Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/24727/1/Ardoni_Laporan Akhir Transformasi Informasi...
Transcript of Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/24727/1/Ardoni_Laporan Akhir Transformasi Informasi...
Scanned by CamScanner
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN PRODUK TERAPAN
MODEL TRANSFORMASI INFORMASI ARTIKEL SURAT KABAR
MUATAN MINANGKABAU SEBAGAI PRESERVASI PENGETAHUAN
LOKAL
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Tim Peneliti
Malta Nelisa, S. Sos., M.Hum. NIDN 0011078304 (Ketua Peneliti)
Dr. Ardoni, M. Si. NIDN 0004116003 (Anggota Peneliti)
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
i
ii
RINGKASAN
Artikel dalam surat kabar berfungsi untuk mentransfer ide, gagasan, atau
pemikiran dari penulisnya kepada masyarakat pembaca. Selain itu, artikel juga
dapat memperlihatkan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat untuk
diketahui maupun sebagai informasi awal untuk suatu kajian yang bermanfaat
untuk masa sekarang dan yang akan datang. Penelitian ini membahas tentang
model transformasi informasi artikel surat kabar muatan Minangkabau sebagai
preservasi pengetahuan lokal. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mengidentifikasi
artikel muatan Minangkabau yang dimuat dalam surat kabar tercetak; (2)
mengungkapkan topik-topik yang dibahas dalam artikel surat kabar muatan
Minangkabau; (3) menjelaskan model transformasi informasi artikel surat kabar
muatan Minangkabau; dan (4) menjelaskan bentuk-bentuk preservasi pengetahuan
untuk budaya Minangkabau. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip metode analisis
dokumen, yaitu dengan mengidentifikasi dan mengungkapkan secara umum isi
atau topik dari artikel surat kabar. Teknik penyamplingan yang digunakan adalah
purposive sampling dengan kriteria yaitu artikel surat kabar dengan muatan
Minangkabau. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi literatur.
Teknik analisis data dilakukan dengan mengkolaborasikan konsep transformasi
informasi dan preservasi pengetahuan untuk menghasilkan suatu model
transformasi informasi terhadap artikel surat kabar muatan Minangkabau.
Penelitian pada tahun pertama (2018) menghasilkan kliping surat kabar muatan
Minangkabau, dan model transformasi informasi. Luaran pada tahun ini adalah
prosiding pada seminar internasional. Pada tahun kedua (2019) akan dihasilkan
digitalisasi artikel surat kabar muatan Minangkabau dan satu fitur (bagian) dari
sistem informasi Minangkabau yang dapat diakses oleh masyarakat. Luaran pada
tahun ini yaitu: prosiding seminar internasional, draf artikel pada jurnal nasional
ber-ISSN, draf HKI untuk model penelitian, dan draf buku ajar untuk mata kuliah
Bibliografi Minangkabau.
Kata kunci: transformasi informasi; artikel surat kabar; preservasi pengetahuan;
Minangkabau
iii
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir penelitian yang berjudul “Model Transformasi
Informasi Artikel Surat Kabar Muatan Minangkabau sebagai Preservasi
Pengetahuan Lokal”.
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil penelitian
yang telah dilakukan beberapa bulan ini. Laporan ini juga diharapkan dapat
memberi kontribusi untuk perkembangan ilmu perpustakaan dan sebagai masukan
bagi pengelola perpustakaan.Ucapan terima kasih penulis berikan kepada berbagai
pihak yang telah membantu selesainya penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang membangun
dari rekan-rekan untuk laporan kegiatan yang lebih baik lagi.
Padang, Desember 2018
Tim Peneliti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…… ................................................................. i
RINGKASAN .................................................................................................. ii
PRAKATA…………..…..…… ....................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN…… ............................................................................ v
BAB 1.PENDAHULUAN…… ....................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA…… ............................................................. 4
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN…… .............................. 10
BAB 4. METODE PENELITIAN ................................................................... 11
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI……................................ 15
A. Identifikasi Artikel Muatan Minangkabau… ……..…............ 15
B. Pengindeksan……………… ......................................…….. 16
C. Context Diagram ……………………..................................... 19
D. Entity Relaationship Diaram ............................................. 20
E. User Interface …………………………………………………………... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... . 34
LAMPIRAN ..................................................................................................... . 26
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ..................................................................... 26
Lampiran 2 Luaran Penelitian: Prosiding ........................................................ 33
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Hasil pemikiran seseorang yang berhubungan dengan suatu budaya,
sangat perlu dilestarikan untuk mempertahankan keberadaan khazanah budaya
lokal tersebut. Globalisasi memberikan dampak pada terjadinya percampuran
budaya yang memungkinkan terkikisnya nilai-nilai budaya lokal terutama yang
berhubungan dengan pengetahuan tradisional (traditional knowledge). Salah satu
media yang dapat menjaga eksistensi pengetahuan tradisional tersebut adalah
surat kabar.
Informasi dalam artikel surat kabar sering menunjukkan fenomena yang
terjadi di tengah masyarakat pada saat tulisan tersebut dipublikasikan. Selain itu,
tulisan dalam surat kabar terkadang juga menginformasikan kembali peristiwa-
peristiwa masa lalu yang dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat
pada saat sekarang. Surat kabar juga dijadikan sebagai media komunikasi yang
dianggap cukup efektif untuk mentransfer pengetahuan dari seseorang. Sejalan
dengan itu, artikel dalam surat kabar merupakan hasil pemikiran individu yang
perlu dihargai sebagai bentuk informasi awal atau pernyataan awal yang dapat
membuka pikiran para pembaca surat kabar. Hal ini dapat dijadikan sebagai
rujukan untuk mengetahui perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan baik
sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi, dan lainnya.
Sunarti (2013:12) mengemukakan bahwa surat kabar dan majalah merupakan
salah satu sumber tertulis yang menjadi khazanah kekayaan budaya dan “harta”
ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya guna menggali
informasi yang tersimpan di dalamnya. Seperti, informasi tentang zaman tertentu
yang dapat dimanfaatkan oleh disiplin bidang ilmu lainnya. Dalam penelitiannya
Sunarti juga menekankan pentingnya surat kabar dan majalah sebagai sumber
informasi tertulis dan koleksi langka.
Artikel atau berita di surat kabar cenderung tidak dibaca secara keseluruhan.
Biasanya informasi dalam media massa tersebut hanya dibaca pada saat baru
terbit saja. Penelitian Wilbur Schramm dan David Manning (dalam Rivers,
2003:303) menunjukkan bahwa usia, pendidikan, jenis kelamin, dan status sosio-
ekonomi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi apa yang hendak dibaca.
2
Secara umum pembaca muda menyukai artikel-artikel hiburan, sedangkan mereka
yang lebih berumur menyukai informasi dan masalah-masalah umum. Pembaca
dewasa lebih banyak membaca berita dibandingkan pembaca muda yang lebih
tertarik dengan gambar-gambar atau fotonya saja. Mereka yang berpendidikan
cenderung mencari informasi, sedangkan yang kurang berpendidikan lebih suka
dengan artikel-artikel hiburan.
Khususnya informasi tentang muatan Minangkabau dalam artikel surat kabar,
sejauh ini belum ditemukan pendokumentasian yang sistematis untuk
memudahkan pencari informasi menemukan dengan cepat topik tersebut.
Berbagai informasi tentang Minangkabau dapat dibaca beberapa waktu saja pada
saat surat kabar diterbitkan. Apabila ditelusuri lagi informasi terdahulu yang
pernah ada, pencari informasi mengalami kesulitan dalam penelusuran informasi.
Karakteristik surat kabar tercetak yaitu memuat banyak artikel tentang berbagai
aspek kehidupan dan memiliki frekuensi terbit tiap hari. Hal ini menyebabkan
terdapatnya peluang yang sangat besar bagi pencari informasi untuk kehilangan
banyak informasi yang mungkin dibutuhkan di masa yang akan datang.
Pendokumentasian karya-karya lokal lebih banyak berhubungan dengan
benda-benda yang terlihat secara fisik, seperti yang terdapat di pusat-pusat
dokumentasi Minangkabau maupun museum. Untuk karya-karya intelektual, baru
terbatas pada bentuk buku muatan Minangkabau yang terdapat di perpustakaan-
perpustakaan atau di pusat-pusat informasi lainnya. Kajian terdahulu yang
berkaitan dengan topik ini baru berupa rekomendasi untuk preservasi khazanah
kearifan lokal. Saputra (2006) menyatakan bahwa dokumen yang memuat
informasi tentang kearifan lokal tidak hanya tersimpan dalam buku-buku yang
dihasilkan oleh penerbit, tetapi juga tersimpan sebagai literatur abu-abu (grey
literature) di berbagai institusi seperti lembaga arsip, museum, lembaga riset,
perguruan tinggi, institusi penyiaran, lembaga swadaya masyarakat bahkan
sebagai koleksi pribadi yang kemungkinan tidak seluruhnya tercakup dalam
bibliografi.
Berdasarkan uraian diatas, pelestarian informasi intelektual tentang
Minangkabau pada artikel surat kabar, perlu dilakukan dalam kemasan lain
melalui transformasi informasi. Proses ini dirancang dalam bentuk model
3
transformasi informasi yang selanjutnya dijadikan sebagai produk informasi
muatan Minangkabau sebagai bentuk preservasi terhadap pengetahuan lokal
Minangkabau. Hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan nilai ekonomi
ketika dilaksanakan secara berkelanjutan dan dapat membantu pencari informasi
dalam pemenuhan kebutuhan informasinya tentang berbagai aspek budaya
Minangkabau.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Berkaitan dengan masalah penelitian, tinjauan kepustakaan yang diuraikan
adalah teori yang relevan dengan permasalahan tersebut. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini ada tiga yaitu: (1) transformasi informasi, (2) sumber
informasi, dan (3) preservasi pengetahuan.
1. Transformasi Informasi
Pada hakikatnya informasi adalah data dan fakta yang diolah dan
disampaikan atau dikomunikasikan kepada orang lain dalam berbagai bentuk.
Informasi akan memiliki nilai tambah ketika disajikan dalam bentuk berbeda dari
kemasan awalnya. Proses perubahan ini merujuk pada istilah transformasi
informasi. Hamalik (1993:72) menyatakan bahwa transformasi informasi adalah
komponen proses dalam pengelolaan sistem informasi yang berfungsi memroses
data menjadi informasi, sehingga dapat dihasilkan produk informasi yang
diperlukan bagi para pemakai informasi.
Pendapat yang lebih sederhana namun komprehensif dinyatakan oleh
Marimin, Tanjung, dan Prabowo (2006:2), bahwa transformasi merupakan proses
perubahan input menjadi output yang dilakukan oleh sistem. Pada dasarnya kedua
pendapat di atas mempunyai maksud yang sama. Hamalik lebih menekankan
pengertian transformasi informasi sebagai proses pengolahan data untuk
menghasilkan produk informasi. Sementara itu, Marimin, Tanjung, dan Prabowo
menggunakan istilah input dan output dimana prosesnya dilakukan oleh sistem.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa transformasi informasi
adalah pengolahan data sebagai input yang diproses oleh sistem, menjadi output
dalam bentuk produk informasi.
Hamalik (1993:73) mengemukakan bahwa proses yang dilalui dalam konsep
transformasi informasi yaitu: (1) pengumpulan data, (2) pengolahan data, (3)
analisis dan penilaian, (4) penyajian dan penyebarluasan, dan (5) dokumentasi.
Hasil dari proses tersebut selanjutnya menjadi informasi.
Marimin, Tanjung, dan Prabowo (2006:17) juga mengemukakan suatu proses
transformasi informasi dalam bentuk siklus. Siklus ini dikaitkan dengan
5
permasalahan manajemen, sehingga menjadi siklus transformasi data, informasi,
dan keputusan yang digambarkan seperti pada Gambar 1 berikut.
(Sumber: Marimin, Tanjung, dan Prabowo, 2006:17)
Gambar 1. Siklus Transformasi Data, Informasi, dan Keputusan
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa informasi terbentuk dari adanya data
yang terdiri dari bilangan dan terms yang disusun, diolah, dan disajikan dengan
dukungan sistem informasi manajemen. Selanjutnya, keputusan yang diambil
perlu ditindaklanjuti dengan aksi yang dalam pelaksanaannya perlu mengacu pada
standar prosedur operasi dan akan membentuk kembali data, begitu seterusnya.
Penelitian ini merujuk pada proses yang dikemukakan oleh Hamalik, karena lebih
ditujukan untuk menghasilkan suatu produk informasi.
Transformasi informasi dapat berupa perubahan bentuk media penyimpanan
informasi dari tercetak ke dalam bentuk digital. Untuk media akses informasi
dalam bentuk digital, perlu dibuatkan suatu rancangan pangkalan data agar hasil
jadi sumber untuk akses informasi ini dapat digunakan dengan mudah dan sesuai
dengan tujuan pembuatannya. Wahyudi (2008:185) mendefinisikan pangkalan
data (database) adalah sekumpulan file yang saling berelasi yang disimpan di
media penyimpanan elektronis dan dapat diakses oleh satu atau lebih user melalui
jaringan komputer. Pangkalan data digunakan untuk menyimpan data yang
terstruktur. Struktur data ini didesain menggunakan suatu variasi teknis, salah
satunya model Entity-Relationship (ER). Hasil akhir dari model E-R adalah entity-
6
relationship diagram (ERD), yaitu model data yang membutuhkan notasi grafis
untuk merepresentasikannya. Entitas adalah sebuah objek yang unik yang bisa
dibedakan antara satu objek dengan objek lainnya. Dalam pemahaman lainnya
bisa diartikan entitas adalah sesuatu yang nyata atau abstrak tentang sesuatu yang
akan disimpan.
2. Sumber Informasi
Kajian teori tentang sumber informasi meliputi: (a) hakikat sumber informasi,
(b) surat kabar.
a. Hakikat Sumber Informasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (2017) menjelaskan arti
informasi adalah: “penerangan, pemberitahuan, kabar, atau berita tentang
sesuatu”. Informasi memerlukan media agar dapat diketahui oleh seseorang atau
banyak orang. Media ini disebut sebagai sumber informasi. Hartono, (2016):3-4
menjelaskan bahwa sumber informasi merupakan sekumpulan informasi yang
telah dikelompokkan berdasarkan masing-masing kategori. Sumber informasi juga
merupakan sarana bibliografi sebagai bentuk jasa produk perpustakaan yang dapat
diakses dan dimanfaatkan oleh perpustakaan.
Hartono (2016:4) selanjutnya mengemukakan bahwa sumber informasi
dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian berdasarkan prioritas dan kualitas
informasi, yaitu: (1) sumber informasi primer, (2) sumber informasi sekunder, (3)
sumber informasi tersier, dan (4) sumber informasi lain.
Pertama, sumber informasi primer merupakan sumber informasi yang
pertama kali diterbitkan. Informasi dalam sumber ini ditulis oleh orang yang
pertama kali mengalami, melakukan, atau meneliti kejadian atau peristiwa yang
dikaji. Data pada sumber ini dianggap lebih akurat dan penting bagi ilmuwan
sebagai sumber informasi. Contohnya laporan penelitian, tesis, disertasi, artikel
jurnal penelitian, artikel surat kabar, otobiografi, pidato, terbitan pemerintah,
prosiding, statistik, dan karya sastra. Kedua, sumber informasi sekunder
merupakan petunjuk untuk sumber informasi primer dan merupakan interpretasi
atau tafsiran dari literatur yang bersifat sumber informasi primer dan ditulis bukan
7
oleh penelitinya langsung. Contohnya katalog perpustakaan, daftar buku, katalog
penerbitan, tinjauan artikel, majalah sari dan indeks, kamus, ensiklopedi, dan
buku pegangan. Ketiga, sumber informasi tersier merupakan petunjuk untuk
sumber primer dan sumber sekunder. Informasi dalam sumber informasi ini bukan
merupakan pengetahuan yang baru bagi ilmuwan. Contohnya almanak, direktori,
dan buku teks. Keempat, sumber informasi lain yang berisi informasi yang
bernilai khusus karena memberi jalan keluar baru yang dapat digunakan untuk
keperluan dan tujuan praktis. Contohnya paten dan standar.
b. Artikel Surat Kabar
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (2017) mendefinisikan:
“surat kabar sebagai lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dan sebagainya,
dengan istilah lain disebut dengan „koran‟”.
Informasi dalam surat kabar dapat hilang sejalan dengan berjalannya
waktu. Sunarti (2013:12) mengemukakan bahwa surat kabar dan majalah
merupakan salah satu sumber tertulis yang menjadi khazanah kekayaan budaya
dan “harta” ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya guna
menggali informasi yang tersimpan di dalamnya. Seperti, informasi tentang
zaman tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh disiplin bidang ilmu lainnya. Dalam
penelitiannya Sunarti juga menekankan pentingnya surat kabar dan majalah
sebagai sumber informasi tertulis dan koleksi langka.
Menurut Agee, Ault, dan Emery (1997) surat kabar memiliki fungsi utama
dan fungsi pendukung. Fungsi utama surat kabar yaitu: (1) to inform, (2) to
comment, dan (3) to provide. Fungsi pendukung surat kabar yaitu: (1) untuk
kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, (2) memberikan hiburan
kepada pembaca, dan (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah,
menjadi agen informasi, serta untuk memperjuangkan hak.
Salah satu informasi dalam surat kabar disampaikan dalam bentuk artikel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (2017), artikel adalah:
“karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar,
dan sebagainya”. Artikel tidak sepenuhnya berisi opini. Dalam
http://mcd.bis.telkomuniversity.ac.id (2012) dijelaskan bahwa artikel dapat
8
berbentuk: (1) opini, yaitu pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok
terhadap masalah; (2) gagasan; dan (3) interpretasi, yaitu hasil pemikiran berupa
penafsiran, pengertian, atau pemahaman. Selanjutnya dijelaskan bahwa kegunaan
artikel bagi pembaca adalah agar dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan
pandangan dan gagasan serta argumentasi dari berita-berita atau situasi yang
terjadi dan terekam dalam benak penulis.
3. Preservasi Pengetahuan
Preservasi merupakan kegiatan melestarikan atau menjaga suatu objek agar
dapat digunakan atau dimanfaatkan pada waktu sekarang dan yang akan datang.
Kegiatan preservasi tidak hanya dilakukan pada objek yang tampak (benda),
namun juga bisa dilakukan pada objek yang tak tampak seperti pengetahuan.
Menurut Nonaka dalam Agrifoglio (2015:1), pengetahuan adalah berbagai konsep
dengan arti yang beranekaragam. Pengetahuan direpresentasikan sebagai
kumpulan topik yang abstrak, artinya sulit didefinisikan dan tidak terukur.
Preservasi pengetahuan terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan
kearifan lokal maupun budaya lokal perlu dilakukan untuk menjaga khazanah
budaya lokal, mempertahankan nilai-nilai, dan melestarikan informasi tentang
fenomena yang pernah terjadi dalam lingkungan suatu budaya. Menurut Saputra
(2006), kearifan lokal yang tangguh, yang dapat diselamatkan, direkonstruksi, dan
direvitalisasi akan menjadi bagian dari modal masyarakat dalam upaya
membangun masa depan.
Romhardt dalam Agrifoglio (2015:17) menyatakan bahwa preservasi
pengetahuan terdiri dari tiga proses kegiatan, yaitu: selection, storage, dan
actualization. (1) Selection (seleksi atau pemilihan), merupakan proses
identifikasi pengetahuan yang akan digunakan pada masa yang akan datang dan
perlu dilestarikan. (2) Storage (penyimpanan), merupakan tahapan dimana
pengetahuan yang dikelola selanjutnya disimpan dalam bentuk yang sesuai atau
cocok dengan kebutuhan informasi. Bentuk penyimpanan dapat dilakukan secara
individual, kumpulan, dan elektronik. (3) Actualization (pengaktualan),
merupakan tahaoan dimana pengetahuan yang telah dikelola diaktualisasikan agar
dapat diakses atau digunakan untuk membantu proses pembuatan keputusan atau
mendukung pelaksanaan aktivitas individu maupun kelompok.
9
Preservasi pengetahuan dalam penelitian ini difokuskan pada
pengetahuan tentang muatan Minangkabau dalam artikel surat kabar.
Minangkabau merujuk pada entitas kultural yang secara geografis mendiami
wilayah Sumatera Barat, penggunaan bahasa Minang dan menganut sistem
kekerabatan matrilineal, serta memiliki identitas agama Islam. Pengetahuan
muatan Minangkabau dalam penelitian ini mencakup semua aspek kehidupan
masyarakat Minangkabau yang dimuat dalam artikel surat kabar, seperti: adat dan
budaya, agama, sosial kemasyarakatan, dan lain-lain.
10
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan utama penelitian ini adalah menjelaskan model transformasi informasi
pada artikel surat kabar muatan Minangkabau menjadi bentuk kemasan lain yang
berfungsi sebagai preservasi pengetahuan tentang budaya lokal. Sementara itu,
tujuan khusus penelitian ini yaitu:
a. mengidentifikasi keberadaan artikel muatan Minangkabau dalam berbagai
surat kabar;
b. mengungkapkan topik-topik yang dibahas dalam artikel surat kabar muatan
Minangkabau;
c. menjelaskan model transformasi informasi artikel surat kabar muatan
Minangkabau ke dalam kemasan digital;
d. menjelaskan bentuk-bentuk preservasi pengetahuan untuk budaya
Minangkabau.
Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi secara teoritis bagi ilmu
informasi dan perpustakaan dalam hal pengembangan sumber-sumber informasi
budaya lokal. Selain itu, bagi ilmu lain seperti sastra daerah (Minangkabau), dapat
memberikan informasi tentang topik-topik yang pernah dibicarakan oleh
masyarakat sebagai informasi dasar untuk pelaksanaan penelitian tentang
Minangkabau. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana
penelusuran informasi bagi para peneliti, penulis, dan masyarakat umum untuk
mengetahui berbagai informasi tentang segala aspek kehidupan masayarakat dan
budaya Minangkabau. Selain itu, penelitian ini sangat berkontribusi untuk
menjaga dan melestarikan khazanah budaya lokal sebagai hasil pemikiran atas
berbagai aspek budaya Minangkabau.
11
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian dan karakteristik data yang akan
diolah, maka jenis penelitian yang akan dilaksanakan untuk tahun pertama (2018)
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Secara operasional,
penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip metode analisis dokumen, yaitu
dengan mengidentifikasi dan mengungkapkan secara umum isi atau topik dari
artikel surat kabar.
Untuk tahun kedua (2019) penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan. Menurut Arikunto (2002:18), penelitian tindakan adalah penelitian
tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya
langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Tindakan yang
dilakukan berkaitan dengan pembuatan produk informasi menggunakan model
yang telah dihasilkan sebelumnya, yaitu melalui kolaborasi proses transformasi
informasi dengan preservasi pengetahuan.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, populasinya adalah semua artikel yang dipublikasikan
dalam surat kabar tercetak. Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008:61),
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Selanjutnya Margono (2004:128) mengemukakan bahwa pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu
yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Sesuai dengan hal tersebut, maka sampel penelitian ini adalah artikel
muatan Minangkabau yang terdapat dalam surat kabar tercetak.
12
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu dua tahun. Tahun pertama (2018)
adalah kegiatan mengumpulkan dan mengidentifikasi artikel muatan
Minangkabau yang terdapat di dalam surat kabar tercetak. Untuk memudahkan
pengolahan data nantinya, artikel yang ditemukan didokumentasikan dalam
bentuk kliping. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap isi artikel untuk
menentukan topik yang dibahas, sekaligus menginterpretasikannya ke dalam
bentuk indeks beranotasi. Dengan menganalisis perpaduan konsep transformasi
informasi dan preservasi pengetahuan, penelitian tahun pertama ini akan
menghasilkan suatu model transformasi informasi artikel surat kabar muatan
Minangkabau.
Pada tahun kedua (2019), kegiatan yang dilakukan adalah menerapkan model
yang telah ditemukan pada tahun pertama menjadi bentuk sistem informasi
Minangkabau. Selanjutnya, artikel surat kabar muatan Minangkabau dalam bentuk
kliping ditransformasikan (dialihmediakan) ke dalam format digital dan diinput ke
dalam satu bagian dari sistem informasi Minangkabau. Selanjutnya sistem akan
diujicobakan sampai pada akses terhadap informasi muatan Minangkabau dalam
format digital. Sesuai dengan rancangan penelitian tersebut, maka kerangka
fishbone penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. Kerangka Fishbone Penelitian
13
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode. (1) Observasi, yaitu
dengan menyelidiki artikel dalam surat kabar dengan muatan Minangkabau. (2)
Studi kepustakaan, yaitu dengan teknik mencatat dan mengidentifikasi dokumen
dalam bentuk artikel muatan Minangkabau menjadi suatu anotasi. Selain itu, studi
kepustakaan digunakan juga untuk mengetahui kebutuhan informasi masyarakat
secara umum mengenai artikel muatan Minangkabau.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian pada tahun pertama (2018) dilakukan dengan
mengkolaborasikan proses transformasi informasi dengan preservasi pengetahuan
menjadi satu model produk informasi. Pembuatan model dilakukan dengan
mempertimbangkan ketersediaan informasi pada data dan kebutuhan informasi di
lapangan yang diketahui melalui studi kepustakaan. Pada tahun kedua (2019),
analisis data dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan akses terhadap
produk informasi muatan Minangkabau.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual penelitian ini
digambarkan sebagai berikut.
14
Gambar 2. Kerangka Konseptual Penelitian
15
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Model transformasi dalam penelitian ini dimaknai sebagai perancangan
sarana penelusuran dan pengaksesan sumber informasi yang direncanakan sebagai
Pangkalan Data Minangkabau dengan cakupan unsur-unsur, yaitu: seleksi artikel
muatan Minangkabau, pengindeksan artikel muatan Minangkabau, pembuatan
context diagram, dan perancangan user interface.
A. Seleksi Artikel Muatan Minangkabau
Penyeleksian terhadap artikel surat kabar muatan Minangkabau
dilakukan pada empat surat kabar yang ditemukan pada proses pengumpulan data,
yaitu Singgalang, Padang Ekspres, Haluan, dan Posmetro. Dalam surat kabar
tersebut terdapat 127 artikel muatan Minangkabau, sesuai dengan ciri-ciri yang
telah ditetapkan dalam penelitian. Sebagai bagian dari transformasi informasi dan
untuk memudahkan proses pengumpulan informasi dalam artikel surat kabar,
sekaligus dalam proses ini dibuat kliping dari artikel yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Contoh kliping dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Contoh Kliping Artikel Muatan Minangkabau
16
Lebih lengkap, hasil kliping artikel muatan Minangkabau keseluruhan terdapat
pada Lampiran 1. Kliping tersebut nantinya dialihmediakan agar bisa diakses oleh
pencari informasi melalui pangkalan data yang akan dibuat pada penelitian
lanjutan sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Sementara itu dalam konsep
preservasi pengetahuan, proses ini merupakan tahapan penting dalam upaya
pelestarian terhadap khazanah pengetahuan tentang budaya lokal yang perlu
diwariskan atau dipertahankan informasinya sebagai pengetahuan bagi generasi
sekarang dan generasi yang akan datang.
B. Pengindeksan
Setiap artikel surat kabar membahas satu topik yang berhubungan dengan
salah satu aspek kehidupan masyarakat Minangkabau. Topik-topik tersebut
dikelompokkan lagi ke dalam subsubjek yang menggambarkan klasifikasi bahasan
dalam artikel yang digunakan untuk pengindeksan pada sistem yang akan dibuat.
Pengindeksan merupakan proses pembuatan daftar istilah untuk memudahkan
penelusuran informasi. Langkah kerja untuk pembuatan indeks adalah dengan
mengeluarkan istilah-istilah penting yang berkaitan dengan bahasan artikel. Selain
istilah, isi artikel juga dideskripsikan dengan ringkas dalam bentuk anotasi. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat pencari informasi mengetahui
isi artikel yang disediakan dalam pangkalan data, serta menemukan artikel yang
diinginkan dengan tepat.
Subsubjek yang dibahas dalam artikel muatan Minangkabau ini
diklasifikasikan menjadi delapan, yaitu: adat Minangkabau, sejarah, tradisi,
perempuan di Minangkabau, Islam di Minangkabau, bahasa dan sastra, sosial
kemasyarakatan, dan wisata di Sumatera Barat. Secara rinci topik-topik tersebut
diuraikan sebagai berikut. Pertama, subsubjek adat Minangkabau yang mencakup
informasi tentang sistem kekerabatan, sistem kemasyarakat pakaian adat, ninik
mamak, tanah ulayat, dan hukum adat. Adat Minangkabau dibahas paling banyak
dalam artikel, diantaranya berisi tentang eksistensi ninik mamak dalam kehidupan
di Minangkabau sebagai pimpinan yang mengatur dan mengawasi semua aspek
kehidupan baik dari sisi agama maupun hukum. Selain itu juga terdapat bahasan
tentang pola asuh bersama yaitu laki-laki dan perempuan dalam kekerabatan
17
matrilineal. Pembahasan paling banyak pada subsubjek ini adalah mengenai
pakaian adat di Minangkabau yang mencakup pakaian adat beberapa wilayah di
Minangkabau, pakaian adat perempuan, dan bagian-bagian yang terdapat dalam
pakaian adat Minangkabau.
Kedua, subsubjek sejarah Minangkabau yang mencakup sejarah
Minangkabau, rumah gadang, nagari, dan peninggalan budaya. Topik peninggalan
budaya menjadi bahasan yang banyak dikaji dalam subsubjek ini. Dalam bahasan
ini antara lain didapatkan informasi tentang asal mula nama Minangkabau yang
berawal dari adu laga kerbau besar dari Jawa dengan kerbau kecil milik penduduk
asli Minangkabau. Selain itu juga terdapat bahasan tentang urban heritage sebagai
peninggalan budaya yang banyak terdapat di wilayah Bukittinggi.
Ketiga, subsubjek tradisi yang mencakup tradisi adat, tradisi masyarakat,
dan seni tradisi. Tradisi dalam konteks budaya berkembang sebagai perpaduan
penerapan adat istiadat dengan pola pikir dan budaya yang berkembang di tengah
masyarakat. Tradisi bertahan dan berkembang secara turun temurun. Informasi
yang didapat dari artikel ini antara lain tentang tradisi marantau sebagai tradisi
yang dikenal sebagai ciri orang Minangkabau. Tradisi merantau dibagi menjadi
tiga tujuan untuk memekarkan nagari, merantau keliling, dan merantau Cino
untuk menguasai perdagangan. Terdapat juga bahasan tentang tradisi malamang
yang berawal dari berkembangnya Islam di Minangkabau.
Keempat, subsubjek perempuan di Minangkabau. Bahasan ini memiliki
subsubjek sendiri karena adat Minangkabau dengan sistem kekerabatan
matrilineal menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk dibahas, baik dari sisi adat
maupun kehidupan bermasyarakat perempuan Minangkabau. Artikel tentang topik
ini diantaranya membahas tentang pola pikir perempuan Minangkabau yang
ditelusuri melalui tingkah laku, bahasa dan sastra, serta nilai-nilai yang dianut
dalam berbagai kurun waktu (lampau, sekarang, dan masa yang akan datang).
Artikel lainnya membahas tentang implementasi adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah (ABS-SBK) sebagai dilema pada perempuan Minangkabau
yang hidup di zaman sekarang.
Kelima, subsubjek Islam di Minangkabau yang juga dijadikan sebagai
kelompok tersendiri dalam klasifikasi artikel dengan pertimbangan bahwa
18
Minangkabau sangat identik dengan Islam. Adat Minangkabau dibuat dan
berkembang berdasarkan ajaran Islam. Selain itu, artikel yang membahas tentang
topik ini juga cukup banyak. Diantara artikel tersebut membahas tentang ajaran
Islam bagi masyarakat Minangkabau yang tersirat dalam pepatah syarak
batilanjang, adat basisampiang yang berarti syarak atau Islam bicara tentang
aturan-aturan secara tuntas dan jelas, sedangkan adat dalam penerapannya disertai
oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan. Selain itu, terdapat juga artikel tentang tiga
ulama besar Minangkabau, yaitu: Dr. Hadji Abdul Karim Amrullah, Syekh Taher
Jalaluddin, dan Syekh Daud Rasjidi. Topik-topik dalam artikel ini dapat
menambah pengetahuan pembaca tentang sejarah perkembangan Islam di
Minangkabau.
Keenam,subsubjek bahasa dan sastra. Artikel yang membahas tentang
bahasa pada umumnya mengkaji tentang fenomena peralihan makna suatu istilah
Minangkabau dari masa lampau ke masa sekarang. Contohnya, terdapat dua
artikel yang membahas tentang istilah „balimau‟. Bahasan pertama mengkaji dari
segi ekspresi linguistik dimana istilah tersebut bertujuan untuk membersihkan hati
dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah
puasa. Artikel kedua membahas tentang transformasi istilah „balimau‟ yang
dulunya dilakukan di sungai, namun sekarang berpindah ke waterboom sekaligus
untuk berwisata. Selain itu, bahasan tentang sastra salah satunya mengkaji tentang
Kaba Cindua Mato yang sangat dikenal di Minangkabau sebagai cerita klasik
yang mengungkapkan mitologi yang dimiliki masyarakat Minangkabau, peranan
perempuan Minangkabau dalam kehidupan sosial budaya, dan untuk mempelajari
sejarah Minangkabau.
Ketujuh, subsubjek sosial masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas
sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam suatu kelompok yang
menggambarkan atau menciptakan norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Terdapat beberapa artikel yang membahas topik tentang adanya
istilah Minangkabau yang mencerminkan perilaku suatu kelompok masyarakat.
Contohnya istilah „adu kerbau‟ yang menggambarkan pernyataan anak kecil
zaman sekarang yang tidak bisa dipercaya sepenuhnya, harus diklarifikasi karena
perilakunya telah dipengaruhi oleh tontonan di televisi atau media lainnya. „Adu
19
kerbau‟ dalam konteks tersebut merujuk pada sejarah asal mula nama
Minangkabau, dimana adanya adu laga antara kerbau besar dengan kerbau kecil
atau anak kerbau. Artikel lainnya membahas tentang mitos dan tabu yang
dijadikan sebagai norma dalam masyarakat. Kedelapan, subsubjek wisata di
Sumatra Barat yang menginformasi berbagai objek wisata yang dimuat dalam
artikel surat kabar.
Pengklasifikasian artikel muatan Minangkabau menjadi delapan subsubjek
tersebut dibuat berdasarkan informasi atau topik dalam artikel yang telah
dikumpulkan dari berbagai surat kabar. Penentuan nama subsubjek tersebut dibuat
atas pertimbangan informasi dalam topik-topik yang berdekatan, contohnya dalam
subsubjek adat Minangkabau terdapat topik tentang pakaian adat, sistem
kekerabatan, dan lain-lain. Pertimbangan lainnya adalah berdasarkan topik yang
sering dibicarakan dalam masyarakat Minangkabau, seperti topik tentang adat
istiadat, perempuan di Minangkabau, dan objek wisata di Sumatra Barat. Hasil
pengindeksan menjadi bagian penting dalam suatu pangkalan data sebagai titik
akses untuk menemukan informasi.
C. Context Diagram Pangkalan Data Minangkabau
Bagian ini menggambarkan arus input dan output sistem dalam bentuk
diagram alir yang menunjukkan hubungan antara bagian-bagian yang terdapat
dalam sistem. Pada konsep transformasi informasi, hal ini berhubungan dengan
proses input untuk sistem informasi. Aliran data dalam sistem Pangkalan Data
Minangkabau digambarkan dalam context diagram sebagai berikut.
20
Gambar 4. Context Diagram Pangkalan Data Minangkabau
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa rancangan sistem yang
dibuat merupakan suatu bentuk pangkalan data yang secara umum terdiri atas dua
pelaku, yaitu admin sebagai personal yang menyediakan data dan user sebagai
personal yang menggunakan data. Pada penelitian ini data yang direncanakan
untuk masuk dalam sistem baru dibatasi pada data artikel surat kabar tercetak
yang sudah dialihmediakan menjadi data digital. Data lain, yaitu buku dan
indigenous knowledge adalah data selanjutnya yang ditargetkan untuk menjadi
bagian yang dapat diakses dalam Pangkalan Data Minangkabau.
Pada context diagram tersebut, admin memberikan input data artikel surat
kabar ke dalam sistem pangkalan data. Aliran untuk output kepada admin adalah
laporan statistik user yang memanfaatkan sistem dan laporan aktivitas
penggunaan informasi dalam sistem pangkalan data. Sementara itu, aliran input
dari user terhadap sistem didapatkan dalam bentuk data atau identitas user yang
unsur-unsurnya telah ditetapkan di dalam sistem. Aliran output dari sistem kepada
user adalah dalam bentuk informasi dari artikel yang telah diseleksi user sesuai
dengan kebutuhan informasinya. Secara lebih rinci, hubungan dan arus data dalam
sistem pangkalan data dapat dibuatkan dalam bentuk data flow diagram dengan
level-level tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang hubungan antara data satu dengan data lainnya yang terdapat di dalam
sistem pangkalan data.
D. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entitas adalah objek yang terdapat pada suatu unit yang akan dibuatkan
komputerisasinya. Dapat diartikan juga entitas sebagai objek unik yang bisa
dibedakan antara satu objek dengan objek laiannya. Entitas dalam pangkalan data
merupakan bagian dari model E-R yang menghasilkan entity-relationship diagram
(ERD). Untuk rancangan pangkalan data yang berisi artikel muatan Minangkabau
ini, ERD diperlihatkan pada Gambar 5 berikut.
21
Gambar 5. Entity Relationship Diagram
Berdasarkan Gambar 5, dapat dijelaskan bahwa pangkalan data ini akan
berisi entitas „Artikel Surat Kabar‟, „Administrator‟, „User‟, dan „Login‟. Masing-
masing entitas memiliki atribut sebagai penciri atau karakternya. Diantara entitas
juga memiliki hubungan yang dikaitkan pada atribut entitas lainnya.
E. Desain User Interface
Komunikasi antara user dengan sistem secara nyata digambarkan dalam
desain user interface. Desain ini dibuat untuk menggambarkan apa saja yang dapat
dilakukan oleh user dalam sistem pangkalan data. Desain user interface Pangkalan
Data Minangkabau untuk menu utama digambarkan sebagai berikut.
22
Gambar 4. Desain Interface Menu Utama
Pada Gambar 4 dapat dilihat desain user interface secara jelas
menginformasikan apa isi sistem informasi yang dirancang melalui gambar
background „rumah gadang‟ yang merupakan rumah adat orang Minangkabau.
User dapat menangkap makna tersirat dari gambar tersebut bahwa segala
informasi yang disediakan pasti berhubungan rumah gadang dan aspek-aspek
yang menyertainya dalam arti luas. Artinya, rumah gadang dikenal sebagai „ikon‟
dari suku Minangkabau yang memiliki sistem kekerabatan matrilineal dan
memiliki aturan yang sistematis tentang berbagai aspek kehidupan.
Desain user interface tersebut juga dilengkapi dengan judul sistem
informasi, yaitu “Minangkabau Database”. Untuk pemanfaatan yang interaktif,
interface menyediakan fitur-fitur pengaksesan informasi mengenai halaman depan
pangkalan data, pihak atau alamat yang bisa dihubungi untuk memfasilitasi user
dalam memperoleh informasi tentang pangkalan data. Selain itu juga terdapat fitur
register dan login bagi user yang ingin mengakses dokumen dalam pangkalan
data. Fitur ini sekaligus merupakan output untuk mendapatkan informasi tentang
user laporan penggunaan informasi dalam pangkalan data. Fitur yang paling
penting dalam desain ini adalah “search”. Fitur ini merupakan ativitas inti yang
menjadi tujuan dirancangnya pangkalan data. Dalam fitur tersebut user dapat
mencari berbagai informasi tentang Minangkabau melalui fasilitas penelusuran
informasi yang sederhana maupun lanjutan. Secara keseluruhan desain user
interface dibuat sederhana untuk memudahkan user dalam mengeksplorasi
23
pangkalan data. Desain ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan informasi yang dapat dimasukkan dalam pangkalan data.
F. Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang telah dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Makalah dalam International Conference on Record and Library (Lampiran
2).
2. Model penelitian dalam bentuk draf.
3. Artikel dalam jurnal nasional ber-ISSN dalam bentuk draf.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agee, William K., Philip, H. Ault, dan Emery, Edwin. 1997. Introduction to Mass
Communication. London: Longman.
Agrifoglio, Rocco. 2015. Knowledge Preservation Through Community of
Practice: Theoretical Issues and Empirical Evidence. London: Springer.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Artikel. 2012. Diakses 31 Januari 2018, dari
http://mcd.bis.telkomuniversity.ac.id/file/Materi%20Kuliah/Bahasa%20I
ndonesia/Handout%20Bahasa%20Indonesia/Bab_10_Artikel_edit%2020
11.pdf
Hamalik, Oemar. 1993. Pengelolaan Sistem Informasi. Bandung: Trigenda Karya.
Hartono. 2016. Manajemen Sumber Informasi Perpustakaan. Yogyakarta:
Calpulis.
Hayati, Yenni, Nelisa, Malta, dan Nasution, Ismail. 2017. “Model Pendidikan
Karakter pada Cerita Rakyat Minangkabau Berbasis Kearifan Lokal”.
Laporan Penelitian (belum terbit). Padang: Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Padang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia: versi daring. 2017. Diakses 31 Januari 2018, dari
https://www.kbbi.web.id.
Marimin, Tanjung, H., dan Prabowo, H. 2006. Sistem Informasi Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Margono, S. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Primadesi, Yona. 2013. Preservasi Pengetahuan dalam Tradisi Lisan Seni
Pertunjukan Randai di Minangkabau Sumatera Barat. Jurnal Kajian
Informasi dan Perpustakaan, 1(2). Diakses 29 Januari 2018, dari
http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/view/9616.
25
Rivers, William L. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta:
Kencana.
Saputra, Gani Gaos. 2006. Peran Strategis Perpustakaan Nasional RI dalam
Preservasi dan Diseminasi Khazanah Kearifan Lokal sebagai Social
Capital Bangsa. Visi Pustaka, 8(2). Diakses 29 Januari 2018, dari
http://www.pnri.go.id/magazine/peran-strategis-perpustakaan-nasional-
ri-dalam-preservasi-dan-diseminasi-khazanah-kearifan-lokal-sebagai-
social-capital-bangsa/.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sunarti, Sastri. 2013. Kelisanan dan Keberaksaraan dalam Surat Kabar Terbitan
Awal di Minangkabau (1859 – 1940-an): Kajian Lintas Media. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Wahyudi, Bambang. 2008. Konsep Sistem Informasi dari BIT sampai ke
Database. Yogyakarta: Penerbit Andi.
26
Lampiran 1. Data Penelitian: Kliping
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Lampiran 2.Prosiding Luaran Penelitian
46
47
1
Introduction
Mixing cultures that occur in the era of globalization which indirectly
allows the erosion of local cultural values, especially those related to traditional
knowledge. Therefore, the results of one's authentic thinking related to certain
cultures really need to be preserved in an effort to maintain the existence of these
local cultural treasures. One medium that can maintain the existence of traditional
knowledge is newspapers.
A newspaper is a communication media that is considered quite effective
to transfer knowledge from an informant to the reader. Correspondingly, the
writings in the newspaper are the result of individual thinking that needs to be
appreciated as a form of information or initial statement which can open the mind
and insight of the reader. This article can then be used as an initial reference to
find out the latest information developments about various aspects of life ranging
from social, cultural, political, legal, economic, and so forth. Sunarti (2013: 12)
suggests that newspapers and magazines are some examples of written sources
which are the treasure of cultural wealth and “treasure” of knowledge that can be
utilized as widely as possible in order to extract information stored in it.
Articles or news in newspapers are not usually read as a whole. Readers
tend to direct their attention and views in the latest news column. Wilbur
Schramm and David Manning‟s research (in Rivers 2003: 303) shows that age,
education, gender, and socio-economic status are factors that influence reading
choices. In general, young readers prefer entertainment articles, whereas elder
readers favor news contains latest information and general issues. Next, adult
readers focus on the news compared to young audiences who are more interested
in the pictures or photos. Educated person tend to seek erudition, while the less
educated prefer to entertainment articles. A printed newspaper generally has a
daily frequency and contains many articles about various aspects of life. The
above characters increase the opportunity to lose a lot of information for
information seekers which may be needed in the future.
Specifically for Minangkabau information in newspaper articles,
systematic documentation has not been found yet in order to facilitate information
seekers to find the topic instantly. Various information about Minangkabau can
only be read in a limited time ―at the time the newspaper was published, to be
exact. For information tracking in previous editions, information seekers face big
and complicated difficulties. Minangkabau itself refers to cultural entities which
geographically occupy the area of West Sumatra, with the use of the Minang
language, adhering to a matrilineal kinship system, and having religious identity
as Islam.
Documentation of local works focuses more on material aspects that are
physically measured, as recognized in Minangkabau documentation centers and
museums. For intellectual works, only limited to the form of Minangkabau content
books found in libraries or in other information centers. Previous studies related to
this topic were only in the form of recommendations for preservation of the treasures of local wisdom. Saputra (2006) states that documents that cover
information about local wisdom not only stored in books produced by publishers,
but also stored as gray literature in various institutions such as archive institutions,
museums, research institutions, universities, broadcasting institutions, non-
2
governmental organizations even as a private collection ―that is likely not,
entirely covered in bibliography.
Based on the description above, the objectives to be achieved from this
study are as follow: 1) to identify topics in the Minangkabau newspaper article
and, 2) to create information transformation models, especially for newspaper
articles related to Minangkabau as preservation of local knowledge. Hamalik
(1993: 72) states that information transformation is process components in the
management of information systems which functions to process data into
information, to produce information products what is needed for information
users. A more concise but comprehensive opinion is offered by Marimin, Tanjung,
and Prabowo (2006: 2), that transformation is the process of changing inputs into
outputs carried out by the system. From these two opinions it can be concluded
that information transformation is processing data as input processed by the
system to produce output in the form of information products.
Information transformations are designed (for later) to be used as
Minangkabau information products as a form of continuation of local knowledge.
Romhardt in Agrifoglio (2015: 17) states that knowledge preservation consists of
three activities, namely selection, storage, and actualization. This study adopted
the concept of information transformation and preservation of knowledge to
produce management model of information related to Minangkabau. The outcome
of this study can be utilized as a source for fulfiling of information needs about
various aspects of life from the Minangkabau community. In addition, this
research contributes greatly to maintaining and preserving the treasures of local
culture as a result of thinking in the form of intellectual works for various aspects
of Minangkabau civilization.
Method
This study performed a qualitative approach which operationally applied
the principles of document analysis methods along with research and design
methods. The population of this study was all articles related to Minangkabau
published in various printed newspapers which are spread locally and nationally
without the limited period of publication. The sample extraction used was
purposive sampling technique, where the determination of the sample is done with
certain considerations or characteristics based on research objectives. The
characteristics determined for this research were articles related to Minangkabau
with information content which can be used all the time and discuss
comprehensively one aspect of the life of Minangkabau society. Data collection
was done by identifying the existence of articles in printed newspapers according
to established criteria without being limited by newspaper titles. Analyzing data
was done by adopting the concept of information transformation and preservation
of knowledge to produce a model, that is: selection, storage, input, and output.
Result
The transformation model in this study is interpreted as designing search-access
tools to information sources planned as Minangkabau Database with coverage of
elements; selection of Minangkabau articles, indexation of Minangkabau articles,
creation of context diagrams, and design of user interface.
3
Selection of Minangkabau Articles
Selection of Minangkabau newspaper articles carried out on four
newspapers found in the data collection process namely Singgalang, Padang
Ekspres, Haluan, and Posmetro. In the newspaper, there are 127 articles that
contain Minangkabau, in accordance with the characteristics set in the study. As
part of information transformation and to facilitate the process of gathering
information in newspaper articles, at the same time in this process, clippings were
made from articles that match the research criteria. The clipping will be
transferred to other media to be easily accessed by information seekers through
databases that will be made in further research as the final result of this study.
Meanwhile, in the concept of preservation of knowledge, this process is an
important step in perpetuating knowledge about local culture where the
information needs to be inherited or maintained as education for present and
future generations.
Indexation
Each newspaper article discusses one topic that relates to one aspect of the
life of the Minangkabau community. Those topics are grouped into subsubjects
which describes the classification of discussion in the article used for indexing on
the system to be created. Indexation is the process of creating a glossary to
facilitate information tracking. The work steps for making the index are by
excluding important terms related to the discussion of the article. Besides the
term, the contents of the article are also briefly described in the form of
annotations. This is useful to facilitate and to accelerate information seeking, to
find out the contents of the article provided in the database, and to accurately
identify the article you are looking for.
The subjects discussed in this Minangkabau article are classified into eight
categories; Minangkabau customs, history, traditions, women in Minangkabau,
Islam in Minangkabau, language and literature, social life, and tourism in West
Sumatra. In detail, those topics are described as follows. First, sub-subject of
Minangkabau customs. It includes information about the kinship system, the
system of traditional clothing community, ninik mamak, ulayat land, and
customary law. The issue that is most talked in Minangkabau customs in the
article is the existence of ninik mamak (elder figure) in Minangkabau community
as a leader who regulates and supervises all aspects of life both in terms of
religion and law. In addition, there is also a discussion about joint parenting
between men and women in matrilineal kinship. A fairly busy discussion on this
subsubject is regarding traditional clothing in Minangkabau which includes
traditional clothing in several regions in Minangkabau, women's custom clothing,
and parts contained in Minangkabau traditional clothing.
The second is sub-subject of Minangkabau history which includes the
history of Minangkabau, the big house, nagari, and cultural heritage. The topic of
cultural heritage is a subject that is widely discussed in this sub-category. In this discussion, information about the origin of the „Minangkabau‟ name was obtained
through the history of buffalo fighting between Minangkabau and Javanese. Other
than that, there are also discussions about urban heritage as many cultural relics
found in the Bukittinggi area.
4
The third is the sub-subject of tradition which includes traditional
traditions, community traditions, and traditional arts. Tradition in a cultural
context develops as a blend of the application of customs with the mindset and
culture that develops in the community. Tradition can survive and develop
through inheritance. The information obtained from this article includes the
tradition of marantau (wandering) as a tradition known as the main characteristic
of Minangkabau natives. The tradition of marantau is divided into three
objectives, among others are to expand the nagari (territory), wandering around to
enrich one‟s experience, and marantau Cino to dominate the trades. There is also
a discussion about the malamang tradition which originated from the development
of Islam in Minangkabau.
The fourth is the sub-subject of women in Minangkabau. This discussion
has its own subsubject because the Minangkabau custom with a matrilineal
kinship system is an attraction for many people to discuss and review in terms of
custom and community life of Minangkabau women. Articles on this topic include
discussing the mindset of Minangkabau women which is traced through behavior,
language and literature, also the values adopted in various periods of time (past,
present, and future). Other articles elaborate the implementation of adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah (traditions are founded upon the [Islamic] law,
and the law founded upon the Qur'an) as a dilemma for Minangkabau women
today.
Fifth, subsubjects of Islam in Minangkabau are also used as separate
groups in the article classification with the consideration that Minangkabau is very
close to Islam. Almost every aspect of the Minangkabau Custom was created and
developed based on Islamic wisdom. In addition, articles that discuss this topic are
also quite a lot. Among the articles, there is a discussion about the teachings of
Islam for Minangkabau people which is implied in the proverb: syarak
batilanjang, adat basisampiang (tradition completes the [islamic] religion). It
means that syarak or Islam set rules completely and clearly, while adat (tradition)
in its application is accompanied by wisdoms. Furthermore, there are also articles
about the three great Minangkabau‟s islamic scholars: Hadji Abdul Muhammad
Karim Amrullah, Sheikh Taher Jalaluddin, and Sheikh Daud Rasjidi. The topics in
this article can enhance readers‟ knowledge about the history of the development
of Islam in Minangkabau.
The sixth is the sub-subject of Minangkabau language and literature.
Articles that discuss language generally talking about the phenomenon of shift of
meaning of a Minangkabau term from the past to the present. For example, there
are two articles that discuss the term 'balimau' (sanctify). The first discussion
examines in terms based on linguistic expression. This term refers to cleansing the
heart and human body in order to prepare themselves for fasting month
(Ramadan). The second article discusses the changing of paradigm about balimau
what used to be managed on the river, but now, move to the tourism and
recreation arena. Besides that, the discussion about literature, one of them was studying Kaba Cindua Mato which is very familiar in Minangkabau. Cindua Mato
as a folktale reveals the mythology possessed by Minangkabau people and also
the role of Minangkabau women in socio-cultural life, and to study Minangkabau
history.
5
Seventh is subsubject of social community which is related to the
activities of a group of people who interact in a group which describes or creates
norms that develop in the community. There are several articles that argue the
topic of Minangkabau term which reflects the behavior of a certain community
group. For example, the term 'buffalo fighting' which describes the statements of
young children today which is cannot be fully trusted. This matter must be
clarified at the first place because the behavior has been influenced by watching
on television or other media. Buffalo Fighting in that context refers to the history
of the origin of the Minangkabau name, where there is a fight between larger
buffalo and smaller buffalo (or buffalo children). Other articles describe myths
and taboos that are existed as norms in society. The last sub-subject is tourism in
West Sumatra that informs various tourist objects contained in newspaper articles.
The classification of Minangkabau articles into eight sub-subjects is
created based on information or topics in articles that have been collected from
various newspapers. The choice of sub-subject name is completed based on
consideration of information in adjacent topics. For example, in subsubject of
Minangkabau traditional, there are topics about traditional clothing, kinship
systems, and so forth. Other considerations are based on topics often discussed by
Minangkabau people such as customs, women in Minangkabau, and tourist
attractions in West Sumatra. Indexing results become an important part in a
database as an access point to find information.
Context Diagram of Minangkabau Database
This section describes input currents and output system in the form of a
flow chart shows the relationship between the parts contained in the system. In the
concept of information transformation, this relates to the input process for
information systems. Data flow in the Minangkabau Database system is described
in the context diagram as follows.
Figure 1. Context Diagram of Minangkabau Database
Figure 1 explains that the system design is made is a form of database that
generally consists of two actors. The first actor is admin as a person who provides
the data; the second actor is a user as a person who uses the data. In this research,
the data planned to enter the system only limited to articles from printed
newspaper that has been converted into digital data. Further data such as books
and indigenous knowledges are supplementary targeted data to be a part that can
be accessed in the Minangkabau Database.
Data User
User
Admin
Articles Data Book Data
Indigenous Knowledge
Data
Article Info
Book Info
Indigenous Knowledge
Info
User Statistic
Report on information
usage
0
Minangkabau
Database
6
In the context diagram, the admin provides input data (newspaper articles)
into the database system. The flow of output for the admin is the user statistics
report who utilize the system and report on the use of information in the database
system. Meanwhile, the flow of input from the user to the system is obtained in
the form of data or user identity whose elements have been defined in the system.
The flow of output from the system to the user is in the form of information from
the article that have been selected by users according to their needs. In more
detail, relationships and flows of data in database systems can be made in the form
of data flow diagrams with certain levels. This is intended to provide a clear
picture about the relationship between data contained in the database system.
User Interface Design
Communication between users and the system is actually described in the
User Interface Design. This design is made to illustrate what the user is able to do
in the database system. The main menu of User Interface Design of Minangkabau
Data Base is described as follows:
Figure 2. Main Menu of UI Design
Figure 2 shows a clear User Interface Design that informs what the
information system is designed for through the background image of „Rumah
Gadang‟ (Big House) as the [customary] home of Minangkabau. Through that
picture, users can understand that that all information provided is definitely
related to „Rumah Gadang‟ (Big House) and the surrounding aspects in a broad
sense. „Rumah Gadang‟ has long been known as an 'icon' of the Minangkabau
tribe which perform a matrilineal kinship system and have systematic rules about
various aspects of life.
The user interface design is also equipped with an information system
title: “Minangkabau Database.” For interactive use, the interface provides
information access features about the front page of the database, parties or
addresses that can be contacted to facilitate the user in obtaining information
about databases. Besides, there is also a register and login feature for users who
want to access documents in a database. This feature is also an output to get
information about the user and report on the use of information in the database.
The most important feature in this design is “search.” This feature is a core
7
activity as well as a design goal of the database. In this feature, a user is capable
of searching various information about Minangkabau through simple and
advanced information retrieval facilities. Overall, the user interface design is made
simple to facilitate users in exploring databases. This design can be developed
according to needs and availability of information that can be entered in a
database.
Conclusion
Knowledge of local culture can be retained through transformation of
information which is adapted to the development of information and
communication technology. The model resulted from this study was adjusted with
the latest tren of fulfilling information habits which is digital oriented and web
based. This model can also be developed for other types of information sources,
so the information contained in the database, especially the Minangkabau
Database can provide as much information as possible about various aspects of
Minangkabau civilization. More broadly, this model is an effort to maintain and to
sustain intellectual works and indigenous knowledge which is an integral part of
the wealth of Minangkabau culture.
Acknowledgment
This research was supported by Universitas Negeri Padang. We thank our
colleagues from Department of Indonesian Language and Literature Universitas
Negeri Padang who provided insight and expertise that greatly assisted the
research.
References
Agrifoglio, R. (2015). Knowledge preservation through community of practice:
theoretical issues and empirical evidence. London: Springer.
Hamalik, O. (1993). Pengelolaan sistem informasi. Bandung: Trigenda Karya.
Marimin, Tanjung, H., dan Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo.
Rivers, W. L. (2003). Media massa dan masyarakat modern. Jakarta: Kencana.
Saputra, G. G. (2006). Peran strategis Perpustakaan Nasional RI dalam preservasi
dan diseminasi khazanah kearifan lokal sebagai social capital bangsa. Visi
Pustaka, 8(2). Retrieved from http://www.pnri.go.id/magazine/peran-
strategis-perpustakaan-nasional-ri-dalam-preservasi-dan-diseminasi-
khazanah-kearifan-lokal-sebagai-social-capital-bangsa/.
Sunarti, S. (2013). Kelisanan dan keberaksaraan dalam surat kabar terbitan awal di minangkabau (1859–1940-an): kajian lintas media. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).