3. GNA - Mesi
Transcript of 3. GNA - Mesi
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
1/32
BAB 1
PENDAHULUAN
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) dapat terjadi secara sporadik
ataupun epidemik. Biasanya kasus terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah, berkaitan
denan hiiene yan kuran baik dan jauh dari tempat pelayanan kesehatan.!"# $isiko
terjadinya nefritis %& dari infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus rup A yan
menyeran tenorokan sampai '%& yan menyeran kulit (pioderma),! sedankan tanpa
melihat tempat infeksi risiko terjadinya nefritis !"!%&.' i neara berkemban,
lomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS) masih serin dijumpai dan
merupakan penyebab lesi injal non supuratif terbanyak pada anak.* Sampai saat ini belum
diketahui faktor"faktor yan menyebabkan penyakit ini menjadi berat, karena tidak ada
perbedaan klinis dan laboratoris antara pasien yan jatuh ke dalam aal injal akut (GGA)
dan yan sembuh sempurna.% +anifestasi klinis yan berariasi menyebabkan insiden
penyakit ini secara statistik tidak dapat ditentukan.-
Glomerulonefritis akut yan palin serin terjadi pada anak di Neara berkemban
adalah setelah infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus rup A, yaitu Glomerulonefritis
Akut Pasca infeksi Streptokokus (GNAPS). +anifestasi klinis yan palin serin dari
GNAPS berupa sindrom nefritik akut, manifestasi klinis lainnya dapat berupa sindrom
nefrotik, atau lomerulonefritis proresif cepat.!
+ekanisme yan terjadi pada GNAPS adalah suatu proses kompleks imun dimana
antibodi dari tubuh akan bereaksi denan antien yan beredar dalam darah dan komplemen
untuk membentuk suatu kompleks imun. ompleks imun yan beredar dalam darah
dalamjumlah yan banyak dan /aktu yan sinkat melekat pada kapiler"kapiler lomerulus
dan terjadi perusakan mekanis melalui aktiasi sistem komplemen, reaksi peradanan danmikrokoaulasi 0,1
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
2/32
BAB II
STATUS PASIEN
II. 1 IDENTITAS PASIEN
Nama 2 An. 3
4mur 2 5 6ahun % Bulan '# 7ari
8enis elamin 2 9aki"laki
Aama 2 :slam
Alamat 2 Bandunan
Nama Ayah 2 6n. $ 4mur Ayah 2 *1 6ahun
Pekerjaan Ayah 2 Petani
Pendidikan Ayah 2 6idak tamat S
Nama :bu 2 Ny. +
4mur :bu 2 *% 6ahun
Pekerjaan :bu 2 Petani
Pendidikan :bu 2 6idak tamat S
No. ;+ 2 5
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
3/32
N, 29 thS, 25th22 th
sekitar # menit. ejan diseluruh tubuh. emudian pasien muntah di :G satu kali, muntah
berisi air.
Riwayat Penyakit Dahulu
• ejan 2 isankal
• Aleri makanan 2 isankal
• Aleri obat 2 isankal
• Batuk lama 2 isankal
Riwayat Penyakit Kelua!a
• Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri dan sudah diperiksakan ke
dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala penyakit injal
• iare 2 isankal
• Aleri 2 isankal
• Asma 2 isankal
• eanasan 2 isankal
Riwayat S"sial Ek"n"mi
:bu dan ayah pasien bekerja sebaai petani. Biaya penobatan ditanun BP8S. esan
ekonomi cukup.
Silsilah Kelua!a
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
4/32
eteranan 2
> Perempuan
> 9aki" laki
> Pasien
Riwayat Kehamilan #an Pesalinan
G%P%A, anak kedua, lahir denan berat # ram secara spontan. $i/ayat kelahiran
cukup bulan (5 Bulan), di bidan. Bayi lahir lansun menanis. 6idak ada ri/ayat kunin.
Riwayat Petum$uhan #an Pekem$an!an
o 6enkurap 2 # bulan
o uduk 2 - bulano +erankak 2 0 bulan
o +encoba berdiri 2 ! bulan
o 8alan 2 !* bulan
Riwayat %akanan
" AS: sampai umur ' tahun
" 4sia # bulan makan sayur dan nasi
" 4sia 5 tahun pasien suka menkonsumsi makanan ciki dan minuman seperti es
marimas jua mi instan. alam sehari bisa lebih dari dua kali konsumsi ciki dan es
marimas.
Riwayat Imunisasi
:munisasi dasar lenkap.
– :munisasi dasar 2
• 7b? 2 sudah dilakukan saat baru lahir
• B;G 2 !@, pada umur ! bulan
• 7epatitis B 2 #@, pada umur '"#"* bulan
• Polio 2 *@, pada umur !"'"#"*
• P6 2 #@, pada umur '"#"*
• 7iB 2 #@, pada umur '"#"*
• ;ampak 2 !@, pada umur 5 bln
II.2.2 Anamnesis Sistem
a. Sistem &ee$"s'inal ( kejan dan penurunan kesadaran untuk
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
5/32
pertama kalinya
$. Sistem Ka#i")askula ( kebiruan pada bibir dan ujun" ujun
ekstremitas saat menanis disankal
*. Sistem Res'iasi ( ri/ayat sesak berulan disankal. $i/ayat batuk #
minu disankal
#. Sistem +ast"intestinal ( ri/ayat BAB ! = '@ sehari
e. Sistem %uskul"skeletal ( ri/ayat demam disertai nyeri sendi disankal
,. Sistem Inte!umentum ( benkak pada kelopak mata dan kaki
!. Sistem U"!enital ( BA tidak ada keluhan
II.2.- Pemeiksaan isik
Status +enealisata
Kea#aan Umum
" eadaan 4mum 2 6ampak sakit berat
" esadaran 2 elirium
Tan#a /ital
" Nadi 2 !!0 kalimenit (reuler, isi dan teanan cukup)
" 6ekanan darah 2 !'1!!'
" Respiratory rate 2 #' kalimenit
" Suhu 2 #0,!o
; (a@iller)Status +i0i
• BB 2 '% k
• 6B 2 !#! cm
• 4mur 2 5 6ahun % Bulan '# 7ari
+enurut C7? ;hild ro/th Standard '-
BB4 2 "! S s.d "' S 2 GiDi baik
6B4 2 S s.d "! S 2 Pera/akan normal
BB6B& (Caterlo/) 2 '% > 1-,' & 2 GiDi kuran '5
Pehitun!an kal"i
alori 2 (! @ !) E (! @ %) E (% @ ') > !- kkalhari
Protein 2 #kBBhari > #@'% > 0% ramhari
Status Intenus
Ke'ala ( Normocephal, rambut hitam tidak rontok, distribusi merata
%ata ( Fdema palpebral (EE) onjuntia anemis (""), skleraikterik (""), cekun ("")
@ !&
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
6/32
" Hi#un! ( Sekret (""), napas cupin hidun (")
" Telin!a ( Bentuk normal
%ulut ( +ukosa mulut kerin (")
Lehe ( Pembesaran GB (")
Ten!!""k ( 6onsil dan farin tidak hiperemis
Pau
Ins'eksi ( eformitas ("), pererakan dada simetris,
retraksi suprasternal (")
" Pal'asi ( okal fremitus kanan>kiri, tidak ada nyeri tekan
Pekusi ( Sonor di kedua lapan paru
Auskultasi ( Suara dasar esikuler (""), $honkhi (""), /heeDin (""),
antun!
Ins'eksi ( :ctus cordis tidak tampak
Pal'asi ( :ctus cordis tidak kuat ankat
Pekusi ( Batas jantun dalam batas normal
" Auskultasi ( S! S' murni reuler, tidak ada suara tambahan
A$#"men
" Ins'eksi ( atar
" Auskultasi ( Bisin usus (E) normal
" Pal'asi ( Supel, tidak teraba pembesaran hati dan limpa, nyeri tekan (")
" Pekusi ( Bunyi timpani diseluruh lapan abdomen kecuali daerah hati
Ekstemitas
" Akral hanat, sianosis (""), petekie ("") edema pada dorsalis pedis (EE)
Pemeiksaan Penun3an!
1. La$"at"ium• !# !! '!%
Darah LengkapHemoglobin 9.6
L
13.5-17.5
Lekosit 27.5 5-11Eritrosit 3.49 4.1-6.3
Hematokrit 2. 37-47M!" 2.5 77-91
M!H 27.5 24-3#M!H! 33.3 1#-16
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
7/32
$%& 13. 1#-16 'rombosit 770
H
15#-4##
(%& 12.2 1#-1
M(" 6.9 7-11Lim)osit 2.0
L
1,5-6.5
*aso+l #,1 #-#,2Eosino+l 0,2 #-#.6Monosit #.1 #-#.Netro+l 25.2 1.-7.5
Lim)osit 7.3 L 25-4#Monosit #.3 L 2-*aso+l #.1 #-1
Netro+l 91.6 5#-7#Eosino+l #.7 L 2-4
(!' #.531 #.2-#.5
Kimia Klinik lkosa
se/akt
114
H
6#-1##
0rem 23.4 1#-5#reatinin #.71 #.62 - 1.1
lbmin 3.17 L 3.4-5.2!holesterol 116
HNatrim 136. 136-146alim 4.23 3.5-5.1!hloria 1#3.6 9-1#6
!alsim 11 .2-11.#
• !*!!!%
Darah LengkapHemoglobin 10.0
L
13.5-17.5
Lekosit 25.5
H
5-11
Eritrosit 3.59
L
4.1-6.3
Hematokrit 29.4
L
37-47
M!" 81.9 7791
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
8/32
M!H 27.9 24-3#M!H! 34.# 1#-16$%& 13.1 1#-16
'rombosit 727
H
15#-4##
(%& 12.4 1#-1M(" 6.7 7-11
Lim)osit 3.2 1,5-6.5*aso+l #,1 #-#,2
Eosino+l #,1 #-#.6Monosit #.3 #-#.Netro+l 21.9
H
1.-7.5
Lim)osit 12.7
L
25-4#
Monosit 1.#
L
2-
*aso+l #.2 #-1Netro+l 5.9
H
5#-7#
Eosino+l #.2
L
2-4
(!' #.45 #.2-#.5
SEKES! D"# EKSKES!0$N $0'N
&arna ningkerhan erh
(rotein 0rine 2 1##8 Negati) lkosa rine Negati) Negati)
(H 5.# 5-9*ilibin rine Negati) Negati)
0robilinogen Negati) Negati) *erat enis rin 1.#3# 1.###-1.#3#
eton rine Negati) Negati) Lekosit Negati) Negati)
Eritrosit 3 2##8 Negati) Nitrit Negati) Negati)
:eimenE;itel 2-3
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
9/32
Lain-lain Negati)
• !5!!!%
SEKES! D"# EKSKES!0$N $0'N
&arna ningekerhan erh
(rotein 0rine Negati) Negati) lkosa rine Negati) Negati)
(H 6.5 5-9*ilirbin rine Negati) Negati) 0robilinogen Negati) Negati)
*erat enis rin 1.#2# 1.###-1.#3#
eton rine Negati) Negati) Lekosit Negati) Negati)
Eritrosit 2 #8 Negati) Nitrit Negati) Negati)
:eimenE;itel 1-3
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
10/32
Ra#i"l"!i
4SG Ginjal
Ginjal kanan 2 ukuran mulai menecil , batas kortikomeduler ulai kabur, tak tampak batu
pada ;S, tampak hiperaskularisasiGinjal iri 2 ukuran normal, batas kortikomeduler mulai kabur, pada ;S hiperaskularisasi
rinan
esica urinaria 2 dindin tak menebal, tepi reular
Kesan (
Susp. Gambaran inflamasi kedua injal lomerulonephritis (kanankiri)
II.- RESU%E
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
11/32
Pasien datan denan keluhan penurunan kesadaran sejak * jam S+$S. # hari S+$S
pasien batuk =batuk, muntah lebih dari % kali. +untah berisi air. BAB BA tidak ada keluhan
mata benkak sejak # hari S+$S. !% menit S+$S pasien menalami kejan di mobil ketika
akan di ba/a ke $S4 kejan selama sekitar ' menit, kejan diseluruh tubuh. Pasien
kemudian menalami kejan kembali di :G sebanyak ' kali masin"masin selama sekitar #
menit. ejan diseluruh tubuh. Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri dan
sudah diperiksanakan ke dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala penyakit
injal. Pada anamnesis system inteumentum diketahui benkak pada kelopak mata dan
kaki. Pasien tampak sakit
berat denan kesadaran delirium, nadi!!0 kalimenit (reuler, isi dan teanan cukup),
tekanan darah !'1!!', Respiratory rate #' kalimenit, status iDi adalah iDi kuran,
terdapat edema pada palpebral dan dorsalis pedis kanan dan kiri. 7emolobin 5.- ,
trombosit 00 , limfosit '.4 lukosa se/aktu !!* , albumin #.!0, cholesterol, !!-.
II.5 DIA+N6SIS
ianosis :G
• Sindroma nefritik E obserasi kejan
ianosis $uanan
• GNAPS
• 7ipertensi emerency
II.7 PENATALAKSANAAN
• '"# litermenit
• Stesolid supp ! m (e@tra)
• :nj.ondancentron H ampul (e@tra)
• :nj. Iurosemid '@!% m
• Nifedipin # m sublinual
• ;aptopril # m
"ll"w u'
Har
i
S $ " %
1 *atk seak ** ? 25 kg i@i n)s EN 3 1#
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
12/32
3 H :M$:
(sing
seak
kemarinsore
sam;ai
sekarang
$i/aAat
ath -8
Mal -8
:sah
makan
(i;is
krang
lanBar
'* ? 131 Bm
'% ? 1#C4
H$? 1#6 DC
menit$$? 2#
>Cmenit
' ? 37,1o!
:tats gi@i ?
i@i krang
alori ?
16##
(rotein ? 75
gram
krang
Hi;ertensi
seang
=bserasikeang
ri/aAat8
"ertigo
t;m
mo>san 3 > 5##
mg
(= ?(arasetamol 4 >
375
!a;to;ril 2 > 7,5
mg
Mertigo 3 > 1C2 tab
%iit 3 > lnak
alori ? 165# g
(rotein ? 5# g
0rin tam;ng,
imbalanBe Bairan
Ealasi 0C'" tia;
4 am
!ek arah
lengka;,rem
kreatinin, :'=,
lbmin,
Bholesterol,
elektrolit2 (asien
masih
;sing,
batk 8
' ? 3,1 o!
'% ? 11#C7#
H$ ? 1#4 >C
menit
$$ ?
22>Cmenit
La;or hasil
arah rtin,
M%'
0rem,
N(: %%
:N
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
(arasetamol 375
mgC am bila
'F3o!
:inrom ne)ritik
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
13/32
kreatinin,
albmin,
Bholesterol,
Natrim,alim,
!hloria,
!alsim3 *atk 8
(sing 8
' ? 39,1 o!
'% ? 117C#
H$ ? 1#6 >C
menit
$$ ?
24>Cmenit
alori 165#
gram
(rotein 5#
gram
N(: %%
:N
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
'>.lant
4 NAeri
;inggang
kiri, *
sah
sering
'% ? 12#C93
H$ ?
>Cmenit
$$ ? 35 >C
menit
' ? 36,# o!
** ? 6,9
0rin
tam;ngtiak terlal
kerh
se;erti
kemarin
N(: %%
:N
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
n)s EN 3 5
t;m
mo>san 3 > 5## i
(= ?
!a;to;ril 2>7,5 mg
Mertigo 3 > G
:;ironolakton 2 >
G
%iit 3 > lnakkalori 165# kkal,
;rotein 5# gram8
3 > 2## BB
0rin tam;ng,
imbalanBe Bairan
Ealasi 0C'" tia;
4 am5 onsl H$ ? 2 a/aban konsl
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
14/32
r.Enang,
s;.
Mntah 3
kali saat 2 am Aang
lal,
mntah
setelah
makan,
mntah
berisi
makanan,
sakit
ke;ala,
;inggang
kanan kiri
>Cmenit
$$ ? 37,4
'% ? 139C96
r.Enang.s;.
=nanBentron 2 >
G am;l
Ni)ei;ine 3 mgiberi sblingal ,
;anta '% an
;roksi rin an
balans Bairan
6 :akit
ke;ala
8 , batk
8
:akit
;inggang
belakang
tertama
kiri
'% ? 14C
1#5
Nai ?
65>Cmenit
Hasil 0: ?
gambaran
inIamasi
ginal %%
glomerlone
)ritis, kanan
F kiri
N(: %%
:N
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
n)s EN 3* 5
t;m
mo>san 3 > 5##
mg i
Jrosemi 2 > 15
mg i
(= !a;to;ril
3>7,5
:;i
Ni)ei;ine
sbingal 3 mg bila
'% F9# mmHg
(arasetamol 4 >
25# mg
alori 165# kkal
(rotein 5# gram
hari
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
15/32
$enah garam
(anta ''" tia; 4
am7 NAeri
ke;ala 8,
nAeri
;inggang
kiri sah
berkran.
Mal 8,
mntah -8,
bak 8
ahak.
H$ ? 6 >C
menit
$$ ? 25 >C
menit
'% ? 1#C75
' ? 36,3
0rin am;ng
*alans
Bairan
-13# BB
N(:
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
n)s EN 3 5
t;m
mo>san 3 > 5##
mg i8
Jrosemi 2 > 15
mg i8
(= ? (arasetamol
25# mg C 4 > 1
!a;to;ril 2 > 7,5
mg
Ni)ei;in 3 mg
sblingal bila
iastol F9# mmHg
Mertigo 3 > G NAeri
ke;ala
seikit
NAeri
;inggang
seikit
Mal ika
malam
*atk 8
H$ ? 5 > C
menit
$$ ? 24
>Cmenit
'% ? 95C6#
mmHg
' ? 35, o!
0rin tam;ng
6## BB*alans
Bairan
-66 BB
N(:
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
n)s EN 3 t;m
mo>san 3 > 5##
mg i8
Jrosemi 2 > 15
mg i8
Mertigo 3 G tablet
(= ? ;arasetamol
25# mg 4 > 1
!a;to;ril 2 > 7,5mg
Ni)ei;ine 3mg
sblingal bila
iastol F9# mmHg9 :emalam
masih
seikit
;sing
H$ ? 5 > C
menit
$$ ? 26 > C
menit
N(:
Hi;ertensi
emergenB
A
n)s EN 3 5
t;m
mo>san 3 > 5##
mg i8 C am
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
16/32
NAeri
;inggang
-8
*atk arang
'% ? 1##C65
mmHg
*alans
Bairan-416
"ertigo Jrosemi 2 > 15
mg i8
Mertigo 3 > G
(= ? (arasetamol25o mg 4>18
!a;to;ril 2 > 7,5
mg
Ni)ei;ine 3 mg
sblingal bila
iastol F9# mmHg
%iit ? 3 > lnak
3 > 2## BB
alori 165# kkal
(rotein 5# gram
D )oto thora>1# :akit
ke;ala 8
NAeri
;inggang
-8
Mal -8,
mntah 1 >
berisi
makanan
H$ ? 9 >C
menit
$$ ? 24 >C
menit
' ? 36,6
Lantkan tera;i
11 (sing 8,
batk 8,mntah 1 >
kemarin
H$ ? >C
menit$$ ? 22>C
menit
'% ? 1##C7#
' ? 36o!
N(:
Hi;ertensiemergenB
A
"ertigo
mo>san 3 > 5##
;o8Jrosemi 2 > 15
mg ;o8
Mertigo 3 > G
(arasatemol 25#
4>18
!a;to;ril 2 > 7,5
mgNi)ei;ine 3 mg
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
17/32
sblingal bila
iastol F9# mmHg
%iit 3> lnak
3 > 2## BB12 (sing
seikit
nAeri
;nggng
-8
*
banAak
H$ ? 9
>Cmenit
$$ ? 24
>Cmenit
'% ? 11#C7#
' ? 36,2 o!
N(:
Hi;ertensi
emergenB
A
"ertigo
mo>san 3 > 5##
;o8
Jrosemi 2 > 15
mg ;o8
Mertigo 3 > G tab
(arasetamol 25#
mg 4>18
!a;to;ril 2 > 7,5
mg
Ni)ei;ine 3 mg
sblingal bila
iastol F9# mmHg
3 > 2## BB13 Masih
;sing
seikit
*
banAak
'erlihat
akti)
H$ ? 6> C
menit
$$ ? 22> C
menit
'% ? 1##C7#
' ? 36o!
N(:
Hi;ertensi
emergenB
A
Jrosemi 2 > 1#
mg
Mertigo 3>1C2 tab
(arasetamol 25#
mg 4>18
!a;to;ril 2>7,5 mg
14 (sing
berkrag
:ah
tiak lemas
H$ ?
>Cmenit
$$ ?
22>Cmenit
'% ? 11#C7#
(= ?
Jrosemi 2 > 1#
mg
Mertigo 3>1C2 tab
(arasetamol 3 >
25# mg
!a;to;ril 2>7,5 mg
PR6+N6SIS
Juo ad itam 2 dubia
Juo ad Sanationam 2 dubia ad bonam
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
18/32
Juo ad Iunctionam 2 dubia ad bonam
BAB IITINAUAN PUSTAKA
De,inisi
Glomerulonefritis akut jua disebut denan lomerulonefritis akut post sterptokokus
(GNAPS) adalah suatu proses radan non"supuratif yan menenai lomeruli, sebaai akibat
infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus rup A, tipe nefritoenik di tempat lain.
Penyakit ini serin menenai anak"anak.5
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunolois pada injal terhadap
bakteri atau irus tertentu.Kan serin terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yan dipakai untuk menjelaskan berbaai raam
penyakit injal yan menalami proliferasi dan inflamasi lomerulus yan disebabkan oleh
suatu mekanisme imunolois. Sedankan istilah akut (lomerulonefritis akut) mencerminkan
adanya korelasi klinik selain menunjukkan adanya ambaran etioloi, patoenesis, perjalanan
penyakit dan pronosis.',5
E'i#emi"l"!i
:ndonesia pada tahun !55%, melaporkan adanya !0 pasien yan dira/at di rumah sakit
pendidikan dalam !' bulan. Pasien terbanyak dira/at di Surabaya ('-,%&), kemudian disusul
berturut"turut di 8akarta ('*,0&), Bandun (!0,-&), dan Palemban (1,'&). Pasien laki"laki
dan perempuan berbandin ' 2 ! dan terbanyak pada anak usia antara -"1 tahun (*,-&).'
Eti"l"!i
Biasanya didahului oleh suatu penyakit infeksi pada saluran pernapasan baian atas,
misalnya pharynitis atau tonsillitis dan penyakit kulit.
Sebaian besar (0%&) lomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi
saluran pernapasan baian atas, yan disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus
rup A tipe !, #, *, !', !1, '%, *5. Sedan tipe ', *5, %%, %-, %0 dan - menyebabkan infeksi
kulit 1"!* hari setelah infeksi streptokokus, timbul ejala"ejala klinis. :nfeksi kuman
streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya lomerulonefritis akut paska
streptokokus berkisar !"!%&.5
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
19/32
Streptococcus ini dikemukakan pertama kali oleh 9ohlein pada tahun !50 denan
alasan bah/a 2
!. 6imbulnya GNA setelah infeksi skarlatina
'. iisolasinya kuman Streptococcus beta hemolyticus olonan A
#. +eninkatnya titer anti"streptolisin pada serum penderita.
+unkin faktor iklim, keadaan iDi, keadaan umum dan faktor aleri mempenaruhi
terjadinya GNA setelah infeksi denan kuman Streptococcuss. Ada beberapa penyebab
lomerulonefritis akut, tetapi yan palin serin ditemukan disebabkan karena infeksi dari
streptokokus, penyebab lain diantaranya2',5
!. Bakteri 2 streptokokus rup ;, meningococcocus, Sterptoccocus Viridans,
Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus, Salmonella
typhi dll
'. irus 2 hepatitis B, aricella, accinia, echoirus, paroirus, influenDa, parotitis
epidemika dl
#. Parasit 2 malaria dan toksoplasma
Ste't"k"kus
Sterptokokus adalah bakteri ram positif berbentuk bulat yan secara khas membentuk
pasanan atau rantai selama masa pertumbuhannya. +erupakan olonan bakteri yan
heteroen. 9ebih dari 5& infeksi streptokkus pada manusia disebabkan oleh Streptococcus
hemolisis L kumpulan A. umpulan ini diberi spesies nama S. pyogenes.%,5
S. pyogenes L"hemolitik olonan A meneluarkan dua hemolisin, yaitu2
a. Ste't"lisin 6
Sterptolisin ? adalah suatu protein (B+ -.) yan aktif menhemolisis dalam keadaan
tereduksi (mempunyai uus"S7) tetapi cepat menjadi tidak aktif bila ada oksien.
Sterptolisin ? bertanun ja/ab untuk beberapa hemolisis yan terlihat ketika
pertumbuhan dipoton cukup dalam dan dimasukkan dalam biakan pada lempen aar
darah. Sterptolisisn ? berabun denan antisterptolisin ?, suatu antibody yan timbul
pada manusia setelah infeksi oleh setiap sterptokokus yan menhasilkan sterptolisin ?.
antibody ini menhambat hemolisis oleh sterptolisin ?. fenomena ini merupakan dasar tes
kuantitatif untuk antibody. 6iter serum antisterptolisin ? (AS?) yan melebihi !-"'
unit dianap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi sterptokokus yan baru saja
terjadi atau adanya kadar antibodi yan tetap tini setelah seranan infeksi pada oran
yan hipersensitifitas.
$. Ste't"lisin S
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
20/32
Sterptolisin S Adalah Dat penyebab timbulnya Done hemolitik disekitar koloni sterptokokus
yan tumbuh pada permukaan lempen aar darah. Sterptolisin S bukan antien, tetapi Dat
ini dapat dihambat oleh penhambat non spesifik yan serin ada dalam serum manusia
dan he/an dan tidak berantun pada penalaman masa lalu denan sterptokokus.
Bakteri Sterptokokus hidup pada manusia di tenorokan dan jua kulit. Penyakit yan
serin disebabkan diantaranya adalah farinitis, demam rematik dan lomerulonefritis.
Pat"mekanisme
Sebenarnya bukan sterptokokus yan menyebabkan kerusakan pada injal. idua
terdapat suatu antibodi yan ditujukan terhadap suatu antien khusus yan merupakan unsur
membran plasma sterptokokal spesifik. 6erbentuk kompleks antien"antibodi didalam darah
dan bersirkulasi kedalam lomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperankap
dalam membran basalis. Selanjutnya komplomen akan terfiksasi menakibatkan lesi dan
peradanan yan menarik leukosit polimorfonuklear (P+N) dan trombosit menuju tempat
lesi. Iaositosis dan pelepasan enDim lisosom jua merusak endothel dan membran basalis
lomerulus (:GB+). Sebaai respon terhadap lesi yan terjadi timbul proliferasi sel"sel
endotel yan diikuti sel"sel mesanium dan selanjutnya sel"sel epitel. Semakin meninkatnya
kebocoran kapiler romelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke
dalam urine yan sedan dibentuk oleh injal menakibatkan proteinuria dan hematuria.
Aaknya kompleks komplomen antien"antibodi inilah yan terlihat sebaai nodul"nodul
subepitel pada mikroskop elektron dan sebaai bentuk ranular dan berbunkah"bunkah
pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan cahaya lomerulus tampak
membenkak dan hiperseluler disertai inasi P+N.%
+enurut penelitian yan dilakukan penyebab infeksi pada lomerulus akibat dari reaksi
hipersensiitas tipe :::. ompleks imun (antien"antibodi yan timbul dari infeksi)
menendap di membran basalis lomerulus. Aktiasi komplomen yan menyebabkandestruksi pada membran basalis lomerulus.%,-,0
ompleks"kompleks ini menakibatkan komplemen yan dianap merupakan
mediator utama pada cedera. Saat sirkulasi melalui lomerulus, kompleks"kompleks ini dapat
tersebar dalam mesanium, dilokalisir pada subendotel membran basalis lomerulus sendiri,
atau menembus membran basalis dan terperankap pada sisi epitel. Baik antien atau
antibodi dalam kompleks ini tidak mempunyai hubunan imunolois denan komponen
lomerulus. Pada pemeriksaan mikroskop elektron cedera kompleks imun, ditemukan
endapan"endapan terpisah atau umpalan karateristik paa mesanium, subendotel, dan
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
21/32
epimembranosa. enan miskroskop imunofluoresensi terlihat pula pola nodular atau
ranular serupa, dan molekul antibodi seperti :G, :+ atau :A serta komponen"komponen
komplomen seperti ;#,;* dan ;' serin dapat diidentifikasi dalam endapan"endapan ini.
Antien spesifik yan dila/an oleh imunolobulin ini terkadan dapat diidentifikasi.
7ipotesis lain yan serin disebut adalah neuraminidase yan dihasilkan oleh
Streptokokus, merubah :G menjadi autoantigenic. Akibatnya, terbentuk autoantibodi
terhadap :G yan telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam
sirkulasi darah yan kemudian menendap di injal.
Streptokinase yan merupakan sekret protein, didua jua berperan pada terjadinya
GNAPS. Sreptokinase mempunyai kemampuan merubah plasminoen menjadi plasmin.
Plasmin ini didua dapat menaktifkan sistem komplemen sehina terjadi cascade dari
sistem komplemen.
Pola respon jarinan terantun pada tempat deposit dan jumlah kompleks yan
dideposit. Bila terutama pada mesanium, respon munkin minimal, atau dapat terjadi
perubahan mesaniopatik berupa ploriferasi sel"sel mesanial dan matrik yan dapat meluas
diantara sel"sel endotel dan membran basalis, serta menhambat funsi filtrasi simpai kapiler.
8ika kompleks terutama terletak subendotel atau subepitel, maka respon cenderun berupa
lomerulonefritis difusa, serinkali denan pembentukan sabit epitel. Pada kasus penimbunan
kronik kompleks imun subepitel, maka respon peradanan dan proliferasi menjadi kuran
nyata, dan membran basalis lomerulus beransur" ansur menebal denan masuknya
kompleks"kompleks ke dalam membran basalis baru yan dibentuk pada sisi epitel.
+ekanisme yan bertanun ja/ab terhadap perbedaan distribusi deposit kompleks
imun dalam lomerulus sebaian besar tidak diketahui, /alaupun demikian ukuran dari
kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan utama. ompleks"kompleks kecil
cenderun menembus simpai kapiler, menalami areasi, dan berakumulasi sepanjan
dindin kapiler di ba/ah epitel, sementara kompleks"kompleks berukuran sedan tidak
sedemikian mudah menembus membran basalis, tapi masuk ke mesanium. ompleks jua
dapat berlokalisasi pada tempat"tempat lain.',%
8umlah antien pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, misal antien
bakteri dapat dimusnahkan denan mekanisme pertahanan penjamu atau denan terapi
spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks"kompleks imun dalam lomerulus
terbatas dan kerusakan dapat rinan dan berlansun sinkat, seperti pada lomerulonefritis
akut post steroptokokus.%
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
22/32
7asil penyelidikan klinis=imunolois dan percobaan pada binatan menunjukkan adanya
kemunkinan proses imunolois sebaai penyebab. Beberapa penyelidik menajukan
hipotesis sebaai berikut2-,0,5
!. 6erbentuknya kompleks antien"antibodi yan melekat pada membrana basalis
lomerulus dan kemudian merusaknya.
'. Proses auto"imun kuman Streptococcus yan nefritoen dalam tubuh menimbulkan
badan autoimun yan merusak lomerulus.
#. Streptococcus nefritoen dan membran basalis lomerulus mempunyai komponen
antien yan sama sehina dibentuk Dat anti yan lansun merusak membrana basalis
injal.
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
23/32
+e3ala Klinis
Gambaran klinis dapat bermacam"macam. adan"kadan ejala rinan tetapi tidak
jaran anak datan denan ejala berat. erusakan pada rumbai kapiler romelurus
menakibatkan hematuriakencin ber/arna merah dain (Gross) dan albuminuria, seperti
yan telah dikemukakan sebelumnya. 4rine munkin tampak kemerah"merahan atau seperti
kopi. adan"kadan disertai edema rinan yan terbatas di sekitar mata atau di seluruh
tubuh. 4mumnya edema berat terdapat pada oliuria dan bila ada aal jantun. Fdema yan
terjadi berhubunan denan penurunan laju filtrasi lomerulus (9IGGI$) yan
menakibatkan ekskresi air, natrium, Dat"Dat nitroen munkin berkuran, sehina terjadi
edema dan aDotemia. Peninkatan aldosteron dapat jua berperan pada retensi air dan
natrium. i pai hari serin terjadi edema pada /ajah terutama edem periorbita, meskipun
edema palin nyata dibaian anota ba/ah tubuh ketika menjelan sian. erajat edema
biasanya terantun pada berat peradanan elmurulus, apakah disertai denan payah jantun
konestif, dan seberapa cepat dilakukan pembatasan aram.#,*,%,1,5,!
7ipertensi terdapat pada -"0& anak denan GNA pada hari pertama, kemudian pada
akhir minu pertama menjadi normal kembali. Bila terdapat kerusakan jarinan injal, maka
tekanan darah akan tetap tini selama beberapa minu dan menjadi permanen bila keadaan
penyakitnya menjadi kronis. Suhu badan tidak seberapa tini, tetapi dapat tini sekali pada
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
24/32
hari pertama. adan"kadan ejala panas tetap ada, /alaupun tidak ada ejala infeksi lain
yan mendahuluinya. Gejala astrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi
dan diare tidak jaran menyertai penderita GNA.
7ipertensi selalu terjadi meskipun peninkatan tekanan darah munkin hanya sedan.
7ipertensi terjadi akibat ekspansi olume cairan ekstrasel (F;I) atau akibat asospasme
masih belum diketahui denan jelas.%,5,!
?liuria tidak serin dijumpai, terdapat pada %"!& kasus GNAPS denan produksi
urin kuran dari #% mlm'hari. ?liuria terjadi bila funsi injal menurun atau timbul
keaalan injal akut. Seperti ejala edema, hematuria, hipertensi, oliuria umumnya timbul
dalam minu pertama dan menhilan bersamaan denan timbulknya diuresis pada akhir minu pertama. ?liuria bisa pula menjadi anuria yan menunjukkan adanya kerusakan
lomerulus yan berat denan pronosis yan jelek.
Gejala sistem kardioaskuler antara lain konesti sirkulasi yan terjadi pada '"0&
kasus GNAPS. ahulu didua konesti sirkulasi terjadi akibat hipertensi atau miokarditis,
tetapi ternyata dalam klinik konesti tetap terjadi /alaupun tidak ada hipertensi atau ejala
miokarditis. :ni berarti bah/a konesti terjadi bukan karena hipertensi atau miokarditis tetapi
didua akibat retensi Na dan air sehina terjadi hiperolemia.
Fdema paru merupakan ejala yan palin serin terjadi akibat konesti sirkulasi.
elainan ini bisa bersifat asimptomatik, artinya hanya terlihat secara radiolois. Gejala klinik
adalah batuk dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik terdenar ronki.#,*,%,5
Pemeiksaan 'enun3an!
4rinalisis
4rinalisis menunjukkan adanya proteinuria (E! sampai E*). Secara kuantitatif proteinuria
biasanya kuran dari ' ramm''* jam, tetapi pada keadaan tertenu dapat melebihi jumlah
tersebut.
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
25/32
7ematuria mikroskopik ditemukan hampir pada %& penderita. Adanya eritrosit dalam
urin merupakan tanda pentin untuk melacak lebih lanjut kemunkinan suatu
lomerulonefritis. Beitu pula denan torak eritrosit yan ditemukan pada -"1%& kasus
GNAPS. Adanyatorak eritrosit ini menunjukkan adanya suatu peradanan lomerulus.
Calaupun beitu bentuk torak ini bisa pula dijumpai pada penyakit injal lain seperti
Acute tubular Necrosis.
Adanya infeksi sterptokokus harus dicari denan melakukan biakan tenorok dan
kulit. Biakan munkin neatif apabila telah diberi antimikroba. Beberapa uji serolois
terhadap antien sterptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara
lain antisterptoDim, AS6?, antihialuronidase (A7 ase), dan anti nase B (A Nase"B).
Skrinin antisterptoDim cukup bermanfaat oleh karena mampu menukur antibodi
terhadap beberapa antien sterptokokus. 6iter anti sterptolisin ? munkin meninkat pada
0%"1& pasien denan GNAPS denan farinitis, meskipun beberapa starin sterptokokus
tidak memproduksi sterptolisin ?. Sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antien
sterptokokus. Bila semua uji serolois dilakukan, lebih dari 5& kasus menunjukkan
adanya infeksi sterptokokus. 6iter AS6? meninkat ( ') pada hanya %& kasus, tetapi
antihialuronidase atau antibodi yan lain terhadap antien sterptokokus biasanya positif.
Pada a/al penyakit titer antibodi sterptokokus belum meninkat, hina sebaiknya uji titer
dilakukan secara seri. enaikan titer '"# kali berarti adanya infeksi.!,0,1,5,!
Penurunan ;# sanat mencolok pada pasien lomerulonefritis akut
pascastreptokokus denan kadar antara '"* mdl (hara normal %"!* m.dl).
Penurunan ;# tidak berhubunan denann parahnya penyakit dan kesembuhan. adar
komplomen akan mencapai kadar normal kembali dalam /aktu -"1 minu. Penamatan
itu memastikan dianosa, karena pada lomerulonefritis yan lain yan jua menunjukkan
penuruanan kadar ;#, ternyata berlansun lebih lama.
riolobulin jua ditemukan GNAPS dan menandun :G, :+ dan ;#.
kompleks imun bersirkulasi jua ditemukan. 6etapi uji tersebut tidak mempunyai nilai
dianostik dan tidak perlu dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasien.-,1,5,!
Penatalaksanaan
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
26/32
6idak ada penobatan yan khusus yan mempenaruhi penyembuhan kelainan di
lomerulus.
!. :stirahat
:stirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai komplikasi yan biasanya timbul dalam
minu pertama perjalanan penyakit GNAPS. Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lai
istirahat di tempat tidur tetapi tidak diiDinkan keiatan seperti sebelum sakit. kini penderita
dipulankan sesudah !"!* hari pera/atan denan syarat tidak ada komplikasi dan
kelainanlaboratorium urin yan masih ada dilakukan penamatan lanjut pada /aktu
berobat jalan.
'. Pemberian penisilin pada fase akut.
Pemberian antibiotika ini tidak mempenaruhi beratnya lomerulonefritis, melainkan
menurani menyebarnya infeksi Streptococcus yan munkin masih ada. Pemberian
penisilin ini dianjurkan hanya untuk ! hari, sedankan pemberian profilaksis yan lama
sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat
imunitas yan menetap. Secara teoritis seoran anak dapat terinfeksi lai denan kuman
nefritoen lain, tetapi kemunkinan ini sanat kecil sekali. Pemberian penisilin dapat
dikombinasi denan amoksislin % mk BB dibai # dosis selama ! hari. 8ika aleri
terhadap olonan penisilin, dianti denan eritromisin # mk BBhari dibai # Mdosis.
;efi@im pada anak !"* tahun !mhari dibai dalam ' dosis,usia %"! tahun 'mhari
dibai dalam ' dosis,! tablet menandun 'm.
Iurosemide inj. ,%"-mk,oral !"'mk(-"1 jam bila perlu)
Prednison !"' mkhari.
#. iet
8umlah aram yan diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan makanan
tanpa aram, sedankan bila edema rinan, pemberian aram dibatasi sebanyak ,%"!
hari. Protein dibatasi bila kadar ureum menini, yaitu sebanyak ,%"! kbbhari.
Asupan cairan harus diperhitunkan denan baik, terutama pada penderita oliuria atau
anuria, yaitu jumlah cairan yan masuk harus seimban denan peneluaran, berarti
asupan cairan > jumlah urin E insensible water loss ('"'% mlkbbhari) E jumlah
keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (! mlkbbhari). +akanan lunak
diberikan pada penderita denan suhu tini dan makanan biasa bila suhu telah normal
kembali. Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan :I denan larutan lukosa !&.
Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan denan kebutuhan,
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
27/32
sedankan bila ada komplikasi seperti aal jantun, edema, hipertensi dan oliuria, maka
jumlah cairan yan diberikan harus dibatasi.1,5,!
*. Simptomatik
a. Bendunan sirkulasi
7al palin pentin dalam menanani sirkulasi adalah pembatasan cairan, denan kata lain
asupan harus sesuai denan keluaran. Bila terjadi edema berat atau tanda"tanda edema paru
akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis
peritoneal.
b. 7ipertensi
6idak semua hipertensi harus mendapat penobatan. Pada hipertensi rinan denan istirahat
cukup dan pembatasan cairan yan baik, tekanan darah bisa kembali normal dalam /aktu !minu. Pada hipertensi sedan atau berat tanpa tanda"tanda serebral dapat diberi kaptopril
(,#"' mkbbhari) atau furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat"obat tersebut
diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat jua diberi nifedipin secara sublinual
denan dosis ,'%",% mkbbhari yan dapat diulani setiap #"- menit bila diperlukan.
Pada hipertensi berat atau hipertensi denan ejala serebral (ensefalopati hipertensi) dapat
diberi klonidin (,'",- mkbb) yan dapat diulani hina # kali atau diaDo@ide %
mkbbhari secara intraena (:.). edua obat tersebut dapat diabun denan furosemid
(! = # mkbb)..
c. Ganuan injal akut
7al pentin yan harus diperhatikan adalah pembatasan cairan, pemberian kalori yan cukup
dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi natrium bikarbonat dan bila
terdapat hiperkalemia diberi ;a lukonas atau aye@alate untuk menikat kalium.
Bila anuria berlansun lama (%"0 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah denan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambun dan
usus (tindakan ini kuran efektif, tranfusi tukar). Bila prosedur di atas tidak dapat dilakukan
oleh karena kesulitan teknis, maka peneluaran darah ena pun dapat dikerjakan dan
adakalanya menolon jua.
iurektikum dulu tidak diberikan pada lomerulonefritis akut, tetapi akhir"akhir ini
pemberian furosemid (9asi@) secara intraena (! mkbbkali) dalam %"! menit tidak
berakibat buruk pada hemodinamika injal dan filtrasi lomerulus ($epetto dkk, !50').
Bila timbul aal jantun, maka diberikan diitalis, sedatia dan oksien.*,%,5
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
28/32
K"m'likasi
Ada beberapa komplikasi yan dapat terjadi2 !,*,%
!. ?liuria sampai anuria yan dapat berlansun '"# hari. 6erjadi sebaia akibat
berkurannya filtrasi lomerulus. Gambaran seperti insufisiensi injal akut denan uremia,
hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Calau aliuria atau anuria yan lama jaran
terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum kadan"kadan di
perlukan.
'. Fnsefalopati hipertensi yan merupakan ejala serebrum karena hipertensi. 6erdapat
ejala berupa anuan penlihatan, pusin, muntah dan kejan"kejan. :ni disebabkan
spasme pembuluh darah lokal denan anoksia dan edema otak.
#. Ganuan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran
jantun dan menininya tekanand arah yan bukan saja disebabkan spasme pembuluh
darah, melainkan jua disebabkan oleh bertambahnya olume plasma. 8antun dapat
memberas dan terjadi aal jantun akibat hipertensi yan menetap dan kelainan di
miokardium.
*. Anemia yan timbul karena adanya hiperolemia di sampin sintesis eritropoetik
yan menurun.
P"!n"sis
Glomerulonefritis akut pasca streptokok pada anak"anak mempunyai pronosis baik,
penyembuhan sempurna dapat mencapai 55& dan kematian kuran dari !&. Sebaian besar
pasien akan sembuh sempurna, tetapi %& di antaranya menalami perjalanan penyakit yan
memburuk denan cepat pembentukan kresen pada epitel lomerulus. Anka kematian dari
GNA pada kelompok usia yan palin serin terkena, pasien anak"anak, telah dilaporkan "
0&.
asus sporadis nefritis akut serin berkemban menjadi bentuk yan kronis.
Perkembanan ini terjadi pada sebanyak #& dari pasien de/asa dan !& dari pasien anak.
GN merupakan penyebab palin umum dari aal injal kronis ('%&).
Pada GNAPS, pronosis janka panjan yan umumnya baik. 9ebih dari 51& dari
indiidu tidak menunjukkan ejala setelah % tahun, denan aal injal kronis dilaporkan !"
#&.
alam seminu atau lebih onset, kebanyakan pasien denan GNAPS mulai
menalami resolusi spontan retensi cairan dan hipertensi. 6inkat ;# dapat kembali normal
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
29/32
dalam /aktu 1 minu setelah tanda pertama GNAPS. Proteinuria dapat bertahan selama -
bulan dan hematuria mikroskopik hina ! tahun setelah onset nefritis.
Akhirnya, semua kelainan kemih harus menhilan, hipertensi harus mereda, dan
funsi injal harus kembali normal. Pada oran de/asa denan GNAPS, pemulihan penuh
funsi injal dapat diharapkan hanya dalam /aktu setenah dari pasien, dan pronosis suram
pada pasien denan diabetes lomerulosclerosis mendasarinya. Beberapa pasien denan
nefritis akut menembankan aal injal proresif cepat.
Sekitar !%& dari pasien pada # tahun dan '& dari pasien pada 0"! tahun munkin
memiliki proteinuria persisten rinan. Pronosis janka panjan belum tentu berbahaya.
Beberapa pasien munkin menembankan hipertensi, proteinuria, dan insufisiensi injal
selama !"* tahun setelah penyakit a/al. :munitas terhadap protein + adalah tipe"spesifik,
tahan lama, dan pelindun. Fpisode berulan dari GNAPS karena itu tidak biasa.
Pronosis untuk GN pascainfeksi nonstreptococcal terantun pada aen yan
mendasari, yan harus diidentifikasi dan ditanani. 4mumnya, pronosis yan lebih buruk
pada pasien denan proteinuria berat, hipertensi berat, dan peninkatan yan sinifikan dari
tinkat kreatinin. Nefritis terkait denan methicillin"resistant Staphylococcus aureus (+$SA)
dan infeksi kronis biasanya sembuh setelah penobatan infeksi.
Penyebab lain GNA memiliki hasil yan berariasi dari pemulihan lenkap untuk
menyelesaikan aal injal. Pronosis terantun pada penyakit yan mendasarinya dan
kesehatan keseluruhan dari pasien. 6erjadinya komplikasi kardiopulmoner atau neurolois
memperburuk pronosis.0,5,!
Gambar 5. Resolusi pada kasus G!PS berdasarkan
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
30/32
BAB I/
PE%BAHASAN
Pasien datan denan keluhan penurunan kesadaran sejak * jam S+$S. # hari
S+$S pasien batuk =batuk, muntah lebih dari % kali. :nfeksi saluran pernapasan atas
merupakan salah satu ejala dari GNAPS. +untah berisi air. BAB BA tidak ada
keluhan mata benkak sejak # hari S+$S. +enandakan adanya edema palpebral
yan merupakan ambaranklinis dari GNAPS. !% menit S+$S pasien menalami
kejan di mobil ketika akan di ba/a ke $S4 kejan selama sekitar ' menit, kejan
diseluruh tubuh. ejan dapat dikarenakan tekanan darah pasien yan tini. Pasien
kemudian menalami kejan kembali di :G sebanyak ' kali masin"masin selama
sekitar # menit. ejan diseluruh tubuh. Setelah sadar pasien meneluhkankepalanya terasa berputar. Ayah satu tahun yan lalu sakit pada baian pinan kiri
dan sudah diperiksanakan ke dokter. okter menatakan sakitnya merupakan ejala
penyakit injal. Pada anamnesis sistem inteumentum diketahui benkak pada
kelopak mata dan kaki.
Pasien tampak sakit berat denan kesadaran delirium, nadi!!0 kalimenit
(reuler, isi dan teanan cukup), tekanan darah !'1!!', Respiratory rate #'
kalimenit, status iDi adalah iDi kuran, terdapat edema pada palpebral dan dorsalis
pedis kanan dan kiri. 7emolobin 5.- , trombosit 00 , limfosit '.4 lukosa
se/aktu !!* , albumin #.!0, cholesterol, !!-.
Berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjan pasien
didianosa GNAPS , hipertensi emerency, ertio.
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
31/32
DATAR PUSTAKA
!. 7ay, Cilliam C, +. '#. Pediatric ianosis and 6reatment Fdisi ke"enam
belas. Penerbit +cGra/"7ill (Asia). Sinapura. h -51 = -55.
'. 7ricik F, ;hun"Park +, Sedor 8$. Glomerulonephritis. N Fnl 8 +ed.
!551##5(!#)2111"55.
#. 7usein, A, dkk. '', Buku Ajar Nefroloi Anak. Fdisi kedua. Penerbit :katan
okter Anak :ndonesia. 8akarta. h #*%"#%#.
*. :lmu esehatan Anak Nelson, ', ol #, ed Cahab, A. Samik, Fd !%,
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus, FG;, 8akarta, h !1!#"!1!*.
%. Price, Sylia A, !55% Patofisioloi 2konsep klinis proses"proses penyakit, ed
*, FG;, 8akarta. h 1'0"1'5-. Simckes A+, SpitDer A. Poststreptococcal acute lomerulonephritis. Pediatr
$e.!55%!-(0)2'01"5.
0. Smith 8+, IaiDan +, Fddy AA. 6he child /ith acute nephritis syndrome.
alam2 Cebb N,Postleth/aite $, penyuntin. ;linical paediatric
nephroloy.edisi ke"#. Ne/ Kork2 ?@ford'#. h. #-0"1.
1. Soeparman O Sar/ono Capadji. !55. :lmu Penyakit alam. 8akarta. Balai
Penerbit I4:. hal. '0*"'1.
8. Sudoyo, Aru C. dkk. Buku Ajar :lmu Penyakit alam. 8ilid :: Fdisi , 8akarta2
:nterna Publishin Pusat Penerbitan :lmu Penyakit alam, h '0*"'1!.
!. Syaifullah, +uhammad. ''. Buku Ajar Nefroloi Anak . Fdisi '. 8akarta2
Balai Penerbit I4:. h #'#.
!!. $odriueD B, +eDDano S. Acute postinfectious lomerulonephritis. alam2
Aner F,!'. 7armon CF, Niaudet P, Kashika/a N, penyuntin. Pediatric nephroloy. edisi
ke"-. Berlin2 Spriner '5. h. 0*#"%%.!#. Smith 8+, IaiDan +, Fddy AA. 6he child /ith acute nephritis syndrome.
alam2 Cebb N, Postleth/aite $, penyuntin. ;linical paediatric nephroloy.
edisi ke"#. Ne/ Kork2 ?@ford '#. h. #-0"1.!*. 7ricik F, ;hun"Park +, Sedor 8$. Glomerulonephritis. N Fnl 8 +ed.
!551##5(!#)2111"55.
-
8/18/2019 3. GNA - Mesi
32/32
!%. 6rais 9B, alia. Acute nephritic syndrome. alam2 Posleth/aite $8,
penyuntin. ;linical pediatric nephroloy. Fdisi ke"'. ?@ford2 Butter/orth"
7einemann, !55*. h. '!"5.
!-. Sekar/ana 7N. $ekomendasi mutahir tatalaksana lomerulonefritis akut pasca streptokokus. alam2 Aditia/ati, Bahrun , 7erman F, Prambudi $,
penyuntin. Buku naskah lenkap simposium nefroloi ::: dan simposium
kardioloi . :katan okter Anak :ndonesia Palemban, '!. h. !*!"-'.
!0. Noer +S. Glomerulonefritis. alam2 Alatas 7, 6ambunan 6, 6rihono PP,
Pardede S?, penyuntin. Buku ajar nefroloi anak. Fdisi ke"'. 8akarta2 Balai
Penerbit I4:, ''. h. #*%"%#.
!1. Geetha . Glomerulonephritis, poststreptococcal. Aailable from2
http2///.e+edicine lomerulonephritis, poststreptococcal. Acessed on2!'th 8un '%.
!5. inen ;S, ?lieira BG. Acute lomerulonephritis. Postraduated +edical
8ournal '#052'-"!#.
http://www.emedicine/http://www.emedicine/