3. GNA - Mesi

download 3. GNA - Mesi

of 32

Transcript of 3. GNA - Mesi

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    1/32

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) dapat terjadi secara sporadik 

    ataupun epidemik. Biasanya kasus terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah, berkaitan

    denan hiiene yan kuran baik dan jauh dari tempat pelayanan kesehatan.!"#  $isiko

    terjadinya nefritis %& dari infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus rup A yan

    menyeran tenorokan sampai '%& yan menyeran kulit (pioderma),!  sedankan tanpa

    melihat tempat infeksi risiko terjadinya nefritis !"!%&.'  i neara berkemban,

    lomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS) masih serin dijumpai dan

    merupakan penyebab lesi injal non supuratif terbanyak pada anak.* Sampai saat ini belum

    diketahui faktor"faktor yan menyebabkan penyakit ini menjadi berat, karena tidak ada

     perbedaan klinis dan laboratoris antara pasien yan jatuh ke dalam aal injal akut (GGA)

    dan yan sembuh sempurna.%  +anifestasi klinis yan berariasi menyebabkan insiden

     penyakit ini secara statistik tidak dapat ditentukan.-

    Glomerulonefritis akut yan palin serin terjadi pada anak di Neara berkemban

    adalah setelah infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus rup A, yaitu Glomerulonefritis

    Akut Pasca infeksi Streptokokus (GNAPS). +anifestasi klinis yan palin serin dari

    GNAPS berupa sindrom nefritik akut, manifestasi klinis lainnya dapat berupa sindrom

    nefrotik, atau lomerulonefritis proresif cepat.!

    +ekanisme yan terjadi pada GNAPS adalah suatu proses kompleks imun dimana

    antibodi dari tubuh akan bereaksi denan antien yan beredar dalam darah dan komplemen

    untuk membentuk suatu kompleks imun. ompleks imun yan beredar dalam darah

    dalamjumlah yan banyak dan /aktu yan sinkat melekat pada kapiler"kapiler lomerulus

    dan terjadi perusakan mekanis melalui aktiasi sistem komplemen, reaksi peradanan danmikrokoaulasi 0,1

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    2/32

    BAB II

    STATUS PASIEN

    II. 1 IDENTITAS PASIEN

     Nama 2 An. 3

    4mur 2 5 6ahun % Bulan '# 7ari

    8enis elamin 2 9aki"laki

    Aama 2 :slam

    Alamat 2 Bandunan

     Nama Ayah 2 6n. $ 4mur Ayah 2 *1 6ahun

    Pekerjaan Ayah 2 Petani

    Pendidikan Ayah 2 6idak tamat S

     Nama :bu 2 Ny. +

    4mur :bu 2 *% 6ahun

    Pekerjaan :bu 2 Petani

    Pendidikan :bu 2 6idak tamat S

     No. ;+ 2 5

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    3/32

    N, 29 thS, 25th22 th

    sekitar # menit. ejan diseluruh tubuh. emudian pasien muntah di :G satu kali, muntah

     berisi air.

    Riwayat Penyakit Dahulu 

    • ejan 2 isankal

    • Aleri makanan 2 isankal

    • Aleri obat 2 isankal

    • Batuk lama 2 isankal

    Riwayat Penyakit Kelua!a

    • Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri dan sudah diperiksakan ke

    dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala penyakit injal

    • iare 2 isankal

    • Aleri 2 isankal

    • Asma 2 isankal

    • eanasan 2 isankal

    Riwayat S"sial Ek"n"mi

    :bu dan ayah pasien bekerja sebaai petani. Biaya penobatan ditanun BP8S. esan

    ekonomi cukup.

    Silsilah Kelua!a

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    4/32

    eteranan 2

    > Perempuan

    > 9aki" laki

    > Pasien

    Riwayat Kehamilan #an Pesalinan

    G%P%A, anak kedua, lahir denan berat # ram secara spontan. $i/ayat kelahiran

    cukup bulan (5 Bulan), di bidan. Bayi lahir lansun menanis. 6idak ada ri/ayat kunin.

    Riwayat Petum$uhan #an Pekem$an!an

    o 6enkurap 2 # bulan

    o uduk 2 - bulano +erankak 2 0 bulan

    o +encoba berdiri 2 ! bulan

    o 8alan 2 !* bulan

    Riwayat %akanan

    " AS: sampai umur ' tahun

    " 4sia # bulan makan sayur dan nasi

    " 4sia 5 tahun pasien suka menkonsumsi makanan ciki dan minuman seperti es

    marimas jua mi instan. alam sehari bisa lebih dari dua kali konsumsi ciki dan es

    marimas.

    Riwayat Imunisasi

    :munisasi dasar lenkap.

     – :munisasi dasar 2

    • 7b? 2 sudah dilakukan saat baru lahir

    • B;G 2 !@, pada umur ! bulan

    • 7epatitis B 2 #@, pada umur '"#"* bulan

    • Polio 2 *@, pada umur !"'"#"*

    • P6 2 #@, pada umur '"#"*

    • 7iB 2 #@, pada umur '"#"*

    • ;ampak 2 !@, pada umur 5 bln

    II.2.2 Anamnesis Sistem

    a. Sistem &ee$"s'inal ( kejan dan penurunan kesadaran untuk

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    5/32

      pertama kalinya

    $. Sistem Ka#i")askula ( kebiruan pada bibir dan ujun" ujun

    ekstremitas saat menanis disankal

    *. Sistem Res'iasi ( ri/ayat sesak berulan disankal. $i/ayat batuk #

    minu disankal

    #. Sistem +ast"intestinal ( ri/ayat BAB ! = '@ sehari

    e. Sistem %uskul"skeletal ( ri/ayat demam disertai nyeri sendi disankal

    ,. Sistem Inte!umentum ( benkak pada kelopak mata dan kaki

    !. Sistem U"!enital ( BA tidak ada keluhan

    II.2.- Pemeiksaan isik 

    Status +enealisata

    Kea#aan Umum

    " eadaan 4mum 2 6ampak sakit berat

    " esadaran 2 elirium

    Tan#a /ital

    " Nadi 2 !!0 kalimenit (reuler, isi dan teanan cukup)

    " 6ekanan darah 2 !'1!!'

    "  Respiratory rate 2 #' kalimenit

    " Suhu 2 #0,!o

    ; (a@iller)Status +i0i

    • BB 2 '% k

    • 6B 2 !#! cm

    • 4mur 2 5 6ahun % Bulan '# 7ari

    +enurut C7? ;hild ro/th Standard '-

    BB4 2 "! S s.d "' S 2 GiDi baik 

    6B4 2 S s.d "! S 2 Pera/akan normal

    BB6B& (Caterlo/) 2 '% > 1-,' & 2 GiDi kuran  '5

    Pehitun!an kal"i

    alori 2 (! @ !) E (! @ %) E (% @ ') > !- kkalhari

    Protein 2 #kBBhari > #@'% > 0% ramhari

    Status Intenus

    Ke'ala ( Normocephal, rambut hitam tidak rontok, distribusi merata

    %ata ( Fdema palpebral (EE) onjuntia anemis (""), skleraikterik (""), cekun ("")

    @ !&

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    6/32

    " Hi#un! ( Sekret (""), napas cupin hidun (")

    " Telin!a ( Bentuk normal

    %ulut ( +ukosa mulut kerin (")

    Lehe ( Pembesaran GB (")

    Ten!!""k ( 6onsil dan farin tidak hiperemis

    Pau

    Ins'eksi ( eformitas ("), pererakan dada simetris,

    retraksi suprasternal (")

    " Pal'asi ( okal fremitus kanan>kiri, tidak ada nyeri tekan

    Pekusi ( Sonor di kedua lapan paru 

    Auskultasi ( Suara dasar esikuler (""), $honkhi (""), /heeDin (""),

    antun!

    Ins'eksi ( :ctus cordis tidak tampak 

    Pal'asi ( :ctus cordis tidak kuat ankat

    Pekusi ( Batas jantun dalam batas normal

    " Auskultasi ( S! S' murni reuler, tidak ada suara tambahan

    A$#"men 

    " Ins'eksi ( atar 

    " Auskultasi ( Bisin usus (E) normal

    " Pal'asi ( Supel, tidak teraba pembesaran hati dan limpa, nyeri tekan (")

    " Pekusi ( Bunyi timpani diseluruh lapan abdomen kecuali daerah hati

    Ekstemitas

    " Akral hanat, sianosis (""), petekie ("") edema pada dorsalis pedis (EE)

    Pemeiksaan Penun3an!

    1. La$"at"ium•  !# !! '!%

    Darah LengkapHemoglobin 9.6

    L

    13.5-17.5

    Lekosit 27.5 5-11Eritrosit 3.49 4.1-6.3

    Hematokrit 2. 37-47M!" 2.5 77-91

    M!H 27.5 24-3#M!H! 33.3 1#-16

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    7/32

    $%& 13. 1#-16 'rombosit 770

    H

    15#-4##

    (%& 12.2 1#-1

    M(" 6.9 7-11Lim)osit 2.0

    L

    1,5-6.5

    *aso+l #,1 #-#,2Eosino+l 0,2 #-#.6Monosit #.1 #-#.Netro+l 25.2 1.-7.5

    Lim)osit 7.3 L 25-4#Monosit #.3 L 2-*aso+l #.1 #-1

    Netro+l 91.6 5#-7#Eosino+l #.7 L 2-4

    (!' #.531 #.2-#.5

    Kimia Klinik lkosa

    se/akt

    114

    H

    6#-1##

    0rem 23.4 1#-5#reatinin #.71 #.62 - 1.1

    lbmin 3.17 L 3.4-5.2!holesterol 116

    HNatrim 136. 136-146alim 4.23 3.5-5.1!hloria 1#3.6 9-1#6

    !alsim 11 .2-11.#

    •  !*!!!%

    Darah LengkapHemoglobin 10.0

    L

    13.5-17.5

    Lekosit 25.5

    H

    5-11

    Eritrosit 3.59

    L

    4.1-6.3

    Hematokrit 29.4

    L

    37-47

    M!" 81.9 7791

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    8/32

    M!H 27.9 24-3#M!H! 34.# 1#-16$%& 13.1 1#-16

     'rombosit 727

    H

    15#-4##

    (%& 12.4 1#-1M(" 6.7 7-11

    Lim)osit 3.2 1,5-6.5*aso+l #,1 #-#,2

    Eosino+l #,1 #-#.6Monosit #.3 #-#.Netro+l 21.9

    H

    1.-7.5

    Lim)osit 12.7

    L

    25-4#

    Monosit 1.#

    L

    2-

    *aso+l #.2 #-1Netro+l 5.9

    H

    5#-7#

    Eosino+l #.2

    L

    2-4

    (!' #.45 #.2-#.5

    SEKES! D"# EKSKES!0$N $0'N

    &arna ningkerhan erh

    (rotein 0rine 2 1##8 Negati) lkosa rine Negati) Negati)  

    (H 5.# 5-9*ilibin rine Negati) Negati)  

    0robilinogen Negati) Negati)  *erat enis rin 1.#3# 1.###-1.#3#

    eton rine Negati) Negati) Lekosit Negati) Negati)  

    Eritrosit 3 2##8 Negati)  Nitrit Negati) Negati)  

    :eimenE;itel 2-3

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    9/32

    Lain-lain Negati)  

    •  !5!!!%

    SEKES! D"# EKSKES!0$N $0'N

    &arna ningekerhan erh

    (rotein 0rine Negati) Negati) lkosa rine Negati) Negati)  

    (H 6.5 5-9*ilirbin rine Negati) Negati)  0robilinogen Negati) Negati)  

    *erat enis rin 1.#2# 1.###-1.#3#

    eton rine Negati) Negati) Lekosit Negati) Negati)  

    Eritrosit 2 #8 Negati)  Nitrit Negati) Negati)  

    :eimenE;itel 1-3

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    10/32

    Ra#i"l"!i

    4SG Ginjal

    Ginjal kanan 2 ukuran mulai menecil , batas kortikomeduler ulai kabur, tak tampak batu

     pada ;S, tampak hiperaskularisasiGinjal iri 2 ukuran normal, batas kortikomeduler mulai kabur, pada ;S hiperaskularisasi

    rinan

    esica urinaria 2 dindin tak menebal, tepi reular 

    Kesan (

    Susp. Gambaran inflamasi kedua injal lomerulonephritis (kanankiri)

    II.- RESU%E

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    11/32

    Pasien datan denan keluhan penurunan kesadaran sejak * jam S+$S. # hari S+$S

     pasien batuk =batuk, muntah lebih dari % kali. +untah berisi air. BAB BA tidak ada keluhan

    mata benkak sejak # hari S+$S. !% menit S+$S pasien menalami kejan di mobil ketika

    akan di ba/a ke $S4 kejan selama sekitar ' menit, kejan diseluruh tubuh. Pasien

    kemudian menalami kejan kembali di :G sebanyak ' kali masin"masin selama sekitar #

    menit. ejan diseluruh tubuh. Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri dan

    sudah diperiksanakan ke dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala penyakit

    injal. Pada anamnesis system inteumentum diketahui benkak pada kelopak mata dan

    kaki. Pasien tampak sakit

     berat denan kesadaran delirium, nadi!!0 kalimenit (reuler, isi dan teanan cukup),

    tekanan darah !'1!!',  Respiratory rate #' kalimenit, status iDi adalah iDi kuran,

    terdapat edema pada palpebral dan dorsalis pedis kanan dan kiri. 7emolobin 5.- ,

    trombosit 00 , limfosit '.4 lukosa se/aktu !!* , albumin #.!0, cholesterol, !!-.

    II.5 DIA+N6SIS

    ianosis :G

    • Sindroma nefritik E obserasi kejan

    ianosis $uanan

    • GNAPS

    • 7ipertensi emerency

    II.7 PENATALAKSANAAN

    • '"# litermenit

    • Stesolid supp ! m (e@tra)

    • :nj.ondancentron H ampul (e@tra)

    • :nj. Iurosemid '@!% m

    •  Nifedipin # m sublinual

    • ;aptopril # m

    "ll"w u'

    Har

    i

    S $ " %

    1 *atk seak ** ? 25 kg i@i n)s EN 3 1#

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    12/32

    3 H :M$:

    (sing

    seak

    kemarinsore

    sam;ai

    sekarang

    $i/aAat

     ath -8

    Mal -8

    :sah

    makan

    (i;is

    krang

    lanBar

     '* ? 131 Bm

     '% ? 1#C4

    H$? 1#6 DC

    menit$$? 2#

    >Cmenit

     ' ? 37,1o!

    :tats gi@i ?

    i@i krang

    alori ?

    16##

    (rotein ? 75

    gram

     

    krang

    Hi;ertensi

    seang

    =bserasikeang

    ri/aAat8

    "ertigo

    t;m

    mo>san 3 > 5##

    mg

    (= ?(arasetamol 4 >

    375

    !a;to;ril 2 > 7,5

    mg

    Mertigo 3 > 1C2 tab

    %iit 3 > lnak

    alori ? 165# g

    (rotein ? 5# g

    0rin tam;ng,

    imbalanBe Bairan

    Ealasi 0C'" tia;

    4 am

    !ek arah

    lengka;,rem

    kreatinin, :'=,

    lbmin,

    Bholesterol,

    elektrolit2 (asien

    masih

    ;sing,

    batk 8

     ' ? 3,1 o!

     '% ? 11#C7#

    H$ ? 1#4 >C

    menit

    $$ ?

    22>Cmenit

    La;or hasil

    arah rtin,

    M%'

    0rem,

    N(: %%

    :N

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    (arasetamol 375

    mgC am bila

     'F3o!

    :inrom ne)ritik

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    13/32

    kreatinin,

    albmin,

    Bholesterol,

    Natrim,alim,

    !hloria,

    !alsim3 *atk 8

    (sing 8

     ' ? 39,1 o!

     '% ? 117C#

    H$ ? 1#6 >C

    menit

    $$ ?

    24>Cmenit

    alori 165#

    gram

    (rotein 5#

    gram

    N(: %%

    :N

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

     '>.lant

    4 NAeri

    ;inggang

    kiri, *

    sah

    sering

     '% ? 12#C93

    H$ ?

    >Cmenit

    $$ ? 35 >C

    menit

     ' ? 36,# o!

    ** ? 6,9

    0rin

    tam;ngtiak terlal

    kerh

    se;erti

    kemarin

    N(: %%

    :N

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    n)s EN 3 5

    t;m

    mo>san 3 > 5## i

    (= ?

    !a;to;ril 2>7,5 mg

    Mertigo 3 > G

    :;ironolakton 2 >

    G

    %iit 3 > lnakkalori 165# kkal,

    ;rotein 5# gram8

    3 > 2## BB

    0rin tam;ng,

    imbalanBe Bairan

    Ealasi 0C'" tia;

    4 am5 onsl H$ ? 2 a/aban konsl

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    14/32

    r.Enang,

    s;.

    Mntah 3

    kali saat 2 am Aang

    lal,

    mntah

    setelah

    makan,

    mntah

    berisi

    makanan,

    sakit

    ke;ala,

    ;inggang

    kanan kiri

    >Cmenit

    $$ ? 37,4

     '% ? 139C96

    r.Enang.s;.

    =nanBentron 2 >

    G am;l

    Ni)ei;ine 3 mgiberi sblingal ,

    ;anta '% an

    ;roksi rin an

    balans Bairan

    6 :akit

    ke;ala

    8 , batk

    8

    :akit

    ;inggang

    belakang

    tertama

    kiri

     '% ? 14C

    1#5

    Nai ?

    65>Cmenit

    Hasil 0: ?

    gambaran

    inIamasi

    ginal %%

    glomerlone

    )ritis, kanan

    F kiri

    N(: %%

    :N

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    n)s EN 3* 5

    t;m

    mo>san 3 > 5##

    mg i

    Jrosemi 2 > 15

    mg i

    (= !a;to;ril

    3>7,5

    :;i

    Ni)ei;ine

    sbingal 3 mg bila

     '% F9# mmHg

    (arasetamol 4 >

    25# mg

    alori 165# kkal

    (rotein 5# gram

    hari

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    15/32

    $enah garam

    (anta ''" tia; 4

     am7 NAeri

    ke;ala 8,

    nAeri

    ;inggang

    kiri sah

    berkran.

    Mal 8,

    mntah -8,

    bak 8

    ahak.

    H$ ? 6 >C

    menit

    $$ ? 25 >C

    menit

     '% ? 1#C75

     ' ? 36,3

    0rin am;ng

    *alans

    Bairan

    -13# BB

    N(:

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    n)s EN 3 5

    t;m

    mo>san 3 > 5##

    mg i8

    Jrosemi 2 > 15

    mg i8

    (= ? (arasetamol

    25# mg C 4 > 1

    !a;to;ril 2 > 7,5

    mg

    Ni)ei;in 3 mg

    sblingal bila

    iastol F9# mmHg

    Mertigo 3 > G NAeri

    ke;ala

    seikit

    NAeri

    ;inggang

    seikit

    Mal ika

    malam

    *atk 8

    H$ ? 5 > C

    menit

    $$ ? 24

    >Cmenit

     '% ? 95C6#

    mmHg

     ' ? 35, o!

    0rin tam;ng

    6## BB*alans

    Bairan

    -66 BB

    N(:

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    n)s EN 3 t;m

    mo>san 3 > 5##

    mg i8

    Jrosemi 2 > 15

    mg i8

    Mertigo 3 G tablet

    (= ? ;arasetamol

    25# mg 4 > 1

    !a;to;ril 2 > 7,5mg

    Ni)ei;ine 3mg

    sblingal bila

    iastol F9# mmHg9 :emalam

    masih

    seikit

    ;sing

    H$ ? 5 > C

    menit

    $$ ? 26 > C

    menit

    N(:

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    n)s EN 3 5

    t;m

    mo>san 3 > 5##

    mg i8 C am

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    16/32

    NAeri

    ;inggang

    -8

    *atk arang

     '% ? 1##C65

    mmHg

    *alans

    Bairan-416

    "ertigo Jrosemi 2 > 15

    mg i8

    Mertigo 3 > G

    (= ? (arasetamol25o mg 4>18

    !a;to;ril 2 > 7,5

    mg

    Ni)ei;ine 3 mg

    sblingal bila

    iastol F9# mmHg

    %iit ? 3 > lnak

    3 > 2## BB

    alori 165# kkal

    (rotein 5# gram

    D )oto thora>1# :akit

    ke;ala 8

    NAeri

    ;inggang

    -8

    Mal -8,

    mntah 1 >

    berisi

    makanan

    H$ ? 9 >C

    menit

    $$ ? 24 >C

    menit

     ' ? 36,6

    Lantkan tera;i

    11 (sing 8,

    batk 8,mntah 1 >

    kemarin

    H$ ? >C

    menit$$ ? 22>C

    menit

     '% ? 1##C7#

     ' ? 36o!

    N(:

    Hi;ertensiemergenB

    A

    "ertigo

    mo>san 3 > 5##

    ;o8Jrosemi 2 > 15

    mg ;o8

    Mertigo 3 > G

    (arasatemol 25#

    4>18

    !a;to;ril 2 > 7,5

    mgNi)ei;ine 3 mg

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    17/32

    sblingal bila

    iastol F9# mmHg

    %iit 3> lnak

    3 > 2## BB12 (sing

    seikit

    nAeri

    ;nggng

    -8

    *

    banAak

    H$ ? 9

    >Cmenit

    $$ ? 24

    >Cmenit

     '% ? 11#C7#

     ' ? 36,2 o!

    N(:

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    "ertigo

    mo>san 3 > 5##

    ;o8

    Jrosemi 2 > 15

    mg ;o8

    Mertigo 3 > G tab

    (arasetamol 25#

    mg 4>18

    !a;to;ril 2 > 7,5

    mg

    Ni)ei;ine 3 mg

    sblingal bila

    iastol F9# mmHg

    3 > 2## BB13 Masih

    ;sing

    seikit

    *

    banAak

     'erlihat

    akti) 

    H$ ? 6> C

    menit

    $$ ? 22> C

    menit

     '% ? 1##C7#

     ' ? 36o!

    N(:

    Hi;ertensi

    emergenB

    A

    Jrosemi 2 > 1#

    mg

    Mertigo 3>1C2 tab

    (arasetamol 25#

    mg 4>18

    !a;to;ril 2>7,5 mg

    14 (sing

    berkrag

    :ah

    tiak lemas

    H$ ?

    >Cmenit

    $$ ?

    22>Cmenit

     '% ? 11#C7#

    (= ?

    Jrosemi 2 > 1#

    mg

    Mertigo 3>1C2 tab

    (arasetamol 3 >

    25# mg

    !a;to;ril 2>7,5 mg

    PR6+N6SIS

    Juo ad itam 2 dubia

    Juo ad Sanationam 2 dubia ad bonam

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    18/32

    Juo ad Iunctionam 2 dubia ad bonam

    BAB IITINAUAN PUSTAKA

    De,inisi

    Glomerulonefritis akut jua disebut denan lomerulonefritis akut post sterptokokus

    (GNAPS) adalah suatu proses radan non"supuratif yan menenai lomeruli, sebaai akibat

    infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus rup A, tipe nefritoenik di tempat lain.

    Penyakit ini serin menenai anak"anak.5

    Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunolois pada injal terhadap

     bakteri atau irus tertentu.Kan serin terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.

    Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yan dipakai untuk menjelaskan berbaai raam

     penyakit injal yan menalami proliferasi dan inflamasi lomerulus yan disebabkan oleh

    suatu mekanisme imunolois. Sedankan istilah akut (lomerulonefritis akut) mencerminkan

    adanya korelasi klinik selain menunjukkan adanya ambaran etioloi, patoenesis, perjalanan

     penyakit dan pronosis.',5

    E'i#emi"l"!i

    :ndonesia pada tahun !55%, melaporkan adanya !0 pasien yan dira/at di rumah sakit

     pendidikan dalam !' bulan. Pasien terbanyak dira/at di Surabaya ('-,%&), kemudian disusul

     berturut"turut di 8akarta ('*,0&), Bandun (!0,-&), dan Palemban (1,'&). Pasien laki"laki

    dan perempuan berbandin ' 2 ! dan terbanyak pada anak usia antara -"1 tahun (*,-&).'

    Eti"l"!i

    Biasanya didahului oleh suatu penyakit infeksi pada saluran pernapasan baian atas,

    misalnya pharynitis atau tonsillitis dan penyakit kulit.

    Sebaian besar (0%&) lomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi

    saluran pernapasan baian atas, yan disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus

    rup A tipe !, #, *, !', !1, '%, *5. Sedan tipe ', *5, %%, %-, %0 dan - menyebabkan infeksi

    kulit 1"!* hari setelah infeksi streptokokus, timbul ejala"ejala klinis. :nfeksi kuman

    streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya lomerulonefritis akut paska

    streptokokus berkisar !"!%&.5

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    19/32

    Streptococcus ini dikemukakan pertama kali oleh 9ohlein pada tahun !50 denan

    alasan bah/a 2

    !. 6imbulnya GNA setelah infeksi skarlatina

    '. iisolasinya kuman Streptococcus beta hemolyticus olonan A

    #. +eninkatnya titer anti"streptolisin pada serum penderita.

    +unkin faktor iklim, keadaan iDi, keadaan umum dan faktor aleri mempenaruhi

    terjadinya GNA setelah infeksi denan kuman Streptococcuss. Ada beberapa penyebab

    lomerulonefritis akut, tetapi yan palin serin ditemukan disebabkan karena infeksi dari

    streptokokus, penyebab lain diantaranya2',5

    !. Bakteri 2 streptokokus rup ;, meningococcocus, Sterptoccocus Viridans,

    Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus, Salmonella

    typhi dll

    '. irus 2 hepatitis B, aricella, accinia, echoirus, paroirus, influenDa, parotitis

    epidemika dl

    #. Parasit 2 malaria dan toksoplasma

    Ste't"k"kus

    Sterptokokus adalah bakteri ram positif berbentuk bulat yan secara khas membentuk 

     pasanan atau rantai selama masa pertumbuhannya. +erupakan olonan bakteri yan

    heteroen. 9ebih dari 5& infeksi streptokkus pada manusia disebabkan oleh Streptococcus

    hemolisis L kumpulan A. umpulan ini diberi spesies nama S. pyogenes.%,5

    S. pyogenes L"hemolitik olonan A meneluarkan dua hemolisin, yaitu2

    a. Ste't"lisin 6

    Sterptolisin ? adalah suatu protein (B+ -.) yan aktif menhemolisis dalam keadaan

    tereduksi (mempunyai uus"S7) tetapi cepat menjadi tidak aktif bila ada oksien.

    Sterptolisin ? bertanun ja/ab untuk beberapa hemolisis yan terlihat ketika

     pertumbuhan dipoton cukup dalam dan dimasukkan dalam biakan pada lempen aar 

    darah. Sterptolisisn ? berabun denan antisterptolisin ?, suatu antibody yan timbul

     pada manusia setelah infeksi oleh setiap sterptokokus yan menhasilkan sterptolisin ?.

    antibody ini menhambat hemolisis oleh sterptolisin ?. fenomena ini merupakan dasar tes

    kuantitatif untuk antibody. 6iter serum antisterptolisin ? (AS?) yan melebihi !-"'

    unit dianap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi sterptokokus yan baru saja

    terjadi atau adanya kadar antibodi yan tetap tini setelah seranan infeksi pada oran

    yan hipersensitifitas.

    $. Ste't"lisin S

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    20/32

    Sterptolisin S Adalah Dat penyebab timbulnya Done hemolitik disekitar koloni sterptokokus

    yan tumbuh pada permukaan lempen aar darah. Sterptolisin S bukan antien, tetapi Dat

    ini dapat dihambat oleh penhambat non spesifik yan serin ada dalam serum manusia

    dan he/an dan tidak berantun pada penalaman masa lalu denan sterptokokus.

    Bakteri Sterptokokus hidup pada manusia di tenorokan dan jua kulit. Penyakit yan

    serin disebabkan diantaranya adalah farinitis, demam rematik dan lomerulonefritis.

    Pat"mekanisme

    Sebenarnya bukan sterptokokus yan menyebabkan kerusakan pada injal. idua

    terdapat suatu antibodi yan ditujukan terhadap suatu antien khusus yan merupakan unsur 

    membran plasma sterptokokal spesifik. 6erbentuk kompleks antien"antibodi didalam darah

    dan bersirkulasi kedalam lomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperankap

    dalam membran basalis. Selanjutnya komplomen akan terfiksasi menakibatkan lesi dan

     peradanan yan menarik leukosit polimorfonuklear (P+N) dan trombosit menuju tempat

    lesi. Iaositosis dan pelepasan enDim lisosom jua merusak endothel dan membran basalis

    lomerulus (:GB+). Sebaai respon terhadap lesi yan terjadi timbul proliferasi sel"sel

    endotel yan diikuti sel"sel mesanium dan selanjutnya sel"sel epitel. Semakin meninkatnya

    kebocoran kapiler romelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke

    dalam urine yan sedan dibentuk oleh injal menakibatkan proteinuria dan hematuria.

    Aaknya kompleks komplomen antien"antibodi inilah yan terlihat sebaai nodul"nodul

    subepitel pada mikroskop elektron dan sebaai bentuk ranular dan berbunkah"bunkah

     pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan cahaya lomerulus tampak 

    membenkak dan hiperseluler disertai inasi P+N.%

    +enurut penelitian yan dilakukan penyebab infeksi pada lomerulus akibat dari reaksi

    hipersensiitas tipe :::. ompleks imun (antien"antibodi yan timbul dari infeksi)

    menendap di membran basalis lomerulus. Aktiasi komplomen yan menyebabkandestruksi pada membran basalis lomerulus.%,-,0

    ompleks"kompleks ini menakibatkan komplemen yan dianap merupakan

    mediator utama pada cedera. Saat sirkulasi melalui lomerulus, kompleks"kompleks ini dapat

    tersebar dalam mesanium, dilokalisir pada subendotel membran basalis lomerulus sendiri,

    atau menembus membran basalis dan terperankap pada sisi epitel. Baik antien atau

    antibodi dalam kompleks ini tidak mempunyai hubunan imunolois denan komponen

    lomerulus. Pada pemeriksaan mikroskop elektron cedera kompleks imun, ditemukan

    endapan"endapan terpisah atau umpalan karateristik paa mesanium, subendotel, dan

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    21/32

    epimembranosa. enan miskroskop imunofluoresensi terlihat pula pola nodular atau

    ranular serupa, dan molekul antibodi seperti :G, :+ atau :A serta komponen"komponen

    komplomen seperti ;#,;* dan ;' serin dapat diidentifikasi dalam endapan"endapan ini.

    Antien spesifik yan dila/an oleh imunolobulin ini terkadan dapat diidentifikasi.

    7ipotesis lain yan serin disebut adalah neuraminidase  yan dihasilkan oleh

    Streptokokus, merubah :G menjadi autoantigenic.  Akibatnya, terbentuk autoantibodi

    terhadap :G yan telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam

    sirkulasi darah yan kemudian menendap di injal.

    Streptokinase yan merupakan sekret protein, didua jua berperan pada terjadinya

    GNAPS. Sreptokinase mempunyai kemampuan merubah plasminoen menjadi plasmin.

    Plasmin ini didua dapat menaktifkan sistem komplemen sehina terjadi cascade dari

    sistem komplemen.

    Pola respon jarinan terantun pada tempat deposit dan jumlah kompleks yan

    dideposit. Bila terutama pada mesanium, respon munkin minimal, atau dapat terjadi

     perubahan mesaniopatik berupa ploriferasi sel"sel mesanial dan matrik yan dapat meluas

    diantara sel"sel endotel dan membran basalis, serta menhambat funsi filtrasi simpai kapiler.

    8ika kompleks terutama terletak subendotel atau subepitel, maka respon cenderun berupa

    lomerulonefritis difusa, serinkali denan pembentukan sabit epitel. Pada kasus penimbunan

    kronik kompleks imun subepitel, maka respon peradanan dan proliferasi menjadi kuran

    nyata, dan membran basalis lomerulus beransur" ansur menebal denan masuknya

    kompleks"kompleks ke dalam membran basalis baru yan dibentuk pada sisi epitel.

    +ekanisme yan bertanun ja/ab terhadap perbedaan distribusi deposit kompleks

    imun dalam lomerulus sebaian besar tidak diketahui, /alaupun demikian ukuran dari

    kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan utama. ompleks"kompleks kecil

    cenderun menembus simpai kapiler, menalami areasi, dan berakumulasi sepanjan

    dindin kapiler di ba/ah epitel, sementara kompleks"kompleks berukuran sedan tidak 

    sedemikian mudah menembus membran basalis, tapi masuk ke mesanium. ompleks jua

    dapat berlokalisasi pada tempat"tempat lain.',%

    8umlah antien pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, misal antien

     bakteri dapat dimusnahkan denan mekanisme pertahanan penjamu atau denan terapi

    spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks"kompleks imun dalam lomerulus

    terbatas dan kerusakan dapat rinan dan berlansun sinkat, seperti pada lomerulonefritis

    akut post steroptokokus.%

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    22/32

    7asil penyelidikan klinis=imunolois dan percobaan pada binatan menunjukkan adanya

    kemunkinan proses imunolois sebaai penyebab. Beberapa penyelidik menajukan

    hipotesis sebaai berikut2-,0,5

    !. 6erbentuknya kompleks antien"antibodi yan melekat pada membrana basalis

    lomerulus dan kemudian merusaknya.

    '. Proses auto"imun kuman Streptococcus yan nefritoen dalam tubuh menimbulkan

     badan autoimun yan merusak lomerulus.

    #. Streptococcus nefritoen dan membran basalis lomerulus mempunyai komponen

    antien yan sama sehina dibentuk Dat anti yan lansun merusak membrana basalis

    injal.

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    23/32

    +e3ala Klinis

    Gambaran klinis dapat bermacam"macam. adan"kadan ejala rinan tetapi tidak 

     jaran anak datan denan ejala berat. erusakan pada rumbai kapiler romelurus

    menakibatkan hematuriakencin ber/arna merah dain (Gross) dan albuminuria, seperti

    yan telah dikemukakan sebelumnya. 4rine munkin tampak kemerah"merahan atau seperti

    kopi. adan"kadan disertai edema rinan yan terbatas di sekitar mata atau di seluruh

    tubuh. 4mumnya edema berat terdapat pada oliuria dan bila ada aal jantun. Fdema yan

    terjadi berhubunan denan penurunan laju filtrasi lomerulus (9IGGI$) yan

    menakibatkan ekskresi air, natrium, Dat"Dat nitroen munkin berkuran, sehina terjadi

    edema dan aDotemia. Peninkatan aldosteron dapat jua berperan pada retensi air dan

    natrium. i pai hari serin terjadi edema pada /ajah terutama edem periorbita, meskipun

    edema palin nyata dibaian anota ba/ah tubuh ketika menjelan sian. erajat edema

     biasanya terantun pada berat peradanan elmurulus, apakah disertai denan payah jantun

    konestif, dan seberapa cepat dilakukan pembatasan aram.#,*,%,1,5,!

    7ipertensi terdapat pada -"0& anak denan GNA pada hari pertama, kemudian pada

    akhir minu pertama menjadi normal kembali. Bila terdapat kerusakan jarinan injal, maka

    tekanan darah akan tetap tini selama beberapa minu dan menjadi permanen bila keadaan

     penyakitnya menjadi kronis. Suhu badan tidak seberapa tini, tetapi dapat tini sekali pada

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    24/32

    hari pertama. adan"kadan ejala panas tetap ada, /alaupun tidak ada ejala infeksi lain

    yan mendahuluinya. Gejala astrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi

    dan diare tidak jaran menyertai penderita GNA.

    7ipertensi selalu terjadi meskipun peninkatan tekanan darah munkin hanya sedan.

    7ipertensi terjadi akibat ekspansi olume cairan ekstrasel (F;I) atau akibat asospasme

    masih belum diketahui denan jelas.%,5,!

    ?liuria tidak serin dijumpai, terdapat pada %"!& kasus GNAPS denan produksi

    urin kuran dari #% mlm'hari. ?liuria terjadi bila funsi injal menurun atau timbul

    keaalan injal akut. Seperti ejala edema, hematuria, hipertensi, oliuria umumnya timbul

    dalam minu pertama dan menhilan bersamaan denan timbulknya diuresis pada akhir minu pertama. ?liuria bisa pula menjadi anuria yan menunjukkan adanya kerusakan

    lomerulus yan berat denan pronosis yan jelek.

    Gejala sistem kardioaskuler antara lain konesti sirkulasi yan terjadi pada '"0&

    kasus GNAPS. ahulu didua konesti sirkulasi terjadi akibat hipertensi atau miokarditis,

    tetapi ternyata dalam klinik konesti tetap terjadi /alaupun tidak ada hipertensi atau ejala

    miokarditis. :ni berarti bah/a konesti terjadi bukan karena hipertensi atau miokarditis tetapi

    didua akibat retensi Na dan air sehina terjadi hiperolemia.

    Fdema paru merupakan ejala yan palin serin terjadi akibat konesti sirkulasi.

    elainan ini bisa bersifat asimptomatik, artinya hanya terlihat secara radiolois. Gejala klinik 

    adalah batuk dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik terdenar ronki.#,*,%,5

    Pemeiksaan 'enun3an! 

    4rinalisis

    4rinalisis menunjukkan adanya proteinuria (E! sampai E*). Secara kuantitatif proteinuria

     biasanya kuran dari ' ramm''* jam, tetapi pada keadaan tertenu dapat melebihi jumlah

    tersebut.

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    25/32

    7ematuria mikroskopik ditemukan hampir pada %& penderita. Adanya eritrosit dalam

    urin merupakan tanda pentin untuk melacak lebih lanjut kemunkinan suatu

    lomerulonefritis. Beitu pula denan torak eritrosit yan ditemukan pada -"1%& kasus

    GNAPS. Adanyatorak eritrosit ini menunjukkan adanya suatu peradanan lomerulus.

    Calaupun beitu bentuk torak ini bisa pula dijumpai pada penyakit injal lain seperti

    Acute tubular Necrosis.

    Adanya infeksi sterptokokus harus dicari denan melakukan biakan tenorok dan

    kulit. Biakan munkin neatif apabila telah diberi antimikroba. Beberapa uji serolois

    terhadap antien sterptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara

    lain antisterptoDim, AS6?, antihialuronidase (A7 ase), dan anti nase B (A Nase"B).

    Skrinin antisterptoDim cukup bermanfaat oleh karena mampu menukur antibodi

    terhadap beberapa antien sterptokokus. 6iter anti sterptolisin ? munkin meninkat pada

    0%"1& pasien denan GNAPS denan farinitis, meskipun beberapa starin sterptokokus

    tidak memproduksi sterptolisin ?. Sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antien

    sterptokokus. Bila semua uji serolois dilakukan, lebih dari 5& kasus menunjukkan

    adanya infeksi sterptokokus. 6iter AS6? meninkat ( ') pada hanya %& kasus, tetapi

    antihialuronidase atau antibodi yan lain terhadap antien sterptokokus biasanya positif.

    Pada a/al penyakit titer antibodi sterptokokus belum meninkat, hina sebaiknya uji titer 

    dilakukan secara seri. enaikan titer '"# kali berarti adanya infeksi.!,0,1,5,!

    Penurunan ;# sanat mencolok pada pasien lomerulonefritis akut

     pascastreptokokus denan kadar antara '"* mdl (hara normal %"!* m.dl).

    Penurunan ;# tidak berhubunan denann parahnya penyakit dan kesembuhan. adar 

    komplomen akan mencapai kadar normal kembali dalam /aktu -"1 minu. Penamatan

    itu memastikan dianosa, karena pada lomerulonefritis yan lain yan jua menunjukkan

     penuruanan kadar ;#, ternyata berlansun lebih lama.

    riolobulin jua ditemukan GNAPS dan menandun :G, :+ dan ;#.

    kompleks imun bersirkulasi jua ditemukan. 6etapi uji tersebut tidak mempunyai nilai

    dianostik dan tidak perlu dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasien.-,1,5,!

    Penatalaksanaan

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    26/32

    6idak ada penobatan yan khusus yan mempenaruhi penyembuhan kelainan di

    lomerulus. 

    !. :stirahat

    :stirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai komplikasi yan biasanya timbul dalam

    minu pertama perjalanan penyakit GNAPS. Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lai

    istirahat di tempat tidur tetapi tidak diiDinkan keiatan seperti sebelum sakit. kini penderita

    dipulankan sesudah !"!* hari pera/atan denan syarat tidak ada komplikasi dan

    kelainanlaboratorium urin yan masih ada dilakukan penamatan lanjut pada /aktu

     berobat jalan.

    '. Pemberian penisilin pada fase akut.

    Pemberian antibiotika ini tidak mempenaruhi beratnya lomerulonefritis, melainkan

    menurani menyebarnya infeksi Streptococcus yan munkin masih ada. Pemberian

     penisilin ini dianjurkan hanya untuk ! hari, sedankan pemberian profilaksis yan lama

    sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat

    imunitas yan menetap. Secara teoritis seoran anak dapat terinfeksi lai denan kuman

    nefritoen lain, tetapi kemunkinan ini sanat kecil sekali. Pemberian penisilin dapat

    dikombinasi denan amoksislin % mk BB dibai # dosis selama ! hari. 8ika aleri

    terhadap olonan penisilin, dianti denan eritromisin # mk BBhari dibai # Mdosis.

    ;efi@im pada anak !"* tahun !mhari dibai dalam ' dosis,usia %"! tahun 'mhari

    dibai dalam ' dosis,! tablet menandun 'm.

    Iurosemide inj. ,%"-mk,oral !"'mk(-"1 jam bila perlu)

    Prednison !"' mkhari.

    #. iet

    8umlah aram yan diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan makanan

    tanpa aram, sedankan bila edema rinan, pemberian aram dibatasi sebanyak ,%"!

    hari. Protein dibatasi bila kadar ureum menini, yaitu sebanyak ,%"! kbbhari.

    Asupan cairan harus diperhitunkan denan baik, terutama pada penderita oliuria atau

    anuria, yaitu jumlah cairan yan masuk harus seimban denan peneluaran, berarti

    asupan cairan > jumlah urin E insensible water loss ('"'% mlkbbhari) E jumlah

    keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (! mlkbbhari). +akanan lunak 

    diberikan pada penderita denan suhu tini dan makanan biasa bila suhu telah normal

    kembali. Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan :I denan larutan lukosa !&.

    Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan denan kebutuhan,

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    27/32

    sedankan bila ada komplikasi seperti aal jantun, edema, hipertensi dan oliuria, maka

     jumlah cairan yan diberikan harus dibatasi.1,5,!

    *. Simptomatik 

    a. Bendunan sirkulasi

    7al palin pentin dalam menanani sirkulasi adalah pembatasan cairan, denan kata lain

    asupan harus sesuai denan keluaran. Bila terjadi edema berat atau tanda"tanda edema paru

    akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis

     peritoneal.

     b. 7ipertensi

    6idak semua hipertensi harus mendapat penobatan. Pada hipertensi rinan denan istirahat

    cukup dan pembatasan cairan yan baik, tekanan darah bisa kembali normal dalam /aktu !minu. Pada hipertensi sedan atau berat tanpa tanda"tanda serebral dapat diberi kaptopril

    (,#"' mkbbhari) atau furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat"obat tersebut

    diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat jua diberi nifedipin secara sublinual

    denan dosis ,'%",% mkbbhari yan dapat diulani setiap #"- menit bila diperlukan.

    Pada hipertensi berat atau hipertensi denan ejala serebral (ensefalopati hipertensi) dapat

    diberi klonidin (,'",- mkbb) yan dapat diulani hina # kali atau diaDo@ide %

    mkbbhari secara intraena (:.). edua obat tersebut dapat diabun denan furosemid

    (! = # mkbb)..

    c. Ganuan injal akut

    7al pentin yan harus diperhatikan adalah pembatasan cairan, pemberian kalori yan cukup

    dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi natrium bikarbonat dan bila

    terdapat hiperkalemia diberi ;a lukonas atau aye@alate untuk menikat kalium.

    Bila anuria berlansun lama (%"0 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam

    darah denan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambun dan

    usus (tindakan ini kuran efektif, tranfusi tukar). Bila prosedur di atas tidak dapat dilakukan

    oleh karena kesulitan teknis, maka peneluaran darah ena pun dapat dikerjakan dan

    adakalanya menolon jua.

    iurektikum dulu tidak diberikan pada lomerulonefritis akut, tetapi akhir"akhir ini

     pemberian furosemid (9asi@) secara intraena (! mkbbkali) dalam %"! menit tidak 

     berakibat buruk pada hemodinamika injal dan filtrasi lomerulus ($epetto dkk, !50').

    Bila timbul aal jantun, maka diberikan diitalis, sedatia dan oksien.*,%,5

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    28/32

    K"m'likasi

    Ada beberapa komplikasi yan dapat terjadi2 !,*,%

    !. ?liuria sampai anuria yan dapat berlansun '"# hari. 6erjadi sebaia akibat

     berkurannya filtrasi lomerulus. Gambaran seperti insufisiensi injal akut denan uremia,

    hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Calau aliuria atau anuria yan lama jaran

    terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum kadan"kadan di

     perlukan.

    '. Fnsefalopati hipertensi yan merupakan ejala serebrum karena hipertensi. 6erdapat

    ejala berupa anuan penlihatan, pusin, muntah dan kejan"kejan. :ni disebabkan

    spasme pembuluh darah lokal denan anoksia dan edema otak.

    #. Ganuan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran

     jantun dan menininya tekanand arah yan bukan saja disebabkan spasme pembuluh

    darah, melainkan jua disebabkan oleh bertambahnya olume plasma. 8antun dapat

    memberas dan terjadi aal jantun akibat hipertensi yan menetap dan kelainan di

    miokardium.

    *. Anemia yan timbul karena adanya hiperolemia di sampin sintesis eritropoetik 

    yan menurun.

    P"!n"sis

    Glomerulonefritis akut pasca streptokok pada anak"anak mempunyai pronosis baik,

     penyembuhan sempurna dapat mencapai 55& dan kematian kuran dari !&. Sebaian besar 

     pasien akan sembuh sempurna, tetapi %& di antaranya menalami perjalanan penyakit yan

    memburuk denan cepat pembentukan kresen pada epitel lomerulus. Anka kematian dari

    GNA pada kelompok usia yan palin serin terkena, pasien anak"anak, telah dilaporkan "

    0&.

    asus sporadis nefritis akut serin berkemban menjadi bentuk yan kronis.

    Perkembanan ini terjadi pada sebanyak #& dari pasien de/asa dan !& dari pasien anak.

    GN merupakan penyebab palin umum dari aal injal kronis ('%&).

    Pada GNAPS, pronosis janka panjan yan umumnya baik. 9ebih dari 51& dari

    indiidu tidak menunjukkan ejala setelah % tahun, denan aal injal kronis dilaporkan !"

    #&.

    alam seminu atau lebih onset, kebanyakan pasien denan GNAPS mulai

    menalami resolusi spontan retensi cairan dan hipertensi. 6inkat ;# dapat kembali normal

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    29/32

    dalam /aktu 1 minu setelah tanda pertama GNAPS. Proteinuria dapat bertahan selama -

     bulan dan hematuria mikroskopik hina ! tahun setelah onset nefritis.

    Akhirnya, semua kelainan kemih harus menhilan, hipertensi harus mereda, dan

    funsi injal harus kembali normal. Pada oran de/asa denan GNAPS, pemulihan penuh

    funsi injal dapat diharapkan hanya dalam /aktu setenah dari pasien, dan pronosis suram

     pada pasien denan diabetes lomerulosclerosis mendasarinya. Beberapa pasien denan

    nefritis akut menembankan aal injal proresif cepat.

    Sekitar !%& dari pasien pada # tahun dan '& dari pasien pada 0"! tahun munkin

    memiliki proteinuria persisten rinan. Pronosis janka panjan belum tentu berbahaya.

    Beberapa pasien munkin menembankan hipertensi, proteinuria, dan insufisiensi injal

    selama !"* tahun setelah penyakit a/al. :munitas terhadap protein + adalah tipe"spesifik,

    tahan lama, dan pelindun. Fpisode berulan dari GNAPS karena itu tidak biasa.

    Pronosis untuk GN pascainfeksi nonstreptococcal terantun pada aen yan

    mendasari, yan harus diidentifikasi dan ditanani. 4mumnya, pronosis yan lebih buruk 

     pada pasien denan proteinuria berat, hipertensi berat, dan peninkatan yan sinifikan dari

    tinkat kreatinin. Nefritis terkait denan methicillin"resistant Staphylococcus aureus (+$SA)

    dan infeksi kronis biasanya sembuh setelah penobatan infeksi.

    Penyebab lain GNA memiliki hasil yan berariasi dari pemulihan lenkap untuk 

    menyelesaikan aal injal. Pronosis terantun pada penyakit yan mendasarinya dan

    kesehatan keseluruhan dari pasien. 6erjadinya komplikasi kardiopulmoner atau neurolois

    memperburuk pronosis.0,5,!

    Gambar 5. Resolusi pada kasus G!PS berdasarkan

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    30/32

    BAB I/

    PE%BAHASAN

    Pasien datan denan keluhan penurunan kesadaran sejak * jam S+$S. # hari

    S+$S pasien batuk =batuk, muntah lebih dari % kali. :nfeksi saluran pernapasan atas

    merupakan salah satu ejala dari GNAPS. +untah berisi air. BAB BA tidak ada

    keluhan mata benkak sejak # hari S+$S. +enandakan adanya edema palpebral

    yan merupakan ambaranklinis dari GNAPS. !% menit S+$S pasien menalami

    kejan di mobil ketika akan di ba/a ke $S4 kejan selama sekitar ' menit, kejan

    diseluruh tubuh. ejan dapat dikarenakan tekanan darah pasien yan tini. Pasien

    kemudian menalami kejan kembali di :G sebanyak ' kali masin"masin selama

    sekitar # menit. ejan diseluruh tubuh. Setelah sadar pasien meneluhkankepalanya terasa berputar. Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri

    dan sudah diperiksanakan ke dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala

     penyakit injal. Pada anamnesis sistem inteumentum diketahui benkak pada

    kelopak mata dan kaki.

    Pasien tampak sakit berat denan kesadaran delirium, nadi!!0 kalimenit

    (reuler, isi dan teanan cukup), tekanan darah !'1!!',  Respiratory rate #'

    kalimenit, status iDi adalah iDi kuran, terdapat edema pada palpebral dan dorsalis

     pedis kanan dan kiri. 7emolobin 5.- , trombosit 00 , limfosit '.4  lukosa

    se/aktu !!* , albumin #.!0, cholesterol, !!-.

    Berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjan pasien

    didianosa GNAPS , hipertensi emerency, ertio.

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    31/32

    DATAR PUSTAKA

    !. 7ay, Cilliam C, +. '#. Pediatric ianosis and 6reatment Fdisi ke"enam

     belas. Penerbit +cGra/"7ill (Asia). Sinapura. h -51 = -55.

    '. 7ricik F, ;hun"Park +, Sedor 8$. Glomerulonephritis. N Fnl 8 +ed.

    !551##5(!#)2111"55.

    #. 7usein, A, dkk. '', Buku Ajar Nefroloi Anak. Fdisi kedua. Penerbit :katan

    okter Anak :ndonesia. 8akarta. h #*%"#%#.

    *. :lmu esehatan Anak Nelson, ', ol #, ed Cahab, A. Samik, Fd !%,

    Glomerulonefritis akut pasca streptokokus, FG;, 8akarta, h !1!#"!1!*.

    %. Price, Sylia A, !55% Patofisioloi 2konsep klinis proses"proses penyakit, ed

    *, FG;, 8akarta. h 1'0"1'5-. Simckes A+, SpitDer A. Poststreptococcal acute lomerulonephritis. Pediatr 

    $e.!55%!-(0)2'01"5.

    0. Smith 8+, IaiDan +, Fddy AA. 6he child /ith acute nephritis syndrome.

    alam2 Cebb N,Postleth/aite $, penyuntin. ;linical paediatric

    nephroloy.edisi ke"#. Ne/ Kork2 ?@ford'#. h. #-0"1.

    1. Soeparman O Sar/ono Capadji. !55. :lmu Penyakit alam. 8akarta. Balai

    Penerbit I4:. hal. '0*"'1.

    8. Sudoyo, Aru C. dkk. Buku Ajar :lmu Penyakit alam. 8ilid :: Fdisi , 8akarta2

    :nterna Publishin Pusat Penerbitan :lmu Penyakit alam, h '0*"'1!.

    !. Syaifullah, +uhammad. ''. Buku Ajar Nefroloi Anak . Fdisi '. 8akarta2

    Balai Penerbit I4:. h #'#.

    !!. $odriueD B, +eDDano S. Acute postinfectious lomerulonephritis. alam2

    Aner F,!'. 7armon CF, Niaudet P, Kashika/a N, penyuntin. Pediatric nephroloy. edisi

    ke"-. Berlin2 Spriner '5. h. 0*#"%%.!#. Smith 8+, IaiDan +, Fddy AA. 6he child /ith acute nephritis syndrome.

    alam2 Cebb N, Postleth/aite $, penyuntin. ;linical paediatric nephroloy.

    edisi ke"#. Ne/ Kork2 ?@ford '#. h. #-0"1.!*. 7ricik F, ;hun"Park +, Sedor 8$. Glomerulonephritis. N Fnl 8 +ed.

    !551##5(!#)2111"55.

  • 8/18/2019 3. GNA - Mesi

    32/32

    !%. 6rais 9B, alia. Acute nephritic syndrome. alam2 Posleth/aite $8,

     penyuntin. ;linical pediatric nephroloy. Fdisi ke"'. ?@ford2 Butter/orth"

    7einemann, !55*. h. '!"5.

    !-. Sekar/ana 7N. $ekomendasi mutahir tatalaksana lomerulonefritis akut pasca streptokokus. alam2 Aditia/ati, Bahrun , 7erman F, Prambudi $,

     penyuntin. Buku naskah lenkap simposium nefroloi ::: dan simposium

    kardioloi . :katan okter Anak :ndonesia Palemban, '!. h. !*!"-'.

    !0. Noer +S. Glomerulonefritis. alam2 Alatas 7, 6ambunan 6, 6rihono PP,

    Pardede S?, penyuntin. Buku ajar nefroloi anak. Fdisi ke"'. 8akarta2 Balai

    Penerbit I4:, ''. h. #*%"%#.

    !1. Geetha . Glomerulonephritis, poststreptococcal. Aailable from2

    http2///.e+edicine  lomerulonephritis, poststreptococcal. Acessed on2!'th 8un '%.

    !5. inen ;S, ?lieira BG. Acute lomerulonephritis. Postraduated +edical

    8ournal '#052'-"!#.

    http://www.emedicine/http://www.emedicine/