Edisi 06, Karya Indonesia 1

32
1 Edisi 06, Karya Indonesia

Transcript of Edisi 06, Karya Indonesia 1

Page 1: Edisi 06, Karya Indonesia 1

1Edisi 06, Karya Indonesia

Page 2: Edisi 06, Karya Indonesia 1

2 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 3: Edisi 06, Karya Indonesia 1

3Edisi 06, Karya Indonesia

Page 4: Edisi 06, Karya Indonesia 1

4 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 5: Edisi 06, Karya Indonesia 1

5Edisi 06, Karya Indonesia

Page 6: Edisi 06, Karya Indonesia 1

6 Karya Indonesia, Edisi 06

aktualita

MenjadiPeluang6 Karya Indonesia, Edisi 06

KetikaPasarDomestik

Page 7: Edisi 06, Karya Indonesia 1

7Edisi 06, Karya Indonesia 7Edisi 06, Karya Indonesia

Ibarat sebuah pribahasa mengatakan semutdi seberang lautan kelihatan, gajah dipelupuk mata tak kelihatan. Ungkapan

pribahasa yang kurang lebih berartipermasalahan kecil di negeri orang bisaterlihat, namun masalah besar di hadapan kitasendiri justru tidak diketahui, tampaknyasangat sesuai dengan kondisi bangsa Indonesiaselama ini. Betapa tidak, pemerintah danbangsa Indonesia selama ini lebih banyakmemfokuskan pertumbuhan ekonomi darikegiatan ekspor ke luar negeri, sedangkanpemanfaatan pasar di dalam negeri (pasardomestik) yang sebetulnya memiliki potensiyang tidak kalah besarnya justru seringkalidilupakan.

Padahal pasar domestik yang terus tumbuhdari tahun ke tahun dengan jumlah pendudukyang kini mencapai lebih dari 210 juta jiwamerupakan sebuah pasar yang tidak bisadianggap kecil. Bahkan pasar denganpenduduk lebih dari 210 juta jiwa merupakansebuah potensi ekonomi yang sangat besar dandapat dijadikan sebagai tumpuan utamadalam pengembangan berbagai produk buatandalam negeri.

Dengan mengandalkan pemasaran didalam negeri, sebuah perusahaan yangmengembangkan produk lokal dapat mencapaiskala ekonomi (economic scale) dalampengembangan produknya hanya denganbertumpu pada pasar domestik, bahkan tidakhanya berhenti sampai di situ, perusahaantersebut pun dapat meraup keuntungan besardengan memanfaatkan potensi pasar di dalamnegeri. Sisa atau kelebihan produksi di dalamnegeri yang tidak dapat terserap lagi di pasardomestik, dapat dilempar ke pasar eksporsebagai tambahan keuntungan bagiperusahaan.

Namun sayangnya pasar domestik yangterus tumbuh yang didukung denganpertumbuhan ekonomi yang cukup tinggiselama dua dekade lalu justru tidak banyak

disadari potensinya oleh kalangan perusahaandi dalam negeri. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan nasional ketika itu lebih banyakmembidik pasar ekspor sebagai tumpuanpemasarannya ketimbang pasar domestik.Tidak mengherankan apabila ketika itu banyakindustri yang didirikan di Indonesia denganpasar ekspor sebagai sasaran pemasaran.

Bahkan, ketika itu banyak industri yangtetap didirikan sekalipun dukungan bahan

baku, bahan penolong atau komponenpendukung lainnya tidak tersedia di dalamnegeri sehingga semuanya harus diimpor dariluar. Semua itu, dilakukan hanya karenatergiur oleh pasar ekspor yang memang sangatmenggoda. Padahal, industri yang tidak kuatstrukturnya itu atau dikenal dengan istilahfootloose industry, sangat rentan terhadapberbagai gejolak yang terjadi pada salah satubagian dari industri tersebut seperti gejolakyang terjadi terhadap harga atau perubahannilai tukar mata uang dan ketersediaanpasokan bahan baku, bahan penolong ataukomponen pendukung lainnya. Kondisitersebut terus terakumulasi hingga akhirnyaketik terjadi krisis ekonomi dan moneterpertengahan tahun 1997 hampir seluruhpondasi ekonomi yang bertumpu pada industridi tanah air berantakan dalam waktu sekejap.

Di sisi lain, kalangan industri dan pemasokberbagai barang kebutuhan masyarakat di luarnegeri jauh-jauh hari sebelumnya telahmengincar pasar domestik Indonesia sebagaipasar yang lukratif. Bahkan, terusmeningkatnya volume permintaan di pasardomestik Indonesia ketika itu telah mendorongkalangan pelaku bisnis mancanegara untukmenjuluki Indonesia sebagai The New

Emerging Market in The World. Namunmomentum yang sangat baik tersebut tidakbanyak disadari atau dimanfaatkan olehkalangan pengusaha Indonesia sendiri, karenakebanyakan pengusaha Indonesia lebih banyaktertarik untuk meraih potensi di pasar eksporyang ketika itu juga sedang tumbuh cukupsignifikan.

Setelah sekian tahun berlalu dan pasarekspor kini tidak semenarik dulu lagi akibat

Page 8: Edisi 06, Karya Indonesia 1

8 Karya Indonesia, Edisi 06

aktualitaaktualita

8 Karya Indonesia, Edisi 06

pertumbuhan ekonomi dunia yang juga terusmenurun serta banyak negara di dunia yangkini mulai memproteksi pasar domestiknyadengan memperketat arus perdaganganmelalui penerapan berbagai instrumentkebijakan hambatan dagang, baik berupahambatan tarif maupun hambatan nontarif,maka banyak pengusaha Indonesia yang kiniharus mulai melirik kembali potensi pasardomestik yang sempat ditinggalkan itu. Makinmaraknya pembentukan blok perdaganganregional dan bilateral melalui kesepakatanFree Trade Area (FTA) juga menjadi faktorpemicu lainnya bagi sejumlah negara,termasuk Indonesia, untuk mulai menerapkankebijakan inward looking dengan memperkuatpasar domestiknya.

Walaupun agak sedikit terlambat,tampaknya harus diakui bahwa Indonesia kiniharus sudah mulai belajar dari pengalamanChina yang mampu membangun ekonominegaranya dengan bertumpu padapemanfaatan potensi pasar domestik yangsangat besar. Bahkan Jepang dan Korea punmerupakan dua negara yang kini tumbuhmenjadi negara industri yang disegani dandiakui dunia karena mereka mampumelindungi dan memanfaatkan pasardomestiknya untuk mendukung pertumbuhanindustri nasionalnya. Walaupun pasar domestik

Jepang dan Korea terhitung relatif kecil jikadibandingkan dengan pasar domestik China,namun dengan memanfaatkan pasar domestiksebagai captive market maka industri merekapun mampu tumbuh menjadi industri yangdisegani dunia.

Pengembangan ekonomi nasional denganbertumpu pada pemanfaatan pasar domestik(tentunya dengan tanpa mengabaikan potensidi pasar ekspor) sebetulnya juga dapatdilakukan Indonesia, seperti juga telahterbukti berhasil dilakukan oleh Jepang, China

Page 9: Edisi 06, Karya Indonesia 1

9Edisi 06, Karya Indonesia 9Edisi 06, Karya Indonesia

dan Korea. Bahkan peluang untuk berhasilnyapengembangan ekonomi dengan bertumpupada pasar domestik di Indonesia jauh lebihbesar ketimbang di Jepang dan Koreamengingat potensi pasar domestik di Indonesiajauh lebih besar ketimbang potensi pasardomestik di kedua negara Asia Timur tersebut.

Salah satu indikator yang dapat digunakanuntuk mengukur seberapa besar potensi pasardomestik di Indonesia adalah dengan melihatperkembangan nilai perdagangan besar danperdagangan eceran dari tahun ke tahun yangterus meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik(BPS), pada tahun 1999 nilai perdaganganbesar di Indonesia mencapai Rp 47,04 triliun,sedangkan nilai perdagangan ecerannyamencapai Rp 84,92 triliun (total nilai keduasubsektor mencapai Rp 131,96 triliun). Padatahun 2000 total nilai kedua subsektorperdagangan mencapai Rp 141,31 triliun(perdagangan besar Rp 50,73 triliun danperdagangan eceran Rp 91,58 triliun). Padatahun 2001 total nilai kedua subsektorperdagangan naik menjadi Rp 167,43 triliun(perdagangan besar Rp 59,68 triliun danperdagangan eceran Rp 107,74 triliun). Padatahun 2002 total nilai kedua subsektorperdagangan naik lagi menjadi Rp 181,90

triliun (perdagangan besar Rp 64,85 triliun danperdagangan eceran Rp 117,06 triliun,sedangkan pada tahun 2003 total nilai keduasubsektor perdagangan menjadi Rp 199,35triliun perdagangan besar Rp 71,67 triliun danperdagangan eceran Rp 128,28 triliun).

Untuk mendorong upaya pemanfaatanpotensi yang cukup besar tersebut, maka pasardomestik perlu diperkuat melalui mekanismepasar yang tidak terdistorsi. Beberapa langkahyang perlu dilakukan antara lain mendorongpromosi peningkatan penggunaan produksidalam negeri agar produksi hasil industri danpersentase peredarannya di pasar domestiksemakin meningkat. Dengan demikiandiharapkan impor berbagai barang konsumsidapat berkurang.

Selain itu, juga perlu dilakukanpegembangan sistem distribusi nasional untukmendukung kelancaran arus barang, sekaligusmemperkecil disparitas harga antar daerah,mengurangi fluktuasi harga dan menciptakanmargin distribusi yang proporsional antaraprodusen dan konsumen dengan sasaran akhirtersedianya barang yang cukup di pasar sesuaikebutuhan pada tingkat harga yang wajar.

Upaya lainnya yang diperlukan untukmemperkuat pasar domestik adalahmengamankan pasar dalam negeri dari praktek

persaingan yang tidak adil, khususnyaterhadap persaingan dengan barang-barangimpor illegal atau terhadap barang impor yangmasuk dengan harga dumping atau subsidiserta terhadap barang-barang impor yang tidakmemenuhi standard, tidak memenuhiketentuan penerapan label, klausula baku,cara menjual, periklanan dan fasilitas purnajual. Upaya pengamanan pasar dalam negeritersebut dapat dilakukan denganmengimplementasikan sistem pengawasanbarang dan jasa beredar secara konsekuen danberkelanjutan. Upaya tersebut selain dapatmelindungi produsen lokal, juga sekaligusmelindungi konsumen di dalam negeri sertamampu mendorong peningkatan daya saingbarang dan jasa produksi dalam negeri.

Page 10: Edisi 06, Karya Indonesia 1

10 Karya Indonesia, Edisi 06

Tak LekangTak LekangTak LekangTak LekangTak LekangTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan Zaman

Made In Indonesia

S salah seorang dari sekian banyakperajin itu adalah Asep Saipullah,27 tahun. Ayah satu anak yang hanya

tamatan Sekolah Dasar ini sejak umur 15 tahunmenjadi pengrajin lampu patri di desanya,Kampung Gentur. “Cuma saat itu sayamengambil upah,” ujarnya.

Dari sinilah Asep belajar teknik membuatlampu. Mulai dari yang gampang sampai yangmempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semua itudipelajari Asep dengan tekun.

Kerajinan Lampu PatriKerajinan Lampu PatriKerajinan Lampu PatriKerajinan Lampu PatriKerajinan Lampu Patri

Tak LekangTak LekangTak LekangTak LekangTak LekangTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan ZamanTermakan Zaman

Sembilan tahun menjadi pekerja danmerasa mahir, Asep Saipullah kemudianmemutuskan membuka usaha sendiri.Tepatnya tahun 2002 lalu. “Modalnya pinjamsama orangtua dan dikasih 20 juta,” ungkappria bertubuh gempal ini.

Setelah siap, Asep mulai produksi. Berbagaijenis dan ukuran lampu ia buat sambilmemasarkan sediri. Awalnya ia mencaripelanggan hanya di sekitar Cianjur saja.Hasilnya? Cukup bagus, ia tidak bisamengerjakan sendiri lagi. Ia butuh beberapa

Cianjur, Jawa Barat, tidakhanya memiliki berasberkualitas bagus. Wilayahpegunungan yang terletakantara Bandung dan Jakartaini juga terkenal denganpengerajin lampu patri aliaslampu hias.

10 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 11: Edisi 06, Karya Indonesia 1

11Edisi 06, Karya Indonesia

pekerja untuk membantunya dengan bayaransistem borongan. “Sekarang pekerja saya ada15 orang. Rata-rata perbulan mereka terimasekitar Rp 500 ribu,” akunya.

Merambah Pasar Bali

Setelah merasa pasar Cianjur sudah mulaijenuh karena saingan yang banyak, Asepberangkat ke Bali. Di pulau Dewata ini iamelihat prospeknya sangat menjanjikan. “DiBali kan banyak orang asing dan mereka pastisuka dengan lampu patri karena modelnyaantik,” naluri bisnis Asep seperti berbisik. Danbetul saja, sambutan pasar dari pulau wisataini cukup luar biasa. “Sekarang paling tidakdalam sebulan saya kirim satu truk lampu keBali dengan berbagai ukuran dan bentuk,” kataAsep bangga.

Bukan hanya Bali, Asep juga memasoklampu patri ke Jakarta, Jogyakarta danSurabaya. “Cuma order kota-kota ini masihkalah dengan Bali”.

Soal harga, kata Asep, sangat bervariasi.Tergantung besar dan tingkat kesulitannya.“Inikan seratus persen pekerjaan tangan. Jadiharga sangat ditentukan oleh tingkat kesulitan,“ ungkap Asep yang menjual produknyaberkisar antara Rp.50 ribu - Rp 400 ribu.

Jenis lampu, yang paling murah adalahlampu dinding. Selain kecil, pengerjaannyarelatif gampang. Sedangkan yang paling mahaladalah lampu gantung model piramid. “Tapiyang paling banyak peminatnya adalah lampuStar Love SS. Terutama untuk Bali,” Asepmengaku bisa mengerjakan lampu patri sesuaidengan permintaan, asalkan membawa fotoatau gambar yang diinginkan.

Asep juga mengaku tidak tahu persiskenapa hampir semua warga kampung Genturmempunyai keahlian membuat lampu patri.Tapi dari cerita para orang tua, kemampuan

Asep SaipullahKp.Babakan, Desa Bang Bayang,Kec.Warung KondangKab.Cianjur, Jawa Barat.Hp 0812 146 7563

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

itu turun temurun dari nenek moyang mereka.“Cuma awalnya tidak banyak model sepertiini. Hanya kaleng kerupuk yang dibolongi laludikasih kaca. Kalau mau hitam, ya dicat hitam.Kalau mau merah, cat merah,” cerita Asep.Sekarang modelnya sudah jauh majubervariatif. Ada model bintang, kristal,piramid, maroco dan sebagainya. “Namunkesan bahwa lampu patri dibuat dari ilmuwarisan nenek moyang, tidak hilang karenakeantikannya. Jadi, boleh dikatakan lampupatri tidak termakan zaman,” lanjutnya.

Lampu patri kekuatannya bisa puluhantahun. Bahkan kata Asep, bisa seumur hidupkarena bahannya tidak gampang kena karat.Namun biar warna kuningnya tidak pudarbahkan menghitam, hendaknya secara rutindibersihkan dengan menggunakan obat gosokBrasso atau Rabson, minimal tiga bulan sekali.

Tahapan membuat lampu patri adalahsebagai berikut. Pertama, bahan (kuningansari) dipotong, lalu dibentuk sesuai model.Siapkan kaca dan dipotong sesuai ukuran danmodel yang dikehendaki. Bisa pulamenggunakan kaca warna atau kaca motif.

Setelah itu bahan kuningan yang sudahdibentuk tadi dirangkai menggunakan patri.Setelah itu, masukkan kaca, lalu patri lagi.Demikian seterusnya sampai membentuk satumodel yang diinginkan.

Sebelum dipasarkan, Asep selalumengkontrol dahulu hasil kerja karyawannya.Ada tidak kaca yang pecah atau gompal. Adatidak patrian yang lepas atau tidak kuat. “Sayasangat memperhatikan sekali kualitas barangyang dibuat. Saya, keluarga dan 15 orangkaryawan bergantung dari usaha ini. Sayaberharap sekali usaha ini akan lebih maju lagi,kalau bisa sih ekspor,” kata Asep berharap.Harapan Asep itu jelas juga menjadi harapanke 15 karyawan, agar pendapatan mereka bisameningkat lagi dari sekarang.

11Edisi 06, Karya Indonesia

Asep Saipullah

Page 12: Edisi 06, Karya Indonesia 1

12 Karya Indonesia, Edisi 06

Industri PerakKotagede

Made In Indonesia

U saha kerajinan perak Kotagede,Yogyakarta, tidak hanya terkenal didalam negeri, tetapi juga di

mancanegara. Proses pembuatan yang masihtergolong tradisional dengan gaya ukiran khasYogya, menjadikan benda yang sering dibuatsebagai cinderamata ini tersohor di mana-mana.

Dengan bahan baku yang dipasok langsungoleh PT. Aneka Tambang melalui koperasibinaannya, para pengrajin menjadi lebihkreatif mendisain karya-karya mereka. Ribuanmaha karya telah tercipta dengan berbagaimodel. Usaha kerajinan ini memang tidak sertamerta berdiri begitu saja, melainkan telahberumur cukup panjang, sejak zaman kolonialBelanda. Tak heran bila di Kotagede, hampirdi setiap sudut kota pasti ada pengrajin perak.

Berbekal ketrampilan yang telah diwarisisecara turun temurun, jadilah mereka pebisnisperak. Kalau pada awalnya hanya mengerjakan

untuk keperluan rumah tangga di lingkunganKeraton saja, kini bisnis ini telah merambahke berbagai rumah, hotel, bahkan istanamancanegara. Biasanya para pembesarmemperolehnya dari cinderamata yangdiberikan oleh para pejabat tinggi negara kitayang berkunjung ke negara mereka.

Proses pembuatannya, pertama perak yangmasih berupa butiran dilebur dengan titiklebur hingga 1300°c. Kemudian dicampurtembaga sebanyak 7,5%, sehingga kadar perakmenjadi 92,5%. Setelah proses peleburanselesai, bahan kemudian dituang ke dalamcetakan yang berbentuk batangan danlempengan perak. Dengan mesin yangsederhana, lempengan perak ini dapat puladibentuk menjadi kawat-kawat perak denganukuran yang beragam.

Proses selanjutnya adalah pembentukan.Lempengan-lempengan perak tersebutkemudian dibentuk sesuai gambar yang telah

Berdiri sejak zamankolonial Belanda. Taksalah kalau kemudiandi Kotagede, hampir disetiap sudut kota adapengrajin perak.

Industri PerakKotagede

Tom’s Silver

12 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 13: Edisi 06, Karya Indonesia 1

13Edisi 06, Karya Indonesia

Tom’s SilverJl. Mondorakan No. 1Kota Gede, YogyakartaTelp. [0274] 375 207

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

dibuat. Setelah dibentuk, kemudian diukirmenjadi hiasan yang sangat indah. Agar hasilyang telah dibuat menjadi kuat, dilakukanpematrian pada bagian-bagian tertentu.Misalnya pada sambungan dan lain sebagainya.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,harus direndam dalam cairan H2SO4 (Acid)agar noda hitamnya hilang. Kemudian dikikirdan diamplas untuk menambah efek kemilaupada perak.

Bisnis ini memang sangat luar biasa dayapikatnya karena keuntungan yang diperolehcukup besar. Para pengrajin dapatmemperoleh keuntungan minimal 25 persensetiap transaksi. Makin rumit prosespembuatannya, atau makin unik modelukirannya, makin melambung harganya. Andamungkin tidak percaya, ada teaset denganharga Rp. 150 juta ? Tapi itulah yang terjadidi toko Tom’s Silver, toko yang menjadilangganan para petinggi negeri ini.

Gus Dur salah satunya. Ketika menjadipresiden, ia pernah memesan kerajinan perakberbentuk candi Borobudur dengan ukuran 80cm x 80 cm. Benda seharga Rp. 250 juta itukonon diberikan pada salah satu pemimpin diEropa sebagai cinderamata saat ia berkunjungke sana. Di toko ini ada pula sebuah hiasanukiran bentuk kereta kencana dengan bandrol9 juta rupiah lebih, dan hiasan berbentukburung merak seharga Rp. 4 juta.

Toko yang diawaki sekitar 50 orangkaryawan ini tidak hanya menjual produkdengan harga selangit, tetapi juga denganharga sangat terjangkau. Seperti sebuah cincinperak dengan disain yang menawan misalnya,dapat Anda miliki hanya dengan membayarRp.15.000 saja. Modelnyapun beragam. JikaAnda tidak puas hanya dengan bahan perak,ada dapat memilih cincin kombinasi antaraperak dan emas seharga Rp. 700.000,-

Di atas lahan seluas ± 6000 m2 ini Andajuga dapat menyaksikan proses kegiatankerajinan perak. Mulai dari peleburan,pembentukan, hingga pengukiran. Toko yangmerupakan pewaris generasi ke 4 ini jugamenerima titipan dari para pengrajin lainnya.Toko yang mempunyai omset Rp. 300 jutaperbulan dengan profit sekitar 25% ini, telahmengekspor berbagai produk kerajinan perakke berbagai negara Eropa, Amerika, Jepangdan lain sebagainya. Keberhasilan usaha inikarena kejelian manajemen yang dikomandanioleh Hj. Zunizar, yang merupakan generasi keempat, dalam melihat peluang usaha. Sepertipada musim liburan sekolah misalnya, toko inimenyediakan produk-produk dengan hargayang sangat murah agar dapat terjangkau olehpara pelajar dan mahasiswa. Sebaliknya bilamusim liburan (Juni dan Juli), toko inimenyediakan produk-produk menengah keatas dengan desain yang sangat indah dandisesuaikan dengan selera para bule.

Pengusaha travel biro juga akan dapatturut menikmati keuntungan dari bisnis ini.Silahkan saja bawa rombongan ke toko ini,niscaya akan mendapatkan komisi dari setiaptransaksi yang dilakukan rombongan yangdibawa. “Kita harus sama-sama untung biarlancar, “ ujar Agus Budiyanto, sales managerTom’s Silver.

13Edisi 06, Karya Indonesia

Page 14: Edisi 06, Karya Indonesia 1

14 Karya Indonesia, Edisi 06

H idup harus kreatif. Apapun bisa menjaditambang uang. Lihatlah apa yangdilakukan oleh pasangan suami istri Siti

Nur Hadiah dan Jimmy, ini. Tergugah melihatbegitu banyak kulit kerang berserakan dipantai, muncul ide untuk memanfaatkannyamenjadi bahan baku kerajinan. “Selainterbuang percuma, juga bikin pantai kotor,”papar wanita yang biasa disapa Nur inimengungkapkan kegelisahannya waktu itu.

Ide awal itu muncul dari diri Jimmy. Priaasal Filipina yang bekerja di perusahaanpertambangan minyak di Indonesia ini agakheran melihat begitu banyak kulit kerang yangdibuang begitu saja. Sementara di negaranyakulit kerang seperti itu diburu untuk dijadikanberbagai kerajinan. “Ini baru di sini, pantailain bisa jadi lebih banyak lagi” kata Jimmy

LAMPU DAN HORDENGDARI KULIT KERANG

Limbah kulit kerang ternyatabisa dimanfaatkan. Ribuan

dollar bisa diraup dalamsetahunnya.

14 Karya Indonesia, Edisi 06

Made In Indonesia

Siti Nur Hadiah

Page 15: Edisi 06, Karya Indonesia 1

15Edisi 06, Karya Indonesia

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

Asiapada

Kav 130 Cirebon Barat

Telp : 0231-484603

pada istrinya saat mereka berwisata ke sebuahpantai di Propinsi Bengkulu, Sumatera.

Pulang ke Palembang mobil Jimmy penuhsesak dengan berkarung-karung kulit kerang.Sampai di rumah, limbah kerang itudibersihkan dengan air campur zat pembersihsehingga kotorannya mengelupas. Usai itudigunting dengan potongan bulat-bulat, laludirangkai dengan tali pancing ukuran sedang.“Begitu jadi saya kagum juga, kok bagus ya,”cerita Nur tersenyum.

Nur kemudian terpikir untukmenjadikannya sebagai usaha. Kebetulan iasebagai ibu rumah tangga punya banyak waktuluang. Untuk itu ia rekrut beberapa tenagakerja di bagian produksi dengan instrukturJimmy, saat itu tahun 1985 “Saya sendiridibagian pemasaran menjual barang darirumah ke rumah.”

Pindah ke Cirebon

Dua tahun kemudian Jimmy dipindahtugaskan ke Cirebon. Nur yang saat ituusahanya belum lancar, tak begitu keberatan,tapi tidak juga patah semangat. Bahkan iabertambah semangat saja begitu mengetahuidi Kota Udang ini banyak sekali limbah kerang.Jenis kerajinan karya Nur pun bertambahmacamnya. Kalau tadinya hanya gorden, kini

ia bikin kap lampu tidur, bahkan alat-alatdapur seperti piring, mangkok, cangkir,pembatas ruangan dan sebagainya. Dengandemikian konsumen jadi banyak pilihan.

Sekarang usaha yang dirintis Nur bersamasuaminya itu sudah berkembang pesat danmampu mempekerjakan 300 karyawan.Beberapa negara seperti Prancis, Italia,Jepang, Hongkong dan Flilipina menjadi pasarandalannya. “Sampai sekarang Jepangmemang masih pasar yang menyerap palingbesar. Mungkin kerajinan ini pas denganbudaya mereka,” kata Nur.

Dalam sebulan Nur mengekpor 4 hingga 5kontainer kerajinan karyanya. Berarti dalamsetahun paling tidak 50 kontainer berhasil iakirim. Dengan jumlah sebanyak itu, berapadolar yang masuk ke tabungan Nur dan Jimmy?Nur tak mampu menyebutkan angka persisnyakarena pembukuan Jimmy yang kendalikan.

“Ada 3 milyar,” desak KINA.

“Ya, sekitar itulah. Lebih sedikit deh…,”katanya dengan ragu.

Soal harga, Nur mengaku memproduksiyang harganya relatif terjangkau. Mulai dari 1dolar sampai 500 dolar. Kendati demikian, Nurmengaku masih kesulitan meraih pasar dalamnegeri. “Ya, pasar dalam negeri paling 20%

saja. Saya tidak mengerti karena daya beliatau karena kerajinan seperti ini tidak pasdengan selera lokal,” katanya menebak-nebak.

Nur mengaku bisa melayani pesanan sesuaikeinginan pemesan. “Asalkan ada gambar.Atau paling tidak sketlah,” katanya.

Supaya kerajinan karyanya lebih menarik,beberapa bagian diberi pewarna (sulven).Pewarna ini selain kualitasnya bagus, jugaramah lingkungan.

Kalau pada awalnya kulit kerang didapatgratisan, lama-kelamaan karena kebutuhannyadalam jumlah yang banyak, Nur harus membelidari pengumpul dan juga nelayan. Akibatnyapantai Cirebon bebas dari limbah kulit kerang.Tampaknya inilah yang mengantarkan Jimmyyang kini sudah menjadi warga negaraIndonesia meraih Kalpataru bidang PelestarianLingkungan tahun 1992.

Wah, uang dapat, lingkungan terjaga.

15Edisi 06, Karya Indonesia

Page 16: Edisi 06, Karya Indonesia 1

16 Karya Indonesia, Edisi 06

teknologi

Pensiunan PT. Caltex Pacific Indonesiaberhasil menciptakan alat penggerak pompasumur minyak bumi. Alat yang menggunakanminyak hidrolik dan diberi nama HydraulicPumping Unit ini konon satu-satunya di dunia.Sayang terbentur prosedural.

Gayanya cenderung seperti seniman.Rambut panjang acak-acakan, pakai sandal,dan penampilan yang sangat sederhana. Itulahkesan pertama kali melihat Firdaus, ayah lima

HydraulicPumping UnitPertama dan Satu-satunya di Dunia

“Sumur di Indonesia ribuan jumlahnya. Kalau semua memakaialat produksi dalam negeri, berapa ribu orang tenaga kerja bisaterserap?”

anak. Siapa nyana kalau di balik semua itu,di tangan pria kelahiran Riau 1957 ini, telahlahir sebuah teknologi yang cukup penting,terutama dibidang pengeboran minyak.“Tadinya cuma karena penasaran, kok setiapsumur kecil di bawah 4500 barel, selaluditutup. Kan sayang? Setelah saya tanya,tenyata tidak ada pompa yang berkapasitaskecil,” cerita Firdaus tentang awalpenemuannya.

16 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 17: Edisi 06, Karya Indonesia 1

17Edisi 06, Karya Indonesia

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

PT.HIJRIYAH FIRDAUS RAHMATULLAHJl. Obor III Gg.Kenari 29 , Duri, Riau.Telpon: 0765-93577

Memang, di pertambangan minyak,selama ini hanya dikenal dua jenispompa, yaitu beam pumping dan submarseble.Dua pompa ini daya hisapnya berskala besar,di atas 4500 barel. Karena itu, setiap sumuryang menghasilkan minyak di bawah kapasitaskerja pompa itu akan tutup kembali.

Kenyataan itu, kata Firdaus yang lulusansebuah STM di Pekanbaru, jurusan mesin,membuatnya terpanggil untuk berbuatsesuatu. “Cuma waktu itu saya masihterbentur dengan kesibukan sebagai karyawanCaltex,” ungkap pria yang masuk Caltex tahun1974 dengan posisi automotive shop mechanicdi bagian light vehicle and heavy equipment.

Berbagai kursus dan pelatihan yang ia ikutiseperti perawatan holden HZ, rig mechanic,modifikasi rig dan hydraulic system,perawatan mesin gas dan huft & pult,perbaikan dan perawatan mud pump (triplexpump), dasar-dasar mesin, equipment andbasic engine, pelatihan eletrical, teknologivibrasi, minitoring dan optimasi, peralatanpengangkat buatan, serta beberapa lagi,membuatnya yakin bisa menciptakan mesinuntuk mengatasi sumur minyak seperti di atas.“Cuma saat itu masih gagasan saja,” katanya.

Di tahun 1991, Firdaus mendapat tugassebagai welder. Pekerjaannya meliputijaringan pipa gas, perawatan pipa,penggantian pipa, pemasangan pipa,pemasangan pompa angguk (beam pumping)dan memperbaiki casing di sumur produksi.

Tiga tahun kemudian pria keturunanSumatera Barat ini mendapat tugas sebagaisupervisor constration. Bahkan setahunkemudian menjadi team leader, mengawasijalan lokasi minyak dan kontruksi, pembuatangas booth vessel dan sebagainya.

Dalam sebuah rapat, Firdaus kembalitersentak ketika ia mengetahui makin banyaksaja sumur-sumur kecil yang ditutup. Saat itujuga ia melontarkan pertanyaan, kalau sajaada pompa kecil, apa Caltex maumempergunakannya? Karena di dunia inimemang tidak ada pompa yang demikian,tambah Firdaus, pertanyaan itu seperti tidakdigubris oleh peserta rapat lain. “Tapi sejakitu saya membulatkan tekad, bahwa alat yangselama ini ada dalam benak saya harusdirealisasikan”.

Pensiun Muda

Tahun 1997 muncul program pensiun muda.Firdaus pun mengajukan diri dan dapatpesangon Rp. 70 juta rupiah. “Tadinya buatmodal, ternyata kurang,” ungkapnyaterbahak. Mulanya gagasan itu ia tuangkandalam kertas dengan bentuk gambar. Setelahdirasa sempurna, Firdaus presentasi denganpihak Caltex yang menjadi sasaran awalkonsumen alat ciptaannya. Setelah setuju,Firdaus mulai produksi. Ia rekrut beberapa ahlilas dan mekanik. “Karena tidak ada modal,

saya gandeng PT. Buana Ambara Manunggal.”

Selama kurang lebih sebulan, alatpenggerak pompa sumur minyak bumi dengantabung pengangkat di tengah yangmempergunakan minyak hidrolik, jadi dan siapdipasang. “Sejak itu dan sampai sekarangCaltex menjadi pelanggan tetap saya,”ujarnya bangga.

Sampai sekarang alat itu sudah mempunyaitiga generasi. Generasi pertama diberi namaBAM-2000 yang diproduksi sebanyak 41.Generasi kedua HNH yang kerjasama denganPT. Tonar Indoam Oil Service dan diproduksisebanyak 25 unit. Sedangkan yang mutakhiratau generasi ketiga adalah Hydraulic PumpingUnit HF&AF-2000 yang diproduksi olehPT.Hijriah Firdaus Rahmatullah, milik Firdaus.Selain Caltex juga memanfaatkan alat itu.Pertamina dan Condul Petrolium.

Supaya diakui dan tidak dicontek, tahun2001 Firdaus mendaftarkan penemuannya ituke Direktorat Jenderal Hak KekayaanIntelektual, Departemen Kehakiman, dengansertifikat Hak Paten bernomer ID 009758.“Kurang lebih dua tahun saya menunggu danpatennya baru keluar beberapa bulan lalu,”katanya.

Prosedural dan Peran Pemerintah

Sudah hampir seratus unit alat penggerakpompa yang diproduksi Firdaus. Dari semuaitu, tak satupun yang berhasil Firdaus jualkarena menggunakan sistem sewa denganharga US$27.000 (BAM-200), US$ 38.000 (HNH)dan US$ 44.250 untuk generasi muktahir.“Soal ini saya terbentur dengan prosedural.Pertambangan di Indonesia tidak bolehmembeli dan mengeluarkan anggaran yangbesar tanpa persetujuan beberapa pihak,termasuk pemerintah. Sementara saya untukmengurusnya tidak punya kekuatan, “ ujarnyagelisah.

Dengan sistem seperti itu, Firaus merasapenemuannya menjadi terhambat. Padahal,katanya, di seluruh dunia belum ada alatseperti yang diciptakannya. “Kalau begini,bagaimana mau merambah pasar luar kalaudi dalam negeri saja alat saya masihkesulitan?”

Ia berharap peran pemerintah dalam halini. “Sumur di Indonesia ribuan jumlahnya.Kalau semua memakai alat produksi dalamnegeri, berapa ribu orang tenaga kerja bisaterserap?” kata Firdaus.

“Kalau buat saya pribadi rasanya sudahcukuplah. Tapi kita tidak hanya berpikir buatkita, tapi juga generasi kita. Apa yang bisakita sumbangkan buat mereka? Gemes sayarasanya karena pasarnya memang sangatpotensial. Sayang tidak ada dukungan,”katanya lagi dengan semangat.

Jika pemerintah bersedia membiayai,Firdaus mengaku bersedia menjadi bagianproduksinya. “Saya akan senang sekali jika alatciptaan saya itu bisa di ekspor ke luar negeri.Saya sebagai orang Indonesia sangat banggasekali jika karya-karya orang Indonesia bisadijual ke mancanegara. Saya sangatmengharapkan sekali pemerintah maumengajak kerjasama karena, saya bisamempekerjakan karyawan lebih banyak lagidari sekarang” ujar Firdaus dengan penuhharap.

17Edisi 06, Karya Indonesia

Firdaus

Page 18: Edisi 06, Karya Indonesia 1

18 Karya Indonesia, Edisi 06

Peralatan

Produksi PT. Pancaraya Krisnamandiri

teknologi

18 Karya Indonesia, Edisi 06

Rumah Sakit

Page 19: Edisi 06, Karya Indonesia 1

19Edisi 06, Karya Indonesia

Peralatan rumah sakit yang serba canggihdan modern, ternyata ada pula yangbuatan anak bangsa. Bersaing dalam

harga, dan juga tak kalah dalam kualitas.

Mungkin kita tidak pernah membayangkan,kalau sebagian dari alat-alat canggih di rumahsakit adalah buatan bangsa sendiri? Rasa-rasanya memang tak pernah terlintas, karenamemang kita tidak merasa terganggu -bahkanbangga— dengan barang-barang dari luar(impor).

Namun mulai sekarang perasaan ituhendaknya harus dibuang jauh-jauh. Karenasebagian dari alat medis itu sudah di produksidi dalam negeri. Para “arsiteknya” pun jugabangsa sendiri.

Salah satu perusahaan yang memproduksialat medical hospital itu adalah PT. PancarayaKrisnamandiri (PK), yang beralamat dibilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Dengan merek dagang Medicindo, ratusan unitperlengkapan operasi mata, THT dankebidanan, terjual. Dan ratusan pula rumahsakit yang tersebar di pelosok negeri menjadipenggunanya. “Sebenarnya usaha ini sudahcukup lama, berdiri sejak tahun 1998,” paparH. Kahono (50), salah satu pemilik dan pendiriPK.

Menurut Kahono, usaha yang didirikan darimodal patungan dengan tiga temannya itulahir karena melihat betapa besarnyakebutuhan rumah sakit akan alat kesehatan

yang mutakhir. “Dan semuanya buatan negaralain. Ada yang dari Jerman, Jepang, Koreabahkan India,” ungkap ayah dua anak itu.“Lalu, buatan Indonesia mana?” ujarnyamelanjutkan.

Walau hanya berbekal pendidikan STMjurusan listrik, Kahono yang saat itu menjaditenaga ahli pemasangan alat-alat kesehatansebuah perusahan distributor alat kesehatandari luar negeri, merasa terpanggil untukberbuat sesuatu bagi negaranya. Atau palingtidak buat dirinya. Keinginan itu kian hari kianmengkristal. Karena itu, tak lama kemudian,tepatnya tahun 1994, ia nekad mengundurkandari pekerjaannya walau tanpa uang jasa,apalagi pesangon. Dan waktu luang itulah,siang malam digunakan Kahono untukmerangkai besi, aluminium, dan beberapabahan baku lain hingga menjadi E.N.Ttreatment unit. Begitu jadi, perlengkapan poliTHT ini ia tawarkan ke dokter ahli THTkenalannya sewaktu bekerja. “Bukan maingirangnya saya ketika dokter itu bilang maumembeli,” cerita Kahono tersenyum.

Setelah itu Kahono terus produksi danproduksi. Namun karena pemasaran bukanbidangnya, ia merasa kesulitan menjual hasilkaryanya. Ia coba mengajak temannya ditempat bekerja sebelumnya untuk kerjasama.Termasuk manajer pemasaran yang pernahmenjadi atasan Kahono, ia tawari. Gayung punbersambut dan sejak itu lahirlah PT. PK yangmenjadi distributornya.

19Edisi 06, Karya Indonesia

Kahono

Page 20: Edisi 06, Karya Indonesia 1

20 Karya Indonesia, Edisi 06

Harga dan Kualitas Bersaing

Kini sudah ratusan unit equipment medicalhospital yang “lahir” dari workshop Kahonoyang cukup besar di belakang rumahnya dibilangan Depok, Jawa Barat. Ada gynecologicalexamination dan teatment table(perlengkapan poli kebidanan), treatment unitOB/GYN dan electric suction pump (sedotlendir), multi-purpose operating table (mejaoperasi untuk poli kebidanan), ophtalmological(kursi untuk oprasi katarak) serta sterilisatoratau alat steril ruangan operasi.

Soal kualitas, Kahono mengaku alatbuatannya itu hingga sekarang belum ada yangkomplin. “Padahal banyak alat buatan luarnegeri dengan tahun pembuatan yang samabahkan lebih muda, sudah minta diservis,”katapria asal Madiun yang juga terima jasa servis,bangga.

Keuntungan lain, alat kesehatan buatanKahono ini harganya setengah dari hargabuatan luar, terutama produksi Jepang danKorea. Seperti multi-pupose operating table,harganya Rp. 30 juta. Sementara kalauproduksi Jepang, harganya berkisar antara Rp50 juta - Rp 60 juta. “Cuma masalahnya orangkita selalu percaya dengan negara luar,” kataKahono menyesalkan.

Namun ia bersyukur, kini hampir semuarumah sakit di Indonesia telah menggunakanalat-alat yang ia produksi. Dan keberadaannama PT. PK sebagai distributor dan produsenalat-alat perlengkapan poli THT, kebidanandan mata, cukup diakui. “Memang bahan bakualat-alat itu tidak seratus persen kita buat.Terutama motornya, masih bikinan luar karenadi dalam negeri belum ada produsennya”.

Kata Kahono, sebetulnya bangsa Indonesiapunya kemampuan dan bahkan bisa bersaingdengan negara lain. Akan tetapi kesempatanmemang jarang terbuka sehingga sulit didapat.“Selain itu birokrasi juga jadi penghambat.Kita mau membuat sesuatu susahnya setengahmati. Harus izin inilah, izin itulah... Tapi begitudiurus, malah dipersulit,” keluhnya.

“Seharusnya didukung sehingga sentraindustri akan terus berkembang dan siapa sajayang punya gagasan bisa menciptakansesuatu,” harapnya.

PT.PANCARAYA KRISNAMANDIRIKomplek Fatmawati Mas Blok II Kav 229

Jl. Terogong Raya, Jakarta Selatan.

Telp. 769-6181, 914-3758

7591-7123 - 24

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

teknologi

20 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 21: Edisi 06, Karya Indonesia 1

21Edisi 06, Karya Indonesia

Baik !Sinyal

lINTAS bERITA

Baik !

B ank Indonesia (BI) akhirnyamemperbolehkan perusahaanperbankan untuk kembali mengucurkan

kredit kepada perusahaan industri Tekstil danProduk Tekstil (TPT) yang memiliki kinerjakeuangan, kemampuan produksi sertamemiliki potensi pasar yang cukup baik denganmemperlonggar persyaratan Non PerformanceLoan (NPL) setelah dilakukan penilaian olehperbankan terhadap perusahaan-perusahaanindustri TPT tersebut.

Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin,Elektronika dan Aneka (ILMEA) DepartemenPerindustrian dan Perdagangan (Deperindag),Subagyo, BI telah memperbolehkan kembaliperbankan nasional memberikan kredit kepadaindustri TPT menyusul telah diperlonggarnyapersyaratan pengucuran kredit perbankan olehBI, khususnya kepada perusahaan yangbergerak di industri TPT.

“Sebetulnya surat edaran BI mengenaipengucuran kredit oleh perbankan kepadaperusahaan-perusahaan industri di dalam

BI Perbolehkan KembaliBank Beri Kredit ke Industri TPT

negeri sampai kini belum dicabut termasukketentuan tentang batas NPL pengucurankredit sebesar 10%, namun demikian ketentuantersebut tidak berlaku hanya untuk sektor TPTmelainkan berlaku secara umum bagi seluruhpelaku usaha. Dengan demikian, pertimbanganpengucuran kredit dilakukan berdasarkanpenilaian perbankan terhadap masing-masingperusahaan,” kata Subagyo kepada pers belumlama ini.

Sinyal

Menurut Subagyo, keputusan BI tersebutmerupakan bentuk respon positif BI terhadappermintaan Menperindag Rini M.S. Soewandimengenai pengucuran kredit kepada pelakuusaha. Bahkan dalam beberapa waktu terakhirini BI secara internal terus melakukanpembahasan lebih lanjut dengan bankpelaksana.

BI, kata Subagyo, kemudianmendistribusikan quesioner kepada perbankanuntuk mengetahui sejauh mana minatperbankan untuk menyalurkan kredit. Darihasil quesioner tersebut diperoleh kesimpulanbahwa dari sekian ratus perbankan yang ada,terdapat 14 bank yang menyatakankeinginannya untuk mendukung pembiayaankepada industri tekstil.

Sebaliknya, berdasarkan hasil verifikasiawal terhadap industri TPT yang dilakukanDeperindag belum lama ini, kata Subagyo, darisekitar 2.600 industri TPT terdapat sekitar 700perusahaan industri TPT yang berkeinginanmelakukan restrukturisasi. Total dana yang

dibutuhkan untuk membiayai restrukturisasimesin industri TPT tersebut diperkirakanmencapai US$ 400 juta sampai US$ 500 juta.

“Dengan sinyal positif dari BI tersebutmaka kami di Deperindag sangatmengharapkan kalangan perbankan segeramenindaklanjutinya dengan melakukanpendalaman dengan para pelaku industri TPTagar pengucuran kredit tersebut dapat segeradilaksanakan. Kalau perbankan masihmembutuhkan data pendukung mengenaiindustri TPT di dalam negeri, kami diDeperindag siap memberikan dukungan datatentang industri TPT seperti bagaimanakemampuan produksi, perkembangan eksporTPT, kemana saja ekspor dilakukan, kondisimesin dan tingkat produktivitasnya,” kataSubagyo.

Subagyo mengatakan tidak seluruhperusahaan industri TPT di dalam negeri tidaklayak mendapatkan kucuran kredit perbankan.Sebab masih banyak industri TPT di dalamnegeri yang sampai kini masih memiliki kinerjayang baik dan secara bisnis tetap bankable.“Jadi, perbankan tidak perlu ragu-ragumengucurkan kredit kepada perusahaan TPTyang memiliki kinerja baik. Kalau masih belumyakin, Deperindag siap memberikan data-datatentang industri TPT tersebut.”

Dia mencontohkan ada sejumlahperusahaan TPT yang tetap mampu melakukaninvestasi untuk memperluas kapasitasnyawalaupun dalam keadaan sulit, seperti yangdilakukan PT Benang Sari di Sadang, Subang(Jawa Barat) yang memanfaatkan kredit dariBank Mandiri untuk menambah mesin pintalbuatan Swiss guna meningkatkan memproduksibenang kapas halus.

“Saya tetap merasa yakin bahwa industriTPT Indonesia mampu bersaing di pasar bebaskarena struktur industri TPT kita cukup kuatkarena industri TPT kita cukup lengkap mulaidari industri hulu, antara sampai hilir, sepertiindustri penghasil bahan baku, industripemintalan dan industri garmen,” kataSubagyo.

Dengan dihapusnya sistem kuota eksporTPT mulai Januari 2005, kata Subagyo, makapasar TPT dunia menjadi semakin terbuka luasdan volume pasar TPT dunia diperkirakanmengalami peningkatan dari US$ 300 miliarpada tahun 2003 menjadi US$ 400 miliar padatahun 2005.

14 PerbankanNasional SiapKucurkan Kredit

21Edisi 06, Karya Indonesia

Page 22: Edisi 06, Karya Indonesia 1

22 Karya Indonesia, Edisi 06

KreditUsahaDalam kenyataannya, sektor usaha kecil

dan menengah sebenarnya sangatberperan penting dalam pemulihan

ekonomi Indonesia. Karenanya tak dapatdipungkiri bahwa dari sektor mikro inilah,banyak tenaga kerja dapat terserap.

Dari data yang kami kumpulkan, tercatatada 41,36 juta industri kecil di Indonesua atausekitar 99,9 persen dari keseluruhan unit usahadi Nusantara. Maka wajar saja, jika sektorusaha ini dapat merekrut sebanyak 76,55 jutapenduduk menjadi pekerja aktif.

Namun menjelang tahun 2005 ini, berbagaitantangan menghadang langkah maju industrinasional. Masalah yang datang antara lainketatnya persaingan global pasca-kuota,banjirnya kedatangan produk impor dan tentumesin-mesin lokal yang semakin ketinggalanzaman.

Ironisnya, meski sektor ini amatmenjanjikan, namun hingga kini pihakperbankan tampaknya masih irit dalammengucurkan dana. Hal itu bertolak belakangdengan pengucuran kredit kepada sektorkonsumsi. Semisal untuk kredit rumah ataumobil, di mana pihak bank terlihat sangatantusias dan royal.

Kendala ini juga yang dialami parapengusaha pemula. Dalam berbagaikesempatan, pemerintah kerap mencanangkangerakan usaha mandiri. Namun mereka takmenunjukkan cara, bagaimana caramemperoleh kredit yang mudah guna memulaidan mengembangkan usaha.

Untunglah kini hadir Bank Mandiri yangberorientasi pada pengucuran kredit gunamembantu pertumbuhan sektor usaha kecildan menengah. Bank pemerintah ini bahkan

telah memfokuskan diri guna menopang usahamikro dengan beberapa jenis kredit yangmudah didapat dan relatif ringan bunga.

Salah satu jenis kredit yang disediakanBank Mandiri adalah Kredit Usaha Kecil (KUK).Ini merupakan pembiayaan dari bank untukinvestasi dan modal kerja. Diberikan dalambentuk rupiah atau valuta asing, kepadapengusaha kecil dengan plafond kredit hinggaRp 500 Juta. Bagi Anda pengusaha produktifnamun kekurangan dana, ini adalahkesempatan baik untuk mengembangkanproduk Anda.

KUK sendiri terbagi dalam dua jenispermodalan. Yang pertama adalah KreditInvestasi. Ini merupakan kredit jangkamenengah atau panjang, yang diberikankepada calon debitur guna membiayai barang-barang modal, untuk rehabilitasi, modernisasi,perluasan atau pendirian proyek baru. Denganjangka waktu maksimal 10 tahun.

Jenis KUK yang kedua adalah Kredit ModalKerja. Berbeda dengan Kredit Investasi, jenispermodalan ini diberikan khusus untukmemenuhi kebutuhan modal kerja, yang harushabis dalam waktu satu siklus usaha, jangkawaktu 1 tahun.

Namun tentunya tak sembarang pengusahadapat memperoleh bantuan ini. Mereka harusmemenuhi beberapa persyaratan sebagaiberikut:

1. Memiliki bentuk usaha perorangan, tidakberbadan hukum

2. Berdiri sendiri, tidak berafiliasi denganusaha menengah/besar

3. Milik WNI

4. Kekayaan bersih maksimal Rp 200 Juta

Konsultasi

Cara Mudah Memperoleh

KreditUsaha

5. Hasil penjualan tahunan, paling banyakRp 1.000.000.000 dan share dana sendiriminimal 20%.

Bagi pengusaha yang tertarik untukmengajukan KMK, Bank Mandiri juga membagikredit ini ke dalam dua bagian. Yakni KMK-Revolving : di mana waktu maksimalnya 1tahun dan dapat diperpanjang. SementaraKMK-Aflopend : adalah kredit yang diberikanuntuk memenuhi modal kerja yang habis dalamsatu siklus usaha.

Ketentuan khusus untuk memperoleh KMKadalah, Anda mempunyai usaha yang layakuntuk dibiayai. Mempunyai izin-izin usaha,seperti SIUP, TDP. Menjadikan usaha intisebagai agunan utama dan bersediamenyerahkan agunan tambahan, jika menurutbank diperlukan. Suku bunga yang dikenakandalam jenis kredit ini adalah sebesar 19 %,(sewaktu-waktu dapat berubah) .

Manfaat yang dapat Anda peroleh dengankredit ini adalah:

1. Penarikan dapat dilakukan setiap saat.

2. Bagian yg belum ditarik, tidak dikenakanbunga.

3. Pelunasan hanya pada saat jatuh tempo.

4. Aktivitas keuangan disalurkan melaluirekening pinjaman.

CBC Bank MandiriJl. Lapangan Stasiun No. 2Jakarta Barat.Atau Bank Mandiri Hot-line(021) 5245026 - 5245168

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

22 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 23: Edisi 06, Karya Indonesia 1

23Edisi 06, Karya Indonesia

waralaba

Bakmi Margonda

SUKSES DARIKAKI LIMA

Tak pernah terbayangkan oleh Kuswandi, 39 tahun, kalau iaakan menjadi juragan bakmi seperti sekarang. Usaha yang iarintis dari kakilima dan diberimya nama Bakmi Margonda, kinisudah mempunyai 10 cabang yang tersebar di lokasi-lokasistrategis di Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Lima di antaranyafranchise. “Saya ingin sekali bisa buka di Malaysia,” ujar priayang hanya tamatan SMP ini mengemukakan obsesinya.

23Edisi 06, Karya Indonesia

Kuswandi

Page 24: Edisi 06, Karya Indonesia 1

24 Karya Indonesia, Edisi 06

Usaha bakmi mulai dirintis Kuswandi sejaktahun 1995. Saat itu ia hanya berjualan dipinggir jalan alias kaki lima di bilangan KaliMalang, Jakarta Timur. Namun setelah enambulan, usaha yang dirintis dari modal bekerjadi restoran bakmi ternama Gajah Mada itu,kurang begitu menggembirakan. Kuswandiyang saat itu masih membujang lalu

memutuskan pindah ke Depok dan membukausaha di sini. Tepatnya di jalan Margonda Raya,Depok Kota. Dari sinilah usaha Kuswandi mulaimemperlihatkan titik terang. Pengunjungmulai ramai dan mengaku cocok dengan bakmibikinan Kuswandi. “Mendengar itu, hati sayaberbunga-bunga. Bayangan hidup lebih cerahsudah di depan mata,” aku pria asal

Purwokerto, Jawa Tengah, mengingat masa-masa ia merintis usaha.

Atas usul para pelanggannya supaya diberinama biar gampang diingat, maka bakmitenda di kaki lima itu kemudian diberinyanama Bakmi Margonda. Nama ini ia ambil darinama jalan Margonda, tempat ia mangkal.“Sewaktu saya bekerja di Bakmi Gajah Mada,saya pernah mendengar cerita kalau namaGajah Mada diambil dari nama jalan GajahMada. Cara ini coba saya ikuti. Termasukwaktu membuat logo, saya ingin logonyaseperti logo Gajah Mada,” katanya terusterang.

Lambat laun usaha milik Kuswandi kianberkembang pesat. Uang kini bukan lagimasalah. Dengan demikian obsesinyamengikuti kesuksesan Bakmi Gajah Mada

waralaba

24 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 25: Edisi 06, Karya Indonesia 1

25Edisi 06, Karya Indonesia

mulai terbuka lebar. Karena itu, di tahun 1998,Kuswandi memberanikan diri menyewa kios(masih di jalan Margonda). Kios itu kemudiandirenovasi sehingga menjadi sebuah restoran,seperti layaknya restoran mie pada umumnya.Daftar menupun, ditambah sehingga jadiberagam seperti nasi goreng, ayam goreng dansebagainya.

Baranak Pinak

Sejak itu nama Bakmi Margonda kianberkibar. Satu demi satu cabang dibuka.Hingga sekarang sudah ada sepuluh cabangyang tersebar di lokasi-lakosi strategis diJakarta, Bekasi dan Tangerang dengan kuranglebih 300 karyawan tetap dan puluhankaryawan harian dan Bakmi Margonda Depoksebagai pusatnya. Dari sinilah segalakebutuhan cabang seperti mie, bumbu, dansebagainya didistribusikan.

Berapa omset sehari yang bisa diraih?Kuswandi tampak keberatan merincinya. Iahanya memberi gambaran bahwa untukkesemuanya itu ia membutuhkan bahan baku75 kilogram terigu dan sekitar 4 peti telurayam setiap harinya. “Yang paling ramaimemang sampai sekarang masih yang di depokini. Omsetnya Rp. 6 juta hingga Rp. 8 jutaperhari. Sedangkan cabang-cabang masih dibawah,” ungkap pria berpenampilansederhana ini.

Katakanlah cabang-cabang itu omsetseparuhnya, berarti dalam sehari sekitar Rp.50 juta bisa di raih. Dan dalam dalam sebulansekitar Rp. 1. 5 milyar uang yang bisa diraupKuswandi. Sebuah penghasilan yang cukupmenggiurkan bukan?.

Kunci keberhasilan ayah dua anak Divah(5) dan Aufa (3), dia sangat memperhatikankepuasan para pelanggannya. Misalnya, diatidak berani mengganti bahan untukpembuatan bumbu karena akan mempengaruhirasa. Semuanya, dari saus, mie, ayam sampaisayuran dibuat standar sehingga dalamporsinya sama banyak dan sama enaknya.Tidak itu saja, dia juga menyamakan harga disetiap cabangnya. Sehingga Pelanggan makandi cabang mana saja akan menemukan rasadan harga yang sama. “Lihat saja, yang makanbanyak sekali mahasiswa karena memangharganya terjangkau oleh mereka,” ujarKuswandi sedikit berpromosi.

Memang, harga di Bakmi Margonda relatifmurah dibanding dengan kedai bakmi lainnya.Mie ayam misalnya, harganya Rp. 7.500 perporsi. Sementara di tempat lain berkisarantara Rp. 10.000 hingga Rp. 13.000, bahkanlebih. Es teh manis hanya Rp. 1.500, samadengan harga di warung tegal yang terkenalmurah.

“Buat apa mahal-mahal kalau tamunyacuma sedikit? Bagi saya, selama masih adauntungnya dan bisa bayar gaji karyawan, sayasudah berterima kasih sekali,” paparnyasembari mengaku dalam waktu dekat akanmembuka cabang ke sebelas di Bekasi.

Yang menarik, kendati hanya tamatan SMP,Kuswandi cukup paham akan seluk belukbisnis. Ketika waralaba lagi tren, dia jugatidak mau ketinggalan. Dari sepuluh cabangyang ada, lima diantaranya franchise. Untukkerjasama semacam ini, Kuswandi mematokharga Rp 250 juta. Harga ini sudah termasuktempat. “Tapi kalau tempat sudah punya,harga itu akan berkurang,” ungkapnya.

Ke depan Kuswandi berkeinginan membukacabang di Bandung, Yogyakarta dan Semarang.Bahkan dia juga mempunyai cita-citamembuka cabang di luar negeri, seperti diMalaysia dan negara asia lainnya. Siapa yangberminat?

Bakmi Margonda

Jl. Margonda Raya No.392 Depok.Telp.021-7888-6544.

informasi >

inform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

ninform

atio

n

25Edisi 06, Karya Indonesia

Page 26: Edisi 06, Karya Indonesia 1

26 Karya Indonesia, Edisi 06

YuniSharaNasib Produk LokalSEHARUSNYA CINA JADI CERMIN

opini

Page 27: Edisi 06, Karya Indonesia 1

27Edisi 06, Karya Indonesia

miring di mana-mana. Kehadiran usahaseperti ini jelas sangat berpengaruh.Masyarakat kita yang tadinya hampir lupadengan produk luar karena produk dalamnegeri begitu banyak dan bagus-bagus, ehjadi ingat lagi, bahkan kembali. Anehnyausaha semacam ini seperti didukung olehpemerintah setempat. Terbukti begitugampangnya mendirikan FO. Bahkan dikawasan wisata Puncak pun bermunculanFO.

Saya bukannya iri, seharusnyapemerintah lebih concern terhadap usahayang mengembangkan produk dalamnegeri. Pertanyaannya, bagaimana produklokal mampu bersaing di luar kalau di dalamnegeri sendiri pemerintah tidak mendukung.Lihat Cina, produk mereka sebetulnya tidakberkualitas. Tapi karena pemerintahnyacare, di mana-mana barang buatan Cinaada. Seharusnya Cina menjadi cermin!

Penampilan penyanyi Yuni Shara seringmenjadi trend. Rambut pendek, gaunbertali, adalah dua hal yang banyak diikutimasyarakat di tahun 80-an. Bagaimanapandangannya tentang produksi dalamnegeri?

Produksi dalam negeri, tidak asing bagisaya. Karena dari dulu dan sampai sekarangsaya selalu mempergunakannya. Sepertigaun atau kostum untuk show, rata-rataproduksi dalam negeri. Seperti karyaperancang Merdi Sihombing dan beberapanama perancang lain.

Memang ada beberapa koleksi sayabuatan perancang luar, tapi tak begitubanyak. Bisa dihitung dengan jari. Kalaudibanding-bandingkan, karya anak bangsatidak kalah dengan produk impor. Mulai soalkualitas, rancangan, hingga bahan. Padahalharganya sangat jauh berbeda. Bisaseperempat, bahkan kurang, dari hargaproduk luar. Cuma masalah prestise saja.Kalau karya perancang luar, kata teman-teman, bergengsi!

Bagi saya bukan gengsi yang dibela.Tapi pas dengan postur tubuh saya, ituadalah hal yang amat penting. Kalau sudahpas, apapun bahannya dan berapa punharganya, pasti enak untuk dipakai danmenarik untuk dilihat. Tubuh sayakankecil, jadi agak kurang ideal buatperancang luar.

Selain dari perancang,beberapa kostum saya beli dibutik. Ada beberapa butik yangmenjadi langganan saya di Jakarta.Beberapa diantaranya tak jauhdari rumah saya di BilanganKemang, JakartaSelatan. Tentunyabutik-butik ini menjualproduk Indonesia.

Datang ke butik ada untungnya karenapulangnya langsung bawa baju. Berbedadengan perancang, harus menunggubeberapa hari baru jadi. Jadi kalau mauburu-buru karena ada show mendadak, yabelinya di butik. Entah kenapa, saya lebihsuka baju model terbuka di bagian atas, dibagian bahu maksudnya. Bahkan dulusempat muncul trend baju model YuniShara ha..ha..ha...

Produk lokal, kini sudah punya tempatyang bagus di mata masyarakat.Lingkungan saya, artis misalnya, sudahtidak ada lagi kata gengsi mengenakanproduk dalam negeri. Kemajuan ini jugadicapai bidang fashion lainya. Sepertisepatu, tas, ikat pinggang dan sebagainya.Makanya jangan heran kalau kemudianusaha di bidang ini tumbuh subur bak jamurdimusim hujan.

Saya sendiri pernah punya butik yangsaya beri nama Yuni Shara Colection. Usahaini cukup lama berjalan, ya sekitar tigatahunan. Kalau kemudian tutup, bukankarena tidak ada peminatnya. Tapi lebihbanyak karena manajemennya yang kurangsehat. Maksud saya, saat itu saya tidakada orang yang mampu mengurusikeuangan dengan baik.

Dari pengalaman itu saya melihathampir semua masyarakat suka akanbarang dalam negeri, khususnyabusana dan aksesorisnya. Danpeminatnya ini cukup tinggi. Apalagi

pada saat menjelang lebaran ataunatal, kita hampir-hampir

kehabisan stok.

Cuma ada kegeli-sahan saya saat itu,

dimana banyakmunculnya factoryoutlet (FO) yang

menjual barang produk-produk luar dengan harga

“Lingkungan saya, artis misalnya, sudah tidak adalagi kata gengsi mengenakan produk dalam negeri.Kemajuan ini juga dicapai bidang fashion lainnya.Seperti sepatu, tas, ikat pinggang dan sebagainya.”

Page 28: Edisi 06, Karya Indonesia 1

28 Karya Indonesia, Edisi 06

apa & siapa

Kodrat

Dr. Hj. Chandra Motik, SH, MSc.

28 Karya Indonesia, Edisi 06

Ilmu yang ditimbahnyasaat kuliah berbedadengan kebanyakanorang. Kendatidemikian ia mengakuhal itu adalahpilihannya sejak awal.Maka jadilah diapengacara HukumKelautan.

Antara

HukumSosial

Page 29: Edisi 06, Karya Indonesia 1

29Edisi 06, Karya Indonesia

Jakarta yang panas tiba-tiba saja terasasejuk begitu sapaan lembut dan merduterdengar. Senyum manis mengembang

dari sepasang bibir yang diolesi lipstik cerah,menambah suasana menjadi hangat. Ya, itulahNirmala Chandra Dewi, yang belakangandikenal dengan sebutan Chandra Motik.

Di ruang kerjanya ia banyak bicaramengenai profesinya yang memang sangatberbeda dengan kebanyakan orang. Wanitayang banyak memiliki aktifitas ini lebihmemilih Hukum Kelautan sebagaikonsentrasinya di saat kuliah.

Meskipun bidang yang ditekuninya agaksedikit berbeda, pemilik kantor Chandra MotikYusuf Djemat dan Associates ini mengakubahwa pilihannya untuk menekuni bidangtersebut sudah dipikirkannya masak-masaksejak lama. Kini, bidang itu sudah digeluti danditekuninya selama 25 tahun dan memberikanbanyak pengalaman yang sangat berartibaginya.

Seperti ketika ia sedang berhadapandengan kliennya, ia selalu berusahamenjelaskan secara rinci mengenaipermasalahan kliennya dilihat dari segi hukum.“Karena tidak semua orang mengetahuihukum. Untuk itulah saya mesti memberikangambaran mengenai permasalahannya,” katawanita berambut panjang ini. Dengan telaten,ia jelaskan mengenai peluang yang akandihadapi. Gambaran-gambaran tersebutdimaksudkan agar kliennya tidak kecewa bilakeputusan pengadilan nantinya tidak sesuaidengan harapannya.

Sebagai seorang yang banyak berhubungandengan masyarakat umum, Chandra seringmengalami berbagai kejadian yang sempatmenyedot perhatian dan pikirannya. Pernahsuatu ketika Chandra ditunjuk sebagaipembela Negara dari TP3L (Tim Pengendaliandan Pengawasan Pasir Laut) untuk menanganimasalah kapal pasir yang ditangkap TNI

Angkatan Laut pada tahun 2003. Ia sempatditeror. Namun kegigihannyalah yang membuatia tetap bertahan menangani kasus pencurianpasir di wilayah kepulauan Riau tersebut, “Bagisaya semua pekerjaan ada risikonya.Tinggalbagaimana kita menyikapinya,” kata wanitakelahiran 18 Februari 1954 itu.

Peristiwa lain, yang juga menyitaperhatiannya ketika kliennya yangberwarganegara asing memaksakankehendaknya. “Padahal ia sama sekali butahukum,” kata Chandra Motik. Kasusnya terjadidi luar negeri. Buntut dari perkara tersebutadalah penyitaan jaminan. Di beberapanegara, penyitaan tersebut dapat dilakukandengan cepat, beda halnya dengan diIndonesia. Hal inilah yang sempat membuatkliennya cerewet, minta agar perkara tersebutcepat diselesaikan. Setelah sempat membuatdirinya stres, toh akhirnya selesai juga.

Bila ditanya berapa kali ia mengalamikejadian tersebut, nampaknya Chandra sudahtidak dapat menghitungnya lagi. Walaupundemikian, diakui olehnya adalah hal yangwajar dialaminya. “Hal tersebut sudahmenjadi makanan saya.”

Wajar kiranya bila dalam menjalaniprofesinya, wanita berkulit kuning langsat inipernah mengalami kejenuhan. Kalau sudahbegitu, tiba-tiba saja ia dihampiri sakit perut.“Tidak ada obat yang mampu mengobatipenyakit itu,” kata Chandra yang seringmelakukan perjalanan dinas ke luar negeri.Namun anehnya, setelah permasalahannyaselesai, selesai pula sakit perutnya.

Sadar akan Kodrat Wanita

Dilihat dari penampilan dan wajahnya,Chandra Motik memang lebih pantas untukmenjadi seorang artis. Namun sepertinyaperjalanan hidupnya tidak menggiringnya kearah sana. Masyarakat tidak mengenal ChandraMotik karena kepiawaiannya dalam

memainkan peran, namun Chandra Motik lebihdikenal dengan kepintarannya sebagai seorangabdi hukum yang lebih mengkonsentrasikan kebidang kelautan. Tetapi bukan itu saja, selaindi bidang hukum, ia pun concern terhadapberbagai permasalahan sosial. Sepertimembantu nelayan, serta orang-orang yangmemang membutuhkannya tetapi tidakmemiliki kemampuan seperti dana, tenaga,dan keberanian.

Dalam kesibukannya itu, Chandra masihsempat aktif dalam berbagai organisasi.Berbagai jabatan pernah dan sedang iapegang. Sekretaris bidang hukum DewanMaritim Indonesia (Februari 2000), KetuaHimpunan Nelayan Seluruh Indonesia (Mei2000), Penasehat Ahli Kepala Staf TNI ALBidang Maritim & Hukum ( April 2002). Belumlagi beberapa jabatan yang sedangdipegangnya. Sebut saja Ketua UmumLembaga Hukum Laut Indonesia, anggotaKomite Maritim Internasional Brussel, Belgia,dan Anggota Alw Asia.

Tetapi kesibukan segudang itu, tidakmembuatnya melupakan kodrat sebagaiseorang ibu dari tiga anak. Di waktu-waktusenggang ia selalu menyempatkan diri untukmemasak makanan kesukaan keluarganya.Selain itu, ia juga tidak pernah melupakandaerah asal kedua orangtuanya, Palembang.Berbagai usaha ia lakukan untukmemperkenalkan daerahnya kepadamasyarakat Indonesia maupun Internasional.

Seperti yang baru-baru ini dilakukannyaadalah membuat kain songket terpanjang,sekitar 9 meter lebih yang tercatat di MURI.Pempek terpanjang, juga membuat bukumakanan khas Palembang, serta mengadakanperjalanan wisata ke daerah-daerah wisatayang ada di Palembang, dengan peserta yangberasal dari berbagai negara seperti A.S,Australia, Jepang, Inggris, dan negara lainnya.“Sepertinya darah Palembang sangat kuatdalam diri saya,” ungkap istri Yusuf Djematini.

29Edisi 06, Karya Indonesia

Page 30: Edisi 06, Karya Indonesia 1

30 Karya Indonesia, Edisi 06

tokoh

Andi Mallarangeng

“Saya mau menjadi apa sajakarena Tuhan yangberkehendak. Tapi sayamemohon jangan jadikansaya sebagai orang yangselalu bertentangan denganagama yang saya anut,”

Mau Jadi Apa Saja30 Karya Indonesia, Edisi 06

Page 31: Edisi 06, Karya Indonesia 1

31Edisi 06, Karya Indonesia

T ak dapat dipungkiri, bahwanaiknya SBY sebagai pemimpinbaru, sedikit banyak

dipengaruhi oleh faktor kewibawaandan pesona beliau, hingga membuatbanyak perempuan di negeri inibersimpati.

Namun jauh sebelum SBY dipujabanyak wanita, Andi Mallarangengsudah terlebih dulu mendapat ruangkhusus di hati ibu-ibu muda danremaja puteri. Pengamat politik yangmemiliki pembawaan flamboyan ini,mulai “digilai” wanita sejak keraptampil di televisi. Senyum ramah danpesona kumisnya yang aduhai,nampaknya menjadi faktor utamahingga membuat banyak kaum wanitakepincut.

Namun, walau putera asal Pare-pare itu kini telah banyak diidolakanorang, tak banyak yang tahu kalaudulu Andi adalah seorang pemudaintrovert. “Benar lho, waktu remaja,saya ini orangnya jarang bicara dansangat tertutup. Soalnya nggak pede,karena tubuh saya sangat kerempeng.Makanya untuk menarik perhatianlawan jenis, saya rajin menumbuhkankumis. Maksudnya biar kelihatanmacho. Dan hal itu akhirnya menjadikebiasaan hingga sekarang,” katanyadengan senyuman khasnya

Pada tahun 1981, guna mengikuti jejakalmarhum ayahnya menjadi walikota, selepasSMA Andi meninggalkan Makassar dan kuliahdi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambiljurusan sosiologi. Aktif dalam berbagaikegiatan senat dan HMI, tak lantas membuatnilai-nilai kuliah penggemar naik gunung inijeblok. Lima tahun kemudian, Andi lulusdengan IPK memuaskan, 3.45 dan iamemutuskan kembali ke Makassar.

Bedanya, kali ini Andi pulang kampungdengan memboyong Fitri Cahaya Ningsih,seorang gadis Jawa yang ia nikahi tahun 1985.Situasi politik di era Soeharto nampaknyamembuat Andi tak tertarik menjadi antekbirokrat. Ia kemudian mengurungkan cita-citanya menjadi walikota. Andi kemudianberkelana, menggeluti dunia intelektualdengan menjadi dosen Universitas Hasanudin(UNHAS) Ujung Pandang hingga tahun 1989.

Melihat otak cerdas bapak dosen yang satuini, Bank Dunia rupanya tertarik membiayaiAndi kuliah mengambil Master di NorthernIllinois University, Amerika. Di negeri Paman

Sam inilah, Fitri melahirkan kedua anak Andiyang kemudian diberi nama Gemilang danGemintang.

Dengan kemunculan dua buah hatinya yanglucu, Andi menjadi semakin terpacu untukcepat-cepat menyelesaikan pendidikan S2-nya. Dan perjuangan itu tak sia-sia..ia meraihgelar Master di bidang sosiologi dengan IPK3.92. “Itu adalah salah satu pencapaian yangmembanggakan. Semua nilai saya A, hanya adasatu yang B, makanya tidak genap 4.0,”seloroh Andi dengan senyum lebar.

Melihat potensi Andi yang besar, NorthenIllinois University nampaknya tak inginkehilangan putera Indonesia yang satu ini.Mereka kemudian menawarkan beasiswa S3,jika Andi bersedia meneruskan kuliah di sana.Bagi Andi yang haus ilmu pengetahuan, tentusaja kesempatan ini tak akan dilewatkan.

Maka ia bersekolah lagi guna mengambilgelar doktor di bidang politik. Bukan cuma itu,Andi juga direkrut oleh kampus sebagaikaryawan, ia diangkat sebagai kepala mes bagimahasiswa Asia yang berkuliah di NorthenIllinois University.

“Jadi saya benar-benarberuntung saat itu. Sudah kuliah S3-nya gratis, eh pihak kampus malahmenggaji saya sebagai kepala mes.Ya kalau di Indonesia, semacambapak pemilik kos-kosan. Jadiistilahnya, sudah kejatuhan durian,masih pula dibekali buahsemangka.”

“Makanya peluang itu benar-benar saya pergunakan sebaikmungkin. Tentunya, saya tidak inginmengecewakan pihak kampus yangtelah mendukung saya.Alhamdulliah, saya berhasil lulusmengambil gelar doktor dengan IPK4.0 atau cum-laude. Nah, kalauyang ini nilainya A semua!” tekanAndi bangga.

Setelah berhasil meraihpendidikan tertinggi, Andi pulangke Indonesia dan mengajar lagi diUNHAS. Saat itu momennyabertepatan dengan pergolakanrakyat menentang Orde Baru. Makadengan bersama-sama maha-siswanya, Andi turun ke jalan gunameneriakkan gema reformasi.

Dan setelah rezim Soehartolengser, mahasiswa menuntutpemerintah transisi mengadakan

pemilu. Namun saat itu belum banyak orangyang tahu bagaimana tata laksana pembuatanundang-undang pemilu. Maka diundanglahAndi untuk datang ke Jakarta. Ia kemudianbergabung dengan Tim 7, guna merancangaturan pemilu yang baru. Dan semenjak itu,Andi jadi sering muncul di televisi dan menjadiidola.

“Ha ha ha, kalau saya sih melihat gejalaini sebagai perubahan yang positif. Yaalhamdulillah kalau banyak wanita sukamelihat saya di televisi. Paling tidak itu artinyamereka sudah memiliki ketertarikan terhadapbidang politik,” tutur Andi.

Saat disinggung “kesibukannya” menjadi“juru bicara” SBY, Andi ,menjawab sedikitdiplomatis. “SBY kan presiden pilihan rakyatdan saya sebagai rakyat tentu harusmendukung kelancaran programnya.”

Bukannya mau jadi menteri? “Saya maumenjadi apa saja karena Tuhan yangberkehendak. Tapi saya memohon janganjadikan saya sebagai orang yang selalubertentangan dengan agama yang saya anut,”katanya menutup pembicaraan dengan KINA.

31Edisi 06, Karya Indonesia

Page 32: Edisi 06, Karya Indonesia 1

32 Karya Indonesia, Edisi 06