Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...
Transcript of Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...
Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan Universitas Gunadarma
Faisal Ardiansyah (Author) e-mail: [email protected]
Ari Nugraha (Co-Author)
e-mail: [email protected]
Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang arsitektur informasi situs Perpustakaan Universitas Gunadarma. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap situs perpustakaan Universitas Gunadarma berdasarkan empat prinsip dasar arsitektur informasi untuk situs yaitu, sistem organisasi, sistem pelabelan, sistem navigasi dan system pencarian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif eksperimental. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa situs Perpustakaan Universitas Gunadarma sudah menerapkan beberapa komponen dasar arsitektur informasi. Selain itu, situs perpustakaan Universitas Gunadarma belum beradaptasi dengan tampilan mobile. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pihak perpustakaan Unviersitas Gunadarma untuk meningkatkan dan mengembangkan arsitektur informasi serta beradaptasi dengan fitur mobile.
Information Architecture Analysis of Gunadarma University Library Website
Abstract
This resecarh discusses about the information architecture of Gunadarma University library situs. Aim of this research is for evaluate Gunadarma University library situs based on four basic principals of information architecture for a situs. The four prinicipals of information architecture for situs are organization system, labeling system, navigation system, search system. This research uses quantitative experimental method. The result of this research shows that Gunadarma University library situs has applied some of basic components of information architecture. In addition, Gunadarma University library situs hasn’t adapted with mobile interface. Based on this research, the author suggested to Gunadarma University library to improve and develop information architecture on this situs and adapted mobile feature. Key words: information architecture, library situs, navigation system, organization system, search system , labeling system, mobile website
Pendahuluan
Situs merupakan sebuah wadah infromasi digital yang dapat diakses oleh berbagai
macam perangkat pengolah informasi seperti telepon genggam, komputer, dan tablet. Situs
mampu menampilkan informasi sedemikian rupa yang dapat menambah rasa kepuasaan
pengguna yang sedang menelusur informasi. Situs terdiri atas teks, gambar, audio, dan berbagai
macam multimedia yang lain sehingga informasi yang ditampilkan jadi menarik.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Penggunaan situs sebagai sarana penyebaran informasi tidak hanya digunakan oleh perusahaan-
perusahaan atau organisasi-organisasi. Situs juga digunakan oleh pusat informasi untuk
menyebarkan informasi yang dimilikinya. Salah satu pusat informasi yang akhir-akhir ini
menggunakan situs sebagai sarana penyebaran aset informasi adalah perpustakaan. Situs
perpustakaan yang menyediakan informasi tentang koleksi yang dimiliki dikenal dengan istilah
perpusatakaan digital. Perpustakaan digital dapat menerapkan arsitektur informasi dalam
penataan informasi. Morville (2016, p. 52) menjelaskan bahwa arsitektur informasi merupakan
sebuah tempat yang dapat dirasakan seperti dunia nyata. . Oleh karena itu,seperti arstitektur
bangunan nyata, arsitektur informasi dibangun sedemikian rupa sehingga masih relevan pada
saat ini.
Di Indonesia, penggunaan situs oleh perpustakaan sudah banyak di terapkan di berbagai
perguruan tinggi. Salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang sudah menggunakan situs
adalah Universitas Gunadarma. Perpustakaan Universitas Gunadarma merupakaan jenis
perpustakaan perguruan tinggi yang menunjang Tridarma Perguruan Tinggi dengan fungsinya
sebagai sumber informasi bagi pelaksanaan proses belajar dan mengajar, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat.
Dalam memenuhi pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, perpustakaan Universitas
Gunadarma didirikan di beberapa wilayah seperti Depok dan Bekasi. Hal ini disebabkan letak
gedung kampus Universitas Gunadarma yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi
sehingga perpustakaan tidak dapat didirikan secara terpusat. Penggunaan situs pada perpustakaan
dapat memudahkan pengguna dari Universitas Gunadarma dalam mencari informasi tanpa harus
mengunjungi satu persatu perpustakaan Universitas Gunadarma. Pengguna yang berdomisili jauh
dari perpustakaan Universitas Gunadarma dapat mengakses situs perpustakaan. Penerapan
arsitektur informasi pada situs perpustakaan diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam
mencari serta menelusur informasi serta informasi yang diberikan dapat dimengerti oleh
pengguna.
Penelitian ini didasari pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Muhammad
Aulia Rasyid pada Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara tahun 2016, dapat
menyimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian pada sistem organisasi yang digunakan
Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara dengan skema organisasi di halaman Binus
Gallery. Penggunaan label contextual links dan navigation system choices pada situs
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara disampaikan secara konsisten dan dapat
mewakili isi dari informasi. Dari segi sistem navigasi penelitian tersebut berhasil menentukan
bahwa sistem navigasi situs perpustakaan tersebut disampaikan secara konsisten dan pada sistem
navigasi global informasi disajikan dengan beberapa pilihan namun tidak berlebihan sehingga
tidak membuat rumit pengguna situs web. Terakhir, penenelitian ini mengungkapkan bahwa
mesin pencari pada situs yang dikaji tidak dikonfigurasi lebih lanjut untuk mengoptimalisasi
hasil pencarian karena belum terkonfigurasi spell-checker dan stemming tools
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan komponen-komponen
dasar arsitektur informasi di dalam situs perpustakaan Universitas Gunadarma. Sedangkan tujuan
dari dilakukanya penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap situs perpustakaan
Universitas Gunadarma berdasarkan empat prinsip dasar arsitektur informasi untuk situs. Empat
prinsip tersebut adalah sistem organisasi, sistem navigasi, sistem pelabelan, sistem pencarian.
Tinjauan Teoritis Arsitektur Informasi
Menurut Morville dan Rosenfeld dalam Burford (2011, p. 19), arsitektur informasi adalah
sebuah disiplin yang fokus terhadap pembuatan desain suatu sistem informasi agar mudah dicari
dan dimengerti. Dalam buku Understanding Context, Andrew Hinton berpendapat bahwa dalam
menata informasi seseorang harus menatanya seperti dunia nyata dengan memberikan gambar
dan pemilihan kata-kata yang menarik sehingga informasi yang diberikan menarik untuk
dikonsumsi.
Komponen dalam arsitektur terdiri atas empat bagian yaitu sistem organisasi, sistem
pelabelan, sistem navigasi, dan sistem pencarian. Sistem organisasi merupakan cara
mengategorisasikan informasi. Sistem pelabelan adalah cara merepresentasikan informasi.
Kemudian sistem navigasi adalah cara browsing atau bergerak dalam melalui informasi. Sistem
pencarian adalah cara mencari informasi.
Anatomi Sistem Informasi
Ada dua cara dalam visualisasi arsitektur informasi yaitu dari top-down information
architecture dan bottom-up information architecture. Top-down information architecture
merupakan cara pengelolaan arsitektur infromasi “dari atas”. “Dari atas” dalam hal ini adalah
tampilan pada situs disusun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dari pengguna dengan
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
meletakan subjek besar pada heading situs lalu konten yang diakses pada bagian tengah situs dan
informasi tambahan pada bagian bawah situs. Berbeda dengan top-down, bottom-up information
architecture memberikan wewenang pada pengguna untuk tidak “mengacuhkan” arsitektur
informasi pada environment tersebut. Pengguna tidak akan didikte untuk menelusur secara urut
dari “atas”. Penggunaan bottom-up lebih sering dijumpai pada perangkat mobile.
Sistem Organisasi
Dalam sistem organisasi, arsitektur informasi menyusun konten-konten secara terstruktur.
Konfigurasi informasi dilakukan berdasarkan beberapa skema. Skema-skema tersebut menjadi
acuan dalam menentukan organisasi yang baik bagi situs. Selain skema, penelitian ini juga
membahas tentang struktur organisasi yang diterapkan dalam situs. Skema organisasi arsitektur
informasi terbagi menjadi dua yaitu exact organization schemes dan ambigitious organization
scehmes. Exact organizations schemes merupakan skema organisasi yang mengatur informasi
secara terstruktur dan pasti. Berbeda dengan skema organisasi exact, pada ambiguous
organizations schemes informasi dikategorikan secara ambigu.
Sistem navigasi
Sistem navigasi digunakan untuk memetakan arah, menentukan posisi, dan menemukan
jalan kembali. Sistem navigasi memberikan arti terhadap konteks dan kenyamanan ketika sedang
menelusur area baru. Menurut Morville (2016, p. 194), terdapat beberapa tipe dalam sistem
navigasi. Morville menyebutkan bahwa tipe-tipe tersebut adalah global navigation system, local
navigation system, dan contextual navigation system. Ada juga beberapa tambahan dalam sistem
navigasi yang dapat digunakan seperti sitemaps,indexes, dan guides.
Sistem Pelabelan
Pelabelan adalah bentuk dari representasi. Label digunakan untuk merepresentasikan
besarnya potongan informasi dalam lingungkan informasi. Sistem pelabelan terbagi atas dua
jenis yaitu textual label dan iconic labels. Textual labels merupakan jenis pelabelan yang paling
sering digunakan seperti contextual links, headings, navigation system choices , dan index terms.
Sistem Pencarian
Ada beberapa cara untuk memberikan kembali hasil pencarian kepada pengguna dengan
memperhatikan factor apa yang dicari, apa yang didapatkan, dan bagaimana hasil pencarian
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
diperlihatkan oleh sistem. Morville (2015) memberikan pernyataan kapan saatnya sistem
pencarian diterapkan. Pertama adalah ketika informasi yang ada dalam situs tidak dapat lagi
dicari dengan cara browsing. Kedua adalah sistem pencarian harus diterapkan karena pengguna
berharap bahwa pada setiap situs terdapat sistem pencarian. Terakhir adalah sistem pencarian
dapat memudahkan temu kembali konten-konten yang sangat dinamis. Penelitian yang dilakukan
terhadap situs Perpustakaan Universitas Gunadarma difokuskan kepada zona pencarian,
algoritma pencarian, query builders, tampilan hasil, dan tindakan atas hasil.
Responsive Website
Menurut Klein dan Gubic (2014), responsive website, merupakan langkah awal dalam
memperkenalkan organisasi tersebut pada telepon genggam. Pengembangan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk menerapkan fitur-fitur yang dapat memudahkan pengguna. Hal yang terpenting
dalam dalam mendesign sebuah mobile web adalah bagaimana pengunjung mendapatkan versi
mobile dari situs yang dikunjungi. Situs tersebut dapat memberikan pengguna mobile dengan
tampilan khusus mobile atau membuat tampilan yang berebeda sekali dengan tampilan desktop.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimental.
Menurut Pendit (2003) penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan
penulis untuk memahami suatu gejala lebih mendalam dengan cara, setiap hal yang diteliti harus
dapat diidentifikasi, dikategorisasikan dan didefinisikan secara jelas untuk kemudian dapat
diukur melalui cara-cara yang tepat. Subjek pada penelitian ini adalah situs Perpustakaan
Universitas Gunadarma. Ada pun objek penelitian ini adalah arsitektur informasi dari situs
Perpustakaan Universitas Gunadarma.
Dalam pengumpulan data penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik penelitian
observasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini pertama adalah
menganalisis halaman situs (webpage) dari situs perpustakaan Univeristas Gunadarma yang
berlamat di http://library.gunadarma.ac.id/. Observasi mengacu kepada komponen dalam
aristektur informasi yaitu anatomi arsitektur informasi, sistem organisasi, sistem navigasi, sistem
pelabelan, sistem pencarian, dan responsive web design. Langkah selanjutnya adalah menangkap
citra dari situs tersebut dengan cara screenshot. Terakhir adalah menganalisis situs tersebut
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
dengan teori yang digunakan. Observasi dilakukan dari tanggal 17 Maret 2017 sampai dengan 3
Mei 2017.
Analisis pada penelitian ini dimulai dengan menangkap citra pada situs perpustakaan
Universitas Gunadarma menggunakan software lightshot. Data yang telah ditangkap akan
dibandingkan dengan teori tentang empat komponen arsitektur informasi beserta dengan anatomi
sistem inofrmasi dan teori tentang responsive website. Selain itu, untuk data yang berhubungan
dengan tampilan pada mobile, peneliti menggunakan alat untuk menguji tingkat fleksibilitas dan
adaptasi situs terhadap penggunaan mobile yang telah disediakan oleh google. Alat penguji
mobile web tersebut dapat diakses di https://search.google.com/search-console/mobile-friendly.
Alat penguji tersebut mengukur tingkat adaptasi sebuah situs terhadap layar telepon genggam
sehingga konten yang disajikan dalam situs dapat diakses oleh pengguna. Kemudian akan
dilakukan penarikan kesimpulan sebagai tahap akhir dari penelitian.
Pembahasan
Penerapan arsitektur informasi pada perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan
penerapan arsitektur informasi pada perpustakaan lainnya. Perpustakaan Perguruan Tinggi
bertujuan untuk membantu terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu,
penerapan arsitektur informasi pada situs perpustakaan Perguruan Tinggi harus sejalan dengan
tujuan dari Perguruan Tinggi yaitu terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan tetap
memperhatikan kebutuhan pengguna dari situs tersebut.
Anatomi Arsitektur Informasi
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Morville (2015) tentang anatomi arsitektur
informasi, situs perpustakaan Universitas Gunadarma masuk kedalam jenis arsitektur informasi
top-down. Situs tersebut masuk kedalam jenis top-down karena kita sebagai pengguna yang
mengakses situs tersebut sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar hanya dengan
melihat tampilanya saja.
Berdasarkan penomoran pada gambar 1 dari angka 1 sampai dengan 10, maka dapat
terjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dalam anatomi top-down yaitu. (1) Dimanakah saya, (2)
Saya tahu yang saya lakukan di sini, tapi bagaimana saya mencari konten di situs ini?, (3)
Bagaimana cara saya menjelajah situs ini?, (4) Apa yang penting dan menarik dari organisasi
ini?, (5) Apakah yang tersedia di dalam situs ini?, (6) Apa yang terjadi di dalam situs?, (7)
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Apakah saya (dalam hal ini member perpustakaan) dapat mengakses akun saya?, (8) Dimana
alamat asli dari organisasi tersebut?, (9) Bagaimana cara terlibat dengan mereka melalui berbagai
saluran digitalnya?, dan terakhir (10) Apakah ada kontak yang dapat dihubungi?
Gambar 1 Tampilan halaman utama
Dapat dilihat pada gambar 4 bahwa anatomi arsitektur informasi dari situs tersebut adalah
top-down. Akan tetapi, untuk pertanyaan tentang apa yang terjadi di dalam situs (6), konten
informasi terkini langsung link ke situs http://studentsite.gunadarma.ac.id/ yang merupakan situs
induk dari berbagai layanan digital di Universitas Gunadarma. Selain itu, situs perpustakaan
Universitas Gunadarma juga langsung terintegrasi dengan google maps untuk menentukan
dimana alamat asli perpustakaan tersebut (8).
Terakhir, dalam pertanyaan bagaimana cara terlibat melalui berbagai saluran digital (9),
situs Universitas Gunadarma menyediakan link facebook yang terletak di halaman utama pada
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
bagian bawah halaman dengan alamat https://www.facebook.com/GunadarmaUniversityLibrary
untuk pengguna bergabung dengan grup perpustakaan Gunadarma. Selain itu, karena situs ini
adalah situs perpustakaan perguruan tinggi, mereka menyediakan link ke jurnal dan OPAC
perpustakaan yang telah berkonsorsium dengan mereka melalui icon dari organisasi yang
bersangkutan.
Sistem Organisasi
Skema Organisasi
Secara garis besar, situs perpustakaan Universitas Gunadarma menerapkan audience-
specific scheme. Skema audiens menampilkan informasi hanya untuk audiens tertentu. Audiens
pada situs tersebut lebih menargetkan kepada mahasiswa atau sivitas Universitas Gunadarma.
Oleh sebab itu, situs lebih menonjolkan pada koleksi-koleksi perpustakaan yang dimiliki seperti
penulisan ilmiah mahasiswa Universitas Gunadarma, jurnal, dan buku. Pengguna dapat mencari
informasi lebih lanjut dengan login akun yang dimiliki.
Pada halaman utama situs perpustakaan Universitas Gunadarma, skema organisasi yang
diterapkan adalah skema hybrid. Dapat dikatakan skema hybrid karena pada halaman muka
terdapat skema topik, tugas, dan audiens. Skema topik diterapkan pada navigasi global dan
navigasi tambahan.
Gambar 2 Skema topik
Selain itu, terdapat skema topik yang diterapkan pada navigasi tambahan lainnya yang memiliki
heading “link terkait” dan label ikon "UG EPAPER” dan “REFERENSI LINK UG LIBRARY”
seperti yang ditunjukan gambar 2. Pada sistem navigasi tambahan tersebut, situs memberikan
link situs lain yang terkait dengan perpustakaan Universitas Gunadarma.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Gambar 3 Skema tugas
Situs ini menerapkan skema tugas pada label modifikasi yang mempunyai fungsi untuk
merubah dan mengkonfigurasi tampilan halaman seperti yang terlihat pada gambar 3. Pertama
terletak pada konfigurasi “set submenu pada navigasi untuk muncul”. Pada konfigurasi tersebut
terdapat dua pilihan yaitu on mouse click dan on mouse over. Konfigurasi tersebut
memungkinkan pengguna memilih bagaimana cara menelusur label navigasi. Dengan
menggunakan on mouse over, pengguna hanya menunjuk navigasi dengan mouse lalu sub-
navigasi akan muncul dengan sendirinya. Sedangkan pada konfigurasi on mouse click, pengguna
diharuskan klik terlebih dahulu label navigasi global untuk memunculkan sub-navigasi.
Struktur Organisasi
Gambar 4 Struktur organisasi situs perpustakaan Universitas Gunadarma
Halamanutama
Beranda
Profilperpustakaan
Konten
Selamatdatangdi
perpustakaan
Layananperpustakaan
Petunjukperpustakaan Prosedur Koleksi
perpustakaanKolom
kontributor
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Pada gambar 4, dapat dilihat struktur kedalaman dan luas pada situs perpustakaan
Universitas Gunadarma. Gambar tersebut menjelaskan bagaimana cara pengguna untuk
mencapai konten terdalam. Pengguna harus klik tiga links untuk mencapai konten yang dicari.
Tahapan yang harus dilalui oleh pengguna adalah
Beranda à Muncul sub links, kemudian klik profil perpustakaan à konten
Berdasarkan penelitian tersebut, pengelompokan konten sudah sesuai dengan yang
dikatakan Morville bahwa sebuah kateogri hirarki pada arsitektur informasi harus dikelompokan
secara ekslusif. Dari konten terluar sampai terdalam, sudah dikateogrikan masing-masing.
Kemudian untuk kedalaman dan luas, situs hanya memberikan tiga links saja sehingga pengguna
tidak harus menggali banyak links untuk mencapai konten terdalam. Selain itu, pada situs
perpustakaan Universitas Gunadarma, ditemukan 112 links yang dengan pengelompokanya
diantaranya navigasi global, navigasi tambahan, link terkait 10 links, referensi link UG Library 4
links, penulisan ilmiah 6 links, informasi terkini, jurnal 26 links & OPAC 9 links, serta
whitespace 4 links.
Hal menarik yang diterapkan pada situs perpustakaan Universitas Gunadarma adalah
penggunaan whitespace. Menurut Plumley (2011) whitespace adalah area yang memiliki isi yang
sedikit atau tidak ada konten sama sekali. Fungsi dari whitespace adalah mengurangi adanya
crowded pada situs sehingga menyulitkan pengguna dalam menelusur situs. Whitespace pada
situs perpustakaan Universitas Gunadarma dibagi menjadi dua yang berada diantara navigasi
global dengan widget photoslider dan antara kumpulan widget yang berada ditengah dengan
kumpulan label ikon jurnal
Sistem Navigasi
Gambar 5 Navigasi Global
Sistem navigasi terdiri atas global navigation, local navigation, contextual navigation,
dan supplemental navigation. Sistem navigasi memberikan konteks dan fleksibiltas dalam
membantu pengguna dalam mengidentifikasi lokasi pengguna seperti ada dimanakah pengguna
dan kemana pengguna dapat pergi. Selain itu, sistem navigasi juga mengenal istilah breadcrumb
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
yang merupakan elemen berwarna yang memberi tahu keberadaan pengguna. Gambar 5
merupakan navigasi gloval yang diterapkan pada situs perpustakaan Universitas Gunadarma.
Ditemukan beberapa malfungsi dalam global navigation systems dalam situs
perpustakaan Universitas Gunadarma. Dalam label “pencarian”, apabila mengakses koleksi
melalui label tersebut, , label navigasi sistem tidak dapat diklik, hanya dapat klik ke label icon
universitas untuk kembali ke halaman utama. Hal tersebut terjadi setelah sistem pencarian
menampilkan hasil pencarian. Kemudian pada label “koleksi perpustakaan”, situs tidak
mengarahkan pengguna ke alamat manapun. Dengan kata lain tidak terjadi apapun pada situs.
Gambar 6 Navigasi Tambahan
Ditemukan beberapa fitur malfungsi pada sistem navigasi tambahan dalam situs situs
perpustakaan Universitas Gunadarma. Dalam beberapa label seperti “kolom kontributor”, “staff
& petugas”, dan “petunjuk penulisan”, ketika label diklik dan diakses, situs hanya mengarahkan
pengguna kembali ke halaman utama tanpa merujuk ke halaman yang dimaksud. Webiste
perpustakaan Universitas Gunadarma telah menerapkan sistem global navigasi dan sitem
supplemental navigation. Akan tetapi tidak dapat ditemukan sistem navigasi lokal, navigasi
kontekstual, dan fitur breadcrumb pada situs perpustakaaan
Gambar 7 Navigasi tambahan pada halaman pencarian
Sistem navigasi tambahan berikutnya terletak pada hasil pencarian. Gambar 13
menunjukan sistem navigasi yang berada di bawah navigasi global pada halaman hasil pencarian
jenis koleksi buku. Pada koleksi buku, sistem navigasi tambahan terdiri atas “pencarian koleksi
buku” yang merupakan sistem pencarian advance dan “bantuan” yang menunjukan pengguna
bagaimana melakukan penelusuran pada OPAC perpsutakaan Universitas Gunadarma. Masing-
masing jenis koleksi memiliki navigasi tambahan yang berbeda pada halaman hasil pencarianya.
Pada pencarian koleksi jurnal, situs hanya menampilkan sistem pencarian advance.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Sistem Pelabelan
Label terbagi atas tekstual dan ikon. Label tekstual terbagi atas contextual links,
headings, navigation system choices, dan index terms. Label tekstual dapat digunakan untuk
menandai link yang memiliki informasi penting. Sistem pelabelan headings digunakan untuk
penjelasan secara singkat konten yang dijelaskan pada situs. Semacam header pada terbitan
tercetak. Bedanya dengan contextual links adalah label headings tidak akan mengarahkan
pengguna ke halaman berikutnya dan headings akan dikuti oleh informasi.
Gambar 8 Headings pada hasil pencarian
Label headings juga dapat ditemukan pada hasil pencarian koleksi seperti pada gambar
16. Masing-masing hasil pencarian koleksi memiliki label headings yang berbeda-beda. Pada
jenis koleksi buku, label headings yang diterapkan adalah “pencarian koleksi buku” dan
“bantuan”. Pada repository, label headings yang diterapkan adalah “pencarian deposit penulisan
jurnal ilmiah”. Pada koleksi jurnal, label headings yang diterapkan adalah “pencarian jurnal”
Label yang diterapkan pada sistem navigasi sudah sesuai dan dapat mereperesentasikan
konten yang mengikutinya. Hanya saja terjadi beberapa malfungsi seperti yang sudah dijelaskan
pada subbab sistem navigasi global. Label-label yang mengikuti sistem navigasi pada situs
perpustakaan Universitas Gunadarma adalah Beranda, Layanan Perpustakaan, Petunjuk
Perpustakaan, Prosedur, Koleksi Perpustakaan, Kolom Kontributor, Pencarian, Maps, Kalendar,
UG Email, A-Z Index, Home, Login, dan Modifikasi.
Gambar 9 Index Terms
Situs perpustakaan Universitas Gunadarma sudah menggunakan label index terms sendiri dengan
mengorganisasikanya kedalam satu halaman sendiri seperti yang terlihat dalam gambar 9 yang
mengarah ke halaman http://library.gunadarma.ac.id/atoz/ . Akan tetapi ketika halaman tersebut
diakses, terjadi masalah dan malfungsi.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Label-label yang diterapkan pada situs sudah dapat mewakilkan konten yang ada
didalamnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Morville (2015) bahwa “labeling is a form of
representation”. Akan tetapi, ada beberapa label yang tidak representative yaitu pada ikon
“calendar” yang membawa pengguna ke halaman statistik. Seharusnya sesuai dengan
penamaanya, situs dapat membawa pengguna ke halaman yang berisi calendar atau menjalankan
fungsi pop up dan menampilkan calendar. Kemudian pada ikon “UG EMAIL”, situs membawa
pengguna ke halaman “studentsite universitas” yang seharusnya sesuai dengan penamaanya situs
dapat menunjukan akun email yang dapat dihubungi oleh pengguna atau situs dapat
memunculkan pop up email seperti pada gmail atau yahoo. Terakhir adalah “A-Z INDEX” yang
seharusnya membawa pengguna ke halaman index tetapi pada saat diakses per tanggal 16 April
2017 malah membawa pengguna ke halaman malfungsi.
Sistem Pencarian
Sebagai sebuah situs yang bercorak user task, situs perpustakaan Universitas Gunadarma
telah menerapkan sistem pencarian. Dengan banyaknya koleksi yang dimiliki, sistem pencarian
diterapkan untuk mempermudah pengguna dalam menjelajah koleksi. Dalam situs perpustakaan
Universitas Gunadarma, penerapan sistem pencarian sudah diterapkan dengan adanya fitur
pencarian sederhana dan advance search.
Gambar 10 Zona Pencarian Gambar 11 Zona Pencarian
Situs perpustakaan Universitas Gunadarma membagi zona pencarian menjadi tiga bagian
yaitu artikel, jurnal, dan buku. Zona pencarian tersebut terdapat pada search box situs
perpustakaan. Search box tersebut terletak di halaman muka situs yang terbagi lagi menjadi
pencarian koleksi dan pencarian penulisan ilmiah (Gambar 10) dan pada label “pencarian”
(Gambar 11).
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Kedua search box tersebut memiliki zona pencarian yang sama persis. Akan tetapi, pada
zona pencarian yang berada di halaman muka situs, terdapat dua search box yang masing-masing
akan mengarahkan pengguna ke dua jenis koleksi berbeda yaitu koleksi buku,jurnal, dan artikel
dengan koleksi penulisan ilmiah. Zona pencarian tersebut kemudian akan mengarahkan
pengguna ke hasil pencarian berdasarkan koleksinya masing masing. Search box pada masing-
masing tampilan merupakan jenis search box yang hanya dapat mencari pencarian secara simple
search.
Masalah pencarian terjadi pada jenis koleksi penulisan ilmiah. Konten tentang penulisan
ilmiah tidak disatukan dengan konten-konten lain seperti buku, jurnal, dan artikel. Konten
tersebut berada tepat di bawah search box dari ketiga konten yang telah disebutkan dan berada
pada halaman muka situs.
Selain pencarian secara simple search, situs perpustakaan Universitas Gunadarma
menerapkan sistem pencarian advance di masing-masing zona pencarian. Advance search pada
masing-masing zona pencarian berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan jenis
koleksi. Pada koleksi buku, sistem pencarian advance dikelompokan berdasar judul,
kepengarangan, penerbit, nomor ISBN, dan nomor DDC.
Sementara itu, untuk zona pencarian advance dengan jenis koleksi jurnal, situs
perpustakaan menampilkan judul,kata kunci, dan kepengarangan (Gambar 27). Pada jenis
koleksi artikel, zona pencarian advance hanya menampilkan kata kunci saja. Akan tetapi, pada
zona pencarian dalam koleksi artikel, terjadi ambiguitas karena artikel dalam situs perpustakaan
Universitas Gunadarma adalah artikel terbitan perpustakaan yang berarti berita-berita tentang
perpustakaan Universitas Gunadarma. Sementara, situs perpustakaan Universitas pada
umumnya, artikel merupakan terbitan ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas tersebut.
Dalam mencari konten terdalam langkah yang ditempuh pengguna adalah Home à
pencarian à jenis koleksi (artikel,jurnal,buku) à hasil pencarian à konten. Cara kedua yang
dapat ditempuh pengguna adalah dengan melewati navigasi “pencarian” dan langsung menuju ke
search box. Hal tersebut terjadi karena situs telah menyediakan search box pada tampilan
halaman utama sehingga pengguna tidak harus mengakses navigasi “pencarian” terlebih dahulu.
Sehingga apabila diurutkan maka cara yang dapat dilakukan pengguna adalah Home à search
box mencari jenis koleksi à hasil pencarian à konten.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Situs perpustakaan Universitas Gunadarma tidak mengggunakan fitur query builders.
Query builders menggunakan natural Languange processing tools yang merupakan alat untuk
memproses bahasa query yang terdiri atas spell checkers, phonetic tools, dan stemming tools.
Pada situs tersebut, tidak dapat ditemukan satu pun fitur query builders.
Gambar 12 Eksperimen spell checkers
Spell checkers berfungsi untuk mengoreksi query yang salah dimasukan oleh pengguna
kemudian alat tersebut akan menampilkan query yang dimaksud oleh pengguna. Fitur tersebut
seperti pada mesin pencarian google ketika pengguna salah memasukan kata, maka google akan
mengoreksinya menjadi kata yang dimaksud. Gambar 12 merupakan eksperimen peneliti untuk
mencoba fitur spell chekers. Peneliti mencoba untuk sengaja salah memasukan kata “sutruktur”
yang seharusnya adalah “struktur”. Akan tetapi, seperti pada gambar 12, situs menampilkan hasil
pencarian kosong tanpa merubah kata yang sengaja dimasukan salah.
Gambar 13 Eksperimen phonetic tools
Fitur berikutnya adalah phonetic tools. Fitur phonetic tools berfungsi untuk
merekomendasikan kata yang diketikan oleh pengguna. Pada gambar 30, peneliti menuliskan
kata “pre” yang bisa menjadi “perpustakaan”, “perubahan”, “perdagangan”, dan lain-lain. Akan
tetapi, situs tidak mensugestikan dan merekomendasikan kata apapun.
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Gambar 14 Eksperimen stemming tools
Stemming tools merupakan alat yang memunculkan hasil pencarian dengan suatu kata,
tetapi hasil pencarian yang diberikan akan memuat kata-kata yang dengan stem yang sama.
Peneliti mencoba untuk memasukan kata “penelitian” pada search box. Apabila stemming tools
diterapkan, maka sistem pencarian akan memunculkan koleksi-koleksi yang menggunakan kata
“teliti”, “neliti” dan kata-kata lain yang memiliki kata dasar “teliti”. Pada gambar 14, setelah
peneliti memasukan kata “penelitian”, sistem langsung memunculkan hasil pencarian
menggunakan kata penelitian dengan hasil koleksi yang ditampilkan ada 248 rekod tanpa
menampilkan hasil pencarian yang menggunakan kata dasar teliti.
Dalam menampilkan hasil, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu apa saja yang akan
ditampilkan dari hasil pencarian tersebut dan bagaimana melakukan list dan pengelompokan
terhadap pencarian tersebut.
Gambar 15 Hasil pencarian koleksi buku
Hasil pencarian tidak menggunakan skema yang jelas. Penggunaan skema yang mendekati dalam
hasil pencarian adalah skema kronologis. Dapat dilihat pada gambar 15 bahwa koleksi diurutkan
berdsarkan tahun terbit. Akan tetapi masih terjadi kesalahan pada beberapa hasil pencarian
koleksi dengan adanya tumpang tindih pada tahun terbit dari hasil pencarian koleksi. Pada hasil
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
pencarian koleksi buku di situs perpustakaan Universitas Gunadarma, hasil pencarian dengan
subjek “ekonomi” dengan field “semua fakultas” menampilkan 1194 rekod koleksi dengan
menampilkan 40 judul buku pada satu halaman. Hasil pencarian menampilkan judul buku secara
banyak diikuti dengan informasi penulis, nomor panggil, dan fakultas yang menyimpan koleksi
tersebut. Hasil pencarian diurutkan berdasarkan tahun terbit koleksi. Akan tetapi, ada koleksi
terbitan lama yang muncul diantara buku terbitan baru. Misalnya di antara buku terbitan 2012,
terdapat buku terbitan tahun 1995.
Pada jenis koleksi jurnal, hasil pencarian yang ditampilkan di halaman pencarian sama
dengan jenis koleksi buku. Hasil pencarian lebih sedikit daripada koleksi buku dengan subjek
“ekonomi” yang menampilkan 193 rekod. Akan tetapi, pengelompokan pada koleksi jurnal
berdasar tahun terbit lebih baik daripada koleksi buku karena tidak ada hasil pencarian yang
menunjukan tahun terbit yang berbeda.
Ketika hasil pencarian ditampilkan, koleksi jurnal berbeda dengan koleksi buku. Pada
koleksi jurnal, hasil pencarian menampilkan judul artikel, judul artikel, ISSN, bahasa, tempat
terbit, penerbit, frekuensi penerbitan, edisi, penulis, abstraksi, kata kunci, lokasi, cetak pdf, dan
format xml. Khusus untuk informasi cetak pdf, pengguna dapat download link yang mengarah
pada pdf. Namun file pdf yang di-download adalah katalog jurnal persis seperti gambar XX
hanya berbentuk pdf.
Pada hasil koleksi jenis artikel, peneliti mencoba untuk mencari artikel tentang
“ekonomi”. Akan tetapi hasil yang muncul seperti pada gambar 38. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa terjadi ambiguitas pada jenis koleksi artikel. Hasil pencarian
menampilkan dua puluh rekod per halaman. Apabila judul artikel tersebut diakses, maka akan
menuju ke halaman situs yang dituju. Contohnya apabila pengguna mengakses link profile
perpustakaan Universitas Gunadarma, maka pengguna akan dibawa ke halaman profile seperti
yang dijelaskan dalam subbab sistem pelabelan.
Morville (2015) memberikan tiga cara yang dapat dilakukan oleh sistem terhadap hasil
pencarian yang didapatkan oleh pengguna yaitu call to action, memilih subset dari hasil
pencarian, dan menyimpan hasil pencarian. situs perpustakaan Universitas Gunadarma telah
menerapkan satu dari tiga teknik yaitu menyimpan hasil pencarian. Hal tersebut dapat
memudahkan pengguna dalam menemukan kembali query yang telah mereka gunakan. Apabila
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
pengguna lupa dengan query yang mereka cari, sistem secara otomatis memunculkan kembali
query yang telah mereka gunakan.
Selain itu, tindakan atas hasil juga berfungsi untuk membantu pengguna untuk menelusur
lebih lanjut. Tindakan atas hasil akan mempersempit query yang dimasukan oleh pengguna.
Misal pengguna memasukan kata “penelitian”, sistem akan memunculkan index baru dengan
query yang lebih sempit lagi misalnya “metode penelitian”, “penelitian kuantitatif”, dan
“penelitian kualitatif”. Pada halaman pencarian situs perpustakaan Unviversitas Gunadarma,
tidak tampak index yang berguna untuk mempersempit hasil pencarian.
Analisis Desain Web Responsif
Gambar 16 Gambar 40 Tampilan situs dalam bentuk mobile
Gambar 16 merupakan situs perpustakaan Universitas Gunadarma dalam tampilan
mobile. Pada gambar dapat dilihat bahwa situs belum menerapkan pendekatan responsive web
design. Tampilan pada halama utama situs mobile sama dengan tampilan utama situs apabila
diakses melalui desktop. Skema yang digunakan juga sama persis dengan yang diterapkan dalam
tampilan desktop. Skema yang diterapkan yaitu skema topik, task, dan audiens. Begitupun
dengan penerapan widget yang sama dengan tampilan desktop. Situs tidak berubah sesuai
dengan layar dan hanya stagnan pada tampilan awal.
Sistem navigasi yang diterapkan sama dengan sistem navigasi pada desktop. Navigasi
global masih dengan label beranda, Beranda, layanan perpustakaan, petunjuk perpustakaan,
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
prosedur, koleksi perpustakaan, kolom contributor, dan pencarian. Selain itu, masih tidak dapat
ditemukan penerapan dari navigasi lokal, navigasi kontekstual, dan fitur breadcumb.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam google mobile-friendly, situs perpustakaan
Universitas Gunadarma dinyatakan belum responsive terhadap telepon genngam. Hasil dari tes
tersebut dapat dilihat pada tautan http://bit.ly/2sJ6lGJ
Google mobile-friendly menyebutkan ada empat permasalahan yang dialami oleh situs
tersebut sehingga tidak mobile friendly yaitu elemen yang dapat diklik terlalu berdekatan satu
sama lain, area pandang tidak disetel, teks terlalu kecil untuk dibaca, dan konten lebih lebar dari
layar.
Berdasarkan hasil tes tersebut, masih perlu dilakukan adaptasi dan penyempurnaan situs
dalam bentuk mobile. Elemen yang terlalu berdekatan merupakan akibat dari area pandang yang
tidak di stel. Apabila situs telah menyesuaikan dengan layar yang digunakan oleh pengguna,
sistem navigasi akan beradaptasi dengan sendirinya. Kemudian, banyaknya konten yang
dimasukan pada situs tersebut menyebabkan konten yang ada lebih lebar dari layar dan teks pada
tampilan mobile terlalu kecil untuk dibaca.
Kesimpulan
Situs perpustakan sudah memenuhi empat komponen dasar arsitektur informasi. Akan
tetapi, masih banyak fitur-fitur yang masih belum diterapkan ataupun yang mengalami masalah
dan malfungsi seperti label “a-z index” ynag mengarah ke halaman eror. Pada anatomi arsitektur
informasi, situs perpustakaan Universitas Gunadarma menerapkan pendekatan top-down. Masih
ada beberapa links pada situs yang mengarah bukan ke alamat yang sesuai dengan label yang
ditampilkan pada situs. Situs perpustakaan telah menyeimbangkan kedalaman dan luas hirarki
dengan memberikan tiga links saja sehingga pengguna tidak harus menggali banyak links untuk
mencapai konten terdalam. Webiste perpustakaan Universitas Gunadarma telah menerapkan
sistem global navigasi dan sitem supplemental navigation. Situs perpustakaan sudah
menggunakan label tekstual dan label ikon. Situs perpustakaan Universitas Gunadarma telah
menerapkan sistem pencarian. Situs perpustakaan Universitas Gunadarma membagi zona
pencarian menjadi tiga bagian yaitu artikel, jurnal, dan buku. Berdasarkan hasil tes Google
mobile-friendly, ada empat permasalahan yang dialami oleh situs tersebut.
Saran
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Akan lebih baik apabila situs dapat memenuhi komponen headings, embedded links,
embedded metadata, chunks, lists, sequential aids, dan identifiers. Penerapan skema alfabetis
pada halaman arsip untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi seputar situs.
Berdasarkan observasi penelitian pada sistem navigasi yang telah dipaparkan, seharusnya sistem
navigasi tambahan tersebut diubah menjadi sistem navigasi global karena area kunci pada situs
ini adalah OPACnya. Dalam penggunaan label ikon, penulis menyarankan agar jurnal & OPAC
dibedakan dan tidak disatukan menjadi satu. Menambahkan fitur query builders dan tindakan
atas hasil sesuai dengan kebutuhan pengguna. Melakukan adaptasi terhadap tampilan layar dari
telepon genggam yang umum digunakan oleh pengguna.
Referensi
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Klein, Deanna and Aleksandar Gubic. (2014). Responsive situs design for higher education utilizing
mobile centric features. Online Journal of Applied Knowledge Management. Volume 2, Issue 1,
2014
Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta:
Kencana.
Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian ilmu perpustakaan dan informasi: suatu pengantar diskusi
epistemologi dan metodologi. JIP-FSUI
Plumley, George. (2011). Situs Design and Development : 100 questions to ask before building a
situs. Indianapolis: Wiley Publishing
Rosenfeld, L, Morville, P, & Arango, J. (2016). Information Architecture for the World Wide Web :
Designing for the Web and Beyond. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.
Sulistyo-Basuki. Teknologi dan Keterbukaan Informasi dalam Konteks Perpustakaan Digital di
Indonesia : Dampaknya dalam Kaitannya dengan Etika Informasi. Diakses dari
https://sulistyobasuki.wordpress.com/
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Suryabrata, Sumadi. (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017
Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017