Preservasi Fungsi Reproduksi

17
Preservasi Fungsi Reproduksi

Transcript of Preservasi Fungsi Reproduksi

Page 1: Preservasi Fungsi Reproduksi

P r e s e r v a s i F u n g s iR e p r o d u k s i

Page 2: Preservasi Fungsi Reproduksi

d a f t a r i s i

Pendahuluan...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Preservasi fungsi reproduksi..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Pengertian Kapan diperlukanPilihan preservasi fungsi reproduksi

Pria..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

Terapi kanker dan resikonya Pilihan preservasi untuk priaWanita...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

Terapi kanker dan resikonya Pilihan preservasi untuk priaProfil kami...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

Kontak kami...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

Sumber...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

page 1

Page 3: Preservasi Fungsi Reproduksi

P e n d a h u l u a nBerdasarkan data statistik kanker tahun 2006, sebanyak 7% dari keseluruhan jumlah kasus kanker di dunia terjadi

pada perempuan usia reproduksi berumur kurang dari 40 tahun. Lima jenis kanker terbanyak adalah kanker

payudara, melanoma, leukemia, karsinoma serviks uteri, dan limfoma non hodgkin. Di Indonesia sendiri, prevalensi

kanker pada perempuan terjadi dua kali lipat dibanding pada pria, dengan dua jenis kanker terbanyak adalah kanker

payudara dan kanker serviks.

Melihat permasalahan yang ada, maka Pusat Proteksi Fungsi Reproduksi hadir untuk mengembangkan proteksi

fertilitas di Indonesia dengan harapan agar bangsa ini tidak tertinggal dengan negara-negara lainnya dalam bidang

preservasi fungsi reproduksi. Selain itu, kami juga mencari kerja sama antara spesialis onkologi dengan endokrinologi

reproduksi.

Pusat proteksi fungsi reproduksi Indonesia merupakan yang pertama dan terdepan dalam bidang preservasi fungsi

reproduksi di Indonesia. Kami memberikan pelayan dengan landasan data-data penelitian yang telah kami lakukan

selama ini. Oleh karena itu penatalaksanaan yang diberikan akan sesuai dengan kondisi pasien. Pelayanan kami

bersifat individu, holistik dan komprehensif sehingga kami memberikan yang tebaik baik setiap individu.

Semoga pelayanan dan program kami dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

page 2

Page 4: Preservasi Fungsi Reproduksi

P e n g e r t i a n

UPAYA PRESERVASI FERTILITAS - merupakan teknologi kedokteran reproduksi yang melakukan simpan beku gamet (sperma dan oosit) serta jaringan reproduksi (ovarium dan testis)

pada individu yang memiliki risiko kehilangan fungsi reproduksi sehingga memungkinkan individu tersebut untuk dapat hamil dan memiliki keturunan

page 3

Page 5: Preservasi Fungsi Reproduksi

P R I A

TERAPI KANKER DAN RESIKO INFERTILITAS

Terapi kanker dapat menyebabkan infertilitas. Langkah pertama untuk dapat memilih Preservasi Fungsi Reproduksi adalah menyadari resiko yang ada seiring dengan terapi kanker. Kemoterapi, radiasi dan operasi dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Secara umum, semakin tinggi dosis/ semakin lama pengobatan dapat meningkatkan resiko infertilitas pada pasien kanker. Berbagai faktor seperti umur, tipe kanker dan tipe pengobatan juga dapat mempengaruhi resiko.

Kemoterapi & Radiasi: Kemoterapi dan radiasi pada daerah abdomen dan pelvis sangat beresiko untuk menimbulkan gangguan reproduksi. Beberapa jenis kemoterapi yang memiliki resiko tinggi dalam menimbulkan infertilitas adalah Chlorambucil,Cyclophos-phamide, Procarbazine, Melphalan dan Cisplatin.

page 5

Page 6: Preservasi Fungsi Reproduksi

P i l i h a n P r e s e r v a s i u n t u k P r i a

KRYOPRESERVASI SPERMA

Kriopreservasi - adalah metode untuk menimpan sel dalam suhu yang sangat rendah - terbukti merupakan cara yang efektif dalam Preservasi Fungsi Reproduksi pada pria.

Sejak ditemukan pada tahun 1950-ann dan kemudian telah banyak digunakan sejak tahun 1980-an. Sperma dapat tahan dalam penyimpanan selama lebih dari 28 tahun dan dapat digu-nakan jika dibutuhkan.

Penyimpanan Sperma merupakan metode yang simpel dengan tingkat kesuksesan yang tinggi.

page 6

Page 7: Preservasi Fungsi Reproduksi

W A N I T ATERAPI KANKER DAN RESIKO INFERTILITAS

Terapi kanker dapat menyebabkan infertilitas dan kega-galan ovarium prematur. Langkah pertama untuk dapat memilih Preservasi Fungsi Reproduksi adalah menyadari resiko yang ada seiring dengan terapi kanker. Kemotera-pi, radiasi dan operasi dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Secara umum, semakin tinggi dosis/ semakin lama pengobatan dapat meningkatkan resiko infertilitas pada pasien kanker. Berbagai faktor seperti umur, tipe kanker

Kemoterapi & Radiasi: Kemoterapi dapat merusak sel telur, dipengaruhi oleh tipe dan dosis dari kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi yang dapat menimbulkan infertilitas adalah golongan alkylating (cyclopfosfamide) dan nitrosources. Radiasi dapat merusak ovarium, baik yang dilaku-kan pada abdomen, pelvis atau kepala. Radiasi pada kepala dapat mempengaruhi kelenjar pituitari, yang berfungsi untuk memproduksi hormon.

page 7

Page 8: Preservasi Fungsi Reproduksi

P i l i h a n P r e s e r v a s i u n t u k W a n i t aKRYOPRESERVASI

Ribuan bayi berhasil dilahirkan setiap tahunnya dari penggunaan embrio beku . Angka kesuksesan untuk kriopreservasi sel telur (oosit ) telah meningkat secara signifikan daripada beberapa tahun yang lalu.

Penelitian yang menarik pada saat ini adalah kriopreservasi jaringan ovarium. Pembekuan jaringan ovarium menawarkan keuntungan karena tidak menyebabkan penundaan pengobatan, sementara pilihan lain sayangnya dapat menyebabkan keterlam-batan pengobatan untuk beberapa jenis kanker tertentu.

Banyak rencana terapi untuk kanker payudara menyediakan waktu yang cukup untuk melakukan Preservasi Fungsi Reproduksi setelah operasi dan sebelum sebelum menjalani kemoterapi atau pengobatan radiasi .

page 8

Page 9: Preservasi Fungsi Reproduksi

K a p a n d i p e r l u k a n

Diskusi mengenai preservasi fungsi reproduksi pada saat diagnosis awal kanker penting untuk dilakukan. Karena, kemungkinan terjadinya infertilitas pada terapi kanker dapat berubah dari "mungkin" menjadi "pasti" secara cepat, tanpa kesempatan untuk mem-pertimbangkan pilihan lainnya. Pada saat ini umumnya sudah terlalu terlambat untuk melakukan preservasi fungsi reproduksi yang diperlukan.

American Society of Clinical Oncologist (ASCO) dan American Society of Reproduc-tive Medicine (ASRM) merekomendasikan edukasi pada pasien kanker mengenai pilihan preservasi fungsi reproduksi.

Konseling untuk preservasi fungsi reproduksi sebaiknya menekankan mengenai efek terapi kanker pada fertilitas, jadwal terapi kanker dan pilihan preservasi yang tersedia.

Meskipun sering diasosiasikan dengan terapi kanker, preservasi fungsi reproduksi dapat digunakan pada kondisi medis tertentu seperti lupus, myelodysplasia, dan kelainan pada wanita yang dapat menyebabkan kegagalan ovarium prematur, seperti pada Turner Syndrom.

page 4

Page 10: Preservasi Fungsi Reproduksi

EMBRIO

Simpan beku embrio merupakan metode Preservasi Fungsi Reproduksi yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai pilihan terbaik untuk pasien yang memiliki sumber sperma yang tersedia . Keterbatasan pada simpan beku embrio pada pasien onkologi adalah penundaan pengobatan ( antara 2-6 minggu ), potensi risiko paparan estrogen untuk pasien dengan tumor estrogen - sensitif, dan hanya dapat dilaku-kan bagi pasien yang telah berpasangan.

Setelah telur matang, dokter akan mengambil sel telur dengan prosedur bedah sederhana dengan menggunakan anestesi ringan selama sekitar 10-20 menit . Prosedur ini dilakukan melalui vagina dengan jarum, sehingga tidak ada sayatan atau bekas luka dari perawatan . Setelah diambil, telur akan dibuahi di laboratorium dengan sperma untuk menghasilkan embrio . Embrio yang berkembang akan dibekukan untuk digunakan dimasa depan

page 9

Page 11: Preservasi Fungsi Reproduksi

OOSIT

Apabila memungkinkan, pilihan kriopreservasi sel telur ( oosit ) memberi kesem-patan pada pasien untuk melakukan Preservasi Fungsi Reproduksi dengan kombinasi prosedur invasif minimal dan pilihan yang banyak. Saat ini dua metode utama pembekuan sel telur adalah; protokol lambat - pembekuan yang lebih tradisional dan protokol vitrifikasi yang baru-baru ini diterapkan .

Kedua metode telah menghasilkan ratusan kelahiran hidup di seluruh dunia . Kriopreservasi sel telur ( oosit ) telah lama berlabel eksperimental , namun American Society for Reproductive Medicine ( ASRM ) telah menghapus label tersebut pada tahun 2012.

Studi mendapatkan bahwa pada pasien muda , teknik pembekuan sel telur telahterbukti menghasilkan tingkat kehamilan yang mengarah ke kelahiran bayi yang sehat, dibandingkan dengan siklus IVF menggunakan telur segar . Kriopreservasi sel telur (oosit ) memiliki keterbatasan yang sama seperti kriopreservasi embrio ( delay pengobatandan potensi risiko paparan estrogen untuk pasien dengan tumor hormon - sensitif ), namun tidak memerlukan sumber sperma pada saat pembekuan .

page 10

Page 12: Preservasi Fungsi Reproduksi

OVARIUM

Saat ini salah satu pilihan Preservasi Fungsi Reproduksi adalah kriopreservasi ovarium. Pasien akan menjalani prosedur operasi laparoskopi untuk mengambil jaringan ovarium kemudian korteks ovarium yang kaya akan follikel pre-antral akan diambil dan disimpan untuk digunakan dimasa mendatang.

Prosedur ini dapat secara cepat dilakukan oleh spesialis endokrinologi reproduksi dan tidak akan menunda terapi kanker. Kriopreservasi ovarium telah dilakukan pada segala usia ( usia pasien termuda adalah 17 bulan), dan kemoterapi dapat segera dilaksanakan keesokan harinya, yang merupakan keunggulan metode ini, tidak menunda terapi kanker yang diperlukan.

Setelah bertahun-tahun kemudian, setelah pasien telah mengalami remisi, dan ingin memiliki anak, jaringan ovarium dapat dicairkan di implantasi kembali, dan diharapkan dapat memproduksi sel telur untuk kehamilan. Pilihan lainnya adalah mengembangkan jaringan ovarium, secara in vitro dan mengambil sel telur matang untuk fertilisasi, dilanjutkan dengan transfer embrio ke pasien.

page 11

Page 13: Preservasi Fungsi Reproduksi

RESEARCH TRAININGkolaborasi dengan St.Luke’s Hospital, St.Louis, Missouri, USA

VITRIFIKASI OVARIUM

1. Prepare materials and equipment

2. Slice the ovary with kitazato square measure and microtome blade

3. The ovarian tissue slices (5x5 mm, thickness 1mm)

4. Place the tissue in equilibrium (25”) and vitrification solution

5. Wait until the tissue is sinking

6. Pute the tissue into liquid nitrogen, place in nitrogen tank

page 12

page 15

Page 14: Preservasi Fungsi Reproduksi

S I A P A K A H K A M I ?

page 13

Dr.dr.Budi Wiweko, Sp.OG

Adalah Koordinator di Bidang Riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan penggagas Pusat Proteksi Fungsi Reproduksi Indonesia. Lulus dari departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Indonesia tahun 2005, ia melanjutkan studi mengenai vitrifikasi jaringan ovarium di Hyogo College of Medicine di Jepang.

Beliau telah melakukan dan mempublikasikan berbagai penelitian dalam teknologi reproduksi terkini , terutama mengenai Anti Mullerian Hormone (AMH), individualized controlled ovarian stimulation (iCOS), vitrifikasi jaringan ovarium dan metabolomik embrio. Beliau mengembangkan normogram AMH dan rumus iCOS berdasar AMH yang sangat pnting dalam praktik sehari hari di bidang infertilitas. Beliau telah mempresentasikan hasik-hasik penelitiannya baik dalam konferensi lokal maupun internasional seperti ASPIRE, ESHRE dan IFFS.

Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi regional seperti Asia Pacific Iniative in Reproduc-tion (ASPIRE), Pacific Rim Fertility Society (PRFS), European Society for Human Repro-duction and Embryology(ESHRE), International Federation of fertility Society, Amer-ican Society for Reproductive Medicine (ASRM), International Society for Fertility Preservation (ISFP), dan American Association for Gyneacology Laparoscopy (AAGL). Beliaulah yang mengembangkan cryopreservation ovarium di Indonesia.

Page 15: Preservasi Fungsi Reproduksi

S U M B E R

page 14

dr.Achmad Kemal Harzif, Sp.OG

Merupakan salah satu staf pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Jakarta. Beliau menempuh pendidikan kedokteran di FKUI kemudian melanjutkan ke spesialisasi obstetri dan ginekologi dari fakultas yang sama hingga lulus di tahun 2007.

Beliau juga aktif dalam organisasi profesi dan menjadi salah satu pengembang kurikulum untuk spesialis obstetri dan ginekologi.

Beliau merupakan salah satu peneliti untuk penelitian multi-senter mengenai pengobatan penyakit pada radang panggul dan juga sebagai salah satu peneliti dalam bidang preservasi fungsi reproduksi. Beberapa pelatihan dalam bidang Preservasi Fungsi Reproduksi diantaranya adalah pelatihan vitrifikasi ovarium di St.Luke's Hospital, Missouri dan St.Mariana, Jepang.

dr.Mila Maidarti, Sp.OG

Merupakan salah satu staf pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI),Jakarta. Beliau lulus dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Indonesia tahun 2012 dan merupakan lulusan terbaik tahun 2011/2012.

Beliau telah melakukan da mempresentasikan berbagai penelitian baik dalam konferensi nasional maupun internasiuonal seperi ASPIRE, AOFOG, dan SICOG.

Di bidang penelitian beliau telah mendapatkan peng-hargaan diantaranya penelitian terbaik di tingkat staf fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan makalah terbaik Jakarat Infertility Update 2011. Beberapa pelati-han baik nasional dan Internasional diantaranya lapa-roskopi, histeroskopi di Jakarta dan kriopreservasi embrio dan oosit di Valensia Spanyol.

Page 16: Preservasi Fungsi Reproduksi

S U M B E R

page 15

CONTACT AND REGISTRATION

PUSAT PROTEKSI FUNGSI REPRODUKSI INDONESIAKLINIK YASMIN

RSCM KENCANA Lt.4

Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat, 10430 IndonesiaContact :

dr.Achmad Kemal Harzif, SpOG : 081315866390 e-mail : [email protected]

dr.Mila Maidarti, Sp.OG e-mail: [email protected]

www.klinikyasmin.co.id

Page 17: Preservasi Fungsi Reproduksi

S U M B E R

Fertility Preservationwww.fertilitypreservation.comwww.mwrif.org/220www.myoncofertility.orgwww.oncofertility.northwestern.eduwww.overnitemalekit.com

General Information & Supportwww.asrm.orgwww.cancer.netwww.livestrong.orgwww.mylifeline.orgwww.patientresource.netwww.resolve.orgwww.tamikaandfriends.orgwww.tcancer.orgwww.triagecancer.org

Fertility Fact Sheetswww.fertilitypreservationinfo.com

Clinicianswww.aposw.orgwww.aonnonline.orgwww.aosw.orgwww.asco.orgwww.nconn.org

page 16