LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN...

38
i LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN DUKUH TANGGAP HIPERTENSI (GDTH) DUKUH PUNDONG II, DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN Dosen Pengampu : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D Tutor : Syafriani, MPH PEMINATAN PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017 Oleh : 1. Cati Martiyana 16/403205/PKU/16023 2. Dita Anugrah Pratiwi 16/403219/PKU/16037 3. Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK III KELOMPOK

Transcript of LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN...

Page 1: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

i

LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PELAKSANAAN KEGIATAN

GERAKAN DUKUH TANGGAP HIPERTENSI (GDTH)

DUKUH PUNDONG II, DESA TIRTOADI

KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

Dosen Pengampu :

dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D

Tutor :

Syafriani, MPH

PEMINATAN PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017

Oleh :

1. Cati Martiyana 16/403205/PKU/16023

2. Dita Anugrah Pratiwi 16/403219/PKU/16037

3. Ida Susanti 16/403265/PKU/16083

4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108

BLOK III

KELOMPOK

Page 2: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

ii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah kami, mahasiswa Minat Perilaku dan

Promosi Kesehatan, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pekerjaan tugas tersebut di

atas adalah benar - benar hasil pekerjaan kami, dan bukan hasil pekerjaan menyalin, atau

meniru keseluruhan maupun sebagian hasil pekerjaan teman atau orang lain.

Apabila kami sengaja ataupun tidak sengaja melakukan hal tersebut diatas, maka kami

bersedia menerima sanksi berupa: dianggap tidak mengumpulkan tugas tersebut. Selain

itu jika ada 2 (dua ) naskah yang sama tidak keseluruhan atau sebagian, keduanya dianggap

tidak mengumpulkan tugas.

Yogyakarta, Oktober 2017

Yang memberi pernyataan,

1. Cati Martiyana (.................)

2. Dita Anugrah Pratiwi (.................)

3. Ida Susanti (.................)

4. Luqman Afifudin (.................)

Page 3: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Kader Peserta Pelatihan Penyuluhan Hipertensi ............................................... 12

Tabel 2. Karakteristik responden pre post test hipertensi (ibu-ibu PKK) ............................................. 14

Tabel 3. Karakteristik responden pre post identifikasi bahan makanan pemicu hipertensi .................. 20

Page 4: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model of stage in the innovation-decision process (Rogers, 1983) ...................................... 4

Gambar 2. Kerangka Konsep .................................................................................................................. 5

Gambar 3.Mean Hasil Pre dan Post Test Pengetahuan Kader Kesehatan ............................................. 13

Gambar 4.Mean Hasil Pre Post Pengetahuan Ibu-Ibu PKK mengenai ................................................. 15

Gambar 5. Mean Hasil Pre-Post Test Identifikasi Bahan Makanan Pemicu ......................................... 21

Page 5: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .......................................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... v

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................................ 2

C. Landasan Teori dan Kerangka konsep............................................................................................. 2

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5

E. Rancangan Penelitian Kualitatif ...................................................................................................... 5

F. Rancangan Penelitian Kuantitatif .................................................................................................... 6

G. Lokasi dan Populasi ......................................................................................................................... 7

H. Sampel Penelitian Kuantitatif ......................................................................................................... 8

I. Sampel Penelitian Kualitatif ............................................................................................................ 8

J. Pelaksanaan Program: .................................................................................................................... 9

1. Reviu dan adjustment program .................................................................................................. 9

2. Pelaksanaan program ............................................................................................................... 10

3. Evaluasi program ....................................................................................................................... 26

K. Hasil dan Pembahasan .................................................................................................................. 29

L. Kesimpulan dan Saran ................................................................................................................... 32

M. Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 32

N. Lampiran ....................................................................................................................................... 33

Page 6: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

1

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan suatu penyakit yang berjangkit

secara terus menerus dalam waktu yang lama atau suatu penyakit yang bersifat kronis

yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang (Riskesdas 2013). Hipertensi adalah

salah satu jenis PTM yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan

pembuluh darah. Hipertensi sering disebut dengan istilah silent killer karena terjadi

tanpa gejala klinis yang nyata.Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan hasil

pengukuran tekanan darah, dimanatekanan darah sistoliknya mulai dari 140 mmHg

atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan pada tekanan darah diastoliknya sebesar 90

mmHg atau lebih tinggi dari 90 mmHg. Hipertensi secara umum merupakan penyakit

kronis di Negara Amerika Serikat, sekitar 50 persen masyarakat Amerika Serikat

terkena hipertensi secara tidak terkontrol (Milani et al., 2016). Prevalensi hipertensi

diMali sebesar 16 persen, Eritrea 17 persen, Kongo 17 persen, Kamerun 17 persen

dan Togo 19 persen (WHO, 2015).Kelima negara tersebut menunjukkan bahwa laki-

laki lebih berpotensi terkena hipertensi dibandingkan perempuan.

Berdasarkan data World Health Organization(WHO, 2013), paling sedikit

terdapat 839 juta kasus hipertensi dan diperkirakan akan menjadi 1,15 milyar pada

tahun 2025 atau sebesar 29 persen dari total jumlah penduduk di seluruh dunia.

Berdasarkan data Riskedas 2013, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 18 tahun

berdasarkan interviu (yang sudah pernah didiagnosis oleh kader atau tenaga

kesehatan) sebesar 9,4 persen. Sementara itu, prevalensi hipertensi pada usia lebih

dari 18 tahun berdasarkan dari hasil pengukuran sebesar 25,8 persen. Dengan

demikian diperoleh hasil cakupan dari tenaga kesehatan hanya sebesar 36,8 persen,

dan sebagian besar jumlah kasus hipertensi yang tidak terdiagnosis di masyarakat

sebesar 63,2 persen. Prevalensi hipertensi pada usia yang lebih dari 18 tahun,

berdasarkan interviewketahui persentase kejadian sebesar dari 7,6 persen pada tahun

2007 menjadi 9,5 persen pada tahun 2013 (Riskesdas 2007, 2013). Penyebab

mortalitas pada usia produktif akibat PTM pada tahun 2013 relatif meningkat (Dinkes

Kota Yogyakarta, 2015).

Berdasarkan data Puskesmas Mlati 2 penyakit tidak menular, hipertensi

termasuk dalam sepuluh besar penyakit pada tahun 2015 dengan prevalensi sebesar 81

kasus hipertensi per 1000 penduduk (Data Puskemas Mlati 2). Hipertensi termasuk

dalam 3 besar penyakit kasus tertinggi di Puskesmas Mlati 2 (Data 10 Besar Penyakit

Page 7: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

2

tahun 2015, Puskesmas Mlati 2). Sementara itu di Pundong 2, berdasarkan data

pengukuran tekanan darah posyandu Lansia setiap pengukuran tekanan darah selalu

ada yang mengalami hipertensi (≥140/90 mmHg) yaitu 1-7 kasus per bulan dengan

total kasus sebanyak 24 dari bulan Januari-November 2016.

Terdapat faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat

dimodifikasi. Faktor resiko penyakit hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat

keluarga dan genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kemudian

kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,

kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang beraktifitas fisik,

stres, penggunaan estrogen (Kementerian Kesehatan RI, 2014).Di Indonesia terdapat

pergeseran pola makan, yang mengarah pada makanan cepat saji dan yang diawetkan

yang umumnya mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat.Dengan

mengetahui gejala dan faktor risiko untuk terjadinya hipertensi diharapkan

masyarakat yang terkena hipertensi atau penderita hipertensi dapat melakukan

pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup sehingga

komplikasi dari berbagai jenis penyakit lainnya yang terjadi dapat dihindarkan,

(Pusdatin Kemenkes RI, 2014). Faktor yang dapat dimodiikasi sangat terkait dengan

penerapan gaya hidup. Berdasarkan analisis masalah yang dilakukan, gaya hidup

seperti perilaku merokok, aktivitas fisik, kebiasaan makan menjadi faktor risiko

kejadian hipertensi di Pundong II.Selanjutnya, dilakukan implementasi program

kesehatan bersama masyarakat fokus pada promosi kesehatan masalah hipertensi yang

menitikberatkan pada ketiga faktor risiko tersebut.

B. Tujuan dan Manfaat

C. Landasan Teori dan Kerangka konsep

Implementasi kegiatan gerakan dukuh Pundong II tanggap hipertensi ini dapat

dikaji dengan teori difusi inovasi. Difusi adalah proses sebuah gagasan baru

dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara para anggota

sistem sosial. Difusi merupakan jenis komunikasi khusus, hal ini disebabkan oleh

pesan tersebut berkaitan dengan gagasan yang baru (Rogers, 1983). Inovasi adalah

suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau

kelompok masyarakat. Difusi inovasi adalah suatu proses pengkomunikasian ide atau

hal yang baru dalam suatu masyarakat dalam upaya untuk merubah yang terjadi

secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke

Page 8: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

3

kurun waktu yang berikut, kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Proses

inovasi-decision adalah proses individu (atau pengambil keputusan lainnya) beralih

dari pengetahuan pertama tentang inovasi, lalu membentuk sikap terhadap inovasi,

hingga keputusan untuk mengadopsi atau menolak gagasan tersebut, kemudian

menerapkan gagasan baru tersebut, dan konfirmasi keputusan yang telah diambil

(Rogers, 1983). Terdapat empat elemen utama dalam difusi inovasi, yaitu : (1)

inovasi; (2) saluran komunikasi; (3) jangka waktu; (4) sosial sistem.

1. Inovasi adalah gagasan, tindakan atau benda yang dianggap baru oleh seseorang

atau lainnya yang mengadopsi. Dalam hal ini, kebaruan dari suatu inovasi diukur

secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya (Glanz, Rimer

and Viswanath, 2008).

2. Saluran komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari

sumber kepada penerima. Saluran komunikasi termasuk media masa, saluran

interpersonal, dan komunikasi elektronik (Glanz, Rimer and Viswanath, 2008).

3. Waktu. Waktu adalah elemen penting dalam proses difusi. Jangka waktu yakni

proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan

untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat

berkaitan dengan dimensi waktu. Dimensi waktu terlihat dalam proses

pengambilan keputusan inovasi, waktu penerimaan inovasi, dan kecepatan

pengadopsian inovasi dalam sistem sosial (Rogers, 1983).

4. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan

terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan bersama. Sistem sosial memiliki struktur, termasuk norma dan

kepemimpinan (Glanz, Rimer and Viswanath, 2008).

Keputusan individu tentang sebuah inovasi bukanlah tindakan seketika yang

dapat terjadi secara cepat. Sebaliknya, ini adalah proses yang terjadi seiring

berjalannya waktu dan terdiri dari serangkaian tindakan (Rogers, 1983). Pada proses

inovasi model konseptualisasi saat ini terdiri dari lima tahap, yaitu :

1. Pengetahuan

Terjadi ketika individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) terpapar dengan

keberadaan inovasi atau gagasan yang baru dan memperoleh beberapa

pemahaman tentang bagaimana fungsinya.

2. Persuasi

Page 9: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

4

Terjadi ketika individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap inovasi atau gagasan

yang baru.

3. Keputusan

Terjadi ketika individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) terlibat dalam

kegiatan yang mengarah pada pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi.

4. Implementasi

Terjadi ketika individu (atau unit pembuat keputusan lainnya) menerapkan

inovasi atau gagasan yang baru.

5. Konfirmasi

Terjadi ketika individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) mencari

penguatan keputusan inovasi yang telah dibuat, namun dia dapat membalikkan

keputusan sebelumnya jika terpapar pesan yang bertentangan mengenai inovasi

tersebut.

Gambar 1. Model of stage in the innovation-decision process (Rogers, 1983)

Tahapan proses difusi inovasi meliputi innovation development, dissemination, adoption,

implementation, maintenance, sustainability dan institutionalization (Glanz et.al, 2008).

Kerangka konsep dalam pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:

Page 10: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

5

Ket: garis putus-putus tidak menjadi kajian dalam implementasi kegiatan.

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian

E. Rancangan Penelitian Kualitatif

Pada pelaksanaan program “Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap Hipertensi

(GDTH)” ini rancangan penelitian kualitatif digunakan untuk melakukan evaluasi

proses pada kegiatan yang dilakukan. Evaluasi proses dilakukan selama program

berjalan dengan melakukan pencatatan proses dan kendala selama pelaksanaan

kegiatan.Evaluasi kualitatif yang dilakukan dengan cara/ metode observasi, notulensi,

wawancara dan checklist. Masing-masing metode tersebut disertai dengan pedoman

saat pengumpulan data di lapangan.

1) Gerakan menanam buah dan sayur dan implementasi rumah bebas asap rokok

(RBAR)

Tahap 1. Innovation Development Program Gerakan dukuh Pundong II

tanggap hipertensi (raising awareness,

diskusi dengan perwakilan masyarakat,

menyampaikan/ sosialisasi/ menjaring ide

dalam forum masyarakat)

Tahap 2. Dissemination Target : kader kesehatan, tokoh

masyarakat, ibu-ibu PKK, lansia dan remaja.

Tahap 3. Adoption

Masyarakat merespon Program (menerima atau menolak)

Tahap 4. Implementation Pelaksanaan program

(edukasi+pelatihan, RBAR, gerakan tanam buah dan sayur dan peningkatan

aktivitas fisik)

Tahap 5. Maintenance and Sustainibility

Page 11: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

6

Konten evaluasi meliputi partisipasi dan respon/ keaktifan masyarakat

dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan gerakan menanam buah dan sayur dan

implementasi RBAR yang dilakukan. Observasi dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung saat kegiatan, menghitung jumlah peserta yang hadir,

keaktifan peserta saat diskusi. Selain itu dilakukan wawancara dengan perwakilan

masyarakat untuk mengetahui hambatan yang dirasakan dalam tahapan

pelaksanaan kegiatan.

2) Pelatihan pengukuran tekanan darah (remaja, kader) dan penyuluhan mengenai

hipertensi (kader)

Rancangan kualitatif pada kegiatan ini dilakukan dengan observasi dan

pengisian checklist oleh tim saat kegiatan berlangsung untuk mengetahui apakah

tahapan kegiatan pengukuran tekanan darah dan penyuluhan mengenai hipertensi

oleh kader yang dilakukan sudah benar dan wawancara dilakukan sesuai

kebutuhan untuk menggali hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan.

3) Peningkatan aktivitas fisik pada lansia dan remaja

Rancangan kualitatif pada kegiatan ini dilakukan dengan melakukan

observasi dan wawancara dengan perwakilan masyarakat untuk mengetahui

tingkat partisipasi dan hambatan dalam pelaksanaan berbagai aktivitas fisik yang

ada di masyarakat, diantaranya senam lansia dan jalan santai.

F. Rancangan Penelitian Kuantitatif

Pada pelaksanaan program “Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap Hipertensi

(GDTH)” ini rancangan penelitian kuantitatif digunakan untuk melakukan evaluasi

outcome pada kegiatan edukasi/ pelatihan yang dilakukan. Metode kuantitatif

digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan sebelum dan pasca intervensi

edukasi. Kegiatan edukasi dalam rangkaian kegiatan GDTH ini meliputi:

a. Edukasi mengenai hipertensi pada kader kesehatan

Edukasi/ penyuluhan mengenai hipertensi meliputi item definisi, sebab,

faktor risiko, akibat dan langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Kader

diberikan pelatihan oleh narasumber, dosen pada minat Kesehatan Ibu dan Anak-

Kesehatan Reproduksi, Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan

Populasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, dr. Prima Dhewi R, M.

Biotech. Selanjutnya kader menyampaikan materi dalam kegiatan PKK. Media

lembar balik digunakan untuk kegiatan penyuluhan. Oleh karena itu, nantinya

Page 12: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

7

kelompok ibu-ibu PKK akan dipilih secara random sebagai responden untuk

diberikan pre test dan post test juga untuk mengetahui tingkat pengetahuan

mengenai hipertensi sebelum dan sesudah intervensi.

b. Edukasi mengenai hipertensi pada remaja

Konsep edukasi/ penyuluhan dan pelatihan pada kelompok remaja yaitu

remaja diberikan poster berseri berbasis smartphone sebanyak 4 kali dalam

sebulan (1 kali per minggu), akan diadakan 1 kali sesi diskusi untuk poster yang

telah diberikan melalui pertemuan karang taruna. Materi meliputi definisi, sebab,

faktor risiko, akibat dan pencegahan. Kegiatan diskusi tersebut dipimpin oleh

moderator dari tim dan narasumber yaitu dr. Prima Dhewi R, M.Biotech, dosen

pada minat Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi, Departemen

Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Gadjah Mada. Sesaat sebelum intervensi dilakukan, dilakukan pre

test dan sehari setelah intervensi selesai dilakukan post test.

c. Edukasi mengenai pemilihan dan pengolahan menu sehat

Edukasi/ penyuluhan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pemilihan

(rendah garam dan lemak) dan pengolahan makanan RT yang sehat. Edukasi ini

akan diberikan kepada ibu-ibu dalam kegiatan PKK. Ibu dipilih sebagai tokoh

utama dalam penyajian makanan untuk RT/ keluarga. Edukasi ini akan

memanfaatkan penggunaan media berupa kalender. Pasca penyuluhan, kalender

dapat dibawa pulang oleh ibu-ibu untuk ditempel di rumah sebagai pengingat

terhadap bahan makanan dan cara mengolah bahan makan tersebut sebagai upaya

pencegahan hipertensi.

G. Lokasi dan Populasi

1. Lokasi

Lokasi implementasi program “Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap

Hipertensi” dilakukan di Dukuh Pundong II, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati,

Kabupaten Sleman.

2. Populasi

Populasi implementasi program adalah semua warga yang ada di Dukuh

Pundong II, yaitu jumlah secara keseluruhan penduduk dukuh pundong II adalah

316 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 159 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan sebesar 157 jiwa. Sedangkan total jumlah KK dukuh

Page 13: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

8

pundong II adalah 149, yang terdiri dari jumlah KK laki-laki adalah 122, dan

jumlah KK Perempuan adalah 27. Dukuh Pundong II terbagi menjadi 4 RT.

H. Sampel Penelitian

Pada tahap implementasi “Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap Hipertensi”

sampel penelitian implementasi dilakukan secara sampel penelitian kuantitatif dan

sampel penelitian kualitatif. Sampel penelitian baik secara kuantitatif dan kualitatif

dalam implementasi program Gerakan Dukuh Tanggap Hipertensi II dilakukan sesuai

dengan kelompok sasaran yang terkait dari masing-masing implementasi program di

Dukuh Pundong II.

1. Kuantitatif

Adapun sampel penelitian kuantitatif diantaranya, yaitu:

a. Sampel penelitian kuantitatif implementasi program dari kegiatan penyuluhan

hipertensi melalui whats app dan pelatihan pengukuran tekanan darah pada

remaja adalah semua remaja yang ada di Dukuh Pundong II dengan jumlah

remaja 40 orang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan

hipertensi melalui whats app dengan media poster berseri adalah 40 orang

remaja yang ada di Dukuh Pundong II.

b. Sampel penelitian kuantitatif implementasi program dari kegiatan penyuluhan

hipertensi dan pelatihan pengukuran tekanan darah pada kader adalah semua

kader yang ada di Dukuh Pundong II dengan jumlah kader 6 orang. Jumlah

peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan pengukuran tekanan darah pada

kader di rumah bapak dukuh Dukuh Pundong II sebanyak 5 orang.

c. Sampel penelitian kuantitatif implementasi program dari kegiatan penyuluhan

pemilihan dan pengolahan makanan sehat (rendah garam dan rendah lemak)

pada ibu PKK di rumah bapak dukuh Dukuh Pundong II dengan jumlah

perwakilan dari tiap-tiap RT 3 orang dengan jumlah 12 orang. Jumlah peserta

yang mengikuti kegiatan penyuluhan pemilihan dan pengolahan makanan

sehat (rendah lemak dan rendah garam) di rumah bapak dukuh Dukuh

Pundong II sebanyak 12 orang.

2. Kualitatif

Adapun sampel penelitian kualitatif diantaranya, yaitu:

Page 14: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

9

a. Sampel penelitian kualitatif implementasi program dari kegiatan peningkatan

aktivitas fisik pada remaja di Dukuh Pundong II adalah semua remaja yang

ada di Dukuh Pundong II atau sebanyak 50 remaja.

b. Sampel penelitian kualitatif implementasi program dari kegiatan peningkatan

aktivitas fisik pada lansia di Dukuh Pundong II adalah semua lansia yang ada

di Dukuh Pundong II atau sebanyak 60 lansia.

c. Sampel penelitian kualitatif kegiatan pelatihan pengukuran tekanan darah

remaja adalah jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan pengukuran

tekanan darah di rumah bapak dukuh Dukuh Pundong II sebanyak 23 orang.

d. Sampel penelitian kualitatif implementasi program dari kegiatan rumah bebas

asap rokok adalah semua tokoh masyarakat yang ada di Dukuh Pundong II.

e. Sampel penelitian kualitatif implementasi program dari kegiatan gerakan

menanam buah dan sayur dengan sasaran semua ibu PKK yang ada di Dukuh

Pundong II.

Tehnik pengumpulan data secara kuantitatif pada implementasi program

“Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap Hipertensi” dilakukan dengan menggunakan

kuesioner (pre post-test). Kuesioner pre-test dilakukan sebelum diberikan

penyuluhan dan pelatihan terkait masing-masing program implementasi yang

dilaksanakan dan kuesioner post-test diberikan setelah kegiatan penyuluhan dan

pelatihan program implementasi dilakukan. Sedangkan tehnik pengumpulan data

secara kualitatif pada implementasi program “Gerakan DukuhPundong II Tanggap

Hipertensi” dilakukan melalui lembar observasi, lembar checklis dan wawancara

mendalam (indept interview).

3. Pelaksanaan Program:

1. Reviu dan adjustment program

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim disesuaikan dengan

ketersediaan waktu di lapangan. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya adalah:

a. Penyuluhan mengenai hipertensi kepada kader kesehatan.

Penyuluhan mengenai hipertensi yang dilakukan secara berjenjang

kepada kader kesehatan dilanjutkan ke masyarakat, pada awalnya

direncanakan akan dilakukan sampai pada PKK tingkat RT. Mengingat

keterbatasan waktu, maka skenario penyuluhan diubah menjadi penyuluhan

oleh kader kesehatan di tingkat pedukuhan dengan mengundang perwakilan

Page 15: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

10

ibu-ibu PKK dari setiap RT. Dan harapannya, ada tindak lanjut bahwa ke

depan penyuluhan tersebut dapat dilakukan oleh kader secara mandiri di

berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti PKK RT, pos lansia, kegiatan

keagaamaan, KWT dan sebagainya.

b. Penyuluhan mengenai hipertensi kepada remaja

Penyuluhan mengenai hipertensi kepada remaja pada awalnya diplot

menjadi 4 sesi sharing poster melalui diskusi via grup whatsapp (WA).

Kegiatan tersebut direncanakan akan dilakukan setiap minggu selama 1 bulan

penuh. Mengingat keterbatasan waktu, maka 4 sesi yang direncanakan

diubah menjadi 2 sesi dengan jeda waktu 1 minggu. Konten materi poster

yang direncanakan dalam 4 sesi berisi sama dengan pelaksanaan diskusi

dengan 2 sesi, dimana materi dalam 2 sesi digabung menjadi 1 sesi diskusi

WA. Sesi pertama berisi materi pengertian tekanan darah dan tekanan darah

tinggi (hipertensi), dan sesi kedua berisi materi akibat dan pencegahan

hipertensi.

2. Pelaksanaan program

a) Penyuluhan mengenai hipertensi kepada kader kesehatan dan ibu-ibu

PKK

Kegiatan ini diawali dengan melakukan uji coba terhadap media lembar

balik yang akan digunakan sebagai alat bantu penyuluhan. Uji coba

dilaksanakan pada tanggal 10 September 2017, diikuti oleh empat kader

kesehatan dan ibu dukuh. Dalam uji coba media lembar balik mengenai

hipertensi ini diperoleh masukan sebagai berikut:

1) Ada beberapa kata/ istilah yang dianggap sulit, seperti arteri, sistol dan

diastol, pemblokiran, dialisis, dampak, meminimalisir, berisiko. Kata/

istilah sulit tersebut dapat diganti dengan padanan kata yang lebih mudah

atau memberikan pengertian dari kata tersebut. Misal kata dampak menjadi

akibat, berisiko menjadi yang bisa.

2) Ada beberapa penjelasan materi dalam lembar kader yang masih

kepanjangan, dan bisa dibahasakan yang lebih mudah dipahami (halaman 3,

4, 6)

Page 16: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

11

3) Pada materi terkait kelebihan berat badan dapat dicantumkan cara

pengukuran kelebihan berat badan tersebut, agar ketika kader ditanya bisa

memberikan penjelasan.

4) Pada materi faktor yang dapat menyebabkan hipertensi diberikan gambar

makanan yang dapat memicu hipertensi, mana yang boleh dan tidak boleh

dimakan, makanan yang banyak mengandung lemak dan garam.

5) Gambar burger pada materi faktor yang dapat menyebabkan hipertensi tidak

familiar di dukuh Pundong 2.

6) Gambar minuman bersoda pada materi faktor yang dapat menyebabkan

hipertensi diperjelas.

7) Gambar obesitas (laki-laki), pada materi faktor yang dapat menyebabkan

hipertensi diganti saja dengan gambar obesitas pada perempuan, karena

biasanya banyak terjadi pada perempuan.

8) Kalimat “mengurangi kegiatan duduk-duduk” diperjelas, bisa diganti

dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.

Berdasarkan uji coba media yang dilakukan, maka tim melakukan

revisi terhadap media yang akan digunakan. Media yang telah direvisi

selanjutnya direviu olehnarsumber, yaitu dosen pada minat Kesehatan Ibu

dan Anak-Kesehatan Reproduksi, Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan

Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, dr.

Prima Dhewi R, M. Biotech sebelum digunakan untuk intervensi di

masyarakat. Ada beberapa masukan dari narasumber terkait content dan

redaksional materi lembar balik. Pasca revisi media, kegiatan dilanjutkan

dengan pelatihan penyuluhan mengenai hipertensi kepada kader kesehatan

pada tanggal 13 Oktober 2017. Kegiatan ini mengundang dr. Prima Dhewi R,

M. Biotech sebagai narasumber pelatihan. Dari tujuh peserta pelatihan yang

diundang, yaitu enam orang kader kesehatan dan ibu dukuh Pundong II, yang

hadir dalam kegiatan pelatihan ini adalah lima orang kader kesehatan.

Kegiatan berlangsung selama sekitar 30 menit. Tiga diantara lima peserta

mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan

diantaranya adalah:

1) Apakah bisa jika mengobati tekanan darah dengan obat-obatan herbal?

2) Apakah sering buang air kecil termasuk tanda hipertensi?

Page 17: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

12

3) Jika sudah terkena hipertensi, sudah mendapatkan obat dan merasa

kondisi sudah membaik, apakah bisa tidak minum obat kembali?

4) Bagaimana jika hasil pengukuran tekanan darah yang atas (sistol) tinggi,

tetapi yang bawah (diastol) rendah?

Karakteristik kader yang mengikuti kegiatan pelatihan penyuluhan

hipertensi sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Kader Peserta Pelatihan Penyuluhan Hipertensi

Variabel Jumlah Persentase (%)

Usia

40-50 tahun 1 20

> 50 tahun 4 80

Jenis Kelamin

Laki-laki 1 20

Perempuan 4 80

Pendidikan terakhir

Tamat SLTP 1 20

Tamat SMA 4 80

Kader di dukuh Pundong II umumnya sudah termasuk pra lansia dan lansia,

tetapi selalu tampak semangat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan. Kegiatan

pelatihan penyuluhan mengenai hipertensi untuk kader kesehatan ini disertai dengan

pre dan post test. Kegiatan pre test diikuti oleh lima orang dan kegiatan post tets

diikuti oleh tiga orang kader kesehatan. Berdasarkan hasil pre dan post test

menunjukkan kader memiliki pengetahuan yang baik, dimana dapat menjawab ≥ 75

persen jawaban benar. Terjadi peningkatan mean pengetahuan kader kesehatan

sebelum dan sesudah intervensi pelatihan (gambar 1). Kegiatan pelatihan berjalan

dengan lancar. Pada akhir sesi, kader yang akan mengisi penyuluhan kepada ibu-ibu

anggota PKK pada hari Minggu, 15 Oktober 2017 masih belum diputuskan, kader

akan berdiskusi dahulu baru kemudian menghubungi tim siapa yang nantinya akan

menyuluh.

Page 18: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

13

Gambar 3.Mean Hasil Pre dan Post Test Pengetahuan Kader Kesehatan

Pasca kegiatan pelatihan penyuluhan mengenai hipertensi pada kader

kesehatan, maka selanjutnya salah satu kader kesehatan berkesempatan untuk

menyuluh. Kegiatan edukasi/ penyuluhan mengenai hipertensi ini sasarannya

adalah perwakilan ibu-ibu PKK dukuh Pundong 2. Jumlah peserta yang hadir

sebanyak 15 orang. Kegiatan berlangsung selama sekitar 1,5 jam (14.00 s/d 15.30

WIB). Pada kesempatan ini, kader yang telah bersedia untuk menyuluh

mengundurkan diri karena alasan kurang percaya diri dan digantikan oleh kader

lainnya, sementara kader yang sebelumnya telah bersedia menyuluh membantu

menjelaskan pada materi tertentu. Pada hari sebelumnya, lembar balik telah

dibawa oleh kader yang mengundurkan diri dengan harapan menjadi media untuk

belajar sebelum menyuluh.

Tempat yang digunakan untuk pelatihan luas dengan lesehan sehingga

nyaman bagi peserta maupun penyuluh. Narasumber hadir pada kegiatan

penyuluhan ini untuk melakukan observasi terhadap kemampuan kader dalam

memberikan penyuluhan. Berdasarkan hasil obervasi terhadap kemampuan

penyuluh dapat disimpulkan sebagai berikut: kader kurang menguasai materi,

lebih banyak membaca materi yang ada di lembar balik, kurang berinteraksi

dengan peserta, dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan peserta dengan

benar meski belum dijelaskan secara detil. Peserta dalam kegiatan penyuluhan

sangat aktif dan banyak bertanya. Kader mencoba menjawab terlebih dahulu

pertanyaan peserta dan selanjutnya narasumber melengkapi jawaban kader.

Pertanyaan yang muncul dari peserta diantaranya:

1) Apakah KB IUD dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang?

2) Jika usia > 40 tahun, tekanan darah 140 atau 150 (sistol)-nya, apakah masuk

kategori hipertensi?

0

10

20

Pre Post

15,819

Mean

Mean

Page 19: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

14

3) Kategori tekanan darah normal?

4) Jika saat akan diukur tekanan darahnya merasa takut, was-was apakah dapat

berpengaruh pada hasil pengukuran tekanan darah?

5) Bagaimana cara mengetahui seseorang terkena hipertensi selain dri

pengukuran tekanan darah?

6) Apakah hasil pengukuran tekanan darah tinggi dapat dipengaruhi oleh

pikiran tidak tenang, fisik lelah?

7) Bagaimana kaitan antara berat badan dengan tekanan darah tinggi?

8) Bagaimanakah menjamin keakuratan pengukuran tekanan darah? Baik digital

atau manual?

Pada kegiatan pelatihan kader maupun edukasi hipertensi kepada ibu-ibu

PKK, dilakukan kegiatan pre dan post test mengenai hipertensi. Kelemahan pada

kegiatan pre dan post test kader kesehatan adalah kader kesehatan sudah terlibat

dalam kegiatan uji coba media yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan.

Karakteristik responden dalam kegiatan pre post test mengenai hipertensi kepada

ibu-ibu PKK sebagai berikut:

Tabel 2. Karakteristik Responden Pre Post Test Hipertensi (Ibu-Ibu PKK)

Variabel Jumlah Persentase (%)

Usia

30-40 tahun 3 37,50

> 40 tahun 5 62,50

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah (TS) 1 12,50

Tamat SMA 3 37,50

Tamat D3/ S1 2 25

Tidak menjawab 2 25

Asal

RT 1 2 25

RT 2 4 50

RT 3 1 12,50

RT 4 1 12,50

Page 20: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

15

Kegiatan pre test diikuti oleh 8 orang dan post test diikuti oleh 7 orang,

namun yang melengkapi kuesioner pre dan post test hanya 7 orang saja.

Berdasarkan hasil pre dan post tes yang dilakukan diketahui bahwa pengetahuan

kader kesehatan dan ibu-ibu PKK pada kategori baik dimana sebagian peserta

menjawab 75 persen pertanyaan dengan benar. Mean sebelum dan sesudah

intervensi mengalami peningkatan. Mean hasil pre dan post test variabel

pengetahuan pada ibu-ibu PKK dapat dilihat pada diagram.

Gambar 4.Mean Hasil Pre Post Pengetahuan Ibu-Ibu PKK mengenai

Hipertensi

b) Pelatihan pengukuran tekanan darah pada kader kesehatan

Kegiatan ini diawali dengan kegiatan uji coba media video yang telah

dibuat oleh tim sebelumnya. Video yang dibuat melibatkan peran dari tim. Video

yang dibuat dinilai sudah baik dan runtutannya jelas, namun demikian tim

membuat video pengukuran tekanan darah dengan melibatkan perwakilan

masyarakat sebagai pemeran dalam video pengukuran tekanan darah tersebut.

Pemeran dalam video pengukuran tekanan darah ini telah didiskusikan terlebih

dahulu dengan kepala dukuh. Kegiatan pengambilan gambar untuk video

pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada tanggal. Proses editing dilakukan

oleh tim selama sekitar dua minggu. Video yang dibuat berdurasi sekitar 5 menit.

Dalam video tersebut, orang yang berperan sebagai warga (diukur tekanan

darahnya), lengan baju ketika diukur tidak digulung ke atas, sehingga dalam

video tersebut diberikan marking tulisan bahwa “lengan baju wajib digulung ke

atas” dalam proses pengukuran tekanan darah. Selain itu narasumber juga

15

15,5

16

16,5

17

Pre Post

15,86

17

Mean

Mean

Page 21: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

16

menyampaikan kembali secara lisan saat penjelasan pasca pemutaran video

pengukuran tekanan darah. Hal ini ditekankan, agar masyarakat tidak salah

persepsi terhadap prosedur pengukuran tekanan darah yang benar.

Kegiatan pengukuran tekanan darah pada kader kesehatan dilakukan

padatanggal 13 Oktober 2017. Kegiatan dilakukan setelah sesi pelatihan

penyuluhan mengenai hipertensi. Narasumber dalam pelatihan ini adalah dosen

pada minat Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi, Departemen

Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, Fakultas

Kedokteran,Universitas Gadjah Mada,dr. Prima Dhewi R, M.Biotech. Rangkaian

acara pelatihan meliputi pemutaran video pengukuran tekanan darah, penjelasan

oleh narasumber dan praktik pengukuran tekanan darah. Peserta aktif bertanya

dalam kegiatan ini. Kegiatan ini diikuti oleh lima kader kesehatan dukuh

PundongII.Dalam kegiatan ini, tampak bahwa hanya dua orang yang masih agak

kesulitan melakukan pengukuran tekanan darah, terutama untuk mendengar suara

“dup” saat melakukan pengukuran tekanan darah. Salah satu kader yang diobervasi

oleh narasumber diketahui memiliki nilai dalam kategori baik sesuai panduan

checklist pengukuran tekanan darah yang disusun oleh tim.

c) Penyuluhan mengenai hipertensi kepada remaja via aplikasi Whats App

Kegiatan ini diawali dengan melakukan uji coba terhadap media poster berseri

yang akan digunakan sebagai media penyuluhan. Uji coba dilaksanakan pada

tanggal 8 September 2017, diikuti oleh 9 orang perwakilan remaja dan ketua

karang taruna Pundong II. Dalam uji coba media poster mengenai hipertensi ini

diperoleh masukan yaitu poster dapat dibuat semenarik mungkin, agak menarik

perhatian anggota grup dan menggunakan gambar-gambar yang menarik

perhatian pemuda.

Berdasarkan uji coba media yang dilakukan, maka tim melakukan revisi

terhadap media yang akan digunakan. Media yang telah direvisi selanjutnya direviu

oleh tim, sebelum digunakan untuk intervensi pada remaja. Isi poster mengikuti

materi dari media lembar balik yang telah direviu sebelumnya, sehingga ada

beberapa masukan terkait content dan redaksional materi poster. Semula poster

terdiri dari 4 seri, setelah melewati proses penyesuaian program maka poster hanya

menjadi 2 seri, namun tetap memuat materi yang sama.

Page 22: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

17

Pasca revisi media, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai

hipertensi kepada remaja yang di laksanakan menggunakan aplikasi Whats App

melalui grup, grup di bentuk oleh pemuda Pundong II, sesuai kesepakatan grup

diberi nama “Generasi Anti Hipertensi” yang dibuat pada tanggal 30September

2017. Anggota dalam grup ini sebanyak 47 orang, terdiri dari 40 orang remaja

Pundong II serta 7 orang Tim peneliti dan narasumber.

Kegiatan ini mengundang dr. Prima Dhewi R, M. Biotech sebagai narasumber

penyuluhan.Penyuluhan tahap pertama dilakukan pada tanggal pukul dan

penyuluhan tahap dua dilakukan tanggal pukul.Kegiatan dilakukan dengan alur

sebagai berikut, yaitu :

1) Pemberian poster digital yang berisi informasi tentang penyakit tekanan darah

tinggi sesuai dengan tema/seri posternya melalui grupWhats App. Diberikan

waktu untuk peserta selama 15 menit untuk membaca isi poster.

2) Sesi diskusi interaktif bersama narasumber. Semua peserta/anggota grup dapat

bertanya tentang materi/informasi yg telah dibaca di poster. Selanjutnya,

peserta dapat bertanya kepada narasumber untuk memperoleh informasi yang

tepat. Diskusi berlangsung selama ±30-60 menit.

Pada tahap pertama dengan poster seri 1, terdapat lima peserta yang

mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan diantaranya

adalah:

1) Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena hipertensi dan bagaimana cara

pencegahannya?

2) Apa resiko hipertensi berkepanjangan? Selain dari makanan, hal apa yang bisa

menurunkan darah tinggi?

3) Waktu yg ideal untuk mengecek tekanan darah itu berapa bulan sekali? Lantas,

apa ada persiapan khusus sebelum mengecek tekanan darah? Maksimal berapa

kali?

4) Apakah perokok sudah fix terkena hipertensi?

Pada tahap kedua dengan poster seri 2, terdapatterdapat empat peserta yang

mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan diantaranya

adalah :

1) Dari ke empat dampak tekanan darah tinggi di poster manakah komplikasi

yang paling berbahaya? Kenapa?

Page 23: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

18

2) Masalah ginjal itu apa saja? Mohon diperjelas

3) Apakah penyakit hipertensi dapat menular melalui faktor keturunan?

4) Kalau sudah terindikasi darah tinggi, apakah harus mengonsumsi obat terus

secara rutin? Ada kemungkinan tidak nanti dapat berhenti mengonsumsi obat

dan bisa sembuh total?

5) Apabila seseorang dengan hipertensi kemudian oleh dokter dinyatakan DM

apakah lebih beresiko terkena gagal ginjal ?

d) Pelatihan pengukuran tekanan darah pada remaja

Pelatihan pengukuran tekanan darah pada remaja Dukuh Pundong II diawali

dengan kegiatan uji coba media video yang telah dibuat oleh tim sebelumnya.

Video yang dibuat melibatkan peran dari tim. Video yang dibuat dinilai sudah

baik dan runtutannya jelas, namun demikian tim membuat video pengukuran

tekanan darah dengan melibatkan perwakilan masyarakat sebagai pemeran dalam

video pengukuran tekanan darah tersebut. Pemeran dalam video pengukuran

tekanan darah ini telah didiskusikan terlebih dahulu dengan kepala dukuh.

Kegiatan pengambilan gambar untuk video pengukuran tekanan darah ini

dilakukan pada tanggal 21 September 2017 di rumah warga Dukuh Pundong II.

Proses editing dilakukan oleh tim selama sekitar dua minggu. Video yang dibuat

berdurasi sekitar 5 menit. Dalam video tersebut, orang yang berperan sebagai

warga (diukur tekanan darahnya), lengan baju ketika diukur tidak digulung ke

atas, sehingga dalam video tersebut diberikan marking tulisan bahwa “lengan

baju wajib digulung ke atas” dalam proses pengukuran tekanan darah. Selain itu,

narasumber juga menyampaikan kembali secara lisan saat penjelasan pasca

pemutaran video pengukuran tekanan darah. Hal ini ditekankan, agar masyarakat

tidak salah persepsi terhadap prosedur pengukuran tekanan darah yang benar.

Kegiatan pengukuran tekanan darah pada remaja dilakukan pada tanggal 12

Oktober 2017. Narasumber dalam pelatihan ini adalah 2 orangmahasiswa

pascasarjana pada minat Perilaku dan Promosi Kesehatan,Fakultas Kesdokteran,

Universitas Gadjah Mada, Wiradianto Putro, S.Kep dan Irma Alya Safira, S.Kp.G

yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu keperawatan umum dan

keperawatan gigi. Rangkaian acara pelatihan meliputi pemutaran video

pengukuran tekanan darah, penjelasan oleh narasumber dan praktik pengukuran

tekanan darah. Kegiatan ini diikuti oleh 23 remaja dukuh Pundong II. penjelasan

Page 24: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

19

oleh narasumber di ikuti dengan menunjukan tata cara melakukan pengukuran

tekanna darah yang benar, setelah itu, peserta di bagi menjadi 4 kelompok laki-

laki dan perempuan. Setiap kelompok diberikan alat tensi dan di dampingi oleh

narasumber untuk mempraktikan cara pengukuran tekanan darah yang benar,

kemudian setiap kelompok menunjuk dua orang untuk mempraktikannya di

depan dan dinilai oleh narasumber untuk kelompok yang terbaik. Dalam kegiatan

ini, tampak bahwa masih ada beberapa orang yang masih agak kesulitan

melakukan pengukuran tekanan darah, terutama saat mendengar suara “dup” saat

melakukan pengukuran tekanan darah. Salah satu kelompok yang diobervasi oleh

narasumber diketahui memiliki nilai dalam kategori baik sesuai panduan checklist

pengukuran tekanan darah yang disusun oleh tim.

e) Penyuluhan mengenai pemilihan dan pengolahan menu sehat

Pada tahapan implementasi, kegiatan diawali dengan uji coba media kalender

yang akan digunakan saat edukasi pemilihan dan pengolahan menu sehat (rendah

garam dan lemak). Kegiatan uji coba media ini disampaikan kepada ibu-ibu

PKKpra lansia dan lansia pada tanggal 10 September 2017. Beberapa masukan

terkait kalender diantaranya adalah: memasukkan gambar buah-buahan dan

sayuran, gambar background tidak terlihat jelas dan pecah, warna tulisan tanggal

pada kelender perlu dipertajam, perlunya dikelompok bagian antara isi materi dan

foto, perlunya diberikan himbauan dibagian bawah kalender.

Pasca uji coba tersebut dilakukan revisi terhadap media yang akan digunakan

untuk intervensi edukasi. Mengingat content yang ada pada media intervensi hanya

fokus pada ajakan memperbanyak konsumsi buah dan sayur serta pentingnya

membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat memicu hipertensi seperti

makanan berlemak tinggi, makanan berkadar garam tinggi, makanan dan minuman

dalam kemasan kaleng, makanan berkolesterol tinggi, dan makanan yang

diawetkan. Oleh karena itu, dibutuhkan materi yang lebih mendalam terkait

pemilihan dan pengolahan menu sehat RT yang dapat menjadi upaya pencegahan

hipertensi. Materi tersebut disusun oleh narasumber, yaitu Resti Kurnia T, S.Gz

(terlampir). Narasumber adalah mahasiswa S2 minat gizi klinis, program

pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas

Gadjah Mada.

Kegiatan penyuluhan pemilihan dan pengolahan menu sehat dilakukan pada

tanggal 15 Oktober 2017. Kegiatan dilakukan setelah penyuluhan mengenai

Page 25: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

20

hipertensi oleh kader kesehatan selesai. Kegiatan berlangsung selama sekitar 1 jam

(16.00 s/d 17.00 WIB). Peserta penyuluhan sebanyak 14 orang, namun ketika sesi

tanya jawab sebagian peserta ada yang pulang duluan karena alasan urusan pribadi,

mengingat kegiatan pada hari tersebut telah dimulai sejak jam 14.00 WIB.

Sebagian peserta aktif bertanya. Pertanyaan yang muncul diantaranya adalah:

1) Kenapa saya pernah masak bayam, begitu dimakan membuat pusing?

2) Terkait manfaat pisang, kemarin ada studi banding di kebun plasma nutfah,

semua bagian dari tanaman pisang dimanfaatkan, termasuk bonggol pisang

dijadikan menu nugget, bagaimana dengan kandungan gizinya?

Peserta yang hadir dalam kegiatan eduaksi pemilihan menu sehat ini

mendapatkan kalender satu muka berisi ajakan perbanyak konsumsi buah dan

sayur dan batasai konsumsi bahan makanan pemicu hipertensi. Kalender

tersebut dapat dipasang di bagian rumah responden untuk pengingat terkait

pemilihan menu sehat bagi anggota rumah tangga. Pada kegiatan ini,

dilakukan kegiatan pre dan post test terkait identifikasi bahan makanan yang

dapat memicu terjadinya hipertensi. Kegiatan pre test diikuti oleh 10 orang

dan post test diikuti oleh 6 orang, namun demikian yang mengisi lengkap

kuesioner pre dan post test hanya 4 orang saja. Karakteristik responden pada

penyuluhan pemilihan dan pengolahan menu sehat sebagai berikut:

Tabel 3. Karakteristik Responden Pre dan Post Test Penyuluhan Pemilihan dan

Pengolahan Menu Sehat

Variabel Jumlah Persentase (%)

Usia

30-40 tahun 3 30

> 40 tahun 6 60

Tidak menjawab 1 10

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah (TS) 1 10

Tamat SMA 6 60

Tamat D3/ S1 3 30

Tidak menjawab 1 10

Asal

RT 1 2 20

Page 26: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

21

RT 2 3 30

RT 3 1 10

RT 4 1 10

Tidak menjawab 3 30

Berdasarkan hasil pre dan post test yang dilakukan semua peserta memiliki

pengetahuan yang baik dalam mengidentifikasi bahan makanan yang dapat memicu

terjadinya hipertensi, yaitu sebagian besar responden dapat mengidentifikasi

dengan benar > 75 persen, bahan makanan yang dapat/ tidak memicu hipertensi

jika dikonsumsi secara berlebih. Sementara ada 1 orang responden pada pre test

yang menjawab benar < 75 persen. Terjadi peningkatan mean sebelum dan sesudah

intervensi (gambar 3).

Gambar 5. Mean Hasil Pre-Post Test Identifikasi Bahan Makanan Pemicu

Hipertensi

f) Peningkatan aktivitas fisik pada remaja dan lansia

Pada tahap implementasi “Gerakan Dukuh Pundong II Tanggap

Hipertensi”, kegiatan diawali dengan uji coba media poster aktivitas fisik pada

remaja dan leaflet aktivitas fisik dan hipertensi. Kegiatan uji coba media ini

disampaikan kepada remaja pada tanggal 8 september 2017 dan lansia pada

tanggal 10 september 2017. Beberapa masukan terkait poster aktivitas fisik pada

remaja, diantaranya adalah hindari istilah kata bahasa asing, kwalitas dan ukuran

gambar kurang jelas dan pecah, kurang menarik gambar fotonya, lebih baik

menggunakan foto kegiatan aktivitas fisik remaja Dukuh Pundong II seperti

futsal, voli, sepeda santai dan pimpong. Beberapa masukan/saran terkait leaflet

aktivitas fisik dan hipertensi pada lansia, diantaranya adalah warna background

leaflet aktivitas fisik terlalu tua sebaiknya diberikan warna yang lebih muda atau

0

5

10

15

Pre Post

10,7513,83

Mean

Mean

Page 27: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

22

terang, warna pada tulisan fontnya perlu diperjelas, kata ajakan “Ayo” fontnya

lebih diperbesar kembali, lebih simpel lagi isi materi leaflet aktivitas fisik, foto

lansia sebaiknya diambil secara keseluruhan, setiap halaman leaflet sebaiknya

diberikan gambar atau foto yang menarik, sebaiknya foto lansia yang diambil

untuk dijadikan tampilan depan foto lansia yang memakai seragam, sebaiknya

foto yang dimasukkan orang yang benar-benar sudah lanjut usia seperti (mbah

pujo, mbah jito, dan mbah waginem).

Berdasarkan uji coba media yang dilakukan, maka tim melakukan revisi

terhadap media yang akan digunakan. Media yang telah direvisi selanjutnya

direviu oleh asisten dosen, minat Ilmu Perilaku dan Promosi, Departemen

Perilaku dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,

Fahmi Baiquni, S.Psi.,M.PH sebelum digunakan untuk intervensi di masyarakat.

Ada beberapa masukan/saran dari asisten dosen terkait content, warna

background dari poster dan leaflet. Pada tahap implementasi selain melakukan

pembahasan terkait uji coba media, tim juga melakukan diskusi dengan remaja

mengenai peningkatan jumlah partisipan kegiatan aktivitas fisik remaja pada

tanggal 8 september 2017, dan diskusi inovasi kegiatan aktivitas fisik remaja

seperti flashdance pada tanggal 12 oktober dan 15 oktober 2017, serta

peningkatan jumlah partisipasi aktivitas fisik lansia pada tanggal 10 september

2017. Adapun hasil tindak lanjut dari implementasi program peningkatan

aktivitas fisik diantaranya, yaitu:

1) Peningkatan aktivitas fisik pada remaja

Rencana tindak lanjut implementasi program peningkatan aktifitas

fisik dilakukan diskusi dengan remaja tanggal 8 september 2017, yang dihadiri

dari perwakilan remaja karang taruna Dukuh Pundong II sebanyak 10 orang.

Beberapa kendala pada remaja putri yang kurang dalam melakukan aktifitas

fisik seperti remaja putra diantaranya, yaitu umumnya remaja putri yang ada di

Dukuh Pundong II masih banyak yang diam atau duduk-duduk di rumah atau

sebutan istilahnya “mager”, masih banyaknya remaja putri khususnya pada

tingkat pendidikan SMP dan SMA, rata-rata lebih sibuk dengan gadget

masing-masing, remaja putri pada usia tingkat dewasa kesulitan dalam

mencarikan peminjaman sepeda terkait dengan aktivittas fisik bersepeda.

Upaya yang dilakukan dari remaja putra yaitu memberikan

masukan/saran kepada remaja putri agar bisa melakukan aktivitas fisik ringan

Page 28: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

23

seperti bersepedaan, jogging atau olahraga lainnya. Sedangkan pengurus

karang taruna dari remaja putri sudah berusaha untuk mengajak remaja putri

yang belum aktif dalam beraktifitas fisik. Adapun kegiatan aktifitas fisik dari

remaja putra yang sudah terlaksana di Dukuh Pundong II yaitu sepak bola atau

futsal, voli, tenis meja atau pingpong. Kegiatan aktifitas fisik ini dilakukan

pada setiap sore, dikediaman rumah bapak dukuh Dukuh Pundong II. Kendala

yang dirasakan pada remaja putra dalam melakukan aktivitas fisik yaitu

kondisi lapangan. Terbatasnya luas/lebar lapangan dalam melakukan aktifitas

fisik seperti futsal. Upaya yang dilakukan dari remaja yaitu tetap melakukan

aktivitas fisik dengan tempat seadanya.

Terkait dengan meningkatkan jumlah partisipasi aktivitas fisik remaja

di Dukuh Pundong II yaitu dengan cara seperti mengikuti ajang kompetisi

futsal atau lomba olahraga lainnya dan menurut beberapa perwakilan dari

remaja Dukuh Pundong II menyampaikan, peran dari remaja putra sudah

cukup antusias dan ikut berpartisipasi terhadap kegiatan aktivitas fisik tersebut

tanpa perlunya diingatkan kembali baik dari pemuda-pemudinya atau pun dari

bapak Dukuh Pundong II.

Dilakukan diskusi dengan remaja tanggal 12 dan 15 Oktober 2017

yang nantinya kegiatan aktifitas fisik ringan seperti flash dance dapat

dilakukan oleh remaja pada setiap pertemuan rutin karang taruna di Dukuh

Pundong II. Kegiatan implementasi tindak lanjut aktivitas fisik flash dance

tanggal 12 oktober 2017 dihadiri sebanyak 23 remaja Dukuh Pundong II,

karena keterbatasan waktu dan kondisi remaja yang sudah tidak kondusif,

kegiatan tersebut dilanjutkan tanggal 15 oktober 2017 yang dihadiri dari

masing-masing perwakilan remaja dari tiap RT sebanyak 2 orang, jumlah

remaja yang menghadiri tindak lanjut aktifitas fisik ringan seperti flash dance

sebanyak 6 orang termasuk ketua remaja Dukuh Pundong

II.Masukan/tanggapan dari remaja terkait kegiatan flash dance, para

remajabersepakat dengan tim akan mencoba untuk memaparkan dan

menawarkan kegiatan flash dance pada remaja lainnya yang belum aktif yang

akan dilakukan dipertemuan karang taruna, tepatnya sabtu malam minggu

tanggal 28 oktober 2017.

Dari perwakilan remaja 6 orang tersebut, bersepakat mau untuk

melakukan kegiatan aktivitas fisik ringan seperti flash dance pada setiap

Page 29: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

24

pertemuan karang taruna, akan tetapi ditakutkan remaja yang lain tidak mau

untuk mengikuti kegiatan aktifitas fisik ringan seperti flashdance

dikarenakan50% remaja Dukuh Pundong II didominasi dari pendidikan SLTP

dan SMA, rata-rata masih aktif belajar.

Beberapa kendala remaja terkait dalam melakukan kegiatan aktivitas

fisik ringan seperti flash dance diantaranya, yaitu tidak bisa menggerakan

sendiri untuk teman-teman karang taruna lainnya, belum tentu pemuda pemudi

yang lain mau atau setuju untuk kegiatan aktivitas fisik ringan seperti flash

dance yang akan dilakukan pada setiap pertemuan karang taruna, waktu

pertemuan karang taruna selesai malam dan remaja biasanya sudah

mengantuk, tidak perlu kegiatan aktifitas fisik seperti flash dance alasannya

karena sudah merasa cukup berolahraga.

Salah satu cara pengurus karang taruna mengaktifkan remaja Pundong

II yang belum aktif baik dalam kegiatan karang taruna dan aktivitas fisik

ringan yaitu dengan cara memperbanyak acara pertemuan/kumpulan dengan

pemuda pemudi. Seperti pada minggu lalu pemuda pemudi Pundong II telah

melakukan sepeda santai mulai dari Dukuh Pundong II hingga ke alun-alun

utara, melalui rute jalan selokan mataram dari Dukuh Pundong II. Kegiatan

tersebut dilakukan pada hari sabtu malam minggu tanggal 14 oktober 2017,

sampai dengan jam 23.00 WIB, dengan jumlah peserta 11 orang remaja

dengan mengendarai sepeda masing-masingdari milik sendiri. Rencana untuk

kegiatan sepeda santai di Dukuh Pundong II, akan diaktifkan kembali.

Hal ini yang melatarbelakangi atau yang manggagas remaja untuk mau

melakukan kegiatan aktivitas fisik seperti sepeda santai adalah dari mas farel,

beliau merupakan seseorang yang berkonstribusi, menyupport atau

mendukung kegiatan aktivitas fisik seperti sepeda santai, dukungan tersebut

berupa sumber dana/sepeda untuk remaja Dukuh Pundong II, beliau juga

menyatakan “daripada malam minggu kelabu tidak jelas lebih baik mbok pit

pit an saja, ujar beliau mengatakan hal demikian kepada remaja Dukuh

Pundong II”. Utuk setiap kegiatan aktivitas fisik remaja seperti (voli, sepak

bola dan pimpong) sudah mempunyai gruop whats app masing-masing dari

perkegiatan aktivitas fisik tersebut.

Rencana tindak lanjut dari implementasi program aktifitas fisik remaja

dilakukan penempelan poster aktivitas fisik remaja sebagai media intervensi

Page 30: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

25

untuk remaja yang dilakukan mulai pada tanggal 15 oktober 2017 sampai

dengan tanggal 22 oktober 2017. Penempelan poster aktivitas fisik tersebut

melibatkan peran langsung dari remaja Dukuh Pundong II, dengan titik

penempelan yang telah ditentukan dan disepakati baik dari remaja Dukuh

Pundong II dan tim diantaranya, yaitu tempat perkumpulan pemuda pemudi

(tempat rumpi), warung, papan pengumuman, gapura dan masjid. Jumlah

poster aktivitas fisik yang ditempel sebanyak 31 poster, 2 RT akan ditempel

poster sebanyak 8 poster dan 2 RT lainnya akan ditempel 7 poster. Adapun

penanggung jawab penempelan poster aktivitas fisik remaja pada tiap RT di Pj

kan 2 orang per RT, diantaranya yaitu: RT 1: Johan dan Dian, RT 2: Niken

dan Nuri, RT 3: Aziz dan Muhadi, RT 4: Hakim dan Moko.

2) Peningkatan aktivitas fisik pada lansia

Pada akhir Desember 2016, berdasarkan hasil diskusi dengan kader

diperoleh kesepakatan bahwa salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan

untuk lansia adalah jalan santai. Kegiatan ini kemudian mulai berjalan sejak

awal tahun 2017 hingga kini, dilakukan setiap minggu terakhir setiap bulan

melalui rute sekitar padukuhan Pundong II. Peserta yang ikut sebagia besar

adalah peserta senam lansia. Selain itu saat diskusi dengan perwakilan lansia

upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk

ikut serta dalam senam lansia adalah saling mengajak/ mengajak lansia yang

rumahnya berdekatan atau pengumuman melalui masjid. Namun demikian,

upaya yang saat ini berjalan adalah saling mengajak satu sama lain yang

rumahnya berdekatan.

Rencana tindak lanjut dilakukan diskusi dengan lansia tanggal 10

september 2017, dilakukan usai kegiatan senam lansia di kediaman rumah

bapak Sukar Dukuh Pundong II, dengan jumlah peserta 22terdiri dari 15 orang

pra lansia dan lansia, 7 orang diantaranya kader. Berdasarkan hasil rencana

tindak lanjut implementasi program peningkatan aktifitas fisik lansia yang ada

di Dukuh Pundong II, lansiamau dan bersepakat untuk meningkatkan jumlah

partisipan pada kegiatan aktifitas fisik seperti senam lansia dan jalan sehat.

Upaya yang akan dilakukan ketika banyak jumlah partisipan lansia tidak

mengikuti kegiatan aktivitas fisik adalah masyarakat lansia bersepakat

perlunya diberikan semacam perangsang atau pemberian doorprize.

Page 31: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

26

Pemberian doorprize tersebut dapat dilakukan 1 bulan sekali, pada saat

kegiatan aktivitas fisik senam lansia. Hal ini merupakan sebagai salah satu

proses untuk menarik dan memancing lansia lainnya yang belum aktif dalam

beraktifitas fisik agar mau ikut dan berpartsipasi serta menimbulkan motivasi

kepada lansia lainnya untuk mengikuti kegiatan aktifitas fisik tersebut.

Pemberian doorprize pada kegiatan senam lansia ini diperoleh dari hasil

anggaran atau iuran yang dikumpulkan usai dari kegiatan senam lansia

berakhir, kegiatan senam lansia tersebut dilakukan seminggu sekali, hari

minggu pagi jam 06.00 WIB sampai dengan selesai.

Selain itu juga, upaya lain yang akan dilakukan untuk meningkat

partisipasi senam lansia yang ada di Dukuh Pundong II yaitu dengan cara

mengadakan pertemuan, mengundang seluruh lansia yang ada di Dukuh

Pundong II dengan mengudang sumber atau ahli kesehatan untuk memberikan

kegiatan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya dalam beraktifitas fisik.

Pengarahan kumpulan lansia dapat dilakukan misalnya saat rapat pertemuan

RT, pertemuan PKK. Peningkatan aktifitas fisik lansia selain diskusi

dilakukan dengan pembagian media intervensi berupa leaflet kepada lansia

atau masyarakat Dukuh Pundong II. Pembagian leaflet dilakukan pada tanggal

15 oktober 2017 saat pertemuan rutin ibu PKK. Selain itu leaflet dibagikan

pasca senam lansia pada hari Minggu, tanggal 23 Oktober 2017. Kedatangan

tim pada kesempatan tersebut tidak diinformasikan kepada masyarakat.

3. Evaluasi program

Secara umum program gerakan dukuh Pundong II tanggap hipertensi

meliputi empat tema yaitu: peningkatan pengetahuan dan ketrampilan terkait

hipertensi, gerakan menanam buah dan sayur, implementasi rumah bebas asap

rokok dan peningkatan aktivitas fisik pada lansia dan remaja dapat direspon

dan diterima baik oleh masyarakat. Dukungan kepala dukuh dan tokoh

masyarakat terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang dilakukan besar.

Berdasarkan evaluasi proses terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi

dan pelatihan, maka dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

a) Partisipasi peserta yang diundang lebih dari 50 persen dalam setiap

kegiatan pelatihan dan edukasi yang dilakukan.

Page 32: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

27

b) Peserta kader dan ibu-ibu PKK aktif bertanya dalam kegiatan edukasi dan

pelatihan yang dilakukan.

c) Ruangan dan pra sarana yang digunakan nyaman. Kegiatan umumnya

dilaksanakan dengan lesehan. LCD menggunakan inventaris yang dimiliki

dukuh Pundong II. Pertemuan untuk tokoh masyarakat, kader kesehatan

dan ibu-ibu PKK biasanya disediakan teh oleh ibu dukuh.

Berdasarkan hasil outcome terhadap pelaksanaan pelatihan

pengukuran tekanan darah diketahui bahwa peserta dapat melakukan

pengukuran tekanan darah dengan benar, dimana > 75 persen tahapan

pengukuran tekanan darah sesuai pedoman telah dilakukan. Sementara itu,

hasil semua pre post test pada edukasi penyuluhan mengenai hipertensi

(kader, remaja, ibu-ibu PKK) dan pemilihan dan pengolahan menu sehat

diketahui terjadi peningkatan mean pengetahuan partisipan menjadi lebih

baik. Namun demikian, belum semua partisipan dalam edukasi

berpartisipasi dalam kegiatan pre dan post test, karena beberapa alasan:

tidak bersedia, datang terlambat atau pulang duluan.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, tentu saja ditemui beberapa

kendala. Ada kesulitan penyesuaian jadual pelaksanaan kegiatan pada

bulan Oktober 2017, karena masyarakat sedang memiliki banyak kegiatan,

salah satunya adalah persiapan lomba P2WKSS tingkat propinsi.

Sementara itu, kegiatan pelatihan pengukuran tekanan darah pada remaja

yang disertai dengan kegiatan diskusi terkait aktivitas fisik dilakukan pada

malam hari sesuai dengan kesepakatan dengan kelompok remaja. Namun

demikian, siswa SMA sedang melaksanakan ujian tengah semester (UTS),

sehingga kegiatan yang dilaksanakan waktunya terbatas. Durasi

implementasi yang terbatas membuat beberapa pertemuan berisi lebih dari

satu kegiatan. Kendala lainnya adalah waktu pelaksanaan kegiatan yang

biasanya molor, karena budaya masyarakat untuk menghadiri undangan

sekitar 45-60 menit dari undangan yang disampaikan sebelumnya.

Berdasarkan evaluasi proses, kegiatan pemberdayaan berupa

gerakan menanam buah dan sayur dan implementasi RBAR dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a) Partisipasi peserta yang diundang lebih dari 50 persen dalam setiap

pertemuan yang dilakukan.

Page 33: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

28

b) Partisipan aktif dalam merespon, tampak semangat, memberikan ide

dan menanggapi setiap rencana pelaksanaan kegiatan yang akan

dilakukan.

c) Masyarakat bersepakat bahwa kegiatan ini nantinya harus dijaga agar

terus berjalan. Jangan hanya menjadi program saat ini saja.

Berdasarkan evaluasi proses, kegiatan peningkatan aktivitas fisik

(remaja dan lansia) dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Kegiatan aktivitas fisik pemuda yang kini eksis di dukuh Pundong II:

futsal, bersepeda, bola voli. Namun demikian, menurut beberapa

pemuda yang aktif di karang taruna masih banyak remaja yang belum

aktif dalam kegiatan olahraga apapun, terutama anak usia SMP-SMA.

b) Tidak semua remaja mau terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk

aktivitas fisik, terutama kelompok usia SMP-SMAdikarenakan 50%

remaja di Dukuh Pundong II masih banyak remaja yang aktif dalam

tugas belajar, sehingga keterbatasan waktu dari remaja khususnya

kelompok usia SMP dan SMA. Selain itu, tidak semua remaja aktif

dalam karang taruna maupun grup WA karang taruna.

c) Berbagai tawaran aktivitas fisik olah raga dan aktivitas fisik ringan,

seperti flash dance tidak bisa diterima oleh remaja. Sebagian

pengurus karang taruna menyampaikan bahwa sebagian remaja susah

untuk ikut kegiatan baru, biasanya sifatnya musiman ketika mau saja.

d) Kegiatan jalan santai yang umumnya diikuti kelompok lansia masih

berjalan hingga saat ini, sejak dirintis awal tahun 2017.

e) Partisipasi jumlah lansia dalam kegiatan senam lansia ada

kecenderungan meningkat. Dari kisaran < 25 orang menjadi > 25

orang saat tim ikut serta dalam senam lansia. Berdasarkan observasi,

setidaknya ada dua peserta pra lansia yang ikut serta saat tim

mengikuti kegiatan senam lansia.

f) Upaya meningkatkan partisipasi dari masyarakat untuk ikut serta

dalam senam lansia: saling mengajak satu sama lain yang rumahnya

berdekatan.

Pada dasarnya masih terlalu dini untuk melakukan evaluasi output

dengan kerangka RE-AIM seperti yang direncanakan sejak awal. Kegiatan

Page 34: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

29

berbasis edukasi dan pelatihan, upaya peningkatan aktivitas fisik telah selesai,

namun kegiatan dalam konteks pemberdayaan seperrti gerakan menanam buah

dan sayur dan implementasi RBAR belum sepenuhnya selesai. Berdasarkan

evaluasi output dengan kerangka RE-AIM tersebut, melihat dari hasil yang

ada maka keterjangkauan/ partisipasi masyarakat terhadap program (reach)

tim nilai baik, ada kesesuaian hasil program (edukasi dan pelatihan) yang telah

selesai dengan tujuan serta luaran program yang telah ditetapkan

(effectiveness) yaitu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, ada

kemudahan program untuk diadopsi oleh masyarakat (adoption), misalnya

kader mau untuk menjadi penyuluh, namun demikian masih ada kesulitan atau

kendala dalam implementasi kegiatan (implementation) dan wacana

kemungkinan keberlanjutan program (maintenance) sangat potensial ke

depannya.

4. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan gerakan dukuh Pundong II tanggap hipertensi meliputi Kegiatan

gerakan dukuh Pundong II tanggap hipertensi yang dilakukan merupakan kegiatan

yang melibatkan peran masyarakat sejak awal penyusunan program, sehingga dapat

dilaksanakan. Kegiatan pemberdayaan tersebut setidaknya meliputi tiga level/

tingkatan intervensi yaitu: intrapersonal (individu) yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan terkait hipertensi, level community yang

meningkatkan peran sumber daya yang ada dalam masyarakat untuk pelaksaaan

gerakan nyata pencegahan hipertensi dan policy terkait implementasi RBAR (Dignan

and Car, 1992). Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan di dukuh Pundong II dapat dikaji

melalui tahapan proses difusi meliputi innovation development, dissemination,

adoption, implementation, maintenance, sustainability dan institutionalization (Glanz

et.al, 2008). Selama proses innovation development, need assessment dilakukan,

social marketing digunakan untuk menentukan target dan intervensi promosi

kesehatan. Tahap dissemination menentukan kelompok target yang akan mengadopsi

program. Target dimulai dari tokoh kunci dan orang-orang yang mau ikut serta.

Keputusan mengadopsi dipengaruhi oleh (a) kesadaran bahwa inovasi (program) ada,

(b) pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan program: hasil analisis masalah

(hipertensi), bahaya hipertensi dan berbagai faktor risikonya, dan upaya/ tahapan

kegiatan yang dapat dilakukan. Adopsi program tidak hanya pada perubahan

Page 35: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

30

pengetahuan tetapi juga perubahan sikap, mencoba program dan keputusan untuk

mengadopsi berbagai kegiatan yang ada (edukasi+pelatihan, rumah bebas asap rokok,

gerakan menanam buah dan sayur dan peran serta dalam kegiatan aktivitas fisik).

Pada proses implementasi program, masalah difokuskan adalah sumber daya dan

dukungan terhadap pelaksanaan program. Self efficacy sasaran untuk melaksanakan

berbagai kegiatan yang sudah ditentukan dilakukan dengan memberikan dorongan

kepada masyarakat oleh tokoh masyarakat. Kemudian pada fase maintenance,

sustainibility dan institutionalization dalam pelaksanaan kegiatan ini belum terbukti

ada keberlanjutan karena sebagian masih ada yang berproses dan baru selesai

dilakukan. Namun demikian, melihat antusias masyarakat dan dukungan besar dari

tokoh masyarakat kegiatan-kegiatan yang dilakukan memiliki peluang besar untuk

bisa berkelanjutan.

Semua kegiatan edukasi dan pelatihan yang melibatkan kader kesehatan , ibu-

ibu PKK, dan remaja direspon baik oleh partisipan. Kegiatan edukasi mengenai

hipertensi dan pengukuran tekanan darah dengan sasaran kader kesehatan berjalan

dengan baik. Penyuluhan berjenjang baik di tingkat narasumber ke kader kesehatan

maupun kader kesehatan ke ibu-ibu PKK yang dilakukan dapat meningkatkan

pengetahuan partisipan. Penyuluhan mengenai hipertensi pada kelompok remaja via

grup whatsapp diketahui juga meningkatkan pengetahuan partisipan. Kegiatan

edukasi serupa dilakukan di pedesaan di El Hormiguero, Nicaragua (Campbell, B.B.

et al., 2017). Edukasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan (penyebab

dan dampak hipertensi), kesadaran mengenai hipertensi dan melatih pemimpin lokal

cara mengukur tekanan darah. Edukasi tersebut dilakukan sebagai upaya preventif

kesehatan laki-laki di Nikaragua yang memiliki budaya machismo, yaitu berupaya

untuk menghindari perawatan kesehatan/ pencarian pengobatan karena laki-laki

dipersepsikan sebagai orang yang kuat/ jantan. Pendidikan kesehatan yang dilakukan

di Nicaragua diupayakan menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat yang ada/

bersifat kontekstual dan terbukti juga dapat meningkatkan pengetahuan terkait

hipertensi dan kemampuan pengukuran tekanan darah.

Kemampuan kader untuk memberikan penyuluhan belum maksimal. Namun

demikian, kemampuan kader untuk memberikan penyuluhan dapat ditingkatkan.

Kemampuan untuk menyuluh adalah ketrampilan yang perlu dilatih. Kemauan utnuk

menjadi penyuluh menunjukkan bahwa kader sangat berpotensi untuk menyampaikan

berbagai pesan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan edukasi mengenai pemilihan

Page 36: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

31

dan pengolahan menu sehat untuk ibu-ibu PKK direspon secara baik oleh peserta,

terbukti dengan banyaknya pertanyaan dari peserta penyuluhan. Kegiatan edukasi

tersebut juga terbukti meningkatkan pengetahuan dalam identifikasi bahan makanan

yang dapat/ tidak memicu hipertensi jika dikonsumsi secara berlebih. Memanfaatkan

sumber daya lokal sebagai pelaku dan sasaran yang memiliki peran sentral dan tepat

memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program. Berbagai hasil pemberdayaan

masyarakat di India, diantaranya pemberdayaan terhadap remaja putri berhasil

mengatasi permasalahan nutrisi dan kemiskinan, pemberdayaan melalui peran

perempuan secara multi dimensi dapat berkontribusi terhadap kesadaran

permasalahan kesehatan dan pola pencarian kesehatan yang positif, dan konsep

community health workers oleh kader dapat memotivasi dan memberdayakan

perempuan lokal terhadap kesehatan masyarakat secara luas, adanya keinginan untuk

mendapatkan pengakuan sosial, tanggung jawab sosial dan self-efficacy memotivasi

mereka untuk melakukan pekerjaan tersebut (Baker Amber et.al, 2009; Kelkar et. al,

2014; Gopalan Saji Saraswathy et. al, 2012).

Kegiatan implementasi RBAR dan gerakan menanam buah dan sayur

melibatkan peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan yang akan

dilakukan. Pelibatan masyarakat dalam porsi besar menjadi roh dari implementasi

pemberdayaan. Pemberdayaan merepresentasikan kendaraan yang membawa

partisipasi masyarakat, pendekatan melalui kelompok masyarakat dengan berdiskusi

secara langsung (focus group discussion) meliputi hubungan antara kesehatan dengan

perilaku, kondisi tempat tinggal dan penyelesaian masalah dengan sumber daya yang

ada dalam masyarakat, menyediakan upaya terbaik untuk mobilisasi masyarakat dan

stimulasi kegiatan (Van den Broucke S et. al, 2006). Model program berbasis

masyarakat merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat; partisipasi masyarakat menjadi kunci pemberdayaan dan

keberlangsungan intervensi kesehatan (Kema KM et. al, 2012).

Faktor pendukung kegiatan pelaksanaan gerakan dukuh Pundong II tanggap

hipertensi yaitu respon dan antusias masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan dan

dukungan tokoh masyarakat. Sementara faktor penghambat dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah durasi waktu implementasi dan evaluasi yang pendek, sehingga

kegiatan berbasis pemberdayaan masih belum sepenuhnya selesai. Selain itu

penyesuaian waktu pelaksanaan kegiatan dengan masyarakat agak sulit karena

masyarakat di waktu yang sama sedang sibuk dengan berbagai kegiatan lain.

Page 37: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

32

5. Kesimpulan dan Saran

1) Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kegiatan edukasi dan pelatihan pada semua kelompok yang dilakukan dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta (perwakilan masyarakat)

menjadi lebih baik.

b. Kegiatan pemberdayaan meliputi implementasi RBAR dan gerakan menanam

buah dan sayur mendapat dukungan besar dari masyarakat dan setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan direspon baik oleh masyarakat dan berjalan lancar.

2) Saran

a. Dukungan Dinas Kesehatan dan dinas terkait untuk mengawal berbagai

gerakan pemberdayaan (RBAR, gerakan menanam buah dan sayur) yang

mulai hidup di masyarakat agar bisa terus lestari.

b. Edukasi dan pelatihan yang telah diberikan dapat ditindaklanjuti dengan

sharing informasi dan kontribusi nyata dalam pelaksanaan kegiatan terkait

pencegahan hipertensi. Kader kesehatan dapat menyampaikan informasi

mengenai hipertensi dalam lingkup masyarakat yang lebih luas melalui forum-

forum yang telah melembaga di dukuh Pundong 2. Pengukuran tekanan darah

pada remaja dan pada kelompok lansia dapat terus lestari, dimana orang-orang

yang sudah mendapatkan pelatihan dapat berkontribusi secara maksimal dan

menularkan ilmunya kepada yang lain.

6. Daftar Pustaka

Baker Amber, Nakagami Mutsumi, Noronha Tara, Potaski Katherine, Puckart Emily.

A Qualitative Assessment of Girls Gaining Ground. 2009.

Campbell, B.B. et al., 2017. Men ’ s Educational Group Appointments in Rural

Nicaragua. American Journal of Men’s Health, 11(2), pp.294–299.

Dignan, Car. Program Planning for Health Education and Promotion. 1992.

Pensnsylvania: Lea and Febiger.

Glanz, K., Rimer, B. K. and Viswanath, K. (2008) Health Behavior and Health

Education. Theory, Research, and Practice. 4th edn. San Francisco: John Wiley

& Sons.

Gopalan Saji Saraswathy, Mohanty Satyanarayan, Das Ashis. Assessing community

health workers’performance motivation: a mixed-methods approach on India ’s

Accredited Social Health Activists (ASHA) programme. BMJ Open. 2012;2:1-10.

Kementerian Kesehatan RI (2014) Infodatin Hipertensi. Jakarta.

Kelkar, Shalini, Mahapatro, Meerambika. community health worker: a tool for

community empowerment. 2014. Health and population, perspectives and issues.

37 (1&2): 57-65.

Page 38: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · Ida Susanti 16/403265/PKU/16083 4. Luqman Afifudin 16/403290/PKU/16108 BLOK

33

Kema KM, Komwihangiro J, Kimaro S. Integrated community based child survival,

reproductive health and water and sanitation program in Mkuranga district,

Tanzania: a replicable model of good practices in community based health care.

Pan African Medical Journal. 2012;13(Supp 1):11:1.

Milani, R. V, Lavie, C. J., Wilt, J. K., Bober, R. M. and Ventura, H. O. (2016)

‘Science Direct New Concepts in Hypertension Management : A Population-

Based Perspective’, Progress in Cardiovascular Diseases. Elsevier Inc., 59(3),

pp. 289–294.

Rogers, E. M. (1983) Diffusion of Innovations. 3rd edn. New York: A Division of

Macmillan Publishing Co., Inc.

Van den Broucke S, Hennion W, Vernaillen N. Planning for empowerment in health

promotion with socio-economically disadvantaged communities: Experiences

with a small group approach. Arch Public Health. 2006. 64:143-158.

WHO (2013) ‘High Blood Pressure : The Silent Killer’, Wastern Pacific Region.

7. Lampiran