HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA...

109
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Aditya Advian Natali NIM: 069114011 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA

DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Aditya Advian Natali

NIM: 069114011

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

iv

“Hidup adalah tentang memilih sesuatu, kemudian

menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan tidak

boleh menyesali resikonya”

Aditya Advian Natali

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

v

Tuhan, satu lembar ini jelas tidak akan cukup untuk menuliskan rasa syukurku

kepada-MU karena begitu besar kasihmu atas kehidupanku, tetapi

perkenankanlah aku mengucap syukur kepada-Mu Tuhan yang memiliki dan

mengendalikan kehidupanku, karena Engkau sungguh baik, menjadi teladan

yang tak tergantikan dalam hidup, menjadi sumber cinta, pengharapan dan kasih.

Terima kasih Tuhan atas berkat-Mu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini, karena tanpa kasih-Mu semua ini hanya akan menjadi selembar

kertas kosong…

Kemuliaan hanya untuk-Mu, Tuhanku, Yesus Kristus

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

vii

Hubungan Antara Keharmonisan KeluargaDengan Prestasi Belajar Remaja Akhir

Aditya Advian Natali

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluargadengan prestasi belajar remaja akhir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positifantara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA N 9Yogyakarta pada siswa kelas XI IS dan XI IA 5. Subjek penelitian berjumlah 59 siswa yangditentukan dengan cara purposive sampling dengan karakteristik subyek (1) Siswa – siswi SMAyang berada pada rentang usia remaja akhir yaitu umur 16 sampai 18 tahun, (2) Subyek tinggalbersama dengan kedua orangtua, (3) Subyek memiliki nilai – nilai ujian yang lengkap.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala keharmonisan keluarga yang dibuatdengan model skala likert serta laporan hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh siswa padasemester satu. Reliabilitas skala keharmonisan keluarga diuji dengan menggunakan metodekoefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,962. Berdasarkan analisiskorelasi Pearson Product Moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan tarafsignifikansi sebesar 0,091 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan positif yangsignifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir sehingga hipotesisdalam penelitian ini ditolak.

Kata kunci: keharmonisan keluarga, prestasi belajar, remaja akhir

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

viii

The Relationship between the Family Harmony with Learning Achievementof Adolescent

Aditya Advian Natali

ABSTRACT

The research was aimed to investigate the relationship between the family harmony withthe learning achievement of adolescent. Hypothesis that was proposed in the research was thatthere was positive relationship between the family harmony with the students’ learningachievement. The research was carried out at SMA N 9 Yogyakarta to the students of grade XI ISand XI IA5. The subjects were 59 students who were determined using purposive samplingtechnique with the characteristics of the research subject (1) the students of senior high school inthe range of adolescent’s ages of 16 to 18 years old, (2) living with both of their parents, (3)subjects had complete value of test. The data collecting in the research used the perception scaletowards the family harmony that was made through Likert’s scale and the value of the learningachievement which was achieved by the students in the first semester. The reliability of the familyharmony scale was estimated using reliability coefficients method of Alpha Cronbach andprovided the value of 0.962. The correlation coefficient between family harmony and achievementwas r = 0.176 with significant levels 0.091 (p > 0.05). The result showed that there was notsignificant positive relationship between family harmony with learning achievement of the studentsso that the hypothesis in the research was declined.

Keywords : family harmony, learning achievement, adolescent

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan penyertaan-Nya yang tak berkesudahan, hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga

dengan Prestasi Belajar.”

Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr. Ch. Siwi H, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak waktu, arahan, kesabaran, ketelitian, kritik dan saran

yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini,

3. Bapak Agung Santoso, MA, Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi. dan Ibu Titik

Kristiyani, M.Psi. selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas segala

masukan, arahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

mendidik dan mengajar dengan baik selama penulis mengikuti kuliah. Terima

kasih atas semua jasa dan ilmu pengetahuan yang diberikan.

5. Seluruh karyawan dan karyawati yang telah memberikan perhatian dan

pelayanan yang tulus dan asertif (mas Muji, mas Gandung, mas Doni, mbak

Nanik dan Pak Gie).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

xi

6. Segenap keluarga besar SMA N 9, terutama untuk Ibu Windriati yang telah

banyak memberikan bantuan dalam proses perijinan hingga pelaksanaan

penelitian,

7. Orang tuaku, Bapak Renung Bakirna dan Ibu Tri Hastuti Wahyuningsih, aku

bersyukur kepada Tuhan karena memulai kehidupanku di dunia melalui

kalian. Terima kasih untuk semua cinta, usaha, pengorbanan yang begitu besar

dan kasih yang tak terhapuskan. Terima kasih juga atas semua doa – doa

bapak & ibu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini,

8. Kakakku Hanung Kriswibowo dan adikku Atmaka Kosala Labdajaya, terima

kasih karena kalian telah menjadi saudara dan sahabat yang menyenangkan

serta selalu mendukung apa yang kukerjakan. Terima kasih juga untuk mbak

Ditya yang selalu memberikan semangat dan dukungannya, serta untuk

keponakanku Radit (RDT) yang ganteng dan lucu terima kasih karena telah

menjadi sumber keceriaan baru dalam keluarga,

9. Seluruh keluarga besarku (eyang, pakde, bude, om, tante, dan seluruh

saudaraku) yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala bentuk dukungan yang diberikan dan rasa persaudaraan yang erat di

antara kita,

10. Margaretha Normanitha Shintya Dewi, dewi kecil yang memberikan

perhatian, kasih sayang dan cinta yang menyejukkan. Terima kasih karena

selalu mendukung apa yang kulakukan, memberi motivasi dan selalu

menyebut namaku dalam doa – doamu. Aku menyayangimu…

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

xii

11. Keluarga Bapak Agustinus Suyono, Ibu Dani, Hendra, dan Itus Katastros,

terima kasih atas semua perhatian, doa dan dukungannya. Tuhan menyertai

keluarga kita,

12. Sahabat – sahabat di Psikologi yang telah memberikan banyak warna dalam

masa – masa belajar di kampus (Satria, Berto, Coro, Agung 05, Noby, Chika,

Viany, Kesed, Mia, Cacha, Lily, Adel 07, Eriza, Liem, Ari, Timmo, Manto,

Liza, Ayuk, Crish, Clare, Vivin, Endy, Guntur) dan seluruh teman – teman

yang pernah berdinamika bersamaku, kalian semua tidak akan pernah

terlupakan,

13. Kedua sahabatku (Rully dan Ayuk), terima kasih banyak atas semua waktu

dan persahabatan tanpa syarat yang kalian berikan selama ini,

14. Teman – teman GIGA band (Mas Boni, Vishnu, Indra, Leo, dan Foo), mari

terus bermusik dan berkarya untuk masa depan kita, terima kasih karena

kalian membuatku mengerti banyak tentang musik, persahabatan dan usaha

untuk terus menjadi lebih baik,

15. Teman – teman GKJ Prambanan yang selalu mendoakanku dan memberikan

motivasi terutama rekan Komunitas Tumbuh Bersama (mas Nug, mbak Ari,

mbak Mim, mbak Nensi, Sia, Dita, Nining, Siska, Agung, Satria, Enggi, Adis,

Yonatan, Yoan, Andre, mas Ian, Wawan, dll). Terima kasih karena

membantuku dalam pertumbuhan iman kepada Tuhan. Tuhan memberkati,

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala bentuk dukungan yang diberikan, Tuhan memberkati kita semua, Amin.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

karena itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran untuk

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi semua

pihak yang membacanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 2 Agustus 2010

Penulis,

Aditya Advian Natali

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………

ABSTRAK ………………………………………………………………….

ABSTRACT ………………………………………………………………...

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..

xiv

xvii

xviii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4

C. Tujuan Penelitian…...……………………………………………

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………

4

5

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………........ 6

A. Remaja Akhir ………..……………………………………………...

1. Definisi Remaja Akhir…………………………………………..

6

6

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

ii

2. Karakteristik Remaja Akhir……………………………………..

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir…………………………….

B. Prestasi Belajar ….…………………………………………………..

1. Pengertian Belajar ………………………………………………

2. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………

3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar…..…………………………..

4. Pengukuran Prestasi Belajar……………...……………………...

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………

C. Keharmonisan Keluarga …………………………………………….

1. Pengertian Keharmonisan Keluarga…………………..…………

2. Aspek – Aspek Keharmonisan Keluarga………………………..

6

9

10

10

11

12

15

18

23

23

24

D. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar...

E. Hipotesis……………………………………………………………..

F. Skema Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi

Belajar…………………………………………….............................

26

28

29

BAB III METODE PENELITIAN…………………….……………………

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………...

B. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………………………..

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………………

1. Keharmonisan Keluarga…..……………………………………..

2. Prestasi Belajar ….………………………………………………

D. Subyek Penelitian …………………………………………………...

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……….………………………

30

30

30

30

31

32

33

33

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

iii

1. Metode Pengumpulan Data ...…...………………………………

2. Alat Pengumpulan Data..………………………………………..

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...……………………………...

1. Validitas Alat Pengumpulan Data .……………………………...

2. Reliabilitas Alat Tes ………..…………………………………...

G. Uji Coba Alat Tes …………………………………………………..

1. Proses Uji Coba …………………………………………………

2. Hasil Uji Coba Alat Tes…………………………………………

H. Teknik Analisis Data ………………………………………………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...

A. Persiapan Penelitian ………………………………………………...

B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………...

C. Deskripsi Subyek Penelitian ………………………………………..

D. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………

1. Data Keharmonisan Keluarga .………………………………….

2. Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian …….………………….

E. Hasil Uji Hipotesis ……………….…………………………………

1. Uji Asumsi………………………………………………………

2. Uji Hipotesis Hubungan ………………………………………...

F. Pembahasan …………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………

33

34

38

38

39

40

40

41

45

46

46

46

47

48

48

49

49

50

51

52

55

A. Kesimpulan …..…………………….…………………………….....

B. Saran ………………………………………………………………..

55

55

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

iv

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………........

LAMPIRAN …………...……………………………………………………

57

60

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Nilai Siswa………………………………………………... 14

Tabel 2 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Sebelum Uji

Coba………………………………………………… 36

Tabel 3 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji Korelasi

Aitem Total…………………………………………... 43

Tabel 4 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji

Coba…………………………………………………………… 44

Tabel 5 Data Keharmonisan Keluarga........................................................... 48

Tabel 6 Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian…………………………... 49

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 50

Tabel 8 Hasil Uji Linieritas ………………………....................................... 51

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba…………………………………………………….. 60

Lampiran 2

Lampiran 3

Reliabilitas Skala Uji Coba………………………………………...

Skala Penelitian…………………………………………………….

65

71

Lampiran 4 Data Leger Nilai Semester Satu Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA

9 Yogyakarta………………………………………………………. 76

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Analisis Data Skala Penelitian……………………………………..

Reliabilitas Skala Penelitian……………………………………….

Deskriptif Statistik…………………………………………………

79

80

85

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 86

Lampiran 9 Hasil Uji Linieritas ………………………....................................... 86

Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis Hubungan.......................................................... 89

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak

dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan

berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan

Olds, 2001). Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal

(13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun). Masa remaja

awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu

telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat tugas

perkembangan yang harus dilalui. Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama

bagi individu adalah mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri

untuk benar – benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung

jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di

dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik (Kimmel,

1995).

Seperti yang telah dijabarkan diatas, salah satu tugas perkembangan

remaja akhir adalah mencapai kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi

untuk masa yang akan datang. Hal tersebut akan dimulai dari keberhasilan remaja

dalam masa studinya. Menurut Santrock (1998), keberhasilan atau kegagalan yang

diperoleh pada masa remaja dapat menjadi prediktor hasil yang akan diperoleh

1

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

2

remaja pada saat dewasa. Terkait dengan pendapat diatas, Gunarsa (2002)

menambahkan bahwa keberhasilan pada remaja sangat terkait dengan

keberhasilannya pada prestasi belajar di sekolah.

Prestasi belajar sangat penting bagi remaja karena selain untuk mencapai

kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi di masa mendatang, prestasi

belajar juga dapat memenuhi kebutuhan remaja untuk memperoleh status sosial

terutama dengan teman – teman sebayanya. Menurut Prayitno (2006), apabila

kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa, malu dan frustasi

sehingga remaja akan bertindak agresif, egosentris, dan menarik diri. Dewasa ini,

dunia pendidikan dikejutkan dengan banyaknya siswa SMA melakukan aksi

bunuh diri karena tidak lulus Ujian Nasional (UN). Salah satunya adalah seorang

siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Muarojambi, Provinsi Jambi,

Sri Wahyuningsih (18), yang mengakhiri hidupnya dengan menenggak pupuk

tanaman seusai melihat hasil pengumuman UN (Kompas online, 2010).

Fenomena memprihatinkan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia ini

menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan hal penting dalam kehidupan

remaja akhir.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004). Prestasi belajar siswa di

sekolah dioperasionalisasikan dalam bentuk indikator berupa nilai raport (Azwar,

2007). Dalam raport tercantum nilai – nilai yang menunjukkan kemampuan siswa

dalam menerima pelajaran, selain itu juga dicantumkan peringkat siswa dalam

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

3

satu kelas sehingga prestasi belajar siswa tersebut dapat dibandingkan dengan

prestasi siswa lainnya.

Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Syah (1995),

secara global faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan

atau kondisi jasmani dan rohani; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu

kondisi di lingkungan sekitar siswa; dan faktor pendekatan belajar (approach to

learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi

pelajaran.

Lingkungan keluarga termasuk dalam salah satu faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ada berbagai macam aspek yang

terdapat di dalam keluarga seperti pola asuh orang tua, interaksi anggota keluarga,

status sosio-ekonomi, dll. Salah satu hal yang menarik bagi peneliti adalah aspek

keharmonisan keluarga karena sejauh ini belum ada penelitian mengenai kaitan

antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, sedangkan keharmonisan

keluarga adalah salah satu hal yang sangat dapat dirasakan oleh anggota keluarga.

Menurut Gunarsa (2004), keharmonisan keluarga ialah bilamana seluruh anggota

keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan,

kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan keberadaan dirinya yang meliputi

aspek fisik, mental, emosional dan sosial.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

4

Harmonis atau tidaknya keluarga akan memberikan dampak pada setiap

anggota keluarga. Misalnya, seorang anak yang merasa keluarganya harmonis

akan mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan

karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semakin sedikit masalah

yang dihadapi anak. Hal ini akan menciptakan suasana yang kondusif untuk

proses belajar anak sehingga diharapkan akan membantu anak dalam mencapai

prestasi yang diharapkan. Sebaliknya, jika anak mempersepsi keluarganya

berantakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang

sedang dihadapi di dalam keluarganya tersebut. Suasana di dalam rumah menjadi

tidak tenang sehingga rumah menjadi tempat yang kurang menyenangkan untuk

proses belajar anak karena banyaknya konflik dan permasalahan. Hal ini akan

mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati anak

menjadi kurang baik untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi

belajarnya di sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis ingin

mengetahui apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi

belajar remaja akhir.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

5

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan literatur di bidang psikologi belajar dan psikologi

perkembangan mengenai hubungan antara keharmonisan keluarga dengan

prestasi belajar remaja akhir.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua, sekolah,

dan remaja akhir mengenai kaitan antara faktor eksternal yaitu keharmonisan

keluarga dengan prestasi belajar.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. REMAJA AKHIR

1. Definisi Remaja Akhir

Dalam penelitian ini, peneliti memilih remaja akhir sebagai subyek

penelitian. Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja

awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun).

Berdasarkan pendapat Hurlock diatas dapat disimpulkan bahwa remaja

akhir berada pada rentang usia antara 16 hingga 18 tahun.

Remaja akhir adalah tahap untuk mencapai kedewasaan karena

pada masa ini kebanyakan remaja telah mampu menentukan suatu kode

moral dan relatif merasa senang dengan hubungan seksual. Walaupun

masih sering timbul keraguan tentang dirinya, perkembangan kognitifnya

akan terus berkembang dengan cara berpikir secara logis dan prihatin akan

masa depan.

2. Karakteristik Remaja Akhir

Makmun, (2003) memerinci karakteristik perilaku dan pribadi pada

masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja

awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun)

meliputi aspek: fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas,

6

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

7

keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian. Berikut ini akan

dijelaskan karakteristik pada remaja akhir melalui masing – masing aspek:

a. Aspek Fisik

Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat

lambat; Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang

mendekati kekuatan orang dewasa; Kesiapan berfungsinya organ-

organ reproduktif seperti pada orang dewasa.

b. Aspek Psikomotor

Gerak gerik mulai mantap; Jenis dan jumlah cabang permainan

lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada

persiapan kerja.

c. Aspek Bahasa

Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang

dipilihnya; Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung

nilai-nilai filosofis, etis, religius.

d. Aspek Kognitif

Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal

disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat

konklusif dan komprehensif; Tercapainya titik puncak kedewasaan

bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi

deklinasi; Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan

kemantapannya

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

8

e. Aspek Sosial

Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan

lebih lama (teman dekat); Kebergantungan kepada kelompok sebaya

berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang

banyak memiliki kesamaan minat.

f. Aspek Moralitas

Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif

yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat

keliru atau kesalahan; Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai

tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan

dianutnya sesuai dengan hati nuraninya; Mulai dapat memelihara jarak

dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan

orang tuanya

g. Aspek Keagamaan

Eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai

dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama

yang dianutnya; Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai

dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya

sendiri secara tulus ikhlas; Mulai menemukan pegangan hidup.

h. Aspek Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian

Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan

mewarnai pola dasar kepribadiannya; Reaksi-reaksi dan ekspresi

emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya;

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

9

Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas

seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan

karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna

kepada tipe kepribadiannya; Kalau kondisi psikososialnya menunjang

secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-

diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai

masa dewasa.

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir

Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat

tugas perkembangan yang harus dilalui, begitu pula dalam tahap

perkembangan remaja. Havighurst dalam (Kimmel, 1995) menawarkan

suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh

individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan

ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan

perkembangan selanjutnya. Apabila seorang individu gagal dalam

memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi

tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan

tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan mengalami

kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan

tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

10

Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama bagi individu adalah

mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-

benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab,

mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di

dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik

(Kimmel, 1995).

B. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa.

Menurut Winkel (1996) belajar adalah “suatu aktivitas mental/

psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan - perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara

relatif konstan.

Selanjutnya menurut Slameto (2003), belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

11

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

belajar adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan oleh seseorang untuk

mendapatkan perubahan tingkah laku, pengetahuan, ketrampilan dan sikap

yang bersifat permanen.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan siswa untuk mencapai target

yang telah ditetapkan dalam suatu program pendidikan. Prestasi itu dapat

diukur melalui evaluasi belajar terhadap siswa baik melalui ujian maupun

tes (Syah, 2004). Sedangkan menurut Azwar (2007), keberhasilan siswa

dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa melalui tes hasil

belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada pertengahan

maupun akhir periode belajar.

Sementara menurut Winkel (2007) prestasi belajar merupakan

suatu hasil dari suatu proses belajar yang terjadi pada anak sekolah yang

hasilnya berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai

siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama

dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru

untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil

belajar siswa (Arifin, 1991).

Dari berbagai macam pengertian prestasi belajar tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

12

anak didik setelah melalui kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai

tes yang diberikan guru.

3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar

Penilaian adalah hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil

belajar, sementara evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan

penentuan pencapaian tujuan suatu program. Adapun tujuan penilaian

meliputi:

1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.

2. Menentukan kebutuhan pembelajaran

3. Membantu dan mendorong siswa

4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik

5. Menentukan strategi pembelajaran

6. Akuntabilitas lembaga

7. Meningkatkan kualitas pendidikan

Depdiknas (2003) mengemukakan penilaian adalah suatu proses

sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis dan

menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan keputusan.

Selain pengertian diatas ada beberapa pendapat mengenai pengertian

penilaian antara lain :

1. Hamalik (2003) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses

berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

13

menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang

suatu sistem pengajaran.

2. Arikunto (1997) mengemukakan bahwa penilaian dalam pendidikan

adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan atau

sekolah. Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian

dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui

pengajaran sudah mencapai tujuan. Dari beberapa arti penilaian yang di

utarakan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa penilaian dapat di

lakukan setelah diperoleh informasi proses dan hasil belajar siswa.

Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam

rangkaian proses pendidikan dan pengajaran. Dapat dikatakan semua

kegiatan pendidikan dan pengajaran baik tidaknya di tentukan oleh

penilaian, dan tentunya di dalam prakteknya tidak melihat hasil baiknya

saja tetapi juga harus melihat kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penilaian, antara lain:

1. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor.

2. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar

sedang berlangsung

3. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan

pembelajaran

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

14

4. Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian,misal pemberian umpan

balik,memberikan laporan pada orang tua,dan pemberian informasi

pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.

5. Alat penilaian harus mendorong kemapuan penalaran dan kreativitas

siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa,

observasi dan lain-lain.

6. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes.

7. Mengacu pada prinsip diferensiasi,yakni memberikan peluang kepada

siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan

mampu dilakukannya.

8. Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa

yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran

(Depdiknas,2003)

Tabel 1Kriteria Nilai Siswa

No. Nilai Kriteria1.2.3.4.5.

10090807060

Sangat baikBaik

Cukup baikKurang baikTidak baik

Sumber : Laporan Penilaian Hasil Belajar(Depdiknas,2003)

Adapun ketentuan-ketentuan dalam kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1. Nilai Kognitif dan Psikomotor dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat

dengan rentang 0 – 100

2. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

15

3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran di setiap

jenjang diputuskan melalui Rapat Kerja Sekolah.

4. Remedial maksimal dapat dilakukan tiga kali, nilai remedial setiap

kompetensi dasar maksimal sama dengan KKM setiap kompetensi dasar.

5. Nilai raport kognitif = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi (SK),

rata-rata SK diperoleh dari rata-rata kompetensi dasar (KD)

6. Nilai raport psikomotor = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi

(SK), sedang rata-rata SK diperoleh dari rata-rata Kompetensi dasar (KD)

7. Nilai raport Afektif = rata-rata kumulatif nilai afektif ( dengan nilai A=

sangat baik, B= baik, C= cukup baik, D= kurang baik, E= tidak baik )

8. Nilai raport semester 1 adalah rerata nilai kumulatif satu semester, nilai

raport semester 2 adalah rerata nilai kumulatif satu tahun.

Nilai ketuntasan standar kompetensi ideal yaitu 100, namun standar

nilai ini disesuaikan dengan tiap sekolah dengan berbagai alasan yang

melatarbelakanginya. Guru dan sekolah dapat menetapkan nilai ketuntasan

minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal.

Siswa yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.

4. Pengukuran Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal

dengan tes prestasi belajar. Azwar (2007) mengemukakan tentang tes

prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

16

sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi

belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap

performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi

yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi

belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan

ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

Menurut Djamarah (2002) untuk mengukur dan mengevaluasi

tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat

digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa

pokok bahasan tertentu dengan bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi

belajar siswa.

c. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

17

semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk

menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu

periode belajar tertentu.

Pengukuran prestasi belajar menurut Mulyana (2002) antara lain

dengan menggunakan kegiatan:

a. Ulangan Umum

Ulangan umum dilaksanakan bersama-sama kelas pararel dan

ulangan umum bersama di tingkat rayon, kecamatan, kodya atau

kabupaten maupun propinsi.

b. Ujian Akhir

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Hasil

evaluasi ujian akhir ini dipergunakan untuk menentukan kelulusan bagi

setiap peserta didik.

Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan

siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar (Syah, 1995). Di

antara norma-norma pengukuran tersebut adalah:

1) Norma skala dari 0-10

2) Norma skala dari 0-100

Fudyartanto (2002) mengungkapkan bahwa di sekolah perlu

diadakan pengukuran untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan

penguasaan bahan – bahan yang telah dipelajari oleh siswa. hasil

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

18

pengukuran tersebut dapat dipakai sebagai umpan balik atau bahan

masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, penyediaan

sarana belajar dan sebagainya. Hasil pengukuran juga dapat

dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan peningkatan

kualitas pendidikan.

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syah (1995), secara global faktor – faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi di lingkungan

sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.

Faktor – faktor diatas dapat saling berkaitan satu sama lain dalam

hubungannya dengan prestasi belajar yang diperoleh seseorang. Berikut ini

akan dijabarkan faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa:

a. Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam individu sendiri meliputi dua

aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek

psikologis (yang bersifat rohaniah).

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

19

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ – organ tubuh dan sendi –

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,

apalagi jika disertai pusing – pusing kepala misalnya, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ –

organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran

dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan

siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

2) Aspek Psikologis

a) Inteligensi

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat

(Reber, 1988). Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa

tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa.

b) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

20

cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa

yang positif maupun negatif terutama kepada guru dan mata

pelajaran yang disajikan dapat mempengaruhi proses belajar

siswa tersebut dan kemudian akan mempengaruhi prestasi

belajarnya.

c) Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dalam

perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa

yang berbakat di suatu bidang, akan jauh lebih mudah

menyerap informasi, pengetahuan, dan ketrampilan yang

berhubungan dengan bidang tersebut. Oleh sebab itu, bakat

akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa pada bidang – bidang studi tertentu.

d) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

21

siswa yang menaruh minat besar terhadap suatu bidang studi

akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa

lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif

terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk

belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan.

e) Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal

organisme (manusia ataupun hewan) yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengetian ini, motivasi berarti

pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman,

1989; Reber, 1988). Dalam perkembangan selanjutnya,

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat

mendorongnya melakukan tindakan belajar, seperti perasaan

menyenangi materi tertentu. Motivasi eksrinsik adalah hal dan

keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, seperti

pujian dan hadiah.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

22

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan

social dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang terdapat disekitar individu seperti

keluarga, teman sebaya, masyarakat atau tetangga, dan staff

pengajar dapat mempengaruhi proses belajar seseorang.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat – sifat

orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan

demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi

dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil

yang dicapai oleh siswa.

2) Lingkungan Non-Sosial

Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa

dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar

yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan seseorang.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

23

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan

efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini

berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian

rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu.

C. KEHARMONISAN KELUARGA

1. Pengertian Keharmonisan Keluarga

Menurut Gunarsa (2004), keharmonisan keluarga ialah

bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh

berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh

keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang

meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.

Keharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga yang serasi

dan seimbang di dalam keluarga, saling memuaskan kebutuhan

anggota lainnya serta memperoleh pemuasan atas segala kebutuhannya

(Nurzainun, 2006). Sedangkan menurut Hawari (1997), keharmonisan

keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam

keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya dan

tetap berpegang teguh pada nilai- nilai agama kita, maka interaksi

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

24

sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat

diciptakan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

keharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga yang bahagia, serasi

dan seimbang sehingga masing – masing anggota keluarga merasa

puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi

aspek fisik, mental, emosi dan sosial.

2. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga

Hawari (dalam Murni, 2004) mengemukakan enam aspek sebagai

suatu pegangan hubungan keluarga harmonis adalah:

a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya

kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena

dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.

b. Mempunyai waktu bersama keluarga

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk

bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan

bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan

keluhan-keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa

dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak

akan betah tinggal di rumah.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

25

c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

Komunikasi yang baik dalam keluarga akan dapat membantu

remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar

rumah, dalam hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah

juga harus berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka

dalam menyampaikan semua permasalahannya.

d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga

Furhmann (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa keluarga

yang harmonis adalah keluarga yang memberikan tempat bagi setiap

anggota keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan

ketrampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan

yang lebih luas.

e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

Jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan.

Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha

menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari

penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

26

f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan

harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak

memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada

lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.

D. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN

KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

Masa remaja adalah masa yang penting bagi perkembangan prestasi

karena selama masa inilah remaja membuat keputusan – keputusan penting

sehubungan dengan masa depan pendidikan dan pekerjaan. Bagi seorang

remaja, jika ia bisa memiliki prestasi baik di sekolah, pada umumnya akan

meratakan jalan untuk memperoleh sekolah lanjutan yang lebih baik, bahkan

nantinya akan berlanjut kepada pencarian pekerjaan yang lebih baik

(Mahmud, 1989).

Usia remaja merupakan usia kritis karena remaja mulai memikirkan

tentang prestasi yang dihasilkannya dan prestasi tersebut terkait dengan bidang

akademis mereka. Siswa SMA yang tergolong dalam remaja akhir juga mulai

memikirkan tentang masa depannya. Hal ini membuat siswa SMA

memperhatikan dan mengejar prestasi belajar di sekolah karena melalui

prestasi belajar, siswa dapat meraih keinginannya dalam mempersiapkan karir

di usia mendatang dan membentuk pribadi yang bertanggungjawab.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

27

Keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain tingkat kecerdasan yang baik, ada minat dan

perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar,

cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru.

Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan

sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses

pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004).

Seperti yang telah disebutkan diatas, lingkungan keluarga menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam meraih prestasi

belajar di sekolah. Keluarga memberikan pengaruh utama dan pertama bagi

kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Pengaruh - pengaruh

tersebut antara lain banyak sedikitnya perhatian yang diberikan oleh orang tua

pada anak, pola pengasuhan orang tua, hubungan interpersonal dan interaksi

antara orang tua dengan anak. Menurut Tu’u (2004), perjumpaan dan interaksi

tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.

Selain hal diatas, harmonis atau tidaknya keluarga juga akan

memberikan dampak pada setiap anggota keluarga. Misalnya, seorang anak

yang merasa keluarganya harmonis akan menganggap rumah mereka sebagai

suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara

orangtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak. Hal ini akan

menciptakan suasana yang kondusif untuk proses belajar anak sehingga

diharapkan akan membantu anak dalam mencapai prestasi yang diharapkan.

Sebaliknya, jika anak mempersepsi keluarganya berantakan atau kurang

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

28

harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi di

dalam keluarganya tersebut. Suasana di dalam rumah menjadi tidak tenang

sehingga rumah menjadi tempat yang kurang menyenangkan untuk proses

belajar anak karena banyaknya konflik dan permasalahan. Hal ini akan

mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati anak

menjadi kurang baik untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi

belajarnya di sekolah.

E. HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori terhadap permasalahan

diatas, maka peneliti dapat menyusun sebuah hipotesis sebagai berikut : “Ada

hubungan yang positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar

siswa.” Hal ini berarti bahwa semakin tinggi keharmonisan keluarga remaja

akhir, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

29

F. SKEMA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI

BELAJAR

REMAJAAKHIR

Mempersiapkan karirekonomi untuk masa

yang akan datang

(kebutuhan akanprestasi belajar)

Faktor – faktoryang

mempengaruhiprestasi belajar

remaja

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Lingkungan KeluargaRemaja yang memiliki

persepsi positif terhadapkeharmonisan keluarga akan

merasa aman dan nyamanberada di dalam rumah karena

ada suasana yang hangat,saling menghargai, salingterbuka, saling pengertian,

saling menjaga dan diwarnaikasih sayang

Intelegensi, sikap,bakat, minat,

motivasi

Rumah akanmenjadi

tempat yangmenyenangkandan kondusifuntuk prosesbelajar siswa

PRESTASIBELAJAR

SISWATINGGI

Lingkungan temansebaya (pergaulan)

Lingkungan sekolah(sarana dan prasaranabelajar mengajar, dll)

Faktor

Pendekatan

Belajar

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian

korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi

pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain

(Azwar, 1997). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara dua variabel, yaitu keharmonisan keluarga dan prestasi belajar

siswa.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2002). Penelitian ini menggunakan dua macam

variabel yaitu:

1. Variabel tergantung : Prestasi belajar

2. Variabel bebas : Keharmonisan keluarga

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah penegasan arti dari variabel yang

digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya, sehingga pada akhirnya

akan menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda dalam

30

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

31

penelitian (Kerlinger, 1990). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Keharmonisan keluarga

Dalam penelitian ini, keharmonisan keluarga akan diungkap dari

persepsi anak terhadap keharmonisan di dalam keluarganya. Persepsi

terhadap keharmonisan keluarga adalah proses seseorang dalam

menyimpulkan, mengerti dan memahami keadaan keluarga yang bahagia,

serasi dan seimbang sehingga masing – masing anggota keluarga merasa

puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi

aspek fisik, mental, emosi dan sosial.

Dalam mengukur keharmonisan sebuah keluarga, penelitian ini

menggunakan teori Hawari (dalam Murni, 2004) yang terdiri dari enam

aspek sebagai suatu pegangan hubungan keluarga harmonis sebagai

berikut:

a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

b. Mempunyai waktu bersama keluarga

c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga

e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

Persepsi terhadap keharmonisan keluarga akan diukur dengan

menggunakan skala persepsi keharmonisan keluarga (skala KK). Skala

persepsi keharmonisan keluarga ini mempunyai 4 pilihan jawaban yaitu:

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

32

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak

Sesuai (STS). Skor dalam setiap aitem berkisar dari 4 sampai dengan 1

diberikan untuk aitem yang bersifat favourable, sedangkan untuk

unfavourable bergerak dari 1 sampai 4.

Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek dalam skala

keharmonisan keluarga menunjukkan bahwa semakin positif subyek

mempersepsikan keluarganya sebagai keluarga yang harmonis. Sedangkan

jika skor yang diperoleh subyek rendah, maka hal ini menunjukkan bahwa

semakin negatif pula persepsi subyek tentang keharmonisan keluarganya.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses belajar yang terjadi

pada anak sekolah yang hasilnya berupa nilai yang diberikan oleh guru

sebagai ukuran pencapaian keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar

siswa dalam penelitian ini diukur dengan melihat rata – rata nilai siswa

semester satu dalam leger. Leger merupakan buku yang berisi informasi

pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu kelas, yang memberi

gambaran secara rinci tentang kemampuan prestasi akademik maupun

catatan pribadi dalam kurun waktu satu tahun. Leger ini dimaksudkan

untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik satu kelas

yang berisi:

a) Identitas peserta didik;

b) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

33

c) Total nilai dan ranking yang menunjukkan prestasi belajar

siswa

Melalui leger, informasi tentang keadaan hasil belajar peserta didik

dalam satu kelas dapat diketahui.

D. Subyek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini dipilih dengan cara purposive

sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria

subjek yang dipakai dalam penelitian ini antara lain :

1. Siswa – siswi SMA yang berada pada rentang usia remaja akhir yaitu umur

16 hingga 18 tahun.

2. Subyek masih memiliki orang tua (ayah atau ibu atau keduanya) serta

tinggal bersama dengan keluarga (ayah atau ibu atau keduanya dan saudara

jika ada)

3. Subyek memiliki nilai – nilai yang lengkap pada seluruh mata pelajaran di

sekolah. Hal ini penting untuk melihat prestasi belajar siswa.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode

pengumpulan data, yaitu metode skala dan metode dokumentasi. Metode

skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pilihan ganda

yang menggunakan model skala Likert yang dimodifikasi dengan

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

34

menghilangkan jawaban ragu-ragu dengan pertimbangan agar subjek tidak

memberikan jawaban yang mengumpul di tengah (Hadi, 2000). Peneliti

hanya akan menggunakan satu skala yaitu skala persepsi terhadap

keharmonisan keluarga.

Prestasi belajar siswa dilihat dengan menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai

hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002). Metode

dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar

dengan melihat rata - rata nilai semester satu siswa kelas XI SMA 9

Yogyakarta.

2. Alat Pengumpulan Data

Bentuk skala dalam penelitian ini mengacu pada model skala Likert

dimana masing masing item terdiri dari item favourable dan unfavourabel.

Pernyataan favorable digunakan untuk mendukung teori yang ingin

diungkap, sedangkan pernyataan unfavorable menunjukkan indikasi tidak

mendukung teori yang diungkap. Skala Likert dimodifikasi dengan 4

alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS), sehingga tidak ada alternatif

jawaban netral. Menurut Hadi (1991), pada skala tidak diberikan alternatif

jawaban netral dengan alasan:

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

35

a). Kategori undecided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan

sebagai belum memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan

netral, atau bahkan ragu – ragu.

b). Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan

menjawab di tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka

yang ragu – ragu atas arah kecenderungan jawabannya.

c). Kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah untuk melihat kecenderungan

pendapat responden kearah sesuai atau kearah tidak sesuai, sehingga

dapat mengurangi data penelitian yang hilang akibat jawaban tengah.

Pemberian skor pada pernyataan favorable yaitu 4 untuk SS, 3

untuk S, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan pada pernyataan

unfavorable bergerak dari 1 sampai 4 dimulai dari pernyataan SS, S, TS,

dan STS.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

36

Berikut adalah tabel blueprint dan distribusi aitem dalam skala

persepsi keharmonisan keluarga:

Tabel 2Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga

Sebelum Uji Coba

No AspekKeharmonisan

Keluarga

Aspek PersepsiTot

Kognitif AfektifFav Unf Fav Unf

1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga

6, 26, 52 8, 33, 59 15, 17,40

10, 43,67

12

2. Mempunyai waktubersama keluarga

31, 53,66

7, 14, 51 3, 37, 45 24, 39,63

12

3. Mempunyaikomunikasi yang baikantar anggota keluarga

34, 49,62,

25, 54,68

2, 23, 72 9, 19, 46 12

4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga

1, 48, 60 13, 16,44

21, 35,65

29, 58,71

12

5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim

20, 41,64

28, 36,57

11, 22,55

5, 47, 50 12

6. Adanya hubungan atauikatan yang erat antaranggota keluarga

18, 32,69

27, 30,70

12, 42,56

4, 38, 61 12

Total 36 36 72

Menurut Kartono (1990) teknik pemeriksaan dokumen adalah

pengumpulan informasi dan data secara langsung sebagai hasil

pengumpulan sendiri. Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat

orisinil untuk dapat dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

37

dokumen ini khusus digunakan untuk melakukan pengumpulan data

prestasi belajar.

Adapun teknik pengumpulan data terhadap prestasi belajar ini

adalah dengan mengambil data yang sudah tersedia, yaitu leger nilai pada

semester satu subyek penelitian yang merupakan hasil penilaian oleh pihak

sekolah. Data dari prestasi belajar ini dikumpulkan dengan cara melihat

hasil rapor semester satu dari seluruh subyek penelitian. Mata pelajaran

kelas XI IS adalah Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, Matematika, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Pendidikan

Seni, Pendidikan Jasmani, TIK, Bahasa Prancis dan Bahasa Jawa.

Sedangkan mata pelajaran kelas XI IPA terdiri dari Pendidikan Agama,

PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi,

Kimia, Sejarah, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, TIK, Bahasa

Perancis dan Bahasa Jawa.

Penilaian prestasi belajar tersebut merupakan hasil evaluasi dari

suatu proses belajar formal yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif

(angka) yang terdiri antara 10 sampai 100. Hasil ini dapat dilihat dari nilai

rata-rata raport siswa yang diberikan oleh pihak guru dalam setiap masa

akhir semester tertentu (6 bulan).

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

38

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Pengumpulan Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-

tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002).

Menurut Azwar (1997) validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen

pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat

ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

Tipe validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi dan validitas tampang. Validitas isi suatu alat pengukur

ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua

aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep (Hadi, 2001).

Sedangkan menurut Azwar (2001), validitas isi yaitu validitas yang

diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau

lewat professional judgment yang dilakukan oleh ahli. Item-item tes

diharapkan dapat mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan

kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh

mana item-item tes mencerminkan perilaku yang hendak diukur (aspek

relevansi). Validitas isi akan dicapai oleh peneliti dengan membuat item-

item yang sesuai dengan indikator atau aspek yang ada di dalam teori

keharmonisan keluarga.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

39

Validitas tampang adalah validitas yang menunjukkan bahwa dari segi

”rupa” suatu alat ukur tampak dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Bentuk dan penampilan suatu alat ukur menentukan apakah alat

ukur itu valid atau tidak (Hadi, 2001). Validitas tampang dilakukan dengan

membuat skala dengan bentuk yang baik dan jelas sehingga responden

akan memberikan respon positif pada penelitian ini.

2. Reliabilitas Alat Tes

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto, 2002).

Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yaitu sejauh

mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas juga menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur

yang sama. Hasil pengukuran dapat dipercaya hasilnya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam

diri subjek memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap adanya

toleransi terhadap perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali

pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu, maka

hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak

reliabel (Azwar, 1997).

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

40

Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini akan menggunakan

pendekatan konsistensi internal, yaitu koefisiensi Alpha yang didasarkan

pada bentuk final masing-masing skala. Pendekatan ini menurut Azwar

(1999) memiliki nilai praktis dan efisiensi tinggi. Oleh karena itu,

reliabilitas yang akan dihasilkan memiliki nilai praktis dan efisiensi yang

tinggi. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien yang angkanya berada

dalam rentang dari 0 sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien

yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

G. UJI COBA ALAT TES

1. Proses Uji Coba

Dalam melakukan pengambilan data penelitian, skala yang akan

dibagikan kepada subyek penelitian diharapkan dapat memberikan hasil

ukur yang akurat dan objektif. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah

alat ukur yang digunakan harus valid atau sahih dan reliabel atau andal

(Hadi, 2000), oleh karena itu sebelum skala diberikan kepada subjek yang

sebenarnya maka sebaiknya dilakukan tryout terlebih dahulu.

Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti mengajukan

permohonan ijin penelitian kepada pihak sekolah. Proses permohonan ijin

dilakukan dalam dua tahap yaitu melalui permohonan ijin secara formal

kepada Kepala Sekolah dan melalui permohonan informal kepada Wali

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

41

Kelas XI. IA. 5 dan XI. IS. Setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah dan

Wali Kelas, maka penelitian dapat dilakukan pada subyek penelitian.

Uji coba alat ukur diadakan pada hari Jumat, 11 Juni 2010 di SMA

N 9 Yogyakarta. Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga (skala

KK) dibagikan kepada 70 siswa - siswi kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

Kriteria subyek untuk uji coba adalah siswa yang termasuk dalam rentang

remaja akhir yaitu umur 16 sampai 18 tahun dan saat ini tinggal bersama

dengan orang tua. Pelaksanaan uji coba alat ukur dilakukan pada saat jeda

ulangan umum kenaikan kelas sehingga tidak mengganggu kegiatan

sekolah. Pengerjaan alat ukur dilakukan di luar kelas dalam waktu yang

cukup singkat yaitu sekitar 25 menit. Kemudian peneliti meminta subyek

untuk memeriksa skala yang dikerjakannya untuk memastikan bahwa

semua aitem sudah dikerjakan dan memberikan snack sebagai ucapan

terima kasih.

2. Hasil Uji Coba Alat Tes

a. Uji Seleksi Aitem Skala

Dari 70 skala yang diujicobakan, hanya ada 60 skala yang

memenuhi syarat karena ada sebanyak 4 skala yang tidak diisi dengan

lengkap dan 6 skala yang tidak memenuhi syarat karena saat ini subyek

tidak tinggal bersama dengan orang tua. Selanjutnya dilakukan uji

seleksi aitem skala dengan menggunakan Corrected Item Total

Correlation pada SPSS for Windows 16. Azwar (1997) menyatakan

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

42

ada dua alternatif untuk menentukan kriteria pemilihan aitem berdasar

korelasi aitem total, yaitu dengan menggunakan batas 0,30 atau dengan

menggunakan batas 0,25. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar

korelasi aitem total, peneliti menggunakan batasan 0,30. Kriteria ini

diambil karena semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal

0,30 daya pembedanya sudah dianggap memuaskan.

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 72 aitem, ada tujuh aitem

gugur yaitu item nomor 10, 17, 28, 52, 53, 60, dan 61 sehingga tersisa

65 nomor aitem yang memenuhi syarat dan dapat digunakan dalam

penelitian. Kemudian peneliti menggugurkan beberapa aitem agar

komposisi aspek dalam blueprint skala persepsi terhadap

keharmonisan keluarga seimbang. Pengguguran aitem ini didasarkan

pada aspek yang aitemnya paling banyak gugur, yaitu aspek

menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. Dalam aspek ini,

aitem yang gugur berjumlah 3 aitem, yaitu 2 aitem pada kolom

favourabel dan 1 aitem pada kolom unfavourabel. Peneliti memilih

beberapa aitem yang mendekati nilai 0,30 atau aitem yang nilai dalam

corrected item total correlationnya tidak terlalu tinggi yaitu aitem

nomor 3, 7, 11, 13, 19, 21, 32, 42, 62, 64, dan 72. Sehingga aitem yang

dianggap gugur menjadi 18 aitem yaitu aitem nomor 3, 7, 10, 11, 13,

17, 19, 21, 28, 32, 42, 52, 53, 60, 61, 62, 64, dan 72. Sehingga jumlah

aitem skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga dalam penelitian

adalah 54 aitem.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

43

Berikut adalah aitem yang gugur setelah uji korelasi aitem total dan

pengguguran aitem:

Tabel 3Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga

Setelah Uji Korelasi Aitem Total

Keterangan: (*) aitem yang gugur (7 aitem)(**) aitem yang digugurkan (11 aitem)

Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga terdiri dari 54

aitem yang telah layak tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti

dan akan digunakan dalam penelitian.

Aspek Nomor item Itemsahih

1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga

F 6, 15, 17*, 26, 40, 52* 4

UF 8, 10*, 33, 43, 59, 67 5

2. Mempunyai waktubersama keluarga

F 3**, 31, 37, 45, 53*, 66 4

UF 7**, 14, 24, 39, 51, 63 53. Mempunyai

komunikasi yang baikantar anggota keluarga

F 2, 23, 34, 49, 62**, 72** 4

UF 9, 19**, 25, 46, 54, 68 5

4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga

F 1, 21**, 35, 48, 60*, 65 4

UF 13**, 16, 29, 44, 58, 71 5

5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim

F 11**, 20, 22, 41, 55,64**

4

UF 5, 28*, 36, 47, 50, 57 56. Adanya hubungan atau

ikatan yang erat antaranggota keluarga

F 12, 18, 32**, 42**, 56,69

4

UF 4, 27, 30, 38, 61*, 70 5Total aitem sahih 54

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

44

Dibawah ini adalah blueprint skala keharmonisan setelah pengguguran

aitem:

Tabel 4Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga

Setelah Uji Coba

No AspekKeharmonisan

Keluarga

Aspek PersepsiTot

Kognitif AfektifFav Unf Fav Unf

1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga

5, 10 6, 23, 46 18, 30 32, 50 9

2. Mempunyai waktubersama keluarga

22, 27 9, 40 34, 49 16, 29, 47 9

3. Mempunyaikomunikasi yang baikantar anggota keluarga

24, 38 17, 41, 51 2, 15 7, 35 9

4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga

1, 37 11, 33 25, 48 20, 45, 54 9

5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim

13, 31 26, 44 14, 42 4, 36, 39 9

6. Adanya hubungan atauikatan yang erat antaranggota keluarga

12, 52 19, 21, 53 8, 43 3, 28 9

Total 27 27 54

b. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas hasil

pengukuran dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan

konsistensi internal dimana hanya akan dilakukan satu kali pengukuran

(single trial administration) kepada sekelompok individu sebagai

subyek penelitian (Azwar, 1999). Reliabilitas ditunjukkan dengan

angka atau koefisien korelasi yang berkisar antara 0 – 1. Semakin

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

45

tinggi koefisien korelasi (mendekati 1) maka alat tes tersebut semakin

reliabel.

Hasil estimasi reliabilitas skala persepsi terhadap keharmonisan

keluarga yang terdiri dari 54 aitem yang valid diuji reliabilitasnya

menunjukkan hasil yang reliabel. Koefisien reliabilitas adalah sebesar

0,962. Sehingga dapat dikatakan skala persepsi terhadap keharmonisan

keluarga telah memenuhi persyaratan keandalan alat ukur.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kuantitatif, yaitu

dengan menggunakan analisis statistik koefisien korelasi. Analisis korelasi

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment

dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

Sebelum melakukan pengambilan data di SMA N 9 Yogyakarta,

peneliti terlebih dahulu meminta ijin penelitian kepada pihak sekolah secara

informal kepada Wali Kelas XI. IA. 5 dan XI. IS. Perijinan secara formal tidak

dilakukan lagi oleh peneliti karena permohonan pengambilan data penelitian

telah disetujui oleh pihak sekolah ketika meminta ijin pelaksanaan uji coba

alat tes.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Proses pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Juni

2010 di SMA N 9 Yogyakarta dengan subyek penelitian yang berjumlah 62

siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan di dalam dua kelas yaitu kelas XI IA

5 dengan jumlah subyek sebanyak 30 siswa dan kelas XI IS dengan subyek

yang berjumlah 32 siswa.

Pengambilan data dilakukan pada saat siswa – siswi telah selesai

mengerjakan ulangan umum kenaikan kelas tahun pelajaran 2009/2010.

Prosedur penelitian dilakukan pada dua kelas secara bersamaan dengan

membagikan skala kepada semua subyek dan hasilnya dikumpulkan pada hari

yang sama sehingga tidak ada data penelitian yang hilang.

46

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

47

C. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN

SMA N 9 Yogyakarta adalah sebuah sekolah yang terletak ditengah

kota Yogyakarta. Pada awalnya sekolah ini bernama SMA ABC Paedagogik,

yang didirikan oleh beberapa tokoh dari Fakultas Sastra Universitas Gajah

Mada Jurusan Paedagogik, yaitu pada tanggal 1 September 1952. Kemudian

sekolah ini berkembang sehingga dapat menempati gedung milik Yayasan

Pancasila di Jalan Sagan No. 1 Yogyakarta. Setelah mengalami beberapa kali

pergantian nama dan kurikulum, pada tanggal 1 Februari 1987 sekolah ini

resmi menggunakan nama SMA Negeri 9 Yogyakarta hingga saat ini. Sekolah

dengan luas bangunan 1.700 m2 ini memiliki visi menjadi institusi

pendidikan yang menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta didik maupun

masyarakat untuk menimba ilmu yang berdasar akhlakul kharimah.

Misi sekolah ini adalah membangun generasi muda yang memiliki

keunggulan intelektual, kecerdasan emosional, ketrampilan, budi pekerti

luhur, iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menciptakan dan

mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif, kreatif, inovatif dan

agamis dan mewujudkan hubungan harmonis antarwarga sekolah, komite

sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Sekolah ini mampu menampung

548 siswa dengan tenaga pengajar sebanyak 71 guru.

Dalam hal prestasi siswa, SMAN 9 Yogyakarta juga telah berhasil

mengantarkan siswa-siswa menuju prestasi yang gemilang baik tingkat

Provinsi, Nasional maupun Internasional. Beberapa prestasi yang

membanggakan tersebut adalah Juara 1 Olympiade Biologi tingkat Nasional

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

48

tahun 2008, Medali Perunggu Olympiade Biologi tingkat Internasional (2008)

di Mumbay India dan Medali Perunggu Olympiade Komputer tingkat

Nasional (2009).

D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

1. Data Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga

Setelah melakukan proses perhitungan pada skala Persepsi terhadap

Keharmonisan Keluarga, maka didapatkan deskripsi statistik data penelitian

seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

Tabel 5Data Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga

Persepsi TerhadapKeharmonisan

Keluarga

STATISTIKN Skor Max Skor Min Mean

Teoritik 59 216 54 135Empirik 59 210 106 158,58

Tabel diatas menunjukkan jumlah mean keseluruhan dari skala

persepsi terhadap keharmonisan keluarga sebesar 158,58. Nilai tertinggi yang

diperoleh sebesar 210 dan nilai terendahnya sebesar 106. Mean teoritik adalah

rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik

tengah alat ukur, sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian

yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata hasil penelitian.

Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga memiliki mean teoritik

sebesar 135 sedangkan mean empiriknya sebesar 158,58 sehingga mean

empirik > mean teoritik. Hal ini menunjukkan adanya jarak perbedaan mean

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

49

sebesar 23,58. Maka melalui data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

terhadap keharmonisan keluarga pada subyek penelitian cenderung positif.

2. Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian

Berikut ini adalah data hasil analisis deskriptif prestasi belajar subyek

penelitian:

Tabel 6Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian

Prestasi Belajar STATISTIKN Skor Max Skor Min Mean

Teoritik 59 100 0 50Empirik 59 83.43 69.21 75,33

Dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah mean dari keseluruhan nilai

subyek penelitian sebesar 75,33. Nilai tertinggi yang diperoleh pada

keseluruhan subyek penelitian sebesar 83.43 dan nilai terendahnya sebesar

69.21.

Melalui data hasil analisis deskriptif pada prestasi belajar dapat terlihat

bahwa mean empirik (75,33) lebih besar daripada mean teoritik (50). Hal ini

menunjukkan adanya jarak perbedaan mean sebesar 25,33. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar subyek penelitian cenderung tinggi.

E. HASIL UJI HIPOTESIS

1. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data penelitian, maka terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji

normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

50

agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data

variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi normal atau tidak.

Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab

pertanyaan apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau

tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi

(Hadi, 2000). Teknik yang digunakan untuk uji normalitas adalah

teknik one sample Kolmogorov-Smirnov test pada program komputer

SPSS for windows 16 yang dikatakan normal apabila p > 0.05. Hasil uji

normalitas pada skala persepsi keharmonisan keluarga dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 7Hasil Uji Normalitas

Persepsi TerhadapKeharmonisan

Keluarga

Prestasi Belajar

Kolmogorov-Smirnov 0,650 0,916Asymp. Sig (2 tailed) 0,791 0,371

Hasil uji normalitas pada tabel diatas menunjukkan probabilitas

data (p) data persepsi terhadap keharmonisan keluarga sebesar 0,791 (p

> 0,05) dan probabilitas data prestasi siswa sebesar 0,371 (p > 0,05).

Hal ini menunjukkan distribusi data pada kedua sampel adalah normal.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

51

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung, selain itu

uji linieritas ini juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi

penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila

penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan

antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi,

2000).

Uji Linearitas dilakukan dengan program SPSS for Windows Versi

16. Hasil dari uji linieritas menunjukkan bahwa hubungan kedua

variabel yaitu persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan

prestasi belajar tidak linier karena taraf signifikasi untuk linieritas

lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) yaitu F = 2.038; p = 0.170 seperti yang

terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8Hasil Uji Linieritas

F SignSkor Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluargadengan Prestasi Belajar

Combined 1.187 0.357Linearity 2.038 0.170

Deviation from linearity 1.165 0.374

2. UJI HIPOTESIS HUBUNGAN

Berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh hasil

koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan taraf signifikansi sebesar 0,091

(p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan positif yang

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

52

signifikan antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan prestasi

belajar. Artinya jika persepsi siswa terhadap keharmonisan keluarganya

semakin positif maka belum tentu diikuti oleh tingginya prestasi belajar

siswa.

F. PEMBAHASAN

Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Slameto

(1995), faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri individu itu

sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani, daya ingat, faktor non-intelektif

yaitu unsur – unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan,

kebutuhan, motivasi, penyesuaian diri, serta kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar individu yang

bersangkutan, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, kelompok sebaya, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan

spiritual.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa lingkungan keluarga

memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa meraih prestasi belajar dan

keluarga yang harmonis akan memungkinkan setiap anggota menggunakan

seluruh potensinya yang juga berlaku dalam proses belajar siswa. Namun,

dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa tidak

ada hubungan positif antara persepsi keharmonisan keluarga terhadap prestasi

belajar karena berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh hasil

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

53

koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan taraf signifikansi sebesar 0,091 (p

> 0,05).

Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain telah

membuktikan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal penting

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut antara lain

adalah mengenai pola asuh orang tua, status sosial ekonomi keluarga dan

ketersediaan sarana dan prasarana belajar di rumah. Namun, hal tersebut tidak

berlaku dalam penelitian ini yang gagal membuktikan adanya hubungan antara

persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar khususnya

pada subyek penelitian yang dipilih oleh peneliti. Terdapat beberapa

kemungkinan faktor yang menyebabkan hipotesis penelitian ini tidak terbukti.

Jika ditinjau dari subyek, penelitian ini menggunakan anak SMA kelas XI

yang termasuk kategori dalam remaja akhir dimana pada tahap usia ini

seseorang sudah ingin lepas dari orang tua dan lebih senang berhubungan

dengan teman sebaya. Seperti yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (2001),

bahwa perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok

teman sebaya dibanding orang tua karena dibanding pada masa kanak-kanak,

remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan

sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman.

Pada umumnya remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama

dengan teman sebaya dibandingkan orangtua dan mendapatkan sumber afeksi,

simpati, pengertian, dan bimbingan moral dari teman sebayanya (Papalia,

Olds, & Feldman, 2004). Karakter interaksi dalam keluarga pun mulai berubah

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

54

pada masa remaja. Remaja mengalami tekanan antara ketergantungannya

terhadap orang tua dan kebutuhan untuk menjadi individu yang mandiri. Hal

ini kemungkinan besar menyebabkan persepsi terhadap keharmonisan

keluarga tidak lagi dianggap penting oleh remaja akhir atau dapat dikatakan

bahwa harmonis atau tidaknya keluarga tidak lagi menjadi masalah bagi

remaja. Selain itu, remaja akhir yang merasakan keluarganya tidak harmonis

kemungkinan sudah dapat beradaptasi dengan keadaan di dalam keluarganya

sehingga peran keharmonisan keluarga tidak lagi memberikan dampak yang

besar bagi subyek.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melalui pengolahan data statistik dengan menggunakan teknik

korelasi Product Moment Pearson didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar

0,176 antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar pada siswa-siswi

kelas II SMA N 9 Yogyakarta, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,091 (p >

0,05) yang berarti menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang

signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak atau

tidak ada hubungan positif yang signifikan antara keharmonisan keluarga

dengan prestasi belajar siswa. Sehingga dapat dikatakan jika keharmonisan

keluarga semakin tinggi maka belum tentu diikuti oleh tingginya prestasi

belajar siswa.

B. SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas,

saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Siswa

Mempertahankan prestasi yang telah diraih karena melalui hasil

penelitian, prestasi belajar siswa tergolong tinggi.

55

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

56

2. Orangtua dan Masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, oleh karena itu diharapkan

orangtua dan masyarakat menyadari bahwa harmonis atau tidaknya

keluarga tidak menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar anak.

Sehingga akan mengubah pandangan masyarakat yang selama ini sering

menunjuk orangtua sebagai penyebab utama kegagalan anak dalam meraih

prestasi belajar.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

57

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional (Prinsip-Teknik-Prosedur). Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka.Cipta.

Azwar, S. 2007. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran PrestasiBelajar. Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______, S. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______, S. 1999. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bailon & Maglaya. A. 1978. Perawatan Kesehatan Keluarga.UP Coleege ofNursing. Dillman. Quezon City. Philippines.

Basri, H. 1999. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama. (edisi empat).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J.P. 1972. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Penilaian Berbasis Kelas untuk KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depkes RI. 1988. Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta : Balai Pustaka.

Djamarah, S. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Duvall & Logan, 1986. Konsep Keluarga. Jakarta: Salemba Medika.

Fudyartanto, Ki RBS. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Fuhrmann, B.S. 1990.Adolescence, adolescent. London: Foresman and Company.

Gunarsa, S. 2004. Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

_______, S. 2002. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK.Gunung Mulia.

57

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

58

Hadi, S. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

_____ S. 2000. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

_____ S. 1991. Analisis Butir untuk Insrumen (Angket, Tes, dan Skala nilaidengan basic A). Yogyakarta : Andi Offset.

Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hawari, D. 1997. Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta:Dana Bhakti Yasa.

Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology: a lifespan approach. Boston:McGraw-Hill.

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development (4th ed). Tokyo: McGraw-HillKogakusha Ltd.

Hutasoit, B. (2010, 28 April). Tidak lulus Ujian Nasional, bunuh diri?blogspot.com. Diunduh tanggal 20 Juni 2010 dari http://www.budiawan-hutasoit.blogspot.com/2010/04/tidak-lulus-ujian-nasional-bunuh-diri.html.

Kartono, K. (1990). Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju.

Kerlinger, F.N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral (Terjemahan olehSimatupang) Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press.

Kimmel, D. C., & Weiner, I. B. (1995). Adolescence: A developmental transition.New York: Wiley.

Mahmud, D. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: DEPDIKBUD.

Makmun, A. S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.Rosdakarya Offset.

Maria, U. 2007. Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diriterhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Skripsi. Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.

Murni, A. 2004. Hubungan Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga DanPemantauan Diri pada Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen PadaRemaja Tesis. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

59

Nurzainun, 2006. Lingkungan Keluarga Harmonis Sejahtera. Edisi Kedua. Jurnal

Lingkungan Keluarga.

Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2004). Human development (8thed.). Boston: McGraw-Hill.

Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Angkasa Raya. Padang.

Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Reber, A S. Reber, E S. (2001). The Penguin dictionary of psychology. Third.Edition. England : Clays LTD.

Santrock, J.W. 1998. Life Span Development. (terjemahan). Boston: Mac Graw-Hill.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Sukmanti, P.P. 2005. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan KonsepDiri Siswa kelas II SMA Negeri 1 Kejobong Tahun Pelajaran 2004/2005.Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: RemajaRosda Karya.

Tallent, N. 1978. Psychology Of Adjusment: Understanding Ourselves and ofHers. New York: Litton Educational. Pub. Inc.

Tu`u, T. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:Grasindo.

Walgito, B. 2002. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi Offset.

Winkel, W.S, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT.Grasindo.

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

60

LAMPIRAN 1

SKALA UJI COBA

60

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

61

SKALA KK

___________________________________________________________________

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : ______________________________

Kelas : __________ No Absen ___________

Umur : ______________________________

Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)

Saat ini tinggal bersama orangtua kandung : Ya / Tidak (coret yang tidak perlu)

___________________________________________________________________

Petunjuk Pengisian:

Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dan pahami setiap

pernyataan tersebut. Kemudian anda dapat memilih pernyataan tersebut dengan

memberikan tanda silang (X) di depan masing-masing pernyataan yang sesuai dengan

keadaan di keluarga anda. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:

SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan pendapat anda

S : Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan pendapat anda

TS : Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan pendapat anda

STS : Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan pendapat anda

Contoh:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS

Pembetulan jawaban:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS

Pilihlah pernyataan yang paling sesuai menurut pendapat anda sendiri karena

tidak ada pilihan jawaban yang salah atau benar. Jawablah pernyataan-pernyataan

berikut dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. Jangan sampai ada satupun

pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

No Pernyataan Pilihan Jawaban1. Menurut saya orangtua memberi kesempatan pada saya untuk

mengungkapkan pendapatSS S TS STS

2. Rasanya jika sedang berada di rumah, saya dan orang tuamengobrol bersama

SS S TS STS

3. Saya merasa orangtua saya menyediakan waktu berkumpuldengan anak – anaknya walaupun hanya sebentar

SS S TS STS

4. Rasanya seperti ada jurang pemisah antara saya denganorangtua

SS S TS STS

5. Saya merasa ayah dan ibu bertengkar tanpa alasan yang jelas SS S TS STS6. Menurut saya, selama ini orangtua saya mengingatkan untuk

menjalankan perintah agamaSS S TS STS

7. Menurut saya, orang tua banyak berada diluar rumah daripadadirumah

SS S TS STS

8. Saya berpikir bahwa terkadang saya dan orangtua lupaberibadah

SS S TS STS

9. Saya merasa sulit mendapatkan waktu untuk berbincang –bincang dengan anggota keluarga saya

SS S TS STS

10. Saya merasa baru dapat memahami cara-cara beribadah saatsaya mendapatkan pelajaran agama

SS S TS STS

11. Saya dapat merasakan keharmonisan hubungan ayah dan ibu SS S TS STS12. Saya merasa dekat dengan orang tua saya SS S TS STS13. Saya berpikir bahwa orangtua merasa benar dengan semua

pendapatnyaSS S TS STS

14. Bagi saya, orangtua sibuk dengan pekerjaannya walaupunsedang berada di rumah

SS S TS STS

15. Saya merasakan adanya suasana yang agamis dalam keluarga SS S TS STS16. Saya beranggapan bahwa orangtua cuek terhadap segala

kegiatan yang saya lakukanSS S TS STS

17. Saya merasa sejak kecil sudah diajarkan cara – cara beribadaholeh orang tua saya

SS S TS STS

18. Saya berpikir bahwa orang tua saya akan ikut merasakankesedihan anak – anaknya

SS S TS STS

19. Rasanya, saya lebih suka menceritakan masalah saya denganteman daripada dengan keluarga

SS S TS STS

20. Menurut saya selama ini hubungan saya dengan orangtuaterjalin dengan baik

SS S TS STS

21. Saya merasa orang tua memberikan dukungan pada cita – citasaya

SS S TS STS

22. Saya merasa keluarga saya tentram dan tidak banyakmenghadapi konflik

SS S TS STS

23. Saya merasa ketika ada masalah, orang tua memiliki waktuuntuk mendengarkan curahan hati saya

SS S TS STS

24. Saya merasa hanya memiliki sedikit waktu untuk dapatmengobrol bersama ayah dan ibu

SS S TS STS

62

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

25. Saya menganggap pertanyaan - pertanyaan yang saya ajukankepada orang tua tidak pernah dijawab dengan baik

SS S TS STS

26. Menurut saya, keluarga biasa beribadah bersama – sama SS S TS STS27. Menurut saya, hubungan di dalam keluarga saya kurang

hangatSS S TS STS

28. Saya menganggap perselisihan dan pertengkaran biasa terjadidi keluarga kami

SS S TS STS

29. Rasanya orangtua memaksa kami untuk melakukan sesuatuyang dikehendakinya

SS S TS STS

30. Saya berpikir bahwa anggota keluarga biasa menyelesaikanmasalahnya sendiri – sendiri tanpa melibatkan anggotakeluarga lainnya

SS S TS STS

31. Menurut saya orangtua masih memperhatikan kami disela –sela kesibukannya

SS S TS STS

32. Saya pikir kegiatan yang saya lakukan mendapat dukungandari orang tua

SS S TS STS

33. Saya menganggap bahwa keluarga saya lebih mematuhiaturan adat daripada mematuhi perintah agama

SS S TS STS

34. Saya pikir komunikasi saya dengan orang tua sudah terjalindengan baik

SS S TS STS

35. Saya merasa orang tua memberi kesempatan pada saya untukbelajar menyelesaikan masalah

SS S TS STS

36. Menurut saya permasalahan kecil bisa memicu konflik didalam keluarga kami

SS S TS STS

37. Saya merasakan bahwa orangtua saya mempunyai waktuuntuk mendengar cerita anak – anaknya

SS S TS STS

38. Saya merasakan hubungan saya dengan orang tua sangat jauh SS S TS STS39. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya karena pekerjaan

merekaSS S TS STS

40. Saya rasa keluarga saya taat beragama SS S TS STS41. Saya pikir ketika ada masalah di dalam keluarga, kami

membicarakannya baik – baikSS S TS STS

42. Rasanya saya dan orangtua memiliki ikatan batin yang kuat SS S TS STS43. Rasanya, keluarga bisa lupa beribadah jika sedang sibuk SS S TS STS44. Saya menganggap bahwa orangtua membanding –

bandingkan kemampuan saya dengan orang lainSS S TS STS

45. Saya rasa orangtua saya dapat membagi waktu untukpekerjaan dan untuk anak – anaknya

SS S TS STS

46. Saya merasa diabaikan oleh orangtua saya walaupun sayapulang larut malam

SS S TS STS

47. Saya merasa jika saya melakukan kesalahan, orangtua marahbegitu saja tanpa memperhatikan penjelasan saya

SS S TS STS

48. Menurut saya, orangtua dapat memahami sifat saya yangberbeda dengan orang lain

SS S TS STS

49. Saya menganggap bahwa orangtua saya biasa mengajak anak SS S TS STS

63

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

- anaknya bertukar pikiran bila ada masalah keluarga50. Saya merasa lebih nyaman berada di luar rumah SS S TS STS51 Menurut pendapat saya, kami terlalu sibuk melakukan

aktivitas kami masing-masing ketika berada dirumahSS S TS STS

52. Saya berpikir bahwa melaksanakan ajaran agama penting bagikeluarga saya

SS S TS STS

53. Saya rasa keluarga saya memiliki kebiasaan menonton acaratelevisi bersama-sama

SS S TS STS

54. Saya pikir, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersamadengan teman – teman daripada bersama dengan orangtua

SS S TS STS

55. Jika saya berada di dalam rumah, rasanya ketegangan –ketegangan di dalam hidup terasa lepas

SS S TS STS

56. Saya merasa biasa bercanda dengan orangtua dan saudarasaya

SS S TS STS

57. Saya menganggap orangtua saya mudah tersinggung danmarah jika dikritik anak – anaknya

SS S TS STS

58. Saya merasa orangtua membuat peraturan dirumah tanpameminta pertimbangan saya

SS S TS STS

59. Saya berpikir bahwa keluarga saya melakukan ibadah hanyasebatas rutinitas saja

SS S TS STS

60. Menurut saya, orangtua terlihat bangga dan senang dengankeberhasilan yang saya raih

SS S TS STS

61. Saya merasa orangtua saya bersikap diam atas kegagalananak – anaknya

SS S TS STS

62. Menurut saya orangtua tampak senang membahas sesuatubersama saya

SS S TS STS

63. Saya merasa kesepian di rumah SS S TS STS64. Menurut saya masalah didalam keluarga biasanya

diselesaikan bersama - sama oleh semua anggota keluargaSS S TS STS

65. Saya dapat merasakan orang tua memberi kepercayaankepada anaknya

SS S TS STS

66. Saya merasa keluarga saya memiliki kebiasaan makanbersama

SS S TS STS

67. Saya rasa keluarga saya melakukan toleransi untuk makananyang dianggap haram oleh agama

SS S TS STS

68. Saya berpikir bahwa orang tua saya enggan berbicara padasaya

SS S TS STS

69. Menurut saya, orang tua akan memberikan bantuan apabilasaya mengalami kesulitan dalam suatu pekerjaan

SS S TS STS

70. Saya menganggap orangtua saya tergolong cuek terhadapkebutuhan anak - anaknya

SS S TS STS

71. Saya merasa orangtua mengekang tingkah laku saya SS S TS STS72. Saya rasa orangtua akan menghubungi anak – anaknya ketika

sedang keluar rumahSS S TS STS

64

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

65

LAMPIRAN 2

RELIABILITAS SKALA UJI COBA

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

66

Reliability

Scale: Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluarga Tryout

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0

Excludeda

0 .0

Total 60 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.962 .963 54

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

67

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.28 .585 60

VAR00002 3.28 .585 60

VAR00004 3.37 .688 60

VAR00005 3.35 .633 60

VAR00006 3.43 .647 60

VAR00008 2.92 .720 60

VAR00009 3.12 .640 60

VAR00012 3.42 .645 60

VAR00014 3.03 .610 60

VAR00015 2.98 .567 60

VAR00016 3.00 .689 60

VAR00018 3.07 .634 60

VAR00020 3.25 .600 60

VAR00022 3.12 .666 60

VAR00023 3.05 .649 60

VAR00024 2.88 .585 60

VAR00025 3.07 .634 60

VAR00026 3.02 .676 60

VAR00027 3.07 .634 60

VAR00029 2.77 .673 60

VAR00030 2.53 .566 60

VAR00031 3.30 .561 60

VAR00033 3.05 .594 60

VAR00034 3.25 .628 60

VAR00035 3.35 .481 60

VAR00036 2.82 .813 60

VAR00037 3.17 .615 60

VAR00038 3.40 .669 60

VAR00039 3.30 .619 60

VAR00040 3.22 .585 60

VAR00041 3.10 .543 60

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

68

VAR00043 2.80 .860 60

VAR00044 2.48 .748 60

VAR00045 3.15 .577 60

VAR00046 3.30 .619 60

VAR00047 2.75 .728 60

VAR00048 3.00 .521 60

VAR00049 2.95 .622 60

VAR00050 2.73 .800 60

VAR00051 2.67 .729 60

VAR00054 2.47 .700 60

VAR00055 2.70 .591 60

VAR00056 3.27 .660 60

VAR00057 2.83 .847 60

VAR00058 2.82 .748 60

VAR00059 3.08 .645 60

VAR00063 2.95 .832 60

VAR00065 3.15 .732 60

VAR00066 2.82 .676 60

VAR00067 2.58 .962 60

VAR00068 3.28 .613 60

VAR00069 3.33 .572 60

VAR00070 3.23 .593 60

VAR00071 3.05 .746 60

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

69

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 161.07 414.945 .422 . .961

VAR00002 161.07 411.012 .590 . .961

VAR00004 160.98 407.237 .635 . .961

VAR00005 161.00 414.610 .401 . .962

VAR00006 160.92 410.552 .548 . .961

VAR00008 161.43 411.436 .459 . .961

VAR00009 161.23 409.402 .600 . .961

VAR00012 160.93 407.385 .673 . .961

VAR00014 161.32 413.779 .451 . .961

VAR00015 161.37 416.338 .375 . .962

VAR00016 161.35 405.113 .713 . .960

VAR00018 161.28 407.868 .667 . .961

VAR00020 161.10 406.939 .746 . .960

VAR00022 161.23 411.368 .501 . .961

VAR00023 161.30 406.620 .700 . .960

VAR00024 161.47 410.694 .604 . .961

VAR00025 161.28 406.918 .705 . .960

VAR00026 161.33 410.124 .539 . .961

VAR00027 161.28 405.901 .745 . .960

VAR00029 161.58 408.044 .620 . .961

VAR00030 161.82 415.678 .405 . .962

VAR00031 161.05 415.031 .437 . .961

VAR00033 161.30 416.553 .348 . .962

VAR00034 161.10 407.380 .694 . .961

VAR00035 161.00 418.271 .348 . .962

VAR00036 161.53 405.304 .592 . .961

VAR00037 161.18 407.101 .720 . .960

VAR00038 160.95 404.692 .751 . .960

VAR00039 161.05 408.726 .649 . .961

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

70

VAR00040 161.13 413.270 .494 . .961

VAR00041 161.25 415.140 .448 . .961

VAR00043 161.55 409.845 .424 . .962

VAR00044 161.87 409.914 .491 . .961

VAR00045 161.20 412.061 .553 . .961

VAR00046 161.05 414.455 .417 . .961

VAR00047 161.60 404.108 .708 . .960

VAR00048 161.35 414.096 .518 . .961

VAR00049 161.40 406.956 .717 . .960

VAR00050 161.62 410.308 .445 . .962

VAR00051 161.68 407.101 .602 . .961

VAR00054 161.88 413.020 .416 . .962

VAR00055 161.65 410.842 .591 . .961

VAR00056 161.08 407.942 .636 . .961

VAR00057 161.52 401.779 .673 . .961

VAR00058 161.53 409.473 .506 . .961

VAR00059 161.27 411.487 .513 . .961

VAR00063 161.40 407.431 .513 . .961

VAR00065 161.20 406.027 .636 . .961

VAR00066 161.53 411.779 .478 . .961

VAR00067 161.77 409.233 .390 . .962

VAR00068 161.07 409.589 .620 . .961

VAR00069 161.02 410.457 .628 . .961

VAR00070 161.12 407.901 .714 . .960

VAR00071 161.30 412.824 .395 . .962

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

164.35 425.350 20.624 54

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

71

LAMPIRAN 3

SKALA PENELITIAN

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

72

SKALA KK

___________________________________________________________________

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : ______________________________

Kelas : __________ No Absen ___________

Umur : ______________________________

Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)

Saat ini tinggal bersama orangtua kandung : Ya / Tidak (coret yang tidak perlu)

___________________________________________________________________

Petunjuk Pengisian:

Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dan pahami setiap

pernyataan tersebut. Kemudian anda dapat memilih pernyataan tersebut dengan

memberikan tanda silang (X) di depan masing-masing pernyataan yang sesuai dengan

keadaan di keluarga anda. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:

SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan pendapat anda

S : Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan pendapat anda

TS : Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan pendapat anda

STS : Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan pendapat anda

Contoh:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS

Pembetulan jawaban:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS

Pilihlah pernyataan yang paling sesuai menurut pendapat anda sendiri karena

tidak ada pilihan jawaban yang salah atau benar. Jawablah pernyataan-pernyataan

berikut dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. Jangan sampai ada satupun

pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

No Pernyataan Pilihan Jawaban1. Menurut saya orangtua memberi kesempatan pada saya

untuk mengungkapkan pendapatSS S TS STS

2. Rasanya jika sedang berada di rumah, saya dan orang tuamengobrol bersama

SS S TS STS

3. Rasanya seperti ada jurang pemisah antara saya denganorangtua

SS S TS STS

4. Saya merasa ayah dan ibu bertengkar tanpa alasan yangjelas

SS S TS STS

5. Menurut saya, selama ini orangtua saya mengingatkanuntuk menjalankan perintah agama

SS S TS STS

6. Saya berpikir bahwa terkadang saya dan orangtua lupaberibadah

SS S TS STS

7. Saya merasa sulit mendapatkan waktu untuk berbincang –bincang dengan anggota keluarga saya

SS S TS STS

8. Saya merasa dekat dengan orang tua saya SS S TS STS9. Bagi saya, orangtua sibuk dengan pekerjaannya walaupun

sedang berada di rumahSS S TS STS

10. Saya merasakan adanya suasana yang agamis dalamkeluarga

SS S TS STS

11. Saya beranggapan bahwa orangtua cuek terhadap segalakegiatan yang saya lakukan

SS S TS STS

12. Saya berpikir bahwa orang tua saya akan ikut merasakankesedihan anak – anaknya

SS S TS STS

13. Menurut saya selama ini hubungan saya dengan orangtuaterjalin dengan baik

SS S TS STS

14. Saya merasa keluarga saya tentram dan tidak banyakmenghadapi konflik

SS S TS STS

15. Saya merasa ketika ada masalah, orang tua memiliki waktuuntuk mendengarkan curahan hati saya

SS S TS STS

16. Saya merasa hanya memiliki sedikit waktu untuk dapatmengobrol bersama ayah dan ibu

SS S TS STS

17. Saya menganggap pertanyaan - pertanyaan yang sayaajukan kepada orang tua tidak pernah dijawab dengan baik

SS S TS STS

18. Menurut saya, keluarga biasa beribadah bersama – sama SS S TS STS19. Menurut saya, hubungan di dalam keluarga saya kurang

hangatSS S TS STS

20. Rasanya orangtua memaksa kami untuk melakukan sesuatuyang dikehendakinya

SS S TS STS

21. Saya berpikir bahwa anggota keluarga biasa menyelesaikanmasalahnya sendiri – sendiri tanpa melibatkan anggotakeluarga lainnya

SS S TS STS

22. Menurut saya orangtua masih memperhatikan kami disela –sela kesibukannya

SS S TS STS

23. Saya menganggap bahwa keluarga saya lebih mematuhiaturan adat daripada mematuhi perintah agama

SS S TS STS

24. Saya pikir komunikasi saya dengan orang tua sudah terjalindengan baik

SS S TS STS

73

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

25. Saya merasa orang tua memberi kesempatan pada sayauntuk belajar menyelesaikan masalah

SS S TS STS

26. Menurut saya permasalahan kecil bisa memicu konflik didalam keluarga kami

SS S TS STS

27. Menurut saya orangtua mempunyai waktu untuk mendengarcerita anak – anaknya

SS S TS STS

28. Saya merasakan hubungan saya dengan orang tua sangatjauh

SS S TS STS

29. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya karenapekerjaan mereka

SS S TS STS

30. Saya pikir keluarga saya taat beragama SS S TS STS31. Saya pikir ketika ada masalah di dalam keluarga, kami

membicarakannya baik – baikSS S TS STS

32. Rasanya, keluarga bisa lupa beribadah jika sedang sibuk SS S TS STS33. Saya menganggap bahwa orangtua membanding –

bandingkan kemampuan saya dengan orang lainSS S TS STS

34. Saya rasa orangtua saya dapat membagi waktu untukpekerjaan dan untuk anak – anaknya

SS S TS STS

35. Saya merasa diabaikan oleh orangtua saya walaupun sayapulang larut malam

SS S TS STS

36. Saya merasa jika saya melakukan kesalahan, orangtuamarah begitu saja tanpa memperhatikan penjelasan saya

SS S TS STS

37. Menurut saya, orangtua dapat memahami sifat saya yangberbeda dengan orang lain

SS S TS STS

38. Saya menganggap bahwa orangtua saya biasa mengajakanak - anaknya bertukar pikiran bila ada masalah keluarga

SS S TS STS

39. Saya merasa lebih nyaman berada di luar rumah SS S TS STS40. Menurut pendapat saya, kami terlalu sibuk melakukan

aktivitas kami masing-masing ketika berada dirumahSS S TS STS

41. Saya pikir, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersamadengan teman – teman daripada bersama dengan orangtua

SS S TS STS

42. Jika saya berada di dalam rumah, rasanya ketegangan –ketegangan di dalam hidup terasa lepas

SS S TS STS

43. Saya merasa biasa bercanda dengan orangtua dan saudarasaya

SS S TS STS

44. Saya menganggap orangtua saya mudah tersinggung danmarah jika dikritik anak – anaknya

SS S TS STS

45. Saya merasa orangtua membuat peraturan dirumah tanpameminta pertimbangan saya

SS S TS STS

46. Saya berpikir bahwa keluarga saya melakukan ibadah hanyasebatas rutinitas saja

SS S TS STS

47. Saya merasa kesepian di rumah SS S TS STS48. Saya dapat merasakan orang tua memberi kepercayaan

kepada anaknyaSS S TS STS

49. Saya merasa keluarga saya memiliki kebiasaan makan SS S TS STS

74

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

bersama50. Saya rasa keluarga saya melakukan toleransi untuk

makanan yang dianggap haram oleh agamaSS S TS STS

51. Saya berpikir bahwa orang tua saya enggan berbicara padasaya

SS S TS STS

52. Menurut saya, orang tua akan memberikan bantuan apabilasaya mengalami kesulitan dalam suatu pekerjaan

SS S TS STS

53. Saya menganggap orangtua saya tergolong cuek terhadapkebutuhan anak - anaknya

SS S TS STS

54. Saya merasa orangtua mengekang tingkah laku saya SS S TS STS

75

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

76

LAMPIRAN 4

DATA LEGER NILAI SEMESTER 1

TAHUN AJARAN 2009/2010 SMA N 9

YOGYAKARTA

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

No. Nama Siswa Rata-rata Nilai

Semester 1

1 Archilla 73.78571429

2 Buyung 72.28571429

3 Delta 82.85714286

4 Dessy 81.78571429

5 Diah 77.71428571

6 Elisabeth 74.92857143

7 Elisha 75.57142857

8 Elsa 71.57142857

9 Esry 79.14285714

10 Fauzina 79.57142857

11 Frederika 74.35714286

12 Kusuma 75.35714286

13 Luthfi 71.85714286

14 Mada 74.57142857

15 Margaretha 77.85714286

16 Mentari 70.57142857

17 Mirza 80.85714286

18 Muhammad Najih 72.85714286

19 Nuris 73.92857143

20 Patrecia 74.92857143

21 Pramita 77.64285714

22 Regiana 69.21428571

23 Reza indra 74.28571429

24 Sandhy 72.92857143

25 Silamba 76.78571429

26 Suhartini 79.5

27 Vika ratna 78.71428571

28 Vito ninggar 74.42857143

29 Wiby 76.14285714

30 Abdurahman 74.21428571

31 Adelheid 79.21428571

32 Alinda 83.42857143

33 Arif 80.78571429

34 Deta 75.85714286

35 Fauzan 77.07142857

DATA LEGER NILAI SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SMA 9 YOGYAKARTA

77

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

36 Gilar 72.85714286

37 Hanif 73.07142857

38 Iga 74.35714286

39 Intan 75.42857143

40 Maghisya 73.35714286

41 Miladunkarohmah 72.14285714

42 Misa 73.92857143

43 Muhammad 75.07142857

44 Nabila 71.5

45 Nana 75.78571429

46 Naveda 72.85714286

47 Nenda 74.64285714

48 Nida 81.35714286

49 Riazallma 77.14285714

50 Sisca 76.28571429

51 Soca 72.42857143

52 Sriyani 74.57142857

53 Stefanus 74.21428571

54 Tarina 72.28571429

55 Tito 79.5

56 Vikita 72.64285714

57 Yohana 77.14285714

58 Yohanes 73.28571429

59 Zulhan 74.07142857

78

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

79

LAMPIRAN 5

ANALISIS DATA

SKALA PENELITIAN

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

80

Reliability

Scale: Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluarga

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 59 100.0

Excludeda

0 .0

Total 59 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.957 .958 54

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

81

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

item1 3.27 .552 59

item2 3.27 .520 59

item3 3.17 .769 59

item4 3.15 .690 59

item5 3.34 .576 59

item6 2.78 .671 59

item7 2.98 .572 59

item8 3.19 .629 59

item9 2.85 .582 59

item10 2.97 .490 59

item11 2.88 .590 59

item12 2.92 .596 59

item13 3.07 .521 59

item14 2.95 .628 59

item15 2.86 .706 59

item16 2.68 .655 59

item17 2.88 .697 59

item18 3.02 .656 59

item19 2.85 .738 59

item20 2.78 .645 59

item21 2.63 .554 59

item22 3.24 .567 59

item23 2.86 .601 59

item24 3.19 .541 59

item25 3.24 .468 59

item26 2.51 .704 59

item27 3.14 .655 59

item28 3.00 .788 59

item29 3.02 .754 59

item30 2.92 .702 59

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

82

item31 3.03 .586 59

item32 2.73 .639 59

item33 2.32 .797 59

item34 3.07 .553 59

item35 3.08 .772 59

item36 2.68 .776 59

item37 2.95 .628 59

item38 3.07 .553 59

item39 2.73 .739 59

item40 2.61 .695 59

item41 2.49 .679 59

item42 2.83 .647 59

item43 3.14 .681 59

item44 2.81 .776 59

item45 2.86 .681 59

item46 2.88 .697 59

item47 2.69 .771 59

item48 3.10 .635 59

item49 2.78 .696 59

item50 2.83 .894 59

item51 3.00 .743 59

item52 3.20 .550 59

item53 3.08 .702 59

item54 3.02 .707 59

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

83

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 155.31 380.009 .471 . .957

item2 155.31 375.388 .735 . .956

item3 155.41 370.556 .652 . .956

item4 155.42 375.421 .544 . .956

item5 155.24 384.012 .271 . .957

item6 155.80 386.199 .144 . .958

item7 155.59 377.625 .562 . .956

item8 155.39 373.276 .690 . .956

item9 155.73 380.649 .417 . .957

item10 155.61 381.414 .460 . .957

item11 155.69 376.319 .603 . .956

item12 155.66 382.400 .331 . .957

item13 155.51 375.047 .750 . .956

item14 155.63 375.617 .594 . .956

item15 155.71 373.209 .614 . .956

item16 155.90 374.714 .604 . .956

item17 155.69 371.250 .697 . .956

item18 155.56 382.147 .307 . .957

item19 155.73 374.201 .550 . .956

item20 155.80 375.234 .592 . .956

item21 155.95 384.222 .273 . .957

item22 155.34 377.745 .562 . .956

item23 155.71 381.140 .382 . .957

item24 155.39 377.207 .617 . .956

item25 155.34 382.469 .425 . .957

item26 156.07 375.685 .523 . .956

item27 155.44 372.389 .697 . .956

item28 155.58 376.145 .448 . .957

item29 155.56 376.423 .460 . .957

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

84

item30 155.66 381.573 .306 . .957

item31 155.54 376.666 .591 . .956

item32 155.85 380.994 .363 . .957

item33 156.25 374.848 .485 . .957

item34 155.51 376.047 .658 . .956

item35 155.49 369.151 .698 . .956

item36 155.90 369.610 .679 . .956

item37 155.63 375.065 .617 . .956

item38 155.51 376.013 .659 . .956

item39 155.85 369.821 .707 . .956

item40 155.97 377.654 .456 . .957

item41 156.08 377.044 .491 . .957

item42 155.75 374.400 .624 . .956

item43 155.44 372.113 .680 . .956

item44 155.76 369.598 .679 . .956

item45 155.71 373.485 .627 . .956

item46 155.69 376.940 .482 . .957

item47 155.88 371.348 .623 . .956

item48 155.47 378.426 .471 . .957

item49 155.80 376.682 .492 . .957

item50 155.75 386.331 .095 . .959

item51 155.58 370.835 .667 . .956

item52 155.37 376.169 .655 . .956

item53 155.49 371.358 .688 . .956

item54 155.56 377.044 .470 . .957

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

158.58 390.455 19.760 54

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

85

Descriptive Persepsi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

persepsi 59 158.58 19.760 106 210

Descriptive Prestasi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

prestasi 59 75.5339 3.16757 69.21 83.43

NPar Tests (Uji Normalitas) persepsi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

persepsi

N 59

Normal Parametersa

Mean 158.58

Std. Deviation 19.760

Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .650

Asymp. Sig. (2-tailed) .791

a. Test distribution is Normal.

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

86

NPar Tests (Uji Normalitas) prestasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

prestasi

N 59

Normal Parametersa

Mean 75.5339

Std. Deviation 3.16757

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .371

a. Test distribution is Normal.

Means (Uji Linieritas)

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

prestasi * persepsi 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

87

Report

prestasi

persepsi Mean N Std. Deviation

106 69.2143 1 .

116 74.3571 1 .

129 80.8571 1 .

134 71.8571 1 .

136 73.9286 1 .

138 73.0714 1 .

139 79.5000 1 .

140 72.8571 1 .

142 74.2500 2 .45457

143 73.6607 4 1.67350

146 74.3571 1 .

147 72.6429 1 .

149 77.5000 3 4.64615

150 79.8571 2 5.05076

151 72.2857 1 .

152 75.4286 1 .

153 74.5357 2 2.27284

154 79.5000 1 .

155 77.8571 1 .

156 78.4762 3 4.89186

157 74.9286 1 .

158 73.5357 2 .95964

159 77.4643 2 2.37386

160 74.4286 1 .

161 77.6429 1 .

162 72.1429 1 .

164 73.4643 2 2.67690

167 78.0000 2 1.71726

168 73.7500 2 .65660

171 76.5714 3 1.45861

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

88

173 74.2857 1 .

174 70.5714 1 .

175 71.5000 1 .

180 75.5714 1 .

182 81.3571 1 .

187 76.6786 2 2.87893

189 73.3571 1 .

193 77.1429 1 .

199 77.1429 1 .

202 79.5714 1 .

210 73.7857 1 .

Total 75.5339 59 3.16757

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

90

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

prestasi * persepsi Between Groups (Combined) 421.979 40 10.549 1.187 .357

Linearity 18.114 1 18.114 2.038 .170

Deviation from Linearity 403.864 39 10.355 1.165 .374

Within Groups 159.964 18 8.887

Total 581.942 58

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIRrepository.usd.ac.id/28905/2/069114011_Full[1].pdf · dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia

91

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

prestasi * persepsi .176 .031 .852 .725

Correlations

persepsi prestasi

persepsi Pearson Correlation 1 .176

Sig. (1-tailed) .091

N 59 59

prestasi Pearson Correlation .176 1

Sig. (1-tailed) .091

N 59 59