Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

22
Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan Universitas Gunadarma Faisal Ardiansyah (Author) e-mail: [email protected] Ari Nugraha (Co-Author) e-mail: [email protected] Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini membahas tentang arsitektur informasi situs Perpustakaan Universitas Gunadarma. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap situs perpustakaan Universitas Gunadarma berdasarkan empat prinsip dasar arsitektur informasi untuk situs yaitu, sistem organisasi, sistem pelabelan, sistem navigasi dan system pencarian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif eksperimental. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa situs Perpustakaan Universitas Gunadarma sudah menerapkan beberapa komponen dasar arsitektur informasi. Selain itu, situs perpustakaan Universitas Gunadarma belum beradaptasi dengan tampilan mobile. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pihak perpustakaan Unviersitas Gunadarma untuk meningkatkan dan mengembangkan arsitektur informasi serta beradaptasi dengan fitur mobile. Information Architecture Analysis of Gunadarma University Library Website Abstract This resecarh discusses about the information architecture of Gunadarma University library situs. Aim of this research is for evaluate Gunadarma University library situs based on four basic principals of information architecture for a situs. The four prinicipals of information architecture for situs are organization system, labeling system, navigation system, search system. This research uses quantitative experimental method. The result of this research shows that Gunadarma University library situs has applied some of basic components of information architecture. In addition, Gunadarma University library situs hasn’t adapted with mobile interface. Based on this research, the author suggested to Gunadarma University library to improve and develop information architecture on this situs and adapted mobile feature. Key words: information architecture, library situs, navigation system, organization system, search system , labeling system, mobile website Pendahuluan Situs merupakan sebuah wadah infromasi digital yang dapat diakses oleh berbagai macam perangkat pengolah informasi seperti telepon genggam, komputer, dan tablet. Situs mampu menampilkan informasi sedemikian rupa yang dapat menambah rasa kepuasaan pengguna yang sedang menelusur informasi. Situs terdiri atas teks, gambar, audio, dan berbagai macam multimedia yang lain sehingga informasi yang ditampilkan jadi menarik. Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Transcript of Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Page 1: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan Universitas Gunadarma

Faisal Ardiansyah (Author) e-mail: [email protected]

Ari Nugraha (Co-Author)

e-mail: [email protected]

Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang arsitektur informasi situs Perpustakaan Universitas Gunadarma. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap situs perpustakaan Universitas Gunadarma berdasarkan empat prinsip dasar arsitektur informasi untuk situs yaitu, sistem organisasi, sistem pelabelan, sistem navigasi dan system pencarian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif eksperimental. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa situs Perpustakaan Universitas Gunadarma sudah menerapkan beberapa komponen dasar arsitektur informasi. Selain itu, situs perpustakaan Universitas Gunadarma belum beradaptasi dengan tampilan mobile. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pihak perpustakaan Unviersitas Gunadarma untuk meningkatkan dan mengembangkan arsitektur informasi serta beradaptasi dengan fitur mobile.

Information Architecture Analysis of Gunadarma University Library Website

Abstract

This resecarh discusses about the information architecture of Gunadarma University library situs. Aim of this research is for evaluate Gunadarma University library situs based on four basic principals of information architecture for a situs. The four prinicipals of information architecture for situs are organization system, labeling system, navigation system, search system. This research uses quantitative experimental method. The result of this research shows that Gunadarma University library situs has applied some of basic components of information architecture. In addition, Gunadarma University library situs hasn’t adapted with mobile interface. Based on this research, the author suggested to Gunadarma University library to improve and develop information architecture on this situs and adapted mobile feature. Key words: information architecture, library situs, navigation system, organization system, search system , labeling system, mobile website

Pendahuluan

Situs merupakan sebuah wadah infromasi digital yang dapat diakses oleh berbagai

macam perangkat pengolah informasi seperti telepon genggam, komputer, dan tablet. Situs

mampu menampilkan informasi sedemikian rupa yang dapat menambah rasa kepuasaan

pengguna yang sedang menelusur informasi. Situs terdiri atas teks, gambar, audio, dan berbagai

macam multimedia yang lain sehingga informasi yang ditampilkan jadi menarik.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 2: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Penggunaan situs sebagai sarana penyebaran informasi tidak hanya digunakan oleh perusahaan-

perusahaan atau organisasi-organisasi. Situs juga digunakan oleh pusat informasi untuk

menyebarkan informasi yang dimilikinya. Salah satu pusat informasi yang akhir-akhir ini

menggunakan situs sebagai sarana penyebaran aset informasi adalah perpustakaan. Situs

perpustakaan yang menyediakan informasi tentang koleksi yang dimiliki dikenal dengan istilah

perpusatakaan digital. Perpustakaan digital dapat menerapkan arsitektur informasi dalam

penataan informasi. Morville (2016, p. 52) menjelaskan bahwa arsitektur informasi merupakan

sebuah tempat yang dapat dirasakan seperti dunia nyata. . Oleh karena itu,seperti arstitektur

bangunan nyata, arsitektur informasi dibangun sedemikian rupa sehingga masih relevan pada

saat ini.

Di Indonesia, penggunaan situs oleh perpustakaan sudah banyak di terapkan di berbagai

perguruan tinggi. Salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang sudah menggunakan situs

adalah Universitas Gunadarma. Perpustakaan Universitas Gunadarma merupakaan jenis

perpustakaan perguruan tinggi yang menunjang Tridarma Perguruan Tinggi dengan fungsinya

sebagai sumber informasi bagi pelaksanaan proses belajar dan mengajar, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat.

Dalam memenuhi pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, perpustakaan Universitas

Gunadarma didirikan di beberapa wilayah seperti Depok dan Bekasi. Hal ini disebabkan letak

gedung kampus Universitas Gunadarma yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi

sehingga perpustakaan tidak dapat didirikan secara terpusat. Penggunaan situs pada perpustakaan

dapat memudahkan pengguna dari Universitas Gunadarma dalam mencari informasi tanpa harus

mengunjungi satu persatu perpustakaan Universitas Gunadarma. Pengguna yang berdomisili jauh

dari perpustakaan Universitas Gunadarma dapat mengakses situs perpustakaan. Penerapan

arsitektur informasi pada situs perpustakaan diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam

mencari serta menelusur informasi serta informasi yang diberikan dapat dimengerti oleh

pengguna.

Penelitian ini didasari pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Muhammad

Aulia Rasyid pada Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara tahun 2016, dapat

menyimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian pada sistem organisasi yang digunakan

Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara dengan skema organisasi di halaman Binus

Gallery. Penggunaan label contextual links dan navigation system choices pada situs

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 3: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Perpustakaan Digital Universitas Bina Nusantara disampaikan secara konsisten dan dapat

mewakili isi dari informasi. Dari segi sistem navigasi penelitian tersebut berhasil menentukan

bahwa sistem navigasi situs perpustakaan tersebut disampaikan secara konsisten dan pada sistem

navigasi global informasi disajikan dengan beberapa pilihan namun tidak berlebihan sehingga

tidak membuat rumit pengguna situs web. Terakhir, penenelitian ini mengungkapkan bahwa

mesin pencari pada situs yang dikaji tidak dikonfigurasi lebih lanjut untuk mengoptimalisasi

hasil pencarian karena belum terkonfigurasi spell-checker dan stemming tools

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan komponen-komponen

dasar arsitektur informasi di dalam situs perpustakaan Universitas Gunadarma. Sedangkan tujuan

dari dilakukanya penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap situs perpustakaan

Universitas Gunadarma berdasarkan empat prinsip dasar arsitektur informasi untuk situs. Empat

prinsip tersebut adalah sistem organisasi, sistem navigasi, sistem pelabelan, sistem pencarian.

Tinjauan Teoritis Arsitektur Informasi

Menurut Morville dan Rosenfeld dalam Burford (2011, p. 19), arsitektur informasi adalah

sebuah disiplin yang fokus terhadap pembuatan desain suatu sistem informasi agar mudah dicari

dan dimengerti. Dalam buku Understanding Context, Andrew Hinton berpendapat bahwa dalam

menata informasi seseorang harus menatanya seperti dunia nyata dengan memberikan gambar

dan pemilihan kata-kata yang menarik sehingga informasi yang diberikan menarik untuk

dikonsumsi.

Komponen dalam arsitektur terdiri atas empat bagian yaitu sistem organisasi, sistem

pelabelan, sistem navigasi, dan sistem pencarian. Sistem organisasi merupakan cara

mengategorisasikan informasi. Sistem pelabelan adalah cara merepresentasikan informasi.

Kemudian sistem navigasi adalah cara browsing atau bergerak dalam melalui informasi. Sistem

pencarian adalah cara mencari informasi.

Anatomi Sistem Informasi

Ada dua cara dalam visualisasi arsitektur informasi yaitu dari top-down information

architecture dan bottom-up information architecture. Top-down information architecture

merupakan cara pengelolaan arsitektur infromasi “dari atas”. “Dari atas” dalam hal ini adalah

tampilan pada situs disusun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dari pengguna dengan

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 4: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

meletakan subjek besar pada heading situs lalu konten yang diakses pada bagian tengah situs dan

informasi tambahan pada bagian bawah situs. Berbeda dengan top-down, bottom-up information

architecture memberikan wewenang pada pengguna untuk tidak “mengacuhkan” arsitektur

informasi pada environment tersebut. Pengguna tidak akan didikte untuk menelusur secara urut

dari “atas”. Penggunaan bottom-up lebih sering dijumpai pada perangkat mobile.

Sistem Organisasi

Dalam sistem organisasi, arsitektur informasi menyusun konten-konten secara terstruktur.

Konfigurasi informasi dilakukan berdasarkan beberapa skema. Skema-skema tersebut menjadi

acuan dalam menentukan organisasi yang baik bagi situs. Selain skema, penelitian ini juga

membahas tentang struktur organisasi yang diterapkan dalam situs. Skema organisasi arsitektur

informasi terbagi menjadi dua yaitu exact organization schemes dan ambigitious organization

scehmes. Exact organizations schemes merupakan skema organisasi yang mengatur informasi

secara terstruktur dan pasti. Berbeda dengan skema organisasi exact, pada ambiguous

organizations schemes informasi dikategorikan secara ambigu.

Sistem navigasi

Sistem navigasi digunakan untuk memetakan arah, menentukan posisi, dan menemukan

jalan kembali. Sistem navigasi memberikan arti terhadap konteks dan kenyamanan ketika sedang

menelusur area baru. Menurut Morville (2016, p. 194), terdapat beberapa tipe dalam sistem

navigasi. Morville menyebutkan bahwa tipe-tipe tersebut adalah global navigation system, local

navigation system, dan contextual navigation system. Ada juga beberapa tambahan dalam sistem

navigasi yang dapat digunakan seperti sitemaps,indexes, dan guides.

Sistem Pelabelan

Pelabelan adalah bentuk dari representasi. Label digunakan untuk merepresentasikan

besarnya potongan informasi dalam lingungkan informasi. Sistem pelabelan terbagi atas dua

jenis yaitu textual label dan iconic labels. Textual labels merupakan jenis pelabelan yang paling

sering digunakan seperti contextual links, headings, navigation system choices , dan index terms.

Sistem Pencarian

Ada beberapa cara untuk memberikan kembali hasil pencarian kepada pengguna dengan

memperhatikan factor apa yang dicari, apa yang didapatkan, dan bagaimana hasil pencarian

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 5: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

diperlihatkan oleh sistem. Morville (2015) memberikan pernyataan kapan saatnya sistem

pencarian diterapkan. Pertama adalah ketika informasi yang ada dalam situs tidak dapat lagi

dicari dengan cara browsing. Kedua adalah sistem pencarian harus diterapkan karena pengguna

berharap bahwa pada setiap situs terdapat sistem pencarian. Terakhir adalah sistem pencarian

dapat memudahkan temu kembali konten-konten yang sangat dinamis. Penelitian yang dilakukan

terhadap situs Perpustakaan Universitas Gunadarma difokuskan kepada zona pencarian,

algoritma pencarian, query builders, tampilan hasil, dan tindakan atas hasil.

Responsive Website

Menurut Klein dan Gubic (2014), responsive website, merupakan langkah awal dalam

memperkenalkan organisasi tersebut pada telepon genggam. Pengembangan lebih lanjut dapat

dilakukan untuk menerapkan fitur-fitur yang dapat memudahkan pengguna. Hal yang terpenting

dalam dalam mendesign sebuah mobile web adalah bagaimana pengunjung mendapatkan versi

mobile dari situs yang dikunjungi. Situs tersebut dapat memberikan pengguna mobile dengan

tampilan khusus mobile atau membuat tampilan yang berebeda sekali dengan tampilan desktop.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimental.

Menurut Pendit (2003) penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

penulis untuk memahami suatu gejala lebih mendalam dengan cara, setiap hal yang diteliti harus

dapat diidentifikasi, dikategorisasikan dan didefinisikan secara jelas untuk kemudian dapat

diukur melalui cara-cara yang tepat. Subjek pada penelitian ini adalah situs Perpustakaan

Universitas Gunadarma. Ada pun objek penelitian ini adalah arsitektur informasi dari situs

Perpustakaan Universitas Gunadarma.

Dalam pengumpulan data penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik penelitian

observasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini pertama adalah

menganalisis halaman situs (webpage) dari situs perpustakaan Univeristas Gunadarma yang

berlamat di http://library.gunadarma.ac.id/. Observasi mengacu kepada komponen dalam

aristektur informasi yaitu anatomi arsitektur informasi, sistem organisasi, sistem navigasi, sistem

pelabelan, sistem pencarian, dan responsive web design. Langkah selanjutnya adalah menangkap

citra dari situs tersebut dengan cara screenshot. Terakhir adalah menganalisis situs tersebut

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 6: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

dengan teori yang digunakan. Observasi dilakukan dari tanggal 17 Maret 2017 sampai dengan 3

Mei 2017.

Analisis pada penelitian ini dimulai dengan menangkap citra pada situs perpustakaan

Universitas Gunadarma menggunakan software lightshot. Data yang telah ditangkap akan

dibandingkan dengan teori tentang empat komponen arsitektur informasi beserta dengan anatomi

sistem inofrmasi dan teori tentang responsive website. Selain itu, untuk data yang berhubungan

dengan tampilan pada mobile, peneliti menggunakan alat untuk menguji tingkat fleksibilitas dan

adaptasi situs terhadap penggunaan mobile yang telah disediakan oleh google. Alat penguji

mobile web tersebut dapat diakses di https://search.google.com/search-console/mobile-friendly.

Alat penguji tersebut mengukur tingkat adaptasi sebuah situs terhadap layar telepon genggam

sehingga konten yang disajikan dalam situs dapat diakses oleh pengguna. Kemudian akan

dilakukan penarikan kesimpulan sebagai tahap akhir dari penelitian.

Pembahasan

Penerapan arsitektur informasi pada perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan

penerapan arsitektur informasi pada perpustakaan lainnya. Perpustakaan Perguruan Tinggi

bertujuan untuk membantu terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu,

penerapan arsitektur informasi pada situs perpustakaan Perguruan Tinggi harus sejalan dengan

tujuan dari Perguruan Tinggi yaitu terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan tetap

memperhatikan kebutuhan pengguna dari situs tersebut.

Anatomi Arsitektur Informasi

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Morville (2015) tentang anatomi arsitektur

informasi, situs perpustakaan Universitas Gunadarma masuk kedalam jenis arsitektur informasi

top-down. Situs tersebut masuk kedalam jenis top-down karena kita sebagai pengguna yang

mengakses situs tersebut sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar hanya dengan

melihat tampilanya saja.

Berdasarkan penomoran pada gambar 1 dari angka 1 sampai dengan 10, maka dapat

terjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dalam anatomi top-down yaitu. (1) Dimanakah saya, (2)

Saya tahu yang saya lakukan di sini, tapi bagaimana saya mencari konten di situs ini?, (3)

Bagaimana cara saya menjelajah situs ini?, (4) Apa yang penting dan menarik dari organisasi

ini?, (5) Apakah yang tersedia di dalam situs ini?, (6) Apa yang terjadi di dalam situs?, (7)

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 7: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Apakah saya (dalam hal ini member perpustakaan) dapat mengakses akun saya?, (8) Dimana

alamat asli dari organisasi tersebut?, (9) Bagaimana cara terlibat dengan mereka melalui berbagai

saluran digitalnya?, dan terakhir (10) Apakah ada kontak yang dapat dihubungi?

Gambar 1 Tampilan halaman utama

Dapat dilihat pada gambar 4 bahwa anatomi arsitektur informasi dari situs tersebut adalah

top-down. Akan tetapi, untuk pertanyaan tentang apa yang terjadi di dalam situs (6), konten

informasi terkini langsung link ke situs http://studentsite.gunadarma.ac.id/ yang merupakan situs

induk dari berbagai layanan digital di Universitas Gunadarma. Selain itu, situs perpustakaan

Universitas Gunadarma juga langsung terintegrasi dengan google maps untuk menentukan

dimana alamat asli perpustakaan tersebut (8).

Terakhir, dalam pertanyaan bagaimana cara terlibat melalui berbagai saluran digital (9),

situs Universitas Gunadarma menyediakan link facebook yang terletak di halaman utama pada

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 8: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

bagian bawah halaman dengan alamat https://www.facebook.com/GunadarmaUniversityLibrary

untuk pengguna bergabung dengan grup perpustakaan Gunadarma. Selain itu, karena situs ini

adalah situs perpustakaan perguruan tinggi, mereka menyediakan link ke jurnal dan OPAC

perpustakaan yang telah berkonsorsium dengan mereka melalui icon dari organisasi yang

bersangkutan.

Sistem Organisasi

Skema Organisasi

Secara garis besar, situs perpustakaan Universitas Gunadarma menerapkan audience-

specific scheme. Skema audiens menampilkan informasi hanya untuk audiens tertentu. Audiens

pada situs tersebut lebih menargetkan kepada mahasiswa atau sivitas Universitas Gunadarma.

Oleh sebab itu, situs lebih menonjolkan pada koleksi-koleksi perpustakaan yang dimiliki seperti

penulisan ilmiah mahasiswa Universitas Gunadarma, jurnal, dan buku. Pengguna dapat mencari

informasi lebih lanjut dengan login akun yang dimiliki.

Pada halaman utama situs perpustakaan Universitas Gunadarma, skema organisasi yang

diterapkan adalah skema hybrid. Dapat dikatakan skema hybrid karena pada halaman muka

terdapat skema topik, tugas, dan audiens. Skema topik diterapkan pada navigasi global dan

navigasi tambahan.

Gambar 2 Skema topik

Selain itu, terdapat skema topik yang diterapkan pada navigasi tambahan lainnya yang memiliki

heading “link terkait” dan label ikon "UG EPAPER” dan “REFERENSI LINK UG LIBRARY”

seperti yang ditunjukan gambar 2. Pada sistem navigasi tambahan tersebut, situs memberikan

link situs lain yang terkait dengan perpustakaan Universitas Gunadarma.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 9: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Gambar 3 Skema tugas

Situs ini menerapkan skema tugas pada label modifikasi yang mempunyai fungsi untuk

merubah dan mengkonfigurasi tampilan halaman seperti yang terlihat pada gambar 3. Pertama

terletak pada konfigurasi “set submenu pada navigasi untuk muncul”. Pada konfigurasi tersebut

terdapat dua pilihan yaitu on mouse click dan on mouse over. Konfigurasi tersebut

memungkinkan pengguna memilih bagaimana cara menelusur label navigasi. Dengan

menggunakan on mouse over, pengguna hanya menunjuk navigasi dengan mouse lalu sub-

navigasi akan muncul dengan sendirinya. Sedangkan pada konfigurasi on mouse click, pengguna

diharuskan klik terlebih dahulu label navigasi global untuk memunculkan sub-navigasi.

Struktur Organisasi

Gambar 4 Struktur organisasi situs perpustakaan Universitas Gunadarma

Halamanutama

Beranda

Profilperpustakaan

Konten

Selamatdatangdi

perpustakaan

Layananperpustakaan

Petunjukperpustakaan Prosedur Koleksi

perpustakaanKolom

kontributor

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 10: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Pada gambar 4, dapat dilihat struktur kedalaman dan luas pada situs perpustakaan

Universitas Gunadarma. Gambar tersebut menjelaskan bagaimana cara pengguna untuk

mencapai konten terdalam. Pengguna harus klik tiga links untuk mencapai konten yang dicari.

Tahapan yang harus dilalui oleh pengguna adalah

Beranda à Muncul sub links, kemudian klik profil perpustakaan à konten

Berdasarkan penelitian tersebut, pengelompokan konten sudah sesuai dengan yang

dikatakan Morville bahwa sebuah kateogri hirarki pada arsitektur informasi harus dikelompokan

secara ekslusif. Dari konten terluar sampai terdalam, sudah dikateogrikan masing-masing.

Kemudian untuk kedalaman dan luas, situs hanya memberikan tiga links saja sehingga pengguna

tidak harus menggali banyak links untuk mencapai konten terdalam. Selain itu, pada situs

perpustakaan Universitas Gunadarma, ditemukan 112 links yang dengan pengelompokanya

diantaranya navigasi global, navigasi tambahan, link terkait 10 links, referensi link UG Library 4

links, penulisan ilmiah 6 links, informasi terkini, jurnal 26 links & OPAC 9 links, serta

whitespace 4 links.

Hal menarik yang diterapkan pada situs perpustakaan Universitas Gunadarma adalah

penggunaan whitespace. Menurut Plumley (2011) whitespace adalah area yang memiliki isi yang

sedikit atau tidak ada konten sama sekali. Fungsi dari whitespace adalah mengurangi adanya

crowded pada situs sehingga menyulitkan pengguna dalam menelusur situs. Whitespace pada

situs perpustakaan Universitas Gunadarma dibagi menjadi dua yang berada diantara navigasi

global dengan widget photoslider dan antara kumpulan widget yang berada ditengah dengan

kumpulan label ikon jurnal

Sistem Navigasi

Gambar 5 Navigasi Global

Sistem navigasi terdiri atas global navigation, local navigation, contextual navigation,

dan supplemental navigation. Sistem navigasi memberikan konteks dan fleksibiltas dalam

membantu pengguna dalam mengidentifikasi lokasi pengguna seperti ada dimanakah pengguna

dan kemana pengguna dapat pergi. Selain itu, sistem navigasi juga mengenal istilah breadcrumb

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 11: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

yang merupakan elemen berwarna yang memberi tahu keberadaan pengguna. Gambar 5

merupakan navigasi gloval yang diterapkan pada situs perpustakaan Universitas Gunadarma.

Ditemukan beberapa malfungsi dalam global navigation systems dalam situs

perpustakaan Universitas Gunadarma. Dalam label “pencarian”, apabila mengakses koleksi

melalui label tersebut, , label navigasi sistem tidak dapat diklik, hanya dapat klik ke label icon

universitas untuk kembali ke halaman utama. Hal tersebut terjadi setelah sistem pencarian

menampilkan hasil pencarian. Kemudian pada label “koleksi perpustakaan”, situs tidak

mengarahkan pengguna ke alamat manapun. Dengan kata lain tidak terjadi apapun pada situs.

Gambar 6 Navigasi Tambahan

Ditemukan beberapa fitur malfungsi pada sistem navigasi tambahan dalam situs situs

perpustakaan Universitas Gunadarma. Dalam beberapa label seperti “kolom kontributor”, “staff

& petugas”, dan “petunjuk penulisan”, ketika label diklik dan diakses, situs hanya mengarahkan

pengguna kembali ke halaman utama tanpa merujuk ke halaman yang dimaksud. Webiste

perpustakaan Universitas Gunadarma telah menerapkan sistem global navigasi dan sitem

supplemental navigation. Akan tetapi tidak dapat ditemukan sistem navigasi lokal, navigasi

kontekstual, dan fitur breadcrumb pada situs perpustakaaan

Gambar 7 Navigasi tambahan pada halaman pencarian

Sistem navigasi tambahan berikutnya terletak pada hasil pencarian. Gambar 13

menunjukan sistem navigasi yang berada di bawah navigasi global pada halaman hasil pencarian

jenis koleksi buku. Pada koleksi buku, sistem navigasi tambahan terdiri atas “pencarian koleksi

buku” yang merupakan sistem pencarian advance dan “bantuan” yang menunjukan pengguna

bagaimana melakukan penelusuran pada OPAC perpsutakaan Universitas Gunadarma. Masing-

masing jenis koleksi memiliki navigasi tambahan yang berbeda pada halaman hasil pencarianya.

Pada pencarian koleksi jurnal, situs hanya menampilkan sistem pencarian advance.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 12: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Sistem Pelabelan

Label terbagi atas tekstual dan ikon. Label tekstual terbagi atas contextual links,

headings, navigation system choices, dan index terms. Label tekstual dapat digunakan untuk

menandai link yang memiliki informasi penting. Sistem pelabelan headings digunakan untuk

penjelasan secara singkat konten yang dijelaskan pada situs. Semacam header pada terbitan

tercetak. Bedanya dengan contextual links adalah label headings tidak akan mengarahkan

pengguna ke halaman berikutnya dan headings akan dikuti oleh informasi.

Gambar 8 Headings pada hasil pencarian

Label headings juga dapat ditemukan pada hasil pencarian koleksi seperti pada gambar

16. Masing-masing hasil pencarian koleksi memiliki label headings yang berbeda-beda. Pada

jenis koleksi buku, label headings yang diterapkan adalah “pencarian koleksi buku” dan

“bantuan”. Pada repository, label headings yang diterapkan adalah “pencarian deposit penulisan

jurnal ilmiah”. Pada koleksi jurnal, label headings yang diterapkan adalah “pencarian jurnal”

Label yang diterapkan pada sistem navigasi sudah sesuai dan dapat mereperesentasikan

konten yang mengikutinya. Hanya saja terjadi beberapa malfungsi seperti yang sudah dijelaskan

pada subbab sistem navigasi global. Label-label yang mengikuti sistem navigasi pada situs

perpustakaan Universitas Gunadarma adalah Beranda, Layanan Perpustakaan, Petunjuk

Perpustakaan, Prosedur, Koleksi Perpustakaan, Kolom Kontributor, Pencarian, Maps, Kalendar,

UG Email, A-Z Index, Home, Login, dan Modifikasi.

Gambar 9 Index Terms

Situs perpustakaan Universitas Gunadarma sudah menggunakan label index terms sendiri dengan

mengorganisasikanya kedalam satu halaman sendiri seperti yang terlihat dalam gambar 9 yang

mengarah ke halaman http://library.gunadarma.ac.id/atoz/ . Akan tetapi ketika halaman tersebut

diakses, terjadi masalah dan malfungsi.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 13: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Label-label yang diterapkan pada situs sudah dapat mewakilkan konten yang ada

didalamnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Morville (2015) bahwa “labeling is a form of

representation”. Akan tetapi, ada beberapa label yang tidak representative yaitu pada ikon

“calendar” yang membawa pengguna ke halaman statistik. Seharusnya sesuai dengan

penamaanya, situs dapat membawa pengguna ke halaman yang berisi calendar atau menjalankan

fungsi pop up dan menampilkan calendar. Kemudian pada ikon “UG EMAIL”, situs membawa

pengguna ke halaman “studentsite universitas” yang seharusnya sesuai dengan penamaanya situs

dapat menunjukan akun email yang dapat dihubungi oleh pengguna atau situs dapat

memunculkan pop up email seperti pada gmail atau yahoo. Terakhir adalah “A-Z INDEX” yang

seharusnya membawa pengguna ke halaman index tetapi pada saat diakses per tanggal 16 April

2017 malah membawa pengguna ke halaman malfungsi.

Sistem Pencarian

Sebagai sebuah situs yang bercorak user task, situs perpustakaan Universitas Gunadarma

telah menerapkan sistem pencarian. Dengan banyaknya koleksi yang dimiliki, sistem pencarian

diterapkan untuk mempermudah pengguna dalam menjelajah koleksi. Dalam situs perpustakaan

Universitas Gunadarma, penerapan sistem pencarian sudah diterapkan dengan adanya fitur

pencarian sederhana dan advance search.

Gambar 10 Zona Pencarian Gambar 11 Zona Pencarian

Situs perpustakaan Universitas Gunadarma membagi zona pencarian menjadi tiga bagian

yaitu artikel, jurnal, dan buku. Zona pencarian tersebut terdapat pada search box situs

perpustakaan. Search box tersebut terletak di halaman muka situs yang terbagi lagi menjadi

pencarian koleksi dan pencarian penulisan ilmiah (Gambar 10) dan pada label “pencarian”

(Gambar 11).

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 14: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Kedua search box tersebut memiliki zona pencarian yang sama persis. Akan tetapi, pada

zona pencarian yang berada di halaman muka situs, terdapat dua search box yang masing-masing

akan mengarahkan pengguna ke dua jenis koleksi berbeda yaitu koleksi buku,jurnal, dan artikel

dengan koleksi penulisan ilmiah. Zona pencarian tersebut kemudian akan mengarahkan

pengguna ke hasil pencarian berdasarkan koleksinya masing masing. Search box pada masing-

masing tampilan merupakan jenis search box yang hanya dapat mencari pencarian secara simple

search.

Masalah pencarian terjadi pada jenis koleksi penulisan ilmiah. Konten tentang penulisan

ilmiah tidak disatukan dengan konten-konten lain seperti buku, jurnal, dan artikel. Konten

tersebut berada tepat di bawah search box dari ketiga konten yang telah disebutkan dan berada

pada halaman muka situs.

Selain pencarian secara simple search, situs perpustakaan Universitas Gunadarma

menerapkan sistem pencarian advance di masing-masing zona pencarian. Advance search pada

masing-masing zona pencarian berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan jenis

koleksi. Pada koleksi buku, sistem pencarian advance dikelompokan berdasar judul,

kepengarangan, penerbit, nomor ISBN, dan nomor DDC.

Sementara itu, untuk zona pencarian advance dengan jenis koleksi jurnal, situs

perpustakaan menampilkan judul,kata kunci, dan kepengarangan (Gambar 27). Pada jenis

koleksi artikel, zona pencarian advance hanya menampilkan kata kunci saja. Akan tetapi, pada

zona pencarian dalam koleksi artikel, terjadi ambiguitas karena artikel dalam situs perpustakaan

Universitas Gunadarma adalah artikel terbitan perpustakaan yang berarti berita-berita tentang

perpustakaan Universitas Gunadarma. Sementara, situs perpustakaan Universitas pada

umumnya, artikel merupakan terbitan ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas tersebut.

Dalam mencari konten terdalam langkah yang ditempuh pengguna adalah Home à

pencarian à jenis koleksi (artikel,jurnal,buku) à hasil pencarian à konten. Cara kedua yang

dapat ditempuh pengguna adalah dengan melewati navigasi “pencarian” dan langsung menuju ke

search box. Hal tersebut terjadi karena situs telah menyediakan search box pada tampilan

halaman utama sehingga pengguna tidak harus mengakses navigasi “pencarian” terlebih dahulu.

Sehingga apabila diurutkan maka cara yang dapat dilakukan pengguna adalah Home à search

box mencari jenis koleksi à hasil pencarian à konten.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 15: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Situs perpustakaan Universitas Gunadarma tidak mengggunakan fitur query builders.

Query builders menggunakan natural Languange processing tools yang merupakan alat untuk

memproses bahasa query yang terdiri atas spell checkers, phonetic tools, dan stemming tools.

Pada situs tersebut, tidak dapat ditemukan satu pun fitur query builders.

Gambar 12 Eksperimen spell checkers

Spell checkers berfungsi untuk mengoreksi query yang salah dimasukan oleh pengguna

kemudian alat tersebut akan menampilkan query yang dimaksud oleh pengguna. Fitur tersebut

seperti pada mesin pencarian google ketika pengguna salah memasukan kata, maka google akan

mengoreksinya menjadi kata yang dimaksud. Gambar 12 merupakan eksperimen peneliti untuk

mencoba fitur spell chekers. Peneliti mencoba untuk sengaja salah memasukan kata “sutruktur”

yang seharusnya adalah “struktur”. Akan tetapi, seperti pada gambar 12, situs menampilkan hasil

pencarian kosong tanpa merubah kata yang sengaja dimasukan salah.

Gambar 13 Eksperimen phonetic tools

Fitur berikutnya adalah phonetic tools. Fitur phonetic tools berfungsi untuk

merekomendasikan kata yang diketikan oleh pengguna. Pada gambar 30, peneliti menuliskan

kata “pre” yang bisa menjadi “perpustakaan”, “perubahan”, “perdagangan”, dan lain-lain. Akan

tetapi, situs tidak mensugestikan dan merekomendasikan kata apapun.

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 16: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Gambar 14 Eksperimen stemming tools

Stemming tools merupakan alat yang memunculkan hasil pencarian dengan suatu kata,

tetapi hasil pencarian yang diberikan akan memuat kata-kata yang dengan stem yang sama.

Peneliti mencoba untuk memasukan kata “penelitian” pada search box. Apabila stemming tools

diterapkan, maka sistem pencarian akan memunculkan koleksi-koleksi yang menggunakan kata

“teliti”, “neliti” dan kata-kata lain yang memiliki kata dasar “teliti”. Pada gambar 14, setelah

peneliti memasukan kata “penelitian”, sistem langsung memunculkan hasil pencarian

menggunakan kata penelitian dengan hasil koleksi yang ditampilkan ada 248 rekod tanpa

menampilkan hasil pencarian yang menggunakan kata dasar teliti.

Dalam menampilkan hasil, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu apa saja yang akan

ditampilkan dari hasil pencarian tersebut dan bagaimana melakukan list dan pengelompokan

terhadap pencarian tersebut.

Gambar 15 Hasil pencarian koleksi buku

Hasil pencarian tidak menggunakan skema yang jelas. Penggunaan skema yang mendekati dalam

hasil pencarian adalah skema kronologis. Dapat dilihat pada gambar 15 bahwa koleksi diurutkan

berdsarkan tahun terbit. Akan tetapi masih terjadi kesalahan pada beberapa hasil pencarian

koleksi dengan adanya tumpang tindih pada tahun terbit dari hasil pencarian koleksi. Pada hasil

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 17: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

pencarian koleksi buku di situs perpustakaan Universitas Gunadarma, hasil pencarian dengan

subjek “ekonomi” dengan field “semua fakultas” menampilkan 1194 rekod koleksi dengan

menampilkan 40 judul buku pada satu halaman. Hasil pencarian menampilkan judul buku secara

banyak diikuti dengan informasi penulis, nomor panggil, dan fakultas yang menyimpan koleksi

tersebut. Hasil pencarian diurutkan berdasarkan tahun terbit koleksi. Akan tetapi, ada koleksi

terbitan lama yang muncul diantara buku terbitan baru. Misalnya di antara buku terbitan 2012,

terdapat buku terbitan tahun 1995.

Pada jenis koleksi jurnal, hasil pencarian yang ditampilkan di halaman pencarian sama

dengan jenis koleksi buku. Hasil pencarian lebih sedikit daripada koleksi buku dengan subjek

“ekonomi” yang menampilkan 193 rekod. Akan tetapi, pengelompokan pada koleksi jurnal

berdasar tahun terbit lebih baik daripada koleksi buku karena tidak ada hasil pencarian yang

menunjukan tahun terbit yang berbeda.

Ketika hasil pencarian ditampilkan, koleksi jurnal berbeda dengan koleksi buku. Pada

koleksi jurnal, hasil pencarian menampilkan judul artikel, judul artikel, ISSN, bahasa, tempat

terbit, penerbit, frekuensi penerbitan, edisi, penulis, abstraksi, kata kunci, lokasi, cetak pdf, dan

format xml. Khusus untuk informasi cetak pdf, pengguna dapat download link yang mengarah

pada pdf. Namun file pdf yang di-download adalah katalog jurnal persis seperti gambar XX

hanya berbentuk pdf.

Pada hasil koleksi jenis artikel, peneliti mencoba untuk mencari artikel tentang

“ekonomi”. Akan tetapi hasil yang muncul seperti pada gambar 38. Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya bahwa terjadi ambiguitas pada jenis koleksi artikel. Hasil pencarian

menampilkan dua puluh rekod per halaman. Apabila judul artikel tersebut diakses, maka akan

menuju ke halaman situs yang dituju. Contohnya apabila pengguna mengakses link profile

perpustakaan Universitas Gunadarma, maka pengguna akan dibawa ke halaman profile seperti

yang dijelaskan dalam subbab sistem pelabelan.

Morville (2015) memberikan tiga cara yang dapat dilakukan oleh sistem terhadap hasil

pencarian yang didapatkan oleh pengguna yaitu call to action, memilih subset dari hasil

pencarian, dan menyimpan hasil pencarian. situs perpustakaan Universitas Gunadarma telah

menerapkan satu dari tiga teknik yaitu menyimpan hasil pencarian. Hal tersebut dapat

memudahkan pengguna dalam menemukan kembali query yang telah mereka gunakan. Apabila

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 18: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

pengguna lupa dengan query yang mereka cari, sistem secara otomatis memunculkan kembali

query yang telah mereka gunakan.

Selain itu, tindakan atas hasil juga berfungsi untuk membantu pengguna untuk menelusur

lebih lanjut. Tindakan atas hasil akan mempersempit query yang dimasukan oleh pengguna.

Misal pengguna memasukan kata “penelitian”, sistem akan memunculkan index baru dengan

query yang lebih sempit lagi misalnya “metode penelitian”, “penelitian kuantitatif”, dan

“penelitian kualitatif”. Pada halaman pencarian situs perpustakaan Unviversitas Gunadarma,

tidak tampak index yang berguna untuk mempersempit hasil pencarian.

Analisis Desain Web Responsif

Gambar 16 Gambar 40 Tampilan situs dalam bentuk mobile

Gambar 16 merupakan situs perpustakaan Universitas Gunadarma dalam tampilan

mobile. Pada gambar dapat dilihat bahwa situs belum menerapkan pendekatan responsive web

design. Tampilan pada halama utama situs mobile sama dengan tampilan utama situs apabila

diakses melalui desktop. Skema yang digunakan juga sama persis dengan yang diterapkan dalam

tampilan desktop. Skema yang diterapkan yaitu skema topik, task, dan audiens. Begitupun

dengan penerapan widget yang sama dengan tampilan desktop. Situs tidak berubah sesuai

dengan layar dan hanya stagnan pada tampilan awal.

Sistem navigasi yang diterapkan sama dengan sistem navigasi pada desktop. Navigasi

global masih dengan label beranda, Beranda, layanan perpustakaan, petunjuk perpustakaan,

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 19: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

prosedur, koleksi perpustakaan, kolom contributor, dan pencarian. Selain itu, masih tidak dapat

ditemukan penerapan dari navigasi lokal, navigasi kontekstual, dan fitur breadcumb.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam google mobile-friendly, situs perpustakaan

Universitas Gunadarma dinyatakan belum responsive terhadap telepon genngam. Hasil dari tes

tersebut dapat dilihat pada tautan http://bit.ly/2sJ6lGJ

Google mobile-friendly menyebutkan ada empat permasalahan yang dialami oleh situs

tersebut sehingga tidak mobile friendly yaitu elemen yang dapat diklik terlalu berdekatan satu

sama lain, area pandang tidak disetel, teks terlalu kecil untuk dibaca, dan konten lebih lebar dari

layar.

Berdasarkan hasil tes tersebut, masih perlu dilakukan adaptasi dan penyempurnaan situs

dalam bentuk mobile. Elemen yang terlalu berdekatan merupakan akibat dari area pandang yang

tidak di stel. Apabila situs telah menyesuaikan dengan layar yang digunakan oleh pengguna,

sistem navigasi akan beradaptasi dengan sendirinya. Kemudian, banyaknya konten yang

dimasukan pada situs tersebut menyebabkan konten yang ada lebih lebar dari layar dan teks pada

tampilan mobile terlalu kecil untuk dibaca.

Kesimpulan

Situs perpustakan sudah memenuhi empat komponen dasar arsitektur informasi. Akan

tetapi, masih banyak fitur-fitur yang masih belum diterapkan ataupun yang mengalami masalah

dan malfungsi seperti label “a-z index” ynag mengarah ke halaman eror. Pada anatomi arsitektur

informasi, situs perpustakaan Universitas Gunadarma menerapkan pendekatan top-down. Masih

ada beberapa links pada situs yang mengarah bukan ke alamat yang sesuai dengan label yang

ditampilkan pada situs. Situs perpustakaan telah menyeimbangkan kedalaman dan luas hirarki

dengan memberikan tiga links saja sehingga pengguna tidak harus menggali banyak links untuk

mencapai konten terdalam. Webiste perpustakaan Universitas Gunadarma telah menerapkan

sistem global navigasi dan sitem supplemental navigation. Situs perpustakaan sudah

menggunakan label tekstual dan label ikon. Situs perpustakaan Universitas Gunadarma telah

menerapkan sistem pencarian. Situs perpustakaan Universitas Gunadarma membagi zona

pencarian menjadi tiga bagian yaitu artikel, jurnal, dan buku. Berdasarkan hasil tes Google

mobile-friendly, ada empat permasalahan yang dialami oleh situs tersebut.

Saran

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 20: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Akan lebih baik apabila situs dapat memenuhi komponen headings, embedded links,

embedded metadata, chunks, lists, sequential aids, dan identifiers. Penerapan skema alfabetis

pada halaman arsip untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi seputar situs.

Berdasarkan observasi penelitian pada sistem navigasi yang telah dipaparkan, seharusnya sistem

navigasi tambahan tersebut diubah menjadi sistem navigasi global karena area kunci pada situs

ini adalah OPACnya. Dalam penggunaan label ikon, penulis menyarankan agar jurnal & OPAC

dibedakan dan tidak disatukan menjadi satu. Menambahkan fitur query builders dan tindakan

atas hasil sesuai dengan kebutuhan pengguna. Melakukan adaptasi terhadap tampilan layar dari

telepon genggam yang umum digunakan oleh pengguna.

Referensi

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Klein, Deanna and Aleksandar Gubic. (2014). Responsive situs design for higher education utilizing

mobile centric features. Online Journal of Applied Knowledge Management. Volume 2, Issue 1,

2014

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta:

Kencana.

Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian ilmu perpustakaan dan informasi: suatu pengantar diskusi

epistemologi dan metodologi. JIP-FSUI

Plumley, George. (2011). Situs Design and Development : 100 questions to ask before building a

situs. Indianapolis: Wiley Publishing

Rosenfeld, L, Morville, P, & Arango, J. (2016). Information Architecture for the World Wide Web :

Designing for the Web and Beyond. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.

Sulistyo-Basuki. Teknologi dan Keterbukaan Informasi dalam Konteks Perpustakaan Digital di

Indonesia : Dampaknya dalam Kaitannya dengan Etika Informasi. Diakses dari

https://sulistyobasuki.wordpress.com/

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suryabrata, Sumadi. (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 21: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017

Page 22: Analisis Arsitektur Informasi Situs Perpustakaan ...

Analisis aesitektur ..., Faisal Ardiansyah, FIB UI, 2017