IMPLEMENTASI MEDIA BERGAMBAR (STUDI KASUS DI RA 11. …
Transcript of IMPLEMENTASI MEDIA BERGAMBAR (STUDI KASUS DI RA 11. …
IMPLEMENTASI MEDIA BERGAMBAR
(STUDI KASUS DI RA 11. SITI KHADIJAH KOTA BATU)
SKRIPSI
OLEH:
NUNUK SETIYOWATI
NPM. 21601014031
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2020
ABSTRAK
Setiyowati, Nunuk. 2020. Implementasi Media Bergambar (Studi Kasus Di RA.11
Siti Khadijah Kota Batu). Skripsi, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang. Pembimbing 1: Devi Wahyu Ertanti, SPd. M.Pd. Pembimbing 2: Mutiara Sari Dewi, M.Pd.
Kata Kunci : Implementasi, Media Bergambar, Pengaruh Penggunaan Gawai,
Anak Usia Dini, Pembelajaran Jenjang Usia Dini
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan anak-anak sepanjang hari,
karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia
dini tidak membedakan antara bermain, bekerja dan belajar. Anak-anak pada
umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun
dan kapanpun mereka memiliki kesempatan, karena bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai muncul kesenangan dan
kepuasan pada diri anak-anak.
Banyaknya anak usia dini terpapar pengaruh penggunaan gawai di
lembaga RA 11. Siti Khadijah Kota Batu, menjadikan peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian dengan tujuan dapat mengatasi keadaan tersebut.
Implementasi media bergambar dengan studi kasus, diharapkan menjadi solusi
yang baik bagi lembaga dan pendidik agar bisa menyajikan kegiatan belajar
mengajar yang sesuai dengan standart operasional prosedur yang ditetapkan.
Kreatifitas dan inovasi pendidik dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai
dengan karakter dan kebutuhan anak usia dini mutlak dibutuhkan demi
tercapainya tujuan pendidikan bermakna dan menyenangkan.
Upaya yang ditempuh peneliti dalam mengatasi pengaruh penggunaan
gawai pada anak usia dini dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis
penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus yang memusatkan pada satu objek
untuk dipelajari secara intensif sebagai suatu kasus yang harus segera dapat
ditemukan solusinya. Triangulasi data merupakan teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data dari sumber valid melalui wawancara mendalam kepada
informan berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis taksonomi melalui pengamatan secara terus menerus
untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang akurat dan dapat dipercaya.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah, dapat di atasinya
pengaruh penggunaan gawai pada anak usia dini dengan implementasi media
bergambar. Aspek ketercapaian perkembangan kecerdasan anak usia dini menjadi
optimal dan lebih baik dalam kegiatan belajar sambil bermain dan bermain seraya
belajar yang disajikan pendidik melalui implementasi media bergambar dalam
kegiatan pembelajaran bermakna. Simpulan dan saran peneliti adalah, selain
inovasi dan kreativitas pendidik dalam penyajian pembelajaran, kerjasama
orangtua peserta didik dalam pola asuh juga sangat diperlukan agar anak usia dini
bisa tumbuh dan berkembang optimal memiliki kesiapan yang baik untuk bisa
melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONTEKS PENELITIAN
Teknologi membuat anak-anak generasi alfa tidak mengenal proses.
Anak-anak selalu ingin dipuaskan dengan cepat dan apa yang diinginkan harus
segera didapatkan, akibatnya anak menjadi mudah bosan dan cenderung
egosentrisnya tidak terkontrol. Anak-anak generasi alfa merupakan generasi
milenial yang terlahir pada abad 21 rentanan tahun 2010-2025 yang membuat
kelahiran mereka langsung terpapar kecanggihan teknologi yang lekat dengan
kehidupan mereka. Orangtua generasi alfa didominasi oleh kelompok milenial
yang telah lebih dulu familiar dengan perkembangan teknologi.
Sikap anak yang identik selalu ingin tahu dan penasaran akan hal baru
dan bercampur dengan asupan informasi dari internet menimbulkan kekhawatiran
tersendiri, terutama dalam masa tumbuh kembang anak usia dini. Disisi lain gawai
memiliki berbagai fitur dan aplikasi menarik, bervariasi, interaktif dan fleksibel,
sehingga menambah daya tarik bagi setiap orang terutama bagi anak usia dini.
Gawai memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia jika digunakan dengan
baik dan tepat, tetapi gawai juga memberikan dampak negatif khususnya bagi
anak usia dini jika digunakan tanpa adanya pengawasan orangtua.
Di era disrupsi ini anak-anak telah menjadi konsumen aktif, kebanyakan
orangtua dizaman milenial lebih memilih praktis dan instant dalam pola asuh
terhadap anak-anak mereka, asalkan anak mau sekolah, masuk kelas, diam tidak
membuat keributan orangtua akan dengan tenang dan bangga memberikan gawai
2
pada anak-anak mereka. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan mulai
tanggal 04 Nopember 2019 terdapat 11 peserta didik kelompok A dari jumlah 38
anak didik di lembaga RA. 11 Siti Khadijah Kota Batu telah terpapar penggunaan
gawai. Anak mulai rewel dan menangis ketika gawai kesayangannya tidak berada
dalam genggaman tangannya pada saat pergi kesekolah, di dalam kelaspun anak-
anak yang terbiasa dengan gawai tidak mau belajar bersama teman-teman dan
gurunya, mereka lebih cenderung bersikap egois tidak mau berinteraksi dan tidak
mau mengikuti aturan/disiplin kelas. Tentu hal ini menjadikan pembelajaran
belum bisa berjalan dengan baik
Dalam hal ini orangtua yang tidak memikirkan dan tidak mengetahui
berapa durasi waktu yang baik dalam anak menggunakan gawai dan kurang faham
pada fase tumbuh kembang anak usia dini tidak dapat melakukan banyak hal
selain menuruti keinginan anak. Padahal pada hakikatnya, anak belum saatnya
mengenal gawai, mereka masih memerlukan interaksi yang lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya. American Academy of Pediatrics tahun 2016 telah
mengeluarkan pedoman yang merekomendasikan untuk anak usia 2 hingga 5
tahun hanya boleh menggunakan gawai tidak lebih dari 1 jam setiap harinya.
Idealnya anak mengenal gawai pada usia diatas 12 tahun (AAP, 2020).
Anak usia dini adalah aset masa depan suatu bangsa yang harus
diperhatikan dalam setiap tahap masa perkembangannya. Semua aspek
perkembangan yang ada pada anak usia dini tercantum dalam Kurikulum 2013,
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standart Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini meliputi kecerdasan moral agama, kecerdasan motorik,
3
kecerdasan kognitif, kecerdasan sosial emosional, kecerdasan bahasa serta
kecerdasan seninya harus mendapatkan stimulus, tauladan dan pembiasaan yang
berulang, tegas dan konsisten. Orangtua yang bijak dan berfikir jauh kedepan
harus mau belajar dan mengetahui tentang berbagai keunikan dan karakter yang
dibutuhkan dalam fase tumbuh kembang anak usia dini agar anak usia dini benar-
benar menjadi generasi unggul yang siap menghadapi segala tantangan dan
perubahan zaman. Seperti dalam sebuah Hadits mengatakan:
Yang artinya: “Setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan fithrah (suci). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi”. (HR. Al-Baihaqi dan At-Thabrani).
Dalam hadits tersebut diterangkan bahwa setiap anak terlahir fitrah
(suci), fitrah manusia dimaknai dengan potensi-potensi yang dimiliki. Konsep
Fitrah dalam Islam ialah setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik
dari orang tuanya, sehingga anak tersebut dapat berguna bagi nusa dan bangsanya.
Demikian pula seperti teori “Tabula rasa” tentang anak usia dini yang
dikemukakan John Locke bahwa setiap anak dilahirkan seperti kertas putih yang
siap diisi dengan bermacam goresan tinta. Teori ini memandang bahwa pada saat
lahir anak tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa. Anak berada dan hidup di
dalam lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan dirinya.
Implementasi media bergambar dalam hal ini diharapkan dapat membantu anak
usia dini menuangkan imajinasinya secara maksimal dengan arahan dan
bimbingan guru dan orangtua.
4
Gawai memang memiliki dampak negatif bagi tumbuh kembang anak
usia dini, meski memang ada dampak positifnya. Dampak negatif dan positif bagi
anak usia dini yang menggunakan gawai di lembaga PIAUD RA.11 Siti Khadijah
Kota Batu yaitu; dampak negatif antara lain merusak mata/radiasi emisi, perilaku
agresif dan menyendiri, minat belajar rendah, prestasi dan kreativitas menurun,
sulit berinteraksi dengan orang disekitarnya, mengganggu pendengaran dan
mengganggu saat istirahat, sedangkan dampak positif antara lain memperkaya
imajinasi, mencari informasi, menambah pengetahuan dan teman, serta
mengetahui cara belajar menggunakan metode-metode baru. Pada akhirnya anak
yang akan menjadi korban dampak negatif bila penggunaan gawai tanpa
pendampingan dari orangtua (Republika, 2019).
Melihat berbagai dampak negatif positif dari pengaruh penggunaan
gawai tersebut, menunjukkan bahwa implementasi media bergambar sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan tumbuh kembang dan peningkatan
segala aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Peneliti dalam hal ini
menekankan penggunaan media bergambar yang efektif dan maksimal akan
membantu anak usia dini dalam meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi anak
usia dini untuk mengurangi dan meminimalisir pengaruh penggunaan gawai.
Media bergambar yang peneliti gunakan dalam bentuk kartu bergambar
yang telah peneliti sesuaikan dengan tema pembelajaran, tingkat kebutuhan dan
kemampuan setiap anak usia dini sekaligus menyenangkan anak usia dini dalam
bermain dan menggunakannya. Kartu bergambar tersebut antara lain berbentuk;
kartu huruf dan angka, kartu hijaiyah dan angka, kartu perlengkapan beribadah,
5
kartu perlengkapan sekolah dan belajar anak, kartu perlengkapan makan/mandi,
kartu gambar hewan dan tumbuhan berikut gambar visual dan warna yang cerah
yang mendukung kartu-kartu tersebut untuk menarik minat belajar anak usia dini.
Harapan dengan adanya implementasi media bergambar yang peneliti
sajikan, akan sangat membantu bagi semua orangtua dalam pola asuh bagi anak-
anak untuk meminimalisir dalam pengaruh penggunaan gawai, terutama bagi
orangtua akan menambah wawasan dan dapat mengarahkan ke arah yang lebih
positif dalam proses tumbuh kembang anak usia dini. Disisi lain peran media
bergambar akan sangat membantu kreativitas anak dalam berimajinasi, serta
meningkatkan kemampuan gerak motorik halus kasar dan perkembangan kognitif
anak akan lebih optimal.
B. FOKUS PENELITIAN
Dari uraian konteks penelitian ini, dapat dirumuskan fokus penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi media bergambar agar bisa mengatasi pengaruh
penggunaan gawai pada anak usia dini?
2. Bagaimana meningkatkan implementasi media bergambar dalam upaya
mengatasi pengaruh penggunaan gawai pada anak usia dini?
3. Bagaimana aspek ketercapaian perkembangan kecerdasan anak usia dini
dengan implementasi media bergambar?
6
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan implementasi media bergambar agar bisa mengatasi
pengaruh penggunaan gawai pada anak usia dini.
2. Mendeskripsikan peningkatan implementasi media bergambar dalam upaya
mengatasi pengaruh penggunanan gawai pada anak usia dini.
3. Mendeskripsikan aspek ketercapaian peningkatan perkembangan kecerdasan
anak usia dini melalui implementasi media bergambar.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini banyak sekali kegunaannya, baik bagi orangtua, anak
usia dini, masyarakat dan seluruh pelaku pendidikan agar dapat berjalan
beriringan menciptakan dan menyiapkan generasi yang tangguh dan unggul di
masa yang akan datang.
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan wawasan khususnya orangtua. Serta menambah referensi
masyarakat dalam memahami permasalahan pengaruh penggunaan gawai
pada anak usia dini.
2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dan menambah pengetahuan lebih luas dengan implementasi
media bergambar dalam upaya mengatasi pengaruh penggunaan gawai pada
7
anak usia dini dengan pengawasan orang tua, serta menambah ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Kesalahan dalam menafsirkan dan memahami istilah-istilah yang ada
bisa saja terjadi, oleh karena itu peneliti perlu memberi penegasan serta penjelasan
dari istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai berikut:
1. Implementasi Media Bergambar
Suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara
matang dan terperinci.
2. Media Bergambar
Alat visual yang bisa dilihat dan diraba serta tidak mempunyai unsur suara
(audio), yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan berfungsi untuk
menyampaikan pesan sekaligus sebagai sarana pembelajaran yang
diberikan guru kepada siswanya.
3. Pengaruh Penggunaan Gawai
Segala akibat atau hasil dari penggunaan gawai yang berakibat positif dan
negatif bagi tumbuh kembang anak usia dini.
4. Anak Usia Dini
Anak yang berada pada rentanan usia 0-6 tahun atau disebut golden age dan
berada dalam masa kritis. Arti kritis adalah sangat mempengaruhi
keberhasilan pada masa berikutnya, apabila masa kritis tidak memperoleh
rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka
diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan
8
berikutnya. Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik
dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus dan
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak usia dini.
5. Pembelajaran Jenjang Usia Dini
Upaya pembinaan yang dilakukan secara sadar ditujukan dan dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan selanjutnya. Jenjang pendidikan anak usia dini
diselenggarakan melalui jalur pendidikan nonformal (KB,SPS,TPA) pada
usia 2-4 tahun, formal (TK/RA) pada usia 4-6 tahun, dan
informal/pendidikan dimulai dari keluarga sejak usia dalam kandungan
(1000 HPK/Hari Pertama Kelahiran) sampai dengan seterusnya.
Dirjen PAUD, Harris Iskandar menyatakan bahwa keluarga merupakan
salah satu pilar penting dalam tri sentra pendidikan (rumah, sekolah,
masyarakat) yang berperan penting dalam membentuk generasi emas yang
berkarakter dan berbudaya prestasi dimasa yang akan datang.
BAB VI
PENUTUP
A. Temuan pokok
Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan di atas, maka temuan
pokok dari penelitian ini adalah; anak usia dini terpapar pengaruh penggunaan
gawai banyak disebabkan oleh pola asuh orangtua dirumah. Orangtua berpendapat
bahwa anak yang menggunakan dan dapat dengan mudah bisa mengoperasikan
gawai dizaman sekarang adalah anak modern yang tidak ketinggalan zaman,
karena apapun bisa didapat dan dikerjakan dari aplikasi yang ada pada gawai.
Anak usia dini yang sudah bisa mengoperasikan gawai adalah anak milenial yang
pandai dalam pandangan orangtuanya.
Banyak orangtua yang mengesampingkan aspek perkembangan yang ada
pada anak usia dini, dikarenakan orangtua yang terlahir diabad milenial ini telah
terlebih dahulu terpapar dan familiar dengan penggunaan gawai. Sehingga dengan
alasan tersebut maka orangtua kebanyakan pekerja aktif dengan sendirinya akan
menggunakan gawai sebagai permainan tanpa kontrol atas pengasuhan anak
mereka yang banyak dititipkan kepada kedua orangtunya (kakek/nenek). Waktu
yang dimiliki orangtua bersama anaknya sangatlah minim dan bisa dikatakan
hampir tidak ada.
Berbagai fakta temuan pokok masalah di atas telah menjelaskan bahwa
anak usia dini terpapar penggunaan gawai bukanlah keinginan anak sendiri, anak
hanya mengerjakan dari kebiasan yang telah mereka terima dari kebiasaan sehari-
hari yang dilihat, dirasakan dan dikerjakan. Lingkungan disekitar anak usia
dinilah yang menjadikan terbentuknya suatu karakter pada anak, pola asuh dan
lingkungan sekitar adalah faktor penentu paling dominan atas semua
perkembangan yang terjadi pada anak usia dini.
B. Kesimpulan
Pribadi anak usia dini terbentuk dari pola asuh dan lingkungan tempat
tinggal anak usia dini. Berbagai faktor yang mempengaruhi bagi tumbuh
kembangnya sangat berperan besar untuk kelangsungan fase perkembangan yang
optimal. Anak usia dini di era disrupsi ini banyak sekali terpapar pengaruh
penggunaan gawai, orangtua yang sadar dan peduli atas tahapan tumbuh kembang
anak usia dini pasti mampu untuk menggunakan gawai sebagai fungsi seharusnya.
Penerapan alat permainan edukatif media bergambar dalam hal ini berbentuk
kartu gambar visual adalah upaya untuk meminimalisir dampak dan pengaruh
negatif dari gawai pada anak usia dini.
Berbagai rangsangan baik yang didapat anak usia dini dari lingkungan
sekitar tempat anak usia dini tinggal sangat penting untuk menstimulus berbagai
potensi dan semua aspek tumbuh kembang yang ada. Hal ini tergantung dari
kesadaran orangtua sebagai guru pertama anak di rumah dalam menyajikan
suasana lingkungan pendidikan yang baik dan mendukung untuk tumbuh
kembang anak usia dini.
Gawai pada dasarnya sangat membantu dalam kehidupan manusia.
Karena dari gawai, antar individu satu dengan individu yang berjauhan bisa
berkomunikasi dan saling memberi kabar, untuk memperoleh pengetahuan baru
yang kurang dimengertipun informasi bisa didapat dari gawai. Berada ditangan
yang bertanggungjawab gawai banyak dampak positifnya, wawasan baru dalam
segala bidang kehidupan manusia bisa terakses dengan mudah hanya dengan
sekali tekan pada salahsatu tombol gawai. Penggunaan dari aplikasi yang
bermanfaat dapat memberikan akses kemudahan bagi penggunanya.
Sedangkan dampak negatif dari gawai sudah banyak berpengaruh bagi
penggunanya, tanpa terkecuali bagi anak usia dini. Perilaku agresif, pasif, egois,
gangguan belajar, sulit mengendalikan diri dalam bersosialisasi, sulit
berkomunikasi bahkan sampai gangguan pada mata hingga menyebabkan
kebutaan dan obesitas adalah salah satu dari sekian banyak akibat pengaruh
penggunaan gawai yang tidak bertanggung jawab. Peran orangtua, pendidik,
lingkungan dan masyarakat hendaknya dapat bersikap bijak dengan mendukung
dalam semua upaya PAUD untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang
mandiri, berkarakter dan berkepribadian luhur.
C. Saran
Pengaruh penggunaan gawai pada anak usia dini agar dapat diminimalisir
pengaruh negatifnya, peneliti menyarankan beberapa alternatif yang harus
dilakukan oleh semua pelaku komponen pendidikan terutama orangtua,
diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Mengurangi intensitas penggunaan gawai secara bertahap,
menggunakan gawai ketika memang diperlukan saja.
2. Melakukan kegiatan yang tidak menggunakan gawai, menghargai
waktu berkumpul bersama keluarga/saudara dan teman.
3. Membuang aplikasi/konten yang dapat membuat ketagihan.
4. Mengurangi notifikasi pada gawai, mengatur notifikasi hanya untuk
memunculkan pesan penting saja.
5. Memanfaatkan kreatifitas dan inovasi diri sendiri untuk berkreasi
menciptakan kegiatan yang melibatkan fisik motorik yang bermanfaat
bagi kesehatan tubuh/olahraga.
6. Selalu berfikiran positif, menggunakan waktu untuk beribadah dan
melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan
semua orang.
7. Penggunan gawai pada anak usia dini tidak dilarang namun harus
dibatasi.
8. Selalu bersyukur dan berterimakasih kepada Alloh SWT atas segala
karunia yang telah diberikan.
DAFTAR RUJUKAN
AAP. (2020). Gawai sebagai sarana informasi dan komunikasi. Copyright 2020.
American Academy of Pediatrics. All rights reserved.
(Online) , (https://sains.kompas.com/read/2019/04/26/130106123/hai-
orangtua-perlajari-pedoman-baru-who-untuk-batasan-gadget-bagi-
anak-balita), diakses 12 Pebruari 2020 pukul 09.15 WIB.
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
VI hal. 134. Jakarta: PT Rineka Cipta
, (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Depdiknas, KBBI, Balai Pustaka, Jakarta, (2005; 329). Fungsi sosial media
bergambar. (Online),
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesia),
diakses Rabu 06 Nopemnber 2019, 23:00 WIB.
Dirjen PAUD, Iskandar. H. (2019). Keluarga Merupakan Pilar Penting Tri Sentra
Pendidikan.REPUBLIKA.co.id (Online) ,
(https://nasional.republika.co.id/berita/q0k4bj349/kemendikbud-
pendidikan-keluarga-harus-relevan-dengan-zaman) , di akses Rabu 06
Nopember 2019, 23:54 WIB
Hapidi, D. (2013), dalam Subana, (1998). Manfaat media bergambar.
(http://desihapidi.blogspot.com/2013/01/media-gambar-realita-dan-
model.html), diakses Rabu 10 Maret 2020, 23:59 WIB.
Haryana, D. (2019). Republika.CO.ID, Jakarta. Pendiri Yayasan Jiwa Semai
Amini (SEJIWA). (Online), (https://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/parenting/19/10/09/pz3p1i328-bahaya-anak-gunakan-gawai-
tanpa-pendampingan) di akses Rabu 10 Maret 2019, 23:59 WIB.
Haryoko, Sapto (2009). Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4. ISSN 2354-
614X.185. (Online),
(https://scholar.google.co.id/citations?user=C0PKDOcAAAAJ&hl=id
), diakses Sabtu 14 Maret 2020, 16:45 WIB.
Hasan, A. P. (2006). Psikologi Perkembangan Islami (Cet 1). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Kompri, (2015: 227). Motivasi Pembelajaran Perspektif guru dan siswa.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Kompasiana, (2019). Anak Usia Dini Terpapar Penggunanan Gawai.
(Online),
(https://www.kompasiana.com/vernandaekahardianto9922/5e083c8dd
541df75e40d12c5/penggunaan-gawai-pada-anak-bermanfaat-atau-
berbahaya), di akses Sabtu 14 Maret 2020, 17:00 WIB.
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Nopalwiyanita, (2014). Depdiknas, USPN. (2004: 4). Jenjang Pendidikan Anak
Usia Dini Yang Diselenggarakan Pada Jalur Formal, Nonformal Dan
Informal. (Online),
(http://nopawilyanita.blogspot.com/2014/02/pendidikan-anak-usia-
dini-paud-dan.html), diakses Sabtu 14 Maret 2020, 17:05 WIB.
Prastiti, W. D. (2008). Psikologi anak usia dini. Jakarta: PT Indeks
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standart Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini. (Online),
(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud137-
2014StandarNasionalPAUD.pdf, diakses Rabu 06 Nopember 2019,
23:49 WIB.
Sadiman, A. (2003: 25). Media Pendidikan dan Syarat media bergambar Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Santi, D. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Indeks
Semiawan, C. R (2008). Belajar Dan Pebelajaran Prasekolah Dan Sekolah
Dasar. Cet. II.Jakarta: PT Indeks.
, C. R. (2010). Kreativitas Keberbakatan Mengapa, Apa Dan
Bagaimana. Jakarta: PT indeks.
Sudjana, N., & Ahmad Rivai, (2010: 4). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo Offset
Sugiyono, (2007: 274). Triangulasi Dalam Pengujian Kredibilitas
(Online),
(http://etheses.uinmalang.ac.id/2511/7/09510124_Bab_3.pdf), diakses
, (2009). Karakteristik Anak Usia Dini.
(Online), (http://digilib.unila.ac.id/10526/23/BAB%20III.pdf), diakses
Senin 23 Maret 2020, 09:20 WIB.
, (2010). Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks.
Sujiono, Y. N. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Tentang pendidikan Anak Usia Dini Usia 0-6
Tahun. Jakarta: Sinar Grafika.
Santrock, J. W. (2012). Life Span Develepoment. Perkembangan Masa Hidup.
(Jilid I). Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama.
.
Sugiyono, (2005: 89-90).Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: C.V
Alfabeta.