Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman...

24
Laporan Akhir Nasional Interfiath Youth Camp (NIYC) Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) IAIN Ambon Nopember 2017 Pebruari 2018 Project CONVEY PusatPengkajian Islam danMasyarakat (PPIM) dan United Nations Development Programme (UNDP)

Transcript of Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman...

Page 1: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Laporan Akhir

Nasional Interfiath Youth Camp (NIYC)

Ambon Reconciliation and Mediation Center

(ARMC) IAIN Ambon

Nopember 2017 – Pebruari 2018

Project CONVEY

PusatPengkajian Islam danMasyarakat (PPIM)

dan

United Nations Development Programme (UNDP)

Page 2: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

I. AnalisaKonteks

Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen

sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas” dalam

menggunakan media social sepertifacebook, twitter, instagram, dll. Mereka adalah generasi

bangsa yang lahir pada era 80-90an. Di dalam genggaman mereka media sosial sangat

fungsional, efektif dan strategis digunakan untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan,

sekaligus menjadi media perjumpaan atau silaturrahim, tapi pada saat yang sama Medsos

juga jika disalahgunakan dapat menjadi media yang menghancurkan silaturrahim dan

disintegrasi bangsa.

Kegiatan National Interfaith Youth Camp (NIYC) yang dilaksanakan di pantai negeri

Liang, Kabupaten Maluku Tengah, provinsi Maluku pada tanggal 25-30 Januari 2018.

merupakan salah satu media perjumpaan dan silaturahim yang sangat efektif untuk generasi

melinial dari pelbagai daerah di Indonesia. Di sinilah mereka berbagi pengetahuan,

pengalaman dan tantangan yang dihadapi di daerah masing-masing, khususnya menyangkut

masalah kekerasan, radikalisme, ekstrimisme dalam dinamika kehidupan masyarakat yang

multikultural, maupun berbagisuccess story yang dicapai dalam merawat masyarakat

multikultural, resolusi konflik, dan bina damai serta melawan kekerasan, radikaslime,

ekstrimisme.

Hal yang menarik, mereka tidak hanya berdiskusi secara formal, tetapi juga terbangun

diskusi dan komunikasi secara informal. Selanjutnya mereka membentuk jejaring secara

nasional dan merumuskan agenda-agenda strategis sebagai respon konstruktif dan

berkelanjutan terhadap pelbagai dinamika kehidupan masyarakat dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Terutama yang berkaitan dengan isu-isu masa depan keberagaman di

Indonesia dalam mengahadapi masalah intoleransi, diskriminasi, radikalisme, terorisme dan

kekerasan ekstrimisme, serta maraknya berita-berita media sosial yang barbau hoks dan hate

speech yang yang berpotensi menciptakan polarisasi dan disintegrasi bangsa. Selain itu,

bagaimana memanfaatkan khazanah kearifan lokal yang merupakan modal sosial sebagai

instrument perlaanan terhadap segala bentuk pola pikir, sikap, tindak intoleransi,

diskriminasi, radikalisme, terorisme dan kekrasan ekstrimisme.

Ada kesadaran bersama di antara generasi milenial bahwa masa depan bangsa dan

negara ditentukan oleh mereka. Oleh sebabnya, memahami dan menjaga Indonesia sebagai

sebuah realitas bangsa dengan khazanah kepelbagaian dan identitasnya merupakan

tanggungjawab bersama generasi milenial untuk merawat dan mengembangkannya.

Page 3: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Kegiatan ini tidak saja telah membangun persepsi dan harapan bersama di antara

generasi milenial, akan tetapi juga telah mengonsolidasi dan mensinergikan kapasitas dan

kompetensi sumber daya yang mereka miliki di berbagai daerah di Indonesia. Kelompok

milenial yang lahir dari kegiatan NIYC kemudian menjelma menjadi sebuah kekuatan baru

yang mampu memainkan peran-peran strategis dan proporsional dalam merespon pelbagai

dinamika persoalan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan di atas. Terutama

menjelang pilkada 2018 dan pemilu 2019.

II. TentangProyek

NIYC adalah sebuah kegiatan kemah yang diikuti oleh 120 pemuda yang berasal dari

seluruh wilayah Indonesia. Anak-anak muda ini datang dari pelbagai latar belakang identitas

yang sangat beragam, baik suku, agama maupun budaya. Kegiatan NIYC dilaksanakan di

Pantai Liang, Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, provinsi

Maluku, mulai dari tanggal 25-30 Januari 2018.

Tujuan kegiatan NIYC adalah Pertama,menciptakan ruang perjumpaan yang terbuka

untuk pemuda-pemuda denganlatar belakang identitas agama, etnis dan budaya berbeda

untuk saling berbagi dan memperkaya pengetahuan dan pengalaman hidup beragama dan

berbudaya. Kedua, membangun, mengembangkan dan memperkuat persepsi, cara pandang

dan kesadaran baru antarpemuda lintas iman dalam melakukan counter narrative sebagai

bentuk perlawanan dan pencegahan terhadap ekstrimisme dan kekerasan.Ketiga, merumuskan

agenda strategis antarpemuda lintas iman sebagai respon counter narative terhadap pelbagai

bentuk pemikiran, sikap, tindakan ekstrimisme dan kekerasan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut digunakan beberapa pendekatan: Pertama,

Kerjasama. Bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pelbagai potensi sumber

daya atau stakeholders strategis yang saling berkaitan dan memberi pengaruh satu sama lain;

pemerintah, swasta, kampus, ormas, media, NGO dan lain sebagainya. Kedua. Keterlibatan

secara aktif. Bahwa semua orang, komponen dan stakeholders diharapkan mampu berbagi

dan memainkan peran strategis serta mengambil tanggungjawab proporsional masing-masing.

Ketiga.Berbasis pada pendidikan menghidupkan nilai (living velues education). Bahwa

seluruh proses kegiatan merupakan ruang pembelajaran yang dirancang agar semua proses

berbasis nilai. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemuda-pemuda yang terlibat dalam

kegiatan NIYC ini memiliki nilai-nilai yang sangat kaya baik itu nilai-nilai spiritual agama

maupun nilai kearifan lokal. Selain itu, mereka membutuhkan ruang refleksi untuk belajar

Page 4: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

menjadi seorang peace maker atau agen perdamaian yang sarat dengan nilai-nilai. Karena

tantangan yang dihadapi seorang peace maker atau agen perdamaian dewasa makin rumit dan

kompleks.

Keempat. Kearifan dan pengetahuan lokal. Bahwa kekayaan nilai-nilai, budaya dan

tradisi lokal kedarahan (kearifan lokal, local wisdom) adalah salah satu sumber, kekuatan,

penyemangat dan pendorong proses untuk merawat dan mengembangkan iklim kehidupan

yang apresiatif terhadap kenyataan keberagaman dan pada saat yang bersamaan juga menjadi

kekuatan yang menolak segala bentuk intoleransi dan kekerasan ekstrimisme. Kelima.

Modeling atau Percontohan. Desain dan proses kegiatan dirumuskan dengan

mempertimbangkan kemungkinan kontekstualisasi dan adaptasi terhadap ruang dan waktu

yang berbeda. Desain dan proses ini bisa digunakan kapanpun dan dimanapun. Keenam.

Berkelanjutan. Bahwa desain dan proses kegiatan ini dirumuskan berdasarkan kebutuhan

jangka panjang dan berkelanjutan.

III. Capaian di Tingkat Output

Kegiatan NIYC didesain dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan. Tahap persiapan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu Workahop Desain Kegaitan

NIYC,Training of Facilitators(ToF) NYIC dan Assessment Camping. Sementara pada tahap

pelaksanaan adalah kegiatan camp (berkemah) yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan,

yaitu Assessment Peserta, Berkemah, Outbound, Penanaman Pohon Perdamaian, Panas Pela

Pendidikan, Makan Patita, kunjungan Tematik, dan Malam Budaya.Lebih detail tentang

kegiatan-kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Workshop Desain NIYC. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 November 2017

dan berkolasi di Natsepa Hotel and Convencen Center, Desa Suli, Kecamatan Salahutu,

Maluku Tengah Maluku. Kegiatan ini dikuti oleh 21 peserta (8 pesempuan dan 13 laki-

laki).Dari kegiatan ini menghasilkan sebuah desain kegiatan kemping (lamp. 1).

2. Training of Fasilitators (ToF). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12-14 Desember

2017 dan berkolasi di Natsepa Hotel and Convencen Center, Desa Suli, Kecamatan

Salahutu, Maluku Tengah Maluku. Kegiatan ini dikuti oleh 20 peserta (7 pesempuan dan

13 laki-laki). Dari kegiatan ini dihasilkan sebuah pedoman fasilitator (lamp. 2).

3. Assessment Camping. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Nopember-Desember 2017.

Kegiatan ini dilakukan oleh sebuah tim terdiri dari 4 orang. Sebuah hasil assessment

dihasilkan dari kegiatan ini.

Page 5: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

4. Assesment Peserta. Kegaitan ini dengan pendaftaran peserta dimulai dari tanggal 12-20

Januari 2018. Assessment dilakukan atas 3.300 peserta yang mendaftar secara online.

Dari jumlah tersebut yang dinyatakan lolos sebagai peserta 120 orang (lamp. 3).

5. Camping (berkemah). Kegaitan ini dilaksalnakan pada tanggal 25-30 Januari 2018 di

Pantai Ling, Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,

Maluku.Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta. Semuanya terlibat aktif dalam berbagai

kegiatan.

a. Sharing. Peserta dibagi kedalam 10 kelompok (12 orang/kelompok) didampingi

masing-masing oleh 2 orang fasilitator. Sharing berlangsung 2 hari, 26-27 Januari

2018. Terdapat 4 tema sharing, yaitu masa depan keberagaman di Indonesia,

dinamika gerakan intoleransi, radikalisme, terorisme dan kekerasan ekstrimis di

Indoneisa, media social sebagai alat perlawanan terhadap gerakan intoleransi,

radikalisme, terorisme dan kekerasan ekstrimis dan kearifan budaya lokal sebagai

sumber daya peredam gerakan intoleransi, radikalisme, terorisme dan kekerasan

ekstrimis. (lamp. 4).

b. Nonton film. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari. Setelah nonton filim peserta

diberi ruang untuk melakukan sharing dan refleksi tentang pesan-pesan tahu hikmat

yang dapat dipetik dari film yang ditonton.

c. Outbound. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2018. Laporan kegiatan

outbound (lamp. 5).

d. Penanaman pohon perdamaian. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari tanggal 28

Januari 2018. Lokasi penanaman di Dusun Lengkong, Negeri Liang. Pohon yang

ditanam sebanyak 1000 pohon terdiri dari pohon produktif seperti durian, mangga dan

langsat. Sebelum peserta menuju lokasi, dari PANGDAM XVI Pattimura memberika

arahan tentang pentingnya melakukan kegiatan penanaman pohon atau Gerakan Emas

Hijau. (lamp. 6).

e. Panas pela dan makan patita. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2018

di SMPN 9 Ambon. Kegaitan ini diikuti oleh lebih 2.500 orang, terdiri dari siswa-

siswi SMPN 9 Ambon, siswa-siswi SMPN 4 Salahutu, para guru dari kedua sekolah,

peseta NIYC dan undangan. Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Maluku, Ir. Said

Assagaf, Sekretaris Kota Ambon, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, dan Duta

Perdamaian Maluku, Glenn Fredly. Dalam kegiatan ini Gubernur Maluku dan

Sekretaris kota Ambon memberikan sambutan. Dalam sambutannya mereka berdua

sangat mendukung kegiatan ini, karena kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan

Page 6: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

generasi muda, sekaligus menjadi momentum yang baik dalam rangka

mengembangkan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama dan

khususnya Ambon sebagai City of Music.Glenn membawakan sharing tentang “musik

sebagai instrument rekonsiliasi sosial”. (Lamp. 7).

f. Kunjungan tematik. Kegiatan ini dilaksanakan di 12 lokasi, yaitu Kampus IAIN

Ambon, MUI Maluku (Keuskupan Amboina dan Sinode GPM), Ambon Ekspres,

Batu Merah, Ambon Bergerak, Komunitas Latta, Paso, Nania, Komunitas Banda di

Suli, Sani Tawainela di Tulehu dan Komunitas Iha di Liang. (lamp. 8).

g. Malam budaya. Kegiatan ini merupakan puncak dari kegiatan camping. Dalam

kegiatan ini masing-masing daerah diberi ruang untuk mengekspresikan budaya dari

daerah masing-masing. Glenn Fredly juga hadir, memberikan sharing tentang

perdamaian dan meramaikan malam budaya dengan menyumbangkan beberapa buah

lagu.

h. Penerbitan buku. Kegaitan ini merupakan pendokumentasian atas cara pandang,

respon, pemikiran dan konstribusi peserta NIYC, generasi milinal Indonesia, terhadap

dinamika dan kompleksitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dengan fokus 4 tema (tersebut di atas). Buku berjudul: “Generasi Milenial: Membaca

dan Menjaga NKRI” ini akan dicetak sebayak 500 eksemplar dan distribusikan

kepada pusat-pusat literasi dan stakeholders strategis (lamp. 8).

i. Policy brief. Kegiatan ini juga menghasilkan sebuah dokumen yang merupakan

catatan penting terkait dengan kebutuhan posisi penting generasi milenial dalam

proses tata kelola pembangun, baik di daerah maupun di pusat. Policy brief

dimaksudkan untuk mengadvokasi kegiatan-kegiatan kepemudaan yang selama ini

dipandang cenderung seremonial, tidak strategis dan disorientasi (lapm. 9)

No. Kegiatan Fre Lokasi Tanggal Penerima

manfaat Hasil

1. Workshop

Desain NIYC

1 Natsepa 15-17 Nop 2017 20 orang Desain Kegaitan

NYIC

2. ToF NIYC 1 Natsepa 12-14 Des 2017 20 orang Pedoman Fasilitator

3. Assesmen

Camping

1 Ambon Nop-Des 2017 - Dokumen hasil

Assesment Camp.

4. Lagu “Sagu

Salempeng Pata

Dua”

1 Ambon 19 Jan 2018 - Lagu

5 Assesmen

peserta

1 Ambon 14-20 Jan 2018 3.300 orang 120 peserta

6. Kemping 1 Liang 25-30 Jan 2018 120 orang RTL dan Deklarasi

Liang 2018.

Page 7: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

7. Tanam pohon

perdamaian

1 Liang 28 Jan 2018 120 orang Tertanam 1000

pohon

8. Panas Pela

Pendidikan dan

Makan patita

1 Ambon 29 Jan 2018 2.500 orang Terlaksana panas

pela dan makan

patita.

9. Kunjungan

lokasi

12 Ambon

dan

Malteng

29 Jan 2018 190 orang Catatan hasil

kunjungan

10. Penerbitan buku 1 Ambon Peb 2018 500

stakeholders

Buku

11. Policy brief 1 Ambon Pebruari 2018 500 institusi Dokumen

IV. Capaian di tingkat Outcome

1. Analisis Kegiatan

Sebagai bentuk kerjasama, Kegaitan NIYC dalam desainya mengalami proses

berbaikan secara bertaham dimulai dari pengajuan proposal kegaitan, review proposal

(program dan budget) hingga pelaksanaannya. Proses ini telah membuat kegaitan NIYC

kemudian menjadi sebuah model kombinasi yang relatif ideal, yaitu kombinasi antara

pengetahuan dan pengalaman konteks ARMC IAIN Ambon dan desain besar Project

ConveyPPIM UIN Jakarta. Proposal yang diajukan oleh ARMC mengalami pengembangan

signifikan. Tidak saja pada konteks desain kegiatannya, tapi juga pada kebutuhan alokasi

budget-nya. Perubahan signifikan ini sangat ARMC apresiasi dan kemudian berkomitmen

untuk menggerakan seluruh sumber daya untuk mewujudkan pencapaian optimum dan

optimal kegiatan NIYC.

Meski waktu untuk melakukan persiapan relatif sangat singkat, akan tetapi secara

keseluruhan kegiatan ini berjalan sangat baik. Diakui memang bahwa dalam prosesnya juga

dilakukan adaptasi-adaptas karena mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia dan

penyesuaian jadwal kegiatan dengan narasumber. Akan tetapi langkah ini diambil untuk

kebutuhan pelaksanaan kegiatan agar berlangsung, mencapai target dan menghasilkan output

serta outcomes yang diharapkan. Secara administratif ARMC telah 2 kali mengirimkan surat

pemberitahuan untuk penundaan kegiatan dan mendapat respon dukungan yang sangat baik

dan konstruktif dari Project Manager CONVEY. Respon konstruktif ini sangat membantu

kerja-kerja ARMC sebagai mitra program.

Monitoring dalam konteks itu, menjadi faktor sangat menentukan dalam menjaga

kualitas pengelolaan program dan kegiatan agar tetap on track. Instrumen monitoring yang

digunakan secara keseluruhan sudah sangat baik. Keterkaitan antara satu instrume dengan

instrument lainnya saling mendukung.Monitoring dalam hal ini menjadi jemabatan untuk

Page 8: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

mensinkronkan antara desain program, kebutuhan kualifikasi peserta, pemetaan persepsi

awal, partisipasi aktif dan penilain atas progres perkembangan pengetahuan, pemahaman dan

kesadaran peserta NYIC. Kesalingterkaitan ini sangat menfanfaat untuk menentukan model

proses penggalian dan menemukan kualitas cara pandang generasi milenial secara baik dan

terukur, berikut bagaimana model resolusi dan pola intervensi yang akan dipakai dalam

pengelolaan sumber daya generasi milenial, baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun pasca

kegiatan.

Dari keseluruhan itu, model monitoring lapangan yang digunakan sangat mendapat

penilain apresiatif ARMC yang sangat baik. Keterlibatan langsung UNDP dan PPIM secara

langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan adalah kredit poin tersendiri. Kerja monitoring

seperti ini tidak mengganggu sama sekali kegiatan di lapangan dan sangat membantu,

terutama pada evaluasi langsung dan sharing-sharing sebagai respon cepat untuk pengambian

kebijakan dan pengembangan ide-ide cemerlang, mencerdaskan dan mengesankan di lokasi

kegiatan, baik yang terkait dengan isu dan orientasi program maupun substansi dan nilai.

Pertanyaan-pertanyaan Mas Dadi (PPIM) tentang capaian target pendaftar calon peserta pada

kegiatan Workshop Desain, masukan Mba Tami (UNDP) soal pengembangan isu keadilan

social pada kegiatan ToFMasukan,memberi ruang kepada Prof. Jamhari (PPIM) dan Prof.

Fuad Jabali (PPIM) untuk berbagi pandangan dan pengalaman dengan peserta di lokasi

NYICdan kunjungan koordinasi keuangan oleh Pa Ridwan (UNDP) dan Mba Herda (PPIM)

adalah contoh betapa monitoring langsung memberi dampak sigfikan terhadap kualitas

pengelolaan program. Selain tentu saja, sangat baik untuk pengembangan tata kelola program

dan kegiatan secara keseluruhan ke depan, khsusnya secara internal ARMC.

Kegiatan NIYC sangat mendapat apresiasi luar biasa dari stakeholders strategis, baik

di nasional dan teruatama di lokal. Apresiasi itu tidak saja berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatannya, akan tetapi lebih dari pada itu dalah komitmen Maluku sebagai sebuah

laboratorium kerukunan antarumat beragama. Kehadiran kegiatan NIYC memberi sinyal kuat

akan harapan betapa berbagai pihak, stakeholders strategis, hari ini benar-benar memiliki

komitmen dan konistensi untuk menjadikan Maluku sebagai laboratorium antarumat

beragama. Dengan kata lain, bahwa menjadikan Maluku sebagai laboratorium kerukunan

antarumat beragama hari ini tidak lagi menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat

Maluku an sich, tapi juga telah menjadi tanggungjawab stakeholders warga bangsa. Sebab,

hari ini disadari bahwa bangsa ini membutuhkan sebuah model percontohan (pilot project)

yang dibtuhkan untuk menjelaskan dan menegaskan kerakteristik dan identitasnya.

Page 9: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Berikut ini adalah pernyataan beberapa stakeholders yang dipetik dari serangkaian

momen persiapan dan pelaksanaan kegiatan NIYC.

Stakeholders Petikan Pernyataan

Jacky Manuputty

(Utusan khusus Presiden

RI untuk Dialog

Antaragama dan

Peradaban).

Para fasilitator yang terlibat sangat komplit.

Mereka adalah orang-orang yang bukan hanya punya

kompetensi yang baik, tetapi juga punya

pengalaman yang sangat berharaga dalam

proses rekonsiliasi, dengan isu yang bermacam-macam.

Karena itu, harapan saya kepada para fasilitator dapat

memfasilitasi kegiatan ini dengan sebaik-baiknya,

agar peserta bisa mendapatkan pengalaman berharga dalam

kegiatan NIYC ini.

Harapannya semoga kegiatan NIYC ini para pemuda lintas

iman dari pelbagai provinsi di Indonesia, dapat menganyam

Tikar Pandan Perdamaian. Semuanya harus menjadi

provokator damai di daerahnya masing-masing

Perjumpaan pemuda lintas iman di Maluku sangat kaya

dengan narasi-narasi perdamaian selain cerita-cerita duka.

Mari belajar dari narasi-narasi kecil yang menceritakan

success story masing-masing untuk memperkaya diri kita

sebagai seorang provokator damai.

(Presentasi ToF, 16/11/2018)

Ahmad Gaus

(PUSAD Paramadina)

Kegiatannya menarik, asyik dan meneyangkan.

Apalagi di pantai Liang yang indah dan eksotik ini.

Andaikan tanpa aktivitas yang bermacam-macam pun,

suasana sudah sangat mendukung peserta untuk berjumpa,

berdiskusi, berbagi pengalaman mereka masing-masing.

Para peserta sangat oriinil, terbuka, dan tampil apa adanya.

Mereka menjadi harapan masa depan Indonesia.

Mereka berbagi, berdiskusi dengan jujur, dan mampu

bersinergi bersama.

Diskusinya tanjam dan tapi penuh keceriaan dan

persaudaraan. Selain itu diskusi mereka sangat kaya.

(Diskusi, 26/1/2018)

Page 10: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Ziaul Haq

(Living Valuaes Education)

NIYC ini menjadi sangat penting

agar para generasi muda yang ikut kegiatan bisa

berjumpa dan berdialog. Dengan berdialog

bisa saling memahami, saling menghargai, saling mencintai

Harapannya model kegiatan ini sedapat mungkin dikelola

dalam aktivitas yang berbasis nilai.

Setiap aktivitas harus dihidupkan dan direfleksikan nilai-

nilai yang ada di dalamnya.

(Presentasi ToF, 12/12/2017)

Glen Fredly

(Musisi/Duta Perdamaian)

Musik adalah alat diplomasi kebudayaan dan media

rekonsiliasi dan perdamaian

Musik tidak mengenal latar belakang agama, suku, warna

kulit dan yang lainnya. Karena itu musik dapat menjadi

media perjumpaan pelbagai latar belakang generasi muda.

(Pertemuan dengan managemen, 29/1/2018)

Ir. Said Assagaf

(Gubernur Maluku)

NIYC adalah media sangat penting dan strategis

untuk anak muda dalam rangka merawat kebhinekaan

Indonesia, sekaligus menciptakan agen-agen perdamaian

yang berperan sebagai peace provokator dalam melawan

provokator jahat dalam bentuk hate speach dan hoaks di

Medsos, serta melawan pelbagai bentuk aliran radikal

berbasis agama dan suku, sikap intoleransi,

ekstrimisme, dan kekerasan

Melalui NIYC ini diharapkan para peserta bisa belajar dari

success story Maluku membangun dan mengembangkan

perdamaian dari kehancuran akibat konflik bernuansa

agama 1999-2003, serta beberapa rangkaian konflik

berikutnya. Di dalam success story tersebut

terdapat nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom).

Pemilihan lokasi pantai negeri Liang,

Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah s

ebagai lokasi national Interfaith Youth (NIYC) merupakan

moment untuk mengkampanyekan Maluku sebagai

laboratorium kerukunan dan perdamaian

antarumat beragama di Indonesia

Acara Makan Patitah dan Panas Pela Pendidikan, antara

Page 11: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

SMPN 9 kota Ambon yang hampir 100% Kristen dan

SMPN 4 Salahutu, di Negeri Liang yang 100% Muslim

merupakan contoh yang ideal yang harus dicontohi oleh

sekolah-sekolah yang lain di Maluku, dan sekaligus contoh

yang dapat dikembangkan oleh peserta NIYC di daerahnya

masing-masing sesuai dengan modal sosial masing-masing

(Sambutan Panas Pela dan Makan Patita, 29/1/2018)

Brigjen. Tri Sowandoso

(PANGDAM

XVI Pattimura)

Kegiatan NIYC ini sangat relevan dalam rangka merawat

kebhinekaan dan mempertahankan keutuhan NKRI.

Kita butuh generasi muda yang punya wawasan dan

komitmen yang kuat terhadap Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Radikalime agama adalah musuh

bersama, semua anak bangsa.

Kegiatan penanaman pohon perdamaian sesuai dengan

konsep Kodam XVI Pattimura, yaitu:

Emas Biru, Emas Hijau dan Emas Putih

Kegiatan ini sangat penting, karena itu minimal dihadiri

oleh salah satu menteri

Mari jadi tuan rumah yang baik, karena Maluku sekarang

menjadi teladan dalam kerukunan umat beragama di

Indonesia.

(Audiensi Pengelola NIYC, 8/1/2018)

Hasbollah Toisuta

(Rektor IAIN Ambon)

Jadikanlah NIYC ini sebaik-baiknya sebagai bakudapa

(perjumpaan) sesama anak bangsa dari seluruh provinsi di

Indonesia untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan berbagi

pengalaman dalam melawan radikalisme agama dan

ekstrimisme, serta bagaimana merawat kebhinekaan dan

membangun perdamaian sejati

Program ini sejalan dengan visi IAIN Ambon, yang berbasis

pada multikultural. Oleh karena itu, selaku Rektor saya

sangat mengapresiasi kerja sama ARMC dengan PPIM UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, UNDP dalam program

CONVEY ini. Dalam pandangan saya, kegiatan ini juga

merupakan bagian dari pengembangan pendidikan

multikultural dan kegiatan resolusi konflik

IAIN Ambon tetap berkomitmen untuk mengambangkan

Islam Washatiyahdan bersinergi dengan khazanah kearifan

lokal Maluku dan keindonesiaan kita. Dalam spirit ini IAIN

Ambon senantiasa berkolaborasi atau bergandengan tangan

dengan saudara-saudara umat beragama lain dengan falsafah

hidop orang basudara yaitu: “potog di kuku rasa di daging,

ale rasa beta rasa, dan sagu salempeng dibagi dua”, akan

mengambangkan Maluku sebagai laboratorium kerukunan

umt beragama terbaik di Indonesia. Karena itu, sangatlah

tepat kegiatan ini dilakukan di Maluku, agar peserta dapat

belajar narasi-narasi perdamaian dari Maluku.

Page 12: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Saya berharap melalui kegiatan ini peserta dapat

membangun suatu jejaring bersama sebagai provokator

damai untuk merumuskan agenda-agenda strategis dan aksi

bersama melawan radikalisme agama dan sikap-sikap

ekstrimisme atau intoleransi

(Audiensi, 15/11/2017)

Richard Louhenapessy

(Walikota Ambon)

Selaku Walikota Ambon, kami sangat mendukung kegiatan

NIYC ini dilakukan di Maluku. Apalagi salah satu

kegiatannya dilakukan di kota Ambon, yaitu Makan Patita

dan Panas Pela Pendidikan antara SMPN 9 kota Ambon dan

SMPN 4 Salahutu di negeri Liang Kab. Maluku Tengah

yang dipusatkan di SMPN 9 kota Ambon. Melalui kegiatan

Makan Patita dan Panas Pela Pendidikan ini para peserta

bisa belajar dari Maluku tentang bagaimana menjaga dan

mengembangkan perdamaian melalui budaya lokal yang

coba ditransformasikan, agar sesuai dengan kondisi

generasi “zaman now”.

Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di

Indonesia, tdak terlepas dari budaya lokal masyarakat

Maluku, yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai kearifan

hidup yang sudah menjadi krakter masyarakat Maluku.

Salah satunya adalah musik atau bernyanyi. Dimana musik

untuk masyarakat Maluku bukan hanya sekedar sebuah seni,

tetapi juga menjadi media perdamaian (bakubae), sebagai

tercermin pada pelbagai aneka lagu di Maluku, seperti lagu

Pela, Gandong, ade kaka, sio Maluku, dan sebagainya.

Untuk itu, kota Ambon dewasa ini sedang kita kembangkan

sebagai “City of Music”. Mari gunakan musik untuk

membangun perdamaian sejati.

Kami berharap dari NIYC ini para peserta dapat

merumuskan agenda-agenda strategis ke depan, terutama

jaringan yang kuat untuk melawan kejahatan yang hampir

ada di semua lini kehidupan. Mari rame-rame anak muda

lintas agama, suku bergandengan tangan melawan musuh

bersama kita adalah intoleransi, radikalisme dengan cara

sibuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan atau

kreativitas masing-masing.

(Audiensi, 10/1/2018)

2. Unintended outcomes

Pertama, meski waktu pembukaan pendaftaran dimulai pada tanggal 12-20 Januari

2017, atau 8 hari, akan tetapi animo calon peserta untuk mengikuti kegiatan NIYC sangat

tinggi. Pada awalnya ARMC hanya menargetkan calon peserta 800 orang yang mendaftar

secara online. Akan tetapi, calon peserta yang mendaftar mencapai lebih 3000 orang. Meski

Page 13: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

animo calon peeserta demikian besar, tapi akhirnya ARMC harus meloloskan 120 orang

sebagai peserta NIYC.

Kedua, kegiatan ini juga mendapat liputan dari berbagai media cetak dan elektronik

masa tidak saja lokal, tapi juga nasional. Di media sosial juga informasi tentang kegiatan

NIYC tersosialisasi dan mendapat respon sangat positif dari “warga” medsos, baik lokal

maupun nasional.

Ketiga, kegiatan ini menghadirkan volunteer yang juga bekerja di The Humanitarian

Dialogue (Norwwegia) dan The Habibie Center(Jakarta), Abellia Anggi Wardana dan dari

juga diikuto oleh 3 orang onserver dari Pusat Studi Paramadina, Jakarta. Ketiga observer ini

mengikuti hamper seluruh proses kegiatan. Ketiganya kembali ke Jakarta sehari setelah

mengikuti kegiatan “Panas Pela” dan “Makan Patita”.

Keempat, lewat kegiatan ini juga diciptakan sebuah them song khusus buat NIYC

2018 berjudul “Sama Rasa”. Lyric by oleh Dr. Abidin Wakano, M.Ag, Song by Ronny

Loppies, Music Arrenged by Figgy Papilaya, Performed by Piggy Papilaya, Marionie

Serhalawan, Ido Kaimana dan Amadeus Kartet.

Kelima, lewat kegiatan ini juga dibuat sebuah policy brief yang nanti akan

didistribusikan ke stakeholders strategis di Indonesia, baik dalam bentuk soft data (online)

dengan mengoptimalkan jejaringan, maupun hard copy.

3. Kontribusi untuk pencegahan ekstrimisme kekerasan

NIYC adalah kegiatan yang memberi penekanan pada sharing antar peserta untuk

memperoleh informasi yang memadai dan benar terkait 4 tema, yaitu masa depan

keberagaman di Indonesia, dinamika gerakan intoleransi, radikalisme, terorisme dan

kekerasan ekstrimis di Indoneisa, media sosial sebagai alat perlawanan terhadap gerakan

intoleransi, radikalisme, terorisme dan kekerasan ekstrimis dan kearifan budaya lokal sebagai

sumber daya peredam gerakan intoleransi, radikalisme, terorisme dan kekerasan ekstrimis.

Sharing antarpeserta NIYC menjadi modal dan kekuatan bagi peserta untuk

membangun persepsi bersama, menguatkan kesadaran dan merumuskan respon bersama

sebagai sikap terhadap kenyataan dan harapan menciptakan Indonesia yang inklusif, toleran

dan apresiatif terhadapa khazanah beberagamannya, baik suku, agama maupun budaya, baik

di daerah masing-masing maupun dalam konteks nasional.

Lebih jauh, lewat kegiatan ini juga peserta NIYC sudah membentuk sebuah

jejaringan, yaitu Pemuda Cinta Damai. Setiap hari Kemis, secara intens, jaringan ini bersuara

melalui media sosial, twetter.

Page 14: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

4. Keberlanjutan program

NIYC sesungguhnya merupakan ruang perjumpaan, sharing, advokasi dan

penggalangan kekuatan sumber daya generasi muda untuk melakukan reposisi dan ikut

berkontribusi secara pro-active dalam merespon problematika dan kompleksitas persoalan

ke-Indonesia-an, keberagaman dan keberagmaan. Dalam konteks Indonesia moderen dan era

informasi, generasi muda hari ini sangat dituntut dan dibutuhkan peran dan tanggungjawab

proporsional untuk itu. Terutama dalam merspon isu bonus demografi (windows opportunity)

dan Golden Age Indonesia (2045). Oleh sebab itu, sumber daya generasi muda secara benar-

benar benar harus bisa terkosolidasi untuk merespon berbagai hambatan, tantangan dan

rintangan yang menghalagi berbagai proses yang diarahkan untuk menikamti bonus

demografi dan tahun emas Indonesia.

Kegiatan NIYC masih sangat dibutuhkan. Animo calon peserta yang menembus

angka 3000 menunjukkan betapa generasi muda bangsa ini memiliki keinginan yang kuat

untuk menjadi bagian subyek dan proses pembangunan, ingin ambil abgian dan berpartisipasi

dalam kerja-kerja antarpemuda dan melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sudah

barang tentu, dimensi isu yang lebih dikembangkan dan diperluas. Jadi tidak sebatas pada

bagaimana respon generasi muda terhadap persoalan keberagama dan kekerasan ekstrimisme

misalnya, tapi sudah dapat diselaraskan dengan kebutuhan strategis pembangunan sumber

daya manusia Indonesia, misalnya bonus demografi dan tahun emas Indonesia.

ARMC IAIN Ambon memiliki komitmen kuat untuk selalu berusaha menciptakan

ruang-ruang perjumpaan sebagai wadah sharing, konsolidasi dan koordinasi sumber daya

khazanah kepelbagaian bangsa. ARMC sangat memahami dan menyadari dampak konflik di

Maluku 1999-2003, yang terkenal sebagai salah satu konflik sipilterbesar di abad ini, seperti

segregasi (wilayah dan mindset; etnik, agama dan budaya) yang memiliki pontesi ledak yang

sangat kuat jika tidak dikelola dan ditransformasi secara baik dan benar. Dalam konteks ini,

kegiatan NIYC yang dilaksanakan di pantai negeri Liang, Kecamatan Salahautu, Kabupaten

Maluku Tengah, provinsi Maluku ini juga mempunyai dampak yang sangat besar, sebagai

salah satu eksperimen dalam rangka transformasi Maluku sebagai laboratorium kerukunan

dan perdamaian di Indonesia, bahkan dunia.

Page 15: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

V. Dimensi Gender

Gender selalu menjadi isu penting. Dalam tiap kegiatan ARMC, gender sudah

menjadi bagian intergral. Porsi perempuan dalam kegiatan ARMC minimal 25-30%. Ini

dimaksudkan untuk membuka ruang lebih proporsional kepada perempuan untuk terlibat

dalam berbagai kegiatan yang berpotensi untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas

dan kompetensi sumberd daya perempuan.

Tak terkecuali dalam kegiatan NIYC ini. Dalam komposisi pengelola, panitia,

fasilitator hingga peserta memperlihatkan dengan sangat jelas perbandingan antara

perempuan dan laki-laki. Komposisi pengelola program misalnya, dari perempua 3 orang dan

laki-laki 5 orang. Panitia komposisinya 5 perempuan dan 15 laki-laki. Fasilitator

komposisinya perempuan 7 orang dan laki-laki 11 orang. Sementara peserta, perempuan 59

orang dan laki-laki 56 orang.

Isu gender tentu tidak cukup juga dilihat dalam perbandingan angka-angka, akan

tetapi juga dalam proses kegiatannya isu gender tetap mendapat perhatian serius. Misalnya,

perempuan selalu diapresiasi sebagai subyek yang memiliki posisi sejajar dan ruang terbuka

yang sama dengan laki-laki, bahkan dalam konteks tententu perempuan lebih diberi ruang

untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan potensi dan kapasitasnya.

Dalam proses sharing,aktifitas dan interaksi keseharian selama kegiatan NIYC

misalnya, apresiasi terhadap peserta perempuan begitu mengemuka, terutama dalam konteks

melihat bagaimana memosisikan perempuan sebagai subyek untuk ikut berpartisipasi dan

berkontribusi dalam kerja-kerja strategis merespon persolan intoleransi, diskriminasi.

Radikalisme, terorisme, dan kekerasan ekstrimis. Demikian juga bagaimana perempuan juga

kritis terhadap cara pandang berbudaya dan beragama yang cenderung mendomistifikasi atau

“memenjara” perempuan.

Catatan penting terkait perspektif peserta NYIC, baik perempuan maupun laki-laki

terhadap gender, secara keseluruhan telah memiliki perspektif gender yang baik. Hal ini

sagnat membantu proses sharing dan diskusi yang dilakukan. Meski diakui juga bahwa masih

ada beberapa candaan yang masih bias gender.

VI. Pembelajaran

NIYC adalah sebuah kegiatan besar. Mengelola 120 orang, berkualifikasi leader dan

memiliki latas belakang sangat bergama jelas sebuah tantangan yang sangat serius. Apa lagi,

NIYC adalah merupakan sebuah kegiatan berskala nasional yang baru pertama kali dilakukan

Page 16: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

oleh ARMC IAIN Ambon. Sudah barang pasti, yang akan dijumpai adalah kekurangan dan

kelemahan di dalam pengelolaanya. Ini sangat ARMC sadari dan akui secara jujur

kenyataannya. Namun demikian, NIYC juga telah memberika pembelajaran sangat serius

bagi ARMC. Mulai dari melengkapi sumber daya ARMC dengan pengetahuan dan

pemahaman terkait tata kelola kegiatan yang benar, baik dalam desain program hingga

gudget. Pengalaman ini juga sekaligus member pembelajaran bagaimana mengelola program

dan kegiatan secara terencana, baik dan benar.

Tantang serius yang dihadapi dalam pengelolaan program NIYC atara lain adalah

pertama, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melakukan persiapan dan pelaksanaan

kegiatan. Kedua, pembagian kerja (job description) dan koordinasi antara managemen dan

panitia belum berjalan optimal. Hal-hal yang menjadi domain kerja panitia dan sudah

didelegasikan tidak berjalan dan dilaksanakan. Bahkan, dalam batas-batas tertentu panitia

terkadang melakukan tidankan di luar kewenangannya. Tidak sedikit kerja teknis kepanitiaan

yang akhirnya diambil alih langsung oleh managemen. Hal ini sudah dievaluasi dan secara

terang benderang diakui oleh panitia.

Jika proyek ini lagi, maka ARMC akan jauh lebih siap dan akan lebih baik lagi dalam

pengelolaannya. ARMC bahkan sudah melakukan pengembangan program ini dengan

melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi, kekurangan yang ditemui

dan juga mengembangkan desai programnya lebih baik, yaitu dengan memperluas dimensi

isu program yang dikontekstualisasikan dengan kebutuhan pembangunan Indonesia.

Misalnya, isu Sutainable Developmen Goal (SDGs), Bonus Demografi (Windows

Oppurtunity) dan tahun emas Indonesia (The Golden Age of Indonesia) 2045.

Pada April 2018 ini ARMC akan melakukan restrukturisasi dan melakukan perbaikan-

perbaikan yang berkaitan kebutuhan standarisasi dan pengembangan lembaga. Beberapa hal

yang sudah teridentifikasi dan akan dilakukan pengembangan antara lain adalah

pendokumentasian seluruh dokumen kerjasama, perbaikan SOP dan pembuatan job

description pengurus.

Page 17: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Foto Kegiatan NIYC Maluku 2018

Acara pembukaan di kediaman Wakil Gubenrnur Maluku (25/1/2018)

Pendaftara Peserta (25/1/2018)

Page 18: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”
Page 19: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Sharing antara dan dengan peserta (26-27/1/2018)

Page 20: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”
Page 21: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Outbound dan tanam pohon perdamaian (28/1/2018)

Page 22: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”
Page 23: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Panas Pela, Makan Patita, kunjungan tematik dan malam kebudayaan (29/1/2018)

Page 24: Laporan Akhir...I. AnalisaKonteks Generasi milenial atau biasa disebut generasi “zaman now”adalah sebuah segmen sosial bangsa Indonesia hari ini dan dipandang paling memiliki “otoritas”

Penutupan NIYC (30/1/2018)

5

lk 3 p 2