PETA MEDIA

INDONESIA Dyan Rahmiati

Mata kuliah : Hukum Media Massa

Jurusan Ilmu Komunikasi – FISIP UB

Dandhy Laksono, WatchDoc, 2011

Pertumbuhan industri media dimanapun, berkaitan dengan sistem ekonomi politik (Mansell, 2004)

Media massa

bisnis

politik idealisme

Dimana warga negara…. ??

Bagi Dinamika politik ----- pemegang hak pilih Bagi Dunia bisnis ----- konsumen

Media tidak lagi menyediakan sebuah ruang dimana warga negara dapat terlibat didalamnya, berhubungan satu sama lain, saling berefleksi Bagaimana fungsi ‘perantara’ bagi media?? Apakah masih ada dg adanya pengaruh politik dan bisnis

SEBUAH SEJARAH SINGKAT

•  Orde lama – setelah kemerdekaan •  Pers diberikan ruang untuk bertumbuh •  Sebagai alat perjuangan selama masa perang sampai

dengan menjadi alat propaganda negara •  Ada ruang bagi media yang berseberangan dengan

pemerintah •  Bintang Timur (PKI) •  Berita Yudha (tentara nasional Indonesia)

•  Orde Baru – masa Soeharto, diakhir tahun 1960 an •  Banyak intervensi terhadap media, peraturan ketat •  Pembredelan media yang bertentangan dengan pemerintah

(kompas, tempo, sinar harapan) •  Perusahaan2 media dimiliki oleh org yang dekat dengan

Soeharto

•  Televisi hanya TVRI sampai dengan RCTI lahir (dimiliki oleh Bambang Triatmojo)

•  Kemudian lahir SCTV (dimiliki Sudwikatmono – sepupu presiden) dan TPI (Siti Hardiyanti Rukmana)

•  TPI, adalah stasiun swasta yg mengudara menggunakan jaringan transmisi milik TVRI sementara yg lain sbg saluran televisi berbayar --- protes

•  Haslnya – free to air – muncul lagi beberapa, yaitu ANTV dan Indosiar

•  Penerbitan SIUPP – media cetak untuk yg punya kedekatan dengan Soeharto

•  Surat kabar Suara Karya (milik GOLKAR), Pos Kota (milik Harmoko, Indonesia Observer (bhs Inggris-milik Pether Gontha)

•  Masa Reformasi (1998 – sekarang)

•  Media yg pernah dibredel muncul kembali (Tempo) •  Masa kebangkitan industri media •  Diversifikasi dan ekspansi media menjadi alat meraih profit

– motif utama bisnis media

Hukum pasar – yang paling kuat yang mampu bertahan – brlaku untuk bisnis media •  Mengakibatkan perluasan usaha secara vertikal dan

horisontal •  Produksi masal konten oleh grup media – tdk ada

keberagaman konten

Lihat 1.  UU Pers no 4 / 1999 – memicu ekspansi media cetak 2.  UU Penyiaran no. 32/2002 – melumpuhkan semangat UU

Penyiaran no. 21/1982 dan memicu lahirnya PP no.50 tahun 2005 ttg penyiaran swasta

3.  UU Penanaman Modal Asing no. 25/2007 – membuka kesempatan majalah waralaba untuk masuk dan berkembang di Indonesia

4.  UU Informasi dan Transaksi Elektronik no 11/2008 – ranah publik online – mengancam kebebasan warga di dunia maya

REGULASI MEDIA UU Pers dan UU Penyiaran mengalami revisi 3 kali sejak 1962 pertentangan antar peraturan : •  UU penyiaran no 32/2002 dengan PP 50/2005 – ttg proses

mendapatkan ijin dan kewajiban untuk melaksanakan sistem siaran berjaringan

•  PP tersebut mengijinkan sebuah lembaga penyiaran utk menjangkau maksimal 75% dari jumlah total propinsi yang ada di Indonesia

KPID mengajukan judisial review utk pasal 18 (1) dan pasal 34 (4)tentang merger dan akuisisi – melanggar esensi dari UU penyiaran ttg mempertahankan publik dari media

KONGLOMERASI MEDIA •  1990 – konglomerasi di media cetak, kompas – gramedia

dan Grafiti Pers mrpk kelompok media terbesar •  Th 2011 – Elang Mahkota Teknologi (Emtek-SCTV) dan

Indosiar – membeli saham 84,77% milik Indosiar Karya Mandiri

•  Detik.com, sebuah perusahaan media online independen dibeli CT Group (perusahaan induk Trans7dan TransTV)

•  Beritasatu.com (perusahaan independen yg bergerak dibidang jurnalisme investigasi) dan Lippo Group – menjadi Berita Satu Media Holding

PERAN NEW MEDIA Dalam prakteknya, bisnis media harus memiliki pendekatan2 baru dlam mengasosiasikan teknologi internet pada bisnis mereka, untuk dpt terus mengikuti kecepatan informasi, bersiap-siap menghadapi era konvergensi dan digitalisasi media (Lawson-Borders,2006)

KONGLOMERASI DAN KONVERGENSI MEDIA 1.  MNC Group – 3 stasiun TV teresterial, 14 stasiun TV lokal,

18 jaringan radio, satu surat kabar, satu portal online, sejumlah perusahaan media cetak

2.  Jawa Pos Group, surat kabar lokal dalam Radar Group – 171 perush media cetak ditambah sejumlah jaringan televisi lokal

3.  Kompas Gramedia Group – penyedia konten dan jaringan televisi lokal dengan Kompas TV (th 2011), jaringan radio Sonora, Portal berita online, 88 perush media cetak

4.  Mahaka Media Group – perush induk dari Republika, beberapa jaringan radio, menerbitkan majalah2 niche

PP no 50/2005 mengenai penyiaran swasta – membatasi kepemilikan silang perusahaan media Pasal 33 – melarang satu lembaga penyiaran televisi dan atau radio serta media cetak dari satu perusahaan yg sama untuk beroperasi di satu wilayah yg sama

DILANGGAR !!!

SEKIAN, TERIMAKASIH Semoga bermanfaat …..