24
2.1.2 Kemampuan Membaca Al-Qur’an
2.1.2.1 Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemampuan adalah “kuasa, bisa
atau sanggup melakukan sesuatu. Kesanggupan dalam membaca al-Qur‟an dan
sebagainya”.25
Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan atau potensi seseorang
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Menurut Albert J. Haris dalam bukunya How To Increase Reading Ability
mengemukakan bahwa:
Reading is a complex process in which the recognition and comprehension of written symbols are influenced by reader’s perceptual skills, decoding skills, experiences, language backgrounds, mind sets, and reasoning abilities as they anticipate meaning on the basis of what has been read.
26
Terjemahan kalimat di atas adalah Membaca adalah proses yang sangat
penting, di mana terdapat pengenalan dan pemahaman tentang simbol-simbol yang
24
Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per kata, Terjemah
Per kata, h. 235.
25Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 869.
26Albert J. Haris, How To Increase Reading Ability (New York: Longman Group, 1980), h. 10.
14
ada pada tulisan yang mempengaruhi kemampuan persepsi atau pandangan para
pembaca, kemampuan untuk memecahkan pengalaman, latar belakang bahasa, cara
pandang, dan kemampuan nalar sesuai dengan makna awal yang telah dibaca.
Menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal
Al-Qur‟an bahwa al-Qur‟an adalah:
Kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.
27
Setiap orang yang beragama Islam, harus dapat membaca kitab suci al-Qur‟an
al-Karim dengan benar sebagai pedomannya, karena membaca adalah suatu jalan
untuk mengetahui dan memahami isi yang terkandung dalam al-Qur‟an, maka dari itu
perlu ada bimbingan agar dapat membaca al-Qur‟an dengan benar.
Orang yang membaca al-Qur‟an, walaupun tidak memahaminya, merupakan
ibadah dihadapan Allah. Orang tersebut mendapat balasan pahala dan dekat di sisi-
Nya. Jika pembaca memahami bacaannya, maka Allah menambah pahala padanya.28
Kemampuan untuk bisa membaca al-Qur‟an dengan baik, seseorang terlebih
dahulu dituntut harus mengenal huruf-huruf, kemudian dituntut untuk mampu
malafalkan huruf-huruf dengan makhraj huruf yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan
dibarengi dengan kemampuan mengetahui ilmu tajwid.29
27
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Cet. 3; Jakarta: PT Bumi
Aksara 2005), h. 1.
28Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, Keistimewaan-keisimewaan Al-Qur’an (Cet. I:
Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001). h. 185.
29Departemen Agama RI, Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA (Cet. I; Jakarta:
Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007), h. 9.
15
Jadi, dengan pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa keharusan
membaca al-Qur‟an beserta tajwidnya yang baik menjadi kemampuan minimal yang
harus dimiliki oleh peserta didik dalam membaca al-Qur‟an.
2.1.2.2 Dasar Membaca Al-Qur’an
Umat Islam dalam membaca al-Qur‟an tentunya atas dasar yang kuat. Dasar
tersebut berasal dari dua aspek:
2.1.2.2.1 Dasar Al-Qur‟an
Firman Allah swt yang berhubungan dengan dasar membaca al-Qur‟an yakni
Q.S. Al-Alaq/96:1-5.
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
30
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah swt telah menyerukan kepada
umat Islam untuk belajar al-Qur‟an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing individu karena mempelajarinya adalah wajib disamping juga
mendirikan sholat.
2.1.2.2.2 Dasar Hadits
Setiap manusia selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang
disebut agama. Untuk merasakan bahwa di dalam jiwanya ada pesarasaan yang
meyakini adanya Zat Yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung dan
30
Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata,
Terjemah Per Kata, h. 597.
16
memohon pertolongan. Adapun hadits yang memerintahkan untuk membaca al-
Qur‟an adalah sebagai berikut:
سهاى , قال ثىا صهاى الله عه انا ا ع االله ع ث عاىثح رض يثم اناذي قزأ :حد
عه تعا د, يثم انذي قزآ فزج انكزاو, حا فظ ن يع انسا انقزآ
.شد د , فه أجزا
Artinya:
Aisyah meriwayatkan dari Nabi saw, beliu bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur‟an dan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan orang yang membaca al-Qur‟an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari, Kitab: “Tafsir” (65), Bab: Surat „Abasa (80)).
31
Hadits lain juga dikatakan bahwa:
ل الله صها ، قال : قال رس االله ع سى الأشعزي رض ي ث آت حد ى الله عه
ا طة، طع حا طة ح، ر ثم الأتزجا ك اناذي قزأ انقزآ ؤي سهاى: يثم ان
، ا حه طع زج، ل رح نا ثم انتا ك اناذي ل قزأ انقزآ ؤي يثم يثم ان
افق يثم ان ، ا يز طع حا طة حاح، ر ، يثم انز افق اناذي قزأ انقزآ ان
. ا يز طع ح ثم انحظهح، نس نا ر ك اناذي ل قزأ انقزآ
Artinya:
Abu Musa Al-Asy‟ari berkata, Rasulullah saw bersabda: perumpamaan seorang mukmin yang suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah utrujah; aromanya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah kurma; tidak beraroma namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah raihanah; aromanya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah handhalah; tidak beraroma dan rasanya pahit.
32
31
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan
Muslim, (Cet: XII; Jakarta: Ummul Qura, 2012), h. 373.
32Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan
Muslim, h. 373.
17
Berdasarkan hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang mahir
membaca al-Qur‟an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya. Adapun orang
yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua
pahala yaitu pahala tilawah dan pahala atas kecapaian dan kesulitan yang ia alami.
Orang yang suka membaca al-Qur‟an akan bermanfaat buat dirinya juga buat orang
lain.
2.1.2.3 Adab Membaca Al-Qur’an
Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan etika dan adab untuk
melakukannya, apalagi dalam membaca al-Qur‟an. Sebagaimana diketahui bahwa al-
Qur‟an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa dan membacanya adalah suatu ibadah.
Oleh karena itu, ada beberapa adab yang disunnahkan dalam membaca al-Qur‟an, di
antaranya: 33
2.1.2.3.1 Disunnahkan berwudhu sebelum membaca al-Qur‟an. Karena membaca
al-Qur‟an adalah zikir yang paling utama. Membaca al-Qur‟an dalam
keadaan berhadats diperbolehkan menurt ijma‟ ulama. Berbeda dengan
junub, mereka tidak diperbolehkan membaca dan memegang mushaf al-
Qur‟an. Sebelum membaca orang yang junub harus mandi atau
tayammum.
2.1.2.3.2 Disunnahkan ketika membaca al-Qur‟an ditempat yang suci, terutama di
dalam mesjid.
33
Muhammad ibn „Alawi Al-Maliki, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran (Cet. 1; Bandung: Arasy
Mizan, 2003), h. 61.
18
2.1.2.3.3 Disunnahkan ketika membaca al-Qur‟an, duduk sambil menghadap
kiblat, dengan khusyuk, tenang, dan tertib sambil menundukkan kepala.
2.1.2.3.4 Disunnahkan membersihkan gigi sebelum membaca al-Qur‟an sebagai
bentuk penghormatan dan penyucian terhadapnya. Karena siwak atau
membersihkan gigi adalah sunnah Nabi pada akan sholat, tilawah, dan
khutbah.
2.1.2.3.5 Disunnahkan membaca isti‟adzah sebelum membaca al-Qur‟an, yaitu
memohon perlindungan kepada Allah swt dari segala godaan setan yang
terkutuk.
2.1.2.3.6 Siapa pun yang hendak membaca al-Qur‟an sebaiknya membiasakan
bacaan basmala pada awal setiap surah, selain surah at-Taubah. Sebab,
menurut mayoritas ulama, basmala merupakan salah satu ayat al-Qur‟an
yang sangat baik dibaca sebelum membaca al-Qur‟an. Bahkan, sekalipun
membaca al-Qur‟an dari pertengahan surah, tetap disunnahkan untuk
membaca basmala. Demikian antara lain ditetapkan oleh imam Syafi‟i.
2.1.2.3.7 Disunnahkan membaca al-Qur‟an secara tartil (pelan dan jelas sesuai
kaidah tajwid al-Qur‟an). Namun, manakah yang lebih utama afdhal,
membaca secara tartil meskipun sedikit ataukah membaca cepat dan
banyak? Ulama berbeda pendapat. Di antara jawaban yang berkembang,
tanggapan terbaik dari mereka adalah yang menegaskan bahwa pahala
membaca al-Qur‟an secara tartil lebih mulia, sedangkan pahala membaca
al-Qur‟an secara cepat lebih banyak. Bukankah setiap huruf yang dibaca
itu akan diberi ganjaran sepuluh kali lipat.
19
2.1.2.3.8 Disunnahkan membaca al-Qur‟an dengan merenungkan makna tadabbur
dan memahami arti tafahhum. Kedua hal tersebut merupakan tujuan
utama dari pembacaan terhadap al-Qur‟an.
2.1.2.3.9 Disunnahkan menangis atau berusaha menangis, sedih, dan khusyuk
ketika membaca al-Qur‟an. Berkenaan dengan hal ini, penulis kitab Syarh
al-Muhadzdzab menjelaskan, “Cara untuk melahirkan rasa sedih
(menangis) ketika membaca al-Qur‟an adalah dengan merenungi dan
memahami apa yang dibaca, khususnya mengenai ancaman, janji
ancaman keras, berbagai persetujuan, berbagai perjanjian, lalu ia
memikirkan dan menyadari betapa lemah dan sembrononya menghadapi
sesuatu hal.
2.1.2.3.10 Disunnahkan untuk memperindah suara ketika membaca al-Qur‟an.
Adapun apabila seseorang tidak mampu membaca al-Qur‟an dengan
suara yang indah dan bagus, hendaklah berusaha untuk melakukan hal
tersebut, selama tidak keluar dari batas kewajaran.
2.1.2.3.11 Disunnahkan membaca al-Qur‟an dengan suara keras dan jelas tafkhim.
Yang dimaksud dengan membaca keras adalah membaca al-Qur‟an
dengan suara yang sewajarnya, tidak mengganggu dan tidak riya.
Demikianlah beberapa adab dalam membaca al-Qur‟an. Semoga dengan
mengikuti petunjuk Allah swt dan Rasulullah saw tersebut, sehingga dapat
membuahkan segala manfaat dan keutamaan dari membaca al-Qur‟an.
2.1.2.4 Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah swt untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam. Al-Qur‟an adalah sumber segala sumber hukum Islam
20
yang sekaligus merupakan pedoman bagi umat manusia di dunia untuk menjalani
kehidupan di dunia ini dengan baik, menuju kehidupan akhirat yang sejahtera.
Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai
berbagai keistimewaan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain. Al-Qur‟an
mempunyai beberapa keutamaan, diantaranya: 34
2.1.2.4.1 Al-Qur‟an akan menjadi penolong dan pembela pada hari kiamat
bagi siapa saja yang bersedia membaca dan merenungi makna
serta kandungannya.
2.1.2.4.2 Pembaca dan pengamal al-Qur‟an adalah orang yang paling baik
dan utama dihadapan Allah swt.
2.1.2.4.3 Membaca al-Qur‟an memiliki pahala yang besar dan berlipat ganda.
2.1.2.4.4 Pembaca dan pengamal al-Qur‟an laksana buah manis yang harum
baunya.
2.1.2.4.5 Membaca al-Qur‟an akan dapat mengangkat derajat dan martabat
kita pada derajat yang luhur dan mulia di hadapan Allah swt.
2.1.2.4.6 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan rahmat Allah swt
dan memberikan ketentraman dalam hati dan jiwa.
2.1.2.4.7 Membaca al-Qur‟an akan memberi ketenangan dan kedamaian hati,
dan sangat bermanfaat bagi kesehatan jiwa.
2.1.2.4.8 Muslim yang bersedia membaca al-Qur‟an adalah muslim yang kuat
dan teguh.
2.1.2.4.9 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
34
Samsul Munir Amin, Haryanto Al-Fandi, Etika Berdzikir berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah, h. 45-47.
21
2.1.2.4.10 Membaca al-Qur‟an menjadikan seorang hamba Allah swt yang
mulia dan terhormat, akan disandingkan bersama para Nabi dan
Rasul pilihan-Nya.
2.1.2.4.11 Dengan membaca al-Qur‟an, kita akan mendatangkan pertolongan
dan perlindungan Allah swt di dunia dan akhirat.
2.1.2.4.12 Membaca al-Qur‟an dengan meresapi makna serta kandungan yang
terdapat di dalamnya akan menyembuhkan hati yang sakit dan
jiwa yang luka.
2.1.2.4.13 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan cinta dan kasih Allah swt
kepada kita.
Demikianlah di antara keutamaan yang dapat dipetik ketika membaca dan
merenungi al-Qur‟an.
2.1.2.5 Metode Belajar Membaca Al-Qur’an
Ada beberapa metode membaca al-Qur‟an yang sering digunakan pada saat
mempelajari seni membaca al-Qur‟an, yaitu:
2.1.2.5.1 Metode Iqra‟
Metode iqra‟ adalah suatu metode membaca al-Qur'an yang menekankan
langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid di
mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang
sempurna.
Metode iqra‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human yang berdomisili di
Yogyakarta. Kitab Iqra‟ dari ke-enam jilid tersebut ditambah satu jilid lagi yang berisi
tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan
maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar al-Qur'an.
22
Metode iqra‟ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-
macam, karena ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf al-Qur'an dengan fasih).
Bacaan langsung tanpa dieja, artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
2.1.2.5.2 Metode Al-Baghdadi
Metode al-Baghdadi adalah metode tersusun tarkibiyah, maksudnya yaitu
suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang
atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode
yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia. Cara
pembelajaran metode ini terdapat hafalan, mengeja, modul, tidak variatif, dan
pemberian contoh yang absolute.35
2.1.2.5.3 Metode Al-Banjari
Dinamakan metode al-Banjari karena metode membaca al-Qur‟an ini disusun
di Banjarmasin pada abad ke-17 dengan seorang ulama besar yaitu Syekh
Muhammad Arsyad al-Banjari dengan kitabnya Sabilal Muhtadin.36
Cara
mengajarkannya dengan metode ini, pertama, guru mengenalkan diri dan bercerita
tentang membaca al-Qur‟an,37
dilanjutkan dengan memperkenalkan siswa berbagai
huruf-huruf hijaiyyah sebanyak 29 huruf. Di sini juga diajarkan cara merangkai huruf
dari kiri, kanan dan tengah. Dengan selalu memperhatikan tahap kemampuan siswa
dengan memakai sistem taqrir (pengulangan), agar peserta didik menguasai
35
Qash_tha al hikmah.co.id. “Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur‟an”.
Qashthaalhikmah.blogspot.co.id./2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-al.html?m=1. (diakses
pada tanggal 09 Maret 2018)
36Departemen Agama RI, Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), h. 3.
37Departemen Agama RI, Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum, h. 8.
23
menguasai bacaan atau bunyi huruf berangkai tanda baca fatha, kasrah, dhammah dan
tanwin. Setelah itu peserta didik diperkenalkan huruf mad (bacaan panjang), dengan
dilanjutkan dengan pemahaman tajwid, hukum nun mati dan tanwin, dan cara
berwaqaf.38
2.1.2.5.4 Metode Al-Barqy
Metode al-Barqy adalah metode membaca al-Qur‟an yang menggunakan buku
sederhana yang dikemas sebagai tuntunan membaca tulis huruf al-Qur‟an. Al-Barqy
berasal dari kata al-Barqu, yang berarti kilat. Dengan harapan buku ini dapat
membantu siapa saja yang belajar membaca dan menulis huruf al-Qur‟an dengan cara
secepatnya.39
2.1.2.5.5 Metode Qira‟ati
Secara umum metode membaca al-Qur‟an ini bertujuan agar peserta didik
mampu membaca al-Qur‟an dengan baik sekaligus benar dengan kaidah tajwid.
Secara umum pengajaran al-Qur‟an dengan metode ini adalah sebagai berikut:
2.1.2.5.5.1 Dapat digunakan pengajarannya secara klasikal dan individual.
2.1.2.5.5.2 Guru menjelaskan dengan memberikan contoh materi pokok bahasan,
selanjutnya peserta didik membaca sendiri.
2.1.2.5.5.3 Peserta didik membaca tanpa mengeja.
2.1.2.5.5.4 Sejak permulaan belajar, peserta didik ditekankan untuk membaca yang
tepat dan cepat.40
38
Departemen Agama RI, Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum, h. 7.
39Departemen Agama RI, Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum, h. 51.
40Departemen Agama RI, Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum, h. 103.
24
2.1.2.6 Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Ada enam kiat agar bisa cepat dan mudah membaca al-Qur‟an dengan baik
dan benar, yaitu: 41
2.1.2.6.1 Kuasai huruf-huruf hijaiyah
Ini adalah langkah awal untuk belajar membaca al-Qur‟an. Oleh karna itu,
penguasaan huruf hijaiyah dan cara melafalkannya sangat penting untuk menguasai
dan mempercepat belajar membaca al-Qur‟an. Jika ini sudah dikuasai dengan baik,
bahasan lainnya akan mudah dikuasai pula.
2.1.2.6.2 Kuasai tanda baca
Setelah memahami huruf hijaiyah, maka langkah selanjutnya adalah
menguasai tanda baca, baik vocal maupun konsonan. Misalnya, kapan sebuah huruf
berbunyi a, i, atau u. mengeja tanda baca huruf hijaiyah sebenarnya tidak berbeda
dengan cara mengeja huruf latin.
2.1.2.6.3 Kuasai isyarat bacaan
Kuasai isyarat bacaan adalah mengetahui kapan sebuah huruf dibaca pendek,
panjang, ditahan, atau diayun. Sebenarnya, hal ini sama seperti ketukan dalam irama
lagu. Al-Qur‟an itu indah dan mengandung unsur irama dan seni. Tidak heran jika
Rsasulullah saw pernah berpesan: “perindahlah dan hiasilah bacaan al-Qur‟an kalian
seindah mungkin dan semampu dan sebisa kalian untuk memperindahnya”.
2.1.2.6.4 Menguasai ilmu tajwid
Mengusai ilmu tajwid dan hukum-hukum tajwid itu tidak sesulit yang
dibayangkan. Penekannnya bukan pada teori, melainkan pada peraktik membacanya.
41
Hasby Ashidiqy, 2 Jam Pintar Membaca Al-Qur’an, (Cet. 1; Jakarta: Kaysa Media, 2010), h.
2-3.
25
Semakin banyak diperaktikkan, semakin cepat ilmu tajwid dikuasai. Bahkan,
sekarang ini sudah ada al-Qur‟an bertajwid sehingga semakin mempermudah
pembacaan al-Qur‟an.
2.1.2.6.5 Jangan takut salah dalam membaca al-Qur‟an
Banyak orang yang tidak mau belajar membaca al-Qur‟an karna takut salah.
Padahal, salah ketika belajar adalah hal biasa dan lebih baik dari pada tidak pernah
salah karena sama sekali tidak pernah belajar. Karena kesalahan itulah seseorang jadi
mengerti dan mendapatkan ilmu dari kesalahan tersebut.
Allah swt memang maha mengerti. Kalaupun salah saat belajar membaca al-
Qur‟an hal itu ternyata tidak dihitung sebagai dosa, tetapi berbuah pahala. Pahala
pertama didapat karna usahanya dalam belajar membaca al-Qur‟an, sedangkan pahala
kedua karena terbata-bata atau mengalami kesalahan dalam membaca titik. Jika
seperti itu saja mendapat dua pahala, bagaimana dengan mereka yang sudah pandai
dan lancar membaca al-Qur‟an?
Rasulullah saw bersabda: “barang siapa membaca al-Qur‟an, ia akan
mendapat kebaikan, dan kebaikan itu berlipat sampai 10 kali kebajikan. Sungguh, aku
tidak pernah mengatakan bahwa kalimat Alif Lam Miim itu satu huruf, akan tetapi
Alif satu huruf, Lam satu huruf dan miim satu huruf”.
2.1.2.6.6 Istiqomah dalam latihan membaca al-Qur‟an
Seseorang dapat menjadi ahli kalau ia banyak berlatih dan istiqomah. Begitu
pula jika ingin ahli dalam membaca al-Qur‟an. Ada syarat tertentu sebelum seseorang
menjadi ahli dalm bidang baca al-Qur‟an. Cari guru dalam bidang itu dan kemudian
manfaatkan guru tersebut agar banyak berlatih dan mengoreksi bacaan al-Qur‟annya.
26
Semakin banyak berlatih dan berdampingan dengan guru yang ahli, suatu saat ia akan
menjadi ahli.
Jadi kemampuan untuk bisa membaca dengan baik, seseorang terlebih dahulu
dituntut harus mengenal huruf-huruf, kemudian dituntut untuk mampu malafalkan
huruf-huruf dengan makhraj huruf yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan fashih serta
dibarengi dengan kemampuan mengetahui ilmu tajwid atau hukum-hukum tajwid.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator-
indikator kemampuan membaca al-Qur‟an dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.2.6.6.1 Makhraj
Sebelum membaca al-Qur‟an, sebaiknya santri terlebih dahulu mengetahui
makharijul huruf. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid, makhraj huruf
adalah artinya tempat atau letak dari mana huruf-huruf itu dikeluarkan. Secara garis
besar makharijul huruf terbagi atas lima, yaitu:
2.1.2.6.6.1.1 Jauf artinya rongga mulut.
2.1.2.6.6.1.2 Halq artinya tenggorokan.
2.1.2.6.6.1.3 Lisan artinya lidah.
2.1.2.6.6.1.4 Syafatani artinya dua bibir.
2.1.2.6.6.1.5 Khoisyum artinya hidung.42
2.1.2.6.6.2 Tajwid
Tajwid secara bahasa berasal dari kata Jawwada-Yujawwidu-Tajwiidan yang
artinya membaguskan atau membuat bagus. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu
yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf maupun
42
Andi Suriadi, Buku Qiro’ah, (Cet. 15; Makassar: Yayasan Foslamic, 2013), h. 65.
27
hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf dipenuhi, yang terdiri atas
sifat-sifat huruf, hukum-hukum mad, dan sebagainya
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat al-
Qur‟an secara betul fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw juga agar
dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur‟an. Adapun
hukum mempelajari ilmu tajwid yaitu tidak ada perbedaan pendapat bahwa
mempelajari ilmu tajwid hukumnya Fardhu Kifayah, sementara mengamalkan (ketika
membaca al-Qur‟an) hukumnya adalah Fardhu A‟in bagi setiap muslim dan
muslimah yang telah mukallaf.43
Sebagimana firman Allah swt berfirman dalam al-Qur‟an surah al-
Muzzammil ayat 4:
...
Terjemahnya:
“… Dan bacalah al-Qur‟an itu dengan perlahan-lahan (tartil)”.44
2.1.2.6.6.3 Konsisten dalam isyarat bacaan
Kuasai isyarat bacaan adalah mengetahui kapan sebuah huruf dibaca pendek,
panjang, ditahan, atau diayun. Sebenarnya, hal ini sama seperti ketukan dalam irama
lagu.
2.1.2.6.6.3.1 Kefasihan
Fasih dalam membaca al-Qur‟an maksudnya terang atau jelas dalam pelafalan
atau pengucapan lisan ketika membaca al-Qur‟an.
43
Andi Suriadi, Buku Qiro’ah, h. 63.
44Kementrian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata, h. 574.
28
2.1.2.6.6.3.2 Kelancaran
Lancar dalam membaca al-Qur‟an artinya dapat membaca cepat dan sesuai
makhraj dan hukum tajwidnya, tidak terputus-putus, tidak tersendat-sendat dalam
membacanya.
2.1.3 Kemampuan Menulis Al-Qur’an
2.1.3.1 Pengertian Menulis
Suparno dan Yunus dalam Dalman mengatakan bahwa “menulis merupakan
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya”.45
Tulis-menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur yaitu
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif yang menuangkan gagasan dalam bentuk
bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur.
Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Menulis
juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat
untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya.
Dalam hal ini dapat terjadi komunikasi antar penulis dan pembaca.46
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan kegiatan menggerakkan tangan dengan menggunakan media atau alat
45
Dalman, Keterampilan Menulis, h. 4.
46
Dalman, Keterampilan Menulis, h. 3-4.
29
tertentu yang tujuannya untuk merangkai huruf atau membuat sebuah kalimat yang
dapat disampaikan kepada orang lain.
2.1.3.2 Cara Menulis Huruf Al-Qur’an
Untuk dapat memenuhi target kemandirian dalam menulis al-Qur‟an seorang
pendidik tentunya harus mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang pendidik yang
baik juga dituntut untuk mempersiapkan bahan ajarnya. Adapun langkah-langkah
dalam menulis huruf Arab sebagai berikut:
2.1.3.2.1 Penulisan huruf Arab dimulai dari kanan ke kiri.
2.1.3.2.2 Jumlah huruf Arab (disebut dengan huruf hijaiyyah). Huruf ini jumlahnya
28 huruf.
2.1.3.2.3 Huruf-huruf itu ada yang dapat menyambung dan disambung, ada yang
bisa disambung tetapi tidak bisa menyambung. Masing-masing
mempunyai bentuk huruf sesuai posisinya (di depan, tengah, belakang
atau terpisah). Di antara huruf-huruf itu terdapat beberapa huruf yang
dapat disambung dan menyambung dan beberapa huruf yang hanya dapat
disambung.
2.1.3.2.4 Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, wawu dan ya (sering
disebut dengan huruf illat). Maka mereka memerlukan tanda vokal.47
Untuk dapat menulis huruf al-Qur‟an maka perlu penguasaan huruf-huruf
hijaiyyah melalui langkah-langkah di atas.
47
Nurulhuda Hamzah, “Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Dengan
Kemampuan Menulis Al-Qur‟an Santri Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul
Qur‟an At-Taqwa Jampue Kabupaten Pinrang” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare, 2018), h.
40.
30
2.1.3.3 Indikator Kemampuan Menulis Al-Qur’an
Saat ini kemampuan menulis menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap
orang. Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan
pembelajaran di sekolah-sekolah baik yang formal maupun informal. Salah satu yang
diajarkan di sekolah-sekolah terutama sekolah yang berbasis agama Islam adalah
diajarkan cara menulis al-Qur‟an. Hal ini bertujuan agar santri dapat menulis dengan
baik dan tepat. Adapun indikator-indikator kemampuan menulis huruf al-Qur‟an
dapat diuraikan sebagai berikut:48
2.1.3.3.1 Ketepatan menulis huruf hijaiyyah. Ketepatan yang dimaksud ialah santri
mampu membedakan huruf-huruf yang bersambung ataupun berpisah
ketika berada di awal, di tengah dan di akhir kalimat suatu lafadz atau kata.
2.1.3.3.2 Kerapian dalam menulis ayat-ayat al-Qur‟an
2.1.3.3.3 Kelancaran dalam menulis huruf al-Qur‟an.
2.1.3.4 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca dan Menulis
Al-Qur’an
Pada hakikatnya manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam
dirinya maupun faktor-faktor yang datang dari luar. Tingkah laku individu ditentukan
dan dikontrol oleh kekuatan psikologi yang memang sejak semula sudah ada pada
setiap diri individu. Terdapat aspek-aspek yang mempengaruhi kemampuan membaca
dan menulis huruf al-Qur‟an yaitu sebagai berikut:
48
Nurulhuda Hamzah, “Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Dengan
Kemampuan Menulis Al-Qur‟an Santri Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul
Qur‟an At-Taqwa Jampue Kabupaten Pinrang” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare, 2017), h.
40.
31
2.1.3.4.1 Faktor dari luar, terdiri dari lingkungan (alami dan sosial), dan instrumental
(kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru).
2.1.3.4.2 Faktor dari dalam, terdiri dari faktor fisiologis umum dan panca indera,
serta faktor psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kemampuan kognitif).49
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Relevan
Penelitian tentang BTQ sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu
skripsi Nurvadilla Ba\chtiar yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VIII.2
SMP Negeri 7 Pinrang”50
. Adapun kesamaan dari penelitian yang dilakukan
Nurvadillah Bachtiar dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul
“Pengaruh Implementasi Program BTQ Terhadap Kemampuan Membaca Dan
Menulis Al-Qur‟an Peserta Didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange” yaitu
kedua peneliti sama-sama meneliti tentang kemampuan membaca al-Qur‟an, namun
yang membedakan antara kedua penelitian ini adalah Nurvadillah Bachtiar
menjadikan upaya guru Pendidikan Agama Islam sebagai variable bebas. Sedangkan
pada penelitian ini yang menjadi variable bebas yaitu Implementasi Program BTQ.
Selain itu, Nurvadillah Bachtiar menfokuskan objek penelitiannya pada peserta didik
kelas VIII.2 SMP Negeri 7 Pinrang, sedangkan objek pada penelitian ini yaitu peserta
didik kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange.
49
Departemen Agama RI, Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA (Cet. I; Jakarta:
Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007), h. 16.
50Nurvadillah Bahtiar, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Peserta Didik Kelas VIII.2 SMP Negeri 7 Pinrang” (Skripsi Sarjana;
Jurusan Tarbiyah: Parepare, 2015), h. ix.
32
Selanjutnya skripsi yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Baca Tulis Al-
Qur’an Terhadap Kemampuan Berbahasa Arab Peserta DidikKelas X MAN
Mamuju” Oleh Hanisan.51
Dalam hasil penelitian skripsi ini, menunjukkan bahwa
keterampilan baca tulis al-Qur‟an mempunyai hubungan yang kuat terhadap
kemampuan berbahasa Arab khususnya pada peserta didik kelas X MAN Mamuju.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Hanisan adalah sama-sama membahas
mengenai baca tulis al-Qur‟an, tetapi dalam penelitian ini terdapat perbedaan yaitu
pada penelitian Hanisan menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif, namun
dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif kuantitatif dengan
desain kuantitatif korelasional.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan gambaran tentang pola hubungan antara variabel
secara koheren yang merupakan gambaran yang utuh terhadap fokus penelitian.52
Untuk lebih memudahkan pembaca memahami penelitian ini, maka peneliti membuat
bagan kerangka pikir sesuai dengan judul “Pengaruh implementasi program BTQ
terhadap kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo”.
Pada penelitian ini dilaksanakan di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange
Kabupaten Wajo. Di dalamnya terdapat Program BTQ di mana ada Guru/pendidik
dan siswa/peserta didik. Kemudian untuk mengetahui pengaruh implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik,
51
Hanisan, “Pengaruh Keterampilan Baca Tulis Al-Qur‟an Terhadap Kemampuan Berbahasa
Arab Peserta Didik Kelas X MAN Mamuju‟‟ (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare, 2013), h. ix.
52Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), (Parepare: STAIN,
2013), h. 26.
33
maka Variabel X: Implementasi Program BTQ mengambil data dari peserta didik
melalui angket pernyataan dan Variabel Y: Kemampuan Membaca dan Menulis Al-
Qur‟an peserta didik dengan mengambil nilai dari hasil belajar pada Guru BTQ.
Kemudian data diolah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik
kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange. Adapun bagan kerangka pikirnya sebagai
berikut:
Peserta Didik
Program Baca Tulis Al-
Qur’an (BTQ)
Pendidik
Kemampuan
Membaca dan Menulis
Al-Qur’an
MTs As’adiyah
No. 3 Atapange
Kab. Wajo
34
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah “jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu diuji
melalui pengumpulan data dan analisis data”.53
Dalam penelitian tentang pengaruh
implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an
peserta didik kelas VIII di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo, dengan
hipotesis sebagai berikut:
HO : Tidak terdapat pengaruh implementasi program BTQ terhadap
kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik Kelas VIII
MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
Ha : Terdapat pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No.
3 Atapange Kabupaten Wajo.
2.5 Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel adalah “pernyataan praktis dan teknis tentang
variabel dan sub variabel yang dapat diukur dan dapat dicarikan datanya”.54
Untuk
mengetahui lebih jelasnya variabel yang akan diteliti maka akan diuraikan pengertian
judul atau definisi dari tiap variabel. Hal ini bertujuan untuk menciptakan persamaan
persepsi, karena tidak menutup kemungkinan ada penafsiran yang berbeda terkait
variabel yang akan diteliti. Selain itu definisi operasional juga dimaksudkan untuk
mengetahui dan memahami landasan pokok serta pengembangan pembahasan
selanjutnya.
53
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur (Cet. III; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 196.
54Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), h. 26.
35
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.5.1 Implementasi Program BTQ adalah program yang digunakan atau
diaplikasikan oleh pendidik di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten
Wajo.
2.5.2 Kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an yang dimaksud adalah
kesanggupan atau kecakapan peserta didik dalam membaca dan menulis al-
Qur‟an dengan baik dan benar. Keindahan dan kefasihan membaca ayat suci
al-Qur‟an ini bergantung kepada pemahaman terhadap hukum tajwid.
Pemahaman terhadap hukum tajwid mempermudah untuk membaca ayat suci
al-Qur‟an dengan baik dan benar. Selain itu bimbingan dari lembaga
pendidikan sangatlah dibutuhkan untuk melatih santri membaca dan menulis
al-Qur‟an dengan baik dan benar.
2.5.3 Peserta didik yaitu adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.55
Adapun peserta didik yang dimaksudkan peneliti adalah santri dan santriwati
MTs Tsanawiyah As‟adiyah No. 3 Atapange.
Jadi, Implementasi Program BTQ adalah program yang digunakan atau
diaplikasikan oleh pendidik di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange untuk menjadikan
peserta didiknya mampu membaca dan menulis al-Qur‟an dengan baik dan benar.
55
Sayiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Cet. 2; Jakarta:
PT Rineka Cipta 2015), h. 51.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian ini
merupakan jenis penelitian asosiatif kuantitatif antara desain penelitian kuantitatif
korelasional. Peneliti akan mengkaji hubungan 3 variabel, yang dimana:
3.1.1 Implementasi program BTQ sebagai variabel bebas (independent variable),
yang ditandai dengan symbol X.
3.1.2 Kemampuan membaca al-Qur‟an sebagai variabel terikat (Dependent
variable), yang ditandai dengan symbol Y1.
3.1.3 Kemampuan menulis al-Qur‟an sebagai variabel terikat (Dependent variable),
yang ditandai dengan symbol Y2.
Adapun desain penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
X : Implementasi program BTQ
Y1 : Kemampuan membaca al-Qur‟an
Y2 : Kemampua menulis al-Qur‟an
Y1
X
Y2
37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul, maka kegiatan penelitian ini akan dilakukan di MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan yaitu mulai tanggal 01 Maret
2018 dan berakhir pada tanggal 30 April 2018.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.56
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, populasi
merupakan keseluruhan subjek dan objek yang menjadi perhatian dalam penelitian.
Maka data populasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Table 3.1 Data populasi peserta didik kelas VIII
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VIII A 9 8 17
2 VIII B 8 7 15
3 VIII C 9 8 17
Jumlah 49
Sumber data: Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah As’adiyah No. 3 Atapange.
56
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Cet. XXVIII; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 61.
38
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
A sample is made up of the individuals, items, or events selected from a larger
group referred to as a population.57
(sampel terdiri dari individu-individu, item, atau
peristiwa yang dipilih dari kelompok yang lebih besar yang disebut sebagai populasi).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil harus
betul-betul mewakili populasi baik karakteristiknya maupun segi jumlahnya.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 49 orang dengan teknik pengambilan
sampel adalah sampling total. Sampling total adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.58
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya menggunakan beberapa teknik dari
isntrumen penelitian dimana teknik dan instrumen yang satu dengan yang lainnya
saling terkait agar data yang diperoleh benar-benar sahih dan otentik.
Adapun untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut:
3.4.1.1 Angket atau kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
57
L. R. Gay, Geoffrey E, Mills and Peter Airasian, Educational Research: Competencies for
Analysis and Applications (America: Pearson Merrill Prentice Hall, 2006), h. 99.
58Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, h. 67.
39
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh
sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.59
Jenis angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrumen kuesioner dengan skala likert dengan 10
pertanyaan tentang implementasi program BTQ, Masing-masing butir pertanyaan
diikuti empat alternatif jawaban yaitu:
3.4.1.1.1 Selalu
3.4.1.1.2 Sering
3.4.1.1.3 Kadang-kadang
3.4.1.1.4 Tidak pernah
3.4.1.2 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.60
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, dokumen yang
dikumpulkan berupa profil sekolah, keadaan guru dan data siswa.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendukung proses pengumpulan data dan memperoleh data yang
dibutuhkan, peneliti dalam hal ini menggunakan instrumen berupa angket dan
dokumentasi.
59
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2013), h. 21.
60Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. IV; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 221.
40
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan dan mengolah data, maka penulis menganalisis data
tersebut dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.
3.5.1 Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari
semua variabel dalam bentuk presentasi, distribusi frekuensi, histogram, grafik,
mean, median dan modus.
3.5.2 Untuk mengetahui adanya pengaruh implementasi program BTQ terhadap
kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an peseta didik kelas
VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo, penulis menggunakan
rumus korelasi secara simultan (RX.Y1.Y2)
Rxy1y2 = √
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variabel
Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur‟an (X) dan Kemampuan Membaca Al-
Qur‟an (Y1) serta Kemampuan Menulis Al-Qur‟an (Y2). Nilai-nilai yang akan
disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu nilai rata-rata, median, modus, dan simpangan baku. Untuk
memperoleh gambaran tentang hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, di
kemukakan pula distribusi frekuansi dan grafik histogram.
1 - r²y1y2
41
Hasil perhitungan statistik deskriptif masing-masing variabel disajikan
sebagai berikut:
4.1.1 Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur’an
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel implementasi program
BTQ berada antara 27 sampai 40, Mean (nilai rata-rata sebesar peserta didik) 34.98,
median sebesar 35.00, modus 35, varians 7.895, dan standar deviasi adalah 2.810,
sedangkan nilai minimum sebesar 27, nilai maksimum sebesar 40, dari Sum (jumlah
keseluruhan data adalah 1714).
Rangkuman hasil statistik deskriptif untuk variabel X dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel X)
Statistics
IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ
N Valid 49
Missing 0
Mean 34,98
Median 35,00
Mode 35
Std. Deviation 2,810
Variance 7,895
Range 13
Minimum 27
Maximum 40
Sum 1714
Sedangkan distribusi frekuensi skor variabel Implementasi Program BTQ
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini
IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
42
Valid
27 1 2,0 2,0 2,0
30 1 2,0 2,0 4,1
31 4 8,2 8,2 12,2
32 4 8,2 8,2 20,4
33 4 8,2 8,2 28,6
34 5 10,2 10,2 38,8
35 10 20,4 20,4 59,2
36 4 8,2 8,2 67,3
37 5 10,2 10,2 77,6
38 7 14,3 14,3 91,8
39 2 4,1 4,1 95,9
40 2 4,1 4,1 100,0
Total 49 100,0 100,0
Diagram variabel X dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:
43
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel X (Impementasi Program BTQ)
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Variabel X (Impementasi Program BTQ)
Berdasarkan distribusi frekuensi di atas, skor total yang diperoleh setiap
responden dengan nilai 27, dan 30 memiliki 1 frekuensi (2.0%), nilai 39 dan 40
memiliki 2 frekuensi (4,1%), nilai 31, 32, 33, dan 36 memiliki 4 frekuensi (8,2%),
nilai 34 dan 37 memiliki 5 frekuensi (10,2%), nilai 38 memiliki 7 frekuensi (14,3 %),
dan nilai 35 memiliki 10 frekuensi (20,4%) histogram variabel ini dapat ditunjukkan
pada grafik berikut.
44
Gambar 4.3 Histogram Implementasi Program BTQ
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor implementasi program
BTQ berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 19 responden (38,8%), yang
berada pada skor rata-rata adalah sebanyak 10 (20,4 %), dan yang berada pada
kelompok di atas rata-rata sebanyak 20 responden (40,9%), penentuan kategori dari
skor implementasi program BTQ dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk
presentase sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi
80% - 89% kategori tinggi
70% - 79% kategori sedang
60% - 69% kategori rendah
0% - 59% kategori sangat rendah61
61
Suharsimi Arikanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 54.
45
Skor total implementasi program BTQ yang diperoleh dari hasil penelitian
adalah 1714, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah 10 x 4= 40 karena
jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 49 x 40 = 1960. Sehingga,
implementasi program BTQ adalah 1714 :1960 = 0,874 atau 87,40% dari kriteria
yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel implementasi program BTQ
termasuk kategori tinggi.
4.1.2 Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Hasil penelitian menunjukan bahwa skor variabel kemampuan membaca al-
Qur‟an berada pada nilai rata-rata sebesar 81.04, median 80.00, modus 80, dan
standar deviasi 2.791 sedangkan nilai minimum sebesar 77, nilai maksimum sebesar
87, dari Sum (jumlah keseluruhan data adalah 3971). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel Y1)
Statistics
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN
N Valid 49
Missing 0
Mean 81,04
Median 80,00
Mode 80
Std. Deviation 2,791
Variance 7,790
Range 10
Minimum 77
Maximum 87
Sum 3971
46
Sedangkan distribusi frekuensi skor variabel kemampuan membaca al-Qur‟an
dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi variabel (Y1)
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
77 1 2,0 2,0 2,0
78 4 8,2 8,2 10,2
79 6 12,2 12,2 22,4
80 26 53,1 53,1 75,5
85 8 16,3 16,3 91,8
87 4 8,2 8,2 100,0
Total 49 100,0 100,0
Diagram variabel dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 dan 4.5 berikut ini :
Gambar 4.4 Diagram Batang Variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
47
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh setiap responden
dengan nilai 77 masing-masing memiliki 1 frekuansi (2,0%) nilai 78 dan 87 masing-
masing memiliki 4 frekuensi (8,2%), nilai 79 memiliki 6 frekuensi (12,2%), nilai 85
memiliki 8 frekuensi (16,3%), dan nilai 80 memiliki 26 frekuensi (53,1%),. Hal ini
tergambar jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran di atas, histogram
variabel ini dapat ditunjukan pada garfik berikut.
48
Gambar 4.6 Histogram Kemampuan Membaca Al-Qur‟an
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukan bahwa skor kemampuan membaca
al-Qur‟an berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 11 responden (22,4%), yang
berada pada skor rata-rata adalah sebanyak 26 resoponden (53,1%), dan yang berada
pada kelompok di atas nilai rata-rata 12 responden (24,5%). Penentuan kategori dari
skor kemampuan membaca al-Qur‟an dengan menggunakan kriteria bentuk
presentase sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi
80% - 89% kategori tinggi
70% - 79% kategori sedang
60% - 69% kategori rendah
0% - 59% kategori sangat rendah.62
62Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan, h.54
49
Skor total variabel kemampuan membaca al-Qur‟an yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah 3971, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah 100, karena
jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900. Sehingga
kemampuan membaca al-Qur‟an adalah 3971 : 4900 = 0,810 atau 81,00% dari
kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca al-
Qur‟an peserta didik termasuk kategori tinggi.
4.1.3 Kemampuan Menulis Al-Qur’an
Hasil penelitian menunjukan bahwa skor variabel kemampuan menulis al-
Qur‟an berada pada nilai rata-rata sebesar 79,67, median 80.00, modus 80, dan
standar deviasi 2.495 sedangkan nilai minimum sebesar 75, nilai maksimum sebesar
85, dari Sum (jumlah keseluruhan data adalah 3904). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Statistik Deskriftif (Variabel Y2)
Statistics
KEMAMPUAN MENULIS AL-QUR'AN
N Valid 49
Missing 0
Mean 79,67
Median 80,00
Mode 80
Std. Deviation 2,495
Variance 6,224
Range 10
Minimum 75
Maximum 85
Sum 3904
50
Sedangkan distribusi frekuensi skor variabel Kemampuan Menulis Al-Qur‟an
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Distribusi Frekeunsi Variabel Y2
KEMAMPUAN MENULIS AL-QUR'AN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
75 4 8,2 8,2 8,2
77 1 2,0 2,0 10,2
78 11 22,4 22,4 32,7
79 1 2,0 2,0 34,7
80 26 53,1 53,1 87,8
85 6 12,2 12,2 100,0
Total 49 100,0 100,0
Diagram variabel ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.7 dan 4.8 berikut ini :
Gambar 4.7 Diagram Batang Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
51
Gambar 4.8 Diagram Lingkaran Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh setiap responden
dengan nilai 77 dan 79 masing-masing memiliki 1 frekuansi (2,0%) nilai 75 memiliki
4 frekuensi (8,2%), nilai 85 memiliki 6 frekuensi (12,2%), nilai 78 memiliki 11
frekuensi (22,4%), dan nilai 80 memiliki 26 frekuensi (53,1%),. Hal ini tergambar
jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran di atas, histogram variabel ini dapat
ditunjukan pada garfik berikut.
Gambar 4.9 Histogram Kemampuan Menulis Al-Qur‟an
52
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukan bahwa skor kemampuan menulis al-
Qur‟an berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 17 responden (34,6%), yang
berada pada skor rata-rata adalah sebanyak 26 resoponden (53,1%), dan yang berada
pada kelompok di atas nilai rata-rata 6 responden (12,2%). Penentuan kategori dari
skor kemampuan menulis al-Qur‟an dengan menggunakan kriteria bentuk presentase
sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi
80% - 89% kategori tinggi
70% - 79% kategori sedang
60% - 69% kategori rendah
0% - 59% kategori sangat rendah.63
Skor total variabel kemampuan menulis al-Qur‟an yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah 3904, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah 100, karena
jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900. Sehingga
kemampuan menulis al-Qur‟an adalah 3904 : 4900 = 0,796 atau 79,60% dari kriteria
yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar pendidikan agama
Islam peserta didik termasuk kategori sedang.
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berisi tentang kebenaran hipotesis berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik statistik
pearson product momen untuk mengetahui ”Pengaruh implementasi program BTQ
63
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan, h.54
53
terhadap kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo”.
Tabel 4.7 Tabel penolong uji korelasi berganda
NO X Y1 Y2 X² Y1² Y2² X.Y1 X.Y2 Y1.Y2
1 37 80 80 1369 6400 6400 2960 2960 6400
2 35 80 80 1225 6400 6400 2800 2800 6400
3 35 85 80 1225 7225 6400 2975 2800 6800
4 32 80 78 1024 6400 6084 2560 2496 6240
5 33 80 80 1089 6400 6400 2640 2640 6400
6 36 80 80 1296 6400 6400 2880 2880 6400
7 35 85 80 1225 7225 6400 2975 2800 6800
8 39 80 80 1521 6400 6400 3120 3120 6400
9 36 80 78 1296 6400 6084 2880 2808 6240
10 38 80 80 1444 6400 6400 3040 3040 6400
11 40 85 80 1600 7225 6400 3400 3200 6800
12 38 79 78 1444 6241 6084 3002 2964 6162
13 37 78 75 1369 6084 5625 2886 2775 5850
14 36 80 80 1296 6400 6400 2880 2880 6400
15 31 77 75 961 5929 5625 2387 2325 5775
16 38 78 77 1444 6084 5929 2964 2926 6006
17 35 80 80 1225 6400 6400 2800 2800 6400
18 37 78 75 1369 6084 5625 2886 2775 5850
19 38 80 80 1444 6400 6400 3040 3040 6400
20 35 85 78 1225 7225 6084 2975 2730 6630
21 34 80 80 1156 6400 6400 2720 2720 6400
22 31 78 78 961 6084 6084 2418 2418 6084
23 37 80 80 1369 6400 6400 2960 2960 6400
24 38 80 80 1444 6400 6400 3040 3040 6400
25 34 80 80 1156 6400 6400 2720 2720 6400
26 35 80 85 1225 6400 7225 2800 2975 6800
27 34 79 80 1156 6241 6400 2686 2720 6320
54
28 32 80 80 1024 6400 6400 2560 2560 6400
29 31 87 85 961 7569 7225 2697 2635 7395
30 35 80 80 1225 6400 6400 2800 2800 6400
31 35 85 85 1225 7225 7225 2975 2975 7225
32 33 80 78 1089 6400 6084 2640 2574 6240
33 35 85 80 1225 7225 6400 2975 2800 6800
34 30 80 80 900 6400 6400 2400 2400 6400
35 34 87 85 1156 7569 7225 2958 2890 7395
36 32 80 79 1024 6400 6241 2560 2528 6320
37 34 79 75 1156 6241 5625 2686 2550 5925
38 31 80 80 961 6400 6400 2480 2480 6400
39 39 79 78 1521 6241 6084 3081 3042 6162
40 37 87 85 1369 7569 7225 3219 3145 7395
41 35 80 78 1225 6400 6084 2800 2730 6240
42 36 80 78 1296 6400 6084 2880 2808 6240
43 33 85 80 1089 7225 6400 2805 2640 6800
44 40 80 80 1600 6400 6400 3200 3200 6400
45 38 87 85 1444 7569 7225 3306 3230 7395
46 38 80 80 1444 6400 6400 3040 3040 6400
47 33 79 78 1089 6241 6084 2607 2574 6162
48 32 85 80 1024 7225 6400 2720 2560 6800
49 27 79 78 729 6241 6084 2133 2106 6162
∑ 1714 3971 3904 60334 322187 311344 138916 136579 316613
Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi pearson product
moment sebagai berikut :
4.2.1 X terhadap Y¹
Rata-rata ∑X = 1714 : 49 = 34,979
Rata-rata ∑Y¹ = 3971 : 49 = 81,040
∑ Y1² = 322187
∑X² = 60334
55
∑X.Y¹ = 138916
∑rxyˡ =
√
=
√
=
√
=
= 0, 3150
Dari taraf signifikan 5% di peroleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r
tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara
Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
4.2.2 X terhadap Y2
Rata-rata ∑X = 1714 : 49 = 34,979
Rata-rata ∑Y² = 3904 : 49 = 76,673
∑ Y2² = 311344
∑X² = 60334
∑X.Y² = 136579
∑rxy² =
√
=
√
=
√
=
= 0, 3151
56
Dari taraf signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0,
281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
4.2.3 Yˡ terhadap Y²
∑ Y1² =322187
∑ Y2² = 311344
∑X² = 60334
∑Yˡ.Y² = 316613
∑ryˡy² =
√
=
√
=
√
=
= 0,999
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan kemampuan
membaca dan kemampuan menulis peserta didik dalam program BTQ sangat kuat
dengan diperolehnya nilai y1.y2 = 0,999.
57
Tabel 4.8 Rangkuman Pengujian Hipotesis
4.2.4 Menghitung nilai korelasi secara simultan (RX.Y1.Y2)
Rxy1y2 = √
= √
= √
= √
=√
= 0,658
Karena rxy1y2 = 0,658 > r tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak dan
menanakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara implementasi
RANGKUMAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Variabel yang dikorelasikan r hitung r tabel keterangan
Implementasi program BTQ dengan
kemampuan membaca peserta didik (X.Yˡ)
0,315 0,281 Signifikan
Implementasi program BTQ dengan
kemampuan menulis peserta didik(X.Y²)
0,315 0,281 Signifikan
Kemampuan membaca dan kemampuan
menulis peserta didik (Yˡ.Y²)
0,999 0,281 Signifikan
1 - r²y1y2
1 - (0,99)
1 - (0,99)
1 - (0,99)
0,01
58
program BTQ secara simultan terhadap kemampuan membaca dan kemampuan
menulis peserta didik.
Tabel 4.9 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi.64
Interval Koefisen Tingkat Hubungan
0,00 - 0, 199 Sangat Rendah
0, 20 - 0, 399 Rendah
0,40 - 0, 599 Sedang
0,60 - 0, 799 Kuat
0, 80 - 1.00 Sangat Kuat
Pada table pedoman interpretasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang kuat secara persial maupun simultan yaitu 0,658 Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange
Kabupaten Wajo dengan jumlah populasi sebesar 49 responden. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun
teknik dan instrument pengumpulan data yang digunakan adalah angket (kuesioner)
dan dokumentasi. Adapun hasil pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4.1 Berdasarkan uji signifikansi dan interpretasi korelasi product moment. Skor
total implementasi program BTQ yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 1714,
skor teoritik variabel ini setiap responden adalah 10 x 4= 40 karena jumlah responden
64
Sugiyono, Metode Penelitian danPengembangan Research and Development, (Cet. III;
Bandung: Alfabeta,2016) h. 361.
59
49 orang, maka skor kriterium adalah 49 x 40 = 1960. Sehingga, implementasi
program BTQ adalah 1714 :1960 = 0,874 atau 87,40% dari kriteria yang ditetapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel implementasi program BTQ termasuk
kategori tinggi.
4.4.2 Berdasarkan skor total variabel kemampuan membaca al-Qur‟an yang diperoleh
dari hasil penelitian adalah 3971, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah
100, karena jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900.
Sehingga kemampuan membaca al-Qur‟an adalah 3971 : 4900 = 0,810 atau 81,00%
dari kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca
al-Qur‟an peserta didik termasuk kategori tinggi.
Dari taraf signifikan 5% di peroleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r
tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara
Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Implementasi program BTQ terhadap
kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,50% dalam artian 68,5%
lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
4.4.3 Berdasarkan skor total variabel kemampuan menulis al-Qur‟an yang diperoleh
dari hasil penelitian adalah 3904, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah
100, karena jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900.
Sehingga kemampuan menulis al-Qur‟an adalah 3904 : 4900 = 0,796 atau 79,60%
dari kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
pendidikan agama Islam peserta didik termasuk kategori sedang.
60
Dari taraf signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0,
281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Implementasi program BTQ terhadap
kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,51% artinya 68,49% lainnya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Adapun dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa hubungan kemampuan
membaca dan kemampuan menulis peserta didik dalam program BTQ sangat kuat
dengan diperolehnya nilai y1.y2 = 0, 999 dengan r table = 0,281.
4.4.4 Dari perhitungan didapatkan rxy1y2 = 0,658 > r tabel = 0,281 maka hipotesis
Ho ditolak dan menandakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
implementasi program BTQ secara simultan terhadap kemampuan membaca dan
kemampuan menulis peserta didik.
Jadi, secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo sebesar
65,80%.
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan dalam skripsi ini, yang membahas
mengenai pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca dan
kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3
Atapange kabupaten Wajo.
5.1.1 Implementasi program BTQ adalah 1714 :1960 = 0,874 atau 87,40% dari
kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel implementasi
program BTQ termasuk kategori tinggi.
5.1.2 Kemampuan membaca al-Qur‟an adalah 3971 : 4900 = 0,810 atau 81,00% dari
kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca al-Qur‟an peserta didik termasuk kategori tinggi. Dari taraf
signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r tabel = 0,281
maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
5.1.3 Kemampuan menulis al-Qur‟an adalah 3904 : 4900 = 0,796 atau 79,60% dari
kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
pendidikan agama Islam peserta didik termasuk kategori sedang. Dari taraf
signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0, 281 maka
hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi program
BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
62
5.1.4 Secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi program
BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo
sebesar 65,80% yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan
membandingkan hasil perhitungan nilai korelasi secara simultan yaitu 0,658 >
r table 0,281.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka dapat diajukan
saran-saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk meningkatkan suksesnya proses belajar mengajar hendaklah selalu
diciptakan situasi, kondisi, sarana dan prasarana pembangunan, khususnya
bidang pendidikan agar para peserta didik dapat merasakan kenyamanan dan
ketenangan dalam proses belajar mengajar.
5.2.2 Guru sebagai pendidik juga diharapkan memberikan perhatian kepada anak
didik terutama dalam perkembangan kognitif santri tentang kemampuan
membaca al-Qur‟an dan kemampuan menulis huruf al-Qur‟an.
5.2.3 Hendaknya orang tua memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
kemampuan membaca al-Qur‟an dan menulis huruf al-Qur‟an.
5.2.4 Hendaknya peserta didik memiliki kesadaran sepenuh hati tentang pentingnya
kemampuan membaca al-Qur‟an dan kemampuan menulis huruf-huruf al-
Qur‟an, karena kunci dari semua ilmu adalah dari membaca dan menulis.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim
Adhim, Said Abdul. 2013, Nikmatnya Membaca Al-Qur’an, Cet. 1; Solo: PT Aqwam Media Profetika.
Al hikmah Qash_tha. “Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur‟an”. Qashthaalhikmah.blogspot.co.id./2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-al.html?m=1. (di akses pada tanggal 09 Maret 2018)
Al-Hafidz, Ahsin W. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Cet. 3; Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al-Maliki, Muhammad ibn „Alawi. 2003. Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran. Cet. 1; Bandung: Arasy Mizan.
Al-Maliki, Sayyid Muhammad Alwi. 2001. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Amin, Samsul Munir dan Haryanto. 2011. Etika Berdzikir: berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Cet: I; Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Ar-Ramli, Muhammad Syauman dan Said Abdul Adhim dkk. 2015. Nikmatnya Menangis bersama Al-Qur’an. Cet. 1; Jakarta Timur: Istanbul
Ashidiqy, Hasby. 2010. 2 Jam Pintar Membaca Al-Qur’an. Cet. 1; Jakarta: Kaysa Media.
Bahtiar Nurvadillah. 2015. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Peserta Didik Kelas VIII.2 SMP Negeri 7 Pinrang”. Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2012. Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim. Jakarta: Ummul Qura.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers.
Departemen Agama RI. 1995. Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
_______. 2007. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA. Cet. I; Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. IV; Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
64
Djamarah, Sayiful Bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Cet. 2; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamzah Nurulhuda. 2017. “Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Dengan Kemampuan Menulis Al-Qur‟an Santri Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul Qur‟an At-Taqwa Jampue Kabupaten Pinrang” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Hanisan. 2013. “Pengaruh Keterampilan Baca Tulis Al-Qur‟an Terhadap Kemampuan Berbahasa Arab Peserta Didik Kelas X MAN Mamuju”. Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Haris, Albert J. 1980. How To Increase Reading Ability. New York: Longman Group.
Kementerian Agama RI. 2013. Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per Kata. Bekasi: Cipta Bagus Segara.
Kirmani, Mohd. 2001. Zaki. The Qur’an and Future Of Science. Cet. I; India: Global Vision Publishing House.
L. R. Gay, Geoffrey E, Mills and Peter Airasian. 2006. Educational Research: Competencies for Analysis and Applications. America: Pearson Merrill Prentice Hall.
Makbuloh, Deden. 2012. Pendidikan Agama Islam, Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Cet. III; Jakarta: Prenadamedia Group.
Siregar, Syofian. 2015. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriadi. 2013. Buku Qiro’ah. Cet. 15; Makassar: Yayasan Foslamic.
Sugiyono.2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syarifuddin, Ahmad. 2005. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. Cet. II; Jakarta: Gema Insani.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi). Parepare: STAIN.
Wadud Abd. 2005. Al-Qur’an Hadits. Semarang: PT Karya Toha Putra.
65
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2009. Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Upaya Mencetak Anak Didik yang Islami. Cet. I; Malang: UIN-Malang Press.
Zarman, Wendi. 2012. Inilah! Wasiat Nabi bagi Para Penuntut Ilmu. Cet. 1; Bandung: Ruang Kata.
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67
LAMPIRAN 1
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
A. IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : MTs AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
2. NSM : 121273130007
3. NPSN : 40320138
Jalan : Maddukkelleng No. 44 Atapange
Desa/Kel : Rumpia
Kecamatan : Majauleng
Kabupaten : Wajo
Propinsi : Sulawesi Selatan
5. Nama Yayasan : Nurul Yaqin
6. No. Telpon :
7. Kode Pos : 90991
8. NPWP : 00-571-882-0-808-000
9. Akreditasi : B
Nilai : 78
Tahun : Tahun 2015
10. Tahun Berdiri : 1969
11. Lembaga
No. SK : 12/XVTsn/79
Tanggal SK : '01 November 1979
12. Tanah / Bangunan
Luas Tanah : 8547 m2
Status Tanah : Milik sendiri
Tanah Bersertifikat : Ya √ Tidak
Status Bangunan : Milik sendiri
13. Kepala Madrasah
Nama : SYAMSUL BAKHRI, S. Pd.,MM
NIP : 19661211 200701 1 022
Pangkat/Gol : PENATA, III/C
Alamat : PAO-PAO, DESA BOTTOPENNO
No. Telp. HP : 085255101814
Masa Kerja Kepala Madrasah : 02 tahun
14. Ketua Komite
Nama : H. Andi Muh. Said
Alamat : Atapange, Desa Rumpia
No. Telp. HP : 085395859754
15. Alamat E-Mail Madrasah : [email protected]
68
B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MADRASAH TSANAWIYAH AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
MTs As'adiyah no. 3 atapange berdiri atas prakarsa dan komitmen dari segenap tokoh agama, Pendidik dan tokoh masyarakat khususnya didesa Rumpia yang ingin mengembangkan Pendidikan agama bagi masyarakat dan generasi pelanjut ke depannya.
MTs As'adiyah no. 3 atapange di dirikan pada tahun 1969. dengan tujuan untuk membentuk generasi pelanjut yang kompetitif, kreatif dan menjiwai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan dan tingkah lakunya sehari - hari
Kurikulum yang di terapkan di MTs As'adiyah No. 3 Atapange mengacu pada Kurikulum Nasional yang di padukan dengan Kurikulum keagamaan yang bertujuan untuk membentuk generasi muda yang intelek dan berakhalakul karimah.
C. VISI DAN MISI DAN TUJUAN MTs AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
> VISI
BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, BERKEPRIBADIANISLAM DAN BERWAWASAN GLOBAL YANG DILANDASI IMAM DAN TAQWA
> MISI
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif untukmeningkatkan prestasi belajar siswa 2. Membentuk prilaku berprestasi pola pikir yang kritis kreatif pada siswa
3. Mengembangkan Pola pembelajaran yang inovatif dan tradisi berpikir ilmiah yang didasari oleh kemantapan penghayatan dan pengalaman nilai-nilai agama Islam
4. Membekali siswa untuk siap dan mampu menggunakan teknologi modern yaitu komputer 5. Meningkatkan lingkungan madrasah yang sehat, aman dan kondusif untuk berprestasi belajar
> TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal saleh pada seluruh warga madrasah
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana/prasarana serta pemberdayaan yang mendukung peningkatan prestasi amaliah keagamaan islam, prestasi akademik, dan non akademik
3. Meningkatkan nilai kriteria ketuntasan minimal dan UN secara berkelanjutan
4. Membantu siswa yang kurang mampu agar memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi 5. Meraih kejuaraan dalam bidang Ilmu pengetahuan, kesenian dan olahraga dan ekstrakurikuler. 6. Meningkatkan kegiatan ibadah shalat berjamaah, shalat Dhuha, Tadarrus Al-quran, dan sosial Keagamaan bagi semua warga Madrasah
69
D. DATA PERSONAL GURU
1. Jumlah Personal
No. Personal PNS NON PNS
TOTAL PERSONAL
LK PR JML LK PR JML LK PR JML
1 Kepala Madrasah 1 0 1 0 0 0 1 0 1
2 Wakamad 0 0 0 2 2 4 2 2 4
3 Guru Mata Pelajaran umum
0 0 0 4 6 10 5 6 11
4 Guru PAI 0 1 1 0 5 5 0 7 7
5 Guru BK 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Kepala TU 0 0 0 0 1 1 0 1 1
7 Staf TU 0 0 0 0 2 2 0 2 2
8 Bendahara 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Pustakawan 0 0 0 0 1 1 0 1 1
10 Laboran 0 0 0 0 1 1 0 1 1
11 Bujang 0 0 0 1 0 1 1 0 1
12 Satpam 0 0 0 1 0 1 1 0 1
13 Instruktur Ekskul 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Personal Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15
2. Keadaan Pendidik
GURU PNS
No. Nama Guru Gelar NIP
Mapel yang
diampu
Sertifikasi
Sudah/belum
1 Hj. Rohana (Pensiun)
S.Pd.I 195612311979032003 Aqidah Akhlak Sudah
2 Besse Tanawali S.Pd.I 197504032003122003 S K I Sudah
3 Syamsul Bakhri
(Kepsek) S.Pd 196612112007011022
Bahasa
Indonesia Sudah
70
GURU NON PNS
No. Nama Guru Gelar Tempat
Mapel yang
diampu
Sertifikasi
Sudah/belum
1 Hasnawati S.Pd.I Paria Quran Hadist Sudah
2 Baso Lolo SE Atapange IPS Terpadu Sudah
3 Hj. Sri Intan - Atapange PKn Belum
4 Yake Deru Dra Paria Aqidah Akhlak Sudah
5 Besse Jemma Dra Bulu, Wajo Fiqhi Sudah
6 Haderawati S.Pd.I Laerung Bahasa Arab Sudah
7 Sayuti Rahman S.Pd Lawakkasi Matematika Sudah
8 Besse Sahidah S.Pd Atapange IPA Terpadu Sudah
9 Marauleng S.Pd Paria
Bahasa
Indonesia Sudah
10 Muhammad Nur S.Ag Lamangiso Penjaskes Sudah
11 Hj. Darmawati S.Ag Sanrangeng Quran Hadist Sudah
12 Baderia - Paria Bahasa Inggris Belum
13 Astuti S.Pd Atapange Bahasa Inggris Sudah
14 Indri Junianti S.Sos Mangkutana TIK Belum
15 Muh. Antrin - Lawakkasi IPA Terpadu Belum
16 Baso Syawal S.Pd
3. Keadaan Peserta Didik
No. Kelas LK PR Jumlah Rombel
1 Kelas VII 27 27 54 3
2 Kelas VIII 26 23 49 3
71
3 Kelas IX 40 31 71 3
Jumlah 93 81 174 9
3. Data Sarana dan Prasarana
Kondisi Bangunan dan Sarana
No Jenisa Ruangan Kondisi (UnitA)
Ada Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
Jumlah
1 Kantor √ 1 0 0 1
2 Guru √ 1 0 0 1
3 Kelas √ 2 3 4 9
4 Laboratorium √ 0 0 1 1
5 Perpustakaan √ 0 1 0 1
6 Mushallah √ 0 1 0 1
7 WC √ 4 0 0 4
8 UKS √ 0 0 1 1
9 Kantin √ 0 2 0 2
72
LAMPIRAN 2
ANGKET
KISI – KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR
IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ
Variabel Penelitian Indikator Angket
Jml. Butir No. Butir
Implementasi Program
BTQ
1. Efektivitas Program BTQ
2. Perhatian Peserta Didik
dengan Program BTQ
3. Perasaan Peserta Didik
dengan Program BTQ
4. Ketertarikan Peserta Didik
dengan Program BTQ
5. Motivasi Peserta Didik
dengan Program BTQ
1
1
3
3
2
1
9
2, 3, dan 4
5, 6, dan 7
8, dan 10
Jumlah 10 10
ANGKET
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ (BACA TULIS AL-QUR‟AN)
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR‟AN
PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH
AS‟ADIYAH NO. 3 ATAPANGE KABUPATEN WAJO
I. Identitas Responden
Kode Responden :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Kelas :
73
2. Keterangan Angket
1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari peserta
didik dalam rangka penyusunan skripsi.
2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam
rangka penyelesaian studi.
3. Petunjuk Pengisian Angket
1. Sebelum anda menjawab pernyataan yang telah disiapkan, terlebih dahulu
isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (x)
pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan apa yang diterapkan
Guru/Pendidik pada Program BTQ di Madrasah anda, dan yang anda
alami.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian. Terima kasih atas
segala bantuannya.
4. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap pembelajaran
pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah anda merasa senang dengan adanya Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah anda senang terhadap pembelajaran baca tulis al-Qur‟an yang
diterapkan Guru dalam kelas pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah anda merasa puas dengan adanya Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
74
5. Apakah anda terampil membaca dan menulis setelah mengikuti Program
BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah anda hadir dalam setiap pembelajaran pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah Guru yang mengajar anda menggunakan berbagai macam metode
pada pembelajaran Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah dengan adanya program BTQ dapat memberikan manfaat kepada
anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah perhatian anda terfokus pada saat pembelajaran Program BTQ
berlangsung?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah anda bersungguh-sungguh dalam mengikuti program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
75
LAMPIRAN 3
Tabulasi Angket Variabel X (Implementasi Program BTQ)
NO. NAMA
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOTAL
(X)
1 Alda Safitri 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 37
2 Besse Auliyah
Alpada 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 35
3 Andi Nurul
Hikmah 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 35
4
Ayu
Sulistiawati
Putri
4 3 4 2 2 4 2 4 3 4 32
5 Rahmadani 4 3 4 2 3 4 2 4 3 4 33
6 Ummi Saleha 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 36
7 Indo Tenri
Angka 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 35
8 Ahmad Sabri
Mu'min 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
9 Afreza 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 36
10 Muh. Anshar
Maulana 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
11 Ilal Hamdi
Ajrul 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 Hamka 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38
13 Abdul Rahman 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
14 Baso Fadly 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36
15 Ambo Aco 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 31
16 Muh. Nasrullah 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38
17 Wulandari 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 35
18 Alfyansyah 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37
19 Besse
Agusnaeni 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38
20 Baso Irfan
Yusuf 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 35
21 Aulia Fatimah
Herdianty 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 34
22 Fajar 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 31
23 Baso Sawatul 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 37
76
Rahmat
24 Muh. Akbar 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38
25 Nur Rahmi 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 34
26 Muh. Rayhan
Adrian Gustaf 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 35
27 Erwin Saputra 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 34
28 Besse Asma
Aulia Syifa 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 32
29 Indo Wettoeng 4 4 4 3 3 4 2 2 2 3 31
30 Sitti Sri
Wardani 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35
31 Nur Fajri 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 35
32 Ambo Angka 4 2 4 1 4 4 4 4 3 3 33
33 Muh. Yunus 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 35
34 Andi Wahyu
Syahbandi 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 30
35 Muh. Yusri 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 34
36 Imran Saputra 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 32
37 Angga
Mahendra 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 34
38 Syeck Arsal 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
39 Darmansyah 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
40 Nurul Azizah 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 37
41 Ayu Asari 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 35
42 Besse Rahmani 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 36
43 Ayu Putriani 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 33
44 Besse Putri
Ummihani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 Suci
Ramadhani 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
46 Risna Safira 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38
47 Ferdiansa 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 33
48 Baso
Agustinanda 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 32
49 Sulvika 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 27
TOTAL 173 164 184 159 162 187 176 184 155 170 1714
77
LAMPIRAN 4
Nilai Kemampuan Membaca dan Menulis Kelas VIII MTs As’adiyah No. 3
Atapange
NO. NAMA RESPONDEN KEMAMPUAN
MEMBACA (Y1)
KEMAMPUAN
MENULIS (Y2)
1 Alda Safitri 80 80
2 Besse Auliyah Alpada 80 80
3 Andi Nurul Hikmah 85 80
4 Ayu Sulistiawati Putri 80 78
5 Rahmadani 80 80
6 Ummi Saleha 80 80
7 Indo Tenri Angka 85 80
8 Ahmad Sabri Mu'min 80 80
9 Afreza 80 78
10 Muh. Anshar Maulana 80 80
11 Ilal Hamdi Ajrul 85 80
12 Hamka 79 78
13 Abdul Rahman 78 75
14 Baso Fadly 80 80
15 Ambo Aco 77 75
16 Muh. Nasrullah 78 77
17 Wulandari 80 80
18 Alfyansyah 78 75
19 Besse Agusnaeni 80 80
20 Baso Irfan Yusuf 85 78
21 Aulia Fatimah Herdianty 80 80
22 Fajar 78 78
23 Baso Sawatul Rahmat 80 80
24 Muh. Akbar 80 80
25 Nur Rahmi 80 80
26 Muh. Rayhan Adrian Gustaf 80 85
27 Erwin Saputra 79 80
28 Besse Asma Aulia Syifa 80 80
29 Indo Wettoeng 87 85
78
30 Sitti Sri Wardani 80 80
31 Nur Fajri 85 85
32 Ambo Angka 80 78
33 Muh. Yunus 85 80
34 Andi Wahyu Syahbandi 80 80
35 Muh. Yusri 87 85
36 Imran Saputra 80 79
37 Angga Mahendra 79 75
38 Syeck Arsal 80 80
39 Darmansyah 79 78
40 Nurul Azizah 87 85
41 Ayu Asari 80 78
42 Besse Rahmani 80 78
43 Ayu Putriani 85 80
44 Besse Putri Ummihani 80 80
45 Suci Ramadhani 87 85
46 Risna Safira 80 80
47 Ferdiansa 79 78
48 Baso Agustinanda 85 80
49 Sulvika 79 78
TOTAL 3971 3904
79
LAMPIRAN 5
Tabel Nilai r ( Product Moment
80
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
81
82
83
84
85
86
87
88
BIOGRAFI PENULIS
Nama lengkap penulis Andi Muh. Alwi, akrab
dipanggil “Alwi”, anak pertama dari tiga bersaudara,
lahir di Sanrangeng pada hari Jum‟at tanggal 23
September 1995 Kec. Majauleng Kab. Wajo. Penulis
lahir dari pasangan suami istri Baso Hamsal dan Andi
Tenri Solong.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu
SDN 177 Botto Tanre, lulus tahun 2006 Kec.
Majauleng, kemudian lanjut di Madrasah Tsanawiyah
No. 3 Atapange Kec. Majauleng, lulus tahun 2007,
kemudian lanjut di Madrasah Aliyah No. 1 Atapange
Kec. Majauleng, lulus tahun 2010, dan pada tahun
2013 mengikuti Program S1 di kampus IAIN Parepare dengan fakultas Tarbiyah
jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pada masa perkuliahan, penulis banyak mendapatkan pengalaman serta
konstribusi pemikiran dari dosen maupun teman-teman yang bagi penulis memiliki
makna terkhusus. Penulis pernah mengabdi sebagai Pembina Dakwah dan Pembina
Tilawah pada Ma‟had Jamiah (Asrama Putra) IAIN Parepare. Penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten
Sidrap pada bulan juli 2016 dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
di MTs Al-Badar DDI Bilalang Parepare.
Pada semester akhir penulis telah selesai mengerjakan skripsi sebagai tugas
akhir dalam memenuhi persayaratan dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dengan judul skripsi “Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur’an terhadap
Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah As’adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo”.